Anda di halaman 1dari 45

TEORI ASAM BASA

Ns. Lusia Henny Mariati, M.Kep


PENGERTIAN ASAM

Asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H +)


kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima
pasangan elektron bebas dari suatu basa. Asam adalah zat
(senyawa) yang menyebabkan rasa masam pada berbagai materi.
Asam: Senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7.
PENGERTIAN BASA
• Basa adalah zat (senyawa) yang dapat bereaksi dengan asam,
menghasilkan senyawa yang disebut garam.
• Basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hidronium
ketika dilarutkan dalam air. Basa memiliki pH lebih besar dari
7
TEORI ASAM BASA

• Dari berbagai teori definisi asam basa yang pernah


diajukan, terdapat tiga teori yang sangat bermakna,
antara lain teori asam basa Arrhenius, teori asam
basa Brønsted–Lowry, dan teori asam basa Lewis.
TEORI ASAM BASA ARRHENIUS

Arhenius mengemukakan suatu teori dalam disertasinya


(1883) yaitu bahwa senyawa ionik dalam larutan akan
terdissosiasi menjadi ion-ion penyusunnya.
TEROI ASAM BASA ARRHENIUS
• Teori ini pertama kalinya
dikemukakan pada tahun
1884 oleh Svante August
Arrhenius.
• Konsep asam dan basa
Arrhenius ini terbatas pada
kondisi air sebagai pelarut.
Menurut Arrhenius, definisi dari asam dan basa, yaitu:
• Asam adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air
melepaskan ion H+.
• Basa adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air
melepaskan ion OH−.
TEORI ASAM BASA ARRHENIUS
• Menurut Arhenius

Asam: zat/senyawa yang dapat menghasilkan H+ dalam air


• HCL (aq)  H+ + Cl- (aq)

Basa: Zat/senyawa yg dapat menghasilkan OH- dalam air


• NaOH (aq) Na+ (aq) + OH – (aq)

Reaksi netralisasi adalah reaksi antara asam dengan basa yg menghasilkan


garam
• HCl (aq) + NaOH (aq)  NaCl (aq) + H2O
TEORI ASAM BASA BRONSTED-LOWRY
• Pada tahun 1923, Johannes N.
Brønsted dan Thomas M.
Lowry secara terpisah mengajukan
definisi asam dan basa yang lebih
luas.
• Konsep yang diajukan tersebut
didasarkan pada fakta bahwa reaksi
asam–basa melibatkan transfer
proton (ion H+) dari satu zat ke zat
lainnya.
PENGERTIAN
• Proses transfer proton ini selalu melibatkan asam sebagai
pemberi/donor proton dan basa sebagai penerima/akseptor proton. Jadi,
menurut definisi asam basa Brønsted–Lowry :
• Asam adalah donor proton.
• Basa adalah akseptor proton.
• Jika ditinjau dengan teori Brønsted–Lowry, pada reaksi ionisasi HCl
ketika dilarutkan dalam air, HCl berperan sebagai asam dan H2O sebagai
basa.

HCl(aq) + H2O(l) → Cl−(aq) + H3O+(aq)

HCl berubah menjadi ion Cl− setelah memberikan proton (H+) kepada


H2O. H2O menerima proton dengan menggunakan sepasang elektron
bebas pada atom O untuk berikatan dengan H+ sehingga terbentuk ion
hidronium (H3O+).
• Mengacu teori asam-basa Bronsted-Lowry akan terjadinya transfer
proton, maka dikenal istilah pasangan asam – basa konjugasi.
• HCl + NH3  NH4 + Cl
• asam 1 basa 1 asam 2 basa 2
HUBUNGAN TEORI BRONSTED-LOWRY DENGAN
TEORI ARRHENIUS

• Teori asam-basa Bronsted-Lowry tidaklah bertentangan dengan teori asam-basa


Arrhenius, justru lebih melengkapi. Ion hidroksida tetap bertindak sebagai basa,
karenampu menerima ion hidrogen dari asam dan juga dari air. Asam menghasilkan ion
hydrogen dalam larutan sebab asam bereaksi dengan molekul air dengan cara
memberikan protonnya kepada air.
• Ketika gas hidrogen klorida dilarutkan dalam air, molekul hidrogen klorida akan
memberikan protonnya (sebagai ion hidrogen) kepada air untuk menghasilkan asam
klorida.
• Ikatan koordinasi terbentuk antara satu pasang elektron bebas pada atom oksigen dengan
ion hidrogen dari HCl menghasilkan ion hidronium (H3O+)
3. TEORI ASAM BASA LEWIS
• Pada tahun 1923, G. N.
Lewis mengemukakan teori asam
basa yang lebih luas dibanding
kedua teori sebelumnya dengan
menekankan pada pasangan
elektron yang berkaitan dengan
struktur dan ikatan.
Menurut definisi asam basa Lewis :
• Asam: zat/senyawa yang dapat menerima pasangan elektron bebas dari
zat/senyawa lain untuk membentuk ikatan baru.
• Basa: zat/senyawa yang dapat mendonorkan pasangan elektron bebas dari
zat/senyawa lain untuk membentuk ikatan baru.
Berdasarkan definisi Lewis, asam yang berperan sebagai spesi penerima
pasangan elektron tidak hanya H+. Senyawa yang memiliki orbital kosong pada
kulit valensi seperti BF3 juga dapat berperan sebagai asam.
• Sebagai contoh, reaksi antara BF3 (Boron trifluorida) dan NH3
(Amonia) merupakan reaksi asam–basa, di mana BF3 sebagai asam
Lewis dan NH3 sebagai basa Lewis. NH3 memberikan pasangan
elektron kepada BF3 sehingga membentuk ikatan kovalen koordinasi
antara keduanya.
• Kelebihan definisi asam basa Lewis adalah dapat menjelaskan reaksi-
reaksi asam–basa lain dalam fase padat, gas, dan medium pelarut selain
air yang tidak melibatkan transfer proton.
• Misalnya, reaksi-reaksi antara oksida asam (misalnya CO2 dan SO2)
dengan oksida basa (misalnya MgO dan CaO), reaksi-reaksi
pembentukan ion kompleks seperti [Fe(CN)6]3−, [Al(H2O)6]3+, dan
[Cu(NH3)4]2+, dan sebagian reaksi dalam kimia organik.
DERAJAT KEASAMAN(pH)
DERAJAT KEASAMAN
• Konsentrasi ion hidronium [H+] dalam suatu larutan encer relatif kecil
tetapi sangat menentukan sifat-sifat larutan, terutama larutan dalam air. 
• Sorensen (1868 – 1939) mengusulkan konsep “pH” (pangkat ion
hidrogen) agar memudahkan pengukuran dan perhitungan untuk
mengikuti perubahan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan. 
• Menurut Sorensen, pH merupakan fungsi negatif logaritma dari konsentrasi
ion H+ dalam suatu larutan, dan dirumuskan sebagai berikut.
pH  =  – log [H+]

• Dengan analogi yang sama, untuk menentukan nilai konsentrasi OH– dalam


larutan dapat digunakan rumus nilai pOH.
pOH  =  – log [OH–]

• Dalam kesetimbangan air terdapat tetapan kesetimbangan


Kw = [H+] [OH–]
Contoh Soal :
Hitunglah pH air  murni pada pOH = -log [OH–]
suhu 25°
= -log 10-7
jawab :
=7
pH = -log 10-7
atau dengan menggunakan rumus :
       = -(-7)
pH + pOH = 14
       = 7
7   + pOH = 14
Oleh karena [H+] dan [OH–] dalam
air murni adalah sama, dapat pOH = 7
ditentukan pula nilai pOH pada air
murni.
NILAI PH DAN SIFAT LARUTAN
• Air murni mempunyai nilai pH = 7 dan pOH = 7.
• Bagaimana nilai pH larutan yang bersifat asam atau bersifat basa ?
Beberapa contoh berikut dapat digunakan untuk menemukan hubungan
nilai pH dan pOH dengan kondisi suatu larutan.
Contoh Soal :
Larutan asam kuat HCl 0,1 M
[H+] [OH–]  = 10-14
jawab : 0,1   [OH–]  = 10-14
HCl(aq)  →  H+(aq) + Cl–(aq) [OH–]  =   10-13 M
0,1  M           0,1  M pOH    =   -log 10-13
[H+]  = 0,1 M pOH    = 13
pH     = -log 0,1
pH    = 1
Oleh karena larutan dalam air, nilai
pOH dapat ditentukan berdasarkan nilai
tetapan kesetimbangan air Kw = 10-14
Contoh Soal :
Larutan basa kuat NaOH 0,1 M • Contoh Soal :
NaOH(aq)  →  Na+(aq) + OH–(aq) • Basa lemah NH4OH 0,1 M, Kb =
10-5
jawab :
jawab :
0,1 M                                   0,1 M
[OH–] = 10-3
[OH–]  = 0,1  M
pOH = pOH -log 10-3
pOH    = -log 0,1
pOH = 3
pOH = 1
pH = 14 – pOH
pH + pOH  = 14
pH = 11
pH=14-pOH
=14-1
=13
• Nilai pH dapat memberikan informasi tentang kekuatan suatu
asam atau basa.
• Untuk konsentrasi yang sama, semakin kuat suatu asam,
semakin besar konsentrasi ion H+ dalam larutan, dan nilai pH-
nya semakin kecil. 
• Semakin kuat suatu asam, semakin kecil nilai pH-nya. 
• Sebaliknya semakin kuat suatu basa, semakin besar konsentrasi
ion OH– dalam larutan.
• Semakin besar konsentrasi ion OH–, semakin kecil konsentrasi
ion H+ dalam larutan. Akibatnya, nilai pH menjadi semakin
besar. 
• Semakin kuat suatu basa, semakin besar nilai pH-nya.
INDIKATOR ASAM BASA DAN NILAI PH

• Untuk mengetahui nilai pH suatu larutan


dapat dilakukan dengan menggunakan pH
meter atau indikator universal.
• pH meter merupakan suatu rangkaian alat
elektronik yang dilengkapi dengan elektroda
kaca. Jika elektroda kaca ini dimasukan
kedalam larutan, akan timbul beda potensial
yang diakibatkan oleh adanya ion H+ dalam
larutan. Besarnya beda potensial ini ditunjukan
dengan angka yang menyatakan pH larutan
tersebut.
INDIKATOR PH

• Indikator universal adalah indikator pH


berisi larutan dari beberapa senyawa
yang menunjukkan beberapa perubahan
warna yang halus pada rentang pH
antara 1-14 untuk menunjukkan
keasaman atau kebasaan larutan.
• Selain itu asam basa dapat ditentukan dengan indikator asam basa yang
merupakan suatu zat yang mempunyai warna tertentu pada pH tertentu.
Sebagai contoh bromtimol biru (BTB)  akan berwarna kuning dalam
lingkungan asam, berwarna biru dalam basa, dan berwarna hijau pada
suasana netral.
• Indikator tunggal hanya akan menunjuk hasil secara umum, misalnya
suatu larutan ditetesi indikator PP berwarna merah, berarti larutan
tersebut mempunyai pH > 8,3. Untuk mendapatkan hasil yang lebih teliti
dapat digunakan beberapa indikator terhadap satu larutan
KESEIMBANGAN ION DALAM
LARUTAN ASAM BASA
• Air yang ada di alam, seperti air laut merupakan campuran berbagai
macam larutan garam yang dapat memengaruhi pH.
• Campuran tersebut juga dapat mempertahankan harga pH, walaupun air
sungai yang mengalir ke laut bersifat asam atau basa. Mengapa hal
tersebut dapat terjadi?
• Selain itu, ada juga garam-garam yang hampir tidak larut dalam air pada
pH tertentu, tetapi dapat larut dalam pH yang berbeda.
A. KESEIMBANGAN AIR

• Air merupakan elektrolit yang sangat lemah karena sebagian kecil molekul
air terionisasi dengan reaksi:

• Ionisasi air ini merupakan reaksi kesetimbangan sehingga berlaku hukum


kesetimbangan:
• Air murni mempunyai konsentrasi yang tetap sehingga hasil kali dari konsentrasi air
murni dengan K akan menghasilkan nilai yang tetap.

• Oleh karena nilai K[H2O] tetap, tetapan kesetimbangan air dinyatakan sebagai tetapan ionisasi air
dan diberi lambang Kw.
• Nilai tetapan ionisasi air tetap pada suhu tetap. reaksi ionisasi air
merupakan reaksi endoterm sehingga bila suhunya naik, nilai Kw akan
semakin besar. Pada suhu 25oC, nilai Kw adalah 10-14. Persamaan reaksi
ionisasi air berikut,

• menunjukkan bahwa [H+] = [OH–]


B. PENGARUH ASAM BASA TERHADAP
KESETIMBANGAN AIR
• Adanya ion H+ yang dihasilkan oleh suatu asam dan ion OH– yang
dihasilkan oleh suatu basa dapat mengakibatkan terjadinya pergeseran
kesetimbangan pada reaksi kesetimbangan air
1.ASAM KUAT
• Asam kuat merupakan asam yang dianggap terionisasi sempurna dalam larutannya.
• Secara umum, apabila di dalam air terdapat asam kuat (HnA) dengan konsentrasi a
mol/liter, konsentrasi ion H+ dalam asam tersebut dapat dihitung dengan cara :
• Contoh soal:
• Hitunglah Konsentrasi ion H+ dalam larutan H2SO4 0,05 M.
• Jawab:
2. BASA KUAT
• Basa kuat sama halnya dengan asam kuat, yaitu basa yang didalam larutannya
dianggap terionisasi sempurna.
• Secara umum jika didalam air terdapat basa kuat (L(OH)n) dengan konsentrasi b
mol/liter, konsentrasi ion OH– dalam basa tersebut dapat dihitung dengan cara :

dengan  b = kemolalan basa
         n = jumlah ion OH– yang dihasilkan dari ionisasi basa
Contoh Soal
• Hitunglah H+ dan  OH– yang terdapat dalam larutan NaOH 0,01 M.
3. ASAM LEMAH
• Asam lemah adalah asam yang didalam larutannya hanya sedikit terionsiasi atau
mempunyai derajat ionisasi yang kecil. Reaksi ionisasi pada asam lemah merupakan
reaksi kesetimbangan ionisasi, misalnya untuk asam HA :

• tetapan ionisasi pada asam lemah diberi lambang Ka


• Setiap satu molekul HA yang terionisasi akan menghasilkan sebuah ion H+ dan sebuah
ion A–. Oleh karena itu, konsentrasi ion H+ yang berasal dari HA akan selalu sama
dengan konsentrasi ion A– atau [H+] = [A–] sehingga konsentrasi ion A– dapat
disubstitusikan ke dalam persamaan 

• Oleh karena itu [H+] = [A–], maka

• Nilai Ka menggambarkan kekuatan asam. Semakin besar nilai Ka berarti semakin


banyak ion H+ yang dihasilkan, atau semakin kuat asam tersebut. 
REAKSI ASAM DENGAN BASA
A. Reaksi Netralisasi
• Reaksi antara larutan asam dengan larutan basa untuk membentuk larutan yang bersifat
netral disebut dengan netralisasi atau penetralan. Secara umum netralisasi merupakan
reaksi antara sejumlah ion H+ dengan sejumlah ion OH– yang sama banyaknya sehingga
akhirnya membentuk molekul H2O.
• Reaksi ini dapat disebut sebagai reaksi pembentukan garam atau penggaraman. Persamaan
reaksinya dapat dituliskan dalam bentuk persamaan reaksi molekuler dan persamaan reaksi
ion.
• Reaksi molekuler

• Reaksi Ion
Reaksi ini menunjukkan bahwa setiap molekul didalam larutan mengalami ionisasi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai