Anda di halaman 1dari 53

PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER (PKPA)

DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG


DAN
UPT PUSKESMAS IBRAHIM ADJIE
PROGRAM PROFESI APOTEKER UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
 DINI FITRIYANI 192FF05006
 FAUZIAH ELVIS 192FF05009
 FERINA SAFITRI N 192FF05106
 FADILLAH SURYA M 192FF05063
 HANA INDRI Y P 192FF05069
 NOVALIA AYU P 192FF05026
PERAN APOTEKER DI PEMERINTAHAN
Dinas Kesehatan Kota Bandung dan Puskesmas

Kementrian Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan


Puskesmas
Kesehatan Provinsi Kota/Kabupaten
Peran Apoteker

BPOM
PROFIL DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG

Jalan Supratman No. 73 Bandung


STRUKTUR ORGANISASI
DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG
RUANG LINGKUP KERJA FARBEKES

PENGAWASAN DAN
PENGELOLAAN OBAT
PEMBINAAN
PENGELOLAAN OBAT

• Perencanaan
• Pengadaan

• Penerimaan
• Penyimpanan

• Pendistribusian
• Pelaporan dan
Evaluasi
TAHAP PERENCANAAN

n
ha

n
at

at utu
n an

ng n
aa
at
at
n i
Ob

Pe ia
ha las

ha g
Ob
Ob

ad
Ob Keb
tu tun

a sua
tu pi
n
ha

bu m

bu hi

an ye
si
Ke Ko

Ke Per
ili

ek

nc en
m

oy

Re P

Pe

Pr



Sumber anggaran : Metode Konsumsi
 APBN dalam bentuk Dana Alokasi Khusus
(DAK),
 APBD I dalam bentuk sediaan, Metode Morbiditas
 APBD II merupakan pendamping DAK senilai
10% dari DAK, dan
 BPJS berupa dana Kapitasi
TAHAP PERENCANAAN

Tahap Pemilihan Obat Tahap Kompilasi Kebutuhan Obat


Menentukan obat yang benar – benar Kompilasi pemakaian obat adalah
dibutuhkan. rekapitulasi data pemakaian obat di
unit pelayanan kesehatan, yang
bersumber dari Laporan Pemakaian
dan Lembar Permintaan Obat
(LPLPO).
TAHAP PERENCANAAN

Tahap Perhitungan Kebutuhan Obat

Metode Konsumsi Metode Morbiditas

Berdasarkan pola penyakit


TAHAP PERENCANAAN

Tahap Penyesuaian Rencana


Tahap Proyeksi Kebutuhan Obat Pengadaan
Proyeksi Kebutuhan Obat adalah Melakukan penyesuaian rencana
perhitungan kebutuhan obat secara pengadaan obat dengan jumlah dana
komprehensif dengan mempertimbangkan yang tersedia
data pemakaian obat dan jumlah sisa stok Didapatkan jumlah rencana pengadaan,
yang ada. skala prioritas masing-masing jenis obat
dan jumlah kemasan, untuk rencana
pengadaan obat tahun yang akan
datang.
Metode : Analisa ABC dan analisa VEN
CONTOH RENCANA KEBUTUHAN OBAT (RKO)
TAHAP PENGADAAN

PENGADAAN LANGSUNG PENGADAAN LELANG / TENDER


TAHAP PENERIMAAN

1
Perbekalan farmasi yg dipesan  dikirim oleh PBF/penyedia dan
diterima oleh PPK

2 Disesuaikan barang dengan SP (Surat Pesanan)/faktur

3 Melaporkan ke kepala bidang KPA (Kuasa Pengguna Anggaran)

4 Diberitahukan ke Petugas Pengelola Obat

5
TAHAP PENYIMPANAN

• Tata Gudang • Sistem Penyimpanan


• First In First Out (FIFO)/First Expired First Out
• Bangunan luas dan tinggi; Sistem
(FEFO)
bangunan satu lantai dan tidak
bersekat • Pengelompokan penyimpanan berdasarkan
bentuk sediaan dan kelas terapi
• Alur masuk dan keluar harus • Obat kemasan kecil yang tidak berat disimpan
terpisah (Bentuk L atau U) pada rak, sedangkan obat yang ukurannya besar
disimpan pada palet
• Sirkukasi Udara • Penyimpanan Khusus
• Menggunakan AC, Exhaust, • Vaksin  cold chain (2-8 oC) dan harus dilindungi
dari kemungkinan putusnya aliran listrik
dan/atau ventilasi di atap
• Narkotika dan psikotropika  di lemari khusus di
• Terjaga kebersihannya ruangan terpisah dan selalu terkunci
• Terbebas dari hewan pengerat • Bahan-bahan mudah terbakar (seperti alkohol
atau eter) disimpan di ruangan khusus dan
sebaiknya terpisah dari bangunan gudang utama.
Sediakan alat pemadam api ringan.
TAHAP PENDISTRIBUSIAN

