Anda di halaman 1dari 606

KERANGKA KONSEPTUAL

Agenda

Kerangka Konseptual PSAK

Kerangka Konseptual SAK EMKM dan SAK ETAP

Kerangka Konseptual SAK Syariah

2
2
KERANGKA
KONSEPTUAL
PSAK
Pengantar
• Kerangka konseptual pelaporan keuangan disahkan pada 11 Desember 2019 → Revisi Kerangka
Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK) yang diadopsi dari Conceptual Framework for Financial
Reporting.
• Menggantikan kerangka konseptual telah berlaku efektif 1 Januari 2016.
• Adopsi dari The Conceptual Framework for Financial Reporting yang berlaku efektif 1 Jan 2020
• KKPK berlaku efektif 1 Januari 2020 dan penerapan dini diperkenankan.
• Perubahan pada Bab 1 dan 2 terkait klarifikasi atas • Penambahan pedoman lain dari elemen laporan
penatagunaan oleh manajemen (management's keuangan.
stewardship), prudensi (prudence), substansi • Penambahan deskripsi kriteria pengakuan.
mengungguli bentuk,ketidakpastian pengukuran,
dan identifikasi relevansi dan reprensentasi tepat. • Penambahan deskripsi penghentian pengakuan.
• Penambahan bab terkait deskripsi laporan • Penambahan deskripsi dasar pengukuran.
keuangan dan entitas pelapor. • Penambahan deskripsi faktor yang dipertimbangkan
• Perubahan definisi elemen laporan keuangan. ketika memilih dasar pengukuran.
• Penambahan deskripsi kewajiban kini dan • Penambahan deskripsi penyajian dan
pedoman yang mendukung deskripsi tersebut. pengungkapan.

4
ISI KERANGKA KONSEPTUAL

PENDAHULUAN
BAB
1. Tujuan Pelaporan Bertujuan Umum
2. Karakteristik Kualitatif Informasi Keuangan yang Berguna
3. Laporan Keuangan dan Entitas Pelapor
4. Unsur-Unsur Laporan Keuangan
5. Pengakuan dan Penghentian Pengakuan
6. Pengukuran
7. Penyajian dan Pengungkapan
8. Konsep Modal dan Pemeliharaan Modal

5
ISI KERANGKA KONSEPTUAL - LAMA

PENDAHULUAN

BAB

I. Tujuan Pelaporan Bertujuan Umum


II. Entitas Pelapor (untuk ditambahkan)
III. Karakteristik Kualitatif Infromasi Keuangan yang Berguna
IV. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan euangan
(1994) Pengaturan yang Tersisa

6
Pendahuluan - Tujuan

Kerangka Konseptual mendeskripsikan tujuan dari dan konsep untuk,


pelaporan keuangan untuk tujuan umum.

Tujuan Kerangka Konseptual adalah untuk:

• membantu Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI)
dalam mengembangkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berdasarkan konsep
yang konsisten;
• membantu penyusun laporan keuangan untuk mengembangkan kebijakan akuntansi
yang konsisten ketika tidak ada Standar yang berlaku untuk transaksi tertentu atau
peristiwa lain, atau ketika Standar memberikan pilihan kebijakan akuntansi; dan;
• membantu semua pihak untuk memahami dan menginterpretasikan Standar.

7
Pendahuluan - Landasan

Kerangka Konseptual menyediakan landasan bagi Standar yang:

• berkontribusi terhadap transparansi dengan meningkatkan komparabilitas internasional dan


kualitas informasi keuangan, yang memungkinkan investor dan pelaku pasar lainnya untuk
membuat keputusan ekonomik berdasarkan informasi.
• memperkuat akuntabilitas dengan mengurangi kesenjangan informasi antara penyedia modal
dan orang-orang yang telah mempercayakan uangnya ke pihak tersebut. Standar berdasarkan
Kerangka Konseptual memberikan informasi yang diperlukan dalam meminta
pertanggungjawaban manajemen. Sebagai sumber informasi yang dapat diperbandingkan
secara global, Standar tersebut juga sangat penting bagi para regulator di seluruh dunia.
• berkontribusi pada efisiensi ekonomik dengan membantu investor untuk mengidentifikasi
peluang dan risiko di seluruh dunia, sehingga meningkatkan alokasi modal. Untuk bisnis,
penggunaan bahasa akuntansi tunggal yang tepercaya yang berasal dari Standar berdasarkan
Kerangka Konseptual menurunkan biaya modal dan mengurangi biaya pelaporan
internasional.

8
Pendahuluan - Status

Kerangka Konseptual bukan merupakan PSAK sehingga tidak


mendefinisikan standar untuk pengukuran atau isu pengungkapan tertentu.
Kerangka Konseptual ini tidak mengungguli PSAK tertentu.

Untuk memenuhi tujuan pelaporan keuangan bertujuan umum, DSAK IAI


terkadang dapat menentukan persyaratan yang berbeda dari aspek Kerangka
Konseptual. Jika DSAK IAI melakukannya, DSAK IAI akan menjelaskan
perbedaan dalam Dasar Kesimpulan tentang Standar tersebut.

Kerangka Konseptual akan direvisi dari waktu ke waktu berdasarkan


pengalaman DSAK IAI dalam penggunaan Kerangka Konseptual tersebut.

9
1. Tujuan Pelaporan Keuangan
Bertujuan Umum

TUJUAN, KEGUNAAN, DAN KETERBATASAN PELAPORAN KEUANGAN


BERTUJUAN UMUM

INFORMASI TENTANG SUMBER DAYA EKONOMIK ENTITAS PELAPOR, KLAIM


TERHADAP ENTITAS, SERTA PERUBAHAN SUMBER DAYA DAN KLAIM

• Sumber daya ekonomik dan klaim


• Perubahan sumber daya ekonomik dan klaim
• Kinerja keuangan terefleksikan oleh akuntansi akrual
• Kinerja keuangan terefleksikan oleh arus kas masa lalu
• Perubahan sumber daya ekonomik dan klaim yang tidak berasal dari kinerja keuangan

INFORMASI TENTANG PENGGUNAAN SUMBER DAYA EKONOMIK ENTITAS

10
Tujuan

Tujuan pelaporan keuangan bertujuan umum menjadi dasar dari Kerangka


Konseptual.

Tujuan pelaporan keuangan bertujuan umum adalah untuk menyediakan


informasi keuangan tentang entitas pelapor yang berguna untuk investor
saat ini dan investor potensial, pemberi pinjaman, dan kreditor lainnya
dalam membuat keputusan tentang penyediaan sumber daya kepada entitas.
Keputusan tersebut termasuk keputusan mengenai:

(a) pembelian, penjualan, atau pemilikan instrumen ekuitas dan instrumen utang;
(b) penyediaan atau penyelesaian pinjaman dan bentuk kredit lainnya.
(c) menggunakan hak untuk memilih, atau memengaruhi, tindakan manajemen
yang memengaruhi penggunaan sumber daya ekonomik entitas.

11
Tujuan dan Keterbatasan Laporan Keuangan

• Untuk membuat penilaian investor saat ini dan investor potensial, pemberi pinjaman
dan kreditor lainnya memerlukan informasi tentang:
• sumber daya ekonomik entitas, klaim terhadap entitas dan perubahan sumber daya dan
klaim; dan
• seberapa efisien dan efektif manajemen entitas dan dewan pengarah (governing board) telah
melaksanakan tanggung jawab mereka untuk menggunakan sumber daya ekonomik entitas
• Laporan keuangan bertujuan umum tidak didesain untuk menunjukkan nilai entitas
pelapor, tetapi menyediakan informasi untuk membantu investor saat ini, investor
potensial, pemberi pinjaman dan kreditor lainnya dalam mengestimasi nilai entitas
pelapor.
• Pihak lain dapat menggunakan informasi laporan keuangan bertujuan umum, namun
laporan keuangan tidak ditujukan untuk pihak lain misal regulator dan public.

12
Informasi tentang Sumber Daya Ekonomi

Sumber daya ekonomi dan klaim

Perubahan sumber daya ekonomi dan klaim

Kinerja keuangan terfleksi oleh akuntansi akrual

Kinerja keuangan terfleksi oleh arus kas masa lalu

Perubahan sumber daya ekonomik dan klaim yang tidak berasal dari kinerja keuangan

13
2. Karakteristik Informasi keuangan yang berguna

Pendahuluan

Karakteristik kualitatif laporan keuangan yang berguna


• Karakteristik kualitatif fundamental
• Relevansi
• Representasi Tepat
• Penerapan karakteristik kualitatif fundamendal
• Keterbandingan
• Keterverifikasian
• Ketepatwaktuan
• Keterpahaman

Kendala biaya pelaporan keuangan yang berguna

14
Pendahuluan

• Karakteristik kualitatif informasi keuangan mengidentifikasi jenis informasi berguna


untuk investor dan investor potensial, pemberi pinjaman, serta kreditor untuk
membuat keputusan mengenai entitas.
• Karakteristik kualitatif diterapkan untuk informasi keuangan yang tersedia dalam
laporan keuangan, dan juga informasi keuangan yang tersedia dengan cara lainnya.
• Karakteristik kualitatif informasi keuangan diterapkan untuk informasi keuangan
yang tersedia dalam laporan keuangan, dan juga informasi keuangan yang tersedia
dengan cara lainnya.
• Biaya merupakan kendala pervasive dalam menyediakan informasi keuangan.
• Pertimbangan penerapan karakteristik kualitatif dan kendala biaya berbeda untuk
jenis informasi yang berbeda.

15
Karakteristik Kualitatif Fundamendal

• Relevansi – nilai prediktif dan/atau nilai konfirmasi memperhatikan materialitas


• Informasi keuangan yang relevan mampu membuat perbedaan dalam keputusan
yang diambil oleh pengguna.
• Informasi keuangan memiliki nilai prediktif jika informasi tersebut dapat digunakan
sebagai masukan yang digunakan oleh pengguna untuk memprediksi hasil
(outcome) masa depan
• Informasi keuangan memiliki nilai konfirmasi jika menyediakan masukan (konfirmasi
atau perubahan) tentang evaluasi sebelumnya.
• Informasi adalah material jika informasi tersebut hilang atau salah saji sehingga
dapat mempengaruhi keputusan yang dibuat pengguna yang berdasarkan atas
informasi keuangan tentang entitas pelapor tertentu

16
Karakteristik Kualitatif Fundamendal

• Representasi tepat – lengkap; netral dan bebas dari kesalahan


• Lengkap mencakup seluruh informasi yang diperlukan pengguna agar dapat
memahami fenomena yang digambarkan, termasuk seluruh diskripsi dan
penjelasan yang diperlukan.
• Netral adalah tanpa bias dalam pemilihan atau penyajian informasi keuangan.
• Bebas dari kesalahan berarti tidak ada kesalahan atau kelalaian dalam
mendeskripsikan fenomena, dan proses yang digunakan untuk menghasilkan
informasi yang dilaporkan telah dipilih dan diterapkan tanpa ada kesalahan dalam
prosesnya

17
Karakteristik Kualitatif Fundamendal

• Penerapan karakteristik kualitatif fundamental


• Informasi harus relevan dan juga direpresentasikan secara tepat untuk disebut sebagai
informasi yang berguna.
• Representasi tepat dari fenomena yang tidak relevan atau representasi tidak tepat dari
fenomena yang relevan tidak akan membantu pengguna untuk membuat keputusan yang
baik.
• Proses yang paling efisien dan efektif dalam penerapan karakteristik kualitatif fundamental
biasanya adalah:
• Identifikasi fenomena ekonomi yang memiliki potensi menjadi berguna bagi pengguna
• Identifikasi jenis informasi tentang fenomena yang paling relevan
• Menentukan apakah informasi tersebut tersedia dan dapat direpresentasikan secara
tepat

18
Karakteristik Kualitatif Peningkat

• Keterbandingan, keterverifikasian, ketepatwaktuan, dan keterpahaman adalah


karakteristik kualitatif yang meningkatkan kegunaan informasi yang relevan dan
direpresentasikan secara tepat.
• Karakteristik kualitatif peningkat juga dapat membantu dalam menentukan mana
diantara dua cara yang harus digunakan untuk menggambarkan suatu fenomena jika
keduanya dianggap sama-sama relevan dan direpresentasikan secara tepat.

19
Karakteristik Kualitatif Peningkat

Keterbandingan
• Keterbandingan adalah karakteristik kualitatif yang memungkinkan pengguna untuk
mengidentifikasi dan memahami persamaan dalam, dan perbedaan antara, pos-pos.
• Tidak sama konsistensi dengan keterbandingan.
• Konsistensi merujuk kepada penggunaan metode yang sama terhadap pos-pos yang
sama, baik dari periode ke periode dalam suatu entitas pelapor atau dalam satu
periode antar entitas.
• Keterbandingan adalah tujuan, sedangkan konsistensi membantu untuk mencapai
tujuan tersebut
• Keterbandingan bukan berarti seragam.
• Beberapa derajat keterbandingan kemungkinan dapat dicapai dengan memenuhi
karakteristik kualitatif fundamental.

20
Karakteristik Kualitatif Peningkat
Keterverifikasian
▪ Keterverifikasian berarti berbagai pengamat independen dengan pengetahuan berbeda-
beda dapat mencapai konsensus, meskipun tidak selalu mencapai kesepakatan, bahwa
penggambaran tertentu merupakan representasi tepat.
▪ Verifikasi dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung.
▪ Verifikasi langsung berarti pemverifikasian jumlah atau representasi lain melalui
observasi secara langsung
▪ Verifikasi tidak langsung berarti pemeriksaan masukan pada suatu model, rumus, atau
teknik lain dan pengalkulasian ulang hasil dengan menggunakan metodologi yang sama.
▪ Tidak mungkin untuk memverifikasi beberapa penjelasan dan informasi laporan keuangan
perkiraan masa depan hingga suatu periode masa depan. Untuk membantu pengguna
memutuskan apakah mereka ingin menggunakan informasi tersebut, umumnya dibutuhkan
pengungkapan asumsi yang mendasari, metode untuk penggabungan informasi tersebut
dan faktor lainnya, serta keadaan yang mendukung informasi tersebut.

21
Karakteristik Kualitatif Peningkat

Ketepatwaktuan
• Ketepatwaktuan berarti tersedianya informasi bagi pembuat keputusan pada waktu yang
tepat sehingga dapat mempengaruhi keputusan mereka.
• Semakin lawas suatu informasi maka semakin kurang berguna informasi tersebut.
• Beberapa informasi dapat terus tepat waktu bahkan dalam jangka panjang setelah akhir dari
periode pelaporan, misalnya, beberapa pengguna perlu mengidentifikasi dan menilai tren.
Keterpahaman
• Pengklasifikasian, pengarakteristikan dan penyajian informasi secara jelas dan ringkas dapat
membuat informasi tersebut terpaham.
• Beberapa fenomena adalah rumit secara inheren dan tidak mudah untuk dipahami.
• Laporan keuangan disiapkan untuk pengguna yang memiliki pengetahuan memadai tentang
aktivitas bisnis dan ekonomi serta pengguna yang meninjau dan menganalisa informasi
dengan tekun.

22
Karakteristik Kualitatif Peningkat

Penerapan Karakteristik Kualitatif Peningkat


• Karakteristik kualitatif peningkat harus dimaksimalkan sebaik mungkin.
• Karakteristik kualitatif peningkat, baik secara individu atau kelompok, tidak dapat membuat
informasi menjadi berguna bila informasi tersebut tidak relevan atau tidak terepresentasikan
secara tepat.
• Penerapan karakteristik kualitatif peningkat merupakan sebuah proses yang berulang yang
tidak mengikuti urutan tertentu.
• Terkadang, satu karakteristik kualitatif peningkat mungkin dapat dikurangkan untuk
memaksimalkan karakteristik kualitatif lainnya.
• Sebagai contoh, pengurangan temporer dalam keterbandingan sebagai akibat dari penerapan standar
pelaporan keuangan baru secara prospektif mungkin berguna untuk meningkatkan relevansi atau
representasi tepat dalam jangka panjang.
• Pengungkapan yang sesuai secara parsial dapat mengompensasi ketidakterbandingan

23
Kendala Biaya Pelaporan Keuangan yang Berguna

• Biaya merupakan kendala besar untuk informasi yang dapat disajikan dalam pelaporan
keuangan.
• Pelaporan informasi keuangan menimbulkan biaya, dan sangatlah penting bahwa biaya
tersebut dapat dijustifikasi melalui manfaat dari pelaporan informasi.
• Dalam penerapan kendala biaya, DSAK IAI menilai apakah manfaat dari pelaporan informasi
tertentu cenderung seimbang dengan biaya yang dikeluarkan untuk menyediakan dan
menggunakan informasi tersebut.
• Ketika penerapan kendala biaya dalam pengembangan standar pelaporan keuangan, DSAK IAI
mencari informasi dari penyedia informasi keuangan, pengguna, auditor, akademisi dan
lainnya mengenai sifat dan kuantitas dari manfaat yang diharapkan dan biaya dari standar
tersebut.
• Dalam kebanyakan situasi, penilaian tersebut berdasarkan pada kombinasi informasi
kuantitatif dan kualitatif.

24
3. Laporan Keuangan dan Laporan Keuangan
Entitas Pelapor

Tujuan dan ruang lingkup laporan


keuangan ENTITAS PELAPOR

Periode pelaporan
• Laporan keuangan
konsolidasian dan tidak
Perspektif yang diadopsi dalam dikonsolidasikan
laporan keuangan
• Laporan keuangan

Asumsi kelangsungan usaha

25
Tujuan dan ruang lingkup

Tujuan laporan adalah untuk menyediakan informasi keuangan tentang aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan,
dan beban entitas pelapor yang berguna bagi pengguna laporan keuangan dalam menilai prospek arus kas
masuk neto masa depan ke entitas pelapor dan dalam menilai penatagunaan oleh manajemen atas sumber
daya ekonomik entitas

Informasi tersebut disediakan:


(a) dalam laporan posisi keuangan, dengan mengakui aset, liabilitas dan ekuitas;
(b) dalam laporan kinerja keuangan,9 dengan mengakui penghasilan dan beban; dan
(c) dalam laporan lain dan catatan, dengan menyajikan dan mengungkapkan informasi tentang:
(i) aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan dan beban yang diakui termasuk informasi tentang sifatnya
dan tentang risiko yang timbul dari aset dan liabilitas yang diakui tersebut;
(ii) aset dan liabilitas yang belum diakui (lihat paragraf 5.6), termasuk informasi tentang sifatnya
dan tentang risiko yang timbul darinya;
(iii) arus kas;
(iv) kontribusi dari pemegang klaim ekuitas dan distribusi kepada mereka; dan
(v) metode, asumsi, dan penilaian yang digunakan dalam mengestimasi jumlah yang disajikan atau
diungkapkan, dan perubahan dalam metode, asumsi, dan penilaian tersebut.

26
Periode, Perspektif dan Asumsi

Periode pelaporan Perspektif yang diadopsi


• Laporan keuangan disusun untuk jangka waktu tertentu dalam laporan keuangan
(periode pelaporan) dan memberikan informasi • Laporan keuangan memberikan
tentang: informasi tentang transaksi dan
(a) aset dan liabilitas—termasuk aset dan liabilitas peristiwa lain dilihat dari
yang tidak diakui—dan ekuitas yang ada pada akhir perspektif entitas pelapor
periode pelaporan, atau selama periode pelaporan; secara keseluruhan, bukan dari
dan perspektif kelompok tertentu
(b) penghasilan dan beban untuk periode pelaporan. dari investor saat ini atau
• Laporan keuangan juga menyediakan informasi investor potensial, pemberi
komparatif untuk setidaknya satu periode pelaporan pinjaman atau kreditor lainnya.
sebelumnya.

27
ASUMSI DASAR

Kelangsungan Usaha
• Laporan keuangan biasanya disusun berdasarkan asumsi
kelangsungan usaha entitas dan entitas akan melanjutkan usahanya
di masa depan.
• Entitas diasumsikan tidak memiliki intensi atau berkeinginan untuk
melikuidasi atau mengurangi skala usahanya secara material. Jika
intensi atau keinginan tersebut timbul, maka laporan keuangan
dapat disusun dengan dasar yang berbeda dan dasar yang
digunakan tersebut.

28
Entitas Pelapor

• Entitas pelapor adalah entitas yang disyaratkan, atau memilih, untuk menyusun laporan
keuangan. Entitas pelapor dapat berupa entitas tunggal atau sebagian dari suatu entitas
atau dapat terdiri lebih dari satu entitas. Entitas pelapor tidak selalu merupakan entitas
legal.
• Entitas (induk) memiliki pengendalian atas entitas lain (entitas anak). Jika entitas
pelapor terdiri dari entitas induk dan entitas anaknya, laporan keuangan entitas pelapor
disebut sebagai ‘laporan keuangan konsolidasian’.
• Jika entitas pelapor adalah entitas induk sendiri, laporan keuangan entitas pelapor
disebut sebagai ‘laporan keuangan tidak dikonsolidasikan’
• Jika entitas pelapor terdiri dari dua entitas atau lebih yang tidak seluruhnya terkait oleh
hubungan induk-anak, laporan keuangan entitas pelapor disebut sebagai ‘laporan
keuangan gabungan’.

29
Entitas Pelapor

• Menentukan batas yang tepat dari entitas pelapor dapat menjadi sulit jika entitas pelapor:
• bukan merupakan entitas legal; dan
• tidak hanya terdiri dari entitas legal yang terkait oleh hubungan induk-anak.
• Penentuan batas entitas pelapor didorong oleh kebutuhan informasi dari pengguna utama
laporan keuangan entitas pelapor. Para pengguna tersebut membutuhkan informasi relevan
yang merepresentasi secara tepat apa yang dimaksudkan untuk direpresentasikan.
Representasi tepat mensyaratkan bahwa:
• batas entitas pelapor tidak mengandung serangkaian aktivitas ekonomik yang arbiter
atau tidak lengkap;
• mencakup serangkaian aktivitas ekonomik tersebut dalam batas entitas pelapor
menghasilkan informasi yang netral; dan
• deskripsi diberikan tentang bagaimana batas entitas pelapor ditentukan dan apa yang
merupakan entitas pelapor.

30
Laporan Keuangan Konsolidasi dan tidak Dikonsolidasikan

• Laporan keuangan konsolidasian memberikan informasi aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan dan beban dari
entitas induk dan entitas anak sebagai entitas pelapor tunggal.
• Laporan keuangan konsolidasian tidak dirancang untuk memberikan informasi dari entitas anak tertentu.
Laporan keuangan entitas anak sendiri dirancang untuk memberikan informasi tersebut.
• Laporan keuangan yang tidak dikonsolidasikan dirancang untuk memberikan informasi tentang aset,
liabilitas, ekuitas, penghasilan dan beban entitas induk, dan bukan tentang entitas anaknya. Informasi
tersebut dapat berguna karena:
• klaim atas entitas induk biasanya tidak memberikan pemegang klaim tersebut klaim atas entitas anak;
dan
• di beberapa yurisdiksi, jumlah yang dapat didistribusikan secara sah kepada pemegang klaim ekuitas
atas entitas induk bergantung pada cadangan yang dapat didistribusikan dari entitas induk.
• Informasi yang disediakan dalam laporan keuangan yang tidak dikonsolidasikan biasanya tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan informasi dari para pengguna dari entitas induk.
• Ketika laporan keuangan konsolidasian diperlukan, laporan keuangan yang tidak dikonsolidasikan tidak dapat
dijadikan sebagai pengganti laporan keuangan konsolidasian. Namun demikian, entitas induk mungkin
disyaratkan, atau memilih, untuk menyusun laporan keuangan yang tidak dikonsolidasikan sebagai tambahan
atas laporan keuangan konsolidasian.

31
4. Unsur Unsur Laporan Keuangan

PENDAHULUAN ASET DAN LIABILITAS

DEFINISI ASET • Unit Akun


• Kontrak eksekutori
• Hak
• Substansi hak kontraktual dan
• Potensi untuk menghasilkan manfaat kewajiban kontraktual
ekonomik
• Pengendalian
DEFINISI EKUITAS
DEFINISI LIABILITAS
• Kewajiban DEFINISI PENGHASILAN DAN
• Pengalihan sumber daya ekonomik BEBAN
• Kewajiban kini sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu

32
Unsur-unsur Laporan Keuangan

Sumber daya Aset Sumber daya ekonomik kini yang dikendalikan oleh entitas sebagai akibat peristiwa
ekonomik masa lalu.
Sumber daya ekonomik adalah hak yang memiliki potensi menghasilkan manfaat
ekonomik.
Liabilitas Kewajiban kini entitas untuk mengalihkan sumber daya ekonomik sebagai akibat
peristiwa masa lalu.
Ekuitas Kepentingan residual dalam aset entitas setelah dikurangi seluruh liabilitasnya.
Perubahan sumber Penghasilan Peningkatan aset, atau penurunan liabilitas, yang menghasilkan peningkatan ekuitas,
daya ekonomik selain yang berkaitan dengan kontribusi dari pemegang klaim ekuitas.
dan klaim, yang Beban Penurunan aset, atau peningkatan liabilitas, yang mengakibatkan penurunan ekuitas,
mencerminkan selain yang berkaitan dengan distribusi ke pemegang klaim ekuitas.
kinerja keuangan
Perubahan lain Kontribusi dari pemegang klaim ekuitas, dan distribusi kepada mereka.
dalam sumber daya Pertukaran aset atau liabilitas yang tidak menghasilkan peningkatan atau penurunan
ekonomik dan ekuitas.
klaim

33
Aset

Hak
• Hak yang sesuai dengan kewajiban pihak lain
• Hak yang tidak sesuai dengan kewajiban pihak lain

Potensi Menghasilkan manfaat ekonomi


• Sumber daya ekonomik adalah hak yang memiliki potensi menghasilkan
manfaat ekonomik.

Pengendalian
• Entitas mengendalikan sumber daya ekonomik jika entitas memiliki
kemampuan kini untuk mengarahkan penggunaan sumber daya
ekonomik dan memperoleh manfaat ekonomik yang mungkin mengalir
darinya.

34
Liabilitas

Entitas memiliki kewajiban

• Kewajiban adalah tugas atau tanggung jawab di mana entitas tidak memiliki
kemampuan praktis untuk menghindarinya.

Kewajiban tersebut adalah untuk mengalihkan sumber daya ekonomik

• kewajiban harus memiliki potensi untuk mensyaratkan entitas untuk mengalihkan


sumber daya ekonomik kepada pihak (atau pihak-pihak) lain.

Kewajiban tersebut adalah kewajiban kini yang timbul sebagai akibat


dari peristiwa masa lain
• Eentitas telah memperoleh manfaat ekonomik atau mengambil tindakan; dan
• sebagai konsekuensinya, entitas akan atau mungkin harus mengalihkan sumber
daya ekonomik yang tidak akan dialihkan jika entitas tidak memperoleh manfaat
ekonomik atau mengambil tindakan tersebut.

35
Ekuitas

Ekuitas
• Ekuitas → residual, ekuitas dapat disubklasifikasikan dalam laporan posisi
keuangan.
• Klaim ekuitas adalah klaim atas hak residual dalam aset entitas setelah
dikurangi seluruh liabilitasnya.
• Klaim tersebut dapat dibuat berdasarkan kontrak, undang-undang atau
cara serupa, dan termasuk, sepanjang tidak memenuhi definisi liabilitas:
• saham dari berbagai jenis, yang dikeluarkan oleh entitas; dan
• beberapa kewajiban entitas untuk menerbitkan klaim ekuitas lainnya.

36
Penghasilan dan Beban

Penghasilan adalah peningkatan aset, atau penurunan liabilitas, yang


menghasilkan peningkatan ekuitas, selain yang berkaitan dengan
kontribusi dari pemegang klaim ekuitas.

Beban adalah penurunan aset, atau peningkatan liabilitas, yang


mengakibatkan penurunan ekuitas, selain yang berkaitan dengan
distribusi ke pemegang klaim ekuitas.

Mengikuti definisi penghasilan dan beban tersebut maka kontribusi


dari pemegang klaim ekuitas bukanlah penghasilan, dan distribusi
kepada pemegang klaim ekuitas bukanlah beban.

37
5. PENGAKUAN DAN PENGHENTIAN PENGAKUAN

PROSES PENGAKUAN

KRITERIA PENGAKUAN

• Relevansi
• Ketidakpastian eksistensi
• Probabilitas rendah dari arus masuk atau arus keluar manfaat ekonomik
• Representasi tepat
• Ketidakpastian pengukuran
• Faktor lain

PENGHENTIAN PENGAKUAN

38
Pengakuan unsur-unsur laporan keuangan

Pengakuan adalah proses pencakupan untuk dicantumkan dalam laporan posisi


keuangan atau laporan kinerja keuangan suatu item yang memenuhi definisi dari
salah satu unsur laporan keuangan—aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan atau
beban.

Pengakuan meliputi penggambaran item dalam salah satu laporan tersebut—baik


sendirian atau secara agregasi dengan item lain — dalam kata dan dengan jumlah
moneter, dan memasukkan jumlah tersebut dalam satu atau lebih total dalam
laporan tersebut.

Jumlah di mana aset, liabilitas atau ekuitas diakui dalam laporan posisi keuangan
disebut sebagai ‘jumlah tercatatnya’.

39
Pengakuan Menghubungkan Unsur Laporan Keuangan

40
Penghentian Pengakuan
Penghentian pengakuan adalah penghapusan seluruh atau sebagian aset atau
liabilitas yang diakui dari laporan posisi keuangan entitas. Penghentian pengakuan
biasanya terjadi ketika item tersebut tidak lagi memenuhi definisi aset atau liabilitas:
• untuk aset, penghentian pengakuan biasanya terjadi ketika entitas kehilangan pengendalian atas
seluruh atau sebagian dari aset yang diakui; dan
• untuk liabilitas, penghentian pengakuan biasanya terjadi ketika entitas tidak lagi memiliki
kewajiban kini atas seluruh atau sebagian dari liabilitas yang diakui.

Persyaratan akuntansi untuk penghentian pengakuan bertujuan untuk merepresentasi


secara tepat kedua hal berikut:

• setiap aset dan liabilitas yang dipertahankan setelah transaksi atau peristiwa lain yang
menyebabkan penghentian pengakuan (termasuk aset atau liabilitas yang diperoleh, timbul atau
dihasilkan sebagai bagian dari transaksi atau peristiwa lainnya); dan
• perubahan dalam aset dan liabilitas entitas sebagai akibat dari transaksi atau peristiwalainnya.

41
6. Pengukuran

PENDAHULUAN

DASAR PENGUKURAN

•Biaya historis
•Nilai kini
•Nilai wajar
•Nilai pakai dan nilai pemenuhan
•Biaya kini

INFORMASI YANG DISEDIAKAN OLEH DASAR PENGUKURAN KHUSUS

•Biaya historis
•Nilai kini: Nilai wajar, Nilai pakai dan nilai pemenuhan, Biaya kini

FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN SAAT MEMILIH DASAR PENGUKURAN

•Relevansi: Karakteristik aset atau liabilitas; Kontribusi arus kas masa depan
•Representasi tepat
•Karakteristik kualitatif peningkat dan kendala biaya → Biaya historis, Nilai kini
•Faktor khusus untuk pengukuran awal
•Lebih dari satu dasar pengukuran

PENGUKURAN EKUITAS

TEKNIK PENGUKURAN BERDASARKAN ARUS KAS

42
Pendahuluan

Suatu Standar mungkin perlu menjelaskan bagaimana


menerapkan dasar pengukuran yang dipilih dalam Standar
tersebut. Deskripsi tersebut dapat termasuk:

• menetapkan teknik yang mungkin atau harus digunakan untuk mengestimasi


suatu ukuran dengan menerapkan dasar pengukuran tertentu;
• menetapkan pendekatan pengukuran yang disederhanakan yang cenderung
memberikan informasi serupa dengan yang disediakan oleh dasar pengukuran
yang diutamakan; atau
• menjelaskan cara memodifikasi suatu dasar pengukuran, misalnya, dengan
mengecualikan dari nilai pemenuhan atas liabilitas dampak dari kemungkinan
bahwa entitas dapat gagal untuk memenuhi liabilitas tersebut (risiko kredit
sendiri).

43
Dasar Pengukuran

Biaya Historis
• Ukuran biaya historis memberikan informasi besaran moneter tentang aset, liabilitas dan
penghasilan dan beban terkait menggunakan informasi yang diperoleh, setidaknya sebagian, dari
harga transaksi atau peristiwa lain yang memunculkannya.

Nilai kini
• Nilai wajar = harga yang akan diterima untuk menjual aset, atau dibayarkan untuk mengalihan liabilitas, dalam
transaksi yang teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.
• Nilai pakai = adalah nilai sekarang dari arus kas, atau manfaat ekonomik lainnya, yang entitas perkirakan akan
diperoleh dari penggunaan aset dan dari pelepasan akhirnya.
• Nilai pemenuhan adalah nilai sekarang dari kas, atau sumber daya ekonomik lainnya, yang entitas perkirakan
akan wajib untuk dialihkan selama entitas memenuhi suatu liabilitas.
• Biaya kini → biaya atas aset yang setara pada tanggal pengukuran, yang terdiri dari imbalan yang akan
dibayarkan pada tanggal pengukuran ditambah biaya transaksi yang akan terjadi pada tanggal tersebut.

44
7. Penyajian dan Pengungkapan

PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN SEBAGAI ALAT KOMUNIKASI

TUJUAN DAN PRINSIP PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN

KLASIFIKASI

• Klasifikasi aset dan liabilitas


• Saling hapus
• Klasifikasi ekuitas
• Klasifikasi penghasilan dan beban
• Laba atau rugi dan penghasilan komprehensif lain

AGREGASI

45
8. Konsep Modal dan Pemeliharaan Modal

Konsep modal keuangan dianut oleh sebagian besar entitas dalam penyusunan
laporan keuangan.
• konsep modal keuangan, seperti uang atau daya beli yang diinvestasikan, modal bersinonim dengan aset neto atau
ekuitas entitas.
• konsep modal fisik, seperti kemampuan usaha, modal dipandang sebagai kapasitas produktif entitas yang didasarkan
pada, sebagai contoh, unit output per hari.

Konsep pemeliharaan modal

• Pemeliharaan modal keuangan. Laba diperoleh jika jumlah finansial (atau uang) aset neto pada akhir periode melebihi
jumlah finansial (atau uang) aset neto pada awal periode, setelah mengeluarkan distribusi kepada, dan kontribusi dari,
pemilik selama periode. Pemeliharaan modal keuangan dapat diukur baik dalam satuan moneter nominal atau satuan
daya beli yang konstan.
• Pemeliharaan modal fisik. Laba diperoleh jika kapasitas produktif fisik (atau kemampuan usaha) entitas (atau sumber
daya atau dana yang dibutuhkan untuk mencapai kapasitas tersebut) pada akhir periode melebihi kapasitas produktif
fisik pada awal periode setelah mengeluarkan distribusi kepada, dan kontribusi dari, para pemilik selama suatu periode.

46
KERANGKA
KONSEPTUAL
US GAAP
CONCEPTUAL FRAMEWORK

Presently, the Conceptual Framework is comprises of the following.


• Chapter 1: The Objective of General Purpose Financial Reporting
• Chapter 2: The Reporting Entity (not yet issued)
• Chapter 3: Qualitative Characteristics of Useful Financial Information
• Chapter 4: The Framework, comprised of the following:
1. Underlying assumption—the going concern assumption;
2. The elements of financial statements;
3. Recognition of the elements of financial statements;
4. Measurement of the elements of financial statements; and
5. Concepts of capital and capital maintenance.

Intermediate Accounting, IFRS 3rd Edition, Kieso ● Weygandt ● Warfield 48


CONCEPTUAL FRAMEWORK

Overview of the Conceptual Framework


Three levels:
◆ First Level = Objectives of Financial Reporting

◆ Second Level = Qualitative Characteristics and


Elements of Financial Statements

◆ Third Level = Recognition, Measurement, and


Disclosure Concepts.

Intermediate Accounting, IFRS 3rd Edition, Kieso ● Weygandt ● Warfield 49


Intermediate Accounting, IFRS 3rd Edition, Kieso ● Weygandt ● Warfield 50
SECOND LEVEL: FUNDAMENTAL CONCEPTS

Intermediate Accounting, IFRS 3rd Edition, Kieso ● Weygandt ● Warfield 51


KERANGKA
KONSEPTUAL
(KONSEP PERVASIF)
EMKM
Konsep dan Prinsip Pervasif
BAB 2
Konsep dan
Prinsip
Pervasive

• Konsep dan prinsip pervasif merupakan KDPPLK (Kerangka Dasar Penyajian


dan Pengukuran LK) untuk SAK ETAP

Tujuan laporan keuangan:

• Menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja keuangan, dan laporan


arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna
dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam
posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi
kebutuhan informasi tertentu.
• Dalam memenuhi tujuannya, laporan keuangan juga menunjukkan apa yang
telah dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban
manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

53
BAB 2
Konsep dan
Prinsip Posisi Keuangan
Pervasive

Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari peristiwa masa
lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh
entitas.

Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari peristiwa
masa lalu, yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari
sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi.

Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua kewajiban.

54
BAB 2
Konsep dan
Prinsip Kinerja Keuangan
Pervasive

Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode pelaporan dalam
bentuk arus masuk atau peningkatan aset, atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan
kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.

• Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa.
• Keuntungan mencerminkan pos lainnya yang memenuhi definisi penghasilan namun bukan
pendapatan.

Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode pelaporan
dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset, atau terjadinya kewajiban yang
mengakibatkan penurunan ekuitas yang

• Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa.


• Kerugian mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban yang tidak, timbul dari
pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa.

55
Pengakuan
BAB 2
Konsep dan
Prinsip
Pervasive

Pengakuan unsur laporan keuangan merupakan


proses pembentukan suatu pos dalam neraca atau
laporan laba rugi yang memenuhi definisi suatu unsur
dan memenuhi kriteria sebagai berikut:

• ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang terkait


dengan pos tersebut akan mengalir dari atau ke dalam
entitas; dan
• pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur
dengan andal.

56
Pengukuran
BAB 2
Konsep dan
Prinsip
Pervasive

Pengakuan unsur laporan keuangan merupakan proses pembentukan suatu pos


dalam neraca atau laporan laba rugi yang memenuhi definisi suatu unsur dan
memenuhi kriteria sebagai berikut:

• Biaya historis. Aset adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai
wajar dari pembayaran yang diberikan untuk memperoleh aset pada saat
perolehan. Kewajiban dicatat sebesar kas atau setara kas yang diterima atau
sebesar nilai wajar dari aset non-kas yang diterima sebagai penukar dari
kewajiban pada saat terjadinya kewajiban.
• Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset, atau
untuk menyelesaikan suatu kewajiban, antara pihak-pihak yang berkeinginan dan
memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan wajar.

57
BAB 2
Konsep dan
Prinsip Pengakuan dan Pengukuran
Prinsip
Pervasive Berpangaruh Luas (Pervasif)

Persyaratan untuk pengakuan dan pengukuran aset, kewajiban,


penghasilan dan beban dalam SAK ETAP didasarkan pada prinsip pervasif
dari Kerangka Dasar Penyajian dan Pengukuran Laporan Keuangan.

• Dalam hal tidak ada suatu pengaturan tertentu dalam SAK ETAP untuk transaksi
atau peristiwa lain, paragraf 9.4 memberikan panduan untuk membuat
pertimbangan dan paragraf 9.5 menetapkan hirarki yang diikuti oleh entitas dalam
memutuskan kebijakan akuntansi yang sesuai dalam keadaan tersebut.
• Pada tingkat kedua hirarki tersebut mensyaratkan entitas untuk menggunakan
prinsip pengakuan dan pengukuran pervasif yang diatur dalam Bab ini.

58
Dasar Akrual
BAB 2
Konsep dan
Prinsip
Pervasive

Entitas harus menyusun laporan keuangan, kecuali


laporan arus kas, dengan menggunakan dasar akrual.

• Dalam dasar akrual, pos-pos diakui sebagai aset,


kewajiban, ekuitas, penghasilan, dan beban (unsur-
unsur laporan keuangan), ketika memenuhi definisi dan
kriteria pengakuan untuk pos-pos tersebut.

59
BAB 2
Konsep dan
Prinsip Pengakuan Penghasilan dan Beban
Pervasive

Aset
• Aset diakui dalam neraca jika kemungkinan manfaat ekonominya di masa
depan akan mengalir ke entitas dan aset tersebut mempunyai nilai atau biaya
yang dapat diukur dengan andal.
• Aset tidak diakui dalam neraca jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat
ekonominya dipandang tidak mungkin mengalir ke dalam entitas setelah
periode pelaporan berjalan.

Kewajiban
• Kewajiban diakui dalam neraca jika kemungkinan pengeluaran sumber daya
yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan
kewajiban masa kini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan
andal.

60
BAB 2
Konsep dan
Prinsip Pengakuan Penghasilan dan Beban
Pervasive

Penghasilan
• Pengakuan penghasilan merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan kewajiban.
• Penghasilan diakui jika kenaikan manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan
aset atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal.

Beban
• Pengakuan beban merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan kewajiban.
• Beban diakui jika penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau
peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal.

Laba atau Rugi


• Laba atau rugi merupakan selisih aritmatika antara penghasilan dan beban. Hal tersebut bukan
merupakan suatu unsur terpisah dari laporan keuangan, dan prinsip pengakuan yang terpisah tidak
diperlukan.
• SAK ETAP tidak mengijinkan pengakuan pos-pos dalam neraca yang tidak memenuhi definisi aset atau
kewajiban dengan mengabaikan apakah pos-pos tersebut merupakan hasil dari penerapan “matching
concept”.

61
Saling Hapus
BAB 2
Konsep dan
Prinsip
Pervasive

Saling hapus tidak diperkenankan atas aset dengan kewajiban,


atau penghasilan dengan beban, kecuali disyaratkan atau
diijinkan oleh SAK ETAP.

• Pengukuran nilai aset secara neto dari penilaian penyisihan bukan merupakan
saling hapus, misalnya penyisihan atas keusangan persediaan dan penyisihan atas
piutang tak tertagih.
• Jika aktivitas entitas yang biasa tidak termasuk membeli dan menjual aset tidak
lancar (termasuk investasi dan aset operasional), maka entitas melaporkan
keuntungan dan kerugian atas pelepasan aset dengan mengurangi hasil
penjualan dengan jumlah tercatat aset dan beban penjualan yang terkait.

62
KERANGKA
KONSEPTUAL
(KONSEP PERVASIF)
SAK EMKM
KONSEP PERVASIVE

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

POSISI KEUANGAN

KINERJA

PENGUKURAN UNSUR-UNSUR LAPORAN KEUANGAN

MATERIALITAS

PRINSIP-PRINSIP DAN PENGUKURAN PERVASIF

ASUMSI DASAR

PENGAKUAN DALAM LAPORAN KEUANGAN

SALING HAPUS

2 64
KONSEP PERVASIVE

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN


• menyediakan informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan bagi sejumlah besar
pengguna (mis kreditor dan investor) dalam pengambilan keputusan ekonomi –
general purposes
• Pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

POSISI KEUANGAN

• Aset → sumber daya yang dikuasai entitas akibat dari peristiwa masa lalu dan
manfaat ekonomi masa depan diharapkan akan diperoleh oleh entitas.
• Liabilitas → kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang
penyelesaiannya mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung
manfaat ekonomi.
• Ekuitas → hak residual atas aset entitas setelah dikurangi seluruh liabilitasnya.

2 65
POSISI KEUANGAN

Aset
• Potensi ekonomi masa depan akan diperoleh entitas
• Kontribusi baik langsung maupun tidak langsung terhadap arus kas.
• Timbul dari penggunaan maupun pelepasan aset

Liabilitas

• Memiliki kewajiban kewajiban hukum atau konstruktif.


• Penyelesaian kewajiban melibatkan pembayaran kas atau selain kas,
pemberian jasa atau penggantian kewajiban.

Ekuitas
• Klaim atas hak residual aset setelah dikurangi liabilitas

2 66
KINERJA

KINERJA
• Disajikan dalam laba rugi selama periode pelaporan
• Informasi kinerja meliputi informasi penghasilan dan beban

PENGHASILAN (INCOME)

• kenaikan manfaat ekonomi selama periode dalam bentuk arus kas


masuk atau kenaikan aset, atau penurunan liabilitas yang
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanam modal.

BEBAN (EXPENSES)
• penurunan manfaat ekonomi selama periode dalam bentuk arus kas
keluar atau penurunan aset, atau kenaikan liabilitas yang
mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak disebabkan oleh
distribusi kepada penanam modal.

2 67
PENGHASILAN DAN BEBAN

PENGHASILAN (INCOME) MELIPUTI:


• Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari pelaksanaan
aktivitas entitas yang normal → penjualan, imbalan, bunga,
dividen, royalti, dan sewa.
• Keuntungan → memenuhi definisi penghasilan namun tidak
termasuk dalam kategori pendapatan, → keuntungan dari
pelepasan aset.

BEBAN
• Beban dalam aktivitas entitas → normal meliputi, beban pokok
penjualan, upah, dan penyusutan.
• Kerugian → memenuhi definisi beban namun tidak termasuk
kategori beban → kerugian dari pelepasan aset.

2 68
PENGAKUAN UNSUR-UNSUR LAPORAN
KEUANGAN

Pengakuan adalah proses pembentukan suatu pos dalam laporan


keuangan → memenuhi kriteria manfaat ekonomik dan keandalan
• Manfaat ekonomik masa depan akan mengalir
• Memiliki biaya yang dapat diukur dengan andal

Manfaat ekonomik masa depan


• Manfaat ekonomik mengalir ke dalam atau ke luar entitas
• Pengkajian derajat ketidakpastian
• Penilaian dibuat individual atau kelompok

Keandalan pengukuran
• Secara umum biaya suatu pos dapat diukur dengan andal
• Biaya kadang, harus diestimasi
• Jika pengukuran layak tidak mungkin dilakukan maka pos tersebut tidak
diakui dan tidak disajikan dalam laporan keuangan

2 69
Pengukuran dan Materialitas

Pengukuran
• Proses penetapan jumlah uang untuk mengakui aset, liabilitas,
penghasilan dan beban
• Dasar pengukuran adalah biaya historis → kas atas setara kas yang
dibayarkan atau diterima pada tanggal perolehan

Materialitas
• Relevansi dipengaruhi oleh hakikat dan meterialitas
• Material jika kelalaian atau kesalahan pos laporan keuangan baik sendiri
atau secara bersama mempengaruhi keputusan pengguna.
• Materialitas tergantung ukuran dan sifat dari kelalaian atau
mencantumkan.
• Ukuran dan sifat menjadi faktor penentu materialitas

2 70
Pengakuan dan Pengukuran Pervasif

Persyaratan untuk pengakuan dan pengukuran aset, liabilitas,


penghasilan, dan beban dalam SAK EMKM didasarkan pada
konsep dan prinsip pervasif dari Rerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan.

Dalam hal tidak ada suatu pengaturan tertentu dalam SAK


EMKM untuk transaksi atau peristiwa lain, maka entitas
mempertimbangkan definisi, kriteria pengakuan dan konsep
pengukuran untuk aset, liabilitas, penghasilan, dan beban di
dalam Bab 2 ini.

2 71
ASUMSI DASAR

Akrual
• akun-akun diakui sebagai aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan,
dan beban ketika memenuhi definisi dan kriteria pengakuan
untuk masing-masing akun-akun tersebut

Kelangsungan Usaha
• Entitas mememiliki kemampuan untuk melanjutkan usahanaya di
mase depan

Konsep Entitas Bisnis


• Entitas dipisahkan secara jelas dengan pemilik dan entitas
lainnya

2 72
PENGAKUAN DALAM LAPORAN KEUANGAN

ASET
• Aset diakui ketika manfaat ekonominya di masa
depan akan mengalir ke entitas dan dapat diukur
dengan andal.

LIABILITAS
• Liabilitas jika pengeluaran sumber daya yang
mengandung manfaat ekonomi dipastikan akan
dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban entitas
dan jumlahnya dapat diukur andal.

2 73
PENGAKUAN DALAM LAPORAN KEUANGAN

PENGHASILAN

• Penghasilan diakui jika kenaikan manfaat


ekonomi di masa depan telah terjadi dan dapat
diukur secara andal.

BEBAN

• Beban diakui jika penurunan manfaat ekonomi


di masa depan telah terjadi dan dapat diukur
secara andal.

2 74
SALING HAPUS

Saling hapus aset dan liabilitas atau pendapatan


dan beban, tidak diperkenankan, kecuali
disyaratkan atau diizinkan oleh SAK EMKM.

Jika aktivitas normal entitas tidak termasuk


membeli dan menjual aset tetap, maka entitas
melaporkan keuntungan dan kerugian atas
pelepasan aset tetap secara neto

2 75
KERANGKA
KONSEPTUAL
(KONSEP PERVASIF)
SAK SYARIAH
TUJUAN KERANGKA DASAR
SYARIAH

Untuk Penyusun Standar


• Membantu penyusunan standar
AK.Syar

• Pedoman menyusun LK Syariah


Akuntan Syariah • Problem solving masalah ak.syar yang
belum ada standarnya

• Memberikan pendapat apakah LK sudah


Auditor
sesuai dengan PASBU

Pemakai LK • Menafsirkan informasi dalam LK Syariah

77
PARADIGMA TRANSAKSI SYARIAH

Al-Falah Akuntabilitas manusia:


(Kesejahteraan Hakiki secara material dan Syariah dan akhlaq
spiritual) sebagai indikator
baik/buruk – benar/salah
suatu usaha


Terbentuk integritas ->
GCG & Market Discipline

Sarana
Amanah Pencapaian

Alam semesta

78
ASAS TRANSAKSI SYARIAH

Asas Transaksi
Syariah

Persaudaraan Keadilan Kemaslahatan Keseimbangan Universalisme


(ukhuwah) (‘adalah) (maslahah) (tawazun) (syumuliyah)

Ta’aruf,
Bebas riba, Pemenuhan
Tafahum,
gharar, maysir, Maqashid al-
Ta’awun,
dzalim, haram shariah
Takaful. Tahaluf

79
KARAKTERISTIK TRANSAKSI SYARIAH

Transaksi hanya dilakukan berdasarkan


prinsip saling paham dan saling ridha

Prinsip kebebasan bertransaksi diakui


sepanjang objeknya halal dan baik (thayib)

80
KARAKTERISTIK TRANSAKSI SYARIAH

• Semua aktifitas bisnis terkait dengan


barang dan jasa yang diharamkan Allah
• Riba
• Penipuan
• Perjudian
• Gharar
• Penimbunan Barang/Ihtikar
• Monopoli
• Rekayasa Permintaan (Bai’ An najsy)
• Suap (Risywah)
• Ta’alluq
• Bai’ al inah
• Talaqqi al-Rukban

81
Prinsip Akuntansi Syariah yang Berlaku Umum

82
KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN
KEUANGAN SYARIAH

Asumsi Dasar

• Dasar Akrual
• kecuali untuk perhitungan bagi hasil
• Kelangsungan Usaha

Karakateristik Kualitatif

• Dapat dipahami
• Relevan
• Keandalan
• Dapat dibandingkan

83
UNSUR-UNSUR LAPORAN KEUANGAN
SYARIAH

• Lap Posisi Keuangan


(Neraca)
Mencerminkan • Laporan Laba Rugi LKS:
Kegiatan Komprehensif Investor
Komersial • Laporan Perubahan Manajer Inv.
Ekuitas
• Laporan Arus Kas
◼ Laporan Sumber dan
Penggunaan Dana ZIS LKS:
Mencerminkan ◼ Laporan Sumber dan Pengemban
Kegiatan Sosial Penggunaan Dana Qardh Fungsi Sosial

Catatan atas Laporan Keuangan


Perbankan: Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan
Bagi Hasil

84
KERANGKA
KONSEPTUAL
PSAP
RUANG LINGKUP KERANGKA KONSPETUAL SAP

1. Tujuan Kerangka Konseptual


2. Lingkungan Akuntansi Pemerintahan
3. Pengguna dan Kebutuhan Informasi Para Pengguna
4. Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan
5. Peranan dan Tujuan Pelaporan Keuangan serta Komponen
Laporan Keuangan
6. Asumsi Dasar, Karakteristik Kualitatif, Prinsip-prinsip serta
Kendala Informasi Akuntansi
7. Unsur Laporan Keuangan, Pengakuan dan pengukurannya
PERANAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

• mempertanggungjawabkan pengelolaan dan


Akuntabilitas pelaksanaan kebijakan sumber daya dalam
mencapai tujuan

• memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan


Manajemen pengendalian atas aset, kewajiban dan ekuitas dana
pemerintah

• memberikan informasi keuangan yang terbuka,


Transparansi jujur, menyeluruh kepada stakeholders

• mengevaluasi kinerja entitas pelaporan, terutama


Evaluasi Kinerja dalam menggunakan sumber daya ekonomi untuk
mencapai kinerja Transparansi
• memberikan informasi mengenai kecukupan
Keseimbangan penerimaan pemerintah untuk membiayai seluruh
Antargenerasi pengeluaran, dan apakah generasi y.a.d ikut
menanggung beban pengeluaran tersebut
TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

TUJUAN
Menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai
akuntabilitas dan membuat keputusan ekonomi, sosial maupun politik.

KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN


1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
(Laporan Perubahan SAL)
3. Neraca
4. Laporan Operasional (LO)
5. Laporan Arus Kas (LAK)
6. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
7. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
PRINSIP AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN

Asumsi Prinsip Akuntansi


❑ Basis akuntansi;
❑ Asumsi kemandirian entitas
❑ Prinsip nilai historis;
❑ Asumsi kesinambungan entitas ❑ Prinsip realisasi;
❑ Asumsi keterukuran dalam satuan ❑ Prinsip substansi mengungguli bentuk formal;
uang (monetary measurement) ❑ Prinsip periodisitas;
❑ Prinsip konsistensi;
Karakteristik Kualitatif ❑ Prinsip pengungkapan lengkap; dan
❑ Prinsip penyajian wajar.
❑ Relevan;
❑ Andal; Konstrain
❑ Dapat dibandingkan; dan ❑ Materialitas
❑ Dapat dipahami ❑ Pertimbangan Biaya dan Manfaat
❑ Kesimbangan antar Karakteristik Kualitatif
PRINSIP AKUNTANSI – BASIS AKUNTANSI

❑ Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan


pemerintah entitas adalah Basis Akrual

❑ Basis akrual digunakan untuk pengakuan pendapatan-LO,


beban, aset, kewajiban dan ekuitas

❑ Dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan


berdasarkan basis kas maka LRA disusun berdasarkan
basis kas
CONTOH SOAL
Soal 1

Manakah yang merupakan asumsi dalam kerangka konseptual


PSAK ?
A. Substansi mengungguli bentuk
B. Akrual
C. Relevansi
D. Unit Moneter

B. Jawaban Benar merupakan asumsi. A


dan C karakteristik kualitatif
D asumsi dalam US GAAP dan IFRS yang
baru

92
Soal 2

Entitas mendepresiasikan aset tetap yang dimiliki dengan


estimasi masa manfaat 10 tahun, sehingga beban depresiasi
akan diakui selama 10 tahun penggunaan aset. Asumsi dasar apa
yang mendasari kebijakan akuntansi tersebut ?
A. Monetary unit
B. periodicity
C. Going concern
D. Entitas ekonomi

C. Jawaban Benar depresiasi dengan masa manfaat


10 tahun menunjukkan bahwa perusahaan
berasumsi 10 tahun yang akan datang perusahaan
masih berdiri

93
Soal 3

Entitas mengklasifikasikan suatu sewa yang memenuhi kriteria


sebagai sewa pembiayaan. Pihak penyewa akan
mendepresiasikan aset tersebut sepanjang masa sewa.
Karakteristik kualitatif apa yang mendasari perlakuan akuntansi
tersebut ?
A. Substance over form
B. Going concern
C. Reliability
D. Relevance
A. Jawaban Benar karena dasar perlakukan
akutnansi sewa pembiayaan adalah substansi
mengungguli bentuk. Walaupun secara bentuk
hukum merupakan aset lessor namun secara
substansi merupakan aset pihak penyewa

94
Soal 4

Entitas mengakui pembelian kalkultor seharga 500 ribu sebagai


biaya administrasi walpuan kalkulator tersebut memiliki manfaat
lebih dari satu tahun. Pertimbangan apa yang mendasari
perlakuan akuntansi tersebut ?
A. Materiality
B. Going concern
C. Reliability
D. Relevance

95
Soal 5

Entitas pada saat menyusun laporan keuangan konsolidasi


melakukan eliminasi transaksi yang terjadi antara anak dan induk
perusahaan. Asumsi apa yang mendasari perlakuan akuntansi
tersebut ?
A. Akrual
B. Periodicity
C. Going concern
D. Entity

96
Soal 6

Manakah pernyataan berikut yang tepat?


A. IFRS menggunakan nilai wajar dalam semua penilaian aset dan
liabilitasnya
B. Dalam US GAAP tidak ada penilaian aset yang menggunakan nilai wajar
C. IFRS lebih banyak menggunakan penilaian dengan nilai wajar
dibandingkan US GAAP
D. Dalam IFRS penilaian dengan menggunakan nilai historis tidak
diperkenankan

97
Soal 7

Manakah pernyataan berikut yang tepat?


A. Konseptual framework merupakan standar akuntansi.
B. Konseptual framework digunakan jika ada transaksi yang
belum ada standarnya
C. Konseptual framework digunakan sebagai dasar dalam
mengakui suatu transaksi
D. Konseptual framework sebagai dasar standar memiliki
kekuatan hukum lebih tinggi dibandingkan PSAK.

98
Soal 8

Konsep yang menjadi dasar dalam kerangka dasar penyajian dan


pengungkapan laporan keuangan adalah....
A. Kegunaan dalam pengambilan keputusan (decision
usefulness)
B. Kemudahan informasi untuk dipahami (understandability)
C. Keandalan informasi (reliability)
D. Keterbandingan informasi (comparability)

99
Soal 9

Tujuan laporan keuangan dalam kerangka dasar penyusunan


laporan keuangan pemerintah daerah menurut SAP lebih
mengutamakan aspek...
A. Kegunaan dalam pengambilan keputusan (decision
usefulness)
B. Kemudahan informasi untuk dipahami (understandability)
C. Penilaian (valuation)
D. Pertanggungjawaban (accountability)

100
Soal 10

Berikut ini merupakan bukan merupakan prinsip dasar dalam


transaksi syariah
A. Transaksi didasarkan pada prinsip saling paham dan saling
ridho
B. Transaksi kebebasan transaksi sepanjang halal dan thoyib
C. Transaksi didasarkan prinsip mudharabah
D. Transaksi dibolehkan sepanjang tidak haram dan dilarang

101
Dwi Martani - 081318227080
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/

102
PSAK 1 – PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
IAS 1 - Presentation of Financial Statement

Presented by: Dwi Martani


Agenda

1 Tujuan dan Ruang Lingkup

2 L
Laporan K
Keuangan

3 Struktur dan Isi

4 Ilustrasi

2
TUJUAN

ƒ Dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan


umum (general
( l purpose fifinancial
i l statements)
t t t ) agar d
dapatt
dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode
sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas
lain.
ƒ Pernyataan ini mengatur:
ƒ persyaratan bagi penyajian laporan keuangan
ƒ struktur laporan keuangan
ƒ persyaratan minimum isi laporan keuangan.

PSAK 1
RUANG LINGKUP

ƒ Entitas menerapkan Pernyataan ini dalam


penyusunan dan penyajian laporan keuangan
bertujuan umum sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan.
ƒ Pernyataan ini tidak berlaku bagi penyusunan dan
penyajian laporan keuangan entitas syariah.

PSAK 1
Tujuan Laporan Keuangan

ƒ Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur


dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas
entitas.
ƒ Tujuan laporan keuangan Æ memberikan informasi
mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus
kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan pengguna laporan dalam pembuatan
keputusan
p ekonomi.

5
Tujuan Laporan Keuangan

ƒ Laporan
p keuangan
g menunjukkan
j hasil p
pertanggungjawaban
gg gj
manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan
kepada mereka.
ƒ Laporan
p keuangan
g menyajikan
y j informasi :
ƒ aset;
ƒ liabilitas;
ƒ ekuitas;;
ƒ pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian;
ƒ kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya
sebagai pemilik;dan
ƒ arus kas.

6
Komponen Laporan Keuangan

ƒ Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari :


ƒ Laporan Posisi Keuangan (neraca pada akhir periode);
ƒ Laporan Laba Rugi Komprehensif selama periode;
ƒ Laporan Perubahan Ekuitas selama periode;
ƒ Laporan Arus Kas selama periode;
ƒ Catatan atas Laporan Keuangan berisi informasi ringkasan kebikakan
akuntansi penting dan informsi penjelasan lain.
ƒ Laporan Posisi Keuangan pada awal periode komparatif yang
di jik ketika
disajikan k tik entitas
tit menerapkan
k suatu t kebijakan
k bij k akuntansi
k t i secara
retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan
keuangan atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan
keuangannya.
ƒ Entitas menyajikan semua komponen laporan keuangan lengkap
dengan keutamaan yang sama
ƒ Manajemen entitas bertanggung jawab atas penyusunan dan
penyajian
ji laporan
l k
keuangan,
ƒ

7
Karakteristik Umum

ƒ Penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap SAK


• Menyebutkan secara explisit kepatuhan terhadap SAK
• Kepatuhan terhadap PSAK memberikan pemahaman yang salah
(kondisi jarang terjadi)
ƒ Kelangsungan usaha
• Laporan keuangan disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha,
mengungkapkan fakta jika terjadi pelanggaran asumsi
ƒ Dasar akrual
ƒ Material
M t i ld dan agregasii
ƒ Saling hapus Æ Tidak boleh kecuali disyaratkan atau diizinkan suatu
PSAK
ƒ Frekuensi pelaporan Æ tahunan
t h
ƒ Informasi komparatif Æ periode sebelumnya
ƒ Konsistensi penyajian Æ penyajian dan klasifikasi

8
Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

ƒ Nama menjadi Laporan Posisi Keuangan (Neraca), tambahan


neraca untuk sinkronisasi dengan regulasi di Indonesia
ƒ Perubahan definisi-definisi seperti Kewajiban menjadi Liabilitas dan
hak minoritas menjadi kepentingan nonpengendali (non-controlling
interest))
ƒ Penyajan kepentingan non pengendali sebagai bagian ekuitas dan
bagian laba bukan sebagai pengurang labaÆ LK konsolidasian
ƒ Laporan keuangan
g awal periode ((dr periode sajian)
j ) untuk penyajian
y j
retroaktif
ƒ Minimum line item Penyajian Neraca
ƒ Properti Investasi
ƒ P i i
Provisi
ƒ Investasi dengan menggunakan metode ekuitas
ƒ Aset yang dimiliki untuk dijual
ƒ dll
ƒ Urutan penyajian laporan keuangan dalam ilustrasi menurut PSAK
1 berbeda dengan IAS 1 (Aset tidak lancar di atas)
9
Laporan Posisi Keuangan

ASET LIABILITAS
Aset Lancar Liabilitas Jangka Pendek PSAK 1

Aset tidak Lancar Liabilitas Jangka Panjang


Ekuitas
Hak Non Pengendali
Ekuitas yang dapat diatribusikan
ke pemilik entitas induk

ASET Ekuitas
Aset tidak Lancar Hak Non Pengendali
IAS 1
Aset Lancar Ekuitas
Ek itas yang
ang dapat diatrib
diatribusikan
sikan
ke pemilik entitas induk
Liabilitas
Li bilit JJangka
Liabilitas k PPendek
d k
Liabilitas Jangka Panjang
10
Laporan Posisi Keuangan

ƒ Informasi minimal yang disajikan dalam laporan


keuangan dapat ditambahkan jika penambahan
tersebut relevan
ƒ Pembedaan aset lancar dan tidak lancar serta
liabilitas jangka pendek dan jangka panjang
ƒ Pajak tangguhan tidak boleh diklasifikasikan sebagai jangka
pendek

11
Pos dalam Laporan

ƒ Penyajian aset lancar dan tidak lancar dan laibilitas


jangka pendek dan jangka panjang sebagai klasifikasi
yang terpisah.
ƒ Kecuali penyajian berdasarkan likuiditas memberikan
informasi yang lebih relevan dan dapat diandalkan maka
digunakan urutan likuiditas.
ƒ Perusahaan keuangan berdasarkan likuiditas
ƒ Pemisahan jumlah yang diharapkan dapat dipulihkan
atau diselesaikan setelah lebih dari dua belas bulan
untuk setiap pos aset dan liabilitas, jika nilainya
digabung.

PSAK 1
Aset lancar

ƒ Klasifikasi aset lancar, jika:


ƒ mengharapkan akan merealisasikan aset
aset, atau bermaksud untuk
menjual atau menggunakannya, dalam siklus operasi normal;
ƒ memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan;
ƒ mengharapkan akan merealisasi aset dalam jangka waktu 12
bulan setelah pelaporan; atau
ƒ kas atau setara kas (PSAK 2: Laporan Arus Kas) kecuali aset
tersebut dibatasi pertukarannya atau penggunaannya untuk
menyelesaikan laibilitas sekurang-kurangnya 12 bulan setelah
periode pelaporan.
ƒ E
Entitas
tit mengklasifikasikan
kl ifik ik asett yang tidak
tid k termasuk
t k
kategori tersebut sebagai aset tidak lancar.

PSAK 1
Liabilitas lancar

ƒ Klasifikasi liabilitas lancar, jika:


ƒ mengharapkan akan menyelesaikan laibilitas tersebut dalam
siklus operasi normalnya;
ƒ memiliki laibilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan;
ƒ laibilitas
l ibilit tersebut
t b t jatuh
j t h tempo
t untuk
t k diselesaikan
di l ik dalam
d l j
jangka
k
waktu 12 bulan setelah periode pelaporan; atau
ƒ tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian
l ibilit selama
laibilitas l sekurangkurangnya
k k 12 bulan
b l setelah
t l h periode
i d
pelaporan.
ƒ Entitas mengklasifikasi laibilitas yang tidak termasuk kategori
t
tersebut
b t sebagai
b i laibilitas
l ibilit jangka
j k panjang.
j

PSAK 1
Liabilitas

ƒ Liabilitas keuangan yang dibiayai kembali yang akan jatuh tempo


d l
dalam 12 b
bulan
l setelah
t l h periode
i d pelaporan
l dikl ifik ik
diklasifikasikan
sebagai laibilitas jangka pendek, jika entitas tidak memiliki hak
tanpa
p syarat
y untuk membiayai
y kembali.
ƒ Pelanggaran perjanjian utang yang mengakibatkan kreditur
meminta percepatan pembayaran, maka laibilitas tersebut
disajikan sebagai laibilitas jangka pendek, meskipun kreditur
mengijinkan penundaan pembayaran selama 12 bulan setelah
tanggal
gg p pelaporan
p tetapi
p ppersetujuan
j tersebut diperoleh
p setelah
tanggal pelaporan

PSAK 1
Laporan Laba Rugi Komprehensif

ƒ Laporan Laba rugi Æ Laporan Laba Rugi Komprehensif.


ƒ Penyajian laporan laba rugi dengan memasukkan unsur laba
komprehensif
ƒ Laba dialokasikan untuk pemegang saham minoritas dan mayoritas
ƒ Ketentuan minimum item dalam laporan laba rugi.
ƒ Klasifikasi beban berdasarkan fungsi dan sifat, jika disajikan
berdasarkan fungsi
g ada pengungkapan
p g g p berdasarkan sifat
ƒ Penyajian “pos luar biasa / extraordinary item” tidak
diperkenankan lagi
ƒ Minimum line item :
ƒ Pendapatan
ƒ Biaya keuangan
ƒ Beban pajak
ƒ P d
Pendapatan
t komprehensif
k h if
ƒ dll
16
Laporan laba komprehensif

ƒ Laba komprehensif: Perubahan aset atau laibilitas yang


tidak mempengaruhi laba pada periode rugi
ƒ Selisih revaluasi aset tetap
ƒ Perubahan
P b h nilai il i investasi
i t i available
il bl ffor sales
l
ƒ Dampak translasi laporan keuangan
ƒ Dalam dua laporan
p :
ƒ Laba sebelum laba komprehensif
ƒ Laporan laba komprehensif dimulai dari laba/rugi bersih
Ilustrasi Laba Rugi Komprehensif digabung
Ilustrasi Laba Rugi Komprehensif digabung
Ilustrasi Laba Rugi Komprehensif Digabung
Ilustrasi Laba Rugi Komprehensif Dipisah

Ref: PSAK 1
Ilustrasi Laba Rugi Komprehensif
g
digabungg

Ref: PSAK 1
Minimum Line Item L/R Komprehensif

a. pendapatan;
b. biaya keuangan;
y g ;
c. bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat 
dengan menggunakan metode ekuitas;
d. beban pajak;
e. suatu jumlah tunggal yang mencakup total dari:
a. laba rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan; dan
b. keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui dengan pengukuran nilai wajar 
dikurangi biaya untuk menjual atau dari pelepasan aset atau kelompok yang 
dilepaskan dalam rangka operasi yang dihentikan;
f. laba rugi;
g
g. setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain yang
setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain yang 
diklasifikasikan sesuai dengan sifat (selain jumlah dalam huruf (h));
h. bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan joint 
ventures yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas;
ventures yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas;

Ref: PSAK 1
Informasi dalam L/R Komprehensif

ƒ Ketika pos‐pos pendapatan atau beban bernilai material, maka 
entitas mengungkapkan sifat dan jumlahnya secara terpisah. 
tit k k if t d j l h t i h
Penyebab pengungkapan terpisah:
ƒ penurunan nilai persediaan /aset tetap dan pemulihannya
ƒ restrukturisasi atas aktivitas‐aktivitas suatu entitas dan untuk setiap laibilitas 
restrukturisasi atas aktivitas aktivitas suatu entitas dan untuk setiap laibilitas
diestimasi atas biaya restrukturisasi;
ƒ pelepasan aset tetap;
ƒ pelepasan investasi;
ƒ operasi yang dihentikan;
ƒ penyelesaian litigasi; dan
ƒ pembalikan laibilitas diestimasi lain.
ƒ Entitas
Entitas menyajikan analisis beban yang diakui
menyajikan analisis beban yang diakui dalam laba rugi 
dalam laba rugi
dengan menggunakan klasifikasi berdasarkan sifat atau 
fungsinya dalam entitas, mana yang dapat menyediakan 
informasi yang lebih andal dan relevan.
Ref: PSAK 1
Klasifikasi Beban ‐ Sifat

ƒ Pemilihan klasifikasi berdasarkan faktor historis dan industri
ƒ Klasifikasi berdasarkan sifat lebih mudah karena tidak perlu 
Klasifikasi berdasarkan sifat lebih mudah karena tidak perlu
alokasi beban menurut fungsi

Ref: PSAK 1
Klasifikasi Beban ‐ Fungsi

ƒ Minimal biaya penjualan berdasarkan metode fungsi secara 
terpisah dari beban lain.
terpisah dari beban lain.
ƒ Jika klasifikasi berdasarkan fungsi maka harus mengungkapkan 
informasi tambahan tentang sifat beban, termasuk beban 
penyusutadan & amortisasi dan imbalan kerja
d & i id i b l k j

Ref: PSAK 1
Laporan Perubahan Ekuitas

ƒ Menunjukkan total laba rugi komprehensif selama suatu


periode yang diatribusikan
yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan
pihak non pengendali
ƒ Untuk tiap komponen ekuitas, pengaruh penerapan
retrospektif.
k if
ƒ Rekonsiliasi antara saldo awal dan akhir periode yang timbul
dari laba, pos pendapatan
laba, pos pendapatan komprehensif dan transaksi dengan
pemilik
ƒ Jumlah dividen yang diatribusikan kepada pemilik dan nilai
dividen per saham, diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan

Ref: PSAK 1
Catatan atas Laporan Keuangan

ƒ Catatan atas laporan keuangan


ƒ Menyajikan informasi dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan
akuntansi Æ dasar pengukuran, kebijakan yang relevan, asumsi dalam
estimasi; 
ƒ Mengungkapkan informasi yang disyaratkan
yang disyaratkan SAL yang tidak
SAL yang tidak disajikan di
bagian mana pun dalam laporan keuangan;
ƒ Memberikan informasi yang tidak disajikan di bagian manapun dalam
laporan keuangan, tetapi
keuangan, tetapi informasi tersebut relevan untuk memahami
laporan keuangan Æ (pengelolaan modal)
ƒ Sepanjang praktis, penyajian catatan atas laporan keuangan
dilakukan secara sistematis
ƒ Membuat referensi silang atas setiap pos untuk informasi yag
g dalam catatan atas laporan
berhubungan p keuangan
g

Ref: PSAK 1
Catatan atas Laporan Keuangan

ƒ Pengungkapan lain
ƒ Jumlah dividen diumumkan atau diumumkan sebelum penyelesaian
laporan keuangan.
ƒ Jumlah dividen preferen yang tidak diakui.
ƒ Pengungkapan berikut jika tidak diungkapkan di bagiian
manapun dalam informasi yang dipublikasi bersama LK:
ƒ Domisili dan bentuk hukum, negara
, g pendirian, alamat
p , kantor dan lokasi
utama kantor
ƒ Keternagan mengenai sifat operasi dan kegiatan utama
ƒ Nama entitas induk dan nama entitas induk terakhir dalam kelompok
usaha
ƒ Bagi entitas yang mempunyai umur terbatas, informasi tentang umur
entitas

Ref: PSAK 1
Main References

ƒ Intermediate Accounting
Kieso, Weygandt, Walfield, 13th edition, John Wiley

ƒ g
Standar Akuntansi Keuangan
Dewan Standar Akuntansi Keuangan, IAI

ƒ International Financial Reporting Standards – Certificate Learning Material


The Institute of Chartered Accountants, England and Wales

30
TERIMA KASIH
Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
08161932935 atau 081318227080

31
PSAK 2 – LAPORAN ARUS KAS
IAS 7 - Statement of Cash Flows

Presented by: Dwi Martani


LAPORAN ARUS KAS

ƒ Informasi arus kas entitas berguna


g sebagai
g dasar untuk
menilai kemampuan entias dalam menghasilkan kas dan
setara kas serta menilai kebutuhan kas entitas untuk
menggunakan arus kas tersebut.
tersebut

ƒ Laporan
p arus kas menggambarkan
gg perubahan historis
p
dalam kas dan setara kas yang diklasifikasikan atas
aktivitas operasi, investasi dan pendanaan selama satu
periode
Manfaat Laporan Arus Kas

ƒ Memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna untuk


mengevaluasi
g perubahan dalam aset bersih entitas,, struktur
p
keuangan (likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan
mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka
penyesuaian terhadap keadaan dan peluang yang berubah.
ƒ Menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas
dan memungkinkan para pengguna mengembangkan model untuk
menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa
depan (future cash flows) dari berbagai entitas.
ƒ Meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai
entitas
Kas dan Setara Kas

ƒ Kas adalah saldo kas (cash on hand) dan rekening giro


(demand) deposit.
ƒ Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya
sangat likuid, berjangka pendek dan yagn dapat dengan
cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah yang dapat
ditentukan dan memilki risiko perubahan nilai yang tidak
signifikan.
ƒ IInvestasi
t i segera jatuh t Æ tiga
j t h tempoÆ ti bulan
b l atau
t kurang
k
ƒ Saham tidak termasuk kecuali preferen yang jatuh temponya
telah ditentukan
ƒ Cerukan (bank overdraft) termasuk dalam kas / setara kas
ƒ Arus kas tidak termasuk mutasi antara pos-pos yang
termasuk kas atau setara kas
Penyajian Laporan Arus Kas

ƒ Laporan arus kas melaporkan arus kas selama periode


tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi,
investasi dan pendanaan.
ƒ Penyajian ketiga aktivitas terebut dengan cara yang paling
sesuai dengan bisnisnya.
ƒ Suatu transaksi tunggal dapat diidentifikasikan ke dalam
lebih dari satu aktivitas misal pelunasan pinjaman dan
bunganya Æ pendanaan dan operasi
Arus Kas Operasi

ƒ Aktivitas operasi adalah Aktivitas penghasil utama pendapatan


entitas dan aktivitas lain y
yang
g bukan merupakan
p aktivitas
investasi dan pendanaan.
ƒ Indikator utama menentukan apakan operasi dapat
menghasilkan kas untuk melunasi pinjaman dan memelihara
kemampuan operasi entitas, membayar deviden dan melakukan
investasi.
Inflows terdiri dari : Outflows terdiri dari:
™ Penerimaan dari penjualan ™ Pembayaran kepada
barang/jasa, royalti, pendapatan pemasok barang dan jasa
lain. ™ Pembayarany untuk karyawan.
y
™ Penerimaan dari pendapatan ™ Pembayaran klaim (asuransi),
sewa, restitusi pajak. pembelian efek (perusahaan
™ Penerimaan dari pemberian efek), pengembalian kredit
untuk bank dan penjualan (bank)
sekuritas dari perusahaan efek ™ Pembayaran biaya operasi
Pelaporan Arus kas dari Aktivitas Operasi

ƒ Metode yang dapat digunakan:


ƒ M
Metode
t d langsung
l Æ kelompok
k l k utama
t d i penerimaan
dari i d
dan
pengeluaran kas bruto diungkapkan;
ƒ Metode tidak langsung Æ laba disesuaikan dengan mengoreksi
transaksi non kas, penangguhan atau akrual dan unsur
penghasilan/beban yang terkait aktivitas investasi dan
pendanaan.
ƒ Dianjurkan melaporkan dengan metode langsung Æ
informasi yang lebih berguna

7
Aktivitas Operasi – Metode tidak langsung

Perubahan aset dan


liabilitas untuk aktivitas
operasional

Arus kas dari


Laba
kegiatan
bersih
operasi

+ Kerugian dan + Beban bukan kas


– Keuntungan
g seperti depresiasi
aktivitas dan amortisasi
investasi dan
pendanaan
Arus Kas Investasi

ƒ Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset


jjangka
g p panjang
j g serta investasi lain y
yang
g tidak termasuk
setara kas.
ƒ Mencerminkan pengeluaran untuk sumber daya yang
dimaksudkan menghasilkan
g kas di masa depan
p

Inflows terdiri dari : Outflows terdiri dari:


™ Penerimaan penjualan aset tetap,
tetap ™ Pembayaran kas untuk membeli
aset tidak berwujud dan aset jangka aset tidak tetap, aset tidak
panjang lain. berwujud, biaya pengembangan
™ Penerimaan kas dari kontrak future/ dikapiralisasi
forward future untuk pendanaan
forward, ™ Pembayaran kas dari kontrak
™ Penerimaan penjualan instrumen future, forward, swap untuk
utang atau kas (selain aktivitas pendanaan.
diperdagangkan) ™ Pembayaran untuk membeli
™ Penerimaan kas dari pelunasan instrumen utang/ekuitas/ ventura
uang muka dan pinjaman dari pihak selain untuk diperdagangkan
lain.
Arus Kas Pendanaan

ƒ Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan


perubahan dalam jjumlah serta komposisi
p p kontribusi modal
dan pinjaman entitas
ƒ Memprediksi klaim atas arus kas masa depan oleh para
penyedia
p y modal entitas

Inflows terdiri dari : Outflows terdiri dari:


™ Penerimaan kas dari ™ Pembayaran kas kepada pemiliki
penerbitan saham. untuk menarik atau menebus
™ Penerimaan kas dari saham.
penerbitan obligasi, wesel, ™ Pelunasan pinjaman
pinjaman jangka pendek dan ™ Pembayaran kas oleh lessee
jangka panjang, hipotek, untuk mengurangi saldo liabilitas
terkait sewa pembiayaan
Pelaporan Arus kas dari
Aktivitas Investasi dan Pendanaan

ƒ Dilaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto


dan pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktivitas investasi dan
pendanaan kecuali yang boleh dilaporkan neto.
ƒ Dilaporkan dengan neto
ƒ P
Penerimaan
i d pengeluaran
dan l k untuk
kas t k kepentingan
k ti pelanggan
l jik
jika
lebih mencerminkan aktivitas pelanggan daripada aktivitas operasi
(pembayaran rekening giro, dana pelanggan dikelola entitas asosiasi)
ƒ P
Penerimaan
i d pengeluaran
dan l untuk
t k pos-pos dengan
d perputaran
t yang
cepat, jumlah yang besar dan jangka waktu singkat (transaksi kredit
nasabah, pembelian dan penjualan investasi, pinjaman jangka pendek)
ƒ Untuk
U t k lembaga
l b k
keuangan d
dengan arus kas
k neto
t
• Penerimaan dan pembayaran kas sehubungan dengan deposito

• Penempatan dan penarikan deposito pada lembaga keuangan lain

• Pemberian dan pelunasan uang muka dan pinjaman kepada nasabah

11
Arus kas dalam mata uang asing

ƒ Arus kas dari transaksi mata uang asing dibukukan


dalam mata uang fungsional entitas dengan mengalikan
jumlah mata uang asing tersebut dengan nilai tukar pada
tanggal transaksi.
ƒ Arus kas entitas anak di luar negeri dijabarkan
berdasarkan nilai tukar pada tanggal transaksi arus kas.
ƒ Konsisten dengan PSAK 10 10.
ƒ Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi akibar
perubahan nilai tukar bukan arus kas.
ƒ Perubahan nilai tukar dilaporkan dalam LAK untuk
merekonsiliasi saldo awal dan akhir kas dan setara kas.
Bunga dan Dividen

ƒ Arus kas bunga dan dividen diungkapkan secara terpisah


dan diklasifikasikan secara konsisten.
konsisten
ƒ Bunga
ƒ Beban bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau
pendanaan (alternatif)
ƒ Pendapatan bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi
atau investasi (alternatif)
ƒ Dividen
ƒ Dividen yang dibayarkan dapat disajikan sebagai arus kas
pendanaan atau operasi (alternatif)
ƒ Pendapatan dividen dapat disajikan sebagai arus kas operasi
atau investasi (alternatif)
Pajak Penghasilan

ƒ Arus kas yang berkaitan dengan pajak penghasilan


diungkapkan secara terpisah.
ƒ Diklasifikasikan sebagai arus kas dari aktivitas operasi
k
kecualili jika
jik secara spesifik
ifik dapat
d t diidentifikasi
diid tifik i sebagai
b i
aktivitas pendanaan dan investasi.
ƒ Jika diklasifikasikan secara terpisah jumlah
keseluruhan pajak dibayarkan diungkapkan
Investasi dalam asosiasi, anak, bisnis lain

ƒ Investasi dilaporkan hanya terkait dengan arus kas yang terjadi


antara
t i
investor
t dan
d investee
i t
ƒ Arus kas yang berasal dari perolehan dan kehilangan pengendalian
atas entitas anak dan bisnis lain disajikan secara terpisah dan
dikl ifik ik sebagai
diklasifikasikan b i aktivitas
kti it investasi.
i t i
ƒ Pengungkapan atas perolehan dan kehilangan pengendalian entitas
anak dan bisnis:
ƒ JJumlah
l h imbalan
i b l
ƒ Porsi imbalan yang merupakan kas atau setara kas
ƒ Jumlah kas dan setara kas pada entitas anak di mana pengendalian
hilang
ƒ Jumlah aset dan liabilitas selain kas /setara kas di mana pengendalian
hilang.
Ketentuan lain

ƒ Transaksi investasi dan pendanaan nonkas diungkapkan pada


bagian lain laporan keuangan sehingga dapat memberikan
semua informasi relevan mengenai aktivitas investasi dan
pendanaan.
ƒ Entitas mengungkapkan komponen kasa dan setara kas serta
menyajikan rekonsiliasi jumlah tersebut dalam LAK dengan
pos yang sama yang disajikan dalam laporan posisi
keuangan.
g
ƒ Entitas mengungkapkan jumlah saldo kas dan setara kas
yang signifikan yang tidak digunakan oleh kelompok usaha
(restriksi) beserta pendapat manajemen.
manajemen
ƒ Efektif berlaku 1 Januari 2011
Main References

ƒ Intermediate Accounting
Kieso, Weygandt, Walfield, 13th edition, John Wiley

ƒ Standar Akuntansi Keuangan


Dewan Standar Akuntansi Keuangan, IAI

ƒ International Financial Reporting Standards – Certificate Learning


Material
The Institute of Chartered Accountants, England and Wales
TERIMA KASIH
Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
08161932935 atau 081318227080

18
PSAK – 4   :  Laporan Keuangan Konsolidasian dan 
Laporan Keuangan Tersendiri
IAS 27 : Consolidated and separate financial
statements

Dwi Martani
Agenda

1 Pendahuluan

2 L
Laporan K
Keuangan K
Konsolidasi
lid i

3 Laporan Keuangan Tersendiri


PSAK ‐ 4

ISI

LK Konsolidasian LK Tersendiri
ƒ Lingkup
ƒ Penyajian ƒ Penyajian
ƒ Prosedur ƒ Prosedur
ƒ Kehilangan ƒ Pengungkapan
Pengendalian
ƒ Pengungkapan

ƒ Efektif berlaku 2011


ƒ Menggantikan PSAK 4
1994
PSAK  4 dan IAS 27 

Perbedaan

Dikurangi
Ditambahkan
• LK Tersendiri:
• tersendiri
t di i h
hanya • Organ pengatur Æ
untuk induk (IAS- LK Tersendiri Dewan Komisaris
Asosiasi dan) • LK tersendiri
• Merupakan pilihan
sebagai tambahan
• Sebagai
g lampiran
p LK Konsolidasian LK Konsolidasian
LK Konsolidasian • Ketentuan transisi
i i
Pengecualian • Tanggal efektif
• Organ Pengatur
entitas yang tidak
menyajikan LK
konsolidasi

Perbedaan
Baru....!!

• Sebagai Notes
• Metode Biaya LK
Tersendiri

• Goodwill LK • Penyajian
Kepentingan
p g
• Fair value Tersendiri • Penilaian dg nilai
Non Pengendali
untuk NCI wajar

Dampak
D k
PSAK 22
Konsolidasian
• Lingkup : ventura, reksa
Penyajian
P ji dana
& Pengungkapan • Hak suara potensial
• Hilangnya pengendalian
• Kepentingan non
pengendali
• Tanggal berbeda
LK Konsolidasian

Penyajian

Li k
Lingkup

Prosedur Konsolidasian

Kehilangan Pengendalian

Pengungkapan
LK Konsolidasian ‐ definisi

ƒ LK Konsolidasian adalah LK suatu kelompok usaha yang 
disajikan sebagai suatu entias tunggal
disajikan sebagai suatu entias tunggal

ƒ Entitas induk Æ mempunyai satu atau lebih anak
ƒ Entitas anak Æ
E tit k Æ yang dikendalikan oleh entias 
dik d lik l h ti
induk
ƒ Kelompok usahaÆ
p entitas induk dan seluruh 
entitas anaknya
ƒ Kepentingan non pengendaliÆ ekuitas anak 
yang tidak dapat diatribusikan (lansung/tidak)
yang tidak dapat diatribusikan (lansung/tidak) 
pada entitas induk
ƒ PengendalianÆ kekuasaan untuk mengatur 
kebijakan keuangan dan operasional untuk 
memperoleh manfaat
Ruang Lingkup LK Konsolidasian ‐

ƒ LK Konsolidasian meliputi seluruh entitas anak dari entitas 
i d k
induk
ƒ Entitas Anak Æ Entitas yang “dikendalikan” oleh induk
ƒ Pengendalian Æ
Pengendalian Æ ketika entitas induk:
ketika entitas induk:
ƒ memiliki secara langsung atau tidak langsung 
melalui entitas anak lebih dari setengah (>50%)
melalui entitas anak lebih dari setengah (>50%)
kekuasaan suara suatu entitas, kecuali
ƒ dapat ditunjukkan secara jelas bahwa 
p j j
kepemilikan tersebut tidak diikuti dengan 
pengendalian.
Pengendalian

Pengendalian ada ketika memiliki setengah atau kurang, jika terdapat
1 2 3 4

kekuasaan melebihi  kekuasaan untuk  Kekuasaan  menun‐ kekuasaan untuk 


setengah hak suara  mengatur  juk atau mengganti  memberikan suara 
sesuai perjanjian kebijakan  sebagian besar  mayoritas pada
dengan investor
dengan investor  k
keuangan dan
d d
dewan direksi atau 
di k i t rapat dewan direksi 
td di k i
lain; operasional entitas  organ pengatur  atau organ 
berdasarkan  setara dan mengen‐ pengatur setara 
anggaran dasar  dalikan entitas mll  dan mengendalikan 
atau perjanjian; dewan atau organ  entitas mll direksi 
tersebut;  atau organ 
tersebut.
Struktur Afiliasi

X Co.
X Co. Situation 1: Situation 2:
X Co.
Co controls X Co.
Co controls
Y Co. and A Co. Y Co., B Co. and
60%
100% Break in control for Z Co.
Z Co. even though Does not own A
X Co indirectly
X.Co. Co (<51%)
Co.
owns 75% Y Co.
Y Co.

55% 60% 50%


50% 50% 60%

B Co. Z Co. A Co.


B Co. Z Co. A Co.
40%
50%
Situation 2
Situation 1
Hak suara potensi

ƒ Instrumen yang dapat dikonversi menjadi saham
ƒ Keberadaan dan dampak dari hak suara potensial yang saat 
ini dapat dilaksanakan atau dikonversi, termasuk hak suara 
p
potensial yang dimiliki oleh entitas lain, dipertimbangkan 
y g , p g
ketika menilai apakah suatu entitas mempunyai kekuasaan 
untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional 
entitas lain
entitas lain.
ƒ Dipertimbangkan secara individual maupun kombinasi
Tidak dikeluarkan Æ organisasi ventura, reksa dana, unit 
ƒ Tidak dikeluarkan Æ organisasi ventura, reksa dana, unit
perwalian
ƒ Aktivitas tidak sama tetap dikonsolidasi Æ segmen
Prosedur Konsolidasi

Menggabungkan LK entitas induk dan entitas anak Æ menjumlahkan


pos-pos
p p sejenis
j dari aset,, kewajiban,
j , ekuitas,, penghasilan,
p g , dan beban.

1 2 3
Investasi entitas Kepentingan non Saldo transaksi,
induk pada anak pengendali penghasilan dan
dengan
g p
porsi entitas diidentifikasi: beban intra
atas ekuitas anak ekuitas (awal dan kelompok usaha
dieliminasi, perubahan, dieliminasi secara
(goodwiil muncul) laba/rugi penuh Æ belum
direaliasi dampak
direaliasi,
pajak penghasilan
Eliminasi

ƒ Investasi
ƒ Akun investasi dieliminasi dengan ekuitas entitas anak
Akun investasi dieliminasi dengan ekuitas entitas anak
ƒ Jika kepemilikan pada entitas anak tidak 100% akan muncul 
kepentingan non pengendali.
ƒ Perbedaan nilai wajar dan nilai buku harus diperhitungkan dalam 
Perbedaan nilai wajar dan nilai buku harus diperhitungkan dalam
konsolidasi (nilai wajar yang dikonsolidasi)
ƒ Goodwiil muncul jika nilai perolehan tidak sama dengan nilai wajar
ƒ Akun
k
ƒ Utang – piutang yang muncul antara anak dan induk harus dihapuskan
ƒ Transaksi
ƒ Transaksi yang boleh diakui adalah transaksi kepada pihak ketiga, 
transaksi anak dan induk harus dieliminasi
Eliminasi transaksi

ƒ Persediaan
ƒ Penjualan dan harga pokok penjualan
Penjualan dan harga pokok penjualan
ƒ Jika barang belum terjual maka laba yang belum direalisasi harus 
dikurangkan dari nilai inventory dan mempengaruhi laba yang telah 
diakui.
diakui
ƒ Aset tetap
ƒ Pada tahun terjadi transaksi tidak boleh diakui keuntungan/kerugian 
dari transaksi tersebut
dari transaksi tersebut
ƒ Laba yang ada dalam aset tersebut harus dieliminasi
ƒ Nilai penyusutan akan disesuaikan
ƒ Obligasi
ƒ Obligasi hanya boleh diakui sebesar obligasi pada pihak eksternal.
ƒ Pendapatan / beban bunga harus dieliminasi
p / g
Laba yang belum direalisasikan

ƒ Keuntungan dan kerugian hasil dari transaksi intra kelompok 
usaha yang diakui dalam aset: persediaan, aset tetap, 
h di k i d l t di tt t
obligasi harus dieliminasi.
ƒ Pengaruh ke nilai aset dan kewajiban
ƒ Mempengaruhi laba/rugi periode berjalan Æ COGS, biaya bunga, 
depresiasi
ƒ Penjualan
Penjualan hulu dari entitas induk, semua laba disesuaikan 
hulu dari entitas induk semua laba disesuaikan
mempengaruhi bagian laba induk.
ƒ Penjualan hilir dari entitas anak, semua laba disesuaikan 
mempengaruhi bagian laba /kepentingan non pengendali, 
karena laba ada di anak perusahaan.
Prosedur – Tanggal

ƒ LK yang digunakan untuk menyusun LK konsolidasian 
di
disusun dengan tanggal yang sama.
d t l
ƒ Jika tidak sama menyusun LK dengan tanggal yang sama 
kecuali tidak praktis
p
ƒ Jika tanggal berbeda, penyesuaian dilakukan atas dampak 
transaksi / peristiwa yang signifikan (tidak lebih  bulan)
ƒ Lama periode pelaporan dan perbedaan antar akhir periode, 
sama dari periode ke periode
Prosedur

ƒ LK konsolidasian menggunakan kebijakan akuntansi yang 
sama untuk
t k transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan yang 
t k id i ti l i d l k d
serupa. (jika tidak sama penyesuaian)
ƒ Perubahan dalam bagian kepemilikan entitas induk pada 
g p p
entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya 
pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas (dalam hal ini 
transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai
transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai 
pemilik).Æ kepantingan non pengendali disesuaikan 
nilainya jika terpengaruh.
Non pengendali

ƒ Kepentingan nonpengendali disajikan di ekuitas dalam 
l
laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari ekuitas 
i ik k lid i t i h d i k it
pemilik entitas induk. 
ƒ Pendapatan komprehensif lain
ƒ Laba / rugi komprehensif
ƒ Kepentingan non pengendali dapat mempunyai saldo 
defisit.
defisit
ƒ Jika entitas anak memiliki saham preferen kumulatif yang 
diklasifikasikan sebagai ekuitas diperhitungkan.
Kehilangan Pengendalian

ƒ Dapat terjadi dengan atau tanpa perubahan 
p j g p p
relatif/absolut tingkat kepemilikan.
ƒ Dapat terjadi melalui transaksi tunggal atau lebih dari 
satu transaksi. Identifikasi transaksi tunggal
t t k i Id tifik i t k it l
ƒ Jika entitas induk kehilangan pengendalian harus 
dilakukan penyesuain (par 31).
p y (p )
ƒ Sisa investasi pada entitas anak terdahulu dan setiap
jumlah terutang oleh atau kepada entitas anak 
terdahulu dicatat sesuai dengan SAK lain sejak tanggal 
d h l di id SAK l i j k l
hilangnya pengendalian.
Kehilangan pengendalian‐entitas induk (31)

ƒ Menghentikan‐pengakuan aset (termasuk setiap 
g p g ( p
goodwill) dan kewajiban entitas anak pada nilai 
tercatatnya ketika pengendalian hilang;
ƒ Menghentikan‐pengakuan jumlah tercatat setiap
M h tik k j l ht t t ti
kepentingan nonpengendali pada entitas anak 
terdahulu pada tanggal hilangnya pengendalian 
(termasuk setiap komponen pendapatan komprehensif 
lain yang diatribusikan pada kepentingan 
nonpengendali);
Kehilangan pengendalian ‐ entitas induk (31)

ƒ Mengakui:
g
ƒ Nilai wajar pembayaran yang diterima (jika ada) dari transaksi, 
peristiwa atau keadaan yang mengakibatkan hilangnya 
p g
pengendalian; dan
;
ƒ Distribusi saham, jika transaksi yang mengakibatkan hilangnya 
pengendalian melibatkan distribusi saham entitas anak ke 
p
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik;
p y g p ;
ƒ Mengakui setiap sisa investasi pada entitas anak 
terdahulu pada nilai wajarnya pada tanggal hilangnya 
pengendalian;
d li
Kehilangan pengendalian ‐ entitas induk (31)

ƒ Mereklasifikasi ke laporan laba rugi, atau mengalihkan 
secara langsung ke saldo laba jika disyaratkan oleh SAK 
l k ld l b jik di tk l h SAK
lain, sejumlah yang diidentifikasi dalam paragraf 32; 
dan
ƒ Mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai 
keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi yang 
dapat diatribusikan pada entitas induk
dapat diatribusikan pada entitas induk.
Saham / Aset
Nilai investasi diterima (pembayaran)
SELISIH
t
tercatat
t t Nilai wajar investasi
tersisa

Reklasifikasi
R kl ifik i kke Keuntungan/
Saldo Laba Kerugian dlm LR
Pengungkapan – LK Konsolidasian 1

ƒ Sifat hubungan antara entitas induk dan suatu entitas 
g
anak lebih dari setengah kekuasaan
ƒ Alasan mengapa kepemilikan (setengah kekuasaan 
suara tidak diikuti dengan pengendalian;
tid k diik ti d d li
ƒ Akhir periode pelaporan dari laporan keuangan entitas 
anak jika LK memiliki tanggal / periode  berbeda.
j gg / p
ƒ Sifat dan luas setiap restriksi signifikan dalam 
kemampuan entitas anak untuk mentransfer dana ke 
entitas induk
i i d k
Pengungkapan – LK Konsolidasian 2

ƒ Rincian yang menunjukan dampak setiap perubahan 
bagian kepemilikan entitas induk pada entitas anak 
yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian.
ƒ Pengendalian hilang, maka entitas induk 
Pengendalian hilang maka entitas induk
mengungkapkan keuntungan atau kerugian (jika ada) 
yang diakui sesuai dengan paragraf 31, dan: 
ƒ porsi dari keuntungan atau kerugian yang dapat diatribusikan 
pada pengakuan sisa investasi pada entitas anak terdahulu 
dengan nilai wajar 
ƒ pos keuntungan atau kerugian yang diakui dalam laporan laba 
rugi komprehensif jika tdk disajikan terpisah.
LK Tersendiri

Ketentuan Penyajian Pengungkapan

Hanya untuk Iinvestasi Sebagai bagan


entitas dicatat dengan dari catatan
terkonsolidasi menggunakan atas laporan
metode biaya keuangan
LK Tersendiri

ƒ Jika entitas induk menyusun laporan keuangan
y p g
ƒ tersendiri sebagai informasi tambahan, maka entitas 
induk tersebut mencatat investasi pada entitas anak, 
pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi 
d li b tit d tit i i
pada:
ƒ biaya perolehan; atau
ƒ sesuai PSAK 55.
ƒ Entitas menerapkan akuntansi yang sama untuk setiap
kategori investasi PSAK 58 :Aset Tidak Lancar Dimiliki untuk 
kategori investasi. PSAK 58 :Aset Tidak Lancar Dimiliki untuk
Dijual dan Operasi yang Dihentikan ketika investasi, PSAK 55 
Instrumen Keuangan
LK Tersendiri

