Anda di halaman 1dari 9

PENYAKIT PADA KULIT

1. Skabies
Skabies adalah penyakit kulit akibat investasi dan sensitisasi
oleh tungau Sarcoptes scabei.
Skabies tidak membahayakan bagi manusia. Adanya rasa
gatal pada malam hari merupakan gejala utama yang
mengganggu aktivitas dan produktivitas.
A. Gejala
a. Pruritus noktural yaitu gatal pada malam hari
b. Adanya kunikulus (terowongan) pada tempat-tempat yang dicurigai berwarna putih atau
keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata 1 cm, pada ujung terowongan
ditemukan papula (tonjolan padat) atau vesikel (kantung cairan).
c. Menemukan tungau merupakan hal yang paling diagnostik. Dapat ditemukan satu atau
lebih stadium hidup tungau ini. Gatal yang hebat terutama pada malam sebelum tidur.
Adanya tanda : papula (bintil), pustula (bintil bernanah), ekskoriasi (bekas garukan).
d. Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok
B. Diagnosis
Diagnosa skabies dilakukan dengan membuat kerokan kulit pada daerah yang berwarna
kemerahan dan terasa gatal. Kerokan yang dilakukan sebaiknya dilakukan agak dalam hingga
kulit mengeluarkan darah karena sarcoptes betina bermukim agak dalam di kulit dengan
membuat terowongan. Untuk melarutkan kerak digunakan larutan KOH 10 persen selanjutnya
hasil kerokan tersebut diamati dengan mikroskop dengan perbesaran 10-40 kali. Cara lain adalah
dengan meneteskan minyak immersi pada lesi, dan epidermis diatasnya dikerok secara perlahan-
lahan.

2. Psoriasis
Psoriasis adalah penyakit peradangan kulit menahun.
Penyakit ini umumnya yang ditandai dengan ruam
memerah, kulit terkelupas, menebal, terasa kering, dan
bersisik. Tanda-tanda tersebut juga terkadang disertai rasa
gatal atau perih.
Semua bagian tubuh bisa terserang gejala psoriasis. Namun, kondisi ini biasanya muncul pada
lutut, punggung bagian bawah, siku, atau kulit kepala.

A. Gejala Klinis
Intensitas gejala psoriasis pada tiap pengidap berbeda-beda. Ada yang mengalami gejala ringan
atau tidak sama sekali dalam kurun waktu tertentu. Namun, gejala tersebut kemudian juga bisa
bertambah parah sampai mengganggu kenyamanan pengidap selama beberapa minggu atau
beberapa bulan sebelum akhirnya berkurang atau berhenti.
Tidak semua pengidap psoriasis mengalami gejala yang sama, karena penyakit ini memiliki
banyak jenis. Secara umum, gejalanya meliputi:
 Bagian kulit memerah yang terasa tebal, kering, dan bersisik.
 Kulit pecah-pecah yang terkadang bisa berdarah.
 Kuku yang menebal dengan tekstur tidak rata.
 Sendi-sendi yang membengkak dan kaku.

B. Diagnosis
-Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang dapat membantu menyokong diagnosis psoriasis tidak
banyak.Pemeriksaan yang bertujuan mencari penyakit yang menyertai psoriasis perlu dilakukan,
seperti pemeriksaan darah rutin, mencaripenyakit infeksi, pemeriksaan gula darah, kolesterol
untuk penyakit diabetes mellitus.
-Pemeriksaan Histopatologi
Kelainan histopatologi yang dapat dijumpai pada lesi psoriasis ialah hyperkeratosis,
parakeratosis, akantosis dan hilangnya stratum granulosum.Papilomatosis ini dapat memberi
beberapa variasi bentuk seperti gambaran pemukul bola kasti atau pemukul bola golf.
Aktivitas mitosis sel epidermis tampak begitu tinggi, sehingga pematangan keratinisasi
terlalu cepat dan stratum korneum tampak menebal.Di dalam sel-sel tanduk ini masih dapat
ditemukan inti-inti sel yang disebut parakeratosis.Di dalam stratum korneum dapat ditemukan
kantong-kantong kecil yang berisikan sel radang polimorfonuklear yang dikenal sebagai mikro
abses Munro.Pada puncak papil dermis didapati pelebaran pembuluh darah kecil yang disertai
oleh sebukan sel-sel radang limfosit dan monosit.
3. Tinea Corporis
Tinea corporis adalah penyakit kulit karena infeksi oleh
jamur dermatofita yang menyerang kulit halus (glaborous
skin) seperti di wajah, leher, badan, lengan dan bokong.

