Anda di halaman 1dari 34

NamA: Fadlan Muhafizh

Npm: ca201110492
Prodi: administrasi public
Saya hadir

Adab Menuntut Ilmu

Adab secara bahasa; menerapakan akhlak mulia.

dalam Fathul Bari, Ibnu Hajar menyebutkan:

‫َ أع َما َل ما يَ أح َم َد قَ أو اَل و َه أم ِبأ َنََهَ ا أَل َ أخذَ ِب‬


‫س ِت‬
‫با أ‬
‫َ أع اَل وعبََ َر بَ أع وا ألد ض َم َكا َر َم ا أَل َ أخ ََل‬ ‫ِف‬
“Adab artinya menerapkan segala yang dipuji oleh orang, baik
berupa perkataan maupun perbuatan. Sebagian ulama juga
mendefinsikan, adab adalah menerapkan akhlak-akhlak yang
mulia” (Fathul Bari, 10/400).
LANDASAN ADAB MAHASISWA

Pada dasarnya adab Mahasiswa harus


memenuhi tiga unsur nilai kebaikan yaitu:

1. Hukuim Islam (bagi yang muslim )


2. Etika dan nilai-nilai universal, ( Keadilan Kejujuran Kasih sayang )
3. Etika sosial kemasyarakatan yang sering disebut dengan
kearifan lokal (local wisdom) yang tidak bertentangan
dengan norma agama
Dalil Tentang Perintah
Untuk Berakhlak Mulia

Nabi SAW bersabda:

‫المؤمنين إيماناا خلقاا‬ ‫أك م‬


‫أحسنَهمل‬

“Orang Mu’minin yang paling sempurna imannya adalah yang


paling baik akhlaknya” (HR. Tirmidzi no. 1162), “

Nabi SAW bersabda:

‫مكارم الخلق‬ ‫ت َلت م‬


‫م‬
‫إنََما بعث‬
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia”
(HR. Al Baihaqi,)
Dalil-dalil Tentang Perintah
Untuk Memuliakan lImu dan Ulama

Allah Ta’ala berfirman:

‫خير عند ر ه‬ َ‫ومن يع حرمات َِ ف‬


‫لَه‬ ‫َ هو‬ ‫ظم‬
َ ‫َل‬
‫ال‬
“Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah maka itu
adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya” (QS. Al Hajj: 30).

Allah Ta’ala berfirman:

‫شعَا ر َََِلال نََ َِ فَ من تق وى ا لقلوب‬


‫ها إ‬
‫ظم‬ ‫ومن‬
‫يع‬
“Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu
timbul dari ketakwaan hati” (QS. Al Hajj: 32).
Ketahuilah bahwa ulama salaf sangat memperhatikan sekali pada masalah adab
dan akhlak. merekapun mengarahkan murid-muridnya mempelajari adab sebelum
mempelajari bidang ilmu dan menemukan berbagai macam perbedaan ulama

Imam Malik rahimahullah pernah berkata pada seorang pemuda Quraisy,

‫تعلم األدب قبل أن تتعلم العلم‬


“Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu.”
Kenapa sampai para ulama mendahulukan mempelajari adab?

Sebagaimana Yusuf bin Al Husain berkata,

‫باألدب تفهم العلم‬


“Dengan mempelajari adab, maka engkau jadi mudah memahami ilmu.”
Syaikh Sholeh Al ‘Ushoimi berkata,

“Dengan memperhatikan adab maka akan mudah meraih ilmu. Sedikit perhatian
pada adab, maka ilmu akan disia-siakan.”

Ibnul Mubarok berkata

“‫ وتعلمنا العلم عشرين‬،ً ‫”تعلمنا األدب ثالثين عاما‬


“Kami mempelajari masalah adab itu selama 30 tahun
sedangkan kami mempelajari ilmu selama 20 tahun.”

Ibnu Sirin berkata

“‫”كانوا يتعلمون الهدي كما يتعلمون العلم‬


“Mereka -para ulama- dahulu mempelajari petunjuk (adab)
sebagaimana mereka menguasai suatu ilmu.”
Makhlad bin Al Husain berkata pada Ibnul Mubarok,

“‫”نحن إلى كثير من األدب أحوج منا إلى كثير من حديث‬


“Kami lebih butuh dalam mempelajari adab
daripada banyak menguasai hadits.”

