Agenda
2
2
KERANGKA
KONSEPTUAL
PSAK
Pengantar
• Kerangka konseptual pelaporan keuangan disahkan pada 11 Desember 2019 Revisi Kerangka
Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK) yang diadopsi dari Conceptual Framework for Financial
Reporting.
• Menggantikan kerangka konseptual telah berlaku efektif 1 Januari 2016.
• Adopsi dari The Conceptual Framework for Financial Reporting yang berlaku efektif 1 Jan 2020
• KKPK berlaku efektif 1 Januari 2020 dan penerapan dini diperkenankan.
• Perubahan pada Bab 1 dan 2 terkait klarifikasi atas • Penambahan pedoman lain dari elemen laporan
penatagunaan oleh manajemen (management's keuangan.
stewardship), prudensi (prudence), substansi • Penambahan deskripsi kriteria pengakuan.
mengungguli bentuk,ketidakpastian pengukuran,
dan identifikasi relevansi dan reprensentasi tepat. • Penambahan deskripsi penghentian pengakuan.
• Penambahan bab terkait deskripsi laporan • Penambahan deskripsi dasar pengukuran.
keuangan dan entitas pelapor. • Penambahan deskripsi faktor yang dipertimbangkan
• Perubahan definisi elemen laporan keuangan. ketika memilih dasar pengukuran.
• Penambahan deskripsi kewajiban kini dan • Penambahan deskripsi penyajian dan
pedoman yang mendukung deskripsi tersebut. pengungkapan.
4
ISI KERANGKA KONSEPTUAL
PENDAHULUAN
BAB
1. Tujuan Pelaporan Bertujuan Umum
2. Karakteristik Kualitatif Informasi Keuangan yang Berguna
3. Laporan Keuangan dan Entitas Pelapor
4. Unsur-Unsur Laporan Keuangan
5. Pengakuan dan Penghentian Pengakuan
6. Pengukuran
7. Penyajian dan Pengungkapan
8. Konsep Modal dan Pemeliharaan Modal
5
ISI KERANGKA KONSEPTUAL - LAMA
PENDAHULUAN
BAB
6
Pendahuluan - Tujuan
• membantu Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI)
dalam mengembangkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berdasarkan konsep
yang konsisten;
• membantu penyusun laporan keuangan untuk mengembangkan kebijakan akuntansi
yang konsisten ketika tidak ada Standar yang berlaku untuk transaksi tertentu atau
peristiwa lain, atau ketika Standar memberikan pilihan kebijakan akuntansi; dan;
• membantu semua pihak untuk memahami dan menginterpretasikan Standar.
7
Pendahuluan - Landasan
8
Pendahuluan - Status
9
1. Tujuan Pelaporan Keuangan
Bertujuan Umum
10
Tujuan
(a) pembelian, penjualan, atau pemilikan instrumen ekuitas dan instrumen utang;
(b) penyediaan atau penyelesaian pinjaman dan bentuk kredit lainnya.
(c) menggunakan hak untuk memilih, atau memengaruhi, tindakan manajemen
yang memengaruhi penggunaan sumber daya ekonomik entitas.
11
Tujuan dan Keterbatasan Laporan Keuangan
• Untuk membuat penilaian investor saat ini dan investor potensial, pemberi pinjaman
dan kreditor lainnya memerlukan informasi tentang:
• sumber daya ekonomik entitas, klaim terhadap entitas dan perubahan sumber daya dan klaim;
dan
• seberapa efisien dan efektif manajemen entitas dan dewan pengarah (governing board) telah
melaksanakan tanggung jawab mereka untuk menggunakan sumber daya ekonomik entitas
• Laporan keuangan bertujuan umum tidak didesain untuk menunjukkan nilai entitas
pelapor, tetapi menyediakan informasi untuk membantu investor saat ini, investor
potensial, pemberi pinjaman dan kreditor lainnya dalam mengestimasi nilai entitas
pelapor.
• Pihak lain dapat menggunakan informasi laporan keuangan bertujuan umum, namun
laporan keuangan tidak ditujukan untuk pihak lain misal regulator dan public.
12
Informasi tentang Sumber Daya Ekonomi
Perubahan sumber daya ekonomik dan klaim yang tidak berasal dari kinerja keuangan
13
2. Karakteristik Informasi keuangan yang berguna
Pendahuluan
14
Pendahuluan
15
Karakteristik Kualitatif Fundamendal
16
Karakteristik Kualitatif Fundamendal
17
Karakteristik Kualitatif Fundamendal
18
Karakteristik Kualitatif Peningkat
19
Karakteristik Kualitatif Peningkat
Keterbandingan
• Keterbandingan adalah karakteristik kualitatif yang memungkinkan pengguna untuk
mengidentifikasi dan memahami persamaan dalam, dan perbedaan antara, pos-pos.
• Tidak sama konsistensi dengan keterbandingan.
• Konsistensi merujuk kepada penggunaan metode yang sama terhadap pos-pos yang
sama, baik dari periode ke periode dalam suatu entitas pelapor atau dalam satu
periode antar entitas.
• Keterbandingan adalah tujuan, sedangkan konsistensi membantu untuk mencapai
tujuan tersebut
• Keterbandingan bukan berarti seragam.
• Beberapa derajat keterbandingan kemungkinan dapat dicapai dengan memenuhi
karakteristik kualitatif fundamental.
20
Karakteristik Kualitatif Peningkat
Keterverifikasian
Keterverifikasian berarti berbagai pengamat independen dengan pengetahuan berbeda-
beda dapat mencapai konsensus, meskipun tidak selalu mencapai kesepakatan, bahwa
penggambaran tertentu merupakan representasi tepat.
Verifikasi dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung.
Verifikasi langsung berarti pemverifikasian jumlah atau representasi lain melalui
observasi secara langsung
Verifikasi tidak langsung berarti pemeriksaan masukan pada suatu model, rumus, atau
teknik lain dan pengalkulasian ulang hasil dengan menggunakan metodologi yang sama.
Tidak mungkin untuk memverifikasi beberapa penjelasan dan informasi laporan keuangan
perkiraan masa depan hingga suatu periode masa depan. Untuk membantu pengguna
memutuskan apakah mereka ingin menggunakan informasi tersebut, umumnya dibutuhkan
pengungkapan asumsi yang mendasari, metode untuk penggabungan informasi tersebut
dan faktor lainnya, serta keadaan yang mendukung informasi tersebut.
21
Karakteristik Kualitatif Peningkat
Ketepatwaktuan
• Ketepatwaktuan berarti tersedianya informasi bagi pembuat keputusan pada waktu yang
tepat sehingga dapat mempengaruhi keputusan mereka.
• Semakin lawas suatu informasi maka semakin kurang berguna informasi tersebut.
• Beberapa informasi dapat terus tepat waktu bahkan dalam jangka panjang setelah akhir dari
periode pelaporan, misalnya, beberapa pengguna perlu mengidentifikasi dan menilai tren.
Keterpahaman
• Pengklasifikasian, pengarakteristikan dan penyajian informasi secara jelas dan ringkas dapat
membuat informasi tersebut terpaham.
• Beberapa fenomena adalah rumit secara inheren dan tidak mudah untuk dipahami.
• Laporan keuangan disiapkan untuk pengguna yang memiliki pengetahuan memadai tentang
aktivitas bisnis dan ekonomi serta pengguna yang meninjau dan menganalisa informasi
dengan tekun.
22
Karakteristik Kualitatif Peningkat
23
Kendala Biaya Pelaporan Keuangan yang Berguna
• Biaya merupakan kendala besar untuk informasi yang dapat disajikan dalam pelaporan
keuangan.
