PIDANA (RECIDIVE)
PENGERTIAN
Recidive atau Pengulangan Tindak Pidana terjadi dalam hal
seseorang yang melakukan suatu tindak pidana dan telah
dijatuhi pidana dengan suatu putusan Hakim yang tetap
(inkracht van gewijsde), kemudian melakukan suatu tindak
pidana lagi/mengulang lagi perbuatannya.
Recidive merupakan alasan memperberat pemidanaan
(pada umumnya ditambah sepertiga)
BAGAN RECIDIVE
Pengulangan Delik
Unsur Pokok
Recidive
Alasan Pemberat
Pidana
Bila tidak terpenuhi,
maka hanya terjadi
concursus !
Sistem Pemberatan Pidana (Recidive)
Ada 2 (dua) sistem recidive yang dikenal dalam ilmu hukum
pidana materiil:
1. Recidive Umum
Pengulangan terhadap jenis tindak pidana apapun dan
dilakukan dalam waktu kapan saja.
Tidak ada daluwarsa recidive.
2. Recidive Khusus
Pengulangan terhadap jenis tindak pidana tertentu dan
dilakukan dalam tenggang waktu tertentu pula.
BAGAN SISTEM RECIDIVE
Recidive Umum
Recidive Khusus
Indonesia
144 ayat (2), 155 Ayat (2),
KUHP Recidive Khusus
157 ayat (2), 161 ayat (2),
163 ayat (2), 208 ayat (2),
216 ayat (3), 321 ayat (2),
393 ayat (2), 303 bis ayat (2)
KUHP
Recidive Recidive kejahatan tertentu yang
Kejahatan sejenis
Recidive
Recidive Psl 486 (Kej. harta benda dan
pemalsuan), 487 (Kej. Org)
Pelanggaran Dan 488 (Kej. Thd penghinaan,
Penerbitan)