ƒ Entitas induk mengakui dividen dari entitas anak, 
g ,
pengendalian bersama entitas, atau entitas asosiasi 
pada laporan laba rugi dalam laporan keuangan 
tersendiri ketika hak menerima dividen ditetapkan.
tersendiri ketika hak menerima dividen ditetapkan
ƒ Investasi dalam pengendalian bersama entitas dan 
entitas asosiasi yang dicatat sesuai dengan PSAK 55 
dalam laporan keuangan konsolidasian dicatat dengan 
cara yang sama dalam laporan keuangan tersendiri 
investor.
investor
Pengungkapan – LK Tersendiri

ƒ Laporan keuangan tersebut adalah laporan keuangan 
tersendiri yang merupakan informasi tambahan dalam 
laporan keuangan konsolidasian;
ƒ Daftar investasi yang signifikan dalam entitas anak,
Daftar investasi yang signifikan dalam entitas anak
pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi, 
termasuk nama, negara atau tempat kedudukan, 
proporsi kepemilikan, dan proporsi hak suara yang 
dimiliki (jika berbeda); dan
ƒ Penjelasan tentang metode yang digunakan untuk 
Penjelasan tentang metode yang digunakan untuk
mencatat investasi yang terdaftar.
Ketentuan Transisi

ƒ Diterapkan secara prospektif kecuali berikut ini dengan 
retroaktif:
ƒ Par 25, laba rugi komprehensif bahkan jika mengakibatkan laba 
negatif
ƒ Par 27 dan 28, perubahan kepemilikan yang tidak 
mengakibatkan hilangnya pengendalian
ƒ Par 31 –
Par 31 – 34, kehilangan pengendalian
34 kehilangan pengendalian
ƒ Par 11‐12 hak suara potensial dalam menilai pengendalian
ƒ Entitas induk memiliki entitas anak (sebelum PSAK ini efektif) 
dij l t ik i j k j Æ entitas induk 
untuk tujuan dijual, restriksi jangka panjang Æ
t kt j tit i d k
mengkonsolidasi entitas anak tersebut.
Pedoman Implementasi – hak suara potensial

ƒ Perbedaan pengaruh signifikan, pengendalian bersama dan 
pengendalian.
ƒ Hak suara potensial tidak ada jika tidak punya substansi ekonomi
ƒ Ilustrasi
ƒ Contoh opsi posisi tidak untung (out of the money)
ƒ Kemungkinan pelaksanaan atau konversi
ƒ Hak lainnya yang mempunyai potensi untuk meningkatkan hak suara suatu 
y y g p y p g
entitas atau mengurangi hak suara entitas lain
ƒ Maksud manajemen
ƒ Kemampuan manajemen
Ilustrasi 1 – hak suara potensial

Issued Percentage Issued Potential Total shares Percentage


ordinary of ordinary share shares from (issued and of total
shares shares warrants warrants potential))
p shares

Company A $10,000,000 50% $5,000,000 $10,000,000 $20,000,000 62.50%

Other
10,000,000 50% 1,000,000 2,000,000 12,000,000 37.50%
investors

Total $20,000,000 100% $6,000,000 $12,000,000 $32,000,000 100.00%

Although Company A owns only 50% of the total issued ordinary shares, its
holding of the share warrants gives it de facto control over Company B
Ilustrasi 2

ƒ PT. Angelia membeli seluruh kepemilikan saham di PT. Zafira dengan harga 
CU20,000. Pada tanggal tersebut ekuitas PT. Zafira terdiri dari :
ƒ Saham CU5,000 
ƒ Saldo laba CU6,000.
ƒ Saham dan saldo laba dielminasi dengan harga perolehan investasi, 
selisihnya akan dicatata sebagai goodwill.
Harga perolehan 20,000
Dikurangi :
Net aset PT. Zafira  saham  5,000
Saldo Laba 6,000
,
11,000
Goodwill  9,000

32
Ilustrasi 3

ƒ PT. Melati membeli 60 % saham PT. Dahlia pada 1 Januari 2007 (40% non 
pengendali) dengan harga CU18.000. Pada tanggal akusisi ekuitas PT. Dahlia :
ƒ Saham CU5,000 
ƒ Saldo laba CU15,000.
ƒ Laba setelah pajak pada 31 December 2007 sebesar CU10,000 dan saldo laba 
sebesar CU25 000
sebesar CU25,000.
ƒ Selisih harga perolehan dengan nilai wajar aset adalah goodwill
Harga perolehan 18,000
Kepentingan non pengendali (40% × (5,000+15,000))  8,000
Total 26,000
Net Aset PT. Dahlia (5,000 + 15,000) (20.000)
Goodwill  6,000
ƒ Kepentingan non pengendali akhir periode CU12 000 (40% x (CU5 000+CU25 000))
Kepentingan non pengendali akhir periode CU12,000 (40% x (CU5,000+CU25,000)).
ƒ Bagian laba untuk non pengendali CU4,000 (40% x CU10,000).
ƒ Dalam saldo laba konsolidasi terdapat bagian induk atas peningkatan saldo laba 
sebesar  CU6,000 ((CU25,000 ‐ CU15,000) x 60%). 
ƒ Saldo laba sebelum akuisisi dieliminasi dengan harga perolehan

33
Ilustrasi 4

ƒ PT. P mengakuisisi PT S pada 1/1/2010 dengan 
nilai akuisisi 6.000.
il i k i i i 6 000
ƒ Pada saat akuisisi, nilai PPE 1000 lebih tinggi 
dari nilai tercatat.
ƒ PPE didepresiasi 5 tahun.
p
Ilustrasi 4:  Konsolidasi 100%

PT. P  PT. S  Elimination  Consolidated 


Cash 
h 25.000  2.000  27.000 
Securities  30.000  3.000  33.000 
Loans  255.000  30.000  285.000 
PPE
PPE  10 000
10.000  4 000
4.000  1 000
1.000  15 000
15.000 
Investment in S  6.000  (6.000) ‐
Goodwiil  1.000  1.000 
326 000
326.000  39 000
39.000  (4 000)
(4.000) 361 000
361..000 

Time deposit  250.000  32.000  282.000 


Liability
Liability  11 000
11.000  3 000
3.000  14 000
14.000 
Common stock  20.000  1.000  (1.000) 20.000 
Retained Earning  45.000  3.000  (3.000) 45.000 
326 000
326.000  39 000
39.000  (4 000)
(4.000) 361 000
361.000 
Ilustrasi 5

ƒ PT. P mengakuisisi 70% kepemilikan PT S pada 
1/1/2010 d
1/1/2010 dengan nilai akuisisi 4.000.
il i k i i i 4 000
ƒ Pada saat akuisisi, nilai PPE 1000 lebih tinggi 
dari nilai tercatat.
ƒ PPE didepresiasi 5 tahun.
p
Ilustrasi 5 : Konsolidasi – kurang 100%
PT. P  PT. S  Elimination  Consolidated 
Cash 
Cash 26 000
26.000  2 000
2.000  28 000
28.000 
Securities  30.000  3.000  33.000 
Loans  255.000  30.000  285.000 
PPE
PPE  10 000
10.000  4 000
4.000  1 000
1.000  15 000
15.000 
Investment in S  4.000  (4.000) ‐
Goodwiil  500  500 
325 000
325.000  39 000
39.000  (2 500)
(2.500) 361 500
361.500 

Time deposit  250.000  32.000  282.000 


Liability 
y 10.000  3.000  13.000 
Non controlling int  1.500  1.500 
Common stock  20.000  1.000  (1.000) 20.000 
g
Retained Earning  45.000  3.000  ((3.000)) 45.000 
325.000  39.000  (2.500) 361.500 
Ilustrasi 6

ƒ PT Abimanyu memiliki 60% kepemilikan saham PT Indah.


Berikut ini laporan keuangan tersendiri dari kedua perusahaan:
PT Abimanyu
bi
Piutang usaha CU280,000, termasuk CU50,000 dari PT Indah
Utang usaha CU220,000, termasuk CU10,000 dari PT Indah
PT Indah
PT Indah
Piutang usaha CU125,000, termasuk CU10,000 dari PT Abimanyu
Utang usaha CU95,000, termasuk CU50,000 dari PT Abimanyu

Angka‐angka berikut ini seharusnya dimasukkan dalam laporan posisi keuangan


konsolidasi dari kedua perusahaan.
Piutang usaha: CU280,000 ‐ 50.000 + 125.000 ‐ 10.000 = CU345,000
Hutang usaha: CU220,000
Hutang usaha: CU220 000 ‐ 10.000
10 000 + 95.000
95 000 ‐ 50.000
50 000 = CU255,000
CU255 000
Saldo utang‐piutang harus dihilangkan secara penuh. Piutang usaha dan utang
usaha seharusnya hanya memasukkan saldo dari pihak ketiga.

38
Ilustrasi 7

ƒ PT Merdeka memiliki 75% kepemilikan atas PT Abadi. Pada akhir periode pelaporan,


perusahaan memiliki persedian yang dibeli dari entitas lain seharga CU50,000 ditambah biaya
(cost plus) 25%. 
(cost plus) 25%
ƒ Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian telah disusun tanpa ada penyesuaian sehubungan 
dengan kepemilikan persediaan ini. 
ƒ Penyesuaian perlu dilakukan dalam Laporan Posisi Keuangan konsolidasian untuk 
persediaan, Kepentingan non‐pengendali dan laba ditahan ditetapkan
berdasarkan asumsi sebagai berikut:
Asumsi 1: PT Merdeka memegang persediaan yang dibeli dari PT Abadi
Asumsi 2: PT Abadi memegang persediaan yang dibeli dari PT Merdeka
ƒ Berdasarkan kedua asumsi, CU10,000 dari laba harus dikeluarkan dari nilai tercatat 
persediaan (25/125 x CU50,000 = CU10,000). Jumlah ini harus dihapus dari saldo laba penjual. 
ƒ Asumsi 1
Anak perusahaan (subsidiary) adalah
(subsidiary) adalah penjual, sehingga bagian dari pengurangan tersebut
adalah untuk mengurangi kepentingan non‐pengendali. Oleh karena itu, kepentingan non‐
pengendali ini berkurang sebesar 25% dari CU10,000 = CU2,500 dan saldo laba (berkurang)
sebesar 75%, = CU7,500. 
ƒ Asumsi 2
Induk perusahaan adalah penjual sehingga seluruh CU10,000 mengurangi saldo laba.

39
Review 1

ƒ Berikut ini istilah yang menggambarkan laporan keuangan 


perusahaan induk yang investasinya diperhitungkan 
h i d k i t i di hit k
berdasarkan kepentingan langsung adalah:

ƒ A Laporan keuangan tunggal


B laporan keuangan gabungan
C laporan
l k
keuangan terpisah
i h
D Laporan keuangan konsolidasi

40
Review 2

• PT Meruya memiliki 75% kepemilikan atas PT Bangka. Berikut laporan 


keuangan tersendiri dari kedua perusahaan:

• PT Meruya: Piutang usaha CU1,040,000, termasuk CU30,000 dari PT 
Bangka.
PT Bangka: Piutang usaha CU215,000, termasuk CU40,000 dari PT Meruya.
• Berdasarkan IAS 27 Laporan Keuangan Konsolidasian dan Terpisah, 
berapakah yang seharusnya muncul untuk piutang usaha dalam Laporan 
Posisi Keuangan PT Meruya?
A   CU1,215,000
B  CU1,225,000
C CU1,255,000
C  C 2 000
D CU1,185,000

41
Review 3

• PT Everest mengakuisisi 80% kepemilikan dari PT Merbabu ketika ekuitas 


PT Merbabu terdiri dari modal saham CU100,000 dan saldo laba ditahan
CU500,000.
• Laporan Posisi Keuangan PT Merbabu menunjukkan modal saham 
CU100,000, cadangan revaluasi CU400,000 dan saldo laba ditahan
CU1,400,000.
• Berdasarkan IAS 27 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian dan Tersendiri, 
berapakah angka dari laba ditahan PT Merbabu yang seharusnya
dimasukkan dalam Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian?
A  CU720,000
B  CU1,440,000
C CU1,040,000
C  C 0 0 000
D  CU1,520,000

42
Review 4

• PT Angkasa mengakuisisi 60% saham PT Awan ketika ekuitas PT Pindus 


terdiri atas modal saham CU100,000 dan saldo laba ditahan CU150,000.
• Laporan Posisi Keuangan PT Awan
menunjukkan modal saham CU100,000, cadangan revaluasi CU75,000 dan
saldo laba ditahan CU300,000.
• Berdasarkan IAS 27 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian dan
Tersendiri, berapakah angka dari Kepentingan non‐pengendali
yang  seharusnya dimasukkan dalam Laporan Posisi Keuangan
Konsolidasian?
A CU150,000
B CU160,000
C CU190,000
D CU90,000

43
Review 5

• PT Anggrek memiliki 70% kepemilikan atas PT Mawar. 


Pada akhir tahun berjalan,
berjalan PT Anggrek
PT Anggrek memegang persediaan yang 
yang
dibeli dari PT Mawar seharga CU270,000 ditambah biaya 20%.
• Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian telah disusun 
p p
tanpa penyesuaian
y sehubungan
g dengan
g kepemilikan
p persediaan ini.
p
• Berdasarkan IAS 27 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian dan Tersendiri,
penyesuaian apa yang seharusnya dilakukan dalam 
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian untuk Kepentingan non‐
pengendali dan laba
dan laba ditahan?
Kepentingan non‐pengendali Laba Ditahan
A. Tidak ada perubahan Mengurangi CU45,000
B. Tidak ada perubahan Mengurangi CU54,000
C. Mengurangi CU16,200 Mengurangi CU37,800
D. g
Mengurangi g CU13,500
, Mengurangi
g g CU31,500
,

44
Review 6

• PT Kembar memiliki 65% kepemilikan atas PT Anak. Pada hari terakhir


periode akuntansi, PT Anak menjual aset tidak lancar ke PT Kembar dengan
harga CU200,000. Biaya perolehan aset tersebut adalah
CU500,000 dan pada akhir periode pelaporan nilai bukunya adalah 
CU160,000.
• Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian telah disusun tanpa penyesuaian
sehubungan dengan aset tidak lancar ini.
• Berdasarkan IAS 27 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian dan
Tersendiri, penyesuaian apa yang harus dibuat atas untuk aset tidak lancar 
dan saldo laba ?
Aset tidak lancar Saldo laba ditahan
A. Meningkat CU300,000 Meningkat CU195,000
B. Mengurangi CU40,000 Mengurangi CU26,000
C. Mengurangi CU40,000 Mengurangi CU40,000
D M i k CU300,000
D. Meningkat CU300 000 M i k CU300,000
Meningkat CU300 000

45
Review 7

• PT Merapi memiliki 75% kepemilikan atas PT Krakatau. Pada tanggal 31


Desember 20X7, hari terakhir periode akuntansi, PT Krakatau menjual aset
tidak lancar ke PT Merapi seharga CU200,000. Biaya perolehan aset
tersebut adalah CU500,000 dan pada tanggal 
31 Desember 20X7 nilai buku aset tersebut adalah CU160,000.
• Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
telah disusun tanpa penyesuaian sehubungan dengan aset tidak lancar ini.
• Berdasarkan IAS 27 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian dan
Tersendiri, penyesuaian apa yang harus dilbuat dalam
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian untuk laba ditahan dan
Kepentingan non‐pengendali?
S ld laba
Saldo l b Kepentingan
i non‐pengendali
d li
A. Meningkat CU225,000 Meningkat CU75,000
B. Meningkat CU300,000 Tidak ada perubahan
C Mengurangi CU30,000
C. Mengurangi CU30 000 Mengurangi CU10,000
CU10 000
D. Mengurangi CU40,000 Tidak ada perubahan
46
Review 8

• PT Adam memiliki 65% kepemilikan dari PT Hawa. Pada tanggal 31 
Desember 20X7, hari terakhir periode akuntansi, PT Adam menjual aset 
tidak lancar ke PT Hawa seharga CU1,000. Biaya perolehan
tidak lancar ke PT Hawa CU1 000 Biaya perolehan aset tersebut
aset tersebut
adalah CU2,500 dan pada tanggal 31 Desember 20X7 nilai tercatat aset
adalah CU800.
• Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian telah disusun tanpa penyesuaian 
sehubungan dengan aset tidak lancar ini.
• Berdasarkan IAS 27 Laporan Keuangan Konsolidasian dan Terpisah, 
penyesuaian apa yang harus dibuat dalam Laporan Posisi Keuangan 
Konsolidasian untuk aset
untuk aset tidak lancar dan Kepentingan non‐pengendali?
tidak lancar dan Kepentingan non pengendali?

Aset tidak lancar  Kepentingan non‐pengendali


A. Meningkat CU1,500 Meningkat CU525
B. Mengurangi CU200  Tidak ada perubahan
C. Mengurangi CU200  Mengurangi CU70
D. Meningkat CU1,500  Tidak ada perubahan

47
Review 9

• PT Lilla membeli peralatan pada tanggal 1 Januari 20X4 dengan harga


CU800,000, disusutkan lebih dari 8 tahun dengan tidak ada nilai sisa.
• Pada tanggal 1 Januari 20X7 PT Ungu mengakuisisi 100% kepemilikan
Pada tanggal 1 Januari 20X7 PT Ungu mengakuisisi 100% kepemilikan dari 
dari
PT Lilla dan nilai wajar peralatan diperkirakan CU460,000, dengan sisa 
umur manfaat 5 tahun. 
• Nilai wajar tersebut tidak dimasukkan ke dalam buku PT Lilla dan beban 
penyusutan tetap dihitung dengan mempertimbangkan
dh d b k biaya perolehan.
b l h
• Berdasarkan IAS 27 Laporan Keuangan Konsolidasian dan Terpisah, 
penyesuaian apa yang harus dibuat untuk nilai tercatat beban depresiasi
p g
dan Laporan Posisi Keuangan untuk menyusun
y Laporan Keuangan 
p g
Konsolidasian untuk tahun yang berakhir 31 Desember 20X8?

Beban Depresiasi Nilai tercatat


A. Meningkat CU8,000 
i k Meningkat
i k CU24,000
B. Meningkat CU8,000  Mengurangi CU24,000
C. Mengurangi CU8,000  Meningkat CU24,000
D
D. Mengurangi CU8,000 
CU8 000 Mengurangi CU24,000
CU24 000

48
Main References

ƒ Intermediate Accounting
Kieso, Weygandt, Walfield, 13th edition, John Wiley

ƒ g
Standar Akuntansi Keuangan
Dewan Standar Akuntansi Keuangan, IAI

ƒ International Financial Reporting Standards – Certificate Learning Material


The Institute of Chartered Accountants, England and Wales

49
TERIMA KASIH
Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI
Departemen Akuntansi FEUI
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
08161932935 atau 081318227080

50
PSAK – 65 Laporan Keuangan Konsolidasian

IFRS 10 : Consolidated financial statements


Agenda

1 Latar Belakang

2 Perubahan Ketentuan

3 Laporan Keuangan Konsolidasian


PERUBAHAN PSAK 65 TAHUN 2013

Hal PSAK 65 PSAK 4 dan


ISAK 7
Ruang Lingkup Tidak meliputi LK tersendiri Diatur

Definisi Diatur dalam lampiran tersendiri Diatur

Pengendalian Defiinisi yang umum meliputi: kekuasaan, Diatur


ekposure hak dan kemampuan menggunakan
kekuasaan
Pengendalian tanpa adanya hak Memberikan panduan penerapan dalam Diatur
suara mayoritas menaksir pengendalian tanpa hak suara
Hak suara potensial Ketentuan lebih detail Diatur

Hubungan Keagenan Terdapat pedoman penerapan hubungan Tidak Diatur


keagenan

3
PERUBAHAN PSAK 65 TAHUN 2013

Hal PSAK 65 PSAK 4 dan


ISAK 7

Persyaratan akuntansi LK konsolidasian disusun dengan menggunakna Diatur


kebijakan yan sama

Kepentingan non pengendali Penyajiannya terpisah dari ekuitas pemiliki Diatur


entitas induk

Penentuan apakah entitas Terdapat definisi Tidak Diatur


adalah entitas investasi

Entitas investasi pengecualian Tidak dikonsolidasi tetapi mengukur investasinya Tidak Diatur
terhadap konsolidasi dengan nilai wajar

4
PSAK - 4

ISI

LK Konsolidasian Lampiran
▪ Tujuan Lingkup ▪ Lampiran A: Definisi
▪ Pengendalian ▪ Lampiran B: Pedoman
▪ Persyaratan Akutnansi Penerapan
▪ Penentuan apakah entitas ▪ Lampiran C: Tanggak
adalah intitas investasi Efektif dan Ketentuan
▪ Entitas Investasi – Transisi
Pengecualian terhadap ▪ Contoh Ilustrasi (bukan
Konsolidasi bagian)

▪ Menarik PSAK 4
▪ Menarik ISAK 7 EBK
LK Konsolidasian – definisi Lampiran A

▪ Aktivitas relevan. Untuk tujuan Pernyataan ini, aktivitas relevan adalah


aktivitas investee yang secara signifikan mempengaruhi imbal hasil
investee.
▪ Entitas induk → mempunyai satu atau lebih anak
▪ Entitas anak → yang dikendalikan oleh entias induk
▪ Kelompok usaha→ entitas induk dan seluruh entitas anaknya
▪ Kepentingan non pengendali→ ekuitas anak yang tidak dapat
diatribusikan (lansung/tidak) pada entitas induk
▪ Pengendalian→ kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan
operasional untuk memperoleh manfaat
▪ Hak pencabutan adalah hak untuk mencabut kewenangan pengambilan
keputusan yang dimiliki oleh pengambil keputusan.
▪ Hak pencabutan adalah hak untuk mencabut kewenangan pengambilan
keputusan yang dimiliki oleh pengambil keputusan.
▪ Hak protektif adalah hak yang didesain untuk melindungi kepentingan
pihak pemegang hak protektif tanpa memberikan kekuasaan kepada
pihak tersebut atas entitas dimana hak tersebut terkait.
LK Konsolidasian – definisi Lampiran A

▪ Entitas investasi adalah entitas yang:


▪ (a) memperoleh dana dari satu atau lebih investor dengan tujuan
memberikan investor tersebut jasa manajemen investasi;
▪ (b) menyatakan komitmen kepada investor bahwa tujuan bisnisnya
adalah untuk menginvestasikan dana yang semata-mata untuk
memperoleh imbal hasil dari kenaikan nilai modal, penghasilan
investasi, atau keduanya; dan
▪ (c) mengukur dan mengevaluasi kinerja dari seluruh investasinya yang
substansial berdasarkan pada nilai wajar.
LK Konsolidasian – definisi Lampiran A

▪ Kekuasaan adalah hak yang ada saat ini yang memberikan kemampuan
kini untuk mengarahkan aktivitas relevan.
▪ Laporan keuangan konsolidasian adalah laporan keuangan suatu
kelompok usaha yang didalamnya aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan,
beban, dan arus kas entitas induk dan entitas anak disajikan sebagai suatu
entitas ekonomi tunggal.
▪ Pengambil keputusan. Entitas dengan hak pengambilan keputusan
merupakan prinsipal maupun agen untuk pihak lain.
▪ Pengendalian atas investee. Investor mengendalikan investee ketika
investor terekspos atau memiliki hak atas imbal hasil variabel dari
keterlibatannya dengan investee dan memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi imbal hasil tersebut melalui kekuasaannya atas investee.
Tujuan

▪ Pernyataan ini bertujuan untuk menetapkan prinsip penyusunan dan


penyajian laporan keuangan konsolidasian ketika entitas mengendalikan
satu atau lebih entitas lain.
▪ Untuk mencapai tujuan pada paragraf 01, Pernyataan ini:
a. mensyaratkan entitas (entitas induk) yang mengendalikan satu atau
lebih entitas lain (entitas anak) untuk menyajikan laporan keuangan
konsolidasian;
b. mendefinisikan prinsip pengendalian dan menetapkan pengendalian
sebagai dasar konsolidasi;
c. (menetapkan bagaimana cara menerapkan prinsip pengendalian untuk
mengidentifikasi apakah investor mengendalikan investee sehingga
investor mengonsolidasi investee;
d. menetapkan persyaratan akuntansi untuk penyusunan laporan
keuangan konsolidasian; dan
e. mendefinisikan entitas investasi dan menetapkan pengecualian untuk
mengonsolidasi entitas anak tertentu dari entitas investasi.
Ruang Lingkup

▪ Entitas yang merupakan entitas induk menyajikan laporan keuangan


konsolidasian.
▪ Pernyataan ini berlaku untuk seluruh entitas, kecuali:
▪ program imbalan pascakerja atau program imbalan kerja jangka
panjang lain yang diatur dalam PSAK 24: Imbalan Kerja.
▪ entitas investasi tidak perlu menyajikan laporan keuangan
konsolidasian jika entitas investasi disyaratkan untuk mengukur
seluruh entitas anaknya pada nilai wajar melalui laba rugi sesuai
dengan paragraf 31.
Pengendalian – PSAK 4 lama par 10

Pengendalian ada ketika memiliki setengah atau kurang, jika terdapat


1 2 3 4

kekuasaan melebihi kekuasaan untuk Kekuasaan menun- kekuasaan untuk


setengah hak suara mengatur juk atau mengganti memberikan suara
sesuai perjanjian kebijakan sebagian besar mayoritas pada
dengan investor keuangan dan dewan direksi atau rapat dewan direksi
lain; operasional entitas organ pengatur atau organ
berdasarkan setara dan mengen- pengatur setara
anggaran dasar dalikan entitas mll dan mengendalikan
atau perjanjian; dewan atau organ entitas mll direksi
tersebut; atau organ
tersebut.
Pengendalian – PSAK 65

▪ Investor, terlepas dari sifat keterlibatannya dengan entitas (investee),


menentukan apakah investor merupakan entitas induk dengan
menaksir apakah investor tersebut mengendalikan investee.
▪ Investor mengendalikan investee ketika investor terekspos atau
memiliki hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan
investee dan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil
tersebut melalui kekuasaannya atas investee.
▪ Investor mengendalikan investee jika dan hanya jika investor memiliki
seluruh hal berikut ini:
a. kekuasaan atas investee (lihat paragraf 10–14);
b. eksposur atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan
investee (lihat paragraf 15 dan 16); dan
c. kemampuan untuk menggunakan kekuasaannya atas investee untuk
mempengaruhi
Kekuasaan

▪ Memiliki kekuaraan kemampuan untuk mengarahkan aktivitas relevan


→ aktivitas yang signifikan mempengarui imbal hasil investee.
▪ Kekuasaan timbul dari hak. Penaksiran kekuasaan mudah ketika berasal
dari instrumen ekuitas. Penaksiran kadang kompleks dan
mempertimbangkan banyak faktor.
▪ Bukti investor mengarahkan aktivitas relevan dapat membantu
menentukan namun bukti tersebut tidak dengan sendirinya
meyakinkan.
▪ Investor yang paling mempengaruhi imbal hasil investee yang memiliki
kekuasaan.
Imbal hasil

▪ Investor terekspos atas imbal hasil variabel dengan investee, ketika


imbal hasil investor dari keterlibatannya tersebut berpotensi untuk
bervariasi sebagai akibat dari kinerja investee. Imbal hasil investor dapat
hanya positif, hanya negatif atau positif dan negatif.
▪ . Meskipun hanya satu investor yang dapat mengendalikan investee,
lebih dari satu pihak dapat berbagi imbal hasil investee. Sebagai contoh,
pemilik kepentingan nonpengendali dapat berbagi laba atau distribusi
dari investee.
Kekuasaan dan Imbal hasil

▪ Investor mengendalikan investee jika investor tidak hanya memiliki


kekuasaan atas investee dan eksposur atau hak atas imbal hasil variabel
dari keterlibatannya dengan investee, tetapi juga memiliki kemampuan
untuk menggunakan kekuasaannya dalam mempengaruhi imbal hasil
investor dari keterlibatannya dengan investee.
▪ Investor dengan hak pengambilan keputusan menentukan apakah
investor bertindak sebagai prinsipal atau agen. Investor yang bertindak
sebagai agen, sesuai dengan paragraf PP58-PP72, tidak mengendalikan
investee ketika investor tersebut melaksanakan hak pengambilan
keputusan yang didelegasikan kepada investor tersebut.
Persyaratan Akuntansi

▪ Entitas induk menyusun laporan keuangan konsolidasian dengan


menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan
peristiwa lain dalam keadaan yang serupa.
▪ Konsolidasi atas investee dimulai sejak tanggal investor memperoleh
pengendalian atas investee dan berakhir ketika investorkehilangan
pengendalian atas investee.
▪ Paragraf PP109–PP116 menetapkan pedoman penyusunan laporan
keuangan konsolidasian.
Kepentingan nonpengendali

▪ Entitas induk menyajikan kepentingan nonpengendali di ekuitas dalam


laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari ekuitas pemilik
entitas induk.
▪ Perubahan dalam bagian kepemilikan entitas induk pada entitas anak
yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian entitas induk pada
entitas anak adalah transaksi ekuitas (yaitu transaksi dengan pemilik
dalam kapasitasnya sebagai pemilik).
▪ Paragraf PP117–PP119 menetapkan pedoman akuntansi untuk
kepentingan nonpengendali dalam laporan keuangan konsolidasian.
Kehilangan Pengendalian

▪ Jika entitas induk kehilangan pengendalian pada entitas anak, maka


entitas induk:
▪ menghentikan pengakuan aset dan liabilitas entitas anak terdahulu dari
laporan posisi keuangan konsolidasian;
▪ mengakui sisa investasi apapun pada entitas anak terdahulu pada nilai
wajarnya pada tanggal hilangnya pengendalian dan selanjutnya mencatat sisa
investasi tersebut dan setiap jumlah terutang oleh atau kepada entitas anak
terdahulu sesuai dengan SAK lain yang relevan. Nilai wajar tersebut dianggap
sebagai nilai wajar pada saat pengakuan awal aset keuangan sesuai dengan
PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran atau (jika sesuai)
biaya perolehan pada saat pengakuan awal investasi pada entitas asosiasi atau
ventura bersama;
▪ mengakui keuntungan atau kerugian terkait dengan hilangnya pengendalian
yang dapat diatribusikan pada kepentingan pengendali terdahulu.
Kehilangan Pengendalian – PP121

▪ Jika entitas induk kehilangan pengendalian pada entitas anak, maka entitas
induk:
a. menghentikan pengakuan:
i. aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas entitas anak pada jumlah
tercatatnya ketika pengendalian hilang; dan
ii. jumlah tercatat setiap kepentingan nonpengendali pada entitas anak
terdahulu pada tanggal hilangnya pengendalian (termasuk setiap
komponen penghasilan komprehensif lain
iii. yang diatribusikan pada kepentingan nonpengendali).
b. mengakui:
i. nilai wajar pembayaran yang diterima (jika ada) dari transaksi,peristiwa atau
keadaan yang mengakibatkan hilangnya pengendalian
ii. jika transaksi, peristiwa atau keadaan yang mengakibatkan hilangnya
pengendalian melibatkan distribusi saham entitas anak kepada pemilik dalam
kapasitasnya sebagai pemilik;dan
iii. setiap sisa investasi pada entitas anak terdahulu pada nilai wajarnya pada
tanggal hilangnya pengendalian.
Kehilangan Pengendalian – PP121

a. reklasifikasi laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo


laba jika disyaratkan oleh SAK lain, jumlah yang diakui dalam
penghasilan komprehensif lain dalam kaitan dengan entitas anak
atas dasar yang dijelaskan dalam paragraf PP122;
b. mengakui perbedaan apapun yang dihasilkan sebagai keuntungan
atau kerugian dalam laba rugi yang diatribusikan kepada entitas
induk.
▪ Jika mencatat semua jumlah yang diakui sebelumnya dalam
penghasilan komprehensif lain dengan dasar yang sama →
ke laba rugi atau saldo laba.
Hak suara potensi

▪ Instrumen yang dapat dikonversi menjadi saham


▪ Keberadaan dan dampak dari hak suara potensial yang saat
ini dapat dilaksanakan atau dikonversi, termasuk hak suara
potensial yang dimiliki oleh entitas lain, dipertimbangkan
ketika menilai apakah suatu entitas mempunyai kekuasaan
untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional
entitas lain.
▪ Dipertimbangkan secara individual maupun kombinasi
▪ Tidak dikeluarkan → organisasi ventura, reksa dana, unit
perwalian
▪ Aktivitas tidak sama tetap dikonsolidasi → segmen
Kehilangan pengendalian - entitas induk (31)

▪ Mengakui:
▪ Nilai wajar pembayaran yang diterima (jika ada) dari transaksi,
peristiwa atau keadaan yang mengakibatkan hilangnya
pengendalian; dan
▪ Distribusi saham, jika transaksi yang mengakibatkan hilangnya
pengendalian melibatkan distribusi saham entitas anak ke
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik;
▪ Mengakui setiap sisa investasi pada entitas anak
terdahulu pada nilai wajarnya pada tanggal hilangnya
pengendalian;
Kehilangan pengendalian - entitas induk (31)

▪ Mereklasifikasi ke laporan laba rugi, atau mengalihkan


secara langsung ke saldo laba jika disyaratkan oleh SAK
lain, sejumlah yang diidentifikasi dalam paragraf 32;
dan
▪ Mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai
keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi yang
dapat diatribusikan pada entitas induk.
Saham / Aset
Nilai investasi diterima (pembayaran)
SELISIH
tercatat Nilai wajar investasi
tersisa

Reklasifikasi ke Keuntungan/
Saldo Laba Kerugian dlm LR
Penentuan Apakah Entitas adalah Entitas Investasi

▪ Entitas induk menentukan apakah entitas induk adalah entitas investasi.


Entitas investasi adalah entitas yang:
a. memperoleh dana dari satu atau lebih investor dengan tujuan memberikan
investor tersebut jasa manajemen investasi;
b. menyatakan komitmen kepada investor bahwa tujuan bisnisnya adalah
untuk menginvestasikan dana yang semata-mata untuk memperoleh imbal
hasil dari kenaikan nilai modal, penghasilan investasi, atau keduanya; dan
c. mengukur dan mengevaluasi kinerja dari seluruh investasinya yang
substansial berdasarkan pada nilai wajar.
▪ Paragraf PP86-PP98 memberikan pedoman penerapan yang terkait.

24
Penentuan Apakah Entitas adalah Entitas Investasi

▪ Pertimbangan dalam menaksir apakah entitas memenuhi definisi entitas


investasi. Karakteristik khusus entitas investasi:
a. memiliki lebih dari satu investasi (lihat paragraf PP100–PP101);
b. memiliki lebih dari satu investor (lihat paragraf PP102–PP104);
c. memiliki investor yang bukan merupakan pihak-pihak berelasi dari
entitas (lihat paragraf PP105–PP106); dan
d. memiliki bagian kepemilikan dalam bentuk kepentingan ekuitas atau
kepentingan serupa (lihat paragraf PP107–PP108).
▪ Entitas investasi yang tidak memiliki seluruh karakteristik khusus di atas
memberikan pengungkapan tambahan sesuai PSAK 67.
▪ Jika terjadi perubahan status → mencatat perubahan status secara
prospektif

25
Entitas Investasi – Pengecualian terhadap Konsolidasi

▪ Kecuali sebagaimana dijelaskan dalam paragraf 32, entitas investasi


tidak mengonsolidasi entitas anaknya atau menerapkan PSAK 22:
Kombinasi Bisnis ketika entitas tersebut memperoleh pengendalian atas
entitas lain. Malahan, entitas investasi mengukur investasi dalam entitas
anak pada nilai wajar melalui laba rugi sesuai dengan PSAK 55.
▪ Terlepas dari persyaratan dalam paragraf 31, jika entitas investasi memiliki
entitas anak yang memberikan jasa terkait dengan aktivitas investasi dari
entitas investasi (lihat paragraf PP88–PP90), entitas investasi
mengonsolidasi entitas anak tersebut sesuai dengan Pernyataan ini
paragraf 19–26 dan menerapkan persyaratan dalam PSAK 22: Kombinasi
Bisnis untuk akusisi dari entitas anak tersebut manapun. (par 32)
▪ Entitas induk dari entitas investasi mengonsolidasi seluruh entitas yang
dikendalikannya, termasuk entitas yang dikendalikan melalui entitas anak
yang merupakan entitas investasi, kecuali entitas induk itu sendiri
merupakan entitas investasi.

26
Ketentuan Transisi

▪ Tanggal efektif 1 Januari 2015.


▪ Ketentuan transisi
▪ Menerapkan pernyataan ini secara retrospektif sesuai PSAK 25
▪ Referensi untuk “Periode Terdekat Sebelumnya””
▪ PSAK 65 menggantikan PSAK 4 dan PSAK 7
Teknik dan Prosedur Konsolidasi

Menggabungkan LK entitas induk dan entitas anak → menjumlahkan


pos-pos sejenis dari aset, kewajiban, ekuitas, penghasilan, dan beban.

1 2 3
Investasi entitas Kepentingan non Saldo transaksi,
induk pada anak pengendali penghasilan dan
dengan porsi entitas diidentifikasi: beban intra
atas ekuitas anak ekuitas (awal dan kelompok usaha
dieliminasi, perubahan, dieliminasi secara
(goodwiil muncul) laba/rugi penuh → belum
direaliasi, dampak
pajak penghasilan
Eliminasi

▪ Investasi
▪ Akun investasi dieliminasi dengan ekuitas entitas anak
▪ Jika kepemilikan pada entitas anak tidak 100% akan muncul
kepentingan non pengendali.
▪ Perbedaan nilai wajar dan nilai buku harus diperhitungkan dalam
konsolidasi (nilai wajar yang dikonsolidasi)
▪ Goodwiil muncul jika nilai perolehan tidak sama dengan nilai wajar
▪ Akun
▪ Utang – piutang yang muncul antara anak dan induk harus dihapuskan
▪ Transaksi
▪ Transaksi yang boleh diakui adalah transaksi kepada pihak ketiga,
transaksi anak dan induk harus dieliminasi
Eliminasi transaksi

▪ Persediaan
▪ Penjualan dan harga pokok penjualan
▪ Jika barang belum terjual maka laba yang belum direalisasi harus
dikurangkan dari nilai inventory dan mempengaruhi laba yang telah
diakui.
▪ Aset tetap
▪ Pada tahun terjadi transaksi tidak boleh diakui keuntungan/kerugian
dari transaksi tersebut
▪ Laba yang ada dalam aset tersebut harus dieliminasi
▪ Nilai penyusutan akan disesuaikan
▪ Obligasi
▪ Obligasi hanya boleh diakui sebesar obligasi pada pihak eksternal.
▪ Pendapatan / beban bunga harus dieliminasi
Laba yang belum direalisasikan

▪ Keuntungan dan kerugian hasil dari transaksi intra kelompok


usaha yang diakui dalam aset: persediaan, aset tetap,
obligasi harus dieliminasi.
▪ Pengaruh ke nilai aset dan kewajiban
▪ Mempengaruhi laba/rugi periode berjalan → COGS, biaya bunga,
depresiasi
▪ Penjualan hulu dari entitas induk, semua laba disesuaikan
mempengaruhi bagian laba induk.
▪ Penjualan hilir dari entitas anak, semua laba disesuaikan
mempengaruhi bagian laba /kepentingan non pengendali,
karena laba ada di anak perusahaan.
Prosedur – Tanggal

▪ LK yang digunakan untuk menyusun LK konsolidasian


disusun dengan tanggal yang sama.
▪ Jika tidak sama menyusun LK dengan tanggal yang sama
kecuali tidak praktis
▪ Jika tanggal berbeda, penyesuaian dilakukan atas dampak
transaksi / peristiwa yang signifikan (tidak lebih bulan)
▪ Lama periode pelaporan dan perbedaan antar akhir periode,
sama dari periode ke periode
Prosedur

▪ LK konsolidasian menggunakan kebijakan akuntansi yang


sama untuk transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan yang
serupa. (jika tidak sama penyesuaian)
▪ Perubahan dalam bagian kepemilikan entitas induk pada
entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya
pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas (dalam hal ini
transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai
pemilik).→ kepantingan non pengendali disesuaikan
nilainya jika terpengaruh.
Pengungkapan – LK Konsolidasian 1

▪ Sifat hubungan antara entitas induk dan suatu entitas


anak lebih dari setengah kekuasaan
▪ Alasan mengapa kepemilikan (setengah kekuasaan
suara tidak diikuti dengan pengendalian;
▪ Akhir periode pelaporan dari laporan keuangan entitas
anak jika LK memiliki tanggal / periode berbeda.
▪ Sifat dan luas setiap restriksi signifikan dalam
kemampuan entitas anak untuk mentransfer dana ke
entitas induk
Pengungkapan – LK Konsolidasian 2

▪ Rincian yang menunjukan dampak setiap perubahan


bagian kepemilikan entitas induk pada entitas anak
yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian.
▪ Pengendalian hilang, maka entitas induk
mengungkapkan keuntungan atau kerugian (jika ada)
yang diakui sesuai dengan paragraf 31, dan:
▪ porsi dari keuntungan atau kerugian yang dapat diatribusikan
pada pengakuan sisa investasi pada entitas anak terdahulu
dengan nilai wajar
▪ pos keuntungan atau kerugian yang diakui dalam laporan laba
rugi komprehensif jika tdk disajikan terpisah.
Pedoman Implementasi – hak suara potensial

▪ Perbedaan pengaruh signifikan, pengendalian bersama dan


pengendalian.
▪ Hak suara potensial tidak ada jika tidak punya substansi ekonomi
▪ Ilustrasi
▪ Contoh opsi posisi tidak untung (out of the money)
▪ Kemungkinan pelaksanaan atau konversi
▪ Hak lainnya yang mempunyai potensi untuk meningkatkan hak suara suatu
entitas atau mengurangi hak suara entitas lain
▪ Maksud manajemen
▪ Kemampuan manajemen
Ilustrasi 1 – hak suara potensial

Issued Percentage Issued Potential Total shares Percentage


ordinary of ordinary share shares from (issued and of total
shares shares warrants warrants potential) shares

Company A $10,000,000 50% $5,000,000 $10,000,000 $20,000,000 62.50%

Other
10,000,000 50% 1,000,000 2,000,000 12,000,000 37.50%
investors

Total $20,000,000 100% $6,000,000 $12,000,000 $32,000,000 100.00%

Although Company A owns only 50% of the total issued ordinary shares, its
holding of the share warrants gives it de facto control over Company B
Ilustrasi 2

▪ PT. Angelia membeli seluruh kepemilikan saham di PT. Zafira dengan harga
CU20,000. Pada tanggal tersebut ekuitas PT. Zafira terdiri dari :
▪ Saham CU5,000
▪ Saldo laba CU6,000.
▪ Saham dan saldo laba dielminasi dengan harga perolehan investasi,
selisihnya akan dicatata sebagai goodwill.
Harga perolehan 20,000
Dikurangi :
Net aset PT. Zafira saham 5,000
Saldo Laba 6,000
11,000
Goodwill 9,000

38
Ilustrasi 3 Penggabungan usaha

▪ PT. Induk mengakuisi 80% saham PT. Anak. Aset yang diserahkan untuk
akuisisi 1.200.000. Non pengendali 20%. Nilai buku Ekuitas PT. Anak pada
(1/1/20x1): 1.000.000). Dalam akuisisi terdapat perbedaan nilai buku dengan
nilai wajar 300.000 → untuk tanah 200.000 dan gedung 100.000 (10thn).
Laba Anak selama tahun tersebut 200.000, dividen yang dibagikan 100.000
Induk Anak Induk Anak
Aset lancar 3.200.000 500.000 Liabilitas 2.200.000 1.000.000
Aset tidak lancar 5.000.000 1.500.000 Ekuitas 6.000.000 1.000.000
8.200.000 2.000.000 8.200.000 2.000.000

Induk Anak Induk Anak

Aset lancar 2.000.000 500.000 Liabilitas 2.200.000 1.000.000

Aset tidak lancar 5.000.000 1.500.000 Ekuitas 6.000.000 1.000.000

Investasi di anak 1.200.000

8.200.000 2.000.000 8.200.000 2.000.000


Ilustrasi 3 Penggabungan usaha

▪ Goodwill = Investasi S – (% P’ownership x fair value asset)


▪ Nilai wajar aset = 1.000.000 + 300.000 = 1.300.000
▪ Goodwill = 1.200.000 – 80% * 1.300.000 = 160.000 → goodwill untuk parent
▪ Goodwill untuk np = 160.000/80% * 20% = 40.000 Aset
▪ Jika goodwilll hanya untuk parent = 160.000 menjadi
▪ Jika untuk parent dan non pengendali = 200.000 lebih besar

• Aset digabungkan sebesar nilai wajar 1.500.000+300.000 = 1.800.000(total)


• PSAK lama yang digabungkan hanya 1.500.000 + 80%*300.000
• PSAK lama non controlling interest = 1.000.000 * 20% = 200.000
• PSAK baru non controlling interest = 1.300.000 * 20% = 260.000

Induk Anak FV Induk Anak FV


Aset lancar 3.200.000 500.000 Liabilitas 2.200.000 1.000.000
Aset tidak lancar 5.000.000 1.800.000 Ekuitas 6.000.000 1.300.000
8.200.000 2.300.000 8.200.000 2.300.000
Ilustrasi 3 Penggabungan usaha

Induk Anak FV Induk Anak FV


Aset lancar 2.000.000 500.000 Liabilitas 2.200.000 1.000.000
Aset tidak lancar 5.000.000 1.800.000 Ekuitas 6.000.000 1.300.000
Investasi di anak 1.200.000
8.200.000 2.300.000 8.200.000 2.300.000

Konsolidasi Konsolidasi
Aset lancar 2.500.000 Liabilitas 3.200.000 Knsl Knsl
Aset tidak lancar 6.800.000 Ekuitas 6.000.000 AL 2.500 L 3.200
Goodwill 160.000 Non pengendali 260.000 ATL 6.800 E 6.000
9.460.000 9.460.000 GW 200 NP 300
9.500 9.500
Knsl Knsl
AL 2.500 L 3.200 Goowill parent Goowill parent & NCI

ATL 6.740 E 6.000


Aset menjadi lebih besar:
GW 160 NP 200 Fakto r: Jml akuisisi,
9.400 9.400 Perbedaan BV, FV, HP
PSAK LAMA

41
Ilustrasi 4 Penggabungan Usaha Bertahap

• Entitas A sebelumnya memiliki entitas B sebesar 20% dengan nilai 320 juta.
Nilai buku entitas B total sebesar 1.500 juta.
• Entitas A membeli tambahan saham entitas B sebanyak 60% dengan harga
1.200. Nilai wajar aset B saat akuisisi sebesar 1.800.

• Total kepemilikan baru 20% + 60% = 80%.


• Nilai wajar yang baru ➔ 60% = 1.200 maka 100% = 2.000
• Harga wajar dari aset yang dibeli 1.800 sehingga
• goodwill total 2.000-1.800 = 200, maka goodwill untuk minoritas = 40
• Goodwiil parent 1.600 – 80%x1.800 = 1.600 – 1.440 = 160.
• Kepemilikan lama dinilai kembali 20% x 2.000 = 400, sehingga ada
keuntungan 400-320 = 80.
• Investasi yang baru sebesar 80% x 2000 = 1.600
• Jurnal
• Investasi 1.200
• Kas 1.200
• Investasi 80
• Keuntungan investasi 80
Ilustrasi 5

▪ PT. Melati membeli 60 % saham PT. Dahlia pada 1 Januari 2007 (40% non
pengendali) dengan harga CU18.000. Pada tanggal akusisi ekuitas PT. Dahlia :
▪ Saham CU5,000
▪ Saldo laba CU15,000.
▪ Laba setelah pajak pada 31 December 2007 sebesar CU10,000 dan saldo laba
sebesar CU25,000.
▪ Selisih harga perolehan dengan nilai wajar aset adalah goodwill
Harga perolehan 18,000
Kepentingan non pengendali (40% × (5,000+15,000)) 8,000
Total 26,000
Net Aset PT. Dahlia (5,000 + 15,000) (20.000)
Goodwill 6,000
▪ Kepentingan non pengendali akhir periode CU12,000 (40% x (CU5,000+CU25,000)).
▪ Bagian laba untuk non pengendali CU4,000 (40% x CU10,000).
▪ Dalam saldo laba konsolidasi terdapat bagian induk atas peningkatan saldo laba
sebesar CU6,000 ((CU25,000 - CU15,000) x 60%).
▪ Saldo laba sebelum akuisisi dieliminasi dengan harga perolehan

43
Ilustrasi 6

▪ PT. P mengakuisisi PT S pada 1/1/2010 dengan


nilai akuisisi 6.000.
▪ Pada saat akuisisi, nilai PPE 1000 lebih tinggi
dari nilai tercatat.
▪ PPE didepresiasi 5 tahun.
Ilustrasi 6: Konsolidasi 100%

PT. P PT. S Elimination Consolidated


Cash 25.000 2.000 27.000
Securities 30.000 3.000 33.000
Loans 255.000 30.000 285.000
PPE 10.000 4.000 1.000 15.000
Investment in S 6.000 (6.000) -
Goodwiil 1.000 1.000
326.000 39.000 (4.000) 361..000

Time deposit 250.000 32.000 282.000


Liability 11.000 3.000 14.000
Common stock 20.000 1.000 (1.000) 20.000
Retained Earning 45.000 3.000 (3.000) 45.000
326.000 39.000 (4.000) 361.000
Ilustrasi 7

▪ PT. P mengakuisisi 70% kepemilikan PT S pada


1/1/2010 dengan nilai akuisisi 4.000.
▪ Pada saat akuisisi, nilai PPE 1000 lebih tinggi
dari nilai tercatat.
▪ PPE didepresiasi 5 tahun.
Ilustrasi 7 : Konsolidasi – kurang 100%
PT. P PT. S Elimination Consolidated
Cash 26.000 2.000 28.000
Securities 30.000 3.000 33.000
Loans 255.000 30.000 285.000
PPE 10.000 4.000 1.000 15.000
Investment in S 4.000 (4.000) -
Goodwiil 500 500
325.000 39.000 (2.500) 361.500

Time deposit 250.000 32.000 282.000


Liability 10.000 3.000 13.000
Non controlling int 1.500 1.500
Common stock 20.000 1.000 (1.000) 20.000
Retained Earning 45.000 3.000 (3.000) 45.000
325.000 39.000 (2.500) 361.500
Ilustrasi 8

▪ PT Abimanyu memiliki 60% kepemilikan saham PT Indah.


Berikut ini laporan keuangan tersendiri dari kedua perusahaan:
PT Abimanyu
Piutang usaha CU280,000, termasuk CU50,000 dari PT Indah
Utang usaha CU220,000, termasuk CU10,000 dari PT Indah
PT Indah
Piutang usaha CU125,000, termasuk CU10,000 dari PT Abimanyu
Utang usaha CU95,000, termasuk CU50,000 dari PT Abimanyu

Angka-angka berikut ini seharusnya dimasukkan dalam laporan posisi keuangan


konsolidasi dari kedua perusahaan.
Piutang usaha: CU280,000 - 50.000 + 125.000 - 10.000 = CU345,000
Hutang usaha: CU220,000 - 10.000 + 95.000 - 50.000 = CU255,000
Saldo utang-piutang harus dihilangkan secara penuh. Piutang usaha dan utang
usaha seharusnya hanya memasukkan saldo dari pihak ketiga.

48
Ilustrasi 9

▪ PT Merdeka memiliki 75% kepemilikan atas PT Abadi. Pada akhir periode pelaporan,
perusahaan memiliki persedian yang dibeli dari entitas lain seharga CU50,000 ditambah biaya
(cost plus) 25%.
▪ Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian telah disusun tanpa ada penyesuaian sehubungan
dengan kepemilikan persediaan ini.
▪ Penyesuaian perlu dilakukan dalam Laporan Posisi Keuangan konsolidasian untuk
persediaan, Kepentingan non-pengendali dan laba ditahan ditetapkan
berdasarkan asumsi sebagai berikut:
Asumsi 1: PT Merdeka memegang persediaan yang dibeli dari PT Abadi
Asumsi 2: PT Abadi memegang persediaan yang dibeli dari PT Merdeka
▪ Berdasarkan kedua asumsi, CU10,000 dari laba harus dikeluarkan dari nilai tercatat
persediaan (25/125 x CU50,000 = CU10,000). Jumlah ini harus dihapus dari saldo laba penjual.
▪ Asumsi 1
Anak perusahaan (subsidiary) adalah penjual, sehingga bagian dari pengurangan tersebut
adalah untuk mengurangi kepentingan non-pengendali. Oleh karena itu, kepentingan non-
pengendali ini berkurang sebesar 25% dari CU10,000 = CU2,500 dan saldo laba (berkurang)
sebesar 75%, = CU7,500.
▪ Asumsi 2
Induk perusahaan adalah penjual sehingga seluruh CU10,000 mengurangi saldo laba.

49
Review 1

▪ Berikut ini istilah yang menggambarkan laporan keuangan


perusahaan induk yang investasinya diperhitungkan
berdasarkan kepentingan langsung adalah:
A. Laporan keuangan tunggal
B. Laporan keuangan gabungan
C. Laporan keuangan terpisah
D. Laporan keuangan konsolidasi.

50
Review 2

• PT Meruya memiliki 75% kepemilikan atas PT Bangka. Berikut laporan


keuangan tersendiri dari kedua perusahaan:

• PT Meruya: Piutang usaha CU1,040,000, termasuk CU30,000 dari PT


Bangka.
PT Bangka: Piutang usaha CU215,000, termasuk CU40,000 dari PT Meruya.
• Berdasarkan IAS 27 Laporan Keuangan Konsolidasian, berapakah yang
seharusnya muncul untuk piutang usaha dalam Laporan Posisi Keuangan
PT Meruya?
A CU1,215,000
B CU1,225,000
C CU1,255,000
D CU1,185,000.

51
Review 3

• PT Angkasa mengakuisisi 60% saham PT Awan ketika ekuitasnya


terdiri atas modal saham CU100,000 dan saldo laba ditahan CU150,000.
• Laporan posisi keuangan PT. Awan menunjukkan modal saham CU
100,000, cadangan revaluasi CU75,000 dan saldo laba ditahan CU300,000.
• Berdasarkan IAS 27 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian dan
Tersendiri, berapakah angka dari Kepentingan non-pengendali
yang seharusnya dimasukkan dalam Laporan Posisi Keuangan
Konsolidasian?
A CU150,000
B CU160,000
C CU190,000.
D CU90,000

52
Review 4

• PT Anggrek memiliki 70% kepemilikan atas PT Mawar.


Pada akhir tahun berjalan, PT Anggrek memegang persediaan yang
dibeli dari PT Mawar seharga CU270,000 ditambah biaya 20%.
• Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian telah disusun
tanpa penyesuaian sehubungan dengan kepemilikan persediaan ini.
• Berdasarkan IAS 27 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian dan Tersendiri,
penyesuaian apa yang seharusnya dilakukan dalam
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian untuk Kepentingan non-
pengendali dan laba ditahan?
Kepentingan non-pengendali Laba Ditahan
A. Tidak ada perubahan Mengurangi CU45,000
B. Tidak ada perubahan Mengurangi CU54,000
C. Mengurangi CU16,200 Mengurangi CU37,800
D. Mengurangi CU13,500 Mengurangi CU31,500

53
Review 5

• PT Kembar memiliki 65% kepemilikan atas PT Anak. Pada hari terakhir


periode akuntansi, PT Anak menjual aset tidak lancar ke PT Kembar dengan
harga CU200,000. Biaya perolehan aset tersebut adalah
CU500,000 dan pada akhir periode pelaporan nilai bukunya adalah
CU160,000.
• Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian telah disusun tanpa penyesuaian
sehubungan dengan aset tidak lancar ini.
• Berdasarkan IAS 27 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian dan
Tersendiri, penyesuaian apa yang harus dibuat atas untuk aset tidak lancar
dan saldo laba ?
Aset tidak lancar Saldo laba ditahan
A. Meningkat CU300,000 Meningkat CU195,000
B. Mengurangi CU40,000 Mengurangi CU26,000
C. Mengurangi CU40,000 Mengurangi CU40,000
D. Meningkat CU300,000 Meningkat CU300,000

54
Review 6

• PT Merapi memiliki 75% kepemilikan atas PT Krakatau. Pada tanggal 31


Desember 20X7, hari terakhir periode akuntansi, PT Krakatau menjual aset
tidak lancar ke PT Merapi seharga CU200,000. Biaya perolehan aset
tersebut adalah CU500,000 dan pada tanggal
31 Desember 20X7 nilai buku aset tersebut adalah CU160,000.
• Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
telah disusun tanpa penyesuaian sehubungan dengan aset tidak lancar ini.
• Berdasarkan IAS 27 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian dan
Tersendiri, penyesuaian apa yang harus dilbuat dalam
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian untuk laba ditahan dan
Kepentingan non-pengendali?
Saldo laba Kepentingan non-pengendali
A. Meningkat CU225,000 Meningkat CU75,000
B. Meningkat CU300,000 Tidak ada perubahan
C. Mengurangi CU30,000 Mengurangi CU10,000
D. Mengurangi CU40,000 Tidak ada perubahan
55
Review 7

• PT Adam memiliki 65% kepemilikan dari PT Hawa. Pada tanggal 31


Desember 20X7, hari terakhir periode akuntansi, PT Adam menjual aset
tidak lancar ke PT Hawa seharga CU1,000. Biaya perolehan aset tersebut
adalah CU2,500 dan pada tanggal 31 Desember 20X7 nilai tercatat aset
adalah CU800.
• Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian telah disusun tanpa penyesuaian
sehubungan dengan aset tidak lancar ini.
• Berdasarkan IAS 27 Laporan Keuangan Konsolidasian dan Terpisah,
penyesuaian apa yang harus dibuat dalam Laporan Posisi Keuangan
Konsolidasian untuk aset tidak lancar dan Kepentingan non-pengendali?

Aset tidak lancar Kepentingan non-pengendali


A. Meningkat CU1,500 Meningkat CU525
B. Mengurangi CU200 Tidak ada perubahan
C. Mengurangi CU200 Mengurangi CU70
D. Meningkat CU1,500 Tidak ada perubahan

56
Review 8

• PT Lilla membeli peralatan pada tanggal 1 Januari 20X4 dengan harga


CU800,000, disusutkan lebih dari 8 tahun dengan tidak ada nilai sisa.
• Pada tanggal 1 Januari 20X7 PT Ungu mengakuisisi 100% kepemilikan dari
PT Lilla dan nilai wajar peralatan diperkirakan CU460,000, dengan sisa
umur manfaat 5 tahun.
• Nilai wajar tersebut tidak dimasukkan ke dalam buku PT Lilla dan beban
penyusutan tetap dihitung dengan mempertimbangkan biaya perolehan.
• Berdasarkan IAS 27 Laporan Keuangan Konsolidasian dan Terpisah,
penyesuaian apa yang harus dibuat untuk nilai tercatat beban depresiasi
dan Laporan Posisi Keuangan untuk menyusun Laporan Keuangan
Konsolidasian untuk tahun yang berakhir 31 Desember 20X8?
Beban Depresiasi Nilai tercatat
A. Meningkat CU8,000 Meningkat CU24,000
B. Meningkat CU8,000 Mengurangi CU24,000
C. Mengurangi CU8,000 Meningkat CU24,000
D. Mengurangi CU8,000 Mengurangi CU24,000
57
Main References

▪ Intermediate Accounting
Kieso, Weygandt, Walfield, 13th edition, John Wiley

▪ Standar Akuntansi Keuangan


Dewan Standar Akuntansi Keuangan, IAI

▪ International Financial Reporting Standards – Certificate Learning Material


The Institute of Chartered Accountants, England and Wales

58
TERIMA KASIH
Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani
08161932935 atau 081318227080

59
PSAK 7 – PENGUNGKAPAN PIHAK-PIHAK BERELASI
IAS 24 - Related Party Disclosure

Presented by: Dwi Martani


Ruang Lingkup

ƒ Identifikasi hubungan dan transaksi dengan


pihak-pihak berelasi
ƒ Identifikasi saldo, komitmen antara entitas
dengan pihak-pihak berelasi.
ƒ Menentukan pengungkapan yang diperlukan
b ik untuk
baik k LK kkonsolidasian,
lid i tersendiri,
di i yang
disajikan individual.

2
Latar Belakang

ƒ Mengapa perlu ??
Laporan Posisi
Transaksi dan
Keuangan
Saldo
Dan Laba Rugi

Dipengaruhi

• keberadaan pihak yang


mempunyai hubungan istimewa
• Termasuk
T k komitment
k it t dengan
d pihak
ih k
tersebut
3
Definisi Pihak Berelasi

ƒ Pihak-pihak Berelasi adalah orang atau entitas yang


terkait dengan entitas tertentu dalam menyiapkan
laporan keuangannya.
a Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai
a.
relasi jika:
• memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas
entitas pelapor;
• memiliki pengaruh signifikan terhadap entitas pelapor; atau
• personal manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk
entitas pelapor
p p

4
Definisi Pihak Berelasi

a. Suatu entitas terkait dengan entitas pelapor jika (salah satu);


ƒ Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang
sama
ƒ Suatu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama bagi entitas lain
(atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota
suatu kelompok usaha
usaha, dimana entitas lain tersebut adalah anggotanya
anggotanya.
ƒ Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang
sama
ƒ Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang
lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga.
ƒ Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan
kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas
pelapor.
ƒ Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang
diidentifikasi dalam butir (a).
ƒ Orang yang diidentifikasi dalam butir (a) (i) memiliki pengaruh signifikan
t h d entitas
terhadap tit atau
t anggota t menejemen
j kkuncii entitas
tit ((atau
t entitas
tit induk
i d k
dari entitas).
5
Definisi

ƒ Anggota keluarga dekat dari individu Æ anggota keluarga yang


mungkin mempengaruhi, atau dipengaruhi oleh, orang dalam
hubungan mereka dengan entitas. Mereka dapat termasuk:
ƒ (a) pasangan hidup dan anak dari individu;
ƒ (b) anakkd
darii pasangan hid
hidup iindividu;
di id d dan
ƒ (c) tanggungan dari individu atau pasangan hidup individu.
ƒ Anggota manajemen kunci Æ orang-orang yang mempunyai
kewenangan dan tanggung jawab untuk merencanakan
merencanakan, memimpin
dan mengendalikan aktivitas entitas, secara langsung atau tidak
langsung, termasuk direktur dan komisaris (baik eksekutif maupun
tidak) dari entitas
entitas.
ƒ Entitas pemerintah yang merupakan pihak-pihak berelasi Æ entitas
yang dikendalikan, dikendalikan bersama, atau dipengaruhi secara
signifikan oleh pemerintah.

6
Definisi

ƒ Imbalan kerja
j adalah seluruh bentuk imbalan y yangg dibayar,
y terutangg
atau diberikan oleh entitas, atau untuk kepentingan entitas, atas
imbalan jasa yang diberikan kepada entitas. Kompensasi meliputi:
imbalan kerja jangka pendek, pasca kerjam jangka panjang,
pesangon, pembayaran berbasis saham.
ƒ Kompensasi termasuk seluruh imbalan kerja (sebagaimana
didefinisikan dalam PSAK 24 ((revisi 2004):
) Imbalan Kerja)
j ) termasuk
imbalan kerja yang berlaku pada PSAK 53: Akuntansi Pembayaran
Berbasis Saham.
ƒ Pemerintah merujuk kepada pemerintahan,
pemerintahan instansi pemerintah dan
badan yang serupa baik lokal, nasional maupun internasional.

7
Definisi

ƒ Pengaruh Signifikan Æ kekuasaan untuk berpartisipasi dalam


keputusan operasi dan keuangan tetapi tidak mengendalikan.
ƒ Pengendalian Ækekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan
operasional
p dari suatu entitas sehingga
gg memperoleh
p manfaat dari
aktivitas tersebut.
ƒ Pengendalian bersama Æ persetujuan kontraktual untuk berbagi
pengendalian suatu aktivitas ekonomi
ƒ Transaksi pihak-pihak berelasi Æ suatu pengalihan sumber daya, jasa
atau kewajiban antara entitas pelapor dengan pihak-pihak yang
b l i terlepas
berelasi, t l apakah
k h ada
d hharga yang dib
dibebankan.
b k

8
Pihak-pihak Berelasi

ƒ Memungkinkan kesepakatan yang tidak dapat diberikan


kepada pihak yang tidak memiliki hubungan istimewa
istimewa.
ƒ Tidak harus ada transaksi tetapi keberadaannya dapat
mempengaruhi
p g transaksi.
ƒ Pengaruh ÆTransaksi, Saldo, komitmen
ƒ Pihak berelasi diarahkan pada substansi hubungan tidak
h
hanya d
dalam
l b
bentuk
t kh
hukum
k
ƒ Pihak mempengaruhi penilaian:
ƒ Operasi entitas
ƒ Risiko
ƒ kesempatan

9
Bukan Pihak-Pihak Berelasi

a. Dua entitas hanya karena mereka memiliki direktur atau anggota manajemen
kunci yang sama, atau karena anggota dari manejemen kunci dari satu entitas
mempunyai pengaruh signifikan terhadap entitas lain.
b. Dua venturer hanya karena mereka mengendalikan bersama atas ventura
bersama.
c. i. penyandang dana,
ii. Serikat dagang
iii. Entitas pelayanan publik
iv. Departemen dan instansi pemerintah yang tidak mengendalikan,
mengendalikan bersama atau memiliki pengaruh signifikan terhadap
entitas pelapor
d. Pelanggan, pemasok, pemegang hak waralaba (franchise), distributor, atau
perwakilan/agen umum dengan siapa entitas mengadakan transaksi usaha
dengan volume signifikan, semata-mata karena ketergantungan ekonomis
yang diakibatkan oleh keadaan
keadaan.

10
Pengungkapan - 1

ƒ Hubungan antara entitas induk dan entitas anak harus


diungkapkan terlepas dari apakah telah terjadi transaksi
antara mereka.
ƒ Jika entitas induk maupun
p p pihak p
pengendali
g paling
p g akhir
tidak melaporkan laporan keuangan konsolidasian yang
tersedia untuk keperluan umum, nama entitas induk
berikutnya (next most senior parent) yang paling pertama
menghasilkan laporan keuangan diungkapkan.
ƒ Hubungan anak dan induk mengikuti PSAK 4 Laporan Keuangan
konsolidasian

11
Pengungkapan - 2

ƒ Entitas mengungkapkan kompensasi anggota


manajemen kunci secara total dan untuk masing-masing
masing masing
kategori berikut:
ƒ (a) imbalan kerja jangka pendek;
ƒ (b) iimbalan
b l pasca-kerja;
k j
ƒ (c) imbalan kerja jangka panjang lainnya;
ƒ (d) imbalan pemutusan hubungan kerja; dan
ƒ (e) pembayaran berbasis saham.

12
Pengungkapan – 3

ƒ Jika entitas memiliki transaksi dengan pihak-pihak berelasi


dalam satu periode maka entitas mengungkapkan:
ƒ Sifat dari hubungan dengan pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
ƒ informasi
i f i mengenaii ttransaksi
k iddan saldo,
ld ttermasuk
k kkomitmen,
it yang
diperlukan untuk memahami potensi dampak hubungan tersebut
dalam laporan keuangan.
ƒ Sekurang-kurangnya,
S k k pengungkapan
k meliputi:
li ti
• nilai transaksi;
• jumlah saldo, termasuk komitmen dan :
• penyisihan piutang ragu-ragu terkait dengan jumlah saldo tersebut;
dan
• beban yang diakui selama periode dalam hal piutang ragu-ragu atau
penghapusan piutang dari pihak
pihak-pihak
pihak yang mempunyai hubungan
istimewa.
13
Pengungkapan – 31

ƒ Pengungkapan yang dilakukan secara terpisah untuk masing-


masing kategori:
• entitas induk;
• entitas dengan pengendalian bersama atau pengaruh signifikan
terhadap entitas;
• entitas anak;
• entitas asosiasi;
• ventura bersama dimana entitas merupakan venturer;
• anggota manajemen kunci dari entitas atau entitas induknya; dan
• pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa lainnya.

14
Pengungkapan – 4

ƒ Pos yyang
g memiliki sifat yyang
g serupa
p dapat
p
diungkapkan secara agregat kecuali ketika
pengungkapan terpisah diperlukan untuk
memahami dampak transaksi-transaksi pihak-
pihak berelasi terhadap laporan keuangan
entitas

15
Pengungkapan – Pemerintah (par 24)

ƒ Entitas pelapor dikecualikan dari persyaratan


pengungkapan dalam paragraf 17 atas transaksi dengan
pihak-pihak yang berelasi dan saldo, termasuk komitmen
dengan:
ƒ ((a)) pemerintah
i t h yang memiliki
iliki pengendalian,
d li pengendalian
d li
bersama atau pengaruh signifikan atas entitas pelapor; dan
ƒ (b) entitas lain yang memiliki hubungan istimewa karena sama-
sama dikendalikan
dik d lik olehl h pemerintah,
i t h pengendalian
d li bbersama atau
t
pengaruh signifikan atas entitas pelapor dan entitas lain.

16
Pengungkapan - Pemerintah

ƒ Jika entitas pelapor menerapkan pengecualian dalam


paragraf 24,
24 maka entitas mengungkapkan mengenai
transaksi-transaksi dan saldo terkait yang dirujuk
paragraf 24, yaitu:
ƒ ((a)) nama departemen
d t atau
t instansi
i t i pemerintah
i t hddan sifat
if t
hubungannya dengan entitas pelapor (misalnya; pengendalian,
pengendalian bersama atau pengaruh signifikan);
ƒ (b) iinformasi
f ibberikut
ik t d
dengan rincian
i i yang cukup
k yang
memungkinkan pengguna laporan keuangan memahami dampak
transaksi dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa
dalam laporan keuangan:
• (i) sifat dan jumlah setiap transaksi yang secara individual signifikan; dan
• (ii) untuk transaksi lain yang secara kolektif (bukan individual) signifikan, yang
diindikasikan kualititif atau kuantitatif. Jenis transaksi tersebut termasuk yang
y g
dijelaskan dalam paragraf 20.

17
Tanggal Efektif

ƒ Entitas menerapkan Pernyataan untuk tahun buku yang


dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011. Penerapan
dini dipersilahkan.

18
PSAK 7(R 2009) VS PSAK 7 (1994)

Perihal PSAK 7 (R2009) PSAK 7 (R1994)

Ruang Lingkup Kompensasi anggota manajemen Tidak diatur


kunci
Definisi • Pihak berelasi • Pihak hubungan
g istimewa
• Transaksi dengan pihak berelasi • Transaksi hubungan
• Anggota dekat istimewa
• Kompensasi • Pengendalian
• Pengendalian
g • Pengaruh
g Signifikan
g
• Pengendalian bersama
• Anggota manajemen kunci
• Pengaruh signifikan
Bukan pihak • Dua entitas yang mempunyai Tidak diatur
berelasi manajemen dan personel kunci
sama
• Dua venturer yang mempunyai
pengendalian bersama
• Dua Departemen
PSAK 7(R 2009) VS PSAK 7 (1994)

Perihal PSAK 7 (R2009) PSAK 7 (R1994)

Pengungkapan • Pengungkapan lebih jelas, saldo • Tidak diatur


transasisi, garansi, penyisihan
piutang dan penyelesaian liabilitas
• Pengungkapan pihak yang
diperlakukan setara dalam
transaksi wajar
• Pengakuan beban atas penyisihan
dan pengahapusan piutang
• Klasifikasi pengungkapan pihak
berelasi
• Nama entitas yang paling
mengendalikan
Relasi dengan Pemerintah

ƒ P secara langsung dan tidak langsung mengendalikan 1,2,A,B, C


dan D. X personil manajemen kunci Entitas 1
ƒ Laporan A:
ƒ Pengecualian untuk transaksi dengan P, 1, 2, B, C, D.
ƒ Pengecualian
g tidak berlaku untuk transaksi dengan
g X

Pemerintah

X Entitas 1 Entitas 2

Entitas A Entitas B Entitas C Entitas D

21
Pengungkapan - pengecualian

ƒ Transaksi secara individual signifikan, diluar ketentuan pasar


Pemerintah P secara tidak langsung memiliki 70% Entitas A. Pada tanggal
15 Maret 20X1 Entitas A, menjual 20ha tanah kepada entitas lain yang
berelasi dengan pemerintah dengan harga 200m. Pada tanggal 31 Des
20X1 tanah dengan ukuran dan karakteristik yang sama dijual dengan harga
180m. Tidak ada kenaikan atau penurunan nilai tanah pada periode tersebut

ƒ Transaksi secara individual signifikan karena ukuran transaksinya.


Pemerintah P secara tidak langsung memiliki 70% Entitas A. Pada tanggal
155 Maret
a e 20X1
0 Entitasas A,, d
diberikan
be a p pinjaman
ja a da
dari Pemerintah
e e a se setara
a a 50%
dari dana yang diperlukan, dibayar triwulan selama 5 tahun. Bunga pinjaman
tersebut 5%, setara dengan pinjaman Entitas A kepada bank lain.

22
Pengungkapan - pengecualian

ƒ Transaksi secara kolektif signifikan


Pemerintah P secara tidak langsung memiliki 70% Entitas A. Entitas A
secara signifikan melakukan transaksi dengan Pemerintah P dan entitas
lain yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi secara
signifikan oleh Pemerintah P.
P Untuk porsi penjualan sebesar 50% dan untuk
pembelian bahan baku sebesar 35%.
Entitas juga memperoleh jaminan dari Pemerintah P atas pinjaman Bank

23
Definisi pihak berelasi

ƒ Untuk laporan keuangan induk: Entitas 1, 2,3 merupakan pihak berelasi


dengan kelompok usaha.
ƒ Untuk laporan keuangan induk: Entitas A, B, C dan Entitas 1, 2,3 merupakan
pihak berelasi.
ƒ Untuk laporan keuangan Entitas Anak A: Induk, Entitas B, C dan Entitas 1,
2 3 merupakan pihak berelasi.
2, berelasi
ƒ LK tersendiri B: Induk, A, C, 1, 2, 3 pihak berelasi
ƒ Laporan Keuangan 1: Induk, A, B, C, 2, pihak berelasi. Entitas 3 bukan

Entitas Induk

Entitas Entitas Anak A Entitas Anak B Entitas


Asosiasi 1 Asosiasi 2

Entitas
E tit
Entitas Anak C Asosiasi 3
24
Definisi pihak berelasi

ƒ Tuan Ali memiliki 100% Entitas A


dan merupakan personil kunci
E tit C.
Entitas C Entitas
E tit B memiliki
iliki 100%
Entitas C.
ƒ LK C Æ A berelasi dengan C. ƒ Tuan Ali memiliki 100% Entitas A
dan merupakan personil kunci
Entitas B. Entitas B memiliki 100%
Tuan Ali Entitas B Entitas C.
ƒ LK C Æ A berelasi dengan C.

Entitas A Entitas C
Tuan Ali Entitas B
ƒ Tuan Ali memiliki pengaruh
signifikan atas A dan tidak
mengendalikan bersama, maka Entitas A Entitas C
E tit A d
Entitas dan C tid
tidak
kbberelasi.
l i

25
Definisi pihak berelasi

ƒ Bapak dan Ibu Ali suami istri. Bapak Ali mengendalikan Entitas A.
ƒ LK Entitas A Æ A dan B berelasi jika Ibu Ali mengendalikan atau memiliki
pengaruh signifikan atas entitas B.
ƒ LK Entitas B Æ A dan B berelasi jika Pak Ali mengendalikan atau memiliki
pengaruh signifikan atas entitas A.
ƒ Bapak Ali memiliki pengaruh signifikan di Entitas A dan Bu Ali
memiliki pengaruh signifikan pada Entitas B, maka A dan B tidak
berelasi

Bapak Ali Ibu Ali

Entitas A Entitas B

26
Kasus 1

ƒ PT. Mutiara dalam menyusun laporan keuangan menemukan


hubungan
g berikut ini. Identifikasi manakah y
yang
g merupakan
p pihak
p
berelasi
ƒ PT. Kelana perusahaan terpisah. Salah satu junior manajer PT. Mutiara
memiliki 10% saham PT. Kelana
ƒ Bukan pihak berelasi, karena junior manajer bukan termasuk
manajemen kunci. Kepemilikan hanya 10%

ƒ Anak perempuan direktor PT.


PT Mutiara .
ƒ Anak merupakan pihak berelasi, Direktur merupakan anggtoa
manajemen kunci dan anak merupakan bagian dari keluarga dekat.

ƒ Direktur PT. Mutiara memiliki 70% saham PT. Putera


ƒ PT. Putera pihak berelasi karena dikendalikan oleh manajemen kunci

27
Kasus 1a

ƒ Nona Betty memiliki 25% PT. Mutiara


ƒ Nona Betty mungkin menjadi pihak berelasi tergantung
kemampuannya untuk memberikan pengaruh signifikan. Hal ini
dipengaruhi pemilik dari 75%.

ƒ Direktur PT. Mutiara juga merupakan direktur PT. Bianglala dan tidak
memiliki kepemilikan di perusahaan tersebut
ƒ Jika direktur tersebut hanya merupakan salah satu dari beberapa
direktur dan tidak ada kepemilikan bersama dalam kedua perusahaan
tersebut. Tidak merupakan hubungan berelasi antara PT. Mutiara dan
PT Bianglala.
PT. Bianglala

ƒ PT. Crisna dimiliki oleh keponakan dari direktur keuangan PT, Mutiara
ƒ Keponakan
p bukan hubungang keluarga
g sehinggagg bukan ppihak berelasi.

28
Kasus 2

ƒ PT Putrajaya membeli barang dari PT. Kartika dengan harga


600jutam di mana harga tersebut adalah harga wajar (arm length
transaction). PT. Putrajaya memiliki 40% saham biasa PT. Kartika.

ƒ PT. Kartika adalah pihak berelasi bagi PT. Putrajaya karena PT.
Putrajaya memiliki kepemilikan signifikan sebesar 40%. Walaupun
transaksi yang dilakukan merupakan arm length transaction, nilai
transaksi tersebut harus diungkapkan (digabungkan dengan
transaksi yang serupa dalam tahun tersebut jika ada).
Pengungkapan atas transaksi dengan pihak berelasi dengan
menggunakan harga wajar perlu diungkapkan jika informasi tersebut
dapat dibuktikan. Sifat hubungan tetapi bukan namanya perlu
diungkapkan.

29
Kasus 2a

ƒ PT. Putrajaya adalah entitas yang telah menerapkan IAS 24. Pengungkapan
yang dibutuhkan IAS 24 dalam Laporan Keuangan PT. Putrajaya meliputi
setiap
ti transaksi
t k i sebagai
b i berikut
b ik t :
PT. Putrajaya menjual barang-barang secara kredit kepada PT. Cempaka
yang merupakan entitas yang dimiliki oleh putra salah satu direktur Pinot.
Pada akhir tahun terdapat piutang sebesar 100 juta dari PT.
PT Cempaka
kepada PT. Putrajaya. 100 juta diakui dalam laporan laba rugi karena
dianggap sebagai non-recoverable. Biaya penagihan Pinot sebesar 4 juta.

ƒ Kepemilikan PT. Cempaka terkait dengan PT. Putrajaya menyebabkan


terjadinya hubungan istimewa sehingga harus diungkapkan sifat hubungan
tersebut , setiap transaksi selama periode berjalan dan fakta banwa saldo
piutang
i t 100 juta
j t dianggap
di non-recoverable
bl dan
d dilaporkan
dil k dalam
d l L
Laporan
Laba Rugi. Tidak ada persyaratan untuk mengungkapkan biaya penagihan
utang sebesar 4 juta atau nama PT. Cempaka, Direktur PT. Putrajaya atau
p
putra-putrinya.
p y

30
Kasus 2b

ƒ Nilai utang sebesar 90 juta terkait dengan salah satu distributor PT.
Putrajaya, PT. Singgalang.
ƒ Distributor bukan merupakan pihak terkait sehingga tidak perlu
diungkapkan.

ƒ Sebuah rumah milik PT. Putrajaya senilai 200 juta dengan harga
pasar 450 juta dijual kepada salah satu direktur PT. Putrajaya
seharga 425 juta. PT. Putrajaya memberikan pinjaman kepada
direktur tersebut untuk pelunasan pembelian rumah tersebut.
ƒ Sifat hubungan ini, perlu ada pengungkapan tentang detail jumlah
transaksi yang akan berdampak pada pinjaman yang akan diberikan
PT. Putrajaya. Jika pembayaran tepat diakhir tahun, jumlahnya harus
diungkapkan walaupun nama direktur-nya tidak dicantumkan.

31
Contoh - Ilustrasi PT. Telkom

Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa


Perusahaan dan anak perusahaan melakukan transaksi dengan pihak yang
mempunyai hubungan istimewa. Definisi pihak yang memiliki hubungan
istimewa yang digunakan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (“PSAK”) 7, mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak yang
Mempunyai Hubungan Istimewa
Istimewa”.

32
Contoh - Ilustrasi PT. Telkom

33
Contoh - Ilustrasi PT. Telkom

TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA


Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan dan anak perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak
yyangg mempunyai
p y hubungan g istimewa. Kebijakan
j Perusahaan mengatur
g bahwa p
penetapan
p harga g atas
transaksi-transaksi tersebut sama dengan transaksi-transaksi yang dilakukan dengan pihak ketiga. Berikut
adalah perjanjian/transaksi signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa:
a. Pemerintah
i
i. Perusahaan memperoleh pinjaman penerusan dari Pemerintah,
Pemerintah pemegang saham mayoritas
Perusahaan (Catatan 20).
Beban bunga atas pinjaman penerusan masing-masing berjumlah Rp247.944 juta, Rp172.895 juta,
dan Rp288.646 juta untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2009, 2008, dan 2007. Beban
bunga
g atas p
pinjaman
j penerusan mencerminkan 12,4%, 10,9%, dan 20,1% dari jjumlah beban bunga
p g
pada masing-masing tahun.
ii. Perusahaan dan anak perusahaan membayar beban hak penyelenggaraan untuk jasa telekomunikasi
yang diberikan dan beban pemakaian frekuensi radio kepada Depkominfo (sebelumnya DPPT).
Beban hak penyelenggaraan berjumlah Rp327.132 juta, Rp632.522 juta, dan Rp587.770 juta untuk
tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2009, 2008, dan 2007 (Catatan 35), yang mencerminkan
0,8%, 1,6%, dan 1,8% dari jumlah beban usaha pada masing-masing tahun. Beban pemakaian
frekuensi radio berjumlah Rp2.784.639 juta, Rp2.400.290 juta, dan Rp1.138.522 juta untuk tahun-
tahun yang berakhir 31 Desember 2009, 2008, dan 2007 (Catatan 35), yang mencerminkan 6,6%,
6,3%, dan 3,5% dari jumlah beban usaha pada masing
masing-masing
masing tahun.
Telkomsel membayar up front fee untuk lisensi 3G sebesar Rp756.000 juta dan mencatat sebagai
aset tidak berwujud (Catatan 13.iii).
34
Contoh - Ilustrasi PT. Telkom

35
Main References

ƒ Intermediate Accounting
Kieso, Weygandt, Walfield, 13th edition, John Wiley

ƒ g
Standar Akuntansi Keuangan
Dewan Standar Akuntansi Keuangan, IAI

ƒ International Financial Reporting Standards – Certificate Learning Material


The Institute of Chartered Accountants, England and Wales

36
TERIMA KASIH
Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
08161932935 atau 081318227080

37
PSAK – 25
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi
Akuntansi, dan Kesalahan

IAS – 18
Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates, and Error

Dwi Martani
Latar Belakang

o Tujuan
o Menentukan kriteria dalam pemilihan dan perubahan kebijakan
akuntansi.
o Perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas:
o Perubahan kebijakan
o Perubahan estimasi
o Koreksi kesalahan

o Meningkatkan relevansi, keandalan, dan daya banding


laporan keungan.
o Pengungkapan kebijakan kecuali untuk perubahan
kebijakan akuntansi diatur dalam PSAK 1.
Ruang Lingkup

Penerapan PSAK 25:


1. Pemilihan dan Penerapan Kebijakan Akuntansi
2. Akuntansi untuk
a. Perubahan kebijakan akuntansi,
b. Perubahan estimasi akuntansi, dan
c. Koreksi kesalahan periode lalu.

Dampak pajak akibat koreksi kesalahan dan


penyesuaian retrospektif perubahan kebijakan
akuntansi diperlakukan dan diungkapkan sesuai
dengan PSAK 46: Akuntansi Pajak Penghasilan.
Konsep
Materialitas

Kelalaian untuk mencantumkan atau


kesalahan dalam mencatat pos-pos
laporan keuangan adalah material
jika, baik secara sendiri maupun
bersama, dapat memengaruhi
keputusan ekonomi pengguna
laporan keuangan.

Materialitas bergantung pada


ukuran dan sifat dari kelalaian
untuk mencantumkan atau
kesalahan dalam mencatat tersebut
dengan memperhatikan kondisi
terkait.

Ukuran atau sifat pos laporan


keuangan, atau gabungan dari
keduanya, dapat menjadi faktor
penentu.
Materialitas

Penilaian apakah suatu kelalaian-pencantuman atau


kesalahan-pencatatan dapat memengaruhi keputusan
ekonomi pemakai, dan menjadi material,
memerlukan pertimbangan karakteristik pemakai
tersebut.

Penilaian tersebut perlu mempertimbangkan


bagaimana pemakai yang dimaksud diperkirakan
terpengaruh secara rasional dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
Kebijakan Akuntansi

Definisi:
Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar,
konvensi, peraturan dan praktik tertentu yang
diterapkan entitas dalam penyusunan dan
penyajian laporan keuangan.
➢ Akan mempengaruhi pengakuan,
pengukuran dan penyajian atas
elemen seperti aset, liabilitas, ekuitas,
pendapatan dan beban, pada laporan
keuangan.
Kebijakan Akuntansi

Kebijakan akuntansi yang dipilih oleh entitas harus dapat menjelaskan

Pengakuan ❑ Kapan dan kondisi seperti apa diakui

Pengukuran ❑ Berapa banyak yang diakui

Penyajian ❑ Bagaimana disajikannya di Laporan Keuanga


Penetapan Kebijakan
Akuntansi

Ketika suatu SAK secara spesifik


berlaku untuk suatu transaksi →
PSAK SPESIFIK kebijakan akuntansi yang diterapkan
untuk pos tersebut menggunakan PSAK
tersebut.

Tidak ada SAK yang secara spesifik


→ manajemen menggunakan
pertimbangannya dalam
mengembangkan dan menerapkan
TIDAK ADA suatu kebijakan akuntansi yang
PSAK SPESIFIK menghasilkan informasi yang relevan
& andal (menyajikan jujur,
mencerminkan subtansi
ekonomi,netral, pertimbangan sehat
dan lengkap).
Pertimbangan dalam Penerapan

Sumber acuan manajemen dalam membuat


pertimbangan dalam penerapan kebijakan (urutan):
• Persyaratan dan panduan dalam PSAK yang berhubungan
dengan masalah serupa dan terkait
• Definisi, kriteria pengakuan, konsep pengukuran untuk aset,
liabilitas, penghasilan dan beban dalam Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan

Manajemen juga menggunakan:


• standar akuntansi terkini yang dikeluarkan badan penyusun
standar lain yang menacu pada KDPPLK yang sama
• Literatur akuntansi
• Praktik akuntansi industri yang berlaku
• Sepanjang tidak bertentangan pada acuan utama
Konsistensi penerapan kebijakan

❑ Entitas memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi secara


konsisten untuk transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya
yang serupa,
– kecuali PSAK secara spesifik mengatur atau mengizinkan
pengelompokan pos-pos dengan kebijakan akuntansi
berbeda adalah hal tepat.

❑ Jika PSAK mengatur atau mengizinkan pengelompokkan


tersebut,
– Maka kebijakan akuntansi yang tepat dipilih dan
diterapkan secara konsisten untuk setiap kelompok.
Perubahan Kebijakan Akuntansi

o Entitas mengubah suatu kebijakan akuntansi hanya jika


perubahan tersebut:
o Dipersyaratkan oleh suatu PSAK; atau
o Menghasilkan laporan keuangan yang memberikan informasi
yang andal dan lebih relevan tentang dampak transaksi,
peristiwa atau kondisi lainnya terhadap posisi keuangan, kinerja
keuangan atau arus kas entitas.
o Pengguna perlu membandingkan laporan keuangan dari
satu periode ke periode sehingga penerapan kebijakan
yang konsisten diperlukan
Bukan Kebijakan Akuntansi

❑ Bukan merupakan perubahan kebijakan akuntansi:


1. penerapan suatu kebijakan akuntansi untuk transaksi, peristiwa
atau kondisi lainnya yang berbeda secara substansi daripada yang
terjadi sebelumnya; dan
2. penerapan suatu kebijakan akuntansi baru untuk transaksi,
peristiwa atau kondisi lainnya yang tidak pernah terjadi
sebelumnya atau tidak material.

❑ Penerapan awal penilaian aset sesuai PSAK 16: Aset


Tetap atau PSAK 19: Aset Tidak Berwujud adalah suatu
perubahan dalam kebijakan akuntansi yang berhubungan
dengan suatu revaluasi sesuai dengan PSAK 16 atau
PSAK 19, bukan sesuai dengan Pernyataan ini.
Penerapan Perubahan
Kebijakan

Penerapan Perubahan Kebijakan Akuntansi bergantung kepada:


1. Entitas mencatat perubahan kebijakan akuntansi akibat dari penerapan
awal suatu PSAK sebagaimana yang diatur dalam ketentuan transisi
dalam PSAK tersebut, jika ada;
2. Jika tidak ada ketentuan transisi atau perubahan kebijakan dilakukan
secara sukarela maka entitas menerapkan perubahan tersebut secara
retrospektif.

❑ Penerapan retrospektif suatu perubahan kebijkan akuntansi baru


adalah koreksi pengakuan, pengukuran, transaksi, peristiwa dan kondisi
lain seolah-olah kebijakan tersebut telah diterapkan.
❑ Penyajian kembali retrospektif adalah koreksi pengakuan, pengukuran,
dan pengungkapan jumlah unsur-unsur laporan keuangan seolah-olah
kesalahan periode lalu tidak pernah terjadi.
Penerapan Retrospektif

Ketika perubahan kebijakan akuntansi diterapkan


secara retrospektif, maka entitas menyesuaikan:

Saldo awal setiap komponen ekuitas yang terpengaruh


1 untuk periode sajian paling awal.

2 Jumlah komparatif lainnya diungkapkan untuk setiap


periode sajian seolah-olah kebijakan akuntansi baru
tersebut sudah diterapkan sebelumnya
Keterbatasan
Penerapan Retrospektif

… ketika penerapan retrospektif disyaratkan, maka


perubahan kebijakan akuntansi diterapkan secara
retrospektif, kecuali sepanjang tidak praktis
untuk menentukan dampak spesifik periode atau
dampak kumulatif periode tersebut …
Ketika Retrospektif Tidak Praktis
Ketika tidak praktis untuk menentukan:

❑ Menerapkan kebijakan akuntansi baru


Dampak periode-spesifik akibat untuk jumlah tercatat aset dan liabilitas
perubahan kebijakan akuntansi pada awal periode paling awal dimana
dalam informasi komparatif, penerapan retrospektif adalah praktis,
maka entitas mungkin periode berjalan, dan
❑ Membuat penyesuaian saldo awal setiap
komponen ekuitas yang terpengaruh
untuk periode itu.

❑ Menyesuaikan informasi komparatif


Dampak kumulatif dari, pada untuk menerapkan kebijakan akuntansi
awal periode berjalan, baru secara prospektif sejak tanggal
penerapan kebijakan akuntansi praktis paling awal
baru untuk seluruh periode
lalu, maka entitas
Pengungkapan
Penerapan Awal

1. Judul PSAK;
2. Bahwa perubahan kebijakan akuntansi dilakukan sesuai dengan
ketentuan transisinya, ketika dapat diterapkan;
3. Sifat dari perubahan kebijakan akuntansi;
4. Penjelasan ketentuan transisi, ketika dapat diterapkan;
5. Ketentuan transisi yang memiliki dampak pada periode mendatang,
ketika dapat diterapkan;
6. Untuk periode berjalan dan setiap periode lalu sajian, sepanjang praktis,
jumlah penyesuaian:
i. Untuk setiap item laporan keuangan yang terkena dampak; dan
ii. LPS dasar dan dilusian, jika PSAK 56 diterapkan atas entitas;
a) Jumlah penyesuaian terkait dengan periode-periode sebelum disajikan, sepanjang
praktis; dan
b) Jika penerapan retrospektif tidak praktis untuk suatu periode lalu tertentu, atau
periode-periode sebelum disajikan, keadaan yang mendorong ke keberadaan
kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan mulai kapan perubahan kebijakan
akuntansi diterapkan.

# Laporan keuangan periode selanjutnya tidak perlu mengulang.


Pengungkapan Perubahan
Sukarela
(Voluntary)

1. Sifat dari perubahan kebijakan akuntansi;


2. Alasan kenapa penerapan kebijakan akuntansi baru memberikan
informasi yang andal dan lebih relevan;
3. Jumlah penyesuaian untuk periode berjalan dan setiap periode lalu
sajian, sepanjang praktis,:
– Penyesuaian untuk setiap pos laporan keuangan yang
terpengaruh;dan
– Penyesuaian LPS dasar dan dilusian;
4. Jumlah penyesuaian yang terkait dengan periodeperiode sebelum
periode-periode tersebut disajikan, sepanjang praktis; dan
5. Keadaan yang membuat keberadaan kondisi itu dan penjelasan
bagaimana dan sejak kapan perubahan kebijakan akuntansi
diterapkan, jika penerapan retrospektif tidak praktis untuk suatu
periode tertentu, atau untuk periode-periode sebelum periode-
periode tersebut disajikan.

# Laporan keuangan periode selanjutnya tidak perlu mengulang.


PSAK baru belum Efektif

Ketika entitas belum menerapkan suatu PSAK baru yang


telah diterbitkan tetapi belum efektif berlaku, maka entitas
mengungkapkan:

1 Fakta tersebut.

2 Informasi relevan yang dapat diestimasi secara wajar atau dapat


diketahui untuk menilai dampak yang mungkin atas penerapan
PSAK baru tersebut pada laporan keuangan pada periode awal
penerapannya.
Pengungkapan PSAK Baru belum
Efektif

1) Judul PSAK baru;


2) Sifat perubahan standar yang belum berlaku efektif atau
perubahan kebijakan akuntansi;
3) Tanggal di mana penerapan PSAK disyaratkan;
4) Tanggal di mana entitas berencana untuk menerapkan
PSAK awalnya; dan
5) Suatu Pernyataan tentang, apakah:
– Suatu pembahasan mengenai dampak penerapan awal PSAK
atas laporan keuangan; atau
– jika dampak tidak dapat diketahui atau diestimasi secara wajar,
pernyataan atas hal itu.
Estimasi Akuntansi

❑ Estimasi akuntansi merupakan estimasi entitas yang dapat


mempengaruhi elemen-elemen dalam LK.

√ Estimasi harus melibatkan pertimbangan entitas berdasarkan informasi


terkini yang tersedia dan dapat diandalkan.

√ Banyak hal yang mempengaruhi elemen LK yang tidak dapat diukur secara
akurat namun hanya dapat diestimasi karena ketidakpastian yang melekat
pada aktivitas bisnis.

√ Penggunaan estimasi yang reasonable adalah yang terpenting dalam


penyusunan LK tanpa menyesampingkan keandalannya.
Perubahan Estimasi
Akuntansi
❑ Estimasi melibatkan pertimbangan berdasarkan informasi terkini yang
tersedia dan andal.

“Jadi, estimasi mungkin perlu direvisi jika


terjadi perubahan keadaan yang menjadi
dasar estimasi atau akibat informasi baru
atau tambahan pengalaman …”

❑ Perubahan estimasi akuntansi adalah:


❖ Penyesuaian jumlah tercatat aset atau liabilitas, atau jumlah pemakaian
periodik aset, yang berasal dari penilaian status kini, dan ekspektasi
manfaat masa depan dan kewajiban yang terkait dengan, aset dan
liabilitas.
❖ Perubahan estimasi akuntansi dihasilkan dari informasi baru atau
perkembangan baru dan,
❖ Oleh karena itu, bukan dari koreksi kesalahan.
Perubahan Estimasi
Akuntansi

❑ Entitas harus mengakui efek dari perubahan estimasi


secara prospektif sebagai berikut:

1. Sepanjang perubahan estimasi akuntansi mengakibatkan perubahan aset


dan laibilitas, atau terkait dengan suatu item ekuitas, perubahan estimasi
akuntansi tersebut diakui dengan menyesuaikan jumlah tercatat item aset,
laibilitas, atau ekuitas yang terkait pada periode perubahan.
2. Dampak perubahan estimasi akuntansi, selain perubahan penerapan di
atas, diakui secara prospektif dalam laporan laba rugi pada:
a) Periode perubahan, jika dampak perubahan hanya pada periode itu; atau
b) Periode perubahan dan periode mendatang, jika perubahan berdampak pada
keduanya.
Pengungkapan Perubahan
Estimasi

✓ Entitas mengungkapkan sifat dan jumlah


perubahan estimasi akuntansi yang:

❑ Berdampak pada periode berjalan, atau


❑ Diperkirakan akan berdampak pada periode
mendatang, kecuali pengungkapan dampak
pada periode mendatang tidak praktis untuk
mengestimasi dampak itu.

✓ Jika jumlah dampak pada periode mendatang adalah tidak diungkapkan


karena estimasinya tidak praktis, maka entitas mengungkapkan fakta
tersebut.
Kesalahan

❑ Laporan keuangan tidak sesuai dengan


PSAK jika mengandung:
Kesalahan Periode Lalu

❑ Kesalahan Periode Lalu


adalah kelalaian mencantumkan dan kesalahan dalam mencatat, dalam
laporan keuangan entitas untuk satu atau lebih periode lalu yang timbul dari
kegagalan untuk menggunakan, atau kesalahan penggunaan informasi
andal yang:
a) tersedia ketika penyelesaian laporan keuangan untuk periode
tersebut; dan
b) secara rasional diharapkan dapat diperoleh dan dipergunakan dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
➢ Kesalahan semacam itu termasuk
√ Dampak kesalahan perhitungan matematis,
√ Kesalahan penerapan kebijakan akuntansi,
√ Kekeliruan atau kesalahan interpretasi fakta,
√ Kecurangan.
Koreksi Kesalahan
Periode Lalu

Koreksi kesalahan material periode lalu:


Entitas mengoreksi kesalahan material periode lalu secara retrospektif
pada laporan keuangan lengkap pertama yang diterbitkan setelah
ditemukannya dengan:
a) Menyajikan kembali jumlah komparatif untuk periode lalu sajian
dimana kesalahan terjadi; atau

b) Jika kesalahan terjadi sebelum periode lalu sajian paling awal, maka
menyajikan kembali saldo awal aset, laibilitas, dan ekuitas untuk
periode lalu sajian paling awal
Keterbatasan Penyajian Retrospektif

❑ Kesalahan periode lalu dikoreksi dengan penyajiankembali


secara retrospektif kecuali sepanjang tidak praktis untuk
menentukan dampak periode tertentu atau dampak kumulatif
kesalahan.
❑ Ketika tidak praktis untuk menentukan:
a) Dampak spesifik periode kesalahan
✓ Entitas menyajikan kembali saldo pembuka aset, laibilitas, dan ekuitas
untuk periode paling awal di mana penyajiankembali retrospektif
adalah praktis (mungkin periode berjalan).
b) Dampak kumulatif, pada awal periode berjalan, dari kesalahan pada
semua periode lalu
✓ Entitas menyajikan-kembali informasi komparatif untuk mengoreksi
kesalahan secara prospektif dari tanggal paling praktis paling awal.
Pengungkapan Koreksi
Kesalahan

❑ Sifat kesalahan periode lalu;


❑ Jumlah koreksi untuk setiap periode sajian, sepanjang
praktis:
✓ Untuk setiap item laporan keuangan yang terpengaruh; dan
✓ LPS dasar dan dilusian jika PSAK 56 diterapkan atas entitas;
❑ Jumlah koreksi pada awal periode sajian paling awal; dan
❑ Jika penyajian-kembali retrospektif tidak praktis untuk suatu
periode lalu tertentu, keadaan yang membuat keberadaan
kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan sejak kapan
kesalahan telah dikoreksi.