• Pelaporan informasi keuangan menimbulkan biaya, dan sangatlah penting bahwa biaya
tersebut dapat dijustifikasi melalui manfaat dari pelaporan informasi.
• Dalam penerapan kendala biaya, DSAK IAI menilai apakah manfaat dari pelaporan informasi
tertentu cenderung seimbang dengan biaya yang dikeluarkan untuk menyediakan dan
menggunakan informasi tersebut.
• Ketika penerapan kendala biaya dalam pengembangan standar pelaporan keuangan, DSAK IAI
mencari informasi dari penyedia informasi keuangan, pengguna, auditor, akademisi dan
lainnya mengenai sifat dan kuantitas dari manfaat yang diharapkan dan biaya dari standar
tersebut.
• Dalam kebanyakan situasi, penilaian tersebut berdasarkan pada kombinasi informasi
kuantitatif dan kualitatif.
24
3. Laporan Keuangan dan Laporan Keuangan Entitas Pelapor
Periode pelaporan
• Laporan keuangan
konsolidasian dan tidak
Perspektif yang diadopsi dalam dikonsolidasikan
laporan keuangan • Laporan keuangan
25
Tujuan dan ruang lingkup
Tujuan laporan adalah untuk menyediakan informasi keuangan tentang aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan,
dan beban entitas pelapor yang berguna bagi pengguna laporan keuangan dalam menilai prospek arus kas
masuk neto masa depan ke entitas pelapor dan dalam menilai penatagunaan oleh manajemen atas sumber
daya ekonomik entitas
26
Periode, Perspektif dan Asumsi
27
ASUMSI DASAR
Kelangsungan Usaha
• Laporan keuangan biasanya disusun berdasarkan asumsi
kelangsungan usaha entitas dan entitas akan melanjutkan usahanya
di masa depan.
• Entitas diasumsikan tidak memiliki intensi atau berkeinginan untuk
melikuidasi atau mengurangi skala usahanya secara material. Jika
intensi atau keinginan tersebut timbul, maka laporan keuangan
dapat disusun dengan dasar yang berbeda dan dasar yang
digunakan tersebut.
28
Entitas Pelapor
• Entitas pelapor adalah entitas yang disyaratkan, atau memilih, untuk menyusun laporan
keuangan. Entitas pelapor dapat berupa entitas tunggal atau sebagian dari suatu entitas
atau dapat terdiri lebih dari satu entitas. Entitas pelapor tidak selalu merupakan entitas
legal.
• Entitas (induk) memiliki pengendalian atas entitas lain (entitas anak). Jika entitas
pelapor terdiri dari entitas induk dan entitas anaknya, laporan keuangan entitas pelapor
disebut sebagai ‘laporan keuangan konsolidasian’.
• Jika entitas pelapor adalah entitas induk sendiri, laporan keuangan entitas pelapor
disebut sebagai ‘laporan keuangan tidak dikonsolidasikan’
• Jika entitas pelapor terdiri dari dua entitas atau lebih yang tidak seluruhnya terkait oleh
hubungan induk-anak, laporan keuangan entitas pelapor disebut sebagai ‘laporan
keuangan gabungan’.
29
Entitas Pelapor
• Menentukan batas yang tepat dari entitas pelapor dapat menjadi sulit jika entitas pelapor:
• bukan merupakan entitas legal; dan
• tidak hanya terdiri dari entitas legal yang terkait oleh hubungan induk-anak.
• Penentuan batas entitas pelapor didorong oleh kebutuhan informasi dari pengguna utama
laporan keuangan entitas pelapor. Para pengguna tersebut membutuhkan informasi relevan
yang merepresentasi secara tepat apa yang dimaksudkan untuk direpresentasikan.
Representasi tepat mensyaratkan bahwa:
• batas entitas pelapor tidak mengandung serangkaian aktivitas ekonomik yang arbiter atau
tidak lengkap;
• mencakup serangkaian aktivitas ekonomik tersebut dalam batas entitas pelapor
menghasilkan informasi yang netral; dan
• deskripsi diberikan tentang bagaimana batas entitas pelapor ditentukan dan apa yang
merupakan entitas pelapor.