Distribusi

Distribusi Khusus
Distribusi Rutin (untuk kejadian
(untuk puskesmas) luarbiasa, kegiatan
sosial, dll)

Pasif (Pengambilan
Aktif (pengiriman
langsung oleh
dari gudang Dinkes
pihak puskesmas
ke Puskesmas)
ke gudang Dinkes)
TAHAP PELAPORAN DAN EVALUASI

Pelaporan Laporan penggunaan


obat rasional (POR) Laporan pemakaian
penggunaan obat
obat di Puskesmas
generik di Puskesmas di Puskesmas

Laporan ketersediaan
Laporan narkotika
obat di Gudang Laporan MESO
dan psikotropika
Farmasi

Semua jenis
pelaporan diserahkan
kepada Dinas
Kesehatan Provinsi
TAHAP PENGENDALIAN PERSEDIAAN

Pengendalian dilakukan dengan Setiap obat memiliki kartu


menggunakan kartu stok. stoknya masing-masing.

Informasi dalam kartu stok: nama obat, Rekap stok opname dalam bentuk
satuan, sumber obat, Dari/Kepada, administrasi, yaitu dengan mengecek
Penerimaan, Pengeluaran, sisa obat, kesesuaian data dalam kartu stok
no. batch dan waktu kadaluarsa dan dengan rekap pendistribusian dalam
paraf komputer.
PUSKESMAS
(Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 Tahun 2019)

• Fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan


masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya.

• Puskesmas juga dapat berfungsi sebagai wahana pendidikan bidang kesehatan,


wahana program internsip, dan/ atau sebagai jejaring rumah sakit pendidikan.
Ketentuan mengenai penyelenggaraan Puskesmas sebagai wahana pendidikan
bidang kesehatan, wahana program internsip, dan/atau sebagai jejaring rumah
sakit pendidikan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
FUNGSI PUSKESMAS

Pusat penggerak
Pusat pemberdayaan Pusat pelayanan
pembangunan
masyarakat kesehatan strata pertama
berwawasan kesehatan

KOMPETENSI APOTEKER DI PUSKESMAS

Penanggung Jawab Tenaga Fungsional


SYARAT PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS

• Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat


Kesehatan dan Bahan Medis Habis
• Sumber daya manusia
Pakai
• Sarana dan Prasarana
• Pelayanan Farmasi Klinik
SARANA DAN PRASARANA

• Ruang Penerimaan
Resep • Ruang Konseling

• Ruang Pelayanan dan


Peracikan • Ruang Penyimpanan
Sarana dan
Prasarana

• Ruang Penyerahan
Obat • Ruang Arsip
PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI, ALKES, DAN BMHP
PERENCANAAN

Perencanaan merupakan suatu proses Acuan Pemilihan obat yaitu mengacu pada obat-obatan yang
kegiatan seleksi obat dan perbekalan termasuk ke dalam Formularium Nasional (Fornas) dan Daftar
kesehatan untuk menentukan jenis Obat Essensial Nasional (DOEN). Jika obat tidak tertera dalam
dan jumlah obat dalam rangka Fornas dan DOEN maka perbekalan farmasi dapat dipilih dari
pemenuhan kebutuhan obat di Pelayanan Kesehatan Dasar (PKD).
Puskesmas.

Perencanaan kebutuhan perbekalan Perencanaan kebutuhan obat dilakukan


farmasi di Puskesmas dilakukan oleh pertahun dalam bentuk :
Apoteker Penanggung jawab 1.Rencana Kebutuhan Obat (RKO) -> biasanya
diakhir tahun -> untuk tahun berikutnya.
2.LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar
Permintaan Obat)
PERMINTAAN

• Dinas Kesehatan Kota (DKK) Bandung menyerahkan form


Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) ke
UPT Puskesmas

Alur Permintaan • Apoteker penanggung jawab ruang farmasi UPT Puskesmas


mengisi LPLPO sesuai kebutuhan puskesmas dan menyerahkan
form LPLPO kepada puskesmas jejaring untuk diisi

• Rekap LPLPO kemudian dibuat dan


diserahkan ke DKK Bandung.

