I. Variasi Normal II. Abnormal Variasi I. VARIASI NORMAL
Yang dimaksud disini adalah variasi2 normal yg terjadi pd bayi2
baru lahir dan sesuai dgn perkembangan usia akan berubah sesuai dgn bentuk N Beberapa contoh : 1. Pes Planus Flexible feet 2. Genu valgum tungkai bawah bentuk X (Knock Knee) 3. Bow Legs = Genu varus bentuk O 06/06/21 Genu varum = bow leg = peningkatan ruang antara kedua lutut oleh karena angulasi lateral tungkai bawah terhadap tungkai atas. genu valgum = penyempitan ruang antara kedua lutut oleh karena angulasi medial tungkai bawah terhadap tungkai atas. Hallux valgus = angulasi hallux menjauhi linea mediana . Terjadi oleh karena kebiasaan memakai sepatu sempit. 06/06/21 Semua variasi normal ini tidak perlu penanganan, tetapi bila tetap ada setelah usia 5 th maka ini perlu tindakan yg bersifat konservatif II. ABNORMAL VARIASI = KELAINAN KONGENITAL (TRUE=ASLI) Faktor Etiology : 1. Kelainan genetik 2. Faktor non genetik (obat2, infesi rubela) 3. Kombinasi genetik dan non genetik Faktor non genetik ini terjadi pada saat kehamilan. Secara umum kelainan kongenital ini dibagi atas 2 bagian besar Yaitu : A. Lokalized Abnormalities : maksudnya disini kelainan bisa hanya pd tulang, sendi, atau tumbuh berlebih. Jadi pada lokalized tulang ini bisa terjadi Aplasia (tidak berbentuk) Hypoplasia (terbentuk, tapi minimal) Dysplasia (terbentuk tapi bentuknya abnormal) Hypertrophy (berlebihan dari ukuran) Polydactily (jari-jari terbertuk lebih) Spina bifida (proses pembentukan normal tetapi tidak finish, jadi berhenti dalam proses) Pada sendi bisa terjadi synostosis dimana terjadi kegagalan pembentukan sendi Yg termasuk Lokalized Abnormal:
Pada kaki (Telapak Kaki)
1. Kongenital fif-h toe jari kelima overiding pd jari lainnya , dan menyebabkan gangguan bersepatu 2. Kongenital varus digiti III 3. Syndactily (jari2 saling menempel) 4. Poly dactily (jari2 lebih/ supernumery) 5. Metatarsus primus varus akibat adduksi dari tulang metatarsal yg I 6. Metatarsus varus = varum kelima tulang metatarsal mengalami adduksi,shg bagian onterior telapak kaki deviasi ke medial,tetapi bagian posterior telapak kaki tetap normal 7. Tali pes equino varus, merupakan kelainan yg paling sering pd telapk kaki. Pada keadaan ini didapat bentuk kaki : Fore foot adduksi dan supinasi, heel mengalami varus, terdapat tibial torsi interna dan ankle joint equinus varus, penanganannya konservatif dan operatif 8. Talipes calcaneovalgus, bisa terjadi pd satu atau kedua kaki, gambaran yg didapat adalah: kaki dorsoflexi dan everted 9. Conggenital plantak flexi (vertikal) talus. Hal ini terjadi akibat rigiditas yg extreme pd talus dlm posisi equinus dan bagian depan kaki (fore foot) dorso flexi dan everted (telapak kaki menjadi datar / konvex) Flat foot = melemahnya ligamentum/tendo pada kaki, sehingga ketinggian arcus longitudinalis bagian medial berkurang / “jatuh”. Etiologi = berat badan berlebihan, postur abnormal, melemahnya jaringan penguat , dan predisposisi genetik. Predisposisi lain = genu valgum, berlari di bukit,pelari jarak jauh. Claw foot = kondisi di mana arcus longitudinal bagian medial meninggi secara abnormal. Pada umumnya oleh karena deformitas otot, seperti pada kaki penderita diabetes melitus yang mengalami neuropati dan atrofi otot kaki. Clubfoot / CTEV ( Congennital Talipes Equino Varus) = deformitas yang diturunkan dengan angka kejadian 1 : 1000 kelahiran. Kaki terpuntir ke inferior, dan medial, dan sudut arcus pedis melebar. Pada Tulang Panjang Pseudo artrosis tibia tulang tibia sangat melengkung(angulasi), umumnya berhubungan dgn kelainan neurofibromatosis Hypoplasia, tidak terbentuk Pada Lutut (Knee = Genu) Hyper extensi lutut (Genu Recurvatum), terjadi anterior dislokasi dari lutut, kelainan ini jarang, dan umumnya ada hubungan dgn arthrogryposis Dislokasi patela, terjadi akibat adanya hypoplastic dari patela Pada Panggul (Hip= Coxae) 1. Coxa vara, kelainan ini akibat adanya defek proses osifikasi dari leher caput femur. Secara klinis didapat : extrimitas bawah lebih pendek dari yang N, terbatasnya gerak pasive Abduksi dari sendi panggul. 2. CDH (Conggenital Dislokasi of Thehip) Dislokasi pd sendi coxae penyebabnya tidak begitu jelas, yg pastiini merupakan kombinasi genetik dan environment.Terjadi kelainan dimana acetabulum lebih datar dan didapat caput femur keluar dari caput sendi bisa di posterior / lateral dan uranial ada tanda yg dipakai untuk pemeriksaan CDH yaitu: Trendelenberg sign: Pd sisi berdiri dilihat dari belakang tungkai yg sendinya sakit diangkat maka pd yg sehat pelvisnya lebih rendah Pada Tangan : 1. Triger Thumb ibu jari dalam posisi flexi inter phalangeal joint akibat stenosis dari fibrous sheath flexor policis longus tendon 2. Poly dactily 3. Syndactily Pada Ante brachii Club Hand (Hypoplasia Radius) Jarang terjadi, gambarannya terjadi radial deviasi pd antebrachii Beberapa Kelainan Congenital Localized High Scapula (Sprengel Deformity) Spina Bifida Scoliosis Congenital ini terjadi akibat adanya kegagalan 1 ½ corpus vertebrae terbentuk (hemi vertebrae) dan terjadi lateral Curvature spine Muscular torticolis (Wry Neck) B. Kelainan Konggenital General 1. Osteogenesis imperfecta (= Britle Bones = Fragilitas Ossium) Terjadi akibat kegagalan osifikasi perios dan endosteal, maka terjadi inbalance bone deposit dan bone resorpsi tulang tipis dan mudah patah 2. Marble Bones (Chack Bone) = Chack Bone Kegagalan Bone Resorpsi tulang penuh calsium deposit rapuh 3. Marfans Syndrome (Arachno Dactily) Tulang-tulang panjang akan tumbuh lebih hebat. 4. Achondro plasia (Chondrodystrophia Fetalis) Terjadi gangguan pada pusat pertumbuhan panjang tulang gambaran seperti dwarfism. Kelainan Pada Otot Amyotonir Congenital (Infantile Spinal Muskular Artrophy) Terjadi gangguan tonus otot yg , sehingga gambaran bayi spt floppy doll (gambaran boneka bodol) Muscular Dystrophy Amyo plasia Conggenita (Artro Gryposis Multi plex Congenita) Terjadi gangguan tonus otot yang sehingga terdapat gambaran kekakuan Myositis Ossificans Progresiva Terjadi pembentukan tulang pada otot2. Duchenne Muscular Dystrophy Kelainan genetik yang ditandai adanya atrofi/pengecilan serabut otot. Terbanyak menimpa pria. Jaringan otot rusak diganti oleh lemak & jaringan ikat. Ditandai dg kelemahan pada otot kaki & kemudian menyebar cepat ke bahu dan bagian lain tubuh. Kematian biasanya terjadi pada umur 21 tahun berhubungan dengan kelemahan otot napas & jantung. Fibrodisplasia (miositis) ossifikasans progresifa BAHAN BACAAN :
Text Book of Disorders and Injuries of The
Musculoskeletal System By: Robert Broce Salter Concise System of Orthopaedics and Fracture By: A. Graham Apley and Lovis Solomon