Penerapan Sanksi Pidana Tambahan Terhadap Anak Tunagrahita Korban
Penerapan Sanksi Pidana Tambahan Terhadap Anak Tunagrahita Korban
OLEH:
NATASYA APRILA SHOBIRIN
NRP: 120116304
1. Perbuatan JU telah memenuhi unsur Pasal 287 Ayat (1) KUHP. Namun Anak korban kejahatan seksual berdasarkan Undang-
dalam kasus ini ketentuan yang ada dalam KUHP tidak diberlakukan karena Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan
terdapat undang-undang yang bersifat khusus yaitu Undang-Undang Nomor atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun Perlindungan Anak dapat mengajukan ke pengadilan
2002 tentang Perlindungan Anak. upaya hak atas restitusi pada pihak pelaku kejahatan
2. Perbuatan JU yang melakukan persetubuhan terhadap DAR dengan sebagai bentuk dari tanggung jawab atas
memaksa dan mengancam telah memenuhi unsur yang ada dalam Pasal perbuatannya. Pemberian restitusi kepada anak korban
76D Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas kejahatan seksual, selain sebagai penggantian biaya
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. yang dikeluarkan juga dimaksudkan untuk
3. Perbuatan JU telah terbukti melanggar ketentuan peraturan perundang- meringankan penderitaan dan menegakkan keadilan
undangan yaitu KUHP dan juga Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 bagi anak yang menjadi korban kejahatan seksual
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang sebagai akibat terjadinya tindak pidana yang dilakukan
Perlindungan Anak. Berdasarkan kasus tersebut dalam hal ini DAR sebagai oleh pelaku.
anak korban kejahatan seksual wajib mendapatkan perlindungan maka
menurut KUHP dan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak terhadap JU sebagai pelaku kejahatan seksual dapat
dikenakan sanksi pidana tambahan pencabutan hak-hak tertentu yaitu
pencabutan hak asuh anak.