30
Laporan Keuangan Konsolidasi dan tidak
Dikonsolidasikan
• Laporan keuangan konsolidasian memberikan informasi aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan dan beban dari
entitas induk dan entitas anak sebagai entitas pelapor tunggal.
• Laporan keuangan konsolidasian tidak dirancang untuk memberikan informasi dari entitas anak tertentu.
Laporan keuangan entitas anak sendiri dirancang untuk memberikan informasi tersebut.
• Laporan keuangan yang tidak dikonsolidasikan dirancang untuk memberikan informasi tentang aset, liabilitas,
ekuitas, penghasilan dan beban entitas induk, dan bukan tentang entitas anaknya. Informasi tersebut dapat
berguna karena:
• klaim atas entitas induk biasanya tidak memberikan pemegang klaim tersebut klaim atas entitas anak;
dan
• di beberapa yurisdiksi, jumlah yang dapat didistribusikan secara sah kepada pemegang klaim ekuitas atas
entitas induk bergantung pada cadangan yang dapat didistribusikan dari entitas induk.
• Informasi yang disediakan dalam laporan keuangan yang tidak dikonsolidasikan biasanya tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan informasi dari para pengguna dari entitas induk.
• Ketika laporan keuangan konsolidasian diperlukan, laporan keuangan yang tidak dikonsolidasikan tidak dapat
dijadikan sebagai pengganti laporan keuangan konsolidasian. Namun demikian, entitas induk mungkin
disyaratkan, atau memilih, untuk menyusun laporan keuangan yang tidak dikonsolidasikan sebagai tambahan
atas laporan keuangan konsolidasian.
31
4. Unsur Unsur Laporan Keuangan
32
Unsur-unsur Laporan Keuangan
Sumber daya Aset Sumber daya ekonomik kini yang dikendalikan oleh entitas sebagai akibat peristiwa
ekonomik masa lalu.
Sumber daya ekonomik adalah hak yang memiliki potensi menghasilkan manfaat
ekonomik.
Liabilitas Kewajiban kini entitas untuk mengalihkan sumber daya ekonomik sebagai akibat
peristiwa masa lalu.
Ekuitas Kepentingan residual dalam aset entitas setelah dikurangi seluruh liabilitasnya.
Perubahan sumber Penghasilan Peningkatan aset, atau penurunan liabilitas, yang menghasilkan peningkatan ekuitas,
daya ekonomik selain yang berkaitan dengan kontribusi dari pemegang klaim ekuitas.
dan klaim, yang
mencerminkan Beban Penurunan aset, atau peningkatan liabilitas, yang mengakibatkan penurunan ekuitas,
kinerja keuangan selain yang berkaitan dengan distribusi ke pemegang klaim ekuitas.
Perubahan lain Kontribusi dari pemegang klaim ekuitas, dan distribusi kepada mereka.
dalam sumber daya Pertukaran aset atau liabilitas yang tidak menghasilkan peningkatan atau penurunan
ekonomik dan ekuitas.
klaim
33
Aset
Hak
• Hak yang sesuai dengan kewajiban pihak lain
• Hak yang tidak sesuai dengan kewajiban pihak lain
Pengendalian
• Entitas mengendalikan sumber daya ekonomik jika entitas memiliki
kemampuan kini untuk mengarahkan penggunaan sumber daya
ekonomik dan memperoleh manfaat ekonomik yang mungkin mengalir
darinya.
34
Liabilitas
• Kewajiban adalah tugas atau tanggung jawab di mana entitas tidak memiliki
kemampuan praktis untuk menghindarinya.
35
Ekuitas
Ekuitas
• Ekuitas residual, ekuitas dapat disubklasifikasikan dalam laporan posisi
keuangan.