… Laporan keuangan periode


berikutnya tidak perlu mengulang …
Tidak Praktis
❑ Penerapan suatu pengaturan adalah tidak praktis ketika entitas
tidak dapat menerapkannya setelah seluruh usaha rasional
dilakukan.
❑ Untuk suatu periode lalu tertentu, adalah tidak praktis untuk
menerapkan suatu perubahan kebijakan akuntansi secara
retrospektif atau menyajikan kembali secara retrospektif untuk
mengoreksi kesalahan, jika:
√ dampak penerapan retrospektif atau penyajian-kembali
retrospektif tidak dapat ditentukan;
√ penerapan retrospektif atau penyajian-kembali retrospektif
memerlukan asumsi mengenai maksud manajemen yang ada
pada periode lalu tersebut; atau
√ penerapan retrospektif atau penyajian-kembali retrospektif
memerlukan estimasi signifikan atas jumlah dan tidak mungkin
untuk membedakan secara obyektif informasi mengenai estimasi
yang:
❖ menyediakan bukti atas keadaan yang ada pada tanggal di mana jumlah
tersebut diakui, diukur atau diungkapkan; dan
❖ akan tersedia ketika laporan keuangan periode lalu disahkan untuk diterbitkan
dari informasi lain.
Tanggal Efektif

❑ Tahun buku yang dimulai pada atau


setelah tanggal 1 Januari 2011.
❑ Menggantikan PSAK 25 (1994).
Perubahan Kebijakan Akuntansi
Contoh

o Sejak berdirinya tahun 2007 PT Kehutanan membebankan seluruh


biaya terkait penanaman kayu pada daur ke-2.
o Pada tahun 2008, PT Kehutanan ingin mengkapitalisasi biaya pada
daur ke-2 tersebut sebagai biaya perolehan tanaman.
o Laba sebelum pajak tahun 2007 jika dengan pembebanan daur ke-2
adalah Rp. 25 juta sedangkan jika dengan kapitalisasi daur ke-2
menjadi Rp 40 juta.
o Laba sebelum pajak tahun 2008 jika dengan pembebanan daur ke-2
adalah Rp. 55 juta sedangkan jika dengan kapitalisasi daur ke-2
menjadi Rp 60 juta.
o Tarif pajak yang berlaku adalah 40%
Perubahan Kebijakan Akuntansi
Contoh

(dalam ribuan) 40%


Kapitalisasi Pembebanan Efek
Tahun Daur ke-2 Daur ke 2 Selisih Pajak Bersih
2007 40,000 25,000 15,000 6,000 9,000
2008 60,000 55,000 5,000 2,000 3,000

Jurnal
2008 Tanaman Belum Menghasilkan 15,000
Kewajiban Pajak Tangguhan* 6,000
Saldo Laba 9,000

* Jika perbedaan temporer dengan pajak, apabila perbedaan permanen, maka


diakui sebagai hutang pajak
Perubahan Estimasi Akuntansi
Contoh

(dalam ribuan)
Biaya Perolehan 510,000
Nilai sisa - 10,000
Dasar Amortisasi 500,000
Masa manfaat (awal) 20 tahun
Amortsasi tahunan 25,000 x 2 tahun = 50,000

Neraca (31 Des 2008)


Aset Tidak Lancar:
Tanaman Menghasilkan 510,000
Akumulasi Amortisasi 50,000
Nilai Tercatat 460,000
Perubahan Estimasi AkuntansiContoh
Nilai tercatat 460,000
Nilai Sisa (baru) 5,000
Dasar amortisasi 455,000
Sisa masa manfaat 28 tahun
Amortisasi tahunan 16,250

Jurnal tahun 2009

Beban Amortisasi 16,250


Akumulasi Amortisasi 16,250
Contoh 1 ❑ PT. Beta salah mencatat saldo awal persediaan
sebesar Rp 6.500
❑ PT. Beta tahun 20x2 memiliki penjualan Rp
104.000, HPP 86.500 pajak penghasilan Rp
5.250
❑ PT. Beta tahun 20x1 memiliki penjulan Rp
73.500, HPP 53.500 pajak penghasilan Rp
6.000.
❑ Saldo laba awal 20X1 sebesar Rp 20.000 dan
saldo laba akhir Rp 34.000
❑ Tarif pajak 30%
❑ Modal saham Rp 5.000 dan tidak memiliki
komponen ekuitas lain kecuali saldo laba. Saham
tidak diperdagangkan di publik.
Contoh 1
Laporan 20 × 1
20 × 1
Penjualan 73.500
Beban Pokok Penjualan (53.500)
Laba sebelum pajak penghasilan 20.000
Pajak Penghasilan (6.000)
Laba 14.000

Disajikan Kembali
Laporan 20 × 2
20 × 2 20 × 1
Penjualan 104.000 73.500
Beban Pokok Penjualan (80.000) (60.000)
Laba sebelum pajak penghasilan 24.000 13.500
Pajak Penghasilan (7.200) (4.050)
Laba 16.800 9.450
Contoh 1

Laporan Perubahan Ekuitas


Modal saham Saldo Laba Total

Saldo per 31 Desember 20x0 5.000 20.000 25.000

Laba untuk tahun yang berakhir 31 Des - 9.450 9.450


20X1 disajikan kembali

Saldo per 31 Desember 20X1 5.000 29.450 34.450

Laba untuk tahun yang berakhir 31 Des - 16.800 16.800


20X2

Saldo per 31 Desember 20X2 5.000 46.250 51.250


Contoh 1

❑ Beberapa produk yang telah terjual pada 20x1 tercatat salah sebesar
Rp6.500 per 31 Desember 20X1. Laporan keuangan 20X1 disajikan-kembali
untuk membetulkan kesalahan ini. Dampak dari penyajian-kembali laporan
keuangan tersebut diringkaskan berikut ini. Tidak ada dampak pada 20 × 2.

Dampak 20 × 1
(Peningkatan) dalam harga pokok penjualan (6.500)
Penurunan beban pajak penghasilan 1.950
(Penurunan) dalam laba (4.550)

(Penurunan) dalam persediaan (6.500)


Penurunan dalam utang pajak penghasilan 1.950
(Penurunan) dalam ekuitas (4.550)
Catatan atas Laporan Keuangan

❑ 20×2, PT. Delta mengubah kebijakan akuntansi penyusutan aset tetap, sehingga
menerapkan lebih banyak pendekatan komponen secara penuh, pada saat yang
sama menerapkan model revaluasi.
❑ Pada tahun sebelum 20×2, catatan PT. Delta tidak cukup detail untuk menerapkan
pendekatan komponen secara penuh. Pada akhir 20×1, manajemen membuat survei
teknis, untuk memperoleh informasi komponen yang dimiliki dan nilai wajar, umur
manfaat, nilai residu estimasian, dan jumlah yang dapat disusutkan pada awal 20×2.
❑ Namun, survei tersebut tidak menyediakan dasar yang cukup untuk mengestimasi
secara andal biaya untuk komponen yang sebelumnya tidak dicatat secara terpisah,
dan catatan yang ada sebelum survei tidak mengizinkan informasi ini direkonstruksi.
❑ Manajemen menyimpulkan menerapkan kebijakan baru secara retrospektif mulai 2×2.

Contoh 2
Contoh 2
Informasi Tambahan: Tarif pajak 30%

Rp
Aset tetap pada 20X1
Biaya perolehan awal 25.000
Penyusutan (14.000)
Nilai buku neto 11.000
Beban penyusutan prospektif untuk tahun 20X2 (dasar lama) 1.500
Beberapa hasil survei teknis
Penilaian 17.000
Nilai residu estimasian 3.000
Sisa umur aset rata-rata (tahun) 7
Beban penyusutan untuk aset tetap yang ada untuk 20X2 2.000
Contoh 2
Informasi Tambahan

❑ Mulai dari 20x2, PT Delta mengubah kebijakan akuntansi untuk Penyusutan aset
tetap, sehingga menerapkan pendekatan komponen yang lebih penuh, pada
saat yang sama menerapkan model revaluasi.
❑ Manajemen berpendapat kebijakan ini menyediakan informasi yang andal dan
lebih relevan karena komponen aset tetap lebih akurat dan didasarkan atas nilai
kini.
❑ Kebijakan ini diterapkan secara prospektif mulai dari 20X2 karena tidak praktis
untuk mengestimasi dampak penerapan kebijakan baik secara retrospektif, atau
secara prospektif dari tanggal yang lebih awal.
❑ Oleh karena itu, penerapan kebijakan baru tidak mempunyai dampak atas
periode sebelumnya.
❑ Dampak tahun berjalan adalah meningkatkan jumlah tercatat aset tetap pada
awal tahun sebesar Rp6.000; meningkatkan penyisihan pajak tangguhan awal
sebesar Rp1.800; menghasilkan surplus revaluasi pada awal tahun sebesar
Rp4.200; meningkatkan beban penyusutan sebesar Rp500; dan mengurangi
beban pajak sebesar Rp150.
Intermediate Accounting International Financial Reporting Standards –
Certificate Learning Material–The Institute of
Kieso, Weygandt, Walfield, 13th Chartered Accountants, England and Wales
Edition, John Wiley

Standar Akuntansi Keuangan


Dewan Standar Akuntansi
Keuangan, IAI.

Main References
Phone:
081318227080 / 08161932935
Email Address:
dwimartani@yahoo.com or martani@ui.ac.id
PENDAPATAN KONTRAK DARI
PELANGGAAN - PSAK 72
Pengaturan Pendapatan
Kerangka Konseptual
• Definisi Pendapatan
• Konsep pengakuan pendapatan

PSAK 1
• Pendapatan sebagai satu minimum line item
• Pos pendapatan luar biasa tidak diperkenankan
• Pos pendapatan disajikan dalam LR kecuali PSAK mensyaratkan lain

Pengaturan Standar
• PSAK 23 Pendapatan tahun 1994 (35 #penjelasan dan 9#pernyataan)
• PSAK 23 Pendapatan tahun Penyesuaian 2014 (35 paragrap)
• PSAK 34 Kontrak Konstruksi
• PSAK 44: Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat.
• ISAK 10: Program Loyalitas Pelanggan
• ISAK 21: Perjanjian Konstruksi Real Estat
• ISAK 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan Selain itu, terdapat
• PSAK 72 tahun 2017 Pendapatan dari Kontrak Pelanggan eff 2020

2
PSAK yang Digantikan

PSAK 23: Pendapatan

PSAK 34: Kontrak Konstruksi,

ISAK 10: Program Loyalitas Pelanggan,

ISAK 21: Perjanjian Konstruksi Real Estat,

ISAK 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan, dan

PSAK 44: Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estate.

3
3
PSAK 72

Standar

Lampiran A - Daftar Istilah

Lampiran B – Pedoman Penerapan

Lampiran C – Tanggal Efektif dan Ketentuan Transasi

Contoh Ilustratif

Lampiran D – Penyesuaian terhadap Pernyataan Lain

4
4
PSAK 72

PSAK 72 merupakan adopsi IFRS 15 Revenue from contracts with


customers: effective 2018.

Standar ini bersifat principles based

Standar komprehensif karena mengatur semua jenis pendapatan yang


terkait dengan kontrak pelanggan sehingga menghilangkan pengaturan
dalam standar yang lain

Joint project dengan IASB dan FASB (US GAAP)

5
Analisis Gap

• PSAK 72 merupakan payung dari pengakuan pendapatan.


• Dampak perubahan bagi perusahaan dapat berupa:
• Tidak memberikan dampak signifikan hanya perlu perubahan
pengungkapan kebijakan akuntansi
• Berdampak pada pengakuan pendapatan, sehingga
berpengaruh pada laba rugi periode lalu, sekarang dan masa
dpan
• Perubahan bisnis proses – Perlu dilakukan perubahan dalam
persyaratan kontrak untuk memenuhi definisi kontrak dan
ketentuan penyelesaian kewajiban sesuai dengan PSAK 72.

6
PSAK 72
Pendahuluan
• tujuan dan ruang lingkup
Pengakuan
• Identifikasi kontrak, kombinasi kontrak, modifikasi kontrak,
identifikasi dan penyelesaian kewajiban pelaksanaan.
Pengukuran
• Menentukan, mengalokasikan harga transaksi, perubahan
Biaya Kontrak
• Biaya inkremental, pemenuhan kontrak, amortisasi dan
penurunan nilai
Penyajian
Pengungkapan

7
Tahapan Pengakuan Pendapatan

1 Mengidentifikasi Kontrak dengan Pelanggan


Pengakuan
2 Mengidentifikasi Kewajiban Pelaksanaan

3 Menentukan Harga Transaksi


Pengukuran
Mengalokasikan harga transaksi terhadap kewajiban
4
pelaksanaan

Mengakui pendapatan ketika (pada saat) entitas telah


5 Pengakuan
menyelesaikan Kewajiban Pelaksanaan

8
Tujuan

Menetapkan prinsip tentang sifat, jumlah, waktu, dan


ketidakpastian pendapatan dan arus kas yang timbul dari
kontrak dengan pelanggan.
Pencapaian tujuan

• Mengakui pendapatan untuk menggambarkan


pengalihan barang atau jasa yang dijanjikan kepada
pelanggan
• Mempertimbangkan syarat kontrak serta seluruh fakta
dan keadaan yang relevan
• Untuk kontrak individual dan portfolio kontrak

9
Ruang Lingkup
Untuk seluruh kontrak dengan pelanggan, kecuali:
a) kontrak sewa - PSAK 30 Sewa (73);
b) kontrak asuransi - PSAK 62 Kontrak Asuransi;
c) instrumen keuangan - PSAK 71: Instrumen Keuangan, PSAK
65: Laporan Keuangan Konsolidasian, PSAK 66: Pengaturan
Bersama, PSAK 4: Laporan Keuangan Tersendiri dan PSAK 15
Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama; dan
d) Pertukaran nonmoneter antara entitas dalam lini bisnis
yang sama untuk memfasilitasi penjualan kepada pelanggan
atau pelanggan potensial → kontrak antara dua perusahaan
minyak untuk menukarkan minyak untuk memenuhi
permintaan dari pelanggan dalam lokasi yang berbeda
secara tepat waktu.

10
Pengakuan

Indentifikasi kontrak

Kombinasi kontrak

Modifikasi kontrak

Identifikasi kewajiban pelaksanaan

Penyelesaian kewajiban pelaksanaan

11
Identifikasi Kontrak
Mengidentifikan Kontrak – Par 9

Entitas mencatat kontrak dengan pelanggan hanya jika seluruh kriteria


berikut terpenuhi:
a) para pihak dalam kontrak telah menyetujui kontrak (secara tertulis, lisan atau
sesuai dengan praktik bisnis pada umumnya) dan berkomitmen untuk
melaksanakan kewajiban mereka masing-masing;
b) entitas dapat mengidentifikasi hak setiap pihak mengenai barang atau jasa yang
akan dialihkan;
c) entitas dapat mengidentifikasi jangka waktu pembayaran barang atau jasa yang
akan dialihkan;
d) kontrak memiliki substansi komersial (yaitu risiko, waktu, atau jumlah arus kas
masa depan entitas diperkirakan berubah sebagai akibat dari kontrak); dan
e) kemungkinan besar entitas akan menagih imbalan yang akan menjadi haknya
dalam pertukaran barang atau jasa yang akan dialihkan ke pelanggan.
Dalam mengevaluasi apakah kolektibilitas terjadi, entitas mempertimbangkan kemampuan
dan intensi pelanggan untuk membayar jumlah imbalan ketika jatuh tempo.

12
Identifikasi Kontrak

Tidak terdapat kontrak dan Kontrak tidak terlaksana

Tidak Terdapat kontrak


• Tidak terdapat suatu kontrak, jika setiap pihak dalam kontrak memiliki hak
yang dapat dipaksakan secara sepihak untuk mengakhiri kontrak yang tidak
terlaksana penuh (wholly unperformed contract) tanpa adanya kompensasi
kepada pihak lain.

Kontrak tidak terlaksana


• Kontrak tidak terlaksana penuh jika kedua kriteria berikut terpenuhi:
• entitas belum mengalihkan barang atau jasa yang dijanjikan kepada
pelanggan; dan
• entitas belum menerima, dan belum berhak menerima, imbalan apapun
dalam pertukaran dengan barang atau jasa yang dijanjikan

13
Identifikasi Kontrak

Tidak memenuhi kontrak – Menerima Imbalan

Kontrak tidak memenuhi kriteria paragraph 9 dan entitas menerima imbalan


dari pelanggan, maka imbalan tersebut diakui sebagai pendapatan jika salah
satu kriteria terpenuhi:
• entitas tidak memiliki sisa kewajiban untuk mengalihkan barang atau jasa
kepada pelanggan dan seluruh, atau secara substansial seluruh, imbalan
yang dijanjikan pelanggan telah diterima entitas dan tidak dapat
dikembalikan; atau
• kontrak telah diakhiri dan imbalan yang diterima dari pelanggan tidak
dapat dikembalikan.

14
Kombinasi Kontrak

Kombinasi Kontrak
• Entitas mengombinasikan dua atau lebih kontrak sebagai kontrak
tunggal jika satu atau lebih kriteria berikut terpenuhi:
a. kontrak dinegosiasikan sebagai satu paket dengan tujuan komersial
tunggal;
b. jumlah imbalan yang dibayarkan dalam satu kontrak bergantung pada
harga atau pelaksanaan dari kontrak lain; atau
c. barang atau jasa yang dijanjikan dalam kontrak (atau beberapa barang
atau jasa yang dijanjikan dalam setiap kontrak) merupakan kewajiban
pelaksanaan tunggal sesuai dengan paragraf 22-30.

15
Modifikasi Kontrak
Modifikasi Kontrak

• Modifikasi kontrak adalah perubahan dalam ruang lingkup


atau harga kontrak (atau keduanya) yang disetujui oleh para
pihak dalam kontrak.
• Entitas mencatat sebagai kontrak terpisah jika kondisi
berikut terpenuhi:
• ruang lingkup kontrak meningkat karena penambahan barang atau
jasa yang dijanjikan bersifat dapat dibedakan (distinct); dan
• harga kontrak meningkat oleh sejumlah imbalan yang
mencerminkan harga jual berdiri sendiri (stand-alone selling prices)
entitas atas penambahan barang atau jasa yang dijanjikan dan
penyesuaian yang tepat terhadap harga yang mencerminkan
keadaan kontrak tertentu.

16
Modifikasi Kontrak

Modifikasi Kontrak – tidak terpisah


• Entitas mencatat barang atau jasa yang dijanjikan yang belum dialihkan
pada tanggal modifikasi kontrak dengan cara di bawah ini yang dapat
diterapkan:
• Entitas mencatat modifikasi kontrak seolah-olah modifikasi kontrak
tersebut merupakan penghentian kontrak yang ada dan menciptakan
kontrak baru, jika sisa barang atau jasa bersifat dapat dibedakan dari
barang atau jasa yang dialihkan pada atau sebelum tanggal modifikasi
kontrak.
• Entitas mencatat modifikasi kontrak seolah-olah modifikasi kontrak
tersebut merupakan bagian dari kontrak yang ada jika sisa barang atau
jasa tidak bersifat dapat dibedakan dan, oleh karena itu, menjadi
bagian dari kewajiban pelaksanaan tunggal yang dipenuhi sebagiannya
pada tanggal modifikasi kontrak.

17
Kewajiban Pelaksanaan

Mengidentifikan Kewajiban Pelaksanaan

• Pada awal kontrak, entitas menilai barang atau jasa yang


dijanjikan dalam kontrak dengan pelanggan dan
mengidentifikasi sebagai kewajiban pelaksanaan setiap janji
untuk mengalihkan kepada pelanggan baik:
a) suatu barang atau jasa (atau sepaket barang atau jasa)
yang bersifat dapat dibedakan; atau
b) serangkaian barang atau jasa yang bersifat dapat
dibedakan yang secara substansial sama dan memiliki
pola pengalihan yang sama kepada pelanggan (lihat
paragraf 23).

18
Kewajiban Pelaksanaan

Barang atau Jasa Bersifat dapat Dibedakan


• Barang atau jasa yang dijanjikan kepada pelanggan bersifat dapat
dibedakan jika kedua kriteria berikut terpenuhi:
a. pelanggan memperoleh manfaat dari barang atau jasa baik
barang atau jasa itu sendiri atau bersama dengan sumber daya
lain yang siap tersedia kepada pelanggan; dan
b. janji entitas untuk mengalihkan barang atau jasa kepada
pelanggan dapat diidentifikasi secara terpisah dari janji lain
dalam kontrak.
Jika barang atau jasa yang dijanjikan bersifat tidak dapat dibedakan,
entitas mengombinasikan barang atau jasa dengan barang atau jasa
lain yang dijanjikan sampai entitas mengidentifikasi sepaket barang
atau jasa tersebut bersifat dapat dibedakan.

19
Kewajiban Pelaksanaan

Mengidentifikasi Kewajiban Pelaksanaan

Janji kontrak dengan pelanggan

• Kontrak umumnya secara eksplisit menyatakan barang atau jasa


yang dijanjikan untuk dialihkan kepada pelanggan.
• Akan tetapi, kewajiban pelaksanaan tidak terbatas pada barang
atau jasa yang secara eksplisit dinyatakan dalam kontrak.

Barang atau jasa Bersifat dapat Dibedakan dapat


berbentuk:

• Penjualan barang yang diproduksi; yang dibeli


• Pelaksanaan tugas
• Penyediaan jasa; jasa pengaturan
• Pembagian hak kepada barang dan jasa, dll

20
Harga Transaksi
Pengukuran
Menentukan harga transaksi
• Imbalan Variabel
• Liabilitas Pengembalian
• Estimasi Pembatasan Imbalan Variabel
• Penentuan kembali Imbalan Variabel
• Keberadaan Komponan Pendanaan Signifikan dalam Kontrak
• Imbalan Non Kas
• Uang Imbalan kepada Pelanggan

Mengalokasikan harga transaksi terhadap


kewajiban Pelaksanaan

Perubahan dalam Harga Transaksi

21
Harga Transaksi

Menentukan Harga Transaksi


• Mempertimbangkan syarat kontrak dan praktik bisnis umum.
• Harga transaksi adalah jumlah imbalan yang diperkirakan
menjadi hak entitas dalam pertukaran untuk mengalihkan
barang atau jasa kepada pelanggan, tidak termasuk jumlah
yang ditagih atas nama pihak ketiga (contoh:pajak).
• Imbalan yang dijanjikan dalam kontrak dengan pelanggan
dapat mencakup jumlah tetap, jumlah variabel, atau keduanya.
• Entitas mempertimbangkan syarat kontrak dan praktik bisnis
umum entitas untuk menentukan harga transaksi. Sifat, waktu,
dan jumlah imbalan yang dijanjikan oleh pelanggan
mempengaruhi estimasi harga transaksi.

22
Harga Transaksi

Pengukuran

Ketika (atau selama) kewajiban


pelaksanaan diselesaikan, entitas
mengakui pendapatan atas sejumlah
harga transaksi (yang tidak termasuk
estimasi atas imbalan variabel yang
dibatasi) yang dialokasikan terhadap
kewajiban pelaksanaan.

23
Harga Transaksi

Mengalokasikan Harga Transaksi terhadap


Kewajiban Pelaksanaan
• Tujuan mengalokasikan harga transaksi adalah entitas mengalokasikan
harga transaksi terhadap setiap kewajiban pelaksanaan (atau barang
atau jasa bersifat dapat dibedakan) dalam jumlah yang menggambarkan
imbalan yang diharapkan menjadi hak entitas dalam pertukaran untuk
mengalihkan barang atau jasa yang dijanjikan kepada pelanggan.
• Entitas mengalokasikan harga transaksi terhadap setiap kewajiban
pelaksanaan yang diidentifikasi dalam kontrak dengan:
• dasar harga jual berdiri sendiri relatif (relative stand-alone selling
price),
• kecuali diatur khusus untuk alokasi diskon dan untuk alokasi imbalan
yang mencakup variabel.

24
Harga Transaksi

Perubahan Harga Transaksi


• Entitas mengalokasikan ke dalam kewajiban pelaksanaan dalam kontrak
perubahan selanjutnya atas harga transaksi dengan dasar yang sama
dengan pada awal kontrak.
• Entitas mencatat perubahan dalam harga transaksi sebagai hasil dari
modifikasi kontrak.
• Jika terjadi modifikasi kontrak, entitas mengalokasikan perubahan harga
transaksi dengan salah satu cara berikut:
• Entitas mengalokasikan perubahan dalam harga transaksi sebelum
modifikasi jika, dan sejauh perubahan dalam harga transaksi dapat
diatribusikan terhadap jumlah imbalan variabel yang dijanjikan
sebelum modifikasi dan modifikasi dicatat sbg penghentian kontrak.
• Modifikasi dicatat sebagai kontrak terpisah → entitas
mengalokasikan perubahan dalam harga transaksi terhadap
kewajiban pelaksanaan dalam kontrak modifikasian

25
Penyelesaian
Kewajiban Pelaksanaan

Penyelesaian Kewajiban Pelaksanaan


• Entitas mengakui pendapatan ketika (atau selama) entitas
menyelesaikan kewajiban pelaksanaan dengan
mengalihkan barang atau jasa yang dijanjikan (yaitu aset)
kepada pelanggan.
• Aset dialihkan ketika (atau selama) pelanggan memperoleh
pengendalian atas aset.

• Pada awal kontrak entitas menentukan apakah entitas


menyelesaikan kewajiban pelaksanaan
• sepanjang waktu atau
• suatu waktu tertentu

26
Penyelesaian
Kewajiban Pelaksanaan

Penyelesaian Kewajiban Pelaksanaan

Penyelesaian kewajiban

• Kewajiban Pelaksanaan yang Diselesaikan Sepanjang Waktu


• Kewajiban Pelaksanaan yang Diselesaikan pada Waktu
Tertentu

Pengukuran Kemajuan terhadap Penyelesaian


Kewajiban Pelaksanaan secara penuh

• Metode Pengukuran Kemajuan


• Pengukuran Kemajuan yang Rasional

27
Penyelesaian
Kewajiban Pelaksanaan

Kewajiban Pelaksanaan yang Diselesaikan Sepanjang


Waktu (Performance Obligation Over Time)
• Entitas mengalihkan pengendalian barang atau jasa sepanjang waktu →
menyelesaikan kewajiban pelaksanaan dan mengakui pendapatan
sepanjang waktu, jika satu dari kriteria berikut terpenuhi:
a. pelanggan secara simultan menerima dan mengonsumsi manfaat yang
disediakan oleh kinerja entitas saat entitas melaksanakan kewajiban
pelaksanaannya tersebut (lihat paragraf PP03-PP04);
b. kinerja entitas menciptakan atau meningkatkan aset (sebagai contoh,
pekerjaan dalam proses) yang dikendalikan pelanggan sebagai aset
yang diciptakan atau ditingkatkan (lihat paragraph PP05); atau
c. kinerja entitas tidak menciptakan suatu aset dengan penggunaan
alternatif terhadap entitas dan entitas memiliki hak atas pembayaran
yang dapat dipaksakan atas kinerja yang telah diselesaikan sampai
saat ini

28
Penyelesaian
Kewajiban Pelaksanaan

Kewajiban Pelaksanaan yang Diselesaikan Pada Waktu Tertentu


(Performance Obligation At a Point In Time)

• Jika kewajiban pelaksanaan tidak diselesaikan sepanjang waktu, maka


entitas menyelesaikan kewajiban pelaksanaan pada waktu tertentu.
• Untuk menentukan waktu tertentu dimana pelanggan memperoleh
pengendalian atas aset yang dijanjikan dan entitas menyelesaikan kewajiban
pelaksanaan, entitas mempertimbangkan persyaratan pengendalian.
• Sebagai tambahan, entitas mempertimbangkan indikator pengalihan
pengendalian, yang mencakup, tetapi tidak terbatas pada, hal berikut:
a. Entitas memiliki hak kini atas pembayaran aset
b. Pelanggan memiliki hak kepemilikan legal atas aset
c. Entitas telah mengalihkan kepemilikan fisik atas aset
d. Pelanggan memiliki risiko dan manfaat signifikan atas kepemilikan aset
e. Pelanggan telah menerima aset

29
Penyelesaian
Kewajiban Pelaksanaan

Kewajiban Pelaksanaan yang Diselesaikan Pada Waktu Tertentu


(Performance Obligation At a Point In Time)
• Pengendalian mencakup kemampuan untuk mencegah entitas lain
mengarahkan penggunaan atas, dan memperoleh manfaat dari, aset.
• Manfaat atas aset adalah arus kas potensial (arus masuk atau penghematan
arus keluar) yang dapat diperoleh secara langsung atau tidak langsung
dalam berbagai cara, seperti dengan:
• menggunakan aset untuk memproduksi barang atau menyediakan jasa
(termasuk jasa publik);
• menggunakan aset untuk meningkatkan nilai aset lain;
• menggunakan aset untuk menyelesaikan liabilitas atau mengurangi
beban;
• menjual atau mempertukarkan aset;
• menjaminkan aset untuk perolehan pinjaman; dan
• memiliki aset.

30
Penyelesaian
Kewajiban Pelaksanaan
Pengukuran kemajuan terhadap penyelesaian kewajiban –
sepanjang waktu
• Untuk setiap kewajiban pelaksanaan yang diselesaikan sepanjang waktu entitas
mengakui pendapatan dengan mengukur kemajuan terhadap penyelesaian
kewajiban pelaksanaan.
• Tujuan pengukuran kemajuan: untuk menggambarkan kinerja entitas dalam
mengalihkan pengendalian atas barang atau jasa yang dijanjikan kepada pelanggan.
• Entitas menerapkan metode tunggal atas pengukuran kemajuan untuk setiap
kewajiban pelaksanaan yang diselesaikan sepanjang waktu dan entitas menerapkan
metode tersebut secara konsisten terhadap kewajiban pelaksanaan serupa dan
dalam keadaan serupa.
• Pada setiap akhir periode pelaporan, entitas mengukur kembali kemajuan terhadap
penyelesaian kewajiban pelaksanaan secara penuh yang diselesaikan sepanjang
waktu.
• Metode pengukuran kemajuan sesuai dengan sifat barang dan jasa:
• Metode output
• Merode input

31
Biaya Kontrak

Biaya Kontrak

Biaya inkremental atas Perolehan


Kontrak

Biaya Pemenuhan Kontrak

Amortisasi dan Penurunan Nilai

32
Biaya Kontrak
Biaya inkremental atas Perolehan Kontrak

Entitas mengakui biaya inkremental atas perolehan


kontrak dengan pelanggan sebagai aset jika entitas
memperkirakan untuk memulihkan biaya tersebut.

• Biaya inkremental perolehan kontrak adalah:


• biaya yang terjadi untuk memperoleh kontrak dengan pelanggan,
• tidak akan terjadi jika kontrak belum diperoleh (sebagai contoh,
komisi penjualan).
• Biaya untuk memperoleh kontrak yang terjadi tanpa
memperhatikan apakah kontrak yang diperoleh diakui sebagai
beban ketika terjadi, kecuali biaya tersebut secara eksplisit dapat
dibebankan ke pelanggan tanpa memperhatikan apakah kontrak
diperoleh.

33
Biaya Kontrak
Biaya Pemenuhan Kontrak diakui sebagai Aset

Jika biaya yang terjadi dalam memenuhi kontrak dengan


pelanggan tidak berada dalam ruang lingkup Pernyataan lain,
entitas mengakui sebagai aset atas biaya yang terjadi untuk
memenuhi kontrak hanya jika biaya tersebut memenuhi
seluruh kriteria berikut:

• biaya berkaitan secara langsung dengan kontrak atau untuk kontrak yang
diantisipasi dapat diidentifikasi secara spesifik oleh entitas (sebagai
contoh, biaya yang berkaitan dengan jasa yang disediakan dalam
pembaruan kontrak yang ada atau biaya merancang (costs of designing)
aset untuk dialihkan dalam kontrak spesifik yang belum disetujui);
• biaya menghasilkan atau meningkatkan sumber daya entitas yang akan
digunakan dalam penyelesaian (atau dalam melanjutkan penyelesaian)
kewajiban pelaksanaan di masa depan; dan
• biaya diharapkan akan dipulihkan.

34
Biaya Kontrak
Amortisasi Penurunan Nilai

Aset yang diakui (biaya kontrak ditangguhkan) diamortisasi


dengan dasar sistematik yang konsisten dengan pengalihan
kepada pelanggan atas barang atau jasa yang berkaitan
dengan aset.
• Aset dapat berkaitan dengan barang atau jasa yang dialihkan dalam kontrak yang
diantisipasi spesifik.
• Entitas memperbarui amortisasi untuk mencerminkan perubahan signifikan

Entitas mengakui rugi penurunan nilai dalam laba rugi jika


jumlah tercatat aset yang diakui melebihi:

• jumlah sisa dari imbalan yang diharapkan entitas untuk diterima dalam
pertukaran barang atau jasa yang berkaitan dengan aset; dikurangi
• biaya yang berkaitan langsung dengan penyediaan barang atau jasa dan yang
belum diakui sebagai beban

35
Penyajian

Penyajian
• Ketika salah satu pihak dalam kontrak telah
melaksanakan, entitas menyajikan kontrak dalam
laporan posisi keuangan sebagai:
• aset kontrak → (kewajiban > imbalan diterima), atau
• liabilitas kontrak → (kewajiban < imbalan diterima)
bergantung pada hubungan antara kinerja entitas dan
pembayaran pelanggan.
• Entitas menyajikan hak tanpa syarat terhadap imbalan
secara terpisah sebagai piutang.

36
Pengungkapan

Pengungkapan
• Tujuan persyaratan pengungkapan adalah agar entitas mengungkapkan
informasi yang cukup yang memungkinkan pengguna laporan keuangan
memahami sifat, jumlah, waktu dan ketidakpastian pendapatan dan arus
kas yang timbul dari kontrak dengan pelanggan. Untuk mencapai tujuan
tersebut, entitas mengungkapkan informasi kualitatif dan kuantitatif
tentang seluruh hal berikut:
a. kontrak dengan pelanggan;
b. pertimbangan signifikan dan perubahan dalam pertimbangan, yang
dibuat dalam menerapkan Pernyataan ini terhadap kontrak tersebut
dan;
c. aset yang diakui dari biaya untuk memperoleh atau memenuhi
kontrak dengan pelanggan.

37
Pengungkapan
Pengungkapan
• Kontrak dengan Pelanggan
• Pemisahan Pendapatan
• Saldo Kontrak
• Kewajiban Pelaksanaan
• Harga Transaksi yang Dialokasikan terhadap Sisa Kewajiban Pelaksanaan
• Pertimbangan Signifikan dalam Penerapan Pernyataan Ini
• Menentukan Waktu Penyelesaian Kewajiban Pelaksanaan
• Menentukan harga transaksi dan jumlah yang dialokasikan untuk
kewajiban pelaksanaan
• Aset yang Diakui dari Biaya untuk Memperoleh atau
Memenuhi Kontrak dengan Pelanggan

38
Tanggal Efektif

Tanggal Efektif
• Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahun buku
yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2020. Penerapan dini
diperkenankan.
• Jika entitas menerapkan Pernyataan ini lebih dini, maka entitas
mengungkapkan fakta tersebut.

39
Ketentuan Transisi

Ketentuan Transisi (Paragraf C02-C08)

• Entitas menerapkan Pernyataan ini menggunakan satu dari dua


metode berikut:
a. secara retrospektif untuk setiap periode pelaporan sajian
sebelumnya sesuai dengan PSAK 25: Kebijakan Akuntansi,
Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan tunduk
pada panduan (expedients) dalam paragraf C05; atau
b. secara retrospektif dengan dampak kumulatif atas
penerapan secara awal Pernyataan ini diakui pada tanggal
penerapan awal sesuai dengan paragraf C07-C08.

40
Dampak Perubahan Standar

Dampak perubahan standar dipengaruhi oleh:


• Tingkat perubahan standar → pengakuan, pengukuran, penyajian
atau pengungkapan.
• Relevansi standar terhadap transaksi dan penyajian LK perusahaan

Pengungkapan LK sebelum periode perubahan dilakukan


• Catatan atas LK:
• Kebijakan akuntansi yang baru yang telah efektif
• Dampak kebijakan akuntansi baru jika diterapkan

Penyajian LK pada periode perubahan dilakukan


• Penyajian kembali laporan keuangan:
• Posisi keuangan (tiga tahun komparatif, dua tahun sebelumnya
dengan kebijakan akuntansi yang baru),
• Laba Rugi (dua tahun dengan penyajian tahun sebelumnya
dengan kebijakan akuntansi yang baru)
• Kebijakan akuntansi menjelaskan perubahan tersebut
• Catatan atas laporan keuangan menjelaskan akun yang berubah
akibat perubahan standar akuntansi
• Penjelasan akun yang terpengaruh standar

41
41
Implikasi Standar Akuntansi
• Munculnya aset atau liabilitas baru yang sebelumnya tidak diakui; contoh aset hak
guna, aset biologis, liabilitas sewa
• Mempengaruhi beberapa rasio keuangan → covenant pinjaman
• Mempengaruhi nilai ekuitas → pemenuhan ketentuan regulasi
• Perubahan nilai aset atau liabilitas karena cara pengukuran yang berbeda
• Cara perhitungan penurunan nilai aset keuangan berbeda → merubah nilai penurunan nilai →
nilai piutang berubah
• Pengakuan beban
• Perubahan sistem
• Perhitungan yang membutuhkan tambahan data sehingga diperlukan perubahan sistem
akuntansi
• Perubahan proses bisnis atau cara melakukan bisnis
• Pengakuan pendapatan → persyaratan yang harus dipenuhi → kontrak perjanjian dengan
pelanggan berubah; praktik bisnis berubah
• Praktik bisnis harus memperhatikan implikasi dalam pelaporan keuangan

42
42
Implikasi Standar Akuntansi - Perpajakan
• Standar akuntansi mengatur tentang pelaporan keuangan dan bukan untuk tujuan pelaporan
pajak.
• Ketentuan dalam UU Ketentuan Umum dan Tatacar Perpajakan
• Penjelasan pasal 28 (Pembukuan) ayat 7: “….pembukuan harus diselenggarakan dengan cara
atau sisgtem yang lazim dipakai di Indonesia, misalnya berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan, kecuali peraturan perundang-undangan perpajakan menentukan lain.
• Implikasinya jika tidak ada pengaturan khusus dalam regulasi perpajakan, akan mengikuti
ketentuan dalan standar akuntansi keuangan.
• Pengaturan perubahan standar dalam perpajakan
• Peraturan perpajakan tidak mengenal konsep penyajian kembali laporan keuangan.
• Perubahan kebijakan akuntansi terkadang berdampak pada perubahan laba tahun sebelumnya
yang berimplikasi pajak lebih besar atau lebih kecil di masa lalu.
• Dalam pajak dikenal istilah pembetulan SPT yang biasanya terjadi karena kesalahan tulis,
hitung dan kekeliruan penerapan ketentuan peraturan. Pembetulan SPT → WP menerima SKP,
SKK, PB.
• Peraturan perpajakn umumnya berlaku setelah ditetapkan → penerapan prospektif.
• Penerapan standar secar retroaktif akan sulit diterima dari sisi perpajakan.

43
43
Pedoman Penerapan
Pemisahaan Pendapatan
kewajiban pelaksanaan diselesaikan sepanjang waktu (paragraph PP2-PP13);
metode untuk mengukur kemajuan terhadap penyelesaian kewajiban pelaksanaan secara penuh
(paragraf PP14-PP19);
penjualan dengan hak retur (paragraf PP20-PP27);
garansi (paragraf PP28-PP33);
imbalan prinsipal dibandingkan dengan agen (paragraf PP34-PP38);
opsi pelanggan untuk tambahan barang atau jasa (paragraph PP39-PP43);
hak pelanggan yang tidak dilaksanakan (paragraf PP44-PP47);
biaya dibayar di muka yang tidak dapat dikembalikan (dan beberapa biaya terkait)
(paragraf PP48-PP51);
lisensi (paragraf PP52-PP63B);
perjanjian pembelian kembali (paragraf PP64-PP76)
pengaturan konsinyasi (paragraf PP77-PP78);
pengaturan bill-and-hold (paragraf PP79-PP82);
penerimaan pelanggan (paragraf PP83-PP86); dan
pengungkapan pemisahan pendapatan (paragraf PP87-PP89).

44
Contoh
MENGIDENTIFIKASI KONTRAK CI02 MENGIDENTIFIKASI KEWAJIBAN PELAKSANAAN CI44
• Contoh 1 – Kolektabilitas Imbalan • Contoh 10 – Barang dan Jasa Tidak Bersifat Dapat
• Contoh 2 – Imbalan Bukan Berdasarkan Harga Dibedakan
Tertulis – Konsesi Harga Implisit • Contoh 11 – Menentukan Apakah Barang atau Jasa
• Contoh 3 – Konsesi Harga Implisit Bersifat Dapat Dibedakan
• Contoh 4 – Penilaian Kembali Kriteria untuk • Contoh 12 – Janji Eksplisit dan Implisit dalam
Mengidentifikasi Kontrak Kontrak
MODIFIKASI KONTRAK CI18 KEWAJIBAN PELAKSANAAN YANG DISELESAIKAN
• Contoh 5 – Modifikasi Kontrak untuk Barang SEPANJANG WAKTU CI66
• Contoh 6 – Perubahan Harga Transaksi Setelah • Contoh 13 – Pelanggan Menerima dan
Modifikasi Kontrak Mengonsumsi Manfaat Secara Simultan
• Contoh 7 – Modifikasi Kontrak Jasa • Contoh 14 – Menilai Penggunaan Alternatif dan Hak
atas Pembayaran
• Contoh 8 – Modifikasi yang Menghasilkan
Penyesuaian Catch Up Kumulatif Terhadap • Contoh 15 – Aset yang Tidak Memiliki Penggunaan
Pendapatan Alternatif Bagi Entitas
• Contoh 9 – Perubahan dalam Ruang Lingkup dan • Contoh 16 – Hak yang Dapat Dipaksakan atas
Harga yang Tidak Disetujui Pembayaran Pelaksanaan yang Diselesaikan Sampai
Saat Ini
• Contoh 17 – Penilaian Apakah Kewajiban
Pelaksanaan Diselesaikan Pada Waktu Tertentu atau
Sepanjang Waktu

45
Contoh
MENGUKUR KEMAJUAN TERHADAP PENYELESAIAN KEWAJIBAN IMBALAN NONKAS CI155
PELAKSANAAN SECARA PENUH CI91
• Contoh 31 – Pemberian Hak atas Imbalan Nonkas
• Contoh 18 – Mengukur Kemajuan Ketika Membuat Barang
atau Jasa Tersedia UTANG IMBALAN KEPADA PELANGGAN CI159
• Contoh 19 – Bahan Baku Belum Terpakai • Contoh 32 – Utang Imbalan Kepada Pelanggan
IMBALAN VARIABEL CI101 MENGALOKASIKAN HARGA TRANSAKSI KEPADA
• Contoh 20 – Denda Menyebabkan Kenaikan Imbalan Variabel KEWAJIBAN PELAKSANAAN CI163
• Contoh 21 – Mengestimasi Imbalan Variabel • Contoh 33 – Metodologi Alokasi
MEMBATASI ESTIMASI IMBALAN VARIABEL CI109 • Contoh 34 – Mengalokasikan Diskon
• Contoh 22 – Hak Pengembalian • Contoh 35 – Alokasi Imbalan Variabel
• Contoh 23 – Konsesi Harga BIAYA KONTRAK CI188
• Contoh 24 – Insentif Diskon Berdasarkan Volume • Contoh 36 – Biaya Inkremental dalam Memperoleh
• Contoh 25 – Fees Manajemen yang Bergantung pada Kontrak
Pembatasan • Contoh 37 – Biaya yang Menyebabkan Kenaikan
• KEBERADAAN KOMPONEN KEUANGAN SIGNIFIKAN DI Aset
DALAM KONTRAK CI134 PENYAJIAN CI197
• Contoh 26 – Komponen Keuangan Signifikan dan Hak
Pengembalian • Contoh 38 – Liabilitas dan Piutang Kontrak
• Contoh 27 – Pembayaran Ditahan Dalam Kontrak Jangka • Contoh 39 – Aset Kontrak Diakui untuk
Panjang Pelaksanaan Entitas
• Contoh 28 – Menentukan Tingkat Diskonto • Contoh 40 – Piutang Diakui atas Pelaksanaan
• Contoh 29 – Pembayaran di Muka dan Penilaian Tingkat Entitas
Diskonto
• Contoh 30 – Pembayaran di Muka

46
Contoh OPSI PELANGGAN ATAS BARANG DAN JASA TAMBAHAN CI249
• Contoh 49 – Opsi yang Memberikan Pelanggan Hak Material (Vou
Diskon)
PENGUNGKAPAN CI209
• Contoh 50 – Opsi yang Tidak Memberikan Pelanggan Hak yang B
• Contoh 41 – Pemisahan Pendapatan – Material (Tambahan Barang atau Jasa)
Pengungkapan Kuantitatif
• Contoh 51 – Opsi yang Memberikan Pelanggan Hak Material (Op
• Contoh 42 – Pengungkapan Harga Transaksi Pembaharuan)
yang Dialokasikan ke Sisa Kewajiban
Pelaksanaan • Contoh 52 – Program Loyalitas Pelanggan
GARANSI CI222 FEES DIMUKA YANG TIDAK DAPAT DIKEMBALIKAN CI271
• Contoh 44 – Garansi • Contoh 53 – Fee Dimuka yang Tidak Dapat Dikembalikan
IMBALAN PRINSIPAL DIBANDINGKAN DENGAN LISENSI CI275
IMBALAN AGEN CI230 • Contoh 54 – Hak Menggunakan Kekayaan Intelektual
• Contoh 45 – Mengatur Provisi Barang atau Jasa • Contoh 55 – Lisensi Kekayaan Intelektual
(Entitas merupakan Agen)
• Contoh 56 – Mengidentifikasi Lisensi yang Bersifat Dapat dibedak
• Contoh 46 – Janji untuk Menyediakan Barang
• Contoh 57 – Hak Waralaba
atau Jasa (Entitas merupakan Prinsipal)
• Contoh 58 – Akses ke Lisensi Intelektual
• Contoh 46A - Janji untuk Menyediakan Barang
atau Jasa (Prinsipal) • Contoh 59 – Hak Menggunakan Kekayaan Intelektual
• Contoh 47 – Janji untuk Menyediakan Barang • Contoh 60 – Royalti Berbasis Penjualan untuk Lisensi Kekayaan
atau Jasa (Prinsipal) Intelektual
• Contoh 48 – Mengatur Provisi Barang atau Jasa • Contoh 61 – Akses Kekayaan Intelektual
(Entitas merupakan Agen) PERJANJIAN JUAL BELI KEMBALI CI314
• Contoh 48A – Entitas merupakan Prinsipal dan • Contoh 62 – Perjanjian Jual Beli Kembali
Agen dalam Kontrak yang Sama
PENGATURAN BILL-AND-HOLD CI322
• Contoh 63 – Pengaturan Bill-and-Hold

47
IMPLIKASI PERPAJAKAN
Dampak Perubahan Standar

Dampak perubahan standar dipengaruhi oleh:


• Tingkat perubahan standar → pengakuan, pengukuran, penyajian
atau pengungkapan.
• Relevansi standar terhadap transaksi dan penyajian LK perusahaan

Pengungkapan LK sebelum periode perubahan dilakukan


• Catatan atas LK:
• Kebijakan akuntansi yang baru yang telah efektif
• Dampak kebijakan akuntansi baru jika diterapkan

Penyajian LK pada periode perubahan dilakukan


• Penyajian kembali laporan keuangan:
• Posisi keuangan (tiga tahun komparatif, dua tahun sebelumnya
dengan kebijakan akuntansi yang baru),
• Laba Rugi (dua tahun dengan penyajian tahun sebelumnya
dengan kebijakan akuntansi yang baru)
• Kebijakan akuntansi menjelaskan perubahan tersebut
• Catatan atas laporan keuangan menjelaskan akun yang berubah
akibat perubahan standar akuntansi
• Penjelasan akun yang terpengaruh standar

49
49
Implikasi Standar Akuntansi
• Munculnya aset atau liabilitas baru yang sebelumnya tidak diakui; contoh aset hak
guna, aset biologis, liabilitas sewa
• Mempengaruhi beberapa rasio keuangan → covenant pinjaman
• Mempengaruhi nilai ekuitas → pemenuhan ketentuan regulasi
• Perubahan nilai aset atau liabilitas karena cara pengukuran yang berbeda
• Cara perhitungan penurunan nilai aset keuangan berbeda → merubah nilai penurunan nilai →
nilai piutang berubah
• Pengakuan beban
• Perubahan sistem
• Perhitungan yang membutuhkan tambahan data sehingga diperlukan perubahan sistem
akuntansi
• Perubahan proses bisnis atau cara melakukan bisnis
• Pengakuan pendapatan → persyaratan yang harus dipenuhi → kontrak perjanjian dengan
pelanggan berubah; praktik bisnis berubah
• Praktik bisnis harus memperhatikan implikasi dalam pelaporan keuangan

50
50
Implikasi Standar Akuntansi - Perpajakan
• Standar akuntansi mengatur tentang pelaporan keuangan dan bukan untuk tujuan
pelaporan pajak.
• Ketentuan dalam UU Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan
• Penjelasan pasal 28 (Pembukuan) ayat 7: “….pembukuan harus diselenggarakan
dengan cara atau sisgtem yang lazim dipakai di Indonesia, misalnya berdasarkan
Standar Akuntansi Keuangan, kecuali peraturan perundang-undangan perpajakan
menentukan lain.
• Implikasinya jika tidak ada pengaturan khusus dalam regulasi perpajakan, akan
mengikuti ketentuan dalan standar akuntansi keuangan.
• Pengaturan perubahan standar dalam perpajakan
• Peraturan perpajakan tidak mengenal konsep penyajian kembali laporan keuangan.
• Perubahan kebijakan akuntansi terkadang berdampak pada perubahan laba tahun
sebelumnya yang berimplikasi pajak lebih besar atau lebih kecil di masa lalu.
• Dalam pajak dikenal istilah pembetulan SPT yang biasanya terjadi karena kesalahan
tulis, hitung dan kekeliruan penerapan ketentuan peraturan.
• Peraturan perpajakan berlaku setelah ditetapkan → penerapan prospektif.
• Penerapan standar secar retroaktif akan sulit diterima dari sisi perpajakan.

