Agenda
2
2
KERANGKA
KONSEPTUAL
PSAK
Pengantar
• Kerangka konseptual pelaporan keuangan disahkan pada 11 Desember 2019 → Revisi Kerangka
Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK) yang diadopsi dari Conceptual Framework for Financial
Reporting.
• Menggantikan kerangka konseptual telah berlaku efektif 1 Januari 2016.
• Adopsi dari The Conceptual Framework for Financial Reporting yang berlaku efektif 1 Jan 2020
• KKPK berlaku efektif 1 Januari 2020 dan penerapan dini diperkenankan.
• Perubahan pada Bab 1 dan 2 terkait klarifikasi atas • Penambahan pedoman lain dari elemen laporan
penatagunaan oleh manajemen (management's keuangan.
stewardship), prudensi (prudence), substansi • Penambahan deskripsi kriteria pengakuan.
mengungguli bentuk,ketidakpastian pengukuran,
dan identifikasi relevansi dan reprensentasi tepat. • Penambahan deskripsi penghentian pengakuan.
• Penambahan bab terkait deskripsi laporan • Penambahan deskripsi dasar pengukuran.
keuangan dan entitas pelapor. • Penambahan deskripsi faktor yang dipertimbangkan
• Perubahan definisi elemen laporan keuangan. ketika memilih dasar pengukuran.
• Penambahan deskripsi kewajiban kini dan • Penambahan deskripsi penyajian dan
pedoman yang mendukung deskripsi tersebut. pengungkapan.
4
ISI KERANGKA KONSEPTUAL
PENDAHULUAN
BAB
1. Tujuan Pelaporan Bertujuan Umum
2. Karakteristik Kualitatif Informasi Keuangan yang Berguna
3. Laporan Keuangan dan Entitas Pelapor
4. Unsur-Unsur Laporan Keuangan
5. Pengakuan dan Penghentian Pengakuan
6. Pengukuran
7. Penyajian dan Pengungkapan
8. Konsep Modal dan Pemeliharaan Modal
5
ISI KERANGKA KONSEPTUAL - LAMA
PENDAHULUAN
BAB
6
Pendahuluan - Tujuan
• membantu Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI)
dalam mengembangkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berdasarkan konsep
yang konsisten;
• membantu penyusun laporan keuangan untuk mengembangkan kebijakan akuntansi
yang konsisten ketika tidak ada Standar yang berlaku untuk transaksi tertentu atau
peristiwa lain, atau ketika Standar memberikan pilihan kebijakan akuntansi; dan;
• membantu semua pihak untuk memahami dan menginterpretasikan Standar.
7
Pendahuluan - Landasan
8
Pendahuluan - Status
9
1. Tujuan Pelaporan Keuangan
Bertujuan Umum
10
Tujuan
(a) pembelian, penjualan, atau pemilikan instrumen ekuitas dan instrumen utang;
(b) penyediaan atau penyelesaian pinjaman dan bentuk kredit lainnya.
(c) menggunakan hak untuk memilih, atau memengaruhi, tindakan manajemen
yang memengaruhi penggunaan sumber daya ekonomik entitas.
11
Tujuan dan Keterbatasan Laporan Keuangan
• Untuk membuat penilaian investor saat ini dan investor potensial, pemberi pinjaman
dan kreditor lainnya memerlukan informasi tentang:
• sumber daya ekonomik entitas, klaim terhadap entitas dan perubahan sumber daya dan
klaim; dan
• seberapa efisien dan efektif manajemen entitas dan dewan pengarah (governing board) telah
melaksanakan tanggung jawab mereka untuk menggunakan sumber daya ekonomik entitas
• Laporan keuangan bertujuan umum tidak didesain untuk menunjukkan nilai entitas
pelapor, tetapi menyediakan informasi untuk membantu investor saat ini, investor
potensial, pemberi pinjaman dan kreditor lainnya dalam mengestimasi nilai entitas
pelapor.
• Pihak lain dapat menggunakan informasi laporan keuangan bertujuan umum, namun
laporan keuangan tidak ditujukan untuk pihak lain misal regulator dan public.
12
Informasi tentang Sumber Daya Ekonomi
Perubahan sumber daya ekonomik dan klaim yang tidak berasal dari kinerja keuangan
13
2. Karakteristik Informasi keuangan yang berguna
Pendahuluan
14
Pendahuluan
15
Karakteristik Kualitatif Fundamendal
16
Karakteristik Kualitatif Fundamendal
17
Karakteristik Kualitatif Fundamendal
18
Karakteristik Kualitatif Peningkat
19
Karakteristik Kualitatif Peningkat
Keterbandingan
• Keterbandingan adalah karakteristik kualitatif yang memungkinkan pengguna untuk
mengidentifikasi dan memahami persamaan dalam, dan perbedaan antara, pos-pos.
• Tidak sama konsistensi dengan keterbandingan.
• Konsistensi merujuk kepada penggunaan metode yang sama terhadap pos-pos yang
sama, baik dari periode ke periode dalam suatu entitas pelapor atau dalam satu
periode antar entitas.
• Keterbandingan adalah tujuan, sedangkan konsistensi membantu untuk mencapai
tujuan tersebut
• Keterbandingan bukan berarti seragam.
• Beberapa derajat keterbandingan kemungkinan dapat dicapai dengan memenuhi
karakteristik kualitatif fundamental.
20
Karakteristik Kualitatif Peningkat
Keterverifikasian
▪ Keterverifikasian berarti berbagai pengamat independen dengan pengetahuan berbeda-
beda dapat mencapai konsensus, meskipun tidak selalu mencapai kesepakatan, bahwa
penggambaran tertentu merupakan representasi tepat.
▪ Verifikasi dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung.
▪ Verifikasi langsung berarti pemverifikasian jumlah atau representasi lain melalui
observasi secara langsung
▪ Verifikasi tidak langsung berarti pemeriksaan masukan pada suatu model, rumus, atau
teknik lain dan pengalkulasian ulang hasil dengan menggunakan metodologi yang sama.
▪ Tidak mungkin untuk memverifikasi beberapa penjelasan dan informasi laporan keuangan
perkiraan masa depan hingga suatu periode masa depan. Untuk membantu pengguna
memutuskan apakah mereka ingin menggunakan informasi tersebut, umumnya dibutuhkan
pengungkapan asumsi yang mendasari, metode untuk penggabungan informasi tersebut
dan faktor lainnya, serta keadaan yang mendukung informasi tersebut.
21
Karakteristik Kualitatif Peningkat
Ketepatwaktuan
• Ketepatwaktuan berarti tersedianya informasi bagi pembuat keputusan pada waktu yang
tepat sehingga dapat mempengaruhi keputusan mereka.
• Semakin lawas suatu informasi maka semakin kurang berguna informasi tersebut.
• Beberapa informasi dapat terus tepat waktu bahkan dalam jangka panjang setelah akhir dari
periode pelaporan, misalnya, beberapa pengguna perlu mengidentifikasi dan menilai tren.
Keterpahaman
• Pengklasifikasian, pengarakteristikan dan penyajian informasi secara jelas dan ringkas dapat
membuat informasi tersebut terpaham.
• Beberapa fenomena adalah rumit secara inheren dan tidak mudah untuk dipahami.
• Laporan keuangan disiapkan untuk pengguna yang memiliki pengetahuan memadai tentang
aktivitas bisnis dan ekonomi serta pengguna yang meninjau dan menganalisa informasi
dengan tekun.
22
Karakteristik Kualitatif Peningkat
23
Kendala Biaya Pelaporan Keuangan yang Berguna
• Biaya merupakan kendala besar untuk informasi yang dapat disajikan dalam pelaporan
keuangan.
• Pelaporan informasi keuangan menimbulkan biaya, dan sangatlah penting bahwa biaya
tersebut dapat dijustifikasi melalui manfaat dari pelaporan informasi.
• Dalam penerapan kendala biaya, DSAK IAI menilai apakah manfaat dari pelaporan informasi
tertentu cenderung seimbang dengan biaya yang dikeluarkan untuk menyediakan dan
menggunakan informasi tersebut.
• Ketika penerapan kendala biaya dalam pengembangan standar pelaporan keuangan, DSAK IAI
mencari informasi dari penyedia informasi keuangan, pengguna, auditor, akademisi dan
lainnya mengenai sifat dan kuantitas dari manfaat yang diharapkan dan biaya dari standar
tersebut.
• Dalam kebanyakan situasi, penilaian tersebut berdasarkan pada kombinasi informasi
kuantitatif dan kualitatif.
24
3. Laporan Keuangan dan Laporan Keuangan
Entitas Pelapor
Periode pelaporan
• Laporan keuangan
konsolidasian dan tidak
Perspektif yang diadopsi dalam dikonsolidasikan
laporan keuangan
• Laporan keuangan
25
Tujuan dan ruang lingkup
Tujuan laporan adalah untuk menyediakan informasi keuangan tentang aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan,
dan beban entitas pelapor yang berguna bagi pengguna laporan keuangan dalam menilai prospek arus kas
masuk neto masa depan ke entitas pelapor dan dalam menilai penatagunaan oleh manajemen atas sumber
daya ekonomik entitas
26
Periode, Perspektif dan Asumsi
27
ASUMSI DASAR
Kelangsungan Usaha
• Laporan keuangan biasanya disusun berdasarkan asumsi
kelangsungan usaha entitas dan entitas akan melanjutkan usahanya
di masa depan.
• Entitas diasumsikan tidak memiliki intensi atau berkeinginan untuk
melikuidasi atau mengurangi skala usahanya secara material. Jika
intensi atau keinginan tersebut timbul, maka laporan keuangan
dapat disusun dengan dasar yang berbeda dan dasar yang
digunakan tersebut.
28
Entitas Pelapor
• Entitas pelapor adalah entitas yang disyaratkan, atau memilih, untuk menyusun laporan
keuangan. Entitas pelapor dapat berupa entitas tunggal atau sebagian dari suatu entitas
atau dapat terdiri lebih dari satu entitas. Entitas pelapor tidak selalu merupakan entitas
legal.
• Entitas (induk) memiliki pengendalian atas entitas lain (entitas anak). Jika entitas
pelapor terdiri dari entitas induk dan entitas anaknya, laporan keuangan entitas pelapor
disebut sebagai ‘laporan keuangan konsolidasian’.
• Jika entitas pelapor adalah entitas induk sendiri, laporan keuangan entitas pelapor
disebut sebagai ‘laporan keuangan tidak dikonsolidasikan’
• Jika entitas pelapor terdiri dari dua entitas atau lebih yang tidak seluruhnya terkait oleh
hubungan induk-anak, laporan keuangan entitas pelapor disebut sebagai ‘laporan
keuangan gabungan’.
29
Entitas Pelapor
• Menentukan batas yang tepat dari entitas pelapor dapat menjadi sulit jika entitas pelapor:
• bukan merupakan entitas legal; dan
• tidak hanya terdiri dari entitas legal yang terkait oleh hubungan induk-anak.
• Penentuan batas entitas pelapor didorong oleh kebutuhan informasi dari pengguna utama
laporan keuangan entitas pelapor. Para pengguna tersebut membutuhkan informasi relevan
yang merepresentasi secara tepat apa yang dimaksudkan untuk direpresentasikan.
Representasi tepat mensyaratkan bahwa:
• batas entitas pelapor tidak mengandung serangkaian aktivitas ekonomik yang arbiter
atau tidak lengkap;
• mencakup serangkaian aktivitas ekonomik tersebut dalam batas entitas pelapor
menghasilkan informasi yang netral; dan
• deskripsi diberikan tentang bagaimana batas entitas pelapor ditentukan dan apa yang
merupakan entitas pelapor.
30
Laporan Keuangan Konsolidasi dan tidak Dikonsolidasikan
• Laporan keuangan konsolidasian memberikan informasi aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan dan beban dari
entitas induk dan entitas anak sebagai entitas pelapor tunggal.
• Laporan keuangan konsolidasian tidak dirancang untuk memberikan informasi dari entitas anak tertentu.
Laporan keuangan entitas anak sendiri dirancang untuk memberikan informasi tersebut.
• Laporan keuangan yang tidak dikonsolidasikan dirancang untuk memberikan informasi tentang aset,
liabilitas, ekuitas, penghasilan dan beban entitas induk, dan bukan tentang entitas anaknya. Informasi
tersebut dapat berguna karena:
• klaim atas entitas induk biasanya tidak memberikan pemegang klaim tersebut klaim atas entitas anak;
dan
• di beberapa yurisdiksi, jumlah yang dapat didistribusikan secara sah kepada pemegang klaim ekuitas
atas entitas induk bergantung pada cadangan yang dapat didistribusikan dari entitas induk.
• Informasi yang disediakan dalam laporan keuangan yang tidak dikonsolidasikan biasanya tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan informasi dari para pengguna dari entitas induk.
• Ketika laporan keuangan konsolidasian diperlukan, laporan keuangan yang tidak dikonsolidasikan tidak dapat
dijadikan sebagai pengganti laporan keuangan konsolidasian. Namun demikian, entitas induk mungkin
disyaratkan, atau memilih, untuk menyusun laporan keuangan yang tidak dikonsolidasikan sebagai tambahan
atas laporan keuangan konsolidasian.
31
4. Unsur Unsur Laporan Keuangan
32
Unsur-unsur Laporan Keuangan
Sumber daya Aset Sumber daya ekonomik kini yang dikendalikan oleh entitas sebagai akibat peristiwa
ekonomik masa lalu.
Sumber daya ekonomik adalah hak yang memiliki potensi menghasilkan manfaat
ekonomik.
Liabilitas Kewajiban kini entitas untuk mengalihkan sumber daya ekonomik sebagai akibat
peristiwa masa lalu.
Ekuitas Kepentingan residual dalam aset entitas setelah dikurangi seluruh liabilitasnya.
Perubahan sumber Penghasilan Peningkatan aset, atau penurunan liabilitas, yang menghasilkan peningkatan ekuitas,
daya ekonomik selain yang berkaitan dengan kontribusi dari pemegang klaim ekuitas.
dan klaim, yang Beban Penurunan aset, atau peningkatan liabilitas, yang mengakibatkan penurunan ekuitas,
mencerminkan selain yang berkaitan dengan distribusi ke pemegang klaim ekuitas.
kinerja keuangan
Perubahan lain Kontribusi dari pemegang klaim ekuitas, dan distribusi kepada mereka.
dalam sumber daya Pertukaran aset atau liabilitas yang tidak menghasilkan peningkatan atau penurunan
ekonomik dan ekuitas.
klaim
33
Aset
Hak
• Hak yang sesuai dengan kewajiban pihak lain
• Hak yang tidak sesuai dengan kewajiban pihak lain
Pengendalian
• Entitas mengendalikan sumber daya ekonomik jika entitas memiliki
kemampuan kini untuk mengarahkan penggunaan sumber daya
ekonomik dan memperoleh manfaat ekonomik yang mungkin mengalir
darinya.
34
Liabilitas
• Kewajiban adalah tugas atau tanggung jawab di mana entitas tidak memiliki
kemampuan praktis untuk menghindarinya.
35
Ekuitas
Ekuitas
• Ekuitas → residual, ekuitas dapat disubklasifikasikan dalam laporan posisi
keuangan.
• Klaim ekuitas adalah klaim atas hak residual dalam aset entitas setelah
dikurangi seluruh liabilitasnya.
• Klaim tersebut dapat dibuat berdasarkan kontrak, undang-undang atau
cara serupa, dan termasuk, sepanjang tidak memenuhi definisi liabilitas:
• saham dari berbagai jenis, yang dikeluarkan oleh entitas; dan
• beberapa kewajiban entitas untuk menerbitkan klaim ekuitas lainnya.
36
Penghasilan dan Beban
37
5. PENGAKUAN DAN PENGHENTIAN PENGAKUAN
PROSES PENGAKUAN
KRITERIA PENGAKUAN
• Relevansi
• Ketidakpastian eksistensi
• Probabilitas rendah dari arus masuk atau arus keluar manfaat ekonomik
• Representasi tepat
• Ketidakpastian pengukuran
• Faktor lain
PENGHENTIAN PENGAKUAN
38
Pengakuan unsur-unsur laporan keuangan
Jumlah di mana aset, liabilitas atau ekuitas diakui dalam laporan posisi keuangan
disebut sebagai ‘jumlah tercatatnya’.
39
Pengakuan Menghubungkan Unsur Laporan Keuangan
40
Penghentian Pengakuan
Penghentian pengakuan adalah penghapusan seluruh atau sebagian aset atau
liabilitas yang diakui dari laporan posisi keuangan entitas. Penghentian pengakuan
biasanya terjadi ketika item tersebut tidak lagi memenuhi definisi aset atau liabilitas:
• untuk aset, penghentian pengakuan biasanya terjadi ketika entitas kehilangan pengendalian atas
seluruh atau sebagian dari aset yang diakui; dan
• untuk liabilitas, penghentian pengakuan biasanya terjadi ketika entitas tidak lagi memiliki
kewajiban kini atas seluruh atau sebagian dari liabilitas yang diakui.
• setiap aset dan liabilitas yang dipertahankan setelah transaksi atau peristiwa lain yang
menyebabkan penghentian pengakuan (termasuk aset atau liabilitas yang diperoleh, timbul atau
dihasilkan sebagai bagian dari transaksi atau peristiwa lainnya); dan
• perubahan dalam aset dan liabilitas entitas sebagai akibat dari transaksi atau peristiwalainnya.
41
6. Pengukuran
PENDAHULUAN
DASAR PENGUKURAN
•Biaya historis
•Nilai kini
•Nilai wajar
•Nilai pakai dan nilai pemenuhan
•Biaya kini
•Biaya historis
•Nilai kini: Nilai wajar, Nilai pakai dan nilai pemenuhan, Biaya kini
•Relevansi: Karakteristik aset atau liabilitas; Kontribusi arus kas masa depan
•Representasi tepat
•Karakteristik kualitatif peningkat dan kendala biaya → Biaya historis, Nilai kini
•Faktor khusus untuk pengukuran awal
•Lebih dari satu dasar pengukuran
PENGUKURAN EKUITAS
42
Pendahuluan
43
Dasar Pengukuran
Biaya Historis
• Ukuran biaya historis memberikan informasi besaran moneter tentang aset, liabilitas dan
penghasilan dan beban terkait menggunakan informasi yang diperoleh, setidaknya sebagian, dari
harga transaksi atau peristiwa lain yang memunculkannya.
Nilai kini
• Nilai wajar = harga yang akan diterima untuk menjual aset, atau dibayarkan untuk mengalihan liabilitas, dalam
transaksi yang teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.
• Nilai pakai = adalah nilai sekarang dari arus kas, atau manfaat ekonomik lainnya, yang entitas perkirakan akan
diperoleh dari penggunaan aset dan dari pelepasan akhirnya.
• Nilai pemenuhan adalah nilai sekarang dari kas, atau sumber daya ekonomik lainnya, yang entitas perkirakan
akan wajib untuk dialihkan selama entitas memenuhi suatu liabilitas.
• Biaya kini → biaya atas aset yang setara pada tanggal pengukuran, yang terdiri dari imbalan yang akan
dibayarkan pada tanggal pengukuran ditambah biaya transaksi yang akan terjadi pada tanggal tersebut.
44
7. Penyajian dan Pengungkapan
KLASIFIKASI
AGREGASI
45
8. Konsep Modal dan Pemeliharaan Modal
Konsep modal keuangan dianut oleh sebagian besar entitas dalam penyusunan
laporan keuangan.
• konsep modal keuangan, seperti uang atau daya beli yang diinvestasikan, modal bersinonim dengan aset neto atau
ekuitas entitas.
• konsep modal fisik, seperti kemampuan usaha, modal dipandang sebagai kapasitas produktif entitas yang didasarkan
pada, sebagai contoh, unit output per hari.
• Pemeliharaan modal keuangan. Laba diperoleh jika jumlah finansial (atau uang) aset neto pada akhir periode melebihi
jumlah finansial (atau uang) aset neto pada awal periode, setelah mengeluarkan distribusi kepada, dan kontribusi dari,
pemilik selama periode. Pemeliharaan modal keuangan dapat diukur baik dalam satuan moneter nominal atau satuan
daya beli yang konstan.
• Pemeliharaan modal fisik. Laba diperoleh jika kapasitas produktif fisik (atau kemampuan usaha) entitas (atau sumber
daya atau dana yang dibutuhkan untuk mencapai kapasitas tersebut) pada akhir periode melebihi kapasitas produktif
fisik pada awal periode setelah mengeluarkan distribusi kepada, dan kontribusi dari, para pemilik selama suatu periode.
46
KERANGKA
KONSEPTUAL
US GAAP
CONCEPTUAL FRAMEWORK
53
BAB 2
Konsep dan
Prinsip Posisi Keuangan
Pervasive
Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari peristiwa masa
lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh
entitas.
Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari peristiwa
masa lalu, yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari
sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi.
Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua kewajiban.
54
BAB 2
Konsep dan
Prinsip Kinerja Keuangan
Pervasive
Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode pelaporan dalam
bentuk arus masuk atau peningkatan aset, atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan
kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
• Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa.
• Keuntungan mencerminkan pos lainnya yang memenuhi definisi penghasilan namun bukan
pendapatan.
Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode pelaporan
dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset, atau terjadinya kewajiban yang
mengakibatkan penurunan ekuitas yang
55
Pengakuan
BAB 2
Konsep dan
Prinsip
Pervasive
56
Pengukuran
BAB 2
Konsep dan
Prinsip
Pervasive
• Biaya historis. Aset adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai
wajar dari pembayaran yang diberikan untuk memperoleh aset pada saat
perolehan. Kewajiban dicatat sebesar kas atau setara kas yang diterima atau
sebesar nilai wajar dari aset non-kas yang diterima sebagai penukar dari
kewajiban pada saat terjadinya kewajiban.
• Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset, atau
untuk menyelesaikan suatu kewajiban, antara pihak-pihak yang berkeinginan dan
memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan wajar.
57
BAB 2
Konsep dan
Prinsip Pengakuan dan Pengukuran
Prinsip
Pervasive Berpangaruh Luas (Pervasif)
• Dalam hal tidak ada suatu pengaturan tertentu dalam SAK ETAP untuk transaksi
atau peristiwa lain, paragraf 9.4 memberikan panduan untuk membuat
pertimbangan dan paragraf 9.5 menetapkan hirarki yang diikuti oleh entitas dalam
memutuskan kebijakan akuntansi yang sesuai dalam keadaan tersebut.
• Pada tingkat kedua hirarki tersebut mensyaratkan entitas untuk menggunakan
prinsip pengakuan dan pengukuran pervasif yang diatur dalam Bab ini.
58
Dasar Akrual
BAB 2
Konsep dan
Prinsip
Pervasive
59
BAB 2
Konsep dan
Prinsip Pengakuan Penghasilan dan Beban
Pervasive
Aset
• Aset diakui dalam neraca jika kemungkinan manfaat ekonominya di masa
depan akan mengalir ke entitas dan aset tersebut mempunyai nilai atau biaya
yang dapat diukur dengan andal.
• Aset tidak diakui dalam neraca jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat
ekonominya dipandang tidak mungkin mengalir ke dalam entitas setelah
periode pelaporan berjalan.
Kewajiban
• Kewajiban diakui dalam neraca jika kemungkinan pengeluaran sumber daya
yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan
kewajiban masa kini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan
andal.
60
BAB 2
Konsep dan
Prinsip Pengakuan Penghasilan dan Beban
Pervasive
Penghasilan
• Pengakuan penghasilan merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan kewajiban.
• Penghasilan diakui jika kenaikan manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan
aset atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal.
Beban
• Pengakuan beban merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan kewajiban.
• Beban diakui jika penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau
peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal.
61
Saling Hapus
BAB 2
Konsep dan
Prinsip
Pervasive
• Pengukuran nilai aset secara neto dari penilaian penyisihan bukan merupakan
saling hapus, misalnya penyisihan atas keusangan persediaan dan penyisihan atas
piutang tak tertagih.
• Jika aktivitas entitas yang biasa tidak termasuk membeli dan menjual aset tidak
lancar (termasuk investasi dan aset operasional), maka entitas melaporkan
keuntungan dan kerugian atas pelepasan aset dengan mengurangi hasil
penjualan dengan jumlah tercatat aset dan beban penjualan yang terkait.
62
KERANGKA
KONSEPTUAL
(KONSEP PERVASIF)
SAK EMKM
KONSEP PERVASIVE
POSISI KEUANGAN
KINERJA
MATERIALITAS
ASUMSI DASAR
SALING HAPUS
2 64
KONSEP PERVASIVE
POSISI KEUANGAN
• Aset → sumber daya yang dikuasai entitas akibat dari peristiwa masa lalu dan
manfaat ekonomi masa depan diharapkan akan diperoleh oleh entitas.
• Liabilitas → kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang
penyelesaiannya mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung
manfaat ekonomi.
• Ekuitas → hak residual atas aset entitas setelah dikurangi seluruh liabilitasnya.
2 65
POSISI KEUANGAN
Aset
• Potensi ekonomi masa depan akan diperoleh entitas
• Kontribusi baik langsung maupun tidak langsung terhadap arus kas.
• Timbul dari penggunaan maupun pelepasan aset
Liabilitas
Ekuitas
• Klaim atas hak residual aset setelah dikurangi liabilitas
2 66
KINERJA
KINERJA
• Disajikan dalam laba rugi selama periode pelaporan
• Informasi kinerja meliputi informasi penghasilan dan beban
PENGHASILAN (INCOME)
BEBAN (EXPENSES)
• penurunan manfaat ekonomi selama periode dalam bentuk arus kas
keluar atau penurunan aset, atau kenaikan liabilitas yang
mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak disebabkan oleh
distribusi kepada penanam modal.
2 67
PENGHASILAN DAN BEBAN
BEBAN
• Beban dalam aktivitas entitas → normal meliputi, beban pokok
penjualan, upah, dan penyusutan.
• Kerugian → memenuhi definisi beban namun tidak termasuk
kategori beban → kerugian dari pelepasan aset.
2 68
PENGAKUAN UNSUR-UNSUR LAPORAN
KEUANGAN
Keandalan pengukuran
• Secara umum biaya suatu pos dapat diukur dengan andal
• Biaya kadang, harus diestimasi
• Jika pengukuran layak tidak mungkin dilakukan maka pos tersebut tidak
diakui dan tidak disajikan dalam laporan keuangan
2 69
Pengukuran dan Materialitas
Pengukuran
• Proses penetapan jumlah uang untuk mengakui aset, liabilitas,
penghasilan dan beban
• Dasar pengukuran adalah biaya historis → kas atas setara kas yang
dibayarkan atau diterima pada tanggal perolehan
Materialitas
• Relevansi dipengaruhi oleh hakikat dan meterialitas
• Material jika kelalaian atau kesalahan pos laporan keuangan baik sendiri
atau secara bersama mempengaruhi keputusan pengguna.
• Materialitas tergantung ukuran dan sifat dari kelalaian atau
mencantumkan.
• Ukuran dan sifat menjadi faktor penentu materialitas
2 70
Pengakuan dan Pengukuran Pervasif
2 71
ASUMSI DASAR
Akrual
• akun-akun diakui sebagai aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan,
dan beban ketika memenuhi definisi dan kriteria pengakuan
untuk masing-masing akun-akun tersebut
Kelangsungan Usaha
• Entitas mememiliki kemampuan untuk melanjutkan usahanaya di
mase depan
2 72
PENGAKUAN DALAM LAPORAN KEUANGAN
ASET
• Aset diakui ketika manfaat ekonominya di masa
depan akan mengalir ke entitas dan dapat diukur
dengan andal.
LIABILITAS
• Liabilitas jika pengeluaran sumber daya yang
mengandung manfaat ekonomi dipastikan akan
dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban entitas
dan jumlahnya dapat diukur andal.
2 73
PENGAKUAN DALAM LAPORAN KEUANGAN
PENGHASILAN
BEBAN
2 74
SALING HAPUS
2 75
KERANGKA
KONSEPTUAL
(KONSEP PERVASIF)
SAK SYARIAH
TUJUAN KERANGKA DASAR
SYARIAH
77
PARADIGMA TRANSAKSI SYARIAH
Terbentuk integritas ->
GCG & Market Discipline
Sarana
Amanah Pencapaian
Alam semesta
78
ASAS TRANSAKSI SYARIAH
Asas Transaksi
Syariah
Ta’aruf,
Bebas riba, Pemenuhan
Tafahum,
gharar, maysir, Maqashid al-
Ta’awun,
dzalim, haram shariah
Takaful. Tahaluf
79
KARAKTERISTIK TRANSAKSI SYARIAH
80
KARAKTERISTIK TRANSAKSI SYARIAH
81
Prinsip Akuntansi Syariah yang Berlaku Umum
82
KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN
KEUANGAN SYARIAH
Asumsi Dasar
• Dasar Akrual
• kecuali untuk perhitungan bagi hasil
• Kelangsungan Usaha
Karakateristik Kualitatif
• Dapat dipahami
• Relevan
• Keandalan
• Dapat dibandingkan
83
UNSUR-UNSUR LAPORAN KEUANGAN
SYARIAH
84
KERANGKA
KONSEPTUAL
PSAP
RUANG LINGKUP KERANGKA KONSPETUAL SAP
TUJUAN
Menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai
akuntabilitas dan membuat keputusan ekonomi, sosial maupun politik.
92
Soal 2
93
Soal 3
94
Soal 4
95
Soal 5
96
Soal 6
97
Soal 7
98
Soal 8
99
Soal 9
100
Soal 10
101
Dwi Martani - 081318227080
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/
102
PSAK 1 – PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
IAS 1 - Presentation of Financial Statement
2 L
Laporan K
Keuangan
4 Ilustrasi
2
TUJUAN
PSAK 1
RUANG LINGKUP
PSAK 1
Tujuan Laporan Keuangan
5
Tujuan Laporan Keuangan
Laporan
p keuangan
g menunjukkan
j hasil p
pertanggungjawaban
gg gj
manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan
kepada mereka.
Laporan
p keuangan
g menyajikan
y j informasi :
aset;
liabilitas;
ekuitas;;
pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian;
kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya
sebagai pemilik;dan
arus kas.
6
Komponen Laporan Keuangan
7
Karakteristik Umum
8
Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
ASET LIABILITAS
Aset Lancar Liabilitas Jangka Pendek PSAK 1
ASET Ekuitas
Aset tidak Lancar Hak Non Pengendali
IAS 1
Aset Lancar Ekuitas
Ek itas yang
ang dapat diatrib
diatribusikan
sikan
ke pemilik entitas induk
Liabilitas
Li bilit JJangka
Liabilitas k PPendek
d k
Liabilitas Jangka Panjang
10
Laporan Posisi Keuangan
11
Pos dalam Laporan
PSAK 1
Aset lancar
PSAK 1
Liabilitas lancar
PSAK 1
Liabilitas
PSAK 1
Laporan Laba Rugi Komprehensif
Ref: PSAK 1
Ilustrasi Laba Rugi Komprehensif
g
digabungg
Ref: PSAK 1
Minimum Line Item L/R Komprehensif
a. pendapatan;
b. biaya keuangan;
y g ;
c. bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat
dengan menggunakan metode ekuitas;
d. beban pajak;
e. suatu jumlah tunggal yang mencakup total dari:
a. laba rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan; dan
b. keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui dengan pengukuran nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual atau dari pelepasan aset atau kelompok yang
dilepaskan dalam rangka operasi yang dihentikan;
f. laba rugi;
g
g. setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain yang
setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain yang
diklasifikasikan sesuai dengan sifat (selain jumlah dalam huruf (h));
h. bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan joint
ventures yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas;
ventures yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas;
Ref: PSAK 1
Informasi dalam L/R Komprehensif
Ketika pos‐pos pendapatan atau beban bernilai material, maka
entitas mengungkapkan sifat dan jumlahnya secara terpisah.
tit k k if t d j l h t i h
Penyebab pengungkapan terpisah:
penurunan nilai persediaan /aset tetap dan pemulihannya
restrukturisasi atas aktivitas‐aktivitas suatu entitas dan untuk setiap laibilitas
restrukturisasi atas aktivitas aktivitas suatu entitas dan untuk setiap laibilitas
diestimasi atas biaya restrukturisasi;
pelepasan aset tetap;
pelepasan investasi;
operasi yang dihentikan;
penyelesaian litigasi; dan
pembalikan laibilitas diestimasi lain.
Entitas
Entitas menyajikan analisis beban yang diakui
menyajikan analisis beban yang diakui dalam laba rugi
dalam laba rugi
dengan menggunakan klasifikasi berdasarkan sifat atau
fungsinya dalam entitas, mana yang dapat menyediakan
informasi yang lebih andal dan relevan.
Ref: PSAK 1
Klasifikasi Beban ‐ Sifat
Pemilihan klasifikasi berdasarkan faktor historis dan industri
Klasifikasi berdasarkan sifat lebih mudah karena tidak perlu
Klasifikasi berdasarkan sifat lebih mudah karena tidak perlu
alokasi beban menurut fungsi
Ref: PSAK 1
Klasifikasi Beban ‐ Fungsi
Minimal biaya penjualan berdasarkan metode fungsi secara
terpisah dari beban lain.
terpisah dari beban lain.
Jika klasifikasi berdasarkan fungsi maka harus mengungkapkan
informasi tambahan tentang sifat beban, termasuk beban
penyusutadan & amortisasi dan imbalan kerja
d & i id i b l k j
Ref: PSAK 1
Laporan Perubahan Ekuitas
Ref: PSAK 1
Catatan atas Laporan Keuangan
Ref: PSAK 1
Catatan atas Laporan Keuangan
Pengungkapan lain
Jumlah dividen diumumkan atau diumumkan sebelum penyelesaian
laporan keuangan.
Jumlah dividen preferen yang tidak diakui.
Pengungkapan berikut jika tidak diungkapkan di bagiian
manapun dalam informasi yang dipublikasi bersama LK:
Domisili dan bentuk hukum, negara
, g pendirian, alamat
p , kantor dan lokasi
utama kantor
Keternagan mengenai sifat operasi dan kegiatan utama
Nama entitas induk dan nama entitas induk terakhir dalam kelompok
usaha
Bagi entitas yang mempunyai umur terbatas, informasi tentang umur
entitas
Ref: PSAK 1
Main References
Intermediate Accounting
Kieso, Weygandt, Walfield, 13th edition, John Wiley
g
Standar Akuntansi Keuangan
Dewan Standar Akuntansi Keuangan, IAI
30
TERIMA KASIH
Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
08161932935 atau 081318227080
31
PSAK 2 – LAPORAN ARUS KAS
IAS 7 - Statement of Cash Flows
Laporan
p arus kas menggambarkan
gg perubahan historis
p
dalam kas dan setara kas yang diklasifikasikan atas
aktivitas operasi, investasi dan pendanaan selama satu
periode
Manfaat Laporan Arus Kas
7
Aktivitas Operasi – Metode tidak langsung
11
Arus kas dalam mata uang asing
Intermediate Accounting
Kieso, Weygandt, Walfield, 13th edition, John Wiley
18
PSAK – 4 : Laporan Keuangan Konsolidasian dan
Laporan Keuangan Tersendiri
IAS 27 : Consolidated and separate financial
statements
Dwi Martani
Agenda
1 Pendahuluan
2 L
Laporan K
Keuangan K
Konsolidasi
lid i
ISI
LK Konsolidasian LK Tersendiri
Lingkup
Penyajian Penyajian
Prosedur Prosedur
Kehilangan Pengungkapan
Pengendalian
Pengungkapan
Perbedaan
Dikurangi
Ditambahkan
• LK Tersendiri:
• tersendiri
t di i h
hanya • Organ pengatur Æ
untuk induk (IAS- LK Tersendiri Dewan Komisaris
Asosiasi dan) • LK tersendiri
• Merupakan pilihan
sebagai tambahan
• Sebagai
g lampiran
p LK Konsolidasian LK Konsolidasian
LK Konsolidasian • Ketentuan transisi
i i
Pengecualian • Tanggal efektif
• Organ Pengatur
entitas yang tidak
menyajikan LK
konsolidasi
Perbedaan
Baru....!!
• Sebagai Notes
• Metode Biaya LK
Tersendiri
• Goodwill LK • Penyajian
Kepentingan
p g
• Fair value Tersendiri • Penilaian dg nilai
Non Pengendali
untuk NCI wajar
Dampak
D k
PSAK 22
Konsolidasian
• Lingkup : ventura, reksa
Penyajian
P ji dana
& Pengungkapan • Hak suara potensial
• Hilangnya pengendalian
• Kepentingan non
pengendali
• Tanggal berbeda
LK Konsolidasian
Penyajian
Li k
Lingkup
Prosedur Konsolidasian
Kehilangan Pengendalian
Pengungkapan
LK Konsolidasian ‐ definisi
LK Konsolidasian adalah LK suatu kelompok usaha yang
disajikan sebagai suatu entias tunggal
disajikan sebagai suatu entias tunggal
Entitas induk Æ mempunyai satu atau lebih anak
Entitas anak Æ
E tit k Æ yang dikendalikan oleh entias
dik d lik l h ti
induk
Kelompok usahaÆ
p entitas induk dan seluruh
entitas anaknya
Kepentingan non pengendaliÆ ekuitas anak
yang tidak dapat diatribusikan (lansung/tidak)
yang tidak dapat diatribusikan (lansung/tidak)
pada entitas induk
PengendalianÆ kekuasaan untuk mengatur
kebijakan keuangan dan operasional untuk
memperoleh manfaat
Ruang Lingkup LK Konsolidasian ‐
LK Konsolidasian meliputi seluruh entitas anak dari entitas
i d k
induk
Entitas Anak Æ Entitas yang “dikendalikan” oleh induk
Pengendalian Æ
Pengendalian Æ ketika entitas induk:
ketika entitas induk:
memiliki secara langsung atau tidak langsung
melalui entitas anak lebih dari setengah (>50%)
melalui entitas anak lebih dari setengah (>50%)
kekuasaan suara suatu entitas, kecuali
dapat ditunjukkan secara jelas bahwa
p j j
kepemilikan tersebut tidak diikuti dengan
pengendalian.
Pengendalian
Pengendalian ada ketika memiliki setengah atau kurang, jika terdapat
1 2 3 4
X Co.
X Co. Situation 1: Situation 2:
X Co.
Co controls X Co.
Co controls
Y Co. and A Co. Y Co., B Co. and
60%
100% Break in control for Z Co.
Z Co. even though Does not own A
X Co indirectly
X.Co. Co (<51%)
Co.
owns 75% Y Co.
Y Co.
Instrumen yang dapat dikonversi menjadi saham
Keberadaan dan dampak dari hak suara potensial yang saat
ini dapat dilaksanakan atau dikonversi, termasuk hak suara
p
potensial yang dimiliki oleh entitas lain, dipertimbangkan
y g , p g
ketika menilai apakah suatu entitas mempunyai kekuasaan
untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional
entitas lain
entitas lain.
Dipertimbangkan secara individual maupun kombinasi
Tidak dikeluarkan Æ organisasi ventura, reksa dana, unit
Tidak dikeluarkan Æ organisasi ventura, reksa dana, unit
perwalian
Aktivitas tidak sama tetap dikonsolidasi Æ segmen
Prosedur Konsolidasi
1 2 3
Investasi entitas Kepentingan non Saldo transaksi,
induk pada anak pengendali penghasilan dan
dengan
g p
porsi entitas diidentifikasi: beban intra
atas ekuitas anak ekuitas (awal dan kelompok usaha
dieliminasi, perubahan, dieliminasi secara
(goodwiil muncul) laba/rugi penuh Æ belum
direaliasi dampak
direaliasi,
pajak penghasilan
Eliminasi
Investasi
Akun investasi dieliminasi dengan ekuitas entitas anak
Akun investasi dieliminasi dengan ekuitas entitas anak
Jika kepemilikan pada entitas anak tidak 100% akan muncul
kepentingan non pengendali.
Perbedaan nilai wajar dan nilai buku harus diperhitungkan dalam
Perbedaan nilai wajar dan nilai buku harus diperhitungkan dalam
konsolidasi (nilai wajar yang dikonsolidasi)
Goodwiil muncul jika nilai perolehan tidak sama dengan nilai wajar
Akun
k
Utang – piutang yang muncul antara anak dan induk harus dihapuskan
Transaksi
Transaksi yang boleh diakui adalah transaksi kepada pihak ketiga,
transaksi anak dan induk harus dieliminasi
Eliminasi transaksi
Persediaan
Penjualan dan harga pokok penjualan
Penjualan dan harga pokok penjualan
Jika barang belum terjual maka laba yang belum direalisasi harus
dikurangkan dari nilai inventory dan mempengaruhi laba yang telah
diakui.
diakui
Aset tetap
Pada tahun terjadi transaksi tidak boleh diakui keuntungan/kerugian
dari transaksi tersebut
dari transaksi tersebut
Laba yang ada dalam aset tersebut harus dieliminasi
Nilai penyusutan akan disesuaikan
Obligasi
Obligasi hanya boleh diakui sebesar obligasi pada pihak eksternal.
Pendapatan / beban bunga harus dieliminasi
p / g
Laba yang belum direalisasikan
Keuntungan dan kerugian hasil dari transaksi intra kelompok
usaha yang diakui dalam aset: persediaan, aset tetap,
h di k i d l t di tt t
obligasi harus dieliminasi.
Pengaruh ke nilai aset dan kewajiban
Mempengaruhi laba/rugi periode berjalan Æ COGS, biaya bunga,
depresiasi
Penjualan
Penjualan hulu dari entitas induk, semua laba disesuaikan
hulu dari entitas induk semua laba disesuaikan
mempengaruhi bagian laba induk.
Penjualan hilir dari entitas anak, semua laba disesuaikan
mempengaruhi bagian laba /kepentingan non pengendali,
karena laba ada di anak perusahaan.
Prosedur – Tanggal
LK yang digunakan untuk menyusun LK konsolidasian
di
disusun dengan tanggal yang sama.
d t l
Jika tidak sama menyusun LK dengan tanggal yang sama
kecuali tidak praktis
p
Jika tanggal berbeda, penyesuaian dilakukan atas dampak
transaksi / peristiwa yang signifikan (tidak lebih bulan)
Lama periode pelaporan dan perbedaan antar akhir periode,
sama dari periode ke periode
Prosedur
LK konsolidasian menggunakan kebijakan akuntansi yang
sama untuk
t k transaksi dan peristiwa lain dalam keadaan yang
t k id i ti l i d l k d
serupa. (jika tidak sama penyesuaian)
Perubahan dalam bagian kepemilikan entitas induk pada
g p p
entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya
pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas (dalam hal ini
transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai
transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai
pemilik).Æ kepantingan non pengendali disesuaikan
nilainya jika terpengaruh.
Non pengendali
Kepentingan nonpengendali disajikan di ekuitas dalam
l
laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari ekuitas
i ik k lid i t i h d i k it
pemilik entitas induk.
Pendapatan komprehensif lain
Laba / rugi komprehensif
Kepentingan non pengendali dapat mempunyai saldo
defisit.
defisit
Jika entitas anak memiliki saham preferen kumulatif yang
diklasifikasikan sebagai ekuitas diperhitungkan.
Kehilangan Pengendalian
Dapat terjadi dengan atau tanpa perubahan
p j g p p
relatif/absolut tingkat kepemilikan.
Dapat terjadi melalui transaksi tunggal atau lebih dari
satu transaksi. Identifikasi transaksi tunggal
t t k i Id tifik i t k it l
Jika entitas induk kehilangan pengendalian harus
dilakukan penyesuain (par 31).
p y (p )
Sisa investasi pada entitas anak terdahulu dan setiap
jumlah terutang oleh atau kepada entitas anak
terdahulu dicatat sesuai dengan SAK lain sejak tanggal
d h l di id SAK l i j k l
hilangnya pengendalian.
Kehilangan pengendalian‐entitas induk (31)
Menghentikan‐pengakuan aset (termasuk setiap
g p g ( p
goodwill) dan kewajiban entitas anak pada nilai
tercatatnya ketika pengendalian hilang;
Menghentikan‐pengakuan jumlah tercatat setiap
M h tik k j l ht t t ti
kepentingan nonpengendali pada entitas anak
terdahulu pada tanggal hilangnya pengendalian
(termasuk setiap komponen pendapatan komprehensif
lain yang diatribusikan pada kepentingan
nonpengendali);
Kehilangan pengendalian ‐ entitas induk (31)
Mengakui:
g
Nilai wajar pembayaran yang diterima (jika ada) dari transaksi,
peristiwa atau keadaan yang mengakibatkan hilangnya
p g
pengendalian; dan
;
Distribusi saham, jika transaksi yang mengakibatkan hilangnya
pengendalian melibatkan distribusi saham entitas anak ke
p
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik;
p y g p ;
Mengakui setiap sisa investasi pada entitas anak
terdahulu pada nilai wajarnya pada tanggal hilangnya
pengendalian;
d li
Kehilangan pengendalian ‐ entitas induk (31)
Mereklasifikasi ke laporan laba rugi, atau mengalihkan
secara langsung ke saldo laba jika disyaratkan oleh SAK
l k ld l b jik di tk l h SAK
lain, sejumlah yang diidentifikasi dalam paragraf 32;
dan
Mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai
keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi yang
dapat diatribusikan pada entitas induk
dapat diatribusikan pada entitas induk.
Saham / Aset
Nilai investasi diterima (pembayaran)
SELISIH
t
tercatat
t t Nilai wajar investasi
tersisa
Reklasifikasi
R kl ifik i kke Keuntungan/
Saldo Laba Kerugian dlm LR
Pengungkapan – LK Konsolidasian 1
Sifat hubungan antara entitas induk dan suatu entitas
g
anak lebih dari setengah kekuasaan
Alasan mengapa kepemilikan (setengah kekuasaan
suara tidak diikuti dengan pengendalian;
tid k diik ti d d li
Akhir periode pelaporan dari laporan keuangan entitas
anak jika LK memiliki tanggal / periode berbeda.
j gg / p
Sifat dan luas setiap restriksi signifikan dalam
kemampuan entitas anak untuk mentransfer dana ke
entitas induk
i i d k
Pengungkapan – LK Konsolidasian 2
Rincian yang menunjukan dampak setiap perubahan
bagian kepemilikan entitas induk pada entitas anak
yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian.
Pengendalian hilang, maka entitas induk
Pengendalian hilang maka entitas induk
mengungkapkan keuntungan atau kerugian (jika ada)
yang diakui sesuai dengan paragraf 31, dan:
porsi dari keuntungan atau kerugian yang dapat diatribusikan
pada pengakuan sisa investasi pada entitas anak terdahulu
dengan nilai wajar
pos keuntungan atau kerugian yang diakui dalam laporan laba
rugi komprehensif jika tdk disajikan terpisah.
LK Tersendiri
Jika entitas induk menyusun laporan keuangan
y p g
tersendiri sebagai informasi tambahan, maka entitas
induk tersebut mencatat investasi pada entitas anak,
pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi
d li b tit d tit i i
pada:
biaya perolehan; atau
sesuai PSAK 55.
Entitas menerapkan akuntansi yang sama untuk setiap
kategori investasi PSAK 58 :Aset Tidak Lancar Dimiliki untuk
kategori investasi. PSAK 58 :Aset Tidak Lancar Dimiliki untuk
Dijual dan Operasi yang Dihentikan ketika investasi, PSAK 55
Instrumen Keuangan
LK Tersendiri
Entitas induk mengakui dividen dari entitas anak,
g ,
pengendalian bersama entitas, atau entitas asosiasi
pada laporan laba rugi dalam laporan keuangan
tersendiri ketika hak menerima dividen ditetapkan.
tersendiri ketika hak menerima dividen ditetapkan
Investasi dalam pengendalian bersama entitas dan
entitas asosiasi yang dicatat sesuai dengan PSAK 55
dalam laporan keuangan konsolidasian dicatat dengan
cara yang sama dalam laporan keuangan tersendiri
investor.
investor
Pengungkapan – LK Tersendiri
Laporan keuangan tersebut adalah laporan keuangan
tersendiri yang merupakan informasi tambahan dalam
laporan keuangan konsolidasian;
Daftar investasi yang signifikan dalam entitas anak,
Daftar investasi yang signifikan dalam entitas anak
pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi,
termasuk nama, negara atau tempat kedudukan,
proporsi kepemilikan, dan proporsi hak suara yang
dimiliki (jika berbeda); dan
Penjelasan tentang metode yang digunakan untuk
Penjelasan tentang metode yang digunakan untuk
mencatat investasi yang terdaftar.
Ketentuan Transisi
Diterapkan secara prospektif kecuali berikut ini dengan
retroaktif:
Par 25, laba rugi komprehensif bahkan jika mengakibatkan laba
negatif
Par 27 dan 28, perubahan kepemilikan yang tidak
mengakibatkan hilangnya pengendalian
Par 31 –
Par 31 – 34, kehilangan pengendalian
34 kehilangan pengendalian
Par 11‐12 hak suara potensial dalam menilai pengendalian
Entitas induk memiliki entitas anak (sebelum PSAK ini efektif)
dij l t ik i j k j Æ entitas induk
untuk tujuan dijual, restriksi jangka panjang Æ
t kt j tit i d k
mengkonsolidasi entitas anak tersebut.
Pedoman Implementasi – hak suara potensial
Perbedaan pengaruh signifikan, pengendalian bersama dan
pengendalian.
Hak suara potensial tidak ada jika tidak punya substansi ekonomi
Ilustrasi
Contoh opsi posisi tidak untung (out of the money)
Kemungkinan pelaksanaan atau konversi
Hak lainnya yang mempunyai potensi untuk meningkatkan hak suara suatu
y y g p y p g
entitas atau mengurangi hak suara entitas lain
Maksud manajemen
Kemampuan manajemen
Ilustrasi 1 – hak suara potensial
Other
10,000,000 50% 1,000,000 2,000,000 12,000,000 37.50%
investors
Although Company A owns only 50% of the total issued ordinary shares, its
holding of the share warrants gives it de facto control over Company B
Ilustrasi 2
PT. Angelia membeli seluruh kepemilikan saham di PT. Zafira dengan harga
CU20,000. Pada tanggal tersebut ekuitas PT. Zafira terdiri dari :
Saham CU5,000
Saldo laba CU6,000.
Saham dan saldo laba dielminasi dengan harga perolehan investasi,
selisihnya akan dicatata sebagai goodwill.
Harga perolehan 20,000
Dikurangi :
Net aset PT. Zafira saham 5,000
Saldo Laba 6,000
,
11,000
Goodwill 9,000
32
Ilustrasi 3
PT. Melati membeli 60 % saham PT. Dahlia pada 1 Januari 2007 (40% non
pengendali) dengan harga CU18.000. Pada tanggal akusisi ekuitas PT. Dahlia :
Saham CU5,000
Saldo laba CU15,000.
Laba setelah pajak pada 31 December 2007 sebesar CU10,000 dan saldo laba
sebesar CU25 000
sebesar CU25,000.
Selisih harga perolehan dengan nilai wajar aset adalah goodwill
Harga perolehan 18,000
Kepentingan non pengendali (40% × (5,000+15,000)) 8,000
Total 26,000
Net Aset PT. Dahlia (5,000 + 15,000) (20.000)
Goodwill 6,000
Kepentingan non pengendali akhir periode CU12 000 (40% x (CU5 000+CU25 000))
Kepentingan non pengendali akhir periode CU12,000 (40% x (CU5,000+CU25,000)).
Bagian laba untuk non pengendali CU4,000 (40% x CU10,000).
Dalam saldo laba konsolidasi terdapat bagian induk atas peningkatan saldo laba
sebesar CU6,000 ((CU25,000 ‐ CU15,000) x 60%).
Saldo laba sebelum akuisisi dieliminasi dengan harga perolehan
33
Ilustrasi 4
PT. P mengakuisisi PT S pada 1/1/2010 dengan
nilai akuisisi 6.000.
il i k i i i 6 000
Pada saat akuisisi, nilai PPE 1000 lebih tinggi
dari nilai tercatat.
PPE didepresiasi 5 tahun.
p
Ilustrasi 4: Konsolidasi 100%
PT. P mengakuisisi 70% kepemilikan PT S pada
1/1/2010 d
1/1/2010 dengan nilai akuisisi 4.000.
il i k i i i 4 000
Pada saat akuisisi, nilai PPE 1000 lebih tinggi
dari nilai tercatat.
PPE didepresiasi 5 tahun.
p
Ilustrasi 5 : Konsolidasi – kurang 100%
PT. P PT. S Elimination Consolidated
Cash
Cash 26 000
26.000 2 000
2.000 28 000
28.000
Securities 30.000 3.000 33.000
Loans 255.000 30.000 285.000
PPE
PPE 10 000
10.000 4 000
4.000 1 000
1.000 15 000
15.000
Investment in S 4.000 (4.000) ‐
Goodwiil 500 500
325 000
325.000 39 000
39.000 (2 500)
(2.500) 361 500
361.500
38
Ilustrasi 7
39
Review 1
40
Review 2
• PT Meruya: Piutang usaha CU1,040,000, termasuk CU30,000 dari PT
Bangka.
PT Bangka: Piutang usaha CU215,000, termasuk CU40,000 dari PT Meruya.
• Berdasarkan IAS 27 Laporan Keuangan Konsolidasian dan Terpisah,
berapakah yang seharusnya muncul untuk piutang usaha dalam Laporan
Posisi Keuangan PT Meruya?
A CU1,215,000
B CU1,225,000
C CU1,255,000
C C 2 000
D CU1,185,000
41
Review 3
42
Review 4
43
Review 5
44
Review 6
45
Review 7
• PT Adam memiliki 65% kepemilikan dari PT Hawa. Pada tanggal 31
Desember 20X7, hari terakhir periode akuntansi, PT Adam menjual aset
tidak lancar ke PT Hawa seharga CU1,000. Biaya perolehan
tidak lancar ke PT Hawa CU1 000 Biaya perolehan aset tersebut
aset tersebut
adalah CU2,500 dan pada tanggal 31 Desember 20X7 nilai tercatat aset
adalah CU800.
• Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian telah disusun tanpa penyesuaian
sehubungan dengan aset tidak lancar ini.
• Berdasarkan IAS 27 Laporan Keuangan Konsolidasian dan Terpisah,
penyesuaian apa yang harus dibuat dalam Laporan Posisi Keuangan
Konsolidasian untuk aset
untuk aset tidak lancar dan Kepentingan non‐pengendali?
tidak lancar dan Kepentingan non pengendali?
47
Review 9
48
Main References
Intermediate Accounting
Kieso, Weygandt, Walfield, 13th edition, John Wiley
g
Standar Akuntansi Keuangan
Dewan Standar Akuntansi Keuangan, IAI
49
TERIMA KASIH
Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI
Departemen Akuntansi FEUI
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
08161932935 atau 081318227080
50
PSAK – 65 Laporan Keuangan Konsolidasian
1 Latar Belakang
2 Perubahan Ketentuan
3
PERUBAHAN PSAK 65 TAHUN 2013
Entitas investasi pengecualian Tidak dikonsolidasi tetapi mengukur investasinya Tidak Diatur
terhadap konsolidasi dengan nilai wajar
4
PSAK - 4
ISI
LK Konsolidasian Lampiran
▪ Tujuan Lingkup ▪ Lampiran A: Definisi
▪ Pengendalian ▪ Lampiran B: Pedoman
▪ Persyaratan Akutnansi Penerapan
▪ Penentuan apakah entitas ▪ Lampiran C: Tanggak
adalah intitas investasi Efektif dan Ketentuan
▪ Entitas Investasi – Transisi
Pengecualian terhadap ▪ Contoh Ilustrasi (bukan
Konsolidasi bagian)
▪ Menarik PSAK 4
▪ Menarik ISAK 7 EBK
LK Konsolidasian – definisi Lampiran A
▪ Kekuasaan adalah hak yang ada saat ini yang memberikan kemampuan
kini untuk mengarahkan aktivitas relevan.
▪ Laporan keuangan konsolidasian adalah laporan keuangan suatu
kelompok usaha yang didalamnya aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan,
beban, dan arus kas entitas induk dan entitas anak disajikan sebagai suatu
entitas ekonomi tunggal.
▪ Pengambil keputusan. Entitas dengan hak pengambilan keputusan
merupakan prinsipal maupun agen untuk pihak lain.
▪ Pengendalian atas investee. Investor mengendalikan investee ketika
investor terekspos atau memiliki hak atas imbal hasil variabel dari
keterlibatannya dengan investee dan memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi imbal hasil tersebut melalui kekuasaannya atas investee.
Tujuan
▪ Jika entitas induk kehilangan pengendalian pada entitas anak, maka entitas
induk:
a. menghentikan pengakuan:
i. aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas entitas anak pada jumlah
tercatatnya ketika pengendalian hilang; dan
ii. jumlah tercatat setiap kepentingan nonpengendali pada entitas anak
terdahulu pada tanggal hilangnya pengendalian (termasuk setiap
komponen penghasilan komprehensif lain
iii. yang diatribusikan pada kepentingan nonpengendali).
b. mengakui:
i. nilai wajar pembayaran yang diterima (jika ada) dari transaksi,peristiwa atau
keadaan yang mengakibatkan hilangnya pengendalian
ii. jika transaksi, peristiwa atau keadaan yang mengakibatkan hilangnya
pengendalian melibatkan distribusi saham entitas anak kepada pemilik dalam
kapasitasnya sebagai pemilik;dan
iii. setiap sisa investasi pada entitas anak terdahulu pada nilai wajarnya pada
tanggal hilangnya pengendalian.