• Klaim ekuitas adalah klaim atas hak residual dalam aset entitas setelah
dikurangi seluruh liabilitasnya.
• Klaim tersebut dapat dibuat berdasarkan kontrak, undang-undang atau
cara serupa, dan termasuk, sepanjang tidak memenuhi definisi liabilitas:
• saham dari berbagai jenis, yang dikeluarkan oleh entitas; dan
• beberapa kewajiban entitas untuk menerbitkan klaim ekuitas lainnya.
36
Penghasilan dan Beban
37
5. PENGAKUAN DAN PENGHENTIAN PENGAKUAN
PROSES PENGAKUAN
KRITERIA PENGAKUAN
• Relevansi
• Ketidakpastian eksistensi
• Probabilitas rendah dari arus masuk atau arus keluar manfaat ekonomik
• Representasi tepat
• Ketidakpastian pengukuran
• Faktor lain
PENGHENTIAN PENGAKUAN
38
Pengakuan unsur-unsur laporan keuangan
Jumlah di mana aset, liabilitas atau ekuitas diakui dalam laporan posisi keuangan
disebut sebagai ‘jumlah tercatatnya’.
39
Pengakuan Menghubungkan Unsur Laporan Keuangan
40
Penghentian Pengakuan
Penghentian pengakuan adalah penghapusan seluruh atau sebagian aset atau
liabilitas yang diakui dari laporan posisi keuangan entitas. Penghentian pengakuan
biasanya terjadi ketika item tersebut tidak lagi memenuhi definisi aset atau liabilitas:
• untuk aset, penghentian pengakuan biasanya terjadi ketika entitas kehilangan pengendalian atas
seluruh atau sebagian dari aset yang diakui; dan
• untuk liabilitas, penghentian pengakuan biasanya terjadi ketika entitas tidak lagi memiliki
kewajiban kini atas seluruh atau sebagian dari liabilitas yang diakui.
• setiap aset dan liabilitas yang dipertahankan setelah transaksi atau peristiwa lain yang
menyebabkan penghentian pengakuan (termasuk aset atau liabilitas yang diperoleh, timbul atau
dihasilkan sebagai bagian dari transaksi atau peristiwa lainnya); dan
• perubahan dalam aset dan liabilitas entitas sebagai akibat dari transaksi atau peristiwalainnya.
41
6. Pengukuran
PENDAHULUAN
DASAR PENGUKURAN
• Biaya historis
• Nilai kini
• Nilai wajar
• Nilai pakai dan nilai pemenuhan
• Biaya kini
• Biaya historis
• Nilai kini: Nilai wajar, Nilai pakai dan nilai pemenuhan, Biaya kini
• Relevansi: Karakteristik aset atau liabilitas; Kontribusi arus kas masa depan
• Representasi tepat
• Karakteristik kualitatif peningkat dan kendala biaya Biaya historis, Nilai kini
• Faktor khusus untuk pengukuran awal
• Lebih dari satu dasar pengukuran
PENGUKURAN EKUITAS
42
Pendahuluan
43
Dasar Pengukuran
Biaya Historis
• Ukuran biaya historis memberikan informasi besaran moneter tentang aset, liabilitas dan
penghasilan dan beban terkait menggunakan informasi yang diperoleh, setidaknya sebagian, dari
harga transaksi atau peristiwa lain yang memunculkannya.
Nilai kini
• Nilai wajar = harga yang akan diterima untuk menjual aset, atau dibayarkan untuk mengalihan liabilitas, dalam
transaksi yang teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.
• Nilai pakai = adalah nilai sekarang dari arus kas, atau manfaat ekonomik lainnya, yang entitas perkirakan akan
diperoleh dari penggunaan aset dan dari pelepasan akhirnya.
• Nilai pemenuhan adalah nilai sekarang dari kas, atau sumber daya ekonomik lainnya, yang entitas perkirakan
akan wajib untuk dialihkan selama entitas memenuhi suatu liabilitas.
• Biaya kini biaya atas aset yang setara pada tanggal pengukuran, yang terdiri dari imbalan yang akan
dibayarkan pada tanggal pengukuran ditambah biaya transaksi yang akan terjadi pada tanggal tersebut.
44
7. Penyajian dan Pengungkapan
KLASIFIKASI
• Klasifikasi aset dan liabilitas
• Saling hapus
• Klasifikasi ekuitas
• Klasifikasi penghasilan dan beban
• Laba atau rugi dan penghasilan komprehensif lain
AGREGASI
45
8. Konsep Modal dan Pemeliharaan Modal
Konsep modal keuangan dianut oleh sebagian besar entitas dalam penyusunan
laporan keuangan.
• konsep modal keuangan, seperti uang atau daya beli yang diinvestasikan, modal bersinonim dengan aset neto atau
ekuitas entitas.
• konsep modal fisik, seperti kemampuan usaha, modal dipandang sebagai kapasitas produktif entitas yang didasarkan
pada, sebagai contoh, unit output per hari.
• Pemeliharaan modal keuangan. Laba diperoleh jika jumlah finansial (atau uang) aset neto pada akhir periode melebihi
jumlah finansial (atau uang) aset neto pada awal periode, setelah mengeluarkan distribusi kepada, dan kontribusi dari,
pemilik selama periode. Pemeliharaan modal keuangan dapat diukur baik dalam satuan moneter nominal atau satuan
daya beli yang konstan.
• Pemeliharaan modal fisik. Laba diperoleh jika kapasitas produktif fisik (atau kemampuan usaha) entitas (atau sumber
daya atau dana yang dibutuhkan untuk mencapai kapasitas tersebut) pada akhir periode melebihi kapasitas produktif
fisik pada awal periode setelah mengeluarkan distribusi kepada, dan kontribusi dari, para pemilik selama suatu periode.
46
KERANGKA
KONSEPTUAL
US GAAP
CONCEPTUAL FRAMEWORK
53
BAB 2
Konsep dan
Prinsip Posisi Keuangan
Pervasive
Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari peristiwa masa
lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh
entitas.
Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari peristiwa
masa lalu, yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari
sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi.
Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua kewajiban.
54
BAB 2
Konsep dan
Prinsip Kinerja Keuangan
Pervasive
Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode pelaporan dalam
bentuk arus masuk atau peningkatan aset, atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan
kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
• Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa.
• Keuntungan mencerminkan pos lainnya yang memenuhi definisi penghasilan namun bukan
pendapatan.
Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode pelaporan
dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset, atau terjadinya kewajiban yang
mengakibatkan penurunan ekuitas yang
55
BAB 2
Konsep dan
Prinsip
Pervasive
Pengakuan
56
BAB 2
Konsep dan
Prinsip
Pervasive
Pengukuran
• Biaya historis. Aset adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai
wajar dari pembayaran yang diberikan untuk memperoleh aset pada saat
perolehan. Kewajiban dicatat sebesar kas atau setara kas yang diterima atau
sebesar nilai wajar dari aset non-kas yang diterima sebagai penukar dari
kewajiban pada saat terjadinya kewajiban.
• Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset, atau
untuk menyelesaikan suatu kewajiban, antara pihak-pihak yang berkeinginan dan
memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan wajar.
57
BAB 2
Konsep dan Prinsip Pengakuan dan Pengukuran
Prinsip
Pervasive Berpangaruh Luas (Pervasif)
• Dalam hal tidak ada suatu pengaturan tertentu dalam SAK ETAP untuk transaksi
atau peristiwa lain, paragraf 9.4 memberikan panduan untuk membuat
pertimbangan dan paragraf 9.5 menetapkan hirarki yang diikuti oleh entitas dalam
memutuskan kebijakan akuntansi yang sesuai dalam keadaan tersebut.
• Pada tingkat kedua hirarki tersebut mensyaratkan entitas untuk menggunakan
prinsip pengakuan dan pengukuran pervasif yang diatur dalam Bab ini.
58
BAB 2
Konsep dan
Prinsip
Pervasive
Dasar Akrual
59
BAB 2
Konsep dan
Prinsip Pengakuan Penghasilan dan Beban
Pervasive
Aset
• Aset diakui dalam neraca jika kemungkinan manfaat ekonominya di masa
depan akan mengalir ke entitas dan aset tersebut mempunyai nilai atau biaya
yang dapat diukur dengan andal.
• Aset tidak diakui dalam neraca jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat
ekonominya dipandang tidak mungkin mengalir ke dalam entitas setelah
periode pelaporan berjalan.
Kewajiban
• Kewajiban diakui dalam neraca jika kemungkinan pengeluaran sumber daya
yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan
kewajiban masa kini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan
andal.
60
BAB 2
Konsep dan
Prinsip Pengakuan Penghasilan dan Beban
Pervasive
Penghasilan
• Pengakuan penghasilan merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan kewajiban.
• Penghasilan diakui jika kenaikan manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan
aset atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal.
Beban
• Pengakuan beban merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan kewajiban.
• Beban diakui jika penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau
peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal.
61
BAB 2
Konsep dan
Prinsip
Pervasive
Saling Hapus
• Pengukuran nilai aset secara neto dari penilaian penyisihan bukan merupakan
saling hapus, misalnya penyisihan atas keusangan persediaan dan penyisihan atas
piutang tak tertagih.
• Jika aktivitas entitas yang biasa tidak termasuk membeli dan menjual aset tidak
lancar (termasuk investasi dan aset operasional), maka entitas melaporkan
keuntungan dan kerugian atas pelepasan aset dengan mengurangi hasil
penjualan dengan jumlah tercatat aset dan beban penjualan yang terkait.
62
KERANGKA
KONSEPTUAL
(KONSEP PERVASIF)
SAK EMKM
KONSEP PERVASIVE
POSISI KEUANGAN
KINERJA
MATERIALITAS
ASUMSI DASAR
SALING HAPUS
2 64
KONSEP PERVASIVE
POSISI KEUANGAN
• Aset sumber daya yang dikuasai entitas akibat dari peristiwa masa lalu dan
manfaat ekonomi masa depan diharapkan akan diperoleh oleh entitas.
• Liabilitas kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang
penyelesaiannya mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung
manfaat ekonomi.
• Ekuitas hak residual atas aset entitas setelah dikurangi seluruh liabilitasnya.
2 65
POSISI KEUANGAN
Aset
• Potensi ekonomi masa depan akan diperoleh entitas
• Kontribusi baik langsung maupun tidak langsung terhadap arus kas.
• Timbul dari penggunaan maupun pelepasan aset
Liabilitas
Ekuitas
• Klaim atas hak residual aset setelah dikurangi liabilitas
2 66
KINERJA
KINERJA
• Disajikan dalam laba rugi selama periode pelaporan
• Informasi kinerja meliputi informasi penghasilan dan beban
PENGHASILAN (INCOME)
BEBAN (EXPENSES)
• penurunan manfaat ekonomi selama periode dalam bentuk arus kas
keluar atau penurunan aset, atau kenaikan liabilitas yang
mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak disebabkan oleh
distribusi kepada penanam modal.
2 67
PENGHASILAN DAN BEBAN
BEBAN
• Beban dalam aktivitas entitas normal meliputi, beban pokok
penjualan, upah, dan penyusutan.
• Kerugian memenuhi definisi beban namun tidak termasuk
kategori beban kerugian dari pelepasan aset.