• DKK Bandung akan melakukan kompilasi dan


analisa terhadap kebutuhan obat puskesmas di
wilayah kerjanya
PENERIMAAN
Penerimaan perbekalan farmasi merupakan kegiatan yang dilakukan dalam menerima perbekalan farmasi dari
DKK Bandung sesuai dengan permintaan yang telah diajukan. Tujuannya agar obat yang diterima sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan permintaan yang diajukan oleh puskesmas

Petugas Penerima
Obat/Apoteker
PENYIMPANAN

Agar obat yang tersedia di Puskesmas terjamin mutu dan keamanannya


Yang harus diperhatikan dalam penyimpanan adalah:

1. Obat di susun secara alfabetis berdasarkan bentuk sediaan


2. Obat dirotasi dengan sistem FEFO dan FIFO
3. Narkotik dan psikotropik disimpan dalam lemari khusus
4. Obat mudah terbakar atau berbau menyengat penyimpanannya harus dipisah
5. Injeksi, vaksin dan supositoria disimpan dalam lemari pendingin
PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI, ALKES, DAN BMHP

• Pendistribusian • Pengendalian
Kegiatan pengeluaran dan penyerahan Tujuan : tidak terjadi kelebihan dan
obat secara merata dan teratur untuK kekosongan Obat di unit pelayanan
memenuhi kebutuhan sub-sub unit kesehatan dasar.
pelayanan kesehatan antara lain:
1. Gudang obat Puskesmas
Stock
2. Puskesmas Jejaring Kartu Stok
3. Poli di Puskesmas Opname
4. Laboratorium.
PENCATATAN DAN PELAPORAN

Pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka penatalaksanaan
Obat dan Bahan Medis Habis Pakai secara tertib, baik Obat dan Bahan Medis Habis Pakai yang diterima,
disimpan, didistribusikan dan digunakan di Puskesmas atau unit pelayanan lainnya.

Laporan yang dibuat oleh apoteker penanggung jawab ruang farmasi di UPT Puskesmas di antaranya:
1.Laporan pemakaian obat per bulan (LPLPO)
2.Laporan penggunaan obat generik, yaitu persentasi pemakaian obat generik dibandingkan dengan obat
keseluruhan LPLPO
3.Laporan penggunaan obat rasional (POR)  untuk penyakit diare non spesifik dan ISPA non pneumonia.
Sampling setiap hari, dihitung persentase POR pada akhir bulan.
4.Laporan penggunaan narkotika dan psikotropika
5.Laporan Efek Samping Obat (ESO)
6.Laporan konseling
PEMANTAUAN DAN EVALUASI PENGELOLAAN

Pemantauan dan evaluasi yang dilakukan di UPT Puskesmas yaitu melalui :

1.Laporan Penggunaan Obat Rasional (POR). 2 jenis penyakit yang dilakukan evaluasi seperti
ISPA non-pneumonia, diare non spesifik . Evaluasi pengobatan ISPA non-pneumonia dan
diare nonspesifik di evaluasi penggunaan antibiotik .
2.Stock Opname
PELAYANAN FARMASI KLINIK

Menurut PerMenKes No 72 tahun 2016,


pelayanan farmasi klinik di puskesmas meliputi :
UPT PUSKESMAS IBRAHIM ADJIE
Jl. Ibrahim Adjie No. 88, Kecamatan Batununggal wilayah Kares, Telepon (022) 7208355

VISI
“Terwujudnya Masyarakat Sehat yang Mandiri di Wilayah Kecamatan BATUNUNGGAL
2020”

MISI
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu, merata dan terjangkau
2. Mewujudkan pembangunan berwawasan kesehatan dan menggerakan masyarakat
berperilaku hidup sehat
3. Meningkatkan tata Kelola manajemen dan system informasi Kesehatan melalui
keterserdiaan sumber daya yang memadai
Motto
TATA NILAI “IBRA”

Inovatif : Terus menerus melakukan upaya inovatif dan ide-ide baru untuk meningkatkan
pelayanan

Berdedikasi : Bermotivasi tinggi, kompeten dan komitmen mencapai tujuan puskesmas

