Anda di halaman 1dari 13

CONSEPTUAL FRAMEWORK :

PERBEDAAN ANTARA ENTITAS SYARIAH DAN KONVENSIONAL


(OVERVIEW ATAS CONCEPTUAL FRAMEWORK DALAM PELAPORAN
KEUANGAN ENTITAS KOMERSIAL, ENTITAS PUBLIK/PEMERINTAH, ETAP, DAN
ENTITAS BERLANDASKAN SYARIAH)

Di ajukan untuk memenuhi tugasmata kuliah Pelaporan Korporat


Dosen Pengampu : Dr. Ratna Mappanyuki, SE , MSi , Ak ,CA

OLEH :

RIRIN SETYANINGRUM
(55519110020)

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2020
I. OVERVIEW ATAS CONCEPTUAL FRAMEWORK DALAM PELAPORAN
KEUANGAN ENTITAS KOMERSIAL, ENTITAS PUBLIK/PEMERINTAH, ETAP,
DAN ENTITAS BERLANDASKAN SYARIAH

A. Standar Akuntansi Keuangan


Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan merumuskan konsep yang mendasari
penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para pemakai eksternal. Tujuan
Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan ini adalah untuk digunakan sebagai acuan
bagi:
• Komite penyusun standar akuntansi keuangan, dalam pelaksanaan tugasnya.
• Penyusun laporan keuangan untuk menanggulangi masalah akuntansi yang belum
diatur dalam standar laporan keuangan.
• Auditor dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang di sajikan dalam
laporan keuangan yang disusun dengan standar akuntansi keuangan.
Kerangka dasar ini berlaku untuk laporan keuangan untuk semua jenis entitas
komersial, baik sector public maupun sector swasta. Pemakai laporan keuangan meliputi
investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok , dan kreditur usaha lainnya,
pelanggan, pemerintah, serta lembaga-lembaga dan masyarakat.
Berdasarkan kerangka konseptual Pelaporan Keuangan, tujuan laporan keuangan
adalah menyediakan informasi yang mengenai posisi keuangan, kinerja, serta perubahan
posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi.

Pelaporan Keuangan Entitas Publik/Pemerintah


Tujuan dari kerangka konseptual akuntansi pemerintahan adalah sebagai acuan bagi:
• Penyusun standar dalam melaksanakan tugasnya.
• Penyusun laporan keuangan dalam menanggulangi masalah akuntansi yang belum
diatur dalam standar.
• Pemeriksa dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan
disusun sesuai dengan dtandar.
Para pengguna laporan keuangan dalam menafsir informasi yang disajikan pada laporan
keuangan yang disusun sesuai dengan standar.

Pelaporan Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP)

Kerangka konseptual dari SAK ETAP disebut dengan istilah Konsep dan Prinsip
Pervasif. Tujuan laporan keuangan menurut Konsep dan Prinsip Pervasif adalah
menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja keuangan, dan laporan arus kas suatu
entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dakam pengambilan keputusan
ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus
untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu. Dalam memenuhi tujuannya, laporan
keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen dan
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Karakteristik informasi kualitas dalam laporan keuangan terdiri dari:
• Dapat dipahami
• Relevan
• Keandalan
• Dapat dibandingkan
Pelaporan Keuangan Entitas Berlandaskan Syariah
Kerangka Dasar penyusunan dan Penyajian laporan keuangan Syariah merupakan
acuan untuk:
• Sebagai dasar dalam penyusunan standar akuntansi syariah
• Sebagai pedoman dalam penyusunan laporan keuangan entitas syariah.
• Sebagai acuan bagi auditor dalam mengaudit LKS untuk memberikan opini.
• Untuk memahami makna informasi yang ada di LKS oleh para pembaca laporan
keuangan.

Transaksi syariah berlandaskan pada paradigm dasar bahwa alam semesta


diciptakan oleh Tuhan sebagai amanah dan sarana kebahagiaan hidup bagi seluruh umat
manusia untuk mencapai kesejahteraan hakiki secara material dan spiritual.
B. PENGGUNAAN CONCEPTUAL FRAMEWORK DALAM PELAPORAN
KEUANGAN
Kerangka konseptual memberikan pedoman dalam penyusunan dan penyajian
laporan keuangan bertujuan Umum (General purposes financial statements). IASB dan
FASB mempertimbangkan kerangka tujuan utama pelaporan keuangan adalah untuk
mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pengguna. Informasi tersebut akan
dipilih salah satu dasar kegunaannya dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
Tujuan ini terlihat ingin dicapai dalam pelaporan yaitu:
• Berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.
• Berguna dalam menilai prospek arus kas.
• Tentang sumber daya perusahaan, klaim terhadap sumber daya dan perubahan di
dalamnya.
C. PELAPORAN KEUANGAN ETAP DAN NIRLABA
Pelaporan Keuangan ETAP
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK
ETAP) merupakan salah satu pilar akuntansi di Indonesia. SAK ETAP ini dikeluarkan
oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pertama kali pda bulan Mei 2009 untuk penerapan
efektif pada penyusunan laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari
2011. Entitas yang termasuk ETAP, namun memilih menggunakan SAK Umum pada
tahun 2011, maka harus tetap menggunakan SAK Umum secara konsisten di periode-
periode setelahnya.
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik mendefinisikan
entitas tanpa akuntabilitas public (ETAP) sebagai entitas yang:
• Tidak memiliki akuntabilitas public signifikan
• Menerbitkan laporan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal. Pengguna
eksternal dalam hal ini adalah pemilik yang tidak terkait langsung dalam
pengelolaan usaha, kreditor dan lembaga pemeringkat kredit.
SAK ETAP muncul karena beberapa alasan ketidakterapan PSAK berbasis IFRS bagi
entitas kecil dan menengah, diantaranya:
• PSAK berbasis IFRS sulit diterapkan oleh entitas kecil dan menengah mengingat
penentuan fair value memerlukan biaya yang tidak murah.
• PSAK berbasis IFRS rumit dalam implementasinya.
• PSAK berbasis IFRS menggunakan principle based sehingga membutuhkan
banyak professional judgement.
• PSAK berbasis IFRS perlu dokumentasi dan IT yang kuat, yang tidak selalu
dimiliki oleh usaha kecil dan menengah.

SAK ETAP mengadopsi International Financial Reporting Standar for Small and
Medium Enterprises (IFRS for SMR) dengan beberapa penyederhanaan. Penyederhanaan
dalam SAK ETAP memudahkan entitas dalam penyusunan laporan keuangannya.
Auditor yang mengaudit entitas tersebut juga mengacu pada SAK ETAP dalam
mengaudit dan menyebutkan hal tersebut di dalam laporan auditnya.

Pelaporan Keuangan Nirlaba

Entitas nirlaba adalah entitas yang tidak bertujuan mencari laba. Berikut
karakteristik entitas nirlaba menurut PSAK 45 “Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba”:
• Sumber daya entitas nirlaba berasal dari penyumbang yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah
sumber daya yang diberikan.
• Menghasilkan barang / jasa tanpa bertujuan menerima laba, dan jika entitas
nirlaba menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak dibagikan kepada para pendiri
atau pemilik entitas tersebut.
• Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada entitas bisnis, artinya bahwa
kepemilikan dalam entitas nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus
kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi perbandingan
sumber daya entitas nirlaba pada saat likuiditas atau pembubarab entitas nirlaba.

D. PERBEDAAN STANDAR AKUNTANSI UNTUK ETAP DAN IFRS

SAK IFRS SAK ETAP

• Kepatuhan terhadap SAK • Kepatuhan terhadap SAK


• Pengungkapan atas PSAK “misleading”

Komponen laporan keuangan: Komponen laporan keuangan:


• Lap posisi keuangan/neraca • Neraca
• Lap laba rugi komprehensif • Lap laba rugi
• Lap perubahan ekuitas • Lap perubahan ekuitas
• Lap arus kas • Lap arus kas
• Catatan atas laporan keuangan • Catatan atas laporan keuangan

Tanggung jawab atas laporan keuangan Tidak ada

Dasar akrual & kelangsungan usaha Sama

Neraca Neraca
• Pos minimal yang disajikan • Pos minimal yang disajikan lebih sedikit
• Klasifikasi asset dan liabilitas • Sama
• Pengungkapan • Pengungkapan lebih sederhana

Laporan laba rugi komprehensif Laporan laba rugi


• Laba rugi dan pendapatan komprehensif lain • Laba rugi
• Pos minimal • Pos minimal lebih sedikit

Laporan perubahan ekuitas Laporan perubahan ekuitas


• Pos minimal • Pos minimal lebih sedikit
• Pengungkapan distribusi dividend an dividen per saham • Tidak ada
• Tidak diperkenankan • Laporan perubahan ekuitas dan saldo laba dapat
menggantikan lap laba rugi dan laporan perubahan
ekuitas

Laporan arus kas Laporan arus kas


• Arus kas operasi disajikan dengan metode langsung atau • Arus kas operasi disajikan dengan metode tidak
tdk langsung langsung
• Arus kas valas, bunga & dividen, pajak penghasilan, • Arus kas bunga & dividen, pajak penghasilan, dan
investasi pada entitas anak, ventura bersama & entitas transaksi nonkas
asosiasi, perubahan kepemilikan, dan transaksi nonkas • Tidak ada
• Kas yang dibatasi
Catatan atas laporan keuangan Catatan atas laporan keuangan
• Kebijakan akuntansi • Kebijakan akuntansi
• Sumber estimasi ketidakpastian • Sumber estimasi ketidakpastian
• Modal
• Dividend an Informasi umum entitas
PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI UNTUK ETAP

SAK ETAP diperuntuhkan bagi entitas yang umumnya tidak memiliki kewajiban menyajikan
laporan keuangan “sempurna” seperti yang dibutuhkan oleh investor di pasar modal, karena
kebutuhan informasi dan variasi pengguna laporan keuangan merek lebih sederhana dari pada
entitas dengan akuntabilitas public. Selain itu, kebanyakan entitas tanpa akuntabilitas publik
adalah usaha kecil menengah, yang umumnya mengalami keterbatasan sumber daya untuk
mengikuti aturan dalam SAK Umum yang cukup rinci dan kompleks dalam menyusun laporan
keuangan tanpa menghilangkan keandalan informasi laporan keuangan tersebut bagi para
penggunanya.

Kekurangan dari penerapan SAK ETAP berasal dari berkurangnya informasi yang dihasilkan.
Pengaturan yang lebih sederhana dalam SAK ETAP menjadikan laporan keuangan entitas yang
menerapkannya akan relative kurang inforatif dibandingkan entitas yang menerapkan SAK
Umum. Namun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP tentunya tetap dapat menggambarkan
kondisi entitas yang sebenarnya jika diikuti secara menyeluruh. Selain itu, penggunaan SAK
ETAP juga membatasi pilihan entitas dalam perlakuan akuntansi untuk beberapa pos atau
transaksi asset tetap yang tidak ada pilihan untuk menggunakan model revaluasi.

CONTOH LAPORAN KEUANGAN ETAP

Laporan keuangan sebagaimana diatur dalam SAK ETAP sekurang-kurangnya mencakup:

1. Neraca.
2. Laporan laba rugi.
3. Laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan:
a. Seluruh perubahan dalam ekuitas, atau
b. Perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan pemilik
dalam kapasitasnya sebagai pemilik.
4. Laporan arus kas.
5. Catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan
dan informasi penjelasan lainnya.
Contoh laporan keuangan menurut SAK ETAP disajikan pada bagian berikut.

Contoh neraca koperasi disajikan sebagai berikut:


Contoh laporan laba rugi
Contoh laporan arus kas koperasi
Contoh laporan perubahan ekuitas koperasi

II. Pertanyaan dan jawaban sesuai tujuan pembelajaran BAB di atas


1. Entitas mendepresiasikan asset tetap yang dimiliki dengan estimasi masa manfaat 10
tahun, sehingga beban depresiasi akan diakui selama 10 tahun penggunaan asset.
Asumsi dasar apa yang mendasari kebijakan akuntansi tersebut?
Jawaban:
Going concern
2. Berikan contoh dari karakteristik kualitatif Substance over form…

Jawaban:

Entitas mengklasifikasikan suatu sewa yang memenuhi criteria sebagai sewa


pembiayaan. Pihak penyewa akan mendepresiasikan asset tersebut sepanjang masa
sewa.

3. Jelaskan tujuan laporan keuangan syariah…

Jawaban:

• Pengambilan putusan investasi dan pembiayaan


• Menilai prospek arus kas
• Memberikan informasi atas sumber daya ekonomi
• Memberikan informasi kepatuhan LKS terhadap prinsip syariah
• Memberikan informasi mengenai zakat
• Memberikan informasi pemenuhan fungsi sosial LKS
4. Sebutkan ruang lingkup SAK ETAP…
Jawaban:
• SAK ETAP, digunakan oleh Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP), yaitu
entitas yang:
➢ Tidak memiliki akuntabilitas public signifikan; dan
➢ Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna ekternal
• Entitas dengan akuntabilitas public signifikan
➢ Telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau sedang dalam proses
pengajuan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk
tujuan penerbitan efek di pasar modal; atau
➢ Menguasai asset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar
masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang efek,
dana pension, reksa dana dan bank investasi.
• Entitas yang memiliki akuntabilitas public signifikan dapat menggunakan SAK
ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan SAK
ETAP. Contoh: Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
5. Karakteristik kualitatif”diandalkan” dalam SAK ETAP berarti:
Jawaban:
Bebas dari salah saji material dan penyajian secara wajar substansi ekonomi
6. PT. A menggunakan SAK ETAP dalam menyusun laporan keuangan. Metode yang
digunakan untuk menyusun laporan arus kas adalah…
Jawaban:
Metode tidak langsung
7. PT. Berlian menggunakan SAK ETAP dalam menyusun laporan keuangan. Pada 20X3-
20X4 perusahaan membangun gedung yang didanai dengan utang bank. Pernyataan
berikut yang benar adalah…
a. Beban bunga atas utang bunga semuanya boleh dikapitalisasi
b. Beban bunga yang dapat dihindari dapat dikapitalisasi sisanya akan menjadi
beban bunga
c. Semua beban bunga atas utang bank dibebankan pada periode pembangunan
(Jawaban)
d. Termasuk dalam harga perolehan gedung adalah beban bunga
8. PT. Anggrek memiliki anak perusahaan PT. Nawar dengan kepemilikan sebesar 55%
PT. Anggrek menggunakan SAK ETAP dalam menyusun laporan keuangannya.
Metode apa yang digunakan oleh Anggrek dalam mencatat investasi di PT. Mawar?
Jawaban:
Metode Ekuitas
9. Pembiayaan yang dilakukan bank syariah disajikan sebagai…
Jawaban:
Aset dalam laporan posisi keuangan
10. Menurut PSAK 102: Akuntansi Murabah, diskon atas pembelian barang yang diterima
setelah akad murabah disepakati akan diperlakukan sesuai dengan kesepakatan dalam
akad tersebut. Namun, jika akad tidak mengatur maka diskon tersebut akan menjadi…
Jawaban:
Hak penjual

Anda mungkin juga menyukai