Anda di halaman 1dari 50

Fisika Kuantum

nurhidayah1401@gmail.com
Operator
Suat instruksi matematis yang dikenakan pada fungsi
gelombang akan menghasilkan fungsi lainnya.

Oˆ  operator
Xˆ  operator posisi
Pˆ  operator momentum
Hˆ  Operator Hamiltonan(operator energi )
Contoh

Fungsi Semula
ˆ d
O
dt
ˆ 
O (r , t )  A(be  bt )  b. Ae  bt

 (r , t )  Ae  bt
ˆ  
O (r , t )  b (r , t )

Fungsi Nilai eigen


eigen
Pˆ2  r
2 2
Hˆ   V (r )    V (r )
2m 2m

 
2
i 
 r  V (r )
2m
2 
  V (r )
2m r
Komutator
Di dalam mekanika kuantum, variabel-vanabel dinamis pada
umumnya tidak komut. Misalkan A dan B adalah dua variabel
dinamis, umumnya berlaku

AB  BA
Selanjutnya, didefinisikan hubungan komutasi atau
komutator antara A dan B ,

 Aˆ , Bˆ   AB
ˆ ˆ  BA
ˆˆ 0
 
 Bˆ , Aˆ   AB
ˆ ˆ  BA
ˆˆ
 
Contoh Operator Contoh Operator yang tak
Komutasi (bersifat rukun) rukun

 Lˆ2 , Lˆ   0
   xˆi , Pˆj   i ij
x
 

 Lˆ2 , Lˆ   0
0, jika i  j
 ij  {
 y
 1, jika i  j


 Lˆ2 , Lˆ   0
 z

Mekanika Gelombang
Notasi Dirac:

 
N   (r , t )  (r , t )  1
f g   f * g dV

Jika : BraxKet=1 , maka ternormalkan

Misal: Ingat!!

   Aˆ
*
ˆ   ˆ
A †
H  (r , t )  E  (r , t )
 Aˆ   Aˆ
*
Suatu operator dikatakan Hermitian †
jika:
Aˆ  Aˆ

 AB
ˆ ˆ  B

ˆ † ˆ†
A
ˆˆ
 BA
 
Jika :
 n *(r , t ).m (r , t )dr  0
 Artinya : bersifat orthogonal

 
Jika :
 n *(r , t ).m (r , t )dr  1
 Artinya : bersifat orthonormal
Asas-asas Dalam Mekanika Kuantum
1. Fungsi gelombang 

2. Observabel 

3. Persamaan Swanilai ˆ ψ  ψ
  m

ˆ ψ
ψ
4. Nilai Harap  
ψψ

5. Persamaan Gerak Kuantum : Persamaan Schrodinger


1  
Setiap sistem mikro terdapat suatu fungsi gelombang atau
fungsi keadaan yang memuat informasi lengkap mengenai
sistem tersebut.
N  ψ ψ  ψ 1  Syarat normalisasi dari

Dalam bentuk mekanika gelombang


N   ψ * ψ dr  1
ψ  ψ
ψ*  ψ
observabel  dinyatakan atau diwakili oleh suatu
2  
Setiap
operator yang linear dan hermitian adalah yang memenuhi:

ˆ† ψ  ψ 
N ψ ˆ ψ *

Sifat hermitian dari suatu operator Hˆ , 


ˆ sama dengan Hˆ † , 
ˆ†
3  
Pengukuran observabel yang beroperatorkan terhadap
suatu sitem dengan fungsi gelombang akan menghasilkan
nilai pasti.

ˆ ψ  ψ
  

w Adalah pasti atau swanilai.


Agar  real diperlukan  yang bersifat Hermitian, syarat real:
 *
Eigen nilai/ swanilai  real :
ˆ ψ   ψ ........................(1)
  

ˆ ψ   ψ ψ .........(2)
ψ    

ˆ ψ *   * ψ ψ .....(3)
ψ    

ˆ† ψ  ψ 
() ψ  ˆ ψ *
  

ˆ† 
 ˆ
 ψ ψ   * ψ ψ
    * ψ ψ  0
ψ ψ  0
  *  0
 *
Swanilai yang harus bersifat real.

