Anda di halaman 1dari 11

BAB 3

KONSEP HUTANG
DALAM TEORI AKUNTANSI

AKP – A10 – B10 – C10


1. PENGERTIAN HUTANG
• Menurut FASB dalam SFAC No. 6 Hutang didefenisikan
sebagai berikut :

Hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomi masa


mendatang yang mungkin timbul karena kewajiban
sekarang suatu entitas untuk menyerahkan aktiva atau
memberikan jasa kepada entitas lain dimasa mendatang
sebagai akibat transaksi masa lalu.
•Menurut (A)
Hutang (kewajiban) merupakan hutang perusahaan masa
kini yang timbul dari peristiwa masa lalu,
penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar
dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat
ekonomi.

 Pengertian Hutang memiliki 2 Komponen


a. Adanya kewajiban sekarang dalam bentuk
pengorbanan manfaat ekonomi di masa mendatang
dari penyerahan barang atau jasa.
b. Berasal dari transaksi/peristiwa masa lalu.
Ad. A Kewajiban Sekarang
• Memiliki arti bahwa kewajiban tersebut timbul
karena pada saat sekarang satu entitas memiliki
tanggung jawab yang tidak dapat dihidari untuk
menyerahkan barang/jasa. Kewajiban tersebut timbul
mungkin dari pembelian barang/jasa, kerugian-
kerugian yang dialami dan harus di tanggung
perusahaan, dan lain-lain.

• Kewajiban yang masih tergantung pada peristiwa


masa mendatang, tidak boleh di akui sebagai
hutang kecuali ada satu kemungkinan cukup besar
bahwa peristiwa tersebut akan terjadi.
Ad. B Hasil Transaksi Masa Lalu
• Transaksi masa lalu menunjukkan transaksi yang
benar-benar telah terjadi sehingga dapat
digunakan untuk memastikan bahwa hanya
kewajiban sekarang yang harus dicatat sebagai
hutang dalam neraca.
Contoh : Pesanan Pembelian
Pada saat pemesanan belum terjadi hutang, tetapi
peristiwa masa lalu adalah pada saat penerimaan
barang.
• Executory Contract pada dasarnya merupakan
kontrak yang belum dijalankan oleh kedua belah
pihak.
Contoh dari executory contract :
Perjanjian Pembelian Jangka Panjang. Oleh karena
itu tidak dapat dijadikan dasar untuk mengakui
hutang.
2. TERJADINYA HUTANG
Hutang dapat terjadi karena factor berikut :
1. Kewajiban Legal/kontrak (Contractual Liabilities)
Adalah hutang yang timbul karena adanya ketentuan
formal berupa peraturan hukum untuk membayar kas
atau menyerahkan barang/jasa kepada entitas tertentu.
Contoh : Hutang dagang dan Hutang bank

2. Kewajiban Konstruktif (Constructive Liabilities)


Timbul karena kewajiban tersebut sengaja diciptakan
untuk tujuan tertentu, meskipun secara formal tidak
dilakukan melalui perjanjian tertulis untuk membayar
sejumlah tertentu di masa yang akan datang.
Contoh : Bonus yang akan diberikan kepada karyawan
3. Kewajiban Equitabel
Adalah hutang yang timbul karena adanya kebijakan yang
diambil perusahaan karena dasar moral/etika dan
perlakuannya diterima oleh praktik secara umum.
Contoh : Hutang garansi atau setiap produk yang di
jualnya.
3. PENGUKURAN HUTANG
Dasar pengukuran hutang adalah jumlah rupiah sumber
ekonomi yang harus dikorbankan apabila pada saat penilaian
(pelaporan) hutang dilunasi.
Dasar penilaian yang digunakan adalah nilai sekarang
pengeluaran kas/pengorbanan sumber ekonomi di masa
mendatang untuk melunasi hutang tersebut sampai tanggal jatuh
tempo.

Sebenarnya dari penilaian tersebut berlaku untuk semua hutang.


Namun atas dasar alasan kepraktisan biasanya hutang jangka
pendek dapt disajikan sebeser nilai nominal yang dapat berupa
jumlah kotor factor pembelian atau jumlah neto setelah
potongan tunai.
4. PENYELESAIAN HUTANG
Hutang dianggap selesai/dilunasi apabila perusahaan telah
melakukan kewajiban untuk menyerahkan aktiva/jasa
keapda pihak lain (pembayaran hutang dengan dividen
saham tidak dapat dikatakan sebagai penyelesaian hutang).
Penyelesaian kewajiban dapat dilakukan dengan cara :
5. Pembayaran Kas
6. Penyerahan Aktiva
7. Pemberian Jasa
8. Konversi Kewajiban menjadi Ekuitas
a. In – Substance Defeasance
Satu cara pelunasan hutang. adalah satu rencana perjanjian
dimana seorang debitur menempatkan sejumlah tertentu
harta moneter secukupnya yang bebas resiko pada kuasa
badan perwalian (trust) tertentu untuk digunakan sebagai
pembayaran hutang dimasa mendatang.

Contoh :
PT. A memiliki hutang obligasi sebesar Rp. 10.000.000
dengan tingkat bunga 8 %/tahun. Jangka waktu pelunasan
10 tahun. Atas hutang tersebut PT. A membeli sertifikat BI
senilai Rp. 10.000.000. Kemudian sertifikat ini diserahkan
pada badan perwakilan untuk digunakan sebagai pelunasan
hutang.
b. Kredit Tangguhan (Deferred Credit)
Kredit tangguhan harus dikelompokkan sebagai hutang apabila
kredit tangguhan tersebut sesuai dengan PABU.
Contoh :
Deferred Taxes yang berasal dari alokasi pajak. Deferred
Pension Cost

c.Hutang dan Rugi Kontinjensi (Contingent Loss/Liabilities)


(FASB statement No.5)
Adalah satu kondisi atau situasi yang menimbulkan
ketidakpastian akan timbulnya kemungkinan hutang/rugi suatu
perusahaan dimana timbulnya kemungkinan tersebut tergantung
pada terjadi tidaknya satu peristiwa atau lebih dimasa
mendatang.
Contoh :
Pemberian garansi purna jual (hutang garansi)

Anda mungkin juga menyukai