Dalam Siyar A’lamin Nubala’ karya Adz Dzahabi


disebutkan bahwa ‘Abdullah bin Wahab berkata,

“‫”ما نقلنا من أدب مالك أكثر مما تعلمنا من علمه‬


“Yang kami nukil dari (Imam) Malik lebih banyak
dalam hal adab dibanding ilmunya.” –
Imam Malik juga pernah berkata,

“Dulu ibuku menyuruhku untuk duduk bermajelis dengan


Robi’ah Ibnu Abi ‘Abdirrahman – seorang fakih di kota
Madinah di masanya-. Ibuku berkata,

‫تعلم من أدبه قبل علمه‬


“Pelajarilah adab darinya sebelum
mengambil ilmunya.”
Yusuf bin Al Husain rahimahullah mengatakan:

‫باألدب تفهم العلم‬


“Dengan adab, engkau akan memahami ilmu” (Iqtidhaul Ilmi Al ‘Amal [31],
dinukil dari Min Washaya Al Ulama liThalabatil Ilmi [17]).

Sehingga belajar adab sangat penting bagi orang yang mau menuntut ilmu
syar’i. oleh karena itulah Imam Malik rahimahullah mengatakan:

‫أن تتعلم العلم‬ ‫تعلم األدب قبل‬


“Belajarlah adab sebelum belajar ilmu” (Hilyatul Auliya [6/330], dinukil dari
Min Washaya Al Ulama liThalabatil Ilmi [17])
Adab dalam menuntut ilmu menentukan
sebab yang menolong berkahnya ilmu

Dengan adab dalam menuntut ilmu, maka ilmu menjadi berkah,


yaitu ilmu terus bertambah dan mendatangkan manfaat.

Imam Al Ajurri rahimahullah setelah menjelaskan beberapa adab


penuntut ilmu beliau mengatakan:

‫حتى يتعلم ما يزداد به عند هلال فهما في دينه‬


“(hendaknya amalkan semua adab ini) hingga Allah menambahkan
kepadanya pemahaman tentang agamanya” (Akhlaqul Ulama [45],
dinukil dari Min Washaya Al Ulama liThalabatil Ilmi [12]).
Adab Merupakan Ilmu dan Amal

Adab dalam menuntut ilmu merupakan bagian dari ilmu, karena bersumber dari dalil-dalil
yang kuat. dan para ulama juga membuat kitab-kitab dan bab tersendiri tentang adab
menuntut ilmu. Adab dalam menuntut ilmu juga sesuatu yang mesti diamalkan tidak hanya
ilmu untuk ilmu, tetapi ilmu untuk amal. Sehingga perkara ini mencakup ilmu dan amal.

Al Laits bin Sa’ad rahimahullah mengatakan:

‫أنتم إلى يسير األدب احوج منكم إلى كثير من العلم‬

“Kalian lebih membutuhkan adab yang sedikit, dari pada ilmu yang banyak” (Syarafu Ash-
habil Hadits [122], dinukil dari Min Washaya Al Ulama liThalabatil Ilmi [17]).
Adab yang Baik Merupakan
Tanda Diterimanya Amalan

Seorang yang beradab ketika menuntut ilmu, bisa jadi ini


merupakan tanda amalan ia menuntut ilmu diterima oleh Allah dan
mendapatkan keberkahan. Sebagian salafussholeh mengatakan:

‫األدب في العمل عالمة قبول العمل‬


“Adab dalam amalan merupakan tanda diterimanya amalan”
(Nudhratun Na’im fi Makarimi Akhlaqir Rasul Al Karim, 2/169).
Doa Nabi SAW agar dianugerahi akhlak yang mulia,

ًً‫ًىخال ق الً يًهدى ها ال‬ ‫هد ن‬ ‫اللًًهم ا‬


“ ‫أ ًنت‬ ‫أل ًحس‬ ً ً ‫أل ًحسن األ‬
ًً‫”واصرف ى س ئ ها ال ي ع ى س ئ ًها ال‬
‫صرف أ ًنت‬ ‫عًن‬

Artinya:

“Ya Allah, tunjukilah padaku akhlak yang baik, tidak ada yang
dapat menunjukinya kecuali Engkau. Dan palingkanlah kejelekan
akhlak dariku, tidak ada yang memalinggkannya kecuali Engkau”
(HR. Muslim no. 771, dari ‘Ali bin Abi Tholib)
Syarat Mendapatkan ilmu

1. Memiliki Kecerdasan
2. Tamak Terhadap Ilmu
3. Sungguh sungguh dalam belajar
4. Biaya oprasinal
5. Belajar dengan guru pembimbing ( bukan hanya dari
buku saja atau dari google )
6. Proses waktu yang panjang
Adab Mahasiswa Kepada Dosen
( Kutipan dlm kitab Bidayatul Hidayah Al Imam Ghozali ).

