Anda di halaman 1dari 669

Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.

PENGERTIAN ADAB
Kata adab adalah kosa-kata bahasa arab
yang berasal dari tashrhifan (Adab – Ya’dubu)
yang berarti mengundang atau mengajak.Nahh
dinamakan adab karena ia mengajak manusia
kepada perbuatan yang terpuji dan mencegah
dari perbuatan yang keji dan munkar.
Adab adalah perhiasan yang indah yang di
anugerahkan Allah swt, kepada hambanya dan
sebagai penyanggah akal sehatnya.
Adab adalah kata dasar yang membangun
konstruksi peradaban. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, kata adab memiliki definisi
adab kehalusan dan kebaikan budi pekerti;
kesopanan akhlak contoh kalimat ayahnya
terkenal sebagai orang yang tinggi beradab
mempunyai adab mempunyai budi bahasa yang
baik berlaku sopan.
Secara sederhana maka, ketika melihat
orang yang berlaku tidak seperti atau tidak
sesuai dengan definisi adab di atas, disebut tidak
beradab atau dalam bahasa Yunani
ditambah bi menjadi biadab.
Ukuran sopan setiap orang juga berbeda.
Ini dipengaruhi oleh standarisasi dan ukuran
keilmuan yang difahami dan diyakini. Ideologi
yang menjadi keyakinan pun akan sangat

1
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

memberikan pengaruh terhadap standar


kesopanan suatu peradaban.
Kita sebagai muslim, tentu menggunakan
cara pandang hidup peradaban sesuai dengan
nilai Islam. Dari sanalah standarisasi bisa kita
sepakati dan bisa kita nilai sejauh mana kita
telah menjadi manusia yang beradab atau
sebaliknya. 
Insya Allah next artikel lebih dalam kupas
tuntas tentang adab, peradaban Islam dan
perbandingannya dengan barat. Semoga
dimudahkan oleh Allah.
Adab adalah bagian yang terpenting dari
agama yang mulia ini. dan adab syar’iyyah itu
adalah adab yang membedakan seorang muslim
dari selainnya dengan kepribadian yang kokoh
serta perilaku yang berpekerti luhur, tercermin
pada tindak-tanduknya kemulian, ketinggian
dan keagungan islam.
Adab lebih tinggi daripada ilmu (Al
Adabu FauqolIlmi) saking pentingnya adab
dalam islam. Hubungan antara suami istri,
buang hajat, makan, minum dan lain sebagainya
diwajibkan memakai adab.
Barang siapa tidak mempunyai adab maka
ia seperti lalat yang seenaknya hinggap di segala
tempat yang ia kehendaki, ia tidak memandang

2
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

tempat siapa yang ia hinggapi, ia tidak


memandang makanan siapa yang ia hinggapi,
mau pejabat pemerintah, mau orang kaya, orang
miskin dan mau siapa saja ia tidak peduli. Itulah
gambaran orang yang tidak mempunyai adab
dan tata krama.
Akhlak secara bahasa maknanya adalah
perangai atau tabiat, yaitu gambaran batin yang
dijadikan tabiat bagi manusia.
Pengertian akhlak menurut Imam Al-
Qurthubi: "Akhlak adalah sifat-sifat seseorang,
sehingga dia dapat berhubungan dengan orang
lain. Akhlak ada yang terpuji dan ada yang
tercela. Secara umum makna akhlak yang
terpuji adalah engkau berhias dengan akhlak
yang terpuji ketika berhubungan dengan
sesama, dimana engkau bersikap adil dengan
sifat-sifat terpuji dan tidak lalim karenanya.
Sedangkan secara rinci adalah memaafkan,
berlapang dada, dermawan, sabar, menahan
penderitaan, berkasih sayang, memenuhi
kebutuhan hidup orang lain, mencintai, bersikap
lemah lembut dan sejenis itu. (Perkataan Imam
Al-Qurthubi yang dinukil oleh Ibnu Hajar Al-
Asqalani di dalam kitabnya Fathul Bari: 1/456).
Etika Islam (bahasa Arab: ‫ )أخالقإسالمية‬atau
"Adab dan Akhlak Islamiyah" adalah etika dan

3
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

moral yang dianjurkan di dalam ajaran Islam


yang tercantum di dalam Al-Quran dan Sunnah,
dengan mengikuti contoh dari teladan Nabi
Muhammad SAW yang di dalam akidah
Islamiyah dinyatakan sebagai manusia yang
paling sempurna akhlaknya.
Karena berasal dari kosa kata Islam, maka
sayangnya istilah “adab” yang sebenarnya juga
harus dipahami dalam perspektif pandangan
alam (worldview) Islam. Pemaknaan “adab”
dengan sopan-santun, baik budi bahasa, tidak
sesuai dengan makna istilah ini sendiri dalam
ajaran Islam, yang pada intinya adalah
memahami dan mengakui segala sesuatu sesuai
dengan harkat dan martabat yang ditentukan
Allah SWT.
Karena pentingnya penegakan “adab” di
tengah masyarakat Muslim, maka pakar
pendidikan dan pemikiran Islam, Prof. Dr. Syed
Muhammad Naquib al-Attas, sudah mengajukan
istilah “ta’dib” untuk suatu proses pendidikan
yang tujuannya adalah membentuk manusia
yang beradab atau manusia yang baik (a good
man). Dengan itu, tujuan pendidikan Islam
adalah mencetak manusia yang beradab adalah
aneh meskipun tercantum dalam Pancasila,
konsep adab tidak dipahami sebagaimana

4
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

mestinya. Karena pentingnya konsep adab ini,


maka sudah saatnya pemerintah dan umat Islam
pada umumnya mengacu pada konsep adab
dalam penyelenggaraan seluruh tatanan
kehidupan, baik individual, sosial, maupun
tatanan kenegaraan.

KEUTAMAAN ADAB
Rasulullah shollallohu ‘alaihi wasallam
bersabda :

‫إنما بعثت ألتمم مكارم ألخالق‬

“Sesungguhnya aku diutus tidak lain


hanyalah untuk menyempurnakan
akhlak yang mulia”.

Imam Abu Hanifah rahimahullah berkata :

‫الحكايات عن العلماء ومجالستهم أحب إلى من كثير‬


‫من الفقه ألنها آداب القوم وأخالقهم‬
Artinya : “Kisah-kisah tentang kehidupan
para ulama dan duduk dalam majlis
mereka lebih aku sukai dari mempelajari
banyak ilmu, karena kisah-kisah itu penuh
dengan ketinggian adab dan akhlak
mereka“.

5
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Imam Ibnul Mubarak rahimahullah berkata :

‫ وتعلمت العلم عشرين سنة‬،‫تعلمت األدب ثالثين سنة‬

Artinya : “Aku belajar adab selama


tigapuluh tahun dan aku belajar ilmu
selama duapuluh tahun”.

Imam Ibnu Wahab rahimahullah berkata :

‫ما تعلمت من أدب مالك أفضل من علمه‬

Artinya : “Aku lebih mengutamakan


belajar adab kepada Imam Malik
dibanding belajar ilmu darinya”.

Imam Ibnul Mubarak rahimahullah menyusun


sebuah syair:

‫أيها الطالب علما ائت حماد بن زيدفاقتبس‬


‫علما وحلما ثم قيده بقيد‬

Artinya : “Wahai para penuntut ilmu,


datanglah kepada Imam Hammad bin Zaid

6
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

dan belajarlah ilmu dan kelembutan hati


lalu ikatlah dengan pengikat yang kuat.”

Pelajarilah Adab Sebelum Mempelajari Ilmu.


Ketahuilah bahwa ulama salaf sangat
perhatian sekali pada masalah adab dan akhlak.
Mereka pun mengarahkan murid-muridnya
mempelajari adab sebelum menggeluti suatu
bidang ilmu dan menemukan berbagai macam
khilaf ulama. Imam Darul Hijrah, Imam Malik
rahimahullah pernah berkata pada seorang
pemuda Quraisy,

‫تعلم األدب قبل أن تتعلم العلم‬

“Pelajarilah adab sebelum mempelajari


suatu ilmu.”

Kenapa sampai para ulama mendahulukan


mempelajari adab? Sebagaimana Yusuf bin Al
Husain berkata,
‫باألدب تفهم العلم‬

“Dengan mempelajari adab, maka engkau


jadi mudah memahami ilmu.”

7
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Guru penulis, Syaikh Sholeh Al ‘Ushoimi


berkata, “Dengan memperhatikan adab maka
akan mudah meraih ilmu. Sedikit perhatian pada
adab, maka ilmu akan disia-siakan.”

Oleh karenanya, para ulama sangat perhatian


sekali mempelajarinya.
Ibnul Mubarok berkata,

‫ وتعلمنا العلم عشرين‬،ً‫تعلمنا األدب ثالثين عاما‬

“Kami mempelajari masalah adab itu


selama 30 tahun sedangkan kami
mempelajari ilmu selama 20 tahun.”

Ibnu Sirin berkata,

‫ي كما يتعلمون العلم‬


َ ‫كانوا يتعلمون الهد‬

“Mereka -para ulama- dahulu mempelajari


petunjuk (adab) sebagaimana mereka
menguasai suatu ilmu.”

Makhlad bin Al Husain berkata pada Ibnul


Mubarok.

‫نحن إلى كثير من األدب أحوج منا إلى كثير من حديث‬

8
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

“Kami lebih butuh dalam mempelajari


adab daripada banyak menguasai hadits.”
Ini yang terjadi di zaman beliau, tentu di
zaman kita ini adab dan akhlak seharusnya
lebih serius dipelajari.
Referensi:
1. Ta’zhimul ‘Ilmi, Syaikh Sholeh bin
‘Abdillah bin Hamad Al ‘Ushoimi,
Muqorrorot Barnamij Muhimmatil ‘Ilmi.
2. Siyar A’laamin Nubala’, Imam Adz
Dzahabi, terbitan Muassasah Ar Risalah,
cetakan ke-11, tahun 1422 H, jilid ke-10.
3. Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, Ibnu Rajab Al
Hambali, Tahqiq: Syaikh Syu’aib Al
Arnauth dan Syaikh Ibrahim Yajus,
terbitan Muassasah Ar Risalah, cetakan
kesepuluh, tahun 1432 H.

ADAB SETELAH BANGUN TIDUR


Wujud mencintai Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam adalah berusaha melestarikan ajaran
beliau di setiap keadaan. Untuk itu, para ulama
menekankan sebisa mungkin setiap muslim
menyesuaikan diri dengan sunah beliau dalam

9
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

setiap aktivitasnya. 24 jam sesuai sunah, mulai


bangun tidur hingga tidur kembali.
Seperti inilah yang pernah dipesankan Sufyan
at-Tsauri – ulama Tabi’ Tabiin w. 161 H –J,

‫ان استطعت اال تحك رأسك اال بأثر فافعل‬

“Jika kamu mampu tidak menggaruk


kepala kecuali ada dalilnya, lakukanlah.”
(al-Jami’ li Akhlak ar-Rawi, 1/142).

Berikut kami sajikan beberapa sunah Nabi


Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika bangun
tidur,

Pertama, mengusap bekas tidur di wajah.


Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu menceritakan,
bahwa beliau pernah menginap di rumah
bibinya, Maimunah Radhiyallahu ‘anha, saah
satu istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Kata Ibnu Abbas,

‫صلى هللا علي””ه‬- ِ ‫َصفَ اللَّ ْي ُل ا ْستَ ْيقَظَ َرسُو ُل هَّللا‬ َ ‫َحتَّى إِ َذا ا ْنت‬
‫س يَ ْم َس ُح النَّوْ َم ع َْن َوجْ ِه ِه بِيَ ِد ِه‬
َ َ‫ فَ َجل‬-‫وسلم‬

“Kemudian ketika sudah masuk


pertengahan malam, Rasulullah

10
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Shallallahu ‘alaihi wa sallam bangun,


kemudian beliau duduk, lalu mengusap
bekas kantuk yang ada di wajahnya
dengan tangannya.” (HR. Ahmad 2201,
Bukhari 183, Nasai 1631, dan yang
lainnya).

Kedua, membaca doa ketika bangun tidur.


Diantara bacaan yang beliau rutinkan ketika
bagun tidur,

‫الح ْم ُد ِهللِ الَّ ِذي أَحْ يَانا َ بَ ْع َد َما أَ َماتَنَا َو إِلَ ْي ِه النُّ ُشوْ ُر‬
َ

“Segala puji bagi Allah yang


menghidupkan kami kembali setelah Dia
mematikan kami dan hanya kepada-Nya
kami akan dibangkitkan.”

Ada beberapa sahabat yang menceritakan


kebiasaan ini. Diantaranya Hudzaifah bin al-
Yaman dan al-Barra bin Azib. Kedua sahabat
ini menceritakan doa yang biasa dibaca Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika hendak
tidur dan bangun tidur,

:‫اس ”تَ ْيقَظَ قَ””ا َل‬


ْ ‫ َك””انَ إِ َذا‬-‫ص””لى هللا علي””ه وس””لم‬- ‫ى‬ َّ ِ‫أَ َّن النَّب‬
‫ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذى أَحْ يَانَا بَ ْع َد َما أَ َماتَنَا َوإِلَ ْي ِه النُّ ُشو ُر‬

11
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam


ketika bangun tidur beliau membaca:
Alhamdulillah alladzi ahyaanaa…dst.
(HR. Bukhari 6312, Muslim 2711, dan
yang lainnya).

Ketiga, membaca 10 ayat terakhir surat Ali


Imran,Tepatnya mulai ayat,

ِ َ‫ف اللَّ ْي ِل َوالنَّه‬


‫ار‬ ِ ‫اختِاَل‬ ِ ْ‫ت َواأْل َر‬
ْ ‫ض َو‬ ِ ‫ق ال َّس َما َوا‬ ْ ‫إِ َّن فِي‬
ِ ‫خَل‬
ِ ‫ت أِل ُولِي اأْل َ ْلبَا‬
‫ب‬ ٍ ‫آَل َيَا‬

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit


dan bumi, dan silih bergantinya malam
dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-
orang yang berakal.”

Ibnu Abbas menceritakan pengalaman beliau


ketika menginap di rumah bibinya Maimunah,

‫ ثُ َّم قَ َرأَ ْال َع ْش َر‬، ‫س يَ ْم َس ُح النَّوْ َم ع َْن َوجْ ِه ِه بِيَ ِد ِه‬َ َ‫فَ َجل‬
َ‫ُور ِة آ ِل ِع ْم َران‬َ ‫ت ْالخَ َواتِ َم ِم ْن س‬ ِ ‫اآليَا‬

“Beliau duduk, lalu mengusap bekas


kantuk yang ada di wajahnya dengan
tangannya, kemudian beliau membaca 10

12
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

ayat terakhir surat Ali Imran.” (HR.


Ahmad 2201, Bukhari 183, Nasai 1631,
dan yang lainnya).

Keempat, gosok gigi.


Sahabat Hudzaifah Radhiallahu ‘anhu
menceritakan,

،‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم إِ َذا قَا َم ِمنَ اللَّ ْي ِل‬َ ‫َكانَ النَّبِ ُّي‬
ِ ‫يَ ُشوصُ فَاهُ بِالس َِّوا‬
‫ك‬

“Nabi Shollallahu’alaihi wassalam apabila


bangun malam, beliau membersihkan
mulutnya dengan bersiwak.” (HR. Bukhari
245 dan Muslim 255).

Ada banyak manfaat ketika orang


melakukan gosok gigi ketika bangun tidur.
Terutama mereka yang hendak shalat.
Disamping menyegarkan, gosok gigi
menghilangkan bau mulut sehingga tidak
mengganggu Malaikat yang turut hadir ketika
dia shalat malam.

Ali bin Abi Thalib Radhiallahu anhu


menceritakan, “Kami diperintahkan (oleh

13
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Rasulullah) untuk bersiwak, kemudian beliau


bersabda,

‫إن العبد إذا قام يصلي أتاه الملك فقام خلفه يستمع الق””رآن‬
‫ويدنو فال يزال يستمع ويدنو حتى يضع ف””اه على في””ه فال‬
‫يقرأ آية إال كانت في جوف الملك‬

”Sesungguhnya seorang hamba ketika


hendak mendirikan shalat datanglah
malaikat padanya. Kemudian malaikat itu
berdiri di belakangnya, mendengarkan
bacaan Al-Qu’rannya, dan semakin
mendekat padanya. Tidaklah dia berhenti
dan mendekat sampai dia meletakkan
mulutnya pada mulut hamba tadi. Tidaklah
hamba tersebut membaca suatu ayat
kecuali ayat tersebut masuk ke perut
malaikat itu.” (HR. Baihaqi dalam Sunan
al-Kubro 1/38 dan dishahihkan al-Albani
dalam as-Shahihah).

Kelima, membersihkan hidung.


Memasukkan air ke dalam hidung dengan
cara disedot dalam bahasa arab disebut istinsyaq
dan mengeluarkannya disebut istintsar. Setelah
bangun tidur, kita dianjurkan melakukan
semacam ini 3 kali, untuk membersihakn rongga

14
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

hidung. Karena ketika manusia tidur, setan


menginap di lubang hidungnya. Dari mana kita
tahu? Tentu saja informasi dari Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam. Dari Abu Hurairah
Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,

،‫ت‬ َ ‫إِ َذا ا ْستَ ْيقَظَ أَ َح ُد ُك ْم ِم ْن َمنَا ِم ِه فَ ْليَ ْستَ ْنثِرْ ثَاَل‬
ٍ ‫ث َمرَّا‬
ِ َ‫يت َعلَى خَ ي‬
‫اشي ِم ِه‬ ُ ِ‫فَإ ِ َّن ال َّش ْيطَانَ يَب‬

“Apabila kalian bangun tidur maka


bersihkan bagian dalam hidung tiga kali
karena setan bermalam di rongga
hidungnya.” (HR. Bukhari 3295 dan
Muslim 238).

Keenam, mencuci kedua tangan 3 kali.


Dari Abu Hurairoh Radhiallahu anhu,
Rasulullah Shallallahu’alaihi wassalam
berpesan,

‫ فَاَل يَ ْغ ِمسْ يَ َدهُ فِي اإْل ِ نَا ِء َحتَّى‬،‫إِ َذا ا ْستَ ْيقَظَ أَ َح ُد ُك ْم ِم ْن نَوْ ِم ِه‬
ْ ‫ فَإِنَّهُ اَل يَ ْد ِري أَ ْينَ بَات‬،‫يَ ْغ ِسلَهَا ثَاَل ثًا‬
ُ‫َت يَ ُده‬

“Apabila kalian bangun tidur maka


janganlah dia mencelupkan tangannya ke
dalam wadah, sebelum dia mencucinya 3

15
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

kali, karena dia tidak mengetahui dimana


tangannya semalam berada.” (HR. Bukhari
dan Muslim 278).

ADAB BUANG HAJAT1


Siapa saja yang hendak menunaikan
hajatnya, buang air besar atau air kecil, maka
hendaklah ia mengikuti 10 adab berikut ini.
Semoga bermanfaat.
Pertama:Menutup diri dan menjauh dari
manusia ketika buang hajat.
Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu,
beliau berkata,

‫ فِى َس”فَ ٍر‬-‫ص””لى هللا علي””ه وس””لم‬- ِ ‫خ ََرجْ نَا َم” َع َر ُس”و ِل هَّللا‬
َ َ‫ الَ يَ”أْتِى ْالب‬-‫ص”لى هللا علي”ه وس”لم‬- ِ ‫َو َكانَ َرسُو ُل هَّللا‬
‫”را َز‬
َ ‫َحتَّى يَتَ َغي‬
.‫َّب فَالَ ي َُرى‬

“Kami pernah keluar bersama Rasulullah


shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika safar,
beliau tidak menunaikan hajatnya di
daerah terbuka, namun beliau pergi ke
tempat yang jauh sampai tidak nampak
dan tidak terlihat.”

1
MAT

16
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Kedua:Tidak membawa sesuatu yang


bertuliskan nama Allah.
Seperti memakai cincin yang bertuliskan
nama Allah dan semacamnya. Hal ini terlarang
karena kita diperintahkan untuk mengagungkan
nama Allah dan ini sudah diketahui oleh setiap
orang secara pasti. Allah Ta’ala berfirman,

ِ ‫َذلِكَ َو َم ْن يُ َعظِّ ْم َش َعائِ َر هَّللا ِ فَإِنَّهَا ِم ْن تَ ْق َوى ْالقُلُو‬


‫ب‬

“Demikianlah (perintah Allah). Dan


barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar
Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari
ketakwaan hati.” (QS. Al Hajj: 32).

Ada sebuah riwayat dari Anas bin Malik, beliau


mengatakan,

َ ‫ إِ َذا َد َخ َل ْال َخالَ َء َو‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫َكانَ النَّبِ ُّى‬
ُ‫ض َع خَ اتَ َمه‬

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam


biasa ketika memasuki kamar mandi,
beliau meletakkan cincinnya.”[2] Akan
tetapi hadits ini adalah hadits munkar yang
diingkari oleh banyak peneliti hadits.
Namun memang cincin beliau betul
bertuliskan “Muhammad Rasulullah”.

17
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Syaikh Abu Malik hafizhohullah mengatakan,


“Jika cincin atau semacam itu dalam keadaan
tertutup atau dimasukkan ke dalam saku atau
tempat lainnya, maka boleh barang tersebut
dimasukkan ke WC. Imam Ahmad bin Hambal
mengatakan, “Jika ia mau, ia boleh
memasukkan barang tersebut dalam genggaman
tangannya.” Sedangkan jika ia takut barang
tersebut hilang karena diletakkan di luar, maka
boleh masuk ke dalam kamar mandi dengan
barang tersebut dengan alasan kondisi darurat.”

Ketiga:Membaca basmalah dan meminta


perlindungan pada Allah (membawa ta’awudz)
sebelum masuk tempat buang hajat.
Ini jika seseorang memasuki tempat buang
hajat berupa bangunan. Sedangkan ketika
berada di tanah lapang, maka ia
mengucapkannya di saat melucuti pakaiannya.

Dalil dari hal ini adalah sabda Nabi shallallahu


‘alaihi wa sallam,

‫ت بَنِى آ َد َم إِ َذا َدخَ َل أَ َح ُدهُ ُم‬


ِ ‫َس ْت ُر َما بَ ْينَ أَ ْعي ُِن ْال ِجنِّ َوعَوْ َرا‬
َ ُ‫ْالخَ الَ َء أَ ْن يَق‬
ِ ‫ول بِس ِْم هَّللا‬

18
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

“Penghalang antara pandangan jin dan


aurat manusia adalah jika salah seorang di
antara mereka memasuki tempat buang
hajat, lalu ia ucapkan “Bismillah”.”

Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan,

‫َكانَ النَّبِ ُّى – صلى هللا عليه وسلم – إِ َذا َد َخ” َل ْالخَ الَ َء قَ””ا َل‬
»‫ث‬ ِ ِ‫ث َو ْال َخبَائ‬
ِ ُ‫« اللَّهُ َّم إِنِّى أَ ُعو ُذ بِكَ ِمنَ ْال ُخب‬

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam


ketika memasuki jamban, beliau ucapkan:
Allahumma inni a’udzu bika minal
khubutsi wal khobaits (Ya Allah, aku
berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki
dan setan perempuan[7]).”

An Nawawi rahimahullah mengatakan,


“Adab membaca doa semacam ini tidak
dibedakan untuk di dalam maupun di luar
bangunan.”

Untuk do’a “Allahumma inni a’udzu bika minal


khubutsi wal khobaits”, boleh juga dibaca
Allahumma inni a’udzu bika minal khubtsi wal
khobaits (denga ba’ yang disukun). Bahkan cara
baca khubtsi (dengan ba’ disukun) itu lebih

19
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

banyak di kalangan para ulama hadits


sebagaimana dikatakan oleh Al Qodhi Iyadh
rahimahullah. Sedangkan mengenai maknanya,
ada ulama yang mengatakan bahwa makna
khubtsi (dengan ba’ disukun) adalah gangguan
setan, sedangkan khobaits adalah maksiat. Jadi,
cara baca dengan khubtsi (dengan ba’ disukun)
dan khobaits itu lebih luas maknanya dibanding
dengan makna yang di awal tadi karena makna
kedua berarti meminta perlindungan dari segala
gangguan setan dan maksiat.

Keempat: Masuk ke tempat buang hajat terlebih


dahulu dengan kaki kiri dan keluar dari tempat
tersebut dengan kaki kanan.
Untuk dalam perkara yang baik-baik seperti
memakai sandal dan menyisir, maka kita
dituntunkan untuk mendahulukan yang kanan.
Sebagaimana terdapat dalam hadits,

‫ْجبُ ”هُ التَّيَ ُّم ُن فِى‬


ِ ‫َك””انَ النَّبِ ُّى – ص””لى هللا علي””ه وس””لم – يُع‬
‫ُور ِه َوفِى َشأْنِ ِه ُكلِّ ِه‬
ِ ‫تَنَ ُّعلِ ِه َوتَ َرجُّ لِ ِه َوطُه‬

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih


suka mendahulukan yang kanan ketika
memakai sandal, menyisir rambut, ketika

20
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

bersuci dan dalam setiap perkara (yang


baik-baik).”

Dari hadits ini, Syaikh Ali Basam mengatakan,


“Mendahulukan yang kanan untuk perkara yang
baik, ini ditunjukkan oleh dalil syar’i, dalil
logika dan didukung oleh fitrah yang baik.
Sedangkan untuk perkara yang jelek, maka
digunakan yang kiri. Hal inilah yang lebih
pantas berdasarkan dalil syar’i dan logika.”

Asy Syaukani rahimahullah mengatakan,


“Adapun mendahulukan kaki kiri ketika masuk
ke tempat buang hajat dan kaki kanan ketika
keluar, maka itu memiliki alasan dari sisi bahwa
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih suka
mendahulukan yang kanan untuk hal-hal yang
baik-baik. Sedangkan untuk hal-hal yang jelek
(kotor), beliau lebih suka mendahulukan yang
kiri. Hal ini berdasarkan dalil yang sifatnya
global.”

Kelima:Tidak menghadap kiblat atau pun


membelakanginya.
Dari Abu Ayyub Al Anshori, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,

21
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

، ‫« إِ َذا أَتَ ْيتُ ُم ْالغَائِ””طَ فَالَ ت َْس””تَ ْقبِلُوا ْالقِ ْبلَ””ةَ َوالَ ت َْس””تَ ْدبِرُوهَا‬
‫الش”أْ َم‬ َ ‫ قَ”ا َل أَبُ”و أَي‬. » ‫َولَ ِك ْن َش”رِّ قُوا أَوْ َغ ِّربُ””وا‬
َّ ‫ُّوب فَقَ” ِد ْمنَا‬
ُ ‫ فَنَ ْن َح ِر‬، ‫ت قِبَ َل ْالقِ ْبلَ ِة‬
َ ‫ف َونَ ْستَ ْغفِ ُر هَّللا‬ ْ َ‫يض بُنِي‬
َ ‫فَ َو َج ْدنَا َم َرا ِح‬
‫تَ َعالَى‬

“Jika kalian mendatangi jamban, maka


janganlah kalian menghadap kiblat dan
membelakanginya. Akan tetapi, hadaplah
ke arah timur atau barat.” Abu Ayyub
mengatakan, “Dulu kami pernah tinggal di
Syam. Kami mendapati jamban kami
dibangun menghadap ke arah kiblat. Kami
pun mengubah arah tempat tersebut dan
kami memohon ampun pada Allah
Ta’ala.” Yang dimaksud dengan
“hadaplah arah barat dan timur” adalah
ketika kondisinya di Madinah. Namun
kalau kita berada di Indonesia, maka
berdasarkan hadits ini kita dilarang buang
hajat dengan menghadap arah barat dan
timur, dan diperintahkan menghadap ke
utara atau selatan.

Namun apakah larangan menghadap kiblat


dan membelakanginya ketika buang hajat
berlaku di dalam bangunan dan di luar
bangunan? Jawaban yang lebih tepat, hal ini

22
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

berlaku di dalam dan di luar bangunan


berdasarkan keumuman hadits Abu Ayyub Al
Anshori di atas. Pendapat ini dipilih oleh Imam
Abu Hanifah, Imam Ahmad, Ibnu Hazm,
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Muhammad bin
‘Ali Asy Syaukani dan pendapat terakhir dari
Syaikh Ali Basam.

Adapun hadits Ibnu ‘Umar radhiyallahu


‘anhuma yang mengatakan,

ُ ‫”رأَي‬
‫ْت‬ َ ”َ‫ ف‬، ‫ْض َح” ا َجتِى‬ َ ‫ت َح ْف‬
ِ ‫ص”ةَ لِبَع‬ ِ ‫ق ظَه‬
ِ ‫ْ”ر بَ ْي‬ َ ْ‫ْت فَو‬ ُ ‫ارْ تَقَي‬
ُ‫ض””ى َحا َجتَ””ه‬ ِ ‫ول هَّللا ِ – ص””لى هللا علي””ه وس””لم – يَ ْق‬ َ ””‫َر ُس‬
ْ‫ُم ْستَ ْدبِ َر ْالقِ ْبلَ ِة ُم ْستَ ْقبِ َل ال َّشأ ِم‬

“Aku pernah menaiki rumah Hafshoh


karena ada sebagian keperluanku. Lantas
aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam buang hajat dengan
membelakangi kiblat dan menghadap
Syam”. Hadits ini menunjukkan bahwa
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
membelakangi kiblat ketika buang hajat.
Maka mengenai hadits Ibnu ‘Umar ini kita
dapat memberikan jawaban sebagai
berikut.

23
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

a. Pelarangan menghadap dan membelakangi


kiblat lebih kita dahulukan daripada yang
membolehkannya.
b. Perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam yang melarang menghadap dan
membelakangi kiblat ketika buang hajat
lebih didahulukan dari perbuatan beliau.
c. Hadits Ibnu ‘Umar tidaklah menasikh
(menghapus) hadits Abu Ayyub Al
Anshori karena apa yang dilihat oleh Ibnu
‘Umar hanyalah kebetulan saja dan Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak
memaksudkan adanya hukum baru dalam
hal ini.

Simpulannya, pendapat yang lebih tepat dan


lebih hati-hati adalah haram secara mutlak
menghadap dan membelakangi kiblat ketika
buang hajat.

Keenam: Terlarang berbicara secara mutlak


kecuali jika darurat.
Dalilnya adalah hadits dari Ibnu ‘Umar
radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata,

‫ يَبُو ُل‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫أَ َّن َر ُجالً َم َّر َو َرسُو ُل هَّللا‬
.‫فَ َسلَّ َم فَلَ ْم يَ ُر َّد َعلَ ْي ِه‬

24
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

“Ada seseorang yang melewati Rasulullah


shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau
sedang kencing. Ketika itu, orang tersebut
mengucapkan salam, namun beliau tidak
membalasnya.”

Syaikh Ali Basam mengatakan, “Diharamkan


berbicara dengan orang lain ketika buang hajat
karena perbuatan semacam ini adalah suatu
yang hina, menunjukkan kurangnya rasa malu
dan merendahkan murua’ah (harga diri).”
Kemudian beliau berdalil dengan hadits di atas.

Syaikh Abu Malik mengatakan, “Sudah


kita ketahui bahwa menjawab salam itu wajib.
Ketika buang hajat Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam meninggalkannya, maka ini
menunjukkan diharamkannya berbicara ketika
itu, lebih-lebih lagi jika dalam pembicaraan itu
mengandung dzikir pada Allah Ta’ala. Akan
tetapi, jika seseorang berbicara karena ada suatu
kebutuhan yang mesti dilakukan ketika itu,
seperti menunjuki jalan pada orang (ketika
ditanya saat itu, pen) atau ingin meminta air dan
semacamnya, maka dibolehkan saat itu karena
alasan darurat. Wallahu a’lam.”

25
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Ketujuh: Tidak buang hajat di jalan dan tempat


bernaungnya manusia.
Dalilnya adalah hadits dari Abu Hurairah, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

« ‫َان يَا َرسُو َل هَّللا ِ قَ””ا َل‬ ِ ‫ قَالُوا َو َما اللَّعَّان‬.» ‫« اتَّقُوا اللَّعَّانَ ْي ِن‬
.» ‫اس أَوْ فِى ِظلِّ ِه ْم‬ ِ َّ‫يق الن‬ِ ‫الَّ ِذى يَتَ َخلَّى فِى طَ ِر‬

“Hati-hatilah dengan al la’anain (orang


yang dilaknat oleh manusia)!” Para
sahabat bertanya, “Siapa itu al la’anain
(orang yang dilaknat oleh manusia), wahai
Rasulullah?” Beliau bersabda, “Mereka
adalah orang yang buang hajat di jalan dan
tempat bernaungnya manusia.”

Kedelapan:Tidak buang hajat di air yang


tergenang.
Dalilnya adalah hadits Jabir bin ‘Abdillah,
beliau berkata,

‫أَنَّهُ نَهَى أَ ْن يُبَا َل فِى ْال َما ِء الرَّا ِك ِد‬

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam


melarang kencing di air tergenang.”

26
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Salah seorang ulama besar Syafi’iyah, Ar Rofi’i


mengatakan, “Larangan di sini berlaku untuk air
tergenang yang sedikit maupun banyak karena
sama-sama dapat mencemari.”[25] Dari sini,
berarti terlarang kencing di waduk, kolam air
dan bendungan karena dapat menimbulkan
pencemaran dan dapat membawa dampak
bahaya bagi yang lainnya. Jika kencing saja
terlarang, lebih-lebih lagi buang air besar.
Sedangkan jika airnya adalah air yang mengalir
(bukan tergenang), maka tidak mengapa.
Namun ahsannya (lebih baik) tidak
melakukannya karena seperti ini juga dapat
mencemari dan menyakiti yang lain.

Kesembilan:Memperhatikan adab ketika istinja’


(membersihkan sisa kotoran setelah buang hajat,
alias cebok), di antaranya sebagai berikut.
1. Tidak beristinja’ dan menyentuh kemaluan
dengan tangan kanan.
Dalilnya adalah hadits Abu Qotadah, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ َوإِ َذا أَتَى ْال َخالَ َء‬، ‫اإلنَ””ا ِء‬ِ ‫ب أَ َح” ُد ُك ْم فَالَ يَتَنَفَّسْ فِى‬ َ ‫إِ َذا َش ” ِر‬
‫ َوالَ يَتَ َمسَّحْ بِيَ ِمينِ ِه‬، ‫فَالَ يَ َمسَّ َذ َك َرهُ بِيَ ِمينِ ِه‬
“Jika salah seorang di antara kalian
minum, janganlah ia bernafas di dalam

27
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

bejana. Jika ia buang hajat, janganlah ia


memegang kemaluan dengan tangan
kanannya. Janganlah pula ia beristinja’
dengan tangan kanannya.”

2. Beristinja’ bisa dengan menggunakan air atau


menggunakan minimal tiga batu (istijmar).
Beristinja’ dengan menggunakan air lebih
utama daripada menggunakan batu
sebagaimana menjadi pendapat Sufyan Ats
Tsauri, Ibnul Mubarok, Imam Asy Syafi’i,
Imam Ahmad dan Ishaq. Alasannya, dengan
air tentu saja lebih bersih.

Dalil yang menunjukkan istinja’ dengan air


adalah hadits dari Anas bin Malik, beliau
mengatakan,

‫َك””انَ النَّبِ ُّى – ص””لى هللا علي””ه وس””لم – إِ َذا َخ” َر َج لِ َحا َجتِ” ِه‬
َ ‫أَ ِجى ُء أَنَا َو ُغالَ ٌم َم َعنَا إِد‬
‫ يَ ْعنِى يَ ْستَ ْن ِجى بِ ِه‬. ‫َاوةٌ ِم ْن َما ٍء‬

“Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam


keluar untuk buang hajat, aku dan anak
sebaya denganku datang membawa
seember air, lalu beliau beristinja’
dengannya.”

28
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Dalil yang menunjukkan istinja’ dengan


minimal tiga batu adalah hadits Jabir bin
‘Abdillah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,

ً ‫إِ َذا ا ْستَجْ َم َر أَ َح ُد ُك ْم فَ ْليَ ْستَجْ ِمرْ ثَالَثا‬

“Jika salah seorang di antara kalian ingin


beristijmar (istinja’ dengan batu), maka
gunakanlah tiga batu.”

3. Memerciki kemaluan dan celana dengan air


setelah kencing untuk menghilangkan was-was.
Ibnu ‘Abbas mengatakan,

َ ‫ ت ََوضَّأ َ َم َّرةً َم َّرةً َون‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ى‬


ُ‫َض َح فَرْ َجه‬ َّ ِ‫أَ َّن النَّب‬

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam


berwudhu dengan satu kali – satu kali
membasuh, lalu setelah itu beliau
memerciki kemaluannya.”

Jika tidak mendapati batu untuk istinja’, maka


bisa digantikan dengan benda lainnya, asalkan
memenuhi tiga syarat: benda tersebut suci, bisa
menghilangkan najis, dan bukan barang
berharga seperti uang atau makanan. Sehingga

29
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

dari syarat-syarat ini, batu boleh digantikan


dengan tisu yang khusus untuk membersihkan
kotoran setelah buang hajat.

Kesepuluh:Mengucapkan do’a “ghufronaka”


setelah keluar kamar mandi.
Dalilnya adalah hadits dari ‘Aisyah radhiyallahu
‘anha, beliau berkata,

« ‫ َكانَ إِ َذا َخ َر َج ِمنَ ْالغَائِ ” ِط قَ””ا َل‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ى‬َّ ِ‫أَ َّن النَّب‬
.» ‫ك‬ َ َ‫ُغ ْف َران‬

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa


setelah beliau keluar kamar mandi beliau
ucapkan “ghufronaka” (Ya Allah, aku
memohon ampun pada-Mu).”

Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin


rahimahullah menjelaskan, “Kenapa seseorang
dianjurkan mengucapkan “ghufronaka” selepas
keluar dari kamar kecil, yaitu karena ketika itu
ia dipermudah untuk mengeluarkan kotoran
badan, maka ia pun ingat akan dosa-dosanya.
Oleh karenanya, ia pun berdoa pada Allah agar
dihapuskan dosa-dosanya sebagaimana Allah
mempermudah kotoran-kotoran badan tersebut
keluar.”

30
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Demikian beberapa adab ketika buang hajat


yang bisa kami sajikan di tengah-tengah
pembaca sekalian. Semoga Allah memberi
kepahaman dan memudahkan untuk
mengamalkan adab-adab yang mulia ini.
Semoga Allah selalu menambahkan ilmu yang
bermanfaat yang akan membuahkan amal yang
sholih.2

Hal-Hal Terlarang Dalam Berhias.


1. Tidak Menutup ‘Aurat.
Dari Abu Sa’iid Al-Khudriy radliyallaahu
‘anhu : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam pernah bersabda :

‫ َواَل ْال َم””رْ أَةُ إِلَى َع””وْ َر ِة‬،‫اَل يَ ْنظُ ُر ال َّر ُج ُل إِلَى عَوْ َر ِة ال َّرج ُِل‬
ٍ ْ‫ضي ال َّر ُج ُل إِلَى ال َّر ُج ِل فِي ثَو‬
‫ َواَل‬،‫ب َوا ِح ٍد‬ ِ ‫ َواَل يُ ْف‬،‫ْال َمرْ أَ ِة‬
‫ب ْال َوا ِح ِد‬
ِ ْ‫ضي ْال َمرْ أَةُ إِلَى ْال َمرْ أَ ِة فِي الثَّو‬
ِ ‫تُ ْف‬

“Janganlah seorang laki-laki melihat ‘aurat


laki-laki lain, tidak pula seorang wanita
melihat ‘aurat wanita yang lain. Dan
janganlah seorang laki-laki berada dalam
satu kain/selimut dengan laki-laki lain, dan
tidak pula wanita berada satu kain/selimut
dengan wanita lain.” [Diriwayatkan oleh
2
www.muslim.or.id by MAT

31
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Muslim no. 334, Abu Daawud no. 4018,


At-Tirmidziy no. 2793, dan yang lainnya].

Dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu, ia


berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam :

ِ ‫ لَ ْم أَ َرهُ َما قَوْ ٌم َم َعهُ ْم ِس ”يَاطٌ َكأ َ ْذنَ””ا‬،‫ار‬


‫ب‬ ِ َّ‫ص ْنفَا ِن ِم ْن أَ ْه ِل الن‬ ِ
ٌ َ‫َاري‬
‫””ات‬ ِ ‫ات ع‬ ٌ َ‫اس””ي‬ِ ‫ َونِ َس””ا ٌء َك‬،‫اس‬ َ َّ‫ض”” ِربُونَ بِهَ””ا الن‬ ْ َ‫””ر ي‬ ِ َ‫ْالبَق‬
‫ اَل‬،‫ت ْال َمائِلَ”” ِة‬ِ ‫وس””ه َُّن َكأ َ ْس””نِ َم ِة ْالب ُْخ‬
ُ ‫ ُر ُء‬،‫ت‬ ٌ ‫ت َم””ائِاَل‬ ٌ ‫ُم ِمياَل‬
‫يحهَ””ا لَيُو َج” ُد ِم ْن‬ َ ‫ َوإِ َّن ِر‬،‫يحهَ””ا‬ َ ‫يَ ” ْد ُخ ْلنَ ْال َجنَّةَ َواَل يَ ِج” ْدنَ ِر‬
‫َم ِسي َر ِة َك َذا َو َك َذا‬

“Dua kelompok dari penghuni neraka


yang aku belum pernah melihat mereka :
Pertama, orang-orang yang membawa
cambuk menyerupai ekor sapi. Dengannya
mereka mencambuki orang lain. Kedua,
wanita-wanita yang berpakaian, namun
sebenarnya telanjang (karena tidak
menutup ‘aurat yang semestinya ditutup),
menggoda orang lain dan berjalan dengan
melenggak-lenggok. Kepala mereka
seperti punuk onta yang miring. Mereka
tidak masuk surga dan juga tidak dapat
mencium aromanya, padahal aroma surga
dapat dicium sejauh perjalanan sekian dan

32
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

sekian.” [Diriwayatkan oleh Muslim no.


2128].

1. Menyerupai Pakaian Orang Kafir.


Dari ‘Abdullah bin ‘Amru radliyallaahu
‘anhumaa : Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam pernah bersabda :

َ َّ‫ َواَل بِالن‬،‫ اَل تَ َشبَّهُوا بِ ْاليَهُو ِد‬،‫ْس ِمنَّا َم ْن تَ َشبَّهَ بِ َغي ِْرنَا‬
،‫صا َرى‬ َ ‫لَي‬

“Tidak termasuk golongan kami orang


yang meniru selain kami, janganlah kamu
meniru orang Yahudi dan Nashrani.”
[Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy 4/425
no. 2695, Al-Qadlaa’iy dalam Musnad
Asy-Syihaab 2/205 no. 1191, dan Ath-
Thabaraaniy dalam Al-Ausath 7/238 no.
7380; dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-
Albaaniy dalam Silsilah Ash-Shahiihah
5/227-228 no. 2194].

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radliyallaahu


‘anhumaa, ia berkata :

‫َم ْن تَ َشبَّهَ بِقَوْ ٍم فَه َُو ِم ْنهُ ْم‬

33
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

“Barangsiapa yang meniru satu kaum,


maka ia termasuk golongannya.”
[Diriwayatkan oleh Abu Daawud no.
4031, Ahmad 2/50 & 2/92, Ath-
Thabaraaniy dalam Musnad asy-
Syaamiyyiin no. 216, ‘Abdun bin Humaid
dalam Al-Muntakhab no. 846, dan yang
lainnya; shahih[1].

Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah


berkata :

ً‫أن المشاركة في اله””دي الظ””اهر ت””ورث تناس””با ً وتش””اكال‬


‫ يق””””ود إلى موافق””””ة م””””ا في األخالق‬،‫بين المتش””””ابهين‬
‫ ف””إن الالبس ثي””اب أه””ل‬،‫ وهذا أم””ر محس””وس‬،‫واألعمال‬
‫ والالبس لثي””اب‬،‫العلم يج””د من نفس””ه ن””وع انض””مام إليهم‬
،‫ يجد من نفسه نوع تخلق بأخالقهم‬- ً‫ مثال‬- ‫الجند المقاتلة‬
.‫ إال أن يمنعه مانع‬،‫ويصير طبعه متقاضيا ً لذلك‬

“Bahwasannya kesamaan lahiriyah akan


menimbulkan kesesuaian dan keserupaan
antara dua orang yang saling menyerupai,
yang nantinya akan mengantarkan kepada
kesamaan dari sisi akhlaq dan perbuatan.
Yang demikian adalah perkara yang bisa
dirasakan. Seseorang yang mengenakan

34
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

pakaian yang dikenakan orang ‘alim, maka


ia akan mendapati dirinya memiliki
kecondongan kepada mereka. Selanjutnya
tabiat akan mengarah ke sana kecuali
apabila ada faktor pencegah.” [Iqtidlaa’
Shiraathil-Mustaqiim, 1/93].

2. Berdandan Seperti Orang Musyrik


Umar bin Khathhab radliyallaahu ‘anhu
telah berkata :

ِ ْ‫ي أَ ْه ِل ال ِّشر‬
‫ك‬ َّ ‫َوإِيَّا ُك ْم َوالتَّنَ ُّع َم َو ِز‬

“Dan jauhkan dirimu dari bermewah-


mewah dan meniru model orang musyrik.”
[Diriwayatkan oleh Muslim no. 2069,
Ahmad 1/15, Ibnu Hibbaan 12/268 no.
5454, dan yang lainnya].

3. Berlagak Sombong.
Allah ta’ala berfirman :

َ‫إِنَّهُ ال ي ُِحبُّ ْال ُم ْستَ ْكبِ ِرين‬

“Sesungguhnya Allah tidak menyukai


orang-orang yang sombong.” [QS. An-
Nahl : 23].

35
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Dari Abi Hurairah radliyallaahu ‘anhu, ia


berkata, telah bersabda Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam :

‫”ال أَبُ””و‬
َ ”َ‫ ق‬،‫ َواَل يُ ” َز ِّكي ِه ْم‬،‫ثَاَل ثَ ”ةٌ اَل يُ َكلِّ ُمهُ ُم هَّللا ُ يَ””وْ َم ْالقِيَا َم” ِة‬
ٍ ‫ َش ” ْي ٌخ ز‬،‫ َولَهُ ْم َع” َذابٌ أَلِي ٌم‬،‫ " َواَل يَ ْنظُ” ُر إِلَ ْي ِه ْم‬:َ‫اويَة‬
،‫َان‬ ِ ‫ُم َع‬
‫ َوعَائِ ٌل ُم ْستَ ْكبِ ٌر‬، ٌ‫ك َك َّذاب‬ ٌ ِ‫َو َمل‬

“Ada tiga golongan yang tidak diajak


bicara oleh Allah di hari kiamat dan tidak
pula dibersihkan (dari dosa-dosa
mereka)”. Abu Mu’aawiyah (perawi
hadits) meneruskan : “dan Allah tidak
akan melihat mereka. Bagi mereka siksa
yang sangat pedih. Mereka itu adalah :
Orang tua yang berzina, raja pembohong,
dan orang miskin yang sombong.”
[Diriwayatkan oleh Muslim no. 107,
Ahmad 2/480, Abu ‘Awaanah dalam Al-
Mustakhraj no. 114, dan yang lainnya].

4. Menyerupai Pakaian Lawan Jenis.


Dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu, ia
berkata :

36
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

َ‫”ل يَ ْلبَسُ لِب َْس ”ة‬


َ ”‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ” ِه َو َس ”لَّ َم ال َّر ُج‬َ ِ ‫لَ َعنَ َرسُو ُل هَّللا‬
‫ َو ْال َمرْ أَةَ ت َْلبَسُ لِ ْب َسةَ ال َّر ُج ِل‬،‫ْال َمرْ أَ ِة‬

“Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam


melaknat laki-laki yang mengenakan
pakain wanita, dan wanita yang
mengenakan pakaian laki-laki.”
[Diriwayatkan oleh Abu Daawud no.
4098, Ahmad 2/325, Ibnu Hibbaan 13/62-
63 no. 5751-5752, dan yang lainnya;
dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albaaniy
dalam Shahiih Sunan Abi Daawud 2/519].

Dari Ibnu Abi Mulaikah, ia berkata :

ْ َ‫ فَقَ””ال‬،‫ إِ َّن ا ْم َرأَةً ت َْلبَسُ النَّ ْع َل‬:‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهَا‬


‫ت‬ ِ ‫يل لِ َعائِ َشةَ َر‬
َ ِ‫ق‬
َّ
‫صلى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسل َم ال َّر ُجلَةَ ِمنَ النِّ َسا ِء‬ َّ ‫هَّللا‬
َ ِ ‫لَ َعنَ َرسُو ُل‬

Dikatakan kepada ‘Aaisyah radliyallaahu


‘anhaa : “Sesungguhnya ada wanita
memakai sandal laki-laki”. Lalu ia
menjawab : “Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam telah melaknat wanita
yang menyerupai laki-laki.” [Diriwayatkan
oleh Abu Daawud no. 4099, Al-Humaidiy
no. 274, Abu Ya’laa no. 4880, dan yang
lainnya; dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-

37
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Albaaniy dalam Shahiih Sunan Abi


Daawud 2/519-520].

5. Bergaya untuk Mencari Popularitas (Aneh


Dipandang Oleh Masyarakat pada Umumnya).
Dari Ibnu ‘Umar radliyallaahu ‘anhumaa
ia berkata : Telah bersabda Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam :

،َ‫ب ُشه َْر ٍة أَ ْلبَ َسهُ هَّللا ُ يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة ثَوْ بً””ا ِم ْثلَ ”هُ زَاد‬
َ ْ‫س ثَو‬
َ ِ‫َم ْن لَب‬
‫ع َْن أَبِي ع ََوانَةَ ثُ َّم تُلَهَّبُ فِي ِه النَّا ُر‬

“Barangsiapa yang memakai pakaian


kemasyhuran (untuk populraitas), maka
Allah akan memakaikan sebuah pakaian
(yang hina) di hari kiamat yang kemudian
dinyalakan api di dalamnya.”
[Diriwayatkan oleh Abu Dawud no. 4029
dan Ibnu Majah 3606; dihasankan oleh
Asy-Syaikh Al-Albaaniy dalam Shahihul-
Jaami’ no. 6526].

Asy-Syaukaaniy rahimahullah berkata :

‫ الشهرة ظهور الش””يء والم””راد أن ثوب””ه‬: ‫قال ابن األثير‬


‫يشتهر بين الناس لمخالفة لونه أللوان ثيابهم فيرفع الناس‬
‫إليه أبصارهم ويختال عليهم بالعجب والتكبر‬

38
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

“Ibnul-Atsiir berkata : ‘Asy-Syuhrah


adalah tampaknya sesuatu. Maksudnya
bahwa pakaiannya populer di antara
manusia karena warnanya yang berbeda
sehingga orang-orang mengangkat
pandangan mereka (kepadanya). Dan ia
menjadi sombong terhadap mereka karena
bangga dan takabur.” [Nailul-Authaar,
2/111 – via Syamilah].

Ibnu Baththaal rahimahullah berkata :

‫فالذى ينبغى للرجل أن يتزى فى كل زمان بزى أهل””ه م””ا‬


‫لم يكن إث ًم”””ا ألن مخالف”””ة الن”””اس فى زيهم ض”””رب من‬
‫الشهرة‬

“Yang seharusnya dilakukan seseorang


adalah ia berpakaian di setiap masa
dengan pakaian orang-orang yang hidup di
masa tersebut sepanjang tidak terkandung
dosa, karena penyelisihan terhadap
pakaian yang dipakai oleh orang banyak
termasuk syuhrah.” [Syarh Shahih Al-
Bukhaariy, 17/144 – via Syamilah].

6. Memakai Pakaian Sutera Bagi Laki-Laki.

39
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Umar bin Al-Khaththaab radliyallaahu


‘anhu pernah menuliskan surat yang berisi :

‫ " اَل ي ُْلبَسُ ْال َح ِري” ُر فِي‬:‫ال‬


َ َ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق‬
َ ‫ي‬ َّ ِ‫أَ َّن النَّب‬
ُ‫ال ُّد ْنيَا إِاَّل لَ ْم ي ُْلبَسْ فِي اآْل ِخ َر ِة ِم ْنه‬

“Bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi


wa sallam bersabda : ‘Tidaklah sutera
dipakai oleh seseorang di dunia,
melainkan tidak akan dipakaikan
kepadanya kelak di akhirat.”
[Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no.
5830, Muslim no. 2069, An-Nasaa’iy no.
5312, dan yang lainnya].

Dari Hudzaifah radliyallaahu ‘anhu, ia berkata :

‫ب‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم أَ ْن نَ ْش َر‬


ِ َ‫ب فِي آنِيَ ِة ال َّذه‬ َ ‫نَهَانَا النَّبِ ُّي‬
‫اج َوأَ ْن‬ ْ
ِ ‫ْس ْال َح ِر‬
ِ َ‫ير َوالدِّيب‬ ِ ‫ َوع َْن لُب‬،‫ َوأَ ْن نَأ ُك َل ِفيهَا‬،‫ض ِة‬ َّ ِ‫َو ْالف‬
‫س َعلَ ْي ِه‬ َ ِ‫نَجْ ل‬

“Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah


melarang kami minum dan makan dari
bejana yang terbuat dari emas dan perak,
memakai sutera dan diibaaj serta duduk di
atasnya.” [Diriwayatkan oleh Al-
Bukhaariy no. 5837, Abu Daawud no.

40
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

3723, At-Tirmidziy no. 1878, dan yang


lainnya].

7. Memakai Pakaian Berwarna Merah Menyala


dan Polos.
Dari Al-Barraa’ bin ‘Aazib radliyallaahu ‘anhu,
ia berkata :

‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َع ِن ْال َميَاثِ ِر ْال ُح ْم ِر َو ْالقَ ِّس ِّي‬
َ ‫نَهَانَا النَّبِ ُّي‬

“Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam


melarang kami memakai al-mayaatsir (alas
tidur) berwarna merah dan al-qassiy
(pakaian yang digarisi dengan sutera).”
[Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no.
5838].

Dari ‘Imraan bin Hushain, ia berkata :

ِ ‫ " إِ َّن خَ يْ”” َر ِطي‬:‫ص””لَّى هللاُ َعلَيْ”” ِه َو َس””لَّ َم‬


‫ب‬ َ ‫””ال لِي النَّبِ ُّي‬
َ َ‫ق‬
ِ ‫ َو َخ ْي َر ِطي‬،ُ‫ال َّر ُج ِل َما ظَهَ َر ِري ُحهُ َو َخفِ َي لَوْ نُه‬
‫ب النِّ َسا ِء َم””ا‬
" ‫ان‬ ِ ‫ َونَهَى ع َْن ِميثَ َر ِة اأْل ُرْ ُج َو‬،ُ‫ظَهَ َر لَوْ نُهُ َوخَ فِ َي ِري ُحه‬

“Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam


pernah berkata kepadaku : ‘Sesungguhnya
sebaik-baik wangi-wangian bagi seorang
laki-laki adalah yang nampak baunya dan

41
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

tersembunyi warnanya. Dan sebaik-baik


wangi-wangian bagi wanita adalah yang
nampak warnanya namun tersembunyi
baunya’. Dan beliau shallallaahu ‘alaihi
wa sallam juga melarang (kami memakai)
bantalan pelana yang berwarna sangat
merah.” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy
no. 2788 dan Ar-Ruuyaaniy no. 75;
dishhaihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albaaniy
dalam Silsilah Ash-Shahiihah 5/519-520
no. 2396].

Para ulama berdalil dengan riwayat di atas


terlarangnya memakai pakaian yang berwarna
merah polos. Adapun jika tidak merah polos
(misalnya : merah bergaris), maka boleh.

8. Memakai Pakaian Bergambar Makhluk


Hidup.
Dari Abu Zur’ah, ia berkata : Aku pernah
masuk bersama Abu Hurairah di rumah
Marwaan, lalu ia (Abu Hurairah) melihat di
dalamnya ada beberapa gambar. Abu Hurairah
berkata : Aku pernah mendengar Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

42
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

ْ ‫ق خ َْلقًا َك‬
‫خَلقِي‬ ُ ُ‫َب يَ ْخل‬
َ ‫ظلَ ُم ِم َّم ْن َذه‬ْ َ‫ َو َم ْن أ‬:َّ‫قَا َل هَّللا ُ َع َّز َو َجل‬
" ً‫فَ ْليَ ْخلُقُوا َذ َّرةً أَوْ لِيَ ْخلُقُوا َحبَّةً أَوْ لِيَ ْخلُقُوا َش ِعي َرة‬

“Allah ‘azza wa jalla berfirman : Dan


siapakah yang lebih dhalim daripada orang
yang menciptakan seperti ciptaanku ?.
Hendaklah ia ciptakan sebutir biji atau
hendaklah ia ciptakan sebutir gandum.”
[Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no.
5953 &7559 dan Muslim no. 2111].

Dari ‘Aaisyah radliyallaahu ‘anhaa :


Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah
datang dari safar (bepergian), sedangkan aku
telah menutupkan sebuah tirai pada sebuah rak
kepunyaanku. Pada tirai itu terdapat gambar-
gambar. Ketika Rasulullah shallallaahu ‘alaihi
wa sallam melihatnya, beliau mencabutnya dan
bersabda :

ِ ”‫ُض ”اهُونَ بِخ َْل‬


" ِ ‫”ق هَّللا‬ َ ‫اس َع َذابًا يَوْ َم ْالقِيَا َم” ِة الَّ ِذينَ ي‬ِ َّ‫أَ َش ُّد الن‬
‫ فَ َج َع ْلنَاهُ ِو َسا َدةً أَوْ ِو َسا َدتَ ْي ِن‬:‫ت‬
ْ َ‫قَال‬

“Manusia yang paling keras siksanya pada


hari kiamat adalah orang-orang yang
menyamai (menandingi) ciptaan Allah”.
‘Aaisyah radliyallaahu 'anhaa berkata :

43
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

“Maka tirai itu kami jadikan sebuah bantal


atau dua bantal.” [Diriwayatkan oleh
5954, Muslim no. 2107, An-Nasaa’iy no.
5356, dan yang lainnya].

9. Memakai Za’faran Bagi Laki-laki.


Dari Anas radliyallaahu ‘anhu, ia berkata :

‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم أَ ْن يَتَزَ ْعفَ َر ال َّر ُج ُل‬


َ ‫نَهَى النَّبِ ُّي‬

“Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam


melarang laki-laki memakai za’faran.”
[Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no.
5846, Muslim no. 2101, Abu Daawud no.
4179, dan yang lainnya].
Karena, za’faraan adalah perhiasan dan
wewangian para wanita.

10. Berhias/Bertabarruj Ketika Keluar Rumah


atau di Depan Selain Suaminya.
Allah ta’ala berfirman :

‫َوقَرْ نَ فِي بُيُوتِ ُك َّن َوال تَبَرَّجْ نَ تَبَرُّ َج ْال َجا ِهلِيَّ ِة األولَى‬

“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu


dan janganlah kamu berhias (bertabarruj)

44
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

dan bertingkah laku seperti orang-orang


Jahiliyah.” [QS. Al-Ahzaab : 33].

12. Memakai Wangi-Wangian Ketika Keluar


Rumah Bagi Wanita.
Dari Abu Muusaa Al-Asy’ariy radliyallaahu
‘anhu, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam :

ْ ‫ت فَ َمر‬
‫َّت َعلَى قَوْ ٍم لِيَ ِج ُدوا‬ ْ ‫أَيُّ َما ا ْم َرأَ ٍة ا ْستَ ْعطَ َر‬
ٌ‫يحهَا فَ ِه َي زَانِيَة‬ِ ‫ِم ْن ِر‬

“Wanita wana saja yang memakai wangi-


wangian, lalu melewati satu kaum agar
mereka mencium baunya, maka ia adalah
pezina.” [Diriwayatkan oleh Abu Daawud
no. 4173, An-Nasaa’iy no. 5126, dan yang
lainnya; dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-
Albaaniy dalam Shahiih Sunan An-
Nasaa’iy 3/372].

Dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu,


dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam, beliau bersabda :

ْ‫ لَ ْم تُ ْقبَل‬،‫ت إِلَى ْال َم ْس ِج ِد‬ ْ َ‫وأَيُّ َما ا ْم َرأَ ٍة تَطَيَّب‬


ْ ‫ ثُ َّم َخ َر َج‬،‫ت‬
" ‫صاَل ةٌ َحتَّى تَ ْغت َِس َل‬ َ ‫لَهَا‬

45
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

“Wanita mana saja yang memakai wangi-


wangian, lalu keluar menuju masjid, maka
shalatnya tidak diterima hingga ia mandi
terlebih dahulu (untuk menghilangkan bau
wanginya).” [Diriwayatkan oleh Abu
Daawud no. 4174, Ibnu Maajah no. 4002,
dan yang lainnya; dishahihkan oleh Asy-
Syaikh Al-Albaaniy dalam Shahiih Al-
Jaami’ no. 2703.

13. Memakai Emas Bagi Laki-Laki.


Dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu, dari
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam :

‫ب‬ َّ ‫أَنَّهُ نَهَى ع َْن خَ ات َِم‬


ِ َ‫الذه‬

“Bahwasannya beliau melarang memakai


cincin dari emas.” [Diriwayatkan oleh Al-
Bukhaariy no. 5864, Muslim no. 2089,
An-Nasaa’iy no. 5186, dan yang lainnya].
14. Memakai Cincin dari Besi Murni
Bagi Laki-Laki.
Dari ‘Amru bin Syu’aib dari ayahnya, dari
kakeknya :

46
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

‫ص” َحابِ ِه‬ ْ َ‫ْض أ‬


ِ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي” ِه َو َس”لَّ َم َرأَى َعلَى بَع‬ َ ‫ي‬ َّ ِ‫أَ ّن النَّب‬
‫ فَأ َ ْلقَ”اهُ َواتَّخَ” َذ خَ اتَ ًم”ا ِم ْن‬،ُ‫ض َع ْن”ه‬
َ ‫ فَ””أ َ ْع َر‬،‫ب‬ٍ َ‫خَاتَ ًما ِم ْن َذه‬
،ُ‫ فَأ َ ْلقَ””اه‬،" ‫ار‬
ِ َّ‫ هَ” َذا ِح ْليَ”ةُ أَ ْه” ِل الن‬، ٌّ‫ " هَ” َذا َش”ر‬:‫ فَقَا َل‬،‫َح ِدي ٍد‬
ُ‫ فَ َسكَتَ َع ْنه‬،‫ق‬ ٍ ‫فَاتَّخَ َذ َخاتَ ًما ِم ْن َو ِر‬

“Bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi


wa sallam melihat salah seorang
shahabatnya memakai cincin dari emas.
Maka beliau berpaling darinya. (Melihat
hal itu), maka shahabat tersebut
membuangnya dan menggantinya dengan
cincin dari besi. Beliau shallallaahu ‘alaihi
wa sallam bersabda : “Ini lebih jelek (dari
cincin emas). Ini merupakan perhiasan
penduduk neraka”. Shahabat tadi kembali
membuang cincinnya dan menggantinya
dengan cincin dari perak, sementara itu
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam tidak
berkomentar tentangnya.” [Diriwayatkan
oleh Ahmad 2/163 & 2/179, Al-Bukhaariy
dalam Al-Adabul-Mufrad no. 1021, dan
Ath-Thahawiy dalam Syarh Ma’aanil-
Aatsaar 4/261; dishahihkan oleh Al-
Albaaniy dalam Aadaabuz-Zifaaf hal.
217].

47
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

15. Memakai Cincin di Jari Telunjuk dan Jari


Tengah.
Dari ‘Aliy bin Abi Thaalib radliyallaahu ‘anhu,
ia berkata :

‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َع ِن ْال َخات َِم فِي‬


َ ِ ‫نَهَانِي نَبِ ُّي هَّللا‬
‫ َو ْال ُو ْسطَى‬،‫ال َّسبَّابَ ِة‬

“Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam


melarangku memakai cincin di jari
telunjuk dan jari tengah.” [Diriwayatkan
oleh An-Nasaa’iy no. 5286, Ibnu Hibbaan
no. 5502, dan yang lainnya; dishahihkan
oleh Asy-Syaikh Al-Albaaniy dalam
Shahiih Sunan An-Nasaa’iy 3/404].

16. Menyemir Rambut dengan Warna Hitam.


Dari Jabir bin ‘Abdillah ia berkata : Abu
Quhafah datang di hari Fathu Makkah dimana
rambut kepalanya dan jenggotnya telah
memutih. Maka Rasulullah shallallaahu ‘alaihi
wa sallam bersabda :

‫َغيِّرُوا هَ َذا بِ َش ْي ٍء َواجْ تَنِبُوا الس ََّوا َد‬

48
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

“Rubahlah ini dengan sesuatu dan


hindarilah warna hitam.” [Diriwayatkan
oleh Muslim no. 2102].

Dari Ibnu ‘Abbaas radliyallaahu


‘anhumaa, ia berkata : Telah bersabda
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam :

ِ ‫آخ ِر ال َّز َما ِن بِال َّس َوا ِد َك َح َوا‬


‫ص ِل‬ ِ ‫ضبُونَ فِي‬ ِ ‫ون قَوْ ٌم يَ ْخ‬ُ ‫يَ ُك‬
" ‫ْال َح َم ِام اَل يَ ِريحُونَ َرائِ َحةَ ْال َجنَّ ِة‬

“(Kelak) akan ada satu kaum di akhir


jaman yang menyemir rambut mereka
dengan warna hitam seperti ekor burung
merpati. Mereka tidak akan mencium bau
surga.” [Diriwayatkan oleh Abu Daawud
no. 4212, Ahmad 1/273, dan yang lainnya;
dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albaaniy
dalam Shahiih Sunan Abi Daawud 2/547].

17. Membiarkan Kuku dan Lain-Lain yang


Disunnahkan untuk Dipotong, Lebih dari 40
HariAnas radliyallaahu ‘anhu berkata :

ِ ‫ َونَ ْت‬،‫ار‬
،‫ف ا ِإلبِ ِط‬ ِ َ ‫ظف‬ْ َ ‫ َوتَ ْقلِ ِيم اأْل‬،‫ب‬ ِ ‫ُوقِّتَ لَنَا فِي قَصِّ ال َّش‬
ِ ‫ار‬
ً‫ أَ ْن اَل نَ ْترُكَ أَ ْكثَ َر ِم ْن أَرْ بَ ِعينَ لَ ْيلَة‬،‫ق ْال َعانَ ِة‬
ِ ‫َو َح ْل‬

49
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

“Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam


telah menentukan waktu buat kita untuk
memotong kumis, memotong kuku,
mencabut bulu ketiak, dan mencukur bulu
kemaluan. Dan hendaknya kita tidak
membiarkannya lebih dari empat puluh
malam.” [Diriwayatkan oleh Muslim no.
258].

18. Menyemir Rambut yang Hitam dengan


Warna Lain.
Asy-Syaikh Shaalih Al-Fauzan
hafidhahullah berkata : “Merubah warna rambut
yang hitam dengan warna lain adalah tidak
boleh karena tidak perlu. Warna hitam termasuk
warna yang paling baik untuk rambut. (Hal itu
mereka lakukan) karena meniru orang kafir.”
[Tanbihaat ‘alaa Ahkaami Yakhtashu bil-
Mu’minaat hal. 12].

19. Sering Menyisir Rambut.


Dari ‘Abdullah bin Buraidah :
Bahwasannya seorang dari kalangan shahabat
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam yang
dipanggil Buraidah berkata :

50
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

ٍ ”ِ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي” ِه َو َس ”لَّ َم َك””انَ يَ ْنهَى ع َْن َكث‬


‫”ير‬ َ ِ ‫إِ َّن َرسُو َل هَّللا‬
ُ‫ ِم ْن””ه‬:‫ ُس ”ئِ َل اب ُْن ب َُر ْي ” َدةَ ع َِن اإْل ِ رْ فَ””ا ِه؟ قَ””ا َل‬." ‫ِمنَ اإْل ِ رْ فَ””ا ِه‬
‫التَّ َرجُّ ُل‬

“Sesungguhnya Rasulullah shallallaahu


‘alaihi wa sallam melarang sering
melakukan al-irfaah”. Ibnu Buraidah
ditanya tentang makna al-irtifaah, lalu ia
menjawab : “Diantaranya adalah menyisir
rambut.” [Diriwayatkan oleh Abu Daawud
no. 4160, An-Nasaa’iy no. 5239, dan yang
lainnya; dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-
Albaaniy dalam Shahiih Sunan An-
Nasaa’iy 3/394-395].

Dari ‘Abdullah bin Al-Mughaffal


radliyallaahu ‘anhu, ia berkata :

‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ع َْن التَّ َرجُّ ِل إِاَّل ِغًب”ًّّا‬


َ ِ ‫نَهَى َرسُو ُل هَّللا‬

“Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam


melarang bersisir kecuali dua hari sekali
(sehari melakukan, sehari tidak).”
[Diriwayatkan oleh Abu Daawud no.
4159, At-Tirmidziy no. 1756, An-Nasaa’iy
no. 5055-5056, dan yang lainnya;

51
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albaaniy


dalam Shahiih Sunan Abi Daawud 2/535].

Al-Baghawiy rahimahullah setelah


membawakan hadits tersebut berkata :

،‫ص” ُل ا ِإلرْ فَ””ا ِه ِمن ال َّرفَ ” ِه‬ ْ َ‫ َوأ‬،‫ التَّ َرجُّ َل ُك َّل يَ””وْ ٍم‬:ُ‫ َم ْعنَاه‬:‫يل‬
َ ِ‫ق‬
،ُ‫ت ال َّرفَا ِهيَ”ة‬ ِ ‫ َو ِم ْن”هُ أُ ِخ” َذ‬،‫اإلبِ ُل ْال َما َء ُك َّل يَوْ ٍم‬
ِ ‫َوهُ َو أَ ْن ت َِر َد‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ” ِه َو َس ”لَّ َم‬ َ ‫ فَ َك ِرهَ النَّبِ ُّي‬،ُ‫ َوال َّد َعة‬، ُ‫َو ِهي ْالخَ ْفض‬
،‫ا ِإل ْف َراطَ فِي التَّنَع ُِّم ِمنَ التَّ ْد ِهي ِن َوالتَّرْ ِجي ِل‬

“Dikatakan maknanya adalah menyisir


rambut setiap hari. Asal kata dari al-
irtifaah adalah ar-rafah, yaitu : onta yang
mendatangi air setiap hari. Darinya
diambil kata ar-rafaahiyah, yaitu : berjalan
pelan dan tenang. Nabi shallallaahu ‘alaihi
wa sallam membenci berlebihan memakai
minyak wangi dan bersisir….” [Syarhus-
Sunnah, 12/83].

20. Mencukur Rambut dengan Model


Qaza’.
Dari ’Abdullah bin ’Umar radliyallaahu
’anhumaa, ia berkata :

ِ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم نَهَى َع ِن ْالقَ َز‬


‫ع‬ َ ِ ‫أَ َّن َرسُو َل هَّللا‬

52
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

”Bahwasannya Rasulullah shallallaahu


’alaihi wa sallam melarang qaza.”
[Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no.
5921 dan Muslim no. 2120].
Dalam riwayat Ahmad disebutkan :

ُ‫ق بَعْض‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َرأَى‬


َ ”ِ‫ص”بًِيّ”ًّا قَ” ْد ُحل‬ َ ‫ي‬ َّ ِ‫أَ ّن النَّب‬
‫ " احْ لِقُ””وا‬:‫ َوقَ””ا َل‬، َ‫ فَنَهَى ع َْن َذلِ””ك‬،ُ‫ْض”ه‬ ُ ‫ك بَع‬ ِ ”ُ‫ َوت‬،‫َش” َع ِر ِه‬
َ ‫”ر‬
ُ‫ أَوْ ا ْت ُر ُكوا ُكلَّه‬،ُ‫ُكلَّه‬

“Bahwasannya Nabi shallallaahu ’alaihi


wa sallam melihat seorang anak-anak yang
dicukur sebagian rambutnya dan dibiarkan
sebagian yang lainnya. Maka beliau
melarangnya dengan bersabda: Cukurlah
seluruhnya atau biarkan seluruhnya.”
[Diriwayatkan oleh Ahmad 2/88;
dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albaaniy
dalam Silsilah Ash-Shahiihah no. 1123].
Para ulama berbeda pendapat tentang makna
qaza’. Namun dengan melihat seluruh
penjelasan yang ada, maka larangan qaza’ ini
ada empat macam :
a. Mencukur rambut kepala pada bagian-
bagian tertentu secara acak.

53
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

b. Mencukur bagian tengah kepala dan


membiarkan kedua belah sisinya.
c. Mencukur kedua belah sisi kepala dan
membiarkan bagian tengahnya.
d. Mencukur bagian depan dan membiarkan
bagian belakang.

21. Mencabut Uban.


Dari ‘Abdullah bin ‘Amru radliyallaahu
‘anhumaa : Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam pernah bersabda :

َ ” ‫ َم ْن َش‬،‫ فَإِنَّهُ نُ””و ُر ْال ُم ْس ”لِ ِم‬،‫ْب‬


‫اب َش ” ْيبَةً فِي‬ َ ‫الش ”ي‬َّ ‫اَل تَ ْنتِفُ””وا‬
،ً‫ َو َكفَّ َر َع ْن”هُ بِهَ””ا خَ ِطيئَ ”ة‬،ً‫َب هَّللا ُ لَهُ بِهَا َح َس ”نَة‬
َ ‫ َكت‬،‫اإْل ِ ْساَل ِم‬
" ً‫َو َرفَ َعهُ بِهَا د ََر َجة‬

Telah menceritakan kepada kami Abu


Bakr Al-Hanafiy : Telah menceritakan
kepada kami ‘Abdul-Hamiid bin Ja’far,
dari ‘Amru bin Syu’aib, dari ayahnya, dari
kakeknya : Bahwasannya Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah
bersabda : “Janganlah kalian mencabut
uban, karena ia adalah cahaya seorang
muslim. Barangsiapa yang ditumbuhi uban
dalam Islam, Allah akan tulis dengannya
kebaikan, akan Allah tutup dengannya

54
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

kesalahan, dan akan Allah angkat


dengannya satu derajat.” [Diriwayatkan
oleh Ahmad, 2/210; shahih].

Ibnu ‘Utsaimiin rahimahullah ketika


ditanya tentang hukum mencabut uban di
kepala dan jenggot, beliau menjawab :

‫أم”ا من اللحي”ة أو ش”عر الوج”ه فإن”ه ح”رام؛ ألن ه”ذا من‬


‫ وق””د‬، ‫ فإن النمص نتف شعر الوجه واللحية منه‬،‫النمص‬
‫ثبت عن الن””بي ص””لى هللا علي””ه وس””لم أن””ه لعن النامص””ة‬
‫ ونقول لهذا الرجل إذا كنت ستتسلط على كل‬.‫والمتنمصة‬
‫ فدع ما خلقه هللا‬،‫شعرة أبيضت فتنتفها فلن تبقى لك لحية‬
‫ أم””ا إذا ك””ان النت””ف من‬.ً‫على ما خلقه هللا وال تنت””ف ش””يئا‬
‫شعر الرأس فال يص””ل إلى درج””ة التح””ريم ألن””ه ليس من‬
‫النمص‬

“Adapun mencabut uban di jenggot atau


wajah, maka haram, karena perbuatan ini
termasuk namsh. Namsh itu adalah
mencabut bulu/rambut yang ada di wajah,
dan jenggot termasuk bagian darinya.
Telah shahih dari Nabi shallallaahu ‘alaihi
wa sallam bahwasannya beliau melaknat
orang yang melakukan namsh dan orang
yang minta dilakukan namsh padanya.
Dan kami katakan pada laki-laki ini :

55
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Apabila engkau melihat semua rambut


telah memutih, lalu engkau mencabutnya,
maka tidak ada yang tersisa jenggot
padamu. Maka, biarkanlah apa yang telah
Allah ciptakan sebagaimana adanya, dan
jangan engkau cabut sama sekali. Adapun
mencabut uban yang ada di kepala, maka
itu tidak sampai pada derajat haram,
karena ia bukan termasuk an-namsh.”
[Majmuu’ Al-Fataawaa, 11/123].

22. Memanjangkan Kumis dan Mencukur


Jenggot.
Dari Zaid bin Arqam radliyallaahu ‘anhu :
Bahwasannya Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam pernah bersabda :
ْ
‫ْس ِمنَّا‬ ِ ‫َم ْن لَ ْم يَأ ُخ ْذ ِم ْن َش‬
َ ‫اربِ ِه فَلَي‬

“Barang siapa yang tidak


memangkas/memotong kumisnya, maka
bukan dari golongan kami.” [Diriwayatkan
oleh At-Tirmidziy no. 2761, An-Nasaa’iy
no. 13, dan yang lainnya; dishahihkan oleh
Asy-Syaikh Al-Albaaniy dalam Shahiih
Sunan At-Tirmidziy 3/102].

56
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu, ia


berkata : Telah bersabda Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam :

َ ‫ خَالِفُوا ْال َمج‬،‫ َوأَرْ ُخوا اللِّ َحى‬،‫ب‬


‫ُوس‬ ِ ‫ج ُُّزوا ال َّش َو‬
َ ‫ار‬

“Potong/cukurlah kumis kalian dan


panjangkanlah jenggot. Selisilah oleh
kalian kaum Majusi.” [Diriwayatkan oleh
Muslim no. 260].

23. Memintal/Menguncir Jenggot.


Dari Ruwaifi’, dari Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam, beliau bersabda :

ُ‫اس أَنَّه‬ َ َّ‫ فَأ َ ْخبِ ِر الن‬،‫ لَ َع َّل ْال َحيَاةَ َستَطُو ُل بِكَ بَ ْع ِدي‬،ُ‫يَا ُر َو ْيفِع‬
ْ‫””ع دَابَّ ٍة أَو‬
ِ ‫اس””تَ ْن َجى بِ َر ِج‬ ْ ‫َم ْن َعقَ”” َد لِحْ يَتَ””هُ أَوْ تَقَلَّ َد َوتَ””رًا أَ ِو‬
،" ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ِم ْنهُ بَ ِري ٌء‬ َ ‫ فَإ ِ َّن ُم َح َّمدًا‬،‫َظ ٍم‬ْ ‫ع‬

“Wahai Ruwaifii’, barangkali engkau


dianugerahi umur panjang setelahku nanti
(meninggal), khabarkanlah kepada
manusia bahwa barangsiapa yang
mengikat/memintal jenggotnya,
menggantungkan tali busur, atau
beristinjaa’ dengan kotoran binatang atau

57
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

tulang; maka sesungguhnya Muhammad


shallallaahu ‘alaihi wa sallam berlepas diri
darinya.” [Diriwayatkan oleh Abu
Daawud no. 36; dishahihkan oleh Asy-
Syaikh Al-Albaaniy dalam Shahiih Sunan
Abi Daawud 1/20-21].

24. Meratakan Gigi, Mencukur Bulu


Alis, dan Menato Anggota Badan.
Ibnu Mas’uud radliyallaahu ‘anhu ia
berkata:

‫ت‬
ِ ‫ص””””””ا‬ َ ‫ت َو ْال ُمتَنَ ِّم‬
ِ ‫ت َو ْال ُم ْستَوْ ِش”””””” َما‬ِ ‫اش”””””” َما‬ ِ ‫لَ َعنَ هَّللا ُ ْال َو‬
‫ َما لِي اَل أَ ْل َع ُن َم ْن‬،ِ ‫ق هَّللا‬ َ ‫ت خ َْل‬”ِ ‫ت لِ ْل ُح ْس ِن ْال ُم َغيِّ َرا‬
ِ ‫َو ْال ُمتَفَلِّ َجا‬
ِ ‫ب هَّللا‬ِ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َوهُ َو فِي ِكتَا‬ َ ِ ‫لَ َعنَ َرسُو ُل هَّللا‬

“Allah telah melaknat orang yang mentato,


orang yang minta ditato, orang yang
menghilangkan bulu alis, dan orang yang
meratakan gigi untuk keindahan dengan
merubah ciptaan Allah ta’ala. Mengapa
aku tidak melaknat orang yang telah
dilaknat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam, padahal hal itu ada dalam
Kitabullah.” [Diriwayatkan oleh Al-
Bukhaariy no. 5948, Muslim no. 2125,

58
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Abu Dawud nomor 4169, At-Tirmidziy


no. 2782, dan lainnya].

ADAB MAKAN DAN MINUM


Islam telah mengatur batasan-batasan dan
adab-adabnya, dari makanan dan minuman yang
diperbolehkan untuk dikonsumsi sampai
makanan dan minuman yang tidak boleh
dikonsumsi. Dari adab memulai makan dan
minum sampai selesai makan dan minum.
1. Larangan Menggunakan Piring/Gelas Dari
Emas Dan Perak.
Islam melarang keras penggunaan piring
atau gelas dari emas dan perak untuk makan dan
minum.Rasulullah shalallahu 'alaihi Wasallam
Bersabda :

‫ وال تأكلوا في‬،‫وال تشربوا في آنية الذهب والفضة‬


‫ فإنها لهم في الدنيا ولكم في اآلخرة‬،‫صحافهما‬

Artinya : "Dan janganlah kalian minum


dari gelas emas atau perak, dan jangan
(pula) makan menggunakannya.bahwa itu
(piring/gelas dari emas dan perak) untuk
mereka (non-muslim) didunia dan untuk
kita diakherat." (HR Bukhori, Muslim,

59
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Ahmad, At-tirmidzi, An-Nasai, Abu Daud


dan Ibnu Majah)

2. Larangan Makan dan Minum Dengan Posisi


Bersandar.
Diriwayatkan dari Abu Juhaifah berkata :

: ‫ فَقَا َل لرج ٍل ِع ْن””ده‬- ‫صلَّى هللا َعلَ ْي ِه َوسلم‬


َ - ‫كنت ِع ْند َرسُول هللا‬ ُ
‫أَنا اَل آ ُك ُل َوأَنا ُمتَّ ِك ٌئ‬

Artinya : "Aku pernah bersama Rasulullah


Shalallahu 'alaihi wasallam ketika beliau
berkata kepada seseorang yang
bersamanya juga : Aku tidak makan dalam
posisi bersandar." (HR Bukhori, Ahmad,
At-tirmidzi, Abu Daud dan Ibnu Majah).

Ibnu Hajar menjelaskan maksud bersandar


dalam hadits diatas : Macam-macam maksud
bersandar seperti dalam hadits diatas
diantaranya adalah bersandar ditangan dengan
posisi badan miring. Juga duduk dengan
bersandarkan tangan kiri.

3. Mendahulukan Makan Dari Pada Sholat


Ketika Makanan Telah Siap.

60
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Ketika hidangan makanan telah siap dan


iqomah sholat telah dikumandangkan,maka
dahulukan makan dari pada sholatnya sesuai
dengan sabda Rasulullah Shalallahu 'alaihi
wasallam :

‫إذا وضع العشاء وأقيمت الصالة فابدؤوا بالعشاء‬

Artinya : "Jika hidangan makan malam


telah siap dan iqomah sholat telah
dikumandangkan maka mulailah dengan
makan malam." (HR Bukhori, Muslim,
Ahmad, At-thirmidzi, An-Nasai dan Ad-
Darimi).

Rosulullah Shalallahu 'alaihi wasallam juga


bersabda :

‫إذا وضع عشاء أحدكم وأقيمت الصالة فابدؤوا‬


‫بالعشاء وال يعجل حتى يفرغ منه‬

Artinya : "Jika telah siap hidangan makan


malam untuk kalian dan (juga) telah
dikumandangkan iqomah sholat, maka
mulailah dengan makan malam dan jangan
terburu-buru sampai selesai (dari makan
malam)." (HR Bukhori, Muslim, Ahmad,

61
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

At-thirmidzi, Abu Daud, Ad-Darimi dan


An-Nasai)

4. Membaca Basmalah Sebelum Makan Dan


Minum, Hamdalah Setelahnya.
Termasuk dari adab makan dan minum
adalah membaca basmalah sebelum makan dan
minum, dan membaca hamdalah setelahnya.
Diriwayatkan dari Umar bin Abi Salamah
berkata :

‫ص”””لى هللا علي”””ه‬- ‫كنت ُغالم”””ا في حجْ””” ِر رس”””ول هللا‬ ُ


‫ فقال لي رسول‬، ‫وكانت يَدي تطيشُ في الصحفَة‬، -‫وسلم‬
ْ‫ وك””ل‬، ‫ َس”” َّم هَّللا‬، ‫ ي””اغال ُم‬: -‫ص””لى هللا علي””ه وس””لم‬- ‫هللا‬
‫ وكلْ مما يلَيك‬، ‫بيمينك‬

Artinya : "Ketika aku masih kecil dalam


didikan Rasulullah Shalallahu 'alaihi
Wasallam, dan tanganku mengambil
makanan dari segala sisi piring. maka
berkata kepadaku Rasulullah Shalallahu
'alaihi Wasallam : Wahai anak, bacalah
basmalah, dan makanlah dengan tangan
kananmu, dan makanlah apa yang dekat
darimu." (HR Bukhori, Muslim, Ahmad,
Abu Daud dan Ibnu Majah)

62
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Dan membaca hamdalah setelah makan


atau minum, sesuai dengan sabda
Rasulullah Shalallahu 'alaihi Wasallam :

‫من أكل طعاما فقال الحمد هلل الذي أطعمني هذا‬


‫ورزقنيه من غير حول مني وال قوة غفر له ما تقدم من ذنبه‬

Artinya : "Barang siapa yang setelah


makan membaca Alhamdulillahilladzi
ad'amani hadza wa rozaqanihi min ghoiri
haulin minni wala quwwah maka
diampuni dosa-dosanya yang telah lalu."
(HR At-Tirmidzi. Al-Albani berkata :
hadits hasan).

5. Makan Dan Minum Dengan Tangan Kanan.


Menggunakan tangan kanan untuk makan
dan minum, dan Islam melarang untuk
menggunakan tangan kiri. Rosulullah Shalallahu
'alaihi Wasallam bersabda :

‫التأكلوا بالشمال فإن الشيطان يأكل بالشمال‬

Artinya : "Janganlah kalian makan dengan


tangan kiri, karena setan makan
menggunakan tangan kiri." (HR Muslim,
Ahmad dan Ibnu Majah).

63
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

6. Memakan Makanan Dari Yang Terdekat.


Termasuk adab makan dan minum yang
diajarkan Rosulullah Shalallahu 'alaihi
Wasallam adalah memakan makanan dari yang
terdekat. Sebagaimana sabda beliau kepada
Umar bin Abi Salamah diatas.

7. Disunahkan Memakan Makanan Setelah


Panasnya Berkurang.
Ketika hidangan itu masih panas,
disunahkan untuk menunggunya sejenak sampai
berkurang panasnya. Berdasarkan hadits yang
diriwayatkan dari Asma' binti Abi Bakar
-radhiallahu 'anhuma- :

‫أنها كانت إذا ثردت (أي أعدت ثريدا) غطت””ه ش””يئا ح””تى‬
‫ إني س””معت رس””ول هللا ص””لى هللا‬:‫ ثم تق””ول‬،‫يذهب فوره‬
"‫عليه وسلم يقول"إنه أعظم للبركة‬

Artinya : "Bahwa ketika dia (Asma' binti


Abi Bakar) menyiapkan bubur, kemudian
dia menutupnya sampai berkurang
panasnya. dia berkata : aku pernah
mendengar dari Rasulullah Shalallahu
'alaihi Wasallam bersabda : Begitu adalah

64
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

lebih besar berkahnya." (HR Ad-Darimi


dan Ahmad).

An-Nawawi menjelaskan : Bahwa yang


demikian itu lebih besar berkahnya karena
ketika panasnya telah berkurang, seseorang
akan terhindar dari bahaya memakan makanan
yang panas, sehingga tidak sakit dan kuat untuk
mengamalkan ketaatan kepada Allah.

8. Tidak Mencela Makanan.


Memakan makanan yang disukai dan tidak
mencela makanan ketika makanan itu tidak kita
sukai. Sebagaimana yang dipraktekkan Nabi
Shalallahu 'alaihi Wasallam dalam hadits
berikut :

‫ كان‬،‫ماعاب رسول هللا صلى هللا عليه وسلم طعاما قط‬


‫اذا اشتهى شيئا أكله وإن كرهه تركه‬

Artinya : "Rasulullah Sholallahu 'alaihi


Wasallam tidak pernah mencela makanan
sama sekali. Jika beliau mau maka beliau
memakannya, dan jika tidak makan beliau
meninggalkannya." (HR Bukhori, Muslim,
Ahmad dan At-Tirmidzi).

65
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

9. Tidak Meniup Pada Air Minum.


Pada saat air minum masih panas, dibenci
untuk meniupnya agar cepat dingin. disarankan
untuk menunggunya sampai dingin dengan
sendirinya. Berdasarkan larangan dalam sabda
Rasulullah Shalallahu 'alaihi Wasallam berikut :

‫إذا شرب أحدكم فال يتنفس في اإلناء‬

Artinya : "Jika salah seorang dari kalian


hendak minum, maka jangan meniup ke
(air) dalam bejana." (HR Bukhori, Muslim
dan Ahmad).

10. Tidak Minum Langsung Dari Mulut Teko


Jika hendak minum, hendaklah
menuangkan air ke gelas terlebih dahulu, dan
tidak minum langsung dari mulut teko. Karena
Rasulullah Shalallahu 'alaihi Wasallam
melarang akan hal demikian.

‫نهى رسول هللا صلى هللا عليه وسلم عن الشرب‬


‫من فم القربة أو السقاء‬

Artinya : "Rasulullah Shalallahu 'alaihi


Wasallam melarang minum langsung dari

66
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

mulut ceret atau teko." (HR Bukhori dan


Ahmad).

11. Disunahkan Untuk Makan Bersama.


Disunahkan berkumpul ketika ingin
makan. Makan bersama akan menambah
berkah, lebih banyak yang kumpul, maka lebih
banyak berkahnya juga. Rasulullah Sholallahu
'alaihi Wasallam bersabda :

،‫ وطعام االثنين يكفي األربعة‬،‫طعام الواحد يكفي االثنين‬


‫وطعام األربعة يكفي الثمانية‬

Artinya : "Makanan satu orang cukup


untuk dua orang, dan makanan dua orang
cukup untuk empat orang, dan makanan
empat orang cukup untuk delapan orang."
(HR Muslim, Ahmad dan At-Tirmidzi).
Beliau juga bersabda :

‫فاجتمعوا على طعامكم واذكروا اسم هللا عليه يبارك لكم فيه‬

Artinya : "Berkumpulkan ketika makan


dan bacalah nama Allah maka Allah akan
memberkati kalian dalam makanan itu."
(HR Abu Daud dan Ahmad).

67
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

12. Tidak Berlebihan Dalam Makan Dan Tidak


Juga Kekurangan.
Rasulullah Shalallahu 'alaihi Wasallam
menasehati untuk bijak dalam segala hal,
termasuk dalam makanan. Setiap orang harus
mengkira-kira seberapa banyak yang dia
butuhkan agar tidak berlebihan dan juga tidak
kekurangan. Dalam hadits, Rasulullah
Shalallahu 'alaihi Wasallam bersabda :

‫فثلث لطعامه وثلث لشرابه وثلث لنفسه‬

Artinya : "Sepertiga untuk makanan, sepertiga


untuk minuman, dan sepertiga untuk nafas."
(HR At-Tirmidzi, Ahmad dan Ibnu Majah).

13. Haram Duduk Pada Tempat Makan Yang


Ada Minuman Kerasnya.
Diriwayatkan dari Umar bin Al-Khattab :
‫ عن‬،‫نهى رسول هللا ص””لى هللا علي””ه وس””لم عن مطعمين‬
‫ وأن يأك””ل‬،‫الجل””وس على مائ””دة يُش””رب عليه””ا الخم””ر‬
‫الرجل وهو منطح على بطنه‬

Artinya : "Rasulullah Shalallahu 'alaihi


wasallam melarang dari dua macam
makan. Dari duduk ditempat yang
dihidangkan minuman keras, dan makan

68
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

dengan posisi telungkup." (HR At-


Tirmidzi dan Ad-Darimi).

ADAB-ADAB SAFAR3
1. Istikharah Sebelum Safar.
Apabila seseorang bertekad untuk
melakukan safar, disunnahkan untuk istikharah
(meminta pilihan) kepada Allah Dia melakukan
shalat dua rakaat selain shalat fardhu, kemudian
berdoa dengan doa istikharah sebagai berikut:

‫ك ِم ْن‬ َ ُ‫ك َوأَسْأَل‬ َ ِ‫اللَّهُ َّم إِنِّي أَ ْست َِخيرُكَ بِ ِع ْل ِمكَ َوأَ ْستَ ْق ِدرُكَ بِقُ ْد َرت‬
َ‫ك تَ ْق” ِد ُر َواَل أَ ْق” ِد ُر َوتَ ْعلَ ُم َواَل أَ ْعلَ ُم َوأَ ْنت‬َ َّ‫ض”لِكَ ْال َع ِظ ِيم فَإِن‬
ْ َ‫ف‬
‫”ر خَ ْي ” ٌر لِي‬ َ ”‫ب اللَّهُ َّم إِ ْن ُك ْنتَ تَ ْعلَ ُم أَ َّن هَ ” َذا اأْل َ ْم‬
ِ ‫َعاَّل ُم ْال ُغيُ””و‬
‫َاج”” ِل‬ ِ ‫ فِي ع‬:‫أَوْ قَ””ا َل‬- ‫””ري‬ ِ ‫اش””ي َوعَاقِبَ”” ِة أَ ْم‬ ِ ‫فِي ِدينِي َو َم َع‬
‫ فَا ْقدُرْ هُ لِي َوإِ ْن ُك ْنتَ تَ ْعلَ ُم أَ َّن هَ َذا اأْل َ ْم َر َش” ٌّر‬-‫آجلِ ِه‬ ِ ‫أَ ْم ِري َو‬
‫أَوْ قَ””ا َل فِي عَا ِج” ِل‬- ‫”ري‬ ِ ”‫لِي فِي ِدينِي َو َم َعا ِشي َوعَاقِبَ ” ِة أَ ْم‬
‫اص” ِر ْفنِي َع ْن”هُ َوا ْق”دُرْ لِي‬ ْ ‫اص” ِر ْفهُ َعنِّي َو‬ ْ َ‫ ف‬-‫آجلِ” ِه‬ ِ ‫أَ ْم ِري َو‬
‫ْث َكانَ ثُ َّم َرضِّ نِي بِ ِه‬ ُ ‫ْالخَ ي َْر َحي‬

“Ya Allah, sungguh aku meminta pilihan


dengan ilmu-Mu, meminta ketentuan
dengan takdir-Mu, aku meminta karunia-
Mu yang besar. Sesungguhnya Engkau
Maha berkuasa, sedangkan aku tidak
berkuasa. Engkau mengetahui dan aku
3
Al-Ustadz Abu Muhammad Abdul Jabbar

69
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

tidak mengetahui. Engkau Maha


Mengetahui perkara ghaib. Ya Allah, jika
Engkau tahu bahwa urusanku ini
(sebutkan urusan anda) lebih baik bagiku,
agamaku, hidupku, dan akhir urusanku,
maka berilah aku kemampuan untuk
melakukannya. Mudahkanlah urusanku
dan berilah aku barakah padanya. Namun
jika Engkau tahu bahwa urusanku ini
(sebutkan urusan anda) jelek bagiku dalam
hal agama, kehidupan, dan akhir urusanku,
maka palingkanlah urusan itu dariku.
Palingkanlah aku dari urusan itu.
Tentukanlah kebaikan itu untukku di
manapun dia, dan jadikanlah aku ridha
dengannya.” (HR. Al-Bukhari no. 6382,
Abu Dawud no. 1538, dan lainnya)

Al-Hafizh Ibnu Hajar membawakan


ucapan Ibnu Abi Jamrah ketika menjelaskan
sabda Nabi n: ‫””””ور ُكلِّهَا‬
ِ ‫( فِي اأْل ُ ُم‬pada seluruh
perkara): “Lafadz ini umum namun yang
dimaksud adalah khusus. Sesungguhnya pada
perkara yang wajib, mustahab, haram, dan
makruh, tidak disyariatkan untuk melakukan
istikharah. Perkaranya terbatas pada hal yang
mubah dan hal yang mustahab apabila

70
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

dihadapkan pada dua perkara, mana yang harus


dia pilih.” (Fathul Bari, 11/188)
Oleh karena itu, safar yang wajib dan
mustahab yang jelas, tidak disyariatkan untuk
melakukan shalat istikharah. Terlebih lagi pada
safar yang makruh dan haram.

2. Musyawarah Sebelum Safar.


Dianjurkan bagi orang yang hendak
melakukan safar untuk bermusyawarah dengan
orang yang dipercaya agamanya,
berpengalaman, serta mengetahui tentang safar
yang akan dia lakukan. Allah berfirman:

“Dan bermusyawarahlah dengan mereka


pada urusan itu.” (Ali ‘Imran: 159).

Perintah ini ditujukan kepada Nabi,


padahal beliau adalah manusia yang paling
baik dan paling benar pandangannya.
Beliau bermusyawarah dengan para
sahabatnya dalam berbagai urusan.
Demikian pula khalifah-khalifah
setelahnya, mengajak orang-orang yang
shalih dan memiliki pandangan yang baik
untuk bermusyawarah dengan mereka.

71
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

(Syarh Riyadhis Shalihin, Asy-Syaikh


Ibnu Utsaimin , 2/520).
Maka, bermusyawarah sebelum safar
merupakan petunjuk Nabi yang
seharusnya diikuti.

3. Menyiapkan Bekal Safar.


Ibnu Qudamah Al-Maqdisi berkata:
“Seorang musafir tidaklah pantas berkata: ‘Aku
akan safar tanpa bekal. Cukup dengan
bertawakkal.’ Ini adalah ucapan bodoh, karena
membawa bekal dalam safar tidaklah
mengurangi maupun bertentangan dengan
tawakkal.” (Mukhtashar Minhajil Qashidin, hal.
121).
Dalam Shahih Al-Bukhari disebutkan
riwayat dari Ibnu Abbas, beliau berkata:
“Penduduk Yaman pernah naik haji tanpa
membawa bekal. Mereka berkata: ‘Kami
bertawakkal kepada Allah.’ Setelah tiba di
Makkah, ternyata mereka meminta-minta
kepada orang-orang di sana. Lalu Allah
menurunkan ayat teguran:
“Berbekallah, sesungguhnya sebaik-baik
bekal adalah ketakwaan.” (Al-Baqarah:
197) [Shahih Al-Bukhari no. 1523]

72
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari


(3/449) berkata: “Al-Muhallab berkata:
‘Dalam hadits ini terdapat faedah bahwa
meninggalkan meminta-minta kepada
orang lain termasuk ketakwaan’.”

4. Membawa Teman dalam Safar.


Dianjurkan bagi musafir untuk membawa
teman yang bisa membantu tatkala dibutuhkan.
Rasulullah bersabda:

ُ‫لَوْ يَ ْعلَ ُم النَّاسُ َما فِي ْال َوحْ َد ِة َما أَ ْعلَ ُم َما َسا َر َرا ِكبٌ بِلَي ٍْل َوحْ َده‬

“Seandainya manusia mengetahui apa-apa


yang ada pada safar sendirian
sebagaimana yang aku ketahui, maka
seorang musafir tidak akan melakukan
safar pada malam hari sendirian.” (HR.
Al-Bukhari no. 2998 dari Ibnu Umar ).

Adapun hadits Jabir bin Abdullah :

ُّ ‫َب‬
‫الزبَ ْي ُر‬ ِ ‫اس يَوْ َم ْال َخ ْند‬
َ ‫َق فَا ْنتَد‬ َ َّ‫ الن‬n ِ‫َب َرسُوْ ُل هللا‬ َ ‫نَد‬
‫ي‬ ِ ‫ لِ ُك ِّل نَبِ ٍّي َح َو‬: ‫ فَقَا َل النَّبِ ُّي‬-‫ت‬
ٌّ ‫ار‬ ٍ ‫ث َمرَّا‬ َ ‫ثُ َّم –ثَاَل‬
ُّ ‫ي‬
‫الزبَ ْي ُر‬ َّ ‫ار‬
ِ ‫َو َح َو‬

73
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

“Pada perang Khandaq, Nabi menawarkan


(untuk menjadi mata-mata) kepada para
sahabatnya. Maka Az-Zubair segera
menyambutnya. (Rasulullah nmengulangi
tawarannya sampai tiga kali, dan Az-
Zubair selalu menyambutnya). Kemudian
Rasulullah bersabda: ‘Setiap nabi punya
penolong, dan penolongku adalah Az-
Zubair’.” (HR. Al-Bukhari no. 2997).

Al-Hafizh Ibnu Hajar menjelaskan:


“Hadits ini menunjukkan diperbolehkannya
seseorang safar sendirian dalam keadaan
darurat, atau untuk kemaslahatan yang tidak
didapatkan melainkan dengan safar sendirian,
seperti mengutus mata-mata (dalam perang).
Sedangkan safar sendirian selain keadaan
tersebut adalah makruh. Bisa jadi, pembolehan
(safar sendirian) itu adalah saat dibutuhkan pada
kondisi aman. Sedangkan pelarangan safar
sendirian itu adalah ketika kondisi bahaya,
sementara tidak ada kepentingan mendesak
untuk melakukan safar.” (Fathul Bari, 6/161).

5. Memilih Ketua Rombongan.


Disunnahkan memilih ketua rombongan
yang paling berilmu dan berpengalaman sebagai

74
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

penanggung jawab urusan-urusan mereka yang


berkaitan dengan safar. Seluruh rombongan
wajib menaatinya dalam perkara yang
membawa kepada kemaslahatan safar.
Rasulullah bersabda:

‫إِ َذا خ ََر َج ثَاَل ثَةٌ فِي َسفَ ٍر فَ ْليُؤَ ِّمرُوا أَ َح َدهُ ْم‬

“Apabila tiga orang akan berangkat safar


hendaklah mereka memilih salah seorang
sebagai amir (ketua rombongan).” (HR.
Abu Dawud no. 2608 dari Abu Sa’id dan
Abu Hurairah ).

6. Menitipkan Keluarga, Harta, dan Apa Saja


yang Diinginkan kepada Allah.
Al-Imam Ahmad meriwayatkan dalam
Musnad-nya dari Ibnu Umar dari Nabi beliau
bersabda:

‫ إِ َّن هللاَ َع َّز َو َج َّل‬:ُ‫إِ َّن لُ ْق َمانَ ْال َح ِكي َم َكانَ يَقُول‬
ُ‫إِ َذا ا ْستُوْ ِد َع َش ْيئًا َحفِظَه‬

“Sesungguhnya Luqman Al-Hakim pernah


berkata: ‘Sesungguhnya Allah apabila
dititipi sesuatu pasti menjaganya’.”

75
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Sebaliknya, keluarga yang ditinggal juga


disyariatkan untuk menitipkan orang yang akan
melakukan safar kepada Allah dengan
membaca:

‫ع هللاَ ِدينَ ُك ْم َوأَ َمانَتَ ُك ْم َوخ ََواتِي َم أَ ْع َمالِ ُك ْم‬


ُ ‫أَ ْستَوْ ِد‬

“Aku titipkan kepada Allah agamamu,


amanahmu, dan penutup amalmu.” (HR.
Abu Dawud no. 2601, dengan sanad yang
shahih, dari Abdullah Al-Khatmi z. Lihat
Shahih Sunan Abi Dawud. Asy-Syaikh
Muqbil t berkata dalam Al-Jami’ Ash-
Shahih [2/503]: “Hadits shahih menurut
syarat Muslim.”).

7. Disunnahkan Berangkat pada Hari Kamis.


Al-Imam Al-Bukhari meriwayatkan dalam
Shahih-nya (no. 2950) dari Ka’b bin Malik :

ِ ‫ك يَوْ َم ْال َخ ِم‬


‫يس‬ َ ‫خَر َج فِي غ َْز َو ِة تَبُو‬
َ ‫ي‬ َّ ِ‫أَ َّن النَّب‬
ِ ‫َو َكانَ يُ ِحبُّ أَ ْن يَ ْخر َج يَوْ َم ْالخَ ِم‬
‫يس‬

“Bahwasanya Nabi berangkat ketika


perang Tabuk pada hari Kamis, dan adalah
beliau menyukai safar pada hari Kamis.”

76
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Disunnahkan pula berangkat di waktu pagi,


karena Rasulullah telah berdoa:

ُ
ِ َ‫اللَّهُ َّم ب‬
ِ ‫ار ْك أِل َّمتِي فِي بُ ُك‬
‫ورهَا‬

“Ya Allah, berilah barakah untuk umatku


di waktu pagi mereka.”
Apabila mengutus pasukan, beliau juga
memberangkatkan mereka di waktu pagi.
(HR. Abu Dawud, no. 2602, At-Tirmidzi
no. 1212 dari Shakhr ibnu Wada’ah Al-
Ghamidi. Lihat Shahihul Jami’ no. 2180,
Al-Misykat no. 3908, Shahih Abi Dawud
no. 2270).

8. Bertakbir tiga kali ketika sudah naik di atas


kendaraan.
Kemudian membaca doa berikut ini:

‫”رنِينَ َوإِنَّا إِلَى‬ ِ ”‫ُسب َْحانَ الَّ ِذي َس” َّخ َر لَنَ””ا هَ” َذا َو َم””ا ُكنَّا لَ”هُ ُم ْق‬
‫”وى‬ َ ”‫َربِّنَا لَ ُم ْنقَلِبُونَ اللَّهُ َّم إِنَّا نَسْأَلُكَ فِي َسفَ ِرنَا هَ َذا ْالبِ َّر َوالتَّ ْق‬
‫”و‬ ْ ‫ضى اللَّهُ َّم ه َِّو ْن َعلَ ْينَا َسفَ َرنَا هَ ” َذا َو‬
ِ ”‫اط‬ َ ْ‫َو ِم ْن ْال َع َم ِل َما تَر‬
‫الس”””فَ ِر َو ْال َخلِيفَ”””ةُ فِي‬َّ ‫احبُ فِي‬ ِ ”””‫الص‬َّ َ‫َعنَّا بُعْ””” َدهُ اللَّهُ َّم أَ ْنت‬
ِ َ‫ك ِم ْن َو ْعثَا ِء ال َّسفَ ِر َو َكآبَ ِة ْال َم ْنظ‬
‫””ر‬ َ ِ‫اأْل َ ْه ِل اللَّهُ َّم إِنِّي أَ ُعو ُذ ب‬
‫ال َواأْل َ ْه ِل‬ ِ ‫ب فِي ْال َم‬ ِ َ‫َوسُو ِء ْال ُم ْنقَل‬

77
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

”Maha Suci Dzat yang telah menundukkan


semua ini untuk kami, padahal
sebelumnya kami tidak mampu
menguasainya. Dan sesungguhnya kami
akan kembali kepada Rabb kami. Ya
Allah, sesungguhnya kami memohon
kepada-Mu kebaikan, ketakwaan, dan
amal yang Engkau ridhai dalam safar ini.
Ya Allah, ringankanlah atas kami safar ini,
pendekkan perjalanan jauh kami. Ya
Allah, Engkaulah teman safar kami dan
pengganti kami dalam mengurus keluarga
yang kami tinggal. Ya Allah,
sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu
dari kesulitan safar, perubahan hati ketika
melihat sesuatu dan dari kejelekan di saat
kami kembali mengurus harta, keluarga,
dan anak kami.” (HR.Muslim no. 1342
dari Ibnu Umar ).

9. Bertakbir tatkala mendaki (naik) dan


bertasbih ketika menurun.
Disunnahkan bagi musafir untuk bertakbir
(mengucapkan Allahu Akbar) sekali, dua atau
tiga kali, tatkala perjalanan menaik dan
bertasbih (mengucapkan Subhanallah) tatkala

78
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

perjalanan menurun. Berdasarkan hadits Jabir,


dia berkata:

‫ص ِع ْدنَا َكبَّرْ نَا َوإِ َذا نَز َْلنَا َسبَّحْ نَا‬


َ ‫ُكنَّا إِ َذا‬

”Dulu apabila kami (berjalan) menaik,


kami bertakbir, dan apabila turun kami
bertasbih.” (HR. Al-Bukhari no. 2993).

Begitu pula hadits Ibnu Umar, beliau berkata:

‫َكانَ النَّبِ ُّي َو ُجيُو ُشهُ إِ َذا َعلَوْ ا الثَّنَايَا َكبَّرُوا َوإِ َذا هَبَطُوا َسبَّحُوا‬

“Kebiasaan Nabi dan pasukannya, apabila


mereka mendaki bukit-bukit (berjalan
naik), mereka bertakbir. Apabila turun,
mereka bertasbih.” (HR. Abu Dawud no.
2599, lihat Shahih Abi Dawud no. 263).

Diriwayatkan pula dari Ibnu Umar, beliau


bersabda:

ْ‫َك””انَ النَّبِ ُّي إِ َذا قَفَ ” َل ِم ْن ْال َح ِّج أَ ِو ْال ُع ْم” َر ِة ُكلَّ َم””ا أَوْ فَى َعلَى ثَنِيَّ ٍة أَو‬
‫فَ ْدفَ ٍد َكب ََّر ثَاَل ثًا‬

“Kebiasaan Nabi apabila kembali


bepergian dari haji atau umrah, tatkala

79
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

melewati bukit atau tempat yang tinggi,


beliau bertakbir tiga kali.” (HR. Al-
Bukhari no. 6385 dan Muslim no. 1344).

Hal ini sepantasnya dilakukan oleh


seorang musafir, baik tatkala berada di udara
(seperti di atas pesawat terbang) ataupun tatkala
berada di atas bumi (darat).

10. Berjalan pada Malam Hari.


Disunnahkan bagi musafir untuk berjalan
pada malam hari, berdasarkan hadits Anas,
beliau berkata: Rasulullah bersabda:

ْ ُ‫ض ت‬
‫ط َوى بِاللَّ ْي ِل‬ َ ْ‫َعلَ ْي ُك ْم بِال ُّد ْل َج ِة فَإ ِ َّن اأْل َر‬

“Hendaklah kalian berjalan pada malam


hari (tatkala safar) karena sesungguhnya
bumi itu dilipat (dipendekkan) pada
malam hari.” (HR. Abu Dawud no. 2571,
dishahihkan oleh Asy-Syaih Al-Albani t di
dalam Ash-Shahihah no. 681. Lihat juga
Shahihul Jami, no. 4064).

11. Memperbanyak Doa Ketika Safar.


Disunnahkan pula bagi musafir untuk
berdoa pada sebagian besar waktunya tatkala

80
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

safar karena doanya mustajab, selama tidak ada


hal-hal yang menghalangi terkabulnya doa,
seperti memakan dan meminum makanan/
minuman yang haram. Anas berkata:
Rasulullah bersabda:

،‫ َو َد ْع َوةُ الصَّائِ ِم‬،‫ َد ْع َوةُ ْال َوالِ ِد‬:‫ت الَ تُ َر ُّد‬ ٍ ‫ث َدع ََوا‬ ُ ‫ثَاَل‬
‫َو َد ْع َوةُ ْال ُم َسافِ ِر‬

“Tiga doa yang tidak akan ditolak: doa


orangtua untuk anaknya, doa orang yang
sedang berpuasa, dan doa orang yang
sedang safar.” (HR. Al-Baihaqi, 3/345.
Lihat Ash-Shahihah no. 596).

12. Berdoa Ketika Singgah.


Berdasarkan hadits Khaulah bintu Hakim,
beliau berkata: Saya mendengar Rasulullah
bersabda:

ِ ‫ت هللاِ التَّا َّما‬


َ َ‫ت ِم ْن َش ِّر َما َخل‬
‫ق‬ ِ ‫ أَ ُعو ُذ بِ َكلِ َما‬:‫ال‬َ َ‫َم ْن نَزَ َل َم ْن ِزاًل ثُ َّم ق‬
َ ِ‫ض َّرهُ َش ْي ٌء َحتَّى يَرْ ت َِح َل ِم ْن َم ْن ِزلِ ِه َذل‬
‫ك‬ ُ َ‫لَ ْم ي‬

“Barangsiapa singgah di suatu tempat


kemudian mengucapkan:

َ َ‫ت ِم ْن َشرِّ َما َخل‬


‫ق‬ ِ ‫أَ ُعو ُذ بِ َكلِ َما‬
ِ ‫ت هللاِ التَّا َّما‬

81
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

“(Aku berlindung dengan Kalimat Allah


yang sempurna dari kejahatan apa-apa
yang telah Dia ciptakan),maka tidak ada
sesuatu pun yang akan membahayakannya
sampai dia beranjak dari tempat itu.” (HR.
Muslim no. 2708).

13. Segera pulang menemui keluarga jika telah


selesai urusannya.
Rasulullah bersabda:

ُ‫ب يَ ْمنَ ُع أَ َح َد ُك ْم طَ َعا َمهُ َو َش َرابَه‬ ِ ‫ط َعةٌ ِمنَ ْال َع َذا‬ْ ِ‫ال َّسفَ ُر ق‬
‫ضى أَ َح ُد ُك ْم نَ ْه َمتَهُ فَ ْليُ َعجِّ لْ إِلَى أَ ْهلِ ِه‬ َ َ‫َونَوْ َمهُ فَإ ِ َذا ق‬

“Safar itu bagian dari azab (melelahkan),


menghalangi salah seorang di antara
kalian dari makan, minum, dan tidurnya.
Maka apabila salah seorang di antara
kalian telah menyelesaikan urusannya,
bersegeralah pulang menemui
keluarganya.” (HR. Al-Bukhari no. 1804,
Muslim no. 1927, dari Abu Hurairah ).

14. Mendatangi keluarganya pada awal siang


atau pada akhir siang bila tidak mampu.
Anas berkata:

82
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

ً‫ق أَ ْهلَهُ لَ ْياًل َو َكانَ يَأْتِي ِه ْم ُغ ْد َوةً أَوْ َع ِشيَّة‬ ْ َ‫َكانَ َرسُو ُل هللاِ اَل ي‬
ُ ‫ط ُر‬

“Rasulullah tidak mendatangi keluarganya


pada malam hari (tatkala pulang dari
safar). Beliau mendatangi mereka pada
waktu siang atau sore hari.” (HR. Al-
Bukhari no. 1800 dan Muslim no. 1938)

15. Jika safar cukup lama, dilarang mendatangi


keluarganya di malam hari, kecuali ada
pemberitahuan sebelumnya.
Jabir bin Abdillah berkata:

‫ال ال َّر ُج ُل ْال َغ ْيبَةَ أَ ْن يَأْتِ َي أَ ْهلَهُ طُرُوقًا‬


َ َ‫نَهَى َرسُو ُل هللاِ إِ َذا أَط‬

“Rasulullah melarang seseorang yang


telah lama melakukan safar untuk
mendatangi keluarga/istrinya pada malam
hari.” (HR. Muslim no. 1928).

Faedah: Al-Imam An-Nawawi dan Al-


Hafizh Ibnu Hajar telah menjelaskan dalam
kitab mereka bahwa larangan ini berlaku bagi
yang datang mendadak tanpa pemberitahuan.
Adapun musafir yang sudah memberitahu
sebelumnya, maka tidak termasuk dalam

83
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

larangan ini. Wallahu a’lam. (Fathul Bari,


9/252, Syarh Shahih Muslim, 13/73).

16. Membaca Doa ketika melihat kampungnya.


Anas berkata:

َ‫ آيِبُونَ تَائِبُون‬:‫أَ ْقبَ ْلنَا َم َع النَّبِ ِّي َحتَّى إِ َذا ُكنَّا بِظَه ِْر ْال َم ِدينَ ِة قَا َل‬
َ‫عَابِ ُدونَ لِ َربِّنَا َحا ِم ُدونَ ؛ فَلَ ْم يَزَ لْ يَقُولُهَا َحتَّى قَ ِد ْمنَا ْال َم ِدينَة‬

“Kami datang bersama Nabi, hingga


ketika kami melihat kota Madinah, beliau
mengucapkan:

َ‫آيِبُونَ تَائِبُونَ عَابِ ُدونَ لِ َربِّنَا َحا ِم ُدون‬

‘Orang-orang yang kembali, bertaubat,


beribadah, dan hanya kepada Rabb kami
semua memuji.’ Beliau terus membacanya
sampai kami tiba di Madinah.” (HR.
Muslim no. 1345).

17. Melakukan shalat dua rakaat di masjid


terdekat ketika telah tiba.
Apabila seseorang telah kembali dari
safarnya, hendaklah ia mendatangi masjid dan
melakukan shalat dua rakaat dengan niat shalat
qudum (shalat datang dari safar), sebelum

84
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

menemui keluarganya. Hal ini berdasarkan


hadits Ka’b bin Malik :

‫َكانَ إِ َذا قَ ِد َم ِم ْن َسفَ ٍر بَدَأَ بِ ْال َم ْس ِج ِد فَ َر َك َع فِ ْي ِه َر ْك َعتَ ْي ِن‬

“Adalah Rasulullah apabila kembali dari


suatu safar, beliau memulai dengan
mendatangi masjid lalu melakukan shalat
dua rakaat di dalamnya.” (HR. Al-Bukhari
no. 3088 dan Muslim no. 2769).

Jabir bin Abdillah berkata: “Dulu kami


bersama Nabi dalam suatu safar. Tatkala kami
tiba di Madinah, Rasulullah berkata kepadaku:

َ َ‫ا ْد ُخ ِل ْال َم ْس ِج َد ف‬
‫ص ِّل َر ْك َعتَي ِْن‬

“Masuklah masjid kemudian shalatlah dua


rakaat.” (HR. Al-Bukhari no. 3087).

Kebanyakan manusia lalai dari sunnah ini,


mungkin karena tidak tahu atau karena
menyepelekan. Namun sepantasnya setiap
muslim menghidupkan sunnah ini.4

4
Al-Majmu’ karya An-Nawawi t dan Zadul Ma’ad karya Ibnul Qayyim t,
serta Syarh Riyadhish Shalihin karya Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin t.

85
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Berapakah Jarak Perjalanan Seorang


Musafir yang Diperbolehkan Melakukan
Qashor?
Pertanyaan: Berapakah jarak perjalanan
seorang musafir sehingga ia diperbolehkan
melakukan qashor? Dan apakah dibolehkan
menjama’ tanpa mengqoshor?
Jawab: Sebagian ulama berpendapat
bahwa jarak perjalanan yang diperbolehkan
untuk mengqashor sholat yaitu sejauh 80 KM.
Ulama yang lain berpendapat jaraknya sesuai
dengan adapt yang berlaku (dinegeri itu, pent).
Yaitu jika ia melakukan perjalanan yang
menurut adat sudah disebut safar, maka ia telah
melakukan safar meskipun jaraknya belum
sampai 80 KM. Adapun jika perjalanannya
menurut adapt belum dikatakan safar meskipun
jaraknya 100 KM, maka ia belum disebut safar.
Pendapat terakhir inilah yang dipilih oleh
Syaikhul Islam Ibn Taimiyah rahimahullah.
Yang demikian ini karena Allah dan Nabi
shalallahu ‘alaihi wa sallam tidak menentukan
jarak tertentu untuk diperbolehkan melakukan
qoshor.
Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu
berkata:”Apabila Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wa sallam pergi sejarak 3 mil atau farsakh,

86
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

maka beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam


mengqoshor sholat, beliau shalallahu ‘alaihi wa
sallam sholat dua rokaat” (HR. Muslim no.
691).
Pendapat Syaikhul Islam Ibn Taimiyah
rahimahullah ini lebih dekat kepada kebenaran.
Dan tidak mengapa saat terjadi perbedaan
pendapat tentang batasan adapt, ia mengambil
pendapat tentang batasan jarak, karena hal ini
juga dikatakan oleh sebagian ulama dan para
imam mujtahid. Namun jika masalahnya jelas,
maka menggunakan batasan adapt kebiasaan
adalah yang tepat.
Adapun pertanyaan apakah boleh
menjama’ jika dibolehkan mengqoshor? Kami
katakana: Jama’ itu tidak terkait dengan qoshor
tetapi terkait dengan kebutuhan. Kapan saja
seseorang butuh melakukan sholat jama’ baik
saat muqim (tinggal) ataupun saat safar, maka ia
boleh menjama’. Oleh karena itu manusia
melakukan jama’ saat hujan yang menyulitkan
mereka untuk kembali ke masjid juga
melakukan jama’ bila terjadi angin kencang di
musim dingin yang menyulitkan mereka keluar
menuju Masjid juga melakukan jama’ jika ia
takut keselamatan hartanya atau yang
semisalnya.

87
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Dalam Shahih Muslim dari Abdullah bin Abbas


radhiallahu ‘anhuma berkata:

‫جم”””ع رس”””ول هللا ص”””لى هللا علي”””ه و س”””لم بين الظه”””ر‬


‫والعصر والمغرب والعشاء بالمدينة في غ””ير خ””وف وال‬
(705 :‫مطر (رواه مسلم‬

“Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam


menjama’ sholat Dhuhur dan Ashar,
Maghrib dan ‘Isya di Madinah bukan
karena ketakutan ataupun hujan.” (HR.
Muslim no. 705).

Mereka bertanya: Apa yang diinginkan beliau?


Beliau menjawab: Agar tidak menyulitkan
ummatnya, maksudnya: agar tidak kesulitan
dengan meninggalkan jama’.
Inilah rambu-rambunya, setiap kali
seseorang merasa repot dengan tidak melakukan
jama’ maka ia boleh melakukannya. Namun jika
ia tidak menghadapi kesulitan maka ia tidak
usah menjama’, namun safar adalah tempat
kesulitan jika ia tidak melakukan jama’. Untuk
itu dibolehkan bagi musafir (orang yang
bepergian) untuk menjama’ sholat baik saat
dalam perjalanan atau saat singgah, hanya saja
jika ia sedang dalam perjalanan maka

88
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

menjama’nya lebih utama sedangkan saat


singgah meninggalkan jama’ lebih utama.
Kecuali jika orang itu singgah di suatu tempat
yang ditegakkan padanya sholat jama’ah, maka
ia wajib menghadiri sholat jama’ah. Saat itu ia
tidak boleh menjama’ dan mengqoshor. Namun
jika ia ketinggalan jama’ah ia mengqoshor
sholatnya tanpa menjama’, kecuali jika
dibutuhkan untuk menjama’.

Dinukil dari: Majmu’ Fatawa Arkanil Islam,


soal no: 311.
Surat Kepada Syaikh Muhammad bin Sholih
Al-‘Utsaimin; Syaikh Muhammad bin Sholih
Al-‘Utsaimin semoga Allah menjaga dan
memelihara anda.
Assalamu ‘alaikum warohmatullahi
wabarokatuh.
Pada masa lalu kami memperhatikan
manusia banyak melakukan jama’ dan
mempermudahnya. Menurut pendapat anda
apakah pada kondisi dingin seperti sekarang ini
dibolehkan untuk menjama’? semoga Allah
membalas kebaikan anda.
Jawab: Wa ‘alaikum salam warohmatullahi
wabarokatuh.

89
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Manusia tidak boleh mempermudah dalam


menjama’. Karena Allah Ta’ala berfirman:

‫) س””ورة‬103( ‫َت َعلَى ْال ُم ْؤ ِمنِينَ ِكتَابً””ا َّموْ قُوتً””ا‬


ْ ‫صالَةَ َكان‬
َّ ‫…إِ َّن ال‬
‫النساء‬

“Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu


yang ditentukan waktunya atas orang-
orang yang beriman.” (QS. An-Nisa: 103).
Dan juga firman-Nya:

َ‫ق اللَّي ِْل َوقُرْ آنَ ْالفَجْ ِر إِ َّن قُرْ آن‬ َّ ‫أَقِ ِم ال‬
ِ ُ‫صالَةَ لِ ُدل‬
ِ ‫وك ال َّش ْم‬
ِ ‫س إِلَى َغ َس‬
.‫) سورة اإلسراء‬78( ‫ْالفَجْ ِر َكانَ َم ْشهُودًا‬

“Dirikanlah shalat dari sesudah matahari


tergelincir sampai gelap malam dan
(dirikanlah pula shalat) subuh.
Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan
(oleh malaikat)” (QS. Al-Isro: 78).

Jika sholat adalah kewajiban yang


waktunya tertentu, maka menjadi
keharusan untuk melakukan kewajiban ini
pada waktu yang telah ditentukan
berdasarkan keumuman ayat: Dirikanlah
shalat dari sesudah matahari tergelincir
(QS. Al-Isro: 78).

90
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Dab Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam


menjelaskan hal ini dengan rinci,
sebagaimana sabdanya (artinya):”Waktu
Dhuhur, yaitu jika matahari telah
tergelincir sampai bayangan seseorang
sama dengan panjang tubuhnya saat Ashar
belum tiba. Waktu Ashar, yaitu saat
matahari belum menguning. Waktu
Maghrib selama mega belum hilang, dan
waktu ‘Isya sampai pertengahan malam”
(HR. Muslim, no: 612).
Jika Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam
telah memberi batasan waktunya dengan
terperinci, maka melakukan sholat tidak
pada waktunya termasuk melampaui
batasan-batasan Allah.
Maka barangsiapa sholat sebelum
waktunya dengan sengaja dan tahu, maka ia
berdosa dan harus mengulanginya, namun jika
tidak sengaja dan tidak tahu ia tidak berdosa
tetapi harus mengulanginya. Dan hal ini berlaku
juga bagi jama’ taqdim yang tanpa sebab syar’iy
karena sholat yang maju waktunya tidak sah dan
harus mengulanginya.
Barangsiapa yang mengakhirkan sholat
dari waktunya dengan sengaja dan ia tahu, tanpa
halangan, maka ia berdosa dan sholatnya tidak

91
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

diterima menurut pendapat yang kuat. Hal ini


juga berlaku bagi jama’ takhir tanpa sebab
syar’iy karena sholat yang diakhirkan dari
waktunya, menurut pendapat yang yang kuat
tidak diterima.
Maka hendaknya setiap muslim takut
kepada Allah Azza wa Jalla dan jangan
menganggap mudah urusan yang beSar ini.
Adapun riwayat dalam Shahih Muslim
dari Ibn Abbas radhiallahu ‘anhuma bahwa
Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam menjama’
sholat Dhuhur dan Ashar, Maghrib dan ‘Isya di
Madinah bukan karena ketakutan dan bukan
karena hujan. Ini bukan dalil untuk
mempermudah masalah ini, karena Ibn Abbas
radhiallahu ‘anhuma ditanya: Apa maksud dari
hal iyu? Beliau menjawab: Beliau shalallahu
‘alaihi wa sallam ingin untuk tidak menyulitkan
ummatnya. Ini adalah dalil bahwa alasan
dibolehkannya jama’ karena ada kesulitan untuk
melakukan setiap sholat pada waktunya. Maka
jika seorang Muslim menemui kesulitan untuk
melakukan setiap sholat pada waktunya, ia
dibolehkan atau disunnahkan untuk
menjama’nya. Namun jika tidak ada ia wajib
melakukan setiap sholat pada waktunya.

92
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Oleh karena itu jika hanya disebabkan


karena dingin saja, tidak diperbolehkan
menjama’ kecuali diiringi dengan udara yang
membuat orang terganggu jika harus keluar
menuju Masjid atau juga diiringi dengan salju
yang mengganggu manusia.
Maka nasehatku untuk saudara-saudaraku
kaum Muslimin utamanya para imam,
hendaknya berhati-hati dalam masalah ini
(menjama’ sholat, pent). Dan hendaknya ia
memohon pertolongan Allah Azza wa Jalla
untuk melaksanakan kewajiban ini sesuai
dengan yang diridloi-Nya. Ditulis oleh
sekretaris Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin
pada tanggal 8/7/1423 H.

ADAB BEKERJA
Bekerja Sebagai Satu Kewajiban Seorang
Hamba Kepada Allah SWT, Allah SWT
memerintahkan bekerja kepada setiap hamba-
hamba-Nya (QS. Attaubah/ 9 : 105) :
Dan katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka
Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang
mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan
kamu akan dikembalikan kepada (Allah)
Yang Mengetahui akan yang ghaib dan

93
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada


kamu apa yang telah kamu kerjakan”.

Seorang insan minimal sekali diharuskan untuk


dapat memberikan nafkah kepada dirinya
sendiri, dan juga kepada keluarganya.
Dalam Islam terdapat banyak sekali
ibadah yang tidak mungkin dilakukan tanpa
biaya dan harta, seperti zakat, infak, shadaqah,
wakaf, haji dan umrah. Sedangkan biaya/ harta
tidak mungkin diperoleh tanpa proses kerja.
Maka bekerja untuk memperoleh harta dalam
rangka ibadah kepada Allah menjadi wajib.
Kaidah fiqhiyah mengatakan :

ِ ‫َماالَ يَتِ ُّم ْال َوا ِجبُ إِالَّ بِ ِه فَه َُو َو‬
ٌ‫اجب‬

“Suatu kewajiban yang tidak bisa


dilakukan melainkan dengan pelaksanaan
sesuatu, maka sesuatu itu hukumnya wajib.”

Keutamaan (Fadhilah) Bekerja Dalam Islam.


Orang yang ikhlas bekerja akan mendapatkan
ampunan dosa dari Allah SWT. Dalam sebuah
hadits diriwayatkan :

(‫َم ْن أَ ْم َسى َكاالًّ ِم ْن َع َم ِل يَ ِد ِه أَ ْم َسى َم ْغفُوْ رًا لَهُ (رواه الطبراني‬

94
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

“Barang siapa yang sore hari duduk


kelelahan lantaran pekerjaan yang telah
dilakukannya, maka ia dapatkan sore hari
tersebut dosa-dosanya diampuni oleh
Allah SWT.” (HR. Thabrani).

Akan diampuninya suatu dosa yang tidak dapat


diampuni dengan shalat, puasa, zakat, haji &
umrah. Dalam sebuah riwayat dikatakan :

َ‫الص”يا َ ُم َوال‬
ِّ َ‫الص”الةُ َوال‬ َّ ‫ الَ تُ َكفِّ ُرهَا‬،‫ب لَ ُذنُوْ بًا‬ ِ ْ‫إِ َّن ِمنَ ال ُّذنُو‬
‫ قَ””ا َل َو َم””ا تُ َكفِّ ُرهَ””ا يَ””ا َر ُس”وْ َل هللاِ؟ ق”ا َ َل‬،ُ‫ْال َح ُج َوالَ ْال ُع ْم” َرة‬
(‫ب ْال َم ِع ْي َش ِة (رواه الطبراني‬ ِ َ‫ْالهُ ُموْ ُم ِف ْي طَل‬

“Sesungguhnya diantara dosa-dosa itu,


terdapat satu dosa yang tidak dapat
dihapuskan dengan shalat, puasa, haji dan
umrah.’ Sahabat bertanya, ‘Apa yang
dapat menghapuskannya wahai
Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Semangat
dalam mencari rizki.” (HR. Thabrani).

Mendapatkan ‘Cinta Allah SWT’. Dalam


sebuah riwayat digambarkan :

(‫إِ َّن هللاَ ي ُِحبُّ ْال ُم ْؤ ِمنَ ْال ُمحْ ت َِرفَ (رواه الطبراني‬

95
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

“Sesungguhnya Allah SWT mencintai


seorang mu’min yang giat bekerja.” (HR.
Thabrani).

Terhindar dari azab neraka.


Dalam sebuah riwayat dikemukakan,
“Pada suatu saat, Saad bin Muadz Al-Anshari
berkisah bahwa ketika Nabi Muhammad SAW
baru kembali dari Perang Tabuk, beliau melihat
tangan Sa’ad yang melepuh, kulitnya gosong
kehitam-hitaman karena diterpa sengatan
matahari. Rasulullah bertanya, ‘Kenapa
tanganmu?’ Saad menjawab, ‘Karena aku
mengolah tanah dengan cangkul ini untuk
mencari nafkah keluarga yang menjadi
tanggunganku.” Kemudian Rasulullah SAW
mengambil tangan Saad dan menciumnya
seraya berkata, ‘Inilah tangan yang tidak akan
pernah disentuh oleh api neraka.'” (HR.
Tabrani).
Pertanyaan Besar Tentang Pekerjaan Kita :
a. Apakah pekerjaan yang kita lakukan akan
mengantarkan kita ke surga?
b. Apa syarat – syarat yang dapat
menjadikan pekerjaan kita sebagai sarana
untuk mendapatkan surga Allah SWT?

96
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

c. Bagaimana menjadikan pekerjaan kita


sebagai sarana untuk mendapatkan surga?

Syarat Mendapatkan Surga Dengan Bekerja


1. Niat Ikhlas Karena Allah SWT

‫النية الخاصة هلل تعالى‬

Artinya: ketika bekerja, niatan utamanya adalah


karena Allah SWT sebagai kewajiban dari Allah
yang harus dilakukan oleh setiap hamba. Dan
konsekwensinya adalah ia selalu memulai
aktivitas pekerjaannya dengan dzikir kepada
Allah. Ketika berangkat dari rumah, lisannya
basah dengan doa bismillahi tawakkaltu alallah..
la haula wala quwwata illa billah.. Dan ketika
pulang ke rumahpun, kalimat tahmid menggema
dalam dirinya yang keluar melalui lisannya.

2. Itqan, sungguh-sungguh dan profesional


dalam bekerja.

‫اإلتقان في العمل‬

Syarat kedua agar pekerjaan dijadikan sarana


mendapatkan surga dari Allah SWT adalah

97
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

profesional, sungguh-sungguh dan tekun dalam


bekerja.

Diantara bentuknya adalah, tuntas


melaksanakan pekerjaan yang diamanahkan
kepadanya, memiliki keahlian di bidangnya dsb.
Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda.

(‫إِ َّن هللاَ ي ُِحبُّ إِ َذا َع ِم َل أَ َح ُد ُك ْم َع َمالً أَ ْن يُ ْتقِنَهُ (رواه الطبراني‬

“Sesungguhnya Allah mencintai seorang


hamba yang apabila ia bekerja, ia
menyempurnakan pekerjaannya.” (HR.
Tabrani).

3. sikap Jujur & Amanah.


‫الصدق واألمانة‬

Karena pada hakekatnya pekerjaan yang


dilakukannya tersebut merupakan amanah, baik
secara duniawi dari atasannya atau pemilik
usaha, maupun secara duniawi dari Allah SWT
yang akan dimintai pertanggung jawaban atas
pekerjaan yang dilakukannya. Implementasi
jujur dan amanah dalam bekerja diantaranya
adalah dengan tidak mengambil sesuatu yang
bukan menjadi haknya, tidak curang, obyektif

98
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

dalam menilai, dan sebagainya. Dalam sebuah


hadits Rasulullah SAW bersabda:

‫ق ْاألَ ِمي ُْن َم َع النَّبِيِّ ْينَ َوالصِّ ِّد ْيقِي َ”ْن‬ َّ ‫التَّا ِج ُر ال‬
ُ ْ‫ص ُدو‬
(‫َوال ُّشهَدَا ِء (رواه الترمذي‬

“Seorang pebisnis yang jujur lagi dapat


dipercaya, (kelak akan dikumpulkan)
bersama para nabi, shiddiqin dan
syuhada.” (HR. Turmudzi).

4. Menjaga Etika Sebagai Seorang Muslim.

‫التخلق باألخالق اإلسالمية‬

Bekerja juga harus memperhatikan adab dan


etika sebagai seroang muslim, seperti etika
dalam berbicara, menegur, berpakaian, bergaul,
makan, minum, berhadapan dengan customer,
rapat, dan sebagainya. Bahkan akhlak atau etika
ini merupakan ciri kesempurnaan iman seorang
mu’min.

Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW


bersabda :

(‫أَ ْك َم ُل ْال ُم ْؤ ِمنِ ْينَ إِ ْي َمانًا أَحْ َسنُهُ ْم ُخلُقًا (رواه الترمذي‬

99
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

“Sesempurna-sempurnanya keimanan
seorang mu’min adalah yang paling baik
akhlaknya.” (HR. Turmudzi).

5.Tidak Melanggar Prinsip-Prinsip Syariah.

‫مطبقا بالشريعة اإلسالمية‬

Aspek lain dalam etika bekerja dalam Islam


adalah tidak boleh melanggar prinsip-prinsip
syariah dalam pekerjaan yang dilakukannya.
Tidak melanggar prinsip syariah ini dapat dibagi
menjadi beberapa hal :

Pertama dari sisi dzat atau substansi dari


pekerjaannya, seperti memporduksi tidak boleh
barang yang haram, menyebarluaskan kefasadan
(seperti pornografi), mengandung unsur riba,
maysir, gharar dsb.

Kedua dari sisi penunjang yang tidak terkait


langsung dengan pekerjaan, seperti risywah,
membuat fitnah dalam persaingan, tidak
menutup aurat, ikhtilat antara laki-laki dengan
perempuan dsb.

100
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

ُ ‫يَاأَيُّهَ””ا الَّ ِذينَ َءا َمنُ””وا أَ ِطيعُ””وا هَّللا َ َوأَ ِطيعُ””وا الر‬
‫َّس””و َل َوالَ تُ ْب ِطلُ””وا‬
‫أَ ْع َمالَ ُك ْم‬

“Hai orang-orang yang beriman, ta`atlah


kepada Allah dan ta`atlah kepada rasul dan
janganlah kamu merusakkan (pahala)
amal-amalmu.” (QS. Muhammad, 47 :
33).

6. Menghindari Syubhat.

‫اإلبتعاد عن الشبهات‬

Dalam bekerja terkadang seseorang dihadapkan


dengan adanya syubhat atau sesuatu yang
meragukan dan samar antara kehalalan dengan
keharamannya. Seperti unsur-unsur pemberian
dari pihak luar, yang terdapat indikasi adanya
satu kepentingan terntentu. Atau seperti bekerja
sama dengan pihak-pihak yang secara umum
diketahui kedzliman atau pelanggarannya
terhadap syariah. Dan syubhat semacam ini
dapat berasal dari internal maupun eksternal.

Oleh karena itulah, kita diminta hati-hati dalam


kesyubhatan ini. Dalam sebuah hadits
Rasulullah SAW bersabda, “Halal itu jelas dan

101
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

haram itu jelas, dan diantara keduanya ada


perkara-perkara yang syubhat. Maka barang
siapa yang terjerumus dalam perkara yang
syubhat, maka ia terjerumus pada yang
diharamkan…” (HR. Muslim).

7. Menjaga Ukhuwah Islamiyah.

‫المراعاة باألخوة اإلسالمية‬

Aspek lain yang juga sangat penting


diperhatikan adalah masalah ukhuwah islamiyah
antara sesama muslim. Jangan sampai dalam
bekerja atau berusaha melahirkan perpecahan di
tengah-tengah kaum muslimin. Rasulullah SAW
sendiri mengemukakan tentang hal yang bersifat
prefentif agar tidak merusak ukhuwah Islamiyah
di kalangan kaum muslimin. Beliau
mengemukakan, “Dan janganlah kalian
membeli barang yang sudah dibeli saudara
kalian” Karena jika terjadi kontradiktif dari
hadits di atas, tentu akan merenggangkan juga
ukhuwah Islamiyah diantara mereka; saling
curiga, su’udzon dsb.

ADAB JUAL BELI5

5
ditulis oleh: Al-Ustadz Qomar Suaidi

102
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Secara garis besar, penghasilan itu ada


pada tiga kelompok: industri, pertanian atau
peternakan, dan perdagangan (Faidhul Qadir,
1/547).
Namun dalam pembahasan kami lebih
terfokus pada perdagangan. Karena dengan
perdagangan seseorang akan lebih banyak
berinteraksi dengan orang lain yang majemuk.
Itu berarti seseorang perlu lebih berhati-hati.
Nabi pun telah banyak memberikan
bimbingannya dalam masalah ini. Adapun
perdagangan itu sendiri pada dasarnya
hukumnya mubah menurut Al-Qur’an, Hadits,
Ijma’, dan qiyas.

Allah berfirman:
”Allah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba.” (Al-Baqarah: 275).

Nabi bersabda:

‫”وركَ لَهُ َم””ا فِي‬


ِ ”ُ‫ص” َدقَا َوبَيَّنَ””ا ب‬ ِ َ‫ان بِ ْال ِخي‬
َ ‫ فَ”إ ِ ْن‬،‫ار َم””ا لَ ْم يَتَفَ َّرقَ””ا‬ ِ ‫ْالبَيِّ َع‬
‫ت بَ َر َكةُ بَي ِْع ِه َما‬
ْ َ‫ َوإِ ْن َك َذبَا َو َكتَ َما ُم ِحق‬،‫بَي ِْع ِه َما‬

“Dua orang yang bertransaksi jual beli itu


punya hak khiyar (memilih) selama belum
berpisah. Bila keduanya jujur dan

103
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

menerangkan (apa adanya), maka


keduanya akan diberi barakah dalam jual
belinya. Tapi bila mereka berdusta dan
menyembunyikan (cacat) maka akan
dihilangkan keberkahan jual beli atas
keduanya.” (Shahih, HR. Al-Bukhari dan
Abu Dawud).

Para ulama juga bersepakat atas mubahnya


jual beli secara global. Qiyas juga
mendukungnya, karena kebutuhan manusia
menuntut adanya jual beli. Di mana kebutuhan
manusia terkait dengan apa yang ada di tangan
orang lain baik berupa uang atau barang, dan
seseorang tidak akan mengeluarkannya kecuali
bila ada tukar gantinya. Demi sampainya kepada
tujuan tersebut maka dibolehkan berjual beli.
(Lihat kitab Al-Mulakhkhash Al-Fiqhi).

Jadilah Pedagang yang Bertakwa dari Rifa’ah :

َ‫”ع َوالنَّاسُ يَتَبَ””ايَعُون‬ِ ”‫ إِلَى ْالبَقِي‬n ِ‫”ر َج َم” َع َر ُس ”و ِل هللا‬ َ ”‫أَنَّهُ َخ‬
‫اس””ت ََجابُوا لَ””هُ َو َرفَعُ””وا إِلَيْ”” ِه‬ ِ ‫ْش”” َر التُّج‬
ْ َ‫ ف‬.‫َّار‬ َ ‫ يَ””ا َمع‬:‫فَنَ””ادَى‬
َّ‫َّار يُ ْب َعثُونَ يَوْ َم ْالقِيَا َم” ِة فُجَّارًا إِال‬
َ ‫ إِ َّن التُّج‬:‫ال‬
َ َ‫ َوق‬،‫صا َرهُ ْم‬َ ‫أَ ْب‬
‫ق‬
َ ‫ص َد‬ َ ‫َم ِن اتَّقَى َوبَ َّر َو‬

104
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

“Bahwasanya ia keluar bersama


Rasulullah menuju Baqi’ sementara orang-
orang sedang berjual beli. Maka beliau
berseru: “Wahai pada pedagang.” Maka
mereka menyambut seruan beliau dan
mengarahkan pandangan mereka
kepadanya. Beliaupun berkata:
“Sesungguhnya para pedagang pada hari
kiamat nanti akan dibangkitkan sebagai
orang-orang yang jahat, kecuali orang
yang bertakwa, berbuat baik, dan jujur.”
(HR. Ibnu Hibban, 11/277 no. 4910. Lihat
juga Shahih Jami’ Shaghir no. 1594).

Adab dalam Mencari Rezeki


Agama Islam dengan kelengkapannya dan
keindahan ajarannya telah mengatur
pemeluknya untuk beradab dalam segala hal.
Termasuk dalam melakukan transaksi jual beli
atau pinjam meminjam, atau bentuk muamalah
yang lain. Agar seorang muslim diridhai Allah
dalam usahanya dan terjaga dari tindak
kezaliman terhadap dirinya ataupun terhadap
orang lain, hendaknya transaksi yang dilakukan
seseorang memenuhi empat perkara:
1. Sah menurut agama
2. Mengandung keadilan

105
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

3. Mengandung kebaikan
4. Sayang terhadap agamanya

Untuk itu kami akan memberikan sedikit


perincian atas empat hal tersebut agar seorang
muslim berada di atas pengetahuan tentang
agamanya.

1. SAH MENURUT AGAMA.


Sebuah akad/transaksi dalam jual beli
akan sah bila terpenuhi padanya syarat-syarat
pada tiga rukunnya. Tiga rukun itu adalah
pelaksana akad, barang yang diperjualbelikan,
serta ijab dan qabul dalam akad jual beli.

Rukun pertama: Pelaksana akad.


Dipersyaratkan pada pelaksana akad beberapa
hal:
a. Saling ridha antara keduanya, sehingga jual
beli tidak sah bila salah satunya
melangsungkan akad jual beli karena dipaksa.
Sebab Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan
jalan perniagaan yang berlaku dengan
suka sama suka (saling ridha) di antara

106
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

kamu. Dan janganlah kamu membunuh


dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.” (An-Nisa’: 29).

Nabi juga bersabda:


ٍ ‫إِنَّ َما ْالبَ ْي ُع ع َْن ت ََر‬
‫اض‬

“Hanyalah jual beli itu (sah) bila saling


ridha di antara kalian.” (HR. Ibnu Majah,
Ibnu Hibban, dan Al-Baihaqi).

Lain halnya bila pemaksaan itu dengan


cara dan alasan yang benar maka jual beli tetap
sah. Semisal bila pemerintah/hakim memaksa
seseorang untuk menjual hartanya untuk
membayar utangnya, maka itu adalah bentuk
pemaksaan yang benar.

b. Disyaratkan pada dua belah pihak, pelaksana


akad adalah seorang yang boleh secara syar’i
untuk ber-tasharruf (bertransaksi), yaitu
seorang yang merdeka bukan budak, mu’allaf
(di sini bermakna baligh dan berakal), dan
rasyid, yakni mampu membelanjakan harta
dengan benar. Sehingga tidak sah transaksi
oleh anak kecil yang sudah mumayyiz
(kecuali pada barang yang sepele), safih

107
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

(lawan dari rasyid), atau orang gila, juga


seorang budak yang tanpa seizin tuannya.

d. Pelaksana akad harus seseorang yang


memiliki barang yang diperjualbelikan,
atau sebagai wakil darinya. Karena Nabi
berkata kepada Hakim bin Hizam :

َ‫ْس ِع ْندَك‬
َ ‫الَ تَبِ ْع َما لَي‬

”Jangan kamu jual sesuatu yang bukan


milikmu.”

Al-Wazir mengatakan: ”Para ulama sepakat


bahwa seseorang tidak boleh menjual barang
yang tidak berada dalam kekuasaannya dan
bukan miliknya. Bila dia langsungkan penjualan
dan orangpun membelinya, maka batal dan tidak
sah.”

Rukun kedua: barang yang diperjualbelikan atau


uang/alat tukarnya.
Dipersyaratkan padanya tiga hal:
a. Sebagaimana sesuatu yang dibolehkan
untuk dimanfaatkan secara mutlak
menurut syariat, maka tidak sah jual beli

108
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

yang diharamkan untuk dimanfaatkan.


Karena Nabi bersabda:

‫والخَ ْم ِر َواأْل َصْ ن َِام‬


ْ ‫إِ َّن هللاَ َح َّر َم بَ ْي َع ْال َم ْيتَ ِة‬

“Sesungguhnya Allah mengharamkan jual


beli bangkai, khamr (minuman keras), dan
berhala.” (Muttafaqun ‘alaihi).

Dalam hadits yang lain:

ُ‫َوإِ َّن هللاَ إذا َح َّر َم َعلَى قَوْ ٍم أَ ْك َل َش ْي ٍء َح َّر َم َعلَ ْي ِه ْم ثَ َمنَه‬

”Sesungguhnya bila Allah haramkan atas


sebuah kaum suatu makanan maka Allah
haramkan juga harganya.” (HR. Abu
Dawud no. 3488, dishahihkan Al-Albani
dalam Shahih Sunan Abi Dawud).

Di antara yang diharamkan untuk


diperjualbelikan adalah khamr atau minuman
keras, bangkai, babi, patung, anjing, darah, air
mani pejantan dan segala yang haram. Demikian
secara global, adapun perinciannya maka
dibahas dalam bab hukum jual beli.

109
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

b. Barang atau uang/alat tukarnya adalah


sesuatu yang berada dalam kekuasaan
pelaksana akad. Bila tidak, maka hal itu
serupa dengan sesuatu yang tidak ada
wujudnya. Atas dasar itu tidak sah jual beli
unta yang lari, burung di udara, atau yang
semakna dengan itu.

c. Barang atau uang/alat tukar adalah sesuatu


yang diketahui kadarnya oleh kedua belah
pihak. Karena ketidaktahuan adalah bagian
dari gharar (ketidakpastian) dan hal itu
dilarang dalam agama. Sehingga tidak boleh
jual beli sesuatu yang tidak dapat dilihat atau
sudah dilihat namun belum dapat diketahui
benar.

Rukun ketiga: ijab dan qabul dalam


akad/transaksi jual beli.
Ijab adalah lafadz yang diucapkan penjual
semacam mengatakan: ”Saya jual barang ini.”
Qabul adalah lafadz yang diucapkan pembeli,
semacam mengatakan: ”Saya beli barang ini.”
Namun terkadang ijab qabul ini bisa dilakukan
dengan perbuatan, yaitu pedagang memberikan
barang dan pembeli memberikan uang,

110
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

walaupun tanpa bicara. Atau terkadang dengan


ucapan dan perbuatan sekaligus.
Dengan demikian, seorang muslim harus
menghindari segala bentuk transaksi yang
melanggar aturan agama, karena segala yang
menyalahi agama itu tertolak. Nabi bersabda:

‫ْس َعلَ ْي ِه أَ ْم ُرنَا فَهُ َو َر ٌّد‬


َ ‫َم ْن َع ِم َل َع َمالً لَي‬

”Barangsiapa yang mengamalkan suatu


amalan yang tidak di atas ajaran kami
maka itu tertolak.” (Shahih, HR. Al-
Bukhari dan Muslim).

Ibnu Rajab menerangkan, di antara bentuk


amalan yang tertolak dalam bidang jual beli
adalah semua akad/transaksi yang terlarang
dalam syariat, baik disebabkan karena
barangnya tidak boleh diperjual belikan, karena
syaratnya tidak terpenuhi, karena terjadi
kezaliman (kerugian) bagi pihak pelaksana
transaksi dan pada barang yang ditransaksikan,
atau karena akan menyibukkan dari dzikrullah
yang wajib saat waktunya terbatas (semacam
saat khutbah Jum’at, pent.).

111
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Beliau menerangkan bahwa pendapat yang rajih


(kuat) dalam hal hukum akad-akad tersebut,
bilamana larangannya terkait dengan hak Allah
maka transaksi tersebut tidak sah, yakni tidak
menjadikan berpindahnya kepemilikan. Yang
dimaksud dengan hak Allah yakni larangan itu
tidak gugur dengan kerelaan kedua belah pihak
yang melakukan transaksi.

Bila larangan tersebut terkait dengan hak orang


tertentu, di mana larangan akan gugur dengan
kerelaannya, maka keabsahan akadnya
tergantung dengan kerelaannya. Kalau dia rela
maka akadnya sah dan berakibat berpindahnya
kepemilikan Jika tidak rela, maka akad menjadi
batal.

Contoh ketentuan di atas, untuk bagian yang


pertama adalah transaksi riba. Allah telah
melarangnya dengan begitu keras. Maka
transaksi riba tidak mejadikan berpindahnya
kepemilikan, dan syariat memerintahkan untuk
dikembalikan. Nabi sendiri telah
memerintahkan seseorang yang menukarkan
satu sha’ (2,76 kg) kurma dengan dua sha’
kurma untuk mengembalikannya, walaupun

112
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

mereka saling ridha (karena ini termasuk


transaksi riba fadhl).

Contohnya juga menjual khamr (minuman


keras), bangkai, babi, patung, anjing dan seluruh
yang dilarang untuk diperjual belikan, yang
tidak boleh saling rela antara kedua belah pihak.

Contoh untuk bagian kedua adalah


membelanjakan harta orang lain tanpa seizin
pemiliknya. Sebagian ulama berpendapat bahwa
semacam ini tidak batal sepenuhnya, bahkan
tergantung kepada izin pemilik. Jika ia izinkan
maka sah, dan jika tidak maka tidak sah.

Contohnya juga jual beli mudallas (penipuan)


seperti apa yang disebut Al-Musharrat
(membiarkan unta untuk tidak diperah susunya
sehingga nampak gemuk dan susunya banyak,
lalu dijual), jual beli najsy (penawaran barang
dari sebagian pihak tapi bukan untuk
membelinya namun untuk menipu pembeli
lain), atau juga talaqqir rukban (mencegat orang
pedesaan yang tidak tahu harga lalu membeli
barang mereka sebelum sampai pasar). Hukum
yang benar dari contoh-contoh tadi bahwa
kesahan transaksi itu tergantung kepada izin

113
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

atau kerelaan mereka yang terzalimi atau


dirugikan, karena telah terdapat riwayat yang
shahih dari Nabi bahwa dalam peristiwa Al-
Musharrat bahwa beliau memberikan khiyar
(hak memilih antara membatalkan atau
meneruskan kepada pembeli hewan tersebut).
Sebagaimana beliau juga memberikan hak
khiyar kepada para pedagang yang dari pelosok
tersebut bila mereka telah sampai ke pasar (dan
mengetahui harga pasar). Ini semua
menunjukkan bahwa transaksi dalam jenis ini
tidak batal begitu saja. (Lihat Jami’ul ‘Ulum
wal Hikam syarah hadits no. 5).

2. MENGANDUNG KEADILAN.
Hendaknya muamalah yang dia lakukan
mengandung keadilan dan menjauhi kezaliman.
Yang kami maksud dengan kezaliman adalah
suatu perbuatan yang dengannya orang lain
terugikan atau tersakiti, baik itu mengenai
masyarakat umum atau yang mengenai pihak
tertentu. Demikian dijelaskan dalam kitab
Mukhtashar Minhajul Qashidin.

Di antara Bentuk Muamalah yang Mengandung


Kezaliman;
a. Ihtikar.

114
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Ihtikar dalam bahasa kita berarti


menimbun. Yang kami maksud dengan
menimbun di sini adalah bentuk tertentu
darinya, yaitu menahan sesuatu yang merugikan
atau mencelakakan masyarakat, dengan tujuan
menaikkan harga. (Mu’jam Lughatil Fuqaha’
karya Qal’aji hal. 46).
Ibnu Qudamah menyebutkan beberapa syarat
ihtikar yang diharamkan:
- Ia membeli barang yang dia tahan tersebut
dari daerah setempat bukan dari luar
daerah.
- Barang tersebut adalah makanan pokok.

Namun pendapat yang lebih kuat bahwa


tidak dipersyaratkan harus berupa
makanan pokok. Bahkan segala sesuatu
yang ditimbun dan dengan ditimbunnya
menyusahkan masyarakat umum maka
tidak boleh, semacam menimbun BBM.

- Dengan pembelian tersebut, manusia


menjadi susah terkait barang tersebut. Jadi
syarat diharamkannya adalah bahwa saat
itu orang-orang membutuhkannya.
(Syarhul Buyu’ hal. 59 dengan diringkas).

115
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Dari Ma’mar dia berkata: Rasulullah n telah


bersabda:

ِ َ‫الَ يَحْ تَ ِك ُر إِالَّ خ‬


‫اط ٌئ‬

“Tidaklah melakukan ihtikar (penimbunan


barang) kecuali orang yang berdosa.”
(Shahih, HR. Muslim, Abu Dawud, At-
Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Abi Syaibah,
dan Ibnu Hibban dari sahabat Ma’mar ).

2. Ghisy.
Ghisy berarti menipu atau curang. Kata ini
tentu bermakna sangat umum, sehingga meliputi
segala bentuk penipuan atau kecurangan dalam
akad jual beli, sewa-menyewa, pinjam-
meminjam, gadai atau muamalah lainnya.
Contoh konkretnya adalah apa yang terjadi di
zaman Nabi sebagaimana tersebut dalam hadits
Abu Hurairah berikut:

‫”ام فَأ َ ْد َخ” َل يَ” َدهُ فِ ْيهَ””ا‬ ُ ‫ َم” َّر َعلَى‬n ِ‫أَ َّن َرسُو َل هللا‬
ٍ ”‫ص” ْب َر ِة طَ َع‬
:‫ب الطَّ َع ِام؟ قَا َل‬ َ ‫صا ِح‬ َ ‫ َما هَ َذا يَا‬:‫ال‬ َ َ‫ت أ‬
َ َ‫ فَق‬، ‫صابِ ُعهُ بَلَاًل‬ ْ َ‫فَنَال‬
‫ق الطَّ َع ِام‬ َ ْ‫ أَفَاَل َج َع ْلتَهُ فَو‬:‫ قَا َل‬.ِ‫صابَ ْتهُ ال َّس َما ُء يا َرسُو َل هللا‬ َ َ‫أ‬
‫ْس ِمنِّي‬ َ ‫َك ْي يَ َراهُ النَّاسُ ؛ َم ْن غَشَّ فَلَي‬

116
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Rasulullah melewati tumpukan makanan


(yang dijual) lalu beliau masukkan
tangannya ke dalamnya maka mendapati
tangan beliau basah. Maka beliau
mengatakan: “Ada apa ini wahai pemilik
makanan ini?” “Terkena hujan, ya
Rasulullah,” jawabnya. Beliau
mengatakan: “Tidakkah engkau letakkan
di bagian atas makanan itu supaya orang
melihatnya? Orang yang menipu bukan
dari golongan kami.” (Shahih, HR.
Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu
Majah, dan Ath-Thabarani).

Sabda Nabi dalam hadits yang lain, dari Ibnu


Mas’ud, ia berkata: Rasulullah bersabda:

ُ ‫ْس ِمنَّا َو ْال َم ْك ُر َو ْال ِخدَا‬


ِ َّ‫ع فِي الن‬
‫ار‬ َ ‫َم ْن َغ َّشنَا فَلَي‬

“Barangsiapa yang berbuat curang kepada


kami maka dia bukan dari golongan kami,
dan makar serta penipuan itu di neraka.”
(Hasan Shahih, HR. At-Thabarani dalam
kitab Mu’jam Al-Kabir dan Ash-Shaghir
dengan sanad yang bagus dan Ibnu Hibban
dalam kitab Shahih-nya. Lihat Shahih At-
Targhib, 2/159 no. 1768).

117
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

3. Tathfiif.
Tathfiif berarti mengurangi hak orang lain
dalam takaran atau timbangan. Perbuatan ini
telah dilarang keras oleh Allah dalam Al-
Qur’an. Di antaranya:
“Kecelakaan besarlah bagi orang-orang
yang curang, (yaitu) orang-orang yang
apabila menerima takaran dari orang lain
mereka minta dipenuhi, dan apabila
mereka menakar atau menimbang untuk
orang lain, mereka mengurangi. Tidakkah
orang-orang itu yakin, bahwa
sesungguhnya mereka akan dibangkitkan,
pada suatu hari yang besar, (yaitu) hari
(ketika) manusia berdiri menghadap Rabb
semesta alam?” (Al-Muthaffifin: 1-6).

Ibnu Katsir menafsirkan: “Yang dimaksud


dengan tathfiif di sini adalah merugikan
timbangan. Bisa dengan melebihkan timbangan
ketika seseorang meminta pelunasan dari orang
lain, atau dengan mengurangi timbangannya
ketika sedang melunasi mereka. Oleh
karenanya, Allah menafsiri Al-Muthaffifin yang
Dia ancam dengan kerugian dan kebinasaan
bahwa mereka adalah apabila menimbang dari

118
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

manusia mereka memenuhi timbangannya,


yakni mengambil hak mereka sepenuhnya dan
melebihinya. Akan tetapi bila mereka
menimbang untuk orang lain mereka
mengurangi. Sungguh Allah telah
memerintahkan untuk memenuhi timbangan dan
takaran. Allah berfirman:

“Dan sempurnakanlah takaran apabila


kamu menakar dan timbanglah dengan
neraca yang benar. Itulah yang lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
(Al-Isra’: 35).

“Dan sempurnakanlah takaran dan


timbangan dengan adil. Kami tidak
memikulkan beban kepada seseorang
melainkan sekadar kesanggupannya.” (Al-
An’am: 152).

“Dan tegakkanlah timbangan itu dengan


adil dan janganlah kamu mengurangi neraca
itu.” (Ar-Rahman: 9).

Allah juga telah membinasakan kaum


Syu’aib dan menghancurkan mereka ketika
mereka mengurangi takaran atau timbangan

119
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

manusia. Selanjutnya, Allah berfirman


mengancam mereka yang berbuat demikian
(artinya): ‘Tidakkah mereka yakin bahwa
mereka bakal dibangkitkan pada hari yang
agung.’ Yakni, tidakkah mereka merasa takut
untuk bangkit di hadapan Dzat Yang Maha
mengetahui rahasia dan isi qalbu pada hari yang
sangat mengerikan, sangat menakutkan, dan
sangat menyusahkan? Barangsiapa yang merugi
maka akan dimasukkan ke dalam neraka.
Firman-Nya (artinya) ‘Di hari manusia bangkit
menghadap Rabb semesta alam.’ Yakni saat
mereka bangkit dalam keadaan tak beralas kaki,
telanjang, dan belum dikhitan. Dalam situasi
yang sempit lagi susah bagi seorang yang
berdosa, ketetapan Allah menyelimuti mereka.
Sebuah keadaan yang segala kemampuan dan
panca indera tak mampu menghadapinya. Al-
Imam Malik meriwayatkan dari Ibnu Umar, ia
mengatakan bahwa Rasulullah bersabda: “Hari
di mana orang-orang menghadap Rabb sekalian
alam, sampai-sampai seseorang tenggelam
dalam keringatnya hingga pertengahan
telinganya.” (Tafsir Al-Qur’an Al-’Azhim).
As-Sa’di juga mengatakan dalam
tafsirnya: “Allah mengancam mereka yang
mengurangi timbangan, dan heran terhadap

120
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

keadaan mereka serta tetapnya mereka dalam


keadaan ini. Maka Allah berfirman (artinya):
‘Tidakkah orang-orang itu yakin, bahwa
sesungguhnya mereka akan dibangkitkan, pada
suatu hari yang besar, (yaitu) hari (ketika)
manusia berdiri menghadap Rabb semesta
alam?’ Berarti, yang membuat mereka berani
untuk melakukan ini adalah tidak imannya
mereka kepada hari akhir. Karena, seandainya
mereka beriman dengannya dan tahu benar
bahwa mereka akan dibangkitkan di hadapan-
Nya, serta Allah akan menghitung amal mereka
sedikit maupun banyak, tentu mereka akan
berhenti darinya dan bertaubat.” (Taisir Al-
Karimirrahman).

Dari Ibnu Abbas, ia berkata:

ُ‫ فَ””أ َ ْن َز َل هللا‬، ‫اس َك ْياًل‬ ِ َ‫ ْال َم ِد ْينَ ”ةَ َك””انُوا ِم ْن أَ ْخب‬n ‫لَ َّما قَ ” ِد َم النَّبِ ُّي‬
ِ َّ‫ث الن‬
َ ِ‫َع َّز َو َج َّل {ﯖ ﯗ } فَأَحْ َسنُوا ْال َكي َْل بَ ْع َد َذل‬
‫ك‬

“Ketika Rasulullah n datang ke Madinah


dalam keadaan mereka adalah orang-orang
yang paling jahat dalam timbangan, maka
Allah menurunkan ayat (artinya):
‘Celakalah orang-orang yang mengurangi
sukatan (takaran)’, maka merekapun

121
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

memperbaiki penimbangan mereka setelah


itu.” (Hasan, HR. Ibnu Majah, Ibnu
Hibban dalam Shahih-nya dan Al-Baihaqi.
Lihat Shahih At-Targhib, 2/157 no. 1760).

Dari Ibnu Umar , ia berkata:

، َ‫ْش ” َر ْال ُمهَ””ا ِج ِرين‬َ ‫ ي ”ا َ َمع‬:‫”ال‬َ ”َ‫ فَق‬n ِ‫”ل َعلَ ْينَ””ا َر ُس ”و ُل هللا‬ َ ”َ‫أَ ْقب‬
-‫وأَ ُع””و ُذ بِاهللِ أَ ْن تُ ” ْد ِر ُكوهُ َّن‬-
َ ‫صا ٍل إِ َذا ا ْبتُلِ ْيتُ ْم بِ ِه َّن‬
َ ‫َخ ْمسُ ِخ‬
‫َان إِالَّ أُ ِخ ُذوا بِال ِّسنِينَ َو ِش َّد ِة‬
”َ ‫ال َو ْال ِم ْيز‬
َ َ‫…ولَ ْم يَ ْنقُصُوا ْال ِم ْكي‬
َ
…‫ْال ُم ْؤنَ ِة َو َجوْ ِر الس ُّْلطَا ِن َعلَ ْي ِه ْم‬

Rasulullah menghadap kami lalu


mengatakan: “Wahai orang-orang
Muhajirin, ada 5 perkara bila kalian
tertimpa dengannya –dan aku berlindung
kepada Allah untuk kalian tertimpa
dengannya– …(lalu beliau mengatakan)
dan tidaklah orang-orang mengurangi
takaran dan timbangan kecuali mereka
tertimpa oleh paceklik, kesusahan (dalam
memenuhi) kebutuhan, dan kejahatan
penguasa….” (Shahih Lighairihi, HR.
Ibnu Majah dan ini lafadz beliau, juga
riwayat Al-Bazzar dan Al-Baihaqi. Lihat
Shahih At-Targhib, 2/157 no. 1761).

122
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

4. Najsy.
Najsy adalah menaikkan harga barang
oleh orang yang tidak hendak membelinya
dengan cara menawarnya dengan harga yang
tinggi, baik dengan tujuan menguntungkan
penjual, mencelakakan pembeli, atau hanya
main-main.

Ibnu Abi Aufa mengatakan: “Orang yang


melakukan najsy adalah pemakan riba dan
pengkhianat.”

Ibnu Abdul Bar mengatakan: “Ulama sepakat


bahwa pelakunya bermaksiat kepada Allah bila
tahu larangan tersebut.” (Lihat kitab Jami’ul
‘Ulum Wal Hikam).

Larangan yang dimaksud adalah sebagaimana


dalam hadits Abu Hurairah, ia berkata:

َ‫ َوال‬،‫ َوالَ تَنَا َج ُش ”وا‬،‫ض ٌر لِبَا ٍد‬ ِ ‫ أَ ْن يَبِي َع َحا‬n ِ‫نَهَى َرسُو ُل هللا‬
ْ ‫ َوالَ يَ ْخطُبُ َعلَى ِخ‬،‫يَبِي ُع ال َّر ُج ُل َعلَى بَيْع أَ ِخي ِه‬
،‫طبَ ِة أَ ِخي ِه‬ ِ
َ َ ْ ْ ُ
‫ق أختِهَا لِتَكفأ َما فِي إِنَائِهَا‬ َ ‫َوالَ تَسْأ َ ُل ْال َمرْ أَةُ طَاَل‬

“Rasulullah melarang orang kota untuk


menjualkan milik orang pelosok,
janganlah kalian saling melakukan najsy,

123
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

janganlah seseorang menjual atas


penjualan saudaranya, jangan pula
melamar atas lamaran saudaranya, dan
jangan pula seorang wanita meminta
(suaminya) untuk menceraikan madunya
demi memenuhi bejananya.” (Shahih, HR.
Al-Bukhari, Muslim, dan At-Tirmidzi).

Bila terjadi najsy, apakah jual beli tersebut


sah? Jumhur ulama berpendapat bahwa
bilamana terjadi penipuan yang tidak wajar
maka pembeli punya hak khiyar/memilih. Tapi
bila penipuannya tidak begitu besar maka
pembeli tidak punya hak khiyar. Oleh
karenanya, pembeli semestinya juga berhati-hati
dan mencari informasi terlebih dahulu. (Lihat
kitab Syarhul Buyu’ hal. 49).

5. Memaksa pihak lain.


Yakni jangan sampai berlangsung akad
jual beli antara penjual dan pembeli kecuali
keduanya saling ridha. Ini merupakan syarat
sahnya jual beli. Islam mengharuskan demikian
karena Islam hendak menghindarkan tindak
kezaliman pada manusia. Sehingga tidak halal
bagi seseorang mengambil harta orang lain yang
keluar tanpa kerelaannya.

124
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Dalam hadits disebutkan:

ٍ ‫ب نَ ْف‬
ُ‫س ِم ْنه‬ ِ ‫ئ ُم ْسلِ ٍم إِالَّ بِ ِط ْي‬
ٍ ‫الَ يَ ِحلُّ َما ُل ا ْم ِر‬

“Tidak halal harta seorang muslim kecuali


dengan kerelaan dari jiwanya.” (Shahih,
HR. Abu Dawud. Lihat Shahih Jami’:
7662).

Tentang keharusan saling ridha ini Allah


berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan
jalan perniagaan yang berlaku dengan
suka sama suka di antara kamu.” (An-
Nisa’: 29).

Dalam hadits Abu Hurairah, ia berkata:


Rasulullah bersabda:

ِ ‫اَل يَ ْفت َِرقَ َّن ْاثن‬


ٍ ‫َان إِالَّ ع َْن تَ َر‬
‫اض‬

“Janganlah sekali-kali keduanya (yakni


penjual dan pembeli) berpisah kecuali
saling ridha.” (Hasan Shahih, HR. Abu

125
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Dawud, Shahih Sunan Abi Dawud no.


3458).

Dari Abu Said Al-Khudri ia berkata Rasulullah


bersabda:

ٍ ‫إِنَّ َما ْالبَ ْي ُع ع َْن ت ََر‬


‫اض‬

“Jual beli itu hanyalah jika saling ridha.”


(Shahih, HR. Ibnu Majah, lihat Shahih Al-
Jami’ no. 2323).

6. Menyembunyikan aib.
Seorang muslim diharuskan untuk berkata
dan berbuat jujur dalam segala perbuatannya,
termasuk tentunya dalam jual beli. Jika ia jujur
maka Allah akan berikan barakah dalam
transaksi mereka. Sebaliknya, bila tidak maka
keberkahan itu akan dicabut oleh Allah.
Disebutkan dalam hadits dari Hakim bin Hizam,
ia berkata: Rasulullah bersabda:

‫ فَ”إ ِ ْن‬-‫ َحتَّى يَتَفَ َّرقَ””ا‬:‫أَوْ قَ””ا َل‬- ‫ار َم””ا لَ ْم يَتَفَ َّرقَ””ا‬ ِ َ‫ان بِ ْال ِخي‬ ِ ‫ْالبَيِّ َع‬
‫ َوإِ ْن َكتَ َم””ا َو َك ” َذبَا‬،‫ك لَهُ َم””ا في بَ ْي ِع ِه َم””ا‬ ِ ”ُ‫ص ” َدقَا َوبَيَّنَ””ا ب‬
َ ‫”ور‬ َ
‫ت بَ َر َكةُ بَ ْي ِع ِه َما‬ْ َ‫ُم ِحق‬

126
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

“Penjual dan pembeli itu punya hak khiyar


(memilih antara membatalkan atau tidak)
selama mereka belum berpisah -atau:
sehingga keduanya berpisah-. Bila
keduanya jujur dan menerangkan, maka
akan diberkahi jual beli mereka. Namun
bila keduanya menyembunyikan serta
berdusta maka akan dicabut keberkahan
jual beli mereka.” (Shahih, HR. Al-
Bukhari dan Abu Dawud).

Ulama telah bersepakat tentang haramnya


menyembunyikan aib dan bahwa pelakunya
berdosa. Adapun aib yang dimaksud adalah
semua aib atau cacat yang terdapat pada
barang/produk yang dijual dan terhitung
mengurangi barang tersebut atau mengurangi
harganya dengan kadar kekurangan yang
menghilangkan tujuan (pembelian). Sehingga
boleh dikembalikan bila biasanya pada barang
sejenis tidak ada aib/cacat semacam itu. (lihat
Syarhul Buyu’ hal. 98, 99).
Oleh karenanya, para ulama menetapkan
adanya khiyar aib yakni hak khiyar yang
disebabkan karena adanya cacat, walaupun cacat
tersebut baru diketahui setelah sekian waktu.
(lihat Syarhul Buyu’ hal. 102).

127
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

7. Gharar.
Gharar adalah sesuatu yang tersembunyi
atau belum diketahui akhirnya apakah akan
menguntungkan atau akan merugikan. Jual beli
yang mengandung unsur gharar semacam ini
dilarang. Para ulama sepakat akan dilarangnya
hal itu, karena Nabi bersabda dalam hadits dari
Abu Hurairah, ia berkata:

‫صا ِة َوع َْن بَي ِْع ْال َغ َر ِر‬


َ ‫ ع َْن بَي ِْع ْال َح‬n ِ‫نَهَى َرسُو ُل هللا‬

“Rasulullah melarang jual beli hashat dan


melarang jual beli gharar.” (Shahih, HR.
Muslim).

Di antara gambaran jual beli gharar,


seseorang menjual hewannya yang lari atau
barang yang tertutup dan belum diketahui
isinya, menjual hewan yang masih dalam
kandungan kecuali bila bersama induknya, atau
apa saja yang memiliki kriteria di atas. Kecuali
bila unsur gharar itu sangat sedikit dan sudah
dimaklumi semacam menyewa kamar mandi,
tentu kadar air yang dipakai tidak sama antara
satu pemakai dengan yang lain. (lihat Syarhul
Buyu’ hal. 24)

128
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Termasuk yang demikian bila menjual ikan


yang masih dalam kolam, sementara kolamnya
dalam dan besar sehingga sulit untuk
mengetahui ikan yang berada di dalamnya. Oleh
karenanya, ulama hanya membolehkannya bila
terpenuhi tiga syarat:
a. Ikan itu benar-benar milik si penjual.
b. Air tidak dalam sehingga mata dapat
melihat dan mengetahui perkiraan jumlah
ikan.
c. Memungkinkan untuk diambil.

8. Menahan gaji pegawai.


Bilamana pekerja telah melakukan
pekerjaannya, maka gaji merupakan haknya
yang harus dipenuhi. Tidak halal bagi majikan
untuk menahan gaji pekerja/karyawannya.
Disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah,
dari Nabi bahwa beliau bersabda:

‫خَص ” ُمهُ ْم يَ””وْ َم ْالقِيَا َم” ِة؛ َر ُج” ٌل‬ ْ ‫ ثَاَل ثَ ”ةٌ أَنَ””ا‬:‫قَ””ا َل هللاُ تَ َع””الَى‬
‫ َو َر ُج” ٌل‬،ُ‫”ل ثَ َمنَ”ه‬َ ”‫ َو َر ُج ٌل بَا َع ُح” ّ”ًًّرا فَأ َ َك‬،‫أَ ْعطَى بِي ثُ َّم َغ َد َر‬
ُ‫ا ْستَأْ َج َر أَ ِجيرًا فَا ْستَوْ فَى ِم ْنهُ َولَ ْم يُ ْع ِط ِه أَجْ َره‬

“Allah berfirman: ‘Tiga golongan


manusia, Aku menjadi lawannya di hari

129
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

kiamat; seseorang yang bersumpah


(kepada orang lain) dengan nama Allah
lalu mengkhianati, seseorang yang
menjual orang merdeka lalu memakan
hasil penjualannya, dan seseorang yang
menyewa pekerja lalu ia mengambil penuh
pekerjaannya tapi ia tidak memberikan
gajinya.” (Shahih, HR. Al-Bukhari).

9. Menjual pada penjualan sesama muslim.


Begitu pula membeli pada pembelian
sesama muslim. Jadi larangan tersebut
mencakup baik penjualan maupun pembelian.
Gambarannya adalah seseorang datang
kepada dua orang yang sedang melangsungkan
akad jual beli, di mana jual beli telah terjadi
namun keduanya masih dalam tempo khiyar
majelis. Keduanya belum berpisah, maksudnya
keduanya masih punya hak pembatalan, karena
masih dalam punya hak pembatalan, karena
masih dalam satu majelis belum berpisah.
Kemudian orang itupun mengatakan kepada
pembeli: ‘Batalkan saja jual belinya, saya akan
beri kamu barang yang sama dengan harga yang
lebih murah’ atau ‘harga sama namun
barangnya lebih bagus’.Atau mengatakan
kepada penjual: ‘Batalkan saja penjualannya,

130
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

nanti saya akan membelinya darimu dengan


harga yang lebih mahal.’
Dilarang pula menawar pada penawaran
saudaranya. Gambarannya sama dengan di atas
akan tetapi belum terjadi jual beli antara kedua
belah pihak, namun keduanya sudah tawar
menawar dan sudah sama-sama cocok. Lalu
datanglah pihak ketiga dan mengatakan
semacam ucapan di atas.
Hal ini dilarang oleh Nabi, karena di
samping merugikan, juga akan menyebabkan
pertikaian. Disebutkan dalam hadits dari
Abdullah bin Umar, Rasulullah bersabda:

‫ض ُك ْم َعلَى بَي ِْع أَ ِخي ِه‬


ُ ‫اَل يَبِي ُع بَ ْع‬

“Janganlah seseorang dari kalian


menjual/membeli atas
penjualan/pembelian saudaranya.”
(Shahih, HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:

‫اَل يَس ُِم ْال ُم ْسلِ ُم َعلَى َسوْ ِم أَ ِخي ِه‬

131
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

“Janganlah seorang muslim menawar pada


penawaran saudaranya.” (Shahih, HR.
Muslim). Wallahu a’lam bish-shawab.

1. Hadits ini diriwayatkan pula oleh Al-


Bukhari, Muslim, dan Ahmad.
2. Hashat berarti kerikil. Di antara contoh jual
beli hashat adalah pembeli melemparkan
sebuah kerikil ke sekumpulan baju. Maka
baju manapun yang terkena, itulah yang
dibeli dengan harga yang telah disepakati.
3. Adapun setelah khiyar majelis maka terjadi
perbedaan pendapat di antara ulama.

ADAB UTANG PIUTANG


Bagaimana Islam mengatur berhutang-
piutang yang membawa pelakunya ke surga dan
menghindarkan dari api neraka? Perhatikanlah
adab-adabnya di bawah ini:

1. Hutang piutang harus ditulis dan


dipersaksikan.
Dalilnya firman Allah,

ُ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا إِ َذا تَدَايَ ْنتُ ْم بِ َدي ٍْن إِلَى أَ َج ٍل ُم َس ّ”ًًّمى فَا ْكتُبُوه‬
‫ب َك َم””ا‬َ ُ‫ب َك””اتِبٌ أَ ْن يَ ْكت‬ َ ْ‫َو ْليَ ْكتُبْ بَ ْينَ ُك ْم َكاتِبٌ بِ ْال َع ْد ِل َوال يَ””أ‬
ِ َّ‫ق َو ْليَت‬
ُ‫ق هَّللا َ َربَّه‬ ُّ ”‫عَلَّ َمهُ هَّللا ُ فَ ْليَ ْكتُبْ َو ْليُ ْملِ ” ِل الَّ ِذي َعلَ ْي ” ِه ْال َح‬

132
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

ْ‫ق َس ”فِيهًا أَو‬ ُّ ”‫َوال يَبْخَسْ ِم ْنهُ َش ْيئًا فَإ ِ ْن َك””انَ الَّ ِذي َعلَ ْي” ِه ْال َح‬
‫”و فَ ْليُ ْملِ””لْ َولِيُّهُ بِ ْال َع ” ْد ِل‬ َ ”ُ‫ض ” ِعيفًا أَوْ ال يَ ْس ”تَ ِطي ُع أَ ْن يُ ِم” َّل ه‬ َ
‫َوا ْست َْش”” ِه ُدوا َش”” ِهي َدي ِْن ِم ْن ِر َج”” الِ ُك ْم فَ””إ ِ ْن لَ ْم يَ ُكونَ””ا َر ُجلَ ْي ِن‬
‫َض”” َّل‬ ِ ‫الش””هَدَا ِء أَ ْن ت‬ ُّ َ‫ض””وْ نَ ِمن‬ َ ْ‫فَ َرجُ”” ٌل َوا ْم َرأَتَ””ا ِن ِم َّم ْن تَر‬
‫الش ”هَدَا ُء إِ َذا َم””ا‬ ُّ ‫ب‬ َ ْ‫األخ َرى َوال يَأ‬ ْ ‫إِحْ دَاهُ َما فَتُ َذ ِّك َر إِحْ دَاهُ َما‬
‫ص ” ِغيرًا أَوْ َكبِ””يرًا إِلَى أَ َجلِ ” ِه‬ َ ُ‫ُد ُعوا َوال ت َْس ”أ َ ُموا أَ ْن تَ ْكتُبُ””وه‬
‫َذلِ ُك ْم أَ ْق َسطُ ِع ْن َد هَّللا ِ َوأَ ْق َو ُم لِل َّشهَا َد ِة َوأَ ْدنَى أَال تَرْ تَابُوا إِال أَ ْن‬
‫ْس َعلَ ْي ُك ْم ُجنَ””ا ٌح‬ َ ‫اض” َرةً تُ” ِديرُونَهَا بَ ْينَ ُك ْم فَلَي‬ ِ ‫ارةً َح‬ َ ”‫تَ ُكونَ تِ َج‬
‫ُض””ا َّر َك””اتِبٌ َوال‬ َ ‫أَال تَ ْكتُبُوهَ””ا َوأَ ْش”” ِه ُدوا إِ َذا تَبَ””ايَ ْعتُ ْم َوال ي‬
ُ ‫ق بِ ُك ْم َواتَّقُ””وا هَّللا َ َويُ َعلِّ ُم ُك ُم هَّللا‬
ٌ ‫َش” ِهي ٌد َوإِ ْن تَ ْف َعلُ””وا فَإِنَّهُ فُ ُس”و‬
(282( ‫َوهَّللا ُ بِ ُكلِّ َش ْي ٍء َعلِي ٌم‬

“Hai orang-orang yang beriman, apabila


kamu bermu’amalah tidak secara tunai
untuk waktu yang ditentukan, hendaklah
kamu menuliskannya. Dan hendaklah
seorang penulis di antara kamu
menuliskannya dengan benar. Dan
janganlah penulis enggan menuliskannya
sebagaimana Allah telah mengajarkannya,
maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah
orang yang berhutang itu mengimlakkan
(apa yang ditulis itu), dan hendaklah ia
bertakwa kepada Allah Rabbnya, dan
janganlah ia mengurangi sedikitpun
daripada hutangnya. Jika yang berhutang
itu orang yang lemah akalnya atau lemah

133
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

(keadaannya) atau dia sendiri tidak


mampu mengimlakkan, maka hendaklah
walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi
dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika
tidak ada dua orang lelaki, maka (boleh)
seorang lelaki dan dua orang perempuan
dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya
jika seorang lupa maka seorang lagi
mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi
itu enggan (memberi keterangan) apabila
mereka dipanggil, dan janganlah kamu
jemu menulis hutang itu, baik kecil
maupun besar sampai batas waktu
membayarnya. Yang demikian itu, lebih
adil di sisi Allah dan lebih dapat
menguatkan persaksian dan lebih dekat
kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu.
(Tulislah mu’amalahmu itu), kecuali jika
mu’amalah itu perdagangan tunai yang
kamu jalankan di antara kamu, maka tak
ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak
menulisnya. Dan persaksikanlah apabila
kamu berjual beli ; dan janganlah penulis
dan saksi saling sulit-menyulitkan. Jika
kamu lakukan (yang demikian) maka
sesungguhnya hal itu adalah suatu

134
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah


kepada Allah; Allah mengajarmu dan
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”.
(QS. Al-Baqarah: 282).

Berkaitan dengan ayat ini, Ibnu Katsir


rahimahullah berkata, “ini merupakan petunjuk
dari-Nya untuk para hamba-Nya yang mukmin.
Jika mereka bermu’amalah dengan transaksi
non tunai, hendaklah ditulis, agar lebih terjaga
jumlahnya dan waktunya dan lebih menguatkan
saksi. Dan di ayat lain, Allah Subhanahu wa
Ta’ala telah mengingatkan salah satu ayat: “Hal
itu lebih adil di sisi Allah dan memperkuat
persaksian dan agar tidak mendatangkan
keraguan”.

2. Pemberi hutang atau pinjaman tidak boleh


mengambil keuntungan atau manfaat dari orang
yang berhutang.
Kaidah fikih berbunyi:

‫ض َج َّر نَ ْفعًا فَه َُو ِربًا‬


ٍ ْ‫ُكلُّ قَر‬

“Setiap hutang yang membawa


keuntungan, maka hukumnya riba”. Hal

135
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

ini terjadi jika salah satunya mensyaratkan


atau menjanjikan penambahan.

Dengan kata lain, bahwa pinjaman yang


berbunga atau mendatangkan manfaat apapun
adalah haram berdasarkan Al-Qur’an, As-
Sunnah, dan ijma’ para ulama. Keharaman itu
meliputi segala macam bunga atau manfaat
yang dijadikan syarat oleh orang yang
memberikan pinjaman kepada si peminjam.
Karena tujuan dari pemberi pinjaman adalah
mengasihi si peminjam dan menolongnya.
Tujuannya bukan mencari kompensasi atau
keuntungan. Dengan dasar itu, berarti pinjaman
berbunga yang diterapkan oleh bank-bank
maupun rentenir di masa sekarang ini jelas-jelas
merupakan riba yang diharamkan oleh Allah
dan Rasul-Nya. sehingga bisa terkena .Iancaman
keras baik di dunia maupun di akhirat dari Allah
Syaikh Shalih Al-Fauzan –hafizhahullah-
berkata : “Hendaklah diketahui, tambahan yang
terlarang untuk mengambilnya dalam hutang
adalah tambahan yang disyaratkan. (Misalnya),
seperti seseorang mengatakan, “saya beri anda
hutang dengan syarat dikembalikan dengan
tambahan sekian dan sekian atau dengan syarat
anda berikan rumah atau tokomu atau anda

136
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

hadiahkan kepadaku sesuatu”. Atau juga dengan


tidak dilafadzkan, akan tetapi ada keinginan
untuk ditambah atau mengharapkan tambahan,
inilah yang terlarang, adapun jika yang
berhutang menambahnya atas kemauan sendiri,
atau karena dorongan darinya tanpa syarat dari
yang berhutang ataupun berharap, maka tatkala
itu, tidak terlarang mengambil tambahan.

3. Melunasi hutang dengan cara yang baik


Hal ini sebagaimana hadits berikut ini:

‫ال َكانَ لِ َرجُ”” ٍل َعلَى‬ َ َ‫ع َْن أَبِى هُ َر ْي َرةَ – رضى هللا عنه – ق‬
ُ‫النَّبِ ِّى – ص””لى هللا علي””ه وس””لم – ِس ” ٌّن ِمنَ ا ِإلبِ ” ِل فَ َج” ا َءه‬
. » ُ‫”ال – ص””لى هللا علي””ه وس””لم – « أَ ْعطُ””وه‬ َ ”َ‫اض”اهُ فَق‬
َ َ‫يَتَق‬
ُ‫ فَقَا َل « أَ ْعطُ””وه‬. ‫ فَلَ ْم يَ ِج ُدوا لَهُ إِالَّ ِسًن”ًّّا فَوْ قَهَا‬، ُ‫فَطَلَبُوا ِسنَّه‬
‫”ال النَّبِ ُّى – ص””لى هللا‬ َ ”َ‫ ق‬. َ‫ َوفَّى هَّللا ُ بِ””ك‬، ‫”ال أَوْ فَ ْيتَنِى‬
َ َ‫ فَق‬. »
» ‫ضا ًء‬َ َ‫ار ُك ْم أَحْ َسنُ ُك ْم ق‬
َ َ‫عليه وسلم – « إِ َّن ِخي‬

Ia berkata: “Nabi mempunyai hutang


kepadatDari Abu Hurairah seseorang,
(yaitu) seekor unta dengan usia tertentu.
Orang itupun datang menagihnya. (Maka)
beliaupun berkata, “Berikan kepadanya”
kemudian mereka mencari yang seusia
dengan untanya, akan tetapi mereka tidak
menemukan kecuali yang lebih berumur

137
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

dari untanya. Nabi (pun) berkata: “Berikan


kepadanya”, Dia pun menjawab, “Engkau
telah menunaikannya r membalas dengan
setimpal”. Maka Nabi Idengan lebih.
Semoga Allah bersabda, “Sebaik-baik
kalian adalah orang yang paling baik
dalam pengembalian (hutang)”. (HR.
Bukhari, II/843, bab Husnul Qadha’ no.
2263.)

– ‫ى – صلى هللا عليه وس””لم‬ َّ ِ‫ْت النَّب‬ ُ ‫ال أَتَي‬


َ َ‫وع َْن َجابِ ِر ب ِْن َع ْب ِد هَّللا ِ ق‬
َ َ‫ْج ِد – َو َكانَ لِى َعلَ ْي ِه َدي ٌْن فَق‬
‫ضانِى َوزَا َدنِى‬ ِ ‫َوهُ َو فِى ْال َمس‬

di masjid ia berkata: “Aku mendatangi


Nabi dari Jabir bin Abdullah sedangkan
beliau mempunyai hutang kepadaku, lalu
beliau membayarnya dam
menambahkannya”. (HR. Bukhari, II/843,
bab husnul Qadha’, no. 2264).

Termasuk cara yang baik dalam melunasi


hutang adalah melunasinya tepat pada waktu
pelunasan yang telah ditentukan dan disepakati
oleh kedua belah pihak (pemberi dan penerima
hutang), melunasi hutang di rumah atau tempat
tinggal pemberi hutang dan semisalnya.

138
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

4. Berhutang dengan niat baik dan akan


melunasinya.
Jika seseorang berhutang dengan tujuan
buruk, maka dia telah berbuat zhalim dan dosa.
Diantara tujuan buruk tersebut seperti:
a) Berhutang untuk menutupi hutang yang
tidak terbayar.
b) Berhutang untuk sekedar bersenang-
senang.
c) Berhutang dengan niat meminta.
Karena biasanya jika meminta tidak
diberi, maka digunakan istilah hutang
agar mau memberi.
d) Berhutang dengan niat tidak akan
melunasinya.

‫”رةَ – رض””ى هللا عن””ه – َع ِن النَّبِ ِّى – ص””لى‬ َ ”‫ع َْن أَبِى هُ َر ْي‬
‫اس ي ُِري ُد أَدَا َءهَ””ا‬
ِ َّ‫هللا عليه وسلم – قَا َل « َم ْن أَ َخ َذ أَ ْم َوا َل الن‬
» ُ ‫ َو َم ْن أَ َخ َذ ي ُِري ُد إِ ْتالَفَهَا أَ ْتلَفَهُ هَّللا‬، ُ‫أَ َّدى هَّللا ُ َع ْنه‬

bersabda: “Barang siapa yang, ia berkata


bahwa Nabi dari Abu Hurairah
mengambil harta orang lain (berhutang)
dengan tujuan untuk membayarnya akan
tunaikan untuknya. dan barang siapa
(mengembalikannya), maka Allah
mengambilnya untuk menghabiskannya

139
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

(tidak melunasinya, pent), maka akan


membinasakannya”.Allah (HR. Bukhari,
II/841 bab man akhodza amwala an-naasi
yuridu ada’aha, no. 2257).

Hadits ini hendaknya ditanamkan ke


dalam diri sanubari yang berhutang, karena
kenyataan sering membenarkan sabda Nabi di
atas. Berapa banyak orang yang berhutang
dengan niat dan tekad untuk menunaikannya,
sehingga Allah pun memudahkan baginya untuk
melunasinya. Sebaliknya, ketika seseorang
bertekad pada dirinya, bahwa hutang yang dia
peroleh dari seseorang tidak disertai dengan niat
yang baik, maka melelahkan membinasakan
hidupnya dengan hutang tersebut. Allah
badannya dalam mencari, tetapi tidak kunjung
dapat. Dan dia letihkan jiwanya karena
memikirkan hutang tersebut. Kalau hal itu
terjadi di dunia yang fana, bagaimana dengan
akhirat yang kekal nan abadi?

5. Berupaya untuk berhutang dari orang sholih


yang memiliki profesi dan penghasilan yang
halal.
Sehingga dengan meminjam harta atau
uang dari orang sholih dapat menenangkan jiwa

140
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

n menjauhkannnya dari hal-hal yang kotor dan


haram. Sehingga harta pinjaman tersebut ketika
kita gunakan untuk suatu hajat menjadi berkah
dan mendatangkan ridho Allah.
Sedangkan orang yang jahat atau buruk
tidak dapat menjamin penghasilannya bersih
dan bebas dari hal-hal yang haram.

6. Tidak berhutang kecuali dalam keadaan


darurat atau mendesak.
Maksudnya kondisi yang tidak mungkin
lagi baginya mencari jalan selain berhutang
sementara keadaan sangat mendesak, jika tidak
akan kelaparan atau sakit yang
mengantarkannya kepada kematian, atau
semisalnya.
Tidak sepantasnya berhutang untuk
membeli rumah baru, kendaraan, laptop model
terbaru, atau sejenisnya dengan maksud
berbangga-banggaan atau menjaga kegengsian
dalam gaya hidup. Padahal dia sudah punya
harta atau penghasilan yang mencukupi
kebutuhan pokoknya.

7. Tidak boleh melakukan jual beli yang disertai


dengan hutang atau peminjaman.

141
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Mayoritas ulama menganggap perbuatan


itu tidak boleh. Tidak boleh memberikan syarat
dalam pinjaman agar pihak yang berhutang
menjual sesuatu miliknya, membeli,
menyewakan atau menyewa dari orang yang
:rmenghutanginya. Dasarnya adalah sabda Nabi

ٌ َ‫الَ يَ ِحلُّ َسل‬


‫ف َوبَ ْي ٌع‬

“Tidak dihalalkan melakukan peminjaman


plus jual beli.” (HR. Abu Daud no.3504,
At-Tirmidzi no.1234, An-Nasa’I VII/288.
Dan At-Tirmidzi berkata: “Hadits ini
hasan shahih”.).

Yakni agar transaksi semacam itu tidak


dimanfaatkan untuk mengambil bunga yang
diharamkan.

8. Jika terjadi keterlambatan karena kesulitan


keuangan, hendaklah orang yang berhutang
memberitahukan kepada orang yang
memberikan pinjaman.
Karena hal ini termasuk bagian dari
menunaikan hak yang menghutangkan.
Janganlah berdiam diri atau lari dari si
pemberi pinjaman, karena akan memperparah

142
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

keadaan, dan merubah hutang, yang awalnya


sebagai wujud kasih sayang, berubah menjadi
permusuhan dan perpecahan.

9. Menggunakan uang pinjaman dengan sebaik


mungkin. Menyadari, bahwa pinjaman
merupakan amanah yang harus dia kembalikan.

‫ قَ””ا َل « َعلَى ْاليَ ” ِد َم””ا‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ع َْن َس ُم َرةَ َع ِن النَّبِ ِّى‬
» ‫ِّى‬ َ ‫ت َحتَّى تُ َؤد‬ ْ ‫أَخَ َذ‬

Bersabda: “Tangan bertanggung jawab


atas semua yang diambilnya, hingga dia
menunaikannya”. Nabi dari Samurah
(HR. Abu Dawud dalam Kitab Al-Buyu’,
Tirmidzi dalam kitab Al-buyu’, dan
selainnya.)

10. Diperbolehkan bagi yang berhutang untuk


mengajukan pemutihan atas hutangnya atau
pengurangan, dan juga mencari perantara
(syafa’at) untuk memohonnya.
Hal ini sebagaimana hadits berikut ini (artinya):

Ia berkata: (Ayahku) Abdullah meninggal


dan dari Jabir bin Abdullah dia
meninggalkan banyak anak dan hutang.

143
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Maka aku memohon kepada pemilik


hutang agar mereka mau mengurangi
jumlah hutangnya, akan tetapi mereka
meminta syafaat (bantuan) kepadarenggan.
Akupun mendatangi Nabi berkata,
“Pisahkan korma mereka. (Namun)
merekapun tidak mau. Beliau sesuai
dengan jenisnya. Tandan Ibnu Zaid satu
kelompok. Yang lembut satu kelompok,
dan Ajwa satu kelompok, lalu datangkan
kepadaku.” (Maka) pun datang lalu duduk
dan menimbang setiaprakupun
melakukannya. Beliau mereka sampai
lunas, dan kurma masih tersisa seperti
tidak disentuh. (HR. Bukhari kitab Al-
Istiqradh, no. 2405).

11. Bersegera melunasi hutang.


Orang yang berhutang hendaknya ia
berusaha melunasi hutangnya sesegera mungkin
tatkala ia telah memiliki kemampuan untuk
mengembalikan hutangnya itu. Sebab orang
yang menunda-menunda pelunasan hutang
padahal ia telah mampu, maka ia tergolong
orang yang berbuat zhalim. Sebagaimana hadits
berikut:

144
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

– ِ ‫ع َْن أَبِى هُ َريْ”” َرةَ – رض””ى هللا عن””ه – أَ َّن َر ُس””و َل هَّللا‬
‫ فَإ ِ َذا أُ ْتبِ” َع‬، ‫ط ُل ْال َغنِ ِّى ظُ ْل ٌم‬
ْ ‫ال « َم‬
َ َ‫صلى هللا عليه وسلم – ق‬
» ‫أَ َح ُد ُك ْم َعلَى َملِ ٍّى فَ ْليَ ْتبَ ْع‬

Bersabda: “Memperlambatr, bahwa


Rasulullah dari Abu Hurairah
pembayaran hutang yang dilakukan oleh
orang kaya merupakan perbuatan zhalim.
Jika salah seorang kamu dialihkan kepada
orang yang mudah membayar hutang,
maka hendaklah beralih (diterima
pengalihan tersebut)”. .). (HR. Bukhari
dalam Shahihnya IV/585 no.2287, dan
Muslim dalam Shahihnya V/471 no.3978,
dari hadits Abu Hurairah.

12. Memberikan Penangguhan waktu kepada


orang yang sedang kesulitan dalam melunasi
hutangnya setelah jatuh tempo.
Allah berfirman;

َ ‫َوإِ ْن َكانَ ُذو ُع ْس َر ٍة فَن َِظ َرةٌ إِلَى َم ْي َس َر ٍة َوأَ ْن ت‬


‫َص ” َّدقُوا َخ ْي ” ٌر لَ ُك ْم إِ ْن‬
(280( َ‫ُك ْنتُ ْم تَ ْعلَ ُمون‬

“Dan jika (orang yang berhutang itu)


dalam kesukaran, Maka berilah tangguh
sampai dia berkelapangan. dan

145
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

menyedekahkan (sebagian atau semua


utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu
Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 280).

Bersabda: Di riwayatkan dari Abul Yusr,


seorang sahabat Nabi, ia berkata Rasulullah:

َ َ‫« َم ْن أَ َحبَّ أَ ْن ي ُِظلَّهُ هَّللا ُ فِى ِظلِّ ِه – فَ ْليُ ْن ِظرْ ُم ْع ِسرًا أَوْ لِي‬
» ُ‫ض ْع لَه‬

“Barangsiapa yang ingin dinaungi Allah


dengan naungan-Nya (pada hari kiamat,
pen), maka hendaklah ia menangguhkan
waktu pelunasan hutang bagi orang yang
sedang kesulitan, atau hendaklah ia
menggugurkan hutangnya.” (HR Ibnu
Majah II/808 no. 2419. Dan di-shahih-kan
oleh syaikh Al-Albani).

‫قَا َل ُح َذ ْيفَةُ َو َس ِم ْعتُهُ يَقُو ُل « إِ َّن َر ُجالً َكانَ فِي َم ْن َكانَ قَ ْبلَ ُك ْم‬
‫”ر قَ””ا َل‬ ٍ ”‫يل لَهُ هَلْ َع ِم ْلتَ ِم ْن خَ ْي‬ َ ِ‫ُوحهُ فَق‬ َ ‫ضر‬ ُ َ‫أَتَاهُ ْال َمل‬
َ ِ‫ك لِيَ ْقب‬
‫ت‬ ُ ‫ قَا َل َم”ا أَ ْعلَ ُم َش” ْيئًا َغيْ” َر أَنِّى ُك ْن‬. ْ‫يل لَهُ ا ْنظُر‬ َ ِ‫ ق‬، ‫َما أَ ْعلَ ُم‬
، ‫وس””” َر‬ ِ ‫ فَ”””أ ُ ْن ِظ ُر ْال ُم‬، ‫ازي ِه ْم‬ ُ
ِ ”””‫اس فِى ال””” ُّد ْنيَا َوأ َج‬ َ َّ‫أُبَ”””ايِ ُع الن‬
» َ‫ فَأ َ ْد َخلَهُ هَّللا ُ ْال َجنَّة‬. ‫َوأَت ََجا َو ُز ع َِن ْال ُم ْع ِس ِر‬

Dari sahabat Hudzaifah, beliau pernah


mendengar Rasulullah bersabda:

146
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

“Ada seorang laki-laki yang hidup di


zaman sebelum kalian. Lalu datanglah
seorang malaikat maut yang akan
mencabut rohnya. Dikatakan kepadanya
(oleh malaikat maut): “Apakah engkau
telah berbuat kebaikan?” Laki-laki itu
menjawab: “Aku tidak mengetahuinya.”
Malaikat maut berkata: “ Telitilah kembali
apakah engkau telah berbuat kebaikan.”
Dia menjawab: “Aku tidak mengetahui
sesuatu pun amalan baik yang telah aku
lakukan selain bahwa dahulu aku suka
berjual beli barang dengan manusia ketika
di dunia dan aku selalu mencukupi
kebutuhan mereka. Aku memberi keluasan
dalam pembayaran hutang bagi orang
yang memiliki kemampuan dan aku
membebaskan tanggungan orang yang
kesulitan.” Maka Allah (dengan sebab itu)
memasukkannya ke dalam surga.” (HR.
Bukhari III/1272 no.3266).

Demikian penjelasan singkat tentang


beberapa adab Islami dalam hutang piutang.
Semoga menjadi tambahan ilmu yang
bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Dan semoga Allah menganugerahkan kepada

147
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

kita semua rezki yang lapang, halal dan berkah,


serta terbebas dari lilitan hutang. Amin.
(MAJALAH PENGUSAHA MUSLIM Edisi 12
Volume 1 / 15 November 2010).

Catatan Kaki:
(1) Lihat Fiqh Muamalat (2/11), karya
Wahbah Zuhaili.
(2) Lihat Muntaha Al-Iradat (I/197).
Dikutip dari Mauqif Asy-Syari’ah Min
Al-Masharif Al-Islamiyyah Al-
Mu’ashirah, karya DR. Abdullah
Abdurrahim Al-Abbadi, hal.29.
(3) HR. Bukhari dalam Kitab Al-Istiqradh,
baba istiqradh Al-Ibil (no.2390), dan
Muslim dalam kitab Al-musaqah, bab
Man Istaslafa Syai-an Fa Qadha
Khairan Minhu (no.1600).
(4) HR. Bukhari IV/608 (no.2305), dan
Muslim VI/38 (no.4086).
(5) Lihat Tafsir Al-Quran Al-Azhim,
III/316.
(6) Lihat Al-Fatawa Al-Kubra III/146,147.
(7) Lihat Al-Mulakhkhash Al-Fiqhi, Shalih
Al-Fauzan, II/51.

FIKIH PINJAM MEMINJAM BARANG.

148
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Berikut ini pembahasan tentang ‘ariyah,


semoga Allah menjadikannya ikhlas karena-Nya
dan bermanfaat, Allahumma aamiin.
Ta'rif (pengertian) ‘Ariyah.
I'aarah (meminjamkan), ‘ariyah adalah
pembolehan memanfaatkan barang oleh
pemiliknya kepada orang lain dengan masih
tetapnya barang itu setelah dimanfaatkan tanpa
adanya bayaran. Barang yang dipinjamkan
disebut ‘ariyah, misalnya seseorang meminjam
mobil dari orang lain untuk dipakai safar, lalu ia
mengembalikannya.
Berdasarkan pengertian di atas, maka tidak
termasuk ‘ariyah barang yang tidak boleh
dimanfaatkan, sehingga tidak halal dipinjamkan.
Dan tidak termasuk ‘ariyah jika tidak
mungkin dimanfaatkan kecuali dengan habisnya
barang tersebut. Misalnya makanan dan
minuman.
‘Ariyah disyari’atkan berdasarkan Alquran,
sunah dan ijma’.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Tolong-menolonglah kamu di atas
kebaikan dan ketakwaan, janganlah
tolong-menolong di atas dosa dan
pelanggaran.” (QS. Al Maa'idah: 2).

149
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Berdasarkan ayat ini, maka memberikan


‘ariyah kepada orang yang membutuhkan
merupakan ibadah yang membuahkan pahala,
karena ia masuk ke dalam keumuman tolong-
menolong di atas kebaikan dan takwa.
Allah Ta'ala juga berfirman, “Dan enggan
(menolong dengan) barang berguna.” (QS. Al
Maa’un: 7).
Dalam ayat ini Allah mencela orang-orang
yang enggan meminjamkan barang kepada
orang yang membutuhkan. Berdasarkan ayat ini
di antara ulama ada yang berpendapat bahwa
‘ariyah hukumnya wajib. Hal ini adalah
pendapat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, yakni
apabila pemiliknya orang yang kaya.
Dalam sunah, Anas radhiyallahu ‘anhu
pernah berkata:

‫ص”لَّى هللاُ َعلَ ْي” ِه َو َس”لَّ َم‬ َ ‫اس”تَ َعا َر النَّبِ ُّي‬ْ َ‫ ف‬،‫ع بِ ْال َم ِدينَ” ِة‬
ٌ ‫َكانَ فَ َز‬
‫ فَلَ َّما َر َج” َع‬،‫ب‬ َ ‫”ر ِك‬َ ”َ‫ ف‬، ُ‫فَ َرسًا ِم ْن أَبِي طَ ْل َحةَ يُقَا ُل لَهُ ال َم ْن ُدوب‬
‫ َوإِ ْن َو َج ْدنَاهُ لَبَحْ رًا‬،‫ « َما َرأَ ْينَا ِم ْن َش ْي ٍء‬:‫قَا َل‬

“Suatu ketika ada hal yang


menggemparkan di Madinah, lalu Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam meminjam
kuda milik Abu Thalhah yang bernama
“Al Mandub”, Beliau pun menaikinya.

150
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Ketika kembali, Beliau bersabda, “Kami


tidak melihat apa-apa, kami hanya
menemukan ada kuda yang berlari
kencang.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah


meminjam baju besi kepada Shafwan bin
Umayyah.
‘Ariyah dianggap jadi (sah) dengan semua
yang menunjukkan demikian baik dari
perkataan maupun perbuatan.

Syarat Sah ‘Ariyah


Untuk keabsahan ‘ariyah disyaratkan 4 syarat:
(1) Orang yang memberikan ‘ariyah
memang layak bertabarru' (bersedekah).
Oleh karena itu tidak sah ‘ariyah dari
anak-anak, orang gila dan orang dungu.
(2) Orang yang meminjam juga layak.
(3) Manfaat barang ‘ariyah adalah mubah.
Oleh karena, itu tidak dibolehkan
memberikan pinjaman budak muslim
kepada orang kafir, juga buruan dan
semisalnya kepada orang yang ihram.
Karena ada ayat “Wa laa ta’aawanuuu
‘alal itsmi wal ‘udwaan.”

151
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

(4) Bisa dimanfaatkan barang tersebut


dengan masih tetapnya barang.

Meminjamkan Barang ‘Ariyah dan


Menyewakannya.
Imam Abu Hanifah dan Imam Malik
berpendapat bahwa musta’ir (orang yang
meminjam) berhak meminjamkan kepada orang
lain ‘ariyahnya meskipun pemiliknya tidak
mengizinkan jika memang tidak berbeda dalam
penggunaan. Sedangkan menurut ulama
madzhab Hanbali bahwa kapan saja ‘ariyah
sempurna, maka bagi musta’ir boleh
memanfaatkannya sendiri atau orang yang
menduduki posisinya, hanyasaja tidak boleh
menyewakan dan meminjamkannya kecuali
dengan izin pemiliknya. Oleh karena itu, jika
ternyata dipinjamkan tanpa izinnya, lalu barang
tersebut binasa di orang kedua, maka
pemiliknya berhak meminta ganti kepada siapa
saja di antara keduanya yang ia mau, dan orang
kedua wajib menanggung, karena ia yang
menerimanya dengan siap menanggungnya dan
ternyata barang pun binasa di tangannya,
sehingga ia harus menanggung.

152
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Kapankah Mu’ir (pemberi pinjaman) Menarik


‘Ariyahnya?
Bagi mu’ir berhak menarik ‘ariyahnya
kapan saja ia mau selama tidak menyebabkan
madharrat (bahaya) bagi musta’ir. Jika dalam
menariknya menimbulkan madharrat bagi
musta’ir, maka ditunda sampai madharrat itu
tidak menimpa musta’ir. Misalnya seseorang
mengariyahkan perahu untuk membawa
barangnya, maka pemberi ‘ariyah tidak bisa
menariknya ketika perahu itu masih di lautan.
Demikian juga jika seseorang memberikan
‘ariyah berupa dinding agar ditaruh di atasnya
ujung-ujung kayu, maka pemberi ‘ariyah tidak
bisa menarik jika kayu-kayu itu masih di
atasnya.

Wajibnya Mengembalikan ‘Ariyah.


Musta’ir (peminjam ‘ariyah) wajib
menjaga ‘ariyahnya melebihi dirinya menjaga
hartanya agar bila dikembalikan nanti tetap
terpelihara, Allah berfirman, “Sesungguhnya
Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya.” (QS. An
Nisaa’: 58).

153
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

ayat ini menujukkan wajibnya


mengembalikan amanah, di mana salah satunya
adalah ‘ariyah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam juga bersabda:

َ َ‫ َواَل تَ ُخ ْن َم ْن خَان‬، َ‫أَ ِّد اأْل َ َمانَةَ إِلَى َم ِن ا ْئتَ َمنَك‬


‫ك‬

“Tunaikanlah amanah kepada orang yang


memberimu amanah, dan jangan
mengkhianati orang yang
mengkhianatimu.” (HR. Abu Dawud dan
Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh al-
Albani).

Abu Dawud dan Tirmidzi -ia menshahihkannya-


meriwayatkan dari Abu Umamah bahwa Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ِ ‫ْال َع‬
" ٌ‫اريَةُ ُم َؤ َّداة‬
“Ariyah itu (harus) dikembalikan.”
(Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam
Shahihul Jami' no. 4116).

Dalil-dalil ini menunjukkan wajibnya


menjaga amanah orang dan wajibnya
mengembalikan barang kepada pemiliknya
dalam keadaan selamat. Di samping itu,

154
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

bolehnya dimanfaatkan adalah dalam batas yang


sesuai 'uruf (kebiasaan yang berlaku), sehingga
tidak boleh memberlakukannya melewati batas
sampai membuatnya rusak atau
memberlakukannya untuk hal yang tidak cocok
karena pemiliknya tentu tidak mengizinkan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman,
“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan
(pula).” (QS. Ar Rahman: 60).

Meminjamkan sesuatu yang tidak


memadharratkan mu’ir dan si musta’ir dapat
mengambil manfaat.
Rasulullah SAW melarang seseorang
mencegah temboknya dari tancapam kayu di
dindingnya selama tidak ada madharrat yang
membahayakan dinding. Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu menyebutkan bahwa
rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:

ِ ‫ارهُ أَ ْن يَ ْغ ِرزَ َخ َشبَةً فِي ِجد‬


‫َار ِه‬ َ ‫الَيَ ْمنَ ُع أَ َح ُد ُك ْم َج‬

“Janganlah salah seorang di antara kamu


melarang tetangganya menancapkan kayu di
dindingnya.”

155
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Abu Hurairah selanjutnya berkata,


“Mengapa saya melihat kalian malah
berpaling darinya. Demi Allah, saya akan
melemparnya ke pundakmu.” (HR.
Malik).

Para ulama berbeda pendapat dalam


memahami maksud hadis tersebut apakah
menunjukkan sunat memberikan kesempatan
kepada tetangga menancapkan kayunya pada
dinding tetangganya atau menunjukkan wajib.
Dalam hal ini ada dua pendapat bagi Imam
Syafi'i dan kawan-kawan Imam Malik, namun
yang paling sahih di antara keduanya adalah
menunjukkan sunat, dan pendaat inilah yang
dipegang oleh Abu Hanifah dan orang-orang
Kufah. Pendapat kedua menyatakan wajib, di
mana pendapat ini dipegang oleh Imam Ahmad,
Abu Tsaur dan para ahli hadis, dan itulah zhahir
hadis tersebut.
Orang yang berpendapat menunjukkan
sunat berkata, bahwa zhahir hadisnya adalah
mereka diam tidak mau mengamalkan, maka
Abu Hurairah -di mana saat itu ia menjabat
sebagai gubernur- berkata, “Kenapa saya
melihat kalian malah berpaling darinya.”, hal ini
menunjukkan bahwa bahwa sabda Beliau itu

156
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

menunjukkan sunat; tidak wajib. Kalau


seandainya wajib, tentu mereka tidak akan
berpaling dari mengamalkannya, wallahu a'lam.
Termasuk ke dalam bagian ini adalah
semua yang bisa dimanfaatkan musta’ir dan
tidak memadharratkan si mu’ir, maka dalam hal
tersebut sama tidak boleh dicegah. Jika ternyata
pemiliknya menolak, maka hakim bertindak.
Hal ini berdasarkan riwayat Malik,

‫ فَ”أ َ َرا َد‬،‫ْض‬ ِ ‫ق خَ لِيجًا لَهُ ِمنَ ْال ُع َري‬ َ ‫ض َّحاكَ ْبنَ َخلِيفَةَ َسا‬ َّ ‫أَ َّن ال‬
‫ فَقَ”ا َل‬،‫ فَ””أَبَى ُم َح َّم ٌد‬،َ‫ض ُم َح َّم ِد ب ِْن َم ْسلَ َمة‬ ِ ْ‫أَ ْن يَ ُم َّر بِ ِه فِي أَر‬
‫ َوهُ َو لَ””كَ َم ْنفَ َع” ةٌ ت َْش ” َربُ بِ ” ِه أَ َّواًل‬،‫ لِ َم تَ ْمنَ ُعنِي‬:‫ك‬ ُ ‫ضحَّا‬ َّ ‫لَهُ ال‬
‫ك ُع َم َر‬ ُ ‫ضحَّا‬َّ ‫ فَ َكلَّ َم فِي ِه ال‬،‫ فَأَبَى ُم َح َّم ٌد‬،‫ك‬ َ ُّ‫ َواَل يَضُر‬،‫َوآ ِخرًا‬
َ‫ب ُم َح َّم َد ْبنَ َم ْس”””لَ َمة‬ ِ ‫ب فَ””” َدعَا ُع َم””” ُر ب ُْن ْالخَ طَّا‬ ِ ‫ْبنَ ْالخَ طَّا‬
‫ " لِ َم‬:ُ‫ فَقَ””ا َل ُع َم” ر‬، ‫ اَل‬:‫ فَقَ””ا َل ُم َح َّم ٌد‬،ُ‫فَأ َ َم َرهُ أَ ْن يُ َخلِّ َي َس”بِيلَه‬
،‫ تَ ْسقِي بِ ِه أَ َّواًل َوآ ِخرًا‬،ٌ‫ك نَافِع‬ َ َ‫ َوهُ َو ل‬،ُ‫تَ ْمنَ ُع أَخَ اكَ َما يَ ْنفَ ُعه‬
ِ ‫ َوهَّللا‬:ُ‫ فَقَ””ا َل ُع َم” ر‬.ِ ‫ اَل َوهَّللا‬:‫”ال ُم َح َّم ٌد‬ َ ”َ‫ فَق‬، َ‫ض ”رُّ ك‬ ُ َ‫َوهُ ” َو اَل ي‬
‫ فَفَ َع” َل‬،‫ فَأ َ َم َرهُ ُع َم ُر أَ ْن يَ ُم َّر بِ ِه‬، َ‫طنِك‬ ْ َ‫ َولَوْ َعلَى ب‬،‫لَيَ ُمر ََّّن بِ ِه‬
‫ك‬ ُ ‫ضحَّا‬َّ ‫ال‬

“Bahwa adh-Dhahhak bin Khalifah pernah


mengarahkan sungai kecilnya dari 'uraidh
(jalan sempit di pinggir bukit), aliran itu
hendak melewati tanah Muhammad bin
Maslamah, maka Muhammad
menolaknya, lalu adh-Dhahhak berkata

157
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

kepadanya, “Mengapa kamu melarangku


padahal ada manfaat bagimu, kamu dapat
menyiram (kebun) baik pertama atau
terakhir dan tidak memadharratkamu?”
Tetapi Muhammad tetap enggan, maka
adh-Dhahhak mengadukan masalah
tersebut kepada Umar bin Khathathab.
Umar kemudian memanggil Muhammad
bin Maslamah dan memerintahkannya
untuk membiarkan saja. Tetapi
Muhammad berkata, “Tidak bisa”, Umar
berkata, “Mengapa kamu cegah
saudaramu dari hal yang memberikan
manfaat baginya dan bermanfaat pula
bagimu. Kamu dapat menyiram
dengannya di awal dan akhirnya, dan hal
itu tidak memadharratkanmu." Tetapi
Muhammad tetap berkata, “Tidak bisa”,
maka Umar berkata, “Demi Allah, ia harus
mengalirkannya meskipun melewati
perutmu," maka Umar memerintahkan
adh-Dhahhak melakukannya hal tersebut,
adh-Dhahhak pun melakukannya.”

Demikian juga berdasarkan hadis Amr bin


Yahya al-Maaziniy dari bapaknya bahwa ia
berkata, “Di kebun milik kakekku ada sebuah

158
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

sungai kecil milik Abdurrahman bin 'Auf, ia


(Abdurrahman) pun ingin mengalihkannya ke
tepi kebun, namun pemiliknya mencegah, lalu ia
mengadukan kepada Umar bin Khathathab,
maka Umar menetapkan agar Abdurrahman bin
'Auf tetap mengalihkannya.”
Pendapat di atas juga pendapat Imam
Syafi'i, Ahmad, Abu Tsaur, Dawud dan jama'ah
ahli hadis. Adapun Abu Hanifah dan Malik
berpendapat bahwa tidak bisa diputuskan seperti
itu, karena ‘ariyah tidak bisa diputuskan
dengannya. Namun hadis-hadis di atas
menguatkan pendapat pertama tadi.

Musta’ir Menanggung.
Kapan saja musta’ir sudah menerima
‘ariyah, lalu barang ‘ariyah itu binasa, maka ia
menanggungnya baik ia bersikap meremehkan
atau tidak. Namun ulama madzhab Hanafi dan
ulama madzhab Maliki berpendapat bahwa
musta’ir (peminjam) tidak menanggung kecuali
jika ia meremehkan, berdasarkan sabda
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

ِ ‫ َوالَ ْال ُم ْس ”تَوْ د‬، ‫ان‬


ِ ”‫َع َغ ْي‬
‫”ر‬ َ ‫”ر ْال ُم ِغ” ِّل‬
ٌ ‫ض ” َم‬ ِ ”‫ْس َعلَى ْال ُم ْس ”ت َِعي ِْر َغ ْي‬
َ ‫لَي‬
‫ان‬ َ ِّ‫ْال ُم ِغل‬
ٌ ‫ض َم‬

159
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

“Bagi musta’ir yang tidak khianat tidak


menanggung, demikian juga bagi orang
yang dititipkan sesuatu tidak menanggung
kecuali jika khianat.” (HR. Daruquthni).

Dengan demikian, jika barang itu binasa


ketika dimanfaatkan secara wajar (ma’ruf),
maka musta’ir (peminjam) tidak menanggung.
Karena mu’iir (pemberi ‘ariyah) telah
mengizinkannya untuk dipakai. Dan segala yang
muncul setelah diizinkan, maka tidak
ditanggung.6

ADAB BERTEMAN
Banyak dalil dalam Al-Qur’an dan As-
Sunnah yang menjelaskan adab-adab berteman.
Diantaranya:
Berteman hanya karena Allah SWT.
Rasulullah menyatakan:

،ٌ‫َس ْب َعةٌ ي ُِظلُّهُ ُم هللاُ فِي ِظلِّ ِه يَوْ َم اَل ِظ َّل إِاَّل ِظلُّهُ؛ إِ َم””ا ٌم َع””ا ِدل‬
‫ق‬ٌ ِّ‫ َو َر ُج” ٌل قَ ْلبُ ”هُ ُم َعل‬،َّ‫َو َشابٌّ ن ََش”أ َ فِي ِعبَ””ا َد ِة هللاِ َع” َّز َو َج” ل‬
‫ َو َر ُجاَل ِن تَ َحابَّا فِي هللاِ اجْ تَ َم َع””ا َعلَيْ”” ِه َوتَفَ َّرقَ””ا‬،‫اج ِد‬ ِ ‫بِالـ َم َس‬
‫ إِنِّي‬:‫ب َو َج َم””ا ٍل فَقَ””ا َل‬ ٍ ‫ص‬ َ ‫ات َم ْن‬ َ
ُ ‫ َو َر ُج ٌل َد َع ْتهُ ا ْم َرأةٌ َذ‬،‫َعلَ ْي ِه‬
‫ص ” َدقَ ٍة فَأ َ ْخفَاهَ””ا َحتَّى اَل تَ ْعلَ َم‬َ ِ‫ق ب‬َ ‫َص ” َّد‬
َ ‫اف هللاُ َو َر ُج” ٌل ت‬ ُ ” َ‫أَخ‬
ُ‫ت َع ْينَاه‬ْ ‫ض‬ َ ‫ َو َر ُج ٌل َذ َك َر هللاَ َخالِيًا فَفَا‬،ُ‫ق يَ ِمينَه‬ ُ ِ‫ِش َمالَهُ َما تُ ْنف‬
6
By Marwan bin Musa www.PengusahaMuslim.com

160
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

“Tujuh golongan yang akan mendapatkan


naungan pada saat dimana tidak ada
naungan kecuali naungan Allah:
Pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh
dalam ibadah kepada Allah, seseorang
yang hatinya senantiasa terkait dengan
masjid, dua orang yang saling cinta karena
Allah, bersatu dan berpisah di atasnya,
seseorang yang diajak berzina oleh
seorang wanita yang memiliki kedudukan
dan kecantikan namun pemuda tersebut
berkata, ‘Aku takut kepada Allah’,
seseorang yang bershadaqah dan ia
menyembunyikan shadaqahnya hingga
tangan kirinya tidak mengetahui apa yang
diinfaqkan tangan kanannya, serta
seseorang yang berdzikir kepada Allah
sendirian hingga meneteskan air mata.”
(HR. Al-Bukhari no. 660, Muslim no.
1031).

Rasulullah berkata:

ٌ ‫ثَاَل‬
ُ‫ َم ْن َك””انَ هللا‬:‫ث َم ْن ُك َّن فِي” ِه َو َج” َد بِ ِه َّن َحاَل َوةَ اإْل ِ ْي َم””ا ِن‬
ُ‫ َوأَ ْن يُ ِحبَّ ْال َمرْ َء اَل ي ُِحبُّه‬،‫َو َرسُولُهُ أَ َحبَّ إِلَ ْي ِه ِم َّما ِس َواهُ َما‬

161
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

ُ‫ َوأَ ْن يَ ْك َرهَ أَ ْن يَعُو َد فِي ْال ُك ْف ِر بَ ْع َد أَ ْن أَ ْنقَ ” َذهُ هللاُ ِم ْن ”ه‬،ِ ‫إِالَّ هلِل‬
ِ َّ‫َك َما يَ ْك َرهُ أَ ْن يُ ْق َذفَ فِي الن‬
‫ار‬

“Tiga hal, jika ketiganya ada pada


seseorang dia akan merasakan lezatnya
iman: Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai
dari selain keduanya, cinta kepada
seseorang semata-mata hanya karena
Allah, dan dia tidak senang kembali
kepada kekufuran sebagaimana dia tidak
ingin dilemparkan ke dalam api.” (HR. Al-
Bukhari dan Muslim).

Rasulullah berkata:

ِ ‫ان فَ ْلي ُِحبَّ ْال َمرْ َء اَل ي ُِحبُّهُ إِاَّل هلِل‬


ِ ‫َم ْن أَ َحبَّ أَ ْن يَ ِج َد طَ ْع َم اإْل ِ ْي َم‬

“Barangsiapa yang ingin merasakan


lezatnya iman hendaknya dia tidak
mencintai seseorang kecuali karena
Allah.” (HR. Ahmad, dihasankan Asy-
Syaikh Albani dalam Shahihul Jami’ no.
6164).

Memilih teman yang baik.


Telah kita sebutkan di awal pembahasan
bahwa tidak semua orang bisa kita jadikan

162
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

teman. Sehingga seorang muslim yang ingin


menyelamatkan agamanya hendaknya memilih
teman yang baik. Rasulullah bersabda:

‫ فَ ْليَ ْنظُرْ أَ َح ُد ُك ْم َم ْن يُ َخالِ ُل‬،‫ْال َمرْ ُء َعلَى ِد ْي ِن َخلِيلِ ِه‬

“Seseorang ada di atas agama temannya,


maka hendaknya salah seorang kalian
meneliti siapa yang dijadikan sebagai
tmannya.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud
no. 4833, dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-
Albani dalam Ash-Shahihah no. 127).

Al-Imam Qatadah berkata: “Demi Allah.


Kami tidaklah melihat seseorang berteman
kecuali dengan yang setipe dan sejenis (satu
sama sifatnya). Maka hendaknya kalian
berteman dengan hamba-hamba Allah yang
shalih agar kalian bersama mereka atau seperti
mereka.”
Ditanyakan kepada Sufyan, “Kepada siapa
kami bermajelis?” Beliau menjawab,
“Seseorang yang jika engkau melihatnya engkau
ingat Allah, amalannya mendorong kalian
kepada akhirat, dan ucapannya menambah ilmu
kalian.” (Lihat Min Hadyis Salaf hal. 54-55).

163
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Ibnu Hibban berkata, “Seorang yang


berakal tidak akan bersahabat dengan orang-
orang jahat.”

Beliau juga berkata: “Empat hal yang termasuk


kebahagiaan seseorang: Istri yang senantiasa
taat kepadanya, anak-anak yang shalih, teman-
teman yang baik, dan rezekinya di negerinya.”
(Lihat Ni’matul Ukhuwah hal. 22).

Menjaga kerukunan.
Rasulullah berpesan kepada Mu’adz dan Abu
Musa :

‫يَ ِّس َرا َواَل تُ َعس َِّرا َوبَ ِّش َرا َواَل تُنَفِّ َرا َوتَطَا َوعَا‬

“Berilah kemudahan dan jangan membuat


sulit orang lain, berilah kabar gembira
yang membuat orang senang dan jangan
membuat orang lari dari agama Islam,
serta hendaknya kalian rukun serta tidak
berselisih.”

Ini adalah adab yang senantiasa harus


dijaga, terlebih lagi oleh setiap muslim, terlebih
lagi para dai ilallah.

164
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam berkata,


“Aku telah mendengar Asy-Syaikh Muqbil
berkata (dan ini aku dengar lebih dari satu kali):
Demi Allah, aku tidaklah mengkhawatirkan atas
dakwah ini melainkan dari diri-diri kita sendiri.”
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdillah Al-
Imam berkata, “Demi Allah. Syaikh telah
memiliki firasat yang sangat kuat. Rasulullah
seringkali berkata dalam khutbahnya:

‫ت أَ ْع َمالِنَا‬
ِ ‫ُور أَ ْنفُ ِسنَا َو َسيِّئَا‬
ِ ‫َونَعُو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشر‬

“Kita berlindung kepada Allah dari


kejahatan diri-diri kita dan kejelekan amal-
amal kita.”

Jiwa-jiwa kita, walau bagaimanapun


baiknya, masih mungkin menerima dan terkena
kejelekan. Demi Allah, sekaranglah waktunya
kita mengoreksi aib dan dosa-dosa kita jika
memang kita merasa sebagai orang yang
berusaha menjaga agama ini. Asy-Syaikh
Muqbil tahu bahwa dakwah ini mempunyai
musuh dari luar dan dari dalam. Namun bahaya
mereka tidak sebesar mudharat yang muncul
dari penyimpangan orang-orang yang
mengemban dakwah ini. Hendaknya masing-

165
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

masing kita mengoreksi diri serta menimbang


ucapan dan perbuatannya, yang lahir dan batin,
dengan timbangan syar’i. Wallahul musta’an.”
(Al-Qaulul Hasan fi Ma’rifatil Fitan hal. 63).

Lemah lembut kepada teman.


Allah menjelaskan tentang sifat Rasulullah
dan orang-orang yang bersamanya:

“Muhammad itu adalah utusan Allah dan


orang-orang yang bersama dengan dia
adalah keras terhadap orang-orang kafir,
tetapi berkasih sayang sesama mereka.”
(Al-Fath: 29).

Rasulullah bersabda:

ُ ‫َما َكانَ الرِّ ْف‬


ُ‫ َواَل نُ ِز َع ِم ْن َش ْي ٍء إِاَّل َشانَه‬،ُ‫ق فِي َش ْي ٍء إِاَّل زَانَه‬

“Sikap lemah lembut tidaklah ada pada


sesuatu kecuali akan memperindahnya dan
tidaklah dicabut dari sesuatu kecuali akan
membuatnya jelek.” (HR. Muslim).

Rasulullah berkata kepada Aisyah :

‫ق فِي اأْل َ ْم ِر ُكلِّ ِه‬


َ ‫ إِ َّن هللاَ يُ ِحبُّ ال ِّر ْف‬،ُ‫َم ْهاًل يَا عَائِ َشة‬

166
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

“Tenanglah wahai Aisyah. Sesungguhnya


Allah mencintai kelembutan dalam segala
urusan.” (HR. Al-Bukhari).

Sedang-sedang (tidak berlebihan) dalam


mencintai teman. Dari hadits Abu Hurairah ,
Rasulullah bersabda:

ْ‫ َوأَ ْب ِغض‬،‫ك يَوْ ًم””ا َم””ا‬ َ ‫ض‬َ ‫أَحْ بِبْ َحبِيبَكَ هَوْ نًا َما َع َسى أَ ْن يَ ُكونَ بَ ِغ ْي‬
‫ك يَوْ ًما َما‬ َ َ‫ضكَ هَوْ نًا َما َع َسى أَ ْن يَ ُكونَ َحبِيب‬َ ‫بَ ِغ ْي‬

“Cintailah orang yang kamu cintai


sekadarnya. Bisa jadi orang yang sekarang
kamu cintai suatu hari nanti harus kamu
benci. Dan bencilah orang yang kamu
benci sekadarnya, bisa jadi di satu hari
nanti dia menjadi orang yang harus kamu
cintai.” (HR. At-Tirmidzi no. 1997 dan
dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam
Shahih Al-Jami’ no. 178).

Umar bin Al-Khaththab berkata, “Wahai


Aslam, janganlah rasa cintamu berlebihan dan
jangan sampai kebencianmu membinasakan.”
Aslam berkata, “Bagaimana itu?” Umar berkata,
“Jika engkau mencintai seseorang, janganlah

167
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

berlebihan seperti halnya anak kecil yang


menyenangi sesuatu dengan berlebihan. Jika
engkau membenci seseorang, jangan sampai
kebencian menimbulkan keinginan orang yang
kamu benci celaka atau binasanya.”
Al-Hasan Al-Bashri berkata, “Hendaknya
kalian mencintai jangan berlebihan dan
membenci tidak berlebihan. Telah ada orang-
orang yang berlebihan dalam mencintai satu
kaum akhirnya binasa. Ada pula yang
berlebihan dalam membenci satu kaum dan
mereka pun binasa.” (Lihat Ni’matul Ukhuwah
hal. 41).

Menerima kekurangan teman.


Rasulullah bersabda:

ِ ‫ إِ ْن َك ِرهَ ِم ْنهَا ُخلُقًا َر‬،ً‫ك ُم ْؤ ِم ٌن ُم ْؤ ِمنَة‬


‫ض َي ِم ْنهَا آ َخ َر‬ ُ ‫اَل يَ ْف ُر‬

“Janganlah seorang mukmin membenci


mukminah. Jika dia tidak senang satu
akhlaknya niscaya dia akan senang dengan
akhlaknya yang lain.”

Asy-Syaikh Muhamad bin Shalih Al-


Utsaimin menyatakan, “Walaupun hadits ini
berkaitan tentang suami istri, namun juga

168
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

berlaku dalam adab berteman.” (Lihat Syarah


Riyadhish Shalihin)
Ibnu Qudamah berkata: “Ketahuilah, jika
engkau mencari seseorang yang bersih dari
kekurangan, niscaya engkau tak akan
mendapatkannya. Barangsiapa yang
kebaikannya lebih mendominasi daripada
kejelekannya, itulah yang dicari.” (Mukhtashar
Minhajil Qashidin hal. 101).

Jangan mencerca teman.


Mencerca teman mengesankan bahwa
engkau tidak sabar dalam bersahabat
dengannya. Tidak sepantasnya engkau mencerca
temanmu dalam semua masalah, yang besar dan
kecil. Bahkan tidak semua orang pantas untuk
dicerca.
Allah berfirman:

“Maka maafkanlah (mereka) dengan cara


yang baik.” (Al-Hijr: 85).

Ali bin Abi Thalib berkata: “Yakni ridha, tanpa


mencercanya.”

Dari Anas bin Malik: Aku tidak pernah


memegang dibaj (satu jenis sutera) yang

169
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

lebih lembut dari tangan Rasulullah n.


Aku telah menjadi pelayan Rasulullah
selama sepuluh tahun. Tidak pernah
sekalipun beliau berkata: “Ah.” Tidak
pernah pula beliau berkata tentang apa
yang kulakukan: “Kenapa kau lakukan?”
dan tidak pernah pula ketika aku tidak
melakukan sesuatu, beliau berkata:
“Kenapa tidak kau lakukan ini dan ini?”
(HR. Al-Bukhari no. 3561 dan Muslim no.
2309).

Al-Mawardi berkata, “Banyak mencerca


adalah sebab putusnya hubungan
persahabatan ….” (Lihat Ni’matul
Ukhuwah hal. 17-54).

ADAB BERGAUL DENGAN LAWAN


JENIS.

‫الحم”””د هلل و الص”””الة و الس”””الم على رس”””ول هللا و على آل”””ه و‬


‫أصحابه أجمعين‬

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak


dapat hidup sendiri. Meski memiliki kedudukan
tinggi, memiliki harta yang melimpah dan
martabat yang tinggi, mereka tetaplah makhluk

170
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

yang lemah, sebagaimana Allah kabarkan di


dalam kitab-Nya,

‫ض ِعيفًا‬ ُ ‫ق اإْل ِ ْن َس‬


َ ‫ان‬ َ ِ‫َو ُخل‬

“Dan manusia diciptakan dalam keadaan


lemah.” (QS. An Nisa` : 28).

Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang


tidak akan terlepas dari interaksi dengan orang
lain, baik dengan orang tua, saudara, kerabat,
teman maupun tetangga. Baik dengan kaum
laki-laki maupun kaum perempuan, baik yang
muda maupun yang tua. Maka syariat Islam
datang untuk mengatur tentang adab-adab
bergaul dengan sesama melalui perantara
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Beliau adalah manusia yang paling agung
akhlaknya, termasuk tatkala beliau berinteraksi.
Sebagaimana firman Allah,

‫َظ ٍيم‬ ٍ ُ‫ك لَ َعلَى ُخل‬


ِ ‫قع‬ َ َّ‫َوإِن‬

“Dan sesungguhnya engkau berada di atas


akhlak yang agung.” (QS. Al Qalam : 4).

