Anda di halaman 1dari 7

Dinasti Umayyah

Oleh:
Kelompok 1
Hafifur Rahman
Hulalis Syafqoh
Istifarini
Sejarah Berdirinya Dinasti Umayyah
Dinasti bani Umayyah merupakan pemerintahan kaum Muslimin yang berkembang
setelah masa Khulafa al-Rasyidin yang dimulai pada tahun 41 H/661 M. Dinasti
Umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan bin Harb. Nama Dinasti Umayyah
dinisbahkan kepada Umayyah bin Abd Syams bin Abdu Manaf. Jika keturunan Nabi
dipanggil dengan keluarga Hasyim (Bani Hasyim), maka keturunan Umayyah disebut
dengan keluarga Umayyah (Bani Umayyah).Oleh karena itu, Muawiyah dinyatakan
sebagai pembangun atau tokoh utama Dinasti Bani Umayyah.
Muawiyah selain sebagai pendiri juga sebagai khalifah pertama Bani Umayyah.Muawiyah dipandang sebagai
pembangun dinasti ini, oleh sebagian sejarawan dipandang negatif sebab keberhasilannya memperoleh legalitas atas
kekuasaannya dalam perang saudara di Shiffin.Terlepas dari itu, dalam diri muawiyah terkumpul sifat-sifat sorang
penguasa, politikus, dan administrator.
Keberhasilan Muawiyah mendirikan Dinasti Umayyah bukan hanya kemenangan diplomasi dalam peran Shiffin dan
terbunuhnya Ali bin Abi Thalib, melainkan sejak semula Muawiyah memiliki “basis rasional” yang solid sebagai
landasan pembangunan masa depan. Selain itu, ia mendapatkan dukungan yang kuat dari Suriah dan keluarga Bani
Umayyah, ia merupakan seorang administrator yang sangat bijaksana dalam menempatkan para pejabat-pejabatnya
serta memiliki kemampuan yang menonjol sebagai negarawan sejati
Perkembangan dan Kemajuan pada Dinasti Umayyah
Pada masa Dinasti Bani Umayyah, banyak perkembangan Di samping melakukan ekspansi territorial, pemerintah dinasti
dan kemajuan yang terjadi di semua bidang Umayyah juga menaruh perhatian dalam bidang pendidikan.
kehidupan.Perkembanga tersebut memengaruhi terhadap Memberikan dorongan yang kuat terhadap dunia pendidikan dengan
Perkembangan peradaban dan kebudayaan Islam.Peranan menyediakan sarana dan prasarana. Hal ini dilakukan agar para
para khalifah memiliki kontribusi besar dalam ilmuan, para seniman, dan para ulama mau melakukan
kemajuan islam. Banyak terjadi kebijaksanaan yang pengembangan bidang ilmu yang dikuasainya serta mampu
dilakukan pada masa ini, di antaranya; melakukan kaderisasi ilmu. Di antara ilmu pengetahuan yang
1. Pemisahan kekuasaan berkembang pada masa ini;
2. Pembagian wilayah 1. Ilmu agama
3. Bidang administrasi pemerintahan 2. Ilmu sejarah dan geografi
4. Organisasi keuangan 3. Ilmu pengetahuan bidang bahasa
5. Organisasi keteraturan 4. Bidang Filsafat
6. Organisasi kehakiman Menurut Jurji Zaidan (George Zaidan) beberapa kemajuan dalam
7. Sosial dan budaya bidang pengembangan ilmu pengetahuan antara lain sebagai berikut:
8. Bidang seni dan sastra a. Pengembangan bahasa Arab
b. Marbad kota pusat kegiatan ilmu
9. Bidang seni Rupa
c. Ilmu Qiraat
10. Bidang Arsitektur. d. Ilmu Tafsir
e. Ilmu Hadis
f.  Ilmu Fiqh
g. Ilmu Nahwu
h. Ilmu Jughrafi dan Tarikh
i. Usaha penerjemahan
Keruntuhan Dinasti Umayyah
Setelah berkuasa selama 90 tahun, akhirnya Dinasti Bani Umayyah berakhir.Berikut ini adalah beberapa faktor yang
dominan dalam fase kemunduran atau kehancuran dinasti Bani Umayyah, yaitu:
1. Munculnya kelompok-kelompok yang merasa tidak puas terhadap pemerintahan Bani Umayyah, seperti kelompok Khawarij,
Syiah, dan kelompok muslim non-Arab (mawali)
2. Tidak adanya ketentuan yang jelas dan tegas tentang sistem pergantian khalifah, ketiadaan ketentuan menyebabkan terjadinya
persaingan yang tidak sehat di kalangan anggota keluarga khalifah
3. Ketidakmampuan dari para penguasa Bani Umayyah untuk menggalang persatuan dan kesatuan dari pertentangan yang
semakin lama semakin meruncing antara etnis suku Arabiah Utara (Bani Qais) dengan suku Arabiyah Selatan (Bani Kalb),
yang sudah ada sejak sebelum Islam
4. Sikap hidup yang bermewah-mewahan dalam lingkungan keluarga khalifah, sehingga mereka yang memegang kekhalifahan
berikutnya tidak mampu memikul beban kenegaraan yang berat
5. Terbunuhnya Khalifah Marwan bin Muhammad oleh tentara Abbasiyah di kampung Busir daerah Bani Suweif sebagai akhir
dari Dinasti Bani Umayyah di Damaskus
6. Munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan Al-Abbas bin Abdul Muthalib sebagai saingan Bani Umayyah dalam
kekhalifahan. Ini merupakan penyebab langsung runtuhnya kekuasaan Dinasti Umayyah. Gerakan ini mendapat dukungan
penuh dari Bani Hasyim, golongan Syi’ah dan kaum Mawali yang merasa dikelasduakan oleh pemerintah Bani Umayyah.
Tokoh-Tokoh Pemikiran Ekonomi Islam
1. Zaid Bin Ali
Nama lengkap secara silsilah Ahlu Bait ialah Imam Zaid ibn Ali Zainal Abidin ibn Husain sebagai Imam kelima dari dua belah
Imam dalam tubuh Syi’ah. Jelasnya, Zaid bin Ali adalah putra dari Imam Syi’ah ke empat, yaitu Ali Zainal Abidin dan cucu dari
Husain bin Ali Imam Syi’ah kelima.
Zaid memimpin pemberontakan melawan Bani Umayyah pada pertengahan abad ke-8, menambah kekerasan yang selalu
terjadi antara Bani Umayyah dan Bani Hasyim. Zaid meninggal pada pertempuran tahun 740, dan dimakamkan di al-Karak,
Yordania.
Setelah meninggalnya, sebagian pihak merasa bahwa ia merupakan pengganti yang berhak atas keimaman dari ayahnya,
ketimbang saudara tirinya, Muhammad al-Baqir. Mereka yang percaya akan keimamannya kemudian mendirikan sekte tersediri
dari Syi'ah yaitu Zaidiyah.