1. Mendahului salam dan penghormatan kepad Dosennya

2. Tidak banyak bicara di hadapan Dosen, tidak bicara sebelum Dosen bertanya dan tidak
bertanya sebelum mohon izin darinya.

3. Tidak menyampaikan sesuatu yg bertentangan dengan pendapatnya atau mengambil


pendapat Dosen lain yg berbeda dengannya. kecuali seizinnya

4. Tidak mengisyaratkan sesuatu yg berbeda pendapat dengannya sehingga mahasiswa


merasa lebih benar dari pendapatnya.

5 . Tidak bermusyawarah degan sesorang di hadapannya. kecuali seizinnya


6. Tidak banyak menoleh keberbagai arah. sebaiknya mahasiswa duduk di
hadapanya dgn penuh penghormatan, tenang,penuh adab kepadanya

7. Jangan banyak bertanya kepadanya saat Dosen lelah atau sedang letih.

8. Ikut berdiri ketika dia berdiri, tidak meneruskan perkataan atau pertanyaan
saat dia bangun dari duduknya, tdk bertanya ketika sedang di jalan kecuali
dhorurot

8. Tdk berburuk sangka kepada Dosen dalam tindakannya yang mahasiswa


anggap mungkar secara lahir. karena pasti ia lebih memahami rahasia2
dirinya sendiri

9. Hendaknya mahasiswa membaca cerita kisah Nabi Musa alaihissalam yang


berguru kepada Nabi Khaidir Alaihissalam.
Adab Murid Terhadap Guru
( kitab Ta’lim Muta’alim)

1. Mahasiswa tidak berjalan di depan Dosen kecuali seizinnya.

2. Tidak duduk di tempat Dosennya.

3. Tidak memulai bicara padanya kecuali dengan izin Dosennya.

4. Tidak berbicara di hadapan Dosennya

5. Tidak bertanya sesuatu bila Dosen sedang lelah

6. Harus menjaga waktu, jangan mengetuk pintunya, tapi menunggu


sampai Dosenya selesai.

7. Mahasiswa harus kerelaan hati Dosen, harus menjauhi hal-hal yang


menyebabkan Dosen marah,
Hal Yang Perlu Diperhatikan

Jangan menyakiti hati seorang guru ( Dosen ) karena ilmu yang dipelajarinya
akan tidak berkah

Semua ini penting diketahui mahasiswa, karena jika mahasiswa menghormati


guru (Dosen ) , maka ilmu yang diperoleh bisa manfaat dan berkah di dunia
sampai akherat.

Seorang penyair berkata:

“Sesungguhnya guru dan dokter keduanya tidak akan menasihati kecuali bila
keduanya dimuliakan. Maka rasakan penyakitmu jika tidak menuruti dokter,
dan terimalah kebodohanmu bila kamu mengabaikan gurumu”

Jadi sangat jelas bahwa menghormati guru ( Dosen ) itu harus ditanamkan
sejak dini kepada mahasiswa, agar mahasiswa mengetahui adab terhadap guru
(Dosen ) , sehingga dalam menuntut ilmu para mahasiswa diberi kemudahan
untuk memahami berbagai macam ilmu
Dosen dan mahasiswa tentunya mempunya maqom yang
berbeda. sekalipun mereka merasa cukup akrab dan begitu
dekat dengan Dosen tentunya mahasiswa tetap punya adab
bagaimana menempatkan diri tetap sebagai mahasiswa.

Misalkan tempat duduk, cara bicara yang sopan, bicara


yang penting. semuanya tetap mempunyai adab .