Dari eigen nilai yang real dapatlah disusun swavektor yang


lengkap dan orthogonal
ψ m ψn  0  ψm  ψn

Setiap eigen vektor mempunyai nilai yang berbeda disebut


dengan eigen vektor tak merosot atau tak terdegenarasi.
4  
Nilai harap dari suatu pengukuran observabel p,r,x,H, dsb
yang bersepadanan dengan operatornya.
Pada suatu sistem dinyatakan dengan fungsi gelombang
diberikan oleh nilai harap
• Nilai harap momentum garis

ψ Pˆ ψ
p 
ψψ
Dengan ketidakpastian
2
P= P2  P

• Nilai harap posisi


ψ xˆ ψ
x 
ψψ
Dengan ketidakpastian
• Nilai harap energi
ˆ ψ
ψH
E 
ψψ
Dengan ketidakpastian
2
E= E2  E

Keadaan Kuantum:

ψ  ψ1  2 ψ 2  3 ψ3
ψ ψ   ψ3 3  ψ 2 2  ψ1   ψ1  2 ψ 2  3 ψ 3 
 9 ψ3 ψ3  4 ψ 2 ψ 2  ψ1 ψ1
 9  4  1  14
Contoh Soal
1. Keadaan kuantum ψ1 , ψ 2 , ψ3 bersifat ortogonal dan masing-masing
memiliki tenaga pasti dengan tingkat tenaga pasti E0, 3E0, dan 5E0. Sebuah
partikel pada saat t=0 menduduki keadaan kuantum
ψ  ψ1  2 ψ 2  5 ψ3
berapa nilai harap tenaga dan ketidakpastiannya?
Keadaan Stasioner

Suatu keadaan yang memiliki energi pasti, yaitu:


E=0, artinya energi tetap dan memiliki
persamaan swanilai atau schrodinger yang gayut
waktu.
 

xe dx 2  x e
n  ax 2 n  ax 2
jika n  genap, maka dx
 0


2
n  ganjil , maka x n e  ax dx 0


n F(n) n F(n)
0
0 1
1
2 3
2 3
4 5

6 7
4 5

6 7
 Sebuah partikel dengan massa m memiliki fungsi gelombang
  x   Ae   ( x b )2

Dengan A, , dan b adalah konstanta.


a. Tentukan A agar (x) ternormalkan
b. Tentukanlah nilai harap posisi dan ketakpastiannya
c. Tentukanlah nilai harap momentum dan ketakpastiannya
d. Apakah x.P memenuhi asas ketakpastian Heisenberg (x.P =h/2)
e. Hitunglah nilai harap energi kinetik dan ketakpastiannya
f. Stasionerkah keadaan kuantum tersebut.
 Sebuah partikel dengan massa m memiliki fungsi gelombang
  x   Axe   x2

Dengan A, , dan b adalah konstanta.


a. Tentukan A agar (x) ternormalkan
b. Tentukanlah nilai harap posisi dan ketakpastiannya
c. Tentukanlah nilai harap momentum dan ketakpastiannya
d. Apakah x.P memenuhi asas ketakpastian Heisenberg (x.P =h/2)
e. Hitunglah nilai harap energi kinetik dan ketakpastiannya
f. Stasionerkah keadaan kuantum tersebut.
5 Rumus Persamaan Gerak Kuantum
  
i ψ  r , t   H  r , t 
ˆ
t
Pada saat awal mula-mula t=0 sampai dengan t tertentu:
 
ψ  r , t  0  ψ  r 
 
ψ r ,t   ψ r ,t 

Keadaan diatas dikatakan dengan keadaan evolusi.


Akan berlaku persamaan schrodinger
 
Ĥψ  r , t   Eψ  r , t 
 Persamaan Schrodinger gayut waktu
 Persamaan swanilai

 ψ  r , t    dt
i  Eψ  r , t    
 t  ψ  r , t  i
 
ψ  r , t  dt Eψ  r , t   dt
i    
t ψ  r , t  i ψ  r , t  i

dψ  r , t  i
  2 Edt
ψ r,t i 

ψ  r ,t  
dψ  r , t  i
t

 
ψ r 

ψ r,t
  E  dt
 t 0
 
ψ  r ,t  i
ln  ψ  r , t   ψ r   E t  0
t
  
  i
ln ψ  r , t   ln ψ  r    Et


 ψ r,t  i
ln      Et
 ψ  r   

ψ r,t  i
 Et
 e 
ψ r 
   i Et
ψ r,t  ψ r  e
Syarat stasioner suatu fungsi gelombang
Keadaan Kuantum memenuhi
persamaan Schrodinger gayut waktu
E=0
Keadaan kuantum suatu zarah bermassa m dibatasi geraknya
dalam ruang satu dimensi sepnjang2 sumbu x disajikan oleh
 
fungsi gelombang ψ x  Ae
 ax
, tentukan energi E dan
potensialnya V(x) jika keadaan tersebut keadaan stasioner.