51
51
PSAK 72
• Perubahan pengakuan pendapatan
• Perusahaan real estate pendapatan diakui saat pengendalian
berpindah → berubah dari prosentasi penyelesaian ke saat
penyelasaian.
• Pendapatan agen misal konsinyasi → pengakuan hanya sebesar fee
yang diterima bukan penjualannya → perbedaan nilai pendapatan
yang diakui.
• Pendapatan dalam satu faktur namun kewajiban pelaksanaanya
lebih dari satu, penjualan barang dan jasa pemeliharaan, penjualan
hp dan langganan internet → pengakuan pendapatan tidak sama
mengikuti penyelesaian kewajiban pelaksanaan.
• Nilai pendapatan terdapat komponen bunga, misal menjual
peralatan 200 diangsur selama 20kali @10, maka pendapatan diakui
sebesar nilai tunai dari penjualan bukan nilai angsurannya.
• Pendapatan dengan imbalan variabel → pengakuan pendapatan
dengan menggunakan estimasi.

52
52
PSAK 72
• Implikasi pajak
• Nilai pendapatan yang diakui tidak sama dengan faktur penjualan,
dan faktur PPN → tidak ekual dasar PPN dan nilai penjualan
• Penerapan perubahan kebijakan secara retroaktif, sehingga ada
potensi dobel pengakuan pendapatan:
• Pendapatan telah diakui dengan %penyelesaian di tiga tahun
sebelumnya sebesar 70%, sesuai PSAK 72 pendapatan diakui pada 2020
sebesar 100%. Akuntansi dapat mengoreksi pengakuan tahun
sebelumnya dalam saldo laba atau restatement LK, namun pajak tidak
mengenal koreksi SPT karena perubahan PSAK.

53
53
ILUSTRASI
PENDAPATAN DARI KONTRAK
PELANGGAN
PSAK 72
Ilustrasi Kontrak dan Pengakuan
Tanggal 1 Maret 2019, PT Intan terikat kontrak mengirimkan barang kepada PT
Berlian pada tanggal 31 Juli 2019. Total nilai kontrak adalah Rp100 juta dan harus
dibayar seluruhnya oleh PT Berlian di tanggal 31 Agustus 2019. HPP barang Rp70
juta. PT Intan mengirimkan barang kepada PT Berlian 31 juli 2019.

Bagaimana jurnal yang harus dibuat oleh PT Intan terkait kontrak tersebut?

Pengakuan Dr. Piutang 100 juta


pendapatan dilakukan
Cr. Penjualan 100 juta
tanggal 31 Juli 2019
Dr. HPP 70 juta
Cr. Persediaan 70 juta
Pengakuan Dr. Kas 100 juta
penerimaan kas 31
Cr. Piutang 100 juta
Agustus 2019

55
Tahap 1: Identifikasi Kontrak Pelanggan

Contoh Modifikasi Kontrak – Separate performance obligation

PT Siantar memiliki kontrak menjual 100 produk kepada pelanggan


seharga 100 juta (1 produk bernilai 1 juta) dalam jangka waktu 3 bulan.
Setelah 60 produk dikirimkan, PT Siantar memodifikasi kontrak dengan
menjanjikan akan mengirimkan 20 produk tambahan dengan nilai 950
ribu (dimana harga 950 ribu merupakan standalone selling price atas
produk saat modifikasi kontrak). PT Siantar menjual produk secara
terpisah.
PT Siantar mengakui modifikasi kontrak sebagai kontrak baru, maka

Kontrak awal [(100 unit – 60 unit) x 1 juta 40 juta

Kontrak Baru (20 unit x 950 ribu) 19 juta

Total Pendapatan 59 juta

56
Tahap 1: Identifikasi Kontrak Pelanggan

Contoh Modifikasi Kontrak – prospective modification

Berdasakan contoh sebelumnya, Perusahaan mengakui pendapatan setiap barang


yang tersisa dengan harga baru dengan perhitungan sebagai berikut:
Produk yang belum dikirimkan dalam kontrak awal 40 juta
(40 unit x 1 juta)
Produk yang akan dikirimkan dengan kontrak yang telah dimodifikasi 19 juta
(20 unit x 950 ribu)
Total pendapatan 59 juta

Pendapatan per unit (59 juta / 60 unit) 983.333

Dengan metode prospective modification, harga baru yakni 983.333 akan


digunakan sebagai nilai penjualan per unit di periode setelah modifikasi kontrak

57
Tahap 2: Identifikasi Kewajiban Pelaksanaan

Tanggal 1 Maret 2019, PT Melati melakukan kontrak untuk memasang lift


sebuah Gedung. Kontrak meliputi pembelian lift dan pemasangan lift. Lift
tersebut walaupun dibeli tetap harus disesuaikan dengan Gedung dan
keinginan dari pelanggan. Proses instalasi memakan waktu cukup lama.
Nilai lift dan instalasi dapat dipisahkan namun dinegosiasikan secara
bersamaan.

Lift dan jasa pemasangan apakah dipandang sebagai


kewajiban pelaksanaan tunggal atau terpisah ??

Terpisah, karena nilai pemasangan lift dapat dipisahkan serta tidak ada
keterangan bahwa pemasangan hanya dapat dilakukan oleh PT Melati

58
Tahap 2: Mengidentifikasi Kewajiban Pelaksanaan

Contoh – identifikasi kewajiban pelaksanaan


PT Asus memproduksi dan menjual komputer termasuk dengan garansi
computer yang mencakup garansi untuk memperbaiki setiap cacat komputernya
selama 3 bulan (assurance warranty). Selain itu, Perusahaan juga menjual secara
terpisah garansi produk yang dapat diperpanjang (service warranty), yang
memberikan perlindungan selama 3 tahun (diluar 3 bulan)

Penjualan komputer dan assurance warranty 3 bulan merupakan satu


kewajiban pelaksanaan karena saling ketergantungan dan berhubungan satu
sama lain. Namun service warranty merupakan penjualan terpisah dan tidak
saling berhubungan dengan penjualan computer.

59

59
Tahap 3: Menentukan harga transaksi

Contoh - estimasi imbalan variabel

PT Buana perusahaan konstruksi yang terikat kontrak dengan pelanggan


untuk pembangunan gudang senilai 100 milyar, dengan bonus kinerja
senilai 50 milyar yang akan dibayar berdasarkan waktu penyelesaian.
Jumlah bonus kinerja menurun sebesar 10% pe minggu untuk setiap
minggu setelah tanggal penyelesaian disepakati. Persyaratan kontrak
tersebut mirip dengan kontrak yang dilakukan PT Buana sebelumnya, dan
manajemen yakin bahwa pengalaman tersebut dapat diprediksi untuk
kontrak ini. Manajemen memperkirakan bahwa ada kemungkinan 60%
bahwa kontrak akan diselesaikan pada tanggal penyelesaian yang
disepakati, probabilitas 20% penyelesaian akan terlambat 1 minggu, dan
probabilitas 20% penyelesaian akan terlambat 2 minggu.

Bagaimana PT Buana mencatat pendapatan dari kontrak tersebut?

60
Harga Transaksi
Tahap 3: Menentukan harga transaksi

Contoh - estimasi imbalan variabel

Jika Manajemen memutuskan menggunakan expected value method:


Probabilitas 60% tepat waktu (100 Milyar + 50 milyar) = 150 milyar 90 milyar

Probabilitas 20% terlambat 1 minggu (100 milyar + (50 milyar - 5 milyar)) = 145 milyar 29 milyar

Probabilitas 20% terlambat 2 minggu (100 milyar + (50 milyar - 10 milyar)) = 140 milyar 28 milyar

137 milyar

Jika Manajemen memutuskan menggunakan most likely outcome method: maka


harga transaksi adalah 150 milyar (probabilitas 60%)

61
Tahap 3: Menentukan harga transaksi

Voucher Belanja

PT Kenanga menyepakati kontrak penjualan Produk C seharga 2.000. Sebagai bagian dari
kontrak PT. Kenangan memberikan voucher diskon kepada pelanggan sebesar 40% untuk 30
hari mendatang. Perusahaan juga memberikan diskon 10% atas semua penjualan selama 30
hari mendatang sebagai promo akhir tahun. Diskon 10% tidak dapat digunakan sebagai
penambah voucher diskon 40%.
Berdasarkan pengalaman 80% pelanggan menggunakan voucher dan pelanggan akan
membeli tambahan 1.000 produk. Harga jual berdiri sendiri voucher adalah (1.000 x 30%
diskon tambahan x 80%) =240.
Kewajiban Pelaksanaan Harga jual sendiri Alokasi
Harga jual 2.000 2.000/2240 x 2000 = 1.780
Voucher diskon 240 240/2240 x 2000 = 220
Total 2.240 2.000

Perusahaan mengalokasikan 1.780 ke produk A dan mengakui pendapatan produk A pada saat
pengendalian produk A dialihkan. Perusahaan mengalokasikan diskon sebesar 220 dan
mengakuai pendapatan atas voucher pada saat pelanggan memakai voucher tersebut,
sebelum masa berlaku berakhir.

62
Tahap 4: Menentukan harga transaksi

Pemberian kepada Pelanggan tidak material

PT Melati menyepakati kontrak untuk menyediakan handset dan jasa telp dan
sms selama dua tahun. Jasa telp selama 1.000menit panggilan dan 1.000 sms
tiap bulan dengan fee bulanan tetap. Pelanggan dapat memilih untuk membeli
setiap bulan jasa tersebut, Harga jasa tersebut setara dengan harga jual berdiri
sendiri.
PT Melati menentukan bahwa janji untuk menyediakan handset dan jasa
jaringan merupakan kewajiban pelaksanaan yang bersifat dapat dibedakan.
Opsi untuk membeli tambahan menit panggilan dan pesan teks tidak
memberikan hak yang bersifat material di mana pelanggan tidak akan
menerima tanpa menyepakai kontrak, perusahaan menyimpulkan bahwa hal
tersebut bukan merupakan kewajiban pelaksanaan dalam kontrak. Entitas
tidak mengalokasikan harga transaksi ke opsi untuk tambahan menit dan sms
ketika entitas menyediakan jasa tesebut.

63
Tahap 5: Menentukan harga transaksi
Contoh – Termin pembayaran
Tanggal 1 juli 2020, PT Merapi menjual barang kepada PT Semeru senilai
Rp900.000 untuk 4 tahun, zero interest bearing notes dengan nilai pokok
1.416.163. BPP dari barang tersebut adalah Rp590.000 (Discount rate = 12%)
❑ Berapa nilai pendapatan yang dicatat pada tanggal 1 juli 2020?
❑ Berapakah jumlah pendapatan yang dilaporkan terkait transaksi tersebut pada
31 Desember 2020?

Dr. Notes Receivable 1.416.163


Pengakuan Cr. Sales Revenue 900.000
pendapatan Cr. Discount 516.163
dilakukan tanggal 1
Dr. COGS 590.000
Juli 2020
Cr. Inventory 590.000

Pengakuan interest Dr. Discount 54.000*


revenue 31 Des 2020 (*12% x ½ x 900.000) Cr. Interest revenue 54.000

64
Tahap 6: Mengidentifikasi Kewajiban Pelaksanaan

Contoh – identifikasi kewajiban pelaksanaan


PT Sinta melisensikan software customer relationship ke PT Rama. PT Sinta juga
berjanji untuk memberikan layanan konsultasi dengan mengkustom secara
ekstensif ke dalam system informasi PT Rama, dengan total imbalan 600 juta. PT
Sinta menyediakan layanan yang signifikan dengan menggabungkan barang dan jasa
(lisensi dan layanan konsultasi) ke dalam satu kontrak. Selain itu, PT Sinta
menyesuaikan software secara signifikan sesuai dengan spesifikasi yang
dinegosiasikan oleh PT Rama. Apakah informasi kontrak diatas menggambarkan
kewajiban pelaksanaan tunggal atau terpisah?

Lisensi dan layanan konsultasi dapat dibedakan namun saling ketergantungan


dan saling berhubungan sehingga harus dicatat sebagai satu kesatuan
kewajiban pelaksanaan (kewajiban pelaksanaan tunggal)

65

65
Dwi Martani - 081318227080
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/

66
PSAK 73 SEWA
Agenda
Konsep Sewa

Akuntansi Penyewa

Akuntansi Pesewa

Ilustrasi

2
PSAK 73 Sewa
• Adopsi IFRS 16 Leases.
• Menggantikan PSAK terkait dengan sewa
• Mengubah substantial akuntansi penyewa (lessee)
• Tanggal efektif 1 Januari 2020, dengan penerapan dini
diperkenankan hanya jika menerapkan PSAK 72:
Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan.
PSAK 73 SEWA

PSAK yang digantikan

• PSAK 30 Sewa
• ISAK 8 Penentuan Apakah suatu Perjanjian Mengandung suatu Sewa
• ISAK 23 Sewa Operasi – Insentif
• ISAK 24 Evaluasi Substansi Beberapa Transaski yang Melibatkan Bentuk
Legal Sewa
• ISAK 25 Hak atas Tanah

Tanggal Efektif

• 1 Januari 2020
STRUKTUR STANDAR

STANDAR
• Tujuan; Ruang Lingkup
• Pengecualian Pengakuan
• Mengidentifikasi Sewa
• Masa Sewa
• Penyewa
• Pesewa
• Transaksi Jual dan Sewa Balik

LAMPIRAN
• A. Daftar istilah, B. Pedoman Penerapan, C. Tanggal Efektif dan
Ketentuan Transisi, D. Amandemen terhadap PSAK

CONTOH ILUSTRASI

DASAR KESIMPULAN
PSAK 73 SEWA

Tujuan Standar

• menetapkan prinsip pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan


atas sewa dengan memperkenalkan model akuntansi tunggal khususnya
untuk penyewa.

Pokok Pengaturan

• Penyewa disyaratkan untuk mengakui aset hak-guna (right-of-use assets)


dan liabilitas sewa. Pengecualian:
• sewa jangka-pendek dan
• sewa yang aset pendasarnya (underlying assets) bernilai-rendah.
• Pesewa mengklasifikasikan sewanya sebagai sewa operasi atau sewa
pembiayaan dan mencatat kedua jenis sewa tersebut secara berbeda.
RUANG LINGKUP SEWA

Ruang Lingkup

• Mengatur seluruh sewa termasuk sewa aset hak-guna dalam


subsewa masuk dalam ruang lingkup PSAK 73, kecuali:
a. sewa dalam rangka eksplorasi atau penambangan mineral, minyak, gas
alam, dan sumber daya serupa yang tidak dapat diperbarui, (PSAK 64);
b. sewa aset biologis (PSAK 69);
c. perjanjian konsesi jasa (ISAK 16);
d. lisensi kekayaan intelektual (PSAK 72)
e. Hak yang dimiliki oleh penyewa dalam perjanjian lisensi (PSAK 19) untuk
item seperti film, rekaman video, karya panggung, manuskrip, hak
paten dan hak cipta.
• Bersifat optional sewa atas sewa aset takberwujud lain (selain e)
diperkenankan namun tidak disyaratkan untuk menerapkan PSAK 73
PENGECUALIAN PENGAKUAN
Penyewa dapat memilih untuk tidak menerapkan persyaratan
dalam paragraf 22–49 untuk: (par 6)

• sewa jangka-pendek; dan


• sewa yang aset pendasarnya bernilai-rendah (sebagaimana
dideskripsikan dalam paragraf PP03–PP08).

Jika menerapkan opsi pengecualian → beban sewa diakui


sebagai beban baik dengan dasar garis lurus, sitematik lain
yang merepresentasikan pola manfaat penyewa.

Entitas mencatat sewa sebagai sewa jangka pendek, penyewa


mempertimbangkan sebagai sewa baru jika:
• terdapat modifikasi sewa; atau
• terdapat perubahan masa sewa
PENGECUALIAN PENGAKUAN

Pemilihan sewa jangka-pendek dibuat berdasarkan kelas


aset pendasar yang terkait dengan hak guna.

Kelas aset pendasar adalah pengelompokan aset pendasar


dengan sifat dan penggunaan yang serupa dalam operasi
entitas.

Pemilihan untuk sewa yang aset pendasarnya bernilai


rendah dapat dilakukan atas dasar sewa-per-sewa
Pengecualian Sewa

Pengecualian – pedoman aplikasi

• Sewa jangka pendek


• Kurang dari atau sama dengan 12 bulan (<=) dan tidak
mengandung opsi beli
• Sewa aset bernilai rendah
• Aset pendasar tidak memiliki ketergantungan atau interalasi dengan aset
lain
• Rendah secara absolut (IFRS US$5.000), tanpa memperhatikan materialitas
• Ketika aset baru bernilai material, maka penilaian dari aset baru
• Jika aset disubsewakan maka tidak memenuhi aset bernilai rendah
• Contoh laptop, HP, furniture
Indentifikasi Sewa
IDENTIFIKASI SEWA
Suatu kontrak merupakan, atau mengandung sewa jika
kontrak tersebut memberikan hak untuk mengendalikan
penggunaan aset identifikasian selama suatu jangka
waktu untuk dipertukarkan dengan imbalan (PP09-PP31).

• Jangka waktu dapat dideskripsikan sebagai jumlah penggunaan aset misal


unit produksi.
• Entitas menilai kembali kontrak jika syarat dan ketentuan kontrak berubah

SEWA VS JASA
Sewa PENGENDALIAN Jasa
Mengarahkan
Penggunaan dan
secara substantial
Pelanggan memperoleh manfaat Pemasok
Indentifikasi Sewa

MENGIDENTIFIKASI SEWA
Aset identifikasian

• Ditetapkan secara eksplisit atau secara implisit


• Pemasok (supplier tidak memiliki hak substitusi substantive)
• Bagian kapasitas aset secara fisik dapat dibedakan

Penyewa secara substantial mendapat manfaat ekonomik


dari penggunaan aset

Penyewa mengarahkan penggunaan aset

Kontrak mengandung sewa


Indentifikasi Sewa
Identifikasi Kontrak Sewa
Tidak
Apakah terdapat aset identifikasian
Ya
Apakah memiliki hak untuk mendapatkan secara substantial Tidak
seluruh manfaat ekonomik dari penggunaan aset
Ya
Pelanggan Apakah ada yang memiliki hak untuk mengarahkan bagaimana Pemasok
dan tujuan apa aset digunakan
Tidak keduanya dan untuk tujuan apa
Aset digunakan telah ditetapkan
Ya Apakah pelanggan memiliki hak untuk mengoperasikan aset dan
pemasok tidak memiliki hak untuk mengubah instruksi tersebut
Tidak
Tidak
Apakah pelanggan mendesain aset dengan sebelumnya
menetapkan bagaimana aset digunakan
Ya
Kontrak tidak
Kontrak mengandung sewa
mengandung sewa
Indentifikasi Sewa
Memisahkan komponen sewa
Penyewa
• Entitas mencatat masing-masing komponen sewa dalam kontrak sebagai sewa secara
terpisah dari komponen nonsewa dari kontrak, kecuali entitas menerapkan cara praktis.
• Penyewa mengalokasi imbalan dalam kontrak ke komponen sewa berdasarkan harga
tersendiri relatif komponen sewa dan harga tersendiri agregat dari komponen nonsewa.
• Harga tersendiri → harga yang akan dibebankan oleh pesewa, atau pemasok serupa,
kepada entitas, secara terpisah.
• Jika harga tersendiri tidak tersedia, → penyewa mengestimasi dengan memaksimalkan
penggunaan informasi yang dapat diobservasi.
• Cara praktis, penyewa dapat memilih, berdasarkan kelas aset pendasar, untuk tidak
memisahkan komponen nonsewa dari komponen sewa, dan memilih mencatat sebagai
komponen sewa tunggal.
• Penyewa tidak menerapkan cara praktis untuk derivatif lekatan yang memenuhi kriteria
PSAK 71.
• Kecuali cara praktis diterapkan, penyewa mencatat komponen nonsewa dengan
menerapkan Pernyataan relevan lainnya.
Pesewa
• Untuk kontrak yang mengandung komponen sewa dan tambahan satu atau lebih komponen
sewa atau nonsewa, pesewa mengalokasi imbalan dalam kontrak dengan menerapkan PSAK
72: paragraf 73–90.
Masa Sewa

Masa Sewa
• Entitas menentukan masa sewa sebagai periode sewa yang tidak
dapat dibatalkan, dan juga:
(a) periode yang dicakup oleh opsi untuk memperpanjang
sewa jika penyewa cukup pasti untuk mengeksekusi opsi
tersebut; dan
(b) periode yang dicakup oleh opsi untuk menghentikan sewa
jika penyewa cukup pasti untuk tidak mengeksekusi opsi
tersebut.
Masa Sewa

Masa Sewa
• Sewa tidak lagi dapat dipaksakan ketika penyewa dan pesewa masing-masing
memiliki hak untuk menghentikan sewa tanpa izin dari pihak lain dengan
denda yang tidak signifikan.
• Jika hanya penyewa yang memiliki hak untuk menghentikan sewa, maka
hak tersebut dipertimbangkan sebagai opsi untuk menghentikan sewa
yang tersedia untuk dipertimbangkan ketika menentukan masa sewa.
• Jika hanya pesewa yang memiliki hak untuk menghentikan sewa, maka
periode sewa meliputi periode yang tercakup oleh opsi untuk
menghentikan sewa tersebut.
• Masa sewa dimulai pada tanggal permulaan dan meliputi periode sewa
cuma-cuma yang diberikan pesewa kepada penyewa.
Masa Sewa

Perubahan Masa Sewa


• Entitas merevisi masa sewa jika terdapat perubahan dalam periode sewa yang
tidak dapat dibatalkan.
• Sebagai contoh, periode sewa akan berubah jika:
• penyewa mengeksekusi opsi yang sebelumnya tidak termasuk dalam
penentuan masa sewa;
• penyewa tidak mengeksekusi opsi yang sebelumnya termasuk dalam
penentuan masa sewa;
• suatu peristiwa terjadi yang secara kontraktual mewajibkan penyewa
untuk mengeksekusi opsi yang sebelumnya tidak termasuk dalam
penentuan masa sewa; atau
• suatu peristiwa terjadi yang secara kontraktual membatasi penyewa untuk
mengeksekusi opsi yang sebelumnya termasuk dalam menentuan masa
sewa.
Masa Sewa

Penilaian kembali Masa Sewa


• Penyewa menilai kembali apakah cukup pasti untuk mengeksekusi opsi
perpanjangan, atau untuk tidak mengeksekusi opsi penghentian, pada
saat terjadinya peristiwa signifikan atau perubahan signifikan dalam
kondisi yang:
• berada dalam pengendalian penyewa; dan
• mempengaruhi apakah penyewa cukup pasti untuk mengeksekusi
opsi yang sebelumnya tidak termasuk dalam penentuan masa sewa,
atau untuk tidak mengeksekusi opsi yang sebelumnya termasuk
dalam penentuan masa sewa (sebagaimana dideskripsikan dalam
paragraph PP41).
Penyewa
Akuntansi Penyewa
Pengakuan

• Pada tanggal permulaan, penyewa mengakui aset hak-guna


dan liabilitas sewa.

Pengukuran Awal Aset Hak Guna

• Pada tanggal permulaan, penyewa mengukur aset hak-


guna pada biaya perolehan.
Penyewa
Biaya Perolehan Aset Hak Guna

• jumlah pengukuran awal liabilitas sewa, (par 26);


• pembayaran sewa yang dilakukan pada atau sebelum tanggal
permulaan, dikurangi dengan insentif sewa yang diterima;
• biaya langsung awal yang dikeluarkan oleh penyewa; dan
• estimasi biaya yang akan dikeluarkan oleh penyewa dalam
membongkar dan memindahkan aset pendasar, merestorasi tempat di
mana aset berada atau merestorasi aset pendasar ke kondisi yang
disyaratkan oleh syarat dan ketentuan sewa, kecuali biaya-biaya
tersebut dikeluarkan untuk menghasilkan persediaan. Penyewa dikenai
kewajiban atas biaya-biaya tersebut baik pada tanggal permulaan atau
sebagai konsekuensi dari telah menggunakan aset pendasar selama
periode tertentu.
Penyewa
Estimasi Biaya pembongkaran
• Penyewa mengakui estimasi biaya pembongkaran sebagai bagian dari
biaya perolehan aset hak-guna ketika timbul kewajiban atas biaya-biaya
tersebut.
• Penyewa menerapkan PSAK 14: Persediaan untuk biaya yang
dikeluarkan selama periode tertentu sebagai konsekuensi dari telah
menggunakan aset hak-guna untuk menghasilkan persediaan selama
periode tersebut.
• Kewajiban atas biaya yang dicatat dengan menerapkan Pernyataan ini
atau PSAK 14, diakui dan diukur dengan menerapkan PSAK 57: Provisi,
Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi.
Penyewa

Pengukuran Awal Liabilitas Sewa


• Pada tanggal permulaan, penyewa mengukur liabilitas
sewa pada nilai kini pembayaran sewa yang belum
dibayar pada tanggal tersebut.
• Pembayaran sewa didiskontokan dengan
menggunakan suku bunga implisit sewa, jika suku
bunga tersebut dapat ditentukan.
• Jika suku bunga tersebut tidak dapat ditentukan, maka
penyewa menggunakan suku bunga pinjaman
inkremental penyewa.
Penyewa
Pembayaran sewa
Pembayaran sewa meliputi:
• pembayaran tetap (termasuk pembayaran tetap secara-substansi
sebagaimana dideskripsikan dalam paragraf PP42), dikurangi dengan
piutang insentif sewa;
• pembayaran sewa variabel yang bergantung pada indeks atau suku bunga
yang pada awalnya diukur dengan menggunakan indeks atau suku bunga
pada tanggal permulaan (sebagaimana dideskripsikan dalam paragraf 28);
• jumlah yang diperkirakan akan dibayarkan oleh penyewa dalam jaminan
nilai residual;
• harga eksekusi opsi beli jika penyewa cukup pasti untuk mengeksekusi opsi
tersebut (dinilai dengan mempertimbangkan faktor yang dideskripsikan
dalam paragraf PP37–PP40); dan
• pembayaran penalti karena penghentian sewa, jika masa sewa
merefleksikan penyewa mengeksekusi opsi untuk menghentikan sewa.
Pembayaran dapat berupa: sewa variabel yang bergantung pada indeks atau
suku bunga acuan → pembayaran bervariasi yang merefleksikan harga sewa
pasar.
Penyewa
Pengukuran Selanjutnya Aset Hak Guna

• Setelah tanggal permulaan, penyewa mengukur aset


hak-guna dengan menerapkan model biaya, kecuali
entitas menerapkan model pengukuran lain yang
dideskripsikan dalam paragraf 34 dan 35.
Penyewa
Model Biaya
Model Biaya
• Penyewa mengukur aset hak-guna pada biaya perolehan:
• dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian
penurunan nilai; dan
• disesuaikan dengan pengukuran kembali liabilitas sewa yang
ditetapkan dalam paragraf 36(c).

• Penyewa menerapkan persyaratan penyusutan dalam PSAK 16 dalam


menyusutkan aset hak-guna, dengan mempertimbangkan persyaratan:
• Jika sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada penyewa pada akhir masa sewa atau
jika biaya perolehan merefleksikan penyewa akan mengeksekusi opsi beli, maka
penyewa menyusutkan aset hak-guna dari tanggal permulaan hingga akhir umur
manfaat aset pendasar.
• Jika tidak, maka penyewa menyusutkan aset hak-guna dari tanggal permulaan hingga
tanggal yang lebih awal antara akhir umur manfaat aset hak-guna atau akhir masa
sewa.
• Penyewa menerapkan PSAK 48 untuk menentukan apakah aset hak-guna
mengalami penurunan nilai dan mencatat kerugian penurunan nilai.
Penyewa

Model Pengukuran lainnya

• Jika penyewa menerapkan model nilai wajar sesuai PSAK 13: untuk
aset properti investasinya, maka penyewa juga menerapkan model
nilai wajar untuk aset hak-guna yang memenuhi definisi properti
investasi dalam PSAK 13: Properti Investasi.
• Jika aset hak-guna terkait dengan kelas aset tetap di mana penyewa
menerapkan model revaluasi sesuai PSAK 16: Aset Tetap, maka
penyewa dapat memilih untuk menerapkan model revaluasi tersebut
untuk seluruh aset hak-guna yang terkait dengan kelas aset tetap
tersebut.
Penyewa
Pengukuran selanjutnya liabilitas sewa

• Setelah tanggal permulaan, penyewa mengukur liabilitas sewa dengan:


• meningkatkan jumlah tercatat untuk merefleksikan bunga atas liabilitas sewa;
• mengurangi jumlah tercatat untuk merefleksikan sewa yang telah dibayar; dan
• mengukur kembali jumlah tercatat untuk merefleksikan penilaian kembali atau
modifikasi sewa yang ditetapkan dalam paragraf 39–46, atau untuk merefleksikan
pembayaran sewa tetap secara-substansi revisian (lihat paragraf PP42).
• Bunga atas liabilitas sewa pada masing-masing periode adalah jumlah yang menghasilkan
suku bunga periodik yang konstan atas sisa saldo liabilitas sewa.
• Penyewa mengakui dalam laba rugi, kecuali biaya tersebut sudah termasuk dalam jumlah
tercatat aset lain dengan menerapkan Pernyataan lain yang relevan:
• bunga atas liabilitas sewa; dan
• pembayaran sewa variabel yang tidak termasuk dalam pengukuran liabilitas sewa
pada periode di mana kejadian atau kondisi yang memicu pembayaran tersebut
terjadi.
Penyewa
Penilaian kembali liabilitas sewa

• Penyewa mengakui jumlah pengukuran kembali liabilitas sewa sebagai


penyesuaian terhadap aset hak-guna.
• Jika jumlah tercatat aset hak-guna berkurang menjadi nol dan masih
terdapat pengurangan dalam pengukuran liabilitas sewa, maka penyewa
mengakui sisa jumlah pengukuran kembali dalam laba rugi.
• Penyewa mengukur kembali liabilitas sewa dengan mendiskontokan
pembayaran sewa revisian menggunakan tingkat diskonto revisian, jika:
• terdapat perubahan masa sewa, sebagaimana dideskripsikan dalam paragraf 20–
21. Penyewa menentukan pembayaran sewa revision berdasarkan masa sewa
revisian; atau
• terdapat perubahan pada penilaian atas opsi untuk membeli aset pendasar,
dinilai dengan mempertimbangkan kejadian dan keadaan yang dideskripsikan
dalam paragraf 20–21 dalam konteks opsi beli. Penyewa menentukan
pembayaran sewa revisian untuk merefleksikan perubahan dalam jumlah
terutang dalam opsi beli.
Penyewa
Penilaian kembali liabilitas sewa
• Penyewa menentukan tingkat diskonto revisian sebagai:
• suku bunga implisit dalam sewa untuk sisa masa sewa, jika tingkat diskonto revisian
tersebut dapat ditentukan; atau
• suku bunga pinjaman inkremental penyewa pada tanggal penilaian kembali, jika suku
bunga implisit dalam sewa tidak dapat ditentukan.
• Penyewa mengukur kembali liabilitas sewa dengan mendiskontokan pembayaran sewa
revisian, jika:
• terdapat perubahan dalam jumlah yang diperkirakan akan dibayar dalam jaminan nilai
residual.
• terdapat perubahan pembayaran sewa masa depan sebagai akibat dari perubahan
indeks atau suku bunga yang digunakan untuk menentukan pembayaran tersebut.
Penyewa mengukur kembali liabilitas sewa untuk merefleksikan pembayaran sewa
revisian tersebut hanya ketika terdapat perubahan dalam arus kas (yaitu ketika terdapat
penyesuaian pembayaran sewa). Penyewa menentukan pembayaran sewa revision
untuk sisa masa sewa berdasarkan pembayaran kontraktual revisian.
• Penyewa menggunakan tingkat diskonto yang tidak berubah, kecuali perubahan pembayaran
sewa berasal dari perubahan dalam suku bunga mengambang. Penyewa menggunakan
tingkat diskonto revisian yang merefleksikan perubahan dalam suku bunga.
Penyewa
Modifikasi Sewa
• Penyewa mencatat modifikasi sewa sebagai sewa terpisah jika:
• modifikasi meningkatkan ruang lingkup sewa dengan menambahkan hak
untuk menggunakan satu aset pendasar atau lebih; dan
• imbalan sewa meningkat sebesar jumlah yang setara dengan harga tersendiri
untuk peningkatan dalam ruang lingkup dan penyesuaian yang tepat pada
harga tersendiri tersebut untuk merefleksikan kondisi kontrak tertentu.
• Untuk modifikasi sewa yang tidak dicatat sebagai sewa terpisah, pada
tanggal efektif modifikasi sewa, penyewa:
• mengalokasikan imbalan kontrak modifikasian dengan menerapkan paragraf
13–16;
• menentukan masa sewa dari sewa modifikasian dengan menerapkan paragraf
18–19; dan
• mengukur kembali liabilitas sewa dengan mendiskontokan pembayaran sewa
revisian menggunakan tingkat diskonto revisian. Tingkat diskonto revisian
ditentukan dengan menggunakan suku bunga implisit dalam sewa untuk sisa
masa sewa, jika dapat ditentukan; atau suku bunga pinjaman inkremental
penyewa pada tanggal efektif modifikasi, jika suku bunga implisit dalam sewa
tidak dapat ditentukan.
Modifikasi Sewa
• Untuk modifikasi sewa yang tidak dicatat sebagai sewa terpisah, penyewa
mencatat pengukuran kembali liabilitas sewa dengan:
• menurunkan jumlah tercatat aset hak-guna untuk merefleksikan penghentian
parsial atau penuh sewa untuk modifikasi sewa yang menurunkan ruang
lingkup sewa. Penyewa mengakui dalam laba rugi setiap laba rugi yang terkait
dengan penghentian parsial atau penuh sewa tersebut.
• membuat penyesuaian terkait dengan aset hak-guna untuk seluruh modifikasi
sewa lainnya.
Penyewa
Penyajian – Posisi Keuangan
• Penyewa menyajikan dalam laporan posisi keuangannya, atau
mengungkapkan dalam catatan atas laporan keuangannya:
• aset hak-guna secara terpisah dari aset lainnya.
• Jika penyewa tidak menyajikan aset hak-guna secara terpisah dalam laporan
posisi keuangan, maka penyewa:
• menyajikan aset hak-guna dalam pos yang sama dengan pos yang
digunakan untuk menyajikan aset pendasar serupa jika aset tersebut
dimiliki; dan
• mengungkapkan pos mana dalam laporan posisi keuangan yang mencakup
aset hak-guna tersebut.
• liabilitas sewa secara terpisah dari liabilitas lain.
• Jika penyewa tidak menyajikan liabilitas sewa secara terpisah dalam laporan
posisi keuangan, maka penyewa mengungkapkan pos mana dalam laporan
posisi keuangan yang mencakup liabilitas tersebut.
Penyewa
Penyajian – Laba Rugi dan Laporan Arus Kas
• Persyaratan penyajian aset hak guna terpisah tidak diterapkan pada aset
hakguna yang memenuhi definisi properti investasi, yang disajikan dalam
laporan posisi keuangan sebagai properti investasi.
• Dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, disajikan:
• beban bunga atas liabilitas sewa
• beban penyusutan untuk aset hak-guna.
• Beban bunga atas liabilitas sewa merupakan komponen biaya keuangan, di
mana PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan paragraf 82(b) mensyaratkan
untuk disajikan secara terpisah
• Dalam laporan arus kas, penyewa mengklasifikasikan:
• pembayaran kas untuk bagian pokok liabilitas sewa dalam aktivitas
pendanaan;
• pembayaran kas untuk bagian bunga liabilitas sewa dengan menerapkan
persyaratan dalam PSAK 2: Laporan Arus Kas untuk pembayaran bunga; dan
• pembayaran sewa jangka-pendek, pembayaran sewa aset bernilai rendah, dan
pembayaran sewa variabel yang tidak termasuk dalam pengukuran liabilitas
sewa dalam aktivitas operasi.
Penyewa
Pengungkapan
• Tujuan pengungkapan adalah agar penyewa dapat mengungkapkan
informasi dalam catatan atas laporan keuangan, serta informasi yang
diberikan dalam laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, dan
laporan arus kas, yang memberikan dasar bagi pengguna laporan
keuangan untuk menilai dampak sewa terhadap posisi keuangan,
kinerja keuangan, dan arus kas penyewa.
• Penyewa mengungkapkan informasi tentang sewanya dalam catatan
atas laporan keuangan atau bagian terpisah dalam laporan
keuangannya. Penyewa tidak perlu menduplikasi informasi yang telah
disajikan di bagian lain dalam laporan keuangan, jika informasi tersebut
telah tercakup melalui referensi silang dalam catatan tunggal atau
bagian terpisah tentang sewa.
Penyewa
Pengungkapan – par 53
• Penyewa mengungkapkan jumlah berikut ini untuk periode pelaporan:
a. beban penyusutan untuk aset hak-guna berdasarkan kelas aset pendasar;
b. beban bunga atas liabilitas sewa;
c. beban yang terkait dengan sewa jangka-pendek yang dicatat dengan
menerapkan paragraf 06. Beban ini tidak termasuk beban yang terkait
dengan sewa dengan masa sewa 1 tahun atau kurang;
d. beban yang terkait dengan sewa aset bernilai-rendah yang dicatat dengan
menerapkan paragraf 06. Beban ini tidak termasuk beban yang terkait
dengan sewa jangka-pendek atas aset bernilai-rendah yang ada dalam
paragraf 53(c);
e. beban yang terkait dengan pembayaran sewa variabel yang tidak termasuk
dalam pengukuran liabilitas sewa;
f. pendapatan dari mensubsewakan aset hak-guna;
g. total pengeluaran kas untuk sewa;
h. penambahan aset hak-guna;
i. keuntungan atau kerugian yang timbul dari transaksi jual dan sewabalik; dan
j. jumlah tercatat aset hak-guna pada akhir periode pelaporan berdasarkan
kelas aset pendasar.
Penyewa
Pengungkapan
• Penyewa memberikan pengungkapan dalam format tabel, kecuali format lain lebih
tepat. Jumlah yang diungkapkan meliputi biaya yang telah penyewa masukkan
dalam jumlah tercatat aset lain selama periode pelaporan.
• Penyewa mengungkapan jumlah komitmen sewa untuk sewa jangka-pendek yang
dicatat dengan menerapkan paragraf 06
• Jika aset hak-guna memenuhi definisi properti investasi, maka penyewa
menerapkan persyaratan pengungkapan dalam PSAK 13. Dalam hal tersebut,
penyewa tidak disyaratkan untuk memberikan pengungkapan dalam paragraf
53(a), (f), (h), atau (j) untuk aset hak-guna tersebut.
• Jika penyewa mengukur aset hak-guna pada jumlah revaluasian dengan
menerapkan PSAK 16: Aset Tetap, maka penyewa mengungkapkan informasi yang
disyaratkan oleh PSAK 16: Aset Tetap paragraf 77 untuk aset hak-guna tersebut.
• Penyewa mengungkapkan analisis jatuh tempo atas liabilitas sewa dengan
menerapkan PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan paragraph 39 dan
PP11 secara terpisah dari analisis jatuh tempo liabilitas keuangan lain.
Penyewa
Pengungkapan
• Sebagai tambahan, penyewa mengungkapkan informasi kualitatif dan
kuantitatif tambahan tentang aktivitas sewanya, Informasi tambahan ini
dapat meliputi, namun tidak terbatas pada informasi yang dapat
membantu pengguna laporan keuangan untuk menilai:
a. sifat aktivitas sewa penyewa;
b. pengeluaran kas masa depan yang berpotensi memberikan dampak kepada
penyewa yang tidak terefleksikan dalam pengukuran liabilitas sewa. Ini
termasuk dampak yang timbul dari:
i. pembayaran sewa variabel;
ii. opsi perpanjangan dan opsi penghentian;
iii. jaminan nilai residual;
iv. sewa yang belum dimulai oleh penyewa yang telah berkomitmen.
c. pembatasan atau perjanjian yang timbul dari sewa; dan
d. transaksi jual dan sewa-balik
• Penyewa yang mencatat sewa jangka-pendek atau sewa aset bernilai-
rendah dengan menerapkan paragraf 06 mengungkapkan fakta tersebut.
Pesewa
AKUNTANSI PESEWA
KLASIFIKASI

• Pesewa mengklasifikasi masing-masing sewanya baik


sebagai sewa operasi atau sewa pembiayaan.

• Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika


mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat
yang terkait dengan kepemilikan aset pendasar. Sewa
diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tersebut
tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan
manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset pendasar.

38
Pesewa
Indikator
• Apakah suatu sewa merupakan sewa pembiayaan atau sewa operasi
bergantung pada substansi transaksi daripada bentuk kontraknya.
• Contoh situasi yang secara individual atau gabungan yang akan
menyebabkan sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan adalah:
a. sewa mengalihkan kepemilikan aset pendasar kepada penyewa pada akhir
masa sewa;
b. penyewa memiliki opsi untuk membeli aset pendasar pada harga yang
diperkirakan cukup rendah dari nilai wajar pada tanggal opsi tersebut mulai
dapat dieksekusi sehingga menjadi cukup pasti, pada tanggal insepsi, bahwa
opsi tersebut akan dieksekusi;
c. masa sewa adalah sebagian besar umur ekonomik dari aset pendasar meski
hak kepemilikan tidak dialihkan;
d. pada tanggal insepsi, nilai kini dari pembayaran sewa setidaknya mencakup
secara substansial seluruh nilai wajar aset pendasar; dan
e. aset pendasar bersifat khusus sehingga hanya penyewa yang dapat
menggunakannya tanpa modifikasi signifikan.
Pesewa
Indikator Tambahan
• Indikator situasi yang secara individual atau gabungan
juga dapat menyebabkan sewa diklasifikasikan sebagai
sewa pembiayaan adalah:
a. jika penyewa dapat membatalkan sewa, maka kerugian pesewa
yang terkait dengan pembatalan tersebut ditanggung oleh
penyewa;
b. keuntungan atau kerugian dari fluktuasi nilai wajar residual
terutang pada penyewa (sebagai contoh, dalam bentuk
potongan harga rental yang sama dengan sebagian besar hasil
penjualan pada akhir sewa); dan
c. penyewa memiliki kemampuan untuk melanjutkan sewa untuk
periode kedua pada harga rental yang secara substansial lebih
rendah daripada rental pasar.
Pesewa
Sewa Pembiayaan
Pengakuan dan Pengukuran
• Pada tanggal permulaan, pesewa mengakui aset yang dimiliki dalam
sewa pembiayaan dalam laporan posisi keuangan dan menyajikannya
sebagai piutang pada jumlah yang sama dengan investasi neto sewa.

Pengukuran Awal
• Pesewa menggunakan suku bunga implisit dalam sewa untuk mengukur
investasi neto sewa.
• Jika suku bunga implisit dalam subsewa tidak dapat ditentukan, maka pesewa-
antara dapat menggunakan tingkat diskonto yang digunakan dalam sewa
utama (disesuaikan dengan biaya langsung awal yang terkait dengan subsewa)
untuk mengukur investasi neto dalam subsewa.
• Biaya langsung awal, selain yang ditimbulkan oleh pesewa pabrikan atau diler,
dimasukkan dalam pengukuran awal investasi neto sewa dan mengurangi jumlah
penghasilan yang diakui sepanjang masa sewa.
Pesewa
Sewa Pembiayaan
Investasi neto sewa
• Pembayaran sewa yang termasuk dalam pengukuran investasi neto sewa
meliputi pembayaran atas hak untuk menggunakan aset pendasar selama masa
sewa yang belum diterima pada tanggal permulaan sebagai berikut:
a. pembayaran tetap (termasuk pembayaran tetap secara-substansi), dikurangi
dengan insentif sewa terutang;
b. pembayaran sewa variabel yang bergantung pada indeks atau suku bunga,
yang pada awalnya diukur dengan menggunakan indeks atau suku bunga
pada tanggal permulaan;
c. jaminan nilai residual yang diberikan kepada pesewa oleh penyewa, pihak
yang terkait dengan penyewa, atau pihak ketiga yang tidak terkait dengan
pesewa yang secara finansial mampu melaksanakan kewajibannya dalam
jaminan tersebut;
d. harga eksekusi opsi beli jika penyewa cukup yakin untuk mengeksekusi opsi
tersebut, dan
e. pembayaran penalti karena menghentikan sewa, jika penyewa akan
mengeksekusi opsi untuk menghentikan sewa.
Pesewa
Sewa Pembiayaan
Pengukuran Selanjutnya
• Pesewa mengakui penghasilan keuangan sepanjang masa
sewa, berdasarkan suatu pola yang merefleksikan tingkat
imbalan periodik yang konstan atas investasi neto sewa
pesewa.

• Pesewa mengalokasikan penghasilan keuangan sepanjang masa sewa dengan dasar yang
sistematik dan rasional. Pesewa menerapkan pembayaran sewa terkait dengan periode
tersebut untuk mengurangi pokok dan penghasilan keuangan yang belum diterima.
• Pesewa menerapkan penghentian pengakuan dan penurunan nilai dalam PSAK 71. Pesewa
meninjau ulang secara reguler nilai residual takterjamin estimasian yang digunakan dalam
menghitung investasi bruto sewa. Jika terdapat pengurangan nilai residual takterjamin
estimasian, maka pesewa merevisi alokasi penghasilan selama masa sewa dan segera
mengakui setiap pengurangan jumlah yang terutang.
• Pesewa yang mengklasifikasikan aset dalam sewa pembiayaan sebagai dikuasai untuk
dijual (atau termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dikuasai untuk
dijual) dengan menerapkan PSAK 58.
Pesewa
Sewa Pembiayaan

Modifikasi Sewa
• Pesewa mencatat modifikasi sewa pembiayaan sebagai sewa terpisah jika:
• modifikasi meningkatkan ruang lingkup sewa dengan menambahkan hak untuk
menggunakan satu aset pendasar atau lebih; dan
• imbalan sewa meningkat sebesar jumlah yang setara dengan harga tersendiri
untuk peningkatan dalam ruang lingkup dan penyesuaian yang tepat pada harga
tersendiri tersebut untuk merefleksikan kondisi kontrak tertentu.
• Untuk modifikasi sewa pembiayaan yang tidak dicatat sebagai sewa
terpisah, pesewa mencatat modifikasi tersebut sebagai :
• jika sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi ketika modifikasi diberlakukan
pada tanggal insepsi, maka pesewa:
• mencatat modifikasi sewa sebagai sewa baru sejak tanggal efektif modifikasi; dan
• mengukur jumlah tercatat aset pendasar sebagai investasi neto sewa segera sebelum
tanggal efektif modifikasi sewa.
• jika tidak, maka pesewa menerapkan persyaratan dalam PSAK 71: Instrumen
Keuangan.
Pesewa
Sewa Operasi
Pengakuan dan Pengukuran
• Pesewa mengakui pembayaran sewa dari sewa operasi sebagai
penghasilan dengan dasar garis lurus atau dasar sistematik lain. Pesewa
menerapkan dasar sistematik lain jika dasar tersebut lebih
merepresentasikan pola manfaat dari penggunaan aset pendasar yang
menurun.

• Pesewa mengakui biaya, termasuk penyusutan, yang timbul dalam mendapatkan penghasilan
sewa sebagai beban.
• Pesewa menambahkan biaya langsung awal yang timbul dalam mendapatkan sewa operasi
pada jumlah tercatat aset pendasar dan mengakui biaya tersebut sebagai beban sepanjang
masa sewa atas dasar yang sama dengan penghasilan sewa.
• Kebijakan penyusutan atas aset pendasar yang dapat disusutkan untuk sewa operasi konsisten
dengan kebijakan penyusutan normal pesewa untuk aset serupa sesuai PSAK 16 dan PSAK 19:
Aset Takberwujud.
• Pesewa menerapkan PSAK 48: Penurunan Nilai Aset untuk menentukan apakah aset pendasar
untuk sewa operasi mengalami penurunan nilai.
• Pesewa pabrikan atau diler tidak mengakui laba penjualan dalam sewa operasi karena hal
tersebut tidak ekuivalen dengan penjualan.
Pesewa
Sewa Operasi
Modifikasi Sewa
• Pesewa mencatat modifikasi sewa operasi sebagai sewa baru
sejak tanggal efektif modifikasi, dengan mempertimbangkan
pembayaran sewa dibayar di muka atau terutang terkait
dengan sewa orisinal sebagai bagian dari pembayaran sewa
untuk sewa baru.

Penyajian
• Pesewa menyajikan aset pendasar sewa operasi dalam laporan
posisi keuangan sesuai dengan sifat aset pendasar tersebut.
Pesewa
Pengungkapan
• Tujuan pengungkapan adalah agar:
• pesewa mengungkapkan informasi dalam catatan atas
laporan keuangan, serta informasi yang ada dalam laporan
posisi keuangan, laporan laba rugi, dan laporan arus kas,
• yang memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan
untuk menilai dampak sewa terhadap posisi keuangan,
kinerja keuangan, dan arus kas pesewa.
• Paragraf 90–97 menetapkan persyaratan bagaimana tujuan
ini dapat tercapai.
Pesewa
Pengungkapan
• Pesewa mengungkapkan jumlah sebagai berikut untuk periode
pelaporannya (par 90):
a. untuk sewa pembiayaan:
i. laba atau rugi penjualan;
ii. penghasilan keuangan atas investasi neto sewa; dan
iii. penghasilan yang terkait dengan pembayaran sewa variabel yang
tidak termasuk dalam pengukuran investasi neto sewa.
b. untuk sewa operasi, penghasilan sewa, secara terpisah mengungkapkan
penghasilan yang terkait dengan pembayaran sewa variabel yang tidak
bergantung pada suatu indeks atau suku bunga.
• Pesewa memberikan pengungkapan yang ditetapkan dalam paragraf
90 dalam bentuk format tabel, kecuali format lain lebih tepat.
Pesewa
Pengungkapan
• Pesewa mengungkapkan tambahan informasi kualitatif dan kuantitatif
mengenai aktivitas sewa untuk memenuhi tujuan pengungkapan.
Informasi tambahan tersebut termasuk, namun tidak terbatas pada,
informasi yang membantu pengguna laporan keuangan untuk menilai:
a. sifat aktivitas sewa pesewa; dan
b. bagaimana pesewa mengelola risiko yang terkait dengan hak yang
dipertahankan pada aset pendasar. Khususnya, pesewa mengungkapkan
strategi manajemen risiko untuk hak yang dipertahankan pada aset
pendasar, termasuk cara-cara pesewa mengurangi risiko tersebut. Cara
tersebut dapat mencakup, sebagai contoh, perjanjian beli-kembali,
jaminan nilai residual, atau pembayaran sewa variabel untuk penggunaan
di atas batas yang telah ditetapkan.
Pesewa
Pengungkapan
Sewa Pembiayaan
• Pesewa memberikan penjelasan kualitatif dan kuantitatif atas
perubahan signifikan pada jumlah tercatat investasi neto dalam sewa
pembiayaan.
• Pesewa mengungkapkan analisis jatuh tempo piutang pembayaran
sewa, dengan menunjukkan pembayaran sewa yang tidak
didiskontokan yang akan diterima secara tahunan minimum untuk 5
tahun pertama dan jumlah total untuk sisa tahun. Pesewa
merekonsiliasi pembayaran sewa yang tidak didiskontokan pada
investasi neto sewa. Rekonsiliasi mengidentifikasi penghasilan
keuangan yang belum diterima terkait piutang pembayaran sewa dan
nilai residual takterjamin yang didiskontokan.
Pesewa
Pengungkapan
Sewa Operasi
• Untuk item aset tetap yang merupakan sewa operasi, pesewa
menerapkan persyaratan pengungkapan yang ada dalam PSAK 16: Aset
Tetap.
• Pesewa memisahkan tiap-tiap kelas aset tetap ke dalam aset yang
merupakan sewa operasi dan aset yang bukan sewa operasi.
• Pesewa memberikan pengungkapan sesuai PSAK 16: Aset Tetap untuk
aset yang merupakan sewa operasi (berdasarkan kelas aset pendasar)
secara terpisah dari aset yang dimiliki sendiri dan digunakan pesewa.
• Pesewa menerapkan persyaratan pengungkapan dalam PSAK 13:
Properti Investasi, PSAK 19, PSAK 48: Penurunan Nilai Aset, dan PSAK
69: Agrikultur untuk aset yang merupakan sewa operasi.
• Pesewa mengungkapkan analisis jatuh tempo pembayaran sewa yang
menunjukkan pembayaran sewa yang tidak didiskontokan yang akan
diterima secara tahunan minimum untuk 5 tahun pertama dan jumlah
total untuk sisa tahun.
Jual dan Sewa Balik

Transaksi Jual dan Sewa Balik


• Jika entitas (penjual–penyewa) mengalihkan aset kepada
entitas lain (pembeli–pesewa) dan menyewa aset tersebut
kembali dari pembeli–pesewa, maka baik penjual–penyewa
maupun pembeli–pesewa mencatat kontrak pengalihan dan
sewa
• Entitas menerapkan persyaratan penentuan kapan
kewajiban pelaksanaan dalam PSAK 72: Pendapatan dari
Kontrak dengan Pelanggan telah terpenuhi untuk
menentukan apakah pengalihan aset dicatat sebagai
penjualan aset tersebut.
Jual dan Sewa Balik

Menilai Apakah Pengalihan Aset Merupakan Penjualan


• Entitas menerapkan persyaratan penentuan kapan kewajiban pelaksanaan
dalam PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan telah
terpenuhi untuk menentukan apakah pengalihan aset dicatat sebagai
penjualan aset tersebut.

Pengalihan Aset Merupakan Penjualan


• Jika pengalihan aset oleh penjual–penyewa memenuhi persyaratan PSAK
72 untuk dicatat sebagai penjualan aset, maka:
• penjual–penyewa mengukur aset hak-guna yang timbul dari sewa-balik pada
proporsi jumlah tercatat aset sebelumnya yang terkait dengan hak guna yang
dipertahankan oleh penjual–penyewa. Penjual–penyewa mengakui hanya
jumlah untung atau rugi yang terkait dengan hak yang dialihkan ke pembeli–
pesewa.
• pembeli–pesewa mencatat pembelian aset dengan menerapkan Pernyataan
yang relevan, dan untuk sewa dengan menerapkan persyaratan akuntansi
pesewa dalam Pernyataan ini.
Jual dan Sewa Balik

• Jika nilai wajar imbalan untuk penjualan aset tidak sama dengan nilai
wajar aset, atau jika pembayaran untuk sewa tidak sama dengan harga
pasar, maka entitas melakukan penyesuaian di bawah ini untuk
mengukur hasil penjualan pada nilai wajar:
• jika di bawah harga pasar, maka dicatat sebagai pembayaran sewa dibayar di
muka; dan
• jika di atas harga pasar, maka dicatat sebagai tambahan pembiayaan yang
diberikan oleh pembeli–pesewa kepada penjual–penyewa.
• Entitas mengukur kemungkinan penyesuaian berdasarkan mana yang
lebih dapat ditentukan dari:
• selisih antara nilai wajar imbalan penjualan dan nilai wajar aset; dan
• selisih antara nilai kini pembayaran kontraktual sewa dan nilai kini
pembayaran sewa pada harga pasar.
Jual dan Sewa Balik

Pengalihan Aset Bukan Merupakan Penjualan


• Jika pengalihan aset oleh penjual–penyewa tidak memenuhi
persyaratan dalam PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan
Pelanggan untuk dicatat sebagai penjualan aset, maka:
• penjual–penyewa melanjutkan pengakuan aset alihan dan mengakui
liabilitas keuangan sebesar hasil pengalihan. Penjual-penyewa mencatat
liabilitas keuangan dengan menerapkan PSAK 71: Instrumen Keuangan.
• pembeli–pesewa tidak mengakui aset alihan dan mengakui aset keuangan
sebesar hasil pengalihan. Pembeli-pesewa mencatat aset keuangan dengan
menerapkan DE PSAK 71: Instrumen Keuangan.
Tanggal Efektif dan Ketentuan Transisi
Tanggal Efektif
• Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode pelaporan tahunan pada atau
setelah tanggal 1 Januari 2020. Penerapan dini diperkenankan untuk entitas yang
menerapkan PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan pada atau
sebelum tanggal penerapan awal
• Pernyataan ini. Jika entitas menerapkan Pernyataan ini lebih awal, maka fakta
tersebut diungkapkan.

Transisi
• Sebagai cara praktik – tidak disyaratkan untuk menilai kembali apakah kontrak
merupakan atau mengandung sewa.
• Penyewa:
1. Retrospektif sesuai PSAK 25 atau
2. Modifikasi retrospektif: suku bunga pinjaman incremental penyewa pada tanggal
penerapan awal.
a. Mengakui dampak kumulatif awal penerapan Pernyataan sebagai penyesuaian
pada saldo laba pada tanggal penerapan awal. Penyewa tidak menyajikan kembali
informasi komparatif.
b. Menghitung sisa kontrak pada penerapan awal
CONTOH 1
Identifikasi Sewa

• PT. Mawar (pelanggan) menyepakati kontrak selama 10 tahun dengan


perusahaan telekomunikasi (Pemasok) untuk menggunakan 2 fiber optic yang
secara fisik dapat dibedakan dalam suatu kabel yang lebih besar yang
menghubungkan Jakarta dan Surabaya.
• Pelanggan membuat keputusan penggunaan fiber dengan menyambungkan
masing-masing ujung fiber ke peralatan elektronik. Pelanggan dapat
menyalakan dan memutuskan data apa, jumlah data, yang akan diangkut oleh
fiber optic teresbut. Jika fiber tersebut rusak, maka Pemasok bertanggung
jawab atas perbaikan dan pemeliharaannya. Pemasok memiliki fiber ekstra,
untuk mensubstitusi fiber ekstra, namun kabel ekstra tersebut hanya digunakan
saat dilakukan perbaikan, pemeliharaan.

• Kontrak mengandung sewa karena.


• Pelanggan memiliki hak untuk menggunakan 2 fiber optic tersebut selama 10
tahun.
• Terdapat 2 fiber identifikasian yang disebutkan secara eksplisit dalam kontrak
dan secara fisik dapat dibedakan dari fiber lain. Pemasok tidak dapat
mensubstitusi fiber selain karena alasan perbaikan dan pemeliharaan
CONTOH 2
Identifikasi Sewa

• Pelanggan menyepakati kontrak selama 12 tahun dengan Pemasok atas hak


untuk menggunakan jumlah kapasitas fiber optic yang menghubungkan
Jakarta Palembang. Jumlah yang ditetapkan setara dengan penggunaan
kapasitas penuh 3 fiber optic. Pemasok memiliki 20 fiber optic dengan
kapasitas serupa.
• Pemasok yang membuat keputusan fiber optic mana yang akan digunakan
untuk mengirimkan data tergantung dari trafik data dari para pelanggan yang
dimiliki Pemasok.

• Kontrak tidak mengandung sewa karena.


• Pemasok membuat seluruh keputusan tentang transmisi data pelanggannya,
yang mensyaratkan penggunaan hanya sebagian kapasitas kabel untuk masing-
masing pelanggan.
• Bagian kapasitas yang akan disediakan kepada Pelanggan tidak dapat dibedakan
secara fisik dari sisa kapasitas kabel dan tidak merepresentasikan secara
substansial seluruh kapasitas fiber optic.
• Konsekuensinya, Pelanggan tidak memiliki hak untuk menggunakan aset
identifikasian.
CONTOH 3
Identifikasi Sewa

• Pelanggan menyepakati kontrak dengan Pemasok untuk penggunaan 1


line fiber optic selama 1 bulan kegiatan Olimpiade. Kontrak
menentukan jumlah maksimum data yang dapat dibawa, kecepatan
dalam fiber optic tersebut. Pemasok tidak dapat mengganti fiber optic
yang telah diperjanjikan dalam kontrak. Layanan spesifik hanya dapat
digunakan selama jangka waktu dalam kontrak. Pelanggan dapat
memanfaatkan seluruh kapasitas fiber optic tersebut bahkan di luar
kegiatan Olimpiade jika kapasitas masih memungkinkan.

• Kontrak mengandung sewa karena.


• Pelanggan memiliki hak untuk menggunakan fiber optic selama durasi
1 bulan sesuai dengan kontrak. Terdapat aset identifikasian dan
pelanggan mengarahkan penggunaan aset identifikasian.
• Durasi kontrak 1 bulan, maka sewa ini memenuhi definisi sewa jangka-
pendek.
CONTOH 4
Identifikasi Sewa
• PT. Pelangi membuat kontrak dengan pengelola bandara AP2 utuk
menggunakan ruang di bandara untuk menyewa space ruangan untuk ruang
customer service layanan pengaduan dan promosi telpon seluler, selama 5
tahun. Kontrak mencantumkan besanya sewa, luas ruangan. AP2 memiliki hak
untuk menentukan letak ruangan CS dan dapat memindahkan ke lokasi lain
jika tempat tersebut akan digunakan untuk pelanggan lain sesuai dengan
keinginan AP2.
• Biaya untuk memindahkan ruangan CS tersebut tidak signifikan. Dalam
bandara tersebut terdapat beberapa area yang tersedia untuk lokasi ruangan
CS yang cocok untuk PT. Pelangi.

• Kontrak tidak mengandung sewa karena.


• Walaupun luas ruang, nilai kontrak dan jangka waktu yang digunakan
tercantum dalam kontrak, namun aset tidak dapat identifikasi dengan jelas.
Pelanggan mengendalikan kios miliknya sendiri, namun AP2 dapat
merubah dan memindahkan letak ruangan
• AP2 memiliki kemampuan mengubah ruangan dan secara ekonomik
menerima manfaat dari mensubstitusi ruangan yang disewa
CONTOH 5
Sewa Bernilai Rendah
• Penyewa sebuah perusahaan telekomunikasi menyediakan layanan TV berlangganan. Berikut ini
beberapa kontrak sewa yang dimiliki perusahaan
a. Sewa ruangan untuk layanan pelanggan dan promosi
b. Sewa mobil perusahaan untuk pimpinan perusahaan, manajer dan kegiatan operasional.
c. sewa peralatan IT untuk digunakan oleh karyawan individual seperti laptop, komputer desktop,
dan printer.
d. sewa server, termasuk beberapa terminal dan peralatan yang terhubung dalam server terebut.
Terminal dan peralatan tambahan tersebut ditambahkan pada server tersebut untuk
meningkatkan kualitas layanan.
e. sewa peralatan kantor seperti mebel kantor, dispenser, mesin fotocopy kapasitas rendah.

Sewa aset bernilai-rendah


• Penyewa menentukan sewa aset bernilai-rendah atas dasar aset pendasar, ketika baru, secara individual
memiliki nilai rendah:
a. sewa peralatan IT untuk digunakan oleh karyawan individual; dan
b. sewa mebel kantor, dispenser air dan mesin fotocopy berkapasitas rendah.
• Terminal dan peralatan yang terhubung dengan server secara individual, mungkin memiliki nilai rendah
namun sewa peralatan tersebut sehingga memenuhi kualifikasi sebagai sewa aset bernilai-rendah. Tetapi
karena terminal dan peralatan tersebut memiliki interelasi yang tinggi dengan server, penyewa tidak
menyewa terminal tanpa menyewa server.
CONTOH 6
Komponen Non Sewa

• Perusahaan menyewa 4 buah lift selama 10 tahun yang dapat diperpanjang selama 10
tahun berikutnya. Untuk memastikan lift berjalan dengan baik perusahaan melakukan
kontrak pemeliharaan lift tersebut selama jangka waktu sewa. Total sewa dan
pemeliharaan per tahun sebesar 500juta.
• Perusahaan memperoleh informasi bahwa untuk lift serupa sewa per tahun sebesar 120
juta dan pemeliharaan list sebesar 30juta per unit.
• Perusahaan memilih untuk memisahkan komponen non sewa dari sewa lift tersebut.

Pemisahaan komponen non sewa


• Penyewa mengalokasikan komponen sewa dan non sewa beradasarkan harga sewa secara
sendiri.
Lift 4 x 120 480 480/600 x 500 400
Pemeliharaan 4 x 30 120 120/600 x 500 100
Total 600 500
• Alokasi untuk sewa lift 400 dan komponen non sewa 100
CONTOH 7 - Ilustrasi Jurnal Penyewa
• Perusahaan menyewa server dan terminalnya selama 5 tahun dengan nilai sewa sebesar 200.000juta per
tahun tanpa kenaikan. Tingkat suku bunga incremental untuk jangka waktu sewa 5 tahun adalah 4%.
Pembayaran pertama 200.000 jt dilakukan diawal kontrak.
Thn Liabilitas Sewa Aset Hak Guna PV Sewa
Pengurangan
Sal Awl Pemb Bunga Utang Sal Akh Sal Aw Dep Sal Akh Waktu PV
1 925,979 200,000 200,000 725,979 925,979 185,196 740,783
2 725,979 200,000 29,039 170,961 555,018 740,783 185,196 555,587 1 192,308
3 555,018 200,000 22,201 177,799 377,219 555,587 185,196 370,392 2 184,911
4 377,219 200,000 15,089 184,911 192,308 370,392 185,196 185,196 3 177,799
5 192,308 200,000 7,692 192,308 0 185,196 185,196 0 4 170,961
1,000,000 74,021 925,979 725,979
Bunga dan Depresiasi 1,000,000
• Jurnal
Aset Hak Guna 925,979
Kas 200.000
Liabilitas Sewa 725,979
Beban penyusutasn Aset Hak Guna 185,196
Akumulasi depresiasi Aset Hak Guna 185,196
Beban bunga 29,039
Liabilitas Sewa 29,039
Liabilitas Sewa 200,000
Kas 200,000
CONTOH 8
Ilustrasi Jurnal Penyewa

• Perusahaan menyewa ruang kantor selama 5 tahun dengan opsi


perpanjangan selama 5 tahun berikutnya. Sewa dibayar tiap tahun
dengan nilai sewa sebesar 400juta per tahun dengan kenaikan 2% per
tahun. Tingkat suku bunga incremental untuk jangka waktu sewa 5
tahun adalah 6%. Pembayaran pertama 400 jt dilakukan diawal
kontrak.
• Pada awal kontrak perusahaan mengeluarkan biaya sebesar 100 juta
untuk memperbaiki dan merenovasi ruangan sehingga sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. Perusahaan memiliki keyakinan bahwa opsi
perpanjangan tidak akan diambil karena ada kemungkinan perusahaan
pindah ke lokasi lain.
CONTOH 7
Ilustrasi Jurnal Penyewa
Thn Liabilitas Sewa Aset Hak Guna
Sal Awl Pemb Bunga Sal Akh Sal Aw Dep Sal Akh Pem PV
1 1,855 400 1,455 1,955 391 1,564
2 1,455 408 87 1,134 1,564 391 1,173 408 385
3 1,134 416 68 786 1,173 391 782 416 370
4 786 424 47 408 782 391 391 424 356
5 408 433 25 0 391 391 0 433 343
1,455

• Jurnal
Aset Hak Guna 1,855
Kas 400
Liabilitas Sewa 1,455
Aset Hak Guna (renovasi) 100
Kas 100
Beban penyusutasn Aset Hak Guna 391
Akumulasi depresiasi Aset Hak Guna 391
Beban bunga 87
Liabilitas Sewa 87
Liabilitas Sewa 408
Kas 408
Dwi Martani - 081318227080
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/

66
ILUSTRASI
ILUSTRASI

68
ILUSTRASI

69
ILUSTRASI

70
ILUSTRASI
ILUSTRASI
ILUSTRASI
ILUSTRASI
ILUSTRASI
ILUSTRASI
ILUSTRASI
ILUSTRASI
ILUSTRASI
ILUSTRASI
ILUSTRASI
ISAK 36
Interpretasi Atas Interaksi Antara
Ketentuan Mengenai Hak Atas Tanah
Dalam PSAK 16: Aset Tetap dan
PSAK 73: Sewa

Draf Eksposur ini diterbitkan oleh


Dewan Standar Akuntansi Keuangan
Ikatan Akuntan Indonesia

Tanggapan atas Draf Eksposur ini diharapkan dapat diterima


paling lambat tanggal 10 November 2020
Hak Cipta © 2020 Ikatan Akuntan Indonesia
Interpretasi Atas Interaksi Antara Ketentuan Mengenai
Hak Atas Tanah Dalam PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 73: Sewa DE ISAK 36

Draf eksposur ini diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan untuk
ditanggapi dan dikomentari. Saran dan masukan untuk menyempurnakan draf
eksposur dimungkinkan sebelum diterbitkannya Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan.

Tanggapan tertulis atas draf eksposur paling lambat diterima pada tanggal
10 November 2020. Tanggapan dikirimkan ke:

Dewan Standar Akuntansi Keuangan


Ikatan Akuntan Indonesia
Grha Akuntan, Jalan Sindanglaya No. 1, Menteng, Jakarta 10310
Telp: (021) 31904232 Fax: (021) 3900016; (021) 3152076
E-mail: dsak@iaiglobal.or.id; iai-info@iaiglobal.or.id

Hak Cipta © 2020 Ikatan Akuntan Indonesia

Draf eksposur dibuat dengan tujuan untuk penyiapan tanggapan dan komentar
yang akan dikirimkan ke Dewan Standar Akuntansi Keuangan. Penggandaan
draf eksposur oleh individu/organisasi/lembaga dianjurkan dan diizinkan untuk
penggunaan di atas dan tidak untuk diperjualbelikan.

Hak Cipta © 2020 Ikatan Akuntan Indonesia iii


Hak Cipta © 2020 Ikatan Akuntan Indonesia
Interpretasi Atas Interaksi Antara Ketentuan Mengenai
Hak Atas Tanah Dalam PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 73: Sewa DE ISAK 36

PENGANTAR

Draf Eksposur (DE) ISAK 36: Interpretasi atas Interaksi antara Ketentuan
Mengenai Hak atas Tanah dalam PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 73: Sewa telah
disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 2 Oktober
2020.

DE ISAK 36 memberikan penegasan atas intensi dan pertimbangan DSAK


mengenai perlakuan akuntansi atas hak atas tanah yang bersifat sekunder.

Jakarta, 2 Oktober 2020


Dewan Standar Akuntansi Keuangan

Djohan Pinnarwan Ketua


Indra Wijaya Wakil Ketua
Singgih Wijayana Anggota
Ersa Tri Wahyuni Anggota
Elvia R. Shauki Anggota
Supriyono Anggota
Devi S. Kalanjati Anggota
Hendradi Setiawan Anggota
Alexander Adrianto Tjahyadi Anggota
Dede Rusli Anggota
Endro Wahyono Anggota
Irwan Lawardy Lau Anggota

Hak Cipta © 2020 Ikatan Akuntan Indonesia v


Interpretasi Atas Interaksi Antara Ketentuan Mengenai
Hak Atas Tanah Dalam PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 73: Sewa DE ISAK 36

Hak Cipta © 2020 Ikatan Akuntan Indonesia


Interpretasi Atas Interaksi Antara Ketentuan Mengenai
Hak Atas Tanah Dalam PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 73: Sewa DE ISAK 36

PERMINTAAN TANGGAPAN

Penerbitan Draf Eksposur (DE) ISAK 36: Interpretasi atas Interaksi antara
Ketentuan Mengenai Hak atas Tanah dalam PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 73:
Sewa bertujuan untuk meminta tanggapan atas seluruh pengaturan dan paragraf
dalam DE ISAK tersebut.

Untuk memberikan panduan dalam memberikan tanggapan, berikut ini hal


yang diharapkan masukannya:
1. Penilaian dalam Penentuan Perlakuan Akuntansi terkait Suatu Hak atas
Tanah
DE ISAK 36 ini mengusulkan perlakuan akuntansi atas suatu hak atas
tanah mencerminkan substansi dari hak tersebut, dan bukan pada bentuk
legalnya. Entitas menganalisis substansi dan ketentuan kontraktual dari
setiap hak atas tanah untuk menentukan perlakuan akuntansi atas masing-
masing hak atas tanah tersebut.

Apakah Anda setuju dengan perlakuan akuntansi terkait suatu hak


atas tanah tersebut pada DE ISAK 36? Jika tidak, apa alasan Anda?

2. Perlakuan Akuntansi terkait Hak atas Tanah yang sesuai dengan PSAK 16
DE ISAK 36 ini mengusulkan bahwa jika suatu ketentuan kontraktual
memberikan hak yang secara substansi menyerupai pembelian aset tetap,
maka hak tersebut dicatat sesuai dengan PSAK 16. PSAK 16 diterapkan
jika secara substansi hak atas tanah tersebut mengalihkan pengendalian
atas aset pendasar kepada entitas, meskipun hak kepemilikan legal tidak
beralih kepada entitas. Definisi dan kriteria pengendalian merujuk pada
ketentuan dalam PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan.

Apakah Anda setuju dengan usulan perlakuan akuntansi terkait hak


atas tanah sesuai PSAK 16 pada DE ISAK 36 dalam hal hak tersebut
secara substansi menyerupai pembelian aset tetap dan mengalihkan
pengendalian atas aset pendasar kepada entitas?
Jika tidak, apa alasan Anda?

Hak Cipta © 2020 Ikatan Akuntan Indonesia vii


Interpretasi Atas Interaksi Antara Ketentuan Mengenai
Hak Atas Tanah Dalam PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 73: Sewa DE ISAK 36

3. Perlakuan Akuntansi terkait Hak atas Tanah yang sesuai dengan


PSAK 73
DE ISAK 36 ini mengusulkan bahwa jika substansi suatu hak atas tanah
tidak mengalihkan pengendalian atas aset pendasar, dan hanya memberikan
hak untuk menggunakan aset pendasar tersebut selama suatu jangka waktu,
maka substansi hak atas tanah tersebut adalah transaksi sewa dan dicatat
sesuai dengan PSAK 73. Jika suatu hak atas tanah memberikan hak yang
secara secara substansi merepresentasikan suatu sewa, maka entitas akan
menerapkan ketentuan dalam PSAK 73 yang berlaku untuk penyewa,
termasuk ketentuan dalam paragraf 31 dan 32 mengenai penentuan umur
manfaat dan depresiasi dari aset hak guna.

Apakah Anda setuju dengan usulan perlakuan akuntansi terkait hak


atas tanah sesuai PSAK 73 pada DE ISAK 36 dalam hal hak tersebut
tidak mengalihkan pengendalian atas aset pendasar, namun hanya
memberikan hak untuk menggunakan aset pendasar selama periode
tertentu ? Jika tidak, apa alasan Anda?

4. Tanggal Efektif dan Ketentuan Transisi


DE ISAK 36 ini mengusulkan:
a. Tanggal efektif untuk periode pelaporan tahunan yang dimulai pada
atau setelah 1 Januari 2020.
b. Entitas menerapkan DE ISAK 36 secara retrospektif sesuai dengan
PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan
Kesalahan.

Apakah Anda setuju dengan usulan tanggal efektif dan ketentuan


transisi pada DE ISAK 36? Jika tidak, apa alasan Anda?

5. Tanggapan Lain

Apakah Anda memiliki tanggapan atas isu lain yang terkait


dengan DE ISAK 36?

viii Hak Cipta © 2020 Ikatan Akuntan Indonesia


Interpretasi Atas Interaksi Antara Ketentuan Mengenai
Hak Atas Tanah Dalam PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 73: Sewa DE ISAK 36

IKHTISAR RINGKAS

DE ISAK 36: Interpretasi atas Interaksi antara Ketentuan Mengenai Hak atas
Tanah dalam PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 73: Sewa mengatur mengenai:
a. Penilaian dalam penentuan perlakuan akuntansi terkait suatu hak atas
tanah
b. Perlakuan akuntansi terkait hak atas tanah yang sesuai dengan PSAK 16
c. Perlakuan akuntansi terkait hak atas tanah yang sesuai dengan PSAK 73

Hak Cipta © 2020 Ikatan Akuntan Indonesia ix


Interpretasi Atas Interaksi Antara Ketentuan Mengenai
Hak Atas Tanah Dalam PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 73: Sewa DE ISAK 36

Hak Cipta © 2020 Ikatan Akuntan Indonesia


Interpretasi Atas Interaksi Antara Ketentuan Mengenai
Hak Atas Tanah Dalam PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 73: Sewa DE ISAK 36

DRAF EKSPOSUR (DE)

INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 36

INTERPRETASI ATAS INTERAKSI ANTARA KETENTUAN MENGENAI HAK ATAS


TANAH DALAM PSAK 16: ASET TETAP DAN PSAK 73: SEWA

Draf Eksposur Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan 36: Interpretasi atas Interaksi
antara Ketentuan Mengenai Hak atas Tanah dalam PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 73:
Sewa, terdiri dari paragraf 01-12. DE ISAK 36 dilengkapi dengan Dasar Kesimpulan yang
bukan merupakan bagian dari DE ISAK 36.

PENDAHULUAN

Referensi

PSAK 16: Aset Tetap


PSAK 73: Sewa
PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan
PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan

Latar Belakang

01. PSAK 73: Sewa mengadopsi IFRS 16: Leases, dan berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari
2020. Dasar Kesimpulan (DK) atas PSAK 73 pada paragraf DK02-DK10 secara spesifik membahas
perlakuan akuntansi terkait hak atas tanah yang bersifat sekunder di Indonesia, khususnya
mengenai pembedaan antara transaksi sewa dengan transaksi penjualan atau pembelian aset1.
Paragraf DK02-DK10 tersebut mencakup pembahasan bahwa dalam pola fakta hak atas tanah
yang bersifat sekunder2 pada umumnya, misalnya Hak Guna Bangunan (HGB), terdapat indikasi
kuat bahwa hak tersebut secara substansi menyerupai pembelian aset tetap, dan bukan merupakan
transaksi sewa.

02. DSAK IAI menerima pertanyaan dari publik mengenai perlakuan akuntansi atas
skema hak atas tanah yang bersifat sekunder, khususnya terkait dengan pembahasan dalam Dasar
Kesimpulan PSAK 73 paragraf DK02-DK10. DSAK IAI menilai perlu memberikan penegasan
atas intensi dan pertimbangan DSAK, sebagaimana dicakup dalam Dasar Kesimpulan PSAK 73
paragraf DK02-DK10, mengenai perlakuan akuntansi atas hak atas tanah yang bersifat sekunder.

Ruang Lingkup

03. Interpretasi ini diterapkan untuk akuntansi atas hak atas tanah.

Permasalahan

04. Permasalahan yang dibahas dalam Interpretasi ini adalah bagaimana entitas
menentukan ruang lingkup perlakuan akuntansi atas hak atas tanah sejak berlakunya PSAK
73 pada 1 Januari 2020, khususnya apakah skema hak atas tanah tersebut diperlakukan sebagai
pembelian aset tetap atau sebagai sewa.

1 Pembahasan dalam DK02-DK10 dari PSAK 73 mengacu pada pembahasan serupa dalam Basis for Conclusions
(BC) dari IFRS 16 paragraf BC138-B140.

2 Istilah “hak atas tanah yang bersifat sekunder” yang digunakan dalam Interpretasi ini merujuk pada istilah yang
digunakan dalam peraturan perundangan yang berlaku mengenai sifat dan jenis-jenis hak atas tanah di Indonesia.

Hak Cipta © 2020 Ikatan Akuntan Indonesia 36.1


Interpretasi Atas Interaksi Antara Ketentuan Mengenai
Hak Atas Tanah Dalam PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 73: Sewa DE ISAK 36

INTERPRETASI

05. Perlakuan akuntansi atas suatu hak atas tanah mencerminkan substansi dari hak
tersebut, dan bukan pada bentuk legalnya. Entitas menganalisis substansi dan ketentuan
kontraktual dari setiap hak atas tanah untuk menentukan perlakuan akuntansi atas masing-masing
hak atas tanah tersebut.

06 . Jika suatu ketentuan kontraktual memberikan hak yang secara substansi menyerupai
pembelian aset tetap, maka hak tersebut dicatat sesuai dengan PSAK 16. PSAK 16 diterapkan jika
secara substansi hak atas tanah tersebut mengalihkan pengendalian atas aset pendasar kepada
entitas, meskipun hak kepemilikan legal tidak beralih kepada entitas. Pengendalian atas aset
pendasar, yakni tanah, beralih kepada entitas jika, berdasarkan substansi suatu hak atas tanah,
entitas telah memperoleh kemampuan untuk mengarahkan penggunaan tanah, dan memperoleh
secara substansial seluruh sisa manfaat dari tanah. Definisi dan kriteria pengendalian di antaranya
dibahas di PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan.

07. Dalam hal hak atas tanah, pengalihan risiko dan manfaat signifikan atas tanah
menjadi pertimbangan penting. Dengan demikian, pengendalian atas tanah beralih ke entitas
jika risiko dan manfaat atas tanah secara substansial telah dialihkan kepada entitas. Hal tersebut
terjadi, misalnya, dalam hal entitas dapat menjual kembali hak atas tanah tersebut, dapat
menggunakannya sebagai kolateral, hak residual signifikan atas tanah diperkirakan beralih kepada
entitas, atau bahwa biaya pengurusan perpanjangan hak tersebut tidak substansial. Substansi
hak yang sedemikian, misalnya, mirip dengan hak guna bangunan (HGB) dan hak guna usaha
(HGU) pada umumnya.

08. Jika suatu hak atas tanah memberikan hak yang secara secara substansi merepresentasikan
pembelian aset tetap, maka entitas akan menerapkan ketentuan dalam PSAK 16, termasuk ketentuan
dalam PSAK 16 paragraf 58 yang mengatur bahwa pada umumnya tanah tidak disusutkan.

09. Namun, jika substansi suatu hak atas tanah tidak mengalihkan pengendalian atas aset
pendasar, dan hanya memberikan hak untuk menggunakan aset pendasar tersebut selama suatu
jangka waktu, maka substansi hak atas tanah tersebut adalah transaksi sewa dan dicatat sesuai
dengan PSAK 73. Terdapat kemungkinan bahwa suatu hak atas tanah tertentu secara substansi
mirip dengan transaksi sewa, karena hak tersebut tidak mengalihkan hak untuk mengendalikan
tanah sebagaimana dibahas dalam paragraf 07. Misalnya dalam hal suatu skema hak atas tanah,
di mana entitas memiliki kewajiban kontraktual untuk, dan tidak memiliki alternatif lain selain,
mengembalikan hak atas tanah tersebut kepada pemilik hak primer dalam jangka waktu tertentu.
Substansi hak yang sedemikian, misalnya, dapat melekat pada suatu HGB di atas Hak Pengelolaan
Lahan (HPL) tertentu yang tidak mengalihkan hak untuk mengendalikan tanah kepada entitas.
Entitas mempertimbangkan substansi ketentuan kontraktual serta seluruh fakta dan keadaan yang
relevan dalam menentukan apakah suatu hak atas tanah mengalihkan hak untuk mengendalikan
tanah.

10. Jika suatu hak atas tanah memberikan hak yang secara secara substansi merepresentasikan
suatu sewa, maka entitas akan menerapkan ketentuan dalam PSAK 73 yang berlaku untuk penyewa,
termasuk ketentuan dalam paragraf 31 dan 32 mengenai penentuan umur manfaat dan depresiasi
dari aset hak guna.

36.2 Hak Cipta © 2020 Ikatan Akuntan Indonesia


Interpretasi Atas Interaksi Antara Ketentuan Mengenai
Hak Atas Tanah Dalam PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 73: Sewa DE ISAK 36

KETENTUAN TRANSISI

11. Entitas menerapkan Interpretasi ini secara retrospektif sesuai dengan PSAK 25:
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan.

TANGGAL EFEKTIF

12. Entitas menerapkan Interpretasi ini untuk periode pelaporan tahunan yang dimulai
pada atau setelah 1 Januari 2020.

Hak Cipta © 2020 Ikatan Akuntan Indonesia 36.3


Interpretasi Atas Interaksi Antara Ketentuan Mengenai
Hak Atas Tanah Dalam PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 73: Sewa DE ISAK 36

DASAR KESIMPULAN

Dasar Kesimpulan berikut melengkapi, namun bukan merupakan bagian dari, ISAK 36.

Latar Belakang

DK01. Sebelumnya terbitnya Interpretasi ini dan sebelum berlaku efektifnya PSAK 73:
Sewa pada tanggal 1 Januari 2020, perlakuan akuntansi atas hak atas tanah sebelumnya dibahas
dalam ISAK 25: Hak atas Tanah. ISAK 25 dicabut dengan berlaku efektifnya PSAK 73. Pada saat
menyusun PSAK 73 yang mengadopsi IFRS 16: Leases, DSAK IAI juga mempertimbangkan
pembahasan atas pembedaan antara transaksi sewa dan pembelian aset yang dicakup dalam Basis
for Conclusions (BC) IFRS 16 paragraf BC138-BC140, yang dinilai relevan dengan perlakuan
akuntansi atas hak atas tanah di Indonesia. Pembahasan tersebut dicakup dalam Dasar Kesimpulan
(DK) atas PSAK 73 paragraf DK02-DK10.
a) Pembahasan dalam paragraf BC138-BC140, yang menjadi rujukan utama dalam DK02-
DK10 dari PSAK 73, dinilai akan menghilangkan perbedaan perlakuan akuntansi antara
IFRS dan SAK. Paragraf BC138-BC140 tersebut secara efektif mencabut pandangan yang
sebelumnya dicakup dalam IFRIC Agenda Decision September 2012, yang menilai bahwa
skema hak atas tanah tersebut mengandung sewa. DSAK IAI menilai bahwa BC138-BC140
akan mengubah perlakuan akuntansi dalam kerangka pelaporan keuangan IFRS, dalam hal
entitas sebelumnya menerapkan pandangan yang dicakup dalam IFRIC Agenda Decision
tersebut, sehingga menjadi sesuai dengan pandangan yang sebelumnya ada dalam ISAK
25; dan
b) ISAK 25 dinilai bersifat rule-based, sehingga kesimpulan yang semata merujuk kepada ISAK
25 mungkin tidak tepat diterapkan atas skema hak atas tanah tertentu yang secara substansi
mirip dengan transaksi sewa (misalnya: skema HGB di atas HPL, di mana entitas memiliki
kewajiban kontraktual untuk mengembalikan hak atas tanah tersebut kepada pemilik hak
primer).

DK02. Paragraf BC138-BC140 dari IFRS 16 mencakup pertimbangan dalam menentukan


apakah suatu transaksi merupakan transaksi sewa atau transaksi penjualan atau pembelian.
Berikut ini merupakan kutipan dari paragraf BC138-BC140 tersebut:

BC138 IASB mempertimbangkan apakah akan memasukkan persyaratan dalam IFRS 16


untuk membedakan apakah suatu transaksi merupakan sewa atau jual beli aset. IFRS Interpretation
Committee telah menerima pertanyaan tentang apakah kontrak tertentu yang tidak mengalihkan
hak kepemilikan legal atas tanah harus dianggap sebagai sewa atau pembelian tanah.

BC139 IASB memutuskan untuk tidak memberikan pengaturan dalam IFRS 16 untuk
membedakan apakah suatu transaksi merupakan sewa atau jual beli aset. Terdapat sedikit
dukungan dari pemangku kepentingan untuk memasukkan pengaturan tersebut. Selain itu, IASB
mengamati bahwa:
(a) akuntansi untuk sewa yang serupa dengan penjualan atau pembelian aset pendasar akan
serupa dengan akuntansi untuk penjualan dan pembelian dengan menerapkan masing-masing
persyaratan dalam IFRS 15 Revenue form Contracts with Customers dan IAS 16 Property,
Plant and Equipment; dan
(b) akuntansi untuk suatu transaksi bergantung pada substansi transaksi tersebut dan bukan
dari bentuk hukumnya. Akibatnya, jika suatu kontrak memberikan hak yang secara substansi
merepresentasikan pembelian aset tetap, hak tersebut memenuhi definisi aset tetap dalam
IAS 16 dan akan dicatat dengan menerapkan Standar tersebut, terlepas dari apakah hak
kepemilikan legal dialihkan. Jika kontrak memberikan hak yang secara substansi tidak
merepresentasikan pembelian aset tetap tetapi memenuhi definisi sewa, kontrak tersebut akan
dicatat dengan menerapkan IFRS 16.

36.4 Hak Cipta © 2020 Ikatan Akuntan Indonesia


Interpretasi Atas Interaksi Antara Ketentuan Mengenai
Hak Atas Tanah Dalam PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 73: Sewa DE ISAK 36

BC140 IFRS 16 berlaku untuk kontrak yang memberikan hak untuk menggunakan aset
pendasar untuk jangka waktu tertentu dan tidak berlaku untuk transaksi yang mengalihkan
pengendalian atas aset pendasar ke suatu entitas—transaksi tersebut adalah penjualan atau
pembelian dalam ruang lingkup Standar lain (misalnya, IFRS 15 atau IAS 16).

DK03. DSAK IAI menegaskan bahwa pertimbangan utama dalam mencabut ISAK 25
adalah karena dalam pola fakta hak atas tanah yang bersifat sekunder pada umumnya, kesimpulan
dari analisis yang merujuk pada paragraf BC138-BC140 dari IFRS 16 tidak berbeda dengan
kesimpulan dari ISAK 25. DSAK IAI tidak memiliki intensi untuk mengambil kesimpulan bahwa
skema hak atas tanah yang bersifat sekunder, misalnya HGB pada umumnya, adalah transaksi
sewa.

DK04. Penegasan tersebut dirasa perlu untuk menghindari perbedaan intrepretasi yang
dapat timbul akibat adanya dua argumen pokok yang dibahas dalam Dasar Kesimpulan PSAK
73 paragraf DK02-DK10 sebagai berikut:
a. Dasar Kesimpulan PSAK 73 paragraf DK06, DK07 dan DK09 membahas penerapan prinsip
dalam membedakan substansi suatu transaksi, yakni apakah transaksi tersebut merupakan
transaksi pembelian atau transaksi sewa atas suatu (hak atas) aset.
b. Dasar Kesimpulan PSAK 73 paragraf DK08 membahas pandangan DSAK IAI bahwa BC138-
BC140 akan menghilangkan perbedaan antara perlakuan akuntansi sesuai IFRS dan SAK,
sehingga akan tercapai konvergensi antara kedua kerangka pelaporan keuangan tersebut
dalam hal skema hak atas tanah di Indonesia.

DK05. Kedua argumen tersebut dimaksudkan saling komplementer dan tidak bertentangan
satu dengan lainnya. Namun demikian, DSAK IAI mencermati perbedaan pandangan mengenai
argumen yang mana yang mendapatkan titik berat dalam analisis.
a. Jika lebih menitikberatkan pada argumen dalam DK06, DK07 dan DK09 PSAK 73, maka
dalam sebagian besar skema HGB, kesimpulan yang diambil akan serupa dengan transaksi
pembelian aset tetap.
b. Jika lebih menitikberatkan pada DK08, maka terdapat pandangan bahwa perlakuan
akuntansi dalam laporan keuangan sesuai SAK akan mengikuti kesimpulan yang telah
diambil dalam laporan keuangan berbasis IFRS. Terdapat pandangan yang menilai bahwa
pembahasan dalam BC138-BC140 dari IFRS 16 tidak cukup otoritatif untuk mengubah
perlakuan akuntansi atas hak atas tanah, dalam hal entitas sebelumnya telah menerapkan
pandangan dalam IFRIC Agenda Decision September 2012 dan telah menyimpulkan bahwa
skema hak atas tanah diperlakukan sebagai transaksi sewa dalam laporan keuangan berbasis
IFRS.

DK06. DSAK IAI menegaskan bahwa dalam menganalisis substansi suatu transaksi terkait
hak atas tanah, entitas menitiberatkan pada analisis atas substansi hak atas tanah. Dengan
demikian, konvergensi dengan IFRS bukanlah menjadi pertimbangan pokok dalam menentukan
perlakuan akuntansi atas hak atas tanah, dalam hal terjadi perbedaan perlakuan akuntansi antara
SAK dan IFRS. Dalam hal entitas menyusun laporan keuangan atau informasi keuangan berbasis
IFRS untuk tujuan tertentu, dan mengambil kesimpulan yang berbeda dengan intensi sebagaimana
dimaksudkan dalam BC138-140 dari IFRS 16, maka entitas menerapkan persyaratan dalam
Interpretasi ini dalam menentukan perlakuan akuntansi untuk keperluan pelaporan keuangan
sesuai SAK.

DK07. Mengingat sifat dari Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang principle-based,
maka Interpretasi ini tidak berpretensi untuk memberikan pengaturan yang mendetail mengenai
perlakuan akuntansi untuk setiap jenis hak atas tanah sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku di Indonesia. DSAK IAI menilai bahwa kerangka analisis yang dicakup dalam Interpretasi
ini, dan pengaturan dalam PSAK terkait lainnya, telah memberikan panduan yang cukup bagi
entitas dalam menentukan perlakuan akuntansi untuk setiap jenis hak atas tanah tersebut.

Hak Cipta © 2020 Ikatan Akuntan Indonesia 36.5


Interpretasi Atas Interaksi Antara Ketentuan Mengenai
Hak Atas Tanah Dalam PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 73: Sewa DE ISAK 36

Entitas menggunakan pertimbangannya dalam menilai substansi dan ketentuan kontraktual


dari setiap hak atas tanah untuk menentukan perlakuan akuntansi atas masing-masing hak atas
tanah tersebut.

36.6 Hak Cipta © 2020 Ikatan Akuntan Indonesia


PSAK 16 – ASET TETAP
IAS 16 - PROPERTY PLANT & EQUIPMENT

Presented by: Dwi Martani


Agenda

1 Pengertian

2 Akuntansi

3 Pengungkapan

4 Ilustrasi dan Kasus

2
Aset Tetap

▪ Komponen signifikan dalam CONTOH


Laporan Posisi Keuangan. • Tanah
• Bangunan
▪ Aset Tetap bersifat tangible.
• Gedung Kantor
▪ Masa manfaat jangka panjang • Gedung Pabrik
(> 1 tahun) • Land improvement
▪ Digunakan dalam operasi: • Peralatan
• Kendaraan
produksi, disewakan,
• Mesin
administrasi, dll
• Peralatan kantor
▪ Pembebanan → depresiasi

3
Perspektif Pengguna Informasi

Pengakuan aset
Penilaian aset dalam laporan keuangan
Pembebanan dalam depresiasi
Pengungkapan informasi yang relevan

Kualitas aset yang dimiliki


Penentuan nilai jaminan
Penilaian tingkat efisiensi perusahaan
Kepemilikan, keberadaan (sewa, jaminan kredit)
Penilaian dengan harga perolehan → Acc. Analysis

4
Ikhtisar Perubahan 2011

No Perihal PSAK 16 Rev 2011 PSAK 16 Rev 2007


1 Pengecualian Menambahkan pengecualian Hanya mengatur
terhadap ruang ruang lingkup untuk: pengecualian ruang lingkup
lingkup a. aset tetap diklasifikasikan untuk untuk hak
sebagai dimiliki untuk dijual penambangan dan
sesuai dengan PSAK 58. reservasi tambang, seperti
b. pengakuan dan minyak, gas alam, dan
pengukuran aset eksplorasi sumber daya alam sejenis
dan evaluasi PSAK 64 yang tidak dapat
diperbarui.

2 Ruang lingkup Tidak mengatur lagi mengenai Ruang lingkup mencakup


properti investasi yang sedang properti yang dibangun
dibangun atau dikembangkan. atau dikembangkan untuk
digunakan di masa depan
sebagai properti investasi.

5
Ikhtisar Perubahan 2011

No Perihal PSAK 16 Rev 2011 PSAK 16 Rev 2007


3 Hibah Tidak mengatur syarat Pengakuan aset tetap yang
Pemerintah pengakuan aset tetap yang berasal dari hibah
berasal dari hibah. Hanya pemerintah mempunyai
mengatur nilai tercatat aset syarat bahwa:
tetap yang dapat dikurangi dari a. entitas telah memenuhi
hibah pemerintah. kondisi atau prasyarat
hibah tersebut;
b. hibah akan diperoleh.

4 Aset tetap yang Pengaturan aset tetap yang Mengatur perlakuan


tersedia untuk tersedia untuk dijual dihapus akuntansi terhadap suatu
dijual karena sudah diatur dalam aset tetap yang tersedia
PSAK 58 untuk dijual.