Ini lebih penting bagi mahasiswa mengerti adab kepada


Dosen. dan itulah bentuk ilmu tertinggi bagi Mahasiswa
Adab Seorang Santri Kepada Guru
( Kunci untuk mendapatkan futuh )

Al Imam Alquthub Alhabib Ali bin Hasan al Atthas pengarang kitab "Syarah Ratib
Al attas" radhiyallah anhu pernah mengatakan :

“Memperoleh ilmu, futuh dan cahaya (maksudnya terbukanya hijab2 batinnya),


adalah sesuai dengan kadar adabmu bersama gurumu. kadar besarnya gurumu di
hatimu, maka demikian pula kadar besarnya dirimu di sisi Allah tanpa ragu “ (al
Manhaj as Sawiy, hal. 217).

Oleh karena itu diceritakan bahwa Al -Imam Nawawi ra ketika hendak belajar
kepada gurunya, beliau selalu bersedekah di perjalanan dan berdoa:

“Ya Allah, tutuplah dariku dari kekurangan guruku, hingga mataku tidak melihat
kekurangannya dan tidak seorangpun yang menyampaikan kekurangan guruku
kepadaku ".(Lawaqih al Anwaar al Qudsiyyah, hal, 155).
Al Imam Alquthub Alhabib Ali bin Hasan al Atthas
pernah mengatakan dalam kitab At Tahdzibnya :

" Durhaka kepada orang tua dosanya bisa dihapus dengan


taubat, tapi durhaka kepada gurumu tidak ada satupun yg dapat
menghapusnya kecuali dengan mendapat ridhonya".

Al imam Alquthub AlHabib Abdullah bin Alwi al Haddad ra juga


mengatakan, " Paling bahayanya bagi seorang murid, adalah apabila
tingkah laku seorang murid dapat menyebabkan berubahnya hati
gurunya kepadanya. Seandainya seluruh wali dari timur dan barat
ingin memperbaiki keadaan si murid itu, niscaya tidak akan mampu
kecuali gurunya telah ridha kembali ".(Adaab Suluk al Murid, hal, 54).
Al Kisah

Diceritakan bahwa ada seorang santri yg tengah menyapu tempat belajar milik
gurunya, tiba – tiba Nabi Khidir Alaihissalam datang kepadanya.

Maka santri tersebut tidak sedikitpun menoleh dan mengajak bicara kepada Nabi
Khidhir Alaihissalam

Lalu Nabi Khidhir pun berkata kepadanya, "Hai santri adakah engkau tidak
mengenalku ?.

Santri itu menjawab, " Iya aku mengenalmu, engkau adalah Abul Abbas al Khidhir
Alaihissalam ".Maka Nabi Khidhir berkata kembali, "Mengapa kamu tidak
meminta sesuatu dariku ?“

Santri itu menjawab, " Guruku sudah cukup bagiku, sehingga tidak lagi tersisa satu
hajatpun kepadamu ".( cerita dari al Habib Idrus )
Kesimpulannya

Al Imam Alquthub AlHabib Abdullah bin Alwi al Haddad ra berkata,

" Tidak sepatutnya bagi penuntut ilmu mengatakan pada gurunya, " Perintahkan
aku ini, berikan aku ini", karena itu sama saja menuntut untuk dirinya. Tapi
sebaiknya dia seperti mayat di hadapan orang yg memandikannya ".(Ghoyah al Qashd
wa al Murad, jilid 2, hal 177).

Para ulama hakikat mengatakan :

"Tujuh puluh persen ilmu itu diperoleh karena faktor kuatnya hubungan batin,
adab dan baik sangka antara murid dengan gurunya "
Ilmu itu terebagi menjadi dua macam
1. Ilmu lahiriah seperti ilmu fiqih,
2. Ilmu batiniah seperti tasawuf.

Untuk ilmu lahiriah prinsipnya ==> makin banyak guru makin bagus
Untuk ilmu batiniah prinsipnya ==> makin sedikit guru, makin bagus

Mengapa Demikian ?

Karena ilmu lahiriah itu untuk mengisi otakmu dengan ilmu pengetahuan, dan kamu perlu
wawasan yang luas dan itu perlu banyak guru. Sedang ilmu batiniah itu untuk mengisi
hatimu, maka kamu perlu keistiqomahan.

Lihatlah kisah para kekasih Alloh SWT , sangat jarang terjadi ada kekasih Alloh SWT yang
Mempunyai terlalu banyak guru.

Maka Adab terhadap guru itu jantungnya ilmu.