Penyelesaian:

Hˆ ψ  x   Eψ  x 
 2 2 
  V ( x )  ψ  x   Eψ  x 
 2m x
2

2 2
 ψ  x   V ( x)ψ  x   Eψ  x 
2m x 2

Sehingga
 2a 2a 2  2 2
E dan V ( x)  x
m m
Keadaan kuantum suatu zarah bermassa m
dibatasi geraknya dalam ruang satu dimensi
sepanjang sumbu x disajikan oleh fungsi
2
  ( x b )
gelombang  ( x )  Ae , tentukan energi E
dan potensialnya V(x) jika keadaan tersebut
keadaan stasioner.
Implikasi Azas Mekanika Kuantum

1 Asaz Ketakpastian Heiseberg


1 ˆ ˆ 
 1   2   1 ,  2 
2i

Posisi dan momentum Waktu dan energi


1
x.P   xˆ , Pˆ 
2i  
t.E 
1 ˆ ˆ 
t, E
2i 
1
x.P  i
2i "Tidak mungkin mengetahui atau mendapatkan
posisi dan momentum suatu partikel dengan
 tepat secara serempak atau bersamaan
x.P 
2
2 Persamaan Gerak Heisenberg

1 p 2j
 1   2   ˆ 1 , ˆ 2  ) Hˆ   Vˆ ( x)
2i 2m
d ˆ i ˆ   
   Hˆ ,  i  p 2j
ˆ

dt   t    V ( x), xˆi 
  2m 
Ex :observabel   x
1 ˆ2
)  Pj , xˆi 
d i ˆ  xi 2m  
xi   H , xi  
dt  t
 Pˆj2 , xˆi    Pˆj .Pˆj , xˆi 
   
 Pˆj  Pˆj , xˆi    Pˆj , xˆi  Pˆj

 2iPˆ j
Aplikasi Pers. Gerak Heisenberg untuk melukiskan
asas korespodensi( perpadanan) yang
dikemukakan oleh Ehrenfest
Untuk membuktikan persamaan gerak Heisenberg, ditinjau persamaan nilai harap
ψˆ ψ
 
ψψ
1 ˆ ψ
  ψ
N
Diderivatifkan terhadap waktu dengan meninjau asas ke 5 mekanika kuantum
d
dt
 
1
N
d
dt
 ˆ  
1 d ˆ d ˆ ˆ d 
             
N  dt dt dt 
d i
ψ  ψ Hˆ †
dt 
dualnya
d i
ψ   Hˆ ψ
dt 
S.R.S diperolehlah persamaan gerak Heisenberg.
Contoh:
Buktikan bahwa d P V

dt x

Penyelesaian:
d P i ˆ
 V ( x), Pˆi 
d P i ˆ ˆ Pˆ  
  H , P   dt
dt  t i V ( x)
 i
i  Pˆj2  Pˆ  x
  ˆ
 V ( x), Pi   V ( x )
  2 m  t 
x
i  Pˆj2  Pˆ
  ˆ  ˆ ˆ 
, Pi   V ( x), Pi  
  2 m  t

Pˆ

i 1 ˆ ˆ ˆ
 2m 
 ˆ ˆ ˆ  ˆ ˆ 
Pj Pj , Pi  Pj Pj , Pi  V ( x ), Pi  
 t
i ˆ
 V ( x), Pˆi 
 

Untuk x

d xˆ
dt

i ˆ

 
H , xˆ 
xˆ
t
2

dimana Hˆ   V ( x)
2m Aplikasi Pers. Gerak
d xˆ i  pˆ 2  xˆ Heisenberg untuk melukiskan
   V ( x ), ˆ
x   asas korespodensi
dt   2m  t
(perpadanan) yang

2m
1

pˆ 2 , xˆ   1
2m
 pˆ  pˆ , xˆ    pˆ , xˆ  pˆ  dikemukakan oleh Ehrenfest.

