Anda di halaman 1dari 54

Akuntansi Sektor Publik Genap 2020/2021, Pertemuan 2

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


LAPORAN KEUANGAN
ENTITAS BERORIENTASI NONLABA

1
Agenda

Organisasi Berorientasi Non Laba

PSAK 45

ISAK 35

Ilustrasi Laporan Keuangan -


Presentasi

2
ENTITAS
BERORIENTASI NON
LABA

3
SEKTOR PUBLIK

PEMERINTAH
PSAP*  Akuntansi
Keuangan
AKUNTANSI
SEKTOR  Akuntansi
PADA
PUBLIK Manajemen
NON
PEMERINTAH  Sistem
(ENTITAS NON Informasi
LABA) Akuntansi
SAK + ISAK 35

Standar Akuntansi Keuangan yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan:


* Pemerintah  Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP)
**Entitas Non Pemerintah menggunakan SAK dan ISAK 35
Secara internasional terdapat Public Sector Accounting Standard (IPSAS)
4 4
Praktik Akuntabilitas Organisasi nonlaba di Indonesia

Tidak ada  Tidak membayar PSAP


Ormas yang Menyajikan
keharusan pajak atas laporan
menerima dana menyusun LK, surplus yang
hibah wajib keuangan
kecuali diperoleh untuk dengan
menyusun menerima yayasan Entitas
laporan dorongan
hibah 500jt dan pendidikan; stakeholder nonlaba
keuangan sesuai tot aset bukan  Pendapatan Pemerintah
SAK kepentingan
hibah 20milyar bukan obyek donatur
pajak

 BLU – PP BLU menyatakan SAK yang berlaku umum.


 BLU - PMK 17/2015 PSAP BLU, sehingga BLU
menggunakan SAP
 OJK – SAK
PSAK Entitas  BPKH - SAK
PSAK //  BI – Kebijakan Akuntansi Keuangan BI
SAK
SAK ETAP
ETAP // nonlaba
 Parpol – tidak menyebutkan standar mana yang
ISAK
ISAK 35
35 Swasta
digunakan namun harus menyusun laporan
keuangan

5 5
PSAK 45
PELAPORAN
KEUANGAN ENTITAS
NIRLABA

6
Standar Akuntansi Nirlaba PSAK 45
Penerapan
Hanya mengatur jenis-
• PSAK 45 dan PSAK untuk Organisasi
jenis laporan keuangan nonlaba dengan akuntabilitas publik
dan ilustrasi masing- signifikan
masing laporan • PSAK 45 dan SAK ETAP untuk
Organisasi nonlaba dengan
akuntabilitas publiknya tidak
signifikan

Dikembangkan Harus diterapkan


dengan PSAK bersamaan dengan
mengadoposi pada PSAK atau SAK
SFAS 117 45 ETAP

Dapat diterapkan pada


Contoh penerapannya pada
unit organisasi pemerintah
LK Yayasan Pendidikan,
jika regulasi
kesehatan
membolehkan.

7 7
PSAK 45 Pelaporan Keuangan Entitas Nir Laba

• Pernyataan ini menetapkan informasi dasar tertentu yang disajikan dalam


laporan keuangan entitas nonlaba.
• Pengaturan yang tidak diatur dalam Pernyataan ini mengacu pada SAK, atau
SAK ETAP untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan.
• Tujuan:
• Mengatur pelaporan keuangan entitas nonlaba.
• Laporan keuangan entitas nonlaba dapat lebih mudah dipahami, memiliki
relevansi, dan memiliki daya banding yang tinggi.
• Pengaturan khusus:
• Komponen dan nama laporan keuangan berbeda
• Aset netto – diklasifikasikan menjadi:
• Aset netto tidak terikat
• Aset netto terikat: permanen atau temporer.

8 8
Laporan Keuangan Entitas Nirlaba

Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode


laporan

Laporan aktivitas untuk suatu periode pelaporan

Laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan

Catatan atas laporan keuangan.

9 9
Nir Laba – PSAK 45

• Perbedaan  cara organisasi memperoleh sumber daya


• Organisasi nirlaba  memperoleh sumber daya dari sumbangan anggota
dan penyumbang yang tidak mengharapkan imbalan
• Ada organisasi yang mendanai kebutuhan modalnya dari utang dan
kebutuhan operasinya dari pendapatan atas jasa.
• Laporan keuangan memberikan gambaran mengenai kinerja keuangan
 menyajikan terpisah aktiva terikat dan tidak terikat.
• Pertanggungjawaban manajer mengenai kemampuannya mengelola
sumber daya organisasi yang diterima dari para penyumbang disajikan
melalui laporan aktivitas dan laporan arus kas.

10
Lingkup PSAK 45
• Laporan keuangan yang disajikan oleh organisasi nirlaba yang memenuhi karakteristik :
• Sumber daya entitas nirlaba berasal dari para penyumbang yang tidak
mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan
jumlah sumber daya yang diberikan.
• Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan jika entitas
nirlaba menghasilkan laba tidak dibagikan kepada para pendiri atau pemilik entitas
nirlaba.
• Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada entitas bisnis, kepemilikan dalam
entitas nirlaba tidak dapat dijual atau mencerminkan proporsi pembagian sumber
daya saat likuidasi atau pembubaran entitas nirlaba.

 Dapat diterapkan oleh lembaga pemerintah, dan unit-unit sejenis lainnya


sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

11
Penerapan PSAK 45

• Pernyataan ini menetapkan informasi dasar tertentu


yang disajikan dalam laporan keuangan entitas
nirlaba.
• Pengaturan yang tidak diatur dalam Pernyataan ini
mengacu pada SAK, atau SAK ETAP untuk entitas
yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan.

12
Definisi
• Pembatasan permanen adalah pembatasan penggunaan sumber daya yang
ditetapkan oleh penyumbang agar sumber daya tersebut dipertahankan
secara permanen, tetapi organisasi diizinkan untuk menggunakan sebagian
atau semua penghasilan atau manfaat ekonomi lainnya yang berasal dari
sumber daya tersebut.
• Pembatasan temporer adalah pembatasan penggunaan sumber daya oleh
penyumbang yang menetapkan agar sumber daya tersebut dipertahankan
sampai dengan periode tertentu atau sampai dengan terpenuhinya
keadaan tertentu.
• Sumbangan terikat adalah sumber daya yang penggunaannya dibatasi
untuk tujuan tertentu oleh penyumbang. Pembatasan tersebut dapat
bersifat permanen atau temporer.
• Sumbangan tidak terikat adalah sumber daya yang penggunaannya tidak
dibatasi untuk tujuan tertentu oleh penyumbang.

13
Dana atau Aset Bersih Entitas Nirlaba

• Tidak terikat
Dana dapat digunakan untuk keperluan entitas nirlaba tanpa dibatasi oleh
peraturan yang mengikat. Entitas lebih leluasa untuk melakukan
pengeluaran bagi jenis kontribusi ini.
• Terikat sementara
Kontribusi yang masuk dalam terikat sementara disebabkan oleh tujuan
yang terbatas untuk periode tertentu. Beberapa lembaga menggunakan
batasan waktu hingga 5 tahun sebelum ditarik atau dialihkan ke jenis
tidak terikat (Ruppel, 2007).
• Terikat permanen
Karakteristik jenis ini mengharuskan entitas nirlaba untuk mengalokasikan
ke jenis aset tertentu, menjaga secara permanen dan membolehkan
mengambil manfaat darinya, contohnya adalah wakaf. Hasil dari
investasinya dapat diklasifikasikan sebagai tidak terikat atau terikat
sementara.

14
Tujuan Laporan keuangan
• Tujuan utama  menyediakan informasi yang relevan untuk memenuhi
kepentingan para penyumbang, anggota entitas nirlaba, kreditor, dan
pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi entitas nirlaba.
• Untuk menyajikan informasi mengenai:
• Jumlah dan sifat aktiva, kewajiban, dan aktiva bersih suatu organisasi.
• Pengaruh transaksi, peristiwa dan situasi lainnya yang mengubah nilai dan sifat
aktiva bersih.
• Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam satu periode dan
hubungan antara keduanya.
• Cara suatu organisasi mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh
pinjaman dan melunasi pinjaman, dan faktor lainnya yang berpengaruh pada
likuiditasnya.
• Usaha jasa suatu organisasi.

15
Laporan Keuangan Entitas Nirlaba

• Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir


periode laporan
• Laporan aktivitas untuk suatu periode pelaporan
• Laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan
• Catatan atas laporan keuangan.

16
Laporan Posisi Keuangan

• Tujuan  untuk menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas, serta aset neto dan informasi
mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu.
• Informasi dalam laporan posisi keuangan yang digunakan bersama pengungkapan dan informasi
dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu para penyumbang, anggota organisasi,
kreditur dan pihak-pihak lain untuk menilai:
• kemampuan organisasi untuk memberikan jasa secara berkelanjutan dan
• likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, dan kebutuhan
pendanaan eksternal.
• Laporan posisi keuangan mencakup entitas nirlaba secara keseluruhan dan menyajikan total aset,
liabilitas, dan aset neto.

17
Informasi Likuiditas

• menyajikan aset berdasarkan urutan likuiditas, dan liabilitas


berdasarkan tanggal jatuh tempo;
• mengelompokkan aset ke dalam lancar dan tidak lancar, dan
liabilitas ke dalam jangka pendek dan jangka panjang;
• mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aset atau saat
jatuh temponya liabilitas, termasuk pembatasan penggunaan
aset, pada catatan atas laporan keuangan.

1818
Klasifikasi Aset Neto

• Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing


kelompok aset neto berdasarkan ada atau tidaknya pembatasan
oleh penyumbang, yaitu: terikat secara permanen, terikat
secara temporer, dan tidak terikat.
• Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan
permanen atau temporer diungkapkan dengan cara menyajikan
jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau dalam catatan
atas laporan keuangan.

19
Tujuan Laporan Aktivitas
• Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai :
• pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aktiva
bersih,
• hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain,
• bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program
atau jasa,
• Informasi dalam laporan aktivitas, yang digunakan bersama dengan
pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat
membantu para penyumbang, anggota organisasi, kreditur dan pihak
lainnya untuk:
• mengevaluasi kinerja dalam suatu periode,
• menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan organisasi dan memberikan
jasa,
• menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajer.

20
Laporan Aktivitas

• Laporan aktivitas mencakup organisasi secara keseluruhan dan menyajikan


perubahan jumlah aktiva bersih selama suatu periode.
• Perubahan aktiva bersih dalam laporan aktivitas tercermin pada aktiva bersih
atau ekuitas dalam laporan posisi keuangan.
• Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aktiva bersih terikat permanen,
terikat temporer, dan tidak terikat dalam suatu periode.
• Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto, kecuali
diatur berbeda oleh SAK lain atau SAK ETAP.

21
Klasifikasi

• Laporan aktivitas menyajikan:


• pendapatan sebagai penambah aset neto tidak terikat
• beban sebagai pengurang aset neto tidak terikat.
• Sumbangan disajikan sebagai penambah aset neto tidak terikat, terikat
permanen, atau terikat temporer, bergantung pada ada tidaknya
pembatasan.
• Sumbangan terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode
yang sama, dapat disajikan sebagai sumbangan tidak terikat  disajikan
secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.
• Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari
investasi dan aset lain (atau liabilitas) sebagai penambah atau pengurang
aset neto tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi.

22
Informasi Pemberian Jasa

• Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan harus


menyajikan informasi mengenai beban menurut klasifikasi
fungsional, seperti menurut kelompok program jasa utama dan
aktivitas pendukung.
• Dianjurkan untuk menyajikan informasi tambahan mengenai beban
menurut sifatnya.
• Program pemberian jasa merupakan aktivitas untuk menyediakan
barang dan jasa kepada para penerima manfaat, pelanggan, atau
anggota dalam rangka mencapai tujuan atau misi entitas nirlaba.
• Pemberian jasa tersebut merupakan tujuan dan hasil utama yang
dilaksanakan melalui berbagai program utama.

23
Laporan Arus Kas

• Tujuan utama laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan
pengeluaran kas dalam suatu periode.
• Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2 tentang Laporan Arus Kas dengan tambahan berikut ini:
• Aktivitas pendanaan:
• penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk jangka panjang.
• penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaannya dibatasi
untuk pemerolehan, pembangunan dan pemeliharaan aktiva tetap, atau peningkatan dana
abadi (endowment).
• bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang.
• Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan nonkas: sumbangan
berupa bangunan atau aktiva investasi.

24
Laporan
Posisi
Keuangan

25
Laporan
Aktivitas
Bentuk A

26
Laporan
Aktivitas
Bentuk A

27
Laporan Aktivitas Bentuk B

28
Laporan Aktivitas Bentuk B

29
Laporan
Pendapatan
dan Beban
dan
Perubahan
Aset Neto
Tidak Terikat
Bentuk C

30
Laporan
Pendapatan
dan Beban
dan
Perubahan
Aset Neto
Tidak Terikat
Bentuk C

31
Laporan Perubahan Aset Neto
Bentuk C alternatif

32
Laporan Arus
Kas
Metode
Langsung

33
Laporan Arus
Kas
Metode
Langsung

34
Laporan Arus
Kas
Metode
Tidak
Langsung

35
Laporan Arus
Kas
Metode
Tidak
Langsung

36
ISAK 35
PENYAJIAN LAPORAN
KEUANGAN ENTITAS
BERORIENTASI
NONLABA

37
Pendahuluan
 Referensi
 PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan
Latar Belakang
 PSAK 1 – menggunakan terminologi yang cocok bagi entitas yang
berorentasi laba.Jika entitas dengan aktivitas non laba menerapkan PSAK
1 maka perlu menyesuaian deskripsi.
 Ruang lingkup PSAK 1 secara substansi telah mencakup ruang lingkup
penyajian LK entitas dengan aktivitas nonlaba.
 PSAK 1 tidak menyediakan pedoman penyajian LK entitas berorientasi non
laba
 Entitas berorientasi non laba berbeda dalam:
 Cara memperoleh sumber daya tidak mengharapkan pembayaran
kembali atau manfaat ekonomik tidak sebandingkan dengan sumber
daya yang diberikan.

38 38
Pendahuluan
Ruang Lingkup
 Berlaku untuk entitas berorientasi nonlaba terlepas bentuk badan
hukumnya.
 Juga berlaku untuk ETAP.
 Diterapkan khusus untuk penyajian laporan keuangan

Permasalahan
 Interpretasi ini membahas bagaimana entitas berorientasi non laba
membuat penyesuaian:
 Deskripsi yang digunakan unutk beberapa pos dalam laporan keuangan
dan;
 Deskripsi yang digunakan dalam laporan keuangan itu sendiri

39 39
Interpretasi
 Penyajian laporan keuangan entitas berorientasi non laba disusun dengan
memperhatikan persyartan, struktur laporan dan persyaratan minimal yang
diatur dalam PSAK 1. (par 09)
 Entitas berorientasi non laba dapat membuat penyesuaian deskripsi yang
digunakan untuk beberapa pos dalam laporan keuangan. Misal: pembatasan
sumber daya (par 10)
 Entitas berorientasi non laba dapat membuat penyesuaian deskripsi yang
digunakan atas laporan keuangan. Misal Judul laporan perubahan aset neto
untuk mencerminkan fungsi yang lebih sesuai dengan isi laporan keuangan.
(par 11)
 Entitas berorientasi nonlaba tetap mempertimbangkan seluruh fakta dan
keadaan dalam menyajikan laporan keuangan termasuk catatan atas LK,
sehingga tidak mempengaruhi kualitas informasi yang disajikan dalam LK.

40 40
Tanggal Efektif
 Untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari
2020

41 41
Dasar Kesimpulan
Dasar Kesimpulan melengkapi namun bukan bagian dari ISAK 35
 Dalam satu standar dengan tier yang sama mengatur penyajian laporan
keuangan yang berbeda menunjukkan inkonsistensi pengaturan (PSAK 1 dan
PSAK 45). Ruang lingkup PSAK 1 dipahami seolah-olah hanya berlaku untuk
entitas berorientasi laba.
 PSAK 1 menggunakan terminology yang cocok bagi entitas yang berorientasi
laba termasuk entitas bisnis sektor public. Jika entitas berorientasi non laba,
dapat menyesuaikan deskripsi beberapa pos. Ruang lingkup PSAK 1 secara
substansi mencakup ruang lingkup penyakian LK dengan aktivitas non laba.
 EBNL dan EBL berbeda dalam memperoleh sumber daya yang tidak
mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomik yang seimbang.
Konsep pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan untuk hal
yang serupa lebih tepat merujuk pada pengaturan yagn sudah ada dalm SAK
dan SAK ETAP.

42 42
Dasar Kesimpulan
Ruang Lingkup dan Permasalahan
 ISAK 35 memberikan pedoman penyajian laporan keuangan pada EBNL
 Berlaku juga untuk SAK ETAP
 Tidak memberikan definisi atau kriteria untuk membedakan EBNL dan EBL.
 Entitas melakukan penilaian sendiri untuk menentukan apakah EBL atau EBNL.
Beberapa faktor yang dipertimbangkan:
 Apakah sumber daya yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.
 Menghasilkan barang/jasa tanpa tujuan memupuk laba, maka jumlahnya tidak
dibagikan kepada pendiri atau pemilik
 Tidak ada kepemilikan seperti umumnya pad EBL. Kepemilikan tidak dapat dijual,
dialihkan, ditebus atau kepemilikan tidak mencerminkan proporsi pembagian
sumber saya pada likuidasi

43 43
Dasar Kesimpulan
Interpretasi
 IAS 1 par 5 mengizinkan EBNL menyesuaian deskripsi yang digunakan untuk
ebberapa pos yang terdapat dalam LK dan LK sendiri. PSAK 1 tidak
memberikan penjelasan dan contoh lebih penyesuaian tersebut.
 Interpretasi dilengkapi contoh ilustrasi Laporan Posisi Keuangan, Laporang
Penghasilan Komprehensif, Laporan Perubahan Aset Neto dan Laporan Arus
Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan.
 Contoh dalam interpretasi tidak ditujukan untuk mengilustrasikan seluruh
aspek dari SAK atau mencakup bentuk yang sesuai untuk EBNL. Contoh dapat
berbeda dari kondisi yang terdapat pada EBNL.

44 44
Contoh Ilustrasi
 Laporan Posisi Keuangan
 Menyajian pos penghasilan komprehensif pada bagian aset neto tanpa pembatasan
 Menyajikan pos penghasilan komprehensif lain secara tersendiri
 Laporan Penghasilan Komprehensif
 Kolom tunggal
 Menyajikan informasi sesuai dengan klasifikasi aset neto
 Laporan Perubahan Aset Neto
 Laporan Arus kas
 Catatan atas Laporan Keuangan

45 45
Laporan
Posisi
Keuangan

46
Laporan
Posisi
Keuangan

47
Laporan
Penghasilan
Komprehensif

48
Laporan
Penghasilan
Komprehensif

49
Laporan
Perubahan
Aset Neto

50
Laporan
Arus Kas

51
Catatan atas
Laporan
Keuangan

52
Catatan atas
Laporan
Keuangan

53
Dwi Martani - 081318227080
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/

5454

Anda mungkin juga menyukai