Anda di halaman 1dari 14

SABTU, 19 SEPTEMBER 2020

ADAB & AKHLAK PENUNTUT ILMU


USTADZ
USTADZ YAZID
YAZID BIN
BIN ABDUL
ABDUL QADIR
QADIR JAWAS
JAWAS HAFIDZHAHULLAH
HAFIDZHAHULLAH
DAFTAR ISI
• MUQODDIMAH
• BAB 1 : KEUTAMAAN MEMPELAJARI ADAB-ADAB DALAM
MENUNTUT ILMU
• BAB 2 : ADAB-ADAB UTAMA SEORANG MUSLIM DALAM
MENUNTUT ILMU SYAR’I
MUQODDIMAH
“Janganlah kalian mencari ilmu dengan tujuan untuk
berbangga-bangga di hadapan para ulama,
Jabir bin Abdullah Rasulullah Shallallahu membantah orang-orang bodoh, dan janganlah
HR. Ibnu Majjah No.254
Radiyallahu’anhu ‘Alaihi wasallam kalian memilih majelis untuk mencari perhatian
orang dengannya. Barangsiapa yang melakukan hal
itu, maka tempatnya di neraka, di neraka.”

“Barangsiapa menuntut ilmu ini karena Allah Ta’ala,


Isra’il bin Yunus maka ia mulia dan Bahagia di dunia. Dan
Rahimahullah barangsiapa menuntut ilmu bukan karena Allah,
Israil Bin Yunus adalah maka ia merugi di dunia dan akhirat.
seorang pakar kritikus
Hadits. Lahir pada 100H
dan wafat pada 160H.
Anas Bin Malik Rasulullah Shallallahu MENUNTUT ILMU AGAMA ITU WAJIB ATAS SETIAP
HR. Ibnu Majjah No. 224
Radiyallahu’anhu ‘Alaihi wasallam MUSLIM

Imam Abdullah Ibnul Mubarak (wafat 181 Imam al-Qurthubi (wafat th. 671 H) Tafsir al-Qurthubi (VIII/187)
H) Rahimahullah, Rahimahullah, Hukum menuntut ilmu Menuntut ilmu adalah suatu
“Aku mempelajari adab selama 30 tahun dibagi menjadi 2 : kemuliaan yang sangat besar
kemudian aku menuntut ilmu selama 20 1. Wajib : ilmu shalat, zakat, puasa dan menempati kedudukan
tahun.” 2. Fardhu Kifayah : ilmu pembagian hak, tinggi yg tidak sebanding
Shalafush Shalih mempelajari adab sebelum had (qisash, cambuk,), mendamaikan org yg dengan amal apapun
belajar ilmu. bersengketa,etc.

Muslim wajib belajar


muamalah mereka Anas Bin Malik Rasulullah
HR. At-Thirmidzi No. Shallallahu ‘Alaihi “Apabila kalian berjalan melewati taman-
dgn Rabb-nya : 3510 Radiyallahu’anhu
wasallam taman surga, perbanyakalah berdzikir.”
1. Tauhid
2. Rukun Islam
3. Rukun Iman ‘Atha bin Abi Rabah (Wafat 114H ) Para Shahabat bertanya, “Wahai
4. Akhlak Rahimahullah,
Rasulullah, apakah yg dimaksud taman-
“Majelis-majelis dzikir yg dimaksud adalah
5. Adab majelis halal dan haram, bagaimana harus taman surga itu?
6. Muamalah dgn membeli, menjual, berpuasa, shalat, menikah, “Yaitu Halaqah dzikir (majelis ilmu)”
makhluk cerai, haji, etc.”
BAB 1 : KEUTAMAAN MEMPELAJARI ADAB-ADAB DALAM MENUNTUT ILMU
FUNGSI ADAB & AKHLAK YANG BAIK
1. Menambah keimanan “Dan sesungguhnya engkau (wahai
2. Bobot berat dlm timbangan
Allah Ta’ala memuji Rasulullah Muhammad) benar-benar berbudi
3. Dicintai Rasulullah atas akhlak beliau yang mulia pekerti yg luhur.” (QS. Al-Qalam :
4. Penyebab seseorang masuk ke dlm surga 4)