1
   2ipˆ 
2m
ipˆ

m
d xˆ i  ipˆ  xˆ
   0 
dt   m  t


m
Osilator Harmonis
Persamaan Schrodinger

 2 d 2ψ 1 2
  kx ψ  Eψ
2m dx 2 2

Dengan penyelesaian pers. Schrodinger dengan suatu


fungsi gelombang.
Untuk keadaan dasar diperoleh energi keadaan dasar

1
E 
2
Secara umum

ψ n  x   Af n ( x)e  ax 2

f n ( x)  sebuah polinomial didalam x  x n


Energi Osilator Harmonis dapat ditulis

 1
En   n   
 2

1
n  0  E0  
2
3
n  1  E1  
2
5
n  2  E2  
2

dst
Operator Hermitian OHS
Dengan Metode Aljabar:

2 d 2ψ 1
 2
 m x ψ  Eψ
2 2

2m dx 2

a+= Operator eskalator naik


aˆ †  aˆ
a- = Operator eskalator naik aˆ  aˆ
Bagaimana bentuk perkalian aˆ aˆ ???

Jika dikenakan fungsi gelombang  Sehingga

Dengan cara yang sama


   merupakan penyelesaian persamaan Schrodinger yang
Jika
memiliki energi E, maka juga merupakan penyelesaian
persamaan Schrodinger tetapi memiliki energi (.

Bukti:

 
Oleh karena dapat menaikkan energi satu state maka disebut
operator eskalator naik.
 
Sebaliknya
Jika  merupakan penyelesaian persamaan Schrodinger yang
memiliki energi E, maka juga merupakan penyelesaian
persamaan Schrodinger tetapi memiliki energi (.

Bukti:

 
Oleh karena dapat menurunkan energi satu state maka disebut
operator eskalator turun.
 
Bagaimana jika operator eskalator turun dikenakan pada fungsi
gelombang keadaan dasar 0 ???
Sifat hermitian: aˆ  aˆ †
Hˆ  Hˆ †
Operator Hermitian untuk osilator Harmonis Sederhana

ˆ P2 1
H  m 2 x 2
2m 2
Hˆ ψ  Eψ
 P2 1 Dimensi energi, agar
2 2
  m x  ψ  Eψ tak berdimensi maka
 2 m 2  E=Eu
 P2 1 2 2
  m x  ψ  Euψ
 2 m 2 
 P 2 1 m 2 2 
  x  ψ  Eψ
 2 mu 2 u 
Pˆ2
) Pˆ  Pˆ um  Pˆ 
2 2 2
 Pˆ  um Pˆ
um
ˆ  m  2 2
xˆ u ˆ
) Q 2
 xˆ  Q
u m 2
Sehingga
 P̂ 2 Qˆ2 
   ψ  Eψ
 2 2 

ˆ  iPˆ
Q   Qˆ  iPˆ   i
2

1 ˆ2 ˆ 2
P Q   2 2
2 QP ˆˆ
ˆ ˆ  PQ

atau
 ˆ iPˆ   Q
Q+ ˆ  iPˆ 

2 2

i
2 QP ˆˆ
ˆ ˆ  PQ

Dengan penjabaran
 Qˆ  iPˆ   Qˆ  iPˆ  dan  Qˆ  iPˆ   Qˆ  iPˆ 
Dan definisikan
 xˆ , Pˆ   i
 

s.r.s ˆ Pˆ   i
Q,
 
Maka


ˆ  iPˆ Q
Q ˆ  iPˆ 
2

1 ˆ2 ˆ 2
P Q   2 2
i ˆˆ ˆˆ
 QP
2
 PQ  

Q 
ˆ  iPˆ Q
ˆ  iPˆ

1 
2 2 2


Q 
ˆ  iPˆ Q
ˆ  iPˆ

1 
2 2 2

Dengan
 Qˆ  iPˆ   aˆ
2
 ˆ  iPˆ
Q   aˆ †

s.r.s
2

1 ˆ2 ˆ 2

P  Q  aa
1
ˆ ˆ †  atau aˆ † aˆ 
2
1
2
 Persamaan Swanilai dengan operator Hamiltonan dalam
bentuk dan

