PERIKLANAN
- Monitor keramahan
- Metode TRACE
2.Metode ARS
• Perusahaan bernama rsc menggunakan metode ARS yang membuat
pra dan pasca pengukuran terhadap responden.
• Nilai ARS Persuasion diperoleh dari persentase responden yang
memilih merek sasaran dalam preferensi terhadap merek pesaing pada
pasca pengukuran
dikurangi presentase yang memilih
merek pada pra pengukuran.
• Semakin positif nilai ARS Persuasion semakin
besar kekuatan persuasif potensial iklan.
Dari penggunaan metode ARS, rsc memiliki beberapa
kesimpulan mengenai fungsi dan efektivitas periklanan:
a.Naskah iklan harus berbeda
• Setiap informasi yang membedakan merek baru atau
fitur baru dengan merek yang sudah ada memberikan
proporsi peluang penjualan yang jauh lebih tinggi.
• Pemasang iklan harus melakukan diferensiasi merek,
yaitu membedakan merek yang diiklankan dari
penawaran kompetitif dan memberikan konsumen
alasan yang berbeda untuk membelinya.
b.Bobot tidak memadai
• Kenaikan GRP tidak berarti merek tersebut memiliki
kinerja yang lebih baik.
• Bobot periklanan memang menjadi faktor yang penting,
hanya jika iklan tersebut menyajikan kisah persuasif.
• Iklan yang persuasif memiliki dampak yang agak
dramatis dalam meningkatkan pangsa pasar.
c.Periklanan akhirnya usang/aus
• Periklanan pada akhirnya akan menjadi usang (wear
out),sehingga harus direvisi secara
periodik untuk mempertahankan
efektivitas penjualan merek.
Pengukuran Respons
Penjualan
• Metode single-source system(SSSs) dikembangkan untuk
mengukur dampak iklan terhadap penjualan.
• Keberadaan SSSs menjadi berguna saat teknologi-
teknologi baru berkembang, antara lain: (1) meteran televisi
elektronik, (2) pemindai laser optik pada pengawasan ritel,
dan (3) teknologi split cable.
• SSSs mengumpulkan data pembelian dengan
menggunakan alat pemindai optik dan menggabungkannya
dengan karakteristik demografis rumah tangga serta
informasi mengenai variabel pemasaran yang
mempengaruhi
pembelian (seperti televisi, majalah, dll).
PengukuranResponsPenjualan