2 68
PENGAKUAN UNSUR-UNSUR LAPORAN KEUANGAN
Keandalan pengukuran
• Secara umum biaya suatu pos dapat diukur dengan andal
• Biaya kadang, harus diestimasi
• Jika pengukuran layak tidak mungkin dilakukan maka pos tersebut tidak
diakui dan tidak disajikan dalam laporan keuangan
2 69
Pengukuran dan Materialitas
Pengukuran
• Proses penetapan jumlah uang untuk mengakui aset, liabilitas,
penghasilan dan beban
• Dasar pengukuran adalah biaya historis kas atas setara kas yang
dibayarkan atau diterima pada tanggal perolehan
Materialitas
• Relevansi dipengaruhi oleh hakikat dan meterialitas
• Material jika kelalaian atau kesalahan pos laporan keuangan baik sendiri
atau secara bersama mempengaruhi keputusan pengguna.
• Materialitas tergantung ukuran dan sifat dari kelalaian atau
mencantumkan.
• Ukuran dan sifat menjadi faktor penentu materialitas
2 70
Pengakuan dan Pengukuran Pervasif
2 71
ASUMSI DASAR
Akrual
• akun-akun diakui sebagai aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan,
dan beban ketika memenuhi definisi dan kriteria pengakuan
untuk masing-masing akun-akun tersebut
Kelangsungan Usaha
• Entitas mememiliki kemampuan untuk melanjutkan usahanaya di
mase depan
2 72
PENGAKUAN DALAM LAPORAN KEUANGAN
ASET
• Aset diakui ketika manfaat ekonominya di masa
depan akan mengalir ke entitas dan dapat diukur
dengan andal.
LIABILITAS
• Liabilitas jika pengeluaran sumber daya yang
mengandung manfaat ekonomi dipastikan akan
dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban entitas
dan jumlahnya dapat diukur andal.
2 73
PENGAKUAN DALAM LAPORAN KEUANGAN
PENGHASILAN
BEBAN
2 74
SALING HAPUS
2 75
KERANGKA
KONSEPTUAL
(KONSEP PERVASIF)
SAK SYARIAH
TUJUAN KERANGKA DASAR
SYARIAH
77
PARADIGMA TRANSAKSI SYARIAH
Terbentuk integritas ->
GCG & Market Discipline
Sarana
Amanah Pencapaian
Alam semesta
78
ASAS TRANSAKSI SYARIAH
Asas Transaksi
Syariah
79
KARAKTERISTIK TRANSAKSI SYARIAH
80
KARAKTERISTIK TRANSAKSI SYARIAH
82
KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN KEUANGAN SYARIAH
Asumsi Dasar
• Dasar Akrual
• kecuali untuk perhitungan bagi hasil
• Kelangsungan Usaha
Karakateristik Kualitatif
• Dapat dipahami
• Relevan
• Keandalan
• Dapat dibandingkan
83
UNSUR-UNSUR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH
84
KERANGKA
KONSEPTUAL
PSAP
RUANG LINGKUP KERANGKA KONSPETUAL SAP
TUJUAN
Menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai
akuntabilitas dan membuat keputusan ekonomi, sosial maupun politik.
Asumsi
Prinsip Akuntansi
Basis akuntansi;
Asumsi kemandirian entitas Prinsip nilai historis;
Asumsi kesinambungan entitas Prinsip realisasi;
Asumsi keterukuran dalam satuan Prinsip substansi mengungguli bentuk formal;
uang (monetary measurement) Prinsip periodisitas;
Prinsip konsistensi;
Prinsip pengungkapan lengkap; dan
Karakteristik Kualitatif
Prinsip penyajian wajar.
Relevan;
Andal; Konstrain
Dapat dibandingkan; dan Materialitas
Dapat dipahami Pertimbangan Biaya dan Manfaat
Kesimbangan antar Karakteristik Kualitatif
PRINSIP AKUNTANSI – BASIS AKUNTANSI
92
Soal 2
93
Soal 3
94
Soal 4
95
Soal 5
96
Soal 6
97
Soal 7
98
Soal 8
99
Soal 9
100
Soal 10
101
Dwi Martani - 081318227080
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/
102