Kehilangan Pengendalian – PP121
▪ Mengakui:
▪ Nilai wajar pembayaran yang diterima (jika ada) dari transaksi,
peristiwa atau keadaan yang mengakibatkan hilangnya
pengendalian; dan
▪ Distribusi saham, jika transaksi yang mengakibatkan hilangnya
pengendalian melibatkan distribusi saham entitas anak ke
pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik;
▪ Mengakui setiap sisa investasi pada entitas anak
terdahulu pada nilai wajarnya pada tanggal hilangnya
pengendalian;
Kehilangan pengendalian - entitas induk (31)
Reklasifikasi ke Keuntungan/
Saldo Laba Kerugian dlm LR
Penentuan Apakah Entitas adalah Entitas Investasi
24
Penentuan Apakah Entitas adalah Entitas Investasi
25
Entitas Investasi – Pengecualian terhadap Konsolidasi
26
Ketentuan Transisi
1 2 3
Investasi entitas Kepentingan non Saldo transaksi,
induk pada anak pengendali penghasilan dan
dengan porsi entitas diidentifikasi: beban intra
atas ekuitas anak ekuitas (awal dan kelompok usaha
dieliminasi, perubahan, dieliminasi secara
(goodwiil muncul) laba/rugi penuh → belum
direaliasi, dampak
pajak penghasilan
Eliminasi
▪ Investasi
▪ Akun investasi dieliminasi dengan ekuitas entitas anak
▪ Jika kepemilikan pada entitas anak tidak 100% akan muncul
kepentingan non pengendali.
▪ Perbedaan nilai wajar dan nilai buku harus diperhitungkan dalam
konsolidasi (nilai wajar yang dikonsolidasi)
▪ Goodwiil muncul jika nilai perolehan tidak sama dengan nilai wajar
▪ Akun
▪ Utang – piutang yang muncul antara anak dan induk harus dihapuskan
▪ Transaksi
▪ Transaksi yang boleh diakui adalah transaksi kepada pihak ketiga,
transaksi anak dan induk harus dieliminasi
Eliminasi transaksi
▪ Persediaan
▪ Penjualan dan harga pokok penjualan
▪ Jika barang belum terjual maka laba yang belum direalisasi harus
dikurangkan dari nilai inventory dan mempengaruhi laba yang telah
diakui.
▪ Aset tetap
▪ Pada tahun terjadi transaksi tidak boleh diakui keuntungan/kerugian
dari transaksi tersebut
▪ Laba yang ada dalam aset tersebut harus dieliminasi
▪ Nilai penyusutan akan disesuaikan
▪ Obligasi
▪ Obligasi hanya boleh diakui sebesar obligasi pada pihak eksternal.
▪ Pendapatan / beban bunga harus dieliminasi
Laba yang belum direalisasikan
Other
10,000,000 50% 1,000,000 2,000,000 12,000,000 37.50%
investors
Although Company A owns only 50% of the total issued ordinary shares, its
holding of the share warrants gives it de facto control over Company B
Ilustrasi 2
▪ PT. Angelia membeli seluruh kepemilikan saham di PT. Zafira dengan harga
CU20,000. Pada tanggal tersebut ekuitas PT. Zafira terdiri dari :
▪ Saham CU5,000
▪ Saldo laba CU6,000.
▪ Saham dan saldo laba dielminasi dengan harga perolehan investasi,
selisihnya akan dicatata sebagai goodwill.
Harga perolehan 20,000
Dikurangi :
Net aset PT. Zafira saham 5,000
Saldo Laba 6,000
11,000
Goodwill 9,000
38
Ilustrasi 3 Penggabungan usaha
▪ PT. Induk mengakuisi 80% saham PT. Anak. Aset yang diserahkan untuk
akuisisi 1.200.000. Non pengendali 20%. Nilai buku Ekuitas PT. Anak pada
(1/1/20x1): 1.000.000). Dalam akuisisi terdapat perbedaan nilai buku dengan
nilai wajar 300.000 → untuk tanah 200.000 dan gedung 100.000 (10thn).
Laba Anak selama tahun tersebut 200.000, dividen yang dibagikan 100.000
Induk Anak Induk Anak
Aset lancar 3.200.000 500.000 Liabilitas 2.200.000 1.000.000
Aset tidak lancar 5.000.000 1.500.000 Ekuitas 6.000.000 1.000.000
8.200.000 2.000.000 8.200.000 2.000.000
Konsolidasi Konsolidasi
Aset lancar 2.500.000 Liabilitas 3.200.000 Knsl Knsl
Aset tidak lancar 6.800.000 Ekuitas 6.000.000 AL 2.500 L 3.200
Goodwill 160.000 Non pengendali 260.000 ATL 6.800 E 6.000
9.460.000 9.460.000 GW 200 NP 300
9.500 9.500
Knsl Knsl
AL 2.500 L 3.200 Goowill parent Goowill parent & NCI
41
Ilustrasi 4 Penggabungan Usaha Bertahap
• Entitas A sebelumnya memiliki entitas B sebesar 20% dengan nilai 320 juta.
Nilai buku entitas B total sebesar 1.500 juta.
• Entitas A membeli tambahan saham entitas B sebanyak 60% dengan harga
1.200. Nilai wajar aset B saat akuisisi sebesar 1.800.
▪ PT. Melati membeli 60 % saham PT. Dahlia pada 1 Januari 2007 (40% non
pengendali) dengan harga CU18.000. Pada tanggal akusisi ekuitas PT. Dahlia :
▪ Saham CU5,000
▪ Saldo laba CU15,000.
▪ Laba setelah pajak pada 31 December 2007 sebesar CU10,000 dan saldo laba
sebesar CU25,000.
▪ Selisih harga perolehan dengan nilai wajar aset adalah goodwill
Harga perolehan 18,000
Kepentingan non pengendali (40% × (5,000+15,000)) 8,000
Total 26,000
Net Aset PT. Dahlia (5,000 + 15,000) (20.000)
Goodwill 6,000
▪ Kepentingan non pengendali akhir periode CU12,000 (40% x (CU5,000+CU25,000)).
▪ Bagian laba untuk non pengendali CU4,000 (40% x CU10,000).
▪ Dalam saldo laba konsolidasi terdapat bagian induk atas peningkatan saldo laba
sebesar CU6,000 ((CU25,000 - CU15,000) x 60%).
▪ Saldo laba sebelum akuisisi dieliminasi dengan harga perolehan
43
Ilustrasi 6
48
Ilustrasi 9
▪ PT Merdeka memiliki 75% kepemilikan atas PT Abadi. Pada akhir periode pelaporan,
perusahaan memiliki persedian yang dibeli dari entitas lain seharga CU50,000 ditambah biaya
(cost plus) 25%.
▪ Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian telah disusun tanpa ada penyesuaian sehubungan
dengan kepemilikan persediaan ini.
▪ Penyesuaian perlu dilakukan dalam Laporan Posisi Keuangan konsolidasian untuk
persediaan, Kepentingan non-pengendali dan laba ditahan ditetapkan
berdasarkan asumsi sebagai berikut:
Asumsi 1: PT Merdeka memegang persediaan yang dibeli dari PT Abadi
Asumsi 2: PT Abadi memegang persediaan yang dibeli dari PT Merdeka
▪ Berdasarkan kedua asumsi, CU10,000 dari laba harus dikeluarkan dari nilai tercatat
persediaan (25/125 x CU50,000 = CU10,000). Jumlah ini harus dihapus dari saldo laba penjual.
▪ Asumsi 1
Anak perusahaan (subsidiary) adalah penjual, sehingga bagian dari pengurangan tersebut
adalah untuk mengurangi kepentingan non-pengendali. Oleh karena itu, kepentingan non-
pengendali ini berkurang sebesar 25% dari CU10,000 = CU2,500 dan saldo laba (berkurang)
sebesar 75%, = CU7,500.
▪ Asumsi 2
Induk perusahaan adalah penjual sehingga seluruh CU10,000 mengurangi saldo laba.
49
Review 1
50
Review 2
51
Review 3
52
Review 4
53
Review 5
54
Review 6
56
Review 8
▪ Intermediate Accounting
Kieso, Weygandt, Walfield, 13th edition, John Wiley
58
TERIMA KASIH
Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani
08161932935 atau 081318227080
59
PSAK 7 – PENGUNGKAPAN PIHAK-PIHAK BERELASI
IAS 24 - Related Party Disclosure
2
Latar Belakang
Mengapa perlu ??
Laporan Posisi
Transaksi dan
Keuangan
Saldo
Dan Laba Rugi
Dipengaruhi
4
Definisi Pihak Berelasi
6
Definisi
Imbalan kerja
j adalah seluruh bentuk imbalan y yangg dibayar,
y terutangg
atau diberikan oleh entitas, atau untuk kepentingan entitas, atas
imbalan jasa yang diberikan kepada entitas. Kompensasi meliputi:
imbalan kerja jangka pendek, pasca kerjam jangka panjang,
pesangon, pembayaran berbasis saham.
Kompensasi termasuk seluruh imbalan kerja (sebagaimana
didefinisikan dalam PSAK 24 ((revisi 2004):
) Imbalan Kerja)
j ) termasuk
imbalan kerja yang berlaku pada PSAK 53: Akuntansi Pembayaran
Berbasis Saham.
Pemerintah merujuk kepada pemerintahan,
pemerintahan instansi pemerintah dan
badan yang serupa baik lokal, nasional maupun internasional.
7
Definisi
8
Pihak-pihak Berelasi
9
Bukan Pihak-Pihak Berelasi
a. Dua entitas hanya karena mereka memiliki direktur atau anggota manajemen
kunci yang sama, atau karena anggota dari manejemen kunci dari satu entitas
mempunyai pengaruh signifikan terhadap entitas lain.
b. Dua venturer hanya karena mereka mengendalikan bersama atas ventura
bersama.
c. i. penyandang dana,
ii. Serikat dagang
iii. Entitas pelayanan publik
iv. Departemen dan instansi pemerintah yang tidak mengendalikan,
mengendalikan bersama atau memiliki pengaruh signifikan terhadap
entitas pelapor
d. Pelanggan, pemasok, pemegang hak waralaba (franchise), distributor, atau
perwakilan/agen umum dengan siapa entitas mengadakan transaksi usaha
dengan volume signifikan, semata-mata karena ketergantungan ekonomis
yang diakibatkan oleh keadaan
keadaan.
10
Pengungkapan - 1
11
Pengungkapan - 2
12
Pengungkapan – 3
14
Pengungkapan – 4
Pos yyang
g memiliki sifat yyang
g serupa
p dapat
p
diungkapkan secara agregat kecuali ketika
pengungkapan terpisah diperlukan untuk
memahami dampak transaksi-transaksi pihak-
pihak berelasi terhadap laporan keuangan
entitas
15
Pengungkapan – Pemerintah (par 24)
16
Pengungkapan - Pemerintah
17
Tanggal Efektif
18
PSAK 7(R 2009) VS PSAK 7 (1994)
Pemerintah
X Entitas 1 Entitas 2
21
Pengungkapan - pengecualian
22
Pengungkapan - pengecualian
23
Definisi pihak berelasi
Entitas Induk
Entitas
E tit
Entitas Anak C Asosiasi 3
24
Definisi pihak berelasi
Entitas A Entitas C
Tuan Ali Entitas B
Tuan Ali memiliki pengaruh
signifikan atas A dan tidak
mengendalikan bersama, maka Entitas A Entitas C
E tit A d
Entitas dan C tid
tidak
kbberelasi.
l i
25
Definisi pihak berelasi
Bapak dan Ibu Ali suami istri. Bapak Ali mengendalikan Entitas A.
LK Entitas A Æ A dan B berelasi jika Ibu Ali mengendalikan atau memiliki
pengaruh signifikan atas entitas B.
LK Entitas B Æ A dan B berelasi jika Pak Ali mengendalikan atau memiliki
pengaruh signifikan atas entitas A.
Bapak Ali memiliki pengaruh signifikan di Entitas A dan Bu Ali
memiliki pengaruh signifikan pada Entitas B, maka A dan B tidak
berelasi
Entitas A Entitas B
26
Kasus 1
27
Kasus 1a
Direktur PT. Mutiara juga merupakan direktur PT. Bianglala dan tidak
memiliki kepemilikan di perusahaan tersebut
Jika direktur tersebut hanya merupakan salah satu dari beberapa
direktur dan tidak ada kepemilikan bersama dalam kedua perusahaan
tersebut. Tidak merupakan hubungan berelasi antara PT. Mutiara dan
PT Bianglala.
PT. Bianglala
PT. Crisna dimiliki oleh keponakan dari direktur keuangan PT, Mutiara
Keponakan
p bukan hubungang keluarga
g sehinggagg bukan ppihak berelasi.
28
Kasus 2
PT. Kartika adalah pihak berelasi bagi PT. Putrajaya karena PT.
Putrajaya memiliki kepemilikan signifikan sebesar 40%. Walaupun
transaksi yang dilakukan merupakan arm length transaction, nilai
transaksi tersebut harus diungkapkan (digabungkan dengan
transaksi yang serupa dalam tahun tersebut jika ada).
Pengungkapan atas transaksi dengan pihak berelasi dengan
menggunakan harga wajar perlu diungkapkan jika informasi tersebut
dapat dibuktikan. Sifat hubungan tetapi bukan namanya perlu
diungkapkan.
29
Kasus 2a
PT. Putrajaya adalah entitas yang telah menerapkan IAS 24. Pengungkapan
yang dibutuhkan IAS 24 dalam Laporan Keuangan PT. Putrajaya meliputi
setiap
ti transaksi
t k i sebagai
b i berikut
b ik t :
PT. Putrajaya menjual barang-barang secara kredit kepada PT. Cempaka
yang merupakan entitas yang dimiliki oleh putra salah satu direktur Pinot.
Pada akhir tahun terdapat piutang sebesar 100 juta dari PT.
PT Cempaka
kepada PT. Putrajaya. 100 juta diakui dalam laporan laba rugi karena
dianggap sebagai non-recoverable. Biaya penagihan Pinot sebesar 4 juta.
30
Kasus 2b
Nilai utang sebesar 90 juta terkait dengan salah satu distributor PT.
Putrajaya, PT. Singgalang.
Distributor bukan merupakan pihak terkait sehingga tidak perlu
diungkapkan.
Sebuah rumah milik PT. Putrajaya senilai 200 juta dengan harga
pasar 450 juta dijual kepada salah satu direktur PT. Putrajaya
seharga 425 juta. PT. Putrajaya memberikan pinjaman kepada
direktur tersebut untuk pelunasan pembelian rumah tersebut.
Sifat hubungan ini, perlu ada pengungkapan tentang detail jumlah
transaksi yang akan berdampak pada pinjaman yang akan diberikan
PT. Putrajaya. Jika pembayaran tepat diakhir tahun, jumlahnya harus
diungkapkan walaupun nama direktur-nya tidak dicantumkan.
31
Contoh - Ilustrasi PT. Telkom
32
Contoh - Ilustrasi PT. Telkom
33
Contoh - Ilustrasi PT. Telkom
35
Main References
Intermediate Accounting
Kieso, Weygandt, Walfield, 13th edition, John Wiley
g
Standar Akuntansi Keuangan
Dewan Standar Akuntansi Keuangan, IAI
36
TERIMA KASIH
Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
08161932935 atau 081318227080
37
PSAK – 25
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi
Akuntansi, dan Kesalahan
IAS – 18
Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates, and Error
Dwi Martani
Latar Belakang
o Tujuan
o Menentukan kriteria dalam pemilihan dan perubahan kebijakan
akuntansi.
o Perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas:
o Perubahan kebijakan
o Perubahan estimasi
o Koreksi kesalahan
Definisi:
Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar,
konvensi, peraturan dan praktik tertentu yang
diterapkan entitas dalam penyusunan dan
penyajian laporan keuangan.
➢ Akan mempengaruhi pengakuan,
pengukuran dan penyajian atas
elemen seperti aset, liabilitas, ekuitas,
pendapatan dan beban, pada laporan
keuangan.
Kebijakan Akuntansi
1. Judul PSAK;
2. Bahwa perubahan kebijakan akuntansi dilakukan sesuai dengan
ketentuan transisinya, ketika dapat diterapkan;
3. Sifat dari perubahan kebijakan akuntansi;
4. Penjelasan ketentuan transisi, ketika dapat diterapkan;
5. Ketentuan transisi yang memiliki dampak pada periode mendatang,
ketika dapat diterapkan;
6. Untuk periode berjalan dan setiap periode lalu sajian, sepanjang praktis,
jumlah penyesuaian:
i. Untuk setiap item laporan keuangan yang terkena dampak; dan
ii. LPS dasar dan dilusian, jika PSAK 56 diterapkan atas entitas;
a) Jumlah penyesuaian terkait dengan periode-periode sebelum disajikan, sepanjang
praktis; dan
b) Jika penerapan retrospektif tidak praktis untuk suatu periode lalu tertentu, atau
periode-periode sebelum disajikan, keadaan yang mendorong ke keberadaan
kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan mulai kapan perubahan kebijakan
akuntansi diterapkan.
1 Fakta tersebut.
√ Banyak hal yang mempengaruhi elemen LK yang tidak dapat diukur secara
akurat namun hanya dapat diestimasi karena ketidakpastian yang melekat
pada aktivitas bisnis.
b) Jika kesalahan terjadi sebelum periode lalu sajian paling awal, maka
menyajikan kembali saldo awal aset, laibilitas, dan ekuitas untuk
periode lalu sajian paling awal
Keterbatasan Penyajian Retrospektif
Jurnal
2008 Tanaman Belum Menghasilkan 15,000
Kewajiban Pajak Tangguhan* 6,000
Saldo Laba 9,000
(dalam ribuan)
Biaya Perolehan 510,000
Nilai sisa - 10,000
Dasar Amortisasi 500,000
Masa manfaat (awal) 20 tahun
Amortsasi tahunan 25,000 x 2 tahun = 50,000
Disajikan Kembali
Laporan 20 × 2
20 × 2 20 × 1
Penjualan 104.000 73.500
Beban Pokok Penjualan (80.000) (60.000)
Laba sebelum pajak penghasilan 24.000 13.500
Pajak Penghasilan (7.200) (4.050)
Laba 16.800 9.450
Contoh 1
❑ Beberapa produk yang telah terjual pada 20x1 tercatat salah sebesar
Rp6.500 per 31 Desember 20X1. Laporan keuangan 20X1 disajikan-kembali
untuk membetulkan kesalahan ini. Dampak dari penyajian-kembali laporan
keuangan tersebut diringkaskan berikut ini. Tidak ada dampak pada 20 × 2.
Dampak 20 × 1
(Peningkatan) dalam harga pokok penjualan (6.500)
Penurunan beban pajak penghasilan 1.950
(Penurunan) dalam laba (4.550)
❑ 20×2, PT. Delta mengubah kebijakan akuntansi penyusutan aset tetap, sehingga
menerapkan lebih banyak pendekatan komponen secara penuh, pada saat yang
sama menerapkan model revaluasi.
