Anda di halaman 1dari 35

Ir. Mochamad Dady Ma‘mun M.

Eng, Phd
Teknik Penerbangan
UNIVERSITAS NURTANIO
Mempelajari tentang gerak fluida

Jenis aliran fluida :

Banyak kriteria yang dapat digunakan untuk


mengklasifikasikan aliran fluida.

Sebagai contoh, aliran dapat digolongkan sebagai


aliran stedi atau tak stedi, seragam atau tidak
seragam, laminer atau turbulen, dapat mampat
( compressible ) atau tak dapat mampat
( incompressible ), rotasional atau tak rotasional,
satu, dua, atau tiga dimensi.
Selain itu, aliran gas ada yang subsonik, transonik,
supersonik atau hipersonik, sedangkan zat cair yang
mengalir disaluran terbuka ada yang sub kritis,
kritis atau superkritis.

Aliran disebut stedi bila kondisi di titik manapun di


dalam fluida tidak berubah terhadap waktu. Sebagai
contoh, jika kecepatan disuatu titik tertentu adalah
3 m/dt dalam arah + x, maka dalam aliran stedi,
kecepatan tersebut tetap tepat sebesar itu serta
dalam arah itu untuk jangka waktu tak terbatas,
atau dapat dinyatakan sebagai :
v / t = 0
Demikian pula, tidak ada perubahan kerapatan
, tekanan p atau suhu T dengan waktu di titik
manapun.
Jadi :
  /t = 0 p /t = 0 T/t = 0

Aliran adalah tak stedi bila kondisi di titik


manapun berubah dengan waktu, v / t = 0.
Aliran air yang konstan di dalam sebuah pipa
bersifat stedi, akan tetapi saat katup alirannya
sedang dibuka atau sedang ditutup, aliran itu
tidak stedi.
Aliran seragam ( merata / uniform flow )terjadi bila
besar dan arah kecepatannya tidak berubah dari
titik ke titik dalam fluida atau v/s = 0.

Demikian halnya variabel-variabel fluida lainnya


tidak berubah bersama jarak atau y/s = 0, /s =
0, p/s = 0.

Aliran tak seragam ( non uniform flow ) terjadi bila


kecepatan, kedalaman, tekanan dan seterusnya,
berubah dari titik ke titik dalam aliran fluida
tersebut, atau :
v/s  0, y/s  0, /s  0, p/s  0.
Aliran zat cair dalam sebuah pipa yang luas
penampangnya konstan dan dalam saluran terbuka
yang lebar serta dalamnya konstan adalah contoh
aliran seragam.

Aliran zat cair dalam saluran yang luas


penampangnya berubah-ubah, dan semua aliran
gas kecuali yang kecepatannya rendah dan luas
penampang alirannya konstan, adalah contoh
aliran tak seragam karena kecepatannya bervariasi
dari penampang yang satu ke penampang yang
lain.
Contoh-contoh aliran stedi dan tak stedi serta aliran
seragam adalah : aliran cairan melalui pipa yang
panjang dengan laju yang konstan adalah aliran
seragam stedi,

aliran cairan melalui pipa yang panjang dengan laju


menurun adalah aliran seragam tak stedi, aliran
melalui tabung yang membesar dengan laju yang
konstan adalah aliran tak seragam stedi

dan aliran melalui tabung yang membesar dengan


laju yang meningkat adalah aliran tak seragam tak
stedi.
Aliran dapat digolongkan sebagai aliran rotasional
atau tak rotasional tergantung apakah partikel-
partikel atau elemen-elemen dalam fluida berputar
terhadap sumbu aliran tersebut.

Jika partikel-partikel fluida di dalam suatu daerah


mempunyai rotasi seputar suatu sumbu, alirannya
disebut aliran rotasional atau aliran vorteks.

Jika fluida di dalam suatu daerah tidak mempunyai


rotasi, alirannya dinamakan aliran tak rotasional.
Aliran dianggap tak dapat mampat ( incompressible )
bila perubahan kerapatan fluida disitu dapat
diabaikan.

