Anda di halaman 1dari 9

ACARA PEMASAKAN SERPIH

(PROSES SULFAT)

Kelompok 1 :
Agung Prastyo Aji (17/414526/KT/08555)
Gianova Vierry Prasetyadi (17/414543/KT/08572)
Afida Setianingrum (18/424029/KT/08604)
Alfina Damayanti (18/424034/KT/08609)
Alif Brilianto (18/424035/KT/08610)
Titus Windi Priatmoko (18/430178/KT/08867)
DATA
• Tabel 1. Penyiapan Larutan Pemasak
Sulfiditas 25%
Alkali Aktif 20%
BKT 250 gram
Na2S 1,258
NaOH 1,29
Perbandingan Larutan 1 : 4
• Tabel 2. Perhitungan Larutan Pemasak
KBK 50
Na2S 15,725 gram
NaOH 48,375 gram
JLP 1000
BKU 281,47217 gram
Air dalam serpih 31,47217378
air yang ditambah 904,4278 ml

• Tabel 3. Perhitungan Rendemen


BB Rendemen BB Reject BKT Rendemen BKT Reject BKT Chips Rendemen
Reject (%)
(gram) (gram) (gram) (gram) (gram) (%)
946 16 108,8846 1,0848 250 43,554 0,434
• Tabel 4. Kompilasi Rendemen Proses Sulfat

Kelompok Proses Pulping Rendemen (%) Reject (%)


1 42,55 0,43
2 Sulfat 38,49 0,004
3 38,8 1,24
• Grafik Rendemen & Reject
PEMBAHASAN
• Proses sulfat merupakan proses pemasakan pulp menggunakan
zat pemasak sodium hidroksida (NaOH) dan sodium sulfida
(Na2S). Proses sulfat digunakan untuk menghasilkan pulp
yang beragam mulai dari pulp berwarna gelap sampai pulp
lunak yang mudah diputihkan (Marsoem, 2012).
• Rendemen dalam pulp perbandingan antara massa pulp kering
tanur yang dihasilkan dengan massa kayu kering tanur yang
dinyatakan dalam bentuk persen (Biermann, 1996).
• Pada praktikum ini didapat pulp tersaring sebesar 946 gram dan
reject sebesar 16 gram. Hasil rendemen tersaring yang didapat
tergolong sangat besar, hal ini disebabkan karena tingginya
alkali aktif yang digunakan yaitu sebesar 20%. Peningkatan
konsentrasi alkali aktif akan meningkatkan rendemen tersaring
sampai batas tertentu dan menurunkan rendemen sisa,
rendemen total, dan bilangan kappa (Lukmandaru dkk., 2002).
• Sehingga pada praktikum ini diperoleh rendemen sebesar
43,554 %. Nilai tersebut sesuai menurut Shmulsky dan Jones
(2011), rendemen pulp sulfat yang dihasilkan biasanya berkisar
antara 40-55%. Rendemen pulp sulfat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya: spesies kayu yang digunakan,
sifat anatomi kayu, ukuran dan kualitas ceriping, dan bahan
kimia pemasakan (MacLeod, 2007).
DAFTAR PUSTAKA
Biermann, C. J. 1996. Handbook of Pulping and Papermaking: Second
Edition. Academic Press. California.
Lukmandaru, G., S. N. Marsoem, dan R. M. Siagian. 2002. Kualitas Kayu
Nilotika (Acacia nilotica) Sebagai Bahan Baku Pulp. Prosiding
Seminar Nasional V MAPEKI. 397-402.
MacLeod, M. 2007. The Top Ten Factors in Kraft Pulp Yield. Paperi ja Puu –
Paper and Timber Vol. 89(4).
Marsoem, S.N. 2012. Pulp dan Kertas. Bagian Teknologi Hasil Hutan
Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Shmulsky, R. dan P. D. Jones. 2011. Forest Products and Wood Science: An
Introduction. Sixth Edition. Wiley-Blackwell. Oxford.

Anda mungkin juga menyukai