❑ Pada tahun sebelum 20×2, catatan PT. Delta tidak cukup detail untuk menerapkan
pendekatan komponen secara penuh. Pada akhir 20×1, manajemen membuat survei
teknis, untuk memperoleh informasi komponen yang dimiliki dan nilai wajar, umur
manfaat, nilai residu estimasian, dan jumlah yang dapat disusutkan pada awal 20×2.
❑ Namun, survei tersebut tidak menyediakan dasar yang cukup untuk mengestimasi
secara andal biaya untuk komponen yang sebelumnya tidak dicatat secara terpisah,
dan catatan yang ada sebelum survei tidak mengizinkan informasi ini direkonstruksi.
❑ Manajemen menyimpulkan menerapkan kebijakan baru secara retrospektif mulai 2×2.
Contoh 2
Contoh 2
Informasi Tambahan: Tarif pajak 30%
Rp
Aset tetap pada 20X1
Biaya perolehan awal 25.000
Penyusutan (14.000)
Nilai buku neto 11.000
Beban penyusutan prospektif untuk tahun 20X2 (dasar lama) 1.500
Beberapa hasil survei teknis
Penilaian 17.000
Nilai residu estimasian 3.000
Sisa umur aset rata-rata (tahun) 7
Beban penyusutan untuk aset tetap yang ada untuk 20X2 2.000
Contoh 2
Informasi Tambahan
❑ Mulai dari 20x2, PT Delta mengubah kebijakan akuntansi untuk Penyusutan aset
tetap, sehingga menerapkan pendekatan komponen yang lebih penuh, pada
saat yang sama menerapkan model revaluasi.
❑ Manajemen berpendapat kebijakan ini menyediakan informasi yang andal dan
lebih relevan karena komponen aset tetap lebih akurat dan didasarkan atas nilai
kini.
❑ Kebijakan ini diterapkan secara prospektif mulai dari 20X2 karena tidak praktis
untuk mengestimasi dampak penerapan kebijakan baik secara retrospektif, atau
secara prospektif dari tanggal yang lebih awal.
❑ Oleh karena itu, penerapan kebijakan baru tidak mempunyai dampak atas
periode sebelumnya.
❑ Dampak tahun berjalan adalah meningkatkan jumlah tercatat aset tetap pada
awal tahun sebesar Rp6.000; meningkatkan penyisihan pajak tangguhan awal
sebesar Rp1.800; menghasilkan surplus revaluasi pada awal tahun sebesar
Rp4.200; meningkatkan beban penyusutan sebesar Rp500; dan mengurangi
beban pajak sebesar Rp150.
Intermediate Accounting International Financial Reporting Standards –
Certificate Learning Material–The Institute of
Kieso, Weygandt, Walfield, 13th Chartered Accountants, England and Wales
Edition, John Wiley
Main References
Phone:
081318227080 / 08161932935
Email Address:
dwimartani@yahoo.com or martani@ui.ac.id
PENDAPATAN KONTRAK DARI
PELANGGAAN - PSAK 72
Pengaturan Pendapatan
Kerangka Konseptual
• Definisi Pendapatan
• Konsep pengakuan pendapatan
PSAK 1
• Pendapatan sebagai satu minimum line item
• Pos pendapatan luar biasa tidak diperkenankan
• Pos pendapatan disajikan dalam LR kecuali PSAK mensyaratkan lain
Pengaturan Standar
• PSAK 23 Pendapatan tahun 1994 (35 #penjelasan dan 9#pernyataan)
• PSAK 23 Pendapatan tahun Penyesuaian 2014 (35 paragrap)
• PSAK 34 Kontrak Konstruksi
• PSAK 44: Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat.
• ISAK 10: Program Loyalitas Pelanggan
• ISAK 21: Perjanjian Konstruksi Real Estat
• ISAK 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan Selain itu, terdapat
• PSAK 72 tahun 2017 Pendapatan dari Kontrak Pelanggan eff 2020
2
PSAK yang Digantikan
3
3
PSAK 72
Standar
Contoh Ilustratif
4
4
PSAK 72
5
Analisis Gap
6
PSAK 72
Pendahuluan
• tujuan dan ruang lingkup
Pengakuan
• Identifikasi kontrak, kombinasi kontrak, modifikasi kontrak,
identifikasi dan penyelesaian kewajiban pelaksanaan.
Pengukuran
• Menentukan, mengalokasikan harga transaksi, perubahan
Biaya Kontrak
• Biaya inkremental, pemenuhan kontrak, amortisasi dan
penurunan nilai
Penyajian
Pengungkapan
7
Tahapan Pengakuan Pendapatan
8
Tujuan
9
Ruang Lingkup
Untuk seluruh kontrak dengan pelanggan, kecuali:
a) kontrak sewa - PSAK 30 Sewa (73);
b) kontrak asuransi - PSAK 62 Kontrak Asuransi;
c) instrumen keuangan - PSAK 71: Instrumen Keuangan, PSAK
65: Laporan Keuangan Konsolidasian, PSAK 66: Pengaturan
Bersama, PSAK 4: Laporan Keuangan Tersendiri dan PSAK 15
Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama; dan
d) Pertukaran nonmoneter antara entitas dalam lini bisnis
yang sama untuk memfasilitasi penjualan kepada pelanggan
atau pelanggan potensial → kontrak antara dua perusahaan
minyak untuk menukarkan minyak untuk memenuhi
permintaan dari pelanggan dalam lokasi yang berbeda
secara tepat waktu.
10
Pengakuan
Indentifikasi kontrak
Kombinasi kontrak
Modifikasi kontrak
11
Identifikasi Kontrak
Mengidentifikan Kontrak – Par 9
12
Identifikasi Kontrak
13
Identifikasi Kontrak
14
Kombinasi Kontrak
Kombinasi Kontrak
• Entitas mengombinasikan dua atau lebih kontrak sebagai kontrak
tunggal jika satu atau lebih kriteria berikut terpenuhi:
a. kontrak dinegosiasikan sebagai satu paket dengan tujuan komersial
tunggal;
b. jumlah imbalan yang dibayarkan dalam satu kontrak bergantung pada
harga atau pelaksanaan dari kontrak lain; atau
c. barang atau jasa yang dijanjikan dalam kontrak (atau beberapa barang
atau jasa yang dijanjikan dalam setiap kontrak) merupakan kewajiban
pelaksanaan tunggal sesuai dengan paragraf 22-30.
15
Modifikasi Kontrak
Modifikasi Kontrak
16
Modifikasi Kontrak
17
Kewajiban Pelaksanaan
18
Kewajiban Pelaksanaan
19
Kewajiban Pelaksanaan
20
Harga Transaksi
Pengukuran
Menentukan harga transaksi
• Imbalan Variabel
• Liabilitas Pengembalian
• Estimasi Pembatasan Imbalan Variabel
• Penentuan kembali Imbalan Variabel
• Keberadaan Komponan Pendanaan Signifikan dalam Kontrak
• Imbalan Non Kas
• Uang Imbalan kepada Pelanggan
21
Harga Transaksi
22
Harga Transaksi
Pengukuran
23
Harga Transaksi
24
Harga Transaksi
25
Penyelesaian
Kewajiban Pelaksanaan
26
Penyelesaian
Kewajiban Pelaksanaan
Penyelesaian kewajiban
27
Penyelesaian
Kewajiban Pelaksanaan
28
Penyelesaian
Kewajiban Pelaksanaan
29
Penyelesaian
Kewajiban Pelaksanaan
30
Penyelesaian
Kewajiban Pelaksanaan
Pengukuran kemajuan terhadap penyelesaian kewajiban –
sepanjang waktu
• Untuk setiap kewajiban pelaksanaan yang diselesaikan sepanjang waktu entitas
mengakui pendapatan dengan mengukur kemajuan terhadap penyelesaian
kewajiban pelaksanaan.
• Tujuan pengukuran kemajuan: untuk menggambarkan kinerja entitas dalam
mengalihkan pengendalian atas barang atau jasa yang dijanjikan kepada pelanggan.
• Entitas menerapkan metode tunggal atas pengukuran kemajuan untuk setiap
kewajiban pelaksanaan yang diselesaikan sepanjang waktu dan entitas menerapkan
metode tersebut secara konsisten terhadap kewajiban pelaksanaan serupa dan
dalam keadaan serupa.
• Pada setiap akhir periode pelaporan, entitas mengukur kembali kemajuan terhadap
penyelesaian kewajiban pelaksanaan secara penuh yang diselesaikan sepanjang
waktu.
• Metode pengukuran kemajuan sesuai dengan sifat barang dan jasa:
• Metode output
• Merode input
31
Biaya Kontrak
Biaya Kontrak
32
Biaya Kontrak
Biaya inkremental atas Perolehan Kontrak
33
Biaya Kontrak
Biaya Pemenuhan Kontrak diakui sebagai Aset
• biaya berkaitan secara langsung dengan kontrak atau untuk kontrak yang
diantisipasi dapat diidentifikasi secara spesifik oleh entitas (sebagai
contoh, biaya yang berkaitan dengan jasa yang disediakan dalam
pembaruan kontrak yang ada atau biaya merancang (costs of designing)
aset untuk dialihkan dalam kontrak spesifik yang belum disetujui);
• biaya menghasilkan atau meningkatkan sumber daya entitas yang akan
digunakan dalam penyelesaian (atau dalam melanjutkan penyelesaian)
kewajiban pelaksanaan di masa depan; dan
• biaya diharapkan akan dipulihkan.
34
Biaya Kontrak
Amortisasi Penurunan Nilai
• jumlah sisa dari imbalan yang diharapkan entitas untuk diterima dalam
pertukaran barang atau jasa yang berkaitan dengan aset; dikurangi
• biaya yang berkaitan langsung dengan penyediaan barang atau jasa dan yang
belum diakui sebagai beban
35
Penyajian
Penyajian
• Ketika salah satu pihak dalam kontrak telah
melaksanakan, entitas menyajikan kontrak dalam
laporan posisi keuangan sebagai:
• aset kontrak → (kewajiban > imbalan diterima), atau
• liabilitas kontrak → (kewajiban < imbalan diterima)
bergantung pada hubungan antara kinerja entitas dan
pembayaran pelanggan.
• Entitas menyajikan hak tanpa syarat terhadap imbalan
secara terpisah sebagai piutang.
36
Pengungkapan
Pengungkapan
• Tujuan persyaratan pengungkapan adalah agar entitas mengungkapkan
informasi yang cukup yang memungkinkan pengguna laporan keuangan
memahami sifat, jumlah, waktu dan ketidakpastian pendapatan dan arus
kas yang timbul dari kontrak dengan pelanggan. Untuk mencapai tujuan
tersebut, entitas mengungkapkan informasi kualitatif dan kuantitatif
tentang seluruh hal berikut:
a. kontrak dengan pelanggan;
b. pertimbangan signifikan dan perubahan dalam pertimbangan, yang
dibuat dalam menerapkan Pernyataan ini terhadap kontrak tersebut
dan;
c. aset yang diakui dari biaya untuk memperoleh atau memenuhi
kontrak dengan pelanggan.
37
Pengungkapan
Pengungkapan
• Kontrak dengan Pelanggan
• Pemisahan Pendapatan
• Saldo Kontrak
• Kewajiban Pelaksanaan
• Harga Transaksi yang Dialokasikan terhadap Sisa Kewajiban Pelaksanaan
• Pertimbangan Signifikan dalam Penerapan Pernyataan Ini
• Menentukan Waktu Penyelesaian Kewajiban Pelaksanaan
• Menentukan harga transaksi dan jumlah yang dialokasikan untuk
kewajiban pelaksanaan
• Aset yang Diakui dari Biaya untuk Memperoleh atau
Memenuhi Kontrak dengan Pelanggan
38
Tanggal Efektif
Tanggal Efektif
• Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahun buku
yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2020. Penerapan dini
diperkenankan.
• Jika entitas menerapkan Pernyataan ini lebih dini, maka entitas
mengungkapkan fakta tersebut.
39
Ketentuan Transisi
40
Dampak Perubahan Standar
41
41
Implikasi Standar Akuntansi
• Munculnya aset atau liabilitas baru yang sebelumnya tidak diakui; contoh aset hak
guna, aset biologis, liabilitas sewa
• Mempengaruhi beberapa rasio keuangan → covenant pinjaman
• Mempengaruhi nilai ekuitas → pemenuhan ketentuan regulasi
• Perubahan nilai aset atau liabilitas karena cara pengukuran yang berbeda
• Cara perhitungan penurunan nilai aset keuangan berbeda → merubah nilai penurunan nilai →
nilai piutang berubah
• Pengakuan beban
• Perubahan sistem
• Perhitungan yang membutuhkan tambahan data sehingga diperlukan perubahan sistem
akuntansi
• Perubahan proses bisnis atau cara melakukan bisnis
• Pengakuan pendapatan → persyaratan yang harus dipenuhi → kontrak perjanjian dengan
pelanggan berubah; praktik bisnis berubah
• Praktik bisnis harus memperhatikan implikasi dalam pelaporan keuangan
42
42
Implikasi Standar Akuntansi - Perpajakan
• Standar akuntansi mengatur tentang pelaporan keuangan dan bukan untuk tujuan pelaporan
pajak.
• Ketentuan dalam UU Ketentuan Umum dan Tatacar Perpajakan
• Penjelasan pasal 28 (Pembukuan) ayat 7: “….pembukuan harus diselenggarakan dengan cara
atau sisgtem yang lazim dipakai di Indonesia, misalnya berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan, kecuali peraturan perundang-undangan perpajakan menentukan lain.
• Implikasinya jika tidak ada pengaturan khusus dalam regulasi perpajakan, akan mengikuti
ketentuan dalan standar akuntansi keuangan.
• Pengaturan perubahan standar dalam perpajakan
• Peraturan perpajakan tidak mengenal konsep penyajian kembali laporan keuangan.
• Perubahan kebijakan akuntansi terkadang berdampak pada perubahan laba tahun sebelumnya
yang berimplikasi pajak lebih besar atau lebih kecil di masa lalu.
• Dalam pajak dikenal istilah pembetulan SPT yang biasanya terjadi karena kesalahan tulis,
hitung dan kekeliruan penerapan ketentuan peraturan. Pembetulan SPT → WP menerima SKP,
SKK, PB.
• Peraturan perpajakn umumnya berlaku setelah ditetapkan → penerapan prospektif.
• Penerapan standar secar retroaktif akan sulit diterima dari sisi perpajakan.
43
43
Pedoman Penerapan
Pemisahaan Pendapatan
kewajiban pelaksanaan diselesaikan sepanjang waktu (paragraph PP2-PP13);
metode untuk mengukur kemajuan terhadap penyelesaian kewajiban pelaksanaan secara penuh
(paragraf PP14-PP19);
penjualan dengan hak retur (paragraf PP20-PP27);
garansi (paragraf PP28-PP33);
imbalan prinsipal dibandingkan dengan agen (paragraf PP34-PP38);
opsi pelanggan untuk tambahan barang atau jasa (paragraph PP39-PP43);
hak pelanggan yang tidak dilaksanakan (paragraf PP44-PP47);
biaya dibayar di muka yang tidak dapat dikembalikan (dan beberapa biaya terkait)
(paragraf PP48-PP51);
lisensi (paragraf PP52-PP63B);
perjanjian pembelian kembali (paragraf PP64-PP76)
pengaturan konsinyasi (paragraf PP77-PP78);
pengaturan bill-and-hold (paragraf PP79-PP82);
penerimaan pelanggan (paragraf PP83-PP86); dan
pengungkapan pemisahan pendapatan (paragraf PP87-PP89).
44
Contoh
MENGIDENTIFIKASI KONTRAK CI02 MENGIDENTIFIKASI KEWAJIBAN PELAKSANAAN CI44
• Contoh 1 – Kolektabilitas Imbalan • Contoh 10 – Barang dan Jasa Tidak Bersifat Dapat
• Contoh 2 – Imbalan Bukan Berdasarkan Harga Dibedakan
Tertulis – Konsesi Harga Implisit • Contoh 11 – Menentukan Apakah Barang atau Jasa
• Contoh 3 – Konsesi Harga Implisit Bersifat Dapat Dibedakan
• Contoh 4 – Penilaian Kembali Kriteria untuk • Contoh 12 – Janji Eksplisit dan Implisit dalam
Mengidentifikasi Kontrak Kontrak
MODIFIKASI KONTRAK CI18 KEWAJIBAN PELAKSANAAN YANG DISELESAIKAN
• Contoh 5 – Modifikasi Kontrak untuk Barang SEPANJANG WAKTU CI66
• Contoh 6 – Perubahan Harga Transaksi Setelah • Contoh 13 – Pelanggan Menerima dan
Modifikasi Kontrak Mengonsumsi Manfaat Secara Simultan
• Contoh 7 – Modifikasi Kontrak Jasa • Contoh 14 – Menilai Penggunaan Alternatif dan Hak
atas Pembayaran
• Contoh 8 – Modifikasi yang Menghasilkan
Penyesuaian Catch Up Kumulatif Terhadap • Contoh 15 – Aset yang Tidak Memiliki Penggunaan
Pendapatan Alternatif Bagi Entitas
• Contoh 9 – Perubahan dalam Ruang Lingkup dan • Contoh 16 – Hak yang Dapat Dipaksakan atas
Harga yang Tidak Disetujui Pembayaran Pelaksanaan yang Diselesaikan Sampai
Saat Ini
• Contoh 17 – Penilaian Apakah Kewajiban
Pelaksanaan Diselesaikan Pada Waktu Tertentu atau
Sepanjang Waktu
45
Contoh
MENGUKUR KEMAJUAN TERHADAP PENYELESAIAN KEWAJIBAN IMBALAN NONKAS CI155
PELAKSANAAN SECARA PENUH CI91
• Contoh 31 – Pemberian Hak atas Imbalan Nonkas
• Contoh 18 – Mengukur Kemajuan Ketika Membuat Barang
atau Jasa Tersedia UTANG IMBALAN KEPADA PELANGGAN CI159
• Contoh 19 – Bahan Baku Belum Terpakai • Contoh 32 – Utang Imbalan Kepada Pelanggan
IMBALAN VARIABEL CI101 MENGALOKASIKAN HARGA TRANSAKSI KEPADA
• Contoh 20 – Denda Menyebabkan Kenaikan Imbalan Variabel KEWAJIBAN PELAKSANAAN CI163
• Contoh 21 – Mengestimasi Imbalan Variabel • Contoh 33 – Metodologi Alokasi
MEMBATASI ESTIMASI IMBALAN VARIABEL CI109 • Contoh 34 – Mengalokasikan Diskon
• Contoh 22 – Hak Pengembalian • Contoh 35 – Alokasi Imbalan Variabel
• Contoh 23 – Konsesi Harga BIAYA KONTRAK CI188
• Contoh 24 – Insentif Diskon Berdasarkan Volume • Contoh 36 – Biaya Inkremental dalam Memperoleh
• Contoh 25 – Fees Manajemen yang Bergantung pada Kontrak
Pembatasan • Contoh 37 – Biaya yang Menyebabkan Kenaikan
• KEBERADAAN KOMPONEN KEUANGAN SIGNIFIKAN DI Aset
DALAM KONTRAK CI134 PENYAJIAN CI197
• Contoh 26 – Komponen Keuangan Signifikan dan Hak
Pengembalian • Contoh 38 – Liabilitas dan Piutang Kontrak
• Contoh 27 – Pembayaran Ditahan Dalam Kontrak Jangka • Contoh 39 – Aset Kontrak Diakui untuk
Panjang Pelaksanaan Entitas
• Contoh 28 – Menentukan Tingkat Diskonto • Contoh 40 – Piutang Diakui atas Pelaksanaan
• Contoh 29 – Pembayaran di Muka dan Penilaian Tingkat Entitas
Diskonto
• Contoh 30 – Pembayaran di Muka
46
Contoh OPSI PELANGGAN ATAS BARANG DAN JASA TAMBAHAN CI249
• Contoh 49 – Opsi yang Memberikan Pelanggan Hak Material (Vou
Diskon)
PENGUNGKAPAN CI209
• Contoh 50 – Opsi yang Tidak Memberikan Pelanggan Hak yang B
• Contoh 41 – Pemisahan Pendapatan – Material (Tambahan Barang atau Jasa)
Pengungkapan Kuantitatif
• Contoh 51 – Opsi yang Memberikan Pelanggan Hak Material (Op
• Contoh 42 – Pengungkapan Harga Transaksi Pembaharuan)
yang Dialokasikan ke Sisa Kewajiban
Pelaksanaan • Contoh 52 – Program Loyalitas Pelanggan
GARANSI CI222 FEES DIMUKA YANG TIDAK DAPAT DIKEMBALIKAN CI271
• Contoh 44 – Garansi • Contoh 53 – Fee Dimuka yang Tidak Dapat Dikembalikan
IMBALAN PRINSIPAL DIBANDINGKAN DENGAN LISENSI CI275
IMBALAN AGEN CI230 • Contoh 54 – Hak Menggunakan Kekayaan Intelektual
• Contoh 45 – Mengatur Provisi Barang atau Jasa • Contoh 55 – Lisensi Kekayaan Intelektual
(Entitas merupakan Agen)
• Contoh 56 – Mengidentifikasi Lisensi yang Bersifat Dapat dibedak
• Contoh 46 – Janji untuk Menyediakan Barang
• Contoh 57 – Hak Waralaba
atau Jasa (Entitas merupakan Prinsipal)
• Contoh 58 – Akses ke Lisensi Intelektual
• Contoh 46A - Janji untuk Menyediakan Barang
atau Jasa (Prinsipal) • Contoh 59 – Hak Menggunakan Kekayaan Intelektual
• Contoh 47 – Janji untuk Menyediakan Barang • Contoh 60 – Royalti Berbasis Penjualan untuk Lisensi Kekayaan
atau Jasa (Prinsipal) Intelektual
• Contoh 48 – Mengatur Provisi Barang atau Jasa • Contoh 61 – Akses Kekayaan Intelektual
(Entitas merupakan Agen) PERJANJIAN JUAL BELI KEMBALI CI314
• Contoh 48A – Entitas merupakan Prinsipal dan • Contoh 62 – Perjanjian Jual Beli Kembali
Agen dalam Kontrak yang Sama
PENGATURAN BILL-AND-HOLD CI322
• Contoh 63 – Pengaturan Bill-and-Hold
47
IMPLIKASI PERPAJAKAN
Dampak Perubahan Standar
49
49
Implikasi Standar Akuntansi
• Munculnya aset atau liabilitas baru yang sebelumnya tidak diakui; contoh aset hak
guna, aset biologis, liabilitas sewa
• Mempengaruhi beberapa rasio keuangan → covenant pinjaman
• Mempengaruhi nilai ekuitas → pemenuhan ketentuan regulasi
• Perubahan nilai aset atau liabilitas karena cara pengukuran yang berbeda
• Cara perhitungan penurunan nilai aset keuangan berbeda → merubah nilai penurunan nilai →
nilai piutang berubah
• Pengakuan beban
• Perubahan sistem
• Perhitungan yang membutuhkan tambahan data sehingga diperlukan perubahan sistem
akuntansi
• Perubahan proses bisnis atau cara melakukan bisnis
• Pengakuan pendapatan → persyaratan yang harus dipenuhi → kontrak perjanjian dengan
pelanggan berubah; praktik bisnis berubah
• Praktik bisnis harus memperhatikan implikasi dalam pelaporan keuangan
50
50
Implikasi Standar Akuntansi - Perpajakan
• Standar akuntansi mengatur tentang pelaporan keuangan dan bukan untuk tujuan
pelaporan pajak.
• Ketentuan dalam UU Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan
• Penjelasan pasal 28 (Pembukuan) ayat 7: “….pembukuan harus diselenggarakan
dengan cara atau sisgtem yang lazim dipakai di Indonesia, misalnya berdasarkan
Standar Akuntansi Keuangan, kecuali peraturan perundang-undangan perpajakan
menentukan lain.
• Implikasinya jika tidak ada pengaturan khusus dalam regulasi perpajakan, akan
mengikuti ketentuan dalan standar akuntansi keuangan.
• Pengaturan perubahan standar dalam perpajakan
• Peraturan perpajakan tidak mengenal konsep penyajian kembali laporan keuangan.
• Perubahan kebijakan akuntansi terkadang berdampak pada perubahan laba tahun
sebelumnya yang berimplikasi pajak lebih besar atau lebih kecil di masa lalu.
• Dalam pajak dikenal istilah pembetulan SPT yang biasanya terjadi karena kesalahan
tulis, hitung dan kekeliruan penerapan ketentuan peraturan.
• Peraturan perpajakan berlaku setelah ditetapkan → penerapan prospektif.
• Penerapan standar secar retroaktif akan sulit diterima dari sisi perpajakan.
51
51
PSAK 72
• Perubahan pengakuan pendapatan
• Perusahaan real estate pendapatan diakui saat pengendalian
berpindah → berubah dari prosentasi penyelesaian ke saat
penyelasaian.
• Pendapatan agen misal konsinyasi → pengakuan hanya sebesar fee
yang diterima bukan penjualannya → perbedaan nilai pendapatan
yang diakui.
• Pendapatan dalam satu faktur namun kewajiban pelaksanaanya
lebih dari satu, penjualan barang dan jasa pemeliharaan, penjualan
hp dan langganan internet → pengakuan pendapatan tidak sama
mengikuti penyelesaian kewajiban pelaksanaan.
• Nilai pendapatan terdapat komponen bunga, misal menjual
peralatan 200 diangsur selama 20kali @10, maka pendapatan diakui
sebesar nilai tunai dari penjualan bukan nilai angsurannya.
• Pendapatan dengan imbalan variabel → pengakuan pendapatan
dengan menggunakan estimasi.
52
52
PSAK 72
• Implikasi pajak
• Nilai pendapatan yang diakui tidak sama dengan faktur penjualan,
dan faktur PPN → tidak ekual dasar PPN dan nilai penjualan
• Penerapan perubahan kebijakan secara retroaktif, sehingga ada
potensi dobel pengakuan pendapatan:
• Pendapatan telah diakui dengan %penyelesaian di tiga tahun
sebelumnya sebesar 70%, sesuai PSAK 72 pendapatan diakui pada 2020
sebesar 100%. Akuntansi dapat mengoreksi pengakuan tahun
sebelumnya dalam saldo laba atau restatement LK, namun pajak tidak
mengenal koreksi SPT karena perubahan PSAK.
53
53
ILUSTRASI
PENDAPATAN DARI KONTRAK
PELANGGAN
PSAK 72
Ilustrasi Kontrak dan Pengakuan
Tanggal 1 Maret 2019, PT Intan terikat kontrak mengirimkan barang kepada PT
Berlian pada tanggal 31 Juli 2019. Total nilai kontrak adalah Rp100 juta dan harus
dibayar seluruhnya oleh PT Berlian di tanggal 31 Agustus 2019. HPP barang Rp70
juta. PT Intan mengirimkan barang kepada PT Berlian 31 juli 2019.
Bagaimana jurnal yang harus dibuat oleh PT Intan terkait kontrak tersebut?
55
Tahap 1: Identifikasi Kontrak Pelanggan
56
Tahap 1: Identifikasi Kontrak Pelanggan
57
Tahap 2: Identifikasi Kewajiban Pelaksanaan
Terpisah, karena nilai pemasangan lift dapat dipisahkan serta tidak ada
keterangan bahwa pemasangan hanya dapat dilakukan oleh PT Melati
58
Tahap 2: Mengidentifikasi Kewajiban Pelaksanaan
59
59
Tahap 3: Menentukan harga transaksi
60
Harga Transaksi
Tahap 3: Menentukan harga transaksi
Probabilitas 20% terlambat 1 minggu (100 milyar + (50 milyar - 5 milyar)) = 145 milyar 29 milyar
Probabilitas 20% terlambat 2 minggu (100 milyar + (50 milyar - 10 milyar)) = 140 milyar 28 milyar
137 milyar
61
Tahap 3: Menentukan harga transaksi
Voucher Belanja
PT Kenanga menyepakati kontrak penjualan Produk C seharga 2.000. Sebagai bagian dari
kontrak PT. Kenangan memberikan voucher diskon kepada pelanggan sebesar 40% untuk 30
hari mendatang. Perusahaan juga memberikan diskon 10% atas semua penjualan selama 30
hari mendatang sebagai promo akhir tahun. Diskon 10% tidak dapat digunakan sebagai
penambah voucher diskon 40%.
Berdasarkan pengalaman 80% pelanggan menggunakan voucher dan pelanggan akan
membeli tambahan 1.000 produk. Harga jual berdiri sendiri voucher adalah (1.000 x 30%
diskon tambahan x 80%) =240.
Kewajiban Pelaksanaan Harga jual sendiri Alokasi
Harga jual 2.000 2.000/2240 x 2000 = 1.780
Voucher diskon 240 240/2240 x 2000 = 220
Total 2.240 2.000
Perusahaan mengalokasikan 1.780 ke produk A dan mengakui pendapatan produk A pada saat
pengendalian produk A dialihkan. Perusahaan mengalokasikan diskon sebesar 220 dan
mengakuai pendapatan atas voucher pada saat pelanggan memakai voucher tersebut,
sebelum masa berlaku berakhir.
62
Tahap 4: Menentukan harga transaksi
PT Melati menyepakati kontrak untuk menyediakan handset dan jasa telp dan
sms selama dua tahun. Jasa telp selama 1.000menit panggilan dan 1.000 sms
tiap bulan dengan fee bulanan tetap. Pelanggan dapat memilih untuk membeli
setiap bulan jasa tersebut, Harga jasa tersebut setara dengan harga jual berdiri
sendiri.
PT Melati menentukan bahwa janji untuk menyediakan handset dan jasa
jaringan merupakan kewajiban pelaksanaan yang bersifat dapat dibedakan.
Opsi untuk membeli tambahan menit panggilan dan pesan teks tidak
memberikan hak yang bersifat material di mana pelanggan tidak akan
menerima tanpa menyepakai kontrak, perusahaan menyimpulkan bahwa hal
tersebut bukan merupakan kewajiban pelaksanaan dalam kontrak. Entitas
tidak mengalokasikan harga transaksi ke opsi untuk tambahan menit dan sms
ketika entitas menyediakan jasa tesebut.
63
Tahap 5: Menentukan harga transaksi
Contoh – Termin pembayaran
Tanggal 1 juli 2020, PT Merapi menjual barang kepada PT Semeru senilai
Rp900.000 untuk 4 tahun, zero interest bearing notes dengan nilai pokok
1.416.163. BPP dari barang tersebut adalah Rp590.000 (Discount rate = 12%)
❑ Berapa nilai pendapatan yang dicatat pada tanggal 1 juli 2020?
❑ Berapakah jumlah pendapatan yang dilaporkan terkait transaksi tersebut pada
31 Desember 2020?
64
Tahap 6: Mengidentifikasi Kewajiban Pelaksanaan
65
65
Dwi Martani - 081318227080
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/
66
PSAK 73 SEWA
Agenda
Konsep Sewa
Akuntansi Penyewa
Akuntansi Pesewa
Ilustrasi
2
PSAK 73 Sewa
• Adopsi IFRS 16 Leases.
• Menggantikan PSAK terkait dengan sewa
• Mengubah substantial akuntansi penyewa (lessee)
• Tanggal efektif 1 Januari 2020, dengan penerapan dini
diperkenankan hanya jika menerapkan PSAK 72:
Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan.
PSAK 73 SEWA
• PSAK 30 Sewa
• ISAK 8 Penentuan Apakah suatu Perjanjian Mengandung suatu Sewa
• ISAK 23 Sewa Operasi – Insentif
• ISAK 24 Evaluasi Substansi Beberapa Transaski yang Melibatkan Bentuk
Legal Sewa
• ISAK 25 Hak atas Tanah
Tanggal Efektif
• 1 Januari 2020
STRUKTUR STANDAR
STANDAR
• Tujuan; Ruang Lingkup
• Pengecualian Pengakuan
• Mengidentifikasi Sewa
• Masa Sewa
• Penyewa
• Pesewa
• Transaksi Jual dan Sewa Balik
LAMPIRAN
• A. Daftar istilah, B. Pedoman Penerapan, C. Tanggal Efektif dan
Ketentuan Transisi, D. Amandemen terhadap PSAK
CONTOH ILUSTRASI
DASAR KESIMPULAN
PSAK 73 SEWA
Tujuan Standar
Pokok Pengaturan
Ruang Lingkup
SEWA VS JASA
Sewa PENGENDALIAN Jasa
Mengarahkan
Penggunaan dan
secara substantial
Pelanggan memperoleh manfaat Pemasok
Indentifikasi Sewa
MENGIDENTIFIKASI SEWA
Aset identifikasian
Masa Sewa
• Entitas menentukan masa sewa sebagai periode sewa yang tidak
dapat dibatalkan, dan juga:
(a) periode yang dicakup oleh opsi untuk memperpanjang
sewa jika penyewa cukup pasti untuk mengeksekusi opsi
tersebut; dan
(b) periode yang dicakup oleh opsi untuk menghentikan sewa
jika penyewa cukup pasti untuk tidak mengeksekusi opsi
tersebut.
Masa Sewa
Masa Sewa
• Sewa tidak lagi dapat dipaksakan ketika penyewa dan pesewa masing-masing
memiliki hak untuk menghentikan sewa tanpa izin dari pihak lain dengan
denda yang tidak signifikan.
• Jika hanya penyewa yang memiliki hak untuk menghentikan sewa, maka
hak tersebut dipertimbangkan sebagai opsi untuk menghentikan sewa
yang tersedia untuk dipertimbangkan ketika menentukan masa sewa.
• Jika hanya pesewa yang memiliki hak untuk menghentikan sewa, maka
periode sewa meliputi periode yang tercakup oleh opsi untuk
menghentikan sewa tersebut.
• Masa sewa dimulai pada tanggal permulaan dan meliputi periode sewa
cuma-cuma yang diberikan pesewa kepada penyewa.
Masa Sewa
• Jika penyewa menerapkan model nilai wajar sesuai PSAK 13: untuk
aset properti investasinya, maka penyewa juga menerapkan model
nilai wajar untuk aset hak-guna yang memenuhi definisi properti
investasi dalam PSAK 13: Properti Investasi.
• Jika aset hak-guna terkait dengan kelas aset tetap di mana penyewa
menerapkan model revaluasi sesuai PSAK 16: Aset Tetap, maka
penyewa dapat memilih untuk menerapkan model revaluasi tersebut
untuk seluruh aset hak-guna yang terkait dengan kelas aset tetap
tersebut.
Penyewa
Pengukuran selanjutnya liabilitas sewa
38
Pesewa
Indikator
• Apakah suatu sewa merupakan sewa pembiayaan atau sewa operasi
bergantung pada substansi transaksi daripada bentuk kontraknya.
• Contoh situasi yang secara individual atau gabungan yang akan
menyebabkan sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan adalah:
a. sewa mengalihkan kepemilikan aset pendasar kepada penyewa pada akhir
masa sewa;
b. penyewa memiliki opsi untuk membeli aset pendasar pada harga yang
diperkirakan cukup rendah dari nilai wajar pada tanggal opsi tersebut mulai
dapat dieksekusi sehingga menjadi cukup pasti, pada tanggal insepsi, bahwa
opsi tersebut akan dieksekusi;
c. masa sewa adalah sebagian besar umur ekonomik dari aset pendasar meski
hak kepemilikan tidak dialihkan;
d. pada tanggal insepsi, nilai kini dari pembayaran sewa setidaknya mencakup
secara substansial seluruh nilai wajar aset pendasar; dan
e. aset pendasar bersifat khusus sehingga hanya penyewa yang dapat
menggunakannya tanpa modifikasi signifikan.
Pesewa
Indikator Tambahan
• Indikator situasi yang secara individual atau gabungan
juga dapat menyebabkan sewa diklasifikasikan sebagai
sewa pembiayaan adalah:
a. jika penyewa dapat membatalkan sewa, maka kerugian pesewa
yang terkait dengan pembatalan tersebut ditanggung oleh
penyewa;
b. keuntungan atau kerugian dari fluktuasi nilai wajar residual
terutang pada penyewa (sebagai contoh, dalam bentuk
potongan harga rental yang sama dengan sebagian besar hasil
penjualan pada akhir sewa); dan
c. penyewa memiliki kemampuan untuk melanjutkan sewa untuk
periode kedua pada harga rental yang secara substansial lebih
rendah daripada rental pasar.
Pesewa
Sewa Pembiayaan
Pengakuan dan Pengukuran
• Pada tanggal permulaan, pesewa mengakui aset yang dimiliki dalam
sewa pembiayaan dalam laporan posisi keuangan dan menyajikannya
sebagai piutang pada jumlah yang sama dengan investasi neto sewa.
Pengukuran Awal
• Pesewa menggunakan suku bunga implisit dalam sewa untuk mengukur
investasi neto sewa.
• Jika suku bunga implisit dalam subsewa tidak dapat ditentukan, maka pesewa-
antara dapat menggunakan tingkat diskonto yang digunakan dalam sewa
utama (disesuaikan dengan biaya langsung awal yang terkait dengan subsewa)
untuk mengukur investasi neto dalam subsewa.
• Biaya langsung awal, selain yang ditimbulkan oleh pesewa pabrikan atau diler,
dimasukkan dalam pengukuran awal investasi neto sewa dan mengurangi jumlah
penghasilan yang diakui sepanjang masa sewa.
Pesewa
Sewa Pembiayaan
Investasi neto sewa
• Pembayaran sewa yang termasuk dalam pengukuran investasi neto sewa
meliputi pembayaran atas hak untuk menggunakan aset pendasar selama masa
sewa yang belum diterima pada tanggal permulaan sebagai berikut:
a. pembayaran tetap (termasuk pembayaran tetap secara-substansi), dikurangi
dengan insentif sewa terutang;
b. pembayaran sewa variabel yang bergantung pada indeks atau suku bunga,
yang pada awalnya diukur dengan menggunakan indeks atau suku bunga
pada tanggal permulaan;
c. jaminan nilai residual yang diberikan kepada pesewa oleh penyewa, pihak
yang terkait dengan penyewa, atau pihak ketiga yang tidak terkait dengan
pesewa yang secara finansial mampu melaksanakan kewajibannya dalam
jaminan tersebut;
d. harga eksekusi opsi beli jika penyewa cukup yakin untuk mengeksekusi opsi
tersebut, dan
e. pembayaran penalti karena menghentikan sewa, jika penyewa akan
mengeksekusi opsi untuk menghentikan sewa.
