Anda di halaman 1dari 102

KERANGKA KONSEPTUAL

Agenda

Kerangka Konseptual PSAK

Kerangka Konseptual SAK EMKM dan SAK ETAP

Kerangka Konseptual SAK Syariah

2
2
KERANGKA
KONSEPTUAL
PSAK
Pengantar
• Kerangka konseptual pelaporan keuangan disahkan pada 11 Desember 2019  Revisi Kerangka
Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK) yang diadopsi dari Conceptual Framework for Financial
Reporting.
• Menggantikan kerangka konseptual telah berlaku efektif 1 Januari 2016.
• Adopsi dari The Conceptual Framework for Financial Reporting yang berlaku efektif 1 Jan 2020
• KKPK berlaku efektif 1 Januari 2020 dan penerapan dini diperkenankan.
• Perubahan pada Bab 1 dan 2 terkait klarifikasi atas • Penambahan pedoman lain dari elemen laporan
penatagunaan oleh manajemen (management's keuangan.
stewardship), prudensi (prudence), substansi • Penambahan deskripsi kriteria pengakuan.
mengungguli bentuk,ketidakpastian pengukuran,
dan identifikasi relevansi dan reprensentasi tepat. • Penambahan deskripsi penghentian pengakuan.
• Penambahan bab terkait deskripsi laporan • Penambahan deskripsi dasar pengukuran.
keuangan dan entitas pelapor. • Penambahan deskripsi faktor yang dipertimbangkan
• Perubahan definisi elemen laporan keuangan. ketika memilih dasar pengukuran.
• Penambahan deskripsi kewajiban kini dan • Penambahan deskripsi penyajian dan
pedoman yang mendukung deskripsi tersebut. pengungkapan.

4
ISI KERANGKA KONSEPTUAL

PENDAHULUAN
BAB
1. Tujuan Pelaporan Bertujuan Umum
2. Karakteristik Kualitatif Informasi Keuangan yang Berguna
3. Laporan Keuangan dan Entitas Pelapor
4. Unsur-Unsur Laporan Keuangan
5. Pengakuan dan Penghentian Pengakuan
6. Pengukuran
7. Penyajian dan Pengungkapan
8. Konsep Modal dan Pemeliharaan Modal

5
ISI KERANGKA KONSEPTUAL - LAMA

PENDAHULUAN

BAB

I. Tujuan Pelaporan Bertujuan Umum


II. Entitas Pelapor (untuk ditambahkan)
III. Karakteristik Kualitatif Infromasi Keuangan yang Berguna
IV. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan euangan
(1994) Pengaturan yang Tersisa

6
Pendahuluan - Tujuan

Kerangka Konseptual mendeskripsikan tujuan dari dan konsep untuk,


pelaporan keuangan untuk tujuan umum.

Tujuan Kerangka Konseptual adalah untuk:

• membantu Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI)
dalam mengembangkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berdasarkan konsep
yang konsisten;
• membantu penyusun laporan keuangan untuk mengembangkan kebijakan akuntansi
yang konsisten ketika tidak ada Standar yang berlaku untuk transaksi tertentu atau
peristiwa lain, atau ketika Standar memberikan pilihan kebijakan akuntansi; dan;
• membantu semua pihak untuk memahami dan menginterpretasikan Standar.

7
Pendahuluan - Landasan

Kerangka Konseptual menyediakan landasan bagi Standar yang:


• berkontribusi terhadap transparansi dengan meningkatkan komparabilitas internasional dan
kualitas informasi keuangan, yang memungkinkan investor dan pelaku pasar lainnya untuk
membuat keputusan ekonomik berdasarkan informasi.
• memperkuat akuntabilitas dengan mengurangi kesenjangan informasi antara penyedia modal
dan orang-orang yang telah mempercayakan uangnya ke pihak tersebut. Standar berdasarkan
Kerangka Konseptual memberikan informasi yang diperlukan dalam meminta
pertanggungjawaban manajemen. Sebagai sumber informasi yang dapat diperbandingkan
secara global, Standar tersebut juga sangat penting bagi para regulator di seluruh dunia.
• berkontribusi pada efisiensi ekonomik dengan membantu investor untuk mengidentifikasi
peluang dan risiko di seluruh dunia, sehingga meningkatkan alokasi modal. Untuk bisnis,
penggunaan bahasa akuntansi tunggal yang tepercaya yang berasal dari Standar berdasarkan
Kerangka Konseptual menurunkan biaya modal dan mengurangi biaya pelaporan
internasional.

8
Pendahuluan - Status

Kerangka Konseptual bukan merupakan PSAK sehingga tidak


mendefinisikan standar untuk pengukuran atau isu pengungkapan tertentu.
Kerangka Konseptual ini tidak mengungguli PSAK tertentu.

Untuk memenuhi tujuan pelaporan keuangan bertujuan umum, DSAK IAI


terkadang dapat menentukan persyaratan yang berbeda dari aspek Kerangka
Konseptual. Jika DSAK IAI melakukannya, DSAK IAI akan menjelaskan
perbedaan dalam Dasar Kesimpulan tentang Standar tersebut.

Kerangka Konseptual akan direvisi dari waktu ke waktu berdasarkan


pengalaman DSAK IAI dalam penggunaan Kerangka Konseptual tersebut.

9
1. Tujuan Pelaporan Keuangan
Bertujuan Umum

TUJUAN, KEGUNAAN, DAN KETERBATASAN PELAPORAN KEUANGAN


BERTUJUAN UMUM

INFORMASI TENTANG SUMBER DAYA EKONOMIK ENTITAS PELAPOR, KLAIM


TERHADAP ENTITAS, SERTA PERUBAHAN SUMBER DAYA DAN KLAIM
• Sumber daya ekonomik dan klaim
• Perubahan sumber daya ekonomik dan klaim
• Kinerja keuangan terefleksikan oleh akuntansi akrual
• Kinerja keuangan terefleksikan oleh arus kas masa lalu
• Perubahan sumber daya ekonomik dan klaim yang tidak berasal dari kinerja keuangan

INFORMASI TENTANG PENGGUNAAN SUMBER DAYA EKONOMIK ENTITAS

10
Tujuan

Tujuan pelaporan keuangan bertujuan umum menjadi dasar dari Kerangka


Konseptual.

Tujuan pelaporan keuangan bertujuan umum adalah untuk menyediakan


informasi keuangan tentang entitas pelapor yang berguna untuk investor
saat ini dan investor potensial, pemberi pinjaman, dan kreditor lainnya
dalam membuat keputusan tentang penyediaan sumber daya kepada
entitas. Keputusan tersebut termasuk keputusan mengenai:

(a) pembelian, penjualan, atau pemilikan instrumen ekuitas dan instrumen utang;
(b) penyediaan atau penyelesaian pinjaman dan bentuk kredit lainnya.
(c) menggunakan hak untuk memilih, atau memengaruhi, tindakan manajemen
yang memengaruhi penggunaan sumber daya ekonomik entitas.

11
Tujuan dan Keterbatasan Laporan Keuangan

• Untuk membuat penilaian investor saat ini dan investor potensial, pemberi pinjaman
dan kreditor lainnya memerlukan informasi tentang:
• sumber daya ekonomik entitas, klaim terhadap entitas dan perubahan sumber daya dan klaim;
dan
• seberapa efisien dan efektif manajemen entitas dan dewan pengarah (governing board) telah
melaksanakan tanggung jawab mereka untuk menggunakan sumber daya ekonomik entitas
• Laporan keuangan bertujuan umum tidak didesain untuk menunjukkan nilai entitas
pelapor, tetapi menyediakan informasi untuk membantu investor saat ini, investor
potensial, pemberi pinjaman dan kreditor lainnya dalam mengestimasi nilai entitas
pelapor.
• Pihak lain dapat menggunakan informasi laporan keuangan bertujuan umum, namun
laporan keuangan tidak ditujukan untuk pihak lain misal regulator dan public.

12
Informasi tentang Sumber Daya Ekonomi

Sumber daya ekonomi dan klaim

Perubahan sumber daya ekonomi dan klaim

Kinerja keuangan terfleksi oleh akuntansi akrual

Kinerja keuangan terfleksi oleh arus kas masa lalu

Perubahan sumber daya ekonomik dan klaim yang tidak berasal dari kinerja keuangan

13
2. Karakteristik Informasi keuangan yang berguna

Pendahuluan

Karakteristik kualitatif laporan keuangan yang berguna


• Karakteristik kualitatif fundamental
• Relevansi
• Representasi Tepat
• Penerapan karakteristik kualitatif fundamendal
• Keterbandingan
• Keterverifikasian
• Ketepatwaktuan
• Keterpahaman

Kendala biaya pelaporan keuangan yang berguna

14
Pendahuluan

• Karakteristik kualitatif informasi keuangan mengidentifikasi jenis informasi berguna


untuk investor dan investor potensial, pemberi pinjaman, serta kreditor untuk
membuat keputusan mengenai entitas.
• Karakteristik kualitatif diterapkan untuk informasi keuangan yang tersedia dalam
laporan keuangan, dan juga informasi keuangan yang tersedia dengan cara lainnya.
• Karakteristik kualitatif informasi keuangan diterapkan untuk informasi keuangan
yang tersedia dalam laporan keuangan, dan juga informasi keuangan yang tersedia
dengan cara lainnya.
• Biaya merupakan kendala pervasive dalam menyediakan informasi keuangan.
• Pertimbangan penerapan karakteristik kualitatif dan kendala biaya berbeda untuk
jenis informasi yang berbeda.

15
Karakteristik Kualitatif Fundamendal

• Relevansi – nilai prediktif dan/atau nilai konfirmasi memperhatikan materialitas


• Informasi keuangan yang relevan mampu membuat perbedaan dalam keputusan
yang diambil oleh pengguna.
• Informasi keuangan memiliki nilai prediktif jika informasi tersebut dapat digunakan
sebagai masukan yang digunakan oleh pengguna untuk memprediksi hasil
(outcome) masa depan
• Informasi keuangan memiliki nilai konfirmasi jika menyediakan masukan (konfirmasi
atau perubahan) tentang evaluasi sebelumnya.
• Informasi adalah material jika informasi tersebut hilang atau salah saji sehingga
dapat mempengaruhi keputusan yang dibuat pengguna yang berdasarkan atas
informasi keuangan tentang entitas pelapor tertentu

16
Karakteristik Kualitatif Fundamendal

• Representasi tepat – lengkap; netral dan bebas dari kesalahan


• Lengkap mencakup seluruh informasi yang diperlukan pengguna agar dapat
memahami fenomena yang digambarkan, termasuk seluruh diskripsi dan
penjelasan yang diperlukan.
• Netral adalah tanpa bias dalam pemilihan atau penyajian informasi keuangan.
• Bebas dari kesalahan berarti tidak ada kesalahan atau kelalaian dalam
mendeskripsikan fenomena, dan proses yang digunakan untuk menghasilkan
informasi yang dilaporkan telah dipilih dan diterapkan tanpa ada kesalahan dalam
prosesnya

17
Karakteristik Kualitatif Fundamendal

• Penerapan karakteristik kualitatif fundamental


• Informasi harus relevan dan juga direpresentasikan secara tepat untuk disebut sebagai
informasi yang berguna.
• Representasi tepat dari fenomena yang tidak relevan atau representasi tidak tepat dari
fenomena yang relevan tidak akan membantu pengguna untuk membuat keputusan yang
baik.
• Proses yang paling efisien dan efektif dalam penerapan karakteristik kualitatif fundamental
biasanya adalah:
• Identifikasi fenomena ekonomi yang memiliki potensi menjadi berguna bagi pengguna
• Identifikasi jenis informasi tentang fenomena yang paling relevan
• Menentukan apakah informasi tersebut tersedia dan dapat direpresentasikan secara
tepat

18
Karakteristik Kualitatif Peningkat

• Keterbandingan, keterverifikasian, ketepatwaktuan, dan keterpahaman adalah


karakteristik kualitatif yang meningkatkan kegunaan informasi yang relevan dan
direpresentasikan secara tepat.
• Karakteristik kualitatif peningkat juga dapat membantu dalam menentukan mana
diantara dua cara yang harus digunakan untuk menggambarkan suatu fenomena jika
keduanya dianggap sama-sama relevan dan direpresentasikan secara tepat.

19
Karakteristik Kualitatif Peningkat

Keterbandingan
• Keterbandingan adalah karakteristik kualitatif yang memungkinkan pengguna untuk
mengidentifikasi dan memahami persamaan dalam, dan perbedaan antara, pos-pos.
• Tidak sama konsistensi dengan keterbandingan.
• Konsistensi merujuk kepada penggunaan metode yang sama terhadap pos-pos yang
sama, baik dari periode ke periode dalam suatu entitas pelapor atau dalam satu
periode antar entitas.
• Keterbandingan adalah tujuan, sedangkan konsistensi membantu untuk mencapai
tujuan tersebut
• Keterbandingan bukan berarti seragam.
• Beberapa derajat keterbandingan kemungkinan dapat dicapai dengan memenuhi
karakteristik kualitatif fundamental.

20
Karakteristik Kualitatif Peningkat
Keterverifikasian
 Keterverifikasian berarti berbagai pengamat independen dengan pengetahuan berbeda-
beda dapat mencapai konsensus, meskipun tidak selalu mencapai kesepakatan, bahwa
penggambaran tertentu merupakan representasi tepat.
 Verifikasi dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung.
 Verifikasi langsung berarti pemverifikasian jumlah atau representasi lain melalui
observasi secara langsung
 Verifikasi tidak langsung berarti pemeriksaan masukan pada suatu model, rumus, atau
teknik lain dan pengalkulasian ulang hasil dengan menggunakan metodologi yang sama.
 Tidak mungkin untuk memverifikasi beberapa penjelasan dan informasi laporan keuangan
perkiraan masa depan hingga suatu periode masa depan. Untuk membantu pengguna
memutuskan apakah mereka ingin menggunakan informasi tersebut, umumnya dibutuhkan
pengungkapan asumsi yang mendasari, metode untuk penggabungan informasi tersebut
dan faktor lainnya, serta keadaan yang mendukung informasi tersebut.

21
Karakteristik Kualitatif Peningkat

Ketepatwaktuan
• Ketepatwaktuan berarti tersedianya informasi bagi pembuat keputusan pada waktu yang
tepat sehingga dapat mempengaruhi keputusan mereka.
• Semakin lawas suatu informasi maka semakin kurang berguna informasi tersebut.
• Beberapa informasi dapat terus tepat waktu bahkan dalam jangka panjang setelah akhir dari
periode pelaporan, misalnya, beberapa pengguna perlu mengidentifikasi dan menilai tren.
Keterpahaman
• Pengklasifikasian, pengarakteristikan dan penyajian informasi secara jelas dan ringkas dapat
membuat informasi tersebut terpaham.
• Beberapa fenomena adalah rumit secara inheren dan tidak mudah untuk dipahami.
• Laporan keuangan disiapkan untuk pengguna yang memiliki pengetahuan memadai tentang
aktivitas bisnis dan ekonomi serta pengguna yang meninjau dan menganalisa informasi
dengan tekun.