171
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Oleh karena itu, kita diperintahkan untuk


mengikuti beliau dan menjadikan beliau teladan
yang baik dalam hidup kita karena telah jelas
keterangan dari Allah,

ٌ‫ُول هَّللا ِ أُ ْس َوةٌ َح َسنَة‬


ِ ‫لَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِي َرس‬

“Sungguh telah ada pada diri Rasulullah


itu contoh teladan yang baik bagi
kalian.”(QS. Al Ahzab : 21).

Pada zaman ini, interaksi antara laki-laki


dan perempuan sudah sangat bebas, bahkan tak
ada batas, baik di dunia maya maupun nyata.
Hal itu dapat kita temui di lingkungan kampus,
sekolah, masyarakat, dan tempat-tempat
lainnya. Kita akan dapati banyak fenomena
yang miris. Sangat disayangkan adanya para
pemuda-pemudi yang mengumbar kesenangan
dunia yang pada hakikatnya adalah pintu
menuju perzinaan yang akan mengantarkan
pada kemurkaan Allah Sungguh sangat
menakutkan balasan yang akan diberikan bagi
pelaku zina. Andaikan seseorang merenungkan
hal ini, maka dia akan berpikir seribu kali untuk
mendekati perbuatan zina.

172
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Islam mengajarkan adab-adab yang baik


ketika bergaul dengan orang lain, termasuk
dengan lawan jenis. Islam memberikan batasan-
batasan interaksi antara laki-laki dan perempuan
dalam rangka menjaga keduanya dari fitnah.
Tetapi banyak orang tidak memperhatikan hal
ini karena menganggapnya tidak penting bahkan
dianggap akan membebani mereka. Padahal
agama Islam itu agama yang mudah dan tidak
membebani umatnya. Allah-lah Yang Maha
Tahu tentang agama ini. Tidaklah Dia
menciptakan syariat ini kecuali untuk kebaikan
makhluk-Nya.

Siapa yang aman dari fitnah.


Adakah yang aman dari fitnah ketika
seseorang berinteraksi dengan lawan jenis?
Kemungkinan ada tetapi hanya sedikit karena
Allah akan menguji laki-laki dengan ujian yang
berat yaitu wanita. Sebagaimana sabda
Rasulullah,

َ َ‫ت بَ ْع ِدي فِ ْتنَةً أ‬


‫ض َّر َعلَى الرِّ َجا ِل ِمنَ النِّ َسا ِء‬ ُ ‫َما تَ َر ْك‬

“Tidaklah aku tinggalkan sepeninggalku


fitnah (ujian) yang lebih berbahaya bagi

173
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

kaum laki-laki daripada (fitnah) wanita.”


(HR. Bukhari no. 5096 dan Muslim
no.7122).

Bagi orang-orang yang berkesempatan


untuk menuntut ilmu di pondok pesantren, bisa
saja aman dari fitnah karena tidak ada interaksi
antara santri laki-laki dan perempuan secara
langsung. Namun bagi yang tidak di pesantren,
yaitu mereka yang hidup di tengah-tengah
masyarakat yang penuh keragaman pola hidup
dan pergaulan yang bebas, mereka berpeluang
besar untuk terkena fitnah jika mereka tak
pandai-pandai dalam menjaga pergaulan.
Lalu bagaimana dengan para aktivis
dakwah, apakah mereka juga aman dari fitnah?
Ada orang yang beranggapan bahwa mereka
aman dari fitnah karena mereka telah berbekal
ilmu agama sehingga kebal terhadap fitnah,
apalagi fitnah wanita. Apakah hal itu menjamin?
Tidak.
Bahkan orang yang alim sekalipun,
mereka juga berpeluang terkena fitnah tatkala
berinteraksi dengan lawan jenis. Semua
tergantung usaha masing-masing orang,
bagaimana cara seseorang meminimalisir
interaksi dengan lawan jenis dan senantiasa

174
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

membentengi diri dengan iman. Jika seseorang


memiliki keimanan yang tinggi maka ia akan
berusaha sungguh-sungguh untuk menjauhi hal-
hal yang dapat menimbulkan fitnah.

Adab yang disyariatkan ketika berinteraksi


dengan lawan jenis
Menundukkan pandangan.
Pandangan merupakan awal terjadinya
fitnah sehingga Allah memerintahkan kepada
setiap laki-laki maupun perempuan untuk
menjaga pandangannya. Sebagaimana firman
Allah,

‫ك أَ ْز َكى‬
َ ” ِ‫ار ِه ْم َويَحْ فَظُوا فُرُو َجهُ ْم َذل‬
ِ ‫ص‬َ ‫قُلْ لِ ْل ُم ْؤ ِمنِينَ يَ ُغضُّ وا ِم ْن أَ ْب‬
َ‫لَهُ ْم إِ َّن هَّللا َ خَ بِي ٌر بِ َما يَصْ نَعُون‬

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang


beriman, Hendaklah mereka menahan
pandangannya dan memelihara
kemaluannya, yang demikian itu adalah
lebih suci bagi mereka, sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang mereka
perbuat.” (QS. An Nur : 30).

ْ َ‫ار ِه َّن َويَحْ ف‬


‫ظنَ فُرُو َجه َُّن‬ َ ‫ت يَ ْغضُضْ َ”ن ِم ْن أَب‬
ِ ‫ْص‬ ِ ‫َوقُلْ لِ ْل ُم ْؤ ِمنَا‬

175
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

“Katakanlah kepada wanita yang beriman:


Hendaklah mereka menahan
pandangannya dan memelihara
kemaluannya.” (QS. An Nur : 31).

Manfaat dari menjaga pandangan ini


adalah agar ketika berinteraksi, seseorang tidak
terfitnah dengan lawan jenis dan tidak menjadi
sumber fitnah. Hendaknya seseorang tidak
mengumbar pandangannya dan senantiasa
menjaga hatinya. Jika seseorang tidak sengaja
melihat lawan jenis maka hendaknya dia
langsung menundukkan pandangannya, bukan
malah menuruti keinginan untuk melihat
berulang kali, baik karena kecantikannya, rasa
penasaran terhadap orang yang baru saja dilihat,
maupun karena iseng-iseng saja. Stop dan
jangan teruskan pandanganmu meski hanya
melirik kepada hal yang tak layak kau pandangi!
Cukuplah kau jaga hatimu dan tundukkan
pandanganmu.
Ada suatu kisah mengesankan dari
seorang yang shalih. Suatu hari, ada seorang
shalih berangkat ke tempat shalat. Ketika ia
pulang, istrinya bertanya, “Berapa wanita cantik
yang telah engkau lihat?”. Orang shalih itupun
menjawab, “Demi Allah, semenjak aku

176
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

berangkat hingga aku pulang, tidaklah aku


melihat kecuali ibu jari kaki-kakiku!”
Pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah
tadi adalah kesungguhannya dalam menjaga
pandangannya dari hal-hal yang bukan menjadi
haknya untuk dilihat. Lalu bagaimana dengan
orang yang belum memiliki pasangan hidup?
Seharusnya dia lebih berusaha keras untuk
menjaga pandangannya.

Menjaga diri agar tidak menjadi sumber


fitnah.
Baik laki-laki maupun perempuan harus
senantiasa berusaha menjaga dirinya agar dia
tidak menjadi fitnah bagi lawan jenisnya tatkala
bergaul dengannya. Tidak dipungkiri lagi
bahwasanya hati manusia sangatlah lemah.
Ketika seorang perempuan berbicara di
depan laki-laki hendaklah tidak menggunakan
nada yang mendayu-dayu, tetapi nada yang
datar saja sebab dengan begitu si laki-laki
tersebut tidak akan terfitnah dengan suara
perempuan.
Begitu pula ketika berjalan dan bertingkah
laku hendaknya tetap memperhatikan adab.
Seringkali karena si perempuan saking
senangnya mengobrol dengan temannya

177
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

sampai-sampai dia tidak mempedulikan keadaan


sekitar. Ternyata di dekatnya ada laki-laki yang
sedang konsentrasi mengerjakan sesuatu tetapi
karena mendengar suara perempuan yang begitu
indah, konsentrasi si laki-laki menjadi buyar.
Walhasil apa yang dia kerjakan menjadi kacau.
Bahkan hafalan seseorang akan hilang seketika
ketika melakukan maksiat, yaitu melihat apa-
apa yang Allah larang untuk melihatnya.
Ingatlah saudariku… Saudara kita
mungkin merasa terganggu hatinya dengan
sikap dan lisan kita. Mereka berusaha menjaga
hati mereka dengan susah payah, tapi justru kita
tak membantu mereka agar terjaga dari fitnah?
Sungguh sayang jika kita tak peduli dengan
saudara kita.
Laki-laki pun juga harus menjaga dirinya
agar tidak menjadi sumber fitnah sama seperti
halnya perempuan. Ketahuilah bahwa hati
perempuan itu lemah semisal kaca, sebagaimana
sabda Rasulullaah,

‫ير‬ ِ ‫ارْ فُ ْق بِ ْالقَ َو‬


ِ ‫ار‬

“Lembutlah kepada kaca-kaca (para


wanita).” (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad,
dan ini lafazh miliknya).

178
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Mereka akan mudah merasa GR kepada seorang


laki-laki yang memberinya perhatian, mereka
memiliki perasaan yang lebih sensitif. Oleh
karena itu, jangan memberikan rayuan-rayuan
pada perempuan yang bukan istrinya.
Bersikaplah sewajarnya pada mereka karena
dengan begitu mereka juga akan bersikap
sewajarnya terhadap kalian. Intinya antara laki-
laki dan perempuan hendaknya saling
membantu bukan saling menjatuhkan.

Jangan berdua-duaan (berkhalwat).


Rasulullah mengingatkan kepada kita
dengan sabda beliau,

‫ فَإ ِ َّن ال َّش ْيطَانَ ثَالِثُهُ َما‬،‫اَل يَ ْخلُ َو َّن أَ َح ُد ُك ْم بِا ْم َرأَ ٍة‬

“Janganlah salah seorang di antara kalian


berkhalwat dengan seorang wanita karena
sesungguhnya syaithan menjadi orang
ketiga di antara mereka berdua.” (HR.
Ahmad).

179
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Tidak boleh bagi laki-laki dan perempuan ber-


khalwat karena yang ketiga adalah setan yang
akan membisikkan keburukan bagi keduanya
sehingga keduanya akan terjerumus pada hal-hal
yang dilarang dalam syariat Islam. Baik mereka
melakukannya dengan alasan yang dipandang
baik misal untuk belajar, menunggu dosen di
kelas, jajan bareng, apalagi berboncengan
bareng, bahkan sampai bergandengan tangan.

Sungguh mereka akan diancam dengan ancaman


yang pedih sebagaimana dalam sabda beliau
shallallaahu ‘alaihi wa sallam,

َّ‫س أَ َح ِد ُك ْم بِ ِم ْخيَ ٍط ِم ْن َح ِدي ٍد َخ ْي ٌر لَهُ ِم ْن أَ ْن يَ َمس‬ ْ ْ ‫أَل َ ْن ي‬


ِ ‫ُط َعنَ فِي َرأ‬
ُ‫ا ْم َرأَةً اَل ت َِحلُّ لَه‬

“Tertusuknya kepala salah seorang di


antara kalian dengan jarum besi, lebih baik
daripada ia menyentuh wanita yang tidak
halal baginya.”(HR. Thabrani)

ADAB BERDO’A
Secara pasti Allah menjamin bahwa semua
do’a akan dikabulkanAllah menerima seluruh
do’a.

180
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

(60: ‫َوقَا َل َربُّ ُك ُم ا ْد ُعونِي أَ ْستَ ِجبْ لَ ُك ْم " ( المؤمن‬

“Dan Tuhanmu berfirman: "Berdo`alah


kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan
bagimu.” (Al-Mu’min ; 60).

Dalam ayat pertama di atas, dijelaskan


bahwa Allah pasti memperkenankan
(menerima) setiap do’a yang dipanjatkan oleh
hamba-Nya. Di ayat lain, Allah lebih
memberikan harapan kepada hamba-Nya, untuk
diterima segala do’a yang dipanjatkannya :

ُ
ِ ‫" َوإِ َذا َسأَلَكَ ِعبَا ِدي َعنِّي فَإِنِّي قَ ِريبٌ أ ِجيبُ َد ْع َوةَ ال َّد‬
ِ ‫اع إِ َذا َدع‬
‫َان‬
(186 : ‫فَ ْليَ ْست َِجيبُوا لِي َو ْلي ُْؤ ِمنُوا” بِي لَ َعلَّهُ ْم يَرْ ُش ُدونَ " (البقرة‬

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya


kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),
bahwasanya Aku adalah dekat. Aku
mengabulkan permohonan orang yang
berdo`a apabila ia memohon kepada-Ku,
maka hendaklah mereka itu memenuhi
(segala perintah) Ku dan hendaklah
mereka beriman kepada-Ku, agar mereka
selalu berada dalam kebenaran.” (Al-
Baqarah ; 186).

181
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Namun lihatlah! Dalam ayat ini Allah


mensyaratkan dua hal agar do’a seorang hamba
diterima dan dipenuhi, yaitu: Pertama,
hendaknya si hamba yang berdo’a memenuhi
(melaksanakan) segala perintah Allah (termasuk
mengerti adab berdo’a). Kedua, hendaknya si
hamba beriman kepada Allah dan yakin bahwa
Allah akan memenuhi do’anya.

Adab Berdoa:
1. Ikhlas karena Allah Ta'ala (lihat surat Al
Mu'min: 65)
Dari Nu`man bin Basyiir radhiallahu `anhu
berkata, Rasulullahi Shollallahu `alaihi wa
Sallam bersabda :

”‫“الدعاء هو العبادة‬

“Do`a adalah ibadah”.

Sesungguhnya Allah Jalla wa `Alaa telah


menjelaskan tentang wajibnya ikhlash dalam
ibadah kepada-Nya :

‫ص ”ينَ لَ ”هُ ال ” ِّدينَ ُحنَفَ””اء َويُقِي ُم””وا‬ ِ ِ‫َو َم””ا أُ ِم” رُوا إِاَّل لِيَ ْعبُ ” ُدوا هَّللا َ ُم ْخل‬
‫ين ْالقَيِّ َم ِة‬
ُ ‫صاَل ةَ َوي ُْؤتُوا ال َّز َكاةَ َو َذلِكَ ِد‬ َّ ‫ال‬

182
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali


supaya beribadah kepada Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam
(menjalankan) Din yang lurus dan supaya
mereka mendirikan shalat dan menunaikan
zakat. Dan yang demikian itulah agama yang
lurus. (QS. Al-Bayyinah : 5).

Dan Allah Ta`ala berfirman :

ً‫َوأَ َّن ْال َم َسا ِج َد هَّلِل ِ فَاَل تَ ْد ُعوا َم َع هَّللا ِ أَ َحدا‬

“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah


kepunyaan Allah. Maka janganlah
seorangpun diantara kalian
mempersekutukan Allah dalam berdo`a.
(QS. Al-Jinn : 18).

2. Memulai dengan memuji Allah dan


menyanjung-Nya, kemudian bershalawat
kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan
menutup dengannya.
Fudhalah bin 'Ubaid radhiyallahu 'anhu berkata:

‫صاَل تِ ِه‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َر ُجاًل يَ ْد ُعو فِي‬َ ِ ‫َس ِم َع َرسُو ُل هَّللا‬
‫ص””لَّى هللاُ َعلَيْ”” ِه‬
َ ‫ُص””لِّ َعلَى النَّبِ ِّي‬ َ ‫ َولَ ْم ي‬،‫لَ ْم يُ َمجِّ ِد هَّللا َ تَ َع””الَى‬
، »‫ « َع ِج َل هَ ” َذا‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ ِ ‫ال َرسُو ُل هَّللا‬ َ َ‫ فَق‬،‫َو َسلَّ َم‬

183
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

‫ فَ ْليَ ْب”د َْأ‬،‫ص ”لَّى أَ َح” ُد ُك ْم‬


َ ‫ «إِ َذا‬- ‫”ر ِه‬ ِ ”‫ أَوْ لِ َغ ْي‬- :ُ‫”ال لَ ”ه‬َ ”َ‫ثُ َّم َد َع””اهُ فَق‬
‫ُص ”لِّي َعلَى النَّبِ ِّي‬ َ ‫ ثُ َّم ي‬،‫ َوالثَّنَ””ا ِء َعلَ ْي” ِه‬،‫بِتَ ْم ِجي ِد َربِّ ِه َج َّل َو َع” َّز‬
»‫ ثُ َّم يَ ْد ُعو بَ ْع ُد بِ َما َشا َء‬،‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬َ

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam


pernah mendengar seseorang berdoa dalam
shalatnya, namun tidak mengagungkan Allah
Ta'ala dan tidak bershalawat kepada Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam, maka
Rasululullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda, "Orang ini terburu-buru."
Kemudian Beliau memanggilnya dan
bersabda kepadanya atau kepada yang lain,
"Apabila salah seorang di antara kamu
shalat, maka hendaklah ia memulai dengan
mengagungkan Tuhannya 'Azza wa Jalla dan
memuji-Nya, kemudian bershalawat kepada
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu
berdoa dengan apa yang dia inginkan." (HR.
Abu Dawud dan Tirmidzi).

3. Serius dalam berdoa dan yakin akan


dikabulkan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:

‫ اللَّهُ َّم ارْ َح ْمنِي إِ ْن‬، َ‫ اللَّهُ َّم ا ْغفِ”””رْ لِي إِ ْن ِش””” ْئت‬:‫الَ يَقُ”””ولَ َّن أَ َح””” ُد ُك ْم‬
‫ فَإِنَّهُ الَ ُم ْك ِرهَ لَه‬،َ‫ْز ِم ال َمسْأَلَة‬
ِ ‫ لِيَع‬، َ‫ِش ْئت‬

184
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

"Janganlah sekali-kali salah seorang di


antara kamu berkata, "Ya Allah, ampunilah
aku jika Engkau menghendaki. Ya Allah,
sayangilah aku jika Engkau menghendaki.
Hendaklah ia serius meminta, karena tidak
ada yang memaksa-Nya." (HR. Bukhari dan
Muslim).

ُ‫ َوا ْعلَ ُم””وا أَ َّن هَّللا َ اَل يَ ْس ”تَ ِجيب‬،‫اإل َجابَ ” ِة‬
ِ ِ‫ا ْد ُع””وا هَّللا َ َوأَ ْنتُ ْم ُموقِنُ””ونَ ب‬
ٍ ‫ُدعَا ًء ِم ْن قَ ْل‬
‫ب غَافِ ٍل اَل ٍه‬

"Berdoalah kepada Allah dalam keadaan


kalian yakin akan dikabulkan. Ketahuilah,
bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari
(orang) yang hatinya lalai lagi lengah." (HR.
Tirmidzi dan Hakim, dan dihasankan oleh
Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami' no.
245).

4. Mendesak dalam berdoa dan tidak terburu-


buru. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda,

ُ ْ‫ َدعَو‬:ُ‫ يَقُول‬، ْ‫يُ ْست ََجابُ أِل َ َح ِد ُك ْم َما لَ ْم يَ ْع َجل‬


‫ت فَلَ ْم يُ ْستَ َجبْ لِي‬

185
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

"Akan dikabulkan doa salah seorang di


antara kamu selama ia tidak terburu-buru,
yaitu ia mengatakan, "Aku berdoa, tetapi
belum dikabulkan." (HR. Bukhari dan
Muslim)

‫ َما‬،‫ع بِإ ِ ْث ٍم أَوْ قَ ِطي َع ِة َر ِح ٍم‬


ُ ‫ َما لَ ْم يَ ْد‬،‫اَل يَزَا ُل يُ ْست ََجابُ لِ ْل َع ْب ِد‬
َ ”َ‫ يَ””ا َر ُس ”و َل هللاِ َم””ا ااِل ْس ”تِ ْع َجالُ؟ ق‬:‫”ل‬
:‫”ال‬ َ ”‫ْجلْ » قِي‬ ِ ‫لَ ْم يَ ْس ”تَع‬
،‫ فَلَ ْم أَ َر يَ ْس””تَ ِجيبُ لِي‬،‫ت‬ ُ ْ‫ت َوقَ”” ْد َدعَ””و‬ ُ ْ‫ «قَ”” ْد َدعَ””و‬:ُ‫يَقُ””ول‬
‫ع ال ُّدعَاء‬ ُ ‫فَيَ ْستَحْ ِس ُر ِع ْن َد َذلِكَ َويَ َد‬

"Akan senantiasa dikabulkan doa seorang


hamba selama ia tidak berdoa yang isinya
dosa dan memutuskan tali silaturrahim, dan
selama ia tidak terburu-buru." Ada yang
bertanya, "Wahai Rasulullah, apa itu terburu-
buru?" Beliau menjawab, "Ia mengatakan,
'saya sudah berdoa, tetapi belum juga
dikabulkan, akhirnya ia malas dan
meninggalkan doa." (HR. Muslim).

5. Tetap terus berdoa, baik dalam kondisi lapang


maupun sempit. Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda,

ِ ”ِ‫ب فَ ْليُ ْكث‬


‫”ر ال ” ُّدعَا َء‬ َ ‫َم ْن َس َّرهُ أَ ْن يَ ْستَ ِج‬
ِ ْ‫يب هَّللا ُ لَهُ ِع ْن َد ال َّشدَائِ ِد َوال َك””ر‬
‫فِي الرَّخَ ا ِء‬

186
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

"Barang siapa yang suka Allah mengabulkan


doanya ketika susah dan menderita, maka
hendaknya ia memperbanyak doa ketika
lapang." (HR. Tirmidzi dan Hakim,
dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam
Shahihul Jami' no. 6290).

6. Tidak meminta selain kepada Allah


Subhaanahu wa Ta'ala saja. Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

ِ ‫ َوإِ َذا ا ْستَ َع ْنتَ فَا ْستَ ِع ْن بِاهَّلل‬،َ ‫إِ َذا َسأ َ ْلتَ فَاسْأ َ ِل هَّللا‬

"Apabila kamu meminta, maka mintalah


kepada Allah, dan apabila kamu meminta
pertolongan, maka mintalah pertolongan
kepada Allah." (HR. Tirmidzi, ia berkata:
"Hadits hasan shahih,").

7. Tidak mendoakan keburukan kepada


keluarga, harta, anak dan diri sendiri. Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

‫ َواَل‬،‫ َواَل تَ””” ْد ُعوا َعلَى أَوْ اَل ِد ُك ْم‬،‫اَل تَ””” ْد ُعوا َعلَى أَ ْنفُ ِس””” ُك ْم‬
‫ اَل تُ َوافِقُ””وا ِمنَ هللاِ َس”ا َعةً ي ُْس”أ َ ُل‬،‫”والِ ُك ْم‬ َ ”‫تَ ْد ُعوا َعلَى أَ ْم‬
‫ فَيَ ْست َِجيبُ لَ ُكم‬،‫فِيهَا َعطَا ٌء‬

187
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

"Janganlah kalian mendoakan keburukan


kepada diri kalian, juga jangan kepada anak
kalian dan harta kalian, agar kalian tidak
bertepatan dengan waktu yang jika diminta,
maka Dia akan mengabulkannya." (HR.
Muslim).

8. Merendahkan suara antara pelan sekali dan


keras, lihat surah Al A'raaf: 55 dan 205.

‫َض”””رُّ عًا َو ُخ ْفيَ”””ةً ۚ إِنَّهُ اَل يُ ِحبُّ ْال ُم ْعتَ””” ِدينَ َواَل‬
َ ‫ا ْد ُع”””وا َربَّ ُك ْم ت‬
‫ض بَ ْع َد إِصْ اَل ِحهَا َوا ْد ُعوهُ َخوْ فًا َوطَ َمعً””ا ۚ إِ َّن‬ ِ ْ‫تُ ْف ِس ُدوا فِي اأْل َر‬
َ‫َرحْ َمتَ هَّللا ِ قَ ِريبٌ ِّمنَ ْال ُمحْ ِسنِين‬

“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan


merendah diri dan suara yang lembut.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang melampaui batas. Janganlah
kamu membuat kerosakan di muka bumi,
sesudah (Allah) memperbaikinya dan
berdoalah kepadaNya dengan rasa takut
(tidak akan diterima) dan harapan (akan
dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah
amat dekat kepada orang-orang yang berbuat
baik. [al-A‘raf/7:55-56].

188
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

9. Tidak memberatkan diri dengan bersajak


(berpuisi) dalam berdoa. Ibnu Abbas
radhiyallahu 'anhu berkata:

َ‫ فَ ”إ ِ ْن أَ ْكثَ””رْ ت‬،‫ فَإ ِ ْن أَبَيْتَ فَ َم َّرتَ ْي ِن‬،ً‫اس ُك َّل ُج ُم َع ٍة َم َّرة‬ َ َّ‫ث الن‬ ِ ‫َح ِّد‬
ْ
‫ك تَ””أتِي‬ ُ
َ َّ‫ َوالَ أ ْلفِيَن‬، َ‫اس هَ ” َذا القُ””رْ آن‬ َ َّ‫ َوالَ تُ ِم” َّل الن‬،‫ار‬ َ َ‫فَثَال‬
ٍ ‫ث ِم َر‬
‫ فَتَ ْقطَ””” ُع‬،‫ فَتَقُصُّ َعلَ ْي ِه ْم‬،‫ث ِم ْن َح””” ِديثِ ِه ْم‬ ٍ ‫القَ”””وْ َم َوهُ ْم فِي َح””” ِدي‬
‫ك فَ َح” د ِّْثهُ ْم‬ َ ‫ فَ ”إ ِ َذا أَ َم” رُو‬،‫ت‬ ْ ”‫ص‬ ِ ‫ َولَ ِك ْن أَ ْن‬،‫َعلَ ْي ِه ْم َح” ِديثَهُ ْم فَتُ ِملُّهُ ْم‬
‫ فَ ”إِنِّي‬، »ُ‫الس ”جْ َع ِمنَ ال ” ُّدعَا ِء فَاجْ تَنِ ْب”ه‬ َّ ‫ فَ””ا ْنظُ ِر‬،ُ‫َوهُ ْم يَ ْشتَهُونَه‬
َ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َوأَصْ َحابَهُ اَل يَ ْف َعلُ””ون‬ َ ِ ‫ت َرسُو َل هَّللا‬ ُ ‫َع ِه ْد‬
‫ك يَ ْعنِي الَ يَ ْف َعلُونَ إِاَّل َذلِكَ ااِل جْ تِنَاب‬ َ ِ‫إِاَّل َذل‬

"Sampaikanlah (nasihat) kepada manusia


sejum'at (sepekan) sekali. Jika engkau tidak
suka, maka dua kali, dan jika engkau ingin
menambah, maka cukup tiga kali. Jangan
membuat manusia bosan terhadap Al Qur'an
ini. Dan aku tidak ingin sama sekali engkau
mendatangi orang yang baru sadar, lalu
engkau sampaikan kisah kepada mereka
sehingga kamu putuskan pembicaraan
(aktifitas) mereka, akhrnya kamu membuat
mereka bosan. Akan tetapi berhentilah. Jika
mereka menyuruh(meminta)mu, maka
sampaikanlah (nasihat) sedang mereka dalam
keadaan suka. Perhatikanlah masalah berdoa
dengan sajak (puisi), jauhilah ia. Karena

189
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

yang aku tahu Rasulullah shallallahu 'alaihi


wa sallam dan para sahabatnya tidak
melakukan selain itu, yakni
meninggalkannya." (Diriwayatkan oleh
Bukhari).

10. Mengembalikan barang yang diambil secara


zalim kepada pemiliknya disertai dengan
meminta maaf dan bertobat kepada Allah
Subhaanahu wa Ta;ala. Jika ia merasa malu
mengembalikan, maka ia bisa melalui kawannya
agar menyerahkan barang itu kepada yang
punya sambil meminta maafnya dan meminta
agar tidak disebutkan namanya.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda,

ْ ”‫ َوإِ َّن هللاَ أَ َم” َر ْال ُم‬،ً‫إِ َّن هللاَ تَ َعالَى طَيِّبٌ الَ يَ ْقبَ ُل إِالَّ طَيِّب ”ا‬
َ‫”ؤ ِمنِ ْين‬
َ‫ يَ”ا أَيُّهَ”ا الرُّ ُس” ُل ُكلُ”وا ِمن‬: ‫ال تَ َعالَى‬ َ َ‫بِ َما أَ َم َر بِ ِه ْال ُمرْ َسلِ ْينَ فَق‬
‫ يَ””ا أَيُّهَ””ا الَّ ِذ ْينَ آ َمنُ””وا‬: ‫صالِحا ً َوقا َ َل تَ َعالَى‬ َ ‫ت َوا ْع َملُوا‬ ِ ‫الطَّيِّبَا‬
‫الس”فَ َر‬َّ ‫ت َم””ا َر َز ْقنَ””ا ُك ْم ثُ َّم َذ َك” َر ال َّر ُج” َل يُ ِط ْي” ُل‬ ِ ‫ُكلُوا ِم ْن طَيِّبَا‬
ُ‫ط َع ُم” ه‬ ْ ‫الس” َما ِء ي”ا َ َربِّ يَ””ا َربِّ َو َم‬ َّ ‫ث أَ ْغبَ َر يَ ُم ُّد يَ َد ْي” ِه إِلَى‬ َ ‫أَ ْش َع‬
‫”ال َح َر ِام فَ”أَنَّى‬ ْ ِ‫ي ب‬ َ ‫”را ٌم َو َم ْلبَ ُس”هُ َح” َرا ٌم َو ُغ” ِّذ‬ َ ‫َح َرا ٌم َو َم ْش” َربُهُ َح‬
. ُ‫يُ ْستَ َجابُ لَه‬

“Sesungguhnya Allah Ta’ala baik, tidak


menerima kecuali yang baik. Allah

190
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

memerintahkan orang-orang yang beriman


sebagaimana Dia memerintahkan para rasul-
Nya dengan firman-Nya, “Wahai para rasul!
Makanlah yang baik-baik dan beramal
salehlah.” Dan Dia berfirman, “Wahai
orang-orang yang beriman! Makanlah yang
baik-baik dari apa yang Kami rezekikan
kepada kamu.” Kemudian beliau
menyebutkan tentang seseorang yang
melakukan perjalan jauh dalam keadaan
rambutnya kusut lagi berdebu. Orang itu
mengangkat kedua tangannya ke langit
sambil berkata, “Ya Rabbi, ya Rabbi,”
padahal makanannya haram, minumannya
haram, pakaiannya haram dan kebutuhannya
dipenuhi dari sesuatu yang haram, maka
bagaimana doanya akan dikabulkan?” (HR.
Muslim).

11. Mengulangi doa sebanyak tiga kali.


Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:

ُ‫ اللهُ َّم أَ ِج””رْ ه‬:ُ‫ت النَّار‬ ِ َ‫ار إِاَّل قَ””ال‬


ٍ ‫”ر‬ َ ‫ار ثَاَل‬
َ ”‫ث ِم‬ ِ َّ‫ار َع ْب ٌد ِمنَ الن‬ َ ‫َما ا ْستَ َج‬
‫ي‬ َ ‫ اللهُ َّم أَ ْد ِخ ْلهُ إِيَّا‬:ُ‫ت ْال َجنَّة‬
ِ َ‫ َواَل يَسْأ َ ُل ْال َجنَّةَ إِاَّل قَال‬،‫ِمنِّي‬

191
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

"Tidaklah seorang hamba meminta


perlindungan dari neraka sebanyak tiga kali,
kecuali neraka akan berkata, "Ya Allah,
lindungilah dia dariku." Dan tidaklah ia
meminta surga kecuali, surga akan berkata,
"Ya Allah, masukkanlah ia kepadaku." (HR.
Ahmad, Syaikh Syu'aib Al Arnauth berkata,
"Hadits shahih, dan isnad ini hasan karena
ada Yunus bin Abu Ishaq, namun ia
dimutaba'ahkan.").

12. Tidak berlebihan dalam berdoa.


Abdullah bin Mughaffal pernah mendengar
anaknya berdoa, "Ya Allah, sesungguhnya
aku meminta kepada-Mu istana putih di
sebelah kanan surga apabila aku
memasukinya," maka Abdullah bin
Mughaffal berkata, "Wahai anakku, mintalah
surga kepada Allah dan berlindunglah
kepada-Nya dari neraka. Sesungguhnya aku
mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda,

ُ
ِ ‫ون فِي هَ ِذ ِه اأْل َّم ِة قَوْ ٌم يَ ْعتَ ُدونَ ِفي الطَّه‬
‫ُور َوال ُّدعَاء‬ ُ ‫إِنَّهُ َسيَ ُك‬

192
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

"Sesunggunya akan ada di umat ini orang-


orang yang berlebihan dalam bersuci dan
dalam berdoa." (HR. Abu Dawud,).

13. Memulai dalam berdoa untuk dirinya


sendiri, jika ia hendak mendoakan orang lain.
Syaikh Sa'id Al Qahthani berkata, "Telah sah
dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa
Beliau berdoa dengan memulai dari dirinya.
Demikian juga telah sah, bahwa Beliau pernah
tidak memulai dari dirinya, seperti doa Beliau
untuk Anas, Ibnu 'Abbas, ibu Isma'il dan lain-
lain, lihat rincian tentang masalah ini dalam
Syarah Nawawi terhadap Shahih Muslim
15/144, Tuhfatul Ahwadzi Syarh Sunan At
Tirmidzi 9/338, dan Shahih Bukhari dengan Al
Fath-nya 1/218." (Ad Du'aa minal Kitab was
Sunnah hal. 10).

14. Bertawassul dengan nama-nama Allah yang


indah (lihat Al Israa': 110), sifat-sifat-Nya yang
tinggi, atau dengan amal saleh yang dilakukan
oleh orang yang berdoa, atau melalui doa
seorang yang saleh yang masih hidup dan hadir
di hadapannya (sebagaiman Umar bin
Khaththab meminta Abbas bin Abdul

193
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Muththalib untuk berdoa kepada Allah meminta


hujan turun).

15. Melakukan amr ma'ruf dan nahi mungkar.


Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:

ْ‫”ر أَو‬ ِ ‫َوالَّ ِذي نَ ْف ِسي بِيَ ِد ِه لَتَأْ ُمر َُّن بِال َم ْعر‬
ِ ”‫ُوف َولَتَ ْنهَ ُو َّن َع ِن ال ُم ْن َك‬
َ ‫ُوش”””” َك َّن هَّللا ُ أَ ْن يَ ْب َع‬
‫ث َعلَ ْي ُك ْم ِعقَابً””””ا ِم ْن””””هُ ثُ َّم تَ ْد ُعونَ””””هُ فَاَل‬ ِ ‫لَي‬
‫يُ ْستَ َجابُ لَ ُك ْم‬

"Demi Allah yang jiwaku di Tangan-Nya,


kamu harus melakukan amar ma'ruf dan nahi
munkar, atau Allah segera mengirimkan
hukuman dari-Nya, sehingga ketika kalian
berdoa, maka doa kalian tidak dikabulkan."
(HR. Ahmad dan Tirmidzi, dihasankan oleh
Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami' no.
7070).

16. Memilih waktu-waktu yang tepat untuk


berdo’a.
Karena Allah memberikan keistimewaan
pada waktu-waktu tertentu, di mana bila hamba-
Nya berdo’a pada saat itu, kemungkinan besar
do’anya diterima. Di antara waktu-waktu

194
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

istimewa itu adalah: Pertama, pada sepertiga


malam terakhir. Rasulullah bersabda :

َ‫الس ” َما ِء ال ” ُّد ْنيَا ِحين‬ َ َ‫" يَ ْن ِز ُل َربُّنَا تَب‬


َّ ‫اركَ َوتَ َعالَى ُك” َّل لَ ْيلَ ” ٍة إِلَى‬
‫يب لَ”هُ َم ْن‬ َ ‫ث اللَّي ِْل اآْل ِخ” ُر يَقُ””و ُل َم ْن يَ” ْد ُعونِي فَأ َ ْس ”تَ ِج‬ ُ ُ‫يَ ْبقَى ثُل‬
‫يَسْأَلُنِي فَأ ُ ْع ِطيَهُ َم ْن يَ ْس”تَ ْغفِ ُرنِي فَ”أ َ ْغفِ َر لَ”هُ " (رواه البخ”اري‬
(‫ومسلم‬

“Tuhan kita Yang Maha Agung dan Maha


Mulia turun setiap malam ke langit dunia,
saat sepertiga malam yang terakhir, Allah
berfirman : Siapa yang berdo’a akan Aku
perkenankan baginya, siapa yang meminta
kepada-Ku akan Aku berikan
permintaannya, siap yang memohon ampun
kepada-Ku akan Aku ampuni dia.”

ADAB MAJLIS
Dari Abu Waqid Al Laitsiy, bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah
duduk di masjid sedangkan orang-orang
bersama Beliau. Tiba-tiba ada tiga orang; dua di
antaranya menghadap kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, sedangkan yang
satu pergi, lalu keduanya berdiri menghadap
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang
satu saat melihat ada celah dalam halaqah, maka

195
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

ia segera duduk disana, sedangkan yang satu


lagi duduk di belakang. Adapun orang yang
ketiga, ia berpaling dan pergi. Setelah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai
(memberikan ta’lim), Beliau bersabda,

‫”ر الثَّالَثَ ” ِة ؟ أَ َّما أَ َح” ُدهُ ْم فَ””أ َ َوى إِلَى‬ ُ


ِ ”َ‫« أَالَ أ ْخبِ ” ُر ُك ْم ع َِن النَّف‬
ْ َ‫ ف‬، ‫ َوأَ َّما اآل َخ ُر فَا ْستَحْ يَا‬، ُ ‫آواهُ هَّللا‬
، ُ‫اس ”تَحْ يَا هَّللا ُ ِم ْن ”ه‬ َ َ‫ ف‬، ِ ‫هَّللا‬
َ ‫ فَأ َ ْع َر‬، ‫ض‬
. » ُ‫ض هَّللا ُ َع ْنه‬ َ ‫َوأَ َّما اآل َخ ُر فَأ َ ْع َر‬

“Maukah kamu aku beritahukan tentang


tiga orang? Salah satunya berlindung
kepada Allah, maka Allah melindunginya,
yang kedua malu, maka Allah malu
kepadanya, sedangkan yang lain berpaling,
maka Allah berpaling darinya.” (HR.
Bukhari).

Beberapa adab ketika berada di Majlis


1. Duduk dengan orang-orang saleh.
Seorang muslim hendaknya memilah-
milih dalam mencari teman, ia pilih orang yang
saleh dan bertakwa; orang yang dikenal
ketaataannya kepada Allah dan rajin ibadah.
Oleh karena itu, ia tidak menjadikan temannya
orang yang tidak baik agama dan adabnya,
karena teman yang tidak baik dapat

196
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

mempengaruhi dirinya. Rasulullah shallallahu


‘alaihi wa sallam bersabda:

‫اَل َّر ُج ُل َعلَى ِدي ِْن خَ لِ ْيلِ ِه فَ ْليَ ْنظُرْ أَ َح ُد ُك ْم َم ْن يُخَالِ ُل‬

“Seseorang mengikuti agama temannya,


maka hendaknya ia lihat orang yang
menemaninya.” (HR. Abu Dawud dan
Tirmidzi).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga


mengumpamakan teman yang saleh dengan
penjual minyak wangi, sedangkan teman yang
buruk seperti tukang besi peniup kir, Beliau
bersabda,

ِ ”‫خ ْال ِك‬


‫”ير‬ ِ ِ‫ك َونَ””اف‬ ِ ‫ح َوال َّسوْ ِء َك َحا ِم ِل ْال ِم ْس‬ ِ ِ‫يس الصَّال‬ ِ ِ‫َمثَ ُل ْال َجل‬
‫ك إِ َّما أَ ْن يُحْ” ِذيَكَ َوإِ َّما أَ ْن تَ ْبتَ””ا َع ِم ْن”هُ َوإِ َّما أَ ْن‬ ِ ”‫فَ َحا ِم ُل ْال ِم ْس‬
‫ق ثِيَابَ””كَ َوإِ َّما‬ َ ‫ير إِ َّما أَ ْن يُحْ ِر‬ ِ ‫ت َِج َد ِم ْنهُ ِريحًا طَيِّبَةً َونَافِ ُخ ْال ِك‬
ً‫أَ ْن ت َِج َد ِريحًا خَ بِيثَة‬

“Perumpamaan teman yang saleh dengan


teman yang buruk seperti penjual minyak
wangi dengan tukang pandai besi, bisa jadi
penjual minyak wangi itu akan
menghadiahkan kepadamu atau kamu
membeli darinya atau kamu akan

197
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

mendapatkan bau wanginya, sedangkan


tukang pandai besi hanya akan membakar
bajumu atau kamu akan mendapatkan bau
tidak sedap.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga


menganjurkan untuk duduk bersama orang-
orang saleh dan bertakwa, Beliau bersabda:

‫احبْ إِاَّل ُم ْؤ ِمنًا َواَل يَأْ ُكلْ طَ َعا َمكَ إِاَّل تَقِ ٌّي‬
ِ ‫ص‬َ ُ‫اَل ت‬

“Jangan engkau berteman kecuali dengan


orang mukmin, dan janganlah ada yang
memakan makananmu kecuali orang yang
bertakwa.” (HR. Ahmad, Abu Dawud,
Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim,
dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam
Shahihul Jami’ no. 7341).

2. Menyampaikan salam dan duduk di


tempat ia sampai.
Seorang muslim hendaknya menyampaikan
salam ketika menemui suatu kaum, dimana ia
ingin duduk bersama mereka. Demikianlah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
memerintahkan kepada kita, Beliau bersabda:

198
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

ْ‫س فَ ْليَجْ لِس‬


َ ِ‫س فَ ْليُ َسلِّ ْم فَإ ِ ْن بَدَا لَهُ أَ ْن يَجْ ل‬
ِ ِ‫إِ َذا ا ْنتَهَى أَ َح ُد ُك ْم إِلَى ْال َمجْ ل‬
‫ق ِمنَ اآْل ِخ َر ِة‬ ُّ ‫ت اأْل ُوْ لَى أَ َح‬ ِ ‫ثُ َّم إِ َذا قَا َم فَ ْليُ َسلِّ ْم فَلَ ْي َس‬

“Apabila salah seorang di antara kamu tiba


di majlis, maka hendaknya ia
mengucapkan salam. Jika ingin duduk,
maka silahkan duduk. Kemudian apabila
dia bangun, maka hendaklah ia
mengucapkan salam, karena salam yang
pertama tidaklah lebih berhak daripada
salam yang terakhir.” (HR. Ahmad, Abu
Dawud, Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim
dari Abu Hurairah, dishahihkan oleh
Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jaami’
no. 400).

Demikian pula hendaknya seorang muslim


duduk di tempat ia sampai, dan tidak
membangunkan seseorang dari tempat
duduknya agar ia duduk di situ meskipun ia
sebagai orang terhormat. Hal itu, karena
manusia adalah keturunan Adam, sedangkan
Adam dari tanah, tidak ada yang membedakan
di antara mereka selain takwanya. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫اَل يُقِي ُم ال َّر ُج ُل ال َّر ُج َل ِم ْن َم ْق َع ِد ِه ثُ َّم يَجْ لِسُ فِي ِه َولَ ِك ْن تَفَ َّسحُوا‬

199
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

‫َوت ََو َّسعُوا‬

“Tidak boleh seseorang membangunkan orang


lain dari tempat duduknya, lalu ia duduk di situ.
Tetapi (katakanlah), “Geser dan luaskanlah.”
(HR. Ahmad dan Muslim).

3. Tidak duduk di antara kedua orang kecuali


dengan izin keduanya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:

‫اَل يُجْ لَسْ بَ ْينَ َر ُجلَي ِْن إِاَّل بِإ ِ ْذنِ ِه َما‬

“Tidak boleh diduduki (tempat) di antara


kedua orang kecuali dengan izin
keduanya.” (HR. Abu Dawud, dan
dihasankan oleh Syaikh Al Albani, lihat
Al Misykaat (4704/tahqiq kedua).

4. Duduk dengan baik.


Seorang muslim juga ketika duduk
hendaknya berlaku sopan, ia tidak
memperhatikan secara tajam orang-orang yang
duduk di sekitarnya, tidak banyak berpindah,
tidak melakukan tindakan yang bertentangan
dengan sikap terpuji, tidak berdiri ketika orang-

200
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

orang duduk, dan tidak duduk ketika orang-


orang berdiri. Demikian pula, hendaknya ia
duduk dengan tenang, sopan dan sikap yang
baik.

5. Tidak duduk di pinggir jalan dan di pasar-


pasar.
Seorang muslim juga hendaknya menjauhi
duduk-duduk di pinggiran jalan atau yang
disebut dengan “nongkrong” agar tidak
mengganggu kaum muslimin. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ت فَقَ””الُوا َم””ا لَنَ””ا بُ” ٌّد إِنَّ َم””ا ِه َي‬ ِ ‫الط ُرقَا‬ ُّ ‫وس َعلَى‬ َ ُ‫إِيَّا ُك ْم َو ْال ُجل‬
‫س فَ””أ َ ْعطُوا‬ َ ِ‫ث فِيهَا قَا َل فَ ”إ ِ َذا أَبَ ْيتُ ْم إِاَّل ْال َم َج” ال‬ ُ ‫َم َجالِ ُسنَا نَت ََح َّد‬
‫ص” ِر‬َ َ‫”ق قَ””ا َل غَضُّ ْالب‬ ِ ”‫ق الطَّ ِري‬ ُّ ”‫ق َحقَّهَا قَالُوا َو َم””ا َح‬ َ ‫الطَّ ِري‬
‫ي َع ِن‬ٌ ‫ُوف َونَ ْه‬ ِ ‫””ال َم ْعر‬ ْ ِ‫الس””اَل ِم َوأَ ْم”” ٌر ب‬ َّ ‫””ف اأْل َ َذى َو َر ُّد‬ ُّ ‫َو َك‬
* ‫ْال ُم ْن َك ِر‬

“Jauhilah oleh kalian duduk-duduk di


pinggir jalan,” para sahabat berkata,
“Wahai Rasulullah, kami tidak dapat tidak
harus duduk untuk berbincang-bincang,”
Beliau bersabda, “Jika kalian tetap ingin
duduk-duduk di sana, maka berikanlah hak
jalan,” para sahabat bertanya, “Apa
haknya?” Beliau menjawab, “Yaitu

201
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

menundukkan pandangan, menghindarkan


gangguan, menjawab salam, menyuruh
mengerjakan yang ma’ruf dan mencegah
yang mungkar.” (HR. Bukhari-Muslim).

6. Beretika dalam berbicara.


Ia juga hendaknya diam mendengar orang
yang sedang berbicara dan tidak memutuskan
pembicaraannya, selama yang ia bicarakan
bukan dosa atau maksiat. Ia juga menghargai
pendapat orang lain dan tidak terlalu lama
berbicara agar orang lain tidak bosan. Jika ia
berbicara, maka ucapannya lembut, ia
perdengarkan suaranya sekedarnya tanpa
meninggikan suara. Allah Subhaanahu wa
Ta’aala berfirman,
“Dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya
seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (Terj.
Luqman: 19).

Ketika ia hendak menyampaikan usulan,


maka ia sampaikan dengan tenang dan jelas agar
dipahami orang lain, jika ia perlu mengulangi
kata-katanya agar yang belum paham bisa
paham, maka ia ulangi. Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam apabila mengucapkan suatu kalimat,
maka Beliau mengulanginya sebanyak tiga kali

202
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

agar dipahami oleh orang yang mendengarnya.


Oleh karena itu, Aisyah radhiyallahu ‘anha
menyifati perkataan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, bahwa ucapannya jelas; dapat
dipahami oleh orang yang mendengarnya.

7. Berusaha untuk tidak membicarakan


sesuatu yang tidak diketahuinya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,

َ ‫َكفَى بِ ْال َمرْ ِء َك ِذبًا أَ ْن ي َُحد‬


‫ِّث بِ ُكلِّ َما َس ِم َع‬

“Cukuplah seseorang telah berdusta, jika


ia menceritakan setiap apa yang didengarnya.”
(HR. Muslim).

8. Tidak berbisik-bisik berdua meninggalkan


yang ketiga.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,

‫َ”””ر َحتَّى ت َْختَلِطُ”””وا‬


ِ ‫َ”””اجى َر ُجاَل ِن ُدونَ اآْل خ‬
َ ‫إِ َذا ُك ْنتُ ْم ثَاَل ثَ”””ةً فَاَل يَتَن‬
ُ‫اس أَجْ َل أَ ْن يُحْ ِزنَه‬
ِ َّ‫بِالن‬

“Apabila kamu bertiga, maka janganlah


dua orang berbisik-bisik meninggalkan

203
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

yang lain sampai kamu kamu bercampur


dengan yang lain, karena yang demikian
membuatnya bersedih.” (HR. Bukhari dan
Muslim).

9. Memberikan kelapangan untuk yang baru


datang.
Jika suatu jamaah duduk di sebuah majlis,
lalu ada orang yang baru datang sedangkan
tempatnya sempit, maka mereka hendaknya
memberikan kelapangan semampunya. Allah
Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman apabila
dikatakan kepadamu, “Berlapang-
lapanglah dalam majlis,” maka
lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka
berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di
antara kamu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” (Terj. Al Mujadilah: 11).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam


bersabda,

204
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

‫س أَوْ َس ُعهَا‬
ِ ِ‫َخ ْي ُر ْال َم َجال‬

“Sebaik-baik majlis adalah yang paling


lapang.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dll,
dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam
Shahihul Jami’ no. 3285)

10. Tidak berdiri dengan tujuan mengagungkan.


Hal ini adalah haram, dan lebih haram lagi
apabila orang yang dihormati berdiri itu senang
diberlakukan demikian. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
ْ
ِ َّ‫َم ْن أَ َحبَّ أَ ْن يَتَ َمثَّ َل لَهُ ال ِّر َجا ُل قِيَا ًما فَ ْليَتَبَ َّوأ َم ْق َع َدهُ ِمنَ الن‬
‫ار‬

“Barang siapa yang senang dihormati


dengan berdiri, maka hendaknya ia
mengambil tempat duduknya di neraka.”
(HR. Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi,
dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam
Shahihul Jami’ no. 5957).

Anas radhiyallahu ‘anhu berkata, “Tidak


ada seorang pun yang paling dicintai mereka
(para sahabat) daripada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam. Tetapi mereka ketika melihat

205
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Beliau, tidak berdiri karena mereka tahu, bahwa


Beliau tidak suka demikian.” (Shahih, HR.
Tirmidzi).

Namun tidak mengapa berdiri untuk


menyambut kedua orang tua, menyambut tamu,
berdiri dengan maksud menyalaminya dan
mengucapkan selamat (lihat keterangannya
dalam kitab Minhajul Firqatin Najiyah oleh
Syaikh M. bin Jamil Zainu tentang Al Qiyamul
Mathlub wal Masyru’).

11. Memperhatikan adab ketika bersin, batuk


atau riak.
Seorang muslim hendaknya berusaha
untuk tidak mengganggu saudaranya ketika
bersin, batuk dan riak. Oleh karena itulah Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika bersin
meletakkan tangan atau kainnya di mulutnya
dan merendahkan suaranya (HR. Abu Dawud
dan Tirmidzi, dihasankan oleh Syaikh Al Albani
dalam Shahih At Tirmidzi (2905)).

Ketika ia bersin, hendaknya ia ucapkan


“Al Hamdulillah,” lalu yang mendengarnya
mengucapkan, “Yarhamukallah,” kemudian
yang bersin balik menjawab, “Yahdiikumullah

206
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

wa yushlih baalakum.” (Berdasarkan hadits Abu


Hurairah yang diriwayatkan oleh Bukhari).

12. Mengucapkan salam ketika pulang.


Seorang muslim juga ketika hendak
pulang meminta izin kepada orang-orang yang
duduk bersamanya dan mengucapkan salam
kepada mereka, lihat dalilnya di adab no. 2.

13. Menutup majlis dengan doa kaffaratul


majlis.
Seorang muslim selalu melakukan dzikr di
majlisnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
‫س اَل يَ” ْ”ذ ُكرُونَ هَّللا َ فِي ” ِه إِاَّل قَ””ا ُموا ع َْن‬ٍ ِ‫َما ِم ْن قَوْ ٍم يَقُو ُمونَ ِم ْن َمجْ ل‬
ٍ ‫ِم ْث ِل ِجيفَ ِة ِح َم‬
ً‫ار َو َكانَ لَهُ ْم َحس َْرة‬

“Tidak ada suatu kaum yang bangun dari


majlis, di mana mereka tidak berdzikr
kepada Allah di dalamnya, kecuali mereka
bangun dari tempat yang semisal dengan
bangkai keledai dan hal itu dapat menjadi
penyesalan bagi mereka (di akhirat).”
(HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh
Syaikh Al Albani dalam Ash Shahiihah

207
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

(77), Shahih Al Kalimith Thayyib (179)


hal. 78).

Beliau juga bersabda,

‫ أَ ْش ”هَ ُد أَ ْن‬،‫ك‬ َ َ‫ ُسب َْحان‬:‫س أَ ْن يَقُو َل ْال َع ْب ُد‬


َ ‫ك اللَّهُ َّم َوبِ َح ْم” ِد‬ ِ ِ‫َكفَّا َرةُ ْال َمجْ ل‬
.َ‫ك َوأَتُوبُ إِلَ ْيك‬ َ ‫ أَ ْستَ ْغفِ ُر‬،ُ ‫ال إِلَهَ إِال هَّللا‬

“Kaffaratul Majlis adalah seorang hamba


berkata: Mahasuci Engkau Ya Allah dan
dengan memuji-Mu. Aku bersaksi bahwa
tidak ada Tuhan yang berhak disembah
kecuali Engkau saja, dan tidak ada sekutu
bagi-Mu. Aku meminta ampun dan
bertobat kepada-Mu.” (HR. Thabrani
dalam Al Mu’jamul Kabir, dishahihkan
oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul
Jami’ no. 4487).

Menjaga amanah majlis.


Seorang muslim menjaga rahasia majlis
ketika ia telah pergi meninggalkannya dan tidak
menceritakan hal yang terjadi di dalamnya,
karena hal itu merupakan amanah. Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

208
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

ٌ‫ث ثُ َّم ْالتَفَتَ فَ ِه َي أَ َمانَة‬


ِ ‫ث ال َّر ُج ُل بِ ْال َح ِدي‬
َ ‫إِ َذا َح َّد‬
“Apabila seseorang menyampaikan suatu
cerita, lalu ia menoleh (ke kanan dan ke
kiri), maka hal itu adalah amanah.” (HR.
Abu Dawud dan Tirmidzi)).
DIANTARA ADAB-ADAB TILAWAH.
1. Mengikhlaskan niat untuk Allah semata.
Karena tilawah al-Qur’an termasuk ibadah,
sebagaimana telah disebutkan pada keutamaan
tilawah.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda.

‫إِنَّ َما اأْل َ ْع َما ُل بِالنِّيَّ ِة‬

“Sesungguhnya seluruh amalan itu


tergantung pada niatnya.” [HR. Bukhari-
Muslim].

2. Menghadirkan hati (konsentrasi) ketika


membaca, khusyu’, tenang dan sopan, berusaha
terpengaruh (terkesan) dengan yang sedang
dibaca, dengan memahami (menghayati) atau
memikirkan (tafakkur-tadabbur) sebagaimana
tujuan utama dalam tilawah.

َ‫أَفَالَ يَتَ َدبَّرُونَ ْالقُرْ َءان‬

209
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

"Apakah mereka tidak memperhatikan al-


Qur’an?!." [An-Nisa’:82, Muhammad:24].

Sopan, sebagai upaya memuliakan Kalam


Allah Azza wa Jalla. Khusyu’ atau memusatkan
hati dan pikiran (konsentrasi) sebagai upaya
mengambil hikmah yang terkandung pada ayat
yang kita baca; menampakkan kesedihan dan
menangis, (ketika membaca ayat-ayat yang
menceritakan adzab (siksa) neraka. Dan apabila
tidak bisa maka berusahalah untuk bisa
menangis. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:

‫”ز ٍن فَ ”إ ِ َذا قَ َر ْأتُ ُم””وهُ فَ””ا ْب ُكوا فَ ”إ ِ ْن لَ ْم تَ ْب ُك””وا‬


ْ ”‫إِ َّن هَ ” َذا ْالقُ””رْ آنَ نَ ” َز َل بِ ُح‬
‫فَتَبَا َكوْ ا‬

"Sesungguhnya al-Qur’an ini turun dengan


kesedihan, maka jika kamu membacanya
hendaklah kamu menangis, jika kamu
tidak (bisa) menagis, maka berusahalah
untuk menangis." [HR. Ibnu Majah].

Allah berfirman:

ِ َ‫َويَ ِخرُّ ونَ لِألَ ْذق‬


‫ان يَ ْب ُكونَ َويَ ِزي ُدهُ ْم ُخ ُشوعًا‬

210
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

"Dan mereka menyungkur atas muka


mereka sambil menangis dan mereka
bertambah khusyu'." [Al-Israa : 109].
Ibnu Mas’ud berkata.

َ‫ي ْالقُ””رْ آن‬ َّ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ا ْق ” َر ْأ َعل‬ َ ِ ‫قَا َل لِي َرسُو ُل هَّللا‬
ُ ُ
‫”ال إِنِّي‬ َ َ‫”ز َل ق‬ ِ ”‫ُول هَّللا ِ أَ ْق َرأ َعلَ ْي”كَ َو َعلَ ْي”كَ أ ْن‬ َ ‫ت يَا َرس‬ ُ ‫قَا َل فَقُ ْل‬
‫ت‬ ُ ‫ت النِّ َسا َء َحتَّى إِ َذا بَلَ ْغ‬ ُ ‫أَ ْشتَ ِهي أَ ْن أَ ْس َم َعهُ ِم ْن َغي ِْري فَقَ َر ْأ‬
‫( فَ َك ْيفَ إِ َذا ِج ْئنَا ِم ْن ُك ِّل أُ َّم ٍة بِ َش ِهي ٍد َو ِج ْئنَا بِكَ َعلَى هَ ”ؤُاَل ِء‬
‫ْت‬ ُ ‫ْت َر ْأ ِسي أَوْ َغ َمزَ نِي َر ُج ٌل إِلَى َج ْنبِي فَ َرفَع‬ ُ ‫َش ِهيدًا ) َرفَع‬
‫ْت ُد ُمو َعهُ تَ ِسي ُل‬ ُ ‫َر ْأ ِسي فَ َرأَي‬

"Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salalm


berkata kepadaku: “Bacakanlah al-Qur’an
kepadaku!” saya pun berkata: Ya
Rasulullah, apakah saya harus
membacakan al-Qur’an kepadamu,
sedangkan al-Qur’an diturunkan
kepadamu?” Maka beliau menjawab:
“Benar, akan tetapi saya senang (ingin)
mendengarkan bacaan dari orang lain”.
Kemudian sayapun membaca surat an-
Nisa’ sampai: “Maka bagaimanakah
(halnya orang-orang kafir nanti), apabila
kami mendatangkan seseorang saksi
(rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami

211
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

mendatangkan kamu (Muhammad)


sebagai saksi atas mereka itu (sebagai
umatmu)”. (ayat 41). Maka beliaupun
berkata: “Cukup-cukup, maka tatkala saya
melirik kepada beliau, beliau meneteskan
air mata." [HR. Bukhari, Muslim,
Tirmidzi, dan lainnya].

4. Tilawah al-Qur’an, hendaknya di tempat yang


suci (haram atau dilarang di WC) atau tempat-
tempat yang tidak pantas untuk tilawah al-
Qur’an yang suci. Terutama di masjid sebagai
upaya memakmurkan masjid

َّ ‫”ر َوأَقَ””ا َم‬


َ‫الص ”الَة‬ ِ ”‫إِنَّ َما يَ ْع ُم ُر َم َسا ِج َد هللاِ َم ْن َءا َمنَ بِاهللِ َو ْاليَوْ ِم ْاألَ ِخ‬
َ‫ش إِالَّ هللا‬
َ ‫َو َءاتَى ال َّز َكاةَ َولَ ْم يَ ْخ‬

“Hanyalah yang memakmurkan mesjid-


mesjid Allah ialah orang-orang yang
beriman kepada Allah dan hari kemudian,
serta tetap mendirikan sholat, menuaikan
zakat dan tidak takut (kepada siapapun)
sela in kepada Allah.” [At-Taubah : 18].

Selain di tempat yang suci, kitapun


sebaiknya dalam keadaan suci (tidak dalam

212
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

keadaan hadast besar dan hadats kecil) untuk


memuliakan kalam Allah Ta'ala.

4. Membaca do`a Isti`azhah (berlindungan


kepada Allah Ta'ala dari godaan setan) ketika
hendak membaca al-Qur’an.
Allah berfirman

‫فَإ ِ َذا قَ َر ْأتَ ْالقُرْ آنَ فَا ْستَ ِع ْذ بِاهَّلل ِ ِمنَ ال َّش ْيطَا ِن ال َّر ِج ِيم‬

“Apabila kamu membaca al-Qur'an,


hendaklah kamu meminta perlindungan
kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.”
[An-Nahl :98].

Membaca basmalah apabila membaca al-Qur’an


dari awal surat, kecuali surat at-Taubah.
Berlindung kepada Allah Ta'ala, yakni
membaca:

ِ َ‫أَ ُعوْ ُذ بِاهللِ ِمنَ ال َّش ْيط‬


‫ان ال َّر ِج ِيم‬

“Hukumnya wajib menurut sebagian


ulama’.” [Lihat Mabahits fi Ulumil
Qur’an].

213
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Dan diantara bentuk membersihkan


jasmani (selain mandi) ialah bersiwak atau
memakai sikat dan pasta gigi dalam rangka
membersihkan sisa makanan yang terdapat pada
sela-sela gigi yang dapat membusuk, yang
membuat mulut kita tidak enak baunya.
Bersiwak merupakan salah satu bentuk ittiba`
kepada sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam yang bisa mendapat 2 kebaikan, bersih di
mulut dan mendapat keridhaan Allah Ta'ala:

ْ ‫َم‬
َ ْ‫طهَ َرةٌ لِ ْلفَ ِم َمر‬
ِّ‫ضاةٌ لِلرَّب‬

“Bersih dimulut dan mendapatkan ridha


dari Tuhan (Allah Ta'ala ).” [HR. Bukhari
dalam bab Shaum.1831].

5. Menghadap kiblat hal ini juga sebagai upaya


menghidupkan sunnah dalam bermajlis.

‫خَي ُُْ”ْر المجالس ما استقبل القبل””ة (رواه الط””برانى فى األوس””ط من‬


‫حديث ابن عمر‬

“Sebaik-baik Majlis adalah yang


menghadap kearah qiblat.” [HR. Thabrani
dalan Al-Ausath hadits dari Ibnu Umar].

214
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

6. Membaguskan suara dengan tidak ghuluw


(melewati batas), riya` (agar dilihat orang) ,
sum`ah (agar didengar orang) atau ujub
(mengagumi diri sendiri).

‫رواه أحمد وابن ماجة‬.. ‫زَ يِّنُوا ْالقُرْ آنَ بِأَصْ َواتِ ُك ْم‬
‫والنسائى والحاكم وصححه‬

“Perindahlah (bacaan) Al-Qur`an dengan


suara kalian.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah
Nasa`i dan Hakim menshahihkannya].

Tetapi jangan sampai seseorang


mengeraskan bacaannya di dalam mushalla
(masjid) sementara orang lain dalam keadaan
shalat, sedangkan hal yang demikian itu telang
dilarang.

‫ص””” َواتُهُ ْم‬ْ َ‫ت أ‬ ْ َ‫ُص””” ُّلونَ َوقَ””” ْد َعل‬ َ ‫اس َوهُ ْم ي‬ ِ َّ‫َ”””ر َج َعلَى الن‬ َ ‫خ‬
‫صلِّ َي يُنَا ِجي َربَّهُ فَ ْليَ ْنظُ””رْ بِ َم””ا يُنَا ِجي ” ِه‬
َ ‫ال إِ َّن ْال ُم‬
َ َ‫بِ ْالقِ َرا َء ِة فَق‬
‫ْض بِ ْالقُرْ آ ِن‬ ٍ ‫ض ُك ْم َعلَى بَع‬ ُ ‫بِ ِه َواَل يَجْ هَرْ بَ ْع‬

“Bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam


pernah keluar pada suatu kaum, sedang
mereka sementara dalam keadaan shalat
dan mengeraskan bacaannya, maka Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

215
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

“Setiap kalian bermunajat (berbisik-bisik)


kepada Rabbnya, maka janganlah kalian
mengeraskan bacaan (Al-Qur`an) kalian
atas sebagian yang lain. [HR. Imam Malik
dalam kitabnya “Al-Muwatha`”[1/80]),
Ibnu Abdil Barr berkata: “Ini adalah hadits
shahih] [10]. [Lihat: Majaalis Syahrur
Ramadhan; Syaikh Al-Utsaimin].

7. Hendaknya membaca dengan sirri (pelan)


apabila dikhawatirkan dapat menimbulkan riya`
atau sum`ah pada dirinya atau dapat
mengganggu ketenangan dalam Masjid
sebagaimana telah disebutkan dalam hadits Nabi
Shallallahu 'alaihi wa salalm.

َّ ‫آن َك ْال َجا ِه ُر بِال‬


. ‫ص َدقَ ِة‬ ِ ْ‫الجْ ا َ ِه ُر بِ ْالقُر‬

"Mengeraskan (dalam membaca) Al-


Qur`an sama dengan menampakan dalam
bershadaqah." [Minhajul Muslim, hal.71].

Dan telah diketahui bahwa shadaqah yang


dicintai adalah yang sembunyi-sembunyi,
kecuali dalam keadaan tertentu yang berfaidah.
Misalnya: untuk mendorong orang lain agar
melakukan seperti yang kita lakukan.

216
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

8. Hendaknya membaca Al-Qur`an dengan


tartil.

‫َو َرتِّ ِل ْالقُرْ َءانَ تَرْ تِيال‬

“Dan bacalah al-Qur'an itu dengan


perlahan-lahan.” [Al-Muzammil : 4].

Ali bin Abi Thalib menjelaskan ma`na


tartil dalam ayat tersebut diatas adalah:

”Mentajwidkan huruf-hurufnya dengan


mengetahui tempat-tempat berhentinya”.
[Syarh Mandhumah Al-Jazariyah, hl. 13].

Maka sayangnya bagi kita bersabar,


jangan terburu ingin segera selesai (khatam)
dalam membaca Al-Qur`an atau terburu nafsu
ingin segera menguasai (memahami) Al-Qur`an
sehingga lalai memperhatikan kaidah-kaidah
dalam tilawah.
Dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam telah melarang dalam tilawah,
menamatkan al-Qur’an kurang dari 3 malam,

217
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

sebab tidak akan bisa memahami maknanya.


Sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.

ٍ ‫اَل يَ ْفقَهُ َم ْن قَ َرأَ ْالقُرْ آنَ فِي أَقَ َّل ِم ْن ثَاَل‬


‫ث‬

“Barangsiapa membaca al-Qur’an kurang


dari 3 hari maka tidak akan dapat
memahaminya.” [HR. Abu Dawud, At-
Tirmidzi, dan Ibnu Majah].

Demikian pula Rasulullah Shallallahu


'alaihi wa sallam memerintahkan Abdullah bin
Umar Radhiyallahu 'anhuma supaya
mengkhatamkan al-Qur’an setiap 7 hari (sekali).
[HR. Mutafaq Alaih].
Adapun beberapa riwayat dari Salafus
Shalih yang menyatakan bahwa di antara
mereka ada yang mengkhatamkan al-Qur’an
sehari semalam sekali, atau 2 kali khatam, atau
3 kali dan bahkan ada juga yang 8 kali khatam,
maka semua itu tidak bisa menjadi hujjah
karena bertentangan dengan hadits di atas.
Demikian juga sekelompok Salaf tidak
menyukai mengkhatamkan Al-Qur’an dalam
sehari semalam. Syeikh Abdul Qadir Al-
Arnauth mengomentari hadits di atas dengan
perkataan: “Inilah yang benar dan sesuai dengan

218
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Sunnah. [Lihat At-Tibyan Fi Adab Hamalatil


Qur’an, tahqiq: Syeikh Abdul Qadir Al-
Arnauth, hal: 49].
Bacaan dengan perlahan-perlahan (tartil), bukan
dengan cepat-cepat, hal yang demikian itu akan
membantu dalam tadabbur (memahami)
maknanya dan menghindari dari kesalahan
dalam melafadzkan atau mengeluarkan huruf-
hurufnya. Di dalam Shahih Bukhari disebutkan.

‫ص ”لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي” ِه َو َس ”لَّ َم‬


َ ‫”را َءةُ النَّبِ ِّي‬ ْ ‫ُسئِ َل أَنَسٌ َك ْيفَ َكان‬
َ ”ِ‫َت ق‬
‫”رأَ ( بِ ْس” ِم هَّللا ِ ال”رَّحْ َم ِن ال” َّر ِح ِيم ) يَ ُم” ُّد‬ َ ”َ‫َت َم” ًّدا ثُ َّم ق‬
ْ ‫فَقَا َل َكان‬
ِ ‫بِبِس ِْم هَّللا ِ َويَ ُم ُّد بِالرَّحْ َم ِن َويَ ُم ُّد بِالر‬
‫َّح ِيم‬

Dari anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu,


bahwa ketika ditanya tentang qira’ah
(bacaan) Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam maka ia berkata: “Bahwa
bacaannya panjang-panjang, kemudian
membaca: ( ‫بِ ْس”””””” ِم هَّللا ِ ال””””””رَّحْ َم ِن ال”””””” َّر ِح ِيم‬
memanjangkan (ِ ‫ ) بِبِس ِْم هَّللا‬kemudian (‫)الرَّحْ َم ِن‬
kemudian (‫[ ) ال َّر ِح ِيم‬HR. Bukhari, 5046].

َ ِ ‫ت أَوْ َكلِ َمةً َغي َْرهَا قِ” َرا َءةَ َر ُس”و ِل هَّللا‬
‫ص”لَّى‬ ْ ‫ع َْن أُ ِّم َسلَ َمةَ أَنَّهَا َذ َك َر‬
ً‫هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يُقَطِّ ُع قِ َرا َءتَهُ آيَةً آيَة‬

219
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Dari Ummu Salamah Radhiyallahu 'anha,


bahwa dia menyebutkan bacaan
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam,
yaitu (beliau) memutus-mutus bacaannya
ayat per ayat (satu ayat-satu ayat). [HR.
Ahmad (6/3020, Abu Dawud (4001)
Tirmidzi (2927) dan Dishahihkan An-
Nawawi, dalam “Al-Majmu’” 3/333 ].

Dalam kitab Majalis Fi Syahri Ramadhan


karya Syaikh Utsaimin dijelaskan, bahwa tidak
mengapa dengan (bacaan) cepat yang tidak
sampai merubah lafadz, dan tidak meninggalkan
sebagian huruf atau idghamnya. Tetapi apabila
tidak benar dalam pengucapan idghamnya,
sampai salah dalam lafadznya, maka hal itu
haram, karena yang demikian berarti mengganti
lafadz al-Qur’an”.

9. Hendaknya sujud, ketika membaca ayat-ayat


yang mengisyaratkan sujud, hal ini dilakukan
dalam keadaan berwudhu’, di waktu siang
maupun malam, dengan takbir dan
mengucapkan: ‫ (س””بحان ربي األعلى‬Suci Rabbku
yang Maha Tinggi) dan hendaklah berdoa,
kemudian bangun dari sujud tanpa takbir dan

220
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

tanpa salam. [Majaalis Syahrur Ramadhan;


Syaikh Al-Utsaimin].

Syaikh Said bin Ali bin Wahf Al-Qahthany,


menyebutkan bahwa do’a sujud tilawah yang
dibaca, berbunyi:

‫ص ” َرهُ بِ َحوْ لِ ” ِه َو قُ َّوتِ ” ِه‬ َّ ” ‫َس ” َج َد َوجْ ِه َي لِلَّ ِذي خَ لَقَ ”هُ َو َش‬
َ َ‫ق َس ” ْم َعهُ َوب‬
َ‫ك هَّللا ُ أَحْ َس ُن ْال َخالِقِين‬ َ َ‫فَتَب‬
َ ‫ار‬

Wajahku bersujud kepada Tuhan yang


telah menciptakanku, yang memberi
pendengaran dan penglihatanku, dengan
daya dan upayaNya, Maha Suci Allah
sebaik-baik pencipta. [HR. At-Tirmidzi
2/474, Ahmad 6/30 dan Hakim dan
disetujui Ad-Dzahabi 1/220].

Ada beberapa ayat yang disunahkan sujud


ketika membacanya, yaitu:
Dalam surat al-A’raf: 206, Ar-Ra’d: 15,
An-Nahl: 50, Al-Isra’:109, Al-Furqan: 60, Al-
Hajj: 18 dan 77, Al-Furqan: 60, An-Naml:26,
As-Sajdah:15, Shaad:24, An-Najm:62, Al-
Isyiqaq:21, Fushilat:38, Al-Alaq:19.

ADAB BERTETANGGA.

221
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Manusia merupakan makhluk sosial yang


tidak dapat hidup sendiri tanpa ada interaksi
dengan manusia lainnya. Maka, kehadiran
tetangga dalam kehidupan sehari-hari seorang
muslim sangat dibutuhkan
Manusia merupakan makhluk sosial yang
tidak dapat hidup sendiri tanpa ada interaksi
dengan manusia lainnya. Maka, kehadiran
tetangga dalam kehidupan sehari-hari seorang
muslim sangat dibutuhkan. Allah Ta’ala
berfirman,

‫َوا ْعبُ ُدوا هَّللا َ َواَل تُ ْش ِر ُكوا بِ ِه َش ْيئًا َوبِ ْال َوالِ َدي ِْن إِحْ َسانًا َوبِ ِذي ْالقُ””رْ بَى‬
ِ ُ‫ار ْال ُجن‬
‫ب‬ ِ ‫ار ِذي ْالقُرْ بَى َو ْال َج‬ ِ ‫ين َو ْال َج‬ِ ‫َو ْاليَتَا َمى َو ْال َم َسا ِك‬

Artinya: “Beribadahlah kepada Allah dan


janganlah kamu mempersekutukan-Nya
dengan sesuatu apapun. Dan berbuat
baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga
yang jauh.” (QS. An Nisa: 36).

Nabi shallallahu ‘alaihi wassallam juga


bersabda,

ُ‫ت أَنَّهُ َسيُ َو ِّرثُه‬ ِ ‫صينِى ِجب ِْري ُل بِ ْال َج‬


ُ ‫ار َحتَّى ظَنَ ْن‬ ِ ‫َما زَا َل يُو‬

222
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Artinya: “Jibril senantiasa bewasiat


kepadaku agar memuliakan (berbuat baik)
kepada tetangga, sampai-sampai aku
mengira seseorang akan menjadi ahli
waris tetangganya.” (HR. Al Bukhari
no.6014).

Agama Islam menaruh perhatian yang


sangat besar kepada pemeluknya dalam segala
hal dan urusan. Mulai dari bangun tidur hingga
akan tidur lagi, semua tidak luput dari
ajarannya. Tak terkecuali dalam masalah adab.
Berikut ini diantara adab-adab seorang muslim
kepada tetangganya yang patut kita perhatikan.

Menghormati Tetangga dan Berperilaku Baik


Terhadap Mereka. Diriwayatkan oleh sahabat
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam
bersabda,

ُ‫اآلخ ِر فَ ْليُ ْك ِر ْم َجا َره‬


ِ ‫َم ْن َكانَ ي ُْؤ ِم ُن بِاهَّلل ِ َو ْاليَوْ ِم‬

Artinya: “Barangsiapa yang beriman


kepada Allah dan hari Akhir, maka

223
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

hendaklah ia memuliakan tetangganya.”


(Muttafaq ‘alaih).

Berkata Al-Hafizh (yang artinya): “Syaikh


Abu Muhammad bin Abi Jamrah mengatakan,
‘Dan terlaksananya wasiat berbuat baik kepada
tetangga dengan menyampaikan beberapa
bentuk perbuatan baik kepadanya sesuai dengan
kemampuan. Seperti hadiah, salam, wajah yang
berseri-seri ketika bertemu, memperhatikan
keadaannya, membantunya dalam hal yang ia
butuhkan dan selainnya, serta menahan sesuatu
yang bisa mengganggunya dengan berbagai
macam cara, baik secara hissiyyah (terlihat) atau
maknawi (tidak terlihat).’” (Fathul Baari:
X/456).
Kata tetangga mencangkup tetangga yang
muslim dan juga yang kafir, ahli ibadah dan
orang fasik, teman dan lawan, orang asing dan
penduduk asli, yang memberi manfaat dan yang
memberi mudharat, kerabat dekat dan bukan
kerabat dekat, rumah yang paling dekat dan
paling jauh. Demikian yang dikatakan oleh Ibnu
Hajar rahimahullahu dalam al-Fath (X/456).

Bangunan Rumah Kita Jangan Mengganggu


Tetangga

224
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Usahakan semaksimal mungkin untuk


tidak menghalangi mereka mendapatkan sinar
matahari atau udara. Kita juga tidak boleh
melampaui batas tanah milik tetangga kita, baik
dengan merusak ataupun mengubah, karena hal
tersebut dapat menyakiti perasaannya.
Dan termasuk hak-hak bertetangga adalah
tidak menghalangi tetangga untuk menancapkan
kayu atau meletakkannya di atas dinding untuk
membangun kamar atau semisalnya.
Sebagaimana telah dijelaskan oleh Rasul kita
shallallahu ‘alaihi wassallam yang diriwayatkan
oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,

ِ ‫ارهُ أَ ْن يَ ْغ ِرزَ َخ َشبَةً فِى ِجد‬


‫َار ِه‬ َ ‫الَ يَ ْمنَ ْع أَ َح ُد ُك ْم َج‬

Artinya: “Janganlah salah seorang di


antara kalian melarang tetangganya
menancapkan kayu di dinding
(tembok)nya” (HR.Bukhari (no.1609);
Muslim (no.2463); dan lafazh hadits ini
menurut riwayat beliau; Ahmad (no.7236);
at-Tirmidzi (no.1353); Abu Dawud
(no.3634); Ibnu Majah (no.2335); dan
Malik (no.1462)).

225
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Akan tetapi, diperbolehkannya menyandarkan


kayu ke dinding tetangga dengan beberapa
syarat,
- pertama, tidak merusak atau
merobohkan dinding tembok;
- kedua, dia sangat membutuhkan untuk
meletakkan kayu itu di dinding
tetangganya;
- ketiga, tidak ada cara lain yang
memungkinkan untuk membangun
selain menyandarkan kepada tembok
tetangga.

Apabila salah satu atau sebagian dari


ketentuan di atas tidak dipenuhi maka
tetangga tidak boleh memanfaatkan
bangunan dan menyandarkannya kepada
tembok tetangganya karena akan
menimbulkan mudharat yang telah terlarang
secara syari’at, “Tidak boleh memberi
bahaya dan membahayakan orang lain” (HR.
Ibnu Majah (no.2340); dan Syaikh Al-Albani
menshahihkannya (no.1910,1911)).

Memelihara Hak-hak Tetangga, Terutama


Tetangga yang Paling Dekat

226
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Diantara hak tetangga yang harus kita


pelihara adalah menjaga harta dan kehormatan
mereka dari tangan orang jahat baik saat mereka
tidak di rumah maupun di rumah, memberi
bantuan kepada mereka yang membutuhkan,
serta memalingkan mata dari keluarga mereka
yang wanita dan merahasiakan aib mereka.
Adapun tetangga paling dekat memiliki
hak-hak yang tidak dimiliki oleh tetangga jauh.
Hal ini dikutip dari pertanyaan ibunda ‘Aisyah
radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Aku bertanya,
‘Wahai Rasulullah, aku memiliki dua tetangga,
manakah yang aku beri hadiah?’ Nabi
menjawab,

ً ‫إِلَى أَ ْق َربِ ِه َما ِم ْنكَ باَبا‬

“Yang pintunya paling dekat dengan


rumahmu.” (HR. Bukhari (no.6020);
Ahmad (no.24895); dan Abu Dawud
(no.5155)).

Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi


wassallam memerintahkan hal tersebut,
diketahui bahwa hak tetangga yang paling dekat
lebih didahulukan daripada hak tetangga yang
jauh. Diantara hikmahnya adalah tetangga

227
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

dekatlah yang melihat hadiah tersebut atau apa


saja yang ada di dalam rumahnya, dan bisa jadi
menginginkannya. Lain halnya dengan tetangga
jauh. Selain itu, sesungguhnya tetangga yang
dekat lebih cepat memberi pertolongan ketika
terjadi perkara-perkara penting, terlebih lagi
pada waktu-waktu lalai. Demikian penjelasan
Al Hafizh dalam Fathul Baari (X/361).

Tidak Mengganggu Tetangga


Seperti mengeraskan suara radio atau TV,
melempari halaman mereka dengan kotoran,
atau menutupi jalan bagi mereka. Seorang
mukmin tidak dihalalkan mengganggu
tetangganya dengan berbagai macam gangguan.
Dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu disebutkan adanya larangan dan sikap
tegas bagi seseorang yang mengganggu
tetangganya. Rasulullah shallallahu ‘alahi
wassalam menggandengkan antara iman kepada
Allah dan hari Akhir, menunjukkan besarnya
bahaya mengganggu tetangga. Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda,

ُ‫َم ْن َكانَ ي ُْؤ ِم ُن بِاهَّلل ِ َو ْاليَوْ ِم اآْل ِخ ِر فَاَل ي ُْؤ ِذ َجا َره‬

228
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Artinya: “Barangsiapa yang beriman


kepada Allah dan hari Akhir maka
janganlah dia mengganggu
tetangganya’”(HR. Bukhari (no.1609);
Muslim (no.2463); dan lafazh hadits ini
menurut riwayat beliau, Ahmad (no.7236);
at-Tirmidzi (no.1353); Abu Dawud
(no.3634); Ibnu Majah (no.2335); dan
Malik (no.1462)).

Dan dalam Hadits lainnya, Abu Syuraih


radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Nabi
shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda,

ِ ‫َوهَّللا اَل ي ُْؤ ِم ُن َوهَّللا ِ اَل ي ُْؤ ِم ُن َوهَّللا ِ اَل ي ُْؤ ِم ُن قِي َل َو َم ْن يَ””ا َر ُس ”و َل هَّللا‬
ُ‫قَا َل الَّ ِذي اَل يَأْ َم ُن َجا ُرهُ بَ َوايِقَه‬

Artinya: “Demi Allah, tidak beriman.


Demi Allah, tidak beriman. Demi Allah,
tidak beriman. “Sahabat bertanya, “Siapa
wahai Rasulullah?” Beliau menjawab,
“Yang tetangganya tidak aman dari
keburukannya” (HR. Bukhari (no.6016)).

Dalam riwayat Abu Hurairah disebutkan bahwa


shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda:

229
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

ُ‫اَل يَ ْد ُخ ُل ْال َجنَّةَ َم ْن اَل يَأْ َم ُن َجا ُرهُ بَ َوائِقَه‬

Artinya: “Tidak masuk surga orang yang


tetangganya tidak aman dari
keburukannya” (HR. Muslim (no.46);
Ahmad (no.8638); Al Bukhari (no.7818)).

Jangan Kikir untuk Memberikan Nasehat


dan Saran kepada Mereka.
Sudah seharusnya kita mengajak mereka
agar berbuat yang ma’ruf dan mencegah yang
mungkar dengan bijaksana (hikmah) dan
nasehat baik, tanpa maksud menjatuhkan atau
menjelek-jelekan mereka. Disebutkan dalam
hadits yang diriwayatkan dari Tamim bin Aus
Ad Dari radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi
shallallahu ‘alahi wassallam bersabda, “Agama
itu nasehat.” Kami (para shahabat) bertanya,
“Untuk siapa wahai Rasulullah?” Beliau
menjawab,

‫هَّلِل ِ َولِ ِكتَابِ ِه َولِ َرسُولِ ِه َوألَئِ َّم ِة ْال ُم ْسلِ ِمينَ َوعَا َّمتِ ِه ْم‬

Artinya: “Untuk Allah, Kitab-Nya, rasul-


Nya, para pemimpin kaum muslimin dan
seluruh kaum muslimin” (HR. Muslim

230
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

(no.55); Ahmad (no.16493); an-Nasa’


(no.4197); dan Abu Dawud (no.4944)).

Dan nasehat untuk seluruh kaum muslimin


adalah termasuk tetangga kita. Tujuannya untuk
memberikan kebaikan kepada mereka, termasuk
mengajarkan dan memeperkenalkan kepada
mereka perkara yang wajib, serta menunjukkan
mereka kepada al-haq (kebenaran). Hal ini
dijelaskan dalam Kasyful Musykil mim Hadits
ash-Shahihain karya Ibnul Jauzi (IV/219).
Memberikan Makanan kepada Tetangga
Rasulullah shallallahu ‘alahi wassalam bersabda
kepada Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu,

َ‫يَا أَبَا َذ ٍّر إِ َذا طَبَ ْختَ َم َرقَةً فَأ َ ْكثِرْ َما َءهَا َوتَ َعاهَ ْد ِجي َرانَك‬

Artinya: “Wahai Abu Dzar, apabila kamu


memasak sayur (daging kuah) maka
perbanyaklah airnya dan berilah
tetanggamu” (HR. Muslim). Adapun
tetangga yang pintunya lebih dekat dari
rumah kita agar lebih didahulukan untuk
diberi.

Bergembira ketika Mereka Bergembira dan


Berduka ketika Mereka Berduka.

231
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Kita jenguk tetangga kita apabila ia sedang


sakit, kita tanyakan kehadirannya apabila ia
tidak ada, bersikap baik apabila kita
menjumpainya, dan hendaknya sesekali kita
undang mereka untuk datang ke rumah kita.
Hal-hal seperti itu mudah membuat hati mereka
luluh dan akan menimbulkan rasa kasih sayang
kepada kita. Karena sebaik-baik manusia adalah
yang akhlaknya paling baik. Hal ini berdasarkan
sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wassallam dan
beliaulah manusia yang memiliki akhlak paling
terpuji, “Sebaik-baik kalian adalah yang paling
baik akhlaknya” (HR. Bukhari (no.6035);
Ahmad (no.6468); dan at-Tirmidzi (no.1975)).

Tidak Mencari-cari Kesalahan Tetangga.


Hendaknya kita tidak mencari-cari
kesalahan tetangga kita. Jangan pula bahagia
apabila mereka keliru, bahkan seharusnya kita
tidak memandang kekeliruan dan kealpaan
mereka.

Sabar Atas Perilaku Kurang Baik Mereka.


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam
bersabda (yang artinya): “Ada tiga kelompok
manusia yang dicintai Allah, … Disebutkan
diantaranya: “Seseorang yang mempunyai

232
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

tetangga, ia selalu disakiti (diganggu) oleh


tetangganya, namun ia sabar atas gangguannya
itu hingga keduanya dipisah boleh kematian
atau keberangkatannya” (HR. Ahmad dan
dishahihkan oleh Al-Albani).
Ketika kita berinteraksi dengan manusia,
pasti ada suatu kekurangan atau perlakuan yang
kurang baik dari sebagian mereka kepada
sebagian yang lainnya, baik dengan perkataan
maupun perbuatan. Maka orang yang terzhalimi
disunnahkan menahan marah dan memaafkan
orang yang menzhaliminya. Allah Ta’ala
berfirman,

ِ ‫ش َوإِ َذا َم”””ا غ‬


‫َض”””بُوا هُ ْم‬ َ َ‫َوالَّ ِذينَ يَجْ تَنِبُ”””ونَ َكبَ”””ائِ َر اإْل ِ ْث ِم َو ْالف‬
َ ‫”””وا ِح‬
َ‫يَ ْغفِرُون‬

Artinya: “Dan (bagi) orang-orang yang


menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-
perbuatan keji, dan apabila mereka marah
mereka memberi maaf” (QS. Asy-Syuura:
37).

Dan juga Allah Ta’ala berfirman,

َ‫اس َوهَّللا ُ يُ ِحبُّ ْال ُمحْ ِسنِين‬


ِ َّ‫اظ ِمينَ ْال َغ ْيظَ َو ْال َعافِينَ ع َِن الن‬
ِ ‫َو ْال َك‬

233
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Artinya:“Dan orang-orang yang menahan


amarahnya dan memaafkan (kesalahan)
orang lain. Allah menyukai orang-orang
yang berbuat kebaikan” (QS. Ali
‘Imran:134).

Firman Allah “Dan orang-orang yang menahan


amarahnya” yaitu apabila mereka diganggu oleh
orang lain sehingga mereka marah dan hati
mereka penuh dengan kekesalan yang
mengharuskan mereka membalasnya dengan
perkataan dan perbuatan, akan tetapi mereka
tidak mengamalkan konsekuensi tabi’at manusia
tersebut (tidak membalasnya). Bahkan mereka
menahan amarah lalu bersabar dan tidak
membalas orang yang berbuat jahat kepadanya.
Wallahu musta’an

ADAB DI PASAR
Murah hati saat menjual dan membeli:

ُ‫ص”لَّى هللا‬
َ ِ ‫ض” َي هللاُ َع ْنهُ””أن َر ُس”ول هَّللا‬
ِ ‫عن أبي هريرة َر‬
‫ وإذا‬،‫ س””محا ً إذا ب””اع‬،ً‫ (رحم هَّللا رجال‬:‫َعلَ ْي ” ِه َو َس ”لَّ َم ق””ال‬
ِ َ‫ وإذا اقتضى) َر َواهُ البُخ‬،‫اشترى‬
. ُّ‫اري‬

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu


bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi

234
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

wasallam bersabda: “Allah merahmati


seorang lelaki yang tenggang rasa bila
menjual, membeli, dan bila menuntut
haknya”. HR. Bukhari.

Membayar hutang saat jatuh tempo:

ُ‫ص”لَّى هللا‬
َ ِ ‫ض” َي هللاُ َع ْنهُ””أن َر ُس”ول هَّللا‬ ِ ‫عن أبي هريرة َر‬
‫ وإذا أتب””ع أح””دكم على‬،‫ (مطل الغني ظلم‬:‫َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قال‬
(.‫ق َعلَ ْي ِه‬ٌ َ‫مليء فليتبع ) ُمتَّف‬

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu


bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Menunda
pembayaran hutang bagi orang yang
mampu adalah suatu kezalimian, dan bila
salah seorang kalian mengalihkan
hutangnya kepada orang yang kaya
hendaklah dia menerimanya.” Muttafaq
’alaih.

Menunda piutang dari orang yang sedang


kesusahan:

ُ‫ص”لَّى هللا‬
َ ِ ‫ض” َي هللاُ َع ْنهُ””أن َر ُس”ول هَّللا‬
ِ ‫عن أبي هريرة َر‬
‫ وك””ان يق””ول‬،‫ (ك””ان ت””اجر ي””داين الن””اس‬:‫َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق””ال‬

235
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

‫ إذا أتيت معسراً فتج””اوز عن””ه؛ لع””ل هَّللا أن يتج””اوز‬:‫لفتاه‬


ٌ َ‫ فلقي هَّللا فتجاوز عنه) ُمتَّف‬،‫عنا‬
.‫ق َعلَي ِه‬

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah


Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Ada seorang pedagang yang memberi
piutang kepada manusia, dan dia selalu
berkata kepada hamba sahayanya: “Bila
engkau menagih orang yang kesulitan
maka hapuskanlah hutangnya, semoga
Allah menghapuskan kesalahan kita”, lalu
dia bertemu Allah (di hari kiamat), dan
Allah menghapuskan kesalahannya”.
Muttafaq ’alaih.

Larangan jual beli di waktu shalat:


Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

‫لص ”اَل ِة ِم ْن يَ””وْ ِم ْال ُج ُم َع” ِة‬ َّ ِ‫ي ل‬ َ ‫يَ””ا أَيُّهَ””ا الَّ ِذينَ آَ َمنُ””وا إِ َذا نُ””و ِد‬
‫”ر هَّللا ِ َو َذرُوا ْالبَ ْي ” َع َذلِ ُك ْم َخ ْي ” ٌر لَ ُك ْم إِ ْن ُك ْنتُ ْم‬
ِ ”‫اس ” َعوْ ا إِلَى ِذ ْك‬ ْ َ‫ف‬
‫ض‬ِ ْ‫الص”اَل ةُ فَا ْنت َِش”رُوا فِي اأْل َر‬ َّ ‫ت‬ ِ َ‫ض”ي‬ ِ ُ‫) فَ”إ ِ َذا ق‬9( َ‫تَ ْعلَ ُم””ون‬
( َ‫َوا ْبتَ ُغوا ِم ْن فَضْ ِل هَّللا ِ َو ْاذ ُكرُوا هَّللا َ َكثِ””يرًا لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِ ُح””ون‬
﴾)10

“Hai orang-orang beriman, apabila diseru


untuk menunaikan shalat Jum’at, maka
bersegeralah kamu kepada mengingat

236
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang


demikian itu lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui. Apabila telah ditunaikan
shalat, maka bertebaranlah kamu di muka
bumi; dan carilah karunia Allah dan
ingatlah Allah banyak-banyak supaya
kamu beruntung.” (Q.S. Al Jumuah: 9-
10 ).

Bersikap adil dalam segala kondisi:


Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

ِ َّ‫) الَّ ِذينَ إِ َذا ا ْكتَالُوا َعلَى الن‬1( َ‫َو ْي ٌل لِ ْل ُمطَفِّفِين‬


َ‫اس يَ ْس””تَوْ فُون‬
‫) أَاَل يَظُ ُّن‬3( َ‫) َوإِ َذا َك”””الُوهُ ْم أَوْ َو َزنُ”””وهُ ْم ي ُْخ ِس”””رُون‬2(
ُ‫) يَوْ َم يَقُ””و ُم النَّاس‬5( ‫) لِيَوْ ٍم َع ِظ ٍيم‬4( َ‫ك أَنَّهُ ْم َم ْبعُوثُون‬ َ ِ‫أُولَئ‬
(6( َ‫لِ َربِّ ْال َعالَ ِمين‬

“Kecelakaan besarlah bagi orang-orang


yang curang. (yaitu) orang-orang yang
apabila menerima takaran dari orang lain
mereka minta dipenuhi. dan apabila
mereka menakar atau menimbang untuk
orang lain, mereka mengurangi. Tidaklah
orang-orang itu menyangka, bahwa
sesungguhnya mereka akan dibangkitkan.
pada suatu hari yang besar, (yaitu) hari
(ketika) manusia berdiri menghadap

237
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Tuhan semesta alam? (Q.S. Al


Muthaffifin: 1-6).

Hindari sering bersumpah:

ِ ‫ س”معت َر ُس”ول هَّللا‬:‫ض” َي هللاُ َع ْن”هُ ق”ال‬


ِ ‫عن أبي هريرة َر‬
‫ ممحق””ة‬،‫ (الحلف منفقة للسلعة‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يقول‬ َ
ٌ َ‫للربح) ُمتَّف‬
.‫ق َعلَ ْي ِه‬

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu


berkata: “Aku mendengar Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sumpah membuat barang dagangan
menjadi laku tetapi mengurangi bisa laba”.
Muttafaq ’alaih.

hindari jual beli barang- barang haram dan


kotor:
Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

‫َوأَ َح َّل هَّللا ُ ْالبَ ْي َع َو َح َّر َم الرِّ بَا‬

“Allah telah menghalalkan jual beli dan


mengharamkan riba.” (Q.S. Al Baqarah:
275).

Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

238
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

‫ص ”ابُ َواأْل َ ْزاَل ُم‬


َ ‫يَ””ا أَيُّهَ””ا الَّ ِذينَ آَ َمنُ””وا إِنَّ َم””ا ْال َخ ْم” ُر َو ْال َمي ِْس ” ُر َواأْل َ ْن‬
َ‫ان فَاجْ تَنِبُوهُ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون‬
ِ َ‫ِرجْ سٌ ِم ْن َع َم ِل ال َّش ْيط‬

“Hai orang-orang yang beriman,


sesungguhnya (meminum) khamar,
berjudi, (berkorban untuk) berhala,
mengundi nasib dengan panah, adalah
termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah
perbuatan-perbuatan itu agar kamu
mendapat keberuntungan.” (Q.S. Al
Maidah : 90) .

Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

َ ِ‫ت َوي َُحرِّ ُم َعلَ ْي ِه ُم ْال َخبَائ‬


‫ث‬ ِ ‫َوي ُِحلُّ لَهُ ُم الطَّيِّبَا‬

“Dan menghalalkan bagi mereka segala


yang baik dan mengharamkan bagi mereka
segala yang buruk.” (Q.S. Al A’raaf: 157).

Larangan berdusta dan menipu:

ُ‫ص”لَّى هللا‬
َ ِ ‫ض” َي هللاُ َع ْنهُ””أن َر ُس”ول هَّللا‬
ِ ‫عن أبي هريرة َر‬
‫َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم مر على صبرة طعام؛ فأدخل يده فيها؛ فن””الت‬
:‫ (ما ه”ذا ي””ا ص”احب الطع””ام؟!) ق”ال‬:‫ فقال‬،ً‫أصابعه بلال‬
‫ (أفال جعلت””ه ف””وق‬:‫أصابته الس””ماء ي””ا َر ُس”ول هَّللا ! ق””ال‬

239
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

‫الطعام حتى يراه الناس ؟! من غش””نا فليس من””ا) أخرج””ه‬


.‫مسلم‬

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu


bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wasallam melewati seonggok makanan
lalu beliau memasukkan tangannya ke
dalam onggokan tersebut, jari beliau
menjadi basah maka beliau bersabda:
“Apa ini wahai pemilik makanan?”, ia
berkata: “Terkena hujan wahai
Rasulullah”, beliau bersabda: “Kenapa
engkau tidak meletakkannya pada bagian
atas makanan, hingga orang-orang
melihatnya, barangsiapa yang menipu
kami tidaklah termasuk golongna kami”.
HR. Muslim.

ِ ‫ ق””ال َر ُس ”ول هَّللا‬:‫ض َي هللاُ َع ْن”هُ ق””ال‬


ِ ‫ع َْن حكيم بن حزام َر‬
‫ أو‬،‫ (البيع””ان بالخي””ار م””ا لم يتفرق””ا‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ
،‫ فإن صدقا وبينا بورك لهما في بيعهما‬،‫ حتى يتفرقا‬:‫قال‬
ٌ ّ‫وإن كتما وكذبا محقت بركة بيعهما) ُمتَّف‬
(.‫ق َعلَ ْي ِه‬

Dari Hakim bin Hizam radhiyallahu ‘anhu


berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Penjual dan pembeli
masih bebas (belum terikat suatu

240
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

transaksipun) selama belum berpisah, atau


beliau bersabda: “Sampai mereka berdua
berpisah” jika keduanya benar/jujur dan
menjelaskan cacat barang dagangannya,
niscaya Allah memberkahi keduanya, jika
mereka saling menyembunyikan dan
berdusta, maka dicabutlah keberkahan dari
transaksi mereka.” Muttafaq ’alaih.

Larangan menimbun barang dagangan:

:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي” ِه َو َس ”لَّ َم ق””ال‬


َ ِ ‫عن معمر بن عبد هللا عن َرسُول هَّللا‬
.‫((ال يحتكر إال خاطئ)) أخرجه مسلم‬

Dari Ma’mar bin Abdullah dari Rasulullah


Shallallahu ‘alaihi wasallam :”Tidaklah
seseorang menimbun barang dagangan
kecuali dia telah berbuat salah“. HR.
Muslim.

(1) diriwayatkan oleh Bukhari no hadist :


2076.
(2) muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari
no hadist 2287 dan Muslim no hadist :
1564.

241
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

(3) muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari


no hadist 2078 dan Muslim no hadist :
1562.
(4) muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari
no hadist 2087 dan Muslim no hadist :
1606.
(5) diriwayatkan oleh Muslim no hadist :102.
(6) muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari
no hadist 2079 dan Muslim no hadist :
1532.
(7) diriwayatkan oleh Muslim no hadist :1605.

ADAB DI MASJID.
Masjid adalah rumah Allah yang berada di
atas bumi. Memiliki kedudukan yang agung di
mata kaum muslimin karena menjadi tempat
bersatunya mereka ketika shalat berjamaah dan
kegiatan beribadah lainnya. Umat Islam
senantiasa akan mulia manakala kembali
memakmurkan masjid seperti halnya generasi
salaf dahulu.

Sebagai rumah dari rumah-rumah Allah Ta’ala


yang mempunyai peranan vital, ada beberapa
etika yang telah digariskan oleh Islam ketika
berada di dalamnya. Antara lain :

242
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

1. Mengikhlaskan Niat Kepada Allah Ta’ala.


Hendaknya seseorang yang ingin ke
masjid mengikhlaskan niatnya sehingga Allah
Ta’ala menerima ibadah yang ia lakukan di
masjid. Hendaknya ia mendatangi masjid untuk
menunaikan tugas seorang hamba yaitu
beribadah kepada Allah Ta’ala tanpa dilandasi
rasa ingin dipuji manusia atau ingin dilihat oleh
masyarakat. Karena sesungguhnya setiap
amalan itu tergantung dari niatnya.

2. Berpakaian Indah Ketika Hendak Menuju


Masjid.
Sebagaimana perintah Allah Ta’ala dalam
firman-Nya:

ْ ‫يَا بَنِي آ َد َم ُخ ُذ‬


‫وا ِزينَتَ ُك ْم ِعن َد ُكلِّ َم ْس ِج ٍد‬

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu


yang indah setiap (memasuki) masjid.”

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah


rahimahullah berkata, “dalam ayat ini, Allah
tidak hanya memerintahkan hambanya untuk
menutup aurat, akan tetapi mereka
diperintahkan pula untuk memakai perhiasan.

243
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Oleh karena itu hendaklah mereka memakai


pakaian yang paling bagus ketika shalat.”
Dan dijelaskan dalam kitab tafsir karangan
Imam Ibnu Katsir rahimahullah, “berlandaskan
ayat ini dan ayat yang semisalnya disunahkan
berhias ketika akan shalat, lebih-lebih ketika
hari Jumat dan hari raya. Termasuk perhiasan
yaitu siwak dan parfum”.

3. Menghindari Makanan Tidak Sedap Baunya.


Maksudnya adalah larangan bagi
seseorang yang makan makanan yang tidak
sedap baunya, seperti mengonsumsi makanan
yang menyebabkan mulut berbau, seperti
bawang putih, bawang merah, jengkol, pete, dan
termasuk juga merokok atau yang lainnya untuk
menghadiri shalat jamaah, berdasarkan hadis,
Dari Jabir radhiallahu’anhu bahwasanya
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
bersabda, “Barang siapa yang memakan dari
tanaman ini (sejenis bawang dan semisalnya),
maka janganlah ia mendekati masjid kami,
karena sesungguhnya malaikat terganggu
dengan bau tersebut, sebagaimana manusia”.

Juga hadis Jabir, bahwa Nabi Shallallahu’alaihi


Wasallam bersabda:

244
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

‫”زلْ َم ْس” ِج َدنَا َو ْليَ ْق ُع” ْد‬


ِ ”َ‫صالً فً ْليَ ْعت َِز ْلنَا أَوْ قَ””ا َل فَ ْليَ ْعت‬
َ َ‫َم ْن أَ َك َل ثَوْ ًما أَوْ ب‬
‫في بَ ْيتِ ِه‬
ِ

“Barang siapa yang makan bawang putih


atau bawang merah maka hendaklah
menjauhi kita”, atau bersabda, “Maka
hendaklah dia menjauhi masjid kami dan
hendaklah dia duduk di rumahnya”.

Hadis tersebut bisa dibawa ke persamaan


kepada segala sesuatu yang berbau tidak sedap
yang bisa menganggu orang yang sedang shalat
atau yang sedang beribadah lainnya. Namun jika
seseorang sebelum ke masjid memakai sesuatu
yang bisa mencegah bau yang tidak sedap
tersebut dari dirinya seperti memakai pasta gigi
dan lainnya, maka tidak ada larangan baginya
setelah itu untuk menghadiri masjid.

4. Bersegera Menuju Rumah Allah Ta’ala.


Bersegera menuju masjid merupakan salah
satu ciri dari semangat seorang muslim untuk
melakukan ibadah. Jika waktu shalat telah tiba,
hendaklah kita bersegera menuju masjid karena
di dalamnya terdapat ganjaran yang amat besar,
berdasarkan hadis:

245
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu


bahwasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda, “Seandainya manusia
mengetahui keutamaan shaf pertama, dan
tidaklah mereka bisa mendapatinya kecuali
dengan berundi niscaya mereka akan berundi.
Dan seandainya mereka mengetahui keutamaan
bersegera menuju masjid niscaya mereka akan
berlomba-lomba”.
Jangan sampai kita menyepelekan dan
menunda-nunda waktu untuk sesegera mungkin
menuju masjid. Hendaknya selalu bersemangat
dalam menghidupkan masjid dan mengisinya
dengan amalan-amalan ibadah lainnya.

5. Berjalan Menuju Masjid Dengan Tenang dan


Sopan.
Hendaknya berjalan menuju shalat dengan
khusyuk, tenang, dan tentram. Nabi
Shallallahu’alaihi Wasallam melarang umatnya
berjalan menuju shalat secara tergesa-gesa
walaupun shalat sudah didirikan. Abu Qatadah
radhiallahu’anhu berkata, “Saat kami sedang
shalat bersama Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam, tiba-tiba beliau mendengar suara
kegaduhan beberapa orang. Sesudah
menunaikan shalat beliau mengingatkan,

246
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

,‫ فَالَ تَ ْف َعلُ””وْ ا‬:‫ فَقَ””ا َل‬.‫صالَ ِة‬َّ ‫لى ال‬ َ ِ‫ْج ْلنَا إ‬ َ ‫ اِ ْستَع‬:‫َما َشأْنُ ُكم؟ قَالُوْ ا‬
َ َ‫صالَ ِة فَ َعلَ ْي ُك ْم بِاال َّس ِك ْينَ ِة فَ َم””ا أَ ْد َر ْكتُ ْم ف‬
‫ص”لُّوْ ا‬ َّ ‫إِ َذا أَتَ ْيتُ ْم إِلَى ال‬
‫َو َما فَاتَ ُك ْم فَأَتِ ُّموْ ا‬

“Apa yang terjadi pada kalian?” Mereka


menjawab, “Kami tergesa-gesa menuju
shalat.” Rasulullah menegur mereka,
“Janganlah kalian lakukan hal itu. Apabila
kalian mendatangi shalat maka hendaklah
berjalan dengan tenang, dan rakaat yang
kalian dapatkan shalatlah dan rakaat yang
terlewat sempurnakanlah”.

6. Adab Bagi Wanita.


Tidak terlarang bagi seorang wanita untuk
pergi ke masjid. Namun rumah-rumah mereka
lebih baik Jika seorang wanita hendak pergi ke
masjid, ada beberapa adab khusus yang perlu
diperhatikan:
(1) Meminta izin kepada suami atau
mahramnya
(2) Tidak menimbulkan fitnah
(3) Menutup aurat secara lengkap
(4) Tidak berhias dan memakai parfum
Perbuatan kaum wanita yang memakai
parfum hingga tercium baunya dapat

247
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

menimbulkan fitnah, sebagaimana sabda


Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, “Siapa
saja wanita yang memakai wangi-wangian
kemudian keluiar menuju masjid, maka tidak
akan diterima shalatnya sehingga ia mandi”.
Abu Musa radhiallahu’anhu meriwayatkan
bahwa Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda,

‫س فَ ِه َى َك” َذا‬ ْ ”ِ‫َّت ب‬


ِ ِ‫”ال َمجْ ل‬ ْ ‫ُكلُّ َعي ٍْن زَانِيَةٌ َو ْال َمرْ أَةُ إِ َذا ا ْستَ ْعطَ َر‬
ْ ‫ت فَ َم” ر‬
ً‫َو َك َذا يَ ْعنِى زَانِيَة‬

“Setiap mata berzina dan seorang wanita


jika memakai minyak wangi lalu lewat di
sebuah majelis (perkumpulan), maka dia
adalah wanita yang begini, begini, yaitu
seorang wanita pezina”.

7. Ketika Masuk Masjid Berdoa dan


Mendahulukan Kaki Kanan
Hendaklah orang yang keluar dari rumahnya
membaca doa,

ُ ‫بِس ِْم هَّللا ِ ت ََو َّك ْل‬


ِ ‫ت َعلَى هَّللا ِ الَ َحوْ َل َوالَ قُ َّوةَ إِالَّ بِاهَّلل‬

248
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

“Dengan menyebut nama Allah aku


bertawakal kepada-Nya, tidak ada daya
dan upaya selain dari Allah semata”.

Kemudian ketika berjalan menuju masjid


hendaklah berdoa,

‫ص ِري نُ””ورًا َوفِي َس” ْم ِعي‬ َ َ‫اللَّهُ َّم اجْ َعلْ فِي قَ ْلبِي نُورًا َوفِي ب‬
‫اري نُ””ورًا َوفَ””وْ قِي نُ””ورًا‬
ِ ” ‫نُورًا َوع َْن يَ ِمينِي نُورًا َوع َْن يَ َس‬
‫خَلفِي نُورًا َواجْ َعلْ لِي نُورًا‬ْ ‫َوتَحْ تِي نُورًا َوأَ َما ِمي نُورًا َو‬

“Yaa Allah… berilah cahaya di hatiku, di


penglihatanku dan di pendengaranku,
berilah cahaya di sisi kananku dan di sisi
kiriku, berilah cahaya di atasku, di
bawahku, di depanku dan di belakangku,
Yaa Allah berilah aku cahaya”.

8. Shalat Tahiyatul Masjid.


Di antara adab ketika memasuki masjid
adalah melaksanakan shalat dua rakaat sebelum
duduk. Shalat ini diistilahkan para ulama
dengan shalat tahiyatul masjid. Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,

‫ْج َد فَ ْليَرْ َك ْع َر ْك َعتَي ِْن قَ ْب َل أَ ْن يَجْ ِل‬


ِ ‫إِ َذا َدخَ َل أَ َح ُد ُك ْم ْال َمس‬

249
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

“Jika salah seorang dari kalian masuk


masjid, maka hendaklah dia shalat dua
rakaat sebelum dia duduk”

Yang dimaksud dengan tahiyatul masjid


adalah shalat dua rakaat sebelum duduk di
dalam masjid. Tujuan ini sudah tercapai dengan
shalat apa saja yang dikerjakan sebelum duduk.
Oleh karena itu, shalat sunnah wudhu, shalat
sunnah rawatib, bahkan shalat wajib, semuanya
merupakan tahiyatul masjid jika dikerjakan
sebelum duduk. Merupakan suatu hal yang
keliru jika tahiyatul masjid diniatkan tersendiri,
karena pada hakikatnya tidak ada dalam hadis
ada shalat yang namanya ‘tahiyatul masjid’.
Akan tetapi ini hanyalah penamaan ulama untuk
shalat dua rakaat sebelum duduk. Karenanya
jika seorang masuk masjid setelah adzan lalu
shalat qabliah atau sunah wudhu, maka itulah
tahiyatul masjid baginya. Syariat ini berlaku
untuk laki-laki maupun wanita. Hanya saja para
ulama mengecualikan darinya khatib jumat, di
mana tidak ada satupun dalil yang menunjukkan
bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam shalat
tahiyatul masjid sebelum khutbah. Akan tetapi
beliau datang dan langsung naik ke mimbar.
Syariat ini juga berlaku untuk semua masjid,

250
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

termasuk masjidil haram. Tahiyatul masjid


disyariatkan pada setiap waktu seseorang itu
masuk masjid dan ingin duduk di dalamnya.
Termasuk di dalamnya waktu-waktu yang
terlarang untuk shalat, menurut sebagian
pendapat kalangan ulama.

9. Mengagungkan Masjid.
Bentuk pengagungan terhadap masjid
berupa hendaknya seseorang tidak bersuara
dengan suara yang tinggi, bermain-main, duduk
dengan tidak sopan, atau meremehkan masjid.
Hendaknya juga ia tidak duduk kecuali sudah
dalam keadaan berwudhu untuk mengagungkan
rumah Allah Ta’ala dan syariat-syariat-Nya.
Allah Ta’ala berfirman,

“Demikianlah (perintah Allah). dan


Barangsiapa mengagungkan syiar-syiar
Allah, Maka Sesungguhnya itu timbul dari
ketakwaan hati” .

10. Menuggu Ditegakkannya Shalat Dengan


Berdoa Dan Berdzikir.
Imam Ibnu Qudamah rahimahullah
berkata, “Setelah shalat dua rakaat hendaknya
orang yang shalat untuk duduk menghadap

251
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

kiblat dengan menyibukkan diri berdzikir


kepada Allah, berdoa, membaca Alquran, atau
diam dan janganlah ia membicarakan masalah
duniawi belaka”.
Terdapat keutamaan yang besar bagi
seorang yang duduk di masjid untuk menunggu
shalat, berdasarkan sabda Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam,

ُ‫صالَةُ تَحْ بِ ُس”ه‬ َّ ‫ت ال‬ ِ َ‫صالَ ِة َما َكان‬ َّ ‫في ال‬ِ َ‫فَإ ِ َذا َد َخ َل ْال َم ْس ِج َد َكان‬
‫َلى أَ َح” ِد ُك ْم َم””ادَا َم فِي َمجْ لِ ِس ” ِه الَّ ِذي‬ َ ‫ُص ”لُّوْ نَ ع‬ َ ‫وال َمالَئِ َك ” ةُ ي‬ ْ
‫” اَللّهُ َّم ارْ َح ْمهُ الّلهُ َّم ا ْغفِ””رْ لَ”هُ َم””ا لَ ْم يُ” ْ”ؤ ِذ‬: َ‫ى فِ ْي ِه يَقُوْ لُوْ ن‬
َّ ‫صل‬
َ
‫ث‬ ْ ‫فِ ْي ِه َما لَ ْم يُحْ ِد‬

“Apabila seseorang memasuki masjid,


maka dia dihitung berada dalam shalat
selama shalat tersebut yang menahannya
(di dalam masjid), dan para malaikat
berdoa kepada salah seorang di antara
kalian selama dia berada pada tempat
shalatnya, Mereka mengatakan, “Ya
Allah, curahkanlah rahmat kepadanya, ya
Allah ampunilah dirinya selama dia tidak
menyakiti orang lain dan tidak berhadats”.

252
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

11. Mengaitkan Hati Dengan Masjid.


Berusaha untuk selalu mengaitkan hati
dengan masjid dengan berusaha mendatangi ke
masjid sebelum shalat, menunggu shalat dengan
berdzikir dan beribadah, dan tidak buru-buru
beranjak. Dan keutamaan inilah yang akan
dinaungi oleh Allah Ta’ala ketika nanti tiada
naungan selain naungan-Nya. Sebagaimana
dalam hadis, “Tujuh jenis orang yang Allah
Ta’ala akan menaungi mereka pada hari tiada
naungan kecuali naungan-Nya… dan laki-laki
yang hatinya selalu terkait dengan masjid)”

12. Anjuran Untuk Berpindah Tempat Ketika


Merasa Ngantuk.
Sebagaimana sabda Nabi
Shallallahu’alaihi Wasallam, “Jika salah
seorang di antara kalian mengantuk, saat berada
di masjid, maka hendaknya ia berpindah dari
tempat duduknya ke tempat lain”.

13. Anjuran Membuat Pintu Khusus untuk


Wanita.
Dianjurkan untuk membuat pintu khusus
bagi wanita untuk menjaga agar mereka tidak
bercampur baur dengan kaum pria. Karena
akibat dari campur baurnya laki-laki dan

253
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

perempuan amatlah besar. Dan keburukan


seperti ini akan lebih berbahaya kalau dilakukan
di rumah Allah Ta’ala. Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam membimbing para
shahabatnya dengan seraya bersabda,
“Alangkah baiknya jika kita biarkan pintu ini
untuk kaum wanita”.
.
14. Dibolehkan Untuk Tidur Di Masjid
Dibolehkan tidur di dalam masjid bagi
orang yang membutuhkannya, semisal orang
yang kemalaman atau yang tidak punya sanak
famili dan lainnya. Dahulu para sahabat Ahli
Suffah (orang yang tidak punya tempat tinggal),
mereka tidur di dalam masjid.
AI-Hafidz Ibnu Hajar menegaskan bahwa
bolehnya tidur di dalam masjid adalah pendapat
jumhur ulama. Dan dibolehkan juga tidur
dengan terlentang. Berdasarkan riwayat:
Dari Abbad Bin Tamim dari pamannya
bahwasanya dia melihat Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam tidur terlentang di
dalam masjid dengan meletakkan salah satu
kakinya di atas kakinya yang lain.
AI-Khattabi berkata, “Hadis ini
menunjukkan bolehnya bersandar, tiduran dan
segala bentuk istirahat di dalam masjid”.

254
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

15. Boleh Memakai Sandal Di Masjid.


Berkata Imam At-Thahawi, “Telah datang
atsar-atsar yang mutawatir tentang shalatnya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
memakai sandal di dalam masjid”.
Berdasarkan hadis dari Sa’id Bin Yazid,
bahwasanya dia bertanya kepada Anas bin
Malik, “Apakah Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam shalat memakai kedua sandalnya?”
Anas menjawab: “Ya”.
Imam Nawawi berkata, “Hadis ini
menunjukkan bolehnya shalat memakai sandal
selama tidak terkena najis”.

16. Boleh Makan Dan Minum Di Masjid.


Makan dan minum di dalam masjid
dibolehkan asal tidak mengotori masjidnya.
Berdasarkan hadis dari Abdullah bin Harits
radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Kami makan
daging bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam di dalam masjid”.