Pesewa
Sewa Pembiayaan
Pengukuran Selanjutnya
• Pesewa mengakui penghasilan keuangan sepanjang masa
sewa, berdasarkan suatu pola yang merefleksikan tingkat
imbalan periodik yang konstan atas investasi neto sewa
pesewa.
• Pesewa mengalokasikan penghasilan keuangan sepanjang masa sewa dengan dasar yang
sistematik dan rasional. Pesewa menerapkan pembayaran sewa terkait dengan periode
tersebut untuk mengurangi pokok dan penghasilan keuangan yang belum diterima.
• Pesewa menerapkan penghentian pengakuan dan penurunan nilai dalam PSAK 71. Pesewa
meninjau ulang secara reguler nilai residual takterjamin estimasian yang digunakan dalam
menghitung investasi bruto sewa. Jika terdapat pengurangan nilai residual takterjamin
estimasian, maka pesewa merevisi alokasi penghasilan selama masa sewa dan segera
mengakui setiap pengurangan jumlah yang terutang.
• Pesewa yang mengklasifikasikan aset dalam sewa pembiayaan sebagai dikuasai untuk
dijual (atau termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dikuasai untuk
dijual) dengan menerapkan PSAK 58.
Pesewa
Sewa Pembiayaan
Modifikasi Sewa
• Pesewa mencatat modifikasi sewa pembiayaan sebagai sewa terpisah jika:
• modifikasi meningkatkan ruang lingkup sewa dengan menambahkan hak untuk
menggunakan satu aset pendasar atau lebih; dan
• imbalan sewa meningkat sebesar jumlah yang setara dengan harga tersendiri
untuk peningkatan dalam ruang lingkup dan penyesuaian yang tepat pada harga
tersendiri tersebut untuk merefleksikan kondisi kontrak tertentu.
• Untuk modifikasi sewa pembiayaan yang tidak dicatat sebagai sewa
terpisah, pesewa mencatat modifikasi tersebut sebagai :
• jika sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi ketika modifikasi diberlakukan
pada tanggal insepsi, maka pesewa:
• mencatat modifikasi sewa sebagai sewa baru sejak tanggal efektif modifikasi; dan
• mengukur jumlah tercatat aset pendasar sebagai investasi neto sewa segera sebelum
tanggal efektif modifikasi sewa.
• jika tidak, maka pesewa menerapkan persyaratan dalam PSAK 71: Instrumen
Keuangan.
Pesewa
Sewa Operasi
Pengakuan dan Pengukuran
• Pesewa mengakui pembayaran sewa dari sewa operasi sebagai
penghasilan dengan dasar garis lurus atau dasar sistematik lain. Pesewa
menerapkan dasar sistematik lain jika dasar tersebut lebih
merepresentasikan pola manfaat dari penggunaan aset pendasar yang
menurun.
• Pesewa mengakui biaya, termasuk penyusutan, yang timbul dalam mendapatkan penghasilan
sewa sebagai beban.
• Pesewa menambahkan biaya langsung awal yang timbul dalam mendapatkan sewa operasi
pada jumlah tercatat aset pendasar dan mengakui biaya tersebut sebagai beban sepanjang
masa sewa atas dasar yang sama dengan penghasilan sewa.
• Kebijakan penyusutan atas aset pendasar yang dapat disusutkan untuk sewa operasi konsisten
dengan kebijakan penyusutan normal pesewa untuk aset serupa sesuai PSAK 16 dan PSAK 19:
Aset Takberwujud.
• Pesewa menerapkan PSAK 48: Penurunan Nilai Aset untuk menentukan apakah aset pendasar
untuk sewa operasi mengalami penurunan nilai.
• Pesewa pabrikan atau diler tidak mengakui laba penjualan dalam sewa operasi karena hal
tersebut tidak ekuivalen dengan penjualan.
Pesewa
Sewa Operasi
Modifikasi Sewa
• Pesewa mencatat modifikasi sewa operasi sebagai sewa baru
sejak tanggal efektif modifikasi, dengan mempertimbangkan
pembayaran sewa dibayar di muka atau terutang terkait
dengan sewa orisinal sebagai bagian dari pembayaran sewa
untuk sewa baru.
Penyajian
• Pesewa menyajikan aset pendasar sewa operasi dalam laporan
posisi keuangan sesuai dengan sifat aset pendasar tersebut.
Pesewa
Pengungkapan
• Tujuan pengungkapan adalah agar:
• pesewa mengungkapkan informasi dalam catatan atas
laporan keuangan, serta informasi yang ada dalam laporan
posisi keuangan, laporan laba rugi, dan laporan arus kas,
• yang memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan
untuk menilai dampak sewa terhadap posisi keuangan,
kinerja keuangan, dan arus kas pesewa.
• Paragraf 90–97 menetapkan persyaratan bagaimana tujuan
ini dapat tercapai.
Pesewa
Pengungkapan
• Pesewa mengungkapkan jumlah sebagai berikut untuk periode
pelaporannya (par 90):
a. untuk sewa pembiayaan:
i. laba atau rugi penjualan;
ii. penghasilan keuangan atas investasi neto sewa; dan
iii. penghasilan yang terkait dengan pembayaran sewa variabel yang
tidak termasuk dalam pengukuran investasi neto sewa.
b. untuk sewa operasi, penghasilan sewa, secara terpisah mengungkapkan
penghasilan yang terkait dengan pembayaran sewa variabel yang tidak
bergantung pada suatu indeks atau suku bunga.
• Pesewa memberikan pengungkapan yang ditetapkan dalam paragraf
90 dalam bentuk format tabel, kecuali format lain lebih tepat.
Pesewa
Pengungkapan
• Pesewa mengungkapkan tambahan informasi kualitatif dan kuantitatif
mengenai aktivitas sewa untuk memenuhi tujuan pengungkapan.
Informasi tambahan tersebut termasuk, namun tidak terbatas pada,
informasi yang membantu pengguna laporan keuangan untuk menilai:
a. sifat aktivitas sewa pesewa; dan
b. bagaimana pesewa mengelola risiko yang terkait dengan hak yang
dipertahankan pada aset pendasar. Khususnya, pesewa mengungkapkan
strategi manajemen risiko untuk hak yang dipertahankan pada aset
pendasar, termasuk cara-cara pesewa mengurangi risiko tersebut. Cara
tersebut dapat mencakup, sebagai contoh, perjanjian beli-kembali,
jaminan nilai residual, atau pembayaran sewa variabel untuk penggunaan
di atas batas yang telah ditetapkan.
Pesewa
Pengungkapan
Sewa Pembiayaan
• Pesewa memberikan penjelasan kualitatif dan kuantitatif atas
perubahan signifikan pada jumlah tercatat investasi neto dalam sewa
pembiayaan.
• Pesewa mengungkapkan analisis jatuh tempo piutang pembayaran
sewa, dengan menunjukkan pembayaran sewa yang tidak
didiskontokan yang akan diterima secara tahunan minimum untuk 5
tahun pertama dan jumlah total untuk sisa tahun. Pesewa
merekonsiliasi pembayaran sewa yang tidak didiskontokan pada
investasi neto sewa. Rekonsiliasi mengidentifikasi penghasilan
keuangan yang belum diterima terkait piutang pembayaran sewa dan
nilai residual takterjamin yang didiskontokan.
Pesewa
Pengungkapan
Sewa Operasi
• Untuk item aset tetap yang merupakan sewa operasi, pesewa
menerapkan persyaratan pengungkapan yang ada dalam PSAK 16: Aset
Tetap.
• Pesewa memisahkan tiap-tiap kelas aset tetap ke dalam aset yang
merupakan sewa operasi dan aset yang bukan sewa operasi.
• Pesewa memberikan pengungkapan sesuai PSAK 16: Aset Tetap untuk
aset yang merupakan sewa operasi (berdasarkan kelas aset pendasar)
secara terpisah dari aset yang dimiliki sendiri dan digunakan pesewa.
• Pesewa menerapkan persyaratan pengungkapan dalam PSAK 13:
Properti Investasi, PSAK 19, PSAK 48: Penurunan Nilai Aset, dan PSAK
69: Agrikultur untuk aset yang merupakan sewa operasi.
• Pesewa mengungkapkan analisis jatuh tempo pembayaran sewa yang
menunjukkan pembayaran sewa yang tidak didiskontokan yang akan
diterima secara tahunan minimum untuk 5 tahun pertama dan jumlah
total untuk sisa tahun.
Jual dan Sewa Balik
• Jika nilai wajar imbalan untuk penjualan aset tidak sama dengan nilai
wajar aset, atau jika pembayaran untuk sewa tidak sama dengan harga
pasar, maka entitas melakukan penyesuaian di bawah ini untuk
mengukur hasil penjualan pada nilai wajar:
• jika di bawah harga pasar, maka dicatat sebagai pembayaran sewa dibayar di
muka; dan
• jika di atas harga pasar, maka dicatat sebagai tambahan pembiayaan yang
diberikan oleh pembeli–pesewa kepada penjual–penyewa.
• Entitas mengukur kemungkinan penyesuaian berdasarkan mana yang
lebih dapat ditentukan dari:
• selisih antara nilai wajar imbalan penjualan dan nilai wajar aset; dan
• selisih antara nilai kini pembayaran kontraktual sewa dan nilai kini
pembayaran sewa pada harga pasar.
Jual dan Sewa Balik
Transisi
• Sebagai cara praktik – tidak disyaratkan untuk menilai kembali apakah kontrak
merupakan atau mengandung sewa.
• Penyewa:
1. Retrospektif sesuai PSAK 25 atau
2. Modifikasi retrospektif: suku bunga pinjaman incremental penyewa pada tanggal
penerapan awal.
a. Mengakui dampak kumulatif awal penerapan Pernyataan sebagai penyesuaian
pada saldo laba pada tanggal penerapan awal. Penyewa tidak menyajikan kembali
informasi komparatif.
b. Menghitung sisa kontrak pada penerapan awal
CONTOH 1
Identifikasi Sewa
• Perusahaan menyewa 4 buah lift selama 10 tahun yang dapat diperpanjang selama 10
tahun berikutnya. Untuk memastikan lift berjalan dengan baik perusahaan melakukan
kontrak pemeliharaan lift tersebut selama jangka waktu sewa. Total sewa dan
pemeliharaan per tahun sebesar 500juta.
• Perusahaan memperoleh informasi bahwa untuk lift serupa sewa per tahun sebesar 120
juta dan pemeliharaan list sebesar 30juta per unit.
• Perusahaan memilih untuk memisahkan komponen non sewa dari sewa lift tersebut.
• Jurnal
Aset Hak Guna 1,855
Kas 400
Liabilitas Sewa 1,455
Aset Hak Guna (renovasi) 100
Kas 100
Beban penyusutasn Aset Hak Guna 391
Akumulasi depresiasi Aset Hak Guna 391
Beban bunga 87
Liabilitas Sewa 87
Liabilitas Sewa 408
Kas 408
Dwi Martani - 081318227080
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/
66
ILUSTRASI
ILUSTRASI
68
ILUSTRASI
69
ILUSTRASI
70
ILUSTRASI
ILUSTRASI
ILUSTRASI
ILUSTRASI
ILUSTRASI
ILUSTRASI
ILUSTRASI
ILUSTRASI
ILUSTRASI
ILUSTRASI
ILUSTRASI
ISAK 36
Interpretasi Atas Interaksi Antara
Ketentuan Mengenai Hak Atas Tanah
Dalam PSAK 16: Aset Tetap dan
PSAK 73: Sewa
Draf eksposur ini diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan untuk
ditanggapi dan dikomentari. Saran dan masukan untuk menyempurnakan draf
eksposur dimungkinkan sebelum diterbitkannya Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan.
Tanggapan tertulis atas draf eksposur paling lambat diterima pada tanggal
10 November 2020. Tanggapan dikirimkan ke:
Draf eksposur dibuat dengan tujuan untuk penyiapan tanggapan dan komentar
yang akan dikirimkan ke Dewan Standar Akuntansi Keuangan. Penggandaan
draf eksposur oleh individu/organisasi/lembaga dianjurkan dan diizinkan untuk
penggunaan di atas dan tidak untuk diperjualbelikan.
PENGANTAR
Draf Eksposur (DE) ISAK 36: Interpretasi atas Interaksi antara Ketentuan
Mengenai Hak atas Tanah dalam PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 73: Sewa telah
disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 2 Oktober
2020.
PERMINTAAN TANGGAPAN
Penerbitan Draf Eksposur (DE) ISAK 36: Interpretasi atas Interaksi antara
Ketentuan Mengenai Hak atas Tanah dalam PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 73:
Sewa bertujuan untuk meminta tanggapan atas seluruh pengaturan dan paragraf
dalam DE ISAK tersebut.
2. Perlakuan Akuntansi terkait Hak atas Tanah yang sesuai dengan PSAK 16
DE ISAK 36 ini mengusulkan bahwa jika suatu ketentuan kontraktual
memberikan hak yang secara substansi menyerupai pembelian aset tetap,
maka hak tersebut dicatat sesuai dengan PSAK 16. PSAK 16 diterapkan
jika secara substansi hak atas tanah tersebut mengalihkan pengendalian
atas aset pendasar kepada entitas, meskipun hak kepemilikan legal tidak
beralih kepada entitas. Definisi dan kriteria pengendalian merujuk pada
ketentuan dalam PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan.
5. Tanggapan Lain
IKHTISAR RINGKAS
DE ISAK 36: Interpretasi atas Interaksi antara Ketentuan Mengenai Hak atas
Tanah dalam PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 73: Sewa mengatur mengenai:
a. Penilaian dalam penentuan perlakuan akuntansi terkait suatu hak atas
tanah
b. Perlakuan akuntansi terkait hak atas tanah yang sesuai dengan PSAK 16
c. Perlakuan akuntansi terkait hak atas tanah yang sesuai dengan PSAK 73
Draf Eksposur Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan 36: Interpretasi atas Interaksi
antara Ketentuan Mengenai Hak atas Tanah dalam PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 73:
Sewa, terdiri dari paragraf 01-12. DE ISAK 36 dilengkapi dengan Dasar Kesimpulan yang
bukan merupakan bagian dari DE ISAK 36.
PENDAHULUAN
Referensi
Latar Belakang
01. PSAK 73: Sewa mengadopsi IFRS 16: Leases, dan berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari
2020. Dasar Kesimpulan (DK) atas PSAK 73 pada paragraf DK02-DK10 secara spesifik membahas
perlakuan akuntansi terkait hak atas tanah yang bersifat sekunder di Indonesia, khususnya
mengenai pembedaan antara transaksi sewa dengan transaksi penjualan atau pembelian aset1.
Paragraf DK02-DK10 tersebut mencakup pembahasan bahwa dalam pola fakta hak atas tanah
yang bersifat sekunder2 pada umumnya, misalnya Hak Guna Bangunan (HGB), terdapat indikasi
kuat bahwa hak tersebut secara substansi menyerupai pembelian aset tetap, dan bukan merupakan
transaksi sewa.
02. DSAK IAI menerima pertanyaan dari publik mengenai perlakuan akuntansi atas
skema hak atas tanah yang bersifat sekunder, khususnya terkait dengan pembahasan dalam Dasar
Kesimpulan PSAK 73 paragraf DK02-DK10. DSAK IAI menilai perlu memberikan penegasan
atas intensi dan pertimbangan DSAK, sebagaimana dicakup dalam Dasar Kesimpulan PSAK 73
paragraf DK02-DK10, mengenai perlakuan akuntansi atas hak atas tanah yang bersifat sekunder.
Ruang Lingkup
03. Interpretasi ini diterapkan untuk akuntansi atas hak atas tanah.
Permasalahan
04. Permasalahan yang dibahas dalam Interpretasi ini adalah bagaimana entitas
menentukan ruang lingkup perlakuan akuntansi atas hak atas tanah sejak berlakunya PSAK
73 pada 1 Januari 2020, khususnya apakah skema hak atas tanah tersebut diperlakukan sebagai
pembelian aset tetap atau sebagai sewa.
1 Pembahasan dalam DK02-DK10 dari PSAK 73 mengacu pada pembahasan serupa dalam Basis for Conclusions
(BC) dari IFRS 16 paragraf BC138-B140.
2 Istilah “hak atas tanah yang bersifat sekunder” yang digunakan dalam Interpretasi ini merujuk pada istilah yang
digunakan dalam peraturan perundangan yang berlaku mengenai sifat dan jenis-jenis hak atas tanah di Indonesia.
INTERPRETASI
05. Perlakuan akuntansi atas suatu hak atas tanah mencerminkan substansi dari hak
tersebut, dan bukan pada bentuk legalnya. Entitas menganalisis substansi dan ketentuan
kontraktual dari setiap hak atas tanah untuk menentukan perlakuan akuntansi atas masing-masing
hak atas tanah tersebut.
06 . Jika suatu ketentuan kontraktual memberikan hak yang secara substansi menyerupai
pembelian aset tetap, maka hak tersebut dicatat sesuai dengan PSAK 16. PSAK 16 diterapkan jika
secara substansi hak atas tanah tersebut mengalihkan pengendalian atas aset pendasar kepada
entitas, meskipun hak kepemilikan legal tidak beralih kepada entitas. Pengendalian atas aset
pendasar, yakni tanah, beralih kepada entitas jika, berdasarkan substansi suatu hak atas tanah,
entitas telah memperoleh kemampuan untuk mengarahkan penggunaan tanah, dan memperoleh
secara substansial seluruh sisa manfaat dari tanah. Definisi dan kriteria pengendalian di antaranya
dibahas di PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan.
07. Dalam hal hak atas tanah, pengalihan risiko dan manfaat signifikan atas tanah
menjadi pertimbangan penting. Dengan demikian, pengendalian atas tanah beralih ke entitas
jika risiko dan manfaat atas tanah secara substansial telah dialihkan kepada entitas. Hal tersebut
terjadi, misalnya, dalam hal entitas dapat menjual kembali hak atas tanah tersebut, dapat
menggunakannya sebagai kolateral, hak residual signifikan atas tanah diperkirakan beralih kepada
entitas, atau bahwa biaya pengurusan perpanjangan hak tersebut tidak substansial. Substansi
hak yang sedemikian, misalnya, mirip dengan hak guna bangunan (HGB) dan hak guna usaha
(HGU) pada umumnya.
08. Jika suatu hak atas tanah memberikan hak yang secara secara substansi merepresentasikan
pembelian aset tetap, maka entitas akan menerapkan ketentuan dalam PSAK 16, termasuk ketentuan
dalam PSAK 16 paragraf 58 yang mengatur bahwa pada umumnya tanah tidak disusutkan.
09. Namun, jika substansi suatu hak atas tanah tidak mengalihkan pengendalian atas aset
pendasar, dan hanya memberikan hak untuk menggunakan aset pendasar tersebut selama suatu
jangka waktu, maka substansi hak atas tanah tersebut adalah transaksi sewa dan dicatat sesuai
dengan PSAK 73. Terdapat kemungkinan bahwa suatu hak atas tanah tertentu secara substansi
mirip dengan transaksi sewa, karena hak tersebut tidak mengalihkan hak untuk mengendalikan
tanah sebagaimana dibahas dalam paragraf 07. Misalnya dalam hal suatu skema hak atas tanah,
di mana entitas memiliki kewajiban kontraktual untuk, dan tidak memiliki alternatif lain selain,
mengembalikan hak atas tanah tersebut kepada pemilik hak primer dalam jangka waktu tertentu.
