DI SUSUN OLEH:
Pada hal ini merujuk pada dua dinasti besar sebagai pencetus perubahan, yaitu pada masa
dinasti Umayyah dan Abbasiyah yang masing masing memiliki argumentasi yaitu : Setelah
khalifah Ali bin Abi Thalib jatuh karena adanya sengketa politik yang berkepanjangan dan
diakhiri dengan kemenangan Mu’awiyah Dan Pemerintahan sentralistik yang dijalankan
dinasti Umayyah ini akhirnya tumbang setelah berjalan dalam kurun waktu 661-750 M
Pada masa awal pemerintahannya, hampir semua sejarawan mencatat dinamika
Abbasiyah mengalami kemajuan yang luar biasa,baik dalam bidang peradaban maupun ilmu
pengetahuan. Ada sejumlah nama besar khalifah yang memerintah pada periode ini, yaitu
Abu al Abas sebagai pendiri abbasiyah. Khalifah Abu Ja’far al-Mansur dengan gebrakan
politik pemerintahannya memindahkan ibu kota pemerintahan ke Bagdad. Lalu spirit
perjuangan ini dilanjutkan oleh khalifah sesudahnya sehingga mencapai puncak kejayaanya
diantaranya adalah: al Mahdi, al Hadi, Harun Arrasyid, al Amin, al Makmun, al Muktasin, al
Watiq, dan al Mutawakkil.
Pada masa al Mahdi beberapa kemajuan yang dihasilkan adalah pembaharuan pajak
tanah memajukan perdagangan dan berkembangnya filsafat dan sastra. Kemajuan lain yang
juga tercapai pada masa dinasti Abbasiyah ketika pemerintahan dipegang oleh Harun ar
Rasyid yang dimana salah satunya adalah Gerakan penerjemahan.setelah wafatnya harun
arrasyid dimana pemerintahan dipegang oleh Al Amin keadaan dinasti mulai mengalami
kemunduran bahkan mulai banyak daerah-daerah yang melepaskan diri. Kecenderungan
mementingkan peradaban dan ilmu pengetahuan, menjadi ciri pembeda dari dinasti
sebelumnya. Dukungan istana terhadap perkembangan ilmu pengetahuan tidak semata hanya
dari penyediaan fasilitas saja, tapi juga penghargaan khalifah terhadap para ilmuan dan ulama
yang mana berdampak pada banyaknya lahir para tokoh-tokoh terkenal yang banyak dikenal
didunia sehingga sekarang yang mana dianttaranya seperti bapak kedokteran dunia Ibnu sina
atau yang orang barat kenal dengan nama Avisena.
C. DINASTI AYYUBSIYAH
Pendiri dinasti ayyubiyah salahuddin Al Ayyubi seorang panglima perang melawan umat
Kristen pada Perang Salib. Pada pemerintahan ayyubiyah memiliki karakteristik sendiri
dibanding dengan dinasti-dinasti yang lain yang bertujuan untuk mengusir orang-orang Salib
dari wilayah Syiria dan Palestina. Hasil peradaban masa Ayyubiyah:
1. Mendirikan benteng Kairo di bukit muqattam yang paling barat sebagai pusat
pemerintah dan sebagai pertahanan militer dari serangan musuh
2. Mendirikan tembok besar sebagai benteng pertahanan Negeri
3. Mendirikan lembaga pendidikan dan sekolahan
4. Menggantikan mazhab Syiah yang dipakai pada masa fatimiyah menjadi mazhab
Sunni
5. Berkembangnya sistem irigasi dan tanggul-tanggul pertanian
6. Membentuk persatuan kaum muslimin se Asia Barat untuk mengusir orang-orang
salib
7. Munculnya jurnalis dan sastrawan yang Mashur termasuk syair Sholawat Badr
8. Membuat perjanjian perdamaian dan berhenti perang antara kaum muslimin dengan
kaum salib
Faktor penyebab keruntuhan dinasti Ayyubiyah:
1. Setelah wafatnya Salahuddin al-ayyubi timbul perang saudara dalam keluarga istana
sendiri
2. Terjadinya Perang Salib yang terus-menerus tiada henti
3. Serangan dari bani mamluk yang bekerjasama dengan tentara Salib