17. Boleh Membawa Anak Kecil Ke Masjid.


Dari Abu Qotadah radhiallahu’anhu dia
berkata, “Suatu ketika Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam keluar (untuk shalat-pent) dengan
menggendong Umamah Binti Abil ‘Ash,

255
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

kemudian beliau shalat. Apabila rukuk beliau


menurunkannya, dan apabila bangkit beliau
menggendongnya kembali”.
Imam Al-’Aini rahimahullah berkata,
“Hadits ini menunjukkan bolehnya membawa
anak kecil kedalam masjid”.
Adapun hadits yang berbunyi,
“Jauhkanlah anak-anak kalian dari masjid,”
adalah hadits yang dhaif (lemah), didaifkan oleh
Ibnu Hajar, Ibnu Katsir, Ibnu Jauzi, AI-
Mundziri, dan lainnya.

18. Menjaga dari Ucapan yang Jorok dan Tidak


Layak di Masjid.
Tempat yang suci tentu tidak pantas
kecuali untuk ucapan-ucapan yang suci dan
terpuji pula. Oleh karena itu, tidak boleh
bertengkar, berteriak-teriak, melantunkan syair
yang tidak baik di masjid, dan yang semisalnya.
Demikian pula dilarang berjual beli di dalam
masjid dan mengumumkan barang yang hilang.
Nabi SAW bersabda (yang artinya), “Apabila
kamu melihat orang menjual atau membeli di
masjid maka katakanlah, ‘Semoga Allah tidak
memberi keberuntungan dalam jual belimu!’
Dan apabila kamu melihat ada orang yang
mengeraskan suara di dalam masjid untuk

256
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

mencari barang yang hilang, katakanlah,


‘Semoga Allah SWT tidak mengembalikannya
kepadamu’.

19. Dilarang bermain-main di masjid selain


permainan yang mengandung bentuk melatih
ketangkasan dalam perang.
Hal ini sebagaimana dahulu orang-orang
Habasyah bermain perang-perangan di masjid
dan tidak dilarang oleh Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam.

20. Tidak Menjadikan Masjid Sebagai Tempat


Lalu Lalang.
Tidak sepatutnya seorang muslim berlalu
di dalam masjid untuk suatu kepentingan tanpa
mengerjakan shalat dua rakaat. Nabi
Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, ”Di
antara tanda-tanda hari Kiamat adalah seorang
melewati masjid namun tidak mengerjakan
shalat dua rakaat di dalamnya dan seseorang
tidak memberikan salam kecuali kepada orang
yang dikenalnya)”.

21. Tidak menghias masjid secara berlebihan.


Di antara kesalahan yang terjadi di masjid
adalah menghiasi masjid dan memahatnya

257
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

secara berlebihan, berdasarkan hadis Rasulullah


Shallallahu’alaihi Wasallam:

‫احفَ ُك ْم فَال َّد َما ُر َعلَ ْي ُك ْم‬


ِ ‫ص‬َ ‫اج َد ُك ْم َو َحلَّ ْيتُ ْم َم‬
ِ ‫إِ َذا زَ َّو ْقتُ ْم َم َس‬

“Apabila kalian telah memperindah masjid


kalian dan menghiasi mushaf-mushafmu
maka kehancuran telah menimpa kalian”.
Dalam riwayat lain disebutkan Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,

‫اهى النَّاسُ فِي ْال َم َسا ِج ِد‬


َ َ‫الَ تَقُوْ ُم السَّا َعةُ َحتَّى يَتَب‬

“Tidak akan terjadi hari kiamat sampai


manusia berlomba-lomba di dalam
(memperindah) masjid”.

Dilarang berlebih-lebihan dalam menghias


masjid karena hal itu menyelisihi sunnah Nabi
Shallallahu’alaihi Wasallam, “Apabila kalian
telah menghiasi mushaf-mushaf kalian dan
menghiasi masjid-masjid kalian, maka
kehancuran akan menimpa kalian”. Beliau
Shallallahu’alaihi Wasallam juga bersabda, “Di
antara tanda-tanda hari kiamat adalah manusia
berbangga-bangga dengan masjid”.

258
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

22. Tidak Mengambil Tempat Khusus Di


Masjid.
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam
melarang seorang shalat seperti gagak mematuk,
dan melarang duduk seperti duduknya binatang
buas, dan mengambil tempat di masjid seperti
unta mengambil tempat duduk. Ibnu Hajar
rahimahullah berkata, “hikmahnya adalah
karena hal tersebut bisa mendorong kepada sifat
pamer, riya, dan sumah, serta mengikat diri
dengan adat dan ambisi. Demikian itu
merupakan musibah. Maka dari itu, seorang
hamba harus berusaha semaksimal mungkin
agar tidak terjerumus ke dalamnya”.

23. Larangan Keluar Setelah Adzan Kecuali


Ada Alasan.
Jika kita berada di dalam masjid dan azan
sudah dikumandangkan, maka tidak boleh
keluar dari masjid sampai selesai dtunaikannya
shalat wajib, kecuali jika ada uzur. Hal ini
sebagaimana dikisahkan dalam sebuah riwayat
dari Abu as Sya’tsaa radhiallahu’anhu, beliau
berkata,

‫ُكنَّا قُعُودًا فِي ْال َم ْس ِج ِد َم” َع أَبِي هُ َر ْي” َرةَ فَ”أ َ َّذنَ ْال ُم” َؤ ِّذ ُن فَقَ””ا َم‬
‫ص” َرهُ َحتَّى‬ َ َ‫َر ُج ٌل ِم ْن ْال َم ْس ِج ِد يَ ْم ِش”ي فَأ َ ْتبَ َع” هُ أَبُ””و هُ َر ْي” َرةَ ب‬

259
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

‫َص”ى أَبَ””ا‬
َ ‫ال أَبُو هُ َري َْرةَ أَ َّما هَ َذا فَقَ” ْد ع‬ َ َ‫ْج ِد فَق‬ِ ‫خ ََر َج ِم ْن ْال َمس‬
َ ‫ْالقَا ِس ِم‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬

“Kami pernah duduk bersama Abu


Hurairah dalam sebuah masjid. Kemudian
muazin mengumandangkan azan. Lalu ada
seorang laki-laki yang berdiri kemudian
keluar masjid. Abu Hurairah melihat hal
tersebut kemudian beliau berkata,
“Perbuatan orang tersebut termasuk
bermaksiat terhadap Abul Qasim (Nabi
Muhammad) Shallallahu’alaihi
Wasallam.” .

24. Larangan Mencari Barang Yang Hilang Di


Masjid Dan Mengumumkannya.
Apabila didapati seseorang
mengumumkan kehilangan di masjid, maka
katakanlah, “Mudah-mudahan Allah tidak
mengembalikannya kepadamu”. Sebagaimana
sabda Rasululllah Shallallahu’alaihi Wasallam,
“Barangsiapa mendengar seseorang
mengumumkan barang yang hilang di dalam
masjid, maka katakanlah, “Mudah-mudahan
Allah tidak mengembalikannya kepadamu.
Sesungguhnya masjid-masjid tidak dibangun
untuk ini.”

260
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

25. Larangan Jual Beli di Masjid.


Jika jual beli dilakukan di masjid, maka
niscaya fungsi masjid akan berubah menjadi
pasar dan tempat jual beli sehingga jatuhlah
kehormatan masjid dengan sebab itu.
Berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam, dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu
bahwasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda, “apabila kalian melihat
orang yang jual beli di dalam masjid maka
katakanlah padanya, ‘Semoga Allah tidak
memberi keuntungan dalam jual belimu!”.
Imam As-Shan’ani berkata, “Hadis ini
menunjukkan haramnya jual beli di dalam
masjid, dan wajib bagi orang yang melihatnya
untuk berkata kepada penjual dan pembeli
semoga Allah tidak memberi keuntungan dalam
jual belimu! Sebagai peringatan kepadanya”.

26. Larangan Mengganggu Orang Yang


Beribadah Di Masjid.
Orang yang sedang menjalankan ibadah di
dalam masjid membutuhkan ketenangan
sehingga dilarang mengganggu kekhusyukan
mereka, baik dengan ucapan maupun perbuatan.
Di antara kesalahan yang sering terjadi,
membaca ayat secara nyaring di masjid

261
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

sehingga mengganggu shalat dan bacaan orang


lain .
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
bersabda, “Ketahuilah, kalian semua sedang
bermunajat kepada Allah, maka janganlah
saling mengganggu satu sama lain. Janganlah
kalian mengeraskan suara dalam membaca
Alquran. Atau beliau berkata, “Dalam shalat”.

27. Larangan Berteriak Dan Membuat Gaduh di


Masjid.
Sebab, masjid dibangun bukan untuk ini.
Demikian pula mengganggu dengan obrolan
yang keras. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda, “Ketahuilah bahwa setiap kalian
sedang bermunajat (berbisik-bisik) dengan
Rabbnya. Maka dari itu, janganlah sebagian
kalian menyakiti yang lain dan janganlah
mengeraskan bacaan atas yang lain”.
Apabila mengeraskan bacaan Alquran saja
dilarang jika memang mengganggu orang lain
yang sedang melakukan ibadah, lantas
bagaimana kiranya jika mengganggu dengan
suara-suara gaduh yang tidak bermanfaat?!
Sungguh, di antara fenomena yang
menyedihkan, sebagian orang terutama anak-
anak muda tidak merasa salah membuat

262
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

kegaduhan di masjid saat shalat berjamaah


sedang berlangsung. Mereka asyik dengan
obrolan yang tiada manfaatnya. Terkadang
mereka sengaja menunggu imam rukuk, lalu lari
tergopoh-gopoh dengan suara gaduh untuk
mendapatkan rukuk bersama imam. Untuk yang
seperti ini kita masih meragukan sahnya rakaat
shalat tersebut karena mereka tidak membaca
Al-Fatihah dalam keadaan sebenarnya mereka
mampu.
Tetapi, mereka meninggalkannya dan
justru mengganggu saudara-saudaranya yang
sedang shalat. Hal ini berbeda dengan kondisi
sahabat Abu Bakrah radhiallahu’anhu yang
ketika datang untuk shalat bersama Nabi
Shallallahu’alaihi Wasallam didapatkannya
beliau Shallallahu’alaihi Wasallam sedang
rukuk lalu ia ikut rukuk bersamanya dan itu
dianggap rakaat shalat yang sah.

28. Larangan Lewat di Dalam Masjid Dengan


Membawa Senjata Tajam.
Janganlah seseorang lewat masjid dengan
membawa senjata tajam, seperti pisau, pedang,
dan sebagainya ketika melewati masjid. Sebab
hal itu dapat mengganggu seorang muslim
bahkan bisa melukai seorang muslim.

263
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Terkecuali jika ia menutup mata pedang dengan


tangannya atau dengan sesuatu.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam


bersabda, “Apabila salah seorang di antara
kalian lewat di dalam masjid atau pasar kami
dengan membawa lembing, maka hendaklah ia
memegang mata lembing itu dengan tangannya
sehingga ia tidak melukai orang muslim”.

29. Larangan Lewat di Depan Orang Shalat.


Harap diperhatikan ketika kita berjalan di
dalam masjid, jangan sampai melewati di depan
orang yang sedang shalat. Hendaklah orang
yang lewat di depan orang yang shalat takut
akan dosa yang diperbuatnya. Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,

، َ‫ لَ َكانَ أَ ْن يَقِفَ أَرْ بَ ِع ْين‬،‫صلِّي َما َذا َعلَ ْي ِه‬ َ ‫لَوْ يَ ْعلَ ُم ْال َمارُّ بَ ْينَ يَدَي ْال ُم‬
‫َخ ْيرًا لَهُ ِم ْن أَ ْن يَ ُم َّر بَ ْينَ يَ َد ْي ِه‬

“Seandainya orang yang lewat di depan


orang yang shalat mengetahui (dosa) yang
ditanggungnya, niscaya ia memilih untuk
berhenti selama 40 (tahun), itu lebih baik
baginya daripada lewat di depan orang
yang sedang shalat”.

264
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Yang terlarang adalah lewat di depan


orang yang shalat sendirian atau di depan imam.
Adapun jika lewat di depan makmum maka
tidak mengapa. Hal ini didasari oleh perbuatan
Ibnu Abbas radhiallahu’anhu ketika beliau
menginjak usia balig. Beliau pernah lewat di
sela-sela shaf jamaah yang diimami oleh
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dengan
menunggangi keledai betina, lalu turun
melepaskan keledainya baru kemudian beliau
bergabung dalam shaf. Dan tidak ada seorang
pun yang mengingkari perbuatan tersebut.
Namun demikian, sebaiknya memilih jalan lain
agar tidak lewat di depan shaf makmum.
30. Larangan melingkar di dalam masjid untuk
berkumpul untuk kepentingan dunia

Terdapat larangan melingkar di dalam masjid


(untuk berkumpul) demi kepentingan dunia
semata. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
bersabda,

َّ‫ْس هُ ُم”وْ ُمهُ ْم إِال‬


َ ‫في َم َس”ا ِج ِد ِه ْم َولَي‬ ِ َ‫ان يَحْ لِقُ”وْ ن‬ ٌ ‫اس زَ َم‬ ِ َّ‫َلى الن‬
َ ‫تع‬ ِ ْ‫يَأ‬
‫ْس ِهللِ فِ ْي ِه ْم َحا َجةٌ فَالَ تُ َجاِلسُوْ هُ ْم‬
َ ‫ال ُّد ْنيَا َولَي‬

265
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

“Akan datang suatu masa kepada


sekelompok orang, di mana mereka
melingkar di dalam masjid untuk
berkumpul dan mereka tidak mempunyai
kepentingan kecuali dunia dan tidak ada
bagi kepentingan apapun pada mereka
maka janganlah duduk bersama mereka”.

31. Larangan Keras Meludah Di Masjid.


Masjid sebagai tempat yang paling dicintai
oleh Allah Ta’ala di muka bumi ini harus kita
jaga kebersihannya. Oleh karena itu, dilarang
meludah dan mengeluarkan dahak lalu
membuangnya di dalam masjid, kecuali
meludah di sapu tangan atau pakaiannya.
Adapun di lantai masjid atau temboknya, hal ini
dilarang. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam
bersabda,

ِ ‫ق فِي ْال َمس‬


‫ْج ِد خَ ِط ْيئَةٌ َو َكفَّا َرتُهَا َد ْفنُهَا‬ ُ ‫ْالبُزَا‬

“Meludah di masjid adalah suatu dosa, dan


kafarat (untuk diampuninya) adalah
dengan menimbun ludah tersebut.”

Yang dimaksud menimbun ludah di sini


adalah apabila lantai masjid itu dari tanah, pasir,

266
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

atau semisalnya. Adapun jika lantai masjid itu


berupa semen atau kapur, maka ia meludah di
kainnya, tangannya, atau yang lain .
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam
juga bersabda, “Janganlah salah seorang di
antara kalian meludah ke arah kiblat, akan tetapi
hendaknyaa ke arah kirinya atau ke bawah
kakinya”.

32. Keluar Masjid Dengan Mendahulukan Kaki


Kiri Dan Membaca Doa.
Apabila keluar masjid, hendaklah kita
mendahulukan kaki kiri seraya berdoa. Dari
Abu Humaid radhiallahu’anhu atau dari Abu
Usaid radhiallahu’anhu dia berkata, Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,

‫ك َوإِ َذا‬
َ ” ِ‫اب َرحْ َمت‬ َ ”‫ْج َد فَ ْليَقُ””لْ اللَّهُ َّم ا ْفتَحْ لِي أَ ْب‬
َ ‫”و‬ ِ ‫إِ َذا َدخَ َل أَ َح ُد ُك ْم ْال َمس‬
َ ِ‫خ ََر َج فَ ْليَقُلْ اللَّهُ َّم إِنِّي أَسْأَلُكَ ِم ْن فَضْ ل‬
‫ك‬

“Jika salah seorang di antara kalian masuk


masjid, maka hendaknya dia membaca,
“Allahummaftahli abwaaba rahmatika”
(Ya Allah, bukalah pintu-pintu rahmat-
Mu). Dan apabila keluar, hendaknya dia
mengucapkan, “Allahumma inni as-aluka

267
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

min fadhlika (Ya Allah, aku meminta


kurnia-Mu).”

Demikianlah akhir yang Allah Ta’ala mudahkan


kepada kami untuk menulis tentang adab-adab
di masjid. Semoga Allah menjadikan kita
hamba-Nya yang saleh dan selalu istiqamah di
jalan-Nya. Amiin.
Alhamdulillahi Rabbil ‘aalamiin.

Catatan Kaki :
1. QS. AI-A’raf: 31.
2. Al-Ikhtiyarot al-fiqhiyyah karangan Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah 4/24
3. Tafsir Qur’an Adzhim karangan Imam Ibnu
Katsir ( 2/195)
4. HR. Bukhari no. 854 dan Muslim no. 1 564
5. HR Bukhari dan Muslim dan dinilai shahih
oleh Syeikh Al-Albani dalam Irwaul Gholil
no.547
6. HR. Bukhari no 615
7. HR Bukhari no 635 dan Muslim no 437
8. Sebagian dari artikel “Adab Shalat Berjamaah
Di Masjid” dalam Muslim.or.id
9. HR.Ibnu Majah no 4002 dari Abu Hurairah
radhiallahu’anhu dan dinilai shahih oleh Syeikh
Al-Albani dalam shahih Ibni Majah no. 3233

268
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

10. HR. Tirmidzi dan dinilai shahih oleh Syeikh


Al-Albani dalam kitab Shahih At Targhib wa At
Tarhib no. 2019
11. HR. Tirmidzi no. 3426 dan Abu Dawud no.
5095. Dinilai shahih oleh Ibnu Hibban dalam
Shahihnya no. 2375 dan Syeikh Al-Albani
dalam Al-Misykah no. 2443
12. HR. Bukhari no. 6316 dan Muslim no. 763.
13. HR. Bukhari no.537 dan Muslim no. 714
14. “Adab ketika di masjid” oleh Bustomi,MA.
dan “Adab Shalat Berjamaah Di Masjid” dalam
Muslim.or.id
15. QS. Al-Hajj 32
16. AI-Mughni karangan Ibnu Qudamah ‫رحمه االه‬
jilid 2 halaman 119
17. HR Bukhari no 176 Muslim no 649
18. Al-Mausuuatul Aadaab Al-Islamiyyah
Abdul Aziz Bin Fathi As-Sayyid Nada hal 352-
359
19. HR Bukhari dan Muslim dan dinilai shahih
oleh Syeikh Al-Albani dalam kitab shahih
targhib wattarhib no.326
20. HR Abu Dawud no 1119 dari Ibnu ‘Umar
dan dinilai shahih oleh al-Albani dalam Shahih
Abi Dawud no.990
21.Al-Mausuuatul Aadaab Al-Islamiyyah Abdul
Aziz Bin Fathi As-Sayyid Nada hal 352-359

269
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

22. HR Abu Dawud dari Ibnu ‘Umar dan dinilai


shahih oleh Syeikh Al-Albani dalam shahih Abi
Dawud no.439
23. HR Bukhari no442
24. Fathul Bari Syarah Shohih al-Bukhari Jilid 1
halaman 694
25. HR Bukhari no 475 dan Muslim no2100
26. Fathul Ban Syarah Shohih al-Bukhari Jilid 1
halaman 729
27. Musykilul Atsar jilid I halaman 294
28. HR Bukhari no 386 dan Muslim no555
29. Syarah Shahih Muslim karya Imam an-
Nawawi jilid 5 halaman 207
30. HR Ibnu Majah no 3311 dan dinilai shahih
oleh Syeikh AI-Albani dalam Mukhtasor
Syamail Muhammadiyyah no.139
31. HR Bukhari no 5996 dan Muslim no.543
32. ‘Umdatul Qori jilid 2 halaman 501 dan Ats-
Tsamar al-Mustathob jilid 2 halaman 761
33. Ats-Tsamar al-Mustathob fi Fiqhis Sunnah
wal Kitab karya Syeikh Al-Albani jilid 2
halaman 585
34. Shahih Sunan at-Tirmidzi jilid 2 halaman
63-64 no1321
35. “Adab Ketika Di Masjid” oleh Bustomi,
MA.
36. HR. al-Bukhari no 454

270
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

37. Al-Mausuuatul Aadaab Al-Islamiyyah


Abdul Aziz Bin Fathi As-Sayyid Nada hal 352-
359
38. HR. Ath-Thabrani dalam al-Kaabir jilid IX
halaman 9489 dari IbnuMas’ud dan dinilai
shahih oleh Syeikh Al-Albani dalam kitab
Shahihul Jami, no.5896
39. Dinilai hasan oleh Syeikh al-Albani dalam
kitab Sisilatus Shahihah jilid 3 halaman 135
40. HR Abu Dawud dan dinilai shahih oleh
Syeikh Al-Albani dalam Shohih Al-Jami no
5895
41. HR Al-Hakim dan at-Tirmidzi dalam an-
Nawadzir dari Abu Darda’ sebgaimana terdapat
dalam kitab Shahih al- Jami no585
42. HR An-Nasa-I dalam kitab sunan-nya jilid II
halaman 32, Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah,
Ibnu Khuzaimah, Abu Ya’la, dan al-Baihaqi
dalam al-Kubra dari Anas bin Malik
radhiallahu’anhu.
43. HR Abu Dawud no 862 dan al-Hakim
(I/229) dan disetujui oleh adz-Dzahabi dari
‘Abdurrahman bin Syibl rahiallahu’anhu.
44. Kanzul ‘Ummal jilid VII halaman 458.
45. HR. Muslim no 655 dan dinilai shahih oleh
Syeikh al-Albani dalam kitab shahih Ibni
Maajah no599.

271
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

46. HR. Muslim dari Abu Hurairah


radhiallahu’anhu dan dinilai shahih oleh Syeikh
Al-Albani dalam at-Ta’liqot al-Hisan ‘ala
Shahih Ibni Hibban, no.1649.
47. HR Tirmidzi no 1321, Hakim jilid 2
halaman 56, dan beliau berkata: Shahih menurut
syarat Imam Muslim dan disetujuhi oleh Imam
Adz-Zahabi Dan Syeikh Al-Albani menilai
shahih dalam Al-Irwa 1295.
48. Subulus Salam jilid 1 halaman 321 Lihat
pula An-Nail al-Author jilid 1 halaman 455 dan
Ats-Tsamar al-Mustathob jliid 2 halaman 696.
49. al-Adzkar Imam an-Nawawi halaman 120.
50. HR Abu Daud no 1332 dan Ahmad no 430
dan dinilai shahih oleh Imam Ibnu Hajar Al
Asqalani dalam kitab Nata-ijul Afkar jilid 2
halaman 16.
51. HR Ahmad, Abu Dawud, dan al-Hakim dan
dinilai shahih oleh Syaikh al-Albani dalam
Shahihal-Jami’.
52. HR Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Musa
radhiallahu’anhu dan dinilai shahih oleh Syeikh
Al-Albani dalam shahih wa dho’if al-jami
ashshoghir no.798.
53. HR Bukhari no 510 dan Muslim no1132.
54. HR Bukhari no 76 dan Muslim no504.

272
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

55. HR al-Hakim jilid 4 halaman 359 dan dinilai


hasan oleh Syaikh al-Albani.
56. Shahih al-Bukhari no40.
57. Lihat kitab Riyadhus Shalihin dalam bab
“an-Nahyu ‘anil Bushaqfil Masjid”.

ADAB KETIKA TIDUR.


1. Tidur di awal malam.
Di antara tuntunan yang diajarkan oleh
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah
tidur di awal malam, berdasarkan hadits dari
sahabat Abu Barzah radhiyallahu ‘anhu, beliau
berkata:

‫”ل ْال ِع َش ”ا ِء‬ َ ”‫أَ َّن َرسُو َل هللا صلى هللا عليه وسلم َك””انَ يَ ْك‬
َ ”‫”رهُ النَّوْ َم قَ ْب‬
َ ‫َو ْال َح ِد‬
.‫يث بَ ْع َدهَا‬

“Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa


sallam membenci tidur sebelum shalat isya
dan berbincang-bincang setelahnya
(setelah shalat Isya’).” (HR. Al-Bukhari
dan Muslim).

Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani


mengatakan, “Hal itu karena tidur sebelum
shalat Isya` akan menyebabkan ia tertidur
sampai keluar dari waktu shalat Isya`.

273
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Sedangkan begadang setelah shalat Isya’ dapat


menyebabkan tertidur hingga tidak
melaksanakan shalat Shubuh, terlambat dari
waktu shalat yang afdhal (utama), atau tidak
bisa melaksanakan dari shalat malam.” (Fathul
Bari Syarh Shahih Al-Bukhari).
Begadang di malam hari diperbolehkan
jika ada maslahat (kebaikan/manfaat)-nya. Al-
Imam Al-Bukhari meletakkan sebuah bab dalam
kitab Shahih-nya dengan judul “Bab Begadang
dalam rangka Menuntut Ilmu”. Al-Imam At-
Tirmidzi meriwayatkan sebuah hadits dari
sahabat Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu
‘anhu:

، َ‫َكانَ َرسُو ُل هللاِ يَ ْس ُم ُر َم َع أَبِي بَ ْك ٍر فِي ْاألَ ْم ِر ِم ْن أَ ْم ِر ْال ُم ْس””لِ ِمين‬


‫َوأَنَا َم َعهُ َما‬

“Dahulu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa


sallam begadang bersama Abu Bakar
membicarakan urusan kaum muslimin,
dan aku bersama mereka.” (Dishahihkan
oleh Asy-Syaikh Al-Albani).

2. Melakukan shalat witir sebelum tidur.


Dianjurkan bagi orang yang khawatir tidak
bisa melaksanakan shalat witir sebelum subuh

274
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

agar melaksanakanya sebelum tidur. Hal ini


berdasarkan hadits dari sahabat Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu:

‫ص”يَ ِام ثَالثَ” ِة أَي ٍَّام‬ ِ ِ‫ ب‬:‫ث‬ ٍ ‫صانِي خَ لِيلِي ص””لى هللا علي””ه وس””لم بِثَال‬ َ ْ‫أَو‬
‫ِم ْن ُكلِّ َشه ٍْر َو َر ْك َعت َْي الضُّ َحى َوأَ ْن أُوتِ َر قَ ْب َل أَ ْن أَرْ قُ َد‬

“Kekasihku (Rasulullah Shallallahu ‘alaihi


wa sallam) berwasiat kepadaku dengan
tiga perkara: berpuasa tiga hari pada setiap
bulan, dua rakaat shalat dhuha, dan shalat
witir sebelum tidur.” (HR. Muslim).

3. Mematikan api dan menutup pintu-pintu


sebelum tidur.
Perkara yang penting untuk diperhatikan
ketika hendak tidur adalah mematikan api yang
ada di dalam rumah. Hal ini berdasarkan sebuah
hadits dari sahabat Jabir radhiyallahu ‘anhu
bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:

ْ ‫اب َوأَوْ ُك””وا‬


َ‫األس ”قِيَة‬ َ ‫يح إِ َذا َرقَ ” ْدتُ ْم َو َغلِّقُ””وا األ ْب” َو‬
َ ِ‫ص ”اب‬ ْ َ‫أ‬
َ ‫طفِئُ””وا ال َم‬
‫اب‬َ ‫َوخَ ِّمرُوا الطَّ َعا َم َوال َّش َر‬

“Matikanlah lentera-lentera jika kalian


hendak tidur! Tutuplah pintu-pintu,

275
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

bejana-bejana, makanan dan minuman!”


(Muttafaqun ‘alaih).

Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma juga


meriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

َ َّ‫الَ تَ ْت ُر ُكوا الن‬


َ‫ار فِي بُيُوتِ ُك ْم ِحينَ تَنَا ُمون‬

“Janganlah kalian membiarkan api


menyala di rumah-rumah kalian ketika
kalian tidur.” (HR. Al-Bukhari dan
Muslim).

Di zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi


wa sallam, di Madinah terdapat sebuah rumah
yang terbakar di malam hari, kemudian
disampaikan kepada Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam tentang hal itu, maka beliau
bersabda:

ْ َ ‫ار إِنَّ َما ِه َي َع ُد ٌّو لَ ُك ْم فَإ ِ َذا نِ ْمتُ ْم فَأ‬


‫طفِئُوهَا َع ْن ُك ْم‬ َ َّ‫إِ َّن هَ ِذ ِه الن‬

“Sesungguhnya api ini adalah musuh


kalian. Maka jika kalian hendak tidur,
matikanlah dia!.” (HR. Al-Bukhari dan
Muslim).

276
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

4. Mencuci tangan dari kotoran.


Syariat yang mulia ini mengajarkan
kepada kita agar menjaga kebersihan, termasuk
berkaitan dengan pembahasan kita tentang adab
tidur. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
melarang kita tidur sebelum mencuci kedua
tangan yang kotor akibat makanan, sebagaimana
sabdanya:

َ َ ‫َم ْن بَ””اتَ َوفِي يَ” ِد ِه َغ َم” ٌر لَ ْم يَ ْغ ِس” ْلهُ فَأ‬


‫ص”ابَهُ َش” ْي ٌء فَاَل يَلُ””و َم َّن إِاَّل‬
ُ‫نَ ْف َسه‬

“Barangsiapa yang tidur dan di tanganya


ada ghomar yang tidak di basuh kemudian
terjadi sesuatu yang tidak disukainya,
maka janganlah mencela kecuali terhadap
dirinya sendiri.” (HR. At-Tirmidzi, Abu
Daud, dan Ibnu Majah, dari Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu).

Ghomar adalah kotoran dan bau tak sedap pada


tangan saat setelah makan.

5. Berwudhu’ sebelum tidur


Disunnahkan berwudhu’ bagi seorang
muslim yang hendak tidur. Tata caranya sama

277
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

seperti tata cara wudhu’ sebelum shalat.


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda sebagaimana dalam hadits yang
diriwayatkan oleh sahabat Al-Bara’ bin Azib
radhiyallahu ‘anhu:

َّ ‫إِ َذا أَتَيْتَ َمضْ َج َعكَ فَت ََوضَّأْ ُوضُو َءكَ لِل‬
‫صاَل ِة‬

“Jika engkau hendak menuju ke tempat


pembaringan, maka berwudhu’lah
sebagaimana engkau berwudhu’ untuk
shalat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

6. Membersihkan (dengan cara


mengibas/menebah) tempat tidur sambil
membaca basmalah
Di antara tuntunan Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bagi seseorang yang hendak
tidur adalah membersihkan
(mengibas/menebah) tempat tidurnya (dengan
menggunakan kain atau yang selainnya) sambil
membaca basmalah. Hal ini berdasarkan hadits:

ُ‫َار ِه فَ ْليَ ْنفُضْ بِهَا فِ َرا َشه‬ ْ


ِ ‫إِ َذا أَ َوى أَ َح ُد ُك ْم إِلَى فِ َرا ِش ِه فَ ْليَأ ُخ ْذ دَا ِخلَةَ إِز‬
…َ‫َو ْليُ َس ِّم هللا‬

278
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

“Jika salah seorang dari kalian hendak


berbaring di tempat tidurnya hendaklah
dia mengambil kainnya dan mengibas-
ngibaskannya ke tempat tidurnya dengan
membaca basmalah.” (HR. Al-Bukhari
dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu).

7. Menutup aurat ketika tidur.


Diantara perkara yang harus diperhatikan
ketika hendak tidur adalah menutup aurat,
sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam:

َ َ‫ال يَ ْست َْلقِيَ َّن أَ َح ُد ُك ْم ثُ َّم ي‬


ْ ‫ض ُع إِحْ دَى ِرجْ لَ ْي ِه َعلَى‬
‫األخ َرى‬

“Janganlah salah seorang di antara kalian


tidur telentang kemudian meletakkan salah
satu kakinya di atas kaki yang lain.” (HR.
Muslim, dari sahabat Jabir bin Abdillah
radhiyallahu ‘anhuma).

8. Larangan tidur bertelungkup.

َ َ‫اريِّ ع َْن أَبِي ِه قَا َل أ‬


‫صابَنِي َر ُس ”و ُل‬ ِ َ‫ْس ب ِْن ِط ْخفَةَ ْال ِغف‬ ِ ‫ع َْن قَي‬
‫طنِي‬ْ َ‫ص””لَّى هَّللا ُ َعلَيْ”” ِه َو َس””لَّ َم نَائِ ًم””ا فِي ْال َم ْس”” ِج ِد َعلَى ب‬
َ ِ ‫هَّللا‬

279
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

ٌ‫”ال َم””ا لَ””كَ َولِهَ ” َذا النَّوْ ِم هَ ” ِذ ِه نَوْ َم” ة‬َ ”َ‫ض ”نِي بِ ِرجْ لِ ” ِه َوق‬ َ ‫فَ َر َك‬
ُ ‫يَ ْك َرهُهَا هَّللا ُ أَوْ يُ ْب ِغ‬
ُ ‫ضهَا هَّللا‬

3015-3791. Dari Thikhfah Al Ghifari, ia


berkata, "Rasulullah SAW mendapatiku
tengah tidur di masjid dengan perutku
(telengkup). Maka beliau menendangku
(pelan) dengan kakinya seraya bersabda,
'Mengapa kamu tidur seperti itu? Ini
adalah cara tidur yang dibenci Allah, atau
tidak disukai Allah." Shahih: Al Misykat
(4718, 4719 dan 4731 -edisi revisi tahqiq
kedua).

‫ص ”لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي” ِه َو َس ”لَّ َم َوأَنَ””ا‬


َ ‫ع َْن أَبِي َذ ٍّر قَا َل َم َّر بِ َي النَّبِ ُّي‬
ُ‫”ال يَ””ا ُجنَ ْي” ِدب‬َ ”َ‫ض”نِي بِ ِرجْ لِ” ِه َوق‬ َ ‫طنِي فَ َر َك‬ ْ َ‫ُمضْ طَ ِج ٌع َعلَى ب‬
‫ار‬ِ َّ‫ضجْ َعةُ أَ ْه ِل الن‬
ِ ‫إِنَّ َما هَ ِذ ِه‬

3016-3792. Dari Abu Dzar RA, ia berkata,


"Nabi SAW melintasiku dan aku sedang
tidur telungkup di atas perut, maka beliau
menendangku (pelan) dengan kakinya, dan
bersabda, " Wahai Jundub. Ini adalah cara
berbaringnya penghuni neraka. " Shahih

9. Tidur bertumpu pada anggota badan yang


kanan.

280
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Diantara tuntunan yang berkaitan dengan


adab tidur adalah bertumpu pada anggata badan
yang kanan, sebagaimana sabda Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

َّ ‫« إِ َذا أَتَيْتَ َمضْ َج َعكَ فَت ََوضَّأْ ُوضُو َءكَ لِل‬


ْ ‫صاَل ِة ثُ َّم‬
‫اض””طَ ِج ْع َعلَى‬
.» ‫ِشقِّكَ اأْل َ ْي َم ِن‬

“Jika kamu hendak menuju ke tempat


tidur, maka berwudhu’lah sebagaimana
engkau berwudhu’ untuk shalat, kemudian
berbaringlah dengan bertumpu pada
anggota badan yang kanan.” (HR. Al-
Bukhari dan Muslim).

10. Meletakkan kedua tangan di bawah pipi


Setelah kita berbaring bertumpu pada
anggota badan yang kanan kita meletakkan
kedua tangan kita di bawah pipi. Sebagaimana
penuturan sahabat Hudzaifah radhiyallahu
‘anhu:

“Dahulu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa


sallam jika hendak tidur di malam hari
meletakkan tangannya di bawah pipinya.”
(HR. Al-Bukhari).

281
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

11. Membaca ayat kursi sebelum tidur.


Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata,

‫َو َّكلَنِى َرسُو ُل هَّللا ِ – صلى هللا علي””ه وس””لم – بِ ِح ْف” ِظ َز َك””ا ِة‬
ُ‫ فَأَخَ ْذتُ ”ه‬، ‫”ام‬ ِ ”‫ فَ َج َع َل يَحْ ثُو ِمنَ الطَّ َع‬، ‫ت‬ ٍ ‫ فَأَتَانِى آ‬، َ‫ضان‬ َ ‫َر َم‬
. – ‫ت ألَرْ فَ َعنَّكَ إِلَى َرسُو ِل هَّللا ِ – صلى هللا عليه وس””لم‬ ُ ‫فَقُ ْل‬
َ‫ك فَ”””ا ْق َر ْأ آيَ”””ة‬
َ ”””‫اش‬ِ ‫”””ال إِ َذا أَ َويْتَ إِلَى فِ َر‬
َ َ‫يث فَق‬ َ ‫فَ””” َذ َك َر ْال َح””” ِد‬
‫ان‬ٌ َ‫ َوالَ يَ ْق َربُكَ َش ْيط‬، ٌ‫ك ِمنَ هَّللا ِ َحافِظ‬ َ ‫ْال ُكرْ ِس ِّى لَ ْن يَزَا َل َعلَ ْي‬
« – ‫”ال النَّبِ ُّى – ص””لى هللا علي””ه وس””لم‬ َ ”َ‫ فَق‬. ‫ص ”بِ َح‬ْ ُ‫َحتَّى ت‬
» ‫ان‬ ٌ َ‫ َذاكَ َش ْيط‬، ٌ‫ص َدقَكَ َو ْه َو َك ُذوب‬ َ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam


menugaskan aku menjaga harta zakat
Ramadhan kemudian ada orang yang
datang mencuri makanan namun aku
merebutnya kembali, lalu aku katakan,
“Aku pasti akan mengadukan kamu
kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam“. Lalu Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu menceritakan suatu
hadits berkenaan masalah ini. Selanjutnya
orang yang datang kepadanya tadi berkata,
“Jika kamu hendak berbaring di atas
tempat tidurmu, bacalah ayat Al Kursi
karena dengannya kamu selalu dijaga oleh
Allah Ta’ala dan syetan tidak akan dapat
mendekatimu sampai pagi“. Maka Nabi

282
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,


“Benar apa yang dikatakannya padahal dia
itu pendusta. Dia itu syetan“. (HR.
Bukhari no. 3275).

12. Membaca do’a sebelum tidur “Bismika


allahumma amuutu wa ahyaa”.
Dari Hudzaifah, ia berkata,

‫َكانَ النَّبِ ُّى – صلى هللا عليه وسلم – إِ َذا أَ َرا َد أَ ْن يَنَ””ا َم قَ””ا َل‬
‫اس ”تَ ْيقَظَ ِم ْن َمنَا ِم” ِه‬ ْ ‫ َوإِ َذا‬. » ‫”وت َوأَحْ يَ””ا‬ ُ ”‫ك اللَّهُ َّم أَ ُم‬ َ ‫« بِا ْس ِم‬
‫ َوإِلَيْ”” ِه النُّ ُش””و ُر‬، ‫قَا َل « ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذى أَحْ يَانَا بَ ْع َد َما أَ َماتَنَا‬
»

“Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam


hendak tidur, beliau mengucapkan:
‘Bismika allahumma amuutu wa ahya
(Dengan nama-Mu, Ya Allah aku mati dan
aku hidup).’ Dan apabila bangun tidur,
beliau mengucapkan:
“Alhamdulillahilladzii ahyaana ba’da maa
amatana wailaihi nusyur (Segala puji bagi
Allah yang telah menghidupkan kami
setelah mematikan kami, dan kepada-Nya
lah tempat kembali).” (HR. Bukhari no.
6324). Atau:

283
‫‪Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I‬‬

‫ق‬‫ان ب ُْن أَبِي َش ْيبَةَ َوإِ ْس ” َح ُ‬ ‫صحيح مسلم ‪َ :٤٨٨٤‬ح َّدثَنَا ُع ْث َم ُ‬


‫ان‬ ‫ال ُع ْث َم ُ‬ ‫ق أَ ْخبَ َرنَا و قَ َ‬ ‫ْح ُ‬ ‫ب ُْن إِب َْرا ِهي َم َواللَّ ْفظُ لِع ُْث َمانَ قَا َل إِس َ‬
‫ور ع َْن َس ” ْع ِد ْب ِن ُعبَ ْي ” َدةَ َح” َّدثَنِي‬ ‫ص” ٍ‬ ‫َح” َّدثَنَا َج ِري ” ٌر ع َْن َم ْن ُ‬
‫ب‬
‫َاز ٍ‬ ‫ْالبَ َرا ُء ب ُْن ع ِ‬
‫ص”””لَّى هَّللا ُ َعلَيْ””” ِه َو َس”””لَّ َم قَ”””ا َل إِ َذا أَخَ””” ْذتَ‬ ‫أَ َّن َر ُس”””و َل هَّللا ِ َ‬
‫اض””طَ ِج ْع َعلَى‬ ‫لص””اَل ِة ثُ َّم ْ‬ ‫ض””و َءكَ لِ َّ‬ ‫ض””أْ ُو ُ‬ ‫ض”” َج َعكَ فَت ََو َّ‬ ‫َم ْ‬
‫ت‬ ‫ك َوفَ َّوضْ ُ‬ ‫ت َوجْ ِهي إِلَ ْي َ‬ ‫ِشقِّكَ اأْل َ ْي َم ِن ثُ َّم قُلْ اللَّهُ َّم إِنِّي أَ ْسلَ ْم ُ‬
‫ك اَل‬‫”ري إِلَ ْي””كَ َر ْغبَ ”ةً َو َر ْهبَ”ةً إِلَ ْي” َ‬ ‫ت ظَ ْه” ِ‬ ‫ك َوأَ ْل َجأْ ُ‬ ‫أَ ْم ِري إِلَ ْي َ‬
‫ك الَّ ِذي أَ ْن”ز َْلتَ‬ ‫ت بِ ِكتَابِ” َ‬ ‫َم ْل َج” أ َ َواَل َم ْن َج” ا ِم ْن””كَ إِاَّل إِلَ ْي””كَ آ َم ْن ُ‬
‫ت‬ ‫”ر كَاَل ِم””كَ فَ ”إ ِ ْن ُم َّ‬ ‫َوبِنَبِيِّكَ الَّ ِذي أَرْ َس ْلتَ َواجْ َع ْله َُّن ِم ْن آ ِخ” ِ‬
‫”””””ر ِة قَ”””””ا َل فَ””””” َر َّد ْدتُه َُّن‬ ‫ط َ‬ ‫ت َوأَ ْنتَ َعلَى ْالفِ ْ‬ ‫ك ُم َّ‬ ‫ِم ْن لَ ْيلَتِ””””” َ‬
‫”ال قُ””لْ‬ ‫ت بِ َر ُس ”ولِكَ الَّ ِذي أَرْ َس” ْلتَ قَ” َ‬ ‫ت آ َم ْن ُ‬ ‫أِل َ ْس”ت َْذ ِك َرهُ َّن فَقُ ْل ُ‬
‫ت بِنَبِيِّكَ الَّ ِذي أَرْ َس ْلتَ‬ ‫آ َم ْن ُ‬
‫”ر َح” َّدثَنَا َع ْب” ُد هَّللا ِ يَ ْعنِي‬ ‫و َح” َّدثَنَا ُم َح َّم ُد ب ُْن َع ْب” ِد هَّللا ِ ْب ِن نُ َم ْي” ٍ‬
‫ُص” ْينًا ع َْن َس” ْع ِد ْب ِن ُعبَيْ” َدةَ ع َْن‬ ‫ْت ح َ‬ ‫”ال َس” ِمع ُ‬ ‫يس قَ َ‬ ‫ا ْبنَ إِ ْد ِر َ‬
‫ص ”لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي” ِه َو َس ”لَّ َم بِهَ ” َذا‬ ‫ب ع َْن النَّبِ ِّي َ‬ ‫”از ٍ‬ ‫”را ِء ب ِْن َع” ِ‬ ‫ْالبَ” َ‬
‫ص””ورًا أَتَ ُّم َح”” ِديثًا َوزَا َد فِي َح”” ِدي ِ‬
‫ث‬ ‫ْ””ر أَ َّن َم ْن ُ‬ ‫ث َغي َ‬ ‫ْال َح”” ِدي ِ‬
‫اب خَ ْيرًا‬ ‫ص َ‬ ‫صي ٍْن َوإِ ْن أَصْ بَ َح أَ َ‬ ‫ُح َ‬

‫‪Shahih Muslim 4884: Telah menceritakan‬‬


‫‪kepada kami ‘Utsman bin Abu Syaibah‬‬
‫‪dan Ishaq bin Ibrahim -dan lafadh ini‬‬
‫‪milik ‘Utsman- Ishaq berkata; telah‬‬
‫‪mengabarkan kepada kami, dan ‘Utsman‬‬
‫‪berkata; telah menceritakan kepada kami‬‬
‫‪Jarir dari Manshur dari Sa’d bin ‘Ubaidah‬‬
‫’‪telah menceritakan kepadaku Al Barra‬‬

‫‪284‬‬
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

bin ‘Azib bahwasanya Rasulullah


shallallahu ‘alaihi wasallam telah
bersabda: “Apabila kamu hendak tidur,
maka berwudhulah sebagaimana kamu
berwudhu untuk shalat. Setelah itu
berbaringlah dengan miring ke kanan, lalu
berdoalah: ‘ALLAHUMMA INNII
ASLAMTU WAJHII ILAIKA,
WAFAWWADHTU AMRII ILAIKA,
WA-ALJA’TU ZHAHRII ILAIKA
RAGHBATAN WARAHBATAN
ILAIKA, LAA MALJA’A WALAA
MANJAA MINKA ILLAA ILAIKA,
AAMANTU BIKITAABIKALLADZII
ANZALTA,
WABINABIYYIKALLADZII ARSALTA
“Ya Allah ya Tuhanku, aku pasrahkan
wajahku kepada-Mu, aku serahkan
urusanku kepada-Mu dan aku serahkan
punggungku kepada-Mu dengan berharap-
harap cemas, karena tidak ada tempat
berlindung dan tempat yang aman dari
adzab-Mu kecuali dengan berlindung
kepada-Mu. Aku beriman kepada kitab-
Mu yang telah Engkau turunkan dan aku
beriman kepada Nabi-Mu yang telah
Engkau utus.‘ Jadikan bacaan tersebut

285
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

sebagai penutup ucapanmu menjelang


tidur. Apabila kamu meninggal dunia pada
malam itu, maka kamu meninggal dalam
kesucian diri (fitrah).” Al Barra’ berkata;
‘Saya mengulang-ulang bacaan tersebut
agar hafal dan saya ucapkan; ‘Saya
beriman kepada rasul-Mu yang telah
Engkau utus.’ Lalu Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam berkata:
‘Ucapkanlah; ‘Saya beriman kepada Nabi-
Mu yang telah Engkau utus.’” Dan telah
menceritakan kepada kami Muhammad
bin ‘Abdullah bin Numair telah
menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin
Idris dia berkata; aku mendengar Hushain
dari Sa’d bin ‘Ubaidah dari Al Barra’ bin
‘Azib dari Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam mengenai Hadits ini. Namun
Hadits Manshur lebih lengkap dari ini.
Dan di dalam Hadits Hushain ada
tambahan; ‘apabila dia bangun kembali di
pagi hari, maka dia telah memperoleh
kebaikan.’ (Shohih Muslim).

13. Bila Mimpi Buruk


Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam
bersabda :

286
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

ٌ ‫ َور ُْؤيَا تَحْ ” ِز‬،ِ ‫ فَر ُْؤيَا الصَّالِ َح ِة بُ ْش َرى ِمنَ هَّللا‬:ٌ‫َوالرُّ ْؤيَا ثَاَل ثَة‬
َ‫ين ِمن‬
ُ‫ِّث ْال َمرْ ُء نَ ْف َسه‬
ُ ‫ َور ُْؤيَا ِم َّما ي َُحد‬،‫ان‬
ِ َ‫ال َّش ْيط‬

“Mimpi itu ada tiga macam : 1) mimpi


yang baik merupakan kabar gembira dari
Allah; 2) mimpi buruk berasal dari
syaithan; dan 3) mimpi dari apa-apa yang
dibisikkan kepada seseorang dari dirinya
( = kembang tidur)” [Diriwayatkan oleh
Al-Bukhaariy no. 7017 dan Muslim no.
2263; ini adalah lafadh Muslim].

Kita semua pasti pernah mengalami mimpi


buruk, maka ada beberapa hal yang mesti kita
lakukan apabila kita bermimpi buruk
diantaranya adalah:
1. Meludah kecil kekiri sebanyak 3 kali.
2. Memohon perlindungan kepada Allah Ta’ala
dari setan 3 kali, dengan membaca,

‫أعوذ باهلل من الشيطان الرجيم‬

“A’udzu billahi minas-syaithanir-rajiim”


atau bacaan ta’awudz lainnya).
3. Memohon perlindungan kepada Allah Ta'ala
dari keburukan mimpi tersebut.

287
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

4. Atau sebaiknya dia bangun lalu


melaksanakan Shalat.
5. Mengubah pisisi tidurnya dari posisi semula
ia tidur, jika ia ingin melanjutkan tidurnya,
walaupun ia harus memutar kesebelah kiri,
hal ini sesuai dhohir hadits.
6. Tidak boleh memberitahu seorangpun.
Keterangan tentang hal ini terdapat dalam
hadits Dari Jabir radhiallahu ‘anhu, bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,

‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم أَنَّهُ قَ””ا َل إِ َذا‬


َ ِ ‫ُول هَّللا‬
ِ ‫ع َْن َجابِ ٍر ع َْن َرس‬
‫ار ِه َو ْليَتَ َع” َّو ْذ‬
ِ ”‫ْص” ْق ع َْن يَ َس‬ ُ ‫َرأَى أَ َح ُد ُك ْم الرُّ ْؤيَا يَ ْك َرهُهَ””ا فَ ْليَب‬
‫بِاهَّلل ِ ِم ْن ال َّش ْيطَا ِن ثَاَل ثًا َويَت ََح َّو ُل ع َْن َج ْنبِ ِه الَّ ِذي َكانَ َعلَ ْي ِه‬

5022. Dari Jabir RA, dari Rasulullah


SAW, beliau bersabda, "Barangsiapa di
antara kalian yang bermimpi tentang
sesuatu yang tidak disukainya, maka
hendaknya ia meludah ke sisi kirinya dan
membaca ta 'awwudz (berlindung kepada
Allah) dari syetan sebanyak tiga kali.
Kemudian hendaknya ia mengganti posisi
tidurnya dari posisi semula." Shahih. Ibnu
Majah (3908): Muslim.

288
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Dalam hadits lain Nabi Shallallaahu ’alaihi wa


sallam bersabda :

‫ فَ””إ ِ َذا َرأَى أَ َح”” ُد ُك ْم َم””ا يُ ِحبُّ فَاَل‬،ِ ‫الرُّ ْؤيَ””ا ْال َح َس””نَةُ ِمنَ هَّللا‬
ِ ‫ فَ ْليَتَ َع” َّو ْذ بِاهَّلل‬،ُ‫”ره‬
َ ”‫ َوإِ َذا َرأَى َم””ا يَ ْك‬، ُّ‫ِّث بِ ِه إِاَّل َم ْن يُ ِحب‬
ْ ‫ي َُحد‬
‫ِّث بِهَ”ا‬ ْ ‫ِم ْن َش ِّرهَا َو ِم ْن َشرِّ ال َّش ْيطَا ِن َو ْليَ ْتفِلْ ثَاَل ثً”ا َواَل يُ َح” د‬
ُ َ‫ فَإِنَّهَا لَ ْن ت‬،‫أَ َحدًا‬
ُ‫ض َّره‬

“Mimpi baik berasal dari Allah. Jika salah


seorang dari kalian melihat apa yang ia
suka maka janganlah ia ceritakan mimpi
tersebut kecuali kepada orang yang
mencintainya saja. Dan jika ia melihat
mimpi yang tidak ia sukai, maka
hendaklah ia meminta perlindungan
kepada Allah dari kejahatan mimpi
tersebut dan dari kejahatan syaithan,
kemudian meludah tiga kali, dan janganlah
ia ceritakan kepada siapapun. Sebab
mimpi itu tidak akan mendatangkan
kemudlaratan” [Diriwayatkan oleh Al-
Bukhari no. 7044 dan Muslim no. 2261;
ini adalah lafadh Al-Bukhari].

‫ص””لى هللا علي””ه‬- ‫”ال َج” ا َء أَ ْع” َرابِ ٌّى إِلَى النَّبِ ِّى‬ َ ”َ‫ع َْن َج” ابِ ٍر ق‬
ْ
‫”ام َك””أ َ َّن َرأ ِس”ى‬ِ ”َ‫ْت فِى ْال َمن‬ ُ ‫ فَقَ””ا َل يَ””ا َر ُس”و َل هَّللا ِ َرأَي‬-‫وس””لم‬
ِ ”َ‫ت َعلَى أَث‬
ِ ‫ فَقَ””ا َل َر ُس ”و ُل هَّللا‬.‫”ر ِه‬ ْ َ‫ب فَتَ ” َدحْ َر َج ف‬
ُ ‫اش ”تَ َد ْد‬ َ ‫ض ” ِر‬
ُ

289
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

‫اس‬ َ َّ‫ث الن‬ َ ‫ لِألَ ْع‬-‫ص””لى هللا علي””ه وس””لم‬-


ِ ‫””رابِ ِّى « الَ تُ َح”” ِّد‬
‫ى‬َّ ِ‫ْت النَّب‬ُ ‫ َوقَ””ا َل َس”” ِمع‬.» ‫ك‬ َّ ‫ب‬
َ ””‫الش”” ْيطَا ِن بِ””كَ فِى َمنَا ِم‬ ِ ‫بِتَلَ ُّع‬
‫”ال « الَ يُ َح” ِّدثَ َّن‬ َ ”َ‫ بَعْ”” ُد يَ ْخطُبُ فَق‬-‫ص””لى هللا علي””ه وس””لم‬-
ِ ‫أَ َح ُد ُك ْم بِتَلَ ُّع‬
ِ َ‫ب ال َّش ْيط‬
‫ان بِ ِه فِى َمنَا ِم ِه‬

Dari Jabir Radhiyallahu 'anhu, beliau


bercerita,” Seorang Arab Badui datang
menemui Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam seraya berkata, ‘Wahai Rasulullah
saya bermimpi seakan-akan kepala saya di
penggal, dan saya sangat terpengaruh oleh
mimpi tersebut, Rasulullah menjawab,
“jangan engkau ceritakan kepada orang
lain tentang setan yang
mempermainkanmu dalam mimpimu.”
[HR. Muslim 2268]

Dalam riwayat lain, Rasulullah Shallallahu


‘alaihi wa sallam juga bersabda,

َ َّ‫ِّث بِهَا الن‬


‫اس‬ َ ُ‫ فَ ْليَقُ ْم فَ ْلي‬،ُ‫فَإ ِ ْن َرأَى أَ َح ُد ُك ْم َما يَ ْك َره‬
ْ ‫ َواَل ي َُحد‬،‫ص ِّل‬

“Apabila salah seorang dari kalian melihat


mimpi buruk, hendaklah ia bangkit
melaksanakan shalat dan janganlah ia
ceritakan kepada orang lain”
[Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 7017

290
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

dan Muslim no. 2263; ini adalah lafadh


Muslim]7.
ADAB MENYAMBUT KELAHIRAN BAYI
Anak adalah karunia Allah yang tiada
terhingga bagi semua keluarga. Keberadaannya
sangat dinantikan karena akan menjadi penerus
sejarah manusia, dan menjadi salah satu penguat
ikatan berumah tangga. Banyak pasangan suami
istri yang belum dikaruniai anak sangat
berharap agar segera mendapatkannya. Ini
menunjukkan demikian penting kehadiran anak
bagi semua umat manusia.
Agama Islam telah memberikan perhatian
yang sangat detail tentang anak, sejak proses
konsepsi, kehamilan, kelahiran, sampai
pendidikan ketika anak lahir dan masa tumbuh
kembang hingga dewasa. Semua mendapatkan
perhatian dan tuntunan yang teliti. Ini
menunjukkan demikian penting menjaga,
merawat, serta mendidik anak sejak awal.

Dalam agama Islam, ada beberapa adab dalam


menyambut kelahiran bayi. Diantaranya adalah
sebagai berikut :
7
Ambarwati D. Rutiana

291
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

A. Ketika lahir
1. Dianjurkan memberikan kabar gembira
dengan kelahiran seorang anak. Dalilnya adalah
firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil
Zakariya, sedangkan ia tengah berdiri
melakukan shalat di mihrab (ia berkata):
“Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu
dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya”.
(QS. Ali Imraan: 39)

2. Mendo’akan
Kita dianjurkan untuk mendoakan anak yang
baru lahir diantaranya:
Pertama, memohon keberkahan untuk si anak.
Dari Abu Musa radliallahu ‘anhu, beliau
mengatakan,
ُ‫ فَ َس”” َّماه‬،‫ص””لَّى هللاُ َعلَيْ”” ِه َو َس””لَّ َم‬ َ ‫ي‬ ُ ‫ فَ””أَتَي‬،‫ُولِ”” َد لِي ُغالَ ٌم‬
َّ ِ‫ْت بِ”” ِه النَّب‬
‫ي‬ َّ َ‫ َو َدفَ َعهُ إِل‬،‫ َو َدعَا لَهُ بِ ْالبَ َر َك ِة‬،‫ فَ َحنَّ َكهُ بِتَ ْم َر ٍة‬،‫إِ ْب َرا ِهي َم‬
“Ketika anakku lahir, aku membawanya
ke hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Beliau memberi nama bayiku,
Ibrahim dan men-tahnik dengan kurma
lalu mendoakannya dengan keberkahan.
Kemudian beliau kembalikan kepadaku.
(HR. Bukhari 5467 dan Muslim 2145).

292
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Hal yang sama juga dilakukan oleh


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada
putra Asma bintu Abu Bakr, yang bernama
Abdullah bin Zubair. Sesampainya Asma hijrah
di Madinah, beliau melahirkan putranya,
Abdullah bin Zubair. Bayi inipun dibawa ke
hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Asma mengatakan,
‫ فَ َك”انَ أَ َّو َل َش” ْي ٍء‬،‫”ل فِي فِي” ِه‬ َ َ‫ ثُ َّم تَف‬،‫ض َغهَا‬
َ ‫ثُ َّم َدعَا بِتَ ْم َر ٍة فَ َم‬
‫ ثُ َّم َد َع””ا‬،‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َس”لَّ َم‬َ ِ ‫ق َرسُو ِل هَّللا‬ ُ ‫َدخَ َل َجوْ فَهُ ِري‬
‫ َوبَ َّركَ َعلَ ْي ِه‬،ُ‫لَه‬
“.Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam minta kurma, lalu beliau
mengunyahnya dan meletakkannya di
mulut si bayi. Makanan pertama yang
masuk ke perut si bayi adalah ludah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
kemudian beliau mendoakannya dan dan
memohon keberkahan untuknya.” (HR.
Bukhari 3909).

Teks Doa Memohon Keberkahan


Tidak ada teks doa khusus yang isinya
permohonan berkah untuk anak.
Dalam Fatawa Syabakah Islam dinyatakan,

293
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

‫فليس هناك دليل – فيما نعلم – يدل على مشروعية قراءة‬


‫ س””واء‬،‫ أو األدعي””ة عن””دما يول””د الطف””ل‬،‫شيء من القرآن‬
‫ أو من قبل غيرهما‬،‫ أو من قبل األب‬،‫من قبل األم‬
Tidak terdapat dalil – sepengetahuan kami
– yang menunjukkan dianjurkannya
membaca ayat Al-Quran atau doa tertentu
ketika seorang anak dilahirkan. Baik dao
dari ibunya, bapaknya, atau doa dari orang
lain. [Fatawa Syabakah Islam, di bawah
bimbingan Dr. Abdullah Al-Faqih, no.
13605].

Karena itu, kita bisa berdoa dengan bahasa


apapun yang kita pahami. Misalnya dengan
membaca, Baarkallahu fiik (semoga Allah
memberkahi kamu) atau semacamnya.

Kedua, memohon perlindungan dari godaan


setan.
Salah satu diantara contoh hal ini adalah apa
yang dipraktekkan oleh istri Imran, yang
merupakan ibunya maryam. Allah menceritakan
kejadian ketika istri Imran melahirkan Maryam,
‫ض ” ْعتُهَا أُ ْنثَى َوهَّللا ُ أَ ْعلَ ُم بِ َم””ا‬َ ‫ت َربِّ إِنِّي َو‬ ْ َ‫ض َع ْتهَا قَال‬َ ‫فَلَ َّما َو‬
‫ْس ال” َّذ َك ُر َك” اأْل ُ ْنثَى َوإِنِّي َس” َّم ْيتُهَا َم””رْ يَ َم َوإِنِّي‬ َ ‫ت َولَي‬ ْ ‫ض” َع‬َ ‫َو‬
‫أُ ِعي ُذهَا بِكَ َو ُذ ِّريَّتَهَا ِمنَ ال َّش ْيطَا ِن ال َّر ِج ِيم‬

294
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Tatkala isteri ‘Imran melahirkan anaknya,


diapun berkata: “Ya Tuhanku,
sesunguhnya aku melahirkannya seorang
anak perempuan; dan Allah lebih
mengetahui apa yang dilahirkannya itu;
dan anak laki-laki tidaklah seperti anak
perempuan. Sesungguhnya aku telah
menamai Dia Maryam dan aku mohon
perlindungan untuknya serta anak-anak
keturunannya kepada (pemeliharaan)
Engkau daripada syaitan yang terkutuk.”
(QS. Ali Imran: 36).

Satu hal yang istimewa, karena doa ibunda


Maryam ini, ketika Maryam lahir, dia tidak
diganggu setan, demikian pula ketika Nabi Isa
dilahirkan. Allah mengabulkan doa ibunya
Maryam. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
ُّ‫ فَيَ ْس””تَ ِهل‬،‫ان ِحينَ يُولَ ” ُد‬ُ َ‫الش ” ْيط‬َّ ُ‫َم””ا ِم ْن بَنِي آ َد َم َموْ لُ””و ٌد إِاَّل يَ َم ُّس””ه‬
‫ َغ ْي َر َمرْ يَ َم َوا ْبنِهَا‬،‫ار ًخا ِم ْن َمسِّ ال َّش ْيطَا ِن‬ ِ ‫ص‬ َ
“Setiap bayi dari anak keturunan adam
akan ditusuk dengan tangan setan ketika
dia dilahirkan, sehingga dia berteriak
menangis, karena disentuh setan. Selain
Maryam dan putranya”. (HR. Bukhari

295
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

3431). Kemudian Abu Hurairah


radhiyallahu ‘anhu, membaca surat Ali
Imran ayat 36 di atas.

Kita bisa meniru doa wanita sholihah, istri


Imran ini. Hanya saja, perlu disesuaikan dengan
jenis kelamin bayi yang dilahirkan. Karena
perbedaan kata ganti dalam bahasa arab antara
lelaki dan perempuan.
a. Jika bayi yang dilahirkan perempuan, Anda
bisa baca,
‫ك َو ُذرِّ يَّتَهَا ِمنَ ال َّش ْيطَا ِن ال َّر ِج ِيم‬ َ ِ‫اَللَّهُ َّم إِنِّي أُ ِعي ُذهَا ب‬
b. Jika bayi yang lahir laki-laki, kita bisa
membaca,
‫اَللَّهُ َّم إِنِّي أُ ِعي ُذهُ بِكَ َو ُذ ِّريَّتَهُ ِمنَ ال َّش ْيطَا ِن ال َّر ِج ِيم‬
Artinya dua teks doa ini sama,
“Ya Allah, aku memohon perlindungan
kepada-Mu untuknya dan untuk keturunannya
dari setan yang terkutuk.”

Kita juga bisa memohon perlindungan


untuk anak dari gangguan setan, dengan doa
seperti yang pernah dipraktekkan Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam, ketika mendoakan
cucunya: Hasan dan Husain.

296
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Ibnu Abbas menceritakan, bahwa Rasulullah


shallallahu ‘alaihi wa sallam membacakan doa
perlindungan untuk kedua cucunya,
ِ ‫أُ ِعي ُذ ُك َما بِ َكلِ َما‬
‫ َو ِم ْن ُك ِّل َع ْي ٍن‬،‫ ِم ْن ُك ِّل َش ْيطَا ٍن َوهَا َّم ٍة‬،‫ت هَّللا ِ التَّا َّم ِة‬
‫اَل َّم ٍة‬
Aku memohon perlindungan dengan
kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari
semua godaan setan dan binatang
pengganggu serta dari pandangan mata
buruk. (HR. Abu Daud 3371, dan
dishahihkan al-Albani).

Kita bisa meniru doa beliau ini, dengan


penyesuaian jenis kelamin bayi.
a. Jika bayi yang dilahirkan perempuan, Kita
bisa baca,
‫ َو ِم ْن ُك””لِّ َع ْي ٍن‬،‫ ِم ْن ُك ِّل َش” ْيطَا ٍن َوهَا َّم ٍة‬،‫ت هَّللا ِ التَّا َّم ِة‬
ِ ‫ك بِ َكلِ َما‬ ِ ‫أُ ِعي ُذ‬
‫اَل َّم ٍة‬
U’iidzuki …..
b. Jika bayi yang lahir laki-laki, kita bisa
membaca,
‫ َو ِم ْن ُك””لِّ َع ْي ٍن‬،‫ ِم ْن ُك ِّل َش” ْيطَا ٍن َوهَا َّم ٍة‬،‫ت هَّللا ِ التَّا َّم ِة‬ِ ‫أُ ِعي ُذكَ بِ َكلِ َما‬
‫اَل َّم ٍة‬
U’iidzuka …..
Berbeda pada kata ganti; ‘…ka’ dan ‘…ki’
Allahu a’lam

297
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

3. Mentahnik (mengunyah buah kurma)


Mengolesinya ke langit-langit mulut si bayi,
atau jika tidak ada dengan madu) dan
mendoakan keberkahan untuknya (seperti
mengucapkan “Baarakallahu fiih”).
، ‫ ُولِ”” َد لِى ُغالَ ٌم‬: ‫وس””ى – رض””ى هللا عن””ه – قَ””ا َل‬ َ ‫ع َْن أَبِى ُم‬
ُ‫ فَ َحنَّ َك” ه‬، ‫ى صلى هللا عليه وس””لم فَ َس ” َّماهُ إِ ْب” َرا ِهي َم‬ ُ ‫فَأَتَي‬
َّ ِ‫ْت بِ ِه النَّب‬
.‫ َو َدعَا لَهُ بِ ْالبَ َر َك ِة‬، ‫بِتَ ْم َر ٍة‬
Dari Abu Musa ia berkata: Anak saya lahir,
lalu saya membawanya kepada Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian
Beliau menamainya Ibrahim, mentahkniknya
dengan kurma dan mendoakan keberkahan
untuknya.” (HR. Bukhari)

B. Pada hari ketujuh (hari lahir dihitung sebagai


hari pertama)
1. Mencukur habis rambutnya (baik anak
laki-laki maupun anak perempuan) dan
bersedekah kepada orang-orang miskin
dengan perak atau senilainya sesuai berat
rambutnya ketika ditimbang. Hal ini
berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam kepada Fathimah saat ia
melahirkan Al Hasan:

ً‫ضة‬ َ ‫اط َمةُ اِحْ لِقِ ْي َر ْأ َسهُ َوت‬


ِ ‫َص َّدقِ ْي بِ ِزنَ ِة َشع‬
َّ ِ‫ْر ِه ف‬ ِ َ‫يَا ف‬

298
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

“Wahai Fathimah! Cukurlah rambutnya


dan bersedekahlah sesuai berat rambutnya
dengan perak.” (HR. Ahmad, Malik,
Tirmidzi, Hakik, dan Baihaqi, dihasankan
oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih at-
Tirmidzi no. 1226)

Dalam mencukur anak, kita dilarang


mencukur dengan model qaza’
(mencukur sebagian kepala dan
meninggalkan sebagian yang lain).
Termasuk qaza’ adalah:
1. Mencukur secara acak.
2. Mencukur bagian tengah kepala dan
meninggalkan pinggir-pinggirnya.
3. Mencukur pinggir-pinggir kepala dan
meninggalkan bagian tengahnya.
4. Mencukur bagian depan kepala dan
meninggalkan bagian belakang.

2. Memberinya nama (bisa dilakukan pada


hari lahirnya, hari ketiga atau hari ketujuh),
dan hendaknya seorang bapak memilih
nama yang baik untuk anaknya. Ciri nama
yang baik adalah enak didengar, mudah
diucapkan oleh lisan, mengandung makna
yang mulia dan sifat yang benar dan jujur,

299
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

jauh dari segala makna dan sifat yang


diharamkan atau dibenci agama, seperti
nama asing yang tidak jelas, tasyabbuh
(menyerupai) nama orang-orang kafir dan
nama yang memiliki arti buruk.

Tingkatan nama-nama yang dicintai


a. Menamai anak dengan nama Abdullah
atau Abdurrahman. Ini adalah nama
yang paling dicintai Allah Ta’ala.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Inna ahabba asmaa’ikum
ilallah Abdullah wa Abdurrahman,”
(artinya: Sesungguhnya namamu yang
paling dicintai Allah adalah ‘Abdullah
dan Abdurrahman). (HR. Muslim).
b. Nama “abdu..(penghambaan)” yang
disambungkan dengan Asma’ul Husna
selain yang tersebut di atas. Seperti
Abdul ‘Aziz, Abdul Malik, dsb.
c. Menamai anak dengan nama-nama nabi
dan rasul. Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam pernah menamai sebagian
sahabat dengan nama nabi dan rasul.
d. Menamai anak dengan nama orang-
orang salih, seperti dengan nama

300
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

sahabat, tabi’in dan imam kaum


muslimin.
e. Segala nama yang mencerminkan
kejujuran dan kebaikan manusia.

Nama-nama yang dilarang


a. Menamai anak dengan nama yang
menunjukkan penghambaan kepada
selain Allah, seperti Abdul Ka’bah,
Abdusy Syams, Abdul Husain dsb.
b. Memberi nama dengan nama-nama yang
khusus bagi Allah, seperti Ar Rahman,
Al Khaaliq, Ar Rabb dsb.
c. Menamai anak dengan nama-nama
patung atau berhala yang disembah
selain Allah, seperti Latta, Uzza, Hubal,
Brahma, Wisnu, Syiwa, Dewa dan
Dewi.
d. Nama yang mengandung klaim dusta,
mengandung unsur kebohongan yang
berlebihan, atau nama yang isinya
mentazkiyah (menganggap suci) dirinya.
Termasuk ke dalamnya nama “Malikul
Amlaak” (rajanya para raja), “Syaahan
Syaah” (penguasa para penguasa),
“Sulthaanus salaathin” (sultannya para
sultan), “Abul Hakam” (bapak

301
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

penyelesai masalah), Qaadhil qudhaat


(hakimnya para hakim) dsb.
e. Nama-nama setan, seperti Iblis, Ifrit,
Khinzib, dsb.
f. Nama-nama asing yang berasal dari
orang-orang kafir yang merupakan ciri
khas mereka, misalnya Petrus, George,
Suzan, Diana, Robert dsb.

Nama-nama yang makruh


a. Nama yang membuat hati menjauh,
seperti Harb (perang), Murrah (pahit),
Khanjar (pisau). Demikian juga nama-
nama penyakit, seperti Suham (penyakit
unta), suda’ (pusing), Dumal (bisul) dsb.
b. Menamai anak dengan nama yasaar,
rabaah (untung), Najih (sukses), barakah
(berkah) dan aflah (beruntung). Karena
ada larangan dari Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam. Sebabnya jika ada
orang yang menanyakan, “Adakah si
barakah?” jika dijawab: “Tidak ada”,
maka terkesan tidak ada keberkahan.
c. Nama-nama yang mungundang syahwat,
terutama bagi para wanita. Seperti fatin
atau fitnah (penggoda), Syadiyah
(penyanyi merdu).

302
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

d. Nama yang menunjukkan makna


maksiat, seperti zalim, sariq (pencuri),
fasik, bakhil dsb.
e. Nama orang-orang fasik, artis atau
bintang film dan penyanyi.
f. Nama-nama binatang, seperti khimar
(keledai), kalb (anjing), Hansy (lalat),
Qunfudz (landak) dsb.
g. Nama-nama dobel, seperti Ahmad
Muhammad, Sa’id Ahmad dsb.
seharusnya jika hendak menyebutkan
bapaknya, ia tambahkan “bin/ibnu”
(putra).
h. Sebagian ulama juga membenci
pemberian nama dengan nama-nama
malaikat, seperti Jibril, Mikail dsb.
Mereka juga memakruhkan memberi
nama dengan namasuratdalam Al
Qur’an, seperti Thaha, Haamiiim, Yasin.

Catatan: Jika seseorang sudah terlanjur


memiliki nama yang buruk tidak ada salahnya
segera mengganti sebagaimana Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam mengganti nama
sebagian sahabatnya dengan nama yang baik.

3. Mengkhitannya

303
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Khitan termasuk sunanul fithrah (sunnah


para nabi), Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
ْ ِ‫”رةُ َخ ْمسٌ – أَوْ خَ ْمسٌ ِمنَ ْالف‬
ُ ”َ‫ط ” َر ِة – ْال ِخت‬
‫”ان َوا ِال ْس ”تِحْ دَا ُد‬ ْ ِ‫« ْالف‬
َ ”‫ط‬
.»‫ب‬ ِ ‫ار‬ ِ ‫ف ا ِإل ْب ِط َوقَصُّ ال َّش‬
ُ ‫ار َونَ ْت‬ ْ َ‫َوتَ ْقلِي ُم األ‬
ِ َ ‫ظف‬
“Fitrah itu ada lima atau lima bagian
fitrah, yaitu, “Berkhitan, mencukur bulu
kemaluan, memotong kuku, mencabut bulu
ketiak, dan mencukur kumis.” (Muttafaq
‘alaih)

Khitan hukumnya wajib bagi laki-


laki, karena ia merupakan sunnah Nabi
Ibrahim ‘alaihis salam dan kita
diperintahkan mengikutinya, di samping itu
khitan termasuk syi’ar yang membedakan
kita dengan non muslim. Khitan bagi
wanita merupakan keutamaan bagi mereka,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
pernah bersabda kepada sebagian wanita
tukang khitan di Madinah:

ِ ْ‫ َوأَحْ ظَى لِل َّزو‬، ‫ض ُر لِ ْل َوجْ ِه‬


‫ج‬ َ ‫ فَإِنَّهُ أَ ْن‬، ‫ض ْي َواَل تُ ْن ِه ِك ْي‬
ِ ِ‫اِ ْخف‬
“Rendahkanlah dan jangan berlebihan,
karena yang demikian dapat
mengindahkan muka dan menyenangkan

304
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

suami.” (shahih, HR. Abu Dawud, al-


Bazzar, Thabrani dll, lih. Silsilah ash-
Shahiihah 2:353-358)

Ulama madzhab Syafi’i menganjurkan


agar khitan dilakukan pada hari ketujuh.
Demikian juga hendaknya khitan dilakukan
tidak ketika anak mencapai masa baligh.
Ibnul Qayyim berkata, “Tidak boleh bagi
wali membiarkan anaknya tidak dikhitan
hingga ia baligh.”

Kecuali jika sebelumnya ia non


muslim, lalu masuk Islam atau tidak
mengetahui hukum khitan, maka meskipun
sudah dewasa, ia tetap disyari’atkan
berkhitan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda kepada seseorang yang
datang kepada Beliau menyatakan diri
masuk Islam:
ْ ‫ق َع ْنكَ َش ْع َر ْال ُك ْف ِر َو‬
‫اختَتِ ْن‬ ِ ‫أَ ْل‬
“Hilangkanlah rambut kekufuran dan
berkhitanlah.” (HR. Abu Dawud dan isnadnya
hasan)

4. Meng’aqiqahkannya

305
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

‘Aqiqah artinya hewan yang


disembelih untuk bayi yang baru lahir.
Aqiqah termasuk hak anak yang hendaknya
dipenuhi orang tua. Hukumnya sunnah
mu’akkadah (sunnah yang sangat
ditekankan), Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda:
‫ فَأ َ ْه ِريقُوا َع ْنهُ دَما ً َوأَ ِميطُوا َع ْنهُ األَ َذى‬، ٌ‫َم َع ْال ُغالَ ِم َعقِيقَة‬
“Setiap anak hendaknya ada ‘aqiqah. Oleh
karena itu, tumpahkanlah darah dan
singkirkanlah kotoran.” (HR. Bukhari)

Maksud “tumpahkanlah darah” adalah


dengan disembelihkan hewan untuknya.
Sedangkan maksud “disingkirkan kotoran”
adalah dengan dicukur rambutnya. Untuk
anak laki-laki, disembelihkan dua ekor
kambing yang sepadan (baik usia, jenis
maupun fisiknya), sedangkan untuk anak
perempuan satu ekor kambing.
‫ أَ َّن َرسُو َل هَّللَا ِ صلى هللا عليه‬, ;‫ض َي هَّللَا ُ َع ْنهَا‬ ِ ‫ع َْن عَائِ َشةَ َر‬
‫ َوع َْن‬,‫ق ع َْن اَ ْل ُغاَل ِم َش ”اتَا ِن ُم َكافِئَتَ””ا ِن‬
َّ ”‫”رهُ ْم; أَ ْن يُ َع‬
َ ”‫وس””لم أَ ْم‬
ِ ‫اَ ْل َج‬
- ٌ‫اريَ ِة َشاة‬
“Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
memerintahkan mereka (para sahabat) agar
beraqiqah dua ekor kambing yang sepadan

306
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

untuk bayi laki-laki dan seekor kambing


untuk bayi perempuan.” (HR. Tirmidzi, dan
ia menshahihkannya)

Jika tidak sanggup dua ekor kambing untuk


bayi laki-laki, maka tidak mengapa seekor
kambing. Waktu ‘aqiqah adalah pada hari
ketujuh, jika tidak
Catatan seputar ‘aqiqah:
a. Ahkam (hukum seputar) hewan yang
di’aqiqahkan sama dengan hewan udh-
hiyyah (kurban), baik usianya,
selamatnya dari cacat, maupun
pembagiannya. Hanya saja dalam
‘aqiqah tidak berlaku musyaarakah
(patungan).
b. Jika kambing maka usianya setahun atau
lebih, tidak boleh usianya kurang dari
yang disebutkan. Jika berupa biri-
biri/domba maka yang usianya setahun
atau lebih di atas itu. Namun jika tidak
ada biri-biri yang usianya setahun maka
boleh yang mendekati setahun.
c. Untuk pembagiannya juga sama seperti
pembagian kurban, yakni dianjurkan
membagi-bagikan kurban menjadi tiga
bagian. Misalnya sepertiga dimakan

307
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

orang yang berkurban, sepertiga


disedekahkan kepada orang fakir dan
sepertiga lagi untuk dihadiahkan kepada
kerabat atau tetangga.

Fatwa Majlis Tarjih


Sehubungan dengan maraknya
pembahasan azan di telinga bayi gara-gara
abang kembar admin Tengku Wisnu itu,
maka ini admin sajikan pandangan fikih
bapak-bapak di Majlis Tarjih
Muhammadiyah soal azan di telinga bayi
ini. Ingat ini bukan yang mutlak, tapi
beginilah ikhtiyar Majlis Tarjih. Tentu saja,
ada ulama yang beda pendapat. Itu mah
udah biasa man.
Pertanyaan:
Apakah azan dan iqamah di telinga
bayi yang baru lahir itu merupakan
tuntunan dari Rasul?
Jawaban:Hadis yang membicarakan tentang
azan di telinga bayi yang baru lahir adalah
hadis riwayat at-Turmudzi:
ٍ ”ِ‫َاص ” ُم ب ُْن ُعبَ ْي ” ِد هَّللا ِ ع َْن ُعبَ ْي ” ِد هَّللا ِ ب ِْن أَبِي َراف‬
‫”ع ع َْن‬ ِ ‫ع َْن ع‬
‫ص”لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي” ِه َو َس”لَّ َم أَ َّذنَ فِي‬
َ ِ ‫ْت َر ُس”و َل هَّللا‬ ُ ‫”ال َرأَي‬ َ ”َ‫أَبِي ِه ق‬
(‫أُ ُذ ِن ْال َح َس ِن ب ِْن َعلِ ٍّي ِحينَ َولَ َد ْتهُ فَا ِط َمةُ [رواه البخاري‬

308
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Artinya: “Dari ‘Asim bin ‘Ubaidillah dari


‘Ubaidillah bin Abi Rafi’ dari ayahnya, ia
berkata: Saya melihat Rasulullah saw
melakukan azan pada telinga Hasan ketika
ia baru dilahirkan oleh Fatimah.” [HR. at-
Turmudzi]

Di kalangan ulama hadis, seperti


Yahya bin Ma’in menilai ‘Ubaidillah itu
lemah. Al-Bukhari menilai hadis itu
munkar, sedangkan Muhammad bin Saad
mengatakan tidak berhujjah dengan hadis
tersebut. Atas dasar ini Muhammadiyah
dalam ketetapan tarjihnya tidak
mengamalkan hadis tentang azan di telinga
bayi yang baru dilahirkan. Adapun yang
diamalkan Muhammadiyah adalah
sebagaimana yang tertuang dalam
Himpunan Keputusan Tarjih (HPT),
cetakan 2, halaman 337 sebagai berikut:
a. Apabila bayimu lahir, maka
bersihkanlah lalu usap langit-langit
mulutnya dengan kurma atau
sesamanya.
b. Doakan semoga mendapat barokah.
Dua hal di atas didasarkan kepada hadis
riwayat al-Bukhari, yaitu:

309
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

‫ص ”لَّى‬َ ‫ْت بِ ” ِه النَّبِ ِّي‬ ُ ‫ال ُولِ َد لِي ُغالَ ٌم فَأَتَي‬ َ َ‫ع َْن أَبِي ُمو َسى ق‬
ُ‫”را ِه ْي َم فَ َحنَّ َك” هُ بِتَ ْم” َر ٍة َو َد َع””ا لَ”ه‬ َ ”‫هللاُ َعلَ ْي” ِه َو َس”لَّ َم فَ َس” َّماهُ إِ ْب‬
(‫بِاْلبَ َر َك ِة [رواه البخاري‬
Artinya: “Hadis diriwayatkan dari Abu
Musa, ia berkata: Telah lahir anak saya
lalu saya bawa kepada Nabi saw, maka
diberinya nama Ibrahim lalu diusap langit-
langit mulutnya dengan kurma dan
didoakan dengan barokah ....”Juga hadis
dari ‘Aisyah:
ِّ ِ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َك””انَ يُ” ْ”ؤتَى ب‬
ُ ‫الص” ْبيَا ِن فَيُبَ” ِّر‬
‫ك‬ َ ِ ‫أَ َّن َرسُو َل هَّللا‬
(‫َعلَ ْي ِه ْم َوي َُحنِّ ُكهُ ْم [رواه مسلم‬
Artinya: “Bahwasanya Rasulullah saw
adakalanya kedatangan orang-orang yang
membawa bayi-bayi, maka didoakan
dengan barokah dan dibersihkan langit-
langit mulutnya .” [HR. Muslim]
c. Mohonkanlah perlindungan
sebagaimana doa Nabi Ibrahim:
‫ان َوهَا َّم ٍة َو ِم ْن ُك ” ِّل َعي ٍْن‬ ٍ َ‫ت هَّللا ِ التَّا َّم ِة ِم ْن ُك””لِّ َش ” ْيط‬ ِ ‫أَ ُع””و ُذ بِ َكلِ َم””ا‬
‫اَل َّم ٍة‬
Hal ini sebagaimana disebutkan dalam
hadis al-Bukhari dari Ibnu Abbas:
َ ‫ص”لَّى هَّللا ُ َعلَيْ” ِه َو َس”لَّ َم يُ َع” ِّو ُذ ْال َح َس”نَ َو ْالح‬
َ‫ُس” ْين‬ َ ‫َكانَ النَّبِ ُّي‬
‫ق أَ ُع””و ُذ‬ َ ‫”و ُذ إِ ْس” َما ِعي َل َوإِ ْس” َحا‬ ِّ ”‫َويَقُ””و ُل إِ َّن إِ ْب” َرا ِهي َم َك””انَ يُ َع‬
ِّ‫ت هَّللا ِ التَّا َّم ِة ِم ْن ُكل‬
ِ ‫بِ َكلِ َما‬
(‫ان َوهَا َّم ٍة َو ِم ْن ُكلِّ َعي ٍْن اَل َّم ٍة )رواه البخاري‬ ٍ َ‫َش ْيط‬

310
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Artinya: “Adalah Nabi saw memohon


perlindungan bagi Hasan dan Husen dan
bersabda: Sesungguhnya Nabi Ibrahim
memohon perlindungan bagi Isma’il dan
Ishaq (dengan membaca doa): ‘Aku
berlindung dengan firman Allah yang
sempurna dari segala syetan, gangguan
dan penggoda yang jahat’.” [HR. al-
Bukhari]

d. Memberi nama yang bagus pada hari


lahirnya atau pada hari ketujuh. Dalam
hadis disebutkan:
‫ص ”لَّى‬ َ ِ ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ قَا َل قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬ ِ ‫ع َِن اب ِْن ال َّدرْ دَا ِء َر‬
‫هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم أَ ْنتُ ْم تُ ْدعَوْ نَ يَوْ َم ْالقِيَا َم” ِة بِأ َ ْس ” َمائِ ُك ْم َوأَ ْس ” َما ِء‬
‫آبَائِ ُك ْم فَأَحْ ِسنُوا أَ ْس َمائَ ُك ْم‬
Artinya: “Hadis diriwayatkan dari Abu
Darda, ia berkata bahwasanya Rasulullah
saw bersabda: Kamu akan dipanggil kelak
di hari Qiyamat, nama-namamu dan nama-
nama orang tuamu, maka baguskanlah
nama-namamu.”Dalam hadis yang
bersumber dari Anas ra disebutkan bahwa
Rasulullah saw bersabda:
(‫ُولِ َد لِي اللَّ ْيلَةَ ُغاَل ٌم فَ َس َّم ْيتُهُ بِاس ِْم أَبِي إِ ْب َرا ِهي َم [رواه مسلم‬

311
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Artinya: “Telah lahir anak laki-lakiku


semalam, maka kuberi nama dengan nama
kakekku Ibrahim.”
e. Pada hari ketujuh dicukur rambutnya
dan disembelihkan dua ekor kambing
apabila anak laki-laki atau satu ekor
apabila anak perempuan. Hal ini
sebagaimana disebutkan dalam hadis yang
bersumber dari ‘Aisyah bahwa Rasulullah
saw bersabda:
ِ ‫َ”””ان َوع َْن ْال َج‬
‫اريَ””” ِة َش”””اةٌ [رواه أحم”””د‬ ِ ‫ع َْن ْال ُغاَل ِم َش”””اتَا ِن ُم َكافِئَت‬
]‫والترمذي‬
Artinya: “Aqiqah bagi anak laki-laki dua
ekor kambing yang sepadan dan bagi anak
perempuan satu ekor kambing.” [HR.
Ahmad dan at-Turmudzi]

ADAB TERHADAP YANG LEBIH MUDA


Kamu sudah tahu bahwa orang yang lebih
tua adalah orang yang lahirnya lebih dahulu dari
kita. Nah, tentu kamu tahu siapa orang yang
lebih muda darimu. Orang yang lebih muda
adalah orang yang lahirnya setelah kita.
Biasanya kita sebut adik. Selain dengan adik
kandung, apakah kamu juga sering bermain
dengan teman lain yang lebih muda darimu ?
Bagaimanakah sikap kita terhadap yang lebih

312
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

muda ? Mereka harus kita sayangi, kita bantu,


dan kita lindungi. Ajaran agama Islam
memerintahkan kita agar menyayangi yang
lebih muda dan menghormati yang tua.
Bagaimanakah cara kita menyayangi orang yang
lebih muda? Kepada mereka kita dapat
mengucapkan kata – kata yang baik dan lemah
lembut. Jadi perlihatkanlah kepada mereka
contoh – contoh perilaku yang baik. Jangan
sekali – sekali mengucapkan kata – kata yang
kotor, tidak sopan,atau berkata kasar kepada
mereka. Dan apabila mereka memerlukan
bantuan, maka tolonglah mereka. Misalnya,
menuntunnya di jalan yang ramai,
membantunya bila mereka mau menyebrang
jalan. Apabila diantara mereka ada yang
terjatuh, maka peganglah tangannya dan bantu
mereka untuk berdiri kembali. Bila pensilnya
patah dan ia belum pandai merautnya, maka
tolonglah ia untuk meraut pensilnya. Mereka
masih memerlukan pertolongan dan
perlindungan dari kita.
Dalam pergaulan, tidak hanya orang yang
lebih tua dan orang yang menjadi perhatian kita
untuk selalu kita hormati, tapi juga orang-orang
yang lebih muda. Islam menganjurkan kita agar
bersikap merendah dan santun sesama mukmin,

313
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

termasuk orang yang lebih muda dari kita.


Walau kita banyak kelebihan dibanding mereka,
kita tak boleh sombong, dan congkak pada
mereka justru kita harus membantunya dengan
penuh kasih sayang dan segala kecintaan.
Pergaulan dengan orang lebih muda
termasuk juga terhadap orang yang keadaan
perekonomiannya rendah, pengetahuan dan
pengalamannya lebih lemah dari kita, juga anak
yatim dan fakir miskin. Terhadap mereka kita
wajib menyantuni dan bersikap penuh kasih
sayang, tidak berbuat dan berkata kasar, tidak
menghina keadaan dan derajat mereka. Jika kita
tidak hormat dan tidak sopan terhadap mereka
yang lebih muda dari kita, maka niscaya mereka
pun tidak akan menghormati kita dan bergaul
dengan orang yang lebih muda sangat penting
artinya, karena di dalam pergaulan itulah
nantinya akan terjadi proses pendidikan yang
sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan
pribadi generasi muda. Generasi muda adalah
generasi penerus yang memiliki potensi,
kemampuan tenaga, pikiran, sumber daya dan
cita-cita yang tinggi. Untuk mempersiapkan
generasi penerus yang lebih baik, maka sangat
diperluakan pemeliharaan dan perlindungan.
Mereka perlu dibimbing dan dikembangkan

314
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

bakat mereka dengan baik, keberanian,


kejujuran, kedisiplinan dan rasa tanggung
jawab, sehingga mereka nantinya benar-benar
menjadi generasi penerus yang tangguh dan
kuat dalam lahir maupun batin.Orang yang lebih
muda perlu mendapat perlindungan untuk
menjaga kelangsungan hidup dan
pertumbuhannya. Karena dalam pergaulan
masyarakat, semua bagian masyakarakat adalah
sama penting menurut kedudukannya
masing-masing.
Dalam menjalankan pergaulan social,
Islam melarang umatnya untuk membeda-
bedakan manusia karena hal-hal yang bersifat
duniawi, seperti harta, tahta, umur, dan status
sosial lainnya. akan tetapi yang terbaik adalah
bersikap wajar sebagaimana mestinya sesuai
dengan tuntutan ajaran agama dan tidak
bertentangan dengan norma-norma kehidupan.
Tidak dapat dihindari, kita juga pasti
berkomunikasi dan bergaul dengan orang yang
umur dan strata sosialnya lebih rendah dan kita.
Kita sama sekali dilarang untuk merendahkan
dan meremehkannya.
Kita diperintahkan untuk selalu berusaha
menyayangi orang yang umurnya lebih muda
dari kita. Bahkan Rasulullah SAW menyatakan

315
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

dalam satu hadisnya bahwa bukan termasuk


golongan umatku, mereka yang tidak
menyayangi yang lebih muda. Beliau bersabda:
ًّ ””‫ف َح‬
‫ق َكبِي َْرن””ا َ (رواه‬ َ ‫ْس ِمنَّا َم ْن لَ ْم يَ””رْ َح ْم‬
ِ ‫ص”” ِغي َْرنَا َولَ ْم يَع‬
ْ ‫ْ””ر‬ َ ‫لَي‬
(‫الطبرانى‬
“Bukan termasuk golongan umatku, orang
yang tidak menyayangi yang lebih kecil
(lebih muda), dan tidak memahami hak-
hak orang yang lebih besar (tinggi /
dewasa)”. (HR. Thabrani)

Seseorang yang usianya lebih muda, bisa


saja amal perbuatannya dan akhlaknya lebih
baik dibandingkan dengan orang yang telah
berumur dewasa, bahkan telah berusia lanjut.
Jadi, umur seseorang tidak menjamin hidupnya
lebih mulia dan berkualitas, sekali pun
semestinya semakin bertambah (bilangan) umur
(hakikatnya berkurang), harus semakin baik
amalnya, semakin mulia akhlaknya, dan
semakin bijak sikapnya.
Kenyataannya, dalam kehidupan sosial, kita
menemukan hal yang justru sebaliknya. Ada
yang usianya sudah lebih tua dan dianugerahi
panjang umur oleh Allah Swt. akan tetapi
kualitas hidupnya tidak Iebih baik dibandingkan
dengan yang lebih muda. Nauzubillah.

316
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Dalam salah satu hadis Rasulullah saw


riwayat Ahmad, dikemukakan bahwa terinasuk
orang yang terbaik, jika umurya panjang dan
amal perbuatannya baik. Rasulullah saw
bersabda:
‫ال‬ ِ َّ‫ال َع ْم ُرهُ َو َحسُنَ َع َملُهُ َو َشرُّ الن‬
َ َ‫اس َم ْن ط‬ َ َ‫اس َم ْن ط‬
ِ َّ‫َخ ْي ُر الن‬
(‫ُع ْم ُرهُ َو َسا َء َع َملُهُ (رواه احمد‬
“Sebaik-baik manusia adalah, mereka
yang panjang umurnya dan sangat baik
amalnya. Dan sejelek-jelek manusia adalah
orang yang panjang umurnya, tetapi jelek amal
perbuatannya” (HR.Ahmad)

Jika kita bergaul dengan yang lebih muda,


dan kebetulan kita merasa sudah lebih dewasa
serta berpengalaman, hendaldah kita
membimbing, rnengarahkan dan mengajarkan
kepada mereka hal-hal yang baik agar bermakna
bagi kehidupannya.
Inilah yang dikehendaki dalam ajaran
agama Islam, sehingga orang yang lebih tua
hidupnya lebih bermanfaat karena wawasan dan
pengalamannya, sedangkan orang yang lebih tua
dapat memanfaatkan kelebihan yang dimiliki
orang yang lebih tua. Rasulüllah saw bersabda:
ِ َّ‫اس أَ ْنفَ ُعهُ ْم لِلن‬
(‫اس (رواه البخاري‬ ِ َّ‫َخ ْي ُر الن‬

317
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

”Sebaik-baik diantara manusia adalah


yang paling besar manfaatnya bagi sesamanya”.
(HR. Bukhari)
‫اَل تَ ُم َّد َّن َع ْينَ ْيكَ إِلَ ٰى َم””ا َمتَّ ْعنَ””ا بِ” ِه أَ ْز َوا ًج””ا ِم ْنهُ ْم َواَل تَحْ” ز َْن َعلَ ْي ِه ْم‬
َ‫اخفِضْ َجنَا َحكَ لِ ْل ُم ْؤ ِمنِين‬ ْ ‫َو‬
“Dan berendah dirilah kamu terhadap
orang-orang yang beriman”. (QS. Al Hijr: 88)

Bahwasannya Allah telah mewahyukan


kamu agar kamu bertawadhuk (rendah hati)
hingga tak seorang pun yang bersombong diri
terhadap lainnya, dan tidak ada seorang pun
yang menganiaya yang lainnya. (HR Muslim).
Bukan dari umatku orang yang tidak belas
kasihan kepada yang lebih kecil dan tidak
menghargai kehormatan yang lebih tua. (HR
Abu Daud dan Tirmidzi). Siapa yang berkata
kepada anak kecil: “mari kemari, ini untukmu,
kemudian tidak memberi apa-apa kepadanya,
maka hal itu berlaku bohong”. (HR Ahmad).

Adab bergaul yang baik terhadap orang yang


lebih muda antara lain :
1. Memberikan kasih sayang dan bimbingan
kepada mereka
2.  Memberikan contoh dengan berbuat
sesuai ucapanmu

318
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

3. Berbicara dengan sopan kepadanya


4. Menolong bila ia dalam kesulitan
5. Bersabar menghadapi kemauannya
6. Sayang dan ikhlas dengan cara
menjaganya
7. Suka memberikan contoh yang baik
8. Memberikan nasehat yang berguna
9. Bersikap lemah lembut dan rendah
hati/tidak sombong
10. Mengingatkan apabila mereka
melakukan kesalahan
11. Memaafkan segala kesalahan
mereka dengan ikhlas
12. Berbuat adil tidak pernah curang.
Apabila kita membiasakan  bergaul
dengan yang lebih muda dengan adab yang
baik, mereka akan menghargai kita sebagaimana
kasih sayang dan bimbingannya yang mereka
rasakan.

ADAB KEPADA ORANG YANG LEBIH


TUA
1. Menghormati yang lebih tua, diantara adab
yang diajarkan di dalam Islam adalah
menghormati orang yang lebih tua. Jauh-jauh
hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
telah mewanti-wanti ummatnya akan

319
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

pentingnya adab yang satu ini, beliau shallallahu


'alaihi wasallam bersabda:
ْ ‫ْر‬
ِ ِ‫ف َش َرفَ َكب‬
‫يرنَا‬ َ ‫ْس ِم َّن ا َم ْن لَ ْم يَرْ َح ْم‬
ِ ‫ص ِغي َرنَا َويَع‬ َ ‫لَي‬
"Bukanlah termasuk golongan kami
orang yang tidak menyayangi orang
muda diantara kami, dan tidak
mengetahui kemuliaan orang-orang yang
tua diantara kami" (HR. At-Tirmidzy dari
Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhu,
dan dishahihkan Syeikh Al-Albany )

Menghormati mereka adalah termasuk


sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan
orang yang tidak menghormati mereka berarti
tidak mengikuti sunnah Nabi shallallahu 'alaihi
wa sallam dalam masalah ini. Dalam
kesempatan yang lain beliau shallallahu 'alaihi
wa sallam juga bersabda:
“Barangsiapa yang senang (ingin)
dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke
dalam surga maka hendaklah ajal
menjemputnya sedang ia dalam keadaan
beriman kepada Allah dan hari akhir, dan
ia memperlakukan orang lain dengan
sesuatu (adab) yang ia senang apabila
dirinya diperlakukan demikian" (HR.

320
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Muslim, dari Abdullah bin 'Amr bin 'Ash


radhiyallahu 'anhu)

2. Memulai mengucapkan salam kepadanya


Rasulullah bersabda :
“Yang lebih kecil memberikan salam
kepada yang lebih tua, dan orang yang
memakai kendaraan memberikan salam
kepada yang berjalan kaki”. (HR.
Bukhari).

Maka jika kamu bertemu seorang yang


lebih tua darimu maka janganlah menunggu
mereka memberi salam kepadamu, justru yang
lebih muda harus segera memberikan salam
kepadanya dengan penuh penghormatan, adab
yang baik, serta kelembutan. Juga seorang yang
lebih muda harus bisa melihat kondisi seseorang
yang lebih tua darinya, jika orangtua ini
mempunyai pendengaran yang baik maka
ucapkanlah salam dengan suara yang dapat dia
dengar tanpa menganggunya, dan jika orangtua
tersebut telah lemah pendengarannya maka
seseorang yang lebih muda harus memberikan
salam sesuai dengan kondisi orang tua tersebut.

3. Merawatnya

321
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Sudah kita ketahui bahwa seseorang yang


telah tua, maka akan lemah badannya, akan
lemah penglihatannya serta pendengarannya dan
lain lain. Oleh sebab itu kita harus selalu benar
benar merawat mereka, karena kelak kitapun
akan berada di masa yang mereka rasakan
sekarang.
Allah berfirman
Allah, Dialah yang menciptakan kamu
dari keadaan lemah, kemudian Dia
menjadikan (kamu) sesudah keadaan
lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia
menjadikan (kamu) sesudah kuat itu
lemah (kembali) dan beruban. Dia
menciptakan apa yang dikehendaki-Nya
dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi
Maha Kuasa. (QS. Ar- Rum 54)

Dari ayat tadi kita dapatkan bahwa


merupakan hak orangtua atas yang lebih muda
adalah mengetahui tentang kesehatannya,
kemudian merawatnya. Bahkan sebagian
orangtua karena badannya yang melemah, serta
kemampuan otaknya pun menurun akhirnya
menjadikan dia seperti anak yang masih kecil.

322
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

4. Mendahulukan orang yang lebih tua,


Demikian pula Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda:
"Jibril shallallahu 'alaihi wasallam telah
menyuruhku untuk mendahulukan orang-
orang yang lebih tua" (HR. Ahmad, dan
dishahihkan Syeikh Al Albany dalam
Silsilah Al Ahaadiits Ash Shahiihah,
no.1555, dengan keseluruhan sanad-
sanadnya)

Hal ini ditunjukkan juga oleh hadits Al


Qisamah, yaitu ketika Abdurrahman bin Sahl
hendak berbicara sebelum orang lain padahal
ketika itu ia yang paling muda. Maka Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
ْ‫َكبِّر‬

Dahulukanlah
yang besar”
(HR. Bukhari,
3002;
Muslim,
.4342)

Maksudnya adalah lebih besar usianya (Lihat


Syarah Shahih Muslim Lin Nawawi, 11/146).

323
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Juga dari ‘Aisyah Radhiallahu’anha, ia berkata:


:‫صلَّىالله َعلَ ْي ِه َوآلِ ِه َو َسلَّ َميَ ْس”””””””تَنُّ َو ِع ْن َدهُ َر ُجالَنِفَأُو ِحيَإِلَ ْي ِه‬
َ ‫َكانَ َر ُسواُل لله‬
‫ أَ ْع ِطالس َِّوا َكاألَ ْكبَ َر‬: ْ‫أَ ْن َكبِّر‬

“Pernah ketika Rasulullah


Shallallahu’alaihi Wasallam sedang
bersiwak ada dua orang lelaki. Lalu
diwahyukan kepada beliau untuk
mendahulukan yang lebih tua,
maksudnya mengambilkan siwak untuk
orang yang lebih tua”

5. Bertutur kata yang lemah lembut, halus,


lunak kepada orang yang lebih tua. Dalam
firman Allah swt :
‫َوقُللَّهُ َماقَ ۡواٗل َك ِر ٗيما‬
“Artinya : dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia” (al-isra' : 23)

Mendahulukan orang yang lebih tua memang di


anjurkan tapi tidak dalam segala hal seperti
berikut:
Jika telah ada nash tentang mengutamakan
orang yang tua dalam berbicara, dalam
bersiwak, maka diterapkan juga pada semua
jenis pemuliaan, termasuk dalam berjabat
tangan, kecuali ada dalil yang mengecualikan.

324
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Seperti dalam masalah prioritas imam shalat,


maka lebih didahulukan orang yang lebih
pandai membaca Al Qur’an, sebagaimana sabda
Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:
‫فَإ ِ ْن َكانُوافيالقِ َرا َء ِة َس َواءفَأ َ ْعلَ َمهُ ْمبِال‬،‫يَ ُؤ ُّمالقَوْ َمأ َ ْق َر ُؤهُ ْملِ ِكتَابِاهلل‬
‫فَأ َ ْق َد ُمهُ ْم ِهجْ َرة‬،‫فَإ ِ ْن َكانُوافيال ُسنَّ ِة َس َواء‬،‫ُسنَّ ِة‬
‫فَأ َ ْكبَ ُرهُ ْم ِسًنّ”ًّا‬،‫فَإ ِ ْن َكانُوافيال ِهجْ َر ِة َس َواء‬،ً

“Orang yang mengimami sekelompok


orang adalah yang paling pandai
membaca Al Qur’an. Jika mereka semua
sama dalam kepandaian membaca
Qur’an, maka yang lebih pandai terhadap
As Sunnah. Jika mereka sama dalam
kepandaiannya terhadap sunnah, maka
yang lebih paling dahulu hijrah. Jika
mereka sama dalam hijrah, maka yang
lebih tua usianya” (HR. Abu Daud, 50;
dihasankan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul
Baari, 1/357; dishahihkan oleh Al Albani
dalam Silsilah Ash Shahihah, 4/76)
‫أَالَفَيَ ِّمنُوا‬، َ‫األَ ْي َمنُونَاألَ ْي َمنُون‬

“Dari orang-orang yang di sebelah kanan


lalu kanan selanjutnya. Hendaknya kalian
memulai dari yang kanan” (HR. Bukhari,
2432; Muslim, 5291)

325
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Dalam menerangkan hadits ‘Jibril


memerintahkan aku untuk mengutamakan
orang-orang tua’, Al Munawi rahimahullah
berkata: “Hadits ini dalil bahwa usia itu adalah
faktor yang dipertimbangkan dalam prioritas.
Hadits ini dapat dijadikan dalil dalam banyak
pembahasan fiqih lebih lagi asababul wurud
hadits adalah tentang akhlak dalam bersiwak,
sehingga bisa diterapkan dalam semua bentuk
pemuliaan. Seperti dalam menaikin kendaraan,
makan, minum, memakai sandal, berobat,
selama tidak ada yang lebih diutamakan dari
faktor usia. Jika ada yang lebih diutamakan dari
faktor usia, maka ia yang diutamakan, semisal
masalah prioritas imam shalat, pemilihan kepala
negara, wali nikah, memberikan minum pada
yang sebelah kanan dahulu. Dan mendahulukan
yang lebih tua juga selama tidak bertentangan
dengan hadits. Karena hadits ini bukanlah dalil
bahwa yang lebih tua usianya itu didahulukan
dalam segala hal, namun faktor usia itu
dipertimbangkan dalam menentukan prioritas”
(Faidhul Qadir, 2/193)

ADAB KEPADA SAHABAT

326
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Islam sangat memerhatikan masalah adab.


Bahkan semua persoalan adab dijelaskan secara
sempurna dalam Islam. Ketika seorang Yahudi
berkata kepada Salman z, “Apakah Nabi kalian
mengajari kalian sampaipun masalah buang
hajat?” Beliauberkata, “Ya. Beliau mengajari
kami ….”
Inilah Islam. Semua yang mendatangkan
kemaslahatan dunia dan akhirat telah ada di
dalam Islam, termasuk adab berteman. Banyak
dalil dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah yang
menjelaskan adab-adab berteman. Diantaranya:
1. Berteman hanya karena Allah
Rasulullah SAW menyatakan:
‫َس””””””” ْب َعةٌي ُِظلُّهُ ُماللهُفِي ِظلِّ ِهيَوْ َماَل ِظإَّل ِ اَّل ِظلُّهُ؛إِ َما ٌم َع”””””””ا ِدل‬
‫ َو َرجُلٌقَ ْلبُهُ ُم َعلِّقٌبِالـ َم َسا ِجد‬،َّ‫يعبَا َد ِةالل ِه َع َّز َو َجل‬ ِ ِ‫ َو َشابٌّن ََش”””أَف‬،ٌ
‫ َو َر ُجاَل نِت ََحابَّافِيالل ِهاجْ تَ َم َعا َعلَ ْي ِه َوتَفَ َّرقَا َعلَيْه‬،ِ
”:‫ص”””””””””””””””””””””””””””بٍ َو َج َمالٍفَقَا َل‬ َ ‫ َو َر ُجلٌ َد َع ْتهُا ْم َرأَةٌ َذاتُ َم ْن‬،ِ
‫ص َدقَ ٍةفَأ َ ْخفَاهَا َحتَّىاَل تَ ْعلَ َم ِش َمالَهُ َماتُ ْن‬ َ ‫إِنِّيأَخَافُالله َُو َر ُجلٌت‬
َ ِ‫َص َّدقَب‬
َ ‫و َر ُجلٌ َذ َك َراللهَخَ الِيًافَفَا‬،ُ
ُ‫ض ْت َع ْينَاه‬ َ ‫فِقُيَ ِمينَه‬
“Tujuh golongan yang akan mendapatkan
naungan pada saat dimana tidak ada
naungan kecuali naungan Allah :
Pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh
dalam ibadah kepada Allah, seseorang
yang hatinya senantiasa terkait dengan
masjid, dua orang yang saling cinta karena

327
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Allah, bersatu dan berpisah di atasnya,


seseorang yang diajak berzina oleh
seorang wanita yang memiliki kedudukan
dan kecantikan namun pemuda tersebut
berkata, ‘Aku takut kepada Allah’,
seseorang yang bershadaqah dan ia
menyembunyikan shadaqahnya hingga
tangan kirinya tidak mengetahui apa yang
diinfaqkan tangan kanannya, serta
seseorang yang berdzikir kepada Allah l
sendirian hingga meneteskan air mata.”
(HR. Al-Bukhari no. 660, Muslim no.
1031)
”:‫ثَاَل ثٌ َم ْن ُكنَّفِي ِه َو َج””””””””””””””””””””””””””””””””””””” َدبِ ِهنَّ َحاَل َوةَاإْل ِ ْي َما ِن‬
َّ‫ َوأَ ْنيُ ِحب َّْال َمرْ َءاَل يُ ِحبُّهُإِال‬،‫َم ْن َكانَالله َُو َرسُولُهُأ َ َحبَّإِلَ ْي ِه ِم َّما ِس َواهُ َما‬
‫هلِل‬
ْ َ َ َ ْ ْ َ َ
َّ‫ َوأ ْنيَ ْك َرهَأ ْنيَعُو َدفِيال ُكف ِربَ ْعدَأ ْنأ ْنقَ َذهُاللهُ ِم ْنهُ َك َمايَ ْك َرهُأ ْنيُق َذفَفِيالن‬،ِ
‫ار‬
ِ
“Tiga hal, jika ketiganya ada pada
seseorang dia akan merasakan lezatnya
iman: Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai
dari selain keduanya, cinta kepada
seseorang semata-mata hanya karena
Allah, dan dia tidak senang kembali
kepada kekufuran sebagaimana dia tidak
ingin dilemparkan ke dalam api.” (HR. Al-
Bukhari dan Muslim)

328
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

ِ ‫َم ْنأ َ َحبَّأ َ ْنيَ ِج َدطَ ْع َماإْل ِ ْي َمانِفَ ْلي ُِحب َّْال َمرْ َءاَل يُ ِحبُّهُإِاَّل هلِل‬
“Barangsiapa yang ingin merasakan
lezatnya iman hendaknya dia tidak
mencintai seseorang kecuali karena
Allah.” (HR. Ahmad, dihasankan Asy-
Syaikh Albani dalam Shahihul Jami’ no.
6164)

2. Memilih teman yang baik


Telah kita sebutkan di awal pembahasan
bahwa tidak semua orang bisa kita jadikan
teman. Sehingga seorang muslim yang ingin
menyelamatkan agamanya hendaknya
memilih teman yang baik. Rasulullah SAW
bersabda:
‫فَ ْليَ ْنظُرْ أَ َح ُد ُك ْم َم ْنيُخَ الِ ُ”ل‬،‫ْال َمرْ ُء َعلَى ِد ْينِخَ لِيلِ ِه‬
“Seseorang ada di atas agama temannya,
maka hendaknya salah seorang kalian
meneliti siapa yang dijadikan sebagai
temannya.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud
no. 4833, dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-
Albani dalam Ash-Shahihah no. 127)

Al-Imam Qatadah t berkata: “Demi


Allah. Kami tidaklah melihat seseorang
berteman kecuali dengan yang setipe dan
sejenis (satu sama sifatnya). Maka

329
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

hendaknya kalian berteman dengan


hamba-hamba Allah l yang shalih agar
kalian bersama mereka atau seperti
mereka.”

Ditanyakan kepada Sufyan t,


“Kepada siapa kami bermajelis?” Beliau
menjawab, “Seseorang yang jika engkau
melihatnya engkau ingat Allah l,
amalannya mendorong kalian kepada
akhirat, dan ucapannya menambah ilmu
kalian.” (Lihat Min Hadyis Salaf hal. 54-
55)

Ibnu Hibban t berkata, “Seorang


yang berakal tidak akan bersahabat
dengan orang-orang jahat.”
Beliau juga berkata: “Empat hal yang
termasuk kebahagiaan seseorang: Istri
yang senantiasa taat kepadanya, anak-anak
yangshalih, teman-teman yang baik, dan
rezekinya di negerinya.” (Lihat Ni’matul
Ukhuwah hal. 22)

3. Menjaga kerukunan
Rasulullah SAW berpesan kepada Mu’adz
dan Abu Musa :

330
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

َ َ‫اوبَ ِّش َرا َواَل تُنَفِّ َرا َوتَط‬


‫اوعَا‬ َ ‫اواَل تُ َعس َِّر‬
َ ‫يَ ِّس َر‬
“Berilah kemudahan dan jangan membuat
sulit orang lain, berilah kabar gembira
yang membuat orang senang dan jangan
membuat orang lari dari agama Islam,
serta hendaknya kalian rukun serta tidak
berselisih.”

Ini adalah adab yang senantiasa


harus dijaga, terlebih lagi oleh setiap
muslim, terlebih lagi para dai ilallah.
Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam berkata,
“Aku telah mendengar Asy-Syaikh Muqbil
berkata (dan ini aku dengar lebih dari satu
kali): Demi Allah, aku tidaklah
mengkhawatirkan atas dakwah ini
melainkan dari diri-diri kita sendiri.”
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdillah Al-
Imam berkata, “Demi Allah. Syaikh telah
memiliki firasat yang sangat kuat. Rasulullah
n seringkali berkata dalam khutbahnya:

‫ُورأَ ْنفُ ِسنَا َو َسيِّئَاتِأ َ ْع َمالِنَا‬


ِ ‫َونَعُو ُذبِالل ِه ِم ْن ُشر‬
“Kita berlindung kepada Allah dari
kejahatan diri-diri kita dan kejelekan amal-amal
kita.”

331
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Jiwa-jiwa kita, walau bagaimanapun


baiknya, masih mungkin menerima dan
terkena kejelekan. Demi Allah,
sekaranglah waktunya kita mengoreksi aib
dan dosa-dosa kita jika memang kita
merasa sebagai orang yang berusaha
menjaga agama ini. Asy-Syaikh Muqbil t
tahu bahwa dakwah ini mempunyai musuh
dari luar dan dari dalam. Namun bahaya
mereka tidak sebesar mudharat yang
muncul dari penyimpangan orang-orang
yang mengemban dakwah ini. Hendaknya
masing-masing kita mengoreksi diri serta
menimbang ucapan dan perbuatannya,
yang lahir dan batin, dengan timbangan
syar’i. Wallahul musta’an.” (Al-Qaulul
Hasan fi Ma’rifatil Fitan hal. 63)

4. Lemah lembut kepada teman


Allah menjelaskan tentang sifat Rasulullah
dan orang–orang yang bersamanya:
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan
orang-orang yang bersama dengan dia adalah
keras terhadap orang-orang kafir, tetapi
berkasih sayang sesama mereka.” (Al-Fath:
29)

332
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Rasulullah SAW bersabda:


ُ‫ َواَل نُ ِز َع ِم ْن َش ْي ٍءإِاَّل َشانَه‬،ُ‫َما َكانَالرِّ ْفقُفِي َش ْي ٍءإِاَّل زَانَه‬
“Sikap lemah lembut tidaklah ada pada
sesuatu kecuali akan memperindahnya dan
tidaklah dicabut dari sesuatu kecuali akan
membuatnya jelek.” (HR. Muslim)

Rasulullah n berkata kepada Aisyah :


‫إِنَّاللهَي ُِحبُّالرِّ ْفقَفِياأْل َ ْم ِر ُكلِّ ِه‬،ُ‫َم ْهاًل يَاعَائِ َشة‬
“Tenanglah wahai Aisyah. Sesungguhnya
Allah l mencintai kelembutan dalam segala
urusan.” (HR. Al-Bukhari)

Dari hadits Abu Hurairah z, Rasulullah n


bersabda:
َ ‫ َوأَ ْب ِغضْ بَ ِغ ْي‬،‫ض َكيَوْ ًما َما‬
‫ض َكهَوْ نًا َما َ”ع‬ َ ‫أَحْ بِب َْحبِيبَ َكهَوْ نًا َما َع َسىأ َ ْنيَ ُكونَبَ ِغ ْي‬
‫َسىأ َ ْنيَ ُكون ََحبِيبَ َكيَوْ ًما َما‬
“Cintailah orang yang kamu cintai
sekadarnya. Bisa jadi orang yang sekarang
kamu cintai suatu hari nanti harus kamu
benci. Dan bencilah orang yang kamu
benci sekadarnya, bisa jadi di satu hari
nanti dia menjadi orang yang harus kamu
cintai.” (HR. At-Tirmidzi no. 1997 dan
dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam
Shahih Al-Jami’ no. 178)

333
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Umar bin Al-Khaththab z berkata,


“Wahai Aslam, janganlah rasa cintamu
berlebihan dan jangan sampai kebencianmu
membinasakan.” Aslam berkata, “Bagaimana
itu?” Umar z berkata, “Jika engkau mencintai
seseorang, janganlah berlebihan seperti
halnya anak kecil yang menyenangi sesuatu
dengan berlebihan. Jika engkau membenci
seseorang, jangan sampai kebencian
menimbulkan keinginan orang yang kamu
benci celaka atau binasanya.”
Al-Hasan Al-Bashri t berkata,
“Hendaknya kalian mencintai jangan
berlebihan dan membenci tidak berlebihan.
Telah ada orang-orang yang berlebihan dalam
mencintai satu kaum akhirnya binasa. Ada
pula yang berlebihan dalam membenci satu
kaum dan mereka pun binasa.” (Lihat
Ni’matul Ukhuwah hal. 41)

5. Menerima kekurangan teman


Rasulullah SAW bersabda:
ِ ‫إِ ْن َك ِرهَ ِم ْنهَا ُخلُقًا َر‬،ً‫اَل يَ ْف ُر ُك ُم ْؤ ِمنٌ ُم ْؤ ِمنَة‬
‫ضيَ ِم ْنهَاآ َخ َر‬
“Janganlah seorang mukmin membenci
mukminah. Jika dia tidak senang satu

334
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

akhlaknya niscaya dia akan senang dengan


akhlaknya yang lain.”

Asy-Syaikh Muhamad bin Shalih Al-


Utsaimin t menyatakan, “Walaupun hadits ini
berkaitan tentang suami istri, namun juga
berlaku dalam adab berteman.” (Lihat Syarah
Riyadhish Shalihin)
Ibnu Qudamah t berkata: “Ketahuilah, jika
engkau mencari seseorang yang bersih dari
kekurangan, niscaya engkau tak akan
mendapatkannya. Barangsiapa yang
kebaikannya lebih mendominasi daripada
kejelekannya, itulah yang dicari.”
(Mukhtashar Minhajil Qashidin hal. 101)

6. Jangan mencerca teman


Mencerca teman mengesankan bahwa
engkau tidak sabar dalam bersahabat
dengannya. Tidak sepantasnya engkau
mencerca temanmu dalam semua masalah,
yang besar dan kecil. Bahkan tidak semua
orang pantas untuk dicerca.
Allah berfirman:
“Maka maafkanlah (mereka) dengan cara
yang baik.” (Al-Hijr: 85)

335
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Ali bin Abi Thalib z berkata: “Yakni ridha,


tanpa mencercanya.”

Dari Anas bin Malik z: Aku tidak pernah


memegang dibaj (satu jenis sutera) yang
lebih lembut dari tangan Rasulullah n. Aku
telah menjadi pelayan Rasulullah n selama
sepuluh tahun. Tidak pernah sekalipun
beliau berkata: “Ah.” Tidak pernah pula
beliau berkata tentang apa yang kulakukan:
“Kenapa kau lakukan?” dan tidak pernah
pula ketika aku tidak melakukan sesuatu,
beliau berkata: “Kenapa tidak kau lakukan
ini dan ini?” (HR. Al-Bukhari no. 3561 dan
Muslim no. 2309)

Al-Mawardi t berkata, “Banyak


mencerca adalah sebab putusnya hubungan
persahabatan ….” (Lihat Ni’matul Ukhuwah
hal. 17-54)

ADAB KETIKA SAKIT


Allah dengan sifat hikmah dan keadilan-
Nya menimpakan berbagai ujian dan cobaan
kepada hamba-hamba-Nya yang beriman pada
khususnya, dan seluruh makhluk pada
umumnya. Di antara bentuk ujian dan cobaan

336
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

itu adalah adanya berbagai jenis penyakit di


zaman ini, karena kemaksiatan dan kedurhakaan
umat terhadap Allah dan Rasul-Nya.
“Telah nampak kerusakan di darat dan di
laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada
mereka sebagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan
yang benar).” (Ar-Rum: 41)

Islam adalah agama yang sempurna, yang


menuntut seorang muslim agar tetap menjaga
keimanannya dan status dirinya sebagai hamba
Allah.
Seorang muslim akan memandang berbagai
penyakit itu sebagai:
1. Ujian dan cobaan dari Allah.
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya
Dia menguji kamu, siapa di antara kamu
yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun.” (Al-
Mulk: 2)

“Kami akan menguji kamu dengan


keburukan dan kebaikan sebagai cobaan
(yang sebenar-benarnya). Dan hanya

337
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

kepada Kamilah kamu dikembalikan.”


(Al-Anbiya`: 35)

Ibnu Katsir t berkata dalam tafsirnya


tentang ayat ini: “Kami menguji kalian,
terkadang dengan berbagai musibah dan
terkadang dengan berbagai kenikmatan. Maka
Kami akan melihat siapa yang bersyukur dan
siapa yang kufur (terhadap nikmat Allah l),
siapa yang sabar dan siapa yang putus asa
(dari rahmat-Nya). Sebagaimana perkataan
Ali bin Abi Thalhah, dari Ibnu Abbas c:
‘Kami akan menguji kalian dengan kejelekan
dan kebaikan, maksudnya yaitu dengan
kesempitan dan kelapangan hidup, dengan
kesehatan dan sakit, dengan kekayaan dan
kemiskinan, dengan halal dan haram, dengan
ketaatan dan kemaksiatan, dengan petunjuk
dan kesesatan; kemudian Kami akan
membalas amalan-amalan kalian’.”

Ujian dan cobaan akan datang silih berganti


hingga datangnya kematian.
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan
masuk surga, padahal belum datang
kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya

338
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

orang-orang terdahulu sebelum kamu?”


(Al-Baqarah: 214)

Ibnu Katsir t berkata: “(Ujian yang akan


datang adalah) berbagai penyakit, sakit,
musibah, dan cobaan-cobaan lainnya.”

Bila demikian, maka sikap seorang


muslim tatkala menghadapi berbagai ujian
dan cobaan adalah senantiasa berusaha sabar,
ikhlas, mengharapkan pahala dari Allah l,
terus-menerus memohon pertolongan Allah l
sehingga tidak marah dan murka terhadap
taqdir yang menimpa dirinya, tidak pula putus
asa dari rahmat-Nya.

2. Penghapus dosa.
Seandainya setiap dosa dan kesalahan
yang kita lakukan mesti dibalas tanpa ada
maghfirah (ampunan)-Nya ataupun
penghapus dosa yang lain, maka siapakah di
antara kita yang selamat dari kemurkaan
Allah ? Sehingga, termasuk hikmah dan
keadilan Allah bahwa Dia menjadikan
berbagai ujian dan cobaan itu sebagai
penghapus dosa-dosa kita.

339
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang


baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-
perbuatan yang buruk.” (Hud: 114)

Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri dan


Abu Hurairah, dari Nabi beliau bersabda:
‫صبٍ َوالَهَ ٍّم َوالَح ُْزنٍ َوالَأَ ًذى َوالَ َغ ٍّم َحتَّىال َّشوْ َك‬َ ‫صبٍ َوالَ َو‬ َ َ‫ُصيب ُْال ُمسْل َم ِم ْنن‬ِ ‫َماي‬
ُ‫ِةيُ َشا ُكهَاإِالَّ َكفَّ َراللهُبِهَا ِم ْنخَ طَايَاه‬
“Tidaklah menimpa seorang muslim
kelelahan, sakit, kekhawatiran, kesedihan,
gangguan dan duka, sampai pun duri yang
mengenai dirinya, kecuali Allah akan
menghapus dengannya dosa-dosanya.”
(Muttafaqun alaih)

Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin t berkata dalam


Syarh Riyadhish Shalihin (1/94): “Apabila
engkau ditimpa musibah maka janganlah
engkau berkeyakinan bahwa kesedihan atau
rasa sakit yang menimpamu, sampaipun duri
yang mengenai dirimu, akan berlalu tanpa
arti. Bahkan Allah l akan menggantikan
dengan yang lebih baik (pahala) dan
menghapuskan dosa-dosamu dengan sebab
itu. Sebagaimana pohon menggugurkan daun-
daunnya. Ini merupakan nikmat Allah l.

340
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Sehingga, bila musibah itu terjadi dan orang


yang tertimpa musibah itu:
a. Mengingat pahala dan mengharapkannya,
maka dia akan mendapatkan dua balasan,
yaitu menghapus dosa dan tambahan
kebaikan (sabar dan ridha terhadap
musibah).
b. Lupa (akan janji Allah), maka akan
sesaklah dadanya sekaligus
menjadikannya lupa terhadap niat
mendapatkan pahala dari Allah.

Dari penjelasan ini, ada dua pilihan bagi


seseorang yang tertimpa musibah: beruntung
dengan mendapatkan penghapus dosa dan
tambahan kebaikan, atau merugi, tidak
mendapatkan kebaikan bahkan mendapatkan
murka Allah karena dia marah dan tidak sabar
atas taqdir tersebut.”

3. Kesehatan adalah nikmat Allah yang banyak


dilupakan.
Ibnu Abbas berkata, Rasulullah bersabda:
ِ َّ‫نِ ْع َمتَانِ َم ْغبُونٌفِ ْي ِه َما َكثِي ٌر ِمنَالن‬
‫اس‬
“Dua kenikmatan yang kebanyakan orang
terlupa darinya, yaitu kesehatan dan waktu
luang.” (HR. Al-Bukhari)

341
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Betapa banyak orang yang menyadari


keberadaan nikmat kesehatan ini, setelah dia
jatuh sakit. Sehingga musibah sakit ini
menjadi peringatan yang berharga baginya.
Setelah itu dia banyak bersyukur atas nikmat
Allah tersebut. Itulah golongan yang
beruntung.

Adab-adab Syar’i ketika Sakit


Di antara bukti kesempurnaan Islam,
Rasulullah menuntunkan adab-adab yang baik
ketika seorang hamba tertimpa sakit. Sehingga,
dalam keadaan sakit sekalipun, seorang muslim
masih bisa mewujudkan penghambaan diri
kepada Allah. Di antara adab-adab tersebut
adalah:
1. Sabar dan ridha atas ketentuan Allah, serta
berbaik sangka kepada-Nya.
Dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan,
Rasulullah bersabda:
‫ع ََجبً”””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””اأِل َ ْم ِر ْال ُم ْؤ ِمن‬
”‫إِنَّأ َ ْم َرهُ ُكلَّهُلَهُخَ ْير ٌَولَي َْس”””””””””””””””””””””””””” َذا َكأِل َ َح ٍدإِالَّلِ ْل ُم ْؤ ِمن‬،ِ
‫صابَ ْتهُ َسرَّا ُء َش””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””” َك َرفَ َكانَ َخ ْي ٌرلَه‬ َ َ ‫إِ ْنأ‬،ِ
ُ‫صبَ َرفَ َكانَخَ ْي ٌرلَه‬ َ ‫صابَ ْته‬
َ ‫ُضرَّا ُء‬ َ َ‫ َوإِ َذاأ‬،ُ
“Sungguh menakjubkan urusan orang
yang beriman. Sesungguhnya semua

342
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

urusannya baik baginya, dan sikap ini


tidak dimiliki kecuali oleh orang yang
mukmin. Apabila kelapangan hidup dia
dapatkan, dia bersyukur, maka hal itu
kebaikan baginya. Apabila kesempitan
hidup menimpanya, dia bersabar, maka hal
itu juga baik baginya.” (HR. Muslim)

Dari Jabir, bahwasanya Nabi bersabda:


‫الَيَ ُموتَنَّأ َ َح ُد ُك ْمإِالَّ َوهُ َويُحْ ِسنُالظَّنَّبِالل ِهتَ َعالَى‬
“Janganlah salah seorang di antara kalian
itu mati, kecuali dalam keadaan dia
berbaik sangka kepada Allah .” (HR.
Muslim)

2. Berobat dengan cara-cara yang sunnah atau


mubah dan tidak bertentangan dengan
syariat.
Diriwayatkan dari Abud Darda`secara
marfu’:
َ ‫إِنَّاللهَخَ لَقَال َّدا َء َوال َّد َوا َءفَتَد‬
‫َاووْ ا َوالَتَدَا َووْ ابِ َح َر ٍ”ام‬
“Sesungguhnya Allah menciptakan
penyakit dan obatnya. Maka berobatlah
kalian, dan jangan berobat dengan sesuatu
yang haram.” (HR. Ad-Daulabi. Asy-
Syaikh Al-Albani menyatakan sanad

343
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

hadits ini hasan. Lihat Ash-Shahihah no.


1633)

Juga diriwayatkan dari Abu Hurairah


bahwa Nabi bersabda:
”ُ‫ َعلِ َمهُ َم ْن َعلِ َمهُ َو َج ِهلَهُ َم ْن َج ِهلَه‬،‫َماأَ ْن َزاَل للهُ ِم ْندَا ٍءإِالَّأَ ْنزَ لَلَهُ ِشفَا ًء‬
“Tidaklah Allah menurunkan satu
penyakit pun melainkan Allah turunkan
pula obat baginya. Telah mengetahui
orang-orang yang tahu, dan orang yang
tidak tahu tidak akan mengetahuinya.”
(HR. Al-Bukhari. Diriwayatkan juga oleh
Al-Imam Muslim dari Jabir)

Di antara bentuk pengobatan yang sunnah


adalah:
a. Madu dan berbekam
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Nabi
bersabda:
‫ َوأَنَاأَ ْنهَى َعنِ ْال َك ِّي‬،‫َار‬
ٍ ‫ َو َكيَّ ِةن‬،‫و ِشرْ طَ ِة ُم َح ِّج ٍم‬،
َ ‫ ُشرْ بَ ِة َع َس ٍل‬:‫ال ِّشفَا ُءفِيثَاَل ثَ ٍة‬
‫ َوالَأُ ِحبُّأ َ ْنأ َ ْكت َِوي‬:‫ير َوايَ ٍة‬
ِ ِ‫–وف‬
َ
“Obat itu ada pada tiga hal: minum madu,
goresan bekam, dan kay1 dengan api,
namun aku melarang kay.” (HR. Al-
Bukhari)
Dalam riwayat lain: “Aku tidak senang
berobat dengan kayl.”

344
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

b. Al-Habbatus sauda` (jintan hitam)


Dari Usamah bin Syarik dia berkata,
Rasulullah bersabda:

‫ْال َحبَّةُال َّسوْ دَا ُء ِشفَا ٌء ِم ْن ُكلِّدَا ٍءإِالَالسَّا َم‬


“Al-Habbatus Sauda` (jintan hitam) adalah
obat untuk segala penyakit, kecuali
kematian.” (HR. Ath-Thabarani.
Dikatakan oleh Asy-Syaikh Al-Albani
bahwa sanadnya hasan, dan hadits ini
punya banyak syawahid atau pendukung

c. Kurma ‘ajwah
Dari Aisyah, dari Nabi :
‫فِي َعجْ َو ِة ْال َعالِيَ ِةأَ َّواُل ْلبُ ْك َر ِةعَلىَ ِر ْيقِالنَّفَ ِس ِشفَا ٌء ِم ْن ُكلِّ ِسحْ ٍرأَوْ ُس ٍّم‬

“Pada kurma ‘ajwah ‘Aliyah yang


dimakan pada awal pagi (sebelum makan
yang lain) adalah obat bagi semua sihir
atau racun.” (HR. Ahmad. Asy-Syaikh Al-
Albani menyatakan hadits ini sanadnya
jayyid (bagus). Lihat Ash-Shahihah no.
2000)

d. Ruqyah

345
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Yaitu membacakan surat atau ayat-ayat


Al-Qur’an atau doa-doa yang tidak
mengandung kesyirikan, kepada orang yang
sakit. Bisa dilakukan sendiri maupun oleh
orang lain. Allah berfirman:
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an suatu
yang menjadi penawar dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman.” (Al-Isra`: 82)
Asy-Syaikh As-Sa’di t dalam
tafsirnya berkata: “Al-Qur`an itu
mengandung syifa` (obat) dan rahmat.
Namun kandungan tersebut tidak berlaku
untuk setiap orang, hanya bagi orang yang
beriman dengannya, yang membenarkan
ayat-ayat-Nya, dan mengilmuinya. Adapun
orang-orang yang zalim, yang tidak
membenarkannya atau tidak beramal
dengannya, maka Al-Qur`an tidak akan
menambahkan kepada mereka kecuali
kerugian. Dan dengan Al-Qur`an berarti
telah tegak hujjah atas mereka.”
Obat (syifa`) yang terkandung dalam
Al-Qur`an bersifat umum. Bagi hati/ jiwa,
Al-Qur`an adalah obat dari penyakit
syubhat, kejahilan, pemikiran yang rusak,
penyimpangan, dan niat yang jelek.

346
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Sedangkan bagi jasmani, dia merupakan


obat dari berbagai sakit dan penyakit.
Dari Abu Abdillah Utsman bin Abil ‘Ash :
:n ِ‫فَقَالَلَهُ َر ُس ”واُل هلل‬،‫يج َس ” ِد ِه‬ َ ِ‫ َو َجعًايَ ِج ُدف‬n ِ‫ىر ُسواِل هلل‬ َ َ‫أَنَّهُ َش َكاإِل‬
‫؛‬-‫ثَاَل ثً””””””ا‬- ِ‫” بِ ْس”””””” ِماهلل‬: ْ‫ض ْعيَ َد َك َعلىَالَّ ِذييَأْلَ ُم ِم ْن َج َس”””””” ِد َك َوقُل‬ َ
ُ
‫ أَ ُعو ُذبِ ِع َّز ِةالل ِه َوقُ ْد َرتِ ِه ِم ْن َش ِّر َماأَ ِج ُد َوأ َحا ِذ ُر‬:‫ت‬ ٍ ‫َوقُ ْل َس ْب َع َمرَّا‬
Dia mengadukan kepada Rasulullah
tentang rasa sakit yang ada pada dirinya.
Rasulullah berkata kepadanya:
“Letakkanlah tanganmu di atas tempat
yang sakit dari tubuhmu, lalu bacalah:
ِ‫( بِ ْس ِماهلل‬tiga kali), kemudian bacalah tujuh
kali:
‫أَ ُعو ُذبِ ِع َّز ِةالل ِه َوقُ ْد َرتِ ِه ِم ْن َشرِّ َماأَ ِج ُد َوأُ َحا ِذ ُر‬
‘Aku berlindung dengan keperkasaan
Allah dan kekuasaan-Nya, dari kejelekan
yang aku rasakan dan yang aku
khawatirkan’.” (HR. Muslim)

Dari Aisyah bahwasanya Nabi


menjenguk sebagian keluarganya (yang
sakit) lalu beliau mengusap dengan tangan
kanannya sambil membaca:
‫أَ ْنتَال َّشافِيالَ ِشفَا َءإِالَّ ِش””””””فَا ُءك‬،‫ف‬ ْ ‫س‬
ِ ””””””‫اش‬، َ ْ‫اس””””””أ َ ْذ ِهبِ ْالبَأ‬
ِ َّ‫اللَّهُ َّم َربَّالن‬
‫شفَا ًءالَيُغَا ِد ُر َسقَ ًما‬،َ
ِ
“Ya Allah, Rabb seluruh manusia,
hilangkanlah penyakit ini. Sembuhkanlah,

347
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Engkau adalah Dzat yang Maha


Menyembuhkan. (Maka) tidak ada obat
(yang menyembuhkan) kecuali obatmu,
kesembuhan yang tidak meninggalkan
penyakit.” (Muttafaqun ‘alaih)

Atau berobat dengan cara-cara yang


mubah, misalkan berobat ke dokter atau
orang lain yang memiliki keahlian dalam
pengobatan seperti ramuan, refleksi,
akupunktur, dan sebagainya.
Adapun berobat kepada tukang sihir
atau dukun, atau dengan cara-cara
perdukunan semacam mantera yang
mengandung unsur syirik, atau rajah-rajah
yang tidak diketahui maknanya, maka
haram hukumnya, dan bisa menyebabkan
seseorang keluar (murtad) dari Islam. Dari
Mu’awiyah ibnul Hakam , dia berkata:
Aku berkata:
“Wahai Rasulullah, aku baru saja
meninggalkan masa jahiliah. Dan sungguh
Allah telah mendatangkan Islam. Di antara
kami ada orang-orang yang mendatangi
para dukun.” Rasulullah bersabda:
“Janganlah engkau mendatangi mereka
(para dukun).” (HR. Muslim)

348
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Dari Shafiyyah bintu Abi ‘Ubaid, dari


sebagian istri Nabi, Nabi bersabda:
“Barangsiapa mendatangi peramal,
kemudian dia bertanya kepadanya tentang
sesuatu lalu dia membenarkannya, maka
tidak akan diterima shalatnya selama 40
hari.” (HR. Muslim)

3. Bila sakitnya bertambah parah atau tidak


kunjung sembuh, tidak diperbolehkan
mengharapkan kematian.
Dari Anas dia berkata: Rasulullah bersabda:
“Janganlah salah seorang kalian
mengharapkan kematian karena musibah
yang menimpanya. Apabila memang harus
melakukannya, maka hendaknya dia
berdoa:

“Ya Allah, hidupkanlah aku bila


kehidupan itu adalah kebaikan bagiku dan
wafatkanlah aku bila kematian itu adalah
kebaikan bagiku’.” (Muttafaqun ‘alaih)

4. Apabila dirinya mempunyai kewajiban


(seperti hutang, pinjaman, dll), atau amanah
yang belum dia tunaikan, atau kezaliman

349
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

terhadap hak orang lain yang dia lakukan,


hendaknya dia bersegera menyelesaikannya
dengan yang bersangkutan, bila
memungkinkan.
Bila tidak memungkinkan, karena jauh
tempatnya, atau belum ada kemampuan, atau
sebab lainnya, hendaknya dia berwasiat
(kepada ahli warisnya) dalam perkara
tersebut. Allah l berfirman:
“Dan orang-orang yang memelihara
amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.”
(Al-Mu`minun: 8)

Dari Abu Huraiah, dari Nabi beliau


bersabda:
“Barangsiapa berbuat kezaliman terhadap
saudaranya, baik pada harga dirinya atau
sesuatu yang lain, hendaknya dia minta
agar saudaranya itu menghalalkannya
(memaafkannya) pada hari ini, sebelum
(datangnya hari) yang tidak ada dinar
maupun dirham. Apabila dia memiliki
amal shalih, akan diambil darinya sesuai
kadar kezalimannya (lalu diberikan kepada
yang dizaliminya). Apabila dia tidak
memiliki kebaikan-kebaikan, akan diambil

350
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

dari kejelekan orang yang dizalimi lalu


dipikulkan kepadanya.” (HR. Al-Bukhari)

Dari Jabir, dia berkata:


“Sebelum terjadi perang Uhud, ayahku
memanggilku pada malam harinya. Dia
berkata: ‘Tidak aku kira kecuali aku akan
terbunuh pada golongan yang pertama
terbunuh di antara para sahabat Rasulullah
n. Dan sesungguhnya aku tidak
meninggalkan setelahku orang yang lebih
mulia darimu, kecuali Rasulullah n.
Sesungguhnya aku mempunyai hutang
maka tunaikanlah. Nasihatilah saudara-
saudaramu dengan baik.’ Tatkala masuk
pagi hari, dia termasuk orang yang
pertama terbunuh.” (HR. Al-Bukhari)

5. Disyariatkan segera menulis wasiat dengan


saksi dua orang lelaki muslim yang adil. Bila
tidak didapatkan karena safar, boleh dengan
saksi dua orang ahli kitab yang adil. Allah
berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila
salah seorang kamu menghadapi kematian,
sedang dia akan berwasiat, maka
hendaklah (wasiat itu) disaksikan oleh dua

351
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

orang yang adil di antara kamu, atau dua


orang yang berlainan agama dengan kamu,
jika kamu dalam perjalanan di muka bumi
lalu kamu ditimpa bahaya kematian.” (Al-
Ma`idah: 106)

Dari Ibnu Umar, dari Nabi beliau berkata:


“Tidak berhak seorang muslim melalui
dua malam dalam keadaan dia memiliki
sesuatu yang ingin dia wasiatkan kecuali
wasiatnya berada di sisinya.”

Dan Ibnu Umar berkata: “Tidaklah


berlalu atasku satu malam pun semenjak aku
mendengar Rasulullah berkata demikian,
kecuali di sisiku ada wasiatku.” (Muttafaqun
‘alaih)
Ibnu Abdil Bar berkata (At-Tamhid,
14/292): “Para ulama bersepakat bahwa
wasiat itu bukan wajib, kecuali bagi orang
yang memiliki tanggungan-tanggungan yang
tanpa bukti, atau dia memiliki amanah yang
tanpa saksi. Apabila demikian, dia wajib
berwasiat. Tidak boleh dia melalui dua
malam pun kecuali sungguh telah
mempersaksikan hal itu.

352
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Diperbolehkan baginya mewasiatkan


sebagian harta yang ditinggalkan, maksimal
sepertiganya. Tidak boleh lebih dari itu.
Bahkan Ibnu Abbas berkata: “Aku senang
bahwa orang mengurangi dari jumlah 1/3
menjadi ¼ dalam hal wasiat. Nabi n
bersabda: ‘Sepertiga itu banyak’.” (HR.
Ahmad, Al-Bukhari, Muslim dan Al-
Baihaqi)
Wasiat tersebut tidak boleh untuk ahli
waris yang berhak mendapatkan warisan,
kecuali dengan kerelaan dari seluruh ahli
waris lainnya. Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya Allah telah memberi
setiap yang memiliki hak akan haknya,
maka tidak ada wasiat untuk ahli waris.”
(HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi,
dihasankan oleh Al-Albani dalam Al-
Irwa`)

Ibnu Mundzir berkata (Al-Ijma’ hal.


100): “Para ulama sepakat bahwa tidak ada
wasiat untuk ahli waris kecuali para ahli
waris (yang lain) memperbolehkannya.”

Ibnu Katsir berkata (Tafsir Al-Qur`anil


‘Azhim, 1/471): “Ketika wasiat itu adalah

353
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

rekayasa dan jalan untuk memberi tambahan


kepada sebagian ahli waris, serta mengurangi
dari sebagian mereka, maka wasiat itu haram
hukumnya, berdasarkan ijma’ dan dengan
Al-Qur`an:
“(Wasiat itu) tidak memberi mudarat
(kepada sebagian pihak). (Allah
menetapkan yang demikian itu sebagai)
syariat yang benar-benar dari Allah, dan
Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Penyantun.” (Al-Ma`idah: 12)

Adapun wasiat yang bertentangan


dengan Al-Qur`an dan As-Sunnah, maka
wasiat tersebut batil dan tidak boleh
dilaksanakan. Dari Aisyah, dia berkata:
Rasulullah bersabda:
“Barangsiapa yang mengada-adakan
perkara baru pada urusan (agama) ku ini
apa yang tidak berasal darinya, maka hal
itu tertolak.” (Muttafaqun ‘alaih)

6. Berwasiat agar jenazahnya diurus dan


dikuburkan sesuai As-Sunnah
Asy-Syaikh Al-Albani t berkata
(Ahkamul Jana`iz, hal. 17-18): “Ketika adat
kebiasaan yang dilakukan mayoritas kaum

354
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

muslimin pada masa ini adalah bid’ah dalam


urusan agama, lebih-lebih dalam masalah
jenazah, maka termasuk perkara yang wajib
adalah seorang muslim berwasiat (kepada
ahli warisnya) agar jenazahnya diurus dan
dikuburkan sesuai As-Sunnah, untuk
mengamalkan firman Allah :
“Hai orang-orang yang beriman,
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka.”

Oleh karena itulah, para sahabat


mewasiatkan hal tersebut. Atsar-atsar dari
mereka (dalam hal ini) banyak sekali. Di
antaranya:
a. Dari Amir bin Sa’d bin Abi Waqqash,
bahwa ayahnya (yakni Sa’d bin Abi
Waqqash ) berkata ketika sakit yang
mengantarkan kepada wafatnya:
“Buatlah liang lahat untukku, dan
tegakkanlah atasku bata sebagaimana dilakukan
demikian kepada Rasulullah.”

b. Dari Abu Burdah dia berkata: Abu Musa


mewasiatkan ketika hendak meninggal:
“Apabila kalian berangkat membawa
jenazahku maka cepatlah dalam berjalan.

355
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Jangan mengikutkan (jenazahku) dengan


bara api. Sungguh jangan kalian membuat
sesuatu yang akan menghalangiku dengan
tanah. Janganlah membuat bangunan di atas
kuburku. Aku mempersaksikan kepada
kalian dari al-haliqah (wanita yang
mencukur gundul rambutnya karena tertimpa
musibah), as-saliqah (wanita yang menjerit
karena tertimpa musibah), dan al-khariqah
(wanita yang merobek-robek pakaiannya
karena tertimpa musibah).” Mereka
bertanya: “Apakah engkau mendengar
sesuatu dari Nabi tentang hal itu?” Dia
menjawab: “Ya, dari Rasulullah.”
(Diriwayatkan oleh Ahmad 4/397, Al-
Baihaqi 3/395, dan Ibnu Majah, sanadnya
hasan)

Al-Imam An-Nawawi t berkata dalam Al-


Adzkar: “Disunnahkan baginya dengan kuat
untuk mewasiatkan kepada mereka (ahli
waris) untuk menjauhi adat kebiasaan yang
berupa bid’ah dalam pengurusan jenazah.
Dan dikuatkan perkara tersebut (dengan
wasiat).”

ADAB BEROBAT

356
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Sehat atau sakit, menang atau kalah, jaya


atau terpuruk, sukses atau gagal, dan seterusnya
merupakan dua realita yang dihadapi oleh setiap
manusia. Tidak bisa ia berlari menjauh dari
keduanya. Terkadang ia kalah, terpuruk, gagal,
dan sakit. Namun, semua itu bukan berarti
kiamat atau malapetaka baginya. Itu semua
merupakan proses menuju derajat yang lebih
tinggi yang telah diatur oleh Allah dengan
begitu rapinya. Maka itu, sabar adalah
solusinya.

Anjuran Untuk Berobat


Usamah bin Syuraik bertanya kepada
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Ya
Rasulullah, bolehkah kita berobat? Beliau
menjawab:
‫فَاء‬::::::::‫ش‬
ِ ‫ض َعلَ ُه‬ َ َ‫فَإِنَّاللَّ َهلَ ْمي‬،‫دَا ُو ْوا‬::::::::َ‫يَا ِعبَا َدهللاِ! ت‬،‫نَ َع ْم‬
َ ‫ض ْعدَا ًءإِالَّ َو‬
‫ ا ْل َه َرم‬:‫ َغ ْي َردَا ٍء َوا ِح ٍد‬،ً
Ya boleh, wahai hamba-hamba Allah!
Berobatlah, sebab tidaklah Allah
menurunkan penyakit kecuali Dia pasti
juga menurunkan obatnya, selain satu
penyakit, yaitu tua. (al-Misykat, no. 4532)

Setiap Penyakit Pasti Ada Obatnya

357
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
ِ ‫َماأَ ْن َزاَل للَّ ُهدَا ًءإِالَّأَ ْن َزلَلَ ُه‬
‫شفَا ًء‬
Allah tidak menurunkan suatu penyakit
melainkan pasti menurunkan obatnya. (HR. al-
Bukhari)

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga


bersabda:
ِ ُ‫فَإ ِ َذاأ‬،‫لِ ُكلِّدَا ٍءد ََوا ٌء‬
‫ص ْيبَد ََوا ُءالدَّا ِءبَ َرأَبِإ ِ ْذنِالل ِه َع َّز َو َج َّل‬
Setiap penyakit pasti ada obatnya. Bila
suatu obat itu tepat untuk penyakit, maka
penyakit itu akan sembuh dengan izin
Allah azza wa jalla. (HR. Muslim)

Adab Berobat
1. Niat Yang Baik
Niat yang baik hendaklah ada pada diri
orang yang berobat (pasien) atau orang yang
mengobati (dokter). Hendaklah keduanya sama-
sama berniat baik dan tulus dalam berobat dan
mengobati.
Adapun orang yang sedang sakit, hendaklah ia
niatkan untuk mengharapkan kesembuhan dari
Allah ta’alasemata dengan tujuan menjaga
kesehatan dan kekuatan dirinya agar dapat
meningkatkan ketakwaan dan ketaatan kepada

358
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Allah ta’ala. Sedangkan bagi dokter, hendaklah


ia meluruskan niat dalam membantu saudaranya
dengan sekuat ilmu yang telah Allah berikan
kepadanya. Janganlah ia jadikan materi sebagai
segala-galanya dalam membantu sesama.
Bila keduanya memiliki niat seperti
ini, insyaAllah keduanya akan mendapatkan
banyak pahala dari Allahazza wa jalla.

2. Yakin Kesembuhan Ditangan Alloh


Allah ta’ala telah menurunkan penyakit
dan hanya Dia yang mampu mengangkatnya.
Keyakinan seperti ini bisa kita dapati pada diri
Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Allah menjelaskan
hal itu dalam firman-Nya:
‫َوإِ َذا َم ِرضْ تُفَه َُويَ ْشفِ ْي ِ”ن‬
(Ibrahim berkata:) dan apabila aku sakit,
Dia-lah yang menyembuhkanku. (QS. asy-
Syu’ara`: 80)

Tidak ada yang dapat menurunkan penyakit dan


mengangkatnya kecuali hanya Allah semata.
Allah ta’alaberfirman:
ِ ُ‫اشفَلَهُإِالَّهُ َو َوإِ ْني ُِر ْد َكبِ َخي ٍْرفَالَ َرا َّدلِفَضْ لِ ِهي‬
”ُ‫ص ْيب‬ ِ ‫َوإِ ْنيَ ْم َس ْس َكاللَّهُبِضُرٍّ فَالَ َك‬
‫بِ ِه َم ْنيَ َشا ُء ِم ْن ِعبَا ِد ِه َوهُ َو ْال َغفُوْ رُال َّر ِح ْي ُم‬
Jika Allah menimpakan suatu
kemudharatan kepadamu, maka tidak ada

359
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

yang dapat menghilangkannya kecuali Dia.


Dan jikaDia menghendaki kebaikan bagi
kamu, maka tak ada yang dapat menolak
karunia-Nya. Dia memberikan kebaikanitu
kepada siapa yang dikehendaki-Nya di
antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah yang
Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (QS. Yunus: 107)

Demikian pula bila seseorang terkena guna-


guna atau sihir. Maka itu semua terjadi dengan
izin Allah azza wa jalla. Jika Allah tidak
mengizinkan maka sihir itu tidak akan
berpengaruh sama sekali. Firman-Nya:
ِ ‫ضارِّ ْينَبِ ِه ِم ْنأ َ َح ٍدإِالَّبِإ ِ ْذنِاهَّلل‬
َ ِ‫َو َماهُ ْمب‬
Dan mereka itu (tukang sihir) tidak dapat
memberi mudharat dengan sihirnya
kepada seorangpun kecuali dengan izin
Allah. (QS. al-Baqoroh: 102)

Bahkan, bila seluruh umat manusia


berkumpul untuk berbuat baik atau buruk
kepada seseorang, maka hal itu tidak akan
terjadi kecuali dengan izin dan kehendak dari
Allah ta’ala.
Hendaklah keyakinan ini dipegang erat-erat oleh
orang yang sedang sakit maupun dokternya.

360
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Adapun segala macam pengobatan yang


dibolehkan Syariat sekedar sebab. Bila Allah
berkehendak maka obat itu akan bermanfaat.
Bila tidak tentu saja obat itu tidak akan ada
manfaatnya sama sekali.
Barang siapa yang meyakini bahwa
pengobatan itu dapat menyembuhkan dengan
sendirinya, maka ia telah berbuat kesyirikan
kepada Allah azza wa jalla. Nas`alullaha as-
salamah wal ‘afiyah.

3. Bertanya Tentang Penyakit Kepada Ahlinya


Hal ini sesuai firman Allah ta’ala:
‫فَاسْأَلُوْ اأَهْاَل ل ِّذ ْك ِرإِ ْن ُك ْنتُ ْمالَتَ ْعلَ ُموْ َ”ن‬
Maka bertanyalah kepada orang yang
berilmu bila kamu tidak mengetahui. (QS. al-
Anbiya`: 7 dan an-Nahl: 43)

Ayat ini menjadi kaedah umum yang dapat


diterapkan dalam segala sisi kehidupan. Bila
kita ingin tahu tentang perkaraagama marilah
kita bertanya kepada ulama. Jika ingin tahu tata
cara membuat masakan tertentu bisa ditanyakan
kepada orang yang tahu resepnya. Demikian
pula, bila ingin mengetahui cara kesembuhan
dari penyakit yang diderita, maka silahkan
tanyakan kepada ahlinya, yakni dokter.

361
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
”‫إِنَّاللَّهَلَ ْميُ ْن ِز ْلدَا ًءأَوْ لَ ْميَ ْخلُ ْقدَا ًءإِالَّأَ ْن َزأَل َوْ َخلَقَلَهُ”””””””””””””””””””” َد َواء‬
:‫ قَ””””””””””””الُوْ ا‬.‫الس””””””””””””ا َم‬َّ َّ‫ َعلِ َمهُ َم ْن َعلِ َمهُ َو َج ِهلَهُ َم ْن َج ِهلَهُإِال‬،ً
‫ت‬ ُ ْ‫ اَ ْل َمو‬:‫ال‬ َ َ‫ارسُوْ اَل لل ِه َو َماالسَّا ُم؟ق‬ َ َ‫ي‬
Sesungguhnya Allah tidak menurunkan
atau menciptakan suatu penyakit melainkan Dia
pasti menurunkan ataumenciptakan obatnya.
(Obat itu) diketahui oleh ahlinya dan tidak
diketahui oleh yang lain. Kecuali as-Saam (yang
tidak ada obatnya). Sahabat bertanya, “Ya
Rasulullah, apa itu as-Saam?” Kematian, jawab
beliau. (ash-Shahihah, no. 1650)
 
4. Sesuai Dengan Tuntunan Syari’at
Permasalahan ini bersifat umum. Banyak
sekali cara penyembuhan yang dibolehkan
Syariat. Dalam hal ini ada dua poin penting
yang harus diperhatikan:
Pertama, bahwa segala macam
penyembuhan –medis maupun non medis, obat
maupun dokter- hanya sekadar sarana atau
sebab kesembuhan, sedangkan yang benar-benar
menyembuhkan hanyalah Allahta’ala.
Kedua, ikhtiyar (usaha) itu tidak boleh
dilakukan dengan cara-cara yang haram.

362
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Apalagi bila sampai kepada perbuatan yang


mengandung kesyirikan. Wal’iyadzu billah.

Berikut beberapa cara penyembuhan yang telah


dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam:
1). Al-Habatus Sauda` atau Jintan Hitam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:

‫الس ”ا ُم ْال َموْ ت‬ ْ ِ‫ف‬


َّ َّ‫يال َحبَّ ِةال َّسوْ دَا ِء ِشفَا ٌء ِم ْن ُكلِّدَا ٍءإِال‬
ٍ ‫ قَااَل ْبنُ ِش ”هَا‬.‫الس ”ا َ”م‬
َّ ‫ َو‬:‫ب‬
‫ َو ْال َحبَّةُال َّسوْ دَا ُءال ُّشوْ نِ ْي ُز‬،ُ
Di dalam al-habbatus sauda` (jintan hitam)
terdapat penyembuhan bagi segala macam
penyakit kecuali as-Saam.

Ibnu Syihab mengatakan, “as-Saam berarti


kematian, sedangkan al-habbatus sauda` berarti
Syuniz”. (HR. al-Bukhari & Muslim)

Dengan izin Allah azza wa jalla jintan hitam


sangat bermanfaat untuk mengobati berbagai
macam penyakit.

2). Madu Lebah.


Allah ta’ala berfirman:

363
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

ِ َّ‫يَ ْخ ُر ُج ِم ْنبُطُوْ نِهَا َش َرابٌ ُم ْختَلِفٌأ َ ْل َوانُهُفِ ْي ِه ِشفَا ٌءلِلن‬


َ‫اس”””””””””””””””””””””إِنَّفِ ْي َذلِك‬
َ‫َآلَيَةًلِقَوْ ٍميَتَفَ َّكرُوْ ن‬
Dari perut lebah itu ke luar minuman
(madu) yang bermacam-macam warnanya,
di dalamnya terdapat obat
yangmenyembuhkan bagi manusia.
Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda (kebesaran
Allah) bagi orang-orang yang
memikirkan. (QS. an-Nahl: 69)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
‫ َوأَ ْنهَىأ ُ َّمتِي َع ْن ْال َك ِّي‬،‫َار‬
ٍ ‫ال ِّشفَا ُءفِيثَالَثَ ٍةشَرْ بَ ِة َع َسلٍ َوشَرْ طَ ِة ِمحْ َج ٍم َو َكيَّ ِةن‬
Kesembuhan itu ada pada tiga hal; yaitu
pada minuman madu, sayatan bekam dan
pengobatan dengan besi panas(kay).
Namun aku melarang umatku melakukan
pengobatan dengan kay. (HR. al-Bukhari)

3). Hijamah/Berbekam.
Hal ini sebagaimana telah disebutkan pada hadis
di atas. Dan dalam hadis yang lain
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ُ‫َاو ْيتُ ْمبِ ِه ْال ِح َجا َمة‬
َ ‫إِنَّأ َ ْمثَلَ َماتَد‬

364
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Sesungguhnya sebaik-baik cara yang


kalian lakukan untuk pengobatan adalah dengan
berbekam. (HR. al-Bukhari)

Wasiat Malaikat Untuk Berbekam


Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu
‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam pernah menceritakan kisah ketika beliau
di Isro`kan, tidaklah beliau melewati
sekumpulan Malaikat melainkan mereka
berkata, “Perintahkanlah umatmu untuk
berbekam“
Waktu Terbaik Untuk Bekam
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam menjelaskan bahwa waktu yang paling
baik untuk berbekam adalah pada tanggal 17, 19
dan 21 dengan perhitungan kelender Hijriah.
(HR. Abu Dawud, al-Hakim & al-Baihaqi)
Adapun hari yang paling baik adalah pada hari
Senin, Selasa dan Kamis. Dan sebaiknya hindari
berbekam pada hari Rabu, Jum’at, Sabtu dan
Ahad. (HR. Ibnu Majah)

4). Air Zamzam.


Tentang air zamzam ini Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
(‫إِنَّهَاطَ َعا ُمطُع ٍْم) َو ِشفَا ُء ُس ْق ٍم‬،ٌ‫ار َكة‬
َ َ‫إِنَّهَا ُمب‬

365
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Sesungguhnya air zamzam itu penuh


berkah. Air zamzam merupakan makanan
yang dapat mengenyangkan (dan obat
kesembuhan bagi penyakit). (HR. Muslim,
al-Bazzar, al-Baihaqi & ath-Thabrani)

Pada hadis Jabir disebutkan:


ُ‫َما ُءزَ ْم َز َملِ َما ُش ِربَلَه‬
Air zamzam dapat bermanfaat sesuai
dengan tujuan diminumnya. (HR. Ibnu Majah)
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Aku
sendiri dan juga orang yang lain pernah
mempraktekkan upaya penyembuhan terhadap
beberapa penyakit dengan air zamzam, dan
hasilnya sangat menakjubkan, aku berhasil
mengobati berbagai macam penyakit dan aku
pun sembuh dengan izin Allah.” (Zadul Ma’ad,
jilid IV, hlm. 178 & 393)
5). Bersedekah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
َّ ‫ضا ُك ْمباِل‬
‫ص َدقَ ِة‬ َ ْ‫دَاوُوْ ا َمر‬
Obatilah orang yang sakit di antara kalian
dengan bersedekah. (Hadis hasan.
Lihat Shahih at-Targhib wa at-Tarhib, no.
744)

366
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

5. Menjauhi Kesembuhan Dengan Cara Haram


Wajib bagi seorang yang menderita suatu
penyakit untuk menjauhi pengobatan dengan
cara-cara yang diharamkan Syariat. Tentang
masalah ini, secara umum Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam telah menjelaskan dalam sabda
beliau, sebagaimana ucapan oleh Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu:
ِ ‫صلَّىاللَّهُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َعنِال َّد َوا ِء ْال َخبِ ْي‬
‫ث‬ َ ‫ىرسُوْ اُل لل ِه‬
َ َ‫نَه‬
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
melarang (pengobatan) dengan obat yang
khobits (buruk). (HR. Abu Dawud & Ibnu
Majah)

Obat yang khobits dalam hadis di atas


yaitu obat yang najis atau haram. Sedangkan at-
Tirmidzi menafsirkan kata khobits dengan
racun.
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Sebagian
ulama menyebutkan bahwa khobitsnya obat itu
dapat ditinjau dari dua sisi: Salah
satunya, khobits lantaran najis. Yaitu karena
mengandung zat haram sepertikhomer dan
daging hewan yang haram
dimakan. Kedua, khobits dari sisi rasa. Tidak
diingkari suatu obat tidak disukai lantaran
sangat berat bagi jiwa dan dibenci.”

367
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Pernah suatu ketika seseorang datang


kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam perihal berobat dengankhomer dan dia
berkata: Khomer itu obat. Tapi
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
‫ َولَ ِكنَّهَادَا ٌء‬،َ‫ال‬
Itu bukan obat, tapi racun. (HR. Abu
Dawud & Ibnu Majah)

6. Haram Mendatangi Paranormal


Mendatangi paranormal, dukun, atau
orang yang seprofesi dengan mereka untuk
menanyakan suatu penyakit, meminta
kesembuhan atau tujuan lain yang tidak
dibenarkan Syariat hukumnya adalah haram.
Apabila sampai membenarkan ucapannya, maka
dapat menyebabkan kekafiran, kafir kepada al-
Qur`an. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
ً‫ُصالَةٌأَرْ بَ ِع ْينَلَ ْيلَة‬
َ ‫َم ْنأَتَى َعرَّافًافَ َسأَلَهُ َع ْن َش ْي ٍءلَ ْمتُ ْقبَ ْللَه‬
“Barang siapa yang mendatangi dukun
lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu,
maka shalatnya tidak akan diterima selama
empat puluh malam”. (HR. Muslim)

Syaikh al-
Utsaimin rahimahullah menjelaskan bahwa

368
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

bertanya kepada paranormal terbagi menjadi


empat macam:
Pertama: Hanya sekedar bertanya biasa, ini
hukumya haram.
Kedua:Bertanya lalu membenarkan ucapannya
dan meyakini (kebenarannya), ini adalah
kekafiran. Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda:
‫ص َّدقَهُبِ َمايَقُوْ لُفَقَ ْد َكفَ َربِ َماأُ ْن ِزلَ َعلَى ُم َح َّم ٍد‬
َ َ‫َم ْنأَتَى َعرَّافاًأَوْ َكا ِهناًف‬
“Barang siapa yang mendatangi tukang
ramal atau dukun lalu ia membenarkan
ucapannya, maka ia telah kafir terhadap
apa yang diturunkan kepada
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam. (Hadis shahih. Lihat:Shahih al-
Jami’ ash-Shaghar”, no. 5934)

Ketiga: Bertanya dengan tujuan mengujinya,


apakah ia jujur atau dusta, bukan untuk
berpegang dengan ucapannya, maka ini tidak
apa-apa dan tidak termasuk ke dalam hadis di
atas.
Keempat: Bertanya dengan tujuan untuk
menampakkan kelemahan dan kedustaannya,
yakni mengujinya pada perkara-perkara yang
dapat menampakkan kedustaan dan

369
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

kelemahannya, maka ini dianjurkan, bahkan


bisa jadi wajib”.
Kesimpulannya, bertanya kepada mereka
untuk bertanya tentang suatu penyakit atau
bertujuan untuk pengobatan hukumnya adalah
haram. Sebagai sanksinya, shalat yang ia
kerjakan selama empat puluh malam tidak akan
diterima Allah subhanahu wa ta’ala. Apabila ia
sampai membenarkan ucapannya, maka hal ini
dapat menyeret seseorang kepada
kekafiran. Wal ‘iyâdzu billâh.

7. IIkhtiyar
Sebagaimana telah disinggung pada poin
ke empat di atas, bahwa ikhtiyar  yang
dimaksud adalah ikhtiyaryang dihalalkan
Syariat, tidak mengandung hal haram, dan tidak
pula mengandung kesyirikan.

8. Memperbanyak Do’a dan Istighfar


Allah ta’ala berfirman:
‫َوقَالَ َربُّ ُك ُما ْد ُعوْ نِيْأ َ ْست َِج ْبلَ ُك ْمإِنَّالَّ ِذ ْينَيَ ْستَ ْكبِرُوْ نَ َع ْن ِعبَا َدتِي َْس”””يَ ْد ُخلُوْ نَ َجهَنَّ َمدَا‬
َ‫ِخ ِر ْين‬
Dan Rabb-mu berfirman: “Berdoalah
kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan
bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang
menyombongkan diri dari berdoa kepada-

370
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Ku akan masuk neraka jahanam dalam


keadaan hina dina”. (QS. Ghafir: 40).
Sebagai simpanan untuk hari akhir, atau dia
akan dijauhkan dari keburukan yang sebanding
dengan doa itu.

9. Antara Harap Dan Takut


Pada hadis Anas radhiyallahu ‘anhu disebutkan:

ْ ِ‫ىش””””””””””””””ابٍّ َوهُ َوف‬


”:‫يال َموْ تِفَقَا َل‬ َ َ‫َّصلَّىاللَّهُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َدخَ لَ َعل‬ َ ‫أَنَّالنَّبِي‬
.‫أَنِّيْأَرْ جُوْ اللَّهَ َوإِنِّيْأ َ َخافُ ُذنُوْ بِ ْي‬،ِ ‫ َواللَّ ِهيَا َرسُوْ اَل هَّلل‬:‫ال‬ َ َ‫َك ْيفَت َِج ُدكَ ؟ق‬
”:‫صلَّىاللَّهُ َعلَ ْي ِه َو َس””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””لَّ َم‬ َ ‫فَقَالَ َر ُسواُل للَّ ِه‬
ُ‫اال َموْ ِطنِإِالَّأَ ْعطَاهُاللَّهُ َمايَرْ جُوْ َوآ َمنَه‬ ْ ‫الَيَجْ تَ ِم َعانِفِيقَ ْلبِ َع ْب ٍدفِي ِم ْثلِهَ َذ‬
ُ ‫ِم َّمايَخ‬
‫َاف‬
Bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam pernah menemui seorang pemuda
yang hampir meninggal dunia. Lalu beliau
bertanya: “Bagaimana engkau dapati
dirimu?” Ia menjawab: “Demi Allah ya
Rasulullah, sesungguhnya aku berharap
kepada Allah, namun aku takut akan dosa-
dosaku.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Tidaklah dua hal
tersebut (rasa harap dan takut) terkumpul
pada hati seorang hamba pada kondisi

371
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

seperti ini, melainkan Allah akan beri apa


yang ia harapkan dan Dia curahkan
keamanan dari apa yang ia takuti”. (Hadis
hasan riwayat at-Tirmidzi, Ibnu Majah,
dll. Lihat kitab al-Misykat, no. 1612)

10. Jangan Meminta Kematian


Dari Ummul Fadhl, bahwasanya
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah masuk
menemui al-Abbas yang sedang mengeluhkan
(suatu penyakit), lalu ia berharap kematian.
Maka itu beliau berkata kepadanya:
‫يَ”””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””””ا َع ُّم! الَتَتَ َمنَّ ْال َموْ ت‬
‫ َخ ْي ٌرلَك‬، َ‫فَأ َ ْنتُ َؤ َّخرْ ت َْز َد ْدإِحْ َسانًاإِلَىإِحْ َس”””انِك‬،‫فَإِنَّ َكإ ِ ْن ُك ْنتَ ُمحْ ِس”””نًا‬،َ
‫ َخ ْي ٌرلَك‬، َ‫ َوإِ ْن ُك ْنتَ ُم ِس ْيئًافَأ َ ْنتُؤَ َّخرْ فَتَ ْستَ ْعتِ ْب ِم ْنإ ِ َس”””””””””””””””””””ائَتِك‬،َ
َ‫فَالَتَتَ َمنَّ ْال َموْ ت‬،َ
Wahai paman! Janganlah engkau
mengharap kematian. Sebab, bila selama
ini engkau berbuat baik, kemudian
(umurmu) ditangguhkan, maka itu adalah
kebaikan yang akan ditambahkan kepada
kebaikanmu dulu, dan itu baik bagimu.
Dan bila selama ini engkau berbuat tidak
baik, kemudian (umurmu) ditangguhkan,
lalu engkau diberi kesempatan untuk
bertaubat dari kesalahanmu, maka itu baik
pula bagimu. Maka, janganlah engkau

372
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

mengharap kematian. (HR. Ahmad, Abu


Ya’la, dan al-Hakim. Al-Hakim berkata:
Shahih sesuai persyaratan al-Bukhari dan
Muslim. Dan disepakati adz-Dzahabi.
Syaikh al-Albani berkata: Hadis ini hanya
sesuai dengan persyaratan al-Bukhari
saja).

Bila Harus Memilih


Imam al-Bukhari dan Muslim
meriwayatkan, Anas bin Malik radhiyallahu
‘anhu berkata: Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:

‫ فَ ”إ ِ ْن َك””انَ الَ بُ ” َّد‬،ُ‫صابَه‬َ َ‫ض ٍّر أ‬


ُ ‫الَ يَتَ َمنَّيَ َّن أَ َح ُد ُك ْم ْال َموْ تَ ِم ْن‬
‫ت ْال َحيَاةُ خَ ْيرًا لِ ْي َوتَ َوفَّنِ ْي‬
ِ َ‫ اللَّهُ َّم أَحْ يِنِ ْي َما َكان‬: ْ‫اعالً فَ ْليَقُل‬
ِ َ‫ف‬
‫ت ْال َوفَاةُ خَ ْيرًا لِ ْي‬ ِ َ‫إِ َذا َكان‬
Janganlah sekali-kali seorang dari kalian
mengharap kematian lantaran musibah
yang menimpanya. Namun bila memang
harus melakukannya maka hendaklah ia
berkata: “Ya Allah, biarkanlah aku hidup
bila hidup ini lebih baik bagiku, dan
cabutlah nyawaku bila ternyata kematian
lebih baik bagiku.“ (HR. al-Bukhari &
Muslim).

373
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Imam an-Nawawi rahimahullah berkata:
Hadis ini dengan jelas mengandung larangan
meminta kematian karena suatu bahaya yang
menimpanya, baik berupa penyakit, musibah,
kemiskinan, ancaman dari musuh dan hal lain
dari beban-beban dunia. Adapun bila ia
khawatir dari sesuatu yang dapat
membahayakan agamanya atau fitnah pada
agamanya, maka meminta kematian dalam
kondisi seperti ini tidak dibenci dengan dasar
hadis ini dan yang lain. Sebagian ulama
salafpun ada yang melakukannya ketika mereka
khawatir fitnah menimpa agamanya.
(ShahihMuslim bi Syarh an-Nawawi, jilid 17,
hlm. 7-8, cet. al-Mathba’ah al-Mishriyyah bi al-
Azhar).

Sebuah Kisah
Di antara contoh seputar hal ini adalah
sebuah kisah yang terjadi pada Yazid bin al-
Aswad rahimahullah.Abu Zur’ah Yahya bin
Abu ‘Amr berkata: “Adh-Dhahhak bin Qais dan
orang-orang pernah keluar untuk mengerjakan
shalat Istisqa` (minta hujan). Namun hujan tidak
juga kunjung datang kepada mereka, bahkan
awan mendungpun tidak terlihat.”

374
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Adh-Dhahhak berkata: “Dimanakah Yazid bin


al-Aswad?” (Dalam sebuah riwayat disebutkan:
Namun tidak seorangpun yang menjawabnya.
Sehingga ia mengangkat suara lagi:
“Dimanakah Yazid bin al-Aswad al-Jurasyi?
Aku harap ia berdiri bila mendengar
seruanku.”).

Maka Ia (Yazid) berkata: “Saya disini.”


Adh-Dhahhak berkata: “Berdirilah! Dan
mintalah kepada Allah untuk menurunkan hujan
untuk kita.”

Yazid pun berdiri. Lalu ia menundukkan


kepalanya dan mengangkat kedua lengannya
seraya berdoa: “Ya Allah, sesungguhnya
hamba-hamba-Mu meminta syafa’at kepada-Mu
dengan perantaraku.”

Setelah ia berdoa sebanyak tiga kali,


seketika itu juga hujan turun kepada mereka
hingga sampai-sampai mereka hampir
tenggelam karenanya.

Kemudian Yazid berkata: “Sesungguhnya


hal ini telah membuatku terkenal, maka itu
istirahatkanlah aku dari hal ini.”

375
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Waktu baru berlalu satu pekan, ternyata Yazid


sudah tiada. (Sittu Duror min Ushul Ahli al-
Atsar, Abdul Malik Romadhoni, hlm. 47)

11. Bertawakkal Kepada Alloh


Setelah usaha tersebut dilakukan, tinggal
tersisa satu hal yang harus ia perhatikan. Yaitu
hendaklah ia bertawakal hanya kepada Allah
semata. Artinya ia menyerahkan segalanya
hanya kepada Allah semata.
Bila ia sembuh hendaklah banyak-banyak
memuji Allah azza wa jalla. Bila belum sembuh
juga, hendaklah ia berhusnudzon kepada Allah.
Karena banyak sekali hikmah dari penyakit
yang dideritanya, baik ia ketahui maupun tidak.
Maka itu, bertawakal adalah solusi terbaik
setelah ikhtiyar dan doa.
Allah azza wa jalla berfirman:
َ‫َو َعلَىاللَّ ِهفَ ْليَتَ َو َّكاِل ْل ُم ْؤ ِمنُ ْون‬
Karena itu hendaklah kepada Allah saja
orang-orang mukmin bertawakal. (QS. Ali
Imron: 122)

Firman-Nya:
َ‫َو َعلَىاللَّ ِهفَ ْليَتَ َو َّكاِل ْل ُمتَ َو ِّكلُ ْون‬

376
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Dan hanya kepada Allah saja orang-orang


yang bertawakkal itu berserah diri. (QS.
Ibrohim: 12)
Semoga kita dihindarkan dari segala
macam penyakit. Bila itu memang harus
terjadi, semoga Allah memberikan
kesabaran dan keteguhan kepada diri kita.
Tak lupa kita memohon kepada Allah agar
diberikan pahala yang melimpah dari
cobaan tersebut. Wa billahi at-taufiq.

ADAB BERTAMU
Baik bertamu di antara sanak famili,
dengan tetangga, atau teman sebaya yang
tinggal di kos. Namun, banyak di antara kita
yang melupakan atau belum mengetahui adab-
adab dalam bertamu, dimana syari’at Islam yang
lengkap telah memiliki tuntunan tersendiri
dalam hal ini. Nah, alangkah indahnya jika
setiap yang kita lakukan kita niatkan ibadah
kepada Allah ta’ala dan ittiba’ pada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, termasuk dalam
hal adab bertamu ini.
1. Minta Izin Maksimal Tiga Kali
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengajarkan kepada kita, bahwa batasan untuk

377
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

meminta izin untuk bertamu adalah tiga kali.


Sebagaimana dalam sabdanya,
:‫عنأبىموسىاالشعريّرضياللهعمهقال‬
‫ االستئذانُثالث‬:‫قالرسوالللهصلّىاللهعليهوسلم‬
‫فانأذنلكواالّفارجع‬،ٌ
Dari Abu Musa Al-Asy’ary
radhiallahu’anhu, dia berkata: “Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Minta
izin masuk rumah itu tiga kali, jika diizinkan
untuk kamu (masuklah) dan jika tidak maka
pulanglah!'” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Mengucapkan Salam & Minta Izin Masuk


Terkadang seseorang bertamu dengan
memanggil-manggil nama yang hendak ditemui
atau dengan kata-kata sekedarnya. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan,
hendaknya seseorang ketika bertamu
memberikan salam dan meminta izin untuk
masuk. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
”‫يَاأَيُّهَاالَّ ِذينَآ َمنُوااَل تَ ْد ُخلُوابُيُوتًا َغي َْربُيُوتِ ُك ْم َحتَّىتَ ْستَأْنِ ُسو‬
”َ ‫ا َوتُ َسلِّ ُموا َعلَىأ َ ْهلِهَا َذلِ ُك ْمخَ ْي ٌرلَ ُك ْملَ َعلَّ ُك ْمتَ َّذ َّكر‬
‫ُون‬
“Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu memasuki rumah yang bukan
rumahmu sebelum meminta izin dan memberi
salam kepada penghuninya. Yang demikian itu

378
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat.”


(QS. An-Nuur [24]: 27)

Sebagaimana juga terdapat dalam hadits


dari Kildah ibn al-Hambal radhiallahu’anhu, ia
berkata,
“Aku mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam lalu aku masuk ke rumahnya tanpa
mengucap salam. Maka Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Keluar dan ulangi
lagi dengan mengucapkan ‘assalamu’alaikum’,
boleh aku masuk?'” (HR. Abu Daud dan
Tirmidzi berkata: Hadits Hasan)
Dalam hal ini (memberi salam dan minta izin),
sesuai dengan poin pertama, maka batasannya
adalah tiga kali. Maksudnya adalah, jika kita
telah memberi salam tiga kali namun tidak ada
jawaban atau tidak diizinkan, maka itu berarti
kita harus menunda kunjungan kita kali itu.
Adapun ketika salam kita telah dijawab, bukan
berarti kita dapat membuka pintu kemudian
masuk begitu saja atau jika pintu telah terbuka,
bukan berarti kita dapat langsung masuk.
Mintalah izin untuk masuk dan tunggulah izin
dari sang pemilik rumah untuk memasuki
rumahnya. Hal ini disebabkan, sangat
dimungkinkan jika seseorang langsung masuk,

379
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

maka ‘aib atau hal yang tidak diinginkan untuk


dilihat belum sempat ditutupi oleh sang pemilik
rumah. Sebagaimana diriwayatkan dari Sahal
ibn Sa’ad radhiallahu’anhu bahwa Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫اِنّما‬
‫جُعالالستئذا‬
‫نمنأجاللبص‬
‫ر‬
“Sesungguhnya disyari’atkan minta izin
adalah karena untuk menjaga pandangan.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

3. Ketukan Yang Tidak Mengganggu


Sering kali ketukan yang diberikan
seorang tamu berlebihan sehingga mengganggu
pemilik rumah. Baik karena kerasnya atau cara
mengetuknya. Maka, hendaknya ketukan itu
adalah ketukan yang sekedarnya dan bukan
ketukan yang mengganggu seperti ketukan keras
yang mungkin mengagetkan atau sengaja
ditujukan untuk membangunkan pemilik rumah.
Sebagaimana diceritakan oleh Anas bin Malik
radhiallahu’anhu,
‫إنأبوابالنبيصلىاللهعليهوسلمكانتتقرعباألظا‬
‫فير‬

380
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

“Kami di masa Nabi shallallahu ‘alaihi


wa sallam mengetuk pintu dengan kuku-
kuku.” (HR. Bukhari dalam Adabul
Mufrod bab Mengetuk Pintu)

4. Posisi Berdiri Tidak Menghadap Pintu Masuk


Hendaknya posisi berdiri tamu tidak di
depan pintu dan menghadap ke dalam ruangan.
Poin ini juga berkaitan hak sang pemilik rumah
untuk mempersiapkan dirinya dan rumahnya
dalam menerima tamu. Sehingga dalam posisi
demikian, apa yang ada di dalam rumah tidak
langsung terlihat oleh tamu sebelum diizinkan
oleh pemilik rumah. Sebagaimana amalan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari
Abdullah bin Bisyr ia berkata,
”‫كانرسوالللهإذاأتىبابقوملميستقباللبابمنتلقاءوجههو‬
‫لكنركنهااأليمنأواأليسرويقواللسالمعليكمالسالمعل‬
‫يكم‬
“Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam apabila mendatangi pintu suatu
kaum, beliau tidak menghadapkan
wajahnya di depan pintu, tetapi berada di
sebelah kanan atau kirinya dan
mengucapkan assalamu’alaikum…
assalamu’alaikum…” (HR. Abu Dawud,
shohih – lihat majalah Al-Furqon)

381
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

5. Tidak Mengintip
Mengintip ke dalam rumah sering terjadi
ketika seseorang penasaran apakah ada orang di
dalam rumah atau tidak. Padahal Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat mencela
perbuatan ini dan memberi ancaman kepada
para pengintip, sebagaimana dalam sabdanya,
”‫لوأنّامرأاطلععليكبغيرإذنفخذفتهبحصاةففقأتعينهلميكنعليكجناح‬
“Andaikan ada orang melihatmu di rumah
tanpa izin, engkau melemparnya dengan
batu kecil lalu kamu cungkil matanya,
maka tidak ada dosa bagimu.” (HR.
Bukhari Kitabul Isti’dzan)
”‫صلَّىاللَّهُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َمفَقَا َمإِلَ ْي ِها‬ ِ ‫َع ْنأَنَ ِس ْبنِ َمالِكأَنَّ َر ُجاًل اطَّلَ َع ِم ْنبَ ْع‬
َ ِّ‫ض ُح َج ِرالنَّبِي‬
َ‫صفَ َكأَنِّيأ َ ْنظُ ُرإِلَ ْي ِهيَ ْختِاُل ل َّر ُجلَلِي‬
َ ِ‫صأَوْ بِ َم َشاق‬
ٍ َ‫ُّصلَّىاللَّهُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َمبِ ِم ْشق‬
َ ‫لنَّبِي‬
ُ‫ط ُعنَه‬ْ
“Dari Anas bin Malik radhiallahu’anhu
sesungguhnya ada seorang laki-laki
mengintip sebagian kamar Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu nabi
berdiri menuju kepadanya dengan
membawa anak panah yang lebar atau
beberapa anak panah yang lebar, dan
seakan-akan aku melihat beliau menanti
peluang ntuk menusuk orang itu.” (HR.
Bukhari Kitabul Isti’dzan)

382
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

6. Pulang Kembali Jika Disuruh Pulang


Kita harus menunda kunjungan atau
dengan kata lain pulang kembali ketika setelah
tiga kali salam tidak di jawab atau pemilik
rumah menyuruh kita untuk pulang kembali.
Sehingga jika seorang tamu disuruh pulang,
hendaknya ia tidak tersinggung atau merasa
dilecehkan karena hal ini termasuk adab yang
penuh hikmah dalam syari’at Islam. Di antara
hikmahnya adalah hal ini demi menjaga hak-hak
pemilik rumah. Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman,
َ‫فَإ ِ ْنلَ ْمت َِج ُدوافِيهَاأَ َحدًافَاَل تَ ْد ُخلُوهَا َحتَّىي ُْؤ َذنَلَ ُك ْم َوإِ ْنقِيلَلَ ُك ُمارْ ِجعُواف‬
‫ارْ ِجعُواهُ َوأَ ْز َكىلَ ُك ْم َواللَّهُبِ َماتَ ْع َملُونَ َعلِي ٌ”م‬
“Jika kamu tidak menemui
seorangpun di dalamnya, maka
janganlah kamu masuk sebelum kamu
mendapat izin. Dan jika dikatakan
kepadamu: Kembali (saja)lah, maka
hendaklah kamu kembali. Itu bersih
bagimu dan Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-
Nuur [24]: 28)

“Mengapa demikian? Karena meminta


izin sebelum masuk rumah itu berkenaan

383
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

dengan penggunaan hak orang lain. Oleh


karena itu, tuan rumah berhak menerima atau
menolak tamu.” Syaikh Abdur Rahman bin
Nasir As Sa’di dalam Tafsir Al Karimur
Rahman menambahkan, “Jika kamu di suruh
kembali, maka kembalilah. Jangan memaksa
ingin masuk, dan jangan marah. Karena tuan
rumah bukan menolak hak yang wajib bagimu
wahai tamu, tetapi dia ingin berbuat kebaikan.
Terserah dia, karena itu haknya mengizinkan
masuk atau tidak. Jangan ada perasaan dan
tuduhan bahwa tuan rumah ini angkuh dan
sombong sekali.” Oleh karena itu, kelanjutan
makna ayat “Kembali itu lebih bersih bagimu.
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” Artinya supaya hendaknya seorang
tamu tidak berburuk sangka atau sakit hati
kepada tuan rumah jika tidak diizinkan masuk,
karena Allah-lah yang Maha Tahu kemaslahatan
hamba-Nya. (Majalah Al Furqon)
7. Menjawab Dengan Nama Jelas Jika Pemilik
Rumah Bertanya “Siapa?”
Terkadang pemilik rumah ingin
mengetahui dari dalam rumah siapakah tamu
yang datang sehingga bertanya, “Siapa?” Maka
hendaknya seorang tamu tidak menjawab
dengan “saya” atau “aku” atau yang

384
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

semacamnya, tetapi sebutkan nama dengan


jelas. Sebagaimana terdapat dalam riwayat dari
Jabir radhiallahu’anhu, dia berkata,
َ‫صلَّىاللَّهُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َمفِي َد ْينٍ َكانَ َعلَىأَبِيفَ َدقَ ْقتُ ْالبَابَفَقَالَ َم ْن َذافَقُ ْلتُأَنَافَقَاأَل َنَاأ‬
َ َّ‫أَتَ ْيتُالنَّبِي‬
‫نَا َكأَنَّهُ َك ِرهَهَا‬
“Aku mendatangi Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, maka aku mengetuk
pintu, lalu beliau bertanya, ‘Siapa?’
Maka Aku menjawab, ‘Saya.’ Lalu beliau
bertanya, ‘Saya, saya?’ Sepertinya
beliau tidak suka.” (HR. Bukhari dan
Muslim)

Demikianlah beberapa poin yang perlu


kita perhatikan agar apa yang kita lakukan
ketika bertamu pun sesuai dengan yang
diajarkan oleh Nabi Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam. Dengan mengetahui adab-
adab yang telah diajarkan Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam ini juga membuat
kita lebih lapang kepada saudara kita sebagai
tuan rumah ketika ia menjalankan apa yang
menjadi haknya sebagai pemilik rumah.
Wallahu a’lam.

ADAB PENGANTIN BARU

385
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Setelah kita menyebutkan tentang pesta-pesta


dan kebiasaan-kebiasaan munkar yang wajib
dijauhi, maka kita akan menyebutkan dalam bab
ini tentang adab-adab pernikahan dan segala hal
yang terkait dengannya, mengenai hal-hal yang
dianjurkan, yang diwajibkan, dan yang dilarang.
1. Dianjurkan Khutbah Nikah
a) At-Tirmidzi meriwayatkan dari ‘Abdullah
bin Mas’ud Radhiyallahu anhu, ia
menuturkan: “Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada
kami Tasyahhud dalam shalat dan
Tasyahhud dalam suatu keperluan. Beliau
bersabda: ‘Tasyahhud dalam shalat…’ dan
ayat seterusnya hingga sampai pada
kalimat, "sedangkan tasyahhud dalam
suatu keperluan iala:
‫ َونَ ُع””وْ ُذ بِاهللِ ِم ْن‬،ُ‫ نَ ْست َِع ْينُهُ َون َْس”تَ ْغفِ ُره‬،ِ‫إِ َّن ْال َح ْم َدهلل‬
ْ‫أَي‬- ْ‫ َم ْن يَ ْه ” ِدي‬،‫ت أَ ْع َمالِنَ””ا‬ ِ ‫ُشرُوْ ِر أَ ْنفُ ِسنَـا َو َس ”يِّئَا‬
،ُ‫ي لَ””ه‬ َ ‫ُض””لِلْ فَالَهَ””ا ِد‬ ْ ‫ض”” َّل لَ””هُ َو َم ْن ي‬ ِ ‫ فَالَ ُم‬-ُ‫هللا‬
ُ‫َوأَ ْش”هَ ُد أَ ْن الَ إِلَ”هَ إِالَّ هللاُ َوأَ ْش”هَ ُد أَ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب” ُده‬
.ُ‫َو َرسُوْ لُه‬
“Segala puji bagi Allah, kami
memohon pertolongan dan me-
mohon ampunan-Nya. Kami
berlindung kepada Allah dari
keburukan diri kami dan keburukan

386
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

amal perbuatan kami. Barangsiapa


yang diberi petunjuk (oleh Allah),
maka tidak ada yang dapat
menyesatkannya dan barangsiapa
yang disesatkan-Nya, maka tidak ada
yang dapat memberinya petunjuk.
Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah
yang berhak diibadahi dengan benar
kecuali Allah dan aku bersaksi
bahwasanya Muhammad adalah
hamba dan Rasul-Nya.”

b) ibnu Mas’ud berkata: “Lalu beliau


membaca tiga ayat.” ‘Abtsar berkata,
Sufyan ats-Tsauri menafsirkannya
sebagai:
َ‫ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن إِاَّل َوأَ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُمون‬
َّ ‫اتَّقُوا هَّللا َ َح‬
“Bertakwalah kepada Allah dengan
sebenar-benar takwa kepada-Nya;
dan janganlah sekali-kali kamu mati
melainkan dalam keadaan beragama
Islam.” [Ali ‘Imran/3: 102].
‫َواتَّقُوا هَّللا َ الَّ ِذي تَ َسا َءلُونَ بِ ِه َواأْل َرْ َحا َم ۚ إِ َّن هَّللا َ َكانَ َعلَ ْي ُك ْم َرقِيبًا‬
“Dan bertakwalah kepada Allah
yang dengan (mempergunakan)
Nama-Nya kamu saling meminta
satu sama lain, dan (pelihara-lah)

387
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

hubungan silaturahmi.
Sesungguhnya Allah selalu menjaga
dan mengawasimu.” [An-Nisaa'/4:
1].
‫اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَوْ اًل َس ِديدًا‬
“Bertakwalah kamu kepada Allah
dan ucapkanlah perkataan yang benar.”
[Al-Ahzaab/33: 70].

c) At-Tirmidzi meriwayatkan dari Abu


Hurairah Radhiyallahu anhu, ia
menuturkan: “Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ْس فِ ْيهَا تَ َشهُّ ٌد فَ ِه َي َك ْاليَ ِد ْال َج ْذمضا ِء‬ ْ ‫ ُكلُّ ُخ‬.


َ ‫طبَ ٍة لَي‬
“Setiap khutbah yang di dalamnya
tidak berisi Tasyahhud, maka itu seperti
tangan yang buntung."

d) Menurut sebagian ulama, nikah itu boleh


(dilaksanakan) tanpa khutbah. Dan yang
menunjukkan kebolehannya adalah hadits
yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari
Isma’il bin Ibrahim, dari seseorang yang
berasal dari Bani Sulaim, ia mengatakan:
"Aku meminang Umamah binti ‘Abdil
Muththalib kepada Nabi Shallallahu

388
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

‘alaihi wa sallam, lalu beliau


menikahkanku tanpa adanya khutbah."

e) Al-Hafizh rahimahullah berkata dalam al-


Fat-h, mengomentari hadits Sahl bin Sa’d
as-Sa’idi Radhiyallahu anhu : "Tidak
disyaratkan mengenai sahnya akad
pernikahan didahului dengan khutbah
nikah."

2. Dianjurkan Menikah Pada Bulan Syawwal.


Dasarnya adalah hadits yang diriwayatkan
oleh Muslim dari Ummul Mukminin ‘Aisyah
Radhiyallahu anhuma, ia menuturkan,
"Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
menikahiku pada bulan Syawwal dan tinggal
bersamaku pada bulan Syawwal. Lalu adakah
di antara isteri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam yang lebih beruntung di sisi beliau
daripada aku?"
An-Nawawi rahimahullah berkata: “Hadits
ini berisi anjuran menikah di bulan Syawwal.
‘Aisyah bermaksud -dengan ucapannya ini
menolak tradisi Jahiliyyah dan anggapan
mereka bahwa menikah pada bulan Syawwal
tidak baik. Ini adalah bathil yang tidak
memiliki dasar. Mereka meramalkan

389
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

demikian karena kata Syawwal mengandung


arti menanjak dan tinggi…"

3. Pengantin Wanita Boleh Meminjam Pakaian


Dan Perhiasan.
Al-Bukhari meriwayatkan dari ‘Abdul
Wahid bin Aiman, ia mengatakan, ayahku
bercerita kepadaku, ia mengatakan: “Aku
menemui ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma dan
dia memakai pakaian terbuat dari katun tebal
yang harganya lima dirham, lalu dia
mengatakan: ‘Angkatlah pandanganmu
kepada sahaya wanitaku, lihatlah ia, sebab ia
merasa senang bila memakainya di rumah.
Dahulu aku mempunyai pakaian pada masa
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
tidaklah seorang wanita dirias untuk
pernikahan di Madinah, melainkan ia datang
kepadaku untuk me-minjamnya.”
Al-Hafizh rahimahullah berkata dalam al-
Fat-h, “Dalam hadits ini (menjelaskan)
bahwa meminjam pakaian untuk pengantin
wanita adalah perkara yang diperintahkan
serta dianjurkan, dan itu bukan dianggap
sebagai aib. Hadits ini berisi ketawadhuan
‘Aisyah, dan mengenai perangainya ini

390
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

cukup masyhur, serta kesantunan ‘Aisyah


terhadap pembantunya.
Kita memohon kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala agar memberi petunjuk kepada
wanita-wanita kita agar meminjam pakaian
pengantin daripada berfoya-foya dan
membebani pengantin pria terhadap apa yang
tidak sanggupi dipikulnya.

4. Mengumumkan Pernikahan Dengan


Memukul Rebana.
Pengantin boleh memberi izin kepada para
wanita dalam pernikahan untuk memeriahkan
pernikahan dengan memukul rebana saja dan
nyanyian mubah yang tidak menggambarkan
kecantikan dan menyebut-nyebut
kemesuman.
a) Hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari
dari ar-Rabi’ binti Mu’awwadz bin 'Afra',
ia mengatakan: "Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam datang untuk masuk ketika aku
menikah, lalu beliau duduk di atas tempat
tidurku seperti kamu duduk di
dekatku.Lalu gadis-gadis kami memukul
rebana dan mengenang kebaikan bapak-
bapak kami yang gugur dalam perang
Badar. Ketika seorang dari mereka

391
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

mengatakan, 'Dan di tengah kita ada


seorang Nabi yang mengetahui apa yang
terjadi esok', maka beliau bersabda:
'Tinggalkan (perkataan) ini, dan
ucapkanlah dengan apa yang telah engkau
ucapkan sebelumnya.'"
b) Dari ‘Aisyah, bahwa dia membawa
seorang wanita kepada seorang pria dari
Anshar, maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
‫ْجبُهُ ُم اللَّ ْه ُو؟‬ َ ‫ َما َكانَ َم َع ُك ْم لَ ْه ٌو؟ فَإ ِ َّن ْاألَ ْن‬،ُ‫يَا عَائِ َشة‬
ِ ‫صا َر يُع‬
“Wahai ‘Aisyah, apakah ada
nyanyian yang menyertai kalian?
Sesungguhnya kaum Anshar
menyukai nyanyian?"

Dalam suatu riwayat lain


(disebutkan) dengan lafazh: Maka beliau
bersabda: "Apakah kalian mengirimkan
bersamanya seorang gadis (kecil) untuk
memukul rebana dan menyanyi?" Aku
bertanya: "Ia akan mengucapkan apa?"
Beliau menjawab: "Ia mengucapkan:

‫أَتَ ْينَـا ُك ْم أَتَ ْينَـا ُك ْم فَ َحيُّوْ نَـا نُ َحيِّ ْي ُك ْملَوْ الَ ال َّذهَبُ ْاألَحْ َم ُر َما‬
‫ار ْي ُك ْم‬ ْ ‫ت بِ َوا ِد ْي ُك ْملَوْ الَ ْال ِح ْنطَةُ ال َّس ْم َرا ُء َما َس ِمن‬
ِ ‫َت َع َذ‬ ْ َّ‫َحل‬

392
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

“Kami datang kepada kalian, kami


datang kepada kalian hormatilah
kami, maka kami akan menghormati
kalian seandainya bukan karena
emas merah niscaya kampung kalian
tidak mempesona seandainya bukan
karena gandum yang berwarna
coklat niscaya gadis-gadis kalian
tidak menjadi gemuk”.

c) Dari Abu Balj Yahya bin Sulaim, ia


mengatakan, Aku mengatakan kepada
Muhammad bin Hathib: "Aku menikahi
dua wanita tanpa ada suara pada saat
menikahi seorang dari keduanya -yaitu
suara rebana-." Mendengar hal itu,
Muhammad (bin Hathib) Radhiyallahu
anhu mengatakan: "Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: 'Yang
membedakan antara halal dan haram ialah,
(memeriahkan pernikahan ) dengan
(memukul) rebana.’". Para ulama berbeda
pendapat mengenai pengertian suara, tapi
hal ini dijelaskan oleh hadits pertama yang
disebutkan oleh Rabi’ binti Mu’awwadz,
yang di dalamnya disebutkan: "Lalu para
gadis kecil kami menabuh rebana.". Al-

393
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Muhlib Radhiyallahu anhu berkata,


"Hadits ini mengizinkan untuk
memeriahkan pernikahan dengan rebana
dan nyanyian yang mubah."
d) At-Tirmidzi meriwayatkan dari Qarzhah
bin Ka’ab dan Abu Mas’ud al-Anshari,
keduanya mengatakan, "Sesungguhnya
beliau memberi keringanan kepada kami
untuk bersenang-senang pada saat pesta
pernikahan." Syaikh al-Albani
rahimahullah berkata, "Ini -wallaahu
a’lam- adalah penafsiran terbaik tentang
makna 'suara', yaitu memukul rebana dan
nyanyian yang mubah."
e) Ibnu Hibban meriwayatkan dari ‘Amir bin
‘Abdillah bin az-Zubair, dari ayahnya, dari
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa
beliau bersabda:
‫أَ ْعلِنُوا النِّ َكا َح‬
"Meriahkanlah pernikahan."

Syaikh Ibnu ‘Utsaimin ditanya tentang


hukum menari di antara sesama wanita
dalam berbagai kegembiraan.
Jawaban: “Aku menganggap ringan mengenai
menari di antara sesama wanita, mengingat hal
ini masuk dalam perkara yang diberi

394
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

keringanan, yaitu bergembira dalam cara


tersebut. Tetapi telah sampai kepadaku bahwa di
dalamnya terjadi berbagai ke-munkaran, maka
karena itu, aku memakruhkan tari-tarian.”

5. Orang Yang Menikah Disunnahkan Berdo’a


Meminta Kebaikan Dan Keberkahan.
a) Berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari
Tsabit, dari Anas Radhiyallahu anhu,
bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam melihat bekas warna kuning pada
‘Abdurrahman bin ‘Auf, lalu beliau
bertanya: "Apa ini?" Ia menjawab:
"Sesungguhnya aku menikahi seorang
wanita dengan mahar emas seberat biji."
Beliau berucap:

.‫ أَوْ لِ ْم َولَوْ بِ َشا ٍة‬، َ‫ك هللاُ لَك‬


َ ‫ار‬
َ َ‫ب‬
"Semoga Allah memberkahimu.
Adakanlah walimah, walaupun hanya
dengan seekor kambing."

At-Tirmidzi meriwayatkan dari Abu


Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwa apabila
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam diundang
oleh seseorang ketika menikah, maka beliau
berucap:

395
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

‫ َو َج َم َع بَ ْينَ ُك َما فِي ْال َخي ِْر‬،‫ك‬


َ ‫اركَ َعلَ ْي‬
َ َ‫ َوب‬، َ‫بَا َركَ هللاُ لَك‬.
"Semoga Allah memberkahimu, dan
semoga memberkahi atasmu, serta
mengumpulkan kalian berdua dalam
kebaikan."

Ath-Thabrani meriwayatkan dari Buraidah


Radhiyallahu anhu, ia menuturkan: “Segolongan
orang Anshar berkata kepada ‘Ali, ‘Di sisimu
ada Fathimah.’ Dia pun datang kepada
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu
mengucapkan salam kepada beliau, maka beliau
bertanya: ‘Apa keperluan putera Abu Thalib?’
Dia menjawab: ‘Wahai Rasulullah, aku teringat
Fathimah binti Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam.’ Mendengar hal itu, beliau berucap:
‘Marhaban wa Ahlan (selamat datang)!’ Beliau
tidak menambah dari kata-kata itu. Kemudian
‘Ali bin Abi Thalib keluar untuk menemui
segolongan Anshar yang menantinya. Mereka
bertanya: ‘Apa hasil yang engkau bawa?’ Dia
menjawab: ‘Aku tidak tahu, selain ucapan
beliau kepadaku: 'Marhaban wa Ahlan!' Mereka
mengatakan: ‘Sudah cukup bagimu dari
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam salah
satu dari keduanya. Beliau memberimu ucapan

396
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

selamat dan keluasan.’ Kemudian setelah beliau


menikahkannya (dengan puterinya, Fathimah),
beliau bersabda: ‘Wahai ‘Ali, untuk pernikahan
itu harus ada walimah.’ Sa’ad mengatakan:
‘Aku mempunyai seekor domba.’ Sedangkan
segolongan dari Anshar mengumpulkan
beberapa gantang (sha’) gandum. Ketika malam
pengantin, beliau bersabda: ‘Jangan terjadi
sesuatu, hingga engkau menemuiku.’ Lalu
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
meminta air untuk berwudhu’ dengannya,
kemudian menuangkannya pada ‘Ali seraya
berucap:
.‫ار ْك لَهُ َما فِ ْي بِنَـائِ ِه َما‬ ِ َ‫اَللَّهُ َّم ب‬
ِ َ‫ َوب‬،‫ـار ْك فِ ْي ِه َما‬
“Ya Allah, berkahilah keduanya dan
berkahilah keduanya dalam percampuran
keduanya."

6. Disunnahkan Berdo’a Sebelum Berduaan


Dengannya.
Dalilnya adalah hadits yang diriwayatkan
oleh Ibnu Majah dari ‘Amr bin Syu’aib, dari
ayahnya, dari kakeknya, dari Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
ْ ‫إِ َذا تَ َز َّو َج أَ َح ُد ُك ُم ا ْم َرأَةً أَ ِو ا ْشت ََرى خَ ا ِد ًما (فَ ْليَأْ ُخ‬
‫””ذ‬
: ْ‫ َو ْليَقُل‬،)‫ع بِ ْالبَ َر َك ِة‬
ُ ‫(و ْليَ ْد‬
َ : َ‫ َو ْليُ َس ِّم هللا‬،)‫صيَتِهَا‬ ِ ‫بِنَا‬

397
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

‫ك ِم ْن َخي ِْرهَ”””ا َو َخيْر َمـا َجبَ ْلتَهَ”””ا‬ َ ُ‫اَللَّهُ َّم إِنِّ ْي أَ ْس”””أَل‬
.‫ك ِم ْن َش ِّرهَا َو َشرِّ َما َجبَ ْلتَهَا َعلَ ْي ِه‬َ ِ‫ َوأَ ُعوْ ُذ ب‬،‫َعلَ ْي ِه‬
"Jika salah seorang dari kalian
menikahi wanita atau membeli
pelayan (hamba sahaya), (maka
peganglah ubun-ubunnya), (dan
sebutlah Nama Allah Azza wa Jalla),
(dan berdo’alah untuk meminta
keberkahan), serta ucapkanlah: 'Ya
Allah, sesungguhnya aku memohon
kepada-Mu dari kebaikannya dan
kebaikan watak yang telah Engkau
jadikan padanya, serta aku
berlindung kepada-Mu dari
keburukannya dan keburukan watak
yang telah Engkau jadikan
padanya.'"

7. Kedua Pengantin Baru, Dianjurkan


Melaksanakan Shalat Dua Rakaat Bersama.
a) Berdasarkan hadits yang diriwayatkan
oleh ‘Abdurrazzaq dari Abu Sa’ad, maula
Abu Usaid, ia mengatakan: "Aku menikah
sedangkan aku seorang hamba sahaya, lalu
aku memanggil sejumlah Sahabat Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, di antaranya
ialah Ibnu Mas’ud, Abu Dzarr dan Abu

398
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Hudzaifah. Lalu shalat didirikan. Ketika


Abu Dzarr maju, mereka mengatakan:
'Engkau saja!' Ia bertanya: 'Apa memang
demikian?' Mereka menjawab: 'Ya.'
Kemudian aku maju menjadi imam
mereka, padahal aku hanyalah seorang
hamba sahaya, dan mereka mengajarkan
kepadaku dengan per-nyataannya, 'Jika
isterimu menemuimu, maka shalatlah dua
rakaat. Kemudian mohonlah kepada Allah
kebaikan apa yang terdapat pada diri
wanita tersebut dan berlindung-lah kepada
Allah dari keburukannya. Kemudian,
setelah itu, urusanmu dengan isterimu."
b) Ibnu Abi Syaibah dan ‘Abdurrazzaq
meriwayatkan dari Syaqiq, ia mengatakan:
"Seseorang yang biasa dipanggil Abu
Huraiz, datang lalu mengatakan: ‘Aku
menikah dengan seorang gadis dan aku
khawatir dia membenciku.’ Mendengar
hal itu, ‘Abdullah (Ibnu Mas’ud)
mengatakan: ‘Cinta itu berasal dari Allah,
sedangkan kebencian itu berasal dari
syaitan yang bermaksud memasukkan rasa
benci ke dalam hatimu terhadap apa yang
dihalalkan Allah. Jika dia (isterimu)
datang kepadamu, maka perintahkanlah

399
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

untuk menunaikan shalat di belakangmu


dua rakaat." Dalam bab ini terdapat
sejumlah hadits yang tidak luput dari
komentar dan pendapat, maka saya lebih
memilih untuk tidak menyebutkannya.

8. Suami Wajib Menyayangi Dan Bersikap


Lemah Lembut, Sebagaimana Dilakukan
Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam.
Ahmad meriwayatkan dalam Musnadnya
dari Asma' binti Yazid bin as-Sakn, ia
menuturkan: "Aku merias ‘Aisyah untuk
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
kemudian aku datang kepada beliau lalu
memanggil beliau supaya melihat
dandanannya. Beliau pun datang lalu duduk
di sisinya. Beliau datang membawa segelas
susu lalu meminumnya, kemudian
memberikan kepadanya, tapi ia
menundukkan kepalanya dan malu." Asma'
melanjutkan: "Aku menegurnya dan
mengatakan kepadanya, 'Ambillah dari
tangan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.'
Lalu ia mengambilnya dan meminumnya
sedikit. Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam mengatakan kepadanya: 'Berikan
kepada temanmu.' Aku mengatakan: 'Wahai

400
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Rasulullah, bahkan ambillah lalu minumlah


darinya kemudian berikan kepadaku dari
tanganmu.' Beliau mengambil lalu
meminumnya kemudian memberikannya
kepadaku. Kemudian aku duduk, lalu
meletakkannya di atas kedua lututku.
Kemudian aku segera (meminumnya, sambil)
memutarnya dengan menempelkan kedua
bibirku, agar aku mengenai bekas minum
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Kemudian beliau bersabda kepada para
wanita yang berada di sisiku: 'Berikan kepada
mereka.' Mereka menjawab: 'Kami tidak
menginginkannya.' Beliau mengatakan:
'Janganlah kalian menghimpun rasa lapar dan
dusta.”

9. Malam Pertama Dan Adab Bersenggama


Saat pertama kali pengantin pria menemui
isterinya setelah aqad nikah, dianjurkan
melakukan beberapa hal, sebagai berikut:
1. Pengantin pria hendaknya meletakkan
tangannya pada ubun-ubun isterinya
seraya mendo’akan baginya.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
‫إِ َذا تَ َز َّو َج أَ َح ُد ُك ْم ا ْم َرأَةً أَ ِو ا ْشتَ َرى خَ ا ِد ًما‬

401
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

)َّ‫(و ْليُ َس ِّم هللاَ َع َّز َو َجل‬ ِ ‫فَ ْليَأْ ُخ ْذ بِن‬


َ ‫َاصيَتِهَا‬
‫ع لَهُ بِ ْالبَ َر َك ِة‬ ُ ‫ َو ْليَ ْد‬،
‫ َوأَ ُعوْ ُذ‬،‫ اَللَّهُ َّم إِنِّي أَسْأَلُكَ ِم ْن خَ ي ِْرهَا َو َخي ِْر َما َجبَ ْلتَهَا َعلَ ْي ِه‬: ْ‫َو ْليَقُل‬
‫ك ِم ْن َش ِّرهَا َو َشرِّ َما َجبَ ْلتَهَا َعلَ ْي ِه‬ َ ِ‫ب‬
“Apabila salah seorang dari kamu
menikahi wanita atau membeli
seorang budak maka peganglah
ubun-ubunnya lalu bacalah
‘basmalah’ serta do’akanlah dengan
do’a berkah seraya mengucapkan:
‘Ya Allah, aku memohon
kebaikannya dan kebaikan tabiatnya
yang ia bawa. Dan aku berlindung
dari kejelekannya dan kejelekan
tabiat yang ia bawa.’”

2. Hendaknya ia mengerjakan shalat sunnah dua


raka’at bersama isterinya.
Syaikh al-Albani rahimahullaah berkata: “Hal
itu telah ada sandarannya dari ulama Salaf
(Shahabat dan Tabi’in).
a) Hadits dari Abu Sa’id maula (budak yang
telah dimerdekakan) Abu Usaid.
Ia berkata: “Aku menikah ketika aku
masih seorang budak. Ketika itu aku
mengundang beberapa orang Shahabat
Nabi, di antaranya ‘Abdullah bin Mas’ud,

402
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Abu Dzarr dan Hudzaifah radhiyallaahu


‘anhum. Lalu tibalah waktu shalat, Abu
Dzarr bergegas untuk mengimami shalat.
Tetapi mereka berkata: ‘Kamulah (Abu
Sa’id) yang berhak!’ Ia (Abu Dzarr)
berkata: ‘Apakah benar demikian?’
‘Benar!’ jawab mereka. Aku pun maju
mengimami mereka shalat. Ketika itu aku
masih seorang budak. Selanjutnya mereka
mengajariku, ‘Jika isterimu nanti datang
menemuimu, hendaklah kalian berdua
shalat dua raka’at. Lalu mintalah kepada
Allah kebaikan isterimu itu dan mintalah
perlindungan kepada-Nya dari
keburukannya. Selanjutnya terserah kamu
berdua...!’”
b) Hadits dari Abu Waail.
Ia berkata, “Seseorang datang
kepada ‘Abdullah bin Mas’ud
radhiyallaahu ‘anhu, lalu ia berkata, ‘Aku
menikah dengan seorang gadis, aku
khawatir dia membenciku.’ ‘Abdullah bin
Mas’ud berkata, ‘Sesungguhnya cinta
berasal dari Allah, sedangkan kebencian
berasal dari syaitan, untuk membenci apa-
apa yang dihalalkan Allah. Jika isterimu
datang kepadamu, maka perintahkanlah

403
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

untuk melaksanakan shalat dua raka’at di


belakangmu. Lalu ucapkanlah
(berdo’alah):
،‫ اَللَّهُ َّم ارْ ُز ْقنِي ِم ْنهُ ْم‬،‫ي‬ ِ َ‫ َوب‬،‫ار ْك لِي فِي أَ ْهلِ ْي‬
َّ ِ‫ار ْك لَهُ ْم ف‬ ِ َ‫للَّهُ َّم ب‬
‫ اَللَّهُ َّم اجْ َم ْع بَ ْينَنَا َما‬،‫َوارْ ُز ْقهُ ْم ِمنِّي‬
‫َج َمعْتَ إِلَى‬
‫ َوفَرِّ ْق بَ ْينَنَا إِ َذا فَ َّر ْقتَ إِلَى خَ يْر‬،‫َخي ٍْر‬
“Ya Allah, berikanlah keberkahan
kepadaku dan isteriku, serta
berkahilah mereka dengan sebab
aku. Ya Allah, berikanlah rizki
kepadaku lantaran mereka, dan
berikanlah rizki kepada mereka
lantaran aku. Ya Allah, satukanlah
antara kami (berdua) dalam kebaikan
dan pisahkanlah antara kami
(berdua) dalam kebaikan.” [3]

c) Bercumbu rayu dengan penuh kelembutan


dan kemesraan. Misalnya dengan
memberinya segelas air minum atau yang
lainnya.
Hal ini berdasarkan hadits Asma’ binti
Yazid binti as-Sakan radhiyallaahu ‘anha, ia
berkata: “Saya merias ‘Aisyah untuk
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Setelah itu saya datangi dan saya panggil

404
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

beliau supaya menghadiahkan sesuatu


kepada ‘Aisyah. Beliau pun datang lalu
duduk di samping ‘Aisyah. Ketika itu
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam
disodori segelas susu. Setelah beliau
minum, gelas itu beliau sodorkan kepada
‘Aisyah. Tetapi ‘Aisyah menundukkan
kepalanya dan malu-malu.” ‘Asma binti
Yazid berkata: “Aku menegur ‘Aisyah dan
berkata kepadanya, ‘Ambillah gelas itu dari
tangan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam!’ Akhirnya ‘Aisyah pun meraih
gelas itu dan meminum isinya sedikit.” [4]
d) Keempat Berdo’a sebelum jima’
(bersenggama), yaitu ketika seorang suami
hendak menggauli isterinya, hendaklah ia
membaca do’a:

‫ب ال َّش ْيطَانَ َما َرزَ ْقتَنَا‬ َ ‫ اَللَّهُ َّم َجنِّ ْبنَا ال َّش ْي‬،ِ‫بِس ِْم هللا‬.
ِ ِّ‫طانَ َو َجن‬
"Dengan menyebut nama Allah, Ya
Allah, jauhkanlah aku dari syaitan
dan jauhkanlah syaitan dari anak
yang akan Engkau karuniakan
kepada kami.”

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam


bersabda: “Maka, apabila Allah menetapkan

405
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

lahirnya seorang anak dari hubungan antar


keduanya, niscaya syaitan tidak akan
membahayakannya selama-lamanya.”
e) Suami boleh menggauli isterinya dengan
cara bagaimana pun yang disukainya
asalkan pada kemaluannya.
Allah Ta’ala berfirman:

ۖ ‫ث لَ ُك ْم فَأْتُوا َحرْ ثَ ُك ْم أَنَّ ٰى ِش ْئتُ ْم‬ ٌ ْ‫نِ َسا ُؤ ُك ْم َحر‬


‫َوقَ ِّد ُموا أِل َ ْنفُ ِس ُك ْم ۚ َواتَّقُوا هَّللا َ َوا ْعلَ ُموا أَنَّ ُك ْم‬
َ‫ُماَل قُوهُ ۗ َوبَ ِّش ِر ْال ُم ْؤ ِمنِين‬
"Isteri-Isterimu adalah ladang
bagimu, maka datangi-lah ladangmu
itu kapan saja dengan cara yang
kamu sukai. Dan utamakanlah (yang
baik) untuk dirimu. Bertaqwalah
kepada Allah dan ketahuilah bahwa
kamu (kelak) akan menemui-Nya.
Dan sampaikanlah kabar gembira
kepada orang yang beriman.” [Al-
Baqarah : 223]

Ibnu ‘Abbas radhiyallaahu ‘anhuma


berkata, “Pernah suatu ketika ‘Umar bin al-
Khaththab radhiyallaahu ‘anhu datang kepada
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, lalu
ia berkata, ‘Wahai Rasulullah, celaka saya.’

406
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Beliau bertanya, ‘Apa yang membuatmu


celaka?’ ‘Umar menjawab, ‘Saya
membalikkan pelana saya tadi malam.’ [6]
Dan beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam
tidak memberikan komentar apa pun, hingga
turunlah ayat kepada beliau:

‫ث لَ ُك ْم فَأْتُوا َحرْ ثَ ُك ْم أَنَّ ٰى ِش ْئتُ ْم‬


ٌ ْ‫نِ َسا ُؤ ُك ْم َحر‬
"Isteri-Isterimu adalah ladang bagimu,
maka datangilah ladangmu itu kapan
saja dengan cara yang kamu sukai...”
[Al-Baqarah : 223]

Lalu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam


bersabda:

، ْ‫أَ ْقبِلْ َوأَ ْدبِر‬


‫ق ال ُّدبُ َر‬ِ َّ‫َوات‬
.َ‫ْضة‬ َ ‫َو ْال َحي‬
"Setubuhilah isterimu dari arah depan
atau dari arah belakang, tetapi
hindarilah (jangan engkau
menyetubuhinya) di dubur dan ketika
sedang haidh". [7]

Juga berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu


‘alaihi wa sallam:

407
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

ِ ْ‫َت فِي ْالفَر‬


‫ج‬ ْ ‫ُم ْقبِلَةٌ ُم ْدبِ َرةٌ إِ َذا َكان‬
"Silahkan menggaulinya dari arah
depan atau dari belakang asalkan pada
kemaluannya".[8]

Apabila suami telah melepaskan hajat


biologisnya, janganlah ia tergesa-gesa bangkit
hingga isterinya melepaskan hajatnya juga.
Sebab dengan cara seperti itu terbukti dapat
melanggengkan keharmonisan dan kasih sayang
antara keduanya. Apabila suami mampu dan
ingin mengulangi jima’ sekali lagi, maka
hendaknya ia berwudhu’ terlebih dahulu.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
ْ‫إِ َذا أَتَى أَ َح ُد ُك ْم أَ ْهلَهُ ثُ َّم أَ َرا َد أَ ْن يَعُوْ َد فَ ْليَت ََوضَّأ‬
"Jika seseorang diantara kalian
menggauli isterinya kemudian ingin
mengulanginya lagi, maka hendaklah
ia berwudhu’ terlebih dahulu.” [9]

Yang afdhal (lebih utama) adalah mandi


terlebih dahulu. Hal ini berdasarkan hadits dari
Abu Rafi' radhi-yallaahu ‘anhu bahwasanya
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah

408
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

menggilir isteri-isterinya dalam satu malam.


Beliau mandi di rumah fulanah dan rumah
fulanah. Abu Rafi' berkata, “Wahai Rasulullah,
mengapa tidak dengan sekali mandi saja?”
Beliau menjawab.

ْ َ‫طيَبُ َوأ‬
‫طهَ ُر‬ ْ َ‫هَ َذا أَ ْز َكى َوأ‬
"Ini lebih bersih, lebih baik dan lebih
suci.”

Seorang suami dibolehkan jima’


(mencampuri) isterinya kapan waktu saja yang
ia kehendaki; pagi, siang, atau malam. Bahkan,
apabila seorang suami melihat wanita yang
mengagumkannya, hendaknya ia mendatangi
isterinya. Hal ini berdasarkan riwayat
bahwasanya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam melihat wanita yang mengagumkan
beliau. Kemudian beliau mendatangi isterinya
-yaitu Zainab radhiyallaahu ‘anha- yang sedang
membuat adonan roti. Lalu beliau melakukan
hajatnya (berjima’ dengan isterinya). Kemu-
dian beliau bersabda,

‫إِ َّن ْال َمرْ أَةَ تُ ْقبِ ُل فِ ْي صُوْ َر ِة َش ْيطَا ٍن َوتُ ْدبِ ُر فِ ْي صُوْ َر ِة َش ْيطَا ٍن فَ””إ ِ َذا‬
ِ ْ‫ص َر أَ َح ُد ُك ُم ا ْم َرأَةً فَ ْليَأ‬
‫ فَإ ِ َّن‬،ُ‫ت أَ ْهلَه‬ َ ‫أَ ْب‬
‫َذلِكَ يَ ُر ُّد َما فِ ْي نَ ْف ِس ِه‬

409
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

"Sesungguhnya wanita itu


menghadap dalam rupa syaitan dan
membelakangi dalam rupa syaitan.
[11] Maka, apabila seseorang dari
kalian melihat seorang wanita (yang
mengagumkan), hendaklah ia
mendatangi isterinya. Karena yang
demikian itu dapat menolak apa yang
ada di dalam hatinya.”

Imam an-Nawawi rahimahullaah berkata : “


Dianjurkan bagi siapa yang melihat wanita
hingga syahwatnya tergerak agar segera
mendatangi isterinya - atau budak perempuan
yang dimilikinya -kemudian menggaulinya
untuk meredakan syahwatnya juga agar jiwanya
menjadi tenang.”
Akan tetapi, ketahuilah saudara yang
budiman, bahwasanya menahan pandangan itu
wajib hukumnya, karena hadits tersebut
berkenaan dan berlaku untuk pandangan secara
tiba-tiba.
Allah Ta’ala berfirman:

َ‫ار ِه ْم َويَحْ فَظُ””وا فُ ”رُو َجهُ ْم ۚ ٰ َذلِ””ك‬ َ ‫ض ”وا ِم ْن أَب‬


ِ ” ‫ْص‬ ُّ ‫”ؤ ِمنِينَ يَ ُغ‬ ْ ”‫قُ””لْ لِ ْل ُم‬
َ‫أَ ْز َك ٰى لَهُ ْم ۗ إِ َّن هَّللا َ خَ بِي ٌر بِ َما يَصْ نَعُون‬

410
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

“Katakanlah kepada laki-laki yang


beriman, agar mereka menjaga
pandangannya, dan memelihara
kemaluannya; yang demikian itu
lebih suci bagi mereka. Sungguh,
Allah Maha Mengetahui apa yang
mereka perbuat” .[An-Nuur : 30]

Dari Abu Buraidah, dari ayahnya


radhiyallaahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam ber-sabda kepada
‘Ali.

ُ‫ك ْاآل ِخ َرة‬ ْ ‫ظ َرةَ فَإ ِ َّن لَكَ ْاألُوْ لَى َولَ ْي َس‬
َ َ‫ت ل‬ ْ َّ‫ظ َرةَ الن‬
ْ َّ‫ الَ تُ ْتبِع الن‬،‫يَا َعلِ ُّي‬
ِ
"Wahai ‘Ali, janganlah engkau
mengikuti satu pandangan
pandangan lainnya karena yang
pertama untukmu dan yang kedua
bukan untukmu”. [14]

Haram menyetubuhi isteri pada duburnya


dan haram menyetubuhi isteri ketika ia
sedang haidh/ nifas:
Hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala:

‫يض ۖ قُلْ هُ َو أَ ًذى‬


ِ ‫ك ع َِن ْال َم ِح‬
َ َ‫َويَسْأَلُون‬

411
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

ِ ‫فَا ْعت َِزلُوا النِّ َسا َء فِي ْال َم ِح‬


‫يض ۖ َواَل‬
‫طهُرْ نَ ۖ فَإ ِ َذا‬ ْ َ‫تَ ْق َربُوهُ َّن َحتَّ ٰى ي‬
َ‫ْث أَ َم َر ُك ُم هَّللا ُ ۚ إِ َّن هَّللا َ يُ ِحبُّ التَّ َّوابِين‬ ُ ‫تَطَهَّرْ نَ فَأْتُوهُ َّن ِم ْن َحي‬
َ‫َوي ُِحبُّ ْال ُمتَطَه ِِّرين‬
"Dan mereka menanyakan kepadamu
(Muhammad) tentang haidh.
Katakanlah, ‘Itu adalah sesuatu yang
kotor.’ Karena itu jauhilah [15] isteri
pada waktu haidh; dan janganlah
kamu dekati sebelum mereka suci.
Apabila mereka telah suci,
campurilah mereka sesuai dengan
(ketentuan) yang diperintahkan Allah
kepadamu. Sungguh, Allah
menyukai orang yang bertaubat dan
mensucikan diri.” [Al-Baqarah : 222]

Juga sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa


sallam:

ُ َ َ‫ فَقَ” ْد َكف‬:‫َم ْن أَتَى َحائِضًا أَ ِو ا ْم َرأَةً فِي ُدب ُِرهَا أَوْ َكا ِهنًا‬
ِ ‫”ر بِ َم”ا أ ْن‬
‫”ز َل‬
‫َعلَى ُم َح َّم ٍد‬
"Barangsiapa yang menggauli
isterinya yang sedang haidh, atau
menggaulinya pada duburnya, atau
mendatangi dukun, maka ia telah
kafir terhadap ajaran yang telah

412
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

diturunkan kepada Muhammad


shallallaahu ‘alaihi wa sallam.”
Juga sabda beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

‫َم ْلعُوْ ٌن َم ْن أَتَى ا ْم َرأَتَهُ فِي ُدب ُِرهَا‬


"Dilaknat orang yang menyetubuhi
isterinya pada duburnya.”

Kaffarat bagi suami yang menggauli isterinya


yang sedang haidh.
Syaikh al-Albani rahimahullaah berkata,
“Barangsiapa yang dikalahkan oleh hawa
nafsunya lalu menyetubuhi isterinya yang
sedang haidh sebelum suci dari haidhnya,
maka ia harus bershadaqah dengan setengah
pound emas Inggris, kurang lebihnya atau
seperempatnya. Hal ini berdasarkan hadits
Ibnu ‘Abbas radhiyallaahu ‘anhu dari Nabi
shallallaahu ‘alaihi wa sallam tentang orang
yang menggauli isterinya yang sedang haidh.
Lalu Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam
bersabda.

‫َار‬ ِ ْ‫َار أَوْ نِص‬


ٍ ‫ف ِد ْين‬ َ ‫َص َّد‬
ٍ ‫ق بِ ِد ْين‬ َ ‫يَت‬
"Hendaklah ia bershadaqah dengan
satu dinar atau setengah dinar.”

413
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Apabila seorang suami ingin bercumbu


dengan isterinya yang sedang haidh, ia boleh
bercumbu dengannya selain pada kemaluannya.
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam.

‫اِصْ نَعُوْ ا ُك َّل َش ْي ٍء إِالَّ النِّ َكاح‬


"Lakukanlah apa saja kecuali nikah
(jima'/ bersetubuh).”

Apabila suami atau isteri ingin makan atau


tidur setelah jima’ (bercampur), hendaklah ia
mencuci kemaluannya dan berwudhu' terlebih
dahulu, serta mencuci kedua tangannya. Hal ini
berdasarkan hadits dari ‘Aisyah radhiyallaahu
‘anha bahwasanya Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam bersabda,

‫لص ”الَ ِة َوإِ َذا أَ َرا َد‬


َّ ِ‫َكانَ إِ َذا أَ َرا َد أَ ْن يَنَا َم َوهُ َو ُجنُبٌ تَ َوضَّأ َ ُوضُوْ َءهُ ل‬
‫ب َوهُ َو ُجنُبٌ َغ َس َل‬ َ ‫أَ ْن يَأْ ُك َل أَوْ يَ ْش َر‬
ُ‫يَ َد ْي ِه ثُ َّم يَأْ ُك ُل َويَ ْش َرب‬
“Apabila beliau hendak tidur dalam
keadaan junub, maka beliau
berwudhu' seperti wudhu' untuk
shalat. Dan apabila beliau hendak
makan atau minum dalam keadaan
junub, maka beliau mencuci kedua

414
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

tangannya kemudian beliau makan


dan minum.”

Dari ‘Aisyah radhiyallaahu ‘anha, ia berkata,

َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم إِ َذا أَ َرا َد أَ ْن يَنَا َم َوهُ َو ُجنُبٌ غ‬


‫َس”” َل‬ َ ‫َكانَ النَّبِ ُّي‬
َّ ‫فَرْ َجهُ َوت ََوضَّأ َ لِل‬
‫صالَ ِة‬
"Apabila Nabi shallallaahu ‘alaihi
wa sallam hendak tidur dalam
keadaan junub, beliau mencuci
kemaluannya dan berwudhu’ (seperti
wudhu') untuk shalat.”

Sebaiknya tidak bersenggama dalam


keadaan sangat lapar atau dalam keadaan sangat
kenyang, karena dapat membahayakan
kesehatan.
I. Suami isteri dibolehkan mandi
bersama dalam satu tempat, dan
suami isteri dibolehkan saling
melihat aurat masing-masing.
Adapun riwayat dari ‘Aisyah yang
mengatakan bahwa ‘Aisyah tidak
pernah melihat aurat Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam adalah
riwayat yang bathil, karena di dalam
sanadnya ada seorang pendusta.

415
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

II.Haram hukumnya menyebarkan


rahasia rumah tangga dan hubungan
suami isteri.
Setiap suami maupun isteri
dilarang menyebarkan rahasia rumah
tangga dan rahasia ranjang mereka.
Hal ini dilarang oleh Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Bahkan, orang yang menyebarkan
rahasia hubungan suami isteri adalah
orang yang paling jelek
kedudukannya di sisi Allah.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:

ِ ‫اس ِع ْن َد هللاِ َم ْن ِزلَةً يَوْ َم ْالقِيَا َم” ِة ال َّر ُج” ُل يُ ْف‬


‫ض ”ى إِلَى‬ ِ َّ‫إِ َّن ِم ْن أَ َش ِّر الن‬
ِ ‫ا ْم َرأَتِ ِه َوتُ ْف‬
‫ضى إِلَ ْي ِه ثُ َّم يَ ْن ُش ُر ِس َّرهَا‬

"Sesungguhnya manusia yang paling


jelek kedudukannya pada hari
Kiamat adalah laki-laki yang
bersenggama dengan isterinya dan
wanita yang bersenggama dengan
suaminya kemudian ia menyebarkan
rahasia isterinya.”

416
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Dalam hadits lain yang shahih, disebutkan


bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Jangan kalian lakukan (menceritakan
hubungan suami isteri). Perumpamaannya
seperti syaitan laki-laki yang berjumpa dengan
syaitan perempuan di jalan lalu ia
menyetubuhinya (di tengah jalan) dilihat oleh
orang banyak…”
Syaikh Muhammad bin Shalih
al-‘Utsaimin rahimahullaah berkata, “Apa yang
dilakukan sebagian wanita berupa
membeberkan maslah rumah tangga dan
kehidupan suami isteri kepada karib kerabat
atau kawan adalah perkara yang diharamkan.
Tidak halal seorang isteri menyebarkan rahasia
rumah tangga atau keadaannya bersama
suaminya kepada seseorang.
Allah Ta’ala berfirman:

ِ ‫ات لِ ْل َغ ْي‬
ُ ‫ب بِ َما َحفِظَ هَّللا‬ ٌ َ‫َات َحافِظ‬
ٌ ‫ات قَانِت‬
ُ ‫فَالصَّالِ َح‬
"Maka perempuan-perempuan yang
shalih adalah mereka yang taat
(kepada Allah) dan menjaga diri
ketika (suaminya) tidak ada, karena
Allah telah menjaga (mereka).” [An-
Nisaa' : 34]

417
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam


mengabarkan bahwa manusia yang paling buruk
kedudukannya di sisi Allah pada hari Kiamat
adalah laki-laki yang bersenggama dengan
isterinya dan wanita yang bersenggama dengan
suaminya, kemudian ia menyebarkan rahasia
pasangannya".

ADAB ISTERI KEPADA SUAMI


Pasutri pasti selalu menginginkan
keluarganya terus tentram dan langgeng. Namun
kadang yang terjadi di tengah-tengah
pernikahan adalah pertengkaran dan
perselisihan. Ini boleh jadi karena tidak
mengetahui manakah yang menjadi hak atau
kewajiban dari masing-masing pasutri. Oleh
karena itu, mengetahui kewajiban suami atau
kewajiban istri sangatlah penting. Sehingga istri
atau suami masing-masing mengetahui manakah
tugas yang mesti ia emban dalam rumah tangga.
Kali ini rumaysho.com akan mengulas bahasan
kewajiban istri. Namun jangan khawatir, untuk
kewajiban suami masih tetap ada setelah
bahasan untuk istri selesai. Allahumma yassir
wa a’in.

Keagungan Hak Suami

418
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Hak suami yang menjadi kewajiban istri asalnya


dijelaskan dalam ayat berikut ini:
‫ضهُ ْم َعلَى‬ َ ‫ض َل هَّللا ُ بَ ْع‬
َّ َ‫ال ِّر َجا ُل قَ َّوا ُمونَ َعلَى النِّ َسا ِء بِ َما ف‬
ٌ ‫ات قَانِت‬
‫َات‬ ُ ‫ْض َوبِ َما أَ ْنفَقُوا ِم ْن أَ ْم َوالِ ِه ْم فَالصَّالِ َح‬ ٍ ‫بَع‬
‫ب بِ َما َحفِظَ هَّللا ُ َوالاَّل تِي تَ َخافُونَ نُ ُشو َزهُ َّن‬ ِ ‫ات لِ ْل َغ ْي‬
ٌ َ‫َحافِظ‬
‫اج ِع َواضْ ِربُوهُ َّن فَإ ِ ْن‬ ِ ‫ض‬ َ ‫فَ ِعظُوهُ َّن َوا ْه ُجرُوهُ َّن فِي ْال َم‬
‫أَطَ ْعنَ ُك ْم فَاَل تَ ْب ُغوا َعلَ ْي ِه َّن َسبِياًل‬

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi


kaum wanita, oleh karena Allah telah
melebihkan sebahagian mereka (laki-laki)
atas sebahagian yang lain (wanita), dan
karena mereka (laki-laki) telah
menafkahkan sebagian dari harta mereka.
Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah
yang taat kepada Allah lagi memelihara
diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena
Allah telah memelihara (mereka). Wanita-
wanita yang kamu khawatirkan
nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan
pisahkanlah mereka di tempat tidur
mereka, dan pukullah mereka. Kemudian
jika mereka mentaatimu, maka janganlah
kamu mencari-cari jalan untuk
menyusahkannya.” (QS. An Nisa’: 34).

419
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Hak suami yang menjadi kewajiban istri


amatlah besar sebagaimana sabda Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam:
َ‫ت النِّ َسا َء أَ ْن يَ ْس ُج ْدن‬ ُ ْ‫ت آ ِمرًا أَ َحدًا أَ ْن يَ ْس ُج َد ألَ َح ٍد ألَ َمر‬ ُ ‫لَوْ ُك ْن‬
‫ق‬ ِّ ‫ألَ ْز َوا ِج ِه َّن لِ َما َج َع َل هَّللا ُ لَهُ ْم َعلَ ْي ِه َّن ِمنَ ْال َح‬

“Seandainya aku memerintahkan


seseorang untuk sujud pada yang lain,
maka tentu aku akan memerintah para
wanita untuk sujud pada suaminya karena
Allah telah menjadikan begitu besarnya
hak suami yang menjadi kewajiban istri”
(HR. Abu Daud no. 2140, Tirmidzi no.
1159, Ibnu Majah no. 1852 dan Ahmad 4:
381. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa
hadits ini shahih).

Ketaatan seorang istri pada suami


termasuk sebab yang menyebabkannya masuk
surga. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
‫ت فَرْ َجهَا‬ ْ َ‫ت َش ْه َرهَا َو َحفِظ‬ َ ‫ت ْال َمرْ أَةُ َخ ْم َسهَا َو‬
ْ ‫صا َم‬ ِ َّ‫صل‬
َ ‫إِ َذا‬
ِ ‫ب ْال َجنَّ ِة ِش ْئ‬
‫ت‬ ِ ‫ى أَ ْب َوا‬
ِّ َ‫يل لَهَا ا ْد ُخلِى ْال َجنَّةَ ِم ْن أ‬
َ ِ‫َت زَ وْ َجهَا ق‬ ْ ‫َوأَطَاع‬

“Jika seorang wanita selalu menjaga shalat


lima waktu, juga berpuasa sebulan (di
bulan Ramadhan), serta betul-betul

420
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

menjaga kemaluannya (dari perbuatan


zina) dan benar-benar taat pada suaminya,
maka dikatakan pada wanita yang
memiliki sifat mulia ini, “Masuklah dalam
surga melalui pintu mana saja yang
engkau suka.” (HR. Ahmad 1: 191 dan
Ibnu Hibban 9: 471. Syaikh Syu’aib Al
Arnauth mengatakan bahwa hadits ini
shahih).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata:


‫وليس على المرأة بعد حق هللا ورسوله أوجب من حق‬
‫الزوج‬
“Tidak ada hak yang lebih wajib untuk
ditunaikan seorang wanita –setelah hak
Allah dan Rasul-Nya- daripada hak
suami” (Majmu’ Al Fatawa, 32: 260).