Substansi hak yang sedemikian, misalnya, dapat melekat pada suatu HGB di atas Hak Pengelolaan
Lahan (HPL) tertentu yang tidak mengalihkan hak untuk mengendalikan tanah kepada entitas.
Entitas mempertimbangkan substansi ketentuan kontraktual serta seluruh fakta dan keadaan yang
relevan dalam menentukan apakah suatu hak atas tanah mengalihkan hak untuk mengendalikan
tanah.
10. Jika suatu hak atas tanah memberikan hak yang secara secara substansi merepresentasikan
suatu sewa, maka entitas akan menerapkan ketentuan dalam PSAK 73 yang berlaku untuk penyewa,
termasuk ketentuan dalam paragraf 31 dan 32 mengenai penentuan umur manfaat dan depresiasi
dari aset hak guna.
KETENTUAN TRANSISI
11. Entitas menerapkan Interpretasi ini secara retrospektif sesuai dengan PSAK 25:
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan.
TANGGAL EFEKTIF
12. Entitas menerapkan Interpretasi ini untuk periode pelaporan tahunan yang dimulai
pada atau setelah 1 Januari 2020.
DASAR KESIMPULAN
Dasar Kesimpulan berikut melengkapi, namun bukan merupakan bagian dari, ISAK 36.
Latar Belakang
DK01. Sebelumnya terbitnya Interpretasi ini dan sebelum berlaku efektifnya PSAK 73:
Sewa pada tanggal 1 Januari 2020, perlakuan akuntansi atas hak atas tanah sebelumnya dibahas
dalam ISAK 25: Hak atas Tanah. ISAK 25 dicabut dengan berlaku efektifnya PSAK 73. Pada saat
menyusun PSAK 73 yang mengadopsi IFRS 16: Leases, DSAK IAI juga mempertimbangkan
pembahasan atas pembedaan antara transaksi sewa dan pembelian aset yang dicakup dalam Basis
for Conclusions (BC) IFRS 16 paragraf BC138-BC140, yang dinilai relevan dengan perlakuan
akuntansi atas hak atas tanah di Indonesia. Pembahasan tersebut dicakup dalam Dasar Kesimpulan
(DK) atas PSAK 73 paragraf DK02-DK10.
a) Pembahasan dalam paragraf BC138-BC140, yang menjadi rujukan utama dalam DK02-
DK10 dari PSAK 73, dinilai akan menghilangkan perbedaan perlakuan akuntansi antara
IFRS dan SAK. Paragraf BC138-BC140 tersebut secara efektif mencabut pandangan yang
sebelumnya dicakup dalam IFRIC Agenda Decision September 2012, yang menilai bahwa
skema hak atas tanah tersebut mengandung sewa. DSAK IAI menilai bahwa BC138-BC140
akan mengubah perlakuan akuntansi dalam kerangka pelaporan keuangan IFRS, dalam hal
entitas sebelumnya menerapkan pandangan yang dicakup dalam IFRIC Agenda Decision
tersebut, sehingga menjadi sesuai dengan pandangan yang sebelumnya ada dalam ISAK
25; dan
b) ISAK 25 dinilai bersifat rule-based, sehingga kesimpulan yang semata merujuk kepada ISAK
25 mungkin tidak tepat diterapkan atas skema hak atas tanah tertentu yang secara substansi
mirip dengan transaksi sewa (misalnya: skema HGB di atas HPL, di mana entitas memiliki
kewajiban kontraktual untuk mengembalikan hak atas tanah tersebut kepada pemilik hak
primer).
BC139 IASB memutuskan untuk tidak memberikan pengaturan dalam IFRS 16 untuk
membedakan apakah suatu transaksi merupakan sewa atau jual beli aset. Terdapat sedikit
dukungan dari pemangku kepentingan untuk memasukkan pengaturan tersebut. Selain itu, IASB
mengamati bahwa:
(a) akuntansi untuk sewa yang serupa dengan penjualan atau pembelian aset pendasar akan
serupa dengan akuntansi untuk penjualan dan pembelian dengan menerapkan masing-masing
persyaratan dalam IFRS 15 Revenue form Contracts with Customers dan IAS 16 Property,
Plant and Equipment; dan
(b) akuntansi untuk suatu transaksi bergantung pada substansi transaksi tersebut dan bukan
dari bentuk hukumnya. Akibatnya, jika suatu kontrak memberikan hak yang secara substansi
merepresentasikan pembelian aset tetap, hak tersebut memenuhi definisi aset tetap dalam
IAS 16 dan akan dicatat dengan menerapkan Standar tersebut, terlepas dari apakah hak
kepemilikan legal dialihkan. Jika kontrak memberikan hak yang secara substansi tidak
merepresentasikan pembelian aset tetap tetapi memenuhi definisi sewa, kontrak tersebut akan
dicatat dengan menerapkan IFRS 16.
BC140 IFRS 16 berlaku untuk kontrak yang memberikan hak untuk menggunakan aset
pendasar untuk jangka waktu tertentu dan tidak berlaku untuk transaksi yang mengalihkan
pengendalian atas aset pendasar ke suatu entitas—transaksi tersebut adalah penjualan atau
pembelian dalam ruang lingkup Standar lain (misalnya, IFRS 15 atau IAS 16).
DK03. DSAK IAI menegaskan bahwa pertimbangan utama dalam mencabut ISAK 25
adalah karena dalam pola fakta hak atas tanah yang bersifat sekunder pada umumnya, kesimpulan
dari analisis yang merujuk pada paragraf BC138-BC140 dari IFRS 16 tidak berbeda dengan
kesimpulan dari ISAK 25. DSAK IAI tidak memiliki intensi untuk mengambil kesimpulan bahwa
skema hak atas tanah yang bersifat sekunder, misalnya HGB pada umumnya, adalah transaksi
sewa.
DK04. Penegasan tersebut dirasa perlu untuk menghindari perbedaan intrepretasi yang
dapat timbul akibat adanya dua argumen pokok yang dibahas dalam Dasar Kesimpulan PSAK
73 paragraf DK02-DK10 sebagai berikut:
a. Dasar Kesimpulan PSAK 73 paragraf DK06, DK07 dan DK09 membahas penerapan prinsip
dalam membedakan substansi suatu transaksi, yakni apakah transaksi tersebut merupakan
transaksi pembelian atau transaksi sewa atas suatu (hak atas) aset.
b. Dasar Kesimpulan PSAK 73 paragraf DK08 membahas pandangan DSAK IAI bahwa BC138-
BC140 akan menghilangkan perbedaan antara perlakuan akuntansi sesuai IFRS dan SAK,
sehingga akan tercapai konvergensi antara kedua kerangka pelaporan keuangan tersebut
dalam hal skema hak atas tanah di Indonesia.
DK05. Kedua argumen tersebut dimaksudkan saling komplementer dan tidak bertentangan
satu dengan lainnya. Namun demikian, DSAK IAI mencermati perbedaan pandangan mengenai
argumen yang mana yang mendapatkan titik berat dalam analisis.
a. Jika lebih menitikberatkan pada argumen dalam DK06, DK07 dan DK09 PSAK 73, maka
dalam sebagian besar skema HGB, kesimpulan yang diambil akan serupa dengan transaksi
pembelian aset tetap.
b. Jika lebih menitikberatkan pada DK08, maka terdapat pandangan bahwa perlakuan
akuntansi dalam laporan keuangan sesuai SAK akan mengikuti kesimpulan yang telah
diambil dalam laporan keuangan berbasis IFRS. Terdapat pandangan yang menilai bahwa
pembahasan dalam BC138-BC140 dari IFRS 16 tidak cukup otoritatif untuk mengubah
perlakuan akuntansi atas hak atas tanah, dalam hal entitas sebelumnya telah menerapkan
pandangan dalam IFRIC Agenda Decision September 2012 dan telah menyimpulkan bahwa
skema hak atas tanah diperlakukan sebagai transaksi sewa dalam laporan keuangan berbasis
IFRS.
DK06. DSAK IAI menegaskan bahwa dalam menganalisis substansi suatu transaksi terkait
hak atas tanah, entitas menitiberatkan pada analisis atas substansi hak atas tanah. Dengan
demikian, konvergensi dengan IFRS bukanlah menjadi pertimbangan pokok dalam menentukan
perlakuan akuntansi atas hak atas tanah, dalam hal terjadi perbedaan perlakuan akuntansi antara
SAK dan IFRS. Dalam hal entitas menyusun laporan keuangan atau informasi keuangan berbasis
IFRS untuk tujuan tertentu, dan mengambil kesimpulan yang berbeda dengan intensi sebagaimana
dimaksudkan dalam BC138-140 dari IFRS 16, maka entitas menerapkan persyaratan dalam
Interpretasi ini dalam menentukan perlakuan akuntansi untuk keperluan pelaporan keuangan
sesuai SAK.
DK07. Mengingat sifat dari Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang principle-based,
maka Interpretasi ini tidak berpretensi untuk memberikan pengaturan yang mendetail mengenai
perlakuan akuntansi untuk setiap jenis hak atas tanah sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku di Indonesia. DSAK IAI menilai bahwa kerangka analisis yang dicakup dalam Interpretasi
ini, dan pengaturan dalam PSAK terkait lainnya, telah memberikan panduan yang cukup bagi
entitas dalam menentukan perlakuan akuntansi untuk setiap jenis hak atas tanah tersebut.
1 Pengertian
2 Akuntansi
3 Pengungkapan
2
Aset Tetap
3
Perspektif Pengguna Informasi
Pengakuan aset
Penilaian aset dalam laporan keuangan
Pembebanan dalam depresiasi
Pengungkapan informasi yang relevan
4
Ikhtisar Perubahan 2011
5
Ikhtisar Perubahan 2011
6
Ikhtisar Perubahan 2011
7
Ikhtisar Perubahan 2007
9
Hubungan PSAK 16 dan PSAK Lain
Penurunan
Aset
Bunga
PSAK PSAK
Pinjaman
26 48
Aset Tetap
PSAK
16
PSAK - Terkait
PSAK
58
▪ Ciri
► “Digunakan dalam operasi”
dan tdk utk dijual kembali. ▪ Tidak berlaku untuk
► Bersifat Jangka panjang dan 1. Hak penambangan
biasanya disusutkan 2. Reservasi tambang
► Memiliki wujud.
11
Pengakuan Aset Tetap
14
Biaya Setelah Perolehan Awal
Biaya pemeliharaan
diakui beban di laporan laba rugi periode
dan perbaikan berjalan
Misal: perawatan, suku
cadang
Inspeksi yang
Memenuhi kriteria aset tetap dan nilai
signifikan
inspeksi terdahulu (dibedakan dari fisik)
diakui sebagai jumlah
dihentikan pencatatanya
tercatat aset jika
15
Pengukuran Awal
Harga Perolehan
16
Komponen Biaya Perolehan
17
Biaya Diatribusikan Langsung
18
Bukan komponen biaya
19
Pengukuran Awal – Dismantling Cost
Contoh
21
Ilustrasi Biaya Perolehan
Contoh
23
Perolehan Gedung
▪ Fee profesional
24
Perolehan Tanah
25
Tanah dan Bangunan → Investasi Properti
• Perubahan nilai wajar diakui dalam • Perubahan nilai wajar diakui dalam
laporan laba rugi pada periode laporan laba rugi atau ekuitas.
terjadinya.
27
Perolehan Peralatan
28
Biaya Perolehan
29
Perolehan Aset
31
Bunga selama Proses Konstruksi
IFRS
32
Bunga Pinjaman (PSAK 26)
34
Pengukuran Biaya Perolehan
35
Pertukaran Aset
36
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
▪ Sebagai kebijakan
Cost Model akuntansinya, dan
▪ Menerapkan kebijakan
tersebut terhadap seluruh
aset tetap dalam kelompok
Revaluation Model
yang sama.
37
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
39
Hirarki Penentuan Nilai Wajar
40
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Appraisal
Jika tidak ada pasar yang dapat dijadikan dasar penentuan nilai
karena sifat aset yang khusus dan jarang diperjualbelikan, maka
▪ Entitas perlu mengestimasi nilai wajar menggunakan
pendekatan
▪ penghasilan atau
▪ depreciated replacement cost.
41
Penentuan Nilai Wajar
42
Tidak ada nilai wajar
43
Frekuensi Penilaian
44
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
45
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Example
47
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Revaluation Model
48
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Revaluation Model
Dr Surplus Revaluasi
Cr Saldo Laba
49
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Contoh
50
4. Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Contoh
51
4. Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Contoh
52
4. Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Contoh
53
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Contoh
Revaluation Model
31.12.2009
▪ PT. Kenanga membeli Dr Aset tetap 50,000
mesin dengan harga Cr Kas 50,000
50.000 pada 1 Jan 2009
dan menggunakan
metode revaluasi Dr Beban Penyusutan 10,000
Cr Akumulasi Penyusutan 10,000
▪ Mesin tersebut
disusutkan dengan Dr Akumulasi Penyusutan 10,000
metode garis lurus 5thn. Cr Aset tetap 2,000
▪ Pada 31 Desember 2009 Cr Surplus Revaluasi 8,000
direvaluasi sebesar 31.12.2010
48.000
Dr Beban Penyusutan ($48K/4) 12,000
▪ Buat jurnal untuk tahun
Cr Akumulasi Penyusutan 12,000
2009 dan 2010.
Dr Surplus Revaluasi 2,000
Cr Saldo Laba 2,000
54
Penyusutan
Cost Model
Penyusutan
Revaluation Model
55
Penyusutan
Penyusutan
▪ Setiap bagian aset tetap yang
memiliki biaya perolehan cukup
signifikan terhadap total biaya
perolehan seluruh aset harus
disusutkan secara terpisah.
▪ Contoh : rangka dan mesin
pesawat
▪ Beban penyusutan untuk setiap
periode harus diakui dalam
laporan laba rugi kecuali jika
beban tersebut dimasukkan
dalam jumlah tercatat aset lain.
56
Penyusutan
58
Penyusutan
Umur Manfaat
59
Penyusutan
60
Penyusutan
Metode Penyusutan
61
Penurunan Nilai – PSAK 48
62
Penurunan Nilai
63
Ilustrasi Penurunan Nilai
Rp200 jt Rp205 jt
Tdk ada
penurunan
nilai
Rp180 jt Rp205 jt
64
Ilustrasi Penurunan Nilai
Misalkan informasi yang ada tetap sama untuk PT Carita kecuali nilai pakai
dari peralatannya menjadi Rp175 juta.
Rp20 jt Rugi penurunan nilai
Rp200 jt Rp180 jt
Rp180 jt Rp175 jt
66
Penghentian Pengakuan
67
Pengungkapan
Jumlah tercatat setiap jenis aktiva tetap Surplus penilaian kembali neraca
69
Transisi dan Tanggal Efektif
▪ Transisi:
▪ Entitas yang sebelum PSAK ini melakukan revaluasi dan
kemudian menggunakan model biaya sebagai kebijakan
akuntansi pengukuran aset tetapnya, maka nilai revaluasi aset
tetap tersebut dianggap sebagai biaya perolehan (deemed cost).
Biaya perolehan tersebut adalah nilai pada saat PSAK ini
diterbitkan.
▪ Entitas yang sebelum penerapan PSAK ini pernah melakukan
revaluasi aset tetap dan masih memiliki selisih saldo revaluasi
aset tetap, maka pada saat penerapan pertama kali harus
mereklasifikasi seluruh saldo selisih revaluasi aset tetap tersebut
ke saldo laba dan hal tersebut harus diungkapkan
▪ Efektif 1 Januari 2008
70
Kasus – Model Revaluasi & Cost
74
Jawaban – Revaluasi - Eliminasi
75
Jawaban – Revaluasi - Eliminasi
76
Jawaban – Revaluasi - Eliminasi
77
Jawaban – Model Biaya
1/1/07 No journal
79
Ilustrasi Pembayaran Tangguhan
Questions:
▪ Bagaimanakah ayat jurnal untuk
membenarkan depresiasi tahun-tahun sebelumnya?
▪ Hitung beban depresiasi tahun 2010.
81
Ilustrasi Perubahan Estimasi
Setelah 7 tahun
82
Ilustrasi Perubahan Estimasi
Setelah 7 tahun
Nilai tercatat bersih Rp160 juta Penghitungan beban
Nilai sisa (baru) 5 juta depresiasi tahun
Basis depresiasi 155 juta 2010
Sisa umur manfaat 8 tahun
Depresiasi tahunan Rp 19,375 juta
83
Ilustrasi Penghentian Pengakuan
Kasus
85
Ilustrasi Penjualan Aset
Penjualan Aset
PT Goldmine memiliki suatu mesin dengan harga perolehan
senilai Rp 200 juta saat mesin tersebut dibeli pada 1 Juli 2007.
Beban depresiasi dicatat senilai Rp24 juta per tahun, sehingga
saldo akumulasi penyusutan adalah Rp84 juta pada 31
Desember 2010. Mesin tersebut dijual pada 1 September 2011
dengan harga Rp105 juta.
Siapkanlah ayat jurnal untuk:
a) Depresiasi tahun 2011 dan
b) Mencatat penjualan
86
Ilustrasi Penjualan Aset
b) Mencatat penjualan
Situasi Untung
88
Ilustrasi Pertukaran Aset –
Tanpa Substansi Komersial
Sriwijaya Kutai
Nilai wajar peralatan yang diterima 155 135
Kas yang diterima / dibayar (20) 20
Dikurangi: Nilai tercatat peralatan
(280 juta-190 juta) (90)
(280 juta-100 juta) (180)
Untung (Rugi) pertukaran 45 -25
91
Kasus Pertukaran Aset
Kutai:
Dr. Kas Rp20 juta
Dr. Peralatan 135 juta
Dr. Akumulasi depresiasi 100 juta
Dr. Kerugian pertukaran 25 juta
Cr. Peralatan Rp280 juta
92
Kasus Pertukaran Aset
93
Kasus Pertukaran Aset
94
Kasus Revaluasi
Mengakui Revaluasi
Suatu entitas mengakui nilai dari aset tetap berwujud
setelah perolehan pada harga perolehan atau nilai wajar.
Revaluasi - Tanah
PT Fortune Indonesia membeli tanah seharga Rp1 M pada
tanggal 5 Januari 2010. Perusahaan memilih untuk
menggunakan metode revaluasi untuk mebgakui tanahnya
setelah tanggal perolehan. Pada tanggal 31 Desember 2010,
nilai wajar dari tanah tersebut Rp1.2 M. Jurnal untuk mencatat
kejaidan ini adalah:
96
Kasus Revaluasi
97
Kasus Revaluasi
Revaluation—Depreciable Assets
Setelah jurnal tersebut, peralatan yang dimiliki oleh PT Lancar
memiliki nilai buku Rp400 juta. PT Lancar menapatkan
infromasi dari penilai independen yang menyatakan bahwa
peralatan tersebut bernilai Rp460 juta pada 31 Desember
2010.
98
Kasus Revaluasi
Ekuitas
Akumulasi laba komprehensif lainnya Rp60 juta
▪ Intermediate Accounting
Kieso, Weygandt, Walfield, 13th edition, John Wiley
100
TERIMA KASIH
Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id
08161932935 atau 081318227080
101