A. Gejala Klinis
Gejala tinea corporis biasanya muncul sekitar 4 hingga 10 hari setelah berkontak dengan jamur
penyebab. Tinea corporis muncul dengan gambaran klinis berupa ruam berbentuk sirkulat (bulat)
dengan tepi yang sedikit lebih meninggi dan berwarna kemerahan disbanding bagian tengahnya.
Gejala tinea corporis yang lebih berat meliputi ruam berbentuk cincin yang multiple dan saling
bergabung satu dengan lainnya. Penderita juga bisa mengalami luka dan ulkus berisi nanah pada
lokasi yang berdekatan dengan ruam berbentuk cincin.

B. Diagnosis
Pemeriksaan penunjang
Diagnosa ditegakkan dengan anamnesa yang lengkap, dan pemeriksaan penunjang yaitu :
1. Preparat langsung dengan larutan KOH 10- 20%.
Tekniknya bahan pemeriksaan yang diambil dari kerokan kulit, dipindahkan ke objek gelas,
lalu ditetesi dengan larutan KOH 10- 20%, kemudian tutup dengan gelas penutup, tekan perlahan
untuk menghasilkan gelembung udara. Sel.sediaan diperiksa dengan mikroskop, mulai dengan
pembesaran rendah ( lensa objek 10x ). Bila elemen jamur ( hifa ) sudah terlihat pembesaran
dapat dinaikkan 20- 40x, agar pemeriksaan lebih detil.

2. Isolasi jamur pada media biakan/ pembiakan skuama pada agar saboraud.
Komposisinya terdiri dari : dekstrosa 20 g, neopepton 10 g, agar 20 g, kloramfenikol 40 g,
sikloheksemid 0,5 g, dan air suling 1000 cc. Suhu berkisar antara 25 ۫c- 30۫ c yang merupakan
suhu optimal bagi hamper sebagian jamur. Tabung biakan lebih baik dibanding dengan cawan
biakan, walaupun harus ditutup rapat tetapi harus ada aerasi. Semua biakan harus dieram selam
dua minggu. Hasilnya tampak koloni yang bervariasi dalamnebtuk dan warna.

3. Gambaran Histopatologi.
Dari sampel biopsi menunjukkan spongiosis, parakeratosis, dan inflamasi superfisial. Pada
stratum korneum ditemukan neutrofil, hal ini dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis,
dapat juga ditemukan hifa bersepta.
4. Acne vulgaris
Acne Vulgaris (AV) merupakan suatu penyakit
peradangan kronis dari folikel pilosebasea yang
ditandai dengan adanya komedo, papul, kista, dan
pustula.
A. Gejala Klinis
Lesi utama acne adalah mikrokomedo atau mikrokomedone, yaitu pelebaran folikel rambut yang
mengandung sebum dan P. acnes. Sedangkan lesi acne lainnya dapat berupa papul, pustul, nodul,
dan kista.

B. Diagnosis
Acne Vulgaris ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan klinis. Keluhan penderita dapat
berupa gatal atau sakit, tetapi pada umumnya keluhan penderita lebih bersifat kosmetik. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan komedo, baik komedo terbuka maupun komedo tertutup. Adanya
komedo diperlukan untuk menegakkan diagnosis Acne Vulgaris (Wolff dan Johnson, 2009).
Selain itu, dapat pula ditemukan papul, pustul, nodul dan kista pada daerah–daerah predileksi
yang mempunyai banyak kelenjar lemak. Secara umum, pemeriksaan laboratorium bukan
merupakan indikasi untuk penderita Acne Vulgaris, kecuali jika dicurigai adanya
hyperandrogenism.

5. Herpes zoster
Herpes zoster disebabkan oleh virus yang sama dengan varisela, yaitu virus varisela zoster.1,2.
Virus varisela yang menetap di sekitar tulang belakang
atau dasar dari tulang tengkorak tubuh bahkan
setelah cacar air sembuh, dapat kembali aktif di
kemudian hari dan menyebabkan herpes zoster.

A. Gejala Klinis
Herpes zoster ditandai dengan adanya nyeri hebat
unilateral serta timbulnya lesi vesikuler yang terbatas
pada dermatom yang dipersarafi serabut saraf spinal maupun ganglion serabut saraf sensorik dan
nervus kranialis.3,4. Ruam kemudian akan muncul serta berubah menjadi luka melepuh berisi air
yang gatal dan menyerupai bintil cacar air. Lepuhan lalu akan mengering dan berubah menjadi
koreng dalam beberapa hari.