Jika kewajiban istri pada suami adalah


semulia itu, maka setiap wanita punya
keharusan mengetahui hak-hak suami yang
harus ia tunaikan.

Berikut adalah rincian mengenai hak suami


yang menjadi kewajiban istri:
Pertama: Mentaati perintah suami

421
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Istri yang taat pada suami, senang


dipandang dan tidak membangkang yang
membuat suami benci, itulah sebaik-baik
wanita. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
dia berkata:
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم أَيُّ النِّ َسا ِء َخ ْي ٌر قَا َل‬
َ ِ ‫يل لِ َرسُو ِل هَّللا‬ َ ِ‫ق‬
ْ ُ َ
‫الَّتِي تَسُرُّ هُ إِ َذا نَظَ َر َوتُ ِطي ُعهُ إِ َذا أ َم َر َواَل تُخَالِفهُ فِي نَف ِسهَا َو َمالِهَا‬
ُ‫بِ َما يَ ْك َره‬
“Pernah ditanyakan kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah
wanita yang paling baik?” Jawab beliau,
“Yaitu yang paling menyenangkan jika
dilihat suaminya, mentaati suami jika
diperintah, dan tidak menyelisihi suami
pada diri dan hartanya sehingga membuat
suami benci” (HR. An-Nasai no. 3231 dan
Ahmad 2: 251. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini hasan
shahih)”.

Begitu pula tempat seorang wanita di


surga ataukah di neraka dilihat dari sikapnya
terhadap suaminya, apakah ia taat ataukah
durhaka.
Al Hushoin bin Mihshan menceritakan
bahwa bibinya pernah datang ke tempat Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam karena satu

422
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

keperluan. Seselesainya dari keperluan tersebut,


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bertanya kepadanya.
‫ َما‬:‫ت‬ ْ َ‫ت لَهُ؟ قَال‬ِ ‫ َك ْيفَ أَ ْن‬:‫ال‬ ْ َ‫ت؟ قَال‬
َ َ‫ ق‬.‫ نَ َع ْم‬:‫ت‬ ِ ‫ج أَ ْن‬
ٍ ْ‫ات َزو‬ ُ ‫أَ َذ‬
ِ ‫ فَا ْنظُ ِريْ أينَ أَ ْن‬:‫ال‬
‫ فَإنَّ َما‬،ُ‫ت ِم ْنه‬ َ َ‫ ق‬.ُ‫ت َع ْنه‬ ُ ‫آلُوْ هُ إِالَّ َما َع َج ْز‬
‫ك‬
ِ ‫ك َونَا ُر‬ِ ُ‫هُ َو َجنَّت‬
“Apakah engkau sudah bersuami?” Bibi
Al-Hushain menjawab, “Sudah.”
“Bagaimana (sikap) engkau terhadap
suamimu?”, tanya Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam lagi. Ia menjawab, “Aku
tidak pernah mengurangi haknya kecuali
dalam perkara yang aku tidak mampu.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Lihatlah di mana
keberadaanmu dalam pergaulanmu dengan
suamimu, karena suamimu adalah surga
dan nerakamu.” (HR. Ahmad 4: 341 dan
selainnya. Hadits ini shahih sebagaimana
kata Syaikh Al Albani dalam Shahih At
Targhib wa At Tarhib no. 1933).

Namun ketaatan istri pada suami tidaklah


mutlak. Jika istri diperintah suami untuk tidak
berjilbab, berdandan menor di hadapan pria lain,
meninggalkan shalat lima waktu, atau
bersetubuh di saat haidh, maka perintah dalam

423
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

maksiat semacam ini tidak boleh ditaati.


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
ِ ‫ إِنَّ َما الطَّا َعةُ فِى ْال َم ْعر‬، ‫صيَ ٍة‬
‫ُوف‬ ِ ‫الَ طَا َعةَ فِى َم ْع‬
“Tidak ada ketaatan dalam perkara
maksiat. Ketaatan itu hanyalah dalam
perkara yang ma’ruf (kebaikan).” (HR.
Bukhari no. 7145 dan Muslim no. 1840).

Dan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga


memperingatkan:
ِ‫ْصيَ ِة هللا‬ ٍ ْ‫الَ طَا َعةَ لِ َم ْخلُو‬
ِ ‫ق فِي َمع‬
“Tidak ada ketaatan kepada makhluk
dalam bermaksiat kepada Allah.” (HR.
Ahmad 1: 131. Sanad hadits ini shahih
kata Syaikh Syu’aib Al Arnauth).

Kedua: Berdiam di rumah dan tidaklah keluar


kecuali dengan izin suami
Allah Ta’ala berfirman:
‫َوقَرْ نَ فِي بُيُوتِ ُك َّن َواَل تَبَرَّجْ نَ تَبَرُّ َج ْال َجا ِهلِيَّ ِة اأْل ُولَى‬
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu
dan janganlah kamu berhias dan
bertingkah laku seperti orang-orang
Jahiliyah yang dahulu” (QS. Al Ahzab:
33).

424
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Seorang istri tidak boleh keluar dari


rumahnya kecuali dengan izin suaminya. Baik si
istri keluar untuk mengunjungi kedua
orangtuanya ataupun untuk kebutuhan yang
lain, sampaipun untuk keperluan shalat di
masjid.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
rahimahullah mengatakan, “Tidak halal bagi
seorang istri keluar dari rumah kecuali dengan
izin suaminya.” Beliau juga berkata, “Bila si
istri keluar rumah suami tanpa izinnya berarti ia
telah berbuat nusyuz (pembangkangan),
bermaksiat kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya,
serta pantas mendapatkan siksa.” (Majmu’ Al-
Fatawa, 32: 281).

Ketiga: Taat pada suami ketika diajak ke


ranjang.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
ُ‫ت أَ ْن تَ ِجى َء لَ َعنَ ْتهَا ْال َمالَئِ َكة‬
ْ َ‫اش ِه فَأَب‬
ِ ‫إِ َذا َدعَا ال َّر ُج ُل ا ْم َرأَتَهُ إِلَى فِ َر‬
‫َحتَّى تُصْ بِ َح‬
“Jika seorang pria mengajak istrinya ke
ranjang, lantas si istri enggan
memenuhinya, maka malaikat akan
melaknatnya hingga waktu Shubuh” (HR.
Bukhari no. 5193 dan Muslim no. 1436).

425
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Dalam riwayat Muslim disebutkan dengan


lafazh:
‫َوالَّ ِذي نَ ْف ِسي بِيَ ِد ِه َما ِم ْن َرج ٍُل يَ ْد ُعو ا ْم َرأَتَهُ إِلَى فِ َرا ِشهَا‬
‫ضى‬َ ْ‫فَتَأْبَى َعلَ ْي ِه إِالَّ َكانَ الَّ ِذي فِي ال َّس َما ِء َسا ِخطًا َعلَ ْيهَا َحتَّى يَر‬
‫َع ْنهَا‬
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-
Nya, tidaklah seorang suami memanggil
istrinya ke tempat tidurnya lalu si istri
menolak ajakan suaminya melainkan yang
di langit (penduduk langit) murka pada
istri tersebut sampai suaminya ridha
kepadanya.” (HR. Muslim no. 1436).

Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Ini


adalah dalil haramnya wanita enggan
mendatangi ranjang jika tidak ada uzur.
Termasuk haid bukanlah uzur karena suami
masih bisa menikmati istri di atas kemaluannya”
(Syarh Shahih Muslim, 10: 7). Namun jika istri
ada halangan, seperti sakit atau kecapekan,
maka itu termasuk uzur dan suami harus
memaklumi hal ini.

Keempat: Tidak mengizinkan orang lain masuk


rumah kecuali dengan izin suami.

426
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Pesan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam


pada haji Wada’:
‫فَاتَّقُوا هَّللا َ فِى النِّ َسا ِء فَإِنَّ ُك ْم أَ َخ ْذتُ ُموهُ َّن بِأ َ َما ِن هَّللا ِ َوا ْستَحْ لَ ْلتُ ْم‬
‫ُوجه َُّن بِ َكلِ َم ِة هَّللا ِ َولَ ُك ْم َعلَ ْي ِه َّن أَ ْن الَ يُو ِط ْئنَ فُ ُر َش ُك ْم أَ َحدًا‬ َ ‫فُر‬
ُ‫تَ ْك َرهُونَه‬
“Bertakwalah kalian dalam urusan para
wanita (istri-istri kalian), karena
sesungguhnya kalian mengambil mereka
dengan amanah dari Allah dan kalian
menghalalkan kemaluan mereka dengan
kalimat Allah. Hak kalian atas mereka
adalah mereka tidak boleh mengizinkan
seorang pun yang tidak kalian sukai untuk
menginjak permadani kalian” (HR.
Muslim no. 1218).

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa


sallam bersabda:
َ‫ َوالَ تَأْ َذن‬،‫الَ يَ ِحلُّ لِ ْل َمرْ أَ ِة أَ ْن تَصُو َم َوزَ وْ ُجهَا َشا ِه ٌد إِالَّ بِإ ِ ْذنِ ِه‬
‫ت ِم ْن نَفَقَ ٍة ع َْن َغي ِْر أَ ْم ِر ِه فَإِنَّهُ يُ َؤ َّدى‬ ْ َ‫ َو َما أَ ْنفَق‬، ‫فِى بَ ْيتِ ِه إِالَّ بِإ ِ ْذنِ ِه‬
‫طرُه‬ْ ‫إِلَ ْي ِه َش‬
“Tidak halal bagi seorang isteri untuk
berpuasa (sunnah), sedangkan suaminya
ada kecuali dengan izinnya. Dan ia tidak
boleh mengizinkan orang lain masuk
rumah suami tanpa ijin darinya. Dan jika
ia menafkahkan sesuatu tanpa ada perintah

427
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

dari suami, maka suami mendapat


setengah pahalanya”. (HR. Bukhari no.
5195 dan Muslim no. 1026).

Dalam lafazh Ibnu Hibban disebutkan hadits


dari Abu Hurairah:
ِ ‫الَ تَأْ َذ ُن ال َمرْ أَةُ فِي بَ ْي‬
‫ت َزوْ ِجهَا َوهُ َو َشا ِه ُد إِالَّ بِإ ِ ْذنِ ِه‬
“Tidak boleh seorang wanita mengizinkan
seorang pun untuk masuk di rumah
suaminya sedangkan suaminya ada
melainkan dengan izin suaminya.” (HR.
Ibnu Hibban 9: 476. Kata Syaikh Syu’aib
Al Arnauth bahwa sanad hadits ini shahih
sesuai syarat Muslim).

Hadits di atas dipahami jika tidak


diketahui ridho suami ketika ada orang lain
yang masuk. Adapun jika seandainya suami
ridho dan asalnya membolehkan orang lain itu
masuk, maka tidaklah masalah. (Lihat Shahih
Fiqh Sunnah, 3: 193).

Kelima: Tidak berpuasa sunnah ketika suami


ada kecuali dengan izin suami.
Para fuqoha telah sepakat bahwa seorang
wanita tidak diperkenankan untuk
melaksanakan puasa sunnah melainkan dengan

428
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

izin suaminya (Al Mawsu’ah Al Fiqhiyyah, 28:


99). Dalam hadits yang muttafaqun ‘alaih, dari
Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
‫الَ يَ ِحلُّ لِ ْل َمرْ أَ ِة أَ ْن تَصُو َم َوزَ وْ ُجهَا َشا ِه ٌد إِالَّ بِإ ِ ْذنِ ِه‬
“Tidaklah halal bagi seorang wanita untuk
berpuasa sedangkan suaminya ada (tidak
bepergian) kecuali dengan izin suaminya.”
(HR. Bukhari no. 5195 dan Muslim no.
1026).

Dalam lafazh lainnya disebutkan:


َ ‫الَ تَصُو ُم ْال َمرْ أَةُ َوبَ ْعلُهَا َشا ِه ٌد إِالَّ بِإ ِ ْذنِ ِه َغي َْر َر َم‬
َ‫ضان‬
“Tidak boleh seorang wanita berpuasa
selain puasa Ramadhan sedangkan
suaminya sedang ada (tidak bepergian)
kecuali dengan izin suaminya” (HR. Abu
Daud no. 2458. An Nawawi dalam Al
Majmu’ 6: 392 mengatakan, “Sanad
riwayat ini shahih sesuai dengan syarat
Bukhari dan Muslim”).

Ulama Syafi’iyah mengatakan bahwa yang


dimaksud dengan izin bisa jadi dengan ridho
suami. Ridho suami sudah sama dengan izinnya.
(Al Mawsu’ah Al Fiqhiyyah, 28: 99).

429
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Imam Nawawi rahimahullah


menerangkan, “Larangan pada hadits di atas
dimaksudkan untuk puasa tathowwu’ dan puasa
sunnah yang tidak ditentukan waktunya.
Menurut ulama Syafi’iyah, larangan yang
dimaksudkan dalam hadits di atas adalah
larangan haram.” (Syarh Shahih Muslim, 7:
115).
Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah
mengatakan, “Yang dimaksud larangan puasa
tanpa izin suami di sini adalah untuk puasa
selain puasa di bulan Ramadhan. Adapun jika
puasanya adalah wajib, dilakukan di luar
Ramadhan dan waktunya masih lapang untuk
menunaikannya, maka tetap harus dengan izin
suami. Hadits ini menunjukkan diharamkannya
puasa yang dimaksudkan tanpa izin suami.
Demikianlah pendapat mayoritas ulama.”
(Fathul Bari, 9: 295).
Dalam Al Mawsu’ah Al Fiqhiyah
disebutkan, “Jika seorang wanita menjalankan
puasa (selain puasa Ramadhan) tanpa izin
suaminya, puasanya tetap sah, namun ia telah
melakukan keharaman. Demikian pendapat
mayoritas fuqoha. Ulama Hanafiyah
menganggapnya makruh tahrim. Ulama
Syafi’iyah menyatakan seperti itu haram jika

430
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

puasanya berulang kali. Akan tetapi jika


puasanya tidak berulang kali (artinya, memiliki
batasan waktu tertentu) seperti puasa ‘Arofah,
puasa ‘Asyura, puasa enam hari di bulan
Syawal, maka boleh dilakukan tanpa izin suami,
kecuali jika memang suami melarangnya.” (Al
Mawsu’ah Al Fiqhiyyah, 28: 99).
Jadi, puasa yang mesti dilakukan dengan
izin suami ada dua macam: (1) puasa sunnah
yang tidak memiliki batasan waktu tertentu
(seperti puasa senin kamis), (2) puasa wajib
yang masih ada waktu longgar untuk
melakukannya. Contoh dari yang kedua adalah
qodho’ puasa yang waktunya masih longgar
sampai Ramadhan berikutnya.

Jika Suami Tidak di Tempat.


Berdasarkan pemahaman dalil yang telah
disebutkan, jika suami tidak di tempat, maka
istri tidak perlu meminta izin pada suami ketika
ingin melakukan puasa sunnah. Keadaan yang
dimaksudkan seperti ketika suami sedang
bersafar, sedang sakit, sedang berihrom atau
suami sendiri sedang puasa (Lihat Fathul Bari,
9: 296 dan Al Mawsu’ah Al Fiqhiyyah, 28: 99)
Kondisi sakit membuat suami tidak mungkin
melakukan jima’ (hubungan badan). Keadaan

431
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

ihrom terlarang untuk jima’, begitu pula ketika


suami sedang puasa. Inilah yang dimaksud
kondisi suami tidak di tempat.

Hikmah Mengapa Harus dengan Izin Suami.


Ibnu Hajar Al Asqolani rahimahullah
menerangkan, “Dalam hadits yang menerangkan
masalah ini terdapat pelajaran bahwa
menunaikan hak suami itu lebih utama daripada
menjalankan kebaikan yang hukumnya sunnah.
Karena menunaikan hak suami adalah suatu
kewajiban. Menjalankan yang wajib tentu mesti
didahulukan dari menjalankan ibadah yang
sifatnya sunnah.” (Fathul Bari, 9/296).
Imam Nawawi rahimahullah
menerangkan, “Sebab terlarangnya berpuasa
tanpa izin suami di atas adalah karena suami
memiliki hak untuk bersenang-senang (dengan
bersetubuh, pen) bersama pasangannya setiap
harinya. Hak suami ini tidak bisa ditunda karena
sebab ia melakukan puasa sunnah atau
melakukan puasa wajib yang masih bisa
ditunda.” (Syarh Shahih Muslim, 7: 115).

ADAB SUAMI TERHADAP ISTRI


Kesempatan yang lalu, telah diangkat
mengenai kewajiban istri. Saat ini, giliran suami

432
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

pun harus mengetahui kewajibannya. Apa saja


kewajiban suami, berkaitan dengan berbuat baik
pada istri dan kewajiban nafkah, akan diulas
secara sederhana dalam tulisan kali ini. Moga
dengan mengetahui hal ini pasutri semakin lekat
kecintaannya, tidak penuh ego dan semoga
hubungan mesra tetap langgeng.

Pertama: Bergaul dengan istri dengan cara yang


ma’ruf (baik)
Yang dimaksud di sini adalah bergaul
dengan baik, tidak menyakiti, tidak
menangguhkan hak istri padahal mampu, serta
menampakkan wajah manis dan ceria di
hadapan istri.
Allah Ta’ala berfirman,
ِ ‫َاش ُروهُنَّ بِا ْل َم ْع ُر‬
‫وف‬ ِ ‫َوع‬
“Dan bergaullah dengan mereka dengan
baik.” (QS. An Nisa’: 19).
ِ ‫َولَ ُهنَّ ِم ْث ُل الَّ ِذي َعلَ ْي ِهنَّ بِا ْل َم ْع ُر‬
‫وف‬
“Dan para wanita mempunyai hak yang
seimbang dengan kewajibannya menurut
cara yang ma’ruf.” (QS. Al Baqarah: 228).
Dari ‘Aisyah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
‫َخ ْي ُر ُك ْم َخ ْي ُر ُك ْم ألَ ْهلِ ِه َوأَنَا َخ ْي ُر ُك ْم ألَ ْهلِى‬

433
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

“Sebaik-baik kalian adalah yan berbuat


baik kepada keluarganya. Sedangkan aku
adalah orang yang  paling berbuat baik
pada keluargaku” (HR. Tirmidzi no. 3895,
Ibnu Majah no. 1977, Ad Darimi 2: 212,
Ibnu Hibban 9: 484. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Ibnu Katsir rahimahullah berkata
mengenai surat An Nisa’ ayat 19 di atas,
“Berkatalah yang baik kepada istri kalian,
perbaguslah amalan dan tingkah laku kalian
kepada istri. Berbuat baiklah sebagai engkau
suka jika istri kalian bertingkah laku demikian.”
(Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 3: 400)
Berbuat ma’ruf adalah kalimat yang
sifatnya umum, tercakup di dalamnya seluruh
hak istri. Nah, setelah ini akan kami utarakan
berbagai bentuk berbuat baik kepada istri.
Penjelasan ini diperinci satu demi satu agar
lebih diperhatikan para suami.

Kedua: Memberi nafkah, pakaian dan tempat


tinggal dengan baik
Yang dimaksud nafkah adalah harta yang
dikeluarkan oleh suami untuk istri dan anak-
anaknya berupa makanana, pakaian, tempat

434
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

tinggal dan hal lainnya. Nafkah seperti ini


adalah kewajiban suami berdasarkan dalil Al
Qur’an, hadits, ijma’ dan logika.
Dalil Al Qur’an, Allah Ta’ala berfirman,
ُ‫اه‬::َ‫ق ِم َّما آَت‬
ْ : ِ‫س َعتِ ِه َو َمنْ قُ ِد َر َعلَ ْي ِه ِر ْزقُهُ فَ ْليُ ْنف‬
َ ْ‫س َع ٍة ِمن‬ َ ‫ق ُذو‬ ْ ِ‫لِيُ ْنف‬
‫سا إِاَّل َما آَتَاهَا‬
ً ‫هَّللا ُ اَل يُ َكلِّفُ هَّللا ُ نَ ْف‬
“Hendaklah orang yang mampu memberi
nafkah menurut kemampuannya. Dan
orang yang disempitkan rezekinya
hendaklah memberi nafkah dari harta yang
diberikan Allah kepadanya. Allah tidak
memikulkan beban kepada seseorang
melainkan sekedar apa yang Allah berikan
kepadanya” (QS. Ath Tholaq: 7).

ْ ‫َو َعلَى ا ْل َم ْولُو ِد لَهُ ِر ْزقُ ُهنَّ َو ِك‬


ِ ‫س َوتُ ُهنَّ بِا ْل َم ْع ُر‬
‫وف‬
“Dan kewajiban ayah memberi makan dan
pakaian kepada istrinya dengan cara ma’ruf”
(QS. Al Baqarah: 233).
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Bapak
dari si anak punya kewajiban dengan cara
yang ma’ruf (baik) memberi nafkah pada
ibu si anak, termasuk pula dalam hal
pakaian. Yang dimaksud dengan cara yang
ma’ruf adalah dengan memperhatikan
kebiasaan masyarakatnya tanpa bersikap
berlebih-lebihan dan tidak pula pelit.

435
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Hendaklah ia memberi nafkah sesuai


kemampuannya dan yang mudah
untuknya, serta bersikap pertengahan dan
hemat” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 2:
375).

Dari Jabir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa


sallam bersabda ketika haji wada’,
ِ ‫ ْذتُ ُموهُنَّ بِأ َ َم‬:::‫إِنَّ ُك ْم أَ َخ‬:::َ‫ا ِء ف‬:::‫س‬
ِ ‫ان هَّللا‬::: َ ِّ‫اتَّقُوا هَّللا َ فِى الن‬:::َ‫ف‬
َ‫ ِة هَّللا ِ َولَ ُك ْم َعلَ ْي ِهنَّ أَنْ ال‬::::‫وج ُهنَّ بِ َكلِ َم‬
َ ‫ ُر‬::::ُ‫ت َْحلَ ْلتُ ْم ف‬::::‫اس‬
ْ ‫َو‬
َ‫ك‬:::ِ‫إِنْ فَ َع ْلنَ َذل‬:::َ‫ ف‬.ُ‫ه‬:::َ‫ دًا تَ ْك َرهُون‬:::‫ ُك ْم أَ َح‬:::‫ش‬ َ ‫وطئْنَ فُ ُر‬:::ِ ُ‫ي‬
ُ
َّ‫ح َولَ ُهنَّ َعلَ ْي ُك ْم ِر ْزق ُهن‬
ٍ ‫ر‬:::
ِّ َ‫ر ُمب‬::: َ
َ ‫ ْربًا غ ْي‬:::‫ض‬ َ َّ‫ ِربُوهُن‬:::‫اض‬ ْ َ‫ف‬
ِ ‫س َوتُ ُهنَّ بِا ْل َم ْع ُر‬
‫وف‬ ْ ‫َو ِك‬
“Bertakwalah kepada Allah pada
(penunaian hak-hak) para wanita, karena
kalian sesungguhnya telah mengambil
mereka dengan amanah Allah dan kalian
menghalalkan kemaluan mereka dengan
kalimat Allah. Kewajiban istri bagi kalian
adalah tidak boleh permadani kalian
ditempati oleh seorang pun yang kalian
tidak sukai. Jika mereka melakukan
demikian, pukullah mereka dengan
pukulan yang tidak menyakiti. Kewajiban
kalian bagi istri kalian adalah memberi
mereka nafkah dan pakaian dengan cara
yang ma’ruf” (HR. Muslim no. 1218).

436
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Dari Mu’awiyah Al Qusyairi radhiyallahu


‘anhu, ia bertanya pada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallammengenai kewajiban suami
pada istri, lantas Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,
َ َ‫سيْتَ – أَ ِو ا ْكت‬
َ‫سبْتَ – َوال‬ َ َ‫س َوهَا إِ َذا ا ْكت‬ُ ‫أَنْ تُ ْط ِع َم َها إِ َذا طَ ِع ْمتَ َوتَ ْك‬
ِ ‫ب ا ْل َو ْجهَ َوالَ تُقَبِّ ْح َوالَ تَ ْه ُج ْر إِالَّ فِى ا ْلبَ ْي‬
‫ت‬ ِ ‫َض ِر‬ْ ‫ت‬
“Engkau memberinya makan sebagaimana
engkau makan. Engkau memberinya
pakaian sebagaimana engkau berpakaian
-atau engkau usahakan-, dan engkau tidak
memukul istrimu di wajahnya, dan engkau
tidak menjelek-jelekkannya serta tidak
memboikotnya (dalam rangka nasehat)
selain di rumah” (HR. Abu Daud no. 2142.
Syaikh Al Albani mengatakan bahwa
hadits ini hasan shahih).

Dari Aisyah, sesungguhnya Hindun binti


‘Utbah berkata kepada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah,
sesungguhnya Abu Sufyan adalah seorang
suami yang pelit. Dia tidak memberi untukku
dan anak-anakku nafkah yang mencukupi
kecuali jika aku mengambil uangnya tanpa
sepengetahuannya”.

437
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam


bersabda,
ِ ‫يك َو َولَ َد ِك بِا ْل َم ْع ُر‬
‫وف‬ ِ ِ‫ُخ ِذى َما يَ ْكف‬
“Ambillah dari hartanya yang bisa
mencukupi kebutuhanmu dan anak-
anakmu dengan kadar sepatutnya” (HR.
Bukhari no. 5364).

Lalu berapa besar nafkah yang menjadi


kewajiban suami?
Disebutkan dalam ayat,
ُ ‫س َعتِ ِه َو َم ْنقُ ِد َر َعلَ ْي ِه ِر ْزقُ ُهفَ ْليُ ْنفِ ْق ِم َّماآَتَا ُهاهَّلل‬ َ ‫لِيُ ْنفِ ْق ُذو‬
َ ‫س َع ٍة ِم ْن‬
“Hendaklah orang yang mampu memberi
nafkah menurut kemampuannya. Dan
orang yang disempitkan rezekinya
hendaklah memberi nafkah dari harta yang
diberikan Allah kepadanya.” (QS. Ath
Tholaq: 7).
ُ‫س ِع قَ َد ُرهُ َو َعلَى ا ْل ُم ْقتِ ِر قَ َد ُره‬ ِ ‫َعلَى ا ْل ُمو‬
“Orang yang mampu menurut
kemampuannya dan orang yang miskin
menurut kemampuannya (pula)” (QS. Al
Baqarah: 236).
Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada
Hindun,
ِ ‫يك َو َولَ َد ِك بِا ْل َم ْع ُر‬
‫وف‬ ِ ِ‫ُخ ِذى َما يَ ْكف‬

438
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

“Ambillah dari hartanya yang bisa


mencukupi kebutuhanmu dan anak-
anakmu dengan kadar sepatutnya” (HR.
Bukhari no. 5364).

Dalil-dalil di atas menunjukkan bahwa yang jadi


patokan dalam hal nafkah:
1. Mencukupi istri dan anak dengan baik, ini
berbeda tergantung keadaan, tempat dan
zaman.
2. Dilihat dari kemampuan suami, apakah ia
termasuk orang yang dilapangkan dalam
rizki ataukah tidak.
Termasuk dalam hal nafkah adalah untuk
urusan pakaian dan tempat tinggal bagi istri.
Patokannya adalah dua hal yang disebutkan di
atas.
Mencari nafkah bagi suami adalah suatu
kewajiban dan jalan meraih pahala. Oleh karena
itu, bersungguh-sungguhlah menunaikan tugas
yang mulia ini.

Ketiga: Meluangkan waktu untuk bercanda


dengan istri tercinta
Inilah yang dicontohkan oleh Nabi
kita shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana

439
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

yang diceritakan oleh istri beliau,


‘Aisyah radhiyallahu ‘anha,
‫سفَ ٍر‬ َ ‫ فِى‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫أَنَّ َها َكانَتْ َم َع النَّبِ ِّى‬
‫سبَ ْقتُهُ َعلَى ِر ْجلَ َّى فَلَ َّما َح َم ْلتُ اللَّ ْح َم‬َ َ‫سابَ ْقتُهُ ف‬
َ َ‫قَالَتْ ف‬
.» ‫س ْبقَ ِة‬ َّ ‫سبَقَنِى فَقَا َل « َه ِذ ِه بِتِ ْلكَ ال‬ َ َ‫سابَ ْقتُهُ ف‬
َ
“Ia pernah bersama Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam dalam safar. ‘Aisyah
lantas berlomba lari bersama beliau dan ia
mengalahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Tatkala ‘Aisyah sudah bertambah
gemuk, ia berlomba lari lagi bersama
Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun
kala itu ia kalah. Lantas Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Ini balasan
untuk kekalahanku dahulu.” (HR. Abu
Daud no. 2578 dan Ahmad 6: 264. Syaikh
Al Albani mengatakan bahwa hadits
ini shahih). Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam masih menyempatkan diri untuk
bermain dan bersenda gurau dengan
istrinya tercinta.
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,

ْ َ‫َرأَ ْيتُالنَّبِ َّى–صلىاللهعليهوسلم–ي‬


:‫ستُ ُرنِىبِ ِردَائِه‬
‫سأَم‬
ْ َ ‫حتَّىأ َ ُكونَأَنَاالَّ ِذىأ‬،
َ ‫س ِج ِد‬ َ َ‫وأَنَاأَ ْنظُ ُرإِلَىا ْل َحب‬،ِ
ْ ‫ش ِةيَ ْل َعبُونَفِىا ْل َم‬ َ
‫يص ِة َعلَىاللَّ ْه ِو‬ ِّ ‫فَا ْق ُد ُرواقَ ْد َرا ْل َجا ِريَ ِةا ْل َح ِديثَ ِةال‬،ُ
َ ‫سنِّا ْل َح ِر‬

440
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

“Aku melihat Nabi shallallahu ‘alaihi


wasallam menutup-nutupi pandanganku
dengan pakaiannya, sementara aku melihat
ke arah orang-orang Habasyah yang
sedang bermain di dalam Masjid sampai
aku sendirilah yang merasa puas.
Karenanya, sebisa mungkin kalian bisa
seperti gadis belia yang suka bercanda”
(HR. Bukhari no. 5236 dan Muslim no.
892). Hadits ini menunjukkan bahwa
Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bercanda sambil menutup-nutupi
pandangan istrinya yang ingin memandang
seorang pemuda. Lihatlah candaan beliau
dan senda gurau kepada istrinya tercinta!
Sebagai suami pernahkah kita seperti itu?

Keempat: Menyempatkan waktu untuk


mendengar curhatan istri
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa
duduk dan menyimak curhatan dan cerita
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, sampai pun kisah
itu panjang. Di antara cerita ‘Aisyah pada
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dikisahkan
dalam hadits yang lumayan panjang berikut ini.
َ‫س إِ ْحدَى َعش َْرةَ ا ْم َرأَةً فَتَ َعا َهدْنَ َوتَ َعاقَدْن‬ َ َ‫شةَ قَالَتْ َجل‬ َ ِ‫عَنْ عَائ‬
َ َّ‫أَنْ الَ يَ ْكتُ ْمنَ ِمنْ أ ْخبَا ِر أ ْز َوا ِج ِهن‬
‫ش ْيئًا‬ َ َ

441
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

“Sebelas orang wanita berkumpul lalu


mereka berjanji dan bersepakat untuk
tidak menyembunyikan sedikit pun cerita
tentang suami mereka”.
َ َ‫س َجبَ ٍل ال‬
‫س ْه َل‬ ِ ‫ت األُ ْولَى ز َْو ِجي لَ ْح ُم َج َم ٍل َغ ٍّث َعلَى َر ْأ‬ ِ َ‫قَال‬
‫س ِميْنَ فَيُ ْنتَقَ ُل‬ َ َ‫فَيُ ْرتَقَى َوال‬
Wanita pertama berkisah, “Sesungguhnya
suamiku adalah daging unta yang kurus yang
berada di atas puncak gunung yang tanahnya
berlumpur yang tidak mudah untuk didaki  dan
dagingnya juga tidak gemuk untuk diambil.
[Maksud perkataan di atas: Si wanita
memisalkan suaminya dengan daging yang
kurus, sedikit dagingnya. Lalu daging tersebut
diletakkan di atas gunung yang terjal yang sulit
didaki. Daging unta berbeda dengan daging
domba atau kambing yang terasa lebih enak.
Artinya, si istri ingin menyatakan sulitnya
bergaul dengan suaminya. Ia tidak mengerti
bagaimana cara yang baik untuk berbicara
dengan suaminya karena suaminya buruk
perangainya. Sudah dengan usaha keras, si istri
ingin berhubungan baik dengan suaminya, ia
tidak bisa meraih dan bersenang-senang
dengannya.]
ُ‫زَو ِجي الَ أَبُ ُّث َخبَ َرهُ إِنِّي أَ َخافُ أَنْ الَ أَ َذ َرهُ إِنْ أَ ْذ ُك ْره‬ ْ ُ‫قَالَتْ الثَانِيَة‬
ُ‫أَ ْذ ُك ْر ع َُج َرهُ َوبُ َج َره‬

442
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Wanita kedua berkisah, “Mengenai


suamiku, aku tidak akan menceritakannya
karena jika aku berkisah tentangnya aku
khawatir aku (tidak mampu) meninggalkannya.
Jika aku menyebutkan tentangnya maka aku
akan menyebutkan urat-uratnya yang muncul di
tubuhnya dan juga perutnya”.
[Maksud perkataan di atas: Ia
mengisyaratkan bahwa suaminya itu penuh
dengan ‘aib. Jika diceritakan, ia khawatir tidak
akan ada ujungnya kisah tentang suaminya
karena saking banyaknya ‘aib suaminya. Jika
aibnya disebut maka akan nampak aib luar
seperti urat di badan dan dalam tubuhnya seperti
urat di perut. Ada pula yang menafsirkan, jika si
istri menceritakan aib suaminya, maka ia
khawatir akan berpisah darinya. Karena jika
sampai ketahuan, suaminya akan
menceraikannya dan ia khawatir karena masih
ada anak dan hubungan dengan suaminya.]
‫ق‬ْ َّ‫س ُكتْ أُ َعل‬ ْ َّ‫ق أُطَل‬
ْ َ‫ق َوإِنْ أ‬ ْ ‫ق إِنْ أَ ْن ِط‬ َ ‫قَالَتْ الثَّالِثَةُ ز َْو ِجي ا ْل َع‬
ُ َّ‫شن‬
Wanita ketiga berkisah, “Suamiku tinggi,
jika aku berucap maka aku akan dicerai, dan
jika aku diam maka aku akan tergantung”.
[Maksud perkataan di atas: Ia
memaksudkan suaminya adalah suami yang
berperangai buruk atau ada yang mengatakan

443
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

bahwa suaminya itu egois (mementingkan diri


sendiri). Ia mengetahui jika ia mengeluh kepada
suaminya maka sang suami langsung
menceraikannya. Namun jika ia berdiam diri
maka ia akan tersiksa karena seperti wanita
yang tidak bersuami padahal ia bersuami.]
َ‫ت ال َّرابِ َعةُ ز َْو ِجي َكلَ ْي ِل تِ َها َمةَ الَ َح َّر َوالَ قَ َّر َوالَ َم َخافَةَ َوال‬ِ َ‫قَال‬
َ‫سآ َمة‬
َ
Wanita keempat berkisah, “Suamiku
seperti malam di Tihamah, tidak panas dan tidak
dingin, tidak ada ketakutan dan tidak ada rasa
bosan”.
[Maksud perkataan di atas: Tihamah
adalah suatu daerah yang ma’ruf. Malam di sana
seimbang (tidak panas dan tidak dingin),
cuacanya bagus dan bersahabat. Jadi si wanita
menyifati suaminya yang pelembut dan
berperangai baik. Si wanita selalu tentram, tidak
penuh kekhawatiran ketika berada di sisi
suaminya. Suaminya tidak ada rasa bosan
dengannya. Istrinya merasakan keadaannya di
sisi suaminya seperti keadaan penduduk
Tihamah, suaminya menikmati hubungan
dengannya seperti kenikmatan di Tihamah yang
tidak panas dan tidak dingin serta dalam cuaca
yang bersahabat.]

444
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

‫سأ َ ُل‬ ِ َ‫سةُ ز َْو ِجي إِنْ د ََخ َل فَ ِه َد َوإِنْ َخ َر َج أ‬


ْ َ‫س َد َوالَ ي‬ ِ َ‫قَال‬
َ ‫ت ا ْل َخا ِم‬
‫َع َّما َع ِه َد‬
Wanita kelima berkisah, “Suamiku jika
masuk rumah seperti macan dan jika
keluar maka seperti singa dan tidak
bertanya apa yang telah diperbuatnya
.”(yang didapatinya)

Maksud perkataan di atas: Cerita si wanita


bisa jadi sebuah pujian, bisa jadi suatu celaan.
Apabila yang dimaksud adalah pujian, maka ada
beberapa tafsiran. Tafsiran pertama, suaminya
disifatkan seperti macan karena biasa
menundukkan dan menjima’ istrinya. Aritnya,
istrinya begitu disayangi sampai si suami tidak
kuat tatkala memandangnya. Jika keluar dari
rumah, ia adalah seorang yang gagah seperti
singa. Jika datang, ia biasa membawa makanan,
minuman dan pakaian, jangan ditanya di mana
ia memperolehnya. Tafsiran kedua, masih
sebagai pujian. Jika ia memasuki rumah, seperti
macan, yaitu ia tidak pernah mengomentari apa
yang terjadi di rumah, adakah yang cacat, dan
tidak banyak komentar. Jika ia keluar dari
rumah, ia begitu perkasa seperti singa. Ia tidak
banyak bertanya apa yang terjadi. Maksudnya
adalah si suami begitu bergaul dengan istri

445
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

meskipun ia melihat kekurangan yang nampak


pada istrinya.
Adapun jika maksud perkataan si wanita
adalah celaan, dapat ditafsirkan ia mensifati
suaminya ketika suaminya masuk ke dalam
rumah seperti macan, yaitu bersikap kasar, tidak
ada muqoddimah atau ancang-ancang sebelum
hubungan intim. Juga ia memaksudkan bahwa
suaminya memiliki perangai buruk, sering
menyiksa dan memukulnya tanpa bertanya
padanya. Jika suaminya keluar dan istrinya
dalam keadaan sakit lalu ia kembali, tidak ada
perhatiannya padanya dan anak-anaknya.]

‫شتَفَّ َوإِ ِن‬


ْ ‫با‬ َ ْ‫سةُ ز َْو ِجي إِنْ أَ َك َل لَفَّ َوإِن‬
َ ‫ش ِر‬ َ ‫سا ِد‬َّ ‫ت ال‬ ِ َ‫قَال‬
َّ َ‫اضطَ َج َع ا ْلتَفَّ َوالَ يُ ْولِ ُج ا ْل َكفَّ لِيَ ْعلَ َم ا ْلب‬
‫ث‬ ْ
Wanita keenam berkisah, “Suamiku jika
makan maka banyak menunya dan tidak
ada sisanya, jika minum maka tidak
tersisa, jika berbaring maka tidur sendiri
sambil berselimutan, dan tidak
mengulurkan tangannya untuk
”mengetahui kondisiku yang sedih
.
Maksud perkataan di atas: Ia mensifati
suaminya yang biasa menyantap makanan apa
saja dan banyak minum. Jika ia tidur, ia sering

446
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

menjauh dari istrinya dan tidur sendirian. Ia pun


tidak berusaha mengetahui keadaan istrinya
yang sedih. Intinya, ia menyifati suaminya
dengan banyak makan dan minum, serta sedikit
jima’ (berhubungan intim). Ini menunjukkan
celaan.]
‫زَو ِجي َغيَايَا ُء أَ ْو َعيَايَا ُء طَبَاقَا ُء ُك ُّل دَا ٍء لَهُ دَا ٌء‬ ْ ُ‫سابِ َعة‬ َّ ‫ت ال‬ ِ َ‫قَال‬
‫ش ََّج ِك أَ ْو فَلَّ ِك أَ ْو َج َم َع ُكالًّ لَ ِك‬
Wanita ketujuh berkisah, “Suamiku
bodoh yang tidak pandai berjimak, semua
penyakit (aib) dia miliki, dia melukai
kepalamu, melukai badanmu, atau
”mengumpulkan seluruhnya untukmu
.
Maksud perkataan di atas: Ia menjelaskan
bahwa suaminya tidak kuat berhubungan intim
dengan istrinya. Jika ia berbicara, ia biasa
menyakiti kepala. Jika ia berhubungan intim, ia
biasa memukul kepala dan melukai jasad.]
‫ب‬َ َ‫زَرن‬
ْ ‫ب َوال ِّر ْي ُح ِر ْي ُح‬ َ َ‫س أَ ْرن‬
ُّ ‫س َم‬ ُّ ‫زَو ِجي ا ْل َم‬ْ ُ‫ت الثَّا ِمنَة‬ ِ َ‫قَال‬
Wanita kedelapan berkisah, “Suamiku
sentuhannya seperti sentuhan kelinci dan
baunya seperti bau zarnab (tumbuhan
.”yang baunya harum)
Maksud perkataan di atas: Suaminya
selalu bersikap lemah lembut dan bersikap baik
pada istrinya.]

447
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

‫زَو ِجي َرفِ ْي ُع ا ْل ِع َما ِد طَ ِو ْي ُل النِّ َجا ِد َع ِظ ْي ُم ال َّر َما ِد‬ ْ ُ‫اس َعة‬ ِ َّ‫ت الت‬ ِ َ‫قَال‬
‫ت ِمنَ النَا ِد‬ ِ ‫ب ا ْلبَ ْي‬ُ ‫قَ ِر ْي‬
Wanita kesembilan berkisah, “Suamiku
tinggi tiang rumahnya, panjang sarung
pedangnya, banyak abunya, dan
rumahnya dekat dengan bangsal (tempat
”pertemuan)
.
Maksud perkataan di atas: Suaminya itu
termasuk orang terpandang, banyak tamu yang
mengunjunginya sehingga ia pun biasa
menyembelih hewan untuk menyambut
tamunya. Ia pun dianggap mulia oleh
keluarganya. Suamiya pun biasa didatangi oleh
orang-orang yang ingin curhat berbagai masalah
dan persoalan mereka. Ia terkenal dengan
sifatnya yang mulia, orang yang terpandangan,
berakhlak mulia dan memiliki pergaulan yang
baik dengan sesama]
‫ش َرةُ ز َْو ِجي َمالِ ٌك َو َما َمالِكٌ؟ َماِل ُك َخ ْير ِمنْ َذلِ َك‬ ِ ‫ت ا ْل َعا‬ ِ َ‫قَال‬
َ‫س ِمعْن‬ َ ‫ َوإِ َذا‬،‫ح‬ ِ ‫سا ِر‬ َ ‫لَهُ إِبِ ٌل َكثِ ْي َراتُ ا ْل َمبَا ِر ِك قَلِ ْيالَتُ ا ْل َم‬
‫ص ْوتَ ا ْل ُم ْز ِه ِر أَ ْيقَنَّ أَنَ ُهنَّ َه َوالِ ُك‬ َ
Wanita kesepuluh berkisah, “Suamiku
(namanya) adalah Malik, dan siapakah
gerangan si Malik?  Malik  adalah lebih
baik dari pujian yang disebutkan
tentangnya. Ia memiliki unta yang banyak

448
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

kandangnya dan sedikit tempat


gembalanya, dan jika unta-unta tersebut
mendengar kayu dari tukang jagal maka
unta-unta tersebut yakin bahwa mereka
”akan disembelih

Maksud perkataan di atas: Suaminya


memiliki banyak unta sebagai persiapan untuk
menyambut tamu. Artinya, suaminya memiliki
akhlak mulia, ia sering memuliakan para tamu
dengan pemuliaan yang luar biasa].
‫ع؟‬ٍ ‫ع فَ َما أَبُ ْو ز َْر‬
ٍ ‫زَو ِجي أَبُ ْو ز َْر‬
ْ َ‫ت ا ْل َحا ِديَةَ َعش َْرة‬ ِ َ‫قَال‬
‫ي َوبَ َّج َحنِي‬ ُ ‫اس ِمنْ ُحلِ ٍّي أُ ُذنَ َّي َو َمأَل َ ِمنْ ش َْح ِم َع‬
َّ ‫ض َد‬ َ َ‫أَن‬
‫سي‬ ِ ‫فَبَ َج ْحتُ إِلَى نَ ْف‬
Wanita kesebelas berkisah,
“Suamiku adalah Abu Zar’. Siapa
gerangan Abu Zar’? Dialah yang
telah memberatkan telingaku dengan
perhiasan dan telah memenuhi lemak
di lengan atas tanganku dan
menyenangkan aku, maka aku pun
gembira.”

Maksud perkataan di atas: Maksudnya


yaitu suaminya Abu Zar’ memberikannya
perhiasan yang banyak dan memperhatikan
dirinya serta menjadikan tubuhnya padat

449
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

(montok). Karena jika lengan atasnya padat


maka tandanya tubuhnya semuanya padat. Hal
ini menjadikannya gembira. Merupakan sifat
suami yang baik adalah menghiasi dan
mempercantik istrinya dengan perhiasan dan
memberikan kepada istrinya makanan pilihan.
Sesungguhnya hal ini menjadikan sang istri
menjadi sangat mencintai suaminya karena
merasakan perhatian suaminya dan sayangnya
suaminya kepadanya. Para wanita sangat suka
kepada perhiasan emas, dan ini merupakan
hadiah yang paling baik yang diberikan kepada
wanita. Tubuh yang berisi padat (tidak kurus
dan tidak gemuk) merupakan sifat kecantikan
seorang wanita.
َ ‫ق فَ َج َعلَنِي فِي أَ ْه ِل‬
‫ص ِه ْي ٍل‬ ٍ ‫ش‬ ِ ِ‫ َو َج َدنِي فِي أَه ِْل ُغنَ ْي َم ٍة ب‬.
‫ فَ ِع ْن َدهُ أَقُ ْو ُل فَالَ أُقَبَّ ُح َوأَ ْرقُ ُد‬،‫ق‬ ٍ َ‫س َو َمن‬ٍ ِ‫َوأَ ِط ْي ٍط َودَائ‬
‫ب فَأَتَقَنَّ ُح‬ُ ‫ح َوأَش َْر‬:ُ َّ‫صب‬
َ َ‫فَأَت‬
Ia mendapatiku pada peternak
kambing-kambing kecil dalam
kehidupan yang sulit, lalu ia pun
menjadikan aku di tempat para
pemilik kuda dan unta, penghalus
makanan dan suara-suara hewan
ternak. Di sisinya aku berbicara dan
aku tidak dijelek-jelekan, aku
dibiarkan tidur di pagi hari, aku

450
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

minum hingga aku puas dan tidak


.pingin minum lagi

Maksud perkataan di atas: Maksudnya


yaitu Abu Zar’ mendapatinya dari keluarga
yang menggembalakan kambing-kambing kecil
yang menunjukan keluarga tersebut kurang
mampu dan menjalani hidup dengan susah
payah. Lalu Abu Zar’ memindahkannya ke
kehidupan keluarga yang mewah yang makanan
mereka adalah makanan pilihan yang
dihaluskan. Mereka memiliki kuda-kuda dan
onta-onta serta hewan-hewan ternak lainnya.
Jika ia berbicara di hadapan suaminya maka
suaminya Abu Zar’ tidak pernah membantahnya
dan tidak pernah menghinakan atau
menjelekkannya karena mulianya suaminya
tersebut dan sayangnya pada dirinya. Ia tidur di
pagi hari dan tidak dibangunkan karena sudah
ada pembantu yang mengurus urusan rumah. Ia
minum hingga puas sekali dan tidak ingin
minum lagi yaitu suaminya telah
memberikannya berbagai macam minuman
seperti susu, jus anggur, dan yang lainnya.
Merupakan sifat suami yang baik adalah
membantu istrinya diantaranya dengan

451
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

mendatangkan pembantu yang bisa membantu


tugas-tugas rumah tangga istrinya.
‫َاح َوبَ ْيتُ َها‬ ٌ ‫ع ؟ ُع ُك ْو ُم َها ِرد‬ ْ ‫ فَ َما أُ ُّم أَبِي‬،‫ع‬
ٍ ‫زَر‬ ٍ ‫ أُ ُّم أَبِي ز َْر‬.
‫اح‬
ٌ ‫س‬ َ َ‫ف‬
‫ش ْطبَ ٍة‬ َ ‫س ِّل‬ َ ‫ض َج ُعهُ َك َم‬ ْ ‫ع؟ َم‬ ْ ‫ فَ َما ابْنُ أَبِي‬،‫ع‬
ٍ ‫زَر‬ ْ ‫ابْنُ أَبِي‬
ٍ ‫زَر‬
‫ع؟‬ ٍ ‫ فَ َما بِ ْنتُ أَبِي ز َْر‬،‫ع‬ ٍ ‫زَر‬ ْ ‫ع ا ْل َج ْف َر ِة بِ ْنتُ أَبِي‬ ُ ‫شبِ ُعهُ ِذ َرا‬ْ ُ‫َوي‬
‫ارتِ َها‬ ُ َ
َ ‫سائِ َها َوغ ْيظ َج‬ ُ
َ ‫ع أ ِّم َها َو ِم ْل ُء ِك‬ ُ
ُ ‫ع أبِ ْي َها َوط ْو‬ َ ُ ‫طُ ْو‬
‫ع؟ الَ تَبُ ُّث َح ِد ْيثَنَا‬ ٍ ‫زَر‬ْ ‫ فَ َما َجا ِريَةُ أَبِي‬،‫ع‬ ٍ ‫َجا ِريَةُ أَبِي ز َْر‬
‫ش ْيشًا‬ ِ ‫ث ِم ْي َرتَنَا تَ ْنقِ ْيثًا َوالَ تَ ْمأَل ُ بَ ْيتَنَا تَ ْع‬ ُ ِّ‫تَ ْبثِ ْيثًا َوالَ تُنَق‬
Ibu Abu Zar’. Siapakah gerangan Ibu
Abu Zar’?, yang mengumpulkan perabotan
rumah, dan memiliki rumah yang
luas.

Maksud perkataan di atas: Ibu suaminya


adalah wanita yang kaya raya yang memiliki
banyak perabot rumah tangga didukung dengan
rumahnya yang besar dan luas. Hal ini
menunjukan bahwa sang ibu adalah orang yang
sangat baik yang selalu memuliakan tamu-
tamunya. Di antara sifat istri yang sholehah
hendaknya ia menghormati ibu suaminya dan
memahami bahwa ibu suaminyalah yang telah
melahirkan suaminya yang telah banyak berbuat
baik kepadanya. Kemudian hendaknya tidak ada
permusuhan antara seorang istri yang sholehah
dan ibu suaminya. Dan sesungguhnya tidak

452
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

perlu adanya permusuhan karena pada


hakekatnya tidak ada motivasi yang mendorong
pada hal itu jika keduanya menyadari bahwa
masing-masing memiliki hak-hak khusus yang
berbeda yang harus ditunaikan oleh sang suami.
‫ش ْطبَ ٍة‬ َ ‫ض َج ُعهُ َك َم‬
َ ‫س ِّل‬ ْ ‫ع؟ َم‬ ْ ‫ فَ َما ابْنُ أَبِي‬،‫ع‬
ٍ ‫زَر‬ ْ ‫ابْنُ أَبِي‬
ٍ ‫زَر‬
‫ع ا ْل َج ْف َر ِة‬
ُ ‫شبِ ُعهُ ِذ َرا‬
ْ ُ‫َوي‬
Putra Abu Zar’, siapakah gerangan
dia? Tempat tidurnya adalah pedang yang
terhunus keluar dari sarungnya, ia
sudah kenyang jika memakan lengan anak
kambing betina.

Maksud perkataan di atas: Putra suaminya


adalah anak yang gagah dan tampan serta
pemberani, tidak gemuk karena sedikit
makannya, tidak kaku dan lembut, namun sering
membawa alat perang dan gagah tatkala
berperang.]
‫ع أُ ِّم َها‬
ُ ‫ع أَبِ ْي َها َوطُ ْو‬ ٍ ‫ فَ َما بِ ْنتُ أَبِي ز َْر‬،‫ع‬
ُ ‫ع؟ طُ ْو‬ ٍ ‫بِ ْنتُ أَبِي ز َْر‬
‫سائِ َها َو َغ ْيظُ َجا َرتِ َها‬
َ ‫َو ِم ْل ُء ِك‬
Putri Abu Zar’, siapakah gerangan
dia? Taat kepada ayahnya dan ibunya, tubuhnya
segar montok, membuat madunya
marah kepadanya.

453
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Maksud perkataan di atas: Ia adalah


seorang putri yang berbakti kepada kedua orang
tuanya sehingga menjadikannya adalah buah
hati kedua orangtuanya. Ia seorang putri yang
cantik dan disenangi suaminya hingga
menjadikan istri suaminya yang lain cemburu
dan marah kepadanya karena kecantikannya
tersebut.
َ‫ع؟ الَ تَبُ ُّث َح ِد ْيثَنَا تَ ْبثِ ْيثًا َوال‬ ْ ‫ فَ َما َجا ِريَةُ أَبِي‬،‫ع‬
ٍ ‫زَر‬ ٍ ‫َجا ِريَةُ أَبِي ز َْر‬
‫ش ْيشًا‬ِ ‫ث ِم ْي َرتَنَا تَ ْنقِ ْيثًا َوالَ تَ ْمأَل ُ بَ ْيتَنَا تَ ْع‬ُ ِّ‫تُنَق‬
Budak wanita Abu Zar’, siapakah
gerangan dia? Ia menyembunyikan rahasia-
rahasia kami dan tidak
menyebarkannya, tidak merusak makanan
yang kami datangkan dan tidak membawa lari
makanan tersebut, serta tidak
mengumpulkan kotoran di rumah kami.

Maksud perkataan di atas: Budak wanita


tersebut adalah orang yang terpercaya bisa
menjaga rahasia dan amanah. Seluruh kejadian
atau pembicaraan yang terjadi di dalam rumah
tidak tersebar keluar rumah. Ia sangat jauh dari
sifat khianat dan sifat mencuri. Dia juga pandai
menjaga diri sehingga jauh dari tuduhan
tuduhan sehingga ia tidak membawa kotoran
(tuduhan-tuduhan jelek) dalam rumah kami.]

454
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

‫ض فَلَقِ َي ا ْم َرأَةً َم َع َها‬ ُ َ‫ع َواألَ ْوط‬


ُ ‫اب تُ َم َّخ‬ ٍ ‫قَالَتْ َخ َر َج أَبُو ز َْر‬
‫ص ِرهَا بِ ُر َّمانَتَ ْي ِن‬
ْ ‫ت ِخ‬ِ ‫َان لَ َها َكا ْلفَ ْه َد ْي ِن يَ ْل َعبَا ِن ِمنْ ت َْح‬
ِ ‫َولَد‬
‫فَطَلَّقَنِي َونَ َك َح َها‬
Keluarlah Abu Zar’ pada saat
tempat-tempat dituangkannya susu sedang
digoyang-goyang  agar keluar sari
susunya, maka ia pun bertemu dengan
seorang wanita bersama dua orang anaknya
seperti dua ekor macan. Mereka
berdua sedang bermain di dekatnya dengan dua
buah delima. Maka iapun lalu
menceraikanku dan menikahi wanita
tersebut.

Maksud perkataan di atas: Abu Zar’ suatu


saat keluar di pagi hari pada waktu para
pembantu dan para budak sedang sibuk bekerja
dan diantara mereka ada yang sedang
menggoyang-goyangkan (mengocok-ngocok)
susu agar keluar sari susu tersebut. Kemudian ia
bertemu dengan seorang wanita yang memiliki
dua orang anak yang menunjukan bahwa wanita
tersebut adalah wanita yang subur. Hal ini
merupakan sebab tertariknya Abu Zar’ untuk
menikahi wanita tersebut, karena orang Arab
senang dengan wanita yang subur untuk
memperbanyak keturunan. Dan sang wanita

455
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

memiliki dua anak yang masih kecil-kecil yang


menunjukan bahwa wanita tersebut masih muda
belia. Akhirnya Abu Zar’pun menikahi wanita
tersebut dan mencerai Ummu Zar’
ِ‫اح َعلَيَّنَ َع ًماثَ ِريًا َوأَ ْعطَان‬
َ ‫اوأَ َر‬ َ ًّ‫ش ِريًّا َوأَ َخ َذ َخطِّي‬
َ َ‫ار ِكب‬ َ ً‫س ِري‬َ ً‫فَنَ َك ْحتُبَ ْع َده َُر ُجال‬
ْ ‫اوقَالَ ُكلِيأ ُ َّم‬
‫زَر ٍع َو ِم ْي ِريأ َ ْهلَ ِكقَالَ ْتفَلَ ْو َج َم ْعتُ ُكلَّش َْي ٍءأَ ْع‬ َ ‫ي ِم ْن ُكلِّ َرائِ َح ٍةز َْو ًج‬
‫ع‬ ْ ِ‫ص َغ َرآنِيَ ِةأَب‬
ٍ ‫يزَر‬ ْ َ ‫طَانِ ْي ِه َمابَلَ َغأ‬
Setelah itu aku pun menikahi
seoerang pria yang terkemuka yang
menunggang kuda pilihan balap. Ia
mengambil tombak khotthi  lalu 
membawa tombak tersebut untuk berperang dan
membawa ghonimah berupa onta
yang banyak sekali. Ia memberiku sepasang
hewan dari hewan-hewan yang disembelih dan
berkata, “Makanlah wahai
Ummu Zar’ dan berkunjunglah ke keluargamu
dengan membawa makanan”. Kalau
seandainya aku mengumpulkan semua
yang diberikan olehnya maka tidak akan
mencapai belanga terkecil Abu
Zar’.

Maksud perkataan di atas: Ummu Zar’


setelah itu menikahi seorang pria yang gagah
perkasa yang sangat baik kepadanya hingga
memberikannya  makanan yang banyak,

456
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

demikian juga pemberian-pemberian yang lain,


bahkan ia memerintahkannya untuk membawa
pemberian-pemberian tersebut kepada keluarga
Ummu Zar’. Namun meskipun demikian Ummu
Zar’ kurang merasa bahagia dan selalu ingat
kepada Abu Zar’.
Yang membedakan antara Abu Zar’ dan
suaminya yang kedua adalah Abu Zar’ selalu
berusaha mengambil hati istrinya, ia tidak hanya
memenuhi kebutuhan istrinya akan tetapi
kelembutannya dan kasih sayangnyalah yang
telah memikat hati istrtinya. Ditambah lagi Abu
Zar’ adalah suami pertama dari sang wanita.]
ُ ‫شةُ قَا َل َر‬
‫س ْو ُل هللاِ صلى هللا عليه وسلم ُك ْنتُ لَ ِك َكأِبي‬ َ ِ‫قَالَتْ عَائ‬
‫ع‬ ْ ‫ع أِل ُ ِّم‬
ٍ ‫زَر‬ ٍ ‫زَر‬
ْ
‘Aisyah berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam berkata, “Aku bagimu seperti Abu Zar’
bagi Ummu Zar’.

Dalam riwayat lain Aisyah berkata


ٍ ‫س ْو َل هللاِ بَ ْل أَ ْنتَ َخ ْي ٌر إِلَ َّي ِمنْ أَبِي ز َْر‬
‫ع‬ ُ ‫يَا َر‬
“Wahai Rasulullah, bahkan engkau
lebih baik kepadaku dari pada Abu Zar’”
(HR. An-Nasai dalam As-Sunan Al-
Kubro 5: 358, no. 9139)

457
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Kisah yang panjang di atas menunjukkan


tipe-tipe suami, ada yang berakhlak mulia yang
patut kita tiru dan ada yang perangangainya
buruk yang harus kita jauhi.
Kisah ini juga menunjukan bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah
orang yang selalu sayang dan perhatian kepada
Aisyah. Berbeda dengan sebagian suami yang
kasih sayangnya kepada istrinya hanya pada
waktu-waktu tertentu saja, dan pada waktu-
waktu yang lain tidak demikian. Kisah ini juga
mengandung pelajaran bahwa sebaiknya suami
berusaha untuk memperhatikan dan menyimak
curhatan istrinya, meskipun agak lama seperti
dalam kisah ini.

Kelima: Mengajarkan istri masalah agama


Sebagian suami kurang mempedulikan hal
ini. Mereka hanya tahu bahwa kewajibannya
hanyalah memberi nafkah, pakaian, tempat
tinggal atau kesenangan dunia. Kewajiban kali
ini sebenarnya terbilang penting bahkan teramat
penting karena berkaitan dengan akhirat.

458
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Coba bayangkan jika suami melihat


istrinya enggan berjilbab, malas shalat fardhu,
sering bermaksiat, atau tidak bisa membaca Al
Qur’an, apakah ia rela istrinya seperti itu?
Semua itu tentu saja perlu didikan. Selain dibini,
yah harus dibina pula. Bukan hanya biologis
saja yang ia nikmati dari istri. Seharusnya ada
simbiosis mutualisme. Istri bisa membahagiakan
suami, begitu pula sebaliknya. Dan kebahagiaan
rohani ini lebih dari segalanya, lebih pula dari
kebahagiaan dunia.
Semoga menjadi renungan bagi kita –para
suami- firman Allah Ta’ala,
‫س ُك ْم َوأَ ْهلِي ُك ْم نَا ًرا‬
َ ُ‫يَا أَ ُّي َها الَّ ِذينَ آَ َمنُوا قُوا أَ ْنف‬
“Hai orang-orang yang beriman,
peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka” (QS. At Tahrim: 6). Lihatlah
tafsiran para salaf mengenai ayat tersebut.

Lihatlah apa yang dikatakan oleh sahabat


‘Ali radhiyallahu ‘anhu,
.‫ عَلموهم‬،‫أدبوهم‬
“Ajarilah adab dan agama kepada
mereka”.

Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma juga berkata,

459
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

،‫ و ُمروا أهليكم بالذكر‬،‫ واتقوا معاصي هللا‬،‫اعملوا بطاعة هللا‬


.‫ينجيكم هللا من النار‬
“Lakukanlah ketaatan pada Allah
dan hati-hatilahlah dengan maksiat.
Perintahkanlah keluargamu untuk
mengingat Allah (berdzikir), niscaya
Allah akan menyelamatkan kalian dari
jilatan neraka”.

Mujahid berkata,
. .‫ وأوصوا أهليكم بتقوى هللا‬،‫اتقوا هللا‬
“Bertakwalah pada Allah dan
nasehatilah keluargamu untuk bertakwa pada-
Nya”.

Adh Dhohak dan Maqotil berkata,


‫ ما‬،‫ من قرابته وإمائه وعبيده‬،‫حق على المسلم أن يعلم أهله‬
‫ وما نهاهم هللا عنه‬،‫فرض هللا عليهم‬
“Kewajiban bagi seorang muslim
adalah mengajari keluarganya, termasuk
kerabat, budak laki-laki atau
perempuannya. Ajarkanlah mereka
perkara wajib yang Allah perintahkan dan
larangan yang Allah larang.” (Lihat
Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14: 59).

460
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Ingatlah, termasuk suatu kebahagiaan jika


istri, anak dan kerabat kita mendapatkan
hidayah. Lihatlah perkataan Al Hasan Al
Bashri,
،‫ ومن أخيه‬،‫أن يُري هللا العبد المسلم من زوجته‬
‫ ال وهللا ما شيء أقر لعين‬.‫ومن حميمه طاعة هللا‬
‫ أو‬،‫ أو أخا‬،‫ أو ولد ولد‬،‫المسلم من أن يرى ولدا‬
.‫حميما مطيعا هلل عز وجل‬
“Yang ingin dilihat Allah pada
hamba muslim dari istri, saudara, dan
sahabat karibnya adalah mereka semua
taat pada Allah. Wallahi, demi Allah, tidak
ada sesuatu yang lebih menyenangkan
pandangan mata seorang muslim
melebihi ketaatan pada Allah yang ia lihat
pada anak, cucu, saudara dan sahabat
karibnya.” (Lihat Tafsir Al Qur’an Al
‘Azhim, 10: 333).

Lalu bagaimana jika kita tidak bisa mendidik


istri kita karena kita sendiri kurang dalam
agama?
Jawabnya, hendaklah suami pun
memperbaiki diri. Berusaha untuk mempelajari
Islam lebih dalam sehingga ia bisa
memperingatkan dan mendidik istrinya di
rumah. Lebih maslahat jika istri dididik di

461
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

rumah dibanding di luar. Itu jika mampu dan ini


jalan yang lebih baik. Jika tidak bisa demikian,
hendaklah si suami mengajak istri untuk datang
ke majelis ilmu sebagaimana dirinya pun
demikian. Belajarlah dari ilmu dasar, dimulai
dari memperbaiki akidah, tauhid, dan
memperbaiki amalan ibadah wajib serta ilmu
penting lainnya. Dengan demikian, rumah akan
terhiasi dengan cahaya ilmu dan itulah yang
akan membuat keluarga semakin tentram dan
bahagia.
Semoga Allah memudahkan kita untuk
mendidik istri dan anak-anak kita dalam hal
agama, sehingga kita pun terbebas dari siksa
neraka.

Keenam: Mengajak istri dan anak untuk rajin


beribadah
Selain mendidik istri dan anak dalam
masalah diin (agama), suami pun berusaha
untuk mengajak keluarganya untuk
memperhatikan ibadahnya. Terutama sekali hal
yang wajib. Didiklah istri dan anak untuk
menjaga shalat lima waktu. Didiklah mereka
memperhatikan pula amalan wajib lainnya dan
sempurnakanlah amalan tersebut dengan amalan
sunnah.

462
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Cobalah perhatikan bagaimana


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam memerintahkan kita untuk
memperhatikan shalat anak-anak kita.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
‫اض ِربُو ُه ْم َعلَ ْي َها‬
ْ ‫سنِينَ َو‬ َ ‫صالَ ِة َو ُه ْم أَ ْبنَا ُء‬
ِ ‫س ْب ِع‬ َّ ‫ُم ُروا أَ ْوالَ َد ُك ْم بِال‬
َ‫سنِين‬ ْ ‫َو ُه ْم أَ ْبنَا ُء َع‬
ِ ‫ش ِر‬
“Perhatikanlah anak-anak kalian
untuk melaksanakan shalat ketika mereka
berumur 7 tahun. Jika mereka telah
berumur 10 tahun, namun mereka enggan,
pukullah mereka.” (HR. Abu Daud no.
495. Syaikh Al Albani mengatakan
hadits ini shahih sebagaimana dalam
Irwaul Gholil 298).

Begitu pula beliau memerintahkan pada


suami untuk memperhatikan shalat malam
istrinya. Dari Abu Hurairah,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
، ْ‫صلَّت‬ َ َ‫صلَّى َوأَ ْيقَظَ ا ْم َرأَتَهُ ف‬َ َ‫َر ِح َم هللاُ َر ُجالً قَا َم ِمنَ اللَّ ْي ِل ف‬
ْ‫ َو َر ِح َم هللاُ ا ْم َرأَةً قَا َمت‬،‫ض َح فِي َو ْج ِه َها ا ْل َما َء‬ َ َ‫فَإِنْ أَبَتْ ن‬
ْ‫ض َحت‬ َ َ‫صلَّى فَإِنْ أَبَى ن‬ َ َ‫صلَّتْ َوأَ ْيقَظَتْ ز َْو َج َها ف‬ َ َ‫ِمنَ اللَّ ْي ِل ف‬
‫فِي َو ْج ِه ِه ا ْل َما َء‬

463
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

“Semoga Allah merahmati seorang


lelaki yang bangun di waktu malam lalu
mengerjakan shalat dan ia
membangunkan istrinya lalu si istri
mengerjakan shalat. Bila istrinya enggan
untuk bangun, ia percikkan air di wajah
istrinya. Semoga Allah merahmati seorang
wanita yang bangun di waktu malam lalu
mengerjakan shalat dan ia
membangunkan suami lalu si suami
mengerjakan shalat. Bila suaminya enggan
untuk bangun, ia percikkan air di wajah
suaminya.” (HR. Abu Daud no. 1450, An
Nasai no. 1610, dan Ahmad 2: 250. Syaikh
Al Albani mengatakan bahwa hadits
hasan sebagaimana dalam Shahih At
Targhib wa At Tarhib 625).

Sungguh kemesraan yang luar biasa di


akhir malam. Sedikit yang melakukannya. Dan
sedikit pula yang mempedulikan pasangannya
untuk shalat malam. Suami tentu saja bisa
mengajak istri untuk rajin beribadah dengan ia
terlebih dahulu membiasakan dirinya.
Semoga Allah memudahkan kita untuk
menjalankan ketaatan, menjaga ibadah wajib

464
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

dan merutinkan sunnah, sehingga itu pun bisa


tertular pada istri dan anak-anak kita.

Ketujuh: Tidak mempersoalkan kesalahan kecil


si istri
Inilah petunjuk Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa
sallam sebagaimana dalam hadits Abu Hurairah,
Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
ِ ‫الَ يَ ْف َركْ ُم ْؤ ِمنٌ ُم ْؤ ِمنَةً إِنْ َك ِرهَ ِم ْن َها ُخلُقًا َر‬
َ ‫ض َى ِم ْن َها‬
‫آخ َر‬
“Janganlah seorang mukmin
membenci seorang mukminah. Jika
si pria tidak menyukai suatu akhlak
pada si wanita, maka hendaklah ia
melihat sisi lain yang ia ridhoi” (HR.
Muslim no. 1469). Karena istri tentu
saja dalam bersikap dan kelakuan
tidak bisa seratus
persen perfect sebagaimana yang
suami inginkan. Bersabarlah dan
tetap terus menasehati istri dengan
cara yang baik.

Kedelapan: Tidak memukul istri di wajah dan


tidak menjelek-jelekkan istri
Dari Mu’awiyah Al Qusyairi radhiyallahu
‘anhu, ia bertanya pada Rasulullah shallallahu

465
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

‘alaihi wa sallammengenai kewajiban suami


pada istri, lantas Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,
َ َ‫سيْتَ – أَ ِو ا ْكت‬
َ‫سبْتَ – َوال‬ َ َ‫س َوهَا إِ َذا ا ْكت‬ُ ‫أَنْ تُ ْط ِع َم َها إِ َذا طَ ِع ْمتَ َوتَ ْك‬
ِ ‫ب ا ْل َو ْجهَ َوالَ تُقَبِّ ْح َوالَ تَ ْه ُج ْر إِالَّ فِى ا ْلبَ ْي‬
‫ت‬ ِ ‫َض ِر‬ْ ‫ت‬
“Engkau memberinya makan
sebagaimana engkau makan. Engkau
memberinya pakaian sebagaimana
engkau berpakaian -atau engkau
usahakan-, dan engkau tidak
memukul istrimu di wajahnya, dan
engkau tidak menjelek-jelekkannya
serta tidak mendiamkannya (dalam
rangka nasehat) selain di rumah”
(HR. Abu Daud no. 2142. Syaikh Al
Albani mengatakan bahwa hadits
ini hasan shahih).

Kenapa tidak boleh memukul wajah istri?


Karena wajah adalah bagian tubuh yang
paling mulia dan paling terlihat oleh orang lain.
Di wajah terdapat anggota lainnya yang mulia
dan lembut. Hadits ini merupakan dalil
wajibnya menjauhi memukul wajah ketika
mendidik istri.
Dalam hadits di atas pun terdapat ajaran tidak
menjelek-jelekkan istri dan tidak mencela atau

466
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

mendoakan jelek pada istri seperti dengan do’a


“semoga Allah menjelakkanmu”. Seperti ini
tidak dibolehkan (Lihat ‘Aunul Ma’bud, 6:
127).
Dalam hadits lainnya dari ‘Abdullah bin
Zam’ah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
beliau bersabda,
‫ ثُ َّم يُ َجا ِم ُع َها فِى آ ِخ ِر ا ْليَ ْو ِم‬، ‫الَ يَ ْجلِ ُد أَ َح ُد ُك ُم ا ْم َرأَتَهُ َج ْل َد ا ْل َع ْب ِد‬
“Salah seorang di antara kalian tidak
boleh mencambuk istrinya seperti
cambukan pada seorang budak lalu ia
menyetubuhi istrinya di akhir malam”
(HR. Bukhari no. 5204).

‘Aisyah menceritahkan mengenai


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
‫ب‬َ ‫ض َر‬َ -‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫سو َل هَّللا‬ ُ ‫َما َرأَ ْيتُ َر‬
ُّ َ‫ش ْيئا ً ق‬
‫ط‬ َ ‫ب بِيَ ِد ِه‬ ُّ َ‫ط َوالَ ا ْم َرأَةً لَهُ ق‬
َ َ‫ط َوال‬
َ ‫ض َر‬ ُّ َ‫َخا ِدما ً لَهُ ق‬
َ ‫إِالَّ أَنْ يُ َجا ِه َد فِى‬
ِ ‫ل هَّللا‬:ِ ‫سبِي‬
“Aku tidaklah pernah sama sekali
melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam memukul pembantu, begitu
pula memukul istrinya. Beliau tidaklah
pernah memukul sesuatu dengan
tangannya kecuali dalam jihad
(berperang) di jalan Allah”. (HR. Ahmad
6: 229. Syaikh Syu’aib Al Arnauth

467
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

mengatakan bahwa sanad hadits


inishahih sesuai syarat Bukhari-Muslim)

Boleh mendidik istri dengan memukul


namun tidak di wajah dan tidak dengan pukulan
yang keras atau tidak boleh dengan pukulan
yang menampakkan bekas. Sebagaimana
nasehat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamketika
haji wada’,
‫ فَإِنْ فَ َع ْلنَ َذلِ َك‬.ُ‫ش ُك ْم أَ َحدًا تَ ْك َرهُونَه‬
َ ‫وطئْنَ فُ ُر‬ِ ُ‫َولَ ُك ْم َعلَ ْي ِهنَّ أَنْ الَ ي‬
ٍ ‫ض ْربًا َغ ْي َر ُمبَ ِّر‬
‫ح‬ َ َّ‫اض ِربُوهُن‬ ْ َ‫ف‬
“Kewajiban istri bagi kalian adalah
tidak boleh permadani kalian
ditempati oleh seorang pun yang
kalian tidak sukai. Jika mereka
melakukan demikian, pukullah
mereka dengan pukulan yang tidak
membekas” (HR. Muslim no. 1218).

Kaedah dalam memukul istri


Diterangkan dalam ayat berikut ini,
َ ‫َوالاَّل تِي ت ََخافُونَ نُشُو َزهُنَّ فَ ِعظُوهُنَّ َواه ُْج ُروهُنَّ فِي ا ْل َم‬
‫ضا ِج ِع‬
َّ‫اض ِربُوهُن‬
ْ ‫َو‬
“Wanita-wanita yang kamu
khawatirkan nusyuznya
(pembangkangannya), maka
nasehatilah mereka dan pisahkanlah

468
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

mereka di tempat tidur mereka, dan


pukullah mereka.” (QS. An Nisa’:
34).

Disimpulkan bahwa ada tiga kaedah ketika


ingin memukul istri:
1. Ketika nasehat tidak lagi diperhatikan dan
tidak ada manfaat setelah berpisah dengan
istri dari ranjang.
2. Pukulannya dalam rangka mendidik dan
tidak membekas serta tidak merusak
tulang.
3. Tidak lagi memukul istri ketika istri sudah
berubah menjadi taat dan menurut pada
perintah suami.

Kesembilan: Tidak meng-hajr (pisah ranjang)


dalam rangka mendidik selain di dalam rumah
Hal ini sebagaimana diterangkan dalam ayat dan
hadits sebelumnya di atas. Mengenai
makna hajr di ranjangpada ayat,
َّ‫اض ِربُوهُن‬
ْ ‫اج ِع َو‬
ِ ‫ض‬َ ‫َواه ُْج ُروهُنَّ فِي ا ْل َم‬
“Dan hajr-lah (pisahkanlah mereka)
di tempat tidur mereka”, Syaikh
‘Abdurrahman bin Nashir As
Sa’dirahimahullah mengatakan
bahwa maknanya adalah tidak satu

469
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

ranjang dengannya dan tidak


berhubungan intim dengan istri
sampai ia sadar dari kesalahannya
(Lihat Taisir Al Karimir Rahman,
177).

Ibnul Jauzi menerangkan mengenai


makna hajr di ranjang ada beberapa pendapat di
kalangan pakar tafsir:
1. Tidak berhubungan intim
2. Tidak mengajak berbicara, namun masih
tetap berhubungan intim
3. Mengeluarkan kata-kata yang menyakiti
istri ketika diranjang
4. Pisah ranjang (Lihat Zaadul Masiir, 2: 76).
Dan hajr boleh dilakukan di luar rumah
jika ada maslahat sebagaimana Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallampernah meng-hajr istri-istrinya
selama sebulan di luar rumah mereka.

Kesepuluh: Memberikan hak istri dalam


hubungan intim
Hal ini dapat kita ambil pelajaran dari hadits
Abu Darda’ berikut ini.
‫ َوأَبِى‬، َ‫س ْل َمان‬ َ َ‫آخى النَّبِ ُّى – صلى هللا عليه وسلم – بَيْن‬ َ
‫ فَ َرأَى أُ َّم الد َّْردَا ِء‬، ‫س ْل َمانُ أَبَا الد َّْردَا ِء‬ َ َ‫ فَز‬، ‫الد َّْردَا ِء‬
َ ‫ار‬
‫س‬َ ‫ فَقَا َل لَ َها َما شَأْنُ ِك قَالَتْ أَ ُخو َك أَبُو الد َّْردَا ِء لَ ْي‬. ً‫ُمتَبَ ِّذلَة‬

470
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

‫صنَ َع لَهُ طَ َعا ًما‬ َ َ‫ ف‬، ‫ فَ َجا َء أَبُو الد َّْردَا ِء‬. ‫اجةٌ فِى ال ُّد ْنيَا‬ َ ‫لَهُ َح‬
. ‫ قَا َل َما أَنَا بِآ ِك ٍل َحتَّى تَأْ ُك َل‬. ‫صائِ ٌم‬ َ ‫ قَا َل فَإِنِّى‬. ‫ فَقَا َل ُك ْل‬.
‫ قَا َل نَ ْم‬. ‫َب أَبُو الد َّْردَا ِء يَقُو ُم‬ َ ‫ فَلَ َّما َكانَ اللَّ ْي ُل َذه‬. ‫قَا َل فَأ َ َك َل‬
‫آخ ِر اللَّ ْي ِل‬ ِ ْ‫ فَلَ َّما َكانَ ِمن‬. ‫ فَقَا َل نَ ْم‬. ‫َب يَقُو ُم‬ َ ‫ ثُ َّم َذه‬، ‫ فَنَا َم‬.
َ ُ‫ فَقَا َل لَه‬، ‫صلَّيَا‬
‫س ْل َمانُ إِنَّ لِ َربِّ َك‬ َ َ‫ ف‬. َ‫س ْل َمانُ قُ ِم اآلن‬ َ ‫قَا َل‬
، ‫ َوألَ ْهلِ َك َعلَ ْي َك َحقًّا‬، ‫س َك َعلَ ْيكَ َحقًّا‬ ِ ‫ َولِنَ ْف‬، ‫َعلَ ْيكَ َحقًّا‬
‫ فَأَتَى النَّبِ َّى – صلى هللا عليه‬. ُ‫ق َحقَّه‬ ٍّ ‫ْط ُك َّل ِذى َح‬ ِ ‫فَأَع‬
‫ فَقَا َل النَّبِ ُّى – صلى هللا عليه‬، ُ‫وسلم – فَ َذ َك َر َذلِكَ لَه‬
» ُ‫س ْل َمان‬ َ ‫ق‬ َ ‫ص َد‬ َ « – ‫وسلم‬
“Nabi –shallallahu ‘alaihi wa
sallam– telah mempersaudarakan
Salman dan Abu Darda’. Suatu saat
Salman mengunjungi –saudaranya-
Abu Darda’. Ketika itu Salman
melihat istrinya, Ummu Darda’,
dalam keadaan tidak mengenakkan.
Salman pun berkata kepada Ummu
Darda’, “Kenapa keadaanmu seperti
ini?” “Saudaramu, Abu Darda’,
seakan-akan ia tidak lagi
mempedulikan dunia”, jawab wanita
tersebut. Abu Darda’ kemudian
datang. Salman pun membuatkan
makanan untuk Abu Darda’. Salman
berkata, “Makanlah”. “Maaf, saya
sedang puasa”, jawab Abu Darda’.
Salman pun berkata, “Aku pun tidak

471
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

akan makan sampai engkau makan.”


Lantas Abu Darda’ menyantap
makanan tersebut.

Ketika malam hari tiba, Abu Darda’ pergi


melaksanakan shalat malam. Salman malah
berkata pada Abu Darda’, “Tidurlah”. Abu
Darda’ pun tidur. Namun kemudian ia pergi lagi
untuk shalat. Kemudian Salman berkata lagi
yang sama, “Tidurlah”. Ketika sudah sampai
akhir malam, Salman berkata, “Mari kita berdua
shalat.” Lantas Salman berkata lagi pada Abu
Darda’, “Sesungguhnya engkau memiliki
kewajiban kepada Rabbmu. Engkau juga
memiliki kewajiban terhadap dirimu sendiri
(yaitu memberi supply makanan dan
mengistirahatkan badan, pen), dan engkau pun
punya kewajiban pada keluargamu (yaitu
melayani istri, pen). Maka berilah porsi yang
pas untuk masing-masing kewajiban tadi.” Abu
Darda’ lantas mengadukan Salman pada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lantas
beliau  bersabda, “Salman itu benar” (HR.
Bukhari no. 968).

Menurut pendapat Imam Abu Hanifah,


Imam Ahmad dan pilihan Syaikhul Islam Ibnu

472
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Taimiyah, suami itu wajib menyetubuhi istrinya


sesuai dengan kemampuan suami dan
kecukupan istri. Inilah pendapat yang tepat,
berbeda dengan pendapat sebagian ulama yang
mengharuskan suami harus menyetubuhi
istrinya minimal empat bulan sekali. Namun
yang tepat adalah pendapat pertama.

Kesebelas: Memberikan istri kesempatan untuk


menghadiri shalat jama’ah selama keluar
dengan hijab yang sempurna dan juga memberi
izin bagi istri untuk mengunjungi kerabatnya,
sebagaimana hal ini telah diterangkan dalam
kisah Ummu Zar’ dan Abu Zar’ sebelumnya.

Keduabelas: Tidak menyebar rahasia dan aib


istri, sebagaimana pernah diterangkan dalam
kewajiban istri.

Ketigabelas: Berhias diri di hadapan istri


sebagaimana suami menginginkan demikian
pada istri
Allah Ta’ala berfirman,
:ِ ‫َولَ ُهنَّ ِم ْثاُل لَّ ِذي َعلَ ْي ِهنَّبِا ْل َم ْع ُر‬
‫وف‬
“Dan para wanita mempunyai hak
yang seimbang dengan kewajibannya

473
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

menurut cara yang ma’ruf.” (QS. Al


Baqarah: 228).

Keempatbelas: Selalu berprasangka baik dengan


istri
Inilah mengapa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam mengajarkan agar suami tidak
terlalu penuh curiga ketika ia meninggalkan
istrinya lalu datang dan ingin mengungkap aib-
aibnya. Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam,
ْ َ‫إِ َذا قَ ِد َم أَ َح ُد ُك ْم لَ ْيالً فَالَ يَأْتِيَنَّ أَ ْهلَهُ طُ ُر ْوقًا َحتَّى ت‬
ُ‫ستَ ِح َّد ا ْل َم ِغ ْيبَة‬
ُ‫َوتَ ْمت َِشطَ الش َِّعثَة‬
“Jika salah seorang dari kalian
datang pada malam hari maka janganlah ia
mendatangi istrinya. (Berilah kabar
terlebih dahulu) agar wanita yang
ditinggal suaminya mencukur bulu-bulu
kemaluannya dan menyisir rambutnya”
(HR. Bukhari no. 5246 dan Muslim no.
715).

Dari Jabir bin Abdillah, ia berkata,


ً‫ق ال َّر ُج ُل أَ ْهلَهُ لَ ْيال‬
َ ‫س ْو ُل هللاِ صلى هللا عليه وسلم أَنْ يَ ْط ُر‬ ُ ‫نَ َهى َر‬
ُ ‫يَت ََخ َّونُ ُه ْم أَ ْو يَ ْلتَ ِم‬
‫س َعثَ َراتِ ِه ْم‬
“Rasulullah shallallahu ‘alihi wa
sallam melarang seseorang mendatangi

474
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

istrinya di malam hari untuk mencari-


cari tahu apakah istrinya berkhianat
kepadanya atau untuk mencari-cari
kesalahannya” (HR. Muslim no. 715).

Hadits semacam ini kata Al Muhallab


adalah dalil yang menunjukkan terlarang
mencari-cari kesalahan dan kelengahan istri
karena ini adalah bagian dari fitnah dan
termasuk berburuk sangka padanya (Lihat Syarh
Al Bukhari li Ibni Battol, 13: 372, Asy
Syamilah).
Semoga Allah memudahkan kita selaku
para suami untuk memenuhi kewajiban ini
terhadap istri dan anak-anak kita. Semoga
dengan mengamalkannya keluarga kita akan
mendapatkan rahmat Allah dan selalu diisi
dengan kasih sayang.

ADAB GURU TERHADAP MURID


Islam adalah agama yang sangat
menjunjung tinggi hak-hak penganutnya, sangat
toleran terhadap keozoran, disiplin terhadap
keluasan dan tegas terhadap pelanggaran. Itulah
kenapa Islam disebut Rahmatan lil’alamin.
Islam merupakan agama dengan penganut

475
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

paling banyak di seluruh penjuru bumi, oleh


karena itu islam perlu mengatur bagaimana cara
hambanya menjalani kehidupan di antara
sesamanya. Di saat bergaul dan menjalani
kehidupan di antara sesama, ada satu keharusan
yang disebut Adab, dengannya seorang manusia
bisa menjaga sikap, setidaknya untuk tidak
menyakiti.
Seorang pelajar, sudah pasti harus punya
adab tersebut, karena kalau tidak, dia tidak
pantas menyandang gelar pelajar, terutama adab
dengan Gurunya. Begitupun dengan Guru,
selain sebagai seorang manusia yang biasa
menjalani kehidupan sosial, karena statusnya
itu, Guru tentu punya kelakuan khusus, terutama
dengan para pelajarnya, alasannya sederhana,
karena guru adalah panutan dimana setiap
tingkah lakunya, gerak geriknya, ucapannya
akan jadi contoh yang utama bagi murid-
muridnya, seandainya panutan tersebut tidak
baik, maka rusaklah keutuhan sebuah
pembelajaran, rusaklah harga sebuah
pendidikan. Oleh karenanya, Guru harus sangat
benar-benar memperhatikan kelakuannya,
terutama dengan muridnya, diantara adab dan
kelakuan yang harus di punyai seorang guru
diantaranya,adalah :

476
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

1. Ihtimal (menanggung semua pertanyaan dan


pekerjaan dari muridnya).
Seorang guru harus profesional di bidangnya,
sehingga mampu menyelesaikan berbagai
persoalan yang dihadapi muridnya. Guru bukan
hanya mentransfer ilmu tetapi juga memberi
solusi dari persoalan yang dihadapi muridnya.
2. Jangan lekas marah.
Seorang guru harus berjiwa besar dalam
mendidik, tidak boleh emosi dalam mengajar
tetapi sebaliknya harus selalu tabah dan sabar.
3. Duduk dengan kelakuan yang hebat dan
menundukkan kepala.
Guru diharapkan menjadi figur yang disegani
oleh muridnya, sehingga dalam tingkah lakunya
harus menunjukkan kewibawaan dan kharisma,
walau duduk dengan posisi tegap tetapi selalu
menundukkan kepala sebagai simbul dari
kearifannya.
4. Meninggalkan takabbur
Sombong merupakan sifat yang dilarang bagi
manusia, apalagi bagi seorang guru, sebagai
pendidik dia harus mengajarkan sifat-sifat mulia
kepada muridnya dan tidak menunjukkan
takabbur di depan anak didiknya.
5. Merendahkan diri

477
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Tawadhuk bukan berarti terlihat hina di


depan manusia, akan tetapi ia merupakan sifat
yang biasanya dimiliki oleh orang yang berhati
mulia, seorang guru harus menunjukkan
kerendahan hatinya.
6. Jangan bermain-main dan bersenda gurau
Dalam masyarakat Aceh sangat pantang
seorang guru bersenda gurau dengan muridnya
karena hal itu dapat mengurangi kawibawaan.
7. Kasih sayang segala muridnya
Guru harus memberikan perhatian yang sama
pada seluruh muridnya tanpa pilih kasih.
Dengan demikian semua anak didik akan
mendapatkan perhatian yang sama dan
memotivasi mereka dalam mencerna ilmu
pengetahuan.
8. Perlahan-lahan atas pertanyaan orang yang
bebal
Tentu saja ada orang yang berlaku kasar dan
tidak sopan dalam beberapa majelis pengajian,
dalam hal ini seorang pendidik harus bisa
menyikapi hal tersebut dengan bijaksana dan
tidak membalasnya dengan kekerasan, tetapi
menjawab pertanyaan tersebut dengan lemah
lembut dan tidak emosi.

478
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

9. Menunjukkan segala orang yang jahil dan


jangan menggerintang (marah) (? Hal 930)
orang yang baru belajar.
Guru harus menjadi pelita yang selalu
menyinari hati orang jahil supaya dapat
mengenal kebenaran dan bertambah ilmunya,
seorang guru juga dilarang menyembunyikan
ilmunya, dan tidak boleh membentak murid
yang baru belajar karena kebodohannya.
10. Jangan malu mengata tiada kutahu jika
tiada mengetahui pada suatu masalah atau
syak padanya.
Seorang guru tidak boleh bersikap egois,
kebenaran hendaklah dijunjung tinggi meskipun
ia harus mengaku “belum tahu” atau “tidak
tahu” dalam persoalan yang memang belum
diketahui jawabannya. Seorang ulama dan guru
harus berbesar hati dan selalu profesional
sehingga tidak menjawab persoalan dengan
pendapat pribadinya.
11. Hendaklah sungguh-sungguh berhadap
kepada orang yang bertanya.
Walau sederhana hal ini akan memberi kesan
respek dan akrab bagi murid, dengan
memandang ke wajah orang yang bertanya
menandakan kalau seorang guru tersebut sangat
menghargai orang yang bertanya tersebut.

479
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

12. Menerima dalil dari murid yang


membenarkan akan kata dirinya dan jangan
menolak akan dia karena malu, karena
mengikut yang benar itu wajib.
Jika ada murid yang lebih pandai darinya,
seorang guru harus menerima pendapat murid
tersebut, tidak boleh menolak hanya karena
merasa lebih pandai, apalagi sampai
mengancam murid seakan-akan sudah
melangkahi guru atau melawannya.
13. Jangan malu daripada kembali pada
masalah yang sudah tersalah.
Maksudnya seorang guru tidak perlu malu
untuk mencabut kembali pernyataannya jika
memang terbukti pendapat itu salah. Dengan
demikian ia akan disegani dan dihormati karena
jiwa besarnya.
14. Menegahkan orang yang berajar daripada
ilmu yang tiada memberi manfaat.
Seorang guru harus memastikan semua
muridnya belajar ilmu yang bermanfaat, jika
memang ilmu tersebut tidak bermanfaat ia harus
melarang murid untuk melanjutkan belajarnya,
jangan sampai murid terus-menerus terjerumus
dalam kesesatan dan kebodohan.
15. Menegahkan orang yang berajar yang
maksud lain daripada karena Allah Ta’ala.

480
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Seorang guru harus mampu membentuk


karakter muridnya supaya mereka belajar
sungguh-sungguh karena Allah SWT,
keikhlasan akan membuat proses belajar-
mengajar berjalan tanpa diganggu oleh faktor
eksternal seperti mengharapkan gaji dan
bantuan dari pihak manapun.
16. Menegahkan orang yang berajar fardhu
kifayah dahulu daripada fardhu ain. Bermula
fardhu ain itu ilmu fiqh, ilmu tauhid, dan
ilmu tasawuf.
Seorang guru harus mengarahkan muridnya
supaya ada prioritas dalam belajar, jangan
mendahulukan pelajaran yang sebenarnya tidak
mendesak dilakukan dengan meninggalkan ilmu
yang seharusnya dipelajari segera.
17. Beramal ia seperti ilmunya supaya diikut
oleh muridnya.
Guru seringkali dijadikan idola oleh
muridnya, jika ia beramal sesuai dengan
ilmunya sudah tentu murid akan mengikuti
jejaknya.

Sehubungan dengan itu maka guru sebagai


tenaga profesional memerlukan pedoman atau
kode etik guru agar terhindar dari segala

481
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

penyimpangan. Adapun kode etik guru terhadap


anak didik adalah :
1. Niat ikhlas
Hendaklah guru mengajarkan ilmu yang
dimilikinya dengan penuh keikhlasan hati
karena mengharapkan keridhaan Allah.
)‫ﺍﻨﻤﺎﺍﻼﻋﻤﻞﺑﺎﺍﻠﻧﻳﺎﺖﻭﺍﻧﻣﺎﻠﻛﻝﺍﻣﺭﻱﻣﺎﻨﻭﺍ (ﺮﻭﺍﻩﺍﻠﺒﺨﺎﺮﻯ‬
“Hanyalah pekerjaan itu (tergantung)
kepada niat, dan sesungguhnya setiap
manusia memperoleh menurut apa yang
diniatkannya”.

2. Kasih sayang
Hendaklah seorang guru merasa diri sebagai
orang tua yang memandang murid-muridnya
seolah-olah sebagai anaknya sendiri.
)‫ﻤﻥﻻﻴﺭﺣﻢﺍﻠﻨﺎﺱﻻﻳﺭﺣﻣﻪﺍﷲ (ﻤﺘﻔﻖﻋﻠﻴﻪ‬
”Siapa yang tidak mempunyai rasa
kasih sayang kepada manusia niscaya tidak pula
dikasihi oleh Allah”.

3. Hikmah kebijaksanaan
Yang berarti guru harus berlaku bijaksana
dalam mengajar hendaknya memilih suatu
sistem dan media didaktik yang tepat. Memilih
waktu yang tepat ; untuk menjaga kebosanan

482
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

murid haruslah guru mengadakan jadwal


pelajaran.
Memberi teladan ; guru tidak hanya mengajar
dalam bentuk lisan, namun yang terlebih
penting ialah guru harus memberikan contoh
perbuatan (teladan) yang baik yang mudah
ditiru oleh murid-muridnya.

ADAB BERGAUL DENGAN ORANG


KAFIR
1. Pengertian Adab
Adab adalah norma atau aturan mengenai
sopan santun yang didasarkan atas aturan
agama, terutama Agama Islam. Norma tentang
adab ini digunakan dalam pergaulan
antarmanusia, antartetangga, dan antarkaum.
Sebutan orang beradab sesungguhnya berarti
bahwa orang itu mengetahui aturan tentang adab
atau sopan santun yang ditentukan dalam agama
Islam. Namun, dalam perkembangannya, kata
beradab dan tidak beradab dikaitkan dari segi
kesopanan secara umum dan tidak khusus
digabungkan dalam agama Islam.
Kata adab adalah kosa-kata bahasa arab
yang berasal dari tashrhifan (Adab – Ya’dubu)
yang berarti mengundang atau mengajak.
Dinamakan adab karena ia mengajak manusia

483
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

kepada perbuatan yang terpuji dan mencegah


dari perbuatan yang keji dan munkar. Adab
adalah melatih diri dengan budi pekerti dan
akhlak yang mulia. Adab adalah perhiasan yang
indah yang dianugerahkan Allah swt, kepada
hambanya dan sebagai penyanggah akal
sehatnya.
Adab adalah menghiasi diri dengan akhlak
yang mulia dan meninggalkan perbuatan yang
sia-sia, karena kemuliaan itu adalah dengan
adab dan akal bukan dengan nasab, harta dan
kedudukan. Barangsiapa yang tercela akhlaknya
tidak berguna nasab dan kedudukannya serta
sia-sia harta bendanya.
Adab adalah bagian yang terpenting dari
agama yang mulia ini. dan adab syar’iyyah itu
adalah adab yang membedakan seorang muslim
dari selainnya dengan kepribadian yang kokoh
serta perilaku yang berpekerti luhur, tercermin
pada tindak-tanduknya kemulian, ketinggian
dan keagungan islam.
Adab lebih tinggi dari pada ilmu (Al
Adabu Fauqol Ilmi) saking pentingnya adab
dalam islam, Hubungan antara suami istri,
buang hajat, makan, minum dan lain sebagainya
diwajibkan memakai adab.

484
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Barang siapa tidak mempunyai adab maka


ia seperti lalat (MAN LAISA AL-ADAB KA
DUBAB) yang seenaknya hinggap di segala
tempat yang ia kehendaki, ia tidak memandang
tempat siapa yang ia hinggapi, ia tidak
memandang makanan siapa yang ia hinggapi,
mau pejabat pemerintah, mau orang kaya, orang
miskin dan mau siapa saja ia tidak peduli. Itulah
gambaran orang yang tidak mempunyai adab
dan tatakrama.

2. Pengertian Kaum Kafir


Kāfir (bahasa Arab: ‫ك”””افر‬kāfir; plural
‫كفّار‬kuffār) dalam syariat Islam dapat diartikan
sesuai etimologi sebagai "orang yang menutupi
kebenaran risalah Islam". Istilah ini mengacu
kepada orang yang menolak Allah, atau orang
yang bersembunyi, menolak atau menutup dari
kebenaran akan agama Islam. Perbuatan
menyatakan seseorang kafir disebut takfir. Kata
kāfir memiliki akar kata K-F-R yang berasal
dari kata kufur yang berarti menutup. Pada
zaman sebelum datangnya Agama Islam, istilah
tersebut digunakan untuk para petani yang
sedang menanam benih di ladang, kemudian
menutup (mengubur) dengan tanah. Sehingga
kalimat kāfir bisa dimplikasikan menjadi

485
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

"seseorang yang bersembunyi atau menutup


diri". Dengan demikian kata kafir menyiratkan
arti seseorang yang bersembunyi atau menutup
diri.
Jadi menurutsyariat Islam, manusia kāfir
yaitu: seorang yang mengingkari Allah sebagai
satu-satunya yang berhak disembah dan
mengingkari Rasul Muhammad sebagai utusan-
Nya.

3. Penggolongan kafir
a. Al-Muharibin
Al-Muharibin adalah orang kafir harbi
dimana mencakup seluruh orang musyrik dan
ahli kitab yang boleh diperangi atau semua
orang kafir yang menampakkan permusuhan
dan menyerang kaum Muslimin. Menurut
seorang ulama era kontemporer kafir harbi tidak
mempunyai hak untuk mendapatkan
perlindungan dan pemeliharaan dari kaum
Muslimin. Mereka adalah kaum yang pernah
diperangi oleh Muhammad. Golongan ini boleh
diperangi, apabila mereka telah menampakkan
atau menyatakan perang terhadap kaum Muslim
terlebih dahulu.
b. Adz-Dzimmah

486
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Orang kafir yang membayar jizyah (pajak)


yang dipungut tiap tahun sebagai imbalan
bolehnya mereka tinggal di negeri kaum
muslimin. Golongan inilah yang paling banyak
memiliki hak atas kaum Muslimin dibandingkan
dengan golongan selainnya. Karena mereka
hidup di negara Islam, dan di bawah
perlindungan, dan penjagaan kaum Muslimin
dengan sebab jizyah yang mereka telah
bayarkan.
c. Al-Mu’ahad
Orang kafir yang memiliki kesepakatan
(perjanjian) damai dengan kaum muslimin
untuk tidak berperang dalam kurun waktu yang
telah disepakati. Mereka berhak mendapatkan
pelaksanaan perjanjian dari kita dalam waktu
yang sudah disepakati, selama mereka tetap
berpegang pada janji mereka tanpa
menyalahinya sedikitpun, tidak membantu
musuh yang menyerang kita serta tidak mencela
agama Islam.
“Kecuali orang-orang musyirikin yang kamu
mengadakan perjanjian (dengan mereka) dan
mereka tidak mengurangi sesuatupun (dari
isi perjanjian)mu dan tidak (pula) mereka
membantu seseorang yang memusuhi kamu,
maka terhadap mereka itu penuhilah janjinya

487
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

sampai batas waktunya. Sesungguhnya Allah


menyukai orang-orang yang bertaqwa.” (At-
Taubah 9:4).
d. Al-Musta'man
orang kafir yang mendapat jaminan
perlindungan keamanan dari kaum muslimin
atau sebagian kaum muslimin.

4. Hukum memerangi kafir


Dari kesemua jenis-jenis diatas hanya satu
yang boleh diperangi yaitu kafir harbi,
sedangkan untuk mu'ahad, dzimmah dan
musta'man itu haram untuk diperangi.
Kemudian jika di antara muslim ada yang
membunuh kafir itu tanpa ada alasan yang benar
maka ancaman untuknya adalah neraka.
Jika kafir mu'ahad telah melanggar
perjanjian maka dibolehkan untuk memerangi
mereka. Karena mereka telah melanggar
kesepakatan. Adapun membunuh orang kafir
yang berada dalam perjanjian dengan kaum
muslimin secara tidak sengaja, Allah telah
mewajibkan adanya diat dan kafaroh
sebagaimana firman-Nya,
“...dan jika ia (si terbunuh) dari kaum
(kafir) yang ada perjanjian (damai) antara
mereka dengan kamu, maka (hendaklah si

488
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

pembunuh) membayar diat yang diserahkan


kepada keluarganya (si terbunuh) serta
memerdekakan hamba sahaya yang mukmin.
Barang siapa yang tidak memperolehnya, maka
hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan
berturut-turut sebagai cara tobat kepada Allah,
dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana.” (An Nisaa’: 92).

5. Adab Bergaul Dengan Orang Kafir


Islam adalah agama yang syumuul atau
lengkap. Islam sudah menyediakan seperangkat
aturan dan petunjuk dalam menjalani kehidupan
ini agar selamat baik di dunia maupun di
akhirat. Ajaran Islam tak hanya mengatur
hubungan antara seorang manusia dengan Rabb-
Nya (hablum minallah), melainkan juga telah
mengatur hubungan antara manusia dengan
manusia yang lain (hablum minannaas). Ini
merupakan suatu anugrah dan kemudahan bagi
manusia.
Dalam kehidupan bermasyarakat ini,
tentunya seorang muslim tidak hanya hidup di
tengah sesama kaum muslimin. Di tengah-
tengah kita juga ada kaum kafir yang juga hidup
bersama-sama dengan kita. Maka sungguh
indah ajaran Islam, karena Islam juga telah

489
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

mengatur dan mengajarkan bagaimana harusnya


seorang muslim dalam bermuamalah dengan
orang kafir.
Tentunya tidak bisa disamakan sikap kita
kepada sesama muslim dengan sikap kita
kepada orang kafir, karena perkara ini
menyangkut perkara wala wal bara’ (loyalitas
dan permusuhan), ada beberapa kaidah tertentu
yang membatasai kita dalam bermuamalah
dengan orang kafir.
Allah SWT menciptakan manusia hanya
untuk beribadah kepada-Nya. Oleh karena itu,
Allah SWT mengutus para rasul dengan
membawa agama yang haq untuk membimbing
manusia menuju cara beribadah yang benar.
Allah SWT menyebut para rasul itu sebagai
orang-orang Muslim. Maknanya, orang yang
menyerahkan diri, tunduk dan patuh kepada
Allah SWT. Itulah arti Islam secara umum, yaitu
semua agama yang dibawa oleh para nabi dan
rasul semenjak Nabi Nuh AS sampai Nabi
Muhammad SAW.
Sementara itu, islam dengan makna khusus
adalah agama yang dibawa oleh Nabi
Muhammad SAW dari Allah SWT. Dengan
agama Islam yang dibawa oleh Nabi
Muhammad SAW ini, Allah SWT menghapus

490
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

seluruh agama dan syariat sebelumnya. Maka,


orang yang mendapati agama ini, namun tidak
memeluknya, maka dia kafir.
Sungguh syariat Islam yang mulia ini telah
mengatur bagaimana batasan-batasan apa saja
yang boleh dan yang tidak boleh pada saat kita
bermuamalah dengan orang kafir. Dalam
pembahasan ini, tentu yang dimaksudkan adalah
perlakuan kita kaum muslimin kepada orang
selain kafir muharib. Adapun kepada kafir
muharib maka kita disyariatkan untuk
memerunginya.
Berikut adalah batasan-batasan dalm
bermuamalah dengan orang kafir:
1)Tidak menyetujui keberadaannya di atas
kekufuran dan tidak ridha terhadap
kekufuran. Karena ridha terhadap
kekufuran orang lain termasuk perbuatan
kekafiran.

2)Membenci orang kafir, karena Allah SWT


juga benci mereka. Sebagimana halnya
cinta karena Allah, begitu juga benci karena
Allah. Oleh karena itu, selama Allah SWT
membenci orang kafir karena
kekufurannya, maka seorang mukmin harus
juga membenci orang kafir tersebut.

491
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

3)Tidak memberikan wala’ (kedekatan,


loyalitas, kesetiaan) dan kecintaan kepada
orang kafir. Allah SWT berfirman :
‫ين‬ ”َ ِ‫اَّل يَتَّ ِخ ِذ ْال ُم ْؤ ِمنُون َْال َكافِ ِرينَأَوْ لِيَا َء ِمن ُدونِ ْال ُم ْؤ ِمن‬
“Janganlah orang-orang mukmin
mengambil orang-orang kafir menjadi wali
(teman akrab, pemimpin,
pelindung, penolong) dengan
meninggalkan orang-orang mukmin.” (Qs.
Ali Imran : 28)
Dan firman-Nya:
َ‫اَّل ت َِج ُد قَوْ ًما ي ُْؤ ِمنُونَ بِاهَّلل ِ َو ْاليَوْ ِم اآْل ِخ ِر يُ َوا ُّدون‬
‫َم ْن َحا َّد هَّللا َ َو َرسُولَهُ َولَوْ َكانُوا آبَا َءهُ ْم أَوْ أَ ْبنَا َءهُ ْم‬
‫أَوْ إِ ْخ َوانَهُ ْم أَوْ ع َِشي َرتَهُ ْم‬
“Kamu tidak akan mendapati satu
kaum yang beriman pada Allah dan hari
akhirat, saling berkasih-sayang
dengan orang-orang yang menentang
Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-
orang yang menentang itu
adalah bapak-bapak, atau anak-anak atau
saudara-saudara ataupun keluarga mereka.”
(Qs. Al- Mujadilah22).

4)Bersikap adil dan berbuat baik kepadanya,


selama orang kafir tersebut bukan kafir

492
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

muhârib (orang kafir yang memerangi


kaum Muslimin). Berdasarkan firman Allah
‘SWT,
‫اَّل يَ ْنهَا ُك ُم هَّللا ُ َع ِن الَّ ِذينَ لَ ْم يُقَاتِلُو ُك ْم فِي الدِّي ِن َولَ ْم‬
‫ار ُك ْم أَن تَبَرُّ وهُ ْم َوتُ ْق ِسطُوا إِلَ ْي ِه ْم‬
ِ َ‫ي ُْخ ِرجُو ُكم ِّمن ِدي‬
َ‫إِ َّن هَّللا َ ي ُِحبُّ ْال ُم ْق ِس ِطين‬
“Allah tidak melaran1g kamu untuk
berbuat baik dan berlaku adil terhadap
orang-orang yang tidak
memerangimu karena agama dan tidak
(pula) mengusir kamu dari negerimu.
Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang berlaku adil.” (Qs. Al-
Mumtahanah: 8)

Ayat ini membolehkan bersikap adil dan


berbuat baik kepada orang-orang kafir, kecuali
orang-orang kafir muharib. Karena Islam
memberikan sikap khusus terhadap orang-orang
kafir muharib.

5)Mengasihi orang kafir dengan kasih sayang


yang bersifat umum. Seperti memberi
makan jika dia lapar, memberi minum jika
haus, mengobatinya jika sakit,
menyelamatkannya dari kebinasaan dan
tidak mengganggunya. Rasulullah bersabda,

493
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

ِ ْ‫ارْ َح ُموا َم ْن فِي اأْل َر‬


‫ض يَرْ َح ْم ُك ْم َم ْن فِي ال َّس َما ِء‬
Kasihilah orang-orang yang berada
di atas bumi, niscaya Dia (Allah) yang
berada di atas langit akan
mengasihi kamu. (HR. At-Tirmidzi, no.
1924)

6)Tidak mengganggu harta, darah, dan


kehormatan, selama dia bukan kafir
muhârib. Karena itu merupakan kezhaliman
yang dilarang oleh Allah ‘SWT, berdasarkan
hadits qudsi berikut ini:
َّ‫صلَّىاللَّهُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َمفِي َما َر َوى َع ْناللَّ ِهتَبَا َر َك َوتَ َعالَىأَن‬
َ ِّ‫َع ْنأَبِي َذ ٍّر َع ْنالنَّبِي‬
َ‫الظ ْل َم َعلَىنَ ْف ِسي َو َج َع ْلتُهُبَ ْينَ ُك ْم ُم َح َّر ًمافَاَل تَظَال‬
ُّ ُ‫اعبَا ِديإِنِّي َح َّر ْمت‬ ِ َ‫هُقَالَي‬
‫ُموا‬
Dari Abu Dzarr radhiyallahu ‘anhu,
dari Nabi Muhammad SAW, beliau
meriwayatkan dari Allah SWT
berfirman: “Wahai hamba-hambaKu,
sesungguhnya Aku mengharamkan
kezhaliman atas diri-Ku, dan Aku
menjadikannya sesuatu yang diharamkan
di tengah kalian, maka janganlah kalian
saling menzhalimi”. (HR.
Muslim, no. 2577)

494
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

7)Boleh memberikan hadiah kepadanya dan


boleh juga menerima hadiah darinya
sertadiperbolehkan memakan daging
sembelihan ahli kitab. Allah ‘SWT
berfirman,
َ ‫َوطَ َعا ُم الَّ ِذينَ أُوتُوا ْال ِكت‬
‫َاب ِحلٌّ لَّ ُك ْم‬
“Pada hari ini dihalalkan bagimu
yang baik-baik. makanan (sembelihan)
orang-orang yang diberi Al-kitab itu
halal bagimu.” (Qs. Al-Maidah : 5)

8)Tidak boleh menikahkan wanita muslimah


dengan laki-laki kafir (walaupun lelaki ini
Ahli kitab) dan laki-laki muslim tidak boleh
menikahi wanita kafir, kecuali wanita ahli
kitab.
Tentang larangan menikahkan wanita
muslimah dengan lelaki kafir, Allah ‘SWT
berfirman,
‫اَل هُ َّن ِح ٌّل لَّهُ ْم َواَل هُ ْم يَ ِحلُّونَ لَه َُّن‬
“Mereka (perempuan-perempuan
yang beriman) tidak halal bagi orang-orang
kafir itu dan orang-orang
kafir itu tidak halal pula bagi mereka.”
(Qs. Al-Mumtahanah : 10)

Allah ‘SWT juga berfirman,

495
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

‫ت َحتَّ ٰى ي ُْؤ ِم َّن َوأَل َ َمةٌ ُّم ْؤ ِمنَةٌ خَ ْي ٌر ِّمن‬ ِ ‫َواَل تَن ِكحُوا ْال ُم ْش ِر َكا‬
‫ُّم ْش ِر َك ٍة َولَوْ أَ ْع َجبَ ْت ُك ْم َواَل تُن ِكحُوا ْال ُم ْش ِر ِكينَ َحتَّ ٰى ي ُْؤ ِمنُوا‬
‫ك يَ ْد ُعونَ إِلَى‬ َ ِ‫ك َولَوْ أَ ْع َجبَ ُك ْم أُو ٰلَئ‬ ٍ ‫َولَ َع ْب ٌد ُّم ْؤ ِم ٌن خَ ْي ٌر ِّمن ُّم ْش ِر‬
ِ َّ‫ار َوهَّللا ُ يَ ْد ُعو إِلَى ْال َجنَّ ِة َو ْال َم ْغفِ َر ِة بِإ ِ ْذنِ ِه َويُبَي ُِّن آيَاتِ ِه لِلن‬
‫اس‬ ِ َّ‫الن‬
َ‫لَ َعلَّهُ ْم يَتَ َذ َّكرُون‬
”Dan janganlah kamu menikahi
wanita-wanita musyrik, sebelum mereka
beriman. Sesungguhnya wanita
budak yang mukmin lebih baik daripada
wanita musyrik, walaupun dia menarik
hatimu. Dan janganlah kamu
menikahkan orang-orang musyrik (dengan
wanita-wanita mukmin) sebelum mereka
beriman. Sesungguhnya
budak yang mukmin lebih baik dari orang
musyrik, walaupun dia menarik hatimu.
Mereka itu mengajak ke neraka,
sedang Allah mengajak ke surga dan
ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya
(perintah-perintah-Nya) kepada manusia
supaya mereka mengambil
pelajaran.” (Qs. Al-Baqarah : 221

Sedangkan tentang bolehnya menikahi


wanita Ahli kitab, Allah ‘Azza wa Jalla
berfirman,

496
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

‫َات ِمنَ الَّ ِذينَ أُوتُوا‬


ُ ‫صن‬ َ ْ‫ت َو ْال ُمح‬ِ ‫َات ِمنَ ْال ُم ْؤ ِمنَا‬ ُ ‫صن‬ َ ْ‫َو ْال ُمح‬
‫صنِينَ َغ ْي َر‬ َ ‫َاب ِمن قَ ْبلِ ُك ْم إِ َذا آتَ ْيتُ ُموهُ َّن أُج‬
ِ ْ‫ُورهُ َّن ُمح‬ َ ‫ْال ِكت‬
ٍ ‫ُم َسافِ ِحينَ َواَل ُمتَّ ِخ ِذي أَ ْخد‬
‫َان‬
“(Dan dihalalkan mangawini)
wanita-wanita yang menjaga kehormatan di
antara orang-orang yang diberi
al-Kitab sebelum kamu, bila kamu telah
membayar mas kawin mereka, dengan
maksud menikahinya, tidak
dengan maksud berzina dan tidak (pula)
menjadikannya gundik-gundik.” (Qs. Al-
Maidah : 5)

9)Tidak mendahului orang kafir dalam


mengucap salam. Jika orang kafir tersebut
mengucapkan salam terlebih dahulu, maka
cukup dijawab dengan ”Wa ‘Alaikum”.
Nabi Muhammad SAW bersabda,
ِ ‫إِ َذا َسلَّ َم َعلَ ْي ُك ْم أَ َح ٌد ِم ْن أَ ْه ِل ْال ِكتَا‬
‫ب فَقُولُوا َو َعلَ ْي ُك ْم‬
“Jika salah seorang ahli kitab
mengucapkan salam kepadamu, maka
jawablah dengan ‘Wa ‘Alaikum’.” (HR.
Ibnu Majah, no. 3697; dishahihkan
oleh al-Albani)

10) Mendoakannya jika ia bersin dengan


memuji Allah, kita do’akan,

497
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

‫يَ ْه ِدي ُك ُم هللاُ َويُصلِ ُح بَالَ ُك ْم‬


“Semoga Allah memberi petunjuk
kepadamu, dan memperbaiki urusanmu.”

Karena orang yahudi pernah bersin di


dekat Rasulullah SAW kemudian dia membaca
hamdalah, dengan harapan Nabi Muhammad
SAW mendoakan, yarhamukallah.. “Semoga
Allah merahmatimu,” Namun, ternyata yang
beliau baca adalah doa di atas.

11)Menyempitkan ruang geraknya jika


bertemu dengannya di salah satu jalan.
Disempitkan ke jalan yang paling sempit,
karena Rasulullah bersabda,
”ْ َ‫صا َرىبِال َّساَل ِمفَإ ِ َذالَقِيتُ ْمأ َ َح َدهُ ْمفِيطَ ِريقٍف‬
‫اض‬ ْ ‫اَل تَ ْب َد ُء‬
َ َّ‫وااليَهُو َد َواَل الن‬
‫طَرُّ وهُإِلَىأَضْ يَقِ ِه‬
“Janganlah kamu memulai salam
kepada orang-orang Yahudi dan Nashara.
Dan jika kamu bertemu salah
seorang dari mereka di jalan, maka
desaklah ia ke jalan yang paling
sempit/pinggir.” (HR. Muslim, no. 2167)

Ketika menjelaskan makna hadits ini, Imam


Nawawi rahimahullah mengatakan: “Para
sahabat kami mengatakan, orang kafir dzimmi

498
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

tidak dibiarkan berjalan di tengah jalan, namun


dia didesak ke pinggirnya jika umat Islam
melewati jalan tersebut. Namun jika jalan itu
sepi, tidak berdesakan (di jalan itu) maka tidak
mengapa”.

12)Kaum muslimin harus menyelisihi


kebiasaan orang kafir dan tidak boleh
melakukan tasyabbuh (menyerupai atau
meniru) mereka. Tasyabbuh dengan orang
kafir yang terlarang adalah meniru atau
menyerupai orang kafir dalam masalah
keyakinan, ibadah, kebiasaan atau model-
model perilaku yang merupakan ciri khas
mereka.
Nabi Muhammad SAW bersabda,
‫َم ْن تَ َشبَّهَ بِقَوْ ٍم فَهُ َو ِم ْنهُ ْم‬
“Barangsiapa menyerupai suatu
kaum, maka dia termasuk mereka.” (HR.
Abu Dawud, no. 4031)

Dalam hadis yang lain, Nabi Muhammad


SAA bersabda: “Hendaklah kalian tampil beda
dengan orang-orang musyrik. Karena itu,
panjangkan jenggot, dan cukurlah kumis.”
(Muttafaq Alaih). Beliau juga bersabda,
“Sesungguhnya orang-orang Yahudi dan orang-

499
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

orang Kristen tidak mengubah warna uban


mereka, maka bersikaplah tampil beda dengan
mereka.” (Diriwayatkan Al-Bukhari).

