Anda di halaman 1dari 20

KONTRAK KRITIS &

IMPLIKASINYA PADA PELAKSANAAN


SHOW CAUSE MEETING
Sesuai dengan Permen PU No. 07/PRT/M/2011 Buku PK 06A-
BAB VII B6 Angka 39.2, kontrak dinyatakan kritis apabila :

• Periode I (rencana fisik pelaksanaan 0% - 70% dari


kontrak), realisasi fisik pelaksanaan terlambat lebih besar
10% dari rencana.
• Periode II (rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari
kontrak), realisasi fisik pelaksanaan terlambat lebih besar
5% dari rencana.
• Rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari kontrak,
realisasi fisik pelaksanaan terlambat kurang dari 5% dari
rencana dan akan melampui tahun anggaran berjalan.
PENJABARAN KONTRAK KRITIS
PADA KEGIATAN KONSTRUKSI DI INDONESIA BINA MARGA MEMBAGI DALAM 2 (DUA)
JENIS PENANGANAN :
A. PELAKSANAAN KEGIATAN DENGAN SKEMA LONG SEGMEN ( divisi 1 s/d div.9 + div. 10)
B. PELAKSANAAN KEGIATAN NON LONG SEGMEN ( divisi 1 s/d div. 9 )

Ad. A PELAKSANAAN KEGIATAN DENGAN SKEMA LONG SEGMEN


Direktorat Preservasi Jalan menyatakan bahwa Kontrak Kritis adalah :

1. Untuk lingkup ……..[pelebaran jalan/rekonstruksi jalan/rehabilitasi


jalan/pemeliharaan preventif jalan/rehabilitasi jembatan/pemeliharaan
berkalajembatan] mekanisme Rapat Pembuktian (Show Cause Meeting/SCM)
diberlakukan sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Bina Marga yang berlaku.
2. Untuk lingkup pekerjaan pemeliharaan rutin jalan dan jembatan, kontrak
dinyatakan kritis apabila total nilai pemotongan pembayaran akibat keterlambatan
pemenuhan tingkat layanan jalan dan jembatan lebih besar 5% dari nilai lingkup
pekerjaan pemeliharaan rutin jalan dan jembatan. Pada saat kontrak dinyatakan
kritis, Direksi Pekerjaan menerbitkan peringatan kepada Penyedia. Apabila sesuai
batas waktu yang ditentukan dalam surat peringatan, Penyedia tidak mampu
memenuhi tingkat layanan jalan dan jembatan maka dapat diartikan sebagai
cedera janji/ wanprestasi, dan penanganannya dapat diambilalih oleh PPK dengan
menunjuk Pihak Lain seluruh biaya aktual penanganan tersebut harus ditanggung
oleh Penyedia.
Ad. B PELAKSANAAN KEGIATAN DENGAN NON LONG SEGMEN
Kontrak kritis pada pelaksanaan kegiatan non Long-segmen, yang hanya terdiri
satu atau lebih lingkup kegiatan, dilaksanakan seperti prosedur yang sudah
diterapkan sesuai ketentuan Direktorat Jenderal Bina Marga

Langkah-langkah Penanganan Kontrak Kritis Periode I dan Periode II

• Pada saat kontrak dinyatakan kritis, Direksi pekerjaan menerbitkan surat


peringatan kepada kontraktor/penyedia dan selanjutnya
menyelenggarakan Show Cause Meeting (SCM).
• Dalam SCM PPK, Direksi pekerjaan, direksi teknis dan penyedia Jasa
membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai
oleh Penyedia Jasa dalam periode waktu tertentu (uji coba pertama) yang
dituangkan dalam Berita Acara SCM Tingkat Pertama.
• Apabila penyedia Jasa gagal pada uji coba pertama, maka dilaksanakan
SCM II yang membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang
harus dicapai oleh Penyedia Jasa dalam periode waktu tertentu (Uji coba
kedua) yang dituangkan dalam Berita Acara SCM Tingkat Kedua.
• Apabila Penyedia gagal pada uji coba tahap kedua, maka
diselenggarakan SCM III yang membahas dan menyepakati besaran
kemajuan fisik yang harus dicapai oleh Penyedia dalam periode waktu
tertentu (uji coba ketiga) yang dituangkan dalam Berita Acara SCM
Tingkat ketiga
• Pada setiap uji coba yang gagal, PPK harus menerbitkan surat
peringatan kepada Penyedia atas keterlambatan realisasi fisik
pelaksanaan pekerjaan.

