Anda di halaman 1dari 9

RINOSPORIDIOSIS

Kelompok 4 :

1. Dini Setiani
2. Elsa Zalfa Agustin
3. Erlya Agatha
Etiologi
Penyebab Rhinosporidiosis adalah
Rhinosporidium seeberi. Walaupun
secara sistematis organisme ini belum pasti
digolongkan kemana, tetapi sebagian besar ahli
mikrobiologi mengobati penyakit ini sebagai jamur.

2
Epidemiologi
● Rhinosporidiosis dapat terjadi di seluruh dunia, tetapi lebih dari 88% kasus terjadi di
India dan Srilanka.
● Infeksi pada hidung dua kali lebih banyak dibanding infeksi pada mata.
● Rhinosporidiosis dapat terjadi di semua kelompok umur, mulai dari anak-anak sampai
orang tua, tetapi tersering dijumpai pada umur 15-40 tahun.
● Transmisi penyakit ini diduga melalui debu dan air. Noronha mengemukakan, prevalensi
penyakit ini meningkat pada pekerja pasir. Pada rhinosporidiosis mata, Moses et al
menduga prevalensi meningkat pada orang-orang yang mandi di kolam air
tergenang atau mandi di air berlumpur.
● Beberapa peneliti menetapkan air dan tanah sebagai sumber infeksi penyakit ini
Aspek Klinik
● Rhinosporidiosis adalah ● Infeksi diawali dengan
infeksi primer yang mengenai tumbuhnya polip, halus,
mukosa membran, infeksi ini berwarna merah sampai jingga,
biasanya didahului dengan mudah pecah, dan tidak
adanya trauma kecil sehingga menimbulkan sakit. Biasanya
mikroorganisme penyebab polip ini tidak bertangkai,
infeksi ini dapat masuk ke tumbuh pada permukaan
dalam mukosa. membran mukosa
dengan gambaran seperti
strawberry pada permukaan.

4
• Infeksi umumnya mengenai mukosa hidung dan menimbulkan keluhan tersumbatnya
hidung atau keluarnya mimisan.
• Dapat juga terdapat cairan hidung yang mukoid, rasa sakit biasanya tidak
dijumpai, tetapi gatal-gatal pernah dilaporkan. Penderita biasanya mendatangi
dokter, bila telah tejadi sumbatan pada sinus paranasal yang terinfeksi bakteri
(bakterial sinusitis) dengan cairan hidung bernanah dan kental disertai rasa sakit
• Infeksi pada mata, biasanya mengenai kelopak mata. Lesi dirasakan sebagai benda
asing pada mata. Pada lesi yang besar dapat menyebabkan bulu mata melipat sehingga
menyebabkan konjungtivitis
• Membran mukosa lain yang dapat terserang adalah kelenjar lakrimal, epiglottis, uvula,
lidah, laring, langit-langit mulut, tonsil, trakea, sinus ethmoid, atau sinus maksilaris.
Infeksi pada kelenjar lakrimal akan terlihat gambaran massa yang membengkak dengan
permukaan halus

5
• Rhinosporidiosis juga dapat mengenai uretra, dengan gambaran lesi yang terpisah-pisah, berwarna
merah muda, mudah pecah, polip tidak bertangkai tanpa rasa sakit. Menimbulkan keluhan kencing
berdarah, perdarahan berulang yang berasal dari uretra dan keluarnya massa berwarna merah dari
saluran uretra. Penyebaran melalui hubungan seksual tidak pernah dilaporkan. Pada wanita dapat
menyerang vagina, vulva atau rektum.

• Rhinosporidiosis dapat dijumpai di kulit, walaupun jarang terjadi. Lesi ini diawali dengan tumbuhnya
papiloma yang mudah pecah dan dapat bertangkai. Rhinosporidiosis pada kulit dapat pula berupa
papul dan nodul seperti berkutil-kutil dengan permukaan berkerak dan mudah berdarah.
Ada tiga tipe lesi pada kulit dapat terjadi yaitu :
1) lesi satelit, yang mengenai daerah yang berdekatan dengan rhinosporidiosis pada hidung, disebut lesi
sekunder.
2) Lesi kulit yang menyebar dengan atau tanpa adanya  rhinosporidiosis hidung, hal ini akibat penyebaran
Rhinosporidium seeberi secara  hematogen.
3) Lesi primer akibat masuknya rhinosporidium seeberi langsung ke kulit.  

6
7
Diagnostik
Rhinosporidiosis paling mudah dan pasti didiagnosis melalui pengamatan
mikroskopis organisme pada slide dari jaringan yang dibiopsi.

Sporangia berbentuk oval, mengandung ratusan endospora, mudah diamati dan


diidentifikasi di bawah mikroskop.
Dalam pengamatan polip serupa di daerah hidung dan mata, adanya titik putih, abu-
abu, atau kuning, yang mewakili sporangia, merupakan indikasi yang jelas dari
infeksi R. seeberi.

R. seeberi dapat divisualisasikan menggunakan pewarnaan jamur mikroskopis


standar, serta pewarnaan hematoksilin atau eosin (H & E).

8
Pengobatan
Pembedahan eksisi satu-satunya pengobatan yang menjadi
pilihan. Eksisi lesi yang bertangkai dengan menggunakan
elektrokauter memberikan angka kesembuhan yang tinggi.
Kekambuhan dapat terjadi setelah pembedahan. Dari 255 kasus
pembedahan yang tercatat, 27 penderita mengalami kekambuhan
setelah pembedahan

Anda mungkin juga menyukai