22
Karakteristik Kualitatif Peningkat

Penerapan Karakteristik Kualitatif Peningkat


• Karakteristik kualitatif peningkat harus dimaksimalkan sebaik mungkin.
• Karakteristik kualitatif peningkat, baik secara individu atau kelompok, tidak dapat membuat
informasi menjadi berguna bila informasi tersebut tidak relevan atau tidak terepresentasikan
secara tepat.
• Penerapan karakteristik kualitatif peningkat merupakan sebuah proses yang berulang yang
tidak mengikuti urutan tertentu.
• Terkadang, satu karakteristik kualitatif peningkat mungkin dapat dikurangkan untuk
memaksimalkan karakteristik kualitatif lainnya.
• Sebagai contoh, pengurangan temporer dalam keterbandingan sebagai akibat dari penerapan standar
pelaporan keuangan baru secara prospektif mungkin berguna untuk meningkatkan relevansi atau
representasi tepat dalam jangka panjang.
• Pengungkapan yang sesuai secara parsial dapat mengompensasi ketidakterbandingan

23
Kendala Biaya Pelaporan Keuangan yang Berguna

• Biaya merupakan kendala besar untuk informasi yang dapat disajikan dalam pelaporan
keuangan.
• Pelaporan informasi keuangan menimbulkan biaya, dan sangatlah penting bahwa biaya
tersebut dapat dijustifikasi melalui manfaat dari pelaporan informasi.
• Dalam penerapan kendala biaya, DSAK IAI menilai apakah manfaat dari pelaporan informasi
tertentu cenderung seimbang dengan biaya yang dikeluarkan untuk menyediakan dan
menggunakan informasi tersebut.
• Ketika penerapan kendala biaya dalam pengembangan standar pelaporan keuangan, DSAK IAI
mencari informasi dari penyedia informasi keuangan, pengguna, auditor, akademisi dan
lainnya mengenai sifat dan kuantitas dari manfaat yang diharapkan dan biaya dari standar
tersebut.
• Dalam kebanyakan situasi, penilaian tersebut berdasarkan pada kombinasi informasi
kuantitatif dan kualitatif.

24
3. Laporan Keuangan dan Laporan Keuangan Entitas Pelapor

Tujuan dan ruang lingkup laporan


keuangan ENTITAS PELAPOR

Periode pelaporan
• Laporan keuangan
konsolidasian dan tidak
Perspektif yang diadopsi dalam dikonsolidasikan
laporan keuangan • Laporan keuangan

Asumsi kelangsungan usaha

25
Tujuan dan ruang lingkup

Tujuan laporan adalah untuk menyediakan informasi keuangan tentang aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan,
dan beban entitas pelapor yang berguna bagi pengguna laporan keuangan dalam menilai prospek arus kas
masuk neto masa depan ke entitas pelapor dan dalam menilai penatagunaan oleh manajemen atas sumber
daya ekonomik entitas

Informasi tersebut disediakan:


(a) dalam laporan posisi keuangan, dengan mengakui aset, liabilitas dan ekuitas;
(b) dalam laporan kinerja keuangan,9 dengan mengakui penghasilan dan beban; dan
(c) dalam laporan lain dan catatan, dengan menyajikan dan mengungkapkan informasi tentang:
(i) aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan dan beban yang diakui termasuk informasi tentang sifatnya
dan tentang risiko yang timbul dari aset dan liabilitas yang diakui tersebut;
(ii) aset dan liabilitas yang belum diakui (lihat paragraf 5.6), termasuk informasi tentang sifatnya
dan tentang risiko yang timbul darinya;
(iii) arus kas;
(iv) kontribusi dari pemegang klaim ekuitas dan distribusi kepada mereka; dan
(v) metode, asumsi, dan penilaian yang digunakan dalam mengestimasi jumlah yang disajikan atau
diungkapkan, dan perubahan dalam metode, asumsi, dan penilaian tersebut.

26
Periode, Perspektif dan Asumsi

Periode pelaporan Perspektif yang diadopsi


• Laporan keuangan disusun untuk jangka waktu tertentu dalam laporan keuangan
(periode pelaporan) dan memberikan informasi tentang: • Laporan keuangan memberikan
(a) aset dan liabilitas—termasuk aset dan liabilitas yang informasi tentang transaksi dan
tidak diakui—dan ekuitas yang ada pada akhir peristiwa lain dilihat dari
periode pelaporan, atau selama periode pelaporan; perspektif entitas pelapor secara
dan keseluruhan, bukan dari
(b) penghasilan dan beban untuk periode pelaporan. perspektif kelompok tertentu
• Laporan keuangan juga menyediakan informasi dari investor saat ini atau
komparatif untuk setidaknya satu periode pelaporan investor potensial, pemberi
sebelumnya. pinjaman atau kreditor lainnya.

27
ASUMSI DASAR

Kelangsungan Usaha
• Laporan keuangan biasanya disusun berdasarkan asumsi
kelangsungan usaha entitas dan entitas akan melanjutkan usahanya
di masa depan.
• Entitas diasumsikan tidak memiliki intensi atau berkeinginan untuk
melikuidasi atau mengurangi skala usahanya secara material. Jika
intensi atau keinginan tersebut timbul, maka laporan keuangan
dapat disusun dengan dasar yang berbeda dan dasar yang
digunakan tersebut.

28
Entitas Pelapor

• Entitas pelapor adalah entitas yang disyaratkan, atau memilih, untuk menyusun laporan
keuangan. Entitas pelapor dapat berupa entitas tunggal atau sebagian dari suatu entitas
atau dapat terdiri lebih dari satu entitas. Entitas pelapor tidak selalu merupakan entitas
legal.
• Entitas (induk) memiliki pengendalian atas entitas lain (entitas anak). Jika entitas
pelapor terdiri dari entitas induk dan entitas anaknya, laporan keuangan entitas pelapor
disebut sebagai ‘laporan keuangan konsolidasian’.
• Jika entitas pelapor adalah entitas induk sendiri, laporan keuangan entitas pelapor
disebut sebagai ‘laporan keuangan tidak dikonsolidasikan’
• Jika entitas pelapor terdiri dari dua entitas atau lebih yang tidak seluruhnya terkait oleh
hubungan induk-anak, laporan keuangan entitas pelapor disebut sebagai ‘laporan
keuangan gabungan’.

29
Entitas Pelapor

• Menentukan batas yang tepat dari entitas pelapor dapat menjadi sulit jika entitas pelapor:
• bukan merupakan entitas legal; dan
• tidak hanya terdiri dari entitas legal yang terkait oleh hubungan induk-anak.
• Penentuan batas entitas pelapor didorong oleh kebutuhan informasi dari pengguna utama
laporan keuangan entitas pelapor. Para pengguna tersebut membutuhkan informasi relevan
yang merepresentasi secara tepat apa yang dimaksudkan untuk direpresentasikan.
Representasi tepat mensyaratkan bahwa:
• batas entitas pelapor tidak mengandung serangkaian aktivitas ekonomik yang arbiter atau
tidak lengkap;
• mencakup serangkaian aktivitas ekonomik tersebut dalam batas entitas pelapor
menghasilkan informasi yang netral; dan
• deskripsi diberikan tentang bagaimana batas entitas pelapor ditentukan dan apa yang
merupakan entitas pelapor.

30
Laporan Keuangan Konsolidasi dan tidak
Dikonsolidasikan
• Laporan keuangan konsolidasian memberikan informasi aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan dan beban dari
entitas induk dan entitas anak sebagai entitas pelapor tunggal.
• Laporan keuangan konsolidasian tidak dirancang untuk memberikan informasi dari entitas anak tertentu.
Laporan keuangan entitas anak sendiri dirancang untuk memberikan informasi tersebut.
• Laporan keuangan yang tidak dikonsolidasikan dirancang untuk memberikan informasi tentang aset, liabilitas,
ekuitas, penghasilan dan beban entitas induk, dan bukan tentang entitas anaknya. Informasi tersebut dapat
berguna karena:
• klaim atas entitas induk biasanya tidak memberikan pemegang klaim tersebut klaim atas entitas anak;
dan
• di beberapa yurisdiksi, jumlah yang dapat didistribusikan secara sah kepada pemegang klaim ekuitas atas
entitas induk bergantung pada cadangan yang dapat didistribusikan dari entitas induk.
• Informasi yang disediakan dalam laporan keuangan yang tidak dikonsolidasikan biasanya tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan informasi dari para pengguna dari entitas induk.
• Ketika laporan keuangan konsolidasian diperlukan, laporan keuangan yang tidak dikonsolidasikan tidak dapat
dijadikan sebagai pengganti laporan keuangan konsolidasian. Namun demikian, entitas induk mungkin
disyaratkan, atau memilih, untuk menyusun laporan keuangan yang tidak dikonsolidasikan sebagai tambahan
atas laporan keuangan konsolidasian.

31
4. Unsur Unsur Laporan Keuangan

PENDAHULUAN ASET DAN LIABILITAS

DEFINISI ASET • Unit Akun


• Kontrak eksekutori
• Hak • Substansi hak kontraktual dan
• Potensi untuk menghasilkan manfaat kewajiban kontraktual
ekonomik
• Pengendalian
DEFINISI EKUITAS
DEFINISI LIABILITAS
• Kewajiban DEFINISI PENGHASILAN DAN
• Pengalihan sumber daya ekonomik BEBAN
• Kewajiban kini sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu

32
Unsur-unsur Laporan Keuangan

Sumber daya Aset Sumber daya ekonomik kini yang dikendalikan oleh entitas sebagai akibat peristiwa
ekonomik masa lalu.
Sumber daya ekonomik adalah hak yang memiliki potensi menghasilkan manfaat
ekonomik.
Liabilitas Kewajiban kini entitas untuk mengalihkan sumber daya ekonomik sebagai akibat
peristiwa masa lalu.
Ekuitas Kepentingan residual dalam aset entitas setelah dikurangi seluruh liabilitasnya.
Perubahan sumber Penghasilan Peningkatan aset, atau penurunan liabilitas, yang menghasilkan peningkatan ekuitas,
daya ekonomik selain yang berkaitan dengan kontribusi dari pemegang klaim ekuitas.
dan klaim, yang
mencerminkan Beban Penurunan aset, atau peningkatan liabilitas, yang mengakibatkan penurunan ekuitas,
kinerja keuangan selain yang berkaitan dengan distribusi ke pemegang klaim ekuitas.

Perubahan lain Kontribusi dari pemegang klaim ekuitas, dan distribusi kepada mereka.
dalam sumber daya Pertukaran aset atau liabilitas yang tidak menghasilkan peningkatan atau penurunan
ekonomik dan ekuitas.
klaim

33
Aset

Hak
• Hak yang sesuai dengan kewajiban pihak lain
• Hak yang tidak sesuai dengan kewajiban pihak lain

Potensi Menghasilkan manfaat ekonomi


• Sumber daya ekonomik adalah hak yang memiliki potensi menghasilkan
manfaat ekonomik.

Pengendalian
• Entitas mengendalikan sumber daya ekonomik jika entitas memiliki
kemampuan kini untuk mengarahkan penggunaan sumber daya
ekonomik dan memperoleh manfaat ekonomik yang mungkin mengalir
darinya.

34
Liabilitas

Entitas memiliki kewajiban

• Kewajiban adalah tugas atau tanggung jawab di mana entitas tidak memiliki
kemampuan praktis untuk menghindarinya.

Kewajiban tersebut adalah untuk mengalihkan sumber daya ekonomik

• kewajiban harus memiliki potensi untuk mensyaratkan entitas untuk mengalihkan


sumber daya ekonomik kepada pihak (atau pihak-pihak) lain.

Kewajiban tersebut adalah kewajiban kini yang timbul sebagai akibat


dari peristiwa masa lain
• Eentitas telah memperoleh manfaat ekonomik atau mengambil tindakan; dan
• sebagai konsekuensinya, entitas akan atau mungkin harus mengalihkan sumber
daya ekonomik yang tidak akan dialihkan jika entitas tidak memperoleh manfaat
ekonomik atau mengambil tindakan tersebut.

35
Ekuitas

Ekuitas
• Ekuitas  residual, ekuitas dapat disubklasifikasikan dalam laporan posisi
keuangan.
• Klaim ekuitas adalah klaim atas hak residual dalam aset entitas setelah
dikurangi seluruh liabilitasnya.
• Klaim tersebut dapat dibuat berdasarkan kontrak, undang-undang atau
cara serupa, dan termasuk, sepanjang tidak memenuhi definisi liabilitas:
• saham dari berbagai jenis, yang dikeluarkan oleh entitas; dan
• beberapa kewajiban entitas untuk menerbitkan klaim ekuitas lainnya.

36
Penghasilan dan Beban

Penghasilan adalah peningkatan aset, atau penurunan liabilitas,


yang menghasilkan peningkatan ekuitas, selain yang berkaitan
dengan kontribusi dari pemegang klaim ekuitas.

Beban adalah penurunan aset, atau peningkatan liabilitas, yang


mengakibatkan penurunan ekuitas, selain yang berkaitan dengan
distribusi ke pemegang klaim ekuitas.

Mengikuti definisi penghasilan dan beban tersebut maka kontribusi


dari pemegang klaim ekuitas bukanlah penghasilan, dan distribusi
kepada pemegang klaim ekuitas bukanlah beban.

37
5. PENGAKUAN DAN PENGHENTIAN PENGAKUAN

PROSES PENGAKUAN

KRITERIA PENGAKUAN

• Relevansi
• Ketidakpastian eksistensi
• Probabilitas rendah dari arus masuk atau arus keluar manfaat ekonomik
• Representasi tepat
• Ketidakpastian pengukuran
• Faktor lain

PENGHENTIAN PENGAKUAN

38
Pengakuan unsur-unsur laporan keuangan

Pengakuan adalah proses pencakupan untuk dicantumkan dalam laporan posisi


keuangan atau laporan kinerja keuangan suatu item yang memenuhi definisi dari
salah satu unsur laporan keuangan—aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan atau
beban.

Pengakuan meliputi penggambaran item dalam salah satu laporan tersebut—baik


sendirian atau secara agregasi dengan item lain — dalam kata dan dengan jumlah
moneter, dan memasukkan jumlah tersebut dalam satu atau lebih total dalam
laporan tersebut.

Jumlah di mana aset, liabilitas atau ekuitas diakui dalam laporan posisi keuangan
disebut sebagai ‘jumlah tercatatnya’.

39
Pengakuan Menghubungkan Unsur Laporan Keuangan

40
Penghentian Pengakuan
Penghentian pengakuan adalah penghapusan seluruh atau sebagian aset atau
liabilitas yang diakui dari laporan posisi keuangan entitas. Penghentian pengakuan
biasanya terjadi ketika item tersebut tidak lagi memenuhi definisi aset atau liabilitas:
• untuk aset, penghentian pengakuan biasanya terjadi ketika entitas kehilangan pengendalian atas
seluruh atau sebagian dari aset yang diakui; dan
• untuk liabilitas, penghentian pengakuan biasanya terjadi ketika entitas tidak lagi memiliki
kewajiban kini atas seluruh atau sebagian dari liabilitas yang diakui.

Persyaratan akuntansi untuk penghentian pengakuan bertujuan untuk


merepresentasi secara tepat kedua hal berikut:

• setiap aset dan liabilitas yang dipertahankan setelah transaksi atau peristiwa lain yang
menyebabkan penghentian pengakuan (termasuk aset atau liabilitas yang diperoleh, timbul atau
dihasilkan sebagai bagian dari transaksi atau peristiwa lainnya); dan
• perubahan dalam aset dan liabilitas entitas sebagai akibat dari transaksi atau peristiwalainnya.

41
6. Pengukuran

PENDAHULUAN

DASAR PENGUKURAN

• Biaya historis
• Nilai kini
• Nilai wajar
• Nilai pakai dan nilai pemenuhan
• Biaya kini

INFORMASI YANG DISEDIAKAN OLEH DASAR PENGUKURAN KHUSUS

• Biaya historis
• Nilai kini: Nilai wajar, Nilai pakai dan nilai pemenuhan, Biaya kini

FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN SAAT MEMILIH DASAR PENGUKURAN

• Relevansi: Karakteristik aset atau liabilitas; Kontribusi arus kas masa depan
• Representasi tepat
• Karakteristik kualitatif peningkat dan kendala biaya  Biaya historis, Nilai kini
• Faktor khusus untuk pengukuran awal
• Lebih dari satu dasar pengukuran

PENGUKURAN EKUITAS

TEKNIK PENGUKURAN BERDASARKAN ARUS KAS

42
Pendahuluan

Suatu Standar mungkin perlu menjelaskan bagaimana


menerapkan dasar pengukuran yang dipilih dalam Standar
tersebut. Deskripsi tersebut dapat termasuk:

• menetapkan teknik yang mungkin atau harus digunakan untuk mengestimasi


suatu ukuran dengan menerapkan dasar pengukuran tertentu;
• menetapkan pendekatan pengukuran yang disederhanakan yang cenderung
memberikan informasi serupa dengan yang disediakan oleh dasar pengukuran
yang diutamakan; atau
• menjelaskan cara memodifikasi suatu dasar pengukuran, misalnya, dengan
mengecualikan dari nilai pemenuhan atas liabilitas dampak dari kemungkinan
bahwa entitas dapat gagal untuk memenuhi liabilitas tersebut (risiko kredit
sendiri).

43
Dasar Pengukuran

Biaya Historis
• Ukuran biaya historis memberikan informasi besaran moneter tentang aset, liabilitas dan
penghasilan dan beban terkait menggunakan informasi yang diperoleh, setidaknya sebagian, dari
harga transaksi atau peristiwa lain yang memunculkannya.

Nilai kini
• Nilai wajar = harga yang akan diterima untuk menjual aset, atau dibayarkan untuk mengalihan liabilitas, dalam
transaksi yang teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.
• Nilai pakai = adalah nilai sekarang dari arus kas, atau manfaat ekonomik lainnya, yang entitas perkirakan akan
diperoleh dari penggunaan aset dan dari pelepasan akhirnya.
• Nilai pemenuhan adalah nilai sekarang dari kas, atau sumber daya ekonomik lainnya, yang entitas perkirakan
akan wajib untuk dialihkan selama entitas memenuhi suatu liabilitas.
• Biaya kini  biaya atas aset yang setara pada tanggal pengukuran, yang terdiri dari imbalan yang akan
dibayarkan pada tanggal pengukuran ditambah biaya transaksi yang akan terjadi pada tanggal tersebut.

44
7. Penyajian dan Pengungkapan

PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN SEBAGAI ALAT KOMUNIKASI

TUJUAN DAN PRINSIP PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN

KLASIFIKASI
• Klasifikasi aset dan liabilitas
• Saling hapus
• Klasifikasi ekuitas
• Klasifikasi penghasilan dan beban
• Laba atau rugi dan penghasilan komprehensif lain

AGREGASI

45
8. Konsep Modal dan Pemeliharaan Modal

Konsep modal keuangan dianut oleh sebagian besar entitas dalam penyusunan
laporan keuangan.
• konsep modal keuangan, seperti uang atau daya beli yang diinvestasikan, modal bersinonim dengan aset neto atau
ekuitas entitas.
• konsep modal fisik, seperti kemampuan usaha, modal dipandang sebagai kapasitas produktif entitas yang didasarkan
pada, sebagai contoh, unit output per hari.

Konsep pemeliharaan modal

• Pemeliharaan modal keuangan. Laba diperoleh jika jumlah finansial (atau uang) aset neto pada akhir periode melebihi
jumlah finansial (atau uang) aset neto pada awal periode, setelah mengeluarkan distribusi kepada, dan kontribusi dari,
pemilik selama periode. Pemeliharaan modal keuangan dapat diukur baik dalam satuan moneter nominal atau satuan
daya beli yang konstan.
• Pemeliharaan modal fisik. Laba diperoleh jika kapasitas produktif fisik (atau kemampuan usaha) entitas (atau sumber
daya atau dana yang dibutuhkan untuk mencapai kapasitas tersebut) pada akhir periode melebihi kapasitas produktif
fisik pada awal periode setelah mengeluarkan distribusi kepada, dan kontribusi dari, para pemilik selama suatu periode.

46
KERANGKA
KONSEPTUAL
US GAAP
CONCEPTUAL FRAMEWORK

Presently, the Conceptual Framework is comprises of the following.


• Chapter 1: The Objective of General Purpose Financial Reporting
• Chapter 2: The Reporting Entity (not yet issued)
• Chapter 3: Qualitative Characteristics of Useful Financial Information
• Chapter 4: The Framework, comprised of the following:
1. Underlying assumption—the going concern assumption;
2. The elements of financial statements;
3. Recognition of the elements of financial statements;
4. Measurement of the elements of financial statements; and
5. Concepts of capital and capital maintenance.

Intermediate Accounting, IFRS 3rd Edition, Kieso ● Weygandt ● Warfield


48
CONCEPTUAL FRAMEWORK

Overview of the Conceptual Framework


Three levels:
 First Level = Objectives of Financial Reporting
 Second Level = Qualitative Characteristics and
Elements of Financial Statements
 Third Level = Recognition, Measurement, and
Disclosure Concepts.

Intermediate Accounting, IFRS 3rd Edition, Kieso ● Weygandt ● Warfield


49
Intermediate Accounting, IFRS 3rd Edition, Kieso ● Weygandt ● Warfield
50
SECOND LEVEL: FUNDAMENTAL CONCEPTS

Intermediate Accounting, IFRS 3rd Edition, Kieso ● Weygandt ● Warfield


51
KERANGKA
KONSEPTUAL
(KONSEP PERVASIF)
EMKM
BAB 2
Konsep dan
Prinsip
Konsep dan Prinsip Pervasif
Pervasive

• Konsep dan prinsip pervasif merupakan KDPPLK (Kerangka Dasar Penyajian


dan Pengukuran LK) untuk SAK ETAP

Tujuan laporan keuangan:

• Menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja keuangan, dan laporan


arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna
dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam
posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi
kebutuhan informasi tertentu.
• Dalam memenuhi tujuannya, laporan keuangan juga menunjukkan apa yang
telah dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban
manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

53
BAB 2
Konsep dan
Prinsip Posisi Keuangan
Pervasive

Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari peristiwa masa
lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh
entitas.

Kewajiban merupakan kewajiban masa kini entitas yang timbul dari peristiwa
masa lalu, yang penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari
sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi.

Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua kewajiban.

54
BAB 2
Konsep dan
Prinsip Kinerja Keuangan
Pervasive

Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode pelaporan dalam
bentuk arus masuk atau peningkatan aset, atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan
kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.

• Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa.
• Keuntungan mencerminkan pos lainnya yang memenuhi definisi penghasilan namun bukan
pendapatan.

Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode pelaporan
dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset, atau terjadinya kewajiban yang
mengakibatkan penurunan ekuitas yang

• Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa.


• Kerugian mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban yang tidak, timbul dari
pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa.

55
BAB 2
Konsep dan
Prinsip
Pervasive
Pengakuan

Pengakuan unsur laporan keuangan merupakan


proses pembentukan suatu pos dalam neraca atau
laporan laba rugi yang memenuhi definisi suatu
unsur dan memenuhi kriteria sebagai berikut:

• ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang terkait


dengan pos tersebut akan mengalir dari atau ke dalam
entitas; dan
• pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur
dengan andal.

56
BAB 2
Konsep dan
Prinsip
Pervasive
Pengukuran

Pengakuan unsur laporan keuangan merupakan proses pembentukan suatu


pos dalam neraca atau laporan laba rugi yang memenuhi definisi suatu unsur
dan memenuhi kriteria sebagai berikut:

• Biaya historis. Aset adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai
wajar dari pembayaran yang diberikan untuk memperoleh aset pada saat
perolehan. Kewajiban dicatat sebesar kas atau setara kas yang diterima atau
sebesar nilai wajar dari aset non-kas yang diterima sebagai penukar dari
kewajiban pada saat terjadinya kewajiban.
• Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset, atau
untuk menyelesaikan suatu kewajiban, antara pihak-pihak yang berkeinginan dan
memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan wajar.

57
BAB 2
Konsep dan Prinsip Pengakuan dan Pengukuran
Prinsip
Pervasive Berpangaruh Luas (Pervasif)

Persyaratan untuk pengakuan dan pengukuran aset, kewajiban,


penghasilan dan beban dalam SAK ETAP didasarkan pada prinsip
pervasif dari Kerangka Dasar Penyajian dan Pengukuran Laporan
Keuangan.

• Dalam hal tidak ada suatu pengaturan tertentu dalam SAK ETAP untuk transaksi
atau peristiwa lain, paragraf 9.4 memberikan panduan untuk membuat
pertimbangan dan paragraf 9.5 menetapkan hirarki yang diikuti oleh entitas dalam
memutuskan kebijakan akuntansi yang sesuai dalam keadaan tersebut.
• Pada tingkat kedua hirarki tersebut mensyaratkan entitas untuk menggunakan
prinsip pengakuan dan pengukuran pervasif yang diatur dalam Bab ini.

58
BAB 2
Konsep dan
Prinsip
Pervasive
Dasar Akrual

Entitas harus menyusun laporan keuangan, kecuali


laporan arus kas, dengan menggunakan dasar akrual.

• Dalam dasar akrual, pos-pos diakui sebagai aset,


kewajiban, ekuitas, penghasilan, dan beban (unsur-
unsur laporan keuangan), ketika memenuhi definisi dan
kriteria pengakuan untuk pos-pos tersebut.

59
BAB 2
Konsep dan
Prinsip Pengakuan Penghasilan dan Beban
Pervasive

Aset
• Aset diakui dalam neraca jika kemungkinan manfaat ekonominya di masa
depan akan mengalir ke entitas dan aset tersebut mempunyai nilai atau biaya
yang dapat diukur dengan andal.
• Aset tidak diakui dalam neraca jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat
ekonominya dipandang tidak mungkin mengalir ke dalam entitas setelah
periode pelaporan berjalan.

Kewajiban
• Kewajiban diakui dalam neraca jika kemungkinan pengeluaran sumber daya
yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan
kewajiban masa kini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan
andal.

60
BAB 2
Konsep dan
Prinsip Pengakuan Penghasilan dan Beban
Pervasive

Penghasilan
• Pengakuan penghasilan merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan kewajiban.
• Penghasilan diakui jika kenaikan manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan
aset atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal.

Beban
• Pengakuan beban merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan kewajiban.
• Beban diakui jika penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau
peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal.

Laba atau Rugi


• Laba atau rugi merupakan selisih aritmatika antara penghasilan dan beban. Hal tersebut bukan
merupakan suatu unsur terpisah dari laporan keuangan, dan prinsip pengakuan yang terpisah tidak
diperlukan.
• SAK ETAP tidak mengijinkan pengakuan pos-pos dalam neraca yang tidak memenuhi definisi aset atau
kewajiban dengan mengabaikan apakah pos-pos tersebut merupakan hasil dari penerapan “matching
concept”.

61
BAB 2
Konsep dan
Prinsip
Pervasive
Saling Hapus

Saling hapus tidak diperkenankan atas aset dengan kewajiban,


atau penghasilan dengan beban, kecuali disyaratkan atau
diijinkan oleh SAK ETAP.

• Pengukuran nilai aset secara neto dari penilaian penyisihan bukan merupakan
saling hapus, misalnya penyisihan atas keusangan persediaan dan penyisihan atas
piutang tak tertagih.
• Jika aktivitas entitas yang biasa tidak termasuk membeli dan menjual aset tidak
lancar (termasuk investasi dan aset operasional), maka entitas melaporkan
keuntungan dan kerugian atas pelepasan aset dengan mengurangi hasil
penjualan dengan jumlah tercatat aset dan beban penjualan yang terkait.

62
KERANGKA
KONSEPTUAL
(KONSEP PERVASIF)
SAK EMKM
KONSEP PERVASIVE

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

POSISI KEUANGAN

KINERJA

PENGUKURAN UNSUR-UNSUR LAPORAN KEUANGAN

MATERIALITAS

PRINSIP-PRINSIP DAN PENGUKURAN PERVASIF

ASUMSI DASAR

PENGAKUAN DALAM LAPORAN KEUANGAN

SALING HAPUS

2 64
KONSEP PERVASIVE

TUJUAN LAPORAN KEUANGAN


• menyediakan informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan bagi sejumlah besar
pengguna (mis kreditor dan investor) dalam pengambilan keputusan ekonomi –
general purposes
• Pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

POSISI KEUANGAN

• Aset  sumber daya yang dikuasai entitas akibat dari peristiwa masa lalu dan
manfaat ekonomi masa depan diharapkan akan diperoleh oleh entitas.
• Liabilitas  kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang
penyelesaiannya mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung
manfaat ekonomi.
• Ekuitas  hak residual atas aset entitas setelah dikurangi seluruh liabilitasnya.

2 65
POSISI KEUANGAN

Aset
• Potensi ekonomi masa depan akan diperoleh entitas
• Kontribusi baik langsung maupun tidak langsung terhadap arus kas.
• Timbul dari penggunaan maupun pelepasan aset

Liabilitas

• Memiliki kewajiban kewajiban hukum atau konstruktif.


• Penyelesaian kewajiban melibatkan pembayaran kas atau selain kas,
pemberian jasa atau penggantian kewajiban.