Imam Sufyan ats-Tsauri (96H -161 H) Rahimahullah, “mereka


“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurkan (salafush shalih) tidak menyuruh/mengirimkan anak-anak
akhlak yang mulia” mereka untuk menuntut ilmu, hingga mereka mempelajari adab
• HR. BUKHARI No. 273 dari Abu Hurairah Radiyallahu’anhu dan beribadah selama 20 tahun.” (Hilyatul ‘Auliyaa’)

“Sesungguhnya yang paling aku cintai diantara “Adab itu 2/3 ilmu.”
kalian dan yang paling dekat majelisnya
denganku pada hari Kiamat adalah yang paling
baik akhlaknya.”
• HR.At-Thirmidzi No.2018 dari Jabir bin Abdullah
Radiyallahu’anhu

“Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dalam


timbangan seorang mukmin pada hari kiamat
daripada akhlak yang baik, dan sesungguhnya
Allah Ta’ala sangat membenci orang yang suka
berbicara keji dan kotor.”
• HR. At-Thirmidzi No. 2002 & Ibnu Hibban No. 1920 dari Abu
Darda Radiyallahu’anhu
DAFTAR ULAMA KLASIK
DI BAB I

Imam Muhammad bin Sirin (33H – 110H)


Rahimahullah, “Mereka (Shalafush Shalih) 1. Imam Muhammad bin
mempelajari petunjuk Nabi (tentang adab) Sirin (33H – 110H)
sebagaimana mereka belajar ilmu.” 2. Sufyan Ats-Tsauri (96
-161H)
Imam Abdillah Ibn Mubarak (118 – 181H) 3. Israil bin Yunus (100H-
Rahimahullah, “Telah berkata kepadaku 161H)
Makhlad bin al-Husain (wafat 191H), ‘Kami 4. Al Imam Abdullah Ibnul
lebih sangat membutuhkan adab daripada Mubarak (118H - 181H)
banyak hadits.’ “ 5. Makhlad bin al-Husain
(wafat 191H)
6. Al Khathib al-Baghdadi
(392 - 463H)
Al-Khathib al-Baghdadi (wafat th 463 H) 7. Imam Al Qurthubi (Wafat
Rahimahullah, berkata dalm kitabnya, 671H)
“Selayaknya seorang penuntut ilmu dan hadits
berbeda dalam semua urusannya (amal dan
akhlaknya) dari cara dan perbuatan orang-orang
awam.
Seorang penuntut ilmu dan hadits harus berusaha
melaksanakann Sunnah atas dirinya, karena Allah ‫َان لَك ُْم ِف ْي َر ُس ْو ِل الل ّ ٰ ِه ا ُ ْس َوةٌ َح َسن َ ٌة‬ َ ‫لَقَ ْد ك‬
Ta’ala berfirman,
‫ِلِّ ّـ َم ْن‬
ۗ‫َان يَ ْر ُجوا الل ّ ٰ َه َوال ْيَ ْو َم الْا ٰ ِخ َر َو َذك ََر الل ّ ٰ َه كَ ِثيْ ًرا‬
َ ‫ك‬
“Sungguh, telah ada pada diri Rasulullah itu suri
tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
Seorang penuntut ilmu wajib beradab dan berakhlak mulia, dia wajib Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.”
mengamalkan ilmunya dengan menerapkan akhlak yang mulia, baik terhadap (QS. Al-Ahzab : 21)
dirinya sendiri maupun orang lain.
BAB 2 : ADAB-ADAB UTAMA SEORANG MUSLIM DALAM MENUNTUT ILMU SYAR’I
ADAB 1 : MENGIKHLASKAN NIAT DALAM MENUNTUT ILMU
Padahal mereka tidak disuruh kecuali agar
beribadah hanya kepada Allah dengan ‫خلِ ِصيْ َن‬ ْ ‫و ََمٓا ا ُ ِم ُر ْوٓا اِلَّا ِليَ ْعبُ ُدوا الل ّ ٰ َه ُم‬
َّ ‫اۤء َوي ُ ِقي ْ ُموا‬ ّ ِ ‫ل َُه‬
memurnikan ketaatan kepadaNya dalam
Ikhlas karena Allah Ta’ala (menjalankan) agama yang lurus, dan ‫الصل ٰو َة‬ َ ‫الدي ْ َن ەۙ ُحن َ َف‬
supaya mereka mendirikan shalat dan ‫َويُ ْؤتُوا ال َّزكٰو َة َو ٰذلِ َك ِديْ ُن ال ْ َق ِيّ َم ِ ۗة‬
menunaikan zakat. Dan yang demikian
itulah agama yang lurus. (QS. Al-
Bayyinah : 5)