B. Diagnosis
Secara laboratorium, pemeriksaan sediaan apus tes Tzanck membantu menegakkan diagnosis
dengan menemukan sel datia berinti banyak. Demikian pula pemeriksaan cairan vesikula atau
material biopsi dengan mikroskop elektron, serta tes serologik.4,9 Pada pemeriksaan
histopatologi ditemukan sebukan sel limfosit yang mencolok, nekrosis sel dan serabut saraf,
proliferasi endotel pembuluh darah kecil, hemoragi fokal dan inflamasi bungkus ganglion.
Partikel virus dapat dilihat dengan mikroskop elektron
dan antigen virus herpes zoster dapat dilihat secara
imunofluoresensi.

6. Panu
Pitiriasis versikolor adalah infeksi jamur superfisial
kronik ringan yang disebabkan oleh jamur malassezia
dengan ciri klinis discrete atau Confluent.

A. Gejala Klinis
Memiliki ciri-ciri bersisik, tidak berwarna atau tidak berpigmen dan tanpa peradangan.
Pitiriasis versikolor paling dominan mengenai badan bagian atas, tetapi sering juga ditemukan
di ketiak, sela paha, tungkai atas, leher, muka dan kulit kepala.

B. Diagnosis
Pemeriksaan dengan lampu wood Pemeriksaan ini dilakukan dikamar atau ruangan yang gelap
sehigga metode ini klinisi harus mempersiapkan ruangan yang sesuai beserta lampu wood yang
akan digunakan untuk mendiagnosis pasien. Hasil dari pemeriksaan ini kulit yang terkena
pitiriasis versikolor akan berfluoresensi menjadi kuning keemasan.
Pemeriksaan sediaan langsung degan mikroskop cahaya Preparat sediaan dibuat dari kerokan
skuama pada lesi yang diletakkan pada objek
glass yang ditetesi dengan larutan KOH 20%
sebanyak 1-2 tetes, kemudian ditutup dengan
gelas penutup dan didiamkan selama 15-20
menit agar epitel kulit melarut.
7. Melanoma
Melanoma adalah kanker yang berasal dari sel melanosit. Sel melanosit memproduksi pigmen
melanin melalui proses melanogenesis yang bertanggungjawab untuk warna kulit kita.

A. Gejala Klinis
Gejala klinis pada melanoma di mata tergantung pada lokasi terdapatnya melanoma tersebut.
Pasien yang menderita melanoma uveal, pada waktu diagnosis hampir 30% asimptomatis,
antara keluhan yang paling sering adalah mata kabur, nyeri, iritasi, diplopia, metamorphosia
dan photopsia

B. Diagnosis
- Indirect ophthalmoscopic tetap standar emas dalam pengamatan tumor intraokular. Ia
memberikan stereopsis dan lapangan pandang yang luas dan membantu dalam visualisasi
fundus perifer. Indirect ophthalmoscopy membolehkan untuk menilai dimensi basal tumor.
Indirect ophthalmoscpy tidak efektif pada mata yang mempunyai media yang keruh.
- Slit-lamp biomicroscopy digunakan dengan kombinasi gonioskop merupakan metode terbaik
untuk menentukan keberadaan dan tingkat keterlibatan di bagian anterior oleh tumor badan
ciliary A-scan ultrasonografi yang standar memberikan penilaian yang akurat dari reflektivitas
internal dan vaskularisasi dari lesi, serta pengukuran
dari ketebalannya. Pemeriksaan B-scan ultrasonografi
memberi informasi tentang ukuran relatitif (tinggi dan
diameter basal), bentuk secara umum dan posisi tumor
intraocular.

8. Hemangioma
Hemangioma adalah tanda lahir berbentuk tonjolan kenyal berwarna merah terang pada kulit
akibat adanya pertumbuhan berlebih (proliferasi) dari pembuluh darah. Warna merah pada
hemangioma muncul karena adanya pembuluh darah di permukaan yang melebar. Terkadang
hemangioma bisa berwarna kebiruan atau ungu jika terjadi pada pembuluh darah di lapisan yang
lebih dalam. Hemangioma bisa terdapat di bagian tubuh manapun, namun paling sering
ditemukan di kulit kepala, punggung, dada, atau wajah.
A. Gejala Klinis
Gejala awal hemangioma muncul berupa tanda berwarna merah pada kulit yang bisa tumbuh
atau berkembang dengan cepat sehingga kemudian terlihat menonjol dari permukaan kulit.
Namun setelah itu, hemangioma akan memasuki fase tidak aktif, lalu hilang secara perlahan.
Meski menghilang, hemangioma akan menyisakan perbedaan warna kulit yang menetap,
walaupun tidak seterang seperti pada saat pertama kali muncul.

B. Diagnosis
Diagnosis hemangioma bisa dilakukan hanya melalui pemeriksaan fisik. Sebagai penunjang
diagnosa, dapat dilakukan pemeriksaan dengan Dopler ultrasound untuk melihat peredaran darah
yang melalui area hemangioma guna membedakannya dengan ruam lain yang memiliki ciri sama
(misalnya rubella, campak, atau akrodermatitis). Pemeriksaan ini juga dapat membantu dokter
untuk memastikan apakah hemangioma bertambah besar, menetap atau menyusut. Jika
pertumbuhan hemangoma terlihat tidak biasa atau memunculkan luka, maka dapat dilakukan
pemeriksaan darah atau biopsi kulit.

9. Vitiligo
Vitiligo merupakan penyakit yang menyebabkan hilangnya warna kulit. Seberapa luasnya
vitiligo dapat menyerang kulit seseorang dan seberapa parah hilangnya warna kulit sangat
bervariasi dan tidak dapat diprediksikan. Vitiligo dapat menyerang bagian kulit manapun di
tubuh, dan tidak menutup kemungkinan dapat mengenai rambut, bagian dalam mulut, dan
bahkan mata.
B. Gejala Klinis
Pada kondisi normal, warna kulit, rambut, dan
mata ditentukan oleh suatu pigmen yang
disebut melanin. Pada vitiligo, sel-sel yang
membentuk melanin berhenti berfungsi atau
mati. Maka dari itu, terbentuklah bercak-
bercak putih pada kulit akibat melanin tidak
mampu memproduksi warna kulit.

Untuk memastikan diagnosis, ada beberapa jenis pemeriksaan mendetail yang biasanya akan
dianjurkan. Salah satunya adalah pemeriksaan kulit menggunakan lampu ultraviolet. Pada tes ini,
Anda akan diminta untuk masuk ke sebuah ruangan gelap, dan sebuah lampu akan diletakkan
pada jarak kurang lebih 10 cm dari kulit Anda. Bercak-bercak vitiligo akan lebih mudah terlihat
di bawah paparan sinar ultraviole, sekaligus berguna untuk menyingkirkan kemungkinan
penyakit kulit lain, misalnya panu.

Tes darah mungkin dianjurkan guna memeriksa kemungkinan adanya kondisi autoimun lain,
misalnya diabetes, penyakit Addison, atau hipertiroidisme

10. Candidiasis
Candidiasis adalah infeksi akibat jamur Candida. Normalnya, kulit manusia ditinggali oleh
bakteri dan jamur (fungi) yang kebanyakan tidak berbahaya. Beberapa jenis bakteri dan fungi
bahkan dapat membantu kulit untuk melakukan fungsinya.
Akan tetapi, jika bakteri dan fungi tersebut berkembangbiak
tanpa terkontrol, maka dapat menyebabkan infeksi.

A. Gejala Klinis
Gejala candidiasis yang muncul akan berbeda-beda
tergantung lokasinya. Gejala yang sering muncul adalah ruam
pada kulit. Ruam yang muncul akibat candidiasis dapat
menyebabkan kulit gatal, pecah-pecah, dan kering. Selain itu,
candidiasis juga dapat menimbulkan lepuhan dan nanah pada kulit.

Ruam yang muncul akibat candidiasis dapat terjadi pada kulit di berbagai bagian tubuh, namun
umumnya terjadi di daerah lipatan kulit, seperti ketiak, selangkangan, sela jari, dan bawah
payudara. Candidiasis juga dapat terjadi pada kuku, tepian kuku, dan di sudut mulut.

B. Diagnosis
Untuk memastikan apakah penderita terkena candidiasis atau tidak, dokter akan melakukan
pemeriksaan sebagai berikut:
 Pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan memeriksa secara visual bentuk
dan penampakan ruam. Selain itu, dokter juga akan memeriksa kondisi kulit di daerah
tersebut.
 Kultur kulit. Setelah memeriksa kondisi kulit dan ruam pada saat pemeriksaan fisik,
dokter akan melakukan swabbing (apusan) pada daerah kulit yang terkena candidiasis.
Hasil sampel kulit yang diperoleh dari swabbing kemudian diperiksa di laboratorium
untuk memastikan keberadaan jamur Candida sehingga bisa dipastikan apakah terjadi
candidiasis atau tidak.
 Analisis urine. Analisis urine berguna untuk membantu diagnosis candidiasis
genitourinarial. Urine dapat dianalisis untuk mengecek keberadaan sel darah merah dan
putih, protein, dan sel-sel ragi. Selain itu, urine juga dapat dikultur untuk memeriksa
keberadaan jamur

Anda mungkin juga menyukai