Anda di halaman 1dari 26

CLINICAL SCIENCE SESSION

KOMPLIKASI ANESTESI
POST OPERASI

OLEH: ALDO VICTORIA


G1A219082
PEMBIMBING:
D R . A N D I H A S Y I M , S P. A N
PENDAHULUAN
Anestesi secara umum berarti membantu pasien menghilangkan rasa
nyeri. Setelah pembiusan dapat terjadi berbagai macam komplikasi.

Komplikasi tersering yaitu pasien muntah, pusing dan lemah.


Sedangkan komplikasi yang jarang ditemukan yaitu kerusakan pada
mata, alergi obat serius, kerusakan saraf serta kematian.

Insiden kejadian atau komplikasi ringan diperkirakan 18-22%, 0,45-


1,4% untuk komplikasi berat, dan 1: 100.000 untuk kematian.
TINJAUAN
PUSTAKA
ANESTESI
• Anestesi berarti suatu keadaan dengan tidak ada rasa nyeri.

Anestesi

General Regional Local


Anesthesia Anesthesia Anesthesia
GENERAL ANESTHESIA

General Anesthesia adalah keadaan tidak sadar tanpa nyeri yang reversibel
akibat pemberian obat-obatan, serta menghilangkan rasa sakit seluruh tubuh
secara sentral, dan bekerja untuk menekan aksis hipotalamus pituitari adrenal.

Teknik: intravena, inhalasi, dan gabungan antara intravena dan inhalasi

Komplikasi kecil: sakit tenggorokan dan kerusakan gigi

Komplikasi jangka panjang: kardiovaskuler, pernapasan, gangguan ginjal


akut, dan gangguan neurologis
KOMPLIKASI
KARDIOVASKULER
Infark Miokard (MI)

• Umumnya terjadi dalam 48 jam pertama pasca operasi

• Akibat ketidaksesuaian suplai-kebutuhan oksigen

• Anestesi dan pembedahan memberikan stress fisiologis

kepada pasien sehingga meningkatkan kebutuhan O2

Heart Failure (HF)

• Terjadi pada 1 - 6% pasien setelah operasi besar.

• Paling sering terjadi pada pasien dengan penyakit kardiovaskular yang mendasari.

• Edema paru tekanan negatif terjadi akibat upaya pernapasan tekanan tinggi dalam pengaturan jalan napas yang
terhambat. Karena fungsi bilik kiri tidak berjalan secara optimal, maka terjadilah peningkatan tekanan pada
serambi kiri dan pembuluh darah di sekitarnya. Kondisi ini menciptakan penumpukan cairan di paru-paru
KOMPLIKASI
KARDIOVASKULER

Aritmia

• Atrium fibrilasi  aritmia perioperatif yang paling umum dengan kejadian 0,37% – 20%

• Insiden tertinggi  pasien yang menjalani operasi vaskular mayor dan abdomen terbuka

Thromboembolism

• Venous thromboembolism (VTE)

mencakup trombosis vena dalam (DVT)

dan embolisme paru (PE)


KOMPLIKASI
KARDIOVASKULER

Cardiac Arrest

• Risiko henti jantung terkait anestesi  1,86 : 10.000.

• Lebih mungkin terjadi pada pasien dengan usia ekstrim (neonatus, lanjut usia), pasien dengan
fungsi fisik yang buruk, dan pembedahan darurat.

• >90% disebabkan manajemen jalan napas (anak) atau pemberian obat-obatan yang
menyebabkan depresi kardiovaskular (dewasa).
KOMPLIKASI
PERNAPASAN
Atelektasis
• Beberapa menit setelah induksi anestesi umum  kompresi mekanis alveoli, reabsorpsi gas
alveolar, dan paralisis  perubahan posisi diafragma.

• Kapasitas sisa fungsional dan komplians paru berkurang  resistensi jalan nafas meningkat 
gangguan pertukaran gas, hipoksemia, disfungsi diafragma, penurunan dorongan pernapasan,
batuk tertahan, dan gangguan mucociliary clearance

• Faktor risiko: usia lanjut, gagal jantung kongestif, dan riwayat penyakit paru obstruktif kronik.
KOMPLIKASI
PERNAPASAN

Aspirasi

• Aspirasi isi lambung ke dalam jalan nafas adalah penyebab paling umum dari kematian yang
berhubungan dengan jalan nafas selama anestesi
KOMPLIKASI
PERNAPASAN

Bronkospasme

• Disebabkan oleh penyempitan otot polos bronkus dan edema.

• Berakibat hipoksia, hipotensi, atau kematian.

• Pemicu utama:
⁻ instrumentasi jalan nafas atau agen anestesi inhalasi
⁻ stimulasi pembedahan dini tanpa anestesi yang cukup dalam
⁻ airway soiling
⁻ obat-obatan (β-blocker, neostigmin, morfin, atrakurium)
KOMPLIKASI
PERNAPASAN

Apnea
• Etiologi : obstruksi pada jalan napas, depresi respirasi perifer atau pusat.
• Tatalaksana : Ventilasi buatan, Pemompaan bag-mask atau bagging dari mesin anestesi.
KOMPLIKASI
PERNAPASAN

Hipoventilasi

 Hipoventilasi didefinisikan sebagai PaCO2 > 45 mmHg, sering terjadi setelah anestesi umum.

 Hipoventilasi yang bemakna secara klinis akan tampak bila PaCO2 > 60 mmHg atau pH darah
arteri < 7,25.

 Jika curiga hipoventilasi yang bermakna, harus dilakukan analisa gas darah arteri
PENYEBAB HIPOVENTILASI
PADA TINDAKAN ANESTESI
Obat golongan • Tanda depresi nafas karena opioid : laju nafas yang lambat,
sering dengan volume tidal yang besar.
Opioid • Sedasi berlebihan dan berulangnya tanda-tanda depresi nafas

Obat-obatan • Obat-obatan pre anestesia dan anestesia, narkotik, pelemas

anestesi lain otot

Akibat operasi • Nyeri dari insisi di dada atau perut ditandai dengan
menurunnya kapasitas maksimal bernapas
KOMPLIKASI
NEUROLOGI
Disfungsi Kognitif Pasca Operasi

• Penurunan tingkat kognitif dari fungsi pra operasi yang dideteksi oleh perubahan pada pengujian
neuropsikologis

• Delirium pasca operasi

Kesadaran

• Disebabkan kedalaman anestesi yang tidak adekuat.

• Gejalanya seperti kecemasan, depresi, dan dalam kasus yang parah bisa menyebabkan gangguan
stres pasca trauma
KOMPLIKASI
GINJAL

Ggn. fisiologis yang paling umum: hipoperfusi

• Pencegahan: pemeliharaan perfusi ginjal  O2 delivery yang adekuat


(pertahankan normovolemia, normotensi, dan cardiac output)
MUAL DAN MUNTAH
PASCA OPERASI SORE THROAT KERUSAKAN GIGI

• Post operative nausea • Terjadi pada 50% • Fraktur enamel,


and vomiting (PONV) pasien yang diintubasi pelonggaran/
dialami oleh 20% dengan pipa subluksasi gigi, avulsi,
sampai 30% pasien endotrakeal dan fraktur mahkota.
• Sembuh sendiri tanpa • Penyebab: trauma
pengobatan khusus dan langsung atau gigitan.
merespon baik • Iatrogenik: teknik
analgesia sederhana laringoskopi yang
buruk
GANGGUAN
CEDERA MATA
PENDENGARAN
• Abrasi kornea • Gangguan pendengaran
• Neuropati optik iskemik perioperatif biasanya
(ION) penyebab paling bersifat sementara dan
umum dari kehilangan sering tidak dikenali.
penglihatan pasca operasi. • Kehilangan
• Dan glaukoma sudut
pendengaran setelah
tertutup atau fenomena anestesi umum dapat
emboli pada korteks atau
retina, disebabkan oleh
berbagai penyebab dan
jauh lebih sulit diprediksi
REGIONAL
ANESTHESIA
• Infiltrasi saraf tepi dengan agen anestesi dan memblokir transmisi untuk menghindari atau
menghilangkan rasa sakit.

• tidak mempengaruhi tingkat kesadaran pasien

• Keuntungan dibandingkan anestesi umum:

 menghindari manipulasi jalan napas, mengurangi dosis, efek samping obat sistemik, waktu
pemulihan lebih cepat, dan menurunkan tingkat nyeri secara signifikan setelah operasi.
REGIONAL
ANESTHESIA
• Jenis utama dari anestesi regional adalah:
⁻ Anestesi neuraksial (anestesi spinal dan anestesi epidural)
⁻ Blok saraf tepi
⁻ Anestesi regional intravena

• Komplikasi dibagi berdasarkan spesifik untuk central neuraxial blockade/ CNB & peripheral
nerve blockade/PNB, dan yang berkaitan dengan keduanya

• Komplikasi yang parah seperti kerusakan medula spinalis, hematoma medula spinalis, dan
abses epidural jarang terjadi.
CENTRAL NEURAXIAL BLOCKADE

• Sakit kepala pasca pungsi dural (Post-dural puncture headache/PDPH)

• Hipotensi berat

• Komplikasi infeksi

• Vertebral canal haematoma

• Spinal cord injury

• Transient neurological radiculopathy (TNR)

• Adhesive arachnoiditis
PERIPHERAL NERVE BLOCKADE

• Peripheral nerve injury


Mekanisme cedera saraf tepi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
• Direct needle trauma
• Toxic injury
• Compressive injury
• Stretch injury
• Ischaemic injury

• Postoperative care
Blok saraf perifer dapat berlangsung selama beberapa jam hingga periode pasca operasi.
KOMPLIKASI YANG UMUM TERJADI PADA CENTRAL &
PERIPHERAL NERVE BLOCKADE

• Toksisitas anestesi lokal

Gejala neurologis seperti kesemutan perioral, tinnitus, bicara cadel, agitasi kebingungan, kejang
dan koma.

• Reaksi vasovagal  dapat menyebabkan bradikardia berat atau bahkan asistol.

• Komplikasi pernapasan  paresis hemidiaphragmatic

• Pneumotoraks  komplikasi potensial dari blok supra klavikula dan paravertebral, sebagai
akibat dari dekatnya pleura ke saraf
KOMPLIKASI YANG UMUM TERJADI PADA CENTRAL &
PERIPHERAL NERVE BLOCKADE

• High spinal block

Penempatan anestesi lokal subaraknoid yang disengaja atau tidak disengaja

• Total spinal block

Anestesi pada batang otak, mengakibatkan hilangnya kesadaran, henti napas, dan hipotensi berat.

• Failure of block

Tingkat kegagalan dipengaruhi oleh saraf target, keahlian operator dan peralatan yang digunakan

• Wrong site block

• Drug error

•Reaksi Alergi ( reaksi hipersensitivitas, rekasi anafilaksis, reaksi alergi terhadap agen anestesi, alergi
lateks, alergi terhadap antibiotic )


KESIMPULAN

Komplikasi anestesi
dapat terjadi selama
Teknik dari pembiusan
proses pembiusan dan
baik regional maupun
setelah pembiusan. Semua komplikasi
umum juga berpotensi
memiliki biaya yang
mengakibatkan
terkait dengan pasien
komplikasi.
dan sistem kesehatan.
Banyak komplikasi
yang dapat ditentukan
sebelumnya dan
dicegah.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai