Subsidence Inversion
Los Angeles
Descending warm air mass
Inversion layer
Increasing altitude
Sea breeze
Mountain
range
Decreasing temperature
2. Udara stabil
• Udara stabil, yaitu suatu kondisi dimana parsel
udara bergerak dari posisi semula. Bila parsel
udara diberi impuls (tenaga pendorong) maka
setelah impuls tersebut habis, maka parsel udara
tersebut kembali ke posisi semula
• Udara stabil terjadi apabila kecepatan penurunan
suhu udara dengan bertambahnya ketinggian
sangat lambat, yaitu kurang dari keadaan normal.
• Pada saat udara stabil, polutan yang diemisikan
sangat stabil. Kondisi ini disebut dengan formasi
fanning
2. Udara tidak stabil
• Udara tidak stabil, yaitu suatu kondisi dimana parsel
udara sangat mudah bergerak dari posisi semula.
Bila parsel udara diberi impuls (tenaga pendorong)
maka setelah impuls tersebut habis, maka parsel
udara tersebut terus bergerak
• Udara tidak stabil terjadi apabila kecepatan
penurunan suhu udara dengan bertambahnya
ketinggian sangat cepat, yaitu melebihi keadaan
normal.
• Pada saat udara tidak stabil, polutan yang diemisikan
sangat mudah bergerak keatas dan ke bawah.
Kondisi ini disebut dengan formasi looping
3. Udara netral
• Udara netral, yaitu suatu kondisi dimana parsel
udara mudah bergerak dari posisi semula selama
ada impuls (tenaga pendorong). Setelah impuls
tersebut habis, maka parsel udara tersebut akan
diam pada kedudukan yang baru
• Udara netral terjadi apabila kecepatan penurunan
suhu udara dengan bertambahnya sama dengan
keadaan normal
• Pada saat udara netral, polutan yang diemisikan
memebntuk suatu formasi yang disebut dengan
formasi cooning dan fumigation
Gambar Sebaran polutan udara pada berbagai stabilitas atmosfir.
a. Looping
Terjadi bila penurunan suhu akibat ketinggian (lapse rate)
besar sehingga terjadi kondisi labil yang kuat.
Atmosfir didominasi struktur pusaran yang relatif besar
disertai konveksi bebas.
Disebabkan oleh ukuran pusaran yang lebih besar dari
diameter kepulan maka akibatnya transportasi kontaminan
akan bergerak ke atas dan ke bawah pada alur yang berliku-
liku.
Transportasi yang tidak menentu tersebut dapat
mengakibatkan kepulan yang relatif pekat dan belum
mengalami pengenceran kontak dengan penerima pada jarak
yang sangat pendek dari cerobong sehingga lokasi kontak
konsentrasi kontaminan sesaatnya tinggi.
b. Conning