Anda di halaman 1dari 3

NOTA PEMBELAAN / PLEDOI

Terdakwa Atas nama


DEFY TIARA
Nomor Perkara : AAH-23/LP.2/DJB/2023

Majelis Hakim Yang Mulia,


Jaksa Penuntut Umum Yang Kami Hormati, dan
Sidang Yang Kami Muliakan,

Perkenankalah Kami, RUDI KURNIAWAN ADIGUNO, S.H. adalah Advokat pada “Rudi
Kurniawan & Patners ” berkedudukan Hukum dan beralamat di Jalan Teuku Umar no.23, Muaro
Jambi, Jambi , bersama ini mengajukan PLEDOI / Pembelaan terhadap Terdakwa:

Nama lengkap : Defy Tiara


Tempat lahir : Jambi
Umur : 42 Tahun
Tanggal lahir : 13 September 1981
Jenis Kelamin : Perempuan
Kebangsaan : Indonesia
Tempat tinggal : Jl. Raden Mataher, Muaro Jambi, Jambi.
Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh Harian Lepas
Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama ( SMP )

Setelah kami mendengarkan dan mempelajari tuntutan Jaksa Penuntut Umum atas nama Terdakwa
tersebut, maka perkenankanlah kami untuk menyampaikan Pledooi atau Nota Pembelaan sebagai
berikut.
1. Bahwa sebagai Penasehat Hukum tugas utama kami adalah selain memberikan nasehat hukum
kepada terdakwa agar memahami dan mengerti tentang perkara yang sedang dijalaninya di dalam
proses persidangan sehingga dapat menerima putusan apapun yang dijatuhkan terhadap dirinya
dengan penuh kesadaran dan menjalaninya sebagai suatu proses untuk memperbaiki dirinya
sehingga apabila kembali kepada masyarakat dapat menjadi baik dan menjadi panutan di dalam
masyarakat juga harus membantu Yang Mulia Majelis Hakim agar mendapatkan suatu keyakinan
tentang putusan yang baik dan adil seadil-adilnya bagi terdakwa, korban dan masyarakat.

2. Dalam teori hukum ada ungkapan dari pakar ahli hukum PROF. DR. SATJIPTO RAHARDJO,
SH.
dalam bukunya “Sisi-Sisi Lain Dari Hukum di Indonesia” (hal. 5), menyatakan :
“BAHWA APAPUN YANG DILAKUKAN DALAM HUKUM TAK BOLEH SEKALI-KALI
MENGABAIKAN ASPEK MANUSIA SEBAGAI BAGIAN YANG SENTRAL DALAM
HUKUM ITU, KARENA HUKUM ITU DIBUAT UNTUK MANUSIA BUKAN SEBALIKNYA”.

Bahwa berdasarkan pada pendapat tersebut di atas maka sebelum menentukan bentuk pidana dan
lamanya pidana yang pantas untuk dijalani oleh Terdakwa, perlu dikaji aspek sosiologi atau

NOTA PEMBELAAN [1]


kemanusiaan apa yang menyebabkan Terdakwa melakukan perbuatan Pidana sebagaimana
dakwaan dalam perkara ini.

3. Bagi hukum progresif, proses perubahan tidak lagi berpusat pada peraturan, tetapi pada kreativitas
pelaku hukum mengaktualisasikan hukum dalam ruang dan waktu yang tepat. Para pelaku hukum
progresif dapat melakukan perubahan dengan melakukan pemaknaan yang kreatif terhadap
peraturan yang ada, tanpa harus menunggu perubahan peraturan (changing the law). Peraturan buruk
tidak harus menjadi penghalang bagi para pelaku hukum progresif untuk menghadikarkan keadilan
untuk rakyat dan pencari keadilan, karena mereka dapat melakukan interprestasi secara baru setiap
kali terhadap suatu peraturan. Untuk itu agar hukum dirasakan manfaatnya, maka dibutuhkan jasa
pelaku hukum yang kreatif menterjemahkan hukum itu dalam kepentingan- kepentingan sosial yang
memang harus dilayaninya.

4. Bahwa Berdasarkan teori ini keadilan tidak bisa secara langsung ditemukan lewat proses logis
formal. Keadilan justru diperoleh lewat institusi, karenanya, argument-argumen logis formal
“dicari” sesudah keadilan ditemukan untuk membingkai secara yuridis-formal keputusan yang
diyakini adil tersebut. Oleh karena itu konsep hukum progresif, hukum tidak mengabdi bagi dirinya
sendiri, melainkan untuk tujuan yang berada di luar dirinya.

5. Bahwa mengacu kepada teori-teori di atas kami meminta kepada yang mulia majelis hakim untuk
memutus dalam perkara ini tidak melihat pakai patokan tuntutan saudara jaksa penuntut umum akan
tetapi dengan melihat teori keadilan dan tujuan hukum itu sendiri sehingga tercapainya suatu
keadilan bagi Terdakwa.

6. Bahwa terhadap tuntutan jaksa Penuntut umum, kami sependapat dengan uraian dalam surat
tuntutan tersebut yang menyatakan telah terbukti secara sah dan menyakinkan menurut hukum
perbuatan terdakwa beserta unsur-unsurnya telah melanggar Pasal 362 KUHP tentang Pencurian
sebagaimana dakwaan.

HAL-HAL YANG MERINGANKAN


Sebelum Majelis hakim memutus perkara ini dan sebelum menentukan lamanya pidana yang
pantas untuk dijalani oleh Terdakwa, perlu kiranya dipertimbangkan pula hal-hal yang meringankan
yang ada pada diri Terdakwa yaitu antara lain :
- Bahwa Terdakwa mengakui perbuatannya dan bersikap sopan selama dalam persidangan
sehingga memperlancar proses di persidangan;.
- Bahwa Terdakwa melakukan perbuatannya tersebut dikarenakan ekonomi terdakwa yang terpaksa
melakukan perbuatan terserbut.
- Bahwa Terdakwa menyesali perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulangi lagi;
- Bahwa terdakwa belum pernah dihukum/ belum pernah melakukan tindak pidana

NOTA PEMBELAAN [2]


PENUTUP
Majelis Hakim Yang Kami Muliakan
Saudara Jaksa Penuntut Umum Yang Kami Hormati
Untuk mengingatkan persidangan yang mulia ini, marilah kita senantiasa kita ingat bahwa manusia
tempatnya salah dan dosa dan kesempurnaan hanya milik Sang Pencipta alam semesta Allah SWT.
Semoga dalam menjatuhkan hukuman kita dapat bertindak sebaik mungkin dan menjatuhi hukuman
sesuai dengan tingkat kesalahan terdakwa.
Majelis Hakim Yang Kami Muliakan
Sdr. Jaksa Penuntut Umum Yang Kami Hormati
Bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas, maka kami mohon kepada Majelis Hakim Yang Mulia
yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan memutuskan agar Terdakwa diberikan putusan
pidana yang seringan-ringannya dan seadil-adilnya (ex aquio et bono)
Demi kianlah nota pembelaan ini kami sampaikan dan bacakan dalam persidangan ini, semoga
Allah SWTmemeberi petunjuk dan kekuatan kepada kita semua, sehingga kebenaran dan keadilan ini bisa
dicapai, dan dapat bermanfaat bagi kita semua dalam proses penegakan hukum ini. Terima kasih.

Jakarta, 5 Juni 2022


Hormat kami,
Penasihat Hukum
Terdakwa

Rudi Kurniawan Adiguno, S.H.

NOTA PEMBELAAN [3]

Anda mungkin juga menyukai