Etiologi : defisiensi asam folat, def Vit B12, obat
(sitostatika, difenilhidanttoin), kongenital Lab : GDT, BMP, Kimia klinik (LDH serum, Kadar bilirubun ), pemeriksaan khusus etiologi ( kadar vit B12, kadar asam folat, analisa makanan, analisa tinja, tes faal hati) Pemeriksaan Lab pada Koagulasi dan Hemostasis Bleeding Time (BT)
menilai kemampuan darah untuk membeku setelah
adanya luka atau trauma, dimana trombosit berinteraksi dengan dinding pembuluh darah untuk membentuk bekuan. Prinsip pemeriksaannya adalah mengukur lamanya waktu perdarahan setelah insisi standart pada lengan bawah atau cuping telinga BT memanjang pada gangguan fungsi trombosit atau jumlah trombosit dibawah 100.000/ mm3 Pemanjangan BT menunjukkan adanya defek hemostasis, termasuk didalamnya trombositopenia (biasanya dibawah 100.000/ mm3) gangguan fungsi trombosit heriditer, defek vaskuler kegagalan vasokonstriksi) Von Willebrand's disease disseminated intravascular coagulation (DIC) defek fungsi trombosit (Bernard-Soulier disease dan Glanzmann’s thrombasthenia) obat-obatan (aspirin/ ASA, inhibitor siklooksigenase, warfarin, heparin, nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID), beta- blockers, alkohol, antibiotika) dan hipofibrinogenemia. Activated Clotting Time (ACT)
pemeriksaan waktu pembekuan untuk
monitoring terapi antikoagulasi (heparin) digunakan terutama pada kateterisasi jantung dan bedah jantung terbuka. diukur dalam satuan detik. Makin tinggi hasil ACT maka makin tinggi derajat inhibisi pembekuan darah keadaan yang dapat mempengaruhi hasil ACT adalah :
Tidak dilakukannya pemanasan alat hingga 37º C
Hipotermia Bahan kateter jantung dan clearing heparin flush Hemodilusi Jumlah dan fungsi trombosit Trombosit yang teraktivasi selama operasi biasanya menjadi disfungsional Pemberian Protamine sulfate Keadaan tertentu misalnya antibodi lupus dan defisiensi faktor pembekuan darah Masa Protrombin Plasma (PT)
digunakan untuk menilai kemampuan faktor koagulasi
jalur ekstrinsik dan jalur bersama, yaitu : faktor I (fibrinogen) faktor II (prothrombin) faktor V (proakselerin) faktor VII (prokonvertin) faktor X (faktor Stuart) Perubahan faktor V dan VII akan memperpanjang PT selama 2 detik atau 10% dari nilai normal. PT diukur dalam detik. Masa tromboplastin parsial teraktivasi (activated partial thromboplastin time, APTT)
uji laboratorium untuk menilai aktifitas faktor
koagulasi jalur intrinsik dan jalur bersama, yaitu: faktor XII (faktor Hagemen) pre-kalikrein, kininogen faktor XI (plasma tromboplastin antecendent, PTA) faktor IX (factor Christmas) faktor VIII (antihemophilic factor, AHF) faktor X (faktor Stuart), faktor V (proakselerin) faktor II (protrombin) faktor I (fibrinogen) Lanjutan….
jika kadarnya lebih dari 7 detik dari nilai normal,
maka hasil pemeriksaan itu dianggap abnormal. Nilai normal uji APTT adalah 20 – 35 detik, bervariasi untuk tiap laboratorium tergantung pada peralatan dan reagen yang digunakan Faktor yang dapat mempengaruhi hasil APTT adalah
Bekuan pada sampel darah
Sampel darah hemolisis atau berbusa akibat dikocok-kocok Pengambilan sampel darah pada jalur intravena D- Dimer produk degradasi cross linked yang merupakan hasil akhir dari pemecahan bekuan fibrin oleh plasmin dalam sistem fibrinolitik digunakan untuk membantu melakukan diagnosis penyakit dan kondisi yang menyebabkan hiperkoagulabilitas (suatu kecenderungan darah untuk membeku melebihi ukuran normal) Paling sering ditemukan pada trombosis vena dalam (DVT) Pemeriksaan D-Dimer menggunakan metode latex agglutination yang dimodifikasi atau menggunakan automated coagulation analyzer (Coagulometer Sysmex CA- 500) untuk mengukur D-Dimer secara kuantitatif Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
Hasil negatif palsu pada terapi antikoagulan
Hasil positif palsu pada usia tua, Rheumatoid factor, trigliserid tinggi, lipemia, bilirubin, hemolisis sampel darah Thrombin time
diperoleh dengan menambahkan reagen thrombin
ke plasma sitrate, mengukur waktu sejak ditambahkannya thrombin sampai terbentuknya bekuan darah pada suhu 37 °C digunakan untuk mengetahui jumlah dan kualitas fibrinogen dan konversi fibrinogen (soluble protein) menjadi fibrin (insoluble protein). digunakan mendiagnosis gangguan perdarahan, mengetahui efektivitas terapi fibrinolitik Lanj…..
Thrombin time memanjang pada kasus :
Afibrinogenemia hipofibrinogenemia (kadar fibrinogen kurang dari 100 mg/ mL) Dysfibrinogenemia sirosis hepati karsinoma hepatoseluler bayi baru lahir (terdapat inhibitor thrombin) multiple myeloma Next….
Bila TT memanjang, pemeriksaan diulang dnegan
menggunakan campuran plasma penderita dengan plasma kontrol (perbandingan 1:1) untuk mengetahui ada tidaknya inhibitor. Nilai normal tergantung dari kadar thrombin yang dipakai, umumnya kurang dari 22 detik, tergantung dari metode yang digunakan. Platelet aggregation test (Test agregasi trombosit)
digunakan untuk mengevaluasi kemampuan trombosit
untuk membentuk agregat atau clump dan mengawali terbentuknya bekuan darah. Gangguan fungsi trombosit didapat disebabkan oleh penyakit kronis seperti gagal ginjal (uremia), myeloproliferative disorders (MPDS), leukemia akut. Gangguan fungsi trombosit yang bersifat sementara dijumpai pada konsumsi obat aspirin dan NSAID, setelah operasi bypass jantung (CABG) yang berkepanjangan. Indikasi pemeriksaan • Membantu diagnosis gangguan fungsi trombosit baik kongenital • Dugaan peningkatan agregasi trombosit (DM, hiperlipidemia) •Monitoring terapi anti-trombosit •Deteksi faktor resiko trombosis arteri (PJK, stroke) •Deteksi resistensi aspirin • Monitoring fungsi trombosit selama operasi CABG • Skrining pasien preoperasi beresiko perdarahan selama prosedur invasif Persiapan
• Darah diambil dalam keadaan puasa 8
•Sampel darah tidak hemolisis • Sampel darah disimpan dalam penampung plastic atau gelas berlapis silikon bertutup pada suhu kamar • Dikerjakan dalam waktu tiga jam setelah pengambilan darah karena respons PRP (trombosit rich plasma) akan menurun dalam tiga jam. •Jumlah trombosit dalam PRP lebih dari 100.000/ UL