Dari Abu Hurairah Radiyallahu’anhu,


Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh Umar bin Al-Khathab Radiyallahu’anhu, bahwa Rasulullah bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Shallalllahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, Wasallam bersabda, “Sesungguhnya orang
“Sesungguhnya amalan-amalan itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya akan mendapatkan dari yang pertama kali diputuskan perkaranya
apa yang ia niatkan. Maka barangsiapa hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu pada hari Kiamat adalah seorang yang
karena Allah dan RasulNya. Dan barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang hendak diraihnya menuntut ilmu dan mengajarkannya serta
atau karena wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya sesuai dengan niat hijrahnya itu.” membaca Al-Qur’an, ia dihadapkan dan
(HR. Al-Bukhari No. 1, 54, 2529 & Muslim No.1907) diberitahukan nikmat-nikmat Allah
kepadanya, “Apa yang kau lakukan
padanya?” Ia menjawab, “Aku menuntut
ilmu dan mengajarkannya serta membaca
Dari Abu Hurairah Radiyallahu’anhu, Rasulullah Al-Qur’an agar karena-Mu.” Allah Ta’ala
Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda berfirman, “Engkau dusta! Akan tetapi
Menuntut ilmu bukan karena Allah “Barangsiapa yang menuntut ilmu syar’I yang engkau mempelajarinya agar disebut orang
Ta’ala termasuk dosa besar, penyebab semestinya ia lakukan untuk mencari wajah Allah yang berilmu, dan engkau membaca Al-
tercegah dari aroma surga, Allah Ta’ala dengan ikhlas, namun ia tidak melakukannya Qur’an agar dikatakan sebagai seorang
menyediakan adzab yang pedih bagi org melainkan untuk mencari keuntungan duniawi, maka qari’, dan hal itu sudah kau dapatkan.’’
yg meniatkannya bukan karena Allah. ia tidak akan mendapatkan harumnya aroma surga kemudian wajahnya diseret hingga
pada hari Kiamat.” dimasukkan ke dalam Neraka..”
(HR Ahmad No.338) (HR. Muslim No. 1905)
BAGAIMANA SEORANG MUSLIM DAPAT IKHLAS DALAM MENUNTUT ILMU SYAR’I?

Imam Badruddin bin Abi Ishaq Ibrahim atau Imam


Badruddin Ibnu Jama’ah (639 H – 733 H)
Raahimahullah menjawab,
“Niat yang baik dalam menuntut ilmu adalah hendaknya
Al Khatib Al Baghdadi Rahimahullah
ditunjukkan hanya untuk mengharap wajah Allah,
berkata,
beramal dengannya, menghidupkan syari’at, menerangi
“Kemudian aku wasiatkan kepadamu, wahai
hatinya, menghiasi batinnya, dan mengharap kedekatan
penuntut ilmu! Luruskanlah niat dalam
dengan Allah pada hari Kiamat, serta mencari segala apa
menuntut ilmu dan bersungguh-sungguhlah
yang Allah sediakan untuk ahlinya (ahli ilmu) berupa
dalam mengamalkannya. Karena ilmu syar’I
keridhaan dan karunia-Nya yang besar..
ibarat pohon dan amal itu merupakan
Dan jangganlah ia bertujuan dengan menuntut ilmu itu
buahnya. Dan seorang tidak dianggap
untuk memperoleh keuntungan duniawi, seperti
sebagai orang yang berilmu selama ia belum
kepemimpinan, jabatan, kehormatan, dan harta,
mengamalkan ilmunya.”
berbangga di hadapan teman-temannya, diagungkan
manusia, menjadi pemimpin di majelis, dan yang
(iqtidhaa’ al-’ilmi al-’Amal)
sepertinya..”

