Reactor (SBR)
Kelompok M-2 :
Dani Fajar Sani 195100900111001
Retno Nindya Sari 195100900111007
Ja’far Tsabit Rabbani 195100900111015
M Rajhendra Waranggana P 195100900111017
Fitriani Darojatul Hikmah 195100900111018
Yanuar Mufid Hardian 195100900111019
Unit proses di dalam SBR dan di dalam sistem lumpur Sequencing Batch Reactor
aktif secara konvensional adalah identik. Namun
terdapat satu perbedaan yang utama yaitu pada
pengolahan lumpur aktif konventional, proses akan
(SBR)
berlangsung pada tangki-tangki yang terpisah,
sedangkan di dalam operasi SBR, proses akan
sistem pengisian dan draw di dalam pengolahan
berlangsung secara bergantian di dalam satu tangki lumpur aktif
yang sama
Gambar instalasi
Sequencing Batch Reactor
SBR sendiri merupakan suatu reaktor cyclic (atau batch) yang didesain pada basis aliran intermittent yang masuk ke
dalam masing-masing reaktor
Awesome Presentation
Prinsip Kerja SBR
Tiap-tiap reaktor di dalam sistem SBR akan diisi dengan air limbah
selama selang waktu/periode waktu tertentu selanjutnya reaktor
tersebut akan dioperasikan menurut mode pengolahan secara
batch. Setelah pengolahan, mixed liqour akan diendapkan selama
selang waktu tertentu dan selanjutnya supernatan yang
terklarifikasi akan dikeluarkan dari reaktor.
Kelebihan
Sequencing Batch
Reactor
Kelemahan Sequencing Batch Reactor
02
React (Aerasi), Fase ini memperkenankan
reaksi-reaksi biologi yang terseleksi hingga
terjadi pada batas yang diinginkan.
03
Settle (Sedimentasi), memubuat kondisi
quescent dalam reaktor agar mendapatkan
pemisahan cairan dan padatan dari air.
04
Draw (Decant), Mengeluarkan supernatant
yang telah terolah dan terklarifikasi dari dalam
reaktor.
05
Idle, Pada fase ini, ada beberapa variasi dapat
didisain pada fase ini seperti termasuk di
dalamnya sludge thickening dan desluding
STUDI KASUS
SEQUENCING BATCH REACTOR
“Pengolahan Air Limbah Tempe dengan Metode
Sequencing Batch Reactor Skala Laboratorium
dan Industri Kecil Tempe”
Winda dan Suharto. 2015. Pengolahan Air Limbah Tempe dengan Metode Sequencing Batch
Reactor Skala Laboratorium dan Industri Kecil Tempe. Seminar nasional teknik kimia.
Yogyakarta, 15 Maret 2015.
KEL. M2
TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
Industri Pembuatan Tempe
Limbah dari industri tempe tersebut belum diolah dengan benar sehingga dapat
mengganggu kesehatan dan kelangsungan hidup hewan air. Akibat dari air limbah
tersebut adalah kadar oksigen dalam air berkurang dan timbulnya bau
1 4
TANGKI UMPAN TANGKI KEDUA
Air limbah dilakukan Dilakukan proses
ekualisasi dengan menjaga aerasi kemudian diambil
ph dan suhu. Kemudian sampel untuk dianalisis
dianalisis kadar BOD dan pH BOD dan Ph dan
dilakukan secara duplo
PERCOBAAN
TANGKI UMPAN
UTAMA 01 Pada tangki umpan di percobaan pendahuluan
didapatkan laju alir terbaik. Berdasarkan laju alir
terbaik tersebut, kemudian dialirkan menuju tangki
SBR
TANGKI SBR
02 Air limbah dari tangki umpan kemudian dialirkan
menuju tangki SBR sesuai dengan laju aliran terbaik
yang diperoleh pada percobaan pendahuluan.
kemudian diketahui hasil percobaan yang memberikan
nilai BOD paling rendah/sesuai standar dengan variasi
konsentrasi inokulum dan kecepatan pengadukan
yang telah ditetapkan.
Proses yang Terjadi di Tangki SBR
Tahap 2
Tahap 4
Dilakukan analisa
Uji parameter BOD, COD, N
karakteristik awal limbah
Total, TSS, dan pH effluen
cair lindi hasil perajangan
SBR
sampah PIOS
KARAKTERISTIK AIR LIMBAH SEBELUM
PENGOLAHAN
Penjelasan
THANK YOU