Dalam hal setelah diberikan SCM III yaitu Rencana fisik pelaksanaan
70 % - 100 % dari kontrak, realisasi fisik pelaksanaan terlambat kurang
dari 5 % dari rencana dan akan melampaui tahun anggaran berjalan
dan Penyedia Jasa tidak mampu memenuhi kemajuan fisik yang sudah
ditetapkan, PPK melakukan rapat bersama atasan PPK sebelum tahun
anggaran berakhir, dengan ketentuan (alternatip pilihan ):
a. PPK dapat memberikan kesempatan untuk menyelesaikan sisa
pekerjaan paling lama 50 (lima puluh) hari kalender dengan
ketentuan:
1. Penyedia secara teknis mampu menyelesaikan sisa pekerjaan
paling lama 50 (lima puluh) hari kalender,
2. Penyedia dikenakan denda keterlambatan sesuai Syarat syarat
Umum Kontrak (SSUK) apabila pemberian kesempatan melampui
masa pelaksanaan pekerjaan dalam kontrak.
b. PPK dapat langsung memutuskan Kontrak secara sepihak dengan
mengesampingkan pasal 1266 kitab Undang-Undang Hukum Perdata;
c. PPK dapat menunjuk pihak lain untuk melaksanakan pekerjaan. Pihak
lain tersebut selanjutnya dapat menggunakan bahan/peralatan,
Dokumen kontraktor, dokumen desain lainnya yang dibuat oleh atau
atas nama penyedia jasa. Seluruh biaya yang timbul dalam
pelaksanaan pekerjaan Pihak Lain sepenuhnya menjadi tanggung
jawab penyedia bedasarkan kontrak awal.
Berita Acara Show Cause Meeting sekurang-kurangnya berisi :

 Uraian Penyebab Keterlambatan


 Pencapaian kemajuan pekerjaan dan deviasi keterlambatan
 Penetapan jenis pekerjaan yang mengalami keterlambatan
 Penetapan jenis pekerjaan yang harus dilaksanakan pada masa uji
coba
 Penetapan metoda pelaksanaan
 Penetapan jumlah, jenis dan kapasitas peralatan
 Penetapan jenis dan jumlah bahan/material
 Penetapan Sumber Daya Manusia/pekerja
 Penetapan batas waktu uji coba
 Penetapan kemajuan pekerjaan dalam kurun waktu uji coba
BERITA ACARA SHOW CAUSE MEETING 
No : ...........................................................

Pada hari ini......................Tanggal .......... Bulan ..................


tahun..................., telah diadakan Rapat Pembuktian Keterlambatan (Show
Cause Meeting) Paket ............................. :
1. Rapat dipimpin oleh : . . . . . . . . . . . . . . .
2. Peserta  Rapat : . . . . . . . . . (daftar hadir terlampir)
3. Keterlambatan :
Progres sampai dengan tanggal : .................................
 Rencana : ......... %
 Realisasi : ......... %
 Deviasi : ......... %
Pekerjaan yang sangat signifikan terhadap pencapaian rencana tersebut
diatas adalah sebagai berikut :
Pekerjaan yang sangat signifikan terhadap pencapaian rencana tersebut diatas adalah sebagai berikut :

No Item Pekerjaan Satuan Kuantittas Kuantitas Sisa


Rencana Terlaksana
4. Permasalahan yang ada dilapangan sesuai dengan pengamatan kami
yaitu:
a. ...............................(Peralatan)
b. ...............................(Cash Flow)
c. ............................... (Permasalahan Lainnya )
Sehingga dari keadaan tersebut mengakibatkan pencapaian
progres tidak sesuai dengan schedule.
5. Untuk menyelesaikan volume sisa perlu langkah-langkah yang
sangat cepat dan tepat antara lain mempersiapkan :
a. .............................(Peralalatan)
b. ..............................( Cash Flow)
c. ..............................(Perbaikan manejemen, metode kerja dll
6. Dalam Rapat Pembuktian Keterlambatan ini Penyedia Jasa akan
diberi Test Case untuk menyelesaikan pekerjaan selama .....(Hari)
kerja; sebesar ...... %, dengan asumsi .... %/hari. Adapun pekerjaan
yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
A. Pekerjaan yang harus diselesaikan s/d tanggal .............................
agar dapat sesuai dengan schedule yang telah disepakati
bersama :

No Item Pekerjaan Satuan Kuantitas Harga Total Harga Bobot


/ Volume Satuan (%)

JUMLAH
B. Item dan volume yang akan dijadikan sebagai dasar
(target) test case adalah sebagai berikut :

No Item Pekerjaan Satuan Kuantitas Harga Total Harga Bobot


/ Volume Satuan (%)

JUMLAH ** ) *)

Keterangan :
*) : Presentase Test Case untuk pekerjaan utama dan dapat memperkecil
keterlambatan
**) : Total Harga sebagai Cash Flow Test Case

 
C. Evaluasi kebutuhan peralatan untuk : 

Item Pekerjaan (1) : ................................ Vol : .....................