(Tadzkiratus saami’ wal Mutakallim)


ADAB 2 : MEMBERSIHKAN HATI DARI AKHLAK-AKHLAK YAN BURUK

Hendaknya seorang penuntut ilmu membersihkan


hatinya dari segala kecurangan, kotoran, iri, dengki,
keyakinan buruk, dan akhlak yang jelek Sesungguhnya perumpamaan ilmu dalam hati seorang hamba
seperti cahaya lampu. Apabila kaca lampu tersebut bersih, maka
Yang demikian itu agar hatinya siap dalam menerima cahaya yang dihasilkan pun akan terang. Sebaliknya, apabila kaca
ilmu, menghafalnya, dan merenungi makna-makna lampu tersebut kotor, maka cahaya yang dihasilkan pun akan
dan hakikat yang dikandung ilmu tersebut. redup (bakan hilang).

Karenanya, siapa yang ingin


mendapatkan ilmu maka hendaknya ia
Sahl bin Abdullah at-Tustari Rahimahullah
menghiasi batinnya dan membersihkan berkata,
hatinya dari kotoran-kotoran,sebab “Haram atas cahaya (ilmu) untuk memasuki
ilmu merupakan perhiasan yg hati seseorang, sedang di dalam hati tersebut
berharga, yang tidak pantas dimiliki ada sesuatu yang dibenci oleh Allah Ta’ala.”
kecuali oleh hati yang bersih.”
(Tadzkiratus’ Saami’ wal mutakallim)
(Ta’zhimul ‘Ilm)
ADAB 3 : MEMOHON ILMU YANG BERMANFAAT KEPADA ALLAH TA’ALA

Allah Ta’ala telah memerintahkan Nabi-Nya


untuk memohon ilmu dan tambahan ilmu.
Allah Ta’ala berfirman :
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
menganjurkan kita untuk selalu
memohon ilmu yang bermanfaat kepada
‫ب ِز ْد ِن ْي ِعل ًْما‬
ّ ِ ‫َوق ُْل َّر‬ Allah Ta’ala dan berlindung kepada-Nya
dari ilmu yang tidak bermanfaat.
“…Dan katakanlah, ‘Wahai Rabb-ku
tambahkanlah ilmu kepadaku.”
(QS. Thaaha : 14)

Dan diantara doa yang Rasulullah


Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ajarkan, Dari Shahabat Zaid bin al-Arqam Radiyallahu’anhu, bahwa
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pernah berdoa,

َ ‫عل َّ ْمتَ ِنى َو‬


‫ع ِل ّ ْم ِنى‬ َ ‫الل َّ ُه ّمَ ان ْ َف ْع ِنى ِب َما‬ ‫ َو ِم ْن َقل ٍْبل َا‬،‫عو ُذ ِب َك ِم ْن ِعل ٍْم ل َا يَنْفَ ُع‬ ُ َ ‫الله ّمَ ِإ ِن ّي أ‬
ُ
‫َما يَن ْ َف ُع ِنى َو ِز ْد ِنى ِعل ًْما‬ ‫ابل ََها‬ ُ ‫ج‬ ْ ‫ َو ِم ْن َد‬،‫سَا تَ ْشبَ ُع‬
َ َ‫ع َو ٍة ل َا يُ ْست‬ ‫ َو ِم ْن نَفْ ٍ ل‬،‫خ َش ُع‬ ْ َ‫ي‬
“Ya Allah, berilah manfaat pada ilmu yang telah
Engkau ajarkan padaku, ajarilah aku hal-hal Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari Ilmu yang tidak manfaat,
yang bermanfaat untukku, dan tambahkanlah hati yang tidak khusyu, dan doa yang tidak dikabulkan. (HR.
aku ilmu.” Muslim 2722).
(HR. Tirmidzi, no. 3599)
ADAB 4 : BERSUNGGUH-SUNGGUH DALAM MENUNTUT ILMU DAN RINDU UNTUK MENDAPATKANNYA

Dari Shahabat Abu Hurairah Radiyallahu’anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi


Wasallam bersabda,
Seorang penuntut ilmu harus selalu “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah. Dan
hadir di majelis ilmu dan berusaha pada keduanya ada kebaikan.
agar datang lebih awal di majelis Bersungguh-sungguhlah untuk mendapatkan apa yang bermanfaat bagimu dan mintalah
tidak boleh terlambat, karena pertolongan kepada Allah (dalam segala urusanmu) serta janganlah sekali-kali engkau mersa
menuntut ilmu lebih penting daripada lemah.
amal-amal sunnat dan wajib kifayah. Apabila engkau tertimpa musibah, janganlah engkau berkata, ‘Seandainya aku berbuat
demikian, tentu tidak akan begini dan begitu,’ tetapi katakanlah, ‘ini telah ditakdirkann Allah,
dan Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki,’ karena ucapan ‘seandainya’ akan membuka
(pintu) perbuatan syaitan.”
(HR. Muslim No. 2664)
Imam As Syafi’I
Rahimahullah (W. 204 H)
cara mendapatkan ilmu:
1. Kecerdasan
2. Kemauan keras
3. Bersungguh-sungguh Dari Shahabat Abu Hurairah Radiyallahu’anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
4. Bekal yang cukup Wasallam bersabda,
5. Bimbingan ustadz “Sesungguhnya ilmu diperoleh dengan (sungguh-sungguh) belajar, dan sikap sabar (penyantun)
6. Waktunya yang lama diperoleh dengan membiasakan diri untuk sabar. Barangsiapa yang berusaha (keras) mencari
kebaikan maka ia akan memperoleh kebaikan, dan barangsiapa yang menjaga dirinya dari
kejelekan (kejahatan) maka ia akan dilindungi Allah dari kejelekan (kejahatan).”

H.R Ibnul Jauzi dalam al-’llal Mutanaahiyah No. 93


ADAB 5 : MEMULAI DENGAN MEMPELAJARI KITABULLAH (AL-QUR’AN)

َ ‫عل َى الن ّ َِاس‬


‫علٰى‬ َ ‫َوق ُْراٰنًا َف َر ْقن ٰ ُه ِلتَ ْق َرا َ ٗه‬
1. Hendaknya seorang penuntut ilmu memulai terlebih
dahulu mempelajari ushul (landasan pokok) yaitu Al-
‫ُمك ٍْث َّون َ َّزلْن ٰ ُه تَن ْ ِزيْل ًا‬
qur’an kemudian hadits Nabi Shallalllahu’alaihi
wasallam. “Dan Al-Qur'an (Kami turunkan) berangsur-angsur agar
2. Ia hafalkan Al-Qur’an & hadits lalu bersungguh-sungguh engkau (Muhammad) membacakannya kepada
memahami tafsirnya manusia perlahan-lahan dan Kami menurunkannya
3. Memprioritaskan hadits-hadits yang diriwayatkan oleh secara bertahap.”
para imam, yang tsiqah dan banyak hafalannya (QS. Al- Israa’ : 106)
4. Mempelajari hal2 yang membantu untuk memahami Al-
Qur’an & Sunnah berupa bahasa arab
5. Penuntut ilmu harus memulai tahapan belajar dari dari
yang paling penting kemudian yang penting
6. Penuntut ilmu tidak boleh tergesa-gesa, bahkan ia harus
bersabar dan mengetahui kadar kemampuan dirinya

Anda mungkin juga menyukai