Responsif : Cepat tanggap menghadapi permasalahan Kesehatan masyarakat

Amanah : Meyakini bahwa dalam melaksanakan tugas semata-mata mengaharap ridho


Allah SWT
SUMBER DAYA
• 1 ruang pendaftaran
• 1 ruang rekam medis
• 3 ruang pemeriksaan
• 1 ruang UGD dan tindakan
• 1 ruang nursing center
• 1 ruang MTBS
• 1 ruang bersalin
• 1 ruang someah
LANTAI 1
• 1 ruang p2p
• 1 ruang laboratorium
• 1 ruang farmasi
• 1 ruang gudang obat
• 1 ruang konseling
• 1 ruang pelayanan
• 3 toilet
• 1 ruang rapat
• 1 ruang tata usaha dan pusat data
• 1 ruang kepala puskesmas
• 1 ruang kasubbag tata usaha
• 1 ruang penelitian
• 1 ruang KB
• 1 ruang konseling terpadu
• 1 ruang MTBM
LANTAI 2
• 1 ruang bermain anak
• 1 ruang DIDTK
• 1 ruang Kesehatan gigi & dan mulut
• 1 ruang KIA
• 1 ruang nifas
• 1 ruang keuangan
• 1 ruang moshola
• 1 ruang dapur
• 6 toilet
• 1 gudang
PELAKSANAAN KEGIATAN PUSKESMAS UPAYA PENINGKATAN MUTU
PROGRAM INOVASI DAN UNGGULAN PUSKESMAS
• LEMBUR ASI • Workshop penggalangan komitmen
• POSYANDU REMAJA tingkat Dinkes Kota Bandung
• KASIH SETIA • Penggalangan Komitmen tingkat UPT
• SOMEAH PKM Ibrahim Adjie
• TITIP KAYAAH INDUNG • Penggalangan Komitmen tingkat
• ZEBRA Sektor
• Lokakarya Mini Lintas Sek.Pertama
KEBIJAKAN MUTU • Pelatihan Standar Akreditasi
Memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat dan memperhatikan kebutuhan • Pelatihan Audit Internal
harapan dan keselamatan pelanggan serta • Pelatihan Manajemen Resiko
memperbaiki proses layanan secara
berkesinambungan
INDIKATOR KESELAMATAN PASIEN HASIL PENINGKATAN MUTU DAN
• Ketetapan identifikasi pasien KESELAMATAN PASIEN
• Peningkatan komunikasi yang efektif • Kemudahan akses
• Peningkatan keamanan obat yang • Papan infomasi
perlu diwaspadai • Media penyuluhan
• Tepat lokasi, prosedur dan pasien • Pendaftaran
• Pengurangan resiko infeksi terkait • UGD dan ruang tindakan
pelayanan kesehatan • Ruang pelayanan obat
• Tanggap darurat bencana
• Pencegahan penyebaran infeksi
• Fasilitas bagi disabilitas
PELAYANAN KEFARMASIAN BAGI APOTEKER DI PUSKESMAS IBRAHIM ADJIE
1. PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI DAN BMHP
2. PELAYANAN FARMASI KLINIK
1. PENGELOLAAN OBAT DAN BMHP

1. Perencanaan Kebutuhan Obat dan Manfaat :


Perbekalan Kesehatan • Menghindari tumpang tindih
Formulir Data Laporan pemakaian dan penggunaan anggaran
lembar permintaan obat (LPLPO) • Evaluasi penggunaan dan
Anggaran bersumber dari : perencanaan
1. APBN • Kesamaan persepsi dan koordinasi
2. APBD 1 (Hibah) antara pemakaian obat dan penyedia
anggaran
3. DANA ALOKASI UMUM
• Estimasi lebih cepat
4. BLUD
• Pemantauan dana pengadaan lebih
optimal
2. Pengadaan Obat
Tujuan :
• Tersedia obat dan perbekalan Kesehatan dengan jenis dan jumlah yg cukup sesuai
kebutuhan
• Mutu obat dan perbekalan Kesehatan terjamin
• Obat dan perbekalan Kesehatan dapat diperoleh pada saat diperlukan

Hal yang perlu diperhatikan dalam pengadaan :


• Kriteria obat dan perbekalan Kesehatan
• Persyaratan pemasok
• Penentuan waktu pengadaan dan kedatangan obat
• Penerimaan dan pemeriksaan obat dan perbekalan Kesehatan
• Pemantauan status pesanan
• Pengadaan untuk obat :
1) BLUD
2) BOK (BMHP)

• Pengadaan barang dan jasa :


1) Sistem pengadaan langsung
2) e-katalog (prioritas)

• Pengadaan berdasarkan dana APBD dari dinkes dilakukan 1 bulan sekali dari data LPLPO

• Jika terjadi kekosongan bisa melakukan pengadaan sendiri melalui dana BLUD untuk
pengandaan 1-3 bulan kedepan, pengadaan melalui e-katalog dan e-purchasing,
pengajuan/ permintaan obat dapat dilakukan sewaktu-waktu
3. Permintaan Obat dan Perbekalan 4. Penerimaan Obat dan Perbekalan
Kesehatan Kesehatan
1) Permintaan rutin Pemeriksaan mutu obat terkait :
2) Permintaan khusus : • Warna
• Kebutuhan meningkat • Bau
• Terjadi kekosongan obat • Kejernihan
• Homogenitas
• Ada kejadian luar biasa
• Kemasan
• Label
Bukti penerimaan :
1) SBBK (surat bukti barang keluar) dari
dinkes
2) Faktur dari PBF apabila melakukan
pengadaan sendiri
5. Penyimpanan Di gudang disimpan berdasarkan :
Area penyimpanan: • Alfabetis
• Rak/lemari • Bentuk sediaan
• Lemari CCP • FEFO
• Lemari narko-psiko
• High alert
Penandaan obat :
• B3
• NORUM/LASA
• Obat mendekati kadaluarsa
Di ruang pelayanan disimpan berdasarkan :
• Alfabetis
• Bentuk sediaan
• Kelas terapi/ Farmakologi
• FEFO
6. Distribusi Obat dan Perbekalan Distribusi obat ke ruangan yang ada di
Kesehatan puskesmas :
Obat didistribusikan ke : • UGD
• Sub unit farmasi • Laboratorium
• Puskesmas jejaring/ pembantu • R. Bersalin
• Puskesmas keliling • R. Someah
• Posyandu • R. Dots
• Layanan Prolanis (HT dan DM)
• Pelayanan satu pintu untuk obat • R. Gigi
program/ bukan program
• Obat program : obat TBC, HIV, infeksi
menular seksual (cefixime + azitromicyn)
7. Pemusnahan dan Penarikan 8. Lanjutan
1) Membuat daftar obat dan perbekalan 1) Penyimpanan sistem FEFO :
Kesehatan yang akan dimusnahkan menghindari pemberian obat
2) Menyiapkan berita acara kadaluwarsa kepada pasien
3) Koordinasi jadwal 2) Obat emergency
4) Tempat pemusnahan pihak terkait 3) Kartu stok : mencatat mutasi
(penerimaan, pengeluaran, hilang,
rusak atau kedaluwarsa), menyusun
8. Pengendalian laporan perencanaan, pengadaan
Pengendalian persediaan dan distribusi dan sebagai pembanding
penanganan obat hilang, rusak, dan terhadap keadaan fisik obat dalam
kadaluwarsa melalui stock opname yang tempatnya atau data stok di
dilakukan setiap akhir bulan. Setiap komputer
perbekalan farmasi dilengkapi dengan
kartu stok
9. Pencatatan, Pelaporan Dan Pengarsipan
• Pencatatan dan pelaporan data obat merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka
penatalaksanaan obat-obatan secara tertib, baik obat-obatan yang diterima atau
disimpan, maupun yang didistribusikan ke pasien.
• Laporan yang dibuat oleh apoteker penanggungjawab di UPT Puskesmas Ibrahim
Adjie diantaranya :
1. Laporan pemakaian obat keluar setiap hari
2. Laporan tahunan rencana kebutuhan obat
3. LPLPO
4. Laporan PIO (pelayanan infomasi obat)
5. Laporan konseling
6. Laporan POR (Penggunaan Obat Rasional).
10. Pemantauan dan Evaluasi
• Menurunkan insiden pasien dalam medication error
• Meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien
• Meminimalkan potensi terjadinya kerugian
• Menanggapi pihak yang mengalami cedera dengan segera dan selayaknya
• Mengantisipasi dan merencanakan pertanggung jawaban jika terjadi kerugian
• Membantu praktisi kesehatan dan Lembaga terkait untuk dapat menelusuri
kesalahan terkait obat
2. PELAYANAN FARMASI KLINIK

1. Konsep farmasi klinik 4. Pemantauan efektifitas terapi obat


• Meningkatkan kualitas dan kolaborasi • Pemantauan terapi obat (PTO)
interpersonal
• Monitoring efek samping obat (MESