Gangguan metabolisme,
karbohidrat, dan lemak, protein
Glikogenesis menurun
Proteinuria
Hiperglikemi
Riwayat
penyakit dahulu
Riwayat sosial
ekonomi
Riwayat penyakit
keluarga
1. Tahap I (Stadium Hiperfiltrasi)
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran Riwayat Perkembangan Fisik
•Tahap ini reversible dan berlangsung 0-5 tahun sejak awal didiagnosis diabetes
mellitus.
2. Tahap II (Stadium Silent)
•Secara klinis belum tampak kelainan yang berarti, LFG tetap meningkat, eksresi
albumin dalam urin dan tekanan darah normal.
3. Tahap III (Stadium Mikroalbuminuria / Nefropati Insipient)
•Merupakan tahap awal dari nefropati.
Riwayat Imunisasi
•Pada tahap ini ditemukan mikroalbuminuria atau nefropati insipient. Laju filtrasi
glomerulus meningkat atau dapat menurun sampai derajat normal.
4. Tahap IV (Stadium Makroalbuminuria / Nefropati Lanjut)
•Merupakan tahap nefropati yang sudah lanjut (overt nefropati), nefropati
diabetikum bermanifestasi klinis dengan proteinuria yang nyata
5. Tahap V (Stadium Uremia / Gagal Ginjal Terminal)
•Merupakan tahapan dimana terjadi gagal ginjal terminal .
•Laju Filtrasi Glomerulus sudah demikian rendah sehingga pasien menunjukkan
tanda-tanda sindrom uremik dan memerlukan tindakan khusus
7. DIAGNOSIS
Identitas Pasien
•Manifestasi klinis
Gejala uremia : badan lemah, anoreksia, mual, muntah.
Anemia, overhidrasi, asidosis, hipertensi, kejang-kejang sampai koma uremik.
Neuropati, retinopati, & gangguan serebrovaskular / gangguan profil lemak.
DSM
•Manifestasi laboratorium
- Glukosa darah (GDN 126 mg%, GDPP 200 mg%).
- Proteinuria (mikroalbuminuria 30- 299 mg/24 jam / makroalbiminuria 300 mg/24
jam ).
- Profil lipid (kolesterol total, LDL, trigliserida me & HDL ).
• Diagnosis dini
Identitas
Mikroalbuminuria Pasien
Penanda dini nefropati diabetik : mikroalbuminuria (30-299 mg/24 jam) &
gangguan membran basal petunjuk progresivitas penyakit kearah terjadinya
nefropati klinis.
DSM
Enzim tubular
Enzim-enzim tubuli penanda kelainan tubuli yaitu n-aceyl-glucosamidase (NAG),
gamma-glutamyl-transferase dll, & NAG merupakan enzim yang paling sensitif
mendeteksi kelainan tubuli.
8. TATALAKSANA
•Optimalisasi kontrol glukosa untuk mengurangi resiko ataupun
menurunkan progresi nefropati. (
• Optimalisasi kontrol hipertensi untuk mengurangi resiko ataupun
menurunkan progresi nefropati.
•Pengurangan diet protein pada diet pasien diabetes dengan penyakit ginjal
kronik tidak direkomendasikan karena tidak mengubah kadar glikemik,
resiko kejadian kardiovaskuler, atau penurunan GFR.
Identitas
•Terapi dengan Pasien
penghambat ACE atau obat penyekat reseptor angiotensin
II tidak diperlukan untuk pencegahan primer.
•Terapi Penghambat ACE atau Penyekat Reseptor Angiotensi II diberikan
pada pasien tanpa kehamilan dengan albuminuria sedang (30-299 mg/24
jam) dan albuminuria berat (>300 mg/24 jam).
•Perlu dilakukan monitoring terhadap kadar serum kreatinin dan kalium
serum pada pemberian penghambat ACE, penyekat reseptor angiotensin
II, atau diuretik lain.
PERENCANAAN MAKAN PADA DM
Tujuan penatalaksanaan diet :
1.Mencegah progresivitas kerusakan ginjal, Mempertahankan status gizi optimal,
Mengendalikan : (kadar glukosa darah, lipida darah, tekanan darah),
2.Mempertahankan keseimbangan cairan & elekrtolit.
TERIMA KASIH
• Do You Have Any Questions?