Ekuitas
• Klaim atas hak residual aset setelah dikurangi liabilitas

2 66
KINERJA

KINERJA
• Disajikan dalam laba rugi selama periode pelaporan
• Informasi kinerja meliputi informasi penghasilan dan beban

PENGHASILAN (INCOME)

• kenaikan manfaat ekonomi selama periode dalam bentuk arus kas


masuk atau kenaikan aset, atau penurunan liabilitas yang
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanam modal.

BEBAN (EXPENSES)
• penurunan manfaat ekonomi selama periode dalam bentuk arus kas
keluar atau penurunan aset, atau kenaikan liabilitas yang
mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak disebabkan oleh
distribusi kepada penanam modal.

2 67
PENGHASILAN DAN BEBAN

PENGHASILAN (INCOME) MELIPUTI:


• Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari pelaksanaan
aktivitas entitas yang normal  penjualan, imbalan, bunga,
dividen, royalti, dan sewa.
• Keuntungan  memenuhi definisi penghasilan namun tidak
termasuk dalam kategori pendapatan,  keuntungan dari
pelepasan aset.

BEBAN
• Beban dalam aktivitas entitas  normal meliputi, beban pokok
penjualan, upah, dan penyusutan.
• Kerugian  memenuhi definisi beban namun tidak termasuk
kategori beban  kerugian dari pelepasan aset.

2 68
PENGAKUAN UNSUR-UNSUR LAPORAN KEUANGAN

Pengakuan adalah proses pembentukan suatu pos dalam laporan


keuangan  memenuhi kriteria manfaat ekonomik dan keandalan
• Manfaat ekonomik masa depan akan mengalir
• Memiliki biaya yang dapat diukur dengan andal

Manfaat ekonomik masa depan


• Manfaat ekonomik mengalir ke dalam atau ke luar entitas
• Pengkajian derajat ketidakpastian
• Penilaian dibuat individual atau kelompok

Keandalan pengukuran
• Secara umum biaya suatu pos dapat diukur dengan andal
• Biaya kadang, harus diestimasi
• Jika pengukuran layak tidak mungkin dilakukan maka pos tersebut tidak
diakui dan tidak disajikan dalam laporan keuangan

2 69
Pengukuran dan Materialitas

Pengukuran
• Proses penetapan jumlah uang untuk mengakui aset, liabilitas,
penghasilan dan beban
• Dasar pengukuran adalah biaya historis  kas atas setara kas yang
dibayarkan atau diterima pada tanggal perolehan

Materialitas
• Relevansi dipengaruhi oleh hakikat dan meterialitas
• Material jika kelalaian atau kesalahan pos laporan keuangan baik sendiri
atau secara bersama mempengaruhi keputusan pengguna.
• Materialitas tergantung ukuran dan sifat dari kelalaian atau
mencantumkan.
• Ukuran dan sifat menjadi faktor penentu materialitas

2 70
Pengakuan dan Pengukuran Pervasif

Persyaratan untuk pengakuan dan pengukuran aset, liabilitas,


penghasilan, dan beban dalam SAK EMKM didasarkan pada
konsep dan prinsip pervasif dari Rerangka Dasar Penyusunan
dan Penyajian Laporan Keuangan.

Dalam hal tidak ada suatu pengaturan tertentu dalam SAK


EMKM untuk transaksi atau peristiwa lain, maka entitas
mempertimbangkan definisi, kriteria pengakuan dan konsep
pengukuran untuk aset, liabilitas, penghasilan, dan beban di
dalam Bab 2 ini.

2 71
ASUMSI DASAR

Akrual
• akun-akun diakui sebagai aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan,
dan beban ketika memenuhi definisi dan kriteria pengakuan
untuk masing-masing akun-akun tersebut

Kelangsungan Usaha
• Entitas mememiliki kemampuan untuk melanjutkan usahanaya di
mase depan

Konsep Entitas Bisnis


• Entitas dipisahkan secara jelas dengan pemilik dan entitas
lainnya

2 72
PENGAKUAN DALAM LAPORAN KEUANGAN

ASET
• Aset diakui ketika manfaat ekonominya di masa
depan akan mengalir ke entitas dan dapat diukur
dengan andal.

LIABILITAS
• Liabilitas jika pengeluaran sumber daya yang
mengandung manfaat ekonomi dipastikan akan
dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban entitas
dan jumlahnya dapat diukur andal.

2 73
PENGAKUAN DALAM LAPORAN KEUANGAN

PENGHASILAN

• Penghasilan diakui jika kenaikan manfaat


ekonomi di masa depan telah terjadi dan dapat
diukur secara andal.

BEBAN

• Beban diakui jika penurunan manfaat ekonomi


di masa depan telah terjadi dan dapat diukur
secara andal.

2 74
SALING HAPUS

Saling hapus aset dan liabilitas atau pendapatan


dan beban, tidak diperkenankan, kecuali
disyaratkan atau diizinkan oleh SAK EMKM.

Jika aktivitas normal entitas tidak termasuk


membeli dan menjual aset tetap, maka entitas
melaporkan keuntungan dan kerugian atas
pelepasan aset tetap secara neto

2 75
KERANGKA
KONSEPTUAL
(KONSEP PERVASIF)
SAK SYARIAH
TUJUAN KERANGKA DASAR
SYARIAH

Untuk Penyusun Standar • Membantu penyusunan standar


AK.Syar

• Pedoman menyusun LK Syariah


Akuntan Syariah • Problem solving masalah ak.syar yang
belum ada standarnya

• Memberikan pendapat apakah LK sudah


Auditor
sesuai dengan PASBU

Pemakai LK • Menafsirkan informasi dalam LK Syariah

77
PARADIGMA TRANSAKSI SYARIAH

Al-Falah Akuntabilitas manusia:


(Kesejahteraan Hakiki secara material dan spiritual) Syariah dan akhlaq sebagai
indikator baik/buruk –
benar/salah suatu usaha


Terbentuk integritas ->
GCG & Market Discipline

Sarana
Amanah Pencapaian

Alam semesta

78
ASAS TRANSAKSI SYARIAH

Asas Transaksi
Syariah

Persaudaraan Kemaslahatan Keseimbangan Universalisme


Keadilan (‘adalah)
(ukhuwah) (maslahah) (tawazun) (syumuliyah)

Ta’aruf, Tafahum, Bebas riba, gharar, Pemenuhan


Ta’awun, Takaful. maysir, dzalim, Maqashid al-
Tahaluf haram shariah

79
KARAKTERISTIK TRANSAKSI SYARIAH

Transaksi hanya dilakukan berdasarkan


prinsip saling paham dan saling ridha

Prinsip kebebasan bertransaksi diakui


sepanjang objeknya halal dan baik (thayib)

80
KARAKTERISTIK TRANSAKSI SYARIAH

• Semua aktifitas bisnis terkait dengan


barang dan jasa yang diharamkan Allah
• Riba
• Penipuan
• Perjudian
• Gharar
• Penimbunan Barang/Ihtikar
• Monopoli
• Rekayasa Permintaan (Bai’ An najsy)
• Suap (Risywah)
• Ta’alluq
• Bai’ al inah
• Talaqqi al-Rukban
81
Prinsip Akuntansi Syariah yang Berlaku Umum

82
KARAKTERISTIK KUALITATIF LAPORAN KEUANGAN SYARIAH

Asumsi Dasar

• Dasar Akrual
• kecuali untuk perhitungan bagi hasil
• Kelangsungan Usaha

Karakateristik Kualitatif

• Dapat dipahami
• Relevan
• Keandalan
• Dapat dibandingkan

83
UNSUR-UNSUR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH

• Lap Posisi Keuangan


(Neraca)
Mencerminkan • Laporan Laba Rugi LKS:
Kegiatan Komprehensif Investor
Komersial • Laporan Perubahan Manajer Inv.
Ekuitas
• Laporan Arus Kas
 Laporan Sumber dan
Penggunaan Dana ZIS LKS:
Mencerminkan  Laporan Sumber dan Pengemban
Kegiatan Sosial Penggunaan Dana Qardh Fungsi Sosial

Catatan atas Laporan Keuangan


Perbankan: Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan
Bagi Hasil

84
KERANGKA
KONSEPTUAL
PSAP
RUANG LINGKUP KERANGKA KONSPETUAL SAP

1. Tujuan Kerangka Konseptual


2. Lingkungan Akuntansi Pemerintahan
3. Pengguna dan Kebutuhan Informasi Para Pengguna
4. Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan
5. Peranan dan Tujuan Pelaporan Keuangan serta Komponen
Laporan Keuangan
6. Asumsi Dasar, Karakteristik Kualitatif, Prinsip-prinsip serta
Kendala Informasi Akuntansi
7. Unsur Laporan Keuangan, Pengakuan dan pengukurannya
PERANAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

• mempertanggungjawabkan pengelolaan dan


Akuntabilitas pelaksanaan kebijakan sumber daya dalam
mencapai tujuan

• memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan


Manajemen pengendalian atas aset, kewajiban dan ekuitas dana
pemerintah

• memberikan informasi keuangan yang terbuka,


Transparansi jujur, menyeluruh kepada stakeholders

• mengevaluasi kinerja entitas pelaporan, terutama


Evaluasi Kinerja dalam menggunakan sumber daya ekonomi untuk
mencapai kinerja Transparansi
• memberikan informasi mengenai kecukupan
Keseimbangan penerimaan pemerintah untuk membiayai seluruh
Antargenerasi pengeluaran, dan apakah generasi y.a.d ikut
menanggung beban pengeluaran tersebut
TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

TUJUAN
Menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai
akuntabilitas dan membuat keputusan ekonomi, sosial maupun politik.

KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN


1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan
Perubahan SAL)
3. Neraca
4. Laporan Operasional (LO)
5. Laporan Arus Kas (LAK)
6. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
7. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
PRINSIP AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN

Asumsi
Prinsip Akuntansi
 Basis akuntansi;
 Asumsi kemandirian entitas  Prinsip nilai historis;
 Asumsi kesinambungan entitas  Prinsip realisasi;
 Asumsi keterukuran dalam satuan  Prinsip substansi mengungguli bentuk formal;
uang (monetary measurement)  Prinsip periodisitas;
 Prinsip konsistensi;
 Prinsip pengungkapan lengkap; dan
Karakteristik Kualitatif
 Prinsip penyajian wajar.
 Relevan;
 Andal; Konstrain
 Dapat dibandingkan; dan  Materialitas
 Dapat dipahami  Pertimbangan Biaya dan Manfaat
 Kesimbangan antar Karakteristik Kualitatif
PRINSIP AKUNTANSI – BASIS AKUNTANSI

 Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan


pemerintah entitas adalah Basis Akrual

 Basis akrual digunakan untuk pengakuan pendapatan-LO,


beban, aset, kewajiban dan ekuitas

 Dalam hal anggaran disusun dan dilaksanakan


berdasarkan basis kas maka LRA disusun berdasarkan
basis kas
CONTOH SOAL
Soal 1

Manakah yang merupakan asumsi dalam kerangka konseptual


PSAK ?
A. Substansi mengungguli bentuk
B. Akrual
C. Relevansi
D. Unit Moneter

B. Jawaban Benar merupakan asumsi. A


dan C karakteristik kualitatif
D asumsi dalam US GAAP dan IFRS yang
baru

92
Soal 2

Entitas mendepresiasikan aset tetap yang dimiliki dengan


estimasi masa manfaat 10 tahun, sehingga beban depresiasi
akan diakui selama 10 tahun penggunaan aset. Asumsi dasar apa
yang mendasari kebijakan akuntansi tersebut ?
A. Monetary unit
B. periodicity
C. Going concern
D. Entitas ekonomi

C. Jawaban Benar depresiasi dengan masa manfaat


10 tahun menunjukkan bahwa perusahaan
berasumsi 10 tahun yang akan datang perusahaan
masih berdiri

93
Soal 3

Entitas mengklasifikasikan suatu sewa yang memenuhi kriteria


sebagai sewa pembiayaan. Pihak penyewa akan
mendepresiasikan aset tersebut sepanjang masa sewa.
Karakteristik kualitatif apa yang mendasari perlakuan akuntansi
tersebut ?
A. Substance over form
B. Going concern
C. Reliability
D. Relevance
A. Jawaban Benar karena dasar perlakukan
akutnansi sewa pembiayaan adalah substansi
mengungguli bentuk. Walaupun secara bentuk
hukum merupakan aset lessor namun secara
substansi merupakan aset pihak penyewa

94
Soal 4

Entitas mengakui pembelian kalkultor seharga 500 ribu sebagai


biaya administrasi walpuan kalkulator tersebut memiliki manfaat
lebih dari satu tahun. Pertimbangan apa yang mendasari
perlakuan akuntansi tersebut ?
A. Materiality
B. Going concern
C. Reliability
D. Relevance

95
Soal 5

Entitas pada saat menyusun laporan keuangan konsolidasi


melakukan eliminasi transaksi yang terjadi antara anak dan induk
perusahaan. Asumsi apa yang mendasari perlakuan akuntansi
tersebut ?
A. Akrual
B. Periodicity
C. Going concern
D. Entity

96
Soal 6

Manakah pernyataan berikut yang tepat?


A. IFRS menggunakan nilai wajar dalam semua penilaian aset dan
liabilitasnya
B. Dalam US GAAP tidak ada penilaian aset yang menggunakan nilai wajar
C. IFRS lebih banyak menggunakan penilaian dengan nilai wajar
dibandingkan US GAAP
D. Dalam IFRS penilaian dengan menggunakan nilai historis tidak
diperkenankan

97
Soal 7

Manakah pernyataan berikut yang tepat?


A. Konseptual framework merupakan standar akuntansi.
B. Konseptual framework digunakan jika ada transaksi yang
belum ada standarnya
C. Konseptual framework digunakan sebagai dasar dalam
mengakui suatu transaksi
D. Konseptual framework sebagai dasar standar memiliki
kekuatan hukum lebih tinggi dibandingkan PSAK.

98
Soal 8

Konsep yang menjadi dasar dalam kerangka dasar penyajian dan


pengungkapan laporan keuangan adalah....
A. Kegunaan dalam pengambilan keputusan (decision
usefulness)
B. Kemudahan informasi untuk dipahami (understandability)
C. Keandalan informasi (reliability)
D. Keterbandingan informasi (comparability)

99
Soal 9

Tujuan laporan keuangan dalam kerangka dasar penyusunan


laporan keuangan pemerintah daerah menurut SAP lebih
mengutamakan aspek...
A. Kegunaan dalam pengambilan keputusan (decision
usefulness)
B. Kemudahan informasi untuk dipahami (understandability)
C. Penilaian (valuation)
D. Pertanggungjawaban (accountability)

100
Soal 10

Berikut ini merupakan bukan merupakan prinsip dasar dalam


transaksi syariah
A. Transaksi didasarkan pada prinsip saling paham dan saling
ridho
B. Transaksi kebebasan transaksi sepanjang halal dan thoyib
C. Transaksi didasarkan prinsip mudharabah
D. Transaksi dibolehkan sepanjang tidak haram dan dilarang

101
Dwi Martani - 081318227080
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/

102

Anda mungkin juga menyukai