• Asumsi Kapasitas : ..............................
• Kebutuhan = ....................................... 

Item Pekerjaan (2) : ................................ Vol : .....................


• Asumsi Kapasitas : ..............................
• Kebutuhan = ........................................

Item Pekerjaan (3) : ................................ Vol : .....................


• Asumsi Kapasitas : ..............................
• Kebutuhan = ........................................

Item Pekerjaan (4) : ................................ Vol : .....................


• Asumsi Kapasitas : ..............................
• Kebutuhan = ........................................
Untuk mencapai prestasi seperti dalam tabel diatas penyedia jasa
harus menyediakan :
- Unit Dump truck dengan kapasitas .........untuk mengangkut (Item 1,2,3,4)
-  Menambah alat ........................... kapasitas ............
- Menambah alat ........................... (Alat lainnya)

Kesimpulan :
1. Cash Flow Untuk mencapai, penyedia jasa membutuhkan biaya
operasional sebesar Rp. ............................./hari {(Total harga **)
dibagi periode Test Case)}
2. Uji coba dilaksanakan selama ....... hari mulai tanggal
.................s/d .... ...................Penyedia Jasa PT. ............................
harus memenuhi target ..... *).
3. Monitoring akan dilakukan setiap hari kerja dan dilaporkan ke
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).
4. Peralatan yang perlu ditambahkan adalah :  a). . . . . . . . . . Unit
b). . . . . . . . . . Unit
5. Sanksi Apabila tidak dapat memenuhi program uji coba, maka akan
diadakan Show Cause Meeting tingkat . . . . . . . . . . . . . . . .

Demikian Berita Acara ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.

Penyedia Jasa                       Konsultan                        Pengawas Lapangan

( .............................. )      ( ................................)      ( .............................)

Pejabat Pembuat Komitmen

( ....................................... ) 
CONTOH SURAT KONTRAK KRITIS UNTUK PEKERJAAN
SKEMA LONG SEGMEN

Kepada Yth,
Bapak PPK . . . . . . . .
Paket . . . . . . . . . .
Propinsi . . . . . . . . . .
di Tempat.

Perihal : Kontrak Kritis Pada Lingkup Pekerjaan Effektip


( tidak termasuk divisi 10 )
Berdasarkan Kontrak Kontraktor Nomor : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2021,
Tanggal. . . . . . . . . . . . . .pada pekerjaan Paket . . . . . . .. . . . . . . . . .. . . .
Sesuai ketentuan dari Direktorat Preservasi Jalan Direktorat Jenderal Bina
Marga Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat bahwa kontrak
kritis pada pekerjaan Effektip (diluar divisi 10) akan diberlakukan mengacu pada
Peraturan Direktur Jenderal Bina Marga yang berlaku.
Kemajuan pekerjaan minggu ke ……. Periode tanggal…..s.d ………kami sampaikan progress
kemajuan pekerjaan sebagai berikut :

Progres (%)
Aturan Bina
No Lingkup Pekerjaan Klasifikasi
Rencana Realisasi Deviasi Marga

1 Penanganan 58,20 40,10 (18,01) Deviasi negatip Kontrak


Longsoran > 10% Kritis

2 Rekonstruksi Jalan 55,10 40,10 (15,00) Deviasi negatip Kontrak


> 10% Kritis

Dari data progress diatas, maka dengan ini kami mohon agar dapat segera
dilaksanakan Show Cause Meeting tahap 1 (SCM 1) sebagai langkah
percepatan progress pekerjaan di lapangan.
Demikian permohonan ini kami sampaikan, atas perhatiannya diucapkan terimakasih.

Tanjung Selor, . . . . . . .2021


Konsultan Supervisi
PT. . . . . . . . . . . . . . , KSO. . .

…………………..
Site Engineer
Tembusan Kepada Yth :
1. PPK Pengawasan P2JN
2. Arsip

Anda mungkin juga menyukai