Semua aliran zat cair dan aliran gas pada kecepatan


rendah boleh dianggap aliran yang tidak dapat
mampat.
Aliran gas dengan kecepatan diatas sekitar 60 – 90
m/dt harus dianggap aliran dapat mampat.
Sebetulnya semua fluida dapat dimampatkan
walaupun sedikit, tetapi umumnya yang dianggap
tak dapat mampat adalah fluida yang kerapatannya
tidak bergantung pada tekanan.
Aliran satu dimensi mengabaikan variasi atau
perubahan kecepatan, tekanan, temperatur dan
sebagainya, dalam arah tegak lurus terhadap arah
aliran utama.

Kondisi-kondisi pada suatu penampang dinyatakan


dalam nilai rata-rata kecepatan kerapatan dengan
sifat-sifat lainnya.

Sebagai contoh, aliran melalui pipa biasanya


dianggap sebagai aliran satu dimensi.
Dalam aliran dua dimensi, semua partikel
diasumsikan mengalir dalam bidang-bidang datar
yang sejajar, sepanjang lintasan yang identik dalam
masing-masing bidang ini,

maka dari itu tidak terdapat perubahan aliran dalam


arah tegak lurus bidang-bidang ini.

Aliran tiga dimensi adalah aliran dimana parameter-


parameter fluida atau alirannya bervariasi dalam arah
x, y danz.
Sebuah klasifikasi yang penting sekali adalah
klasifikasi yang menggolongkan aliran sebagai aliran
laminer atau turbulen.

Perbedaan ini didasarkan pada karakteristik internal


aliran dan menentukan analisis macam apa yang boleh
diterapkan.

Untuk menetapkan karakteristik kondisi-kondisi


aliran apakah laminer atau turbulen biasanya
digunakan parameter non dimensional yang disebut
angka reynolds ( Reynolds Number ).
Aliran gas disebut aliran subsonik, transonik,
supersonik atau hipersonik, tergantung pada apakah
kecepatannya, kurang dari, kira-kira sama dengan,
lebih besar dari, atau jauh lebih besar dari kecepatan
bunyi.
Air yang mengalir dalam saluran terbuka ( sungai
atau saluran pelimpah ) disebut sub kritis, kritis atau
super kritis, tergantung apakah kecepatannya kurang
dari, sama dengan atau lebih besar dari kecepatan
gelombang permukaan elementernya. Gelombang
yang terbangkitkan ketika sebutir batu dilemparkan
ke air yang dangkal adalah contoh gelombang
elementer.
- Aliran laminer (streamline) : aliran fluida yang
halus, tidak ada perpotongan antar aliran fluida.
- Aliran turbulen : aliran yang membentuk pusaran,
yang disebut arus eddy. Arus eddy ini menyerap
sejumlah besar energi.

turbulen

laminar
Persamaan kontinuitas mengungkapkan persyaratan
bahwa suatu fluida harus kontinyu serta massa fluida
bersifat kekal.
Dari prinsip kekekalan massa tersebut, persen
kontinuitas diperoleh yaitu :
Untuk aliran yang stedi, laju aliran massa tetap :
= VA = konstan …………………………… (1 )

Untuk aliran tak dapat mampat, laju aliran volumetrik


( debit aliran ) Q konstan :

Q = VA = konstan ………………………… . (2 )
Persamaan Kontinuitas
Aliran laminer
Penampang aliran

Kekekalan massa dalam penampang aliran berarti


massa fluida yang masuk ke A1 dalam waktu Δt = massa
fluida yang keluar dari A2 dalam waktu Δ t
Untuk fluida tak termampatkan hal ini berarti volume juga tak
berubah.
Volume yang masuk dan keluar pada saat Δ t adalah Δ V
Δ V = A1 v1 Δ t =A2 v2 Δ t
Sehingga A1 v1 = A2 v2 persamaan kontinuitas
(garis lurus)
Problem 1:
Air mengalir dengan kecepatan rata-rata 3 m/dt
dalam pipa masukan sebuah yang berdiameter 0,20 m.
Berapakah kecepatan aliran rata-rata dalam pipa
keluaran yang berdiameter 0,15 m.

Problem 1:
Berapakah garis tengah dari pipa yang diperlukan
untuk membawa 0,25 Kg/dt udara dengan suatu
kecepatan maksimum sebesar 6 m/dt. Udara tersebut
pada temperatur 270 C dan tekanannya 2,3 bar.
Solution 1:
Q1 = Q2
A1V1 = A2V2
/4 ( d1 )2 . V1 = /4 ( d2 )2 . V2
Dari soal diberikan :
d1 = 0,20 m
V1 = 3 m/dt
d2 = 0,15 m
Jadi V2 = V1 ( d1/d2 )2
= 3 ( 0,20/0,15 )2
= 5,33 m/dt.
Solution 2: Dari soal diketahui :
.
m = 0,25 Kg/dt.
V = 6 m/dt.
T = ( 273 + 27 ) K = 300 K.
p = 2,3 bar = 2,3 . 105 Pa
Ditanyakan d:
Dari persamaan, laju aliran massa :
.
m = VA =  . V . /4 d2
 udara :  = p/RT
= 2,3 . 105 / 287 ( 300 ) = 2,67 Kg/m3.
Jadi : d2 = 4 /V
= 4.0,25 /  . 2,67 . 6
d = 0,14 m. = 140 mm.
Problem 3:
Air mengalir dalam sebuah saluran irigasi terbuka
dengan penampang persegi panjang, lebar 4,50 m,
kedalaman air 0,80 m dan kecepatan rata-rata 1,25
m/dt. Saluran itu bercabang menjadi dua saluran
tempa yang lebih kecil. Yang satu mempunyai lebar
3,00 m dalam 1,20 m dan mengalir air dengan
kecepatan rata-rata 0,95 m/dt. Saluran kedua
mempunyai lebar 2,50 m dan mengalirkan air dengan
kecepatan 0,60 m/dt. Berapakah kedalaman air dalam
saluran cabang kedua ? Anggap aliran itu tidak dapat
mampat.
Solution 2:
Laju aliran dalam saluran besar sama dengan total
aliran dalam kedua saluran cabang. Jadi :
Q0 = Q1 + Q2
V0A0 = V1A1 + V2A2
A2 = ( V0A0 – V1A1 ) / V2
= ( 1,25 ) ( 4,5 x 0,8 ) – ( 0,95 ) ( 3,00 x
1,20 ) / 0,60
= 1,80 m
Kedalaman air = Luas / Lebar
= 1,80 / 2,50 = 0,72 m
Persamaan Bernoulli (Daniel Bernoulli, 1700-1782)

1 1
p1  2
 v1
2
 gy1  p2  2 v22  gy2
1
p  2 v 2  gy  constant

untuk kasus fluida dalam keadaan


diam (Hidrostatik!)

p2  p1  g(y2  y1 )
untuk kasus tinggi konstan (y1=y2)
1 1
p1  2 v12  p2  2 v2 2

Tekanan fluida berkurang dengan


bertambahnya kecepatan
Bukti Persamaan Bernoulli
Catatan: volume yang sama V dengan massa m
memasuki A1 dan meninggalkan A2 dalam waktu t

Kerja yang dilakukan pada A1 dalam waktu t

(p1A1)v1 t = p1 V
Use work energy theorem
Kerja yang dilakukan oleh gaya eksternal (pressure)
= perubahan KE + perubahan PE
W=K+ U
Kerja dilakukan :
W  p1V  p2 V  (p2  p1 )V
Perubahan KE
1 1 1 1
K  2 mv2 2  2 mv12  2 Vv22  2 Vv12
Perubahan PE
U   Vgy2   Vgy1
Persamaan Bernoulli
E K1  E P1  W12  E K 2  E P 2
1 1
mV1  mgh1  W12  mV2  mgh 2
2 2

2 2
1 1
VV1  Vgh1  (p1  p 2 )V  VV2  Vgh 2
2 2

2 2
1 1
p1  gh1  V1  p 2  gh 2  V22
2

2 2
p1 V12 p 2 V22
h1    h2   Velocity head
g 2g g 2g

Elevation head Pressure head


Contoh penerapan Bernoulli pada kerja

Venturi meter ( Alat pengukur


Kecepatan fluid)
Perbedaan tinggi cairan pada pipa
Menunjukan beda tekanan pada
Kedua tempat

Aircraft lift
Teorema Torricelli
Dalam kasus P1 = P2
A1<<A2 ==>V2=0
1/2v12 + gy1 = gy2
V2=0
atau
y2 y=y2-y1
V1= {2g(y2-y1)}1/2
V1
y1
Pengukur Aliran (Flowmeter)
A
Q  vA  Va  V v
a
1 2 1
p1  v  p 2  V 2
2 2
p   Hg gh
1

p  p1  p 2   V 2  v 2
2


1 A 
2

   v   v 2

2  a   Tabung Venturi


1  A2  2 1  A2  a 2  2
p    2  1 v    2 v
2 a  2  a 
2a 2 p 2a 2 p
v  Q  Av   C p
(A 2  a 2 )  a 
2
1  2 
 A 
Contoh Soal
Sebuah bendungan berisi air sampai kedalaman 15 m. Pada kedalaman
6 m terdapat suatu pipa horisontal berdiameter 4 cm yang menembus
dinding bendungan. Mula-mula pipa ini disumbat sehingga air tidak
keluar dari bendungan.
a). Hitung gaya gesekan antara sumbat dan dinding pipa
b). Bila sumbatnya dibuka, berapa air yang tumpah selama 3 jam
Solusi :
a ).
p  gh  (1000)(9,8)(6)
 58800 Pa
 2  2 2
A  D  (4 x10 )
4 4
 12,57 x10  4
f  pA  (58800)(12,57 x10  4 )  73,9 N
b).
1
p1  gh1  V1 2

2
1
p 2  gh 2  V22
2
p1  p 2  p o V1  0
h1  15 h 2  15  6  9
V  2g (h1  h 2 )  2(9,8)(15  9)  117 ,6
2
2

V2  10,84 m / s
Volume  Q t  V2 A 2 t
5
 (10,84)(12,57 x10 )(3x 3600)  147.2 m 3
Problem :
Sebuah pesawat terbang horisontal
sedemikian rupa sehingga kecepatan udara di
atas sayapya adalah 48 m/s sedangkan
kecepatan udara di bawah sayapnya adalah 40
m/s. Luas setiap permukaan sayapnya adalah
10 m2. Bila rapat massa udara adalah 1,2
kg/m3, hitung massa pesawat terbang
tersebut.
Solusi :
1 1
p1  gh1  V1  p 2  gh 2  V2
2 2

2 2
h1  h 2  p1  p 2   V12  V22 
1
2
1
p  (1,2)( 482  40 2 )  422,4 Pa
2
(422,4)( 20)
mg  pA  m   862 kg
2(10)
 Pipa dengan diameter 0,75 m mengalirkan air dengan kecepatan 2,5
m/dt. Berapakah debit aliran, apabila debit aliran dinaikan menjadi 65
l/dt, berapakah kecepatan aliran?

 Air mengalir melalui pipa 1,2,3,dan 4 seperti tergambar. Air mengalir


melalui pipa 1 dengan diameter D1=50 mm yang dihubungkan dengan
pipa 2 berdiameter D2=75 mm dimana kec.rata-rata nya V2=2m/dt.
Ujung pipa 2 bercabang menjadi pipa 3 dan pipa. Kecep.aliran pipa 3
adalah V3=1,5 m/dt. Diameter pipa 4 adalah D4=30 mm. Debit aliran
pipa 4 adalah setengah debit pipa 3, Q4=0,5Q3. Hitung
Q1,V1,Q2,Q3,D3,Q4 dan V4!

4
1
2
Sebuah tangki berisi air setinggi 1,25 m. Pada tangki
terdapat lubang kebocoran 45 cm dari dasar tangki.
Berapa jauh tempat jatuhnya air diukur dari tangki (g
=9,81 m/s2)?
Lintasan air merupakan bagian
dari gerak parabola v0 arah
1,25 m
mendatar

45 cm

air
Sebuah venturimeter memiliki luas penampang besar
10 cm2 dan luas penampang kecil 5 cm2 digunakan
untuk mengukur kecepatan aliran air. Jika perbedaan
ketinggian permukaan air 15 cm.
Hitunglah aliran air dipenampang besar dan
penampang kecil (g = 9,81 m/s2)?

Anda mungkin juga menyukai