Anda di halaman 1dari 4

PENERAPAN SANKSI PIDANA TAMBAHAN TERHADAP ANAK TUNAGRAHITA KORBAN

KEJAHATAN SEKSUAL DITINJAU DARI KUHP DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN


2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG
PERLINDUNGAN ANAK

OLEH:
NATASYA APRILA SHOBIRIN
NRP: 120116304

PROGRAM KEKHUSUSAN PERADILAN


PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SURABAYA
2020
Latar belakang Rumusan Masalah
Apakah penerapan sanksi pidana tambahan berupa
DAR anak penyandang disabilitas tunagrahita (16 tahun 11 pencabutan hak asuh anak dapat dikenakan kepada
bulan). JU ayah tiri DAR (47 tahun). JU ditinjau dari KUHP dan UNDANG-UNDANG
NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN
ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002
11 November 2018 (13.00 WIB) DAR sedang mandi dengan pintu TENTANG PERLINDUNGAN ANAK?
kamar mandi tidak terkunci. JU masuk ke dalam kamar mandi
tersebut dengan alasan hendak mencuci tangan.

JU mengajak DAR untuk mandi bersama. JU menggosok punggung


dan memegang payudara DAR. JU mengajak DAR ke kamar dan
mengajak DAR untuk bersetubuh dengannya dengan ancaman jika
DAR menolak ajakan JU maka DAR tidak akan diantar jemput
bersekolah

JU mulai meraba payudara DAR serta menggesekkan alat


kelaminnya ke alat kelamin DAR.
JU memasukkan alat kelaminnya ke dalam alat kelamin DAR.

Akibat dari perbuatan JU, DAR mengalami trauma dan ketakutan


saat melihat JU.
DAR mengalami sakit dan perih disekitar alat kemaluan.
Perbuatan JU telah dijatuhi hukuman 15 tahun penjara dan denda
1 milyar rupiah.
ANALISIS PENERAPAN SANKSI PIDANA TAMBAHAN JU SEBAGAI PELAKU KEJAHATAN
SEKSUAL TERHADAP ANAK PENYANDANG DISABILITAS

Ketentuan Pidana Sanksi Pidana Tambahan


Pasal 76D UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2014 REGULASI
TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR Pasal 37 Ayat (1) KUHP
Pasal 30 Ayat (1) UNDANG-UNDANG NOMOR 35
23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS
dilarang melakukan Pencabutan kekuasaan bapak atas
UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002 anak melakukan kejahatan yang
kekerasan atau ancaman TENTANG PERLINDUNGAN
Setiap Orang kekerasan memaksa anak tersebut dalam Bab XIII, XIV, XV, XVIII,
Pencabutan hak asuh anak XIX, dan XX dari Buku Kedua
melakukan persetubuhan
dengannya atau dengan
orang lain
JU adalah subyek Pasal 26 Ayat (1) UNDANG-UNDANG NOMOR 35
hukum JU mengancam TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS
DAR tidak UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2002
mengantar jemput TENTANG PERLINDUNGAN ANAK
bersekolah Kewajiban dan tanggung jawab orang tua
mengasuh, memelihara, mendidik dan melindungi
anak
JU memasukkan
alat kelaminnya ke
dalam alat kelamin
DAR
JU melakukan persetubuhan pada DAR yang
merupakan anak tirinya sendiri
Kesimpulan Saran

1. Perbuatan JU telah memenuhi unsur Pasal 287 Ayat (1) KUHP. Namun Anak korban kejahatan seksual berdasarkan Undang-
dalam kasus ini ketentuan yang ada dalam KUHP tidak diberlakukan karena Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan
terdapat undang-undang yang bersifat khusus yaitu Undang-Undang Nomor atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun Perlindungan Anak dapat mengajukan ke pengadilan
2002 tentang Perlindungan Anak. upaya hak atas restitusi pada pihak pelaku kejahatan
2. Perbuatan JU yang melakukan persetubuhan terhadap DAR dengan sebagai bentuk dari tanggung jawab atas
memaksa dan mengancam telah memenuhi unsur yang ada dalam Pasal perbuatannya. Pemberian restitusi kepada anak korban
76D Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas kejahatan seksual, selain sebagai penggantian biaya
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. yang dikeluarkan juga dimaksudkan untuk
3. Perbuatan JU telah terbukti melanggar ketentuan peraturan perundang- meringankan penderitaan dan menegakkan keadilan
undangan yaitu KUHP dan juga Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 bagi anak yang menjadi korban kejahatan seksual
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang sebagai akibat terjadinya tindak pidana yang dilakukan
Perlindungan Anak. Berdasarkan kasus tersebut dalam hal ini DAR sebagai oleh pelaku.
anak korban kejahatan seksual wajib mendapatkan perlindungan maka
menurut KUHP dan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak terhadap JU sebagai pelaku kejahatan seksual dapat
dikenakan sanksi pidana tambahan pencabutan hak-hak tertentu yaitu
pencabutan hak asuh anak.

Anda mungkin juga menyukai