Anda di halaman 1dari 9

Pertemuan XI

Birokrasi
pemerintahan
Ada beberapa aspek pada penampilan birokrasi di
Indonesia yakni:
• Sentralisasi yang cukup kuat
• Menilai tinggi keseragaman dan struktur birokrasi
• Pendelegasian wewenang yang kabur
• Kesulitan menyusun uraian tugas dan analisis
jabatan
Birokrasi dalam realitas
Kelemahan Birokrasi Pemerintah di Indonesia
Indonesia umumnya bermuara pada penilaian bahwa birokrasi di Indonesia tidak
netral. Kenyataan tersebut tidak dapat dipungkiri, apalagi melihat praktek sehari-hari
dimana birokrasi terkait dengan lembaga lainnya. Oleh karena itu, birokrasi pemerintah
tidak mungkin dipandang sebagai lembaga yang berdiri sendiri, terlepas dari lembaga-
lembaga lainnya.
Dalam realitanya, yang menggejala di Indonesia saat ini adalah praktek buruk yang
menyimpang dari teori idealismenya Weber. Dalam prakteknya, muncul kesan yang
menunjukan seakan-akan para pejabat dibiarkan menggunakan kedudukannya
dibirokrasi untuk kepentingan diri dan kelompok. Ini dapat dibuktikan dengan hadirnya
bentuk praktek birokrasi yang tidak efesien dan bertele-tele.
Birokrasi dalam realitas
Harapan Birokrasi Model Kedepan
Kebutuhan yang nyata saat ini dalam praktek birokrasi adalah bagaimana memenuhi
kebutuhan konkret dari masyarakat. Kebutuhan akan peningkatan kualitas kehidupan
politik menjadi suatu tuntutan yang tak terhindarkan. Kondisi birokrasi Indonesia yang
masih mencorak patrimonial, adalah merupakan benang sejarah yang perlu
diperhatikan dengan seksama.
Dalam perkembangan kearah modernisasi menuntut adanya peningkatan kualitas
administrasi dan manajemen. Selain itu, dalam mengahadapi kondisi saat ini dan
menjawab tantangan masa sekarang, birokrasi Indonesia diharapkan mempunyai
kharakteristik yang mampu bersifat netral, berorientasi pada masyarakat, dan
mengurangi budaya patrimonial dalam birokrasi tersebut.
Tiga elemen pokok konsepsi birokrasi Weber adalah
• Pertama, birokrasi merupakan instrumen teknis (technical instrument);
• Kedua, birokrasi merupakan kekuatan independen dalam masyarakat dengan
kecenderungan inheren pada penerapan instrumen teknis tersebut;
• Ketiga, ketidakmampuan birokrat memisahkan perilakunya dari kepentingan sebagai
kelompok masyarakat partikular
Berdasarkan keputusan MENPAN No.63/KEP/MENPAN/7/2003 kegiatan pelayanan umum
atau publik antara lain:
• Pelayanan administratif
• Pelayanan barang
• Pelayanan jasa
Selain itu, bentuk pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat menurut Lembaga
Administrasi Negara (1998) dapat dibedakan ke dalam beberapa jenis pelayanan yaitu :
• Pelayanan Pemerintahan,
• Pelayanan Pembangunan,
• Pelayanan Utilitas
• Pelayanan Kebutuhan Pokok
• Pelayanan Kemasyarakatan
Pelayanan kepada publik
Secara umum fungsi sarana pelayanan antara lain;
• Mempercepat prtoses pelaksanaan kerja (hemat waktu);
• Meningkatkan produktifitas barang dan jasa;
• Ketepatan ukuran/kualitas produk terjamin peneyerahan gerak pelaku pelayanan
dengan fasilitas ruangan yang cukup;
• Menimbulkan rasa kenyamanan;
• Menimbulkan perasaan puas dan mengurangi sifat emosional penyelenggara
Pelayanan klasik
Perilaku dan cara yang klasik yang tidak pernah berubah hingga saat ini dalam
memberikan pelayanan kepada warga masyarakat ialah arogansi petugas dan pejabat
pemerintah. Pelayanan yang selalu berorientasi dari kekuasaan, kepentingan pejabat,
penguasa, dan dari sudut kepentingan pemerintah. Bukannya didasarkanatas keinginan
dan kebutuhan masyarakat yang dilayani. Bukti orientasi kepentingan penguasa ituialah
pelayanan publikselalu dilakukan dikantor pemerintahan. Belum pernah dicoba
pelayanan diluar kantor pemerintahan yang mendekati kebutuhan yang dilayani. Kantor
pemerintah “Simbol Kekuasaan”. Rakyat harus datang kepusat (kantor) pemerintah,
disuruh menunggu dan antre panjang, dan tidak ada kepastian kapan urusannya bisa
selesai. Sering kali sikap pelayan pejabatdan petugasnya kurang menghargai kebutuhan
manusia yang antre itu.
Penyakit Parkinson
Penyakit Birokrasi adanya keinginan birokrasi untuk selalu menambah jumlah
organisasinya, tanpa melakukan evalusi terhadap lembaga organisasi yang ada (the
existing units), apakah masih efektif atau justru tidak efektif kerjanya. Jika tidak efektif
bisa saja dibubarkan atau digabung pada yang baru atau kalau masih efektif jangan
dibentuk organisasi baru yang tugas pokoknya mirip atau sama. Penyakit yang suka
menambah-nambah atau membentuk orgasnisasi baru. Teori organisasi menyebutkan
Proliferation. Proliferasi tergolong penyakit birokrasi. Menurut konsepnya, penyakit ini
tumbuh karena pimpinan lembaga birokrasi kejangkitan penyakit Parkinson yakni suatu
penyakit bahwa para pimpinan birokrasi merasa akan tambah wibawa , berkuasa
bergengsi jika dia mempunya jumlah staf yang banyak tanpa dianalisis apakah jumlah
stafnya bisa bekerja atau tidak

Anda mungkin juga menyukai