2. Hasan al-Bashri
Hasan ibn Yasar al-Bashri lahir di Madinah pada tahun 21 H/642 M. Ayahnya bernama Yasar, seorang hamba sahaya dari Zaid ibn
Tsabit yang dimerdekakan dan diangkat menjadi sekretarisnya. Sedangkan Ibunya bernama Khairah Maulat Ummu Salamah. Abu
Sa’id al-Hasan ibn Abi al-Hasan Yasar al-Basri, dikenal dengan sebutan al-Hasan al-Basri, lahir dua tahun sebelum berakhirnya
masa kekhalifahan Umar ibn al-Khattab.
Al-Basri juga bersikap apolitis dalam sikapnya terhadap kekuasaan. Dia tidak pernah mendukung Dinasti Umayyah.  Namun, ia
tidak pernah berpartisipasi dalam pemberontakan melawan pemerintahan Umayyah. Di sisi lain, dia menentang mereka dalam
situasi tertentu. 
Misalnya, ia mengkritik Muawiyah, pendiri dan khalifah pertama Kekhalifahan Umayyah. Ketika ia menugaskan Yazid, putranya
sebagai ahli warisnya karena ia tidak mampu, Hasan Al-Basri mengutuk Hajjaj, gubernur Bani Umayyah yang kejam. 
Dia terpaksa bersembunyi untuk beberapa waktu karena kutukan itu. Dia berterima kasih kepada Allah setelah kematian Hajajj dan
berdoa agar kebijakannya dihancurkan.
3. Abu Yusuf
Abu Yusuf, yang dalam literatur Islam sering disebut dengan Imam Abu Yusuf Ya‟qub bin Ibrahim bin Habib al-Ansāri
al-Jalbi al-Kufi al- Ekonomi Islam Perspektif Abu Yusuf 106 Baghdādi lahir pada tahun 113 H/731/732 M di Kufah dan pernah
tinggal di Baghdad, serta meninggal pada tahun 182 H/798 M. Ia berasal dari suku Bujailah, salah satu suku Arab.
Secara historis dapat diketahui, Abu Yusuf hidup pada masa transisi dua zaman kekhalifahan besar dalam Islam, yaitu
pada akhir kekuasaan Bani Umayyah di Damaskus dan masa Bani Abbasiyah. Hal ini ditandai dengan adanya persaingan
perebutan kekuasaan di kalangan anggota-anggota dinasti Umayyah dengan kemewahan di istana yang telah membawa dinasti
ini kepada kelemahan yang pada gilirannya membawa pada kehancuran pada tahun 750 M. Ketika itu muncullah kelompok
dari Bani Hashim, sebagai saingan politik Bani Umayyah memperebutkan jabatan Khalifah atau pemerintahan umat Islam.
Gerakan oposisi ini dipelopori oleh Abu al-Abbas ibnu Abdu al-Muththalib Ibnu Hashim. Kesatuan mereka berhasil
membunuh Khalifah Marwan II, yaitu khalifah terakhir Bani Umayyah.
Thank You !

Anda mungkin juga menyukai