 † 1
ˆ ˆ   ψ =Eψ
a)  aa
 2
 1
b)  aˆ † aˆ   ψ =Eψ
 2

Bagaimana kaedah komutasi


dan ???
1  aˆ, aˆ   aa
ˆ ˆ  aa
ˆˆ  0

2  aˆ † , aˆ †   aˆ † aˆ †  aˆ † aˆ †  0

3  aˆ , aˆ †   aa
ˆ ˆ †  aˆ †aˆ

 
Q  
ˆ  iPˆ

ˆ  iPˆ
Q

 ˆ  iPˆ
Q  


ˆ  iPˆ
Q
2 2 2 2

  
1 ˆ 2 ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ2 1 ˆ 2 ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ2
 Q  iQP+iPQ  P  Q  iQP  iPQ  P
2 2


1 ˆ 2 ˆ2
2
ˆ ˆ ˆ ˆ
 Q  P  i QP  PQ  Q  P  i QP 1 ˆ 2 ˆ2
2

ˆ ˆ  PQ
ˆˆ 

1 ˆ 2 ˆ2  ˆ ˆ 1 ˆ 2 ˆ2  ˆ ˆ
 
 Q  P  i Q, P   Q  P  i Q, P 
2 2

1
Bagaimana dengan

aˆ  aˆ †
dan ??
ˆa  aˆ †
 Hubungan antara dengan

 Qˆ  iPˆ   aˆ
2 ˆ  1  aˆ  aˆ  
Q
 ˆ  iPˆ
Q   aˆ †
2

 Hubungan antara dengan

ˆ
P
1
 aˆ  aˆ  
i 2
 Hubungan antara dengan  Hubungan antara dengan

m
xˆ 
1
aˆ  aˆ   
ˆ
p

1

aˆ  aˆ  
 2 m i 2
m
xˆ 

aˆ  aˆ   ˆ 
p
1
i 2

aˆ  aˆ  
2m
Operator Eskalator Turun Operator Eskalator Naik
aˆ ψ   E ψ E 1
2 2 aˆ † ψ n  n  1 ψ n 1
aˆ ψ n   n 2 ψ n 1
ˆ ˆ † ψn   n 2
ψ n aa Ex:

ψn N ψn   n 2 aˆ † ψ n 1  n  1  1 ψ n 11
n   n2  n ψn
n  n
maka
aˆ ψ n   n ψ n 1
aˆ ψ n  n ψ n 1
Jika:
aˆ † ψ n 1  n ψ n
aˆ †
ψn  ψ n 1
n
Dan
aˆ † ψ n  2  n  1 ψ n 1
aˆ †
ψ n 1  ψn2
n 1
Maka
aˆ † aˆ †
ψn  ψn2
n n 1
 aˆ 
n

ψn  ψ0
n!
Dengan  1
E   n   
energi  2
Normalisasi

N  aˆ  aˆ
 1 
 E Hˆ  E  u   E aˆ  aˆ   E 
 2 
1
 u  E aˆ  aˆ  E   E uE
2
1
 u.1  u  E  E
2
1
u u
2
1
E    
2
 1
E n   n  
 2
Contoh Soal
Sebuah osilator harmonik satu dimensi dengan massa m dan frekuensi
sudut pada awal menduduki keadaan kuantum.
ψ n  ψ1  2 ψ3 merupakan keadaan stasioner pada aras energi
ke-n.
a) Tentukan energi OHS pada keadaan awal tersebut
b) Tentukan nilai harap posisi pada saat t sembarang
a. E   n Hˆ  n
pˆ 2 1
 n  m 2 xˆ 2  n atau
2m 2
 1
  n  aˆ  aˆ  u  n
 2

pˆ 2 1
E  n  m 2 xˆ 2  n
2m 2
pˆ 2 1
 n  n   n m 2 xˆ 2  n
2m 2
1 m m 2 
 n 
2m 2
 2

aˆ  aˆ  n   n
2 2m
 2
aˆ  aˆ   n



4
  2
n  aa n  n aa n
ˆ ˆ  ˆ ˆ 2
 

Anda mungkin juga menyukai