Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KASUS

Kolic Renalis Ec Susp Ureterolithiasis


dr. Cantik Maharendra Putri

2021
I. IDENTITAS
◦ 1. Nama (Inisial) : Tn. S
◦ 2. Umur : 59 tahun
◦ 3. Jenis Kelamin : Laki - laki
◦ 4. Agama : Islam
◦ 5. Pekerjaan : Wiraswasta
◦ 6. Status Perkawinan : Menikah
◦ 7. Jumlah Anak : 3 orang
◦ 8. Pendidikan terakhir : SMP
◦ 9. Alamat lengkap : Jalen, Balong
◦ 10. Waktu pemeriksaan : 24 Januari 2021
II. DATA DASAR KESEHATAN
◦ Anamnesis :
◦ RPS : Pasien datang ke IGD puskesmas Balong dengan keluhan nyeri pinggang sebelah kiri. Nyeri
dirasakan sejak tadi pagi. Nyeri terasa hilang timbul. Nyeri dari pinggang dirasa menjalar ke perut. Nyeri
dirasa memberat saat buang air kecil. Nyeri memberat bila beraktivitas dan sedikit berkurang bila
digunakan beristirahat. Pasien belum sempat berobat sebelumnya.
◦ BAK bewarna kuning keruh, darah (-), nanah (-). Anyang2an (+). Pasien tidak pernah merasakan BAK
seperti pasir. Pasien mengeluh mual (+), muntah (-). Demam (-). Pasien tidak mengalami gangguan
makan dan minum.
◦ RPD : 8 bulan yang lalu pasien pernah ada keluhan serupa, sudah pernah di USG hasilnya terdapat
batu di saluran kemih. Riwayat operasi sebelumnya belum pernah, DM (-), HT (-), alergi (-).
◦ RPK : Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama, HT(-), DM (-), asma (-), alergi (-)
◦ R. Sos : Pasien suka menahan kencing. Pasien juga kurang suka mengkonsumsi air putih sehari minum
tidak sampai 1 liter. Pasien jarang mengkonsumsi makanan seperti daging-dagingan, seafood, sayuran
hijau seperti bayam dan kangkung. Sehari-hari pasien juga merokok sekitar 1 bungkus perhari. Pasien
tidak mengkonsumsi alkohol.
Pemeriksaan Fisik
KU : Cukup
GCS : 456
Kesadaran : Composmentis

Vital Sign:
Tensi : 150/80 mmHg
Nadi : 92 x/menit; regular
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,50 C
BB : 60 kg
TB : 163 cm
Gizi : 22,58 (Normal)
◦ Kepala/Leher : A/I/C/D -/-/-/-, Pembesaran KGB (–)

◦ Thoraks:
Paru-paru
Inspeksi : Bentuk normochest, simetris , retraksi (-)
Palpasi : Expansi dinding dada simetris, stem fremitus: simetris
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : Vesikuler kanan dan kiri simetris, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis tidak kuat angkat
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : S1S2 tunggal, murmur(-), gallop (-)

◦ Abdomen
Inspeksi : Flat, massa (-), tanda-tanda inflamasi (-)
Auskultasi : Bising usus normal
Palpasi : Soefl, nyeri tekan (+) regio inguinal sinistra
Hepar, Lien dan Ren tidak teraba.
Palpasi suprapubik: VU kosong
Perkusi : timpani di semua lapang abdomen, meteorismus (-)
Pemeriksaan NKCVA -/+

Ekstremitas : Akral hangat, kering, edema   


  CRT < 2 detik.
  
USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG

◦ DL
◦ UL
◦ BOF
◦ USG ABDOMEN
◦ RFT
DIAGNOSIS KERJA

◦ Colic Renalis ec Suspect Ureterolitiasis Sinistra DD Nefrolitiasis S DD Pielonefritis Akut


◦ PLANNING TERAPI

◦ Inj. Ketorolac 1 amp


◦ Inj. Ranitidin 1 amp
◦ Pro Rujuk ke Poli Urologi RS (Sp.U) untuk tatalaksana lanjut.

◦ PLANNING MONITORING
◦ Keluhan pasien (nyeri)
◦ Vital sign (TD, HR, Suhu)
Penatalaksanaan Komprehenship yang dapat diberikan
kepada penderita

Promotif:
◦ Edukasi kepada pasien mengenai kecurigaan penyakit batu saluran kemih yang diderita pasien seperti
penyebab dan cara pencegahannya agar tidak terulang kembali.
◦ Melakukan edukasi mengenai pentingnya minum air putih 3,7 liter perhari.
◦ Petugas kesehatan hendaknya lebih sering dalam kegiatan promosi kesehatan, misalnya menggunakan
pamflet, brosur, maupun poster tentang batu saluran kemih, makanan gizi seimbang, cairan yang
dibutuhkan tubuh dalam satu hari yaitu 3,7 liter perhari bagi laki-laki, dan 2,7 liter perhari bagi wanita,
yang disebar/ditempatkan di tempat umum yang strategis untuk dibaca masyarakat atau dengan
mengadakan penyuluhan tentang batu saluran kemih.
Preventif:
◦ Edukasikan untuk:
◦ Minum air putih yang cukup, 3,7 liter perhari.
◦ Diet rendah kalsium (susu, yoghurt, keju, ikan salmon, sarden, es krim, sayur kol, dan lobak), oksalat
(bayam, teh, cokelat, dan kacang-kacangan) dan purin (daging merah, jerohan, roti manis, unggas,
daging rusa, seafood seperti kepiting, udang, lobster, scallop, ikan-ikan kecil termasuk ikan teri, hering,
makarel, sarden).
◦ Jangan menahan kecing
Kuratif:

◦ Inj. Ketorolac 1 amp


◦ Inj. Ranitidin 1 amp
◦ Pro Rujuk ke Poli Urologi RS (Sp.U) untuk tatalaksana lanjut.
Rehabilitatif:
◦ Istirahat cukup (tidur 6-8 jam perhari)
◦ Minum air putih 3,7 liter perhari.
◦ Rutin berolahraga (minimal 3x seminggu, selama 30-60 menit) dengan olahraga aerobik (berjalan,
jogging, bersepeda, berlari)
◦ Diet rendah kalsium (susu, yoghurt, keju, ikan salmon, sarden, es krim, sayur kol, dan lobak), oksalat
(bayam, teh, cokelat, dan kacang-kacangan) dan purin (daging merah, jerohan, roti manis, unggas,
daging rusa, seafood seperti kepiting, udang, lobster, scallop, ikan-ikan kecil termasuk ikan teri, hering,
makarel, sarden).
◦ PROGNOSIS
◦ Dubia ad bonam
KOLIC RENALIS DAN
BATU SALURAN KEMIH
Nyeri Kolik
◦ Nyeri Kolik merupakan nyeri viseral akibat spasme otot polos organ berongga dan biasanya disebabkan
oleh hambatan pasase dalam organ tersebut seperti obstruksi usus, batu ureter, batu empedu, peningkatan
tekanan intraluminar.

◦ Nyeri ini timbul karena hipoksia yang dialami oleh jaringan dinding saluran. Karena kontraksi ini
berjeda, kolik dirasakan hilang timbul (intermitten).
Kolic Abdomen
◦ Nyeri kolik abdomen merupakan nyeri yang dapat terlokalisasi dan dirasakan seperti perasaan tajam.
◦ Mekanisme terjadinya nyeri ini adalah karena sumbatan baik parsial ataupun total dari organ tubuh
berongga atau organ yang terlibat tersebut dipengaruhi peristaltik. Beberapa yang menjadi penyebab
kolik abdomen adalah kolik bilier, kolik renal dan kolik karena sumbatan usus halus (kolik intestine).
Kolic Renalis
◦ Kolik renal adalah nyeri yang disebabkan oleh obstruksi akut di ginjal, pelvis renal atau ureter oleh batu.
Nyeri ini timbul akibat peregangan, hiperperistaltis, dan spasme otot polos pada sistem
pelviokalises ginjal dan ureter sebagai usaha untuk mengatasi obstruksi.
◦ Nyeri dirasakan di flank area yaitu daerah sudut kostovertebra kemudian dapat menjalar ke dinding
depan abdomen, ke regio inguinal, hingga ke daerah kemaluan.
◦ Kolik renal sering disertai mual dan muntah, hematuria dan demam, bila disertai infeksi
ANATOMI
ETIOLOGI
FAKTOR INTRINSIK :
◦ Herediter (keturunan) : Faktor risiko yang lebih tinggi mungkin karena kombinasi dari predisposisi
genetik dan eksposur lingkungan yang lama (misalnya, diet).

◦ Umur : Penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun

◦ Jenis kelamin :Jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan pasien perempuan
FAKTOR EKSTRINSIK :
◦ Asupan air : Kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium meningkatkan insiden batu
saluran kemih.
◦ Geografi
◦ Iklim dan temperatur
◦ Diet : purin, oksalat, dan kalsium mempermudah terjadinya penyakit batu saluran kemih.
◦ Pekerjaan : Sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk dan kurang aktifitas atau
sedentary life.
TEORI PEMBENTUKAN BATU
◦ TEORI NUKLEASI
Batu terbentuk di dalam urine karena adanya inti batu (nukleus). Partikel-partikel yang berada dalam
larutan yang terlalu jenuh (supersaturated) akan mengendap di dalam nukleus itu sehingga akhirnya
membentuk batu.

◦ TEORI MATRIKS
Matriks organik terdiri atas serum/protein urine (albumin, globulin, dan mukoprotein) merupakan kerangka
tempat diendapkannya kristal-kristal batu.
◦ PENGHAMBAT KRISTALISASI
Urine orang normal mengandung zat penghambat pembentuk kristal, antara lain : magnesium, sitrat,
pirofosfat, mukoprotein dan beberapa peptida. Jika kadar salah satu atau beberapa zat itu berkurang, akan
memudahkan terbentuknya batu di dalam saluran kemih.
KOMPOSISI BATU
◦ umumnya mengandung unsur kalsium oksalat atau kalsium fosfat (75%), asam urat (8%), magnesium-
amonium-fosfat (MAP) (15%), xanthyn, dan sistin, silikat dan senyawa lain (1%)
BATU KALSIUM
◦ dijumpai lebih dari 80% batu saluran kemih, baik yang berikatan dengan
oksalat maupun fosfat.
◦ Etiologi :
- Hiperkalsiuri : kalsium dalam urine lebih besar dari 250-300 mg/24 jam
- Hiperoksaluri : ekskresi oksalat urine melebihi 45 gram per hari
- Hiperorikosuria, yaitu kadar asam urat dalam urine melebihi 850 mg/24 jam.
- Hipersitraturi
- Hipomagnesuria
BATU STRUVIT
- Disebut juga batu infeksi.

- Kuman penyebab adalah kuman golongan pemecah urea atau urea splitter yang dapat menghasilkan
enzim urease dan mengubah pH urine menjadi basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak. Suasana
basa ini memudahkan garam-garam magnesium, amonium, fosfat dan karbonat untuk membentuk batu
magnesium amonium fosfat (MAP).
◦ Kuman-kuman yang termasuk pemecah urea diantaranya adalah : Proteus
spp, Klebsiella, Serratia, Enterobakter, Pseudomonas dan Stafilokokus.
E.coli bukan termasuk pemecah urea.
BATU URAT
- merupakan 5-10% dari seluruh batu saluran kemih.

- Penyakit ini banyak diderita oleh pasien dengan penyakit gout, penyakit
mieloproliferatif, pasien yang mendapatkan terapi antikanker, dan yang
banyak menggunakan obat urikosurik.Obesitas, peminum alkohol, dan diet
tinggi protein mempunyai peluang besar untuk mendapatkan penyakit ini
◦ Faktor yang menyebabkan terbentuknya batu asam urat adalah :
1. urine yang terlalu asam (pH urine < 6),
2. volume urine yang jumlahnya sedikit (< 2 liter/hari) atau dehidrasi,
3. hiperurikosuri atau kadar asam urat yang tinggi.

. Bersifat radiolusen, sehingga pada pemeriksaan PIV tampak sebagai bayangan filling defect
. Batu jenis lain
Batu sistin, batu xanthin, batu triamteren, dan batu silikat sangat jarang dijumpai.

Batu sistin didapatkan karena kelainan metabolisme sistin, yaitu kelainan absorpsi sistin di mukosa usus.
Batu xantin terbentuk karena penyakit bawaan berupa defisiensi enzim xanthin oksidase.
MANIFESTASI KLINIS
 tergantung pada letak batu, besar batu dan penyulit yang telah terjadi
◦ nyeri ketok di daerah kosto-vertebra
◦ teraba ginjal pada sisi yang sakit akibat hidronefrosis,
◦ ditemukan tanda-tanda gagal ginjal
◦ retensi urine
◦ jika disertai infeksi didapatkan demam/menggigil
◦ Pemeriksaan Laboratorium
◦ Pemeriksaan urin rutin untuk melihat eritrosituri, lekosituria, bakteriuria (nitrit), pH urin dan kultur urin
◦ Pemeriksaan darah berupa hemoglobin, lekosit, ureum dan kreatinin.
◦ Urinalysis : pH > 7.5 : lithiasis karena infeksi dan pH < 5.5 : lithiasis karena asam urat
Diagnosis Banding
◦ Pielonefritis akut,
◦ Tumor ginjal, ureter dan vesika urinaria,
◦ Tuberkulosis ginjal,
◦ Nekrosis pielocaliceal ginjal,
◦ Kolesistitis akut, dan
◦ Appendisitis akut.
KOMPLIKASI
◦ Hidronefrosis
◦ pielonefrosis
◦ uremia
◦ gagal ginjal

Anda mungkin juga menyukai