ADAB TERHADAP ULAMA


Kalau melihat umat Islam di negara kita
sekarang ini, maka kita dapat
mengelompokkannya kepada dua
kelompok. Pertama, ada yang sangat dan terlalu
fanatik kepada kiyai atau ustadznya sehingga ia
hanya taqlid buta (mengikuti saja apa kata kiyai
atau ustadznya tanpa ada lagi sikap kritis dan
melihat kuat atau tidak dalilnya) dan tidak mau
lagi mendengarkan dan menerima pendapat
kiyai atau ustadz lain yang bertentangan dengan
pendapat kiyainya. Sehingga apapun kata kiyai
atau ustadznya, baik itu benar berdasarkan al-
Qur`an dan Sunnah Nabi SAW ataupun salah
bahkan bisa jadi itu suatu kesesatan maka
mereka tetap mengikutinya karena itu kata kiyai
atau ustadznya.
Kedua, sebagian yang lain, sebagaimana
yang saudara sebutkan, mereka sama sekali
tidak menganggap pengajaran atau fatwa kiyai
dan para ulama sehingga menganggap fatwa itu
sama dengan ucapan dan omongan politisi,

500
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

pengamat atau artis. Bahkan jika ada fatwa


ulama tentang suatu masalah maka yang
dimintai pendapat tentang fatwa itu bukannya
ulama lagi tapi pengamat atau artis yang tidak
ada dasar ilmu agamanya dan tidak mengetahui
dasar dan dalil dikeluarkannya fatwa tersebut.
Tentunya kedua sikap yang saling
bertentangan itu adalah sikap tercela yang tidak
diajarkan oleh Islam kepada umatnya karena
Islam adalah agama yang sesuai fitrah manusia
yang sangat membenci sikap berlebih-lebihan
dalam beragama. Dan tentu saja Islam melarang
umatnya untuk lalai dalam melaksanakan
kewajibannya dalam beribadah kepada Allah
SWT dan tidak mengamalkan Islam dalam
kehidupannya sehari-hari. Allah SWT.
berfirman:
 
َ ْ ْ َ ْ
َ ‫قُليَاأهْاَل ل ِكتَابِاَل تَ ْغلُوافِي ِدينِ ُك ْم َغ ْي َر‌ال َحقِّ َواَل تَتَّبِعُواأ ْه َوا َءقَوْ ٍمقَ ْد‬
‫ض‬
”ِ ِ‫ضلُّواعَن َس َوا ِءال َّسب‬
‫يل‬ َ ‫ضلُّوا َكثِي ًر‬
َ ‫‌او‬ َ َ‫لُّوا ِمنقَ ْبلُ َوأ‬
Katakanlah: “Hai Ahli Kitab,
janganlah kamu berlebih-lebihan
(melampaui batas) dengan cara tidak benar
dalam agamamu. Dan
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
orang-orang yang telah sesat dahulunya
(sebelum kedatangan

501
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Muhammad) dan mereka telah


menyesatkan kebanyakan (manusia), dan
mereka tersesat dari jalan
yang lurus”. (QS. Al-Maidah [5]: 77).

Dan Rasulullah SAW. juga menegaskan dalam


haditsnya:
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه‬ َ ِ ‫ قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬: ‫ قَا َل‬، ‫س‬ ٍ ‫اب ِْن َعبَّا‬ ‫ع َْن‬
، ‫ط لِي َحصًى‬ ْ ُ‫ ْالق‬: ‫َو َسلَّ َم َغدَاةَ ْال َعقَبَ ِة َوهُ َو َعلَى نَاقَتِ ِه‬
‫ فَ َج َع َل‬، ‫ف‬ ِ ‫صى ْالخَ ْذ‬ َ ‫ هُ َّن َح‬، ‫ت‬ ٍ ‫صيَا‬ َ ‫ت لَهُ َس ْب َع َح‬ ُ ‫ط‬ْ َ‫فَلَق‬
‫ ثُ َّم‬، ” ‫ أَ ْمثَا َل هَؤُاَل ِء فَارْ ُموا‬: ‫ َويَقُو ُل‬، ‫ضه َُّن فِي َكفِّ ِه‬ ُ ُ‫يَ ْنف‬
‫ك َم ْن‬ َ َ‫ فَإِنَّهُ أَ ْهل‬، ‫ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِيَّا ُك ْم َو ْال ُغلُ َّو فِي الدِّي ِن‬: ‫قَا َل‬
‫َكانَ قَ ْبلَ ُك ُم ْال ُغلُ ُّو فِي الدِّي ِن‬
Rasulullah bersabda kepadaku
sempena melontar jumrah Aqabah,
sedangkan beliau berada di atas
untanya: “Ambilkanlah batu kerikil
untukku”, maka aku mengambilkan tujuh
batu kerikil yang kecil baginya
untuk melempar. Apabila beliau
meletakkan batu kerikil itu di tanganya,
beliau bersabda: “Benar, lemparlah
dengan batu seperti ini. Kemudian, beliau
bersabda: Jauhilah sikap berlebih-lebihan
dalam beragama kerana
sesungguhnya umat-umat terdahulu binasa

502
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

kerana sikap berlebih-lebihan dalam


beragama. (HR. Ibnu Majah).

Allah SWT. dan Rasul-Nya telah


mengajarkan kepada umatnya bagaimana
seharusnya sikap mereka kepada para ulama.
Allah SWT. menegaskan bahwa Dia akan
meninggikan derajat orang beriman dan yang
diberikan-Nya ilmu, yaitu para ulama.
‫يَرْ‌فَ ِعاللَّـهُالَّ ِذينَآ َمنُوا ِم‬
 ۚ‫ت‬
”ٍ ‫‌جا‬ ْ ُ‫ن ُك ْم َوالَّ ِذينَأُوت‬
َ ‫واال ِع ْل َمد ََر‬
‫َواللَّـهُبِ َماتَ ْع َملُونَ َخبِي ٌر‬
“niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan. (QS. Al-Mujadalah
[58]: 11).

َ‫قُ ْلهَ ْليَ ْست َِويالَّ ِذينَيَ ْعلَ ُمون‬


‫ۗإِنَّ َما‬  َ‫َوالَّ ِذينَاَل يَ ْعلَ ُمون‬
ِ ‫يَتَ َذ َّك ُر‌أُولُواأْل َ ْلبَا‬
‫ب‬
Katakanlah: “Adakah sama orang-
orang yang mengetahui dengan orang-
orang yang tidak mengetahui?”

503
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Sesungguhnya orang yang berakallah yang


dapat menerima pelajaran. (QS. Al-Zumar
[39]: 9).

Dan Rasulullah SAW. menegaskan bahwa


ulama itu adalah pewaris para nabi dalam
menyampaikan ilmu dan ajaran agama kepada
generasi-generasi yang akan datang karena telah
berakhirnya pengutusan para nabi dan rasul.
‫ َسلَكَ هللاُ بِ ِه طَ ِر ْيقًا ِم ْن‬،‫طلُبُ فِ ْي ِه ِع ْل ًما‬ ْ َ‫َم ْن َسلَكَ طَ ِر ْيقًا ي‬
،‫ب ْال ِع ْل ِم‬ ِ ِ‫ض ُع أَجْ نِ َحتَهَا لِطَال‬ َ َ‫ َوإِ َّن ْال َمالَئِ َكةَ لَت‬،‫ُق ْال َجنَّ ِة‬
ِ ‫طُر‬
‫ت َو َم ْن فِي‬ ِ ‫َوإِ َّن ْال َعالِ َم لَيَ ْستَ ْغفِ ُر لَهُ َم ْن فِي ال َّس َم َوا‬
‫ َوإِ َّن فَضْ َل ْال َعالِ ِم‬،‫ف ْال َما ِء‬ ِ ْ‫َان فِي َجو‬ ُ ‫ َو ْال ِح ْيت‬،‫ض‬ ِ ْ‫األَر‬
،‫ب‬ ِ ‫َعلَى ْال َعابِ ِد َكفَضْ ِل ْالقَ َم ِر لَ ْيلَةَ ْالبَ ْد ِر َعلَى َسائِ ِر ْال َك َوا ِك‬
‫ َوإِ َّن األَ ْنبِيَا َء لَ ْم يُ َو ِّرثُوْ ا ِد ْينَارًا‬،‫َوإِ َّن ْال ُعلَ َما َء َو َرثَةُ األَ ْنبِيَا ِء‬
‫ظ َوافِ ٍر‬ ٍّ ‫ فَ َم ْن أَ َخ َذهُ أَ َخ َذ بِ َح‬،‫ إِنَّ َما َو َّرثُوا ْال ِع ْل َم‬،‫َوالَ ِدرْ هَ ًما‬
“Barangsiapa menempuh suatu jalan
yang padanya dia mencari ilmu, maka
Allah akan mudahkan dia
menempuh jalan dari jalan-jalan (menuju)
jannah, dan sesungguhnya para malaikat
benar-benar akan
meletakkan sayap-sayapnya untuk
penuntut ilmu, dan sesungguhnya seorang
penuntut ilmu akan
dimintakan ampun untuknya oleh
makhluk-makhluk Allah yang di langit dan

504
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

yang di bumi, sampai ikan yang ada


di tengah lautan pun memintakan ampun
untuknya. Dan sesungguhnya keutamaan
seorang yang berilmu atas
seorang yang ahli ibadah adalah seperti
keutamaan bulan pada malam purnama
atas seluruh bintang, dan
sesungguhnya ulama adalah pewaris para
Nabi, dan para Nabi tidaklah mewariskan
dinar ataupun dirham,
akan tetapi mereka hanyalah mewariskan
ilmu, maka barangsiapa yang
mengambilnya maka sungguh
dia telah mengambil bagian yang sangat
banyak.”(HR. Tirmizi, Ahmad, Ibnu
Hibban dan al- Baihaqi).

Karena itu sebagai umat yang diajarkan


untuk selalu memperhatikan adab dan perilaku
dalam berinteraksi dengan siapapun, maka
seharusnya umat Islam harus menghormati dan
memuliakan para ulamanya yang telah
mengajarkan dan membimbing mereka untuk
tetap berada di jalan Allah dan tidak tergelincir
mengikuti anjuran dan godaan setan serta
menjadi tempat bertanya tentang hukum Allah
SWT., sebagaimana Allah SWT. Rasul-nya

505
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

memuliakan para ulama. Dan tidak menjelek-


jelekan, menghina, mencaci-maki atau
merendahkan mereka. Rasulullah SAW.
menegaskan dalam sabdanya:
َ ِ ‫ أَ ّن َر ُس”و َل هَّللا‬، ‫ت‬
‫ص”لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي” ِه‬ َّ ‫ ُعبَ””ا َدةَ ب ِْن‬ ‫ع َْن‬
ِ ‫الص”ا ِم‬
‫ َويَ””رْ َح ْم‬، ‫يرنَ””ا‬ ُ
َ ِ‫ْس ِم ْن أ َّمتِي َم ْن لَ ْم ي ُِج َّل َكب‬ َ ‫ لَي‬: ‫ال‬َ َ‫ ق‬، ‫َو َسلَّ َم‬
‫ رواه أحمد والطبرانى‬.ُ‫ف لِ َعالِ ِمنَا َحقَّه‬ ْ ‫ْر‬
ِ ‫ َويَع‬، ‫ص ِغي َرنَا‬ َ
Diriwayatkan dari ‘Ubadah bin al-
Shamit bahwasanya Rasulullah SAW.
bersabda: “Bukanlah dari golongan
umatku orang yang tidak
menghormati orang yang lebih besar di
antara kami, tidak menyayangi anak kecil
kami, dan tidak mengetahui hak
ulama kami.” (HR. Ahmad dan Thabrani).

Bahkan Allah SWT. menjelaskan bahwa


menjelek-jelekkan, mengolok-olok dan
merendahkan orang beriman itu salah satu
perbuatan dan kebiasaan orang kafir dan
munafik. Allah SWT. berfirman:
ْ‫ۘ َوالَّ ِذينَاتَّقَو‬ ‫اويَ ْس َخ ُر‌ونَ ِمنَالَّ ِذينَآ َمنُوا‬ ْ ‫ُزيِّنَلِلَّ ِذينَ َكفَ ُر‬
َ َ‫‌واال َحيَاةُال ُّد ْني‬
‫ب‬
ٍ ‫ْر ِح َسا‬ ‌ِ ‫ َۗواللَّـهُيَرْ‌ ُزقُ َمنيَ َشا ُءبِ َغي‬ ‫افَوْ قَهُ ْميَوْ َم ْالقِيَا َم ِة‬
Kehidupan dunia dijadikan indah
dalam pandangan orang-orang kafir,
dan mereka memandang hina orang-
orang yang beriman. Padahal orang-

506
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

orang yang bertakwa itu lebih mulia


daripada mereka di hari kiamat. Dan
Allah memberi rezeki kepada orang-
orang yang dikehendaki-Nya tanpa
batas. (QS. Al-Baqarah [2]: 212).
ْ‫ۘ َوالَّ ِذينَاتَّقَو‬ ‫اويَ ْس َخ ُر‌ونَ ِمنَالَّ ِذينَآ َمنُوا‬ ْ ‫ُزيِّنَلِلَّ ِذينَ َكفَ ُر‬
َ َ‫‌واال َحيَاةُال ُّد ْني‬
‫ب‬
ٍ ‫ْر ِح َسا‬ ‌ِ ‫ َۗواللَّـهُيَرْ‌ ُزقُ َمنيَ َشا ُءبِ َغي‬ ‫افَوْ قَهُ ْميَوْ َم ْالقِيَا َم ِة‬

َ َّ‫َوإِ َذالَقُواالَّ ِذينَآ َمنُواقَالُواآ َمن‬


ُ‫اوإِ َذاخَ لَوْ اإِلَ ٰى َشيَا ِطينِ ِه ْمقَالُواإِنَّا َم َع ُك ْمإِنَّ َمانَحْ ن‬
َ‫ُم ْستَه ِْزئُون‬
Dan bila mereka berjumpa dengan
orang-orang yang beriman, mereka
mengatakan: “Kami telah beriman”.
Dan bila mereka kembali kepada
syaitan-syaitan mereka, mereka
mengatakan: “Sesungguhnya kami
sependirian dengan kamu, kami
hanyalah berolok-olok”. (QS. Al-
Baqarah [2]: 14).

Bahkan dalam hadits yang diriwayatkan


Bukhari, Rasulullah SAW. bersabda:

‫إِنَّال‬
َ‫لَّهَق‬
‫ال‬
َ
:
‫َم ْن‬

507
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

‫َعا‬
ِ‫دَىل‬
ِ‫يول‬ َ
َ‫ًيّ”ًّاف‬
‫قَ ْدآ‬
ُ‫َذ ْنت‬
‫هُبِا‬
‫ْل َح‬
ْ‫ر‬
‫ب‬ِ
Sesungguhnya Allah berfirman:
“Barangsiapa memusuhi wali-Ku maka
aku umumkan perang ke atasnya.”

Yang dimaksud dengan wali Allah disini


adalah seorang alim yang selalu taat dan ikhlas
dalam beribadah kepada Allah SWT. Imam
Syafi’i menjelaskan jika para ulama itu
bukanlah wali-wali Allah maka tidak ada wali
Allah di muka bumi ini.
‘Ikrimah seorang tabi’in mengatakan,
“janganlah kamu menyakiti seorang ulama
karena barangsiapa menyakiti seorang ulama
berarti dia telah menyakiti Rasulullah SAW.”
Hal itu tentu karena kedudukan ulama sebagai
pewaris ilmu para nabi untuk disampaikan
kepada umat hingga hari kiamat nanti.

508
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Bahkan ada suatu ungkapan yang masyhur


dari seorang ulama terkenal Ibnu ‘Asakir,
“Ketahuilah, bahwa daging–daging ulama itu
beracun, dan sudah diketahui akan kebiasaan
Allah dalam membongkar tirai orang-orang
yang meremehkan atau merendahkan mereka,
dan sesungguhnya barang siapa yang
melepaskan lidahnya untuk mencela ulama
maka Allah akan mengujinya dengan kematian
hati sebelum ia mati.
Ulama lain, yaitu al-Hasan bin dzakwan
juga mengatakan, “janganlah kamu
menyebutkan kejelekan ulama karena Allah
akan mematikan hatimu”.
Maksudnya jangan sampai kita umat Islam
ini menghina, merendahkan atau bahkan
mencaci maki ulama baik yang sekarang
mahupun ulama-ulama besar terdahulu yang
telah mengajarkan dan menyampaikan ilmu
tentang al-Qur`an dan Sunnah Nabi SAW.
kepada kita.

Tetapi sebagai umat yang mottonya adalah:

‌ْ‫قُ ْلهَاتُوابُر‬
ُ‫هَانَ ُك ْمإِن ُكنت‬
َ‫صا ِدقِين‬ َ ‫ْم‬

509
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Katakanlah: “Tunjukkanlah bukti


kebenaranmu jika kamu adalah orang yang
benar”. (QS. Al-Baqarah [2]: 111).

Tentu kita harus melihat dulu sifat, akhlak


dan keilmuan ulama yang menjadi ikutan kita
karena sebagaimana yang Allah SWT. ajarkan,
ulama itu adalah hamba yang paling takut
kepada Allah SWT., tidak mengajak atau
membiarkan orang banyak mengkultuskannya,
mengamalkan ilmunya dan tidak mengharapkan
kesenangan duniawi dari ilmunya.

َ‫إِنَّ َماي‬
‫ْخ َشى‬
َ‫اللَّـه‬
َ‫ِم ْن ِعب‬
‫ا ِد ِه ْال‬
‫ُعلَ َما‬
‫ۗإِنَّا‬ ‫ُء‬
‫للَّـهَ َع‬
‫ِزي ٌز‬
‫َغفُو‬
‫ٌر‬
Sesungguhnya yang takut kepada
Allah di antara hamba-hamba-Nya,
hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah

510
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.


(QS. Fathir [35]: 28).
”‫َما َكانَلِبَ َش ٍر‌أَني ُْؤتِيَهُاللَّـه ُْال ِكتَابَ َو ْال ُح ْك َم َوالنُّبُ َّوةَثُ َّميَقُولَلِلنَّا ِس ُكونُوا‬
”‫واربَّانِيِّينَبِ َما ُكنتُ ْمتُ َعلِّ ُمون َْال ِكتَابَ َوبِ َما‬
‌َ ُ‫ِعبَادًالِّي ِمن ُدونِاللَّـ ِه َولَ ٰـ ِكن ُكون‬
َ‫ُكنتُ ْمتَ ْد ُ‌رسُون‬

Tidak wajar bagi seseorang manusia


yang Allah berikan kepadanya Al
Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia
berkata kepada manusia: “Hendaklah
kamu menjadi penyembah-
penyembahku bukan penyembah
Allah”. Akan tetapi (dia berkata):
“Hendaklah kamu menjadi orang-
orang rabbani, karena kamu selalu
mengajarkan Al Kitab dan
disebabkan kamu tetap
mempelajarinya. (QS. Ali ‘Imran
[3]: 79).

‫﴾ َكبُ َ‌ر َم ْقتًا ِعندَاللَّـ ِهأَنتَقُو‬٢”﴿ َ‫يَاأَيُّهَاالَّ ِذينَآ َمنُوالِ َمتَقُولُونَ َمااَل تَ ْف َعلُون‬
َ‫لُوا َمااَل تَ ْف َعلُون‬
Wahai orang-orang yang beriman,
kenapakah kamu mengatakan
sesuatu yang tidak kamu kerjakan?
Amat besar kebencian di sisi Allah
bahwa kamu mengatakan apa-apa

511
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

yang tidak kamu kerjakan. (QS. Al-


Shaf [61]: 3).

ِ‫اتَّب‬
‫عُو‬
‫ا َمن‬
َ‫اَّل ي‬
َ ‫سْأ‬
‫لُ ُك‬
َ ‫ْمأ‬
ْ‫ج‬
‫ًر‌ا‬
ُ‫َوه‬
‫م ُّم‬
َ‫ْهت‬
‫ُدو‬
َ‫ن‬
Ikutilah orang yang tiada minta
balasan kepadamu; dan mereka adalah
orang-orang yang mendapat
petunjuk. (QS. Yasin [36]: 21).

Oleh karena itu kita tidak boleh terlalu


fanatik terhadap seorang kiyai atau ustadz
sehingga tidak mau mendengar pengajaran atau
fatwa dari ustadz lainnya, tapi kita harus
mengikuti pendapat dan fatwa ulama dengan

512
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

melihat kedalaman ilmunya, tidak menyalahi al-


Qur`an dan Sunnah Nabi SAW., sifat dan
akhlaknya sesuai dengan kedalaman ilmunya
serta tidak mengejar harta dan kesenangan
duniawi dengan ilmunya tersebut. Rasulullah
SAW. menjelaskan dalam haditsnya:
ُ‫عزوجلالَيَتَ َعلَّ ُمهُإِالَّلِي‬ ِ ‫َم ْنتَ َعلَّ َم ِع ْل ًما ِم َّمايُ ْبتَغَىبِ ِه َوجْ هُاهَّلل‬
‫صيبَبِ ِه َع َرضًا ِمنَال ُّد ْنيَالَ ْميَ ِج ْد َعرْ فَ ْال َجنَّ ِةيَوْ َم ْالقِيَا َم ِة‬
ِ
Barangsiapa yang mempelajari ilmu
dari ilmu-ilmu yang (semestinya)
dipelajari hanya karena wajah Allah,
namun ia mempelajarinya untuk
mendapatkan tujuan keduniaan,
maka ia tidak akan mencium bau
surga pada hari kiamat (kelak)”.
(HR. Ibnu Majah dan Abu Daud).

ADAB MEMASAK
Adab adalah norma atau aturan mengenai
sopan santun yang didasarkan atas aturan
agama, terutama agama islam. Norma tentang
adab ini digunakan dalam pergaulan antar
manusia, antar tetangga dan antar kaum. Sapaan
“assalamualaikum”, yang diucapkan bila
seorang Islam berjumpa dengan orang lain,
termasuk ketentuan yang tergolong adab. Ada

513
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

aturan mengenai ucapan tersebut: salam


merupakan keharusan bagi seorang anak yang
bertemu dengan orang tua, bagi murid yang
bertemu dengan guru, bagi orang yang berdiri
kepala yang sedang duduk, bagi kelompok kecil
pada kelompok yang lebih besar. Nah berikut
saya menjelaskan salah satu adab yaitu adab
memasak.
Khusus bagi Ibu-ibu yang setiap hari
memasak, apabila anda semua menggunakan
adab-adab dalam memasak, maka selain anda
mendapatkan pahala memasak, makanan yang
anda masak akan menjadi makanan yang
barokah.
barokah itu adalah bertambahnya kebaikan.
Sekarang ini kenapa keluarga saudara-saudara
kita semakin hari semakin jauh dengan Allah
SWT, semakin ogah dengan kebaikan. Diantara
penyebabnya karena makanan yang dimakan
tidak mengandung unsur barokah. jika anda
ingin keluarga yang penuh barokah maka
pakailah adab-adab Islami didalam memasak.
Kebanyakan di kalangan kita kaum wanita
baik itu ibu rumah tangga ataupun para remaja,
pekerjaan memasak adalah salah satu pekerjaan
yang wajib bisa kita lakukan. Ciri dari wanita

514
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Shalihah diantaranya adalah memasakan


makanan bagi suaminya dan anak-anaknya.
Islam agama yang sempurna, secara detail
telah mengajarkan kita bagaimana
menggunakan adab-adab dalam kehidupan
sehari-hari. begitu pula dalam hal memasak.

Adab-adab Memasak :
 Sebelum kita memasak ada baiknya kita
bermusyawarah dengan keluarga. kita
tanyanya kepada suami dan anak-anak
kita, "mau makan apa hari ini atau mau di
masakan apa hari ini". 
 Masaklah makanan yang halal dan toyib,
hindari dari syubhat atau meragukan
kehalalnya.
 Apabila kita akan memasak, sebaiknya
berwudhu dulu.
 Senantiasa menutup aurat.
 Ada baiknya sebelum memasak, kita
melaksanakan shalat sunah dua rakaat.
 Ingat berdoa kepada Allah SWT agar
masakan kita enak dan berkah
 Doa masuk ke dapur :
‫ربَّنَا آتِنَا ِمن لَّ ُدنكَ َرحْ َمةً َوهَيِّئْ لَنَا ِم ْن أَ ْم ِرنَا َر َشدًا‬ 
َ
"Ya Tuhan kami, berilah kami
rahmat yang besar dari sisi-Mu dan

515
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

persiapkan petunjuk untuk kami terhadap


urusan kami" (18:10).

 Doa ketika mengambil beras :

 
"Apa yang di sisimu akan lenyap,
dan apa yang ada di sisi Allah adalah
kekal" (16:96).

 Ketika mencuci beras, hendaklah membaca


doa :

  "Segala puji bagi Allah yang


telah memberi kami makanan yang lebih baik
darinya".

 Doa ketika membuka panci :


َ َ‫اللَّ ُه َّمبَا ِر ْكلَنَافِي ِه َوأَ ْط ِع ْمن‬
:ُ‫اخ ْي ًرا ِم ْنه‬
 "Ya Allah berilah keberkahan kepada
kami dan berilah kami rizqi yang lebih
baik darinya".

 Doa ketika menaruh beras ke dalam panci :

516
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

 "Segala puji bagi Allah yang


telah memberi makan setelah rasa
lapar".

 Doa ketika menaruh beras ke dalam air


bersih :

"Hai orang-orang yang beriman,


bersabarlah kamu dan kuatkanlah
kesabaranmu dan tetaplah bersiap
siaga dan bertaqwalah kepada Allah
supaya kamu beruntung" (3:200).

 Mengaduk makanan atau sayur hendaknya


dari kanan ke kiri sambil membaca :

 "Tidak ada yang dapat menyatakan


hari itu (kiamat) selain Allah"
(53:58).

 Doa pada saat memotong sayur, buah dan


ikan dengan membaca :
۟ ‫فَ َذبَ ُحوهَا َو َما َكاد‬
َ‫ُوايَ ْف َعلُون‬
 "Kemudian mereka
menyembelihnya dan hampir saja
mereka tidak melaksanakan perintah
itu" (2:71).

517
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

 Doa ketika meletakkan panci di atas


kompor :

‫س ِمي ُعا ْل َعلِي ُم‬ َ َ‫ف‬


َّ ‫سيَ ْكفِي َك ُه ُماللَّ ُه َو ُه َوال‬
 "Maka Allah akan mencukupi
kamu dengan mereka dan Dia
Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui"(2:137).

 Doa menyimpan beras


‫ب‬ َ ‫َوت َْر ُزقُ َمنتَشَاءبِ َغ ْي ِر ِح‬
ٍ ‫سا‬
 "Dan Engkau memberikan
rezeki kepada orang yang
Engkau kehendaki tanpa
perhitungan" (3:27).

 Agar makanan menjadi lezat, bacalah


Shalawat 3x dan Istighfar 3x
Apabila kita belum bisa menghafal atau
lupa doa-doa tersebut, maka dengan
mengucapkan "Bismillahirrohmanirrohim"
dalam setiap melakukan pekerjaan, InsyaAllah
pekerjaan tersebut akan bernilai Ibadah.
InsyaAllah dengan menggunakan adab-adab
memasak di atas, masakan kita akan semakin
lezat. Masakan kita lezat, suami dan anak-anak

518
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

kita makin betah tinggal dirumah. Kasihankan


kalau sering-sering suami atau anak-anak kita
suka jajan diluar yang tidak jelas kehalalannya.

ADAB BERMUSYAWARAH
Musyawarah adalah perundingan bersama
untuk mencari mufakat. Musyawarah berasal
dari kata syawara, yusyawiru ,musyawaratan,
yang artinya “berunding”. Allah memrintahkan
agar musyawarah dilaksanakan dalam
kepentingan bersama. Dalam Qs. Al – Imron :
159
ِ ‫فَبِ َما َرحْ َم ٍة ِّمنَ هللاِ لِ ْنتَ لَهُ ْم ۖ َولَوْ ُك ْنتَ فَظَّا َغلِظَ ْالقَ ْل‬
‫ب‬
ُ ‫ٰال ْنفَضُّ وْ ا ِم ْن َح ِولِ ۖكَ فَع‬
ِ ‫ْف َع ْنهُ ْم َوآ ْستَ ْغفِرْ لَهُ ْم َو َش‬
‫اورْ هُ ْم‬
ۚ ‫فِ ْي ْاألَ ْم ِر ۖ فَإ ِ َذا َع َز ْمتَ فَت ََو َّكلْ َعلَى‬
ُّ‫هللاِ إِ َّن هللاَ يُ ِحب‬
َ‫ْال ُمتَ َو ِّكلِ ْين‬
“Maka disebabkan rahmat dari Allah
swt-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka, sekiranya kamu bersikap keras
dan berhati kasar tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekelilingmu. Karena itu
maafkanlah mereka, mohonkan
ampunan bagi mereka, dan
bermusyawarahlah dengan mereka dalam
urusan itu, dan apabila kamu telah
membulatkan tekad maka berdakwahlah

519
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

kepada Allah swt, sesungguhnya


Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal
kepada-Nya”.(QS. Ali Imran: I59)

Pada ayat ini Allah memuji akhlak nabi


Muhammad SAW. yang tinggi dalam
memimpin masyarakat Islam. Meskipun dalam
keadaan genting, seperti terjadinya pelanggaran-
pelanggaran yang dilakukan oleh sebagian kaum
muslimin pada peperanganUhud sehingga
menyebabkan kaum muslimin menderita
kekalahan, tetapi Rasulullah tetap bersikap
lemah lembut dan tidak marah terhadap yang
melanggar itu, bahkan memaafkannya dan
memohonkan untuk mereka ampunan dari Allah
SWT andai kan nabi Muhammad SAW bersikap
keras dan berhati kasar tentulah mereka akan
menjauhkan diri dari beliau.
Di samping itu, Rasulullah selalu
bermusyawarah dengan mereka dalam segala
hal, apalagi dalam urusan peperangan. Oleh
karena itu kaum muslimin patuh melaksanakan
keputusan-keputusan musyawarah itu karena
keputusan itu merupakan keputusan mereka
sendiri bersama Rasulullah. Mereka tetap
berjuang dan berjihad di jalan Allah dengan
tekad yang bulat tanpa menghiraukan bahaya

520
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

dan kesulitan yang mereka hadapi. Mereka


bertawakkal sepenuhnya hanya kepada Allah
karena tidak ada yang dapat membela kaum
muslimin selain Allah SWT. Gambaran di atas
merupakan asbabun Nuzul (peristiwa yang
melatar belakangi turunnya) QS. Ali Imran :
159.
Dalam musyawarah harus diikuti dua
orang atau lebih, dan akan lebih baik lagi bila
terdapat penengah (moderator), sebab dalam
musyawarah kemungkinan dapat terjadi
perbedaan pendapat yang akan menimbulkan
dialog, sampai dengan debat ketika membahas
sesuatu. Dengan musyawarah itu diharapkan
akan mendapatkan hikmah, kebijakan dan
kebajikan bersama, serta kemaslahatan semua
pihak. Selain itu, semua anggota musyawarah
mempunyai hak bicara yang sama, dan berbeda
atau sama pendapat dengan anggota
musyawarah yang lain, sehingga diperlukan
hujjah atau argumentasi untuk meyakinkan
pendapatnya. Suasana dinamis dan dialogis
akan muncul, yang diikuti saling memahami dan
menghormati perbedaan pendapat, sehingga
dapat diambil kesimpulan atas kesepahaman
bersama.

521
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Adab dalam bermusyawarah:


1. Adab dalam bermusyawarah, musyawarah
dibuka dengan do’a yang diawali baca
“Bismillah” dan sebaiknya dilanjutkan
dengan baca do’a. Dalam Q.S. Thoha ayat 25
– 28:
ْ‫) َواحْ لُل‬26( ‫) َويَسِّرْ لِي أَ ْم ِري‬25( ‫ص ْد ِري‬ َ ‫ال َربِّ ا ْش َرحْ لِي‬ َ َ‫ق‬
28) ‫) يَ ْفقَهُوا قَوْ لِي‬27( ‫ُع ْق َدةً ِم ْن لِ َسانِي‬
”Ya Tuhanku, lapangkanlah
untukku dadaku. Dan mudahkanlah
untukku urusanku. Dan lepaskanlah
kekauan dari lidahku. Supaya
mereka mengerti ( memahami )
perkataanku”.

2. Mengendalikan Lisan, pikirkanlah secara


matang apa yang akan disampaikan, apakah
pendapat yang akan disampaikan itu akan
membawa manfaat atau sebaliknya membawa
madlarat, kemudian sampaikanlah pendapat
anda dengan jelas, dan santun, dalam waktu
yang tidak panjang. Di samping itu, kita juga
mau menyediakan diri mendengarkan
pendapat orang lain dengan penuh perhatian,
kendalikan lisan, jangan sekali-kali
memotong pembicaraan orang lain sebelum
selesai atau tuntas

522
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

( Hargailah yang sedang berbicara dalam


rangka menyampaikan pendapatnya ).
Meskipun ada pendapat yang disampaikan itu
berbeda bahkan bertentangan, kendalikan
emosi, dengarkan dengan cermat, baru kalau
diberi kesempatan kita dapat menanggapi
pendapat yang berbeda itu dengan santun,
argumentatif, dan bertujuan mereka dapat
memahami lebih jelas pendapat kita..

3. Sikap menyampaikan pendapat dalam


musyawarah yang perlu diperhatikan adalah
Pembicaraan dalam musyawarah adalah
untukmencari jalan hikmah yang terbaik-dan
benar, mencari titik temu,dan membuahkan
hasil sebuah kesepakatan yang akan
dijalanlanbersama. Oleh karena itu, maka :
a) Hindari sikap Mendominasi pembicaraan,
hanya karena ingin kenal pandai bicara dan
luas wawasannya, hal ini
merupakanketamakan. Rasulullah
memperingatkan bahwa ,
“ Dan sesungguhnya orang yang paling
aku benci dan paling jauh majelisnya dari
ku pada hari kiamat adalah orang-orang
yang berlebihan dalam bicara, juka suka
mengungguli orang lain dengan

523
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

perkataannya dan yang menunjuk-


nunjukkan mulut besarnya dengan
omongan untuk menampakkan kelebihan
di hadapan orang lain” (H.R.Ahmad &
Tirmidzi).
b) Tawadlu’ – rendah hati, menyampaikan
pendapat dengan apa adanya, jelas, mudah
difahami, tidak diucapkan dengan
congkakHargailah sesama warga
musyawarah, lebih-lebih ada orang
yangLebih ahli dan lebih berkompeten
dalam masalah yang dibicarakan, maka
lebih baik kita mendengarkan dengan
tenang, dan bila perlu dapat bertanya dalam
rangka menambah ilmu yang dijelaskan
dalam Al-qur'an surat Al-Furqon:63, 
‫ضهَوْ نًا َوإِ َذا َخاطَبَهُ ُم ْال َجا ِهلُو‬
ِ ْ‫َو ِعبَا ُدالرَّحْ ٰ َمنِالَّ ِذينَيَ ْم ُشونَ َعلَىاأْل َر‬
‫نَقَالُوا َساَل ًم‬
"Dan hamba-hamba
Tuhan yang maha penyayang itu
(adalah) orang-orang yang berjalan
di atas bumi dengan
rendah hati dan apabila orang-orang
jahil menyapa, mereka
mengucapkan kata-kata yang
baik." 

524
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

a) Sedapat mungkin menghindari permusuhan,


karena sering terjadi perbedaan pendapat
dalam musyawarah menjadikan
panas.Untuk menghindari dominasi hafsu-
emosional, maka redamkanlah dengan
banyak baca istighfar. Dalam hal Rasulullah
mengingatkan bahwa,
“Sesungguhnya larangan yang
ditujukankepadaku setelah
menyembah berhala adalah
perdebatanyang dibarengi dengan
permusuhan “ (HR.Imam Bazar
danThabrani, meskipun sanadnya
lemah).

b) Musyawarah bukan tempat saling


menjatuhkan. Pandangan yang salah yang
menganggap bahwa musyawarah sebagai
ajang untuk saling menjatuhkan, saling
membantai di muka umum, hal ini
perbuatan yang tidak berakhlaqul karimah,
dan hendaklah wajib dihindari.

4. Memutuskan Hasil Musyawarah, dalam


memutuskan hasil musyawarah dan atau
menyimpulkannya berdasarkan landasan
pokok kebenaran sejati maroji’ Al Qur’an dan

525
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Sunnah, dalam suatu kesepakatan majlis.


Namun apabila terpaksa dengan melakukan
pemungutan suara, maka suara terbanyak
tidak selalu dipilih, sebab kebenaran tidak
selalau dapat diukur dari suara terbanyak.
Apabila musyawarah sudah sepakat
menghasilkan keputusan,makakita pun tunduk
dengan ikhlas, kemudian bertawaqal kepada
Allah Swt. Meskipun pendapat kita tidak
terpakai, atau hujjah kita kurangkuat
dibanding dengan hujjah peserta musyawarah
yang lainnya, maka kita pun tunduk dengan
keputusan musyawarah itu, dan
ikutmerealisasikan dalam pelaksanaannya
nanti.

5. Menutup Musyawarah, dilakukan dengan


collingdown, membacado’a mengakhiri
majelis
َ ‫ُس ْب َحانَكَ اللَّهُ َّم َوبِ َح ْم ِدكَ أَ ْشهَ ُد أَ ْن الَ إِلَهَ إِالَّ أَ ْنتَ أَ ْستَ ْغفِ ُر‬
‫ك‬
َ‫َوأَتُوبُ إِلَ ْيك‬
(Mahasuci Engkau ya Allah,
dan dengan memuji-Mu, aku bersaksi bahwa
tiada Tuhan kecuali Engkau,
aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu).

526
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Doa tersebut berdasarkan hadits riwayat


Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ahmad.
‫ص””لى هللا‬- ِ ‫”ال َك””انَ َر ُس”و ُل هَّللا‬ َ ”َ‫ع َْن أَبِى بَرْ َزةَ األَ ْس”لَ ِم ِّى ق‬
ِ ِ‫خَر ٍة إِ َذا أَ َرا َد أَ ْن يَقُ””و َم ِمنَ ْال َمجْ ل‬
‫س‬ َ َ ‫ يَقُ””و ُل بِ””أ‬-‫علي””ه وس””لم‬
‫ك‬َ ‫ُسب َْحانَكَ اللَّهُ َّم َوبِ َح ْم ِدكَ أَ ْشهَ ُد أَ ْن الَ إِلَ”هَ إِالَّ أَ ْنتَ أَ ْس”تَ ْغفِ ُر‬
‫ك لَتَقُو ُل قَ””وْ الً َم””ا‬ َ َّ‫ال َر ُج ٌل يَا َرسُو َل هَّللا ِ إِن‬ َ َ‫ فَق‬. َ‫َوأَتُوبُ إِلَ ْيك‬
ِ ِ‫ون فِى ْال َمجْ ل‬
‫س‬ ُ ‫ قَا َل َكفَّا َرةٌ لِ َما يَ ُك‬.‫ضى‬ َ ‫ُك ْنتَ تَقُولُهُ فِي َما َم‬
Dari Abu Barzah Al-Aslami
radhiyallahu ’anhu ia berkata: “Jika
Rasulullah SAW hendak bangun dari
suatu majelis beliau membaca:
Subhanakallahumma wabihamdika
asyhadu allaa ilaaha illa anta
astaghfiruka wa atuubu ilaika.
Seorang sahabat berkata: “Ya
Rasulullah, engkau telah membaca
bacaan yang dahulu tidak biasa
engkau baca?” Beliau menjawab:
“Itu sebagai penebus dosa yang
terjadi dalam sebuah majelis.” (HR.
Abu Dawud).

ADAB BERNEGARA
Modernisasi zaman yang semakin
berkembang dari waktu ke waktu menutut
manusia untuk memahami akhlak secara

527
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

essensial , dalam arti bahwa manusia memahami


akhlak bukan hanya sebagai sikap / perilaku saja
. Melainkan , adab tersebut di implementasikan
dalam kehidupan sehari – hari .
Dalam bahasan kami kali ini adalah adab
bernegara , adab ini perlu untuk disadari oleh
kita agar kita dapat menjadi semakin sensitif
terhadap persoalan yang terjadi pada bangsa dan
negara kita. Bukan hanya Hal ini didorong
dengan kekhawatiran akan bobroknya generasi
kita , apabila tidak dibekali dengan pengetahuan
tentang akhlak yang cukup , untuk menjalani
kehidupan kedepannya.

Dengan demikian, kali ini akan membahas


beberapa sub-bab dari materi Adab Bernegara
ini , adapun sub-babnya antara lain :
1. Musyawarah
2. Menegakkan Keadilan
3. Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
4. Hubungan Pemimpin dan yang
dipimpin

Tetapi sebelum memasuki sub-bab


tersebut , ada baiknya kita mengenal definisi
dari adab tersebut. Kata adab adalah kosa-kata
bahasa arab yang berasal dari tashrhifan (Adab

528
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

– Ya’dubu) yang berarti mengundang atau


mengajak. Dalam adab bernegara , tentunya
menggambarkan sikap seseorang terhadap
bangsa dan negaranya , sikap tersebut
menunjukkan jati diri dari orang tersebut.
Dan nantinya dalam pembahasan , kami
akan lebih mendalami sub-bab yang telah
diberikan . Dalam adab bernegara ini, sikap dan
perilaku seseorang akan terlihat pada saat ,
misalnya melakukan musyawarah .
Tentunya dalam menyelesaikan suatu
masalah akan diperlukan musyawarah untuk
mufakat , yakni suatu sistem yang telah
digunakan oleh Nabi Muhammad SAW sejak
dahulu untuk menyelesaikan persoalan , dalam
pendalaman pembahasan ini kami akan
memperlihatkan cara – cara bermusyawarah
yang baik dan benar menurut tuntunan Al-
Qur’an dan Hadist .

Batasan Masalah
Masalah yang akan kami bahas kali ini
mengenai impelementasi dan dasar Al-Qur’an
dan Hadist mengenai adab bernegara yang
terbagi kedalam empat sub-bab diatas .
Tentunya tujuan agar dalam membangun suatu
generasi yang Islami dimulai dengan

529
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

memahami ilmunya terlebih dahulu. Hal ini


dilakukan untuk dapat membedakan yang mana
baik dan buruk dari suatu hal , sehingga
implementasi dari konsep tersebut dapat
dijalankan dengan sungguh – sungguh dan
penuh optimisme.
Sesungguhnya , adab adalah melatih diri
dengan budi pekerti dan akhlak yang mulia.,
lalu tampak dalam bentuk tindakan dan perilaku
yang bersifat tetap, natural, dan refleks. Jadi,
jika nilai islam mencakup semua sektor
kehidupan manusia, maka perintah beramal
shalih pun mencakup semua sektor kehidupan
manusia. Tentunya dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara diperlukan pengertian adab
bernegara ini untuk membuat diri kita ‘kebal’
terhadap kebatilan yang nantinya akan
menggoda iman kita , dalam melaksanakan
bakti kita kepada negara.

A. Musyawarah
Kata ( ‫ ) شورى‬Syûrâ terambil dari kata (
‫ إستشاورة‬-‫ مشاورة‬-‫ )شاورة‬menjadi ( ‫ ) شورى‬Syûrâ.
Kata Syûrâ bermakna mengambil dan
mengeluarkan pendapat yang terbaik dengan
menghadapkan satu pendapat dengan pendapat
yang lain. Dalam Lisanul ‘Arab berarti memetik

530
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

dari serbuknya dan wadahnya. Kata ini terambil


dari kalimat (‫ )ش””رت العسل‬saya mengeluarkan
madu dari wadahnya.
Berarti mempersamakan pendapat yang
terbaik dengan madu, dan bermusyawarah
adalah upaya meraih madu itu dimanapun ia
ditemukan, atau dengan kata lain, pendapat
siapapun yang dinilai benar tanpa
mempertimbangkan siapa yang
menyampaikannya. Musyawarah dapat berarti
mengatakan atau mengajukan sesuatu.

Adapun salah satu ayat dalam Al – Qur’an yang


membahas mengenai Musyawarah adalah surah
Al-Syura ayat 38:
‫َوالَّ ِذينَ ا ْستَ َجابُوا لِ َربِّ ِه ْم‬
‫َوأَقَا ُموا الصَّالةَ َوأَ ْم ُرهُ ْم‬
‫ُشو َرى بَ ْينَهُ ْم َو ِم َّما‬
َ‫َرزَ ْقنَاهُ ْم يُ ْنفِقُون‬
Artinya: “Dan (bagi) orang-orang
yang menerima (mematuhi) seruan
Tuhannya dan mendirikan shalat,
sedang urusan mereka (diputuskan)
dengan musyawarah antara mereka;
dan mereka menafkahkan sebagian
dari rezki yang Kami berikan kepada
mereka.” (QS. Asy-Syura: 38).

531
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Dalam ayat diatas , syura atau


musyawarah sebagai sifat ketiga bagi
masyarakat Islam dituturkan setelah iman dan
shalat . Menurut Taufiq asy-Syawi , hal ini
memberi pengertian bahwa musyawarah
mempunyai martabat setelah ibadah terpenting ,
yakni shalat , sekaligus memberi pengertian
bahwa musyawarah merupakan salah satu
ibadah yang tingkatannya sama dengan shalat
dan zakat . Maka masyarakat yang
mengabaikannya dianggap sebagai masyarakat
yang tidak menetapi salah satu ibadah .
Memang , musyawarah sangat diperlukan
untuk dapat mengambil keputusan yang paling
baik disamping untuk memperkokoh rasa
persatuan dan rasa tanggung jawab bersama. Ali
Bin Abi Thalib menyebutkan bahwa dalam
musyawarah terdapat tujuh hal penting yaitu ,
mengambil kesimpulan yang benar , mencari
pendapat , menjaga kekeliruan , menghindari
celaan , menciptakan stabilitas emosi ,
keterpaduan hati , mengikuti atsar.

Hal – Hal yang Boleh di Musyawarahkan


Islam memberikan batasan – batasan hal –
hal apa saja yang boleh dimusyawarahkan .

532
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Karena musyawarah adalah pendapat orang,


maka apa – apa yang sudah ditetapkan oleh nash
(Al – Qur’an dan As-Sunnah) tidak boleh
dimusyawarahkan , sebab pendapat orang tidak
boleh mengungguli wahyu.
Jadi musyawarah hanyalah terbatas pada
hal – hal yang bersifat Ijtihadiyah . Para sahabat
pun kalau dimintai pendapat mengenai suatu hal
, terlebih dahulu mereka bertanya kepada
Rasulullah SAW . Apakah masalah yang
dibicarakan telah diwahyukan oleh Allah atau
merupakan Ijtihad Nabi . Jika pada
kenyataannya adalah ijtihad Nabi , maka mereka
mengemukakan pendapat .
Masalah – masalah ijtihadiyah
diungkapkan dalam Al – Qur’an dengan kata Al
– Amr . Istilah amruhum disini berarti masalah
bersama atau ‘common problems’ , yaitu
masalah – masalah yang menyangkut
kepentingan nasib atau anggota masyarakat
yang bersangkutan .

Tata Cara Musyawarah


Rasulullah mempunyai tata cara bermusyawarah
yang sangat bervariasi ;
1) Kadang kala seseorang memberikan
pertimbangan kepada beliau , lalu beliau

533
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

melihat pendapat itu benar , maka beliau


mengamalkannya.
2) Kadang – kadang beliau bermusyawarah
dengan dua atau tiga orang saja.
3) Kadang kala beliau juga bermusyawarah
dengan seluruh massa melalui cara perwaklian.
Dari beberapa tata cara bermusyawarah
Rasulullah diatas kita dapat menyimpulkan
bahwa tatacara musyawarah , anggota
musyawarah bias selalu berkembang sesuai
dengan kebutuhan dan perkembangan zaman ,
tetapi hakekat musyawarah harus selalu tegak
ditengah masyarakat dan Negara.
Adapun hal – hal yang harus
dimusyawarahkan dengan seluruh umat , baik
langsung maupun lewat perwakilan , dan ada
hal – hal yang cukup dimusyawarahkan dengan
pemimpin (ulil amri) , ulama , cendekiawan ,
dan pihak - pihak berkompeten lainnya , tetapi
tetap dan tidak boleh tidak harus dengan
semangat kebenaran dan kejujuran . Yang dicari
dalam musyawarah adalah kebenaran bukan
kemenangan .

Sikap Bermusyawarah

534
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Supaya musyawarah dapat berjalan dengan


lancar dan penuh persahabatan , firman Allah
dalam surat Ali Imran ayat 159 :
َ‫فَبِ َما َرحْ َم ٍة ِّمنَ هللاِ لِ ْنتَ لَهُ ْم ۖ َولَوْ ُك ْنتَ فَظَّا َغلِظ‬
ُ ‫ب ٰال ْنفَضُّ وْ ا ِم ْن َح ِولِ ۖكَ فَع‬
ْ‫ْف َع ْنهُ ْم َوآ ْستَ ْغفِر‬ ِ ‫ْالقَ ْل‬
‫اورْ هُ ْم فِ ْي ْاألَ ْم ِر ۖ فَإ ِ َذا َع َز ْمتَ فَتَ َو َّكلْ َعلَى‬ ِ ‫لَهُ ْم َو َش‬
َ‫هللاِ إِ َّن هللاَ ي ُِحبُّ ْال ُمت ََو ِّكلِ ْين‬
ۚ .
Artinya : Maka disebabkan rahmat
dari Allah-lah kamu berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya
kamu bersikap keras lagi berhati
kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekelilingmu. Karena itu
ma'afkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka
dalam urusan itu . Kemudian apabila
kamu telah membulatkan tekad,
maka bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal
kepada-Nya. (Ali Imran : 159)

Dapat kita lihat Allah SWT


mengisyaratkan ada beberapa sikap yang harus
dilakukan dalam bermusyawarah , yaitu sikap

535
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

lemah lembut , pemaaf , dan memohon


ampunan Allah SWT .
1. Lemah Lembut
Seseorang yang melakukan musyawarah ,
apalagi sebagai pimpinan harus menghindari
tutur kata yang kasar serta sikap keras kepala ,
karena jika tidak , mitra musyawarah akan tidak
menghormati pemimpin musyawarah.
2. Pemaaf
Setiap orang yang bermusyawarah harus
menyiapkan mental untuk selalu bersedia
member maaf . Karena mungkin saja ketika
musyawarah terjadi perbedaan pendapat , atau
keluar kalimat – kalimat yang menyinggung
pihak lain.
Dan bila itu masuk kedalam hati , akan
mengeruhkan pikiran , bahkan boleh jadi
musyawarah berubah menjadi pertengkaran.

3. Mohon Ampunan Allah SWT


Untuk mencapai hasil yang terbaik ketika
musyawarah , hubungan dengan Tuhan pun
harus harmonis . Oleh sebab itu , semua anggota
musyawarah harus senantiasa membersihkan
diri dengan cara memohon ampun kepada Allah
SWT baik untuk diri sendiri , maupun anggota
musyawarah lainnya .

536
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Menegakkan Keadilan
Istilah keadilan berasal dari kata ‘adl
(Bahasa Arab), yang mempunyai arti antara lain
sama dan seimbang. Dalam pengertian pertama,
keadilan dapat diartikan sebagai membagi sama
banyak, atau memberikan hak yang sama
kepada orang-orang atau kelompok. Dengan
status yang sama. Misalnya semua pegawai
dengan kompetensi akademis dan pengalaman
kerja yang sama berhak mendapatkan gaji dan
tunjangan yang sama. Semua warga negara –
sekalipun dengan status sosial – ekonomi –
politik yang berbeda-beda – mendapatkan
perlakuan yang sama dimata hukum.
Dalam pengertian kedua, keadilan dapat
diartikan dengan memberikan hak seimbang
dengan kewajiban, atau memberi seseorang
sesuai dengan kebutuhannya. Misalnya orang
tua yang adil akan membiayai pendidikan anak-
anaknya sesuai dengan tingkat kebutuhan
masing-masing sekalipun secara nominal
masing-masing anak tidak mendapatkan jumlah
yang sama. Dalam hukum waris misalnya, anak
laki-laki ditetapkan oleh Al-Qur’an
mendapatkan warisan dua kali bagian anak
perempuan. Hal itu karena anak laki-laki setelah

537
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

berkeluarga menanggung kewajiban membiayai


hidup isteri dan anak-anaknya, sementara anak
perempuan setelah berkeluarga dibiayai oleh
suaminya.
Seperti firman dalam QS. An-Nisa’ 4:11 :
‫لذ َك ِر ِم ْث ُل َحظِّ اأْل ُ ْنثَيَ ْي ِن فَإ ِ ْن ُك َّن‬ َّ ِ‫ُوصي ُك ُم هَّللا ُ فِي أَوْ اَل ِد ُك ْم ل‬
ِ ‫ي‬
‫َت َوا ِح َدةً فَلَهَا‬ ْ ‫ك َوإِ ْن َكان‬ ُ ُ
َ ‫ق اثنَتَي ِْن فَلَه َُّن ثلثَا َما ت ََر‬ ْ َ ْ‫نِ َسا ًء فَو‬
‫ك إِ ْن‬ َ ‫اح ٍد ِم ْنهُ َما ال ُّس ُدسُ ِم َّما تَ َر‬ ِ ‫ف َوأِل َبَ َو ْي ِه لِ ُك ِّل َو‬ ُ ْ‫النِّص‬
‫ث‬ ُ ُ‫َكانَ لَهُ َولَ ٌد فَإ ِ ْن لَ ْم يَ ُك ْن لَهُ َولَ ٌد َو َو ِرثَهُ أَبَ َواهُ فَأِل ُ ِّم ِه الثُّل‬
‫صي بِهَا‬ ِ ‫صيَّ ٍة يُو‬ ِ ‫فَإ ِ ْن َكانَ لَهُ إِ ْخ َوةٌ فَأِل ُ ِّم ِه ال ُّس ُدسُ ِم ْن بَ ْع ِد َو‬
‫أَوْ َد ْي ٍن آَبَا ُؤ ُك ْم َوأَ ْبنَا ُؤ ُك ْم اَل تَ ْدرُونَ أَيُّهُ ْم أَ ْق َربُ لَ ُك ْم نَ ْفعًا‬
‫يضةً ِمنَ هَّللا ِ إِ َّن هَّللا َ َكانَ َعلِي ًما َح ِكي ًما‬ َ ‫فَ ِر‬
Artinya: Allah mensyari'atkan
bagimu tentang (pembagian pusaka
untuk) anak-anakmu. Yaitu :
bahagian seorang anak lelaki sama
dengan bagahian dua orang anak
perempuan; dan jika anak itu
semuanya perempuan lebih dari dua,
maka bagi mereka dua pertiga dari
harta yang ditinggalkan; jika anak
perempuan itu seorang saja, maka ia
memperoleh separo harta. Dan untuk
dua orang ibu-bapa, bagi masing-
masingnya seperenam dari harta
yang ditinggalkan, jika yang
meninggal itu mempunyai anak; jika

538
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

orang yang meninggal tidak


mempunyai anak dan ia diwarisi oleh
ibu-bapanya (saja), maka ibunya
mendapat sepertiga; jika yang
meninggal itu mempunyai beberapa
saudara, maka ibunya mendapat
seperenam. (Pembagian-pembagian
tersebut di atas) sesudah dipenuhi
wasiat yang ia buat atau (dan)
sesudah dibayar hutangnya.
(Tentang) orang tuamu dan anak-
anakmu, kamu tidak mengetahui
siapa di antara mereka yang lebih
dekat (banyak) manfaatnya bagimu.
Ini adalah ketetapan dari Allah.
Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, adil


diartikan :
1) Tidak berat sebelah, tidak memihak.
2) Berpihak kepada yang benar; berpegang
pada kebenaran.
3) sepatunya; tidak sewenang-wenang.

Beberapa pengertian ini tetap berangkat


dari dua makna kata adil diatas. Dengan prinsip

539
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

persamaan seorang yang adil tidak akan


memihak kecuali kepada yang benar. Dan
dengan azas keseimbangan seorang yang adil
berbuat atau memutuskan sesuatu dengan
sepatunya dan tidak bertindak sewenang-
wenang.
Disamping menggunakan kata ‘adl Al-
Qur’an juga menggunakan kata qisbth dan
mizan untuk pengertian yang sama. Misalnya
dalam dua ayat berikut ini :

QS. Al-A’raf 7: 29
‫ْط ۖ َوأَقِي ُموا ُوجُوهَ ُك ْم ِع ْن َد ُك ِّل َم ْس ِج ٍد‬ ِ ‫قُلْ أَ َم َر َربِّي بِ ْالقِس‬
َ‫صينَ لَهُ ال ِّدينَ ۚ َك َما بَدَأَ ُك ْم تَعُو ُدون‬ ِ ِ‫َوا ْد ُعوهُ ُم ْخل‬
Katakanlah: "Tuhanku menyuruh
menjalankan keadilan". Dan
(katakanlah): "Luruskanlah muka
(diri)mu di setiap sembahyang dan
sembahlah Allah dengan
mengikhlaskan ketaatanmu kepada-
Nya. Sebagaimana Dia telah
menciptakan kamu pada permulaan
(demikian pulalah kamu akan
kembali kepada-Nya)".

QS. Al-Hadid 57:25

540
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

َ‫َاب َو ْال ِمي َزان‬َ ‫ت َوأَ ْنز َْلنَا َم َعهُ ُم ْال ِكت‬ِ ‫لَقَ ْد أَرْ َس ْلنَا ُر ُسلَنَا بِ ْالبَيِّنَا‬
‫ْط ۖ َوأَ ْنز َْلنَا ْال َح ِدي َد فِي ِه بَأْسٌ َش ِدي ٌد َو َمنَافِ ُع‬ ِ ‫لِيَقُو َم النَّاسُ بِ ْالقِس‬
‫ي‬ ِ ‫ص ُرهُ َو ُر ُسلَهُ بِ ْال َغ ْي‬
ٌّ ‫ب ۚ إِ َّن هَّللا َ قَ ِو‬ ُ ‫اس َولِيَ ْعلَ َم هَّللا ُ َم ْن يَ ْن‬
ِ َّ‫لِلن‬
‫َزي ٌز‬
ِ ‫ع‬
Artinya : Sesungguhnya Kami telah
mengutus rasul-rasul Kami dengan
membawa bukti-bukti yang nyata
dan telah Kami turunkan bersama
mereka Al Kitab dan neraca
(keadilan) supaya manusia dapat
melaksanakan keadilan. Dan Kami
ciptakan besi yang padanya terdapat
kekuatan yang hebat dan berbagai
manfaat bagi manusia, (supaya
mereka mempergunakan besi itu)
dan supaya Allah mengetahui siapa
yang menolong (agama)Nya dan
rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak
dilihatnya. Sesungguhnya Allah
Maha Kuat lagi Maha Perkasa.

Perintah Berlaku Adil


Di dalam Al-Qur’an terdapat beberapa
ayat yang memerintahkan supaya manusia
berlaku adil dan menegakkan keadilan. Perintah
itu ada yang bersifat umum dan ada yang

541
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

khusus dalam bidang-bidang tertentu. Yang


bersifat umum misalnya :

‫ان َوإِيتَا ِء ِذي ْالقُرْ بَ ٰى َويَ ْنهَ ٰى َع ِن‬ ِ ‫إِ َّن هَّللا َ يَأْ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َواإْل ِ حْ َس‬
َ‫ْالفَحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغ ِي ۚ يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُون‬
“Sesungguhnya Allah menyuruh
(kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum
kerabat, dan Allah melarang dari
perbuatan keji, kemungkaran dan
permusuhan. Dia memberi
pengajaran kepadamu agar kamu
dapat mengambilpelajaran.” (QS.
An-Nahl 16:90)

Sedangkan yang bersifat khusus misalnya :


Q.S An-Nisa ayat 58
‫ت إِلَى أَ ْهلِهَا َوإِ َذا‬ ِ ‫إِ َّن هَّللا َ يَأْ ُم ُر ُك ْم أَ ْن تُ َؤ ُّدوا األ َمانَا‬
‫اس أَ ْن تَحْ ُك ُموا بِ ْال َع ْد ِل إِ َّن هَّللا َ نِ ِع َّما‬
ِ َّ‫َح َك ْمتُ ْم بَ ْينَ الن‬
‫صيرًا‬ ِ َ‫يَ ِعظُ ُك ْم بِ ِه إِ َّن هَّللا َ َكانَ َس ِميعًا ب‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah
menyuruh kamu menyampaikan
amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu)
apabila menetapkan hukum di antara
manusia supaya kamu menetapkan
dengan adil. Sesungguhnya Allah

542
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

memberi pengajaran yang sebaik-


baiknya kepadamu. Sesungguhnya
Allah adalah Maha mendengar lagi
Maha melihat”. (QS. Al-Maidah : 8)
ِ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ُكونُوا قَ َّوا ِمينَ هَّلِل ِ ُشهَدَا َء بِ ْالقِس‬
‫ْط َوال‬
‫َآن قَوْ ٍم َعلَى أَال تَ ْع ِدلُوا ا ْع ِدلُوا هُ َو أَ ْق َربُ لِلتَّ ْق َو‬ ُ ‫يَجْ ِر َمنَّ ُك ْم َشن‬
َ‫َواتَّقُوا هَّللا َ إِ َّن هَّللا َ خَ بِي ٌر بِ َما تَ ْع َملُون‬
Artinya : Hai orang-orang yang
beriman, hendaklah kamu jadi orang-
orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) karena Allah, menjadi
saksi dengan adil. Dan janganlah
sekali-kali kebencianmu terhadap
sesuatu kaum, mendorong kamu
untuk berlaku tidak adil. Berlaku
adillah, karena adil itu lebih dekat
kepada takwa. Dan bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.

Keadilan Hukum
Islam mengajarkan bahwa semua orang
mendapat perlakuan yang sama dan sederajat
dalam hukum, tidak ada diskriminasi hukum

543
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

karena perbedaan kulit, status sosial, ekonomi,


politik dan lain sebagainya. Allah menegaskan :
‫ت إِلَى أَ ْهلِهَا َوإِ َذا َح َك ْمتُ ْم‬ ِ ‫إِ َّن هَّللا َ يَأْ ُم ُر ُك ْم أَ ْن تُ َؤ ُّدوا األ َمانَا‬
َ ‫اس أَ ْن تَحْ ُك ُموا بِ ْال َع ْد ِل إِ َّن هَّللا َ نِ ِع َّما يَ ِعظُ ُك ْم بِ ِه إِ َّن هَّللا‬
ِ َّ‫بَ ْينَ الن‬
‫صيرًا‬ ِ َ‫َكانَ َس ِميعًا ب‬

“Sesungguhnya Allah menyuruh


kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan
(menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum di antara
manusia supaya kamu menetapkan
dengan adil. Sesungguhnya Allah
memberi pengajaran yang sebaik-
baiknya kepadamu. Sesungguhnya
Allah adalah Maha Mendengar lagi
Maha Melihat.” (QS. An-Nisa’4:58).

Keadilan hukum harus ditegakkan


walaupun terhadap diri sendiri, atau terhadap
keluarga dan orang-orang yang dicintai. Tatkala
seorang sahabat yang dekat dengan Rasulullah
SAW meminta “keistimewaan” hubungan untuk
seorang wanita bangsawan yang mencuri,
Rasulullah menolaknya dengan tegas:

“ Sesungguhnya kehancuran ummat yang

544
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

terdahulu karena mereka menghukum


pencuri yang lemah, dan membiarkan
pencuri yang elit. Demi Allah yang
memelihara jiwa saya, kaulah Fatimah
binti Muhammad mencuri, pastilah
Muhammad akan memotong tangan
puterinya itu.”(HR. Ahmad, Muslim dan
Nasa’i)

Mengingat pentingnya menengakkan


keadilan itu menurut ajaran Islam, maka orang
yang diangkat menjadi hakim haruslah yang
betul-betul memenuhi syarat keahlian dan
kepribadian. Kecuali mempunyai ilmu yang
luas, dia juga haruslah seorang yang taat kepada
Allah, mempunyai akhlaq yang mulia, terutama
kejujuran atau amanah. Apabila hakim itu
seorang yang lemah, maka dia mudah
dipengaruhi, ditekan dan disuap. Akibatnya
orang-orang yang bersalah dibebaskan dari
hukumnya, sekalipun kesalahan atau
kejahatannya sangat merugikan masyarakat dan
negara.

Rasulullah SAW bersabda dari tiga orang hakim


dua akan masuk neraka dan hanya satu yang
masuk sorga. Hakim yang masuk neraka yaitu:

545
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

1). Hakim yang menjatuhkan hukuman dengan


cara yang tidak adil, bertentangan dengan hati
nuraninya, bertentangan dengan Al-Qur’an dan
Sunnah, sedang dia sendiri mengetahui dan
menyadari perbuatannya itu.
2). Hakim yang menjatuhkan hukuman yang
tidak adil karena kebodohannya. Hakim yang
masuk sorga adalah hakim yang menjatuhkan
hukuman berdasarkan keadilan dan kebenaran.
 
Keadilan dalam Segala Hal
Disamping keadilan hukum, islam
memerintahkan kepada umat manusia, terutama
orang-orang yang beriman untuk bersikap adil
dalam segala aspek kehidupan, baik terhadap
diri dan keluarganya sendiri, apalagi kepada
orang lain. Bahkan kepada musuh sekalipun
setiap mukmin harus dapat berlaku adil. Mari
kita perhatikan beberapa nash berikut ini :

1. Adil terhadap diri sendiri


ِ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ُكونُوا قَ َّوا ِمينَ بِ ْالقِس‬
ْ‫ْط ُشهَدَا َء هَّلِل ِ َولَو‬
‫َعلَى أَ ْنفُ ِس ُك ْم أَ ِو ْال َوالِ َدي ِْن َواأل ْق َربِينَ إِ ْن يَ ُك ْن َغنِيًّا أَوْ فَقِيرًا‬
ْ‫فَاهَّلل ُ أَوْ لَى بِ ِه َما فَال تَتَّبِعُوا ْالهَ َوى أَ ْن تَ ْع ِدلُوا َوإِ ْن ت َْل ُووا أَو‬
‫ْرضُوا فَإ ِ َّن هَّللا َ َكانَ بِ َما تَ ْع َملُونَ خَ بِيرًا‬ ِ ‫تُع‬
“Hai orang-orang yang beriman,
jadilah kamu orang yang benar-benar

546
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

menegakkan keadilan, menjadi saksi


karena Allah biarpun terhadap
dirimu sendiri atau ibu bapak dan
kaum kerabatmu. Jika ia (terdakwa
atau tergugat itu) kaya atau miskin,
maka Allah lebih tahu
kemaslahatannya. Maka janganlah
kamu mengikuti bawa nafsu kamu
ingin menyimpang dari
kebenaran...”(QS. An-Nisa’4:135).

2. Adil terhadap isteri dan anak-anak


َ َ‫َوإِ ْن ِخ ْفتُ ْم أَاَّل تُ ْق ِسطُوا فِي ْاليَتَا َمى فَا ْن ِكحُوا َما ط‬
‫اب لَ ُك ْم‬
‫ث َو ُربَا َع فَإ ِ ْن ِخ ْفتُ ْم أَاَّل تَ ْع ِدلُوا‬
َ ‫ِمنَ النِّ َسا ِء َم ْثنَى َوثُاَل‬
‫ت أَ ْي َمانُ ُك ْم َذلِكَ أَ ْدنَى أَاَّل تَعُولُوا‬ ْ ‫اح َدةً أَوْ َما َملَ َك‬
ِ ‫فَ َو‬
“....Kawinilah wanita-wanita yang
kamu sukai dua, tiga, atau empat.
Tapi jika kamu khawatir tidak dapat
berlaku adil, maka (kawinilah)
seorang saja...”(QS. An-Nisa’ 4:3).

3. Adil dalam mendamaikan perselisihan


‫ُوا بَ ۡينَہُ َم ۖا فَإ ِ ۢن‬
ْ ‫صلِح‬
ۡ َ ‫وا فَأ‬ ْ ُ‫َوإِن طَآ ٕٮِفَتَا ِن ِمنَ ۡٱل ُم ۡؤ ِمنِينَ ۡٱقتَتَل‬
‫وا ٱلَّتِى ت َۡب ِغى َحتَّ ٰى تَفِ ٓى َء‬ ْ ُ‫َت إِ ۡح َد ٰٮهُ َما َعلَى ٱأۡل ُ ۡخ َر ٰى فَقَ ٰـتِل‬ ۡ ‫بَغ‬
‫ُوا بَ ۡينَہُ َما بِ ۡٱل َع ۡد ِل َوأَ ۡق ِسطُ ٓو ۖ ْا‬
ْ ‫صلِح‬ ۡ َ ‫إِلَ ٰ ٓى أَمۡ ِر ٱهَّلل ۚ ِ فَإِن فَآ َء ۡت فَأ‬
َ‫إِ َّن ٱهَّلل َ ي ُِحبُّ ۡٱل ُم ۡق ِس ِطين‬

547
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

“Dan jika ada dua golongan dari


orang-orang mukmin berperang
maka damaikanlah antara keduanya.
Jika salah satu dari kedua golongan
itu berbuat aniaya terhadap golongan
yang lain maka perangilah golongan
yang berbuat aniaya itu sehingga
golongan itu kembali kepada
perintah Allah. Jika golongan itu
telah kembali (kepada perintah
Allah) maka damaikanlah antara
keduanya dengan adil dan berlaku
adillah, sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berlaku
adil.”(QS. Al-Hujurat 49:9).

4. Adil dalam berkata


ُ‫َوال تَ ْق َربُوا َما َل ْاليَتِ ِيم إِال بِالَّتِي ِه َي أَحْ َس ُن َحتَّى يَ ْبلُ َغ أَ ُش َّده‬
‫ف نَ ْفسًا إِال ُو ْس َعهَا‬ ِ ‫َوأَوْ فُوا ْال َكي َْل َو ْال ِميزَ انَ بِ ْالقِس‬
ُ ِّ‫ْط ال نُ َكل‬
‫َوإِ َذا قُ ْلتُ ْم فَا ْع ِدلُوا َولَوْ َكانَ َذا قُرْ بَى َوبِ َع ْه ِد هَّللا ِ أَوْ فُوا َذلِ ُك ْم‬
َ‫َوصَّا ُك ْم بِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُون‬
“...Dan apabila kamu berkata, maka
hendaklah kamu berlaku adil
kendatipun dia adalah kerabat (mu),
dan penuhilah janji Allah. Yang
demikian itu, diperintahkan Allah

548
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

kepadamu agar kamu ingat.” (QS.


Al-An’am 6:152)

5. Adil terhadap musuh sekalipun


‫ْط َوال‬ِ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ُكونُوا قَ َّوا ِمينَ هَّلِل ِ ُشهَدَا َء بِ ْالقِس‬
ُ‫َآن قَوْ ٍم َعلَى أَال تَ ْع ِدلُوا ا ْع ِدلُوا هُ َو أَ ْق َرب‬ ُ ‫يَجْ ِر َمنَّ ُك ْم َشن‬
َ‫لِلتَّ ْق َوى َواتَّقُوا هَّللا َ إِ َّن هَّللا َ خَ بِي ٌر بِ َما تَ ْع َملُون‬
“Hai orang-orang yang beriman,
hendaklah kamu jadi orang-orang
yang selalu menegakkan (kebenaran)
karena Allah, menjadi saksi dengan
adil. Dan janganlah sekali-sekali
kebencianmu terhadap sesuatu kaum,
mendorong kamu untuk berlaku
tidak adil. Berlaku adillah, karena
adil itu lebih dekat kepada taqwa.
Dan bertaqwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.”(QS. Al-Maidah 5:8)

Amar Ma’ruf Nahi Munkar


Secara harfiah amar ma’ruf nahi munkar
(al-amru bi ‘l-ma’ruf wa ‘n-nahyu ‘an ‘l-
munkar) berarti menyuruh kepada yang ma’ruf
dan mencegah dari yang munkar. Ma’ruf secara
etimologis berarti yang dikenal, sebaliknya

549
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

munkar adalah sesuatu yang tidak dikenal.


Menurut Muhammad ‘Abduh, ma’ruf adalah
apa yang dikenal (baik) oleh akal sehat dan hati
nurani (ma ‘arafathu al-‘uqul wa ath-thaba’ as-
salimah), sedangkan munkar adalah apa yang
ditolak oleh akal sehat dan hati nurani (ma
ankarathu al-‘uqul wa ath-thaba’ as-salimah).
Berbeda dengan Abduh, Muhammad ‘Ali
ash-Shabuni mendefinisikan ma’ruf dengan
“apa yang diperintahkan syara’ (agama) dan
dinilai baik oleh akal sehat” (ma amara bibi asy-
syara’ wa ‘stabsanahu al-‘aqlu as-salim),
sedangkan munkar adalah “apa yang dilarang
syara’ dan dinilai buruk oleh akal sehat” (ma
naha ‘anhu asy-syara’ wa’staqbahahu al-‘aqlu
as-salim).
Terlihat dari dua definisi diatas, bahwa
yang menjadi ukuran ma’ruf atau munkarnya
sesuatu ada dua, yaitu agama dan akal sehat atau
hati nurani. Bisa kedua-duanya sekaligus atau
salah satunya. Semua yang diperintahkan oleh
agama adalah ma’ruf, begitu juga sebaliknya,
semua yang dilarang oleh agama adalah
munkar.
Hal-hal yang tidak ditentukan oleh agama
ma’ruf dan munkarnya ditentukan oleh akal
sehat atau hati nurani. Jadi waw dalam definisi

550
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Shabuni diatas berarti aw sebagaimana yang


didefinisikan oleh al-Ishfahani: “Ma’ruf adalah
sebuah anma untuk semua perbuatan yang
dikenal baiknya melalui akal atau syara’, dan
munkar adalah apa yang ditolak oleh keduanya”
(Wa al-ma’ruf ismun likulli fi’lin yu’rafu bi
al-‘aqli aw as-syari’ husnuhu, wa al-munkar ma
yunkaru bihima).
Dengan pengertian diatas tentu ruang
lingkup yang ma’ruf dan munkar sangat luas
sekali, baik dalam aspek aqidah, ibadah, akhlaq
maupun mu’amalat (sosial, politik, ekonomi,
ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dlsb).
Tauhidullah, mendirikan shalat, membayar
zakat, amanah, toleransi beragama, membantu
kaum dhu’afa’ dan mustadh’afin, disiplin,
transparan dan lain sebagainya adalah beberapa
contoh sikap dan perbuatan yang ma’ruf.
Sebaliknya bahu-membahu dalam
menjalankannya. Dalam hal ini Allah
menjelaskan :
َ‫ْض ۚيَأْ ُمرُون‬ ٍ ‫ضهُ ْم أَوْ لِيَا ُء بَع‬
ُ ‫َات بَ ْع‬ ُ ‫َو ْال ُم ْؤ ِمنُونَ َو ْال ُم ْؤ ِمن‬
َ‫صاَل ةَ َوي ُْؤتُون‬ َّ ‫ُوف َويَ ْنهَوْ نَ ع َِن ْال ُم ْن َك ِر َويُقِي ُمونَ ال‬ ِ ‫بِ ْال َم ْعر‬
ٰ
َ ‫ال َّز َكاةَ َوي ُِطيعُونَ هَّللا َ َو َرسُولَهُ ۚأُولَئِكَ َسيَرْ َح ُمهُ ُم هَّللا ُ ۗإِ َّن هَّللا‬
‫َزي ٌز َح ِكي ٌم‬
ِ ‫ع‬
“Dan orang-orang yang beriman,
lelaki dan perempuan, sebagian

551
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

mereka (adalah) menjadi penolong


bagi sebagian yang lain. Mereka
menyuruh (mengerjakan) yang
ma’ruf, mencegah dari yang munkar,
mendirikan shalat, menunaikan
zakat, dan mereka ta’at kepada Allah
dan Rasul-Nya. Mereka itu akan
diberi rahmat oleh Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana.” (QS. At-
Taubah 9:71)

Dalam ayat diatas juga dapat kita lihat


bahwa kewajiban amar ma’ruf nahi munkar
tidak hanya dipikulkan kepada kaum laki-laki
tapi juga kepada kaum perempuan, walaupun
dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan
kodrat dan fungsi masing-masing.
Jika umat Islam ingin mendapatkan
kedudukan yang kokoh di atas permukaan bumi,
disamping mendirikan shalat dan membayar
zakat mereka harus melakukan amar ma’ruf
nahi munkar. Allah SWT berfirman :
َ‫ض أَقَا ُموا الصَّالةَ َوآتَ ُوا ال َّز َكاة‬ ِ ْ‫الَّ ِذينَ إِ ْن َم َّكنَّاهُ ْم فِي األر‬
ِ ‫ُوف َونَهَوْ ا ع َِن ْال ُم ْن َك ِر َوهَّلِل ِ عَاقِبَةُ األ ُم‬
‫ور‬ ِ ‫َوأَ َمرُوا بِ ْال َم ْعر‬
“(yaitu) orang-orang yang jika Kami
teguhkan kedudukan mereka di

552
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

muka bumi, niscaya mereka


mendirikan shalat, menunaikan
zakat, menyuruh berbuat yang
ma’ruf dan mencegah dari perbuatan
yang munkar; dan kepada Allah-lah
kembali segala urusan.”(QS. Al-Haji
22:41)

Muhammad Asad, sebagaimana dikutip


oleh Ahmad Syafii Maarif, mengartikan
ungkapan in makkannahum fi ‘l ardhi dengan if
We firmly establish them on earth” (manakala
Kami kokohkan posisi mereka di muka bumi”.
Kedudukan yang kokoh artinya punya
kekuasaan politik maupun ekonomi.
Jika umat Islam mengabaikan amar ma’ruf
nahi munkar, maka hal itu tidak hanya akan
membuat mereka kehilangan posisi yang kokoh
diatas permukaan bumi, tapi juga akan
mendapat kutukan dari Allah SWT sebagaimana
Allah dulu mengutuk Bani Israil. Allah
berfirman :
ِ ‫لُ ِعنَ الَّ ِذينَ َكفَرُوا ِم ْن بَنِي إِس َْرائِي َل َعلَى لِ َس‬
‫ان دَا ُو َد‬
)٧٨( َ‫َصوْ ا َو َكانُوا يَ ْعتَ ُدون‬ َ ‫َو ِعي َسى ا ْب ِن َمرْ يَ َم َذلِكَ بِ َما ع‬
( َ‫س َما َكانُوا يَ ْف َعلُون‬
َ ‫َكانُوا ال يَتَنَاهَوْ نَ ع َْن ُم ْن َك ٍر فَ َعلُوهُ لَبِ ْئ‬
)٧٩

553
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

“Telah dilaknati orang-orang kafir


dari Bani Israil dengan lisan Daud
dan “Isa putera Maryam. Yang
demikian itu, disebabkan mereka
durhaka dan selalul melampaui
batas. Mereka satu sama lain selalu
tidak melarang tindakan munkar
yang mereka perbuat. Sesungguhnya
amat buruklah apa yang selalu
mereka perbuat itu.” (QS. Al-Maidah
5: 78-79).

Mereka dikutuk terutama karena mereka


satu sama lain tidak melarang tindakan munkar
yang mereka lakukan, bukan karena mereka
Bani Israil. Sebab Bani Israil (Ahlul Kitab) yang
masuk Islam dan setelah itu melakukan amar
ma’ruf nahi munkar dipuji oleh Allah sebagai
ornag-orang yang saleh. Allah berfirman :
{113} َ‫ب أُ َّمةٌ قَائِ َمةٌ يَ ْتلُون‬ ِ ‫لَ ْيسُوا َس َوا ًء ِم ْن أَ ْه ِل ْال ِكتَا‬
َ‫ت هَّللا ِ آنَا َء اللَّ ْي ِل َوهُ ْم يَ ْس ُج ُدون‬
ِ ‫آيَا‬
{114} ‫ُوف‬ ْ ْ ‫آْل‬ ْ ‫هَّلل‬
ِ ‫ي ُْؤ ِمنُونَ بِا ِ َواليَوْ ِم ا ِخ ِر َويَأ ُمرُونَ بِال َم ْعر‬
َ‫ك ِمن‬َ ِ‫ت َوأُولَئ‬
ِ ‫ار ُعونَ فِي ْال َخ ْي َرا‬ ِ ‫َويَ ْنهَوْ نَ َع ِن ْال ُم ْن َك ِر َويُ َس‬
َ‫الصَّالِ ِحين‬
“Mereka itu tidak sama; di antara
Ahli Kitab itu ada golongan yang
berlaku lurus, mereka membaca

554
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

ayat-ayat Allah pada beberapa waktu


di malam hari, sedang mereka juga
bersujud. Mereka beriman kepada
Allah dan hari penghabisan, mereka
menyuruh kepada yang ma’ruf dan
mencegah dari yang munkar dan
bersegera kepada pelbagai kebajikan.
Mereka itu termasuk orang-orang
yang saleh.” (QS. Ali Imran : 113-
114).

Nahi Munkar
Dibandingkan dengan amar ma’ruf, nahi
munkar lebih berat karena berisiko tinggi,
apalagi bila dilakukan terhadap penguasa yang
zalim. Oleh karena itu Rasulullah SAW sangat
memuliakan orang-orang yang memiliki
keberanian menyatakan kebenaran di hadapan
penguasa yang zalim. Beliau bersabda:
“Jihad yang paling utama ialah
menyampaikan al-baq terhadap penguasa yang
zalim.” (HR. Abu Daud, Trimizi dan Ibn Majah)
Nahi munkar dilakukan sesuai dengan
kemampuan masing-masing. Bagi yang mampu
melakukan dengan tangan (kekuasaannya) dia
harus menggunakan kekuasaannya itu, apalagi
tidak bisa dengan kata-kata, dan bila dengan

555
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

kata-kata juga tidak mampu paling kurang


menolak dengan hatinya. Dalam hal ini
Rasulullah SAW bersabda :
“Barangsiapa diantara kamu melihat
kemunkaran, hendaklah dia merobahnya dengan
tangannya. Kalau tidak sanggup (dengan tangan,
maka robahlah) dengan lisannya. Dan apabla
tidak sanggup (dengan lisan), maka robahlah
dengan hatinya. Yang demikian itu adalah
selemah-lemahnya iman”. (HR. Muslim).

D. Hubungan Pemimpin Dan Yang Dipimpin


Al-Qur’an menjelaskan bahwa Allah SWT
adalah pemimpin orang-orang yang beriman :
ُّ َ‫هَّللا ُ َولِ ُّي الَّ ِذينَ آ َمنُوا ي ُْخ ِر ُجهُ ْم ِمن‬
ِ ‫الظلُ َما‬
‫ت إِلَى‬
ُ ‫ور َوالَّ ِذينَ َكفَرُوا أَوْ لِيَا ُؤهُ ُم الطَّا ُغ‬
‫وت‬ ِ ُّ‫الن‬
ُ‫ك أَصْ َحاب‬ َ ِ‫ت أُولَئ‬ ُّ ‫ور إِلَى‬
ِ ‫الظلُ َما‬ ِ ُّ‫ي ُْخ ِرجُونَهُ ْم ِمنَ الن‬
ِ َّ‫الن‬
َ‫ار هُ ْم فِيهَا خَالِ ُدون‬
“Allah Pemimpin orang-orang yang
beriman; Dia mengeluarkan mereka dari
kegelapan kepada cahaya. Dan orang-
orang yang kafir, pemimpin-pemimpin
mereka adalah thaghut, yang
mengeluarkan mereka dari cahaya kepada
kegelapan. Mereka itu adalah penghuni
neraka. Mereka kekal di dalamnya.” (QS.
Al-Baqarah 2:257)

556
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Azh-zhulumat (kegelapan) dalam ayat


diatas adalah simbol dari segala bentuk
kekufuran, kemusyrikan, kefasikan dan
kemaksiatan. Atau dalam bahasa sekarang azh-
zhulumat adalah bermacam-macam ideologi dan
isme-isme yang bertentangan dengan ajaran
Islam seperti komunisme, sosialisme,
kapitalisme, liberalisme, materialisme,
hedonisme dan lain sebagainya. Sedangkan an-
Nur adalah simbol dari ketauhidan, keimanan,
ketaatan dan segala kebaikan lainnya.
At-thaghut adalah segala sesuatu yang
disembah (dipertuhan) selain dari Allah SWT
dan dia suka diperlakukan sebagai Tuhan
tersebut. Menurut Sayyid Qutub, Thaghut
adalah segala sesuatu yang menentang
kebenaran dan melanggar batas yang telah
digariskan oleh Allah SWT untuk hamba-Nya.
Dia bisa berbentuk pandangan hidup, peradaban
dan lain-lain yang tidak berlandaskan ajaran
Allah SWT.
Secara operasional kepemimpinan Allah
SWT itu dilaksanakan oleh Rasulullah SAW,
dan sepeninggal beliau kepemimpinan itu
dilaksanakan oleh orang-orang yang beriman.
Hal itu dinyatakan di dalam Al-Qur’an :

557
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

َ‫إِنَّ َما َولِيُّ ُك ُم هَّللا ُ َو َرسُولُهُ َوالَّ ِذين‬


َ‫صاَل ة‬َّ ‫آ َمنُوا الَّ ِذينَ يُقِي ُمونَ ال‬
َ‫َوي ُْؤتُونَ ال َّز َكاةَ َوهُ ْم َرا ِكعُون‬
Sesungguhnya penolong kamu hanyalah
Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang
beriman, yang mendirikan shalat dan
menunaikan zakat, seraya mereka tunduk
(kepada Allah). (Al – Maidah : 55 )

a. Kriteria Pemimpin dalam Islam


Pemimpin umat atau dalam ayat diatas di
istilahkan dengan waliy dan dalam ayat lain
(Q.S An-Nisa 4:59)disebut dengan Ulil Amri
adalah penerus kepemimpinan Rasulullah SAW
setelah beliau meninggal dunia . Orang – orang
yang dapat dipilih menggantikan beliau sebagai
pemimpin minimal harus memenuhi empat
kriteria sebagaimana dijelaskan dalam surat Al
– Maidah ayat 55 :

1. Beriman kepada Allah SWT


Karena Ulil Amri adalah penerus
kepemimpinan Rasulullah SAW , sedangkan
Rasulullaj sendiri adalah pelaksana
kepemimpinan Allah SWT , maka tentu saja
yang pertama kali harus dimiliki penerus beliau
adalah Keimanan . Tanpa Keimanan kepada

558
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Allah dan Rasul-Nya bagaimana mungkin


pemimpin dapat diharapkan memimpin umat
menempuh jalan Allah diatas permukaan bumi
ini .

2. Mendirikan Shalat
Shalat adalah ibadah Vertikal langsung
kepada Allah SWT . Seorang pemimpin yang
mendirikan shalat diharapkan memiliki
hubungan vertical yang baik dengan Allah SWT
. Diharapkan nilai – nilai kemuliaan dan
kebaikan yang terdapat dalam shalat dapat
tercermin dalam kepemimpinannya.

3. Membayarkan Zakat
Zakat adalah ibadah madhdhah yang
merupakan simbol kesucian dan kepedulian
social . Seorang pemimpin yang berzakat
diharapkan selalu berusaha mensucikan hati dan
hartanya . Dia tidak mencari dan menikmati
harta dengan cara yang tidak halal (mis :
Korupsi , Kolusi , dan Nepotisme ) . Dan lebih
dari pada itu dia memiliki kepedulian social
yang tinggi terhadap kaum dhu’afa dan
mustadh’afin . Dia akan menjadi pembela orang
– orang yang lemah .

559
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

4. Selalu Tunduk Patuh kepada Allah SWT


Dalam ayat diatas disebutkan pemimpin
itu haruslah orang selalu ruku’ . Ruku’ adalah
simbol kepatuhan secara mutlak kepada Allah
SWT dan Rasul-Nya yang secara konkret
dimanifestasikan dengan menjadi seorang
muslim yang kaffah , baik dalam aspek aqidah ,
ibadah , akhlaq maupun muamalat . Aqidahnya
benar , ibadahnya tertib , dan sesuai tuntutan
Nabi , akhlaknya terpuji , dan muamalatnya
tidak bertentangan dengan syariat .

a. Konsep Leader is a Ladder


Konsep ini merupakan konsep Hubungan
Pemimpin dan yang dipimpin yang merupakan
hasil ijtihad dari penulis , dimana Konsep
Leader is a Ladder merupakan konsep dimana
seorang pemimpin merupakan sebuah tangga
yang akan menjadi perantara atau jembatan bagi
calon pemimpin selanjutnya . Pemimpin yang
baik disini adalah pemimpin yang mencetak
sebanyak mungkin calon Pemimpin , yang
nantinya dapat melanjutkan kepemimpinan
selanjutnya dengan lebih baik dan lebih
matang .

560
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Konsep ini diterapkan agar pemimpin


menjadi panutan dan teladan bagi bawahannya
dan Menurut James A.F Stonen, terdapat tujuh
tugas utama seorang pemimpin adalah :

1. Pemimpin bekerja dengan orang lain :


Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk
bekerja dengan orang lain, salah satu dengan
atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain
dalam organjsasi sebaik orang diluar organisasi.

2. Pemimpin adalah tanggung jawab dan


mempertanggungjawabkan (akontabilitas):
Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk
menyusun tugas menjalankan tugas,
mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome
yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab
untuk kesuksesan stafhya tanpa kegagalan.

3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian


tujuan dan prioritas : Proses kepemimpinan
dibatasi sumber, jadi pemimpin hanya dapat
menyusun tugas dengan mendahulukan
prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan
pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-
tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin

561
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

harus dapat mengatur waktu secara efektif,dan


menyelesaikan masalah secara efektif.

4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan


konseptual : Seorang pemimpin harus menjadi
seorang pemikir yang analitis dan konseptual.
Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah
dengan akurat. Pemimpin harus dapat
menguraikan seluruh pekerjaan menjadf lebih
jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.

5. Manajer adalah forcing mediator : Konflik


selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi.
Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi
seorang mediator (penengah).

6. Pemimpin adalah politisi dan diplomat:


Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan
melakukan kompromi. Sebagai seorang
diplomat, seorang pemimpin harus dapat
mewakili tim atau organisasinya.

7. Pemimpin membuat keputusan yang sulit :


Seorang pemimpin harus dapat memecahkan
masalah.
Dari ketujuh hal inilah yang harusnya
pemimpin terapkan dalam tugasnya memimpin

562
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

orang - orang , dan setelah hal ini


diimplementasikan maka seorang pemimpin
wajib untuk 'menurunkan ilmu' nya ini kepada
bawahannya . Agar bawahannya ini kelak akan
menjadi pemimpin yang dapat menjalankan
tugasnya kelak.

Adapun hambatan yang dihadapi ketika ingin


menerapkan :
1. Egois : kenapa Egois , karena kebanyakan
para pemimpin hanya mau dia sajalah
merasakan bangku kepemimpinan tersebut ,
tanpa harus memikirkan orang setelahnya yang
akan menduduki posisi pimpinan tersebut .
Sehingga mereka terlalu 'masa bodoh' dengan
bawahannya.
2. Sombong : penyakit kekuasaan yang satu ini
tentunya telah mengakar sejak zaman dahulu
kala , penyakit kesombongan karena merasa
sudah diatas sehingga melupakan bawahannya .
Hal ini menggambarkan bahwa seorang
pemimpin tidak sepantasnya bersikap sombong ,
karena pemimpin bagaikan tangga maka
pemimpin harus menjadi fasilitator.
3. Iri dan Dengki : walaupun sudah menjadi
pemimpin , penyakit iri dan dengki masih saja
menjangkiti para pemimpin . Sebagian kecil dari

563
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

pemimpin tersebut masih saja iri melihat


bawahannya yang mendapatkan jatah lebih
banyak dari dirinya . Maka si pemimpin akan iri
terhadap bawahannya , dan mengambil jatah
bawahannya.

ADAB BERNEGARA
Modernisasi zaman yang semakin
berkembang dari waktu ke waktu menutut
manusia untuk memahami akhlak secara
essensial , dalam arti bahwa manusia memahami
akhlak bukan hanya sebagai sikap / perilaku saja
. Melainkan , adab tersebut di implementasikan
dalam kehidupan sehari – hari .
Dalam bahasan kami kali ini adalah adab
bernegara , adab ini perlu untuk disadari oleh
kita agar kita dapat menjadi semakin sensitif
terhadap persoalan yang terjadi pada bangsa dan
negara kita. Bukan hanya Hal ini didorong
dengan kekhawatiran akan bobroknya generasi
kita , apabila tidak dibekali dengan pengetahuan
tentang akhlak yang cukup , untuk menjalani
kehidupan kedepannya.

Dengan demikian, kali ini akan membahas


beberapa sub-bab dari materi Adab Bernegara
ini , adapun sub-babnya antara lain :

564
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

1. Musyawarah
2. Menegakkan Keadilan
3. Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
4. Hubungan Pemimpin dan yang
dipimpin

Tetapi sebelum memasuki sub-bab


tersebut , ada baiknya kita mengenal definisi
dari adab tersebut. Kata adab adalah kosa-kata
bahasa arab yang berasal dari tashrhifan (Adab
– Ya’dubu) yang berarti mengundang atau
mengajak. Dalam adab bernegara , tentunya
menggambarkan sikap seseorang terhadap
bangsa dan negaranya , sikap tersebut
menunjukkan jati diri dari orang tersebut.
Dan nantinya dalam pembahasan , kami
akan lebih mendalami sub-bab yang telah
diberikan . Dalam adab bernegara ini, sikap dan
perilaku seseorang akan terlihat pada saat ,
misalnya melakukan musyawarah .
Tentunya dalam menyelesaikan suatu
masalah akan diperlukan musyawarah untuk
mufakat , yakni suatu sistem yang telah
digunakan oleh Nabi Muhammad SAW sejak
dahulu untuk menyelesaikan persoalan , dalam
pendalaman pembahasan ini kami akan
memperlihatkan cara – cara bermusyawarah

565
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

yang baik dan benar menurut tuntunan Al-


Qur’an dan Hadist .

Batasan Masalah
Masalah yang akan kami bahas kali ini
mengenai impelementasi dan dasar Al-Qur’an
dan Hadist mengenai adab bernegara yang
terbagi kedalam empat sub-bab diatas .
Tentunya tujuan agar dalam membangun suatu
generasi yang Islami dimulai dengan
memahami ilmunya terlebih dahulu. Hal ini
dilakukan untuk dapat membedakan yang mana
baik dan buruk dari suatu hal , sehingga
implementasi dari konsep tersebut dapat
dijalankan dengan sungguh – sungguh dan
penuh optimisme.
Sesungguhnya , adab adalah melatih diri
dengan budi pekerti dan akhlak yang mulia.,
lalu tampak dalam bentuk tindakan dan perilaku
yang bersifat tetap, natural, dan refleks. Jadi,
jika nilai islam mencakup semua sektor
kehidupan manusia, maka perintah beramal
shalih pun mencakup semua sektor kehidupan
manusia. Tentunya dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara diperlukan pengertian adab
bernegara ini untuk membuat diri kita ‘kebal’
terhadap kebatilan yang nantinya akan

566
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

menggoda iman kita , dalam melaksanakan


bakti kita kepada negara.

A. Musyawarah
Kata ( ‫ ) شورى‬Syûrâ terambil dari kata (
‫ إستشاورة‬-‫ مشاورة‬-‫ )شاورة‬menjadi ( ‫ ) شورى‬Syûrâ.
Kata Syûrâ bermakna mengambil dan
mengeluarkan pendapat yang terbaik dengan
menghadapkan satu pendapat dengan pendapat
yang lain. Dalam Lisanul ‘Arab berarti memetik
dari serbuknya dan wadahnya. Kata ini terambil
dari kalimat (‫ )ش””رت العسل‬saya mengeluarkan
madu dari wadahnya.
Berarti mempersamakan pendapat yang
terbaik dengan madu, dan bermusyawarah
adalah upaya meraih madu itu dimanapun ia
ditemukan, atau dengan kata lain, pendapat
siapapun yang dinilai benar tanpa
mempertimbangkan siapa yang
menyampaikannya. Musyawarah dapat berarti
mengatakan atau mengajukan sesuatu.

Adapun salah satu ayat dalam Al – Qur’an yang


membahas mengenai Musyawarah adalah surah
Al-Syura ayat 38:
‫َوالَّ ِذينَ ا ْستَ َجابُوا لِ َربِّ ِه ْم‬
‫َوأَقَا ُموا الصَّالةَ َوأَ ْم ُرهُ ْم‬

567
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

‫ُشو َرى بَ ْينَهُ ْم َو ِم َّما‬


َ‫َرزَ ْقنَاهُ ْم يُ ْنفِقُون‬
Artinya: “Dan (bagi) orang-orang yang
menerima (mematuhi) seruan Tuhannya
dan mendirikan shalat, sedang urusan
mereka (diputuskan) dengan musyawarah
antara mereka; dan mereka menafkahkan
sebagian dari rezki yang Kami berikan
kepada mereka.” (QS. Asy-Syura: 38).

Dalam ayat diatas , syura atau


musyawarah sebagai sifat ketiga bagi
masyarakat Islam dituturkan setelah iman dan
shalat . Menurut Taufiq asy-Syawi , hal ini
memberi pengertian bahwa musyawarah
mempunyai martabat setelah ibadah terpenting ,
yakni shalat , sekaligus memberi pengertian
bahwa musyawarah merupakan salah satu
ibadah yang tingkatannya sama dengan shalat
dan zakat . Maka masyarakat yang
mengabaikannya dianggap sebagai masyarakat
yang tidak menetapi salah satu ibadah .
Memang , musyawarah sangat diperlukan
untuk dapat mengambil keputusan yang paling
baik disamping untuk memperkokoh rasa
persatuan dan rasa tanggung jawab bersama. Ali
Bin Abi Thalib menyebutkan bahwa dalam

568
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

musyawarah terdapat tujuh hal penting yaitu ,


mengambil kesimpulan yang benar , mencari
pendapat , menjaga kekeliruan , menghindari
celaan , menciptakan stabilitas emosi ,
keterpaduan hati , mengikuti atsar.

Hal – Hal yang Boleh di Musyawarahkan


Islam memberikan batasan – batasan hal –
hal apa saja yang boleh dimusyawarahkan .
Karena musyawarah adalah pendapat orang,
maka apa – apa yang sudah ditetapkan oleh nash
(Al – Qur’an dan As-Sunnah) tidak boleh
dimusyawarahkan , sebab pendapat orang tidak
boleh mengungguli wahyu.
Jadi musyawarah hanyalah terbatas pada
hal – hal yang bersifat Ijtihadiyah . Para sahabat
pun kalau dimintai pendapat mengenai suatu hal
, terlebih dahulu mereka bertanya kepada
Rasulullah SAW . Apakah masalah yang
dibicarakan telah diwahyukan oleh Allah atau
merupakan Ijtihad Nabi . Jika pada
kenyataannya adalah ijtihad Nabi , maka mereka
mengemukakan pendapat .
Masalah – masalah ijtihadiyah
diungkapkan dalam Al – Qur’an dengan kata Al
– Amr . Istilah amruhum disini berarti masalah
bersama atau ‘common problems’ , yaitu

569
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

masalah – masalah yang menyangkut


kepentingan nasib atau anggota masyarakat
yang bersangkutan .

Tata Cara Musyawarah


Rasulullah mempunyai tata cara bermusyawarah
yang sangat bervariasi ;
1) Kadang kala seseorang memberikan
pertimbangan kepada beliau , lalu beliau melihat
pendapat itu benar , maka beliau
mengamalkannya.
2) Kadang – kadang beliau bermusyawarah
dengan dua atau tiga orang saja.
3) Kadang kala beliau juga bermusyawarah
dengan seluruh massa melalui cara perwaklian.
Dari beberapa tata cara bermusyawarah
Rasulullah diatas kita dapat menyimpulkan
bahwa tatacara musyawarah , anggota
musyawarah bias selalu berkembang sesuai
dengan kebutuhan dan perkembangan zaman ,
tetapi hakekat musyawarah harus selalu tegak
ditengah masyarakat dan Negara.
Adapun hal – hal yang harus
dimusyawarahkan dengan seluruh umat , baik
langsung maupun lewat perwakilan , dan ada
hal – hal yang cukup dimusyawarahkan dengan
pemimpin (ulil amri) , ulama , cendekiawan ,

570
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

dan pihak - pihak berkompeten lainnya , tetapi


tetap dan tidak boleh tidak harus dengan
semangat kebenaran dan kejujuran . Yang dicari
dalam musyawarah adalah kebenaran bukan
kemenangan .

Sikap Bermusyawarah
Supaya musyawarah dapat berjalan dengan
lancar dan penuh persahabatan , firman Allah
dalam surat Ali Imran ayat 159 :
َ‫فَبِ َما َرحْ َم ٍة ِّمنَ هللاِ لِ ْنتَ لَهُ ْم ۖ َولَوْ ُك ْنتَ فَظَّا َغلِظ‬
ُ ‫ب ٰال ْنفَضُّ وْ ا ِم ْن َح ِولِ ۖكَ فَع‬
ْ‫ْف َع ْنهُ ْم َوآ ْستَ ْغفِر‬ ِ ‫ْالقَ ْل‬
‫اورْ هُ ْم فِ ْي ْاألَ ْم ِر ۖ فَإ ِ َذا َع َز ْمتَ فَتَ َو َّكلْ َعلَى‬ ِ ‫لَهُ ْم َو َش‬
َ‫هللاِ إِ َّن هللاَ ي ُِحبُّ ْال ُمت ََو ِّكلِ ْين‬
ۚ .
Artinya : Maka disebabkan rahmat dari
Allah-lah kamu berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu
bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.
Karena itu ma'afkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam
urusan itu . Kemudian apabila kamu telah

571
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

membulatkan tekad, maka bertawakkallah


kepada Allah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertawakkal
kepada-Nya. (Ali Imran : 159)

Dapat kita lihat Allah SWT


mengisyaratkan ada beberapa sikap yang harus
dilakukan dalam bermusyawarah , yaitu sikap
lemah lembut , pemaaf , dan memohon
ampunan Allah SWT .
1. Lemah Lembut
Seseorang yang melakukan musyawarah ,
apalagi sebagai pimpinan harus menghindari
tutur kata yang kasar serta sikap keras kepala ,
karena jika tidak , mitra musyawarah akan tidak
menghormati pemimpin musyawarah.
2. Pemaaf
Setiap orang yang bermusyawarah harus
menyiapkan mental untuk selalu bersedia
member maaf . Karena mungkin saja ketika
musyawarah terjadi perbedaan pendapat , atau
keluar kalimat – kalimat yang menyinggung
pihak lain.
Dan bila itu masuk kedalam hati , akan
mengeruhkan pikiran , bahkan boleh jadi
musyawarah berubah menjadi pertengkaran.
3. Mohon Ampunan Allah SWT

572
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Untuk mencapai hasil yang terbaik ketika


musyawarah , hubungan dengan Tuhan pun
harus harmonis . Oleh sebab itu , semua anggota
musyawarah harus senantiasa membersihkan
diri dengan cara memohon ampun kepada Allah
SWT baik untuk diri sendiri , maupun anggota
musyawarah lainnya .

Menegakkan Keadilan
Istilah keadilan berasal dari kata ‘adl
(Bahasa Arab), yang mempunyai arti antara lain
sama dan seimbang. Dalam pengertian pertama,
keadilan dapat diartikan sebagai membagi sama
banyak, atau memberikan hak yang sama
kepada orang-orang atau kelompok. Dengan
status yang sama. Misalnya semua pegawai
dengan kompetensi akademis dan pengalaman
kerja yang sama berhak mendapatkan gaji dan
tunjangan yang sama. Semua warga negara –
sekalipun dengan status sosial – ekonomi –
politik yang berbeda-beda – mendapatkan
perlakuan yang sama dimata hukum.
Dalam pengertian kedua, keadilan dapat
diartikan dengan memberikan hak seimbang
dengan kewajiban, atau memberi seseorang
sesuai dengan kebutuhannya. Misalnya orang
tua yang adil akan membiayai pendidikan anak-

573
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

anaknya sesuai dengan tingkat kebutuhan


masing-masing sekalipun secara nominal
masing-masing anak tidak mendapatkan jumlah
yang sama. Dalam hukum waris misalnya, anak
laki-laki ditetapkan oleh Al-Qur’an
mendapatkan warisan dua kali bagian anak
perempuan. Hal itu karena anak laki-laki setelah
berkeluarga menanggung kewajiban membiayai
hidup isteri dan anak-anaknya, sementara anak
perempuan setelah berkeluarga dibiayai oleh
suaminya.

Seperti firman dalam QS. An-Nisa’ 4:11 :


‫ُوصي ُك ُم هَّللا ُ ِفي أَوْ اَل ِد ُك ْم لِل َّذ َك ِر ِم ْث ُل َحظِّ اأْل ُ ْنثَيَ ْي ِن فَإ ِ ْن ُك َّن‬
ِ ‫ي‬
‫َت َوا ِح َدةً فَلَهَا‬ ْ ‫ك َوإِ ْن َكان‬ َ ‫ق ْاثنَتَي ِْن فَلَه َُّن ثُلُثَا َما ت ََر‬ َ ْ‫نِ َسا ًء فَو‬
‫ك إِ ْن‬ َ ‫اح ٍد ِم ْنهُ َما ال ُّس ُدسُ ِم َّما تَ َر‬ ِ ‫ف َوأِل َبَ َو ْي ِه لِ ُك ِّل َو‬ ُ ْ‫النِّص‬
‫ث‬ ُ ُ‫َكانَ لَهُ َولَ ٌد فَإ ِ ْن لَ ْم يَ ُك ْن لَهُ َولَ ٌد َو َو ِرثَهُ أَبَ َواهُ فَأِل ُ ِّم ِه الثُّل‬
‫صي بِهَا‬ ِ ‫صيَّ ٍة يُو‬ ِ ‫فَإ ِ ْن َكانَ لَهُ إِ ْخ َوةٌ فَأِل ُ ِّم ِه ال ُّس ُدسُ ِم ْن بَ ْع ِد َو‬
‫أَوْ َد ْي ٍن آَبَا ُؤ ُك ْم َوأَ ْبنَا ُؤ ُك ْم اَل تَ ْدرُونَ أَيُّهُ ْم أَ ْق َربُ لَ ُك ْم نَ ْفعًا‬
‫يضةً ِمنَ هَّللا ِ إِ َّن هَّللا َ َكانَ َعلِي ًما َح ِكي ًما‬ َ ‫فَ ِر‬
Artinya: Allah mensyari'atkan bagimu
tentang (pembagian pusaka untuk) anak-
anakmu. Yaitu : bahagian seorang anak
lelaki sama dengan bagahian dua orang
anak perempuan; dan jika anak itu
semuanya perempuan lebih dari dua, maka
bagi mereka dua pertiga dari harta yang

574
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

ditinggalkan; jika anak perempuan itu


seorang saja, maka ia memperoleh separo
harta. Dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi
masing-masingnya seperenam dari harta
yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu
mempunyai anak; jika orang yang
meninggal tidak mempunyai anak dan ia
diwarisi oleh ibu-bapanya (saja), maka
ibunya mendapat sepertiga; jika yang
meninggal itu mempunyai beberapa
saudara, maka ibunya mendapat
seperenam. (Pembagian-pembagian
tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat
yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar
hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan
anak-anakmu, kamu tidak mengetahui
siapa di antara mereka yang lebih dekat
(banyak) manfaatnya bagimu. Ini adalah
ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, adil


diartikan :
1) Tidak berat sebelah, tidak memihak.
2) Berpihak kepada yang benar; berpegang
pada kebenaran.
3) sepatunya; tidak sewenang-wenang.

575
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Beberapa pengertian ini tetap berangkat


dari dua makna kata adil diatas. Dengan prinsip
persamaan seorang yang adil tidak akan
memihak kecuali kepada yang benar. Dan
dengan azas keseimbangan seorang yang adil
berbuat atau memutuskan sesuatu dengan
sepatunya dan tidak bertindak sewenang-
wenang.
Disamping menggunakan kata ‘adl Al-
Qur’an juga menggunakan kata qisbth dan
mizan untuk pengertian yang sama. Misalnya
dalam dua ayat berikut ini :

QS. Al-A’raf 7: 29
‫ْط ۖ َوأَقِي ُموا ُوجُوهَ ُك ْم ِع ْن َد ُك ِّل َم ْس ِج ٍد‬ ِ ‫قُلْ أَ َم َر َربِّي بِ ْالقِس‬
َ‫صينَ لَهُ ال ِّدينَ ۚ َك َما بَدَأَ ُك ْم تَعُو ُدون‬ ِ ِ‫َوا ْد ُعوهُ ُم ْخل‬
Katakanlah: "Tuhanku menyuruh
menjalankan keadilan". Dan (katakanlah):
"Luruskanlah muka (diri)mu di setiap
sembahyang dan sembahlah Allah dengan
mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya.
Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu
pada permulaan (demikian pulalah kamu
akan kembali kepada-Nya)".

QS. Al-Hadid 57:25

576
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

َ‫َاب َو ْال ِمي َزان‬َ ‫ت َوأَ ْنز َْلنَا َم َعهُ ُم ْال ِكت‬ِ ‫لَقَ ْد أَرْ َس ْلنَا ُر ُسلَنَا بِ ْالبَيِّنَا‬
‫ْط ۖ َوأَ ْنز َْلنَا ْال َح ِدي َد فِي ِه بَأْسٌ َش ِدي ٌد َو َمنَافِ ُع‬ ِ ‫لِيَقُو َم النَّاسُ بِ ْالقِس‬
‫ي‬ ِ ‫ص ُرهُ َو ُر ُسلَهُ بِ ْال َغ ْي‬
ٌّ ‫ب ۚ إِ َّن هَّللا َ قَ ِو‬ ُ ‫اس َولِيَ ْعلَ َم هَّللا ُ َم ْن يَ ْن‬
ِ َّ‫لِلن‬
‫َزي ٌز‬
ِ ‫ع‬
Artinya : Sesungguhnya Kami telah
mengutus rasul-rasul Kami dengan
membawa bukti-bukti yang nyata dan
telah Kami turunkan bersama mereka Al
Kitab dan neraca (keadilan) supaya
manusia dapat melaksanakan keadilan.
Dan Kami ciptakan besi yang padanya
terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai
manfaat bagi manusia, (supaya mereka
mempergunakan besi itu) dan supaya
Allah mengetahui siapa yang menolong
(agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal
Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya
Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.

Perintah Berlaku Adil


Di dalam Al-Qur’an terdapat beberapa
ayat yang memerintahkan supaya manusia
berlaku adil dan menegakkan keadilan. Perintah
itu ada yang bersifat umum dan ada yang
khusus dalam bidang-bidang tertentu. Yang
bersifat umum misalnya :

577
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

‫ان َوإِيتَا ِء ِذي ْالقُرْ بَ ٰى َويَ ْنهَ ٰى َع ِن‬ ِ ‫إِ َّن هَّللا َ يَأْ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َواإْل ِ حْ َس‬
َ‫ْالفَحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغ ِي ۚ يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُون‬
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu)
berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah
melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia
memberi pengajaran kepadamu agar kamu
dapat mengambilpelajaran.” (QS. An-Nahl
16:90)

Sedangkan yang bersifat khusus misalnya :


Q.S An-Nisa ayat 58
‫ت إِلَى أَ ْهلِهَا َوإِ َذا‬ ِ ‫إِ َّن هَّللا َ يَأْ ُم ُر ُك ْم أَ ْن تُ َؤ ُّدوا األ َمانَا‬
‫اس أَ ْن تَحْ ُك ُموا بِ ْال َع ْد ِل إِ َّن هَّللا َ نِ ِع َّما‬
ِ َّ‫َح َك ْمتُ ْم بَ ْينَ الن‬
‫صيرًا‬ ِ َ‫يَ ِعظُ ُك ْم بِ ِه إِ َّن هَّللا َ َكانَ َس ِميعًا ب‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh
kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya, dan (menyuruh
kamu) apabila menetapkan hukum di
antara manusia supaya kamu menetapkan
dengan adil. Sesungguhnya Allah
memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah
Maha mendengar lagi Maha melihat”.
(QS. Al-Maidah : 8)

578
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

ِ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ُكونُوا قَ َّوا ِمينَ هَّلِل ِ ُشهَدَا َء بِ ْالقِس‬
‫ْط َوال‬
‫َآن قَوْ ٍم َعلَى أَال تَ ْع ِدلُوا ا ْع ِدلُوا هُ َو أَ ْق َربُ لِلتَّ ْق َو‬ ُ ‫يَجْ ِر َمنَّ ُك ْم َشن‬
َ‫َواتَّقُوا هَّللا َ إِ َّن هَّللا َ خَ بِي ٌر بِ َما تَ ْع َملُون‬
Artinya : Hai orang-orang yang beriman,
hendaklah kamu jadi orang-orang yang
selalu menegakkan (kebenaran) karena
Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan
janganlah sekali-kali kebencianmu
terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu
untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah,
karena adil itu lebih dekat kepada takwa.
Dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan.

Keadilan Hukum
Islam mengajarkan bahwa semua orang
mendapat perlakuan yang sama dan sederajat
dalam hukum, tidak ada diskriminasi hukum
karena perbedaan kulit, status sosial, ekonomi,
politik dan lain sebagainya. Allah menegaskan :
‫ت إِلَى أَ ْهلِهَا َوإِ َذا َح َك ْمتُ ْم‬ ِ ‫إِ َّن هَّللا َ يَأْ ُم ُر ُك ْم أَ ْن تُ َؤ ُّدوا األ َمانَا‬
َ ‫اس أَ ْن تَحْ ُك ُموا بِ ْال َع ْد ِل إِ َّن هَّللا َ نِ ِع َّما يَ ِعظُ ُك ْم بِ ِه إِ َّن هَّللا‬
ِ َّ‫بَ ْينَ الن‬
‫صيرًا‬ ِ َ‫َكانَ َس ِميعًا ب‬

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu


menyampaikan amanat kepada yang

579
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

berhak menerimanya, dan (menyuruh


kamu) apabila menetapkan hukum di
antara manusia supaya kamu menetapkan
dengan adil. Sesungguhnya Allah
memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah
Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
(QS. An-Nisa’4:58).

Keadilan hukum harus ditegakkan


walaupun terhadap diri sendiri, atau terhadap
keluarga dan orang-orang yang dicintai. Tatkala
seorang sahabat yang dekat dengan Rasulullah
SAW meminta “keistimewaan” hubungan untuk
seorang wanita bangsawan yang mencuri,
Rasulullah menolaknya dengan tegas:

“ Sesungguhnya kehancuran ummat yang


terdahulu karena mereka menghukum
pencuri yang lemah, dan membiarkan
pencuri yang elit. Demi Allah yang
memelihara jiwa saya, kaulah Fatimah
binti Muhammad mencuri, pastilah
Muhammad akan memotong tangan
puterinya itu.”(HR. Ahmad, Muslim dan
Nasa’i)

580
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Mengingat pentingnya menengakkan


keadilan itu menurut ajaran Islam, maka orang
yang diangkat menjadi hakim haruslah yang
betul-betul memenuhi syarat keahlian dan
kepribadian. Kecuali mempunyai ilmu yang
luas, dia juga haruslah seorang yang taat kepada
Allah, mempunyai akhlaq yang mulia, terutama
kejujuran atau amanah. Apabila hakim itu
seorang yang lemah, maka dia mudah
dipengaruhi, ditekan dan disuap. Akibatnya
orang-orang yang bersalah dibebaskan dari
hukumnya, sekalipun kesalahan atau
kejahatannya sangat merugikan masyarakat dan
negara.

Rasulullah SAW bersabda dari tiga orang hakim


dua akan masuk neraka dan hanya satu yang
masuk sorga. Hakim yang masuk neraka yaitu:
1). Hakim yang menjatuhkan hukuman dengan
cara yang tidak adil, bertentangan dengan hati
nuraninya, bertentangan dengan Al-Qur’an dan
Sunnah, sedang dia sendiri mengetahui dan
menyadari perbuatannya itu.
2). Hakim yang menjatuhkan hukuman yang
tidak adil karena kebodohannya. Hakim yang

581
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

masuk sorga adalah hakim yang menjatuhkan


hukuman berdasarkan keadilan dan kebenaran.
 
Keadilan dalam Segala Hal
Disamping keadilan hukum, islam
memerintahkan kepada umat manusia, terutama
orang-orang yang beriman untuk bersikap adil
dalam segala aspek kehidupan, baik terhadap
diri dan keluarganya sendiri, apalagi kepada
orang lain. Bahkan kepada musuh sekalipun
setiap mukmin harus dapat berlaku adil. Mari
kita perhatikan beberapa nash berikut ini :

1. Adil terhadap diri sendiri


ِ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ُكونُوا قَ َّوا ِمينَ بِ ْالقِس‬
ْ‫ْط ُشهَدَا َء هَّلِل ِ َولَو‬
‫َعلَى أَ ْنفُ ِس ُك ْم أَ ِو ْال َوالِ َدي ِْن َواأل ْق َربِينَ إِ ْن يَ ُك ْن َغنِيًّا أَوْ فَقِيرًا‬
ْ‫فَاهَّلل ُ أَوْ لَى بِ ِه َما فَال تَتَّبِعُوا ْالهَ َوى أَ ْن تَ ْع ِدلُوا َوإِ ْن ت َْل ُووا أَو‬
‫ْرضُوا فَإ ِ َّن هَّللا َ َكانَ بِ َما تَ ْع َملُونَ خَ بِيرًا‬ ِ ‫تُع‬
“Hai orang-orang yang beriman, jadilah
kamu orang yang benar-benar
menegakkan keadilan, menjadi saksi
karena Allah biarpun terhadap dirimu
sendiri atau ibu bapak dan kaum
kerabatmu. Jika ia (terdakwa atau tergugat
itu) kaya atau miskin, maka Allah lebih
tahu kemaslahatannya. Maka janganlah
kamu mengikuti bawa nafsu kamu ingin

582
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

menyimpang dari kebenaran...”(QS. An-


Nisa’4:135)

2. Adil terhadap isteri dan anak-anak


َ َ‫َوإِ ْن ِخ ْفتُ ْم أَاَّل تُ ْق ِسطُوا فِي ْاليَتَا َمى فَا ْن ِكحُوا َما ط‬
‫اب لَ ُك ْم‬
‫ث َو ُربَا َع فَإ ِ ْن ِخ ْفتُ ْم أَاَّل تَ ْع ِدلُوا‬
َ ‫ِمنَ النِّ َسا ِء َم ْثنَى َوثُاَل‬
‫ت أَ ْي َمانُ ُك ْم َذلِكَ أَ ْدنَى أَاَّل تَعُولُوا‬ ْ ‫اح َدةً أَوْ َما َملَ َك‬
ِ ‫فَ َو‬
“....Kawinilah wanita-wanita yang kamu
sukai dua, tiga, atau empat. Tapi jika kamu
khawatir tidak dapat berlaku adil, maka
(kawinilah) seorang saja...”(QS. An-Nisa’
4:3).

3. Adil dalam mendamaikan perselisihan


‫ُوا بَ ۡينَہُ َم ۖا فَإ ِ ۢن‬
ْ ‫صلِح‬
ۡ َ ‫وا فَأ‬ ْ ُ‫َوإِن طَآ ٕٮِفَتَا ِن ِمنَ ۡٱل ُم ۡؤ ِمنِينَ ۡٱقتَتَل‬
‫وا ٱلَّتِى ت َۡب ِغى َحتَّ ٰى تَفِ ٓى َء‬ ْ ُ‫َت إِ ۡح َد ٰٮهُ َما َعلَى ٱأۡل ُ ۡخ َر ٰى فَقَ ٰـتِل‬ ۡ ‫بَغ‬
‫ُوا بَ ۡينَہُ َما بِ ۡٱل َع ۡد ِل َوأَ ۡق ِسطُ ٓو ۖ ْا‬
ْ ‫صلِح‬ ۡ َ ‫إِلَ ٰ ٓى أَمۡ ِر ٱهَّلل ۚ ِ فَإِن فَآ َء ۡت فَأ‬
َ‫إِ َّن ٱهَّلل َ ي ُِحبُّ ۡٱل ُم ۡق ِس ِطين‬
“Dan jika ada dua golongan dari orang-
orang mukmin berperang maka
damaikanlah antara keduanya. Jika salah
satu dari kedua golongan itu berbuat
aniaya terhadap golongan yang lain maka
perangilah golongan yang berbuat aniaya
itu sehingga golongan itu kembali kepada
perintah Allah. Jika golongan itu telah

583
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

kembali (kepada perintah Allah) maka


damaikanlah antara keduanya dengan adil
dan berlaku adillah, sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang berlaku
adil.”(QS. Al-Hujurat 49:9).

4. Adil dalam berkata


ُ‫َوال تَ ْق َربُوا َما َل ْاليَتِ ِيم إِال بِالَّتِي ِه َي أَحْ َس ُن َحتَّى يَ ْبلُ َغ أَ ُش َّده‬
‫ف نَ ْفسًا إِال ُو ْس َعهَا‬ ِ ‫َوأَوْ فُوا ْال َكي َْل َو ْال ِميزَ انَ بِ ْالقِس‬
ُ ِّ‫ْط ال نُ َكل‬
‫َوإِ َذا قُ ْلتُ ْم فَا ْع ِدلُوا َولَوْ َكانَ َذا قُرْ بَى َوبِ َع ْه ِد هَّللا ِ أَوْ فُوا َذلِ ُك ْم‬
َ‫َوصَّا ُك ْم بِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُون‬
“...Dan apabila kamu berkata, maka
hendaklah kamu berlaku adil kendatipun
dia adalah kerabat (mu), dan penuhilah
janji Allah. Yang demikian itu,
diperintahkan Allah kepadamu agar kamu
ingat.” (QS. Al-An’am 6:152)

5. Adil terhadap musuh sekalipun


‫ْط َوال‬ِ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ُكونُوا قَ َّوا ِمينَ هَّلِل ِ ُشهَدَا َء بِ ْالقِس‬
ُ‫َآن قَوْ ٍم َعلَى أَال تَ ْع ِدلُوا ا ْع ِدلُوا هُ َو أَ ْق َرب‬ ُ ‫يَجْ ِر َمنَّ ُك ْم َشن‬
َ‫لِلتَّ ْق َوى َواتَّقُوا هَّللا َ إِ َّن هَّللا َ خَ بِي ٌر بِ َما تَ ْع َملُون‬
“Hai orang-orang yang beriman,
hendaklah kamu jadi orang-orang yang
selalu menegakkan (kebenaran) karena

584
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan


janganlah sekali-sekali kebencianmu
terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu
untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah,
karena adil itu lebih dekat kepada taqwa.
Dan bertaqwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan.”(QS. Al-Maidah
5:8)

Amar Ma’ruf Nahi Munkar


Secara harfiah amar ma’ruf nahi munkar
(al-amru bi ‘l-ma’ruf wa ‘n-nahyu ‘an ‘l-
munkar) berarti menyuruh kepada yang ma’ruf
dan mencegah dari yang munkar. Ma’ruf secara
etimologis berarti yang dikenal, sebaliknya
munkar adalah sesuatu yang tidak dikenal.
Menurut Muhammad ‘Abduh, ma’ruf adalah
apa yang dikenal (baik) oleh akal sehat dan hati
nurani (ma ‘arafathu al-‘uqul wa ath-thaba’ as-
salimah), sedangkan munkar adalah apa yang
ditolak oleh akal sehat dan hati nurani (ma
ankarathu al-‘uqul wa ath-thaba’ as-salimah).
Berbeda dengan Abduh, Muhammad ‘Ali
ash-Shabuni mendefinisikan ma’ruf dengan
“apa yang diperintahkan syara’ (agama) dan
dinilai baik oleh akal sehat” (ma amara bibi asy-

585
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

syara’ wa ‘stabsanahu al-‘aqlu as-salim),


sedangkan munkar adalah “apa yang dilarang
syara’ dan dinilai buruk oleh akal sehat” (ma
naha ‘anhu asy-syara’ wa’staqbahahu al-‘aqlu
as-salim).
Terlihat dari dua definisi diatas, bahwa
yang menjadi ukuran ma’ruf atau munkarnya
sesuatu ada dua, yaitu agama dan akal sehat atau
hati nurani. Bisa kedua-duanya sekaligus atau
salah satunya. Semua yang diperintahkan oleh
agama adalah ma’ruf, begitu juga sebaliknya,
semua yang dilarang oleh agama adalah
munkar.
Hal-hal yang tidak ditentukan oleh agama
ma’ruf dan munkarnya ditentukan oleh akal
sehat atau hati nurani. Jadi waw dalam definisi
Shabuni diatas berarti aw sebagaimana yang
didefinisikan oleh al-Ishfahani: “Ma’ruf adalah
sebuah anma untuk semua perbuatan yang
dikenal baiknya melalui akal atau syara’, dan
munkar adalah apa yang ditolak oleh keduanya”
(Wa al-ma’ruf ismun likulli fi’lin yu’rafu bi
al-‘aqli aw as-syari’ husnuhu, wa al-munkar ma
yunkaru bihima).
Dengan pengertian diatas tentu ruang
lingkup yang ma’ruf dan munkar sangat luas
sekali, baik dalam aspek aqidah, ibadah, akhlaq

586
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

maupun mu’amalat (sosial, politik, ekonomi,


ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya, dlsb).
Tauhidullah, mendirikan shalat, membayar
zakat, amanah, toleransi beragama, membantu
kaum dhu’afa’ dan mustadh’afin, disiplin,
transparan dan lain sebagainya adalah beberapa
contoh sikap dan perbuatan yang ma’ruf.
Sebaliknya bahu-membahu dalam
menjalankannya. Dalam hal ini Allah
menjelaskan :
َ‫ْض ۚيَأْ ُمرُون‬ ٍ ‫ضهُ ْم أَوْ لِيَا ُء بَع‬
ُ ‫َات بَ ْع‬ ُ ‫َو ْال ُم ْؤ ِمنُونَ َو ْال ُم ْؤ ِمن‬
َ‫صاَل ةَ َوي ُْؤتُون‬ َّ ‫ُوف َويَ ْنهَوْ نَ ع َِن ْال ُم ْن َك ِر َويُقِي ُمونَ ال‬ ِ ‫بِ ْال َم ْعر‬
ٰ
َ ‫ال َّز َكاةَ َوي ُِطيعُونَ هَّللا َ َو َرسُولَهُ ۚأُولَئِكَ َسيَرْ َح ُمهُ ُم هَّللا ُ ۗإِ َّن هَّللا‬
‫َزي ٌز َح ِكي ٌم‬
ِ ‫ع‬
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki
dan perempuan, sebagian mereka (adalah)
menjadi penolong bagi sebagian yang lain.
Mereka menyuruh (mengerjakan) yang
ma’ruf, mencegah dari yang munkar,
mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan
mereka ta’at kepada Allah dan Rasul-Nya.
Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana.” (QS. At-Taubah 9:71)

Dalam ayat diatas juga dapat kita lihat


bahwa kewajiban amar ma’ruf nahi munkar

587
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

tidak hanya dipikulkan kepada kaum laki-laki


tapi juga kepada kaum perempuan, walaupun
dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan
kodrat dan fungsi masing-masing.
Jika umat Islam ingin mendapatkan
kedudukan yang kokoh di atas permukaan bumi,
disamping mendirikan shalat dan membayar
zakat mereka harus melakukan amar ma’ruf
nahi munkar. Allah SWT berfirman :
َ‫ض أَقَا ُموا الصَّالةَ َوآتَ ُوا ال َّز َكاة‬ ِ ْ‫الَّ ِذينَ إِ ْن َم َّكنَّاهُ ْم فِي األر‬
ِ ‫ُوف َونَهَوْ ا ع َِن ْال ُم ْن َك ِر َوهَّلِل ِ عَاقِبَةُ األ ُم‬
‫ور‬ ِ ‫َوأَ َمرُوا بِ ْال َم ْعر‬
“(yaitu) orang-orang yang jika Kami
teguhkan kedudukan mereka di muka
bumi, niscaya mereka mendirikan shalat,
menunaikan zakat, menyuruh berbuat
yang ma’ruf dan mencegah dari perbuatan
yang munkar; dan kepada Allah-lah
kembali segala urusan.”(QS. Al-Haji
22:41)

Muhammad Asad, sebagaimana dikutip


oleh Ahmad Syafii Maarif, mengartikan
ungkapan in makkannahum fi ‘l ardhi dengan if
We firmly establish them on earth” (manakala
Kami kokohkan posisi mereka di muka bumi”.
Kedudukan yang kokoh artinya punya
kekuasaan politik maupun ekonomi.

588
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Jika umat Islam mengabaikan amar ma’ruf


nahi munkar, maka hal itu tidak hanya akan
membuat mereka kehilangan posisi yang kokoh
diatas permukaan bumi, tapi juga akan
mendapat kutukan dari Allah SWT sebagaimana
Allah dulu mengutuk Bani Israil. Allah
berfirman :
ِ ‫لُ ِعنَ الَّ ِذينَ َكفَرُوا ِم ْن بَنِي إِس َْرائِي َل َعلَى لِ َس‬
‫ان دَا ُو َد‬
)٧٨( َ‫َصوْ ا َو َكانُوا يَ ْعتَ ُدون‬ َ ‫َو ِعي َسى ا ْب ِن َمرْ يَ َم َذلِكَ بِ َما ع‬
( َ‫س َما َكانُوا يَ ْف َعلُون‬
َ ‫َكانُوا ال يَتَنَاهَوْ نَ ع َْن ُم ْن َك ٍر فَ َعلُوهُ لَبِ ْئ‬
)٧٩
“Telah dilaknati orang-orang kafir dari
Bani Israil dengan lisan Daud dan “Isa
putera Maryam. Yang demikian itu,
disebabkan mereka durhaka dan selalul
melampaui batas. Mereka satu sama lain
selalu tidak melarang tindakan munkar
yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat
buruklah apa yang selalu mereka perbuat
itu.” (QS. Al-Maidah 5: 78-79).

Mereka dikutuk terutama karena mereka


satu sama lain tidak melarang tindakan munkar
yang mereka lakukan, bukan karena mereka
Bani Israil. Sebab Bani Israil (Ahlul Kitab) yang
masuk Islam dan setelah itu melakukan amar

589
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

ma’ruf nahi munkar dipuji oleh Allah sebagai


ornag-orang yang saleh. Allah berfirman :
{113} َ‫ب أُ َّمةٌ قَائِ َمةٌ يَ ْتلُون‬ ِ ‫لَ ْيسُوا َس َوا ًء ِم ْن أَ ْه ِل ْال ِكتَا‬
َ‫ت هَّللا ِ آنَا َء اللَّ ْي ِل َوهُ ْم يَ ْس ُج ُدون‬
ِ ‫آيَا‬
{114} ‫ُوف‬ ِ ‫ي ُْؤ ِمنُونَ بِاهَّلل ِ َو ْاليَوْ ِم اآْل ِخ ِر َويَأْ ُمرُونَ بِ ْال َم ْعر‬
َ‫ك ِمن‬َ ِ‫ت َوأُولَئ‬
ِ ‫ار ُعونَ فِي ْال َخ ْي َرا‬ ِ ‫َويَ ْنهَوْ نَ َع ِن ْال ُم ْن َك ِر َويُ َس‬
َ‫الصَّالِ ِحين‬
“Mereka itu tidak sama; di antara Ahli
Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus,
mereka membaca ayat-ayat Allah pada
beberapa waktu di malam hari, sedang
mereka juga bersujud. Mereka beriman
kepada Allah dan hari penghabisan,
mereka menyuruh kepada yang ma’ruf dan
mencegah dari yang munkar dan bersegera
kepada pelbagai kebajikan. Mereka itu
termasuk orang-orang yang saleh.” (QS.
Ali Imran : 113-114).

Nahi Munkar
Dibandingkan dengan amar ma’ruf, nahi
munkar lebih berat karena berisiko tinggi,
apalagi bila dilakukan terhadap penguasa yang
zalim. Oleh karena itu Rasulullah SAW sangat
memuliakan orang-orang yang memiliki
keberanian menyatakan kebenaran di hadapan
penguasa yang zalim. Beliau bersabda:

590
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

“Jihad yang paling utama ialah


menyampaikan al-baq terhadap penguasa yang
zalim.” (HR. Abu Daud, Trimizi dan Ibn Majah)
Nahi munkar dilakukan sesuai dengan
kemampuan masing-masing. Bagi yang mampu
melakukan dengan tangan (kekuasaannya) dia
harus menggunakan kekuasaannya itu, apalagi
tidak bisa dengan kata-kata, dan bila dengan
kata-kata juga tidak mampu paling kurang
menolak dengan hatinya. Dalam hal ini
Rasulullah SAW bersabda :
“Barangsiapa diantara kamu melihat
kemunkaran, hendaklah dia merobahnya dengan
tangannya. Kalau tidak sanggup (dengan tangan,
maka robahlah) dengan lisannya. Dan apabla
tidak sanggup (dengan lisan), maka robahlah
dengan hatinya. Yang demikian itu adalah
selemah-lemahnya iman”. (HR. Muslim).

D. Hubungan Pemimpin Dan Yang Dipimpin


Al-Qur’an menjelaskan bahwa Allah SWT
adalah pemimpin orang-orang yang beriman :
ُّ َ‫هَّللا ُ َولِ ُّي الَّ ِذينَ آ َمنُوا ي ُْخ ِر ُجهُ ْم ِمن‬
ِ ‫الظلُ َما‬
‫ت إِلَى‬
ُ ‫ور َوالَّ ِذينَ َكفَرُوا أَوْ لِيَا ُؤهُ ُم الطَّا ُغ‬
‫وت‬ ِ ُّ‫الن‬
ُ‫ك أَصْ َحاب‬ َ ِ‫ت أُولَئ‬ ُّ ‫ور إِلَى‬
ِ ‫الظلُ َما‬ ِ ُّ‫ي ُْخ ِرجُونَهُ ْم ِمنَ الن‬
ِ َّ‫الن‬
َ‫ار هُ ْم فِيهَا خَالِ ُدون‬

591
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

“Allah Pemimpin orang-orang yang


beriman; Dia mengeluarkan mereka dari
kegelapan kepada cahaya. Dan orang-
orang yang kafir, pemimpin-pemimpin
mereka adalah thaghut, yang
mengeluarkan mereka dari cahaya kepada
kegelapan. Mereka itu adalah penghuni
neraka. Mereka kekal di dalamnya.” (QS.
Al-Baqarah 2:257)

Azh-zhulumat (kegelapan) dalam ayat


diatas adalah simbol dari segala bentuk
kekufuran, kemusyrikan, kefasikan dan
kemaksiatan. Atau dalam bahasa sekarang azh-
zhulumat adalah bermacam-macam ideologi dan
isme-isme yang bertentangan dengan ajaran
Islam seperti komunisme, sosialisme,
kapitalisme, liberalisme, materialisme,
hedonisme dan lain sebagainya. Sedangkan an-
Nur adalah simbol dari ketauhidan, keimanan,
ketaatan dan segala kebaikan lainnya.
At-thaghut adalah segala sesuatu yang
disembah (dipertuhan) selain dari Allah SWT
dan dia suka diperlakukan sebagai Tuhan
tersebut. Menurut Sayyid Qutub, Thaghut
adalah segala sesuatu yang menentang
kebenaran dan melanggar batas yang telah

592
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

digariskan oleh Allah SWT untuk hamba-Nya.


Dia bisa berbentuk pandangan hidup, peradaban
dan lain-lain yang tidak berlandaskan ajaran
Allah SWT.
Secara operasional kepemimpinan Allah
SWT itu dilaksanakan oleh Rasulullah SAW,
dan sepeninggal beliau kepemimpinan itu
dilaksanakan oleh orang-orang yang beriman.
Hal itu dinyatakan di dalam Al-Qur’an :
َ‫إِنَّ َما َولِيُّ ُك ُم هَّللا ُ َو َرسُولُهُ َوالَّ ِذين‬
َ‫صاَل ة‬َّ ‫آ َمنُوا الَّ ِذينَ يُقِي ُمونَ ال‬
َ‫َوي ُْؤتُونَ ال َّز َكاةَ َوهُ ْم َرا ِكعُون‬
Sesungguhnya penolong kamu hanyalah
Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang
beriman, yang mendirikan shalat dan
menunaikan zakat, seraya mereka tunduk
(kepada Allah). (Al – Maidah : 55 )

b. Kriteria Pemimpin dalam Islam


Pemimpin umat atau dalam ayat diatas di
istilahkan dengan waliy dan dalam ayat lain
(Q.S An-Nisa 4:59)disebut dengan Ulil Amri
adalah penerus kepemimpinan Rasulullah SAW
setelah beliau meninggal dunia . Orang – orang
yang dapat dipilih menggantikan beliau sebagai
pemimpin minimal harus memenuhi empat

593
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

kriteria sebagaimana dijelaskan dalam surat Al


– Maidah ayat 55 :

1. Beriman kepada Allah SWT


Karena Ulil Amri adalah penerus
kepemimpinan Rasulullah SAW , sedangkan
Rasulullaj sendiri adalah pelaksana
kepemimpinan Allah SWT , maka tentu saja
yang pertama kali harus dimiliki penerus beliau
adalah Keimanan . Tanpa Keimanan kepada
Allah dan Rasul-Nya bagaimana mungkin
pemimpin dapat diharapkan memimpin umat
menempuh jalan Allah diatas permukaan bumi
ini .

2. Mendirikan Shalat
Shalat adalah ibadah Vertikal langsung
kepada Allah SWT . Seorang pemimpin yang
mendirikan shalat diharapkan memiliki
hubungan vertical yang baik dengan Allah SWT
. Diharapkan nilai – nilai kemuliaan dan
kebaikan yang terdapat dalam shalat dapat
tercermin dalam kepemimpinannya.

3. Membayarkan Zakat
Zakat adalah ibadah madhdhah yang
merupakan simbol kesucian dan kepedulian

594
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

social . Seorang pemimpin yang berzakat


diharapkan selalu berusaha mensucikan hati dan
hartanya . Dia tidak mencari dan menikmati
harta dengan cara yang tidak halal (mis :
Korupsi , Kolusi , dan Nepotisme ) . Dan lebih
dari pada itu dia memiliki kepedulian social
yang tinggi terhadap kaum dhu’afa dan
mustadh’afin . Dia akan menjadi pembela orang
– orang yang lemah .

4. Selalu Tunduk Patuh kepada Allah SWT


Dalam ayat diatas disebutkan pemimpin
itu haruslah orang selalu ruku’ . Ruku’ adalah
simbol kepatuhan secara mutlak kepada Allah
SWT dan Rasul-Nya yang secara konkret
dimanifestasikan dengan menjadi seorang
muslim yang kaffah , baik dalam aspek aqidah ,
ibadah , akhlaq maupun muamalat . Aqidahnya
benar , ibadahnya tertib , dan sesuai tuntutan
Nabi , akhlaknya terpuji , dan muamalatnya
tidak bertentangan dengan syariat .

b. Konsep Leader is a Ladder


Konsep ini merupakan konsep Hubungan
Pemimpin dan yang dipimpin yang merupakan
hasil ijtihad dari penulis , dimana Konsep
Leader is a Ladder merupakan konsep dimana

595
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

seorang pemimpin merupakan sebuah tangga


yang akan menjadi perantara atau jembatan bagi
calon pemimpin selanjutnya . Pemimpin yang
baik disini adalah pemimpin yang mencetak
sebanyak mungkin calon Pemimpin , yang
nantinya dapat melanjutkan kepemimpinan
selanjutnya dengan lebih baik dan lebih
matang .
Konsep ini diterapkan agar pemimpin
menjadi panutan dan teladan bagi bawahannya
dan Menurut James A.F Stonen, terdapat tujuh
tugas utama seorang pemimpin adalah :

1. Pemimpin bekerja dengan orang lain :


Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk
bekerja dengan orang lain, salah satu dengan
atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain
dalam organjsasi sebaik orang diluar organisasi.

2. Pemimpin adalah tanggung jawab dan


mempertanggungjawabkan (akontabilitas):
Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk
menyusun tugas menjalankan tugas,
mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome
yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab
untuk kesuksesan stafhya tanpa kegagalan.

596
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian


tujuan dan prioritas : Proses kepemimpinan
dibatasi sumber, jadi pemimpin hanya dapat
menyusun tugas dengan mendahulukan
prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan
pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-
tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin
harus dapat mengatur waktu secara efektif,dan
menyelesaikan masalah secara efektif.

4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan


konseptual : Seorang pemimpin harus menjadi
seorang pemikir yang analitis dan konseptual.
Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah
dengan akurat. Pemimpin harus dapat
menguraikan seluruh pekerjaan menjadf lebih
jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.

5. Manajer adalah forcing mediator : Konflik


selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi.
Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi
seorang mediator (penengah).

6. Pemimpin adalah politisi dan diplomat:


Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan
melakukan kompromi. Sebagai seorang

597
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

diplomat, seorang pemimpin harus dapat


mewakili tim atau organisasinya.

7. Pemimpin membuat keputusan yang sulit :


Seorang pemimpin harus dapat memecahkan
masalah.

Dari ketujuh hal inilah yang harusnya


pemimpin terapkan dalam tugasnya memimpin
orang - orang , dan setelah hal ini
diimplementasikan maka seorang pemimpin
wajib untuk 'menurunkan ilmu' nya ini kepada
bawahannya . Agar bawahannya ini kelak akan
menjadi pemimpin yang dapat menjalankan
tugasnya kelak.

Adapun hambatan yang dihadapi ketika ingin


menerapkan :
1. Egois : kenapa Egois , karena kebanyakan
para pemimpin hanya mau dia sajalah
merasakan bangku kepemimpinan tersebut ,
tanpa harus memikirkan orang setelahnya yang
akan menduduki posisi pimpinan tersebut .
Sehingga mereka terlalu 'masa bodoh' dengan
bawahannya.

598
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

2. Sombong : penyakit kekuasaan yang satu ini


tentunya telah mengakar sejak zaman dahulu
kala , penyakit kesombongan karena merasa
sudah diatas sehingga melupakan bawahannya .
Hal ini menggambarkan bahwa seorang
pemimpin tidak sepantasnya bersikap sombong ,
karena pemimpin bagaikan tangga maka
pemimpin harus menjadi fasilitator.
3. Iri dan Dengki : walaupun sudah menjadi
pemimpin , penyakit iri dan dengki masih saja
menjangkiti para pemimpin . Sebagian kecil dari
pemimpin tersebut masih saja iri melihat
bawahannya yang mendapatkan jatah lebih
banyak dari dirinya . Maka si pemimpin akan iri
terhadap bawahannya , dan mengambil jatah
bawahannya.

ADAB ZIARAH MENURUT ISLAM


Segala puji hanya bagi Allah Subhanahu wa
Ta’ala, Dzat yang telah menciptakan hidup dan
mati untuk menguji manusia siapa yang terbaik
amalannya. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam, dan juga kepada keluarganya,
shahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti
mereka denga baik.

599
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Ketahuilah hamba-hamba Allah, sadar atau


tidak sadar, kita semua saat ini sama-sama
sedang menuju garis akhir kehidupan kita di
dunia, meskipun jaraknya berbeda-beda setiap
orang. Ada yang cepat, ada yang lama. Tetapi,
perlahan tapi pasti, setiap orang menuju garis
akhir kehidupannya di dunia, itulah kematian.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
ُ
ِ َّ‫ُكلُّنَ ْف ٍس” َذائِقَةُ ْال َموْ تِ َوإِنَّ َماتُ َوفَّوْ نَأجُو َر ُك ْميَوْ َم ْالقِيَا َم ِةفَ َم ْن ُزحْ ِز َح َعنِالن‬
‫ار‬
”ِ ‫اال َحيَاةُال ُّد ْنيَاإِاَّل َمتَا ُع ْال ُغر‬
‫ُور‬ ْ ‫َوأُ ْد ِخاَل ْل َجنَّةَفَقَ ْدفَاز ََو َم‬
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan
mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat
sajalah disempurnakan pahalamu.
Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh
ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu
tidak lain hanyalah kesenangan yang
memperdayakan” (QS. Ali ‘Imran : 185)

Setelah mati, seorang hamba hanya tinggal


memetik apa yang selama ini ia tanam di dunia,
tidak ada kesempatan kedua untuk menambah
amal. jika kebaikan yang ia tanam, itulah yang
akan ia panen. Jika keburukan yang ia tanam,
maka dialah yang akan merasakannya sendiri.
Oleh karena itulah Rasulullah shallallahu ‘alaihi

600
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

wa sallam memerintahkan kita untuk banyak-


banyak mengingat kematian. Beliau bersabda,
‫ الموت‬: ”‫أكثرواذكرهازماللذات”يعني‬.
“Perbanyaklah mengingat pemutus
kelezatan (yakni kematian) ”[1]
Dan di antara cara untuk mengingat
kematian adalah dengan berziarah kubur.
Banyak sekali manfaat yang dapat dipetik dari
amalan berziarah ke kubur. Inilah yang akan
menjadi topik pembahasan kali ini[2] mengingat
masih banyaknya kaum muslimin yang salah
dalam menyikapi ziarah ini sehingga bukannya
manfaat yang mereka raih, akan tetapi ziarah
mereka justru mengundang murka Allah ‘Azza
wa Jalla. Semoga Allah Ta’ala memberikan
kita semua petunjuk.
Agar berbuah pahala, maka ziarah kubur
harus sesuai dengan tuntunan syari’at yang
mulia ini. Berikut ini adab-adab Islami ziarah
kubur :
1. Hendaknya mengingat tujuan utama berziarah
Ingatlah selalu hikmah disyari’atkannya ziarah
kubur, yakni untuk mengambil pelajaran dan
mengingat kematian.
Imam Ash Shan’ani rahimahullah berkata :
“Semua hadits di atas menunjukkan akan
disyari’atkannya ziarah kubur dan

601
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

menjelaskan hikmah dari ziarah kubur,


yakni untuk mengambil pelajaran seperti di
dalam hadits Ibnu Mas’ud (yang artinya) :
“Karena di dalam ziarah terdapat pelajaran
dan peringatan terhadap akhirat dan
membuat zuhud terhadap dunia”. Jika
tujuan ini tidak tercapai, maka ziarah
tersebut bukanlah ziarah yang diinginkan
secara syari’at”

2. Tidak boleh melakukan safar untuk berziarah


Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam,

‫ ال َم ْس ِج ِدال َح َرام‬:َ‫الَتُ َش ُّدال ِّر َحاإُل ِ اَّل إِلَىثَالَثَ ِة َم َسا ِجد‬


َ ‫و َم ْس ِج ِداألَ ْق‬،
”‫صى‬ َ ‫صلَّىاللهُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ِ‫ْج ِدال َّرسُول‬ ِ ‫و َمس‬،ِ َ
“Janganlah melakukan perjalanan jauh
(dalam rangka ibadah, ed) kecuali ke tiga
masjid : Masjidil Haram, Masjid Rasul
shallallahu ‘alaihi wa sallam (Masjid
Nabawi), dan Masjidil Aqsha”

3. Mengucapkan salam ketika masuk kompleks


pekuburan
“Dari Buraidah radhiyallahu ‘anhu, dahulu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
mengajarkan mereka (para shahabat) jika

602
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

mereka keluar menuju pekuburan agar


mengucapkan :
َ ‫ار ِمن َْال ُم ْؤ ِمنِ ْين ََو ْال ُم ْسلِ ِم ْين ََوإِنَّاإِ ْن َشا َءاللهُلَالَ ِحقُوْ نَنَسْأ‬
ِ َ‫اَل َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْمأَهْاَل ل ِّدي‬
َ‫اُل للهَلَنَا َولَ ُك ُم ْال َعافِيَة‬
“Salam keselamatan atas penghuni rumah-
rumah (kuburan) dan kaum mu’minin dan
muslimin, mudah-mudahan Allah
merahmati orang-orang yang terdahulu dari
kita dan orang-orang yang belakangan, dan
kami Insya Allah akan menyusul kalian,
kami memohon kepada Allah keselamatan
bagi kami dan bagi kalian”

4. Tidak memakai sandal ketika memasuki


pekuburan
Dari shahabat Basyir bin Khashashiyah
radhiyallahu ‘anhu : “Ketika Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang berjalan,
tiba-tiba beliau melihat seseorang sedang
berjalan diantara kuburan dengan memakai
sandal. Lalu Rasulullah bersabda,
‫احبَال ِّس ْبتِيَّتَيْن‬ ِ ‫اص‬ َ َ‫ي‬
َ ‫و ْي َح َكأ َ ْلقِ ِس ْبتِيَّتَ ْيكَ »فَنَظَ َرال َّر ُجلُفَلَ َّما َع َرفَ َر ُسواَل للَّ ِه‬،ِ
‫صلَّىاللهُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ
‫خَ لَ َعهُ َمافَ َر َمىبِ ِه َما‬
“Wahai pemakai sandal, celakalah engkau!
Lepaskan sandalmu!” Lalu orang tersebut
melihat (orang yang meneriakinya). Tatkala

603
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

ia mengenali (kalau orang itu adalah)


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia
melepas kedua sandalnya dan
melemparnya”

5. Tidak duduk di atas kuburan dan


menginjaknya
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau
berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
‫صإِلَى ِج ْل ِده‬
َ ُ‫فَت َْخل‬،ُ‫أَل َ ْنيَجْ لِ َسأ َ َح ُد ُك ْم َعلَى َج ْم َر ٍةفَتُحْ ِرقَثِيَابَه‬
‫خَ ْي ٌرلَهُ ِم ْنأ َ ْنيَجْ لِ َس َعلَىقَب ٍْر‬،ِ
“Sungguh jika salah seorang dari kalian
duduk di atas bara api sehingga membakar
bajunya dan menembus kulitnya, itu lebih
baik daripada duduk di atas kubur”

6. Mendo’akan mayit jika dia seorang muslim


Telah lewat haditsnya di footnote no. 14.
Adapun jika mayit adalah orang kafir, maka
tidak boleh mendo’akannya.
7. Boleh mengangkat tangan ketika mendo’akan
mayit tetapi tidak boleh menghadap kuburnya
ketika mendo’akannya (yang dituntunkan
adalah menghadap kiblat)
Hal ini berdasarkan hadits ‘Aisyah
radhiyallahu ‘anha ketika beliau mengutus

604
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Barirah untuk membuntuti Nabi yang pergi ke


Baqi’ Al Gharqad. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam berhenti di dekat Baqi’, lalu
mengangkat tangan beliau untuk mendo’akan
mereka.Dan ketika berdo’a, hendaknya tidak
menghadap kubur karena Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam melarang shalat menghadap
kuburan. Sedangkan do’a adalah intisari sholat.
8. Tidak mengucapkan al hujr
Telah lewat keterangan dari Imam An
Nawawi rahimahullah bahwa al hujr adalah
ucapan yang bathil. Syaikh Al Albani
rahimahullah mengatakan :
“Tidaklah samar lagi bahwa apa yang
orang-orang awam lakukan ketika berziarah
semisal berdo’a pada mayit, beristighotsah
kepadanya, dan meminta sesuatu kepada
Allah dengan perantaranya, adalah termasuk
al hujr yang paling berat dan ucapan bathil
yang paling besar. Maka wajib bagi para
ulama untuk menjelaskan kepada mereka
tentang hukum Allah dalam hal itu. Dan
memahamkan mereka tentang ziarah yang
disyari’atkan dan tujuan syar’i dari ziarah
tersebut”
9. Diperbolehkan menangis tetapi tidak boleh
meratapi mayit

605
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Menangis yang wajar diperbolehkan


sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
menangis ketika menziarahi kubur ibu beliau
sehingga membuat orang-orang disekitar beliau
ikut menangis. Tetapi jika sampai tingkat
meratapi mayit, menangis dengan histeris,
menampar pipi, merobek kerah, maka hal ini
diharamkan.

ADAB MERAWAT JENAZAH


A. Pengertian Jenazah
Kata jenazah diambil dari bahasa Arab (‫جن‬
‫ )ذح‬yang berarti tubuh mayat dan kata ‫جن‬
‫ذ‬   yang berarti menutupi. Jadi, secara umum
kata jenazah memiliki arti tubuh mayat yang
tertutup. Jenazah (Mayat atau Jasad) adalah
orang yang telah meninggal dunia. Setelah
proses pengurusan jenazah, termasuk di
dalamnya memandikan, mengkafani, dan
menyolatkannya, atau proses lainnya
berdasar ajaran agama masing-masing,
biasanya mayat dikuburkan atau dikremasi
(dibakar). Proses pengurusan jenazah ini
biasanya dilakukan oleh keluarga jenazah
dengan dukungan pemuka agama.

B. Tata Cara Merawat Jenazah

606
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Firman Allah SWT :


“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan
mati. Kemudian hanyalah kepada kami kamu
dikembalikan. ( QS. Al ‘Ankabuut : 57).
Apabila ada orang yang meninggal dunia,
maka kita sebagai orang islam diharuskan
untuk melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Segera memejamkan mata sang mayat dan
mendoakannya.
2. Menutup seluruh badan sang mayat
dengan pakaian selain yang dikenakannya.
3. Menyegerakan pengurusan jenazah hingga
proses pemakamannya bila telah nyata
kematiannya.

Hukum merawat jenazah adalah Wajib


Kifayah artinya cukup dikerjakan oleh
sebagian masyarakat , bila seluruh
masyarakat tidak ada yang merawat maka
seluruh masyarakat akan dituntut dihadapan
Allah Swt.sedang bagi orang yang
mengerjakannya, mendapat pahala yang
banyak.disisi Allah Swt.

C. Memandikan Jenazah
Setiap orang muslim yang meninggal
dunia harus dimandikan, dikafani dan

607
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

dishalatkan terlebih dahulu sebelum


dikuburkan terkecuali bagi orang-orang yang
mati syahid. Hukum memandikan jenazah
orang muslim menurut jumhur ulama adalah
fardhu kifayah. Artinya, kewajiban ini
dibebankan kepada seluruh mukallaf di
tempat itu, tetapi jika telah dilakukan oleh
sebagian orang maka gugurlah kewajiban
seluruh mukallaf.  Adapun dalil yang
menjelaskan kewajiban memandikan jenazah
ini terdapat dalam sebuah hadist Rasulullah
SAW, yakninya:
‫ فى ا ل””ذ‬:‫عن ا بن عبا س ا ن ا لنبي صلى ا هلل عليه و سلم ق””ا ل‬
‫ي سقط عن ر ا حلته فما ت ا غسلو ه بما ء و سد ر‬
)‫(رواه ا لبخرو مسلم‬
Artinya: “Dari Ibnu Abbas,
bahwasanya Nabi SAW telah bersabda
tentang orang yang jatuh dari
kendaraannya lalu mati, “mandikanlah
ia dengan air dan daun bidara.” (H.R
Bukhari dan Muslim).

Adapun beberapa hal penting yang berkaitan


dengan memandikan jenazah yang perlu
diperhatikan yaitu:
1. Orang yang utama memandikan jenazah:
a. Untuk mayat laki-laki

608
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Orang yang utama memandikan dan


mengkafani mayat laki-laki adalah
orang yang diwasiatkannya, kemudian
bapak, kakek, keluarga terdekat,
muhrimnya dan istrinya.
b. Untuk mayat perempuan
Orang yang utama memandikan mayat
perempuan adalah ibunya, neneknya,
keluarga terdekat dari pihak wanita
serta suaminya.
c. Untuk mayat anak laki-laki dan anak
perempuan
Untuk mayat anak laki-laki boleh
perempuan yang memandikannya dan
sebaliknya untuk mayat anak
perempuan boleh laki-laki yang
memandikannya.
d. Jika seorang perempuan meninggal
sedangkan yang masih hidup semuanya
hanya laki-laki dan dia tidak
mempunyai suami, atau sebaliknya
seorang laki-laki meninggal sementara
yang masih hidup hanya perempuan
saja dan dia tidak mempunyai istri,
maka mayat tersebut tidak dimandikan
tetapi cukup ditayamumkan oleh salah
seorang dari mereka dengan memakai

609
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

lapis tangan. Hal ini berdasarkan sabda


Rasulullah SAW, yakninya:
‫اذ ما تت ا لمر أ ة مع ا لر جا ل ليس معحم ا م””ر أ ة‬
‫غ”ير ه”ا و ا ل”ر ج”ل م”ع النس”ا ء ليس معهن ر ج”ل‬
‫غيره فأ نهماييممان ويد فنا ن و هم””ا بم””نز ل””ة من لم‬
)‫يجد ا لما ء (رواه ه بو داود و ا لبيحقى‬
Artinya: “Jika seorang perempuan
meninggal di tempat laki-laki dan tidak
ada perempuan lain atau laki-laki
meninggal di tempat perempuan-
perempuan dan tidak ada laki-laki
selainnya maka kedua mayat itu
ditayamumkan, lalu dikuburkan, karena
kedudukannya sama seperti tidak
mendapat air.” (H.R Abu Daud dan
Baihaqi).

2. Syarat bagi orang yang memandikan


jenazah
a. Muslim, berakal, dan baligh
b. Berniat memandikan jenazah
c. Jujur dan sholeh
d. Terpercaya, amanah, mengetahui
hukum memandikan mayat dan
memandikannya sebagaimana yang
diajarkan sunnah serta mampu
menutupi aib si mayat.

610
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

3. Mayat yang wajib untuk dimandikan


a. Mayat seorang muslim dan bukan kafir
b. Bukan bayi yang keguguran dan jika
lahir dalam keadaan sudah meninggal
tidak dimandikan
c. Ada sebahagian tubuh mayat yang
dapat dimandikan
d. Bukan mayat yang mati syahid 
4. Tata cara memandikan jenazah.
a. Perlu diingat, sebelum mayat
dimandikan siapkan terlebih dahulu
segala sesuatu yang dibutuhkan untuk
keperluan mandinya, seperti:
1) Tempat memandikan pada ruangan
yang tertutup.
2) Air secukupnya.
3) Sabun, air kapur barus dan wangi-
wangian.
4) Sarung tangan untuk memandikan.
5) Potongan atau gulungan kain kecil-
kecil.
6) Kain basahan, handuk, dll.
b. Berikut beberapa cara memandiakana
jenazah orang muslim:
1) Ambil kain penutup dan gantikan
kain basahan sehingga aurat
utamanya tidak kelihatan.

611
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

2) Mandikan jenazah pada tempat yang


tertutup.
3) Pakailah sarung tangan dan
bersihkan jenazah dari segala
kotoran.
4) Ganti sarung tangan yang baru, lalu
bersihkan seluruh badannya dan
tekan perutnya perlahan-lahan.
5) Tinggikan kepala jenazah agar air
tidak mengalir kearah kepala.
6) Masukkan jari tangan yang telah
dibalut dengan kain basah ke mulut
jenazah, gosok giginya dan
bersihkan hidungnya, kemudiankan
wudhukan.
7) Siramkan air kesebelah kanan
dahulu kemudian kesebelah kiri
tubuh jenazah.
8) Mandikan jenazah dengan air sabun
dan air mandinya yang terakhir
dicampur dengan wangi-wangian.
9) Perlakukan jenazah dengan lembut
ketika membalik dan menggosok
anggota tubuhnya.
10) Memandikan jenazah satu kali
jika dapat membasuh ke seluruh
tubuhnya itulah yang wajib.

612
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Disunnahkan mengulanginya
beberapa kali dalam bilangan ganjil.
11) Jika keluar dari jenazah itu
najis setelah dimandikan dan
mengenai badannya, wajid dibuang
dan dimandikan lagi. Jika keluar
najis setelah di atas kafan tidak perlu
diulangi mandinya, cukup hanya
dengan membuang najis itu saja.
12) Bagi jenazah wanita, sanggul
rambutnya harus dilepaskan dan
dibiarkan menyulur kebelakang,
setelah disirim dan dibersihkan lalu
dikeringkan dengan handuk dan
dikepang.
13) Keringkan tubuh jenazah
setelah dimandikan dengan kain
sehingga tidak membasahi kain
kafannya.
14) Selesai mandi, sebelum
dikafani berilah wangi-wangian
yang tidak mengandung alkohol.

D. Mengkafani Jenazah
Mengkafani jenazah adalah menutupi atau
membungkus jenazah dengan sesuatu yang
dapat menutupi tubuhnya walau hanya

613
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

sehelai kain. Hukum mengkafani jenazah


muslim dan bukan mati syahid adalah fardhu
kifayah. Dalam sebuah hadist diriwayatkan
sebagai berikut:
‫ها جر نا سع ر سو ل ا هلل صلى ا هلل عليه و س””لم‬
‫كلتمس و جه ا هلل فو قع ا جرن””ا على هللا فمن””ا من‬
‫ما ت لم يأ كل من ا جر ه‬
‫ش”أ منهم مص””عب ا بن عم””ير قت””ل ي””و م ا ح””د فلم‬
‫ ا ذا غطين””ا به””ا ر أ س””ه‬,‫نجد ما لكفنه ا ال ب””ر د ة‬
‫ و ا ذا غطينا‬,‫خر جت ر جال ه‬
‫بها ر جليه حر ج ر أ سه فأ مر نا ا لن””بي ص””لى ا‬
‫هلل علي””ه و س””لم ا ن نغطي ر أ س””ه و ا ن نجع””ل‬
‫على ر جليه من ا ال ذ خر‬
)‫(رواه ا لبخا ر ى‬
Artinya: “Kami hijrah bersama
Rasulullah SAW dengan
mengharapkan keridhaan Allah
SWT, maka tentulah akan kami
terima pahalanya dari Allah, karena
diantara kami ada yang meninggal
sebelum memperoleh hasil duniawi
sedikit pun juga. Misalnya, Mash’ab
bin Umair dia tewas terbunuh
diperang Uhud dan tidak ada buat
kain kafannya kecuali selembar kain
burdah. Jika kepalanya ditutup, akan
terbukalah kakinya dan jika kakinya

614
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

tertutup, maka tersembul kepalanya.


Maka Nabi SAW menyuruh kami
untuk menutupi kepalanya dan
menaruh rumput izhir pada kedua
kakinya.” (H.R Bukhari).

1. Hal-hal yang disunnahkan dalam


mengkafani jenazah adalah
a. Kain kafan yang digunakan hendaknya
kain kafan yang bagus, bersih dan
menutupi seluruh tubuh mayat.
b. Kain kafan hendaknya berwarna putih.
c. Jumlah kain kafan untuk mayat laki-laki
hendaknya 3 lapis, sedangkan bagi
mayat perempuan 5 lapis.
d. Sebelum kain kafan digunakan untuk
membungkus atau mengkafani jenazah,
kain kafan hendaknya diberi wangi-
wangian terlebih dahulu.
e. Tidak berlebih-lebihan dalam
mengkafani jenazah.
2. Adapun tata cara mengkafani jenazah
adalah sebagai berikut
a. Untuk mayat laki-laki
1) Bentangkan kain kafan sehelai demi
sehelai, yang paling bawah lebih

615
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

lebar dan luas serta setiap lapisan


diberi kapur barus.
2) Angkatlah jenazah dalam keadaan
tertutup dengan kain dan letakkan
diatas kain kafan memanjang lalu
ditaburi wangi-wangian.
3) Tutuplah lubang-lubang (hidung,
telinga, mulut, kubul dan dubur)
yang mungkin masih mengeluarkan
kotoran dengan kapas.
4) Selimutkan kain kafan sebelah kanan
yang paling atas, kemudian ujung
lembar sebelah kiri. Selanjutnya,
lakukan seperti ini selembar demi
selembar dengan cara yang lembut.
5) Ikatlah dengan tali yang sudah
disiapkan sebelumnya di bawah kain
kafan tiga atau lima ikatan.
6) Jika kain  kafan tidak cukup untuk
menutupi seluruh badan mayat maka
tutuplah bagian kepalanya dan
bagian kakinya yang terbuka boleh
ditutup dengan daun kayu, rumput
atau kertas. Jika seandainya tidak ada
kain kafan kecuali sekedar menutup
auratnya saja, maka tutuplah dengan
apa saja yang ada.

616
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

b. Untuk mayat perempuan


Kain kafan untuk mayat perempuan
terdiri dari 5 lemabar kain putih, yang
terdiri dari:
1) Lembar pertama berfungsi untuk
menutupi seluruh badan.
2) Lembar kedua berfungsi sebagai
kerudung kepala.
3) Lembar ketiga berfungsi sebagai
baju kurung.
4) Lembar keempat berfungsi untuk
menutup pinggang hingga kaki.
5) Lembar kelima berfungsi untuk
menutup pinggul dan paha.
Adapun tata cara mengkafani mayat
perempuan yaitu:
1) Susunlah kain kafan yang sudah
dipotong-potong untuk masing-
masing bagian dengan tertib.
Kemudian, angkatlah jenazah dalam
keadaan tertutup dengan kain dan
letakkan diatas kain kafan sejajar,
serta taburi dengan wangi-wangian
atau dengan kapur barus.
2) Tutuplah lubang-lubang yang
mungkin masih mengeluarkan
kotoran dengan kapas.

617
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

3) Tutupkan kain pembungkus pada


kedua pahanya.
4) Pakaikan sarung.
5) Pakaikan baju kurung.
6) Dandani rambutnya dengan tiga
dandanan, lalu julurkan kebelakang.
7) Pakaikan kerudung.
8) Membungkus dengan lembar kain
terakhir dengan cara menemukan
kedua ujung kain kiri dan kanan lalu
digulungkan kedalam.
9) Ikat dengan tali pengikat yang telah
disiapkan.
     
E. Menshalatkan Jenazah
Menurut ijma ulama hukum
penyelenggaraan shalat jenazah adalah
fardhu kifayah. Hal ini berdasarkan sabda
Rasulullah SAW, yang berbunyi:
)‫صلو ا على مو تا كم (رواه ابن ما جه‬
Artinya: “Shalatilah orang yang
meninggal dunia diantara kamu”.

1. Orang paling utana untuk melaksanakan


shalat jenazah yaitu:

618
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

a. Orang yang diwasiatkan si mayat


dengan syarat tidak fasik atau tidak ahli
bid’ah.
b. Ulama atau pemimpin terkemuka
ditempat itu.
c. Orang tua si mayat dan seterusnya ke
atas.
d. Anak-anak si mayat dan seterusnya ke
bawah.
e. Keluarga terdekat.
f. Kaum muslimim seluruhnya.
2. Rukun shalat jenazah ialah
a. Berniat menshalatkan jenazah.
b. Takbir empat kali.
c. Berdiri bagi yang kuasa.
3. Adapun tata cara melakukan shalat
jenazah adalah sebagai berikut
a. Niat shalat jenazah
Niat shalat jenazah dilakukan dalam
hati serta ikhlas karena Allah SWT.
Sebelum shalat jenazah dilakukan maka
kepada imam dan seluruh makmum
hendaknya berwudhu dan menutup
aurat. Untuk menyalatkan mayat laki-
laki imam berdiri sejajar dengan kepala
si mayat, sedangkan untuk mayat

619
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

perempuan, imam berdiri di tengah-


tengah sejajar pusat si mayat.
Lafal niat shalat jenazah:
1) Untuk mayat laki-laki
‫ا صلى على هذ اا لميت ار بع تكبير ا ت فر ض كفا ي””ة م””أ م””و‬
‫ا ما ما هلل تعا لى‬ /‫ما‬
Artinya: “Sengaja aku berniat shalat
atas mayat laki-laki empat takbir
fardhu kifayah menjadi
makmun/imam karena Allah ta’ala”.
2) Untuk mayat perempuan
‫ا صلى على هذ اا لميتة ار بع تكبير ا ت فر ض كف””ا ي””ة م””أ م””و‬
‫ا ما ما هلل تعا لى‬ /‫ما‬
Artinya: “Sengaja aku berniat shalat
atas mayat perempuan empat takbir
fardhu kifayah menjadi
makmun/imam karena Allah ta’ala”.

b. Takbir 4 kali
1) Takbir pertama dimulai dengan
mengangkat tangan dan membaca
Al-Fatihah.
Artinya:
 Dengan menyebut nama Allah
yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang,

620
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

 Segala puji bagi Allah, Tuhan


semesta alam,
 Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang,
 Yang menguasai di hari
Pembalasan,
 Hanya Engkaulah yang kami
sembah, dan Hanya kepada
Engkaulah kami meminta
pertolongan,
 Tunjukilah kami jalan yang lurus,
 (yaitu) jalan orang-orang yang
Telah Engkau beri nikmat kepada
mereka; bukan (jalan) mereka
yang dimurkai dan bukan (pula
jalan) mereka yang sesat.
2) Takbir kedua dan membaca shalawat
‫ا للهم ص”””ل على محم”””د و على ا ل محم”””د كم”””ا‬
‫صليت على ا ب””ر ا هيم و على ا ل ا ب””راهيم و ب””ا‬
‫رك عل محمد و على ا ل‬
‫محمد كما با ر كت على ا بر ا هيم و على ا ل ا بر هيم فى ا لعا‬
.‫لمين ا نك حميد مجيد‬
Artinya: “Ya Allah berikanlah
kesejahteraan kepada Muhammad
dan keluarganya, sebagaimana
engkau telah memberikan
kesejahteraan kepada Ibrahim dan

621
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

keluarganya. Berkatilah Muhammad


dan keluarganya, sebagaimana
engkau telah memberkati Ibrahim
dan keluarganya, sesungguhnya
Engkau Maha terpuji lagi bijaksana”.

3) Takbir ketiga  dan membaca do’a


untuk si mayat
‫ا للحم ا غف””ر ل””ه (ه””ا) و ا ر حم””ه (ه””ا) و ع””ا‬
)‫فه(ها) و ا عف عنه (ه””ا) و ا ك””ر م ن””ز ل””ه (ه””ا‬
‫ووسع مد خله(ها) و ا غسله‬
‫(ها) بما ء و ثلج و بر د و نقه (ها) من ا لخطا ي”ا‬
‫كم ينقى ا لثو ب من ا لد نس و ا بد ل””ه (ه””ا)دا را‬
‫خيرا من دا ر ه‬
‫(ها) و ا هال خيرا من ا هله (ها) و ادخله (ها) ا لجنة و ا عنذ ه‬
.‫(ها) من عذا با لقبر و عذا ب ا لنا ر‬
Artinya: “Ya Allah, ampunilah dia,
kasihilah dia, maafkanlah dia dan
sentosakanlah dia, muliakan
tempatnya, lapangkanlah kuburnya,
sucikanlah dia dengan air embun dan
es, sucikanlah dia dari kesalahannya,
sebagaimana sucinya kain putih dari
kotoran. Gantikanlah rumahnya
dengan rumah yang lebih baik
daripada rumahnya, dan gantikan
keluarganya dengan keluarga yang

622
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

lebih baik, masukkan ia kedalam


syurga, dan jauhkan ia dari siksa
kubur dan siksa neraka.”
4) Takbir keempat lalu diam sejenak
dan membaca do’a
‫ا للحم ال تحر منا ا جر ه (ها) وال تفتنا بعد ه (ها) و ا غفر لنا و‬
)‫له (ها‬
Artinya: “  Ya Allah janganlah
Engkau tahan untuk kami pahalanya
dan janganlah engkau tinggalkan
fitnah untuk kami setelah
kepergiannya”.

F. Menguburkan Jenazah
Setelah disholatkan, jenazah segera
dikuburkan. Jenazah sebaiknya dipikul oleh
empat orang jamaah. Sebelum proses
penguburan sebaiknya lubanng kubur
dipersiapkan terlebih dahulu, dengan
kedalaman minimal 2 m agar bau tubuh yang
membusuk tidak tercium ke atas dan untuk
menjaga kehormatannya sebagai manusia.
Selanjutnya, secara perlahan jenazah
dimasukkan ke dalam kubur di tempatkan
pada lubang lahat, dengan dimiringkan ke
arah kiblat. Selanjutnya, tali pengikat jenazah

623
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

bagian kepala dan kaki dibuka agar


menyentuh tanah langsung.
Dalam meletakkan jenazah kedalam liang
kubur, hendaknya membaringkan jenazah
dengan posisi lambung kanan dibawah dan
wajahnya menghadap kea rah kiblat.
Sementara kepala dan kedua kainya
bertumpu pada sisi kanan dan menghadap
kiblat. Saat meletakkan jenazah hendak
membaca:
(”‫بِ ْس ِمالل ِه َو َعلَى ِملَّ ِة َرسُوْ اِل هللِ)رواهالترمذىوأبوداود‬
Artinya:”Dengan menyebut Asma
Allahdan atas agama Rasulullah”.
(HR. Tirmidzi dan Abu Daud)

1. Hal-hal yang disunahkan sesudah


pemakaman jenazah adalah seperti berikut
a. meninggikan kuburan sekadar sejengkal
dari permukaan tanah dan tidak
diratakan dengan tanah, agar dikenali
makamnya dan tidak ditelantarkan.
b. hendaknya gundukan tanah lebihan
dibentuk seperti punuk.
c. hendaknya memberi tanda pada makam
dengan batu atau sejenisnya agar
diketahui bagi keluarganya.

624
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

d. Agar posisi jenazah tidak berubah,


sebaiknya diberi ganjalan dengan
bulatan tanah atau bulatan tanah kecil.
Selanjutnya, lubang tanah ditutup
dengan kayu atau bambu sehingga
waktu penimbunan tubuh jenazah tidak
terkena dengan tanah.
e. Ucapan sesudah pemakaman bagi orang
yang berada di atas kuburan
menaburkan tanah dengan dua tangan
nya, tiga (3) kali kearah kepala nya, dan
dianjurkan membaca doa ketika
menaburkan tanah:
1) taburan pertama ( ‫) منهاخلقناكم‬
2) taburan kedua ( ‫) وفيهانعيدكم‬
3) taburan ketiga ( ‫) ومنهانخرجكمتارةأخرى‬
f. hendaklah salah seorang berdiri di
samping kuburan jenazah untuk
memohonkan kemantapan dalam
menjawab setiap Tanya dalam kubur
dan ampunan bagi jenazah, seraya
menyuruh kepada yang hadir untuk
melakukan halyangsama.Rasulullah
SAW bersabda :
‫إِ ْستَ ْغفِرُوْ ا ِألَ ِخ ْي ُك ْم َو ْسئَلُوْ ا لَهُ التَّ ْثبِيْتَ فَإِنَّهُ ْاآلنَ يُ ْسئَ ُل‬
)‫(متفق عليه‬

625
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Artinya:”Mohonkan ampun untuk


saudaramu dan mintakanlah
keteguhan iman baginya, karena ia
sekarang sedang diperiksa”. ( HR.
Bukhori dan Muslim )

َ َ‫َّصلَّىاللهُ َعلَ ْي ِه َو َس””لَّ َمإ ِ َذافَ َر َغ ِم ْن َد ْفنِ ْال َميِّتِ َوقَفَ َعلَ ْي ِهفَق‬
: ‫ال‬ َ ‫انَالنَّبِي‬
(‫إِ ْستَ ْغفِرُوْ األَ ِخ ْي ُك ْم َو ْسئَلُوْ الَهُفَإِنَّهُاْآلنَيُ ْس َئ )رواهابوداود‬
Artinya : “Bahwa Nabi saw,
apabila telah selesai menguburkan
jenazah, beliau berdiri diatasnya
dan bersabda: mohonkanlah
ampun untuk saudaramu dan
mintakanlah untuknya supaya di
beri ketabahan karena
sesungguhnya ia sekarang sedang
ditanya”. (HR. Abu Daud).

ADAB TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP


A. Alam sebagai rahmat dan karunia Allah
SWT
Akhlak kepada lingkungan adalah perilaku
atau perbuatan kita terhadap lingkungan,
Akhlaq terhadap lingkungan yaitu manusia tidak
dibolehkan memanfaatkan sumber daya alam

626
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

dengan jalan mengeksploitasi secara besar-


besaran,sehingga timbul ketidakseimbangan
alam dan kerusakan bumi.
lingkungan harus diperlakukan dengan
baik dengan selalu menjaga,  merawat dan
melestarikannya karena secara etika hal ini
merupakan hak dan kewajiban suatu masyarakat
serta merupakan nilai yang mutlak adanya.
Dengan kata lain bahwa berakhlak yang baik
terhadap lingkungan merupakan salah satu
manifestasi dari etika itu sendiri.
Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan Al-
Qur’an terhadap lingkungan bersumber dari
fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan
menuntut adanya interaksi antara manusia
dengan sesamanya dan manusia terhadap alam
lingkungan. Kekhalifahan mengandung arti
pengayoman, pemeliharaan, dan pembimbingan
agar setiap makhluk mencapai tujuan
penciptanya.
Dalam pandangan akhlak islam, seseorang
tidak dibenarkan mengambil buah sebelum
matang atau memetik bunga sebelum mekar.
Karena hal ini berati tidak memberi kesempatan
kepada makhluk untuk mencapai tujuan
penciptaannya. Ini berarti manusia dituntut
untuk mampu menghormati proses-proses yang

627
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

sedang berjalan, dan terhadap semua proses


yang sedang terjadi, sehingga ia tidak
melakukan pengrusakan atau bahkan dengan
kata lain, setiap perusakan terhadap lingkungan
harus dinilai sebagai perusakan pada diri
manusia sendiri.
Akhlak yang baik terhadap lingkungan
adalah ditunjukkan kepada penciptaan suasana
yang baik, serta pemeliharaan lingkungan agar
tetap membawa kesegaran, kenyamanan hidup,
tanpa membuat kerusakan dan polusi sehingga
pada akhirnya akan berpengaruh terhadap
manusia itu sendiri yang menciptanya.
Dari Syaddad bin Aus berkata, “Ada dua
hal yang aku hapal dari Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam, beliau berkata, ‘Sesungguhnya
Allah mewajibkan berlaku ihsan kepada segala
sesuatu.
Binatang, tumbuhan, dan benda-benda tak
bernyawa semuanya diciptakan oleh Allah SWT
dan menjadi milik-Nya, serta semua memiliki
ketergantungan kepada-Nya. Keyakinan ini
mengantarkan sang Muslim untuk menyadari
bahwa semuanya adalah "umat" Tuhan yang
harus diperlakukan secara wajar dan baik.
Karena itu dalam Al-Quran surat Al-
An'am (6): 38 ditegaskan bahwa binatang

628
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

melata dan burung-burung pun adalah umat


seperti manusia juga, sehingga semuanya
--seperti ditulis Al-Qurthubi (W. 671 H) di
dalam tafsirnya-- "Tidak boleh diperlakukan
secara aniaya."
Tuhan ini mengundang seluruh manusia
untuk tidak hanya memikirkan kepentingan diri
sendiri, kelompok, atau bangsa, dan jenisnya
saja, melainkan juga harus berpikir dan bersikap
demi kemaslahatan semua pihak. Ia tidak boleh
bersikap sebagai penakluk alam atau berlaku
sewenang-wenang terhadapnya. Memang,
istilah penaklukan alam tidak dikenal dalam
ajaran Islam. Istilah itu muncul dari pandangan
mitos Yunani. Yang menundukkan alam
menurut Al-Quran adalah Allah. Manusia tidak
sedikit pun mempunyai kemampuan kecuali
berkat kemampuan yang dianugerahkan Tuhan
kepadanya.
Mahasuci Allah yang menjadikan
(binatang) ini mudah bagi kami, sedangkan
kami sendiri tidak mempunyai kemampuan
untuk itu (QS Az-Zukhruf [43]: 13) Jika
demikian, manusia tidak mencari kemenangan,
tetapi keselarasan dengan alam. Keduanya
tunduk kepada Allah, sehingga mereka harus
dapat bersahabat.

629
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Al-Quran menekankan agar umat Islam


meneladani Nabi Muhammad saw yang
membawa rahmat untuk seluruh alam (segala
sesuatu). Untuk menyebarkan rahmat itu, Nabi
Muhammad saw bahkan memberi nama semua
yang menjadi milik pribadinya, sekalipun
benda-benda itu tak bernyawa. "Nama"
memberikan kesan adanya kepribadian,
sedangkan kesan itu mengantarkan kepada
kesadaran untuk bersahabat dengan pemilik
nama. Nabi Muhammad saw telah
mengajarkan : "Bertakwalah kepada Allah
dalam perlakuanmu terhadap binatang,
kendarailah, dan beri makanlah dengan baik."
Alam sebagai rahmat dan karunia Allah
dijelaskan dalam Qs. Al-Jatsiyah (45) : 13, yang
berbunyi:
ِ ْ‫ت َوما فِي اأْل َر‬
‫ض َجميع ”ا ً ِم ْن ”هُ إِ َّن في‬ ِ ‫َو َس َّخ َر لَ ُك ْم ما فِي السَّماوا‬
َ‫ت لِقَوْ ٍم يَتَفَ َّكرُون‬
ٍ ‫ذلِكَ آَل يا‬
Dan Dia menundukkan untukmu apa “
yang ada di langit dan apa yang ada di
bumi semuanya, (sebagai rahmat) dari-
Nya. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang
.”berpikir

630
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Ini berarti bahwa alam raya telah


ditundukkan Allah untuk manusia. Manusia
dapat memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.
Namun pada saat yang sama, manusia tidak
boleh tunduk dan merendahkan diri kepada
segala sesuatu yang telah direndahkan Allah
untuknya, berapa pun harga benda-benda itu. Ia
tidak boleh diperbudak oleh benda-benda itu.
Manusia dalam hal ini dituntut untuk selalu
mengingat-ingat, bahwa ia boleh meraih apa
pun asalkan yang diraihnya serta cara meraihnya
diridhoi Allah SWT, sesuai dengan kaidah
kebenaran dan keadilan. Akhirnya kita dapat
mengakhiri uraian ini dengan menyatakan
bahwa keberagamaan seseorang diukur dari
akhlaknya. Nabi bersabda : "Agama adalah
hubungan interaksi yang baik."Beliau juga
bersabda: "Tidak ada sesuatu yang lebih berat
dalam timbangan (amal) seorang mukmin pada
hari kiamat, melebihi akhlak yang
luhur. (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi).

B. Memelihara kebersihan dan kesehatan


lingkungan
·      Pengertian kebersihan lingkungan
Kebersihan adalah keadaan bebas dari
kotoran, termasuk di antaranya, debu, sampah,

631
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

dan bau. Di zaman modern, setelah Louis


Pasteur menemukan proses penularan penyakit
atau infeksi disebabkan oleh mikroba,
kebersihan juga berarti bebas dari virus, bakteri
patogen, dan bahan kimia berbahaya.
Kebersihan adalah salah satu tanda dari
keadaan higienes yang baik. Manusia perlu
menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan
diri agar sehat, tidak bau, tidak malu, tidak
menyebarkan kotoran, atau menularkan kuman
penyakit bagi diri sendiri maupun orang lain.
Kebersihan badan meliputi kebersihan diri
sendiri, seperti mandi, menyikat gigi, mencuci
tangan, dan memakai pakaian yang bersih,
Mencuci adalah salah satu cara menjaga
kebersihan dengan memakai air dan sejenis
sabun atau deterjen. Mencuci tangan dengan
sabun atau menggunakan produk kebersihan
tangan merupakan cara terbaik dalam mencegah
penularan influenza dan batuk-pilek.
Kebersihan lingkungan adalah kebersihan
tempat tinggal, tempat bekerja, dan berbagai
sarana umum. Kebersihan tempat tinggal
dilakukan dengan cara melap jendela dan
perabot rumah tangga, menyapu dan mengepel
lantai, mencuci peralatan masak dan peralatan
makan (misalnya dengan abu gosok),

632
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

membersihkan kamar mandi dan jamban, serta


membuang sampah. Kebersihan lingkungan
dimulai dari menjaga kebersihan halaman dan
selokan, dan membersihkan jalan di depan
rumah dari sampah.
Tingkat kebersihan berbeda-beda menurut
tempat dan kegiatan yang dilakukan manusia.
Kebersihan di rumah berbeda dengan
kebersihan kamar bedah di rumah sakit,
sedangkan kebersihan di pabrik makanan
berbeda dengan kebersihan di pabrik
semikonduktor yang bebas debu.
           Kebersihan lingkungan merupakan
keadaan bebas dari kotoran, termasuk di
dalamnya, debu, sampah, dan bau. Di Indonesia,
masalah kebersihan lingkungan selalu menjadi
perdebatan dan masalah yang berkembang.
Kasus-kasus yang menyangkut masalah
kebersihan lingkungan setiap tahunnya terus
meningkat.
Problem tentang kebersihan lingkungan
yang tidak kondusif dikarenakan masyarakat
selalu tidak sadar akah hal kebersihan
lingkungan. Tempat pembuangan kotoran tidak
dipergunakan dan dirawat dengan baik.
Akibatnya masalah diare, penyakit kulit,
penyakit usus, penyakit pernafasan dan penyakit

633
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

lain yang disebabkan air dan udara sering


menyerang golongan keluarga ekonomi lemah.
Berbagai upaya pengembangan kesehatan anak
secara umum pun menjadi terhambat.
·         Cara memelihara kebersihan lingkungan:
Dimulai dari diri sendiri dengan cara
memberi contoh kepada masyarakat bagaimana
menjaga kebersihan lingkungan, Selalu
Libatkan tokoh masyarakat yang berpengaruh
untuk memberikan pengarahan kepada
masyarakat akan pentingnya menjaga
kebersihan lingkungan, Sertakan para pemuda
untuk ikut aktif menjaga kebersihan lingkungan,
Perbanyak tempat sampah di sekitar lingkungan
anda, Pekerjakan petugas kebersihan lingkungan
dengan memberi imbalan yang sesuai setiap
bulannya, Sosialisakan kepada masyarakat
untuk terbiasa memilah sampah rumah tangga
menjadi sampah organik dan non organic,
Pelajari teknologi pembuatan kompos dari
sampah organik agar dapat dimanfaatkan
kembali untuk pupuk, Kreatif, Dengan membuat
souvenir atau kerajinan tangan dengan
memanfaatkan sampah, Atur jadwal untuk
kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan.

·      Pengertian Kesehatan Lingkungan

634
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Kesehatan lingkungan adalah kesehatan yang


sangat penting bagi kelancaran kehidupan
dibumi, karena lingkungan adalah tempat
dimana pribadi itu tinggal. Lingkungan yang
sehat dapat dikatakan sehat bila sudah
memenuhi syarat-syarat lingkungan yang sehat.
Kesehatan lingkungnan yaitu bagian integral
ilmu kesehatan masyarakat yang khusus
menangani dan mempelajari hubungan manusia
dengan lingkungan dalam keseimbangan
ekologis. Jadi kesehatan lingkungan merupakan
bagian dari ilmu kesehatan mayarakat.
·      Syarat-syarat Lingkungan Yang Sehat
1.    Keadaan Air
Air yang sehat adalah air yang tidak berbau,
tidak tercemar dan dapat dilihat kejernihan
air tersebut, kalau sudah pasti kebersihannya
dimasak dengan suhu 1000C, sehingga
bakteri yang di dalam air tersebut mati.
2.    Keadaan Udara
Udara yang sehat adalah udara yang
didalamnya terdapat yang diperlukan,
contohnya oksigen dan di dalamnya tidka
tercear oleh zat-zat yang merusak tubuh,
contohnya zat CO2 (zat carbondioksida).
3.    Keadaan tanah

635
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Tanah yang sehat adalah tamah yamh baik


untuk penanaman suatu tumbuhan, dan tidak
tercemar oleh zat-zat logam berat.
·         Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan
Lingkungan
1.    Tidak mencemari air dengan membuang
sampah disungai
2.    Mengurangi penggunaan kendaraan
bermotor
3.    Mengolah tanah sebagaimana mestinya
4.    Menanam tumbuhan pada lahan-lahan
kosong

·         Tujuan Pemeliharaan Kesehatan


Lingkungan
1.    Mengurangi Pemanasan Global.Dengan
menanam tumbuhan sebanyak-banyaknya pada
lahan kosong, maka kita juga ikut serta
mengurangi pemanasan global, karbon, zat O2
(okseigen) yang dihasilkan tumbuh-tumbuhan
dan zat tidak langsung zat CO2 (carbon) yang
menyebabkan atmosfer bumi berlubang ini
terhisap oleh tumbuhan dan secara langsung zat
O2 yang dihasilkan tersebut dapat dinikmati
oleh manusia tersebut untuk bernafas.
2.    Menjaga Kebersihan Lingkungan. Dengan
lingkungan yang sehat maka kita harus menjaga

636
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

kebersihannya, karena lingkungan yang sehat


adalah lingkungan yang bersih dari segala
penyakit dan sampah.Sampah adalah musuh
kebersihan yang paling utama. Sampah dapat
dibersihkan dengan cara-cara sebagai berikut ;
Membersihkan Sampah OrganikSampah
organik adalah sampah yang dapat dimakan
oleh zat-zat organik di dalam tanah, maka
sampah organik dapat dibersihkan dengan
mengubur dalam-dalam sampah organik
tersebut, contoh sampah organik :Daun-daun
tumbuhan, Ranting-ranting tumbuhan, Akar-
akar tumbuhan.
Membersihkan Sampah Non Organik Sampah
non organik adalah sampah yang tidak dapat
hancur (dimakan oleh zat organik) dengan
sendirinya, maka sampah non organik dapat
dibersihkan dengan membakar sampah tersebut
dan lalu menguburnya.

C.   Memanfaatkan SDA dan lingkungan secara


proporsional
Kehidupan manusia di muka bumi ini
tidak terlepas dari peran serta lingkungan.
Sebagaimana manusia merupakan bagian dari
lingkungan, bersama-sama dengan tumbuhan,
hewan, dan mikroorganisme yang telah menjadi

637
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

satu mata rantai yang tidak akan terpisah. Untuk


itulah, manusia harus memanfaatkan sumber
daya alam secara tepat, agar lingkungan tetap
lestari.
Pengelolaan lingkungan hidup merupakan
pengelolaan terpadu dalam pemanfaatan,
penataan, pemeliharaan, pengawasan,
pengendalian, pemuliaan, dan pengembangan
lingkungan hidup. Agar tujuan tersebut dapat
tercapai perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut.
1. Mencapai kelestarian hubungan manusia
dengan lingkungan hidup sebagai tujuan
pembangunan manusia seutuhnya.
2. Mengendalikan pemanfaatan sumber daya
secara bijaksana agar seluruh sumber daya
alam digunakan oleh kepentingan orang
banyak seproduktif mungkin dan menekan
pemborosan seminimal mungkin.
3. Mewujudkan manusia sebagai pembina
lingkungan hidup, oleh sebab itu
pengembangan sumber daya alam senantiasa
harus disertai dengan usaha memelihara
kelestarian tata lingkungan.
4. Melaksanakan pembangunan berwawasan
lingkungan untuk kepentingan generasi
sekarang dan mendatang.

638
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

5. Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah


No. 29 Tahun 1986 mengenai Analisis
Dampak Lingkungan diantaranya,
memberikan kewajiban kepada para
pengelola dan pemilik pabrik untuk
menyelenggarakan sebuah studi kelayakan
teknis dan ekonomis serta analisis dampak
lingkungan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
6. Melindungi negara terhadap dampak
kegiatan di luar wilayah negara yang
menyebabkan kerusakan dan pencemaran
lingkungan.
Dengan menerapkan pengelolaan lingkungan
hidup akan terwujud kedinamisan dan
keharmonisan antara manusia dengan
lingkungannya. Untuk mencegah dan
menghindari tindakan manusia yang semena-
mena (eksploitasi) maka diterapkan
kebijakan melalui undang-undang
lingkungan hidup.
Di Indonesia hal ini dapat dikaji dalam
pengelolaan lingkungan hidup dimana
dikatakan bahwa dengan diberlakukannya
UU No. 4 Th. 1982 yang disempurnakan dan
diganti dengan UU No. 23 Th. 1997,
masalah lingkungan hidup telah menjadi

639
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

faktor penentu dalam proses pengambilan


keputusan pemanfaatan dan pengolahan
SDA. Pembangunan tidak lagi menempatkan
SDA sebagai modal, tetapi sebagai satu
kesatuan ekosistem yang di dalamnya berisi
manusia, lingkungan alam dan/atau
lingkungan buatan yang membentuk
kesatuan fungsional, saling terkait, dan
saling tergantung dalam keteraturan yang
bersifat spesifik, berbeda dari satu tipe
ekosistem ke tipe ekosistem yang lain. Oleh
sebab itu, pengelolaan lingkungan hidup
bersifat spesifik, terpadu, holistik dan
berdimensi ruang.
Berdasarkan UU No. 23 Th. 1997
lingkungan hidup diartikan sebagai kesatuan
ruang dengan kesemua benda, daya, keadaan,
dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lainnya. Pengelolaan lingkungan
hidup didefinisikan sebagai upaya terpadu untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup yang
meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan,
pengembangan, pemeliharaan, pemulihan,
pengawasan, dan pengendalian lingkungan
hidup. Pada Bab II pasal 4 UU No. 23 Th. 1997

640
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

dikemukakan bahwa sasaran pengelolaan


lingkungan hidup adalah sebagai berikut.
1. Tercapainya keselarasan, keserasian, dan
keseimbangan antara manusia dan
lingkungan hidup.
2. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai
insan lingkungan hidup yang mempunyai
sikap dan tindak untuk melindungi serta
membina lingkungan hidup.
3. Terjaminnya kepentingan generasi masa
kini dan generasi masa mendatang.
4. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan
hidup.
5. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya
secara bijaksana.
6. Terlindunginya Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) dari dampak
usaha dan/atau kegiatan di luar wilayah
negara yang menyebabkan pencemaran dan
kerusakan lingkungan hidup.
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) pasal 3 menyebutkan bahwa usaha
dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat
menimbulkan dampak besar dan penting
terhadap lingkungan hidup meliputi hal-hal
sebagai berikut.

641
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

1. Pengubahan bentuk lahan dan bentang


alam.
2. Eksploitasi sumber daya alam baik yang
terbaharui maupun yang tidak terbaharui.
3. Proses dan kajian yang secara potensial
dapat menimbulkan pemborosan,
pencemaran dan kerusakan lingkungan
hidup, serta kemerosotan sumber daya alam
dalam pemanfaatannya
4. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat
mempengaruhi lingkungan alam, lingkungan
buatan, serta lingkungan sumber daya.
5. Proses dan kegiatan yang hasilnya akan
mempengaruhi pelestarian kawasan
konservasi sumber daya alam dan/atau
perlindungan cagar budaya.
6. Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, jenis
hewan dan jasad renik.
7. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati
dan non-hayati.
8. Penerapan teknologi yang diperkirakan
mempunyai potensi besar untuk
mempengaruhi lingkungan hidup.
9. Kegiatan yang mempunyai resiko tinggi
dan dapat mempengaruhi pertahanan Negara

642
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Pengeksploitasian terhadap sumber daya


alam harus dilakukan secara proporsional, tidak
boleh berlebihan. Jika mengeksploitasi sumber
daya alam secara berlebihan maka ekosistem
lingkungan bisa rusak sehingga masyarakat
setempat dan juga industri tersebut akan
mendapatkan dampak buruknya. Jika misalnya
harus menebang pohon, maka dibarengi dengan
usaha penanaman kembali (reboisasi).
Setiap lingkungan hidup yang ada di
sekitar kita semuanya bermanfaat bagi
kehidupan manusia, mulai dari udara, air, hewan
dan tumbuh-tumbuhan. Udara sangat berguna
bagi kehidupan manusia yakni untuk bernafas,
karena sedetik saja kita tidak bisa menghirup
udara untuk bernafas, maka hidup akan
berakhir. Air sangat berguna untu minum, tidak
sedikit manusia yang mati karena kehausan,
bahkan hewan dan tumbuh-tumbuhanpun akan
mati bila tidak ada air. Hewan, terutama hewan
ternak yang halal, ada yang berguna untuk
dimakan, ada yang bermanfaat untuk
dipergunakan tenaganya, seperti kerbau untuk
membajak sawah, kuda dan unta untuk
kendaraan. Sedangkan tumbuh-tumbuhan
berguna untuk dimakan, seperti buah-buahan
dan sayuran. Dan ada juga yang digunakan

643
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

sebagai bahan bangunan dan kayu bakar dan


lain sebagainya.
Manusia sebagai khalifah fil ardh telah
diperintakan Allah Swt.untuk memelihara,
melestarikan dan mempergunakan lingkungan
hidup untuk kepentingan manusia itu sendiri.
Sebagaimana firman Allah Swt.dalam al Qur’an

alam ini diciptakan untuk kita dan kita
diperintakan untuk melestarikan, memakmurkan
dan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya
untuk kepentingan diri kita sendiri. Namun
harus diingat, bahwa kita harus menjaga
keseimbangan alam dan lingkungan hidup.
Janganlah kita membuat kerusakan di muka
bumi ini, tidak boleh mengeksploitasi alam
hanya untuk kepentingan nafsu serakah.
Misalnya menebang pohon seenak udelnya
tanpa menanam kembali pohon sebagai
pengantinya. Karena itu akan mengakibatkan
bencana bagi manusia itu sendiri.

D.   Bencana alam dan kearifan manusia


Setiap kali muncul / terjadi suatu bencana,
sering orang bertanya-tanya, ada apa dengan
bencana? Setiap orang beragam dalam
menjawab pertanyaan seperti ini. Ada yang

644
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

menjawab, terjadi karena pergeseran


lempengan-lempengan yang ada di dasar laut,
sehingga berpotensi menimbulkan gempa
tektonik dan tsunami. Ada lagi yang menjawab,
mungkin karena alam sudah tidak bersahabat
dengan kita. Bahkan ada yang lebih radikal lagi
jawabannya, karena alam sudah terlalu sering
disakiti, dirusak, dizholimi (dieksploitasi) oleh
manusia, maka alam itu marah yang membabi
buta. Dan kalau alam itu sudah marah dan
murka maka dampaknya adalah kepada manusia
itu sendiri.
Semua jawaban di atas apabila
disimpulkan, karena umat manusia sudah tidak
lagi memelihara dan menjaga akhlak yang baik
terhadap alam dan lingkungan hidup yang ada di
sekitarnya. Sudah bosan rasanya telinga kita
mendengar berita-berita yang menggambarkan
tentang prilaku manusia yang berbuat tidak adil
terhadap alam dan lingkungan.
Padahal dampak dari perbuatannya itu
akan kembali lagi kepada manusia itu sendiri.
Sebut saja misalnya penebangan liar
(penggundulan) hutan tanpa memperhatikan
undang-undang yang berlaku, mengakibatkan
banjir bandang dan longsor. Membakar hutan
secara ilegal, untuk kepentingan oknum para

645
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

pengusaha Kelapa Sawit, mengakibatkan asap


tebal dimana-mana bahkan sampai ke negara
tetangga. Dan pengeboran minyak tanpa
memperhatikan peraturan yang berlaku,
berdampak luapan lumpur yang tidak terkendali
seperti di Sidoarjo dan lain-lain. Kenapa
manusia tega berbuat demikian? Allah Swt.
berfirman dalam Al-Qur’an:

‫ير‬
ِ ‫َاط‬ ِ ‫ت ِمنَ النِّ َسا ِء َو ْالبَنِينَ َو ْالقَن‬ ِ ‫اس حُبُّ ال َّشهَ َوا‬ ِ َّ‫ُزيِّنَ لِلن‬
‫ض ِة َو ْالخَ ي ِْل ْال ُم َس َّو َم ِة َواأْل َ ْن َع ِام‬ َّ ِ‫ب َو ْالف‬ َّ َ‫ْال ُمقَ ْنطَ َر ِة ِمن‬
ِ َ‫الذه‬
‫ع ْال َحيَا ِة ال ُّد ْنيَا‬ُ ‫ث ۗ َٰ‌ذلِكَ َمتَا‬ِ ْ‫ۖ َو ْال َحر‬ 
” Telah dihiasi pada (pandangan)
manusia kecintaan kepada apa-apa yang
diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak,
harta benda yang banyak dari jenis emas,
perak, kuda pilihan, binatang-binatang
ternak dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia ” ( Q.S.
3:14). 

Ayat ini mengisyaratkan bahwa setiap


manusia diberi potensi hawa nafsu untuk
mendapatkan rasa cinta kepada wanita cantik,
ingin memiliki harta benda yang banyak seperti
emas, perak, kuda pilihan (kendaraan mewah),
binatang ternak dan sawah ladang (Az-

646
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Zuhaily:1998) Mereka berlomba-lomba untuk


mendapatkan semuanya itu, walaupun dengan
berbagai cara, tidak peduli apakah cara yang
digunakan itu merusak alam dan lingkungan
atau tidak yang penting bagi dirinya bahwa
tujuan itu tercapai. Maka dari sinilah awal mula
proses terjadinya kerusakan alam yang
mengakibatkan bencana yang sangat dasyat di
negeri ini.
Islam memandang bahwa segala musibah yang
terjadi di alam ini akibat perbuatan manusia itu
sendiri. Seperti dalam firman Allah Swt.:

ِ َّ‫ت أَ ْي ِدي الن‬


‫اس لِيُ ِذيقَهُ ْم‬ ْ َ‫ظَهَ َر ْالفَ َسا ُد فِي ْالبَرِّ َو ْالبَحْ ِر بِ َما َك َسب‬
َ‫ْض الَّ ِذي َع ِملُوا لَ َعلَّهُ ْم يَرْ ِجعُون‬َ ‫بَع‬
“ Telah nampak kerusakan di darat dan di
laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia supaya Allah merasakan kepada
mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali
(ke jalan yang benar)” (Q.S. 30: 41)

Dalam ayat ini menjelaskan bahwa


musibah yang terjadi baik di daratan maupun di
lautan akibat ulah manusia yang mengumbar
hawa nafsunya untuk kepentingan dirinya. Dan
musibah sengaja Allah Swt. timpahkan kepada

647
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

manusia agar manusia kembali ke jalan


Tuhannya yakni jalan yang benar.
bila mempergunakan lingkungan hidup di jalan
yang dimurkai Allah Swt., misalnya
membiarkan bumi (tanah) dan berbagai macam
kemaksiatan tumbuh subur di negeri ini, para
pemimpin negara banyak yang korupsi, kaum
muda-mudi tidak risih memamerkan auratnya di
depan umum, tayangan TV penuh dengan
pornografi dan pornoaksi, maka jangan heran
bila bencana silih berganti, sebagai peringatan
dari Allah Swt. na’udzu billah min dzalik. 
berakhlakulkarimah dengan lingkungan hidup
adalah berani memelihara, melestarikan, dan
memanfaatkannya untuk kepentingan manusia
dalam rangka menuju ridho Allah Swt. Dan
apabila dipergunakan untuk sebaliknya. Maka
bersiap-siaplah menerima bencana yang maha
dahsyat, seperti dijanjikan dalam al Qur’an :

َ ‫صةً ۖ َوا ْعلَ ُموا أَ َّن هَّللا‬


َّ ‫صيبَ َّن الَّ ِذينَ ظَلَ ُموا ِم ْن ُك ْم خَا‬
ِ ُ‫َواتَّقُوا فِ ْتنَةً اَل ت‬
ِ ‫َش ِدي ُد ْال ِعقَا‬
‫ب‬
“ Dan hendaklah kalian takut akan fitnah
(bencana) yang tidak khusus menimpa
orang-orang yang zalim saja di antara
kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat
keras siksaan-Nya” (Q.S.8: 25).

648
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Manusia di muka bumi ini adalah


khalififah, yang diberi kemampuan oleh Allah
untuk mengelola, merawat dan mendaya
gunakan dengan sebaik-baiknya, apabila
manusia sebagai khalifah tak mumpu
mengelolanya dengan baik maka akan munculah
musibah-musibah dari hukum alam ini yang
susah sekali untuk mengelakkannya. , sekedar
contoh apabila manusia membabat habis hutan
maka yang terjadi adalah banjir besar yang bisa
meluluh lantakan orang yang tak bersalah
sekalipun.
Namun disana terdapat juga musibah yang
tidak disebabkan oleh ulah manusia dalam
mengelola bumi, Angin yang tadinya
mendistribusi awan (QS al-Baqarah/2:164) dan
menyebabkan penyerbukan dalam dunia
tumbuh-tumbuhan (Q.S. al-Kahfi/18:45), tiba-
tiba tampil begitu ganas memorak-porandakan
segala sesuatu yang dilalewatinya (QS
Fushshilat/41:16).
Gunung-gunung yang tadinya sebagai
pasak bumi (QS al-Naba'/78:7), tiba-tiba
memuntahkan debu, lahar panas, dan gas
beracun (QS al-Mursalat/77:10 atau yang baru
saja menimpa saudara-saudara kita di jawa

649
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

tengah ketika lempengan-lempengan bumi


bergeser maka terjadilah gempa yang tidak
terduga.
Bencana seperti ini adalah merupakan
ujian bagi kita semua, karena musibah ini telah
menimpa tidak saja bagi orang yang berdosa
tapi juga bagi orang yang beriman. Mereka
menanggung penderitaan yang sama, marilah
kita menghindarkan anggapan bahwa ini
merupakan azab atas dosa-dosa yang diperbuat
oleh para korban sendiri., disaat kita
menganggap ini azab, maka bagi korban yang
menderita  akan mendapatkan kesusahan dua
kali, pertama musibah itu sediri dan yang kedua
adalah suudlon kita, tentunya ungkapan-
ungkapan itu akan menyudutkan bagi yang
terkena musibah. Cara kerja azab Tuhan di
dalam Alquran hanya menimpa kaum yang
durhaka dan tidak menimpa atau mencederai
orang-orang yang shaleh dan taat pada Tuhan.
Sedangkan cara kerja mushibah dan bala tidak
membedakan satu sama lainnya.
Memang telah terdapat ayat-ayat yang
menerangkan tentang azab umat—umat
terdahulu Bentuk azab itu antara lain:

650
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

1) banjir besar (mungkin ini gelombang tsunami


pertama) seperti yang ditimpakan pada umat
Nabi Nuh;
2) bencana alam dahsyat berupa suara yang
menggemuruh seperti yang ditimpakan
kepada umat Nabi Syu'aib;
3) tanah longsor dahsyat seperti yang
ditimpakan kepada umat Nabi Luth.

Meski demikian Secara historis, Nabi


Muhammad adalah seorang nabi yang tidak
pernah sekalipun mendoakan ummatnya agar
celaka. Dia tidak pernah menghadapi kondisi
psikologis yang sangat mengecewakan dan
menyerah dalam berda’wah pada umatnya,
Maka, dia tidak pernah berdoa minta azab
kepada Allah bagi kaum-kaumnya yang tidak
taat.
Musibah adalah suatu keniscayaan yang
melanda semua manusia, baik secara perorangan
maupun kelompok. Perasaan takut, lapar,
kekurangan harta, jiwa, sampai kekurangan
buah-buahan yang dibutuhkan, selalu menyertai
mereka yang terkena musibah.
ِ ‫ص ِم ْن اأْل َ ْم َو‬
‫ال‬ ٍ ‫ُوع َونَ ْق‬ ِ ‫ف َو ْالج‬ ِ ْ‫َولَنَ ْبلُ َونَّ ُك ْم بِ َش ْي ٍء ِم ْن ْالخَ و‬
َ‫) الَّ ِذين‬155‫ت َوبَ ِّشرْ الصَّابِ ِرينَ (البق””رة‬ ِ ُ‫َواأْل َنف‬
ِ ‫س َوالثَّ َم َرا‬
َ‫ص”””يبَةٌ قَ”””الُوا إِنَّا هَّلِل ِ َوإِنَّا إِلَيْ””” ِه َرا ِجعُ”””ون‬
ِ ‫ص”””ابَ ْتهُ ْم ُم‬َ َ‫إِ َذا أ‬

651
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

ٌ‫ات ِم ْن َربِّ ِه ْم َو َرحْ َم ” ة‬ َ ‫) أُوْ لَئِ””كَ َعلَ ْي ِه ْم‬156‫(البق””رة‬


ٌ ‫ص ”لَ َو‬
)157‫َوأُوْ لَئِكَ هُ ْم ْال ُم ْهتَ ُدونَ (البقرة‬
''Dan sesungguhnya akan Kami berikan
cobaan kepadamu dengan sedikit
ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,
jiwa, dan buah-buahan, dan berikanlah
kabar gembira kepada orang-orang yang
sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila
ditimpa musibah mereka mengucapkan
inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Mereka
itulah yang mendapat keberkahan yang
sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka,
dan mereka itulah orang-orang yang
mendapat petunjuk.'' (QS Al-Baqarah (2):
155-157).

Cara Menyikapi Bencana Alam


Pertama  : kita maknai bahwa peristiwa ini
semua adalah semata-mata ujian dari sang maha
kuasa atas seluruh alam semesta ini, dan ketika
kita bisa melaluinya maka Allah akan
menaikkan derajat keimanan kita.
Seperti sabda Rasulullah SAW, ''Siapa yang
akan diberi limpahan kebaikan dari Allah, maka
diberi ujian terlebih dahulu.'' (HR Bukhari
Muslim).

652
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Yang kedua : Semua ujian haruslah kita hadapi


dengan kesabaran,karena kesabaran adalah
sebuah tanda lulusnya sebuah ujian, seperti pada
sebuah hadis : ''Sungguh menakjubkan perkara
orang yang beriman seluruh perkaranya menjadi
baik. Ketika ditimpa musibah dia bersabar, itu
membawa kebaikan baginya. Dan ketika
mendapatkan nikmat dia bersyukur dan itu
membawa kebaikan baginya.'' (Al-Hadis).
Yang ketiga : Bahwa seberat apapun ujian yang
berupa musibah alam raya ini, kita yakin Allah
pasti sudah proprosional dalam mengujinya dan
tidak akan melebihi dari kesanggupan dalam
menjalaninya bagi  orang yang tertimpa.
‫ت‬ْ َ‫ت َو َعلَ ْيهَ””ا َم””ا ا ْكت ََس”ب‬ ْ َ‫ف هَّللا ُ نَ ْفسًا إِاَّل ُو ْس َعهَا لَهَا َما َك َس”ب‬ُ ِّ‫اَل يُ َكل‬
‫ص ”رًا‬ ْ ِ‫اخ ْذنَا إِ ْن نَ ِسينَا أَوْ أَ ْخطَأْنَا َربَّنَا َواَل تَحْ ِملْ َعلَ ْينَا إ‬ ِ َ‫َربَّنَا اَل تُؤ‬
‫َك َما َح َم ْلتَهُ َعلَى الَّ ِذينَ ِم ْن قَ ْبلِنَا َربَّنَا َواَل تُ َح ِّم ْلنَ””ا َم””ا اَل طَاقَ”ةَ لَنَ””ا‬
‫انص”رْ نَا َعلَى‬ ُ َ‫ف َعنَّا َوا ْغفِ””رْ لَنَ””ا َوارْ َح ْمنَ””ا أَ ْنتَ َموْ اَل نَ””ا ف‬ ُ ‫بِ ِه َوا ْع‬
)286‫ْالقَوْ ِم ْال َكافِ ِرينَ (البقرة‬
''Allah tidak membebani seseorang melainkan
sesuai dengan kesanggupannya.'' (QS Al-
Baqarah (2): 286.

Keempat   : Apapun bentuk musibah yang di


derita oleh seorang muslim,baik itu berupa
kesususahan, penderitaan maupun penyakit,
Allah akan menghapus sebagian kesalahan dan

653
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

dosa, dengan demikian derajat para korban


bencana akan mulia, bagi yang meninggal dunia
dia akan mati syahid dan bagi yang masih hidup
tentunya dengan kesabaran atas penderitaan itu
Allah akan hapus sebagian kesalahan dan dosa
dosanya.

Kelima bagi kita yang tidak secara langsung


mengalami musibah itu, hendaknya kita jadi
peristiwa itu sebagai momentum untuk
menyaksikan kebesaran dan keagungan Allah,
sehingga akan menguatkan iman kita pada sang
pencipta alam semesta.
Marilah kita bayangkan apabila musibah itu
menimpa diri kita sendiri, keluarga kita, atau
temen-teman kita, tentunya kita akan menderita
dan susah menjalani cobaan besar ini. Maka
marilah kita bantu para korban bencana
semaksimal mungkin karena sekecil apapun
bantuan itu akan sangat berharga sekali bagi
kehidupan para korban yang masih hidup. Kita
berharap musibah ini akan membawa kebaikan-
kebaikan dalam ridlo Allah. Kita semua berduka
atas musibah ini. Kita semua harus mohon
ampun atas semua dosa. Namun, kita tidak
boleh mengeluh dan bersedih berkepanjangan
serta kehilangan harapan pada Tuhan  Sembari

654
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

bertobat dan mohon petunjuk Tuhan, mari kita


baca hikmah dan pembelajaran dari musibah ini.
Jalan terbaik menyikapi musibah adalah kita
pasrahkan diri kita kepada Allah SWT dengan
sikap tawakkal dan tawaddhu’ serta bersabar.
Mudah-mudahan banyak hikmah yang bisa kita
petik dan ambil pelajaran dalam mengarungi
kehidupan ini.
Islam tidak memandang musibah itu adalah
bentuk murkanya Allah, tapi adalah teguran
kepada umat-Nya, cobaan bagi orang-orang
yang beriman dan pelajaran buat orang-orang
yang masih bergelimang dosa dan maksiat.
Melalui musibah seyogianya dapat mempertebal
keimanan kita karena begitu mudahnya Allah
SWT menunjukkan keperkasaan-Nya kepada
kita.
Allah SWT berfirman: “Yang menjadikan
kematian dan kehidupan, supaya Dia menguji
kamu, siapakah di antara kamu yang lebih baik
amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun.” (QS Al-Mulk 2).
Ayat ini mengajarkan kita bahwa Allah
SWT akan menguji kesabaran kita sebagai
orang beriman, sama halnya dengan orang-
orang yang menempuh pendidikan, ada ujian

655
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

yang dilalui agar dapat lulus dengan hasil yang


memuaskan.
Rasulullah SAW bersabda: “Jika Allah
berkehendak positif kepada hamba-Nya, maka
Dia akan mendahulukan siksanya terhadap
hamba-Nya, dan jika Allah berkehendak negatif
terhadap hamba-Nya, maka siksa akibat dosa-
dosanya ditunda sampai ke akherat kelak.” (HR
Tirmidzi).
Sikap yang diajarkan Rasulullah SAW
hendaknya senantiasa mampu kita terapkan
karena lima belas abad yang lalu Nabi
mengalami banyak serangkaian musibah dan
cobaan ketika berupaya meyakinkan orang-
orang kafir tentang kebenaran Islam. Cobaan
dan musibah datang silih berganti. Beliau
dicela, dicaci maki dan hendak dibunuh. Tapi
beliau tidak pernah berputus asa dan
menyurutkan langkah serta menganggap itu
adalah “bencana” sebagai bentuk ujian yang
harus ia lalui. Nabi akhirnya dapat memetik
hasil sempurna dari perjuangannya: Islam dapat
diterima.
Selain meneladani perilaku yang dicontohkan
oleh Rasulullah SAW, kita harus menyikapi
musibah yang terjadi dan menimpa kita dengan
tetap ber-husnuzzhan kepada Allah SWT,

656
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

berbaik sangka kepada-Nya dengan memandang


serba positif terhadap keputusan yang Dia
ambil. Baik terhadap diri kita, orang lain dan
alam seluruhnya.
Orang yang ber-husnuzzhan terhadap Allah
SWT memiliki pandangan yang luas yang
didasari oleh keimanan yang tangguh. Ia
meyakini bahwa segala keputusan atau takdir
Allah baik berupa kesenangan maupun yang
menyusahkan tidak mungkin ditujukan-Nya
untuk menyengsarakan umat manusia.
Keputusan Allah atas manusia tadi adalah
bentuk dari pendidikan, cobaan atau ujian untuk
mengukur sejauhmana keimanan seseorang.
Bagi yang memiliki sifat husnuzzhan
kepada Allah SWT, bila ia mendapat ujian
kenikmatan tidak sombong tetapi tetap
tawaddhu’ dan bila mendapat musibah di kala
sulit tidak berkeluh kesah, tetap kukuh
berprasangka baik kepada-Nya. Karena Allah
tidak akan memberikan beban kepada umat-Nya
di luar kemampuan. Hal ini Allah tegaskan
dalam firman-Nya: “Allah menghendaki
kemudahan bagimu, bukan kesusahan.” (QS Al-
Baqarah 185).
Islam memberikan pedoman bagaimana
menyikapi musibah (unheil:s.) sebagaimana

657
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

ditulis Ibrahim Anis dalam bukunya Al-Mu’jam


Al-Wasith:
·         Iman dan ridha terhadap ketentuan Allah
SWT. Sebagai orang yang beriman kita harus
mempunyai keyakinan bahwa setiap bencana
dan musibah adalah benar datangnya dari Allah,
tidak mengaitkan dengan hal-hal lain seperti
murkanya makhluk halus yang menunggu
tempat tersebut. Karena setiap musibah dan
bencana yang menimpa kita adalah bentuk
pelajaran yang harus kita ambil hikmahnya.
·         Sabar menghadapi musibah. Sabar
(ergeben) adalah orang yang mampu menahan
diri terhadap bentuk ujian yang menimpa kita
dan menerimanya dengan lapang dada. Karena
orang yang beriman itu bila dia ditimpa musibah
akan tetap sabar dan bila dia diberi nikmat akan
tetap tawaddhu’ atau tidak sombong
(aufgeblasen).
·         Ada hikmah dibalik musibah. Setiap
musibah dan bencana yang datang pasti
mengandung hikmah (weisheit: w.) yang
tersembunyi. Bagi orang yang beriman
menganggap itu merupakan pelajaran atau
mungkin Allah punya rencana dan maksud lain
yang kita tahu rahasia dibalik musibah tersebut.

658
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

·         Tetap berikhtiar. Maksudnya tetap


berusaha untuk memperbaiki keadaan atau
menghindarkan diri dari bencana yang menimpa
tidak pasrah, menunggu dan diam saja. Kita
harus punya inisiatif untuk berbuat dan
bertindak agar kita dapat keluar dari kesulitan
yang menghimpit.
·         Bertobat. Tobat adalah kembali kepada
Allah setelah kita melakukan maksiat atau kita
membersihkan semua kesalahan yang kita
perbuat dengan jalan dekat kepada-Nya. Islam
tidak memandang manusia itu bagaikan
malaikat tanpa berbuat dosa, tapi sebaik-baik
manusia itu adalah segera berhenti dari
perbuatan dosa dan bertobat dari kesalahan yang
diperbuat.
·         Memperbanyak doa dan dzikir. Selagi
sedang ditimpa musibah kita dianjurkan
memperbanyak zikir karena dengan jalan
tersebut dapat menentramkan hati dan
menghilangkan kegelisahan sambil berdoa
supaya kita bisa keluar dari masalah tersebut.
Nabi SAW mengajarkan dalam doanya:
“Allahumma jurnii khairon fii mushiibathii wa
akhluf lii khairan minhaa.” Artinya: “Ya Allah,
berilah pahala dalam musibahku ini dan berilah

659
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

ganti bagiku yang lebih baik daripadanya.” (HR


Muslim).
·         Tetap Istiqamah. Seorang muslim yang
tangguh dalam menjalani cobaan yang diberikan
Allah, dia tetap konsisten dan teguh pendirian
dalam menjalankan dan mengamalkan ajaran
Islam. Tidak lantas dengan ujian tersebut
membuat ia semakin jauh dari ajaran agama
bahkan timbul penyakit stres atau mengambil
jalan pintas bunuh diri.

ADAB (ETIKA) KEPADA ROSULULLAH


MUHAMMAD SAW
1. Membenarkan dan mengikuti apa yang
dibawa oleh Rasulullah saw.
‫ق بِ ِه أُولَئِكَ هُ ُم ْال ُمتَّقُون‬ َ ‫ص َّد‬َ ‫ق َو‬ ِ ‫َوالَّ ِذي َجا َء بِالصِّ ْد‬
Dan orang yang membawa kebenaran
(Muhammad) dan membenarkannya,
mereka itulah orang-orang yang bertakwa.
(Az-Zumar: 33)
‫قُ””لْ إِ ْن ُك ْنتُ ْم تُ ِحبُّونَ هَّللا َ فَ””اتَّبِعُونِي يُحْ بِ ْب ُك ُم هَّللا ُ َويَ ْغفِ””رْ لَ ُك ْم ُذنُ””وبَ ُك ْم‬
‫َوهَّللا ُ َغفُو ٌر َر ِحي ٌم‬
Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar)
mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya
Allah mengasihi dan mengampuni dosa-
dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi

660
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Maha Penyayang. (Ali Imran: 31), Lihat


QS. An-Najm: 2-4)

2. Taat kepada Rasulullah saw.


َ‫ُول فَإ ِ ْن تَ َولَّوْ ا فَإ ِ َّن هَّللا َ اَل يُ ِحبُّ ْال َكافِ ِرين‬
َ ‫قُلْ أَ ِطيعُوا هَّللا َ َوال َّرس‬
Katakanlah: “Taatilah Allah dan Rasul-
Nya; jika kamu berpaling, maka
sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang kafir.” (Ali Imran: 32)

َ ‫ول فَقَ” ْد أَطَ”ا َع هَّللا َ َو َم ْن تَ” َولَّى فَ َم””ا أَرْ َس” ْلنَا‬
‫ك َعلَ ْي ِه ْم‬ ُ ‫َم ْن ي ُِط ِع الر‬
َ ”‫َّس‬
‫َحفِيظًا‬
Barangsiapa yang mentaati Rasul itu,
sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan
barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan
itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk
menjadi pemelihara bagi mereka. (An-
Nisa’: 80) Lihat QS. An-Nisa: 59.

3. Menjauhi apapun yang dilarang dan tidak


disukai Rasulullah saw.
‫َّس”و ِل‬ ُ ‫”ل ْالقُ” َرى فَلِلَّ ِه َولِلر‬ ِ ”‫َم””ا أَفَ””ا َء هَّللا ُ َعلَى َر ُس”ولِ ِه ِم ْن أَ ْه‬
َّ ‫َولِ ” ِذي ْالقُ””رْ بَى َو ْاليَتَ””ا َمى َو ْال َم َس ”ا ِكي ِن َوا ْب ِن‬
‫الس ”بِي ِل َك ْي اَل‬
ُ‫َّس ”و ُل فَ ُخ” ُذوه‬ ُ ‫يَ ُكونَ ُدولَةً بَ ْينَ اأْل َ ْغنِيَا ِء ِم ْن ُك ْم َو َما آَتَ””ا ُك ُم الر‬
‫َو َما نَهَا ُك ْم َع ْنهُ فَا ْنتَهُوا َواتَّقُوا هَّللا َ إِ َّن هَّللا َ َش ِدي ُد ْال ِعقَاب‬
Apa saja harta rampasan (fai-i) yang
diberikan Allah kepada RasulNya (dari

661
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

harta benda) yang berasal dari penduduk


kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk
Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim,
orang-orang miskin dan orang-orang yang
dalam perjalanan, supaya harta itu jangan
beredar di antara orang-orang kaya saja di
antara kamu. Apa yang diberikan Rasul
kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang
dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah.
Dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah amat keras
hukumannya. (Al-Hasyr: 7)

4. Tidak beribadah kepada Allah kecuali dengan


apa yang disyariatkan oleh Rasulullah saw.
Sabda Nabi:
“Tidak beriman di antara kamu sehingga
hawa nafsunya tunduk kepada apa yang
kubawa” (HR Tirmidzi)

5. Bersholawat kepada Rasulullah saw.


Al Qur’an Surat Al Ahzaab (33) ayat 56:
َ ‫ُص ”لُّونَ َعلَى النَّبِ ِّي يَ””ا أَيُّهَ””ا الَّ ِذينَ آ َمنُ””وا‬
‫ص ”لُّوا‬ َ ‫إِ َّن هَّللا َ َو َماَل ئِ َكتَ ”هُ ي‬
ً ‫َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموا تَ ْسلِيما‬
“Sesungguhnya Allooh dan malaikat-
malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Hai
orang-orang yang beriman, bersholawatlah

662
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam


penghormatan kepadanya.”

Dari Abu Hurairah Radhiyallaahu ‘anhu


berkata, bersabda Rasulullah Shallallaahu
‘alaihi wasallam:
َّ َ‫ص ”لُّوا َعل‬
‫ي فَ ”إ ِ َّن‬ َ ‫الَ تَجْ َعلُوا قَب ِْري ِع ْيدًا َوالَ تَجْ َعلُوا بُيُوتَ ُك ْم قُبُورًا َو‬
ُ ‫صاَل تَ ُكم تَ ْبلُ ُغنِي َحي‬
‫ْث ُك ْنتُ ْم‬ َ
“Jangan kalian menjadikan kuburan
sebagai (tempat) berhari raya dan jangan
kalian jadikan rumah kalian sebagai
kuburan. Dan bershalawatlah kepadaku di
mana pun kalian berada karena
sesungguhnya shalawat kalian (itu) sampai
kepadaku.” (HR. Abu Dawud no. 2042)

Dari Abu Hurairah Radhiyallaahu ‘anhu bahwa


Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َع ْشرًا‬
َ ً‫صاَل ةً َوا ِح َدة‬ َّ َ‫صلَّى َعل‬
َ ‫ي‬ َ ‫َم ْن‬
“Barang siapa yang mengucapkan
shalawat kepadaku satu kali, maka Allah
mengucapkan shalawat kepadanya 10
kali.” (Sahih, HR. Muslim no. 408)

663
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Dari Anas bin Malik Radhiyallaahu ‘anhu


bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
ٍ ‫ص ”لَ َوا‬
‫ت‬ ْ ‫ص ”لَّى هللاُ َعلَ ْي ” ِه ع‬
َ ‫َش ” َر‬ َ ً‫ص ”اَل ةً َوا ِح” َدة‬
َ ‫ي‬ َّ َ‫ص ”لَّى َعل‬
َ ‫َم ْن‬
ٍ ‫ت لَهُ َع ْش ُر َد َر َجا‬
‫ت‬ ٍ ‫ت َع ْنهُ َع ْش ُر خَ طَيَا‬
ْ ‫ت َو ُرفِ َع‬ ْ َّ‫َوحُط‬
“Barang siapa yang bershalawat kepadaku
satu kali, maka Allah bershalawat
kepadanya 10 shalawat, dihapuskan
darinya 10 kesalahan, dan diangkat
untuknya 10 derajat.” (HR.an-Nasa’i,
3/50)
Juga dari hadits Abu Hurairah
Radhiyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

َ ُ‫ت ِع ْن َدهُ فَلَ ْم ي‬


َّ َ‫ص ِّل َعل‬
‫ي‬ ُ ‫َر ِغ َم أَ ْن‬
ُ ْ‫ف َرج ٍُل ُذ ِكر‬
“Kehinaan bagi seseorang yang aku
disebut di dekatnya, namun dia tidak
bershalawat kepadaku.” (HR. at-Tirmidzi,
al-Hakim dan disahihkan oleh asy-Syaikh
al-Albani rahimahullahu dalam al-
Irwa’,1/6)

6. Memahami bahwa Rasulullah saw. adalah


Nabi penutup
َ‫َما َكانَ ُم َح َّم ٌد أَبَا أَ َح ٍد ِم ْن ِر َجالِ ُك ْم َولَ ِك ْن َر ُس”و َل هَّللا ِ َوخَ” اتَ َم النَّبِيِّين‬
‫َو َكانَ هَّللا ُ بِ ُكلِّ َش ْي ٍء َعلِي ًما‬

664
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak


dari seorang laki-laki di antara kamu,
tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup
nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu. (Al-Ahzab:
40)

Yang Tidak Berakhlak Kepada Rosulullah SAW


1. Lebih Mencintai Selain Rosulullah
‫ال ُكنَّا َم َع النَّبِ ِّى – صلى هللا عليه وسلم‬ َ َ‫َع ْب َد هَّللا ِ ْبنَ ِه َش ٍام ق‬
‫ال لَهُ ُع َم ُر يَ””ا َر ُس ”و َل‬ ِ ‫آخ ٌذ بِيَ ِد ُع َم َر ب ِْن ْالخَ طَّا‬
َ َ‫ب فَق‬ ِ ‫– َو ْه َو‬
‫ فَقَ””ا َل‬. ‫ى ِم ْن ُك”” ِّل َش”” ْى ٍء إِالَّ ِم ْن نَ ْف ِس””ى‬ َّ َ‫هَّللا ِ ألَ ْنتَ أَ َحبُّ إِل‬
‫النَّبِ ُّى – ص””لى هللا علي””ه وس””لم – « الَ َوالَّ ِذى نَ ْف ِس”ى بِيَ” ِد ِه‬
ُ‫ فَقَ””ا َل لَ ”هُ ُع َم” ُر فَإِنَّه‬. » َ‫َحتَّى أَ ُكونَ أَ َحبَّ إِلَ ْي””كَ ِم ْن نَ ْف ِس ”ك‬
‫ فَقَا َل النَّبِ ُّى – ص””لى‬. ‫ى ِم ْن نَ ْف ِسى‬ َّ َ‫اآلنَ َوهَّللا ِ ألَ ْنتَ أَ َحبُّ إِل‬
. » ‫هللا عليه وسلم – « اآلنَ يَا ُع َم ُر‬
Artinya: “Abdullah bin Hisyam berkata:
Kami pernah bersama Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam ketika beliau
menggandeng tangan Umar bin
Khaththab, lalu Umra berkata: “Wahai
Rasulullah, sungguh engkau lebih aku
cintai darisegala apapun kecuali dari
diriku”, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Tidak (demikian),
demi Yang jiwaku berada di tangan-Nya,
sampai aku lebih kamu cintai daripada

665
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

dirimu sendiri”, Umar berkata:


Sesungguhnya sekarang demi Allah,
sungguh engkau kebih aku cintai sampai
dari diriku.” Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam menjawab: “Sekarang wahai
Umar (benar-benar kamu beriman-pen).”
(HR. Bukhari).

2. Menjauhi Ajaran Rosulullah SAW


Allah Ta’ala berfirman:
‫ق ال َّرسُو َل ِم ْن بَ ْع ِد َما تَبَيَّنَ لَهُ ْالهُدَى َويَتَّبِ ْع َغ ْي َر‬ ِ ِ‫َو َم ْن يُ َشاق‬
‫ت‬ ْ ‫ص””لِ ِه َجهَنَّ َم َو َس””ا َء‬ ْ ‫يل ْال ُم‬
ْ ُ‫””ؤ ِمنِينَ نُ َولِّ ِه َم””ا تَ”” َولَّى َون‬ ِ ِ‫َس””ب‬
[115 :‫صيرًا [النساء‬ ِ ‫َم‬
Artinya: “Dan barang siapa yang
menentang Rasul sesudah jelas kebenaran
baginya, dan mengikuti jalan yang bukan
jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan
ia leluasa terhadap kesesatan yang telah
dikuasinya itu dan Kami masukkan ia ke
dalam Jahanam, dan Jahanam itu seburuk-
buruk tempat kembali.” (QS. An Nisa’:
115)

3. Enggan Melaksanakan Perintah Rosulullah


SAW
Hadits Rosulullah SAW:

666
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

‫”ال « الَ أُ ْلفِيَ َّن أَ َح” َد ُك ْم ُمتَّ ِكئً””ا َعلَى‬


َ ”َ‫أَبِى َرافِ ٍع َو َغ ْي ُرهُ َرفَ َعهُ ق‬
َ‫ْت َع ْن”هُ فَيَقُ””و ُل ال‬ ُ ‫ت بِ” ِه أَوْ نَهَي‬ ُ ْ‫أَ ِري َكتِ ِه يَأْتِي” ِه أَ ْم” ٌر ِم َّما أَ َم””ر‬
ِ ‫أَ ْد ِرى َما َو َج ْدنَا فِى ِكتَا‬
.» ُ‫ب هَّللا ِ اتَّبَ ْعنَاه‬
Artinya: “Abu Rafi’ radhiyallahu ‘anhu
meriwayatkan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Aku tidak
mendapati salah seorang dari kalian
bersandar di atas kasur mewahnya, datang
kepadanya sebuah perintah, yang aku
perintahkan atau aku telah melarangnya, ia
berkata: “Aku tidak tahu, apa yang kami
dapatkan di dalam Al Quran (itu) yang
kami ikuti.” (HR. Tirmidzi)

4. Mempercayai Ada Nabi Sesudah Nabi


Muhammad
َ‫َما َكانَ ُم َح َّم ٌد أَبَا أَ َح ٍد ِم ْن ِر َجالِ ُك ْم َولَ ِك ْن َر ُس”و َل هَّللا ِ َوخَ” اتَ َم النَّبِيِّين‬
[40 :‫َو َكانَ هَّللا ُ بِ ُكلِّ َش ْي ٍء َعلِي ًما [األحزاب‬
Artinya: “Muhammad itu sekali-kali
bukanlah bapak dari seorang laki-laki di
antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah
dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah
Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS.
Al Ahzab: 40)

« -‫ص””لى هللا علي””ه وس””لم‬- ِ ‫ال قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬ َ َ‫ع َْن ثَوْ بَانَ ق‬
َ‫ق قَبَائِ ” ُل ِم ْن أُ َّمتِى بِ ْال ُم ْش ” ِر ِكين‬
َ ”‫الس ”ا َعةُ َحتَّى ت َْل َح‬
َّ ‫الَ تَقُ””و ُم‬

667
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

َ‫ون فِى أُ َّمتِى ثَالَثُ”””ون‬ ُ ‫َو َحتَّى يَ ْعبُ””” ُدوا األَوْ ثَ”””انَ َوإِنَّهُ َس”””يَ ُك‬
َّ ِ‫َك َّذابُونَ ُكلُّهُ ْم يَ ْز ُع ُم أَنَّهُ نَبِ ٌّى َوأَنَا َخاتَ ُم النَّبِيِّينَ الَ نَب‬
‫ى بَ ْع ِدى‬

Artinya: “Tsauban radhiyallahu ‘anhu
berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Tidaklah
dibangkitkan hari kiamat sampai kabilah-
kabilah dari umatku bersatu dengan kaum
musyrik, dan samapi mereka menyembah
berhala-berhala, dan sesungguhnya akan
ada di dalam umatku 30 orang tukang
dusta, seluruhnya mengaku bahwa ia
adalah seorang nabi padahal aku adalah
penutup para nabi tidak ada nabi
setelahku.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan
oleh Al Albani di dalam kitab Shahih Al
Jami’, no. 7418)

5. Mengutamakan Perkataan Orang


ِ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اَل تُقَ ِّد ُموا بَ ْينَ يَ”د‬
‫َي هَّللا ِ َو َر ُس ”ولِ ِه َواتَّقُ””وا هَّللا َ إِ َّن‬
[1 :‫هَّللا َ َس ِمي ٌع َعلِي ٌم } [الحجرات‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu mendahului Allah dan
Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al
Hujurat:1)

668
Adab Dalam Islam. Khoiri, S.Th.I, M.Pd.I

6. Tidak Bersholawat
َّ َ‫ُصلِّ َعل‬
‫ي‬ ُ ْ‫ْالبَ ِخي ُل َم ْن ُذ ِكر‬
َ ‫ت ِع ْن َدهُ فَلَ ْم ي‬
Artinya: “Sesungguhnya orang yang
bakhil adalah yang aku disebutkan di
hadapannya dan ia tidak bershalawat
atasku.” HR. Ahmad dan dishahihkan oleh
Al Albani di dalam kitab Shahih AL
Jami’, no. 2878.

669

Anda mungkin juga menyukai