Bila ingin mendapat berkah atau tidaknya ilmu sangat erat kaitannya dengan ridho seorang
guru Boleh kita cerdas luar biasa saat di kelas. tapi jika sikap kita melukai guru, jgn harap
ilmu kamu menjadi berkah.
Adab Murid kepada Guru
Mabadi issuluk fi ma'rifati 'alaqatil abdil mamluk ma'al malikil muluk ,
karya (sayyidil habib Doktor abu bakar al'adny bin ali almasyhur )

1. Hendaknya sang murid memulai terlebih dahulu sapaan dengan sapaan (yang agung) dan
salam kepada Dosen

2. Sedikit berbicara dihadapannya kecuali dalam keadaan darurat.

3. Tidak membicarakan (hal yg tidak pantas) kecuali jawaban atas apa yang ditanyakan oleh
gurunya jika ditanya.

4. Tidak serta merta langsung bertanya kecuali sampai dengan telah diizinkanya dengan
penuh sopan

5. Tidak mendebatnya dan juga tidak memperlihatkan isyarat pertentangan terhadap


pendapat sang Dosen walaupun hal tersebut adalah benar adanya ( dan pandangan Dosen
tersebut adalah salah ) .

6. Tidak berbisik (apa lagi ngobrol) dengan yang hadhir pada saat majlis guru berlangsun
7. Mencukupkan suatu pembicaraan pada saat nampak kejenuhan pada sang guru.

8. Jikalau sang guru berdiri maka berdirilah juga dengannya dan tidak mengikutinya
( tidak mengurubunginya yang terlalu).

9.Tidak langsung berburuk sangka kepada suatu perbuatan sang guru yang
disaksikan dimana perbuatan tersebut kita yaqini adalah salah, akan tetapi kita
bertanya terlebih dahulu dengan penuh sopan santun dan menafsirkan ( hal
tersebut kepada yang baik ) apa-apa yang telah dilakukannya.

10. Tidak ghoib (absensinya tidak hadhir) tanpa 'udzur pada majlis ilmunya sang
guru.

11. Ikut senang atas atas apa-apa yang disenangi oleh sang guru juga ikut tidak
senang atas apa-apa yang tidak disenangi oleh sang guru.
Adab Bergaul Mahasiswa

Teman sebaya adalah teman yang sederajat dengan kita. Contoh teman sebaya
adalah teman satu jurusan di kampus, teman belajar atau teman bermain. Sesama
teman sebaya harus saling menolong, saling menghormati, dan saling peduli satu
sama lainnya. kalau kita bergaul baik dengan teman sebaya, kita akan mempunyai
banyak teman di mana saja kita berada.
1. Mengucapkan salam setiap kali bertemu teman
2. Menghormati teman sebaya dan selalu berbaik hati kepada mereka
3. Memaafkan kesalahan teman bila mereka lupa atau tidak sengaja melakukan kesalahan
4. Tidak menghina dan meremehkan teman
5. Tidak pelit dan tidak sombong kepada teman
6. Memberikan kasih sayang dan bimbingan kepada mereka
7. Memberikan contoh dengan berbuat sesuai ucapan
8. Berbicara dengan sopan kepadanya
9. Menolong bila ia dalam kesulitan
10. Bersabar menghadapi kemauannya

Anak yang bagus adabnya akan disukai oleh teman-temannya. oleh karena itu, agar dicintai dan
dihormati teman-teman sebaya, kita harus bergaul kepada mereka dengan adab yang baik.
Sikap Mahasiswa Terhadap Sarana Belajar Seperti Kitab
Menghormati buku pelajaran adalah sebagian dari pada menghormati ilmu.

Adapun adab Mahasiswa terhadap kitab diantaranya:

1. Dianjurkan memegang buku pelajaran dengan bersuci.

2. Tidak memanjangkan kaki kearah buku pelajaran

3. Meletakkan buku agama diatas kitab lainnya

4. Tidak meletakkan sesuatu seperti pena, penggaris atau penghapus diatas buku pelajaran

5. Memulyakan buku pelajaran dengan menjaga kerapihan dan kesopanan

6. Tidak mencorat coret buku serta memperindah tulisan dalam buku dan tidak menulis
dengan tinta merah.
Tugas Praktek
Hadirlah ke majlis ilmu yang terdekat rumahmu dengan membuktikan
sebagai berikut:

Nama Majlis Talim :


Alamat :
Nara sumber :
Resum Materi :
Sekian
Wassalamu’alaikum Wr Wb

Institut STIAMI

Penyusun: Tim Dosen Adab

Anda mungkin juga menyukai