6
Ikhtisar Perubahan 2011

No Perihal PSAK 16 Rev 2011 PSAK 16 Rev 2007


5 Depresiasi atas Menjelaskan bahwa pada Perlakuan akuntansi untuk
tanah umumnya tanah memiliki umur tanah yang diperoleh
ekonomis tidak terbatas dengan Hak Guna Usaha,
sehingga tidak disusutkan, Hak Guna Bangunan dan
kecuali entitas meyakini umur lainnya mengacu pada
ekonomis tanah terbatas. PSAK 47: Tanah.
Perlakuan akuntansi tanah
yang diperoleh dengan Hak
Guna Usaha, Hak Guna
Bangunan dan lainnya
mengacu pada ISAK 25: Hak
Atas Tanah

7
Ikhtisar Perubahan 2007

No Perihal PSAK 16 Revisi 2007 PSAK 16 Lama


1 Istilah Aset Aktiva
2 Penyusutan Digabung di PSAK 16. Bagian Diatur di PSAK lain
yg signifikan disusutkan
terpisah.
3 Komponen Biaya Termasuk: Tidak mengatur 2 hal tsb
Perolehan • biaya imbalan kerja secara spesifik.
• biaya pengujian aset – hasil
penjualan dari pengujian
4 Bukan Komponen Kegiatan insidental ini Tidak mengatur hal tsb
Biaya Perolehan mungkin terjadi sebelum atau secara spesifik.
selama konstruksi atau
aktivitas pengembangan
(misal : parkir)
5 Pertukaran Aset Membedakan antara ada Membedakan pertukaran
substansi komersial atau sejenis dan tidak sejenis
tidak.
8
Ikhtisar Perubahan 2007

No Perihal PSAK 16 Revisi 2007 PSAK 16 Lama


6 Pengukuran Cost Model atau Revaluation Hanya Cost Model,
Setelah Model revaluasi boleh dilakukan
Pengakuan Awal jika sesuai ketentuan
pemerintah
7 Telaah Ulang Nilai Harus dilakukan minimum tiap Telaah nilai residu tidak
Residu, Umur akhir tahun dan perubahannya diatur, perubahan umur
Manfaat & Metode diperlakukan sebagai manfaat diperlakukan
Penyusutan perubahan estimasi prospektif, perubahan
(prospektif). metode penyusutan
retrospektif.
8 Aktiva Lain-lain Diatur di PSAK lain Mengatur Aktiva Lain-lain
9 Dismantling Cost Diakui sebagai biaya perolehan Tidak diatur
dan kewajiban

9
Hubungan PSAK 16 dan PSAK Lain

Penurunan
Aset
Bunga
PSAK PSAK
Pinjaman
26 48

Aset Tetap
PSAK
16
PSAK - Terkait
PSAK
58

Aset Tidak Lancar yang


PSAK Dimiliki untuk Dijual dan
13 & 19 Operasi yang Dihentikan
PSAK
Sewa IAS 25
30
Investasi Properti
Aset tidak berwujud
Hak atas Tanah 10
Pengertian Aset Tetap

▪ Definisi → Aset tetap adalah aset berwujud yang: (par 6)


1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau
penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan
kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
2. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu
periode.

▪ Ciri
► “Digunakan dalam operasi”
dan tdk utk dijual kembali. ▪ Tidak berlaku untuk
► Bersifat Jangka panjang dan 1. Hak penambangan
biasanya disusutkan 2. Reservasi tambang
► Memiliki wujud.
11
Pengakuan Aset Tetap

Biaya perolehan aset tetap harus diakui


sebagai aset jika dan hanya jika : (par 7)
a) Besar kemungkinan manfaat ekonomis
di masa depan berkenaan dengan aset
tersebut akan mengalir ke entitas; dan
b) Biaya perolehan aset dapat diukur
secara andal.

▪ Tidak membedakan kriteria pengakuan pada


saat pengakuan awal dan untuk biaya setelah
perolehan awal
12
Pengakuan Aset Tetap

▪ Suku cadang utama dan peralatan siap pakai


termasuk aset tetap jika:
▪ digunakan lebih dari satu periode
▪ hanya digunakan untuk aset tertentu
▪ komponen yang diganti tidak diakui
▪ Unit ukuran dalam pengakuan sesuai kondisi
entitas. Kriteria agregasi atau invidual:
▪ Mempengaruhi nilai aset
▪ Mempengaruhi biaya depresiasi atau biaya operasi
→ Laba (potensi earning management)
▪ Evaluasi prinsip pengakuan →
▪ Biaya awal memperoleh aset
▪ Biaya selanjutnya untuk menambah, mengganti,
memperbaiki
13
Biaya Perolehan Awal

▪ Seluruh biaya terkait aset yang memiliki manfaat di


masa mendatang.
▪ Aset lain yang berfungsi agar suatu aset dapat
memiliki manfaat di masa mendatang.
▪ Misal: alat yang dipasang agar pabrik dapat
berjalan sesuai dengan ketentuan pengolahan
limbah industri.

14
Biaya Setelah Perolehan Awal

Biaya pemeliharaan
diakui beban di laporan laba rugi periode
dan perbaikan berjalan
Misal: perawatan, suku
cadang

Penggantian aset Memenuhi kriteria aset tetap dan


komponen yang diganti tidak lagi dicatat
menambah aset jika
sebagai aset

Inspeksi yang
Memenuhi kriteria aset tetap dan nilai
signifikan
inspeksi terdahulu (dibedakan dari fisik)
diakui sebagai jumlah
dihentikan pencatatanya
tercatat aset jika

15
Pengukuran Awal

Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi


untuk diakui sebagai aset tetap pada awalnya
harus diukur sebesar biaya perolehan. (par 15)

Harga Perolehan

Biaya yang dapat


diartibusikan secara
langsung
Biaya pembongkaran dan
pemindahan aset tetap
dan restorasi lokasi aset

16
Komponen Biaya Perolehan

a) Harga perolehan → bea impor dan pajak pembelian yang tidak


boleh dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan
potongan lain;
b) Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk
membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset
siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud
manajemen
c) Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap
dan restorasi lokasi aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul
– ketika aset tersebut diperoleh, atau
– karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode
tertentu untuk tujuan selain untuk menghasilkan persediaan.

17
Biaya Diatribusikan Langsung

a) Biaya imbalan kerja yang timbul dari


pembangunan atau akuisisi aset tetap.
b) Biaya penyiapan lahan untuk pabrik;
c) Biaya handling dan penyerahan awal;
d) Biaya perakitan dan instalasi
e) Biaya pengujian aset apakah aset berfungsi
dengan baik (setelah dikurangi hasil
penjualan produk tersebut)
f) Komisi profesional

18
Bukan komponen biaya

a) Biaya pembukaan fasilitas baru


b) Biaya pengenalan produk baru
c) Biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi baru
termasuk biaya pelatihan staf
d) Administrasi dan overhead umum
e) Biaya saat alat belum beroperasi penuh
f) Kerugian awal operasi
g) Biaya relokasi dan reorganisasi operasi entitas.
h) Hasil dari aset sebelum dimanfaatkan (hasil parkir
dari lahan yang belum digunakan).
i) Laba internal jika aset tersebut merupakan
persediaan perusahaan.

19
Pengukuran Awal – Dismantling Cost
Contoh

Perusahaan menyewa sebuah lahan selama 5 tahun untuk didirikan


bangunan sementara untuk kegiatan operasional kantor. Biaya untuk
mendirikan bangunan tersebut sebesar 1.200 juta.
Bangunan tersebut menurut perjanjian sewa, harus dibongkar di akhir
masa sewa. Estimasi biaya pembongkaran rumah tersebut 200 juta
Harga perolehan bangunan adalah 1.200 juta ditambah estimasi biaya
pembongkaran. 200 juta : (1 + 8%)5 = 135,1167 jt)

Biaya partisi diakui dalam neraca dengan jurnal berikut:


Dr Aset Tetap 1.335,167 jt
Cr Kas 1.200 jt
Kewajiban diestimasi 135,1167jt

Jurnal penyesuaian kewajiban tahun 1


Cr Biaya bunga 10,889 jt
Kewajiban diestimasi 10,889 jt
20
Pengukuran Awal – Dismantling Cost
Contoh

PT. Melati menyewa gedung selama 4 tahun mulai


tahun 2011. Perusahaan mengeluarkan uang sebear
800 juta untuk membuat partisi ruang tersebut sesuai
keinginan perusahaan.
Dalam kontrak disebutkan bahwa perusahaan harus
mengembalikan ruangan seperti kondisi semula.
Biaya untuk melakukan restorari sebesar 50 juta
dengan tingkat diskon yang berlaku 5%. (PV n=5,
i=5%) = 39,176 jt.

21
Ilustrasi Biaya Perolehan
Contoh

Berikut ini biaya yang dikeluarkan PT. Kelana dalam


rangka perolehan mesin baru untuk produk barunya:
1. 5 milyar untuk pembelian mesin
2. 50 juta biaya tenaga kerja untuk merubah interior pabrik
agar sesuai dengan penggunaan mesin.
3. 100 juta untuk penyiapan lokasi pabrik Diskusikan
4. 80 juta untuk pengiriman mesin mana yang
5. 500 juta PPN dan 500 juta bea masuk. merupakan
6. Biaya promosi produk baru 800 juta biaya
perolehan??
7. Biaya instalasi mesin sebesar 120 juta
8. Biaya pengetesan awal 50 juta
9. Biaya grand opening 130 juta
10.Biaya tenaga enginering yang melakukan pengetesan
dan instalasi 30 juta
11.Biaya administrasi yang dimasukkan dalam biaya
overhead 25 juta
22
Pengukuran Awal
Example

▪ Biaya dari pembukaan pabrik tersebut sebesar


5.000+50+100+80+500+500+120+50+30=6.430
milyar
▪ Biaya yang tidak berhubungan langsung dengan
perolehan dan pemasangan mesin pabrik tersebut
tidak boleh diakui.
▪ Biaya yang tidak boleh dimasukkan adalah:
1. Biaya grand opening 130 juta
2. Biaya promosi produk baru 800 juta
3. Biaya administrasi yang dimasukkan dalam biaya
overhead 25 juta

23
Perolehan Gedung

Semua biaya terkait dengan akuisisi atau konstruksi :

▪ Material, tenaga kerja, overhead selama proses


konstruksi , biaya bunga → jika membangun sendiri

▪ Harga beli bangunan dan pengurusan hak


perolehan bangunan.

▪ Fee profesional

▪ Ijin pendirian bangunan

24
Perolehan Tanah

Semua biaya terkait dengan akuisisi dan penyiapan


tanah sesuai dengan tujuan penggunaan :
(1) Harga Beli
(2) Biay a pengurusan hak tanah (sertifikat,
pajak/BPHTB, biaya notaris, dll.
(3) Biaya untuk perataan tanah, penghancuran
bangunan yang tidak diperlukan.

25
Tanah dan Bangunan → Investasi Properti

▪ Properti Investasi menurut PSAK 13 adalah:


▪ properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari
bangunan—atau keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau
lessee melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental
atau untuk kenaikan nilai, atau kedua-duanya, dan tidak
untuk:
1. Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau
jasa atau untuk tujuan administratif; atau
2. Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
▪ Kriteria Pengakuan Sama dengan PSAK 16
▪ Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya
perolehan. Biaya transaksi termasuk dalam pengukuran
awal tersebut.
▪ Setelah pengukuran awal perusahaan dapat memilih
menggunakan metode biaya atau nilai wajar
26
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Example

Fair value model (PSAK 13) Revaluation model (PSAK 16)

• Menggunakan nilai wajar • Menggunakan nilai wajar

• Perubahan nilai wajar diakui dalam • Perubahan nilai wajar diakui dalam
laporan laba rugi pada periode laporan laba rugi atau ekuitas.
terjadinya.

• Tidak ada penyusutan. • Penyusutan.

• Mencerminkan kondisi pasar pada • Tidak spesifik, hanya


tanggal neraca. mengharuskan secara reguler.

27
Perolehan Peralatan

▪ Peralatan dapat meliputi mesin, kendaraan, peralatan


kantor, peralatan pabrik dan peralatan lain.
▪ Biaya perolehan meliputi
(1) Harga beli,
(2) Pajak atau Bea yang tidak dapat dikreditkan
(3) Biaya transportasi
(4) Biaya asuransi selama pengiriman barang
(5) Biaya instalasi dan biaya penyiapan tempat untuk
melakukan instalasi
(6) Biaya untuk pengetesan peralatan

28
Biaya Perolehan

Pengeluaran dan penerimaan berikut terkait dengan tanah, land


improvement dan pembelian gedung. Tentukan bagaimana
perusahaan mengklasifikasikan pengeluaran tersebut?
Klasifikasi
(a) Uang yang dipinjam untuk mendanai konstruksi Utang Bank
(b) Pengeluaran untuk konstruksi dari pinjaman Bangunan
(c) Biaya untuk perataan tanah Tanah
(d) Biaya pajak dan pengurusan ijin pembangunan Tanah
(e) Pembayaran asuransi selama proses Bangunan
pembangunan konstruksi
(f) Pengembalian polis asuransi satu bulan karena (Bangunan)
konstruksi selesai lebih awal.

29
Perolehan Aset

Pengeluaran dan penerimaan berikut terkait dengan tanah, land


improvement dan pembelian gedung. Tentukan bagaiaman
perusahaan mengklasifikasikan pengeluaran tersebut?
Classification
1. Biaya arsitek untuk bangunan Bangunan
2. Biaya real estate yang dibeli untuk pabrik
Tanah
(tanah Rp20M dan bangunan Rp5M)
3. Biaya komisi untuk agen real estate Tanah
4. Pemasangan pagar di sekitar properti Perbaikan Tanah
5. Biaya penghancuran bangunan dan perataan Tanah
tanah
6. Uang yang diterima dari penjualan puing (Tanah)
bangunan
7. Biaya lahan parkir dan jalan raya Perbaikan Tanah

8. Biaya penanaman pohon (permanen) Tanah 30


Perolehan Aset yang Dibangun Sendiri

▪ Biaya yang dikeluarkan sampai aset tersebut


siap digunakan:
▪ Material dan tenaga kerja
▪ Overhead → biaya variabel dan porsi dari fixed
overhead yang terkait langsung dengan
pembangunan aset.
▪ Biaya bunga selama proses pembangunan

31
Bunga selama Proses Konstruksi

▪ Alternatif pembebanan biaya bungan yang


muncul selama proses konstruksi

Rp 0 Menambah Nilai Aset Rp ?

Biaya bunga Kapitalisasi


Kapitalisasi biaya
tidak semua biaya
bunga aktual
dikapitalisasi bunga
selama konstruksi
selama
(dengan modifikasi)
konstruksi

IFRS
32
Bunga Pinjaman (PSAK 26)

◆ PSAK 26 (IFRS 23) mengkapitalisasi biaya bunga aktual (dengan


modifikasi), konsisten dengan prinsip harga perolehan
◆ Dalam kapitalisasi ada tiga pertimbangan
1. Qualifying assets
2. Periode kapitalisasi
3. Jumlah yang dikapitalisasi
▪ Bunga yang dikapitalisasi, jumlah yang lebih kecil antara
▪ Biaya bunga aktual
▪ Avoidable interest – bunga yang dapat dihindarkan yaitu biaya bunga
yang tidak akan muncul jika kegiatan pembangunan tersebut tidak
dilaksanakan.

• Pinjaman khusus → menggunakan • Pinjaman umum → menggunakan


aktual biaya bunga yang terjadi rata-rata tertimbang dana yang
dikurangi pendapatan bunga yang terpakai dikalikan dengan bunga
dihasilkan dari pinjaman khusus rata-rata.
sebelum digunakan.
33
Pengukuran Biaya Perolehan

▪ Diskon — Diskon harus dikurangkan dari harga


perolehan aset
▪ Pembayaran ditangguhkan— Aset yang dibeli dengan
pembayaran ditangguhkan dinilai setara nilai tunainya.
Perbedan nilai tunai dengan pembayaran diakui sebagai
beban bunga.
▪ Pertukaran aset — menggunakan nilai wajar kecuali
tidak ada substansi ekonomi atau tidak ada nilai wajar
yang andal.
▪ Pembelian dengan lumpsum — dialokasikan nilai total
biaya perolehan ke masing-masing aset dengan dasar
nilai wajar aset. (jika asetnya diklasikan atau memiliki
masa manfaat berbeda).

34
Pengukuran Biaya Perolehan

▪ Penerbitan saham — menggunakan dasar nilai


wajar dari saham sebagai indikator nilai wajar aset,
jika nilai saham dapat diandalkan.
▪ Mana yang lebih andal antara nilai wajar saham atau aset.
▪ Jika keduanya andal maka nilai wajar aset yang
diserahkan digunakan untuk mengukur aset yang diterima.

▪ Hibah pemerintah — tidak boleh diakui sampai


diperoleh keyakinan bahwa entitas memenuhi
persyaratan dan hibah akan diperoleh.

35
Pertukaran Aset

Biaya perolehan aset tetap dari suatu pertukaran diukur


sebesar nilai wajar
kecuali:
– Tidak memiliki substansi komersial, Substansi
Komersial
atau
– Nilai wajar aset yang diterima dan Nilai wajar
diserahkan tidak dapat diukur Aset dipertukarkan
secara andal

▪ Biaya perolehannya diukur dengan jumlah tercatat


dari aset yang diserahkan.

36
Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Entitas harus memilih antara:

▪ Sebagai kebijakan
Cost Model akuntansinya, dan
▪ Menerapkan kebijakan
tersebut terhadap seluruh
aset tetap dalam kelompok
Revaluation Model
yang sama.

37
Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Cost Model Setelah diakui sebagai aset, aset tetap


dicatat sebesar :
▪ Biaya perolehan dikurangi
▪ Akumulasi penyusutan dan Akumulasi
rugi penurunan nilai aset

Setelah diakui sebagai aset, aset tetap


Revaluation Model
dicatat sebesar :
– Jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar
pada tanggal revaluasi, dikurangi
– Akumulasi penyusutan dan
Akumulasi rugi penurunan nilai aset
yang terjadi setelah tanggal revaluasi.
38
Nilai Wajar

Nilai di mana suatu aset dapat


dipertukarkan atau suatu kewajiban
diselesaikan antara pihak yang
memahami dan berkeinginan untuk
melakukan transaksi wajar (arm’s
length transaction)

Bukan nilai yang akan diterima atau


dibayarkan entitas dalam suatu transaksi
yang dipaksakan, likuidasi yang dipaksakan,
atau penjualan akibat kesulitan keuangan.

39
Hirarki Penentuan Nilai Wajar

▪ Kuotasi harga di pasar aktif;


▪ Jika pasar tidak aktif, maka menggunakan
teknik penilaian yang meliputi:
▪ penggunaan transaksi-transaksi pasar wajar yang
terkini antara pihak-pihak yang mengerti,
berkeinginan, jika tersedia;
▪ referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain
yang secara substansial sama;
▪ analisis arus kas yang didiskonto (discounted cash
flow analysis); dan
▪ model penetapan harga opsi (option pricing model)

40
Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Appraisal
Jika tidak ada pasar yang dapat dijadikan dasar penentuan nilai
karena sifat aset yang khusus dan jarang diperjualbelikan, maka
▪ Entitas perlu mengestimasi nilai wajar menggunakan
pendekatan
▪ penghasilan atau
▪ depreciated replacement cost.

41
Penentuan Nilai Wajar

▪ Nilai wajar tanah dan bangunan biasanya ditentukan melalui


penilaian yang dilakukan oleh penilai yang memiliki kualifikasi
professional berdasarkan bukti pasar.
▪ Nilai wajar pabrik dan peralatan biasanya menggunakan nilai
pasar yang ditentukan oleh penilai.

42
Tidak ada nilai wajar

▪ Jika tidak ada pasar yang dapat dijadikan dasar penentuan


nilai wajar karena sifat dari asset tetap yang khusus dan jarang
diperjual-belikan, kecuali sebagai bagian dari bisnis yang
berkelanjutan, entitas mungkin perlu mengestimasi nilai wajar
menggunakan pendekatan penghasilan atau biaya pengganti
yang telah disusutkan (depreciated replacement cost
approach).

43
Frekuensi Penilaian

▪ Frekuensi revaluasi tergantung perubahan nilai wajar dari


suatu asset tetap yang direvaluasi.
▪ Jika nilai wajar dari asset yang direvaluasi berbeda secara
material dari jumlah tercatatnya → revaluasi lanjutan perlu
dilakukan.
▪ Beberapa aset tetap mengalami perubahan nilai wajar secara
signifikan dan fluktuatif → perlu direvaluasi secara tahunan.
▪ Revaluasi tahunan seperti itu tidak perlu dilakukan apabila
perubahan nilai wajar tidak signifikan.
▪ Namun demikian, asset tersebut mungkin perlu direvaluasi
setiap tiga atau lima tahun sekali.

44
Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Revaluation Model Revaluasi harus dilakukan secara


reguler
– Untuk memastikan jumlah tercatat
tidak berbeda secara material dengan
nilai wajar pada tanggal neraca.

Akumulasi penyusutan pada tanggal


revaluasi diperlakukan dengan
metode:
proporsional, atau eliminasi.

45
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Example

Metode Proporsional Peralatan senilai 2.000.000 diperoleh tanggal


1 Januari 2010 dengan masa manfaat
ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31
Desember 2010 nilai wajar aset adalah
2.400.000.

1/1/08 Dr. Aset tetap 2.000.000


Cr. Kas 2.000.000

31/12/08 Dr. Beban Penyusutan 400.000


Cr. Akumulasi Penyusutan 400.000

31/12/08 Dr. Aset Tetap 1.000.000


Cr. Akumulasi Penyusutan 200.000*
Cr. Surplus Revaluasi 800.000

*((2.400.000-1.600.000)/1.600.000) x 400.000 = 200.000


46
4. Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Example

Metode Eliminasi Peralatan senilai 2.000.000 diperoleh tanggal 1


Januari 2010 dengan masa manfaat ekonomis 5
tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2010
nilai wajar aset adalah 2.400.000.

1/1/08 Aset tetap 2.000.000


Kas 2.000.000
31/12/08 Beban Penyusutan 400.000
Akumulasi Penyusutan 400.000

31/12/08 Akumulasi Penyusutan 400.000


Aset Tetap 400.000

Aset Tetap 800,000


Surplus Revaluasi 800.000

47
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Revaluation Model

▪ Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka


▪ seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama Entire
harus direvaluasi class
▪ Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat
revaluasi, kenaikan tersebut langsung
dikreditkan ke ekuitas pada bagian surplus To Equity
revaluasi. directly
▪ Diakui dalam L/R sejumlah penurunan akibat
revaluasi terdahulu (jika ada).
▪ Jika jumlah tercatat aset menurun akibat
revaluasi, penurunan tersebut diakui dalam
laporn laba rugi. Negative
to P/L
▪ Didebit ke ekuitas – sejumlah saldo kredit surplus
revaluasi (jika ada).

48
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Revaluation Model

▪ Surplus revaluasi yang disajikan di ekuitas dapat dipindahkan


langsung ke sado laba pada saat aset tersebut dihentikan
penggunaannya.
▪ Namun, pemindahan ke saldo laba dapat dilakukan seiring dengan
penggunaan aset oleh entitas. (partially realized)
▪ Dipindahkan sebesar perbedaan penyusutan dengan revaluasian
dan penyusutan dengan biaya perolehan. (atau nilai surplus
revaluasi dibagi sisa manfaat ekonomis)

Dr Surplus Revaluasi
Cr Saldo Laba

Pemindahan surplus revaluasi tidak dilakukan melalui Laporan Laba Rugi.

49
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Contoh

▪ Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 3.000.000 dan akumulasi


penyusutan Rp 1.650.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan
nilai Rp 1.950.000.

Dr - Akumulasi Penyusutan 1.650.000


Cr – Aset Tetap 1.650.000

Dr – Aset Tetap 600.000


Cr – Surplus Revaluasi 600.000

50
4. Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Contoh

Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 3.000.000 dan akumulasi


penyusutan Rp 1,650.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan
nilai Rp 1.950.000. Sebelumnya pernah direvaluasi dengan
penurunan Rp 200.000.

Dr - Akumulasi Penyusutan 1.650.000


Cr – Aset Tetap 1.650.000
Dr – Aset Tetap 600.000
Cr – Keuntungan Revaluasi 200.000
Cr - Surplus Revaluasi 400.000

51
4. Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Contoh

▪ Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 3.000.000 dan


akumulasi penyusutan Rp 1.650.000 dilakukan revaluasi
dan menghasilkan nilai Rp 1.000.000.

Dr - Akumulasi Penyusutan 1.650.000


Cr – Aset Tetap 1.650.000

Dr – Rugi Revaluasi 350.000


Cr – Aset Tetap 350.000.

52
4. Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Contoh

▪ Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 3.000.000 dan


akumulasi penyusutan Rp 1.650.000 dilakukan revaluasi
dan menghasilkan nilai Rp 1.000.000. Sebelumnya pernah
direvaluasi dengan surplus Rp 200.000.

Dr - Akumulasi Penyusutan 1.650.000


Cr – Aset Tetap 1.650.000

Dr – Rugi Revaluasi 150.000


Dr – Surplus Revaluasi 200.000
Cr – Aset Tetap 350.000

53
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Contoh

Revaluation Model
31.12.2009
▪ PT. Kenanga membeli Dr Aset tetap 50,000
mesin dengan harga Cr Kas 50,000
50.000 pada 1 Jan 2009
dan menggunakan
metode revaluasi Dr Beban Penyusutan 10,000
Cr Akumulasi Penyusutan 10,000
▪ Mesin tersebut
disusutkan dengan Dr Akumulasi Penyusutan 10,000
metode garis lurus 5thn. Cr Aset tetap 2,000
▪ Pada 31 Desember 2009 Cr Surplus Revaluasi 8,000
direvaluasi sebesar 31.12.2010
48.000
Dr Beban Penyusutan ($48K/4) 12,000
▪ Buat jurnal untuk tahun
Cr Akumulasi Penyusutan 12,000
2009 dan 2010.
Dr Surplus Revaluasi 2,000
Cr Saldo Laba 2,000
54
Penyusutan

Cost Model
Penyusutan
Revaluation Model

Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat


disusutkan (depreciable amount) dari suatu aset selama
umur manfaatnya (useful life).

55
Penyusutan

Penyusutan
▪ Setiap bagian aset tetap yang
memiliki biaya perolehan cukup
signifikan terhadap total biaya
perolehan seluruh aset harus
disusutkan secara terpisah.
▪ Contoh : rangka dan mesin
pesawat
▪ Beban penyusutan untuk setiap
periode harus diakui dalam
laporan laba rugi kecuali jika
beban tersebut dimasukkan
dalam jumlah tercatat aset lain.
56
Penyusutan

▪ Penyusutan aset dimulai pada saat Penyusutan


aset tersebut siap digunakan
– Pada saat aset berada di lokasi dan
kondisi yang diinginkan agar aset Implikasinya,
siap digunakan sesuai dengan penyusutan tidak
keinginan dan maksud manajemen. dihentikan sekalipun
▪ Penyusutan aset dihentikan lebih aset:
awal ketika: – sedang tidak
digunakan atau
– Diklasifikasikan sebagai aset dimiliki
– dihentikan
untuk dijual; dan
penggunaannya
– Aset dihentikan pengakuannya.
▪ Tanah dan bangunan diperlakukan
sebagai aset terpisah walaupun
diperoleh sekaligus.
57
Penyusutan

▪Nilai residu dan umur manfaat


suatu aset harus di-review
minimum setiap akhir tahun buku
▪ Jika hasil review berbeda dengan
estimasi sebelumnya maka
perbedaan tersebut harus
diperlakukan sebagai perubahan
estimasi akuntansi.

58
Penyusutan

Umur Manfaat

Faktor yang harus diperhitungkan dalam


menentukan umur manfaat.
• Prakiraan daya pakai aset;
• Prakiraan tingkat keausan fisik;
• Keusangan teknis dan keusangan komersil;
• Pembatasan penggunaan aset karena aspek hukum
(misal : sewa).

59
Penyusutan

▪Metode penyusutan yang Metode Penyusutan


digunakan:
▪ Harus mencerminkan ekspektasi
pola konsumsi manfaat ekonomis
masa depan atas aset oleh
entitas.
▪ Harus di-review minimum setiap
akhir tahun buku, dan
▪ Perubahan metode diperlakukan
sebagai perubahan estimasi.

60
Penyusutan

Metode Penyusutan

Menghasilkan pembebanan yang tetap


Garis Lurus sepanjang umur manfaat selagi nilai
residu tidak berubah

Menghasilkan pembebanan yang


Saldo Menurun menurun sepanjang umur manfaat

Jumlah Unit Menghasilkan pembebanan berdasarkan


penggunaan

61
Penurunan Nilai – PSAK 48

▪ PSAK 48 tentang Penurunan Nilai Aset, yang membahas:


1. Bagaimana entitas melakukan review atas nilai tercatat aset,
2. Bagaimana menentukan recoverable amount suatu aset, dan
3. Kapan mengakui atau membalik rugi penurunan nilai.
▪ Penurunan nilai terjadi jika nilai tercatat aset lebih tinggi
dibandingkan nilai terpulihkan (recoverable amount)
▪ Recoverable amount adalah nilai tertinggi antara nilai wajar
dikurangi biaya penjualan dengan nilai kini penggunaan aset.
▪ Penurunan nilai diakui di laporan laba rugi
▪ Revew penurunan nilai dilakukan setiap pelaporan
▪ Penurunan boleh dapat dibalikkan sebesar yang telah terjadi

62
Penurunan Nilai

Setiap tanggal pelaporan perusahaan harus menguji


apakah terdapat indikasi (external atau internal)
penurunan nilai, jika ada maka dilakukan pengujian
berikut:

63
Ilustrasi Penurunan Nilai

Contoh: Misalkan perusahaan Carita melakukan uji penurunan


nilai untuk peralatannya. Nilai buku dari peralatan tersebut
sebesar Rp200 juta sedangkan nilai wajar dikurangi biaya untuk
menjual sebesar Rp180 juta, dan nilai pakainya Rp205 juta.

Rp200 jt Rp205 jt

Tdk ada
penurunan
nilai

Rp180 jt Rp205 jt
64
Ilustrasi Penurunan Nilai

Misalkan informasi yang ada tetap sama untuk PT Carita kecuali nilai pakai
dari peralatannya menjadi Rp175 juta.
Rp20 jt Rugi penurunan nilai

Rp200 jt Rp180 jt

Rp180 jt Rp175 jt

Dr. Rugi penurunan nilai Rp20 juta


Cr. Akumulasi depresiasi – peralatan Rp20 juta
65
Penghentian Pengakuan

▪ Jumlah tercatat aset tetap dihentikan


pengakuannya pada saat:
a)dilepaskan; atau
b)Tidak ada manfaat ekonomis masa
depan yang diharapkan dari
penggunaan atau pelepasannya.
▪ Laba atau rugi yang timbul dari penghentian
pengakuan aset tetap harus dimasukkan dalam
laporan laba rugi pada saat aset tersebut
dihentikan pengakuannya (kecuali transaksi jual-
sewa balik).
▪ Laba tidak boleh diklasifikasikan sebagai
pendapatan.

66
Penghentian Pengakuan

▪ Penghentian pengakuan pada saat penggantian sebagian aset


tetap
▪ Entitas mengakui biaya perolehan dari penggantian dalam jumlah
tercatat aset.
▪ Kemudian menghentikan pengakuan jumlah tercatat bagian yang
digantikan tanpa memperhatikan bagian yang digantikan telah
disusutkan secara terpisah. Jika tidak praktis, biaya perolehan
penggantian = biaya perolehan yang digantikan.
▪ Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan suatu
aset tetap harus ditentukan sebesar perbedaan antara :
▪ Jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dan
▪ Jumlah tercatat dari aset.

67
Pengungkapan

▪ Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan jumlah


tercatat bruto
▪ Metode penyusutan yang digunakan
▪ Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan
▪ Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan awal dan
akhir periode.
▪ Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode
▪ Keberadaan dan jumlah restriksi atas hak milik karena
penjaminan utang
▪ Jumlah pengeluaran yang diakui dalam pembangunan
▪ Jumlah komitmen kontraktual dalam perolehan
▪ Jumlah kompensasi pihak ketiga untuk aset yang
mengalami penurunan nilai, hilang / dihentikan.
▪ Pemilihan metode akuntansi
▪ Perubahan estimasi
68
Pengungkapan Revaluasi

Dasar yang digunakan untuk menilai kembali aktiva

Tanggal efektif penilaian Nama penilai independen, bila ada

Hakekat setiap petunjuk yang digunakan untuk menentukan biaya pengganti

Jumlah tercatat setiap jenis aktiva tetap Surplus penilaian kembali neraca

69
Transisi dan Tanggal Efektif

▪ Transisi:
▪ Entitas yang sebelum PSAK ini melakukan revaluasi dan
kemudian menggunakan model biaya sebagai kebijakan
akuntansi pengukuran aset tetapnya, maka nilai revaluasi aset
tetap tersebut dianggap sebagai biaya perolehan (deemed cost).
Biaya perolehan tersebut adalah nilai pada saat PSAK ini
diterbitkan.
▪ Entitas yang sebelum penerapan PSAK ini pernah melakukan
revaluasi aset tetap dan masih memiliki selisih saldo revaluasi
aset tetap, maka pada saat penerapan pertama kali harus
mereklasifikasi seluruh saldo selisih revaluasi aset tetap tersebut
ke saldo laba dan hal tersebut harus diungkapkan
▪ Efektif 1 Januari 2008

70
Kasus – Model Revaluasi & Cost

Informasi terkait aset yang diperoleh pada 1 Januari 2006:


Harga perolehan: Rp100 juta
Umur manfaat: 5 tahun, tidak ada nilai sisa
Metode depresiasi: Garis lurus

Tanggal Biaya Penggantian Terdepresiasi


1 Januari 2007 Rp120 juta
1 Januari 2008 Rp45 juta
1 Januari 2009 Rp50 juta
Diminta:
a.Buatlah seluruh jurnal yang diperlukan berdasarkan Model Revaluasi!
b.Buatlah seluruh jurnal yang diperlukan berdasarkan Model Biaya
(Cost Model)! Asumsikan kondisi pada 1 Januari 2008 memenuhi
kriteria penurunan nilai (impairment)!
71
Jawaban – Revaluasi - Proporsional

1/1/06 Dr. Aset Rp100 juta


Cr. Kas Rp100 juta

31/12/06 Dr. Beban depresiasi Rp20 juta


Cr. Akumulasi Depresiasi Rp20 juta

1/1/07 Dr. Aset Rp50 juta*


Cr. Akumulasi Depresiasi Rp10 juta**
Cr. Surplus Revaluasi Rp 40 juta

*((120 juta – 80 juta)/80 juta) x 100 juta


**((120 juta – 80 juta)/80 juta) x 20 juta 72
Jawaban – Revaluasi - Proporsional

31/12/07 Dr. Beban Depresiasi Rp30 juta (120 juta/4)


Cr.Akumulasi Depresiasi Rp 30 juta

Dr. Surplus Revaluasi Rp10 juta (40juta/4)


Cr. Laba Ditahan Rp10 juta

1/1/08 Dr. Akumulasi Depresiasi 30 juta*


Dr. Surplus Revaluasi 30 juta
Dr. Rugi Penurunan Nilai Aset 15 juta
Cr. Aset 75 juta**

*((90 juta – 45 juta)/90 juta) x 60 juta


**((90 juta – 45 juta)/90 juta) x 150 juta 73
Jawaban – Revaluasi - Proporsional

31/12/08 Dr. Beban Depresiasi Rp15 juta (45 juta/3)


Cr. Akumulasi Depresiasi Rp15 juta

1/1/09 Dr. Aset Rp50 juta*


Cr. Akumulasi Depresiasi Rp30 juta**
Cr. Keuntungan/Kerugian Rp15 juta
Cr. Surplus Revaluasi Rp5 juta

*((50 juta -30 juta)/30 juta) x 7,500


**((5,000-3,000)/3,000) x 4,500

74
Jawaban – Revaluasi - Eliminasi

1/1/06 Dr. Aset Rp100 juta


Cr. Kas Rp100 juta

31/12/06 Dr. Beban Depresiasi Rp20 juta


Cr. Akumulasi Depresiasi Rp20 juta

1/1/07 Dr. Akumulasi Depresiasi Rp20 juta


Cr. Aset Rp20 juta

Dr. Aset Rp40 juta


Cr. Surplus Revaluasi Rp40 juta

75
Jawaban – Revaluasi - Eliminasi

31/12/07 Dr. Beban Depresiasi Rp30 juta (120 juta/4)


Cr. Akumulasi Depresiasi Rp30 juta

Dr. Surplus Revaluasi Rp10 juta (40 juta/4)


Cr. Laba Ditahan Rp10 juta

1/1/08 Dr. Akumulasi Depresiasi Rp30 juta


Cr. Aset Rp30 juta

Dr. Surplus Revaluasi Rp30 juta


Dr. Rugi Penurunan Nilai Aset Rp15 juta
Cr. Aset Rp45 juta

76
Jawaban – Revaluasi - Eliminasi

31/12/08 Dr. Beban Depresiasi Rp15 juta (4,500/3)


Cr. Akumulasi Depresiasi Rp15 juta

1/1/09 Dr. Akumulasi Depresiasi Rp15 juta


Cr. Aset Rp15 juta

Dr. Aset Rp20 juta


Cr. Laba/Rugi Rp15 juta
Cr. Surplus Revaluasi Rp5 juta

77
Jawaban – Model Biaya

1/1/06 Dr. Aset Rp100 juta


Cr. Kas Rp100 juta

31/12/06 Dr. Beban Depresiasi Rp20 juta


Cr. Akumulasi Depresiasi Rp20 juta

1/1/07 No journal

31/12/07 Dr. Beban Depresiasi Rp20 juta


Cr. Akumulasi Depresiasi Rp20 juta

1/1/08 Dr. Kerugian Penurunan Nilai Aset Rp15 juta


Cr. Akumulasi Depresiasi Rp15 juta
78
Jawaban – Model Biaya

31/12/08 Dr. Beban Depreasiasi Rp15 juta


Cr. Akumulasi Depresiasi Rp15 juta

1/1/09 Dr. Akumulasi Depresiasi Rp10 juta


Cr. Laba/Rugi Rp10 juta

79
Ilustrasi Pembayaran Tangguhan

▪ PT. Mulia membeli mesin pabrik dengan melalui angsuran.


Uang muka yang dibayarkan sebesar Rp500 juta, angsuran 5
tahun yang dibayarkan Rp200 juta per tahun.
▪ Tingkat bunga yang berlaku 12%
▪ Nilai tunai mesin tersebut adalah PVA i=12%, n=5. Nilai tunai
angsuran = 720,95
▪ Nilai mesin pabrik 730,95+500 = 1.230,95
Jurnal perolehan
▪ Dr. Mesin 1.230,95
Cr. Kas 500
Cr. Utang 720,95
Pembayaran angsuran 1
▪ Dr. Utang 113,49
Dr. Beban bunga 86,51
Cr. Kas 200
80
Ilustrasi Perubahan Estimasi

PT Artha, membeli peralatan seharga Rp510 juta yang diperkirakan


memiliki umur manfaat 10 tahun dengan nilai sisa sebesar Rp10 juta
pada akhir masa manfaatnya. Depresiasi telah dicatat selama 7
tahun dengan metode garis lurus. Pada tahun 2010 (tahun ke-8),
ditentukan bahwa umur manfaatnya menjadi 15 tahun dengan nilai
sisa Rp5 juta pada akhir masa manfaat yang baru tersebut..

Questions:
▪ Bagaimanakah ayat jurnal untuk
membenarkan depresiasi tahun-tahun sebelumnya?
▪ Hitung beban depresiasi tahun 2010.

81
Ilustrasi Perubahan Estimasi
Setelah 7 tahun

Biaya peralatan Rp510 juta Pertama, hitung nilai


Nilai sisa - 10 juta tercatat bersih pada
Basis depresiasi 500 juta tanggal perubahan
Masa manfaat (original) 10 tahun estimasi.
Depresiasi per tahun Rp 50 juta x 7 tahun = Rp 350 juta

Lap. Posisi Keuangan (31 Des 2009)


Peralatan Rp510 juta
Akumulasi depresiasi 350 juta
Nilai tercatat bersih Rp 160 juta

82
Ilustrasi Perubahan Estimasi
Setelah 7 tahun
Nilai tercatat bersih Rp160 juta Penghitungan beban
Nilai sisa (baru) 5 juta depresiasi tahun
Basis depresiasi 155 juta 2010
Sisa umur manfaat 8 tahun
Depresiasi tahunan Rp 19,375 juta

Ayat Jurnal 2010

Dr. Beban depresiasi Rp19,375 juta


Cr. Akumulasi depresiasi Rp19,375 juta

83
Ilustrasi Penghentian Pengakuan
Kasus

Pada 1 Jan 2006 PT Kicir membeli Pada 31 Des 2007, penggantian


mesin cetak laser seharga Rp50 motor dari mesin laser
juta diperlukan setelah 400 jam
Mesin tersebut digunakan selama operasi.
5 tahun (umur maksimum) Nilai tercatat motor pada tanggal
kemudian dihapusbukukan tersebut senilai Rp2 juta.
tanpa nilai sisa [Rp10 juta – (Rp10 juta  500 x
400)]
Motor mesin tersebut dapat Biaya perolehan dari motor baru
beroperasi selama 500 jam, tesebut seharga Rp 8 juta.
setelah melewati waktu operasi
tersebut, perusahaan membeli Jika motor laser diganti, maka
bagian dari laser baru. motor yang dahulu, yakni
Biaya dari motor baru sebesar senilai Rp 2 juta harus
Rp10 juta tanpa nilai sisa. dihapuskan.
Motor laser baru senilai Rp8 juta
harus diakui.
84
Ilustrasi Penghentian Pengakuan
Jurnal

Dr. Akumulasi Penyusutan Rp 8 juta


Dr. Rugi Rp 2 juta
Cr. Aset Tetap Rp 10 juta

Dr. Aset Tetap Rp 8 juta


Cr. Kas Rp 8 juta

85
Ilustrasi Penjualan Aset

Penjualan Aset
PT Goldmine memiliki suatu mesin dengan harga perolehan
senilai Rp 200 juta saat mesin tersebut dibeli pada 1 Juli 2007.
Beban depresiasi dicatat senilai Rp24 juta per tahun, sehingga
saldo akumulasi penyusutan adalah Rp84 juta pada 31
Desember 2010. Mesin tersebut dijual pada 1 September 2011
dengan harga Rp105 juta.
Siapkanlah ayat jurnal untuk:
a) Depresiasi tahun 2011 dan
b) Mencatat penjualan

86
Ilustrasi Penjualan Aset

a) Depresiasi untuk tahun 2011

Dr. Beban depresiasi (Rp24 juta x 8/12) Rp16 juta


Cr. Akumulasi depresiasi Rp16 juta

b) Mencatat penjualan

Kas Rp105 juta


Akmulasi Depresiasi 100 juta *
Mesin Rp 200 juta
Keuntungan Penjualan 5 juta
* Rp84 juta + Rp16 juta = Rp100 juta
87
Ilustrasi Pertukaran Aset –
Tanpa Substansi Komersial

Situasi Untung

Perusahaan transportasi, Aman Lancar, melakukan


transaksi pertukaran aset tanpa substansi komersial,
dimana posisi Aman Lancar tidak berubah secara signifikan
dengan adanya transaksi pertukaran ini. Pada kasus ini
Aman Lancar menunda pengakuan keuantungan senilai
Rp70 juta dan mengurangi basis dari semi-truk.

88
Ilustrasi Pertukaran Aset –
Tanpa Substansi Komersial

Ilustrasi: Aman Lancar mencatat transaksi pertukaran sebagai


berikut:

Dr. Semi-truk Rp530 juta


Dr. Akumulasi Depresiasi—Truk 220 juta
Cr. Truk 640 juta
Cr. Kas 110 juta

Nilai wajar semi-truk Rp600 juta


-/- Keuntungan yang ditangguhkan 70 juta
Basis semi-truk Rp530 juta

Nilai tercatat truk Rp420 juta


ATAU +/+ Kas yang dibayarkan 110 juta
Basis semi-truk Rp530 juta 89
Kasus Pertukaran Aset

PT Sriwijaya menukarkan peralatan yang telah ia gunakan


untuk kegiatan operasinya ditambahkan kas sebesar Rp20 juta
untuk peralatan yang serupa yang telah digunakan oleh PT
Kutai. Berikut ini adalah informasi terkait transaksi pertukaran
ini:
Sriwijaya Kutai
Peralatan (cost) 280 juta 280 juta
Akumulasi Depresiasi 190 juta 100 juta
Nilai wajar peralatan 135 juta 155 juta
Kas yang diberikan 20 juta

Diminta: Buatlah ayat jurnal untuk mencatat pertukaran


(untuk kedua perusahaan)
90
Kasus Pertukaran Aset

Penghitungan Keuntungan atau Kerugian (dalam juta Rp)

Sriwijaya Kutai
Nilai wajar peralatan yang diterima 155 135
Kas yang diterima / dibayar (20) 20
Dikurangi: Nilai tercatat peralatan
(280 juta-190 juta) (90)
(280 juta-100 juta) (180)
Untung (Rugi) pertukaran 45 -25

91
Kasus Pertukaran Aset

Memiliki Substansi Komersial


Sriwijaya:
Dr. Peralatan Rp155 juta
Dr. Akumulasi depresiasi 190 juta
Cr. Kas 20 juta
Cr. Peralatan 280 juta
Cr. Keuntungan pertukaran 45 juta

Kutai:
Dr. Kas Rp20 juta
Dr. Peralatan 135 juta
Dr. Akumulasi depresiasi 100 juta
Dr. Kerugian pertukaran 25 juta
Cr. Peralatan Rp280 juta

92
Kasus Pertukaran Aset

Sriwijaya (Memiliki Substansi Komersial):


Dr. Peralatan Rp155 juta
Dr. Akumulasi depresiasi 190 juta
Cr. Kas Rp20 juta
Cr. Peralatan 280 juta
Cr. Keuntungan penghapusbukuan aset 45 juta

Sriwijaya (TANPA Substansi Komersial):


Dr. Peralatan (155 juta – 45 juta) Rp110 juta
Dr. Akumulasi depresiasi 190 juta
Cr. Kas Rp20 juta
Cr. Peralatan 280 juta

93
Kasus Pertukaran Aset

Kutai (Memiliki Substansi Komersial):


Dr. Kas Rp20 juta
Dr. Peralatan 135 juta
Dr. Akumulasi depresiasi 100 juta
Dr. Rugi penghapusbukuan peralatan 25 juta
Cr. Peralatan Rp280 juta

Kutai (TANPA Substansi Komersial):


Dr. Kas Rp20 juta
Dr. Peralatan 135 juta
Dr. Akumulasi depresiasi 100 juta
Dr. Rugi penghapusbukuan peralatan 25 juta
Cr. Peralatan Rp280 juta

94
Kasus Revaluasi

Mengakui Revaluasi
Suatu entitas mengakui nilai dari aset tetap berwujud
setelah perolehan pada harga perolehan atau nilai wajar.

PT Jalan Baru menggunakan nilai wajar untuk mengakui


peralatan yang dimilikinya.

► Menaikkan nilai aset tetap jangka panjangnya sebesar


kenaikan nilai wajar.

► Mengubah nilai wajar dengan menyesuaikan akun aset dan


mencatat keuntungan tidak terealisasi.

► Keuntungan tidak terelasisasi biasanya dinyatakan dengan


nama Surplus Revaluasi.
95
Kasus Revaluasi

Revaluasi - Tanah
PT Fortune Indonesia membeli tanah seharga Rp1 M pada
tanggal 5 Januari 2010. Perusahaan memilih untuk
menggunakan metode revaluasi untuk mebgakui tanahnya
setelah tanggal perolehan. Pada tanggal 31 Desember 2010,
nilai wajar dari tanah tersebut Rp1.2 M. Jurnal untuk mencatat
kejaidan ini adalah:

Dr. Tanah Rp0.2 M


Cr. Keuntungan belum terealisasi – Tanah Rp0.2 M

Keuntungan belum terealisasi – Tanah menaikkan nilai laba komprehensif


dalam laporan laba /rugi komprehensif.

96
Kasus Revaluasi

Revaluasi — Aset yang Dapat Terdepresiasi


PT Lancar membeli peralatan senilai Rp500 juta pada 2
Januari 2010 yang memiliki masa manfaat 5 tahun. Peralatan
tersebut didepresiasikan menggunakan metode garis lurus
tanpa nilai sisa. PT Lancar memilih untuk menggunakan
metode nilai wajar untuk mengakui peralatannya. PT Lancar
mencatat beban depresiasi sebesar Rp100 juta (Rp500 juta/5)
pada 31 Desember 2010 sebagai berikut:

Dr. Beban Depresiasi Rp100 juta


Cr. Akumulasi Depresiasi - Peralatan Rp100 juta

97
Kasus Revaluasi

Revaluation—Depreciable Assets
Setelah jurnal tersebut, peralatan yang dimiliki oleh PT Lancar
memiliki nilai buku Rp400 juta. PT Lancar menapatkan
infromasi dari penilai independen yang menyatakan bahwa
peralatan tersebut bernilai Rp460 juta pada 31 Desember
2010.

Dr. Akumulasi Depresiasi - Peralatan Rp100 juta


Cr. Peralatan Rp40 juta
Cr. Keuntungan yang belum terealisasi- Peralatan Rp60 juta

98
Kasus Revaluasi

Penyajian Revaluasi — Aset yang Dapat Didepresiasi


Pada laporan laba/rugi komprehensif:
Laba komprehensif lain-lain:
Keuntungan yang belum terealisasi – peralatan Rp60 juta
Pada laporan posisi keuangan:
Aset tetap
Peralatan (Rp500 juta – Rp40 juta) Rp460 juta
Akumulasi depresiasi – peralatan (Rp100 juta – Rp100 juta) -0-

Nilai buku Rp460 juta

Ekuitas
Akumulasi laba komprehensif lainnya Rp60 juta

PT Lancar melaporkan beban depresiasi sebesar Rp100 juta. Akumulasi Laba


Komprehensif Lain tidak dapat memiliki saldo negatif.
99
Main References

▪ Intermediate Accounting
Kieso, Weygandt, Walfield, 13th edition, John Wiley

▪ Standar Akuntansi Keuangan


Dewan Standar Akuntansi Keuangan, IAI

▪ International Financial Reporting Standards – Certificate Learning


Material
The Institute of Chartered Accountants, England and Wales

100
TERIMA KASIH
Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id
08161932935 atau 081318227080

101

Anda mungkin juga menyukai