Prinsip Aqidah
Prinsip Aqidah
Im
66. . an
Iman
epad
KKep adaa Q adaa
Qad Iman
Prinsip prinsip akidah 33.. Im an
darr
Qooda Keppaada
Ke b--
Kittaab
da Ki
ddaann Q Pembahasan tab Allllah
ah kitab A
ki
Imaann
. Im
55.
Haariri
Im
44.. Imaann
Kep
Ke paaddaa H asulul--
hirr Keppaada
Ke da RRas
AAkkhi h
rasu
ra sull AAllllaah
• 1. Iman kepada Allah
Iman kepada Allah adalah keyakinan kepada zat mutlak yang Maha Esa yang disebut Allah.
Allah Maha Esa dalam zat, sifat, perbuatan dan wujudnya.
• Wujud (ada) Allah dan wahdaniyat (keesaannya) sendiri dalam menciptakan, mengatur dan
mengurus segala sesuatu. Tidak bersekutu dengan siapapun tentang kekuasaan dan
kemuliaan. Tiada menyerupainya tentang zat dan sifatnya. Hanya Dia saja yang berhak
disembah, dipuja dan dimuliakan secara istimewa. Kepadanya saja boleh menghadapkan
permintaan dan menundukkan diri tidak ada pencipta dan pengatur selain darinya.
• Bahwa Tuhan memilih di antara hamba-Nya, yang dipandang layak untuk memikul risalah-
Nya (putusan-Nya) kepada rasul-rasul itu disampaikan wahyu dengan perantara malaikat.
Mereka berkewajiban menyeru kepada keimanan dan mengajak mengerjakan amal saleh
(perbuatan baik). Karena itu wajiblah beriman kepada segenap rasul yang disebut dalam Al
Qur‟an.
Adanya Malaikat yang membawa wahyu dari Allah kepada rasul-rasul-Nya juga mempunyai
kitab-kitab suci yang merupakan kumpulan wahyu Ilahi dan isi risalah Tuhan.
• Mempercayai apa yang terkandung dalam risalah itu. Di antaranya Iman kepada
hari kebangkitan dan pembalasan. Juga iman kepada pokok-pokok syariat dan
peraturan- peraturan yang telah dipilih Tuhan sesuai dengan keperluan hidup
manusia dan selaras dengan kesanggupan mereka, sehingga tergambarlah
dengan nyata keadilan, rahmat, kebesaran dan hikmat kebijaksanaan Ilahi
• Diantara dasar keimanan tentang Allah ini adalah
QS. Al Anbiya‟: 22
ۡ ۚ
َ ُ صف
ون ِ ان فِي ِه َمٓا َءالِهَةٌ إِاَّل ٱهَّلل ُ لَفَ َس َدتَا فَس ُۡب ٰ َح َن ٱهَّلل ِ َربِّ ٱل َع ۡر
ِ َش َع َّما ي َ لَ ۡو َك
Artinya: Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah
keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai ´Arsy
daripada apa yang mereka sifatkan
• Para ulama kalam membagi takdir ada dua macam, yakni takdir
muallaq dantakdir mubram. Takdir muallaq berkaitan dengan ikhtiar
manusia sebagaimana firman Allah dalam QS Ar Ra’du: 11. Misalnya
seorang siswa dapat mengerjakan tugas guru dengan baik jika belajar
dengan sungguh-sungguh. Sedangkan takdir mubram adalah takdir
yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat diusahakan.
Adapun, beberapa pendapat berbeda tentang
prinsip prinsip akidah, yaitu :
1. Aqidah Islam sebagai sesuatu yang diwahyukan Allah
• Aqidah Islam itu bersumber dari wahyu Allah yang diturunkan melalui
malaikat Jibril kepada Rasulullah SAW, untuk diajarkan kepada
ummatnya dan terpelihara kemurniaannya sampai hari akhir zaman.
• Aqidah Islam bukanlah hasil rekayasa perasaan atau pemikiran Nabi
Muhammad SAW sendiri, akan tetapi merupakan ajaran langsung dari
Allah SWT sebagaimana yang disebutkan di dalam al-Quran, surat al-
Najm ayat 3-4:
• 3 َو ٰى9ه99 ِط ُق َع ِن ْلَا99َو َما َ ْني
• dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur'an) menurut kemauan hawa
nafsunya.
َ 99 َو ْح ٌي ُ ي9ن ُه َو ِ إاَّل9ِ ْإ
• 4وح ٰى
Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)
2. Aqidah Islam pada dasarnya tidak berbeda
dengan aqidah yang diajarkan oleh para Nabi
terdahulu
• Nabi dan Rasul bertugas menyampaikan ajaran-
ajaran Allah, oleh karena sumber ajaran yang
dibawakan oleh para nabi dan rasul itu adalah satu,
yaitu berasal dari Allah, maka isi ajaran yang
diajarkan sejak nabi Adam hingga Nabi Muhammad
adalah sama, yaitu Islam. Sehingga di antara mereka
tidak ada perbedaan dalam mengajarkan aqidah
kepada ummatnya.
• Allah berfirman dalam surat al-Syura, ayat 13:
َّ ص* ٰى بِ ِه* نُو ًح*ا َوالَّ ِذي أَ ْو َح ْينَ*ا إِلَ ْي َك* َو َ*ما َو
• ص*ْينَا بِ ِه* إِ ْب َرا ِهي َم َّ َش َر َع* لَ ُك ْم* ِم َن* ال ِّدي ِن* َ*ما َو
َو ُمو َس* ٰى َو ِعي َس* ٰى ۖ أَ ْن*أَقِي ُموا ال ِّدي َن* َواَل تَتَفَ َّرقُوا فِي ِه* ۚ َكبُ َر َعلَ*ى ْال ُم ْش ِر ِكي َن* َ*ما تَ ْد ُعوهُ ْم
ُإِلَ ْي ِه ۚ هَّللا ُ يَجْ تَبِي إِلَ ْي ِه َم ْن يَ َشا ُء َويَ ْه ِدي إِلَ ْي ِه َم ْن يُنِيب
“Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada
Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan
kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah
tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya.
Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada
(agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).”