Anda di halaman 1dari 18

PENGERTIAN HUBUNGAN BISNIS

&
BENTUK-BENTUK HUBUNGAN BISNIS
KELOMPOK 2
1. Anggie Lopian Manullang (C1C019002)
2. Yohana Sagala (C1C019006)
3. Aurellia Anjelia Sitorus (C1C019012)

2
Pengertian
Hubungan Bisnis
 Hubungan adalah keadaan dimana sesuatu hal bersambung atau berangkai (yang satu dengan yang lain).
 Bisnis berasal dari kata business/busy yang berarti sibuk.
 Bisnis mempunyai beberapa pengertian antara lain :
 Bisnis adalah Serangkaian usaha yang dilakukan satu orang atau kelompok dengan menawarkan barang dan jasa
untuk mendapatkan keuntungan.
 Menurut Griffin & Eber, Bisnis merupakan Suatu Organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen
atau bisnis lainnya dengan tujuan mendapatkan laba.
 Dalam arti yang lebih luas, Bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu dan sekelompok orang atau
organisasi yang menciptakan nilai (create values) melalui pembuatan barang atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat dan memperoleh keuntungan melalui transaksi.

Oleh karena itu hubungan bisnis adalah interaksi antara beberapa orang /kelompok yang bergerak dalam bidang
transaksi barang dan jasa yang dibuat untuk tujuan bersama yang diharapkan saling menguntungkan kedua belah pihak
satu sama lain.
3
Bentuk-Bentuk


Hubungan Bisnis

Keagenan Pergabungan Bangun Guna Serah


Franchising ( Hak
Perseroan Terbatas (Build, Operate and
Atau Distributor Monopoli)
(Joint Venture) Transfer = BOT)

4
1. KEAGENAN ATAU DISTRIBUTOR
◆ Keagenan biasanya diartikan sebagai suatu hubungan
hukum di mana biasanya seseorang/ pihak agen diberi
kuasa bertindak untuk dan atas nama orang/ pihak
prinsipal untuk melaksanakan transaksi bisnis dengan
pihak lain.
◆ Sedangkan, seorang distributor tidak bertindak untuk
dan atas nama pihak yang menunjuknya sebagai
distributor (biasanya supplier, atau manufacture).

5
KEAGENAN ATAU DISTRIBUTOR
◆ Dalam perjanjian, para pihak akan merumuskan secara jelas peristiwa apa saja yang
menjadi perselisihan (events of defaults) yang memberikan dasar bagi masing-masing
pihak untuk memutus perjanjian keagenan/ distributor di antara mereka. Yang
dikategorikan sebagai events of defaults antara lain:
1. Apabila agen distributor lalai melaksanakan kewajibannya, sebagaimana tercantum pada
perjanjian keagenan/ distributor termasuk kewajiban melakukan pembayaran.
2. Apabila agen/distributor melaksanakan yang sebenarnya tidak boleh dilakukan.  Apabila
para pihak jatuh pailit.
3. Keadaan-keadaan lain yang menyebabkan para pihak tidak dapat melaksanakan apa
yang menjadi kewajiban-kewajibannya.

6
2. Franchising
(Hak Monopoli)
Franchise adalah sebagai suatu system pemasaran atau
distribusi barang atau jasa, dimana sebuah perusahaan induk
(franchisor) memberikan kepada individu atau perusahaan lain
yang berslaka kecil dan menengah ( franchisee), hak-hak
istimewa untuk melaksanakan suatu system usaha tertentu
degan cara yang sudah ditentukan, selama waktu tertentu,
disuatu tempat tertentu.

7
Karakteristik
Franchising

◆ Harus ada suatu perjanjian (kontrak) tertulis, yang mewakili kepentingan yang seimbang antara franchisor
dengan franchise.
◆ Franchisor harus memberikan pelatihan dalam segala aspek bisnis yang akan dimasukinya.
◆ Franchisee diperbolehkan (dalam kendali franchisor) beroperasi dengan menggunakan nama/ merek
dagang, format dan atau prosedur, serta segala nama (reputasi) baik yang dimiliki franchisor.
◆ Franchisee harus mengadakan investasi yang berasal dari sumber dananya sendiri atau dengan dukungan
sumber dana lain (misalnya kredit perbankan).
◆ Franchisee berhak secara penuh mengelola bisnisnya sendiri.
◆ Franchisee membayar royalty kepada franchisor atas hak yang didapatnya dan atas bantuan yang terus-
menerus diberikan oleh franchisor.
◆ Franchisee berhak memperoleh daerah pemasaran tertentu di mana ia adalah satu-satunya pihak yang
berhak memasarkan barang atau jasa yang dihasilkannya.

8
Keuntungan dan Kerugian Franchise

Kerugian :
Keuntungan :
◆ Adanya program latihan yang dijanjikan oleh franchisor
◆ Diberikannya latihan dan pengarahan kadangkala jauh dari apa yang diinginkan oleh franchisee.
yang diberikan oleh franchisor.
◆ Perincian setiap hari tentang penyelenggaraan perusahaan
◆ Diberikannnya bantuan finansial dari sering diabaikan.
franchisor.
◆ Hanya sedikit sekali kebebasan yang diberikan kepada
◆ Diberikannya penggunaan nama franchisee untuk menjalankan akal budi mereka sendiri.
perdagangan, produk atau merek
yang telah dikenal. ◆ Pada bisnis franchise jarang mempunyai hak untuk
menjual perusahaan kepada pihak ketiga tanpa terlebih
dahulu menawarkannya kepada franchisor dengan harga
yang sama.

9
3. Pergabungan Perseroan Terbatas (Joint Venture)

◆ Joint venture adalah suatu perusahaan baru yang


didirikan bersama-sama oleh beberapa perusahaan yang
berdiri sendiri dengan menggabungakan potensi usaha
termasuk dan modal, dalam perbandingan yang telah
ditetaplkan menurut perjanjian atau kontrak yang telah
bersama-sama disetujui .

10
Ciri-ciri Pergabungan Perseroan Terbatas (Joint
Venture)

◆ Beberapa perusahaan bersatu membentuk dan mendirikan perusahaan baru.


◆ Adanya modal-modal yang digabungkan dari beberapa perusahaan untuk
berdirinya perusahhan joint venture. Kekuasaan dalam joint venture sesuai
dengan banyaknya saham yang ditanam oleh masing-masing perusahaan
pendiri dan kesepakatan bersama.
◆ Perusahaan-perusahaan pendiri joint venture memiliki eksistensi dan
kemerdekaan masing-masing.
◆ Khusus untuk Indonesia, joint venture merupakan kerjasama antara
perusahaan domestic dan perusahaan asing (baik saham pemerintah atau
modal swasta).

11
Keuntungan dan Kerugian Join Venture

Kelemahan :
Keuntungan :
◆ Jika salah dalam memilih sekutu maka akan
◆ Untuk mengambil alih suatu
meningkatkan resiko politik yang dihadapi.
perusahaan yang sedang berjalan
untuk memperluas suatu pasaran. ◆ Dapat terjadi perbedaan pandangan antara sekutu lokal
dengan perusahaan.
◆ Untuk memperoleh keuntungan-
keuntungan dari pajak ◆ Adanya harga transfer produk atau komponen akan
menimbulakn konflik kepentingan antara kedua belah
◆ Untuk mendapatkan sumber-
pihak
sumber baru bagi barang-barang.
◆ Memperoleh cadangan uang tunai.

12
4. Bangun Guna Serah
(Build, Operate, Transfer = BOT)
◆ Bentuk Pola Bangun Guna Serah (Built, Operate and
Transfer/BOT ) adalah suatu bentuk perjanjian kerjasama
yang dilakukan antara pemegang hak atas tanah dengan
investor, yang menyatakan bahwa pemegang hak atas
tanah memberikan hak kepada investor untuk mendirikan
bangunan selama masa perjanjian bangun guna serah
(BOT), dan mengalihkan kepemilikan bangunan tersebut
kepada pemegang hak atas tanah setelah masa bangun
guna serah berakhir.

13
A. Kewajiban dan hak masing-masing pihak
◆ Pihak Pertama berkewajiban untuk:
◆ Menyiapkan dan menyerahkan tanah dalam keadaan kosong dan bebas dari ikatan hukum dengan
pihak lain kepada Pihak Kedua dengan suatu Berita Acara Penyerahan yang akan dilampirkan pada
dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perjanjian ini.
◆ Membantu kelancaran pengurusan dan penyelesaian Hak Guna Bangunan (HGB) atas tanah tersebut
tercatat atas nama Pihak Kedua, serta membantu kelancaran pengurusan penyelesaian perizinan-
perizinan dalam rangka pendirian sarana yang diperlukan antara lain, Ijin Mendirikan Bangunan
(IMB), H.O., Surat Ijin Tempat Usaha (SITU), atas biaya Pihak Kedua.

14
A. Kewajiban dan hak masing-masing pihak

◆ Pihak Kedua berkewajiban untuk:


◆ Melaksanakan pembangunan Bangunan sebagaimana dimaksud sampai selesai dalam jangka waktu maksimal 2 (dua) tahun
setelah keluarnya sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) atas nama Pihak Kedua di atas tanah sertifikat Hak Milik atas nama Pihak
Pertama, sebagai masa kontruksi.
◆ Membayar biaya pengadaan tanah.
◆ Menyetorkan bagian keuntungan setiap tahun kepada Pihak Pertama.
◆ Membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
◆ Mengansuransikan bangunan tersebut pada Perusahaan Asuransi sejak pembangunan dimulai sampai dengan berakhirnya
kerjasama.
◆ Pihak Kedua berhak menjaminkan Hak Guna Bangunan (HGB) atas nama Pihak Kedua di atas nama Pihak Pertama pada
Bank/Lembaga Keuangan lainnya sesuai ketentuan perundangan yang berlaku.
◆ Resiko finansial yang diakibatkan oleh transaksi antara Pihak Kedua dengan Bank/Lembaga Keuangan maupun pihak-pihak lain
menjadi beban dan tanggung jawab Pihak Kedua.

15
B. Pemutusan Perjanjian

◆ Perjanjian dapat diputuskan apabila:


◆ Kedua belah pihak sepakat untuk mengakhirinya dan dituangkan dalam persetujuan tertulis.
◆ Pihak Kedua tidak dapat menyelesaikan pembangunan Bangunan.
◆ Terjadi keadaan memaksa (force majeure) dan perjanjian ini disepakati untuk diakhiri.
◆ Pemutusan Perjanjian ini dapat terjadi pada masa pembangunan Bangunan maupun pada masa
pengoperasian Bangunan Supermarket.

16
C. Penyerahan Kembali Bangunan dan Hak
Pengoperasian

◆ Sebelum Perjanjian berakhir, kedua belah pihak harus melakukan penelitian dan evaluasi terhadap aset
dan hutang-piutang yang berhubungan dengan pelaksanaan Perjanjian ini.
◆ Berita Acara Penyerahan tersebut harus memuat secara terperinci keadaan tanah dan bangunan pada saat
penyerahan kembali hak pengoperasian dari Pihak Kedua kepada Pihak Pertama.

17
SEKIAN
&
TERIMA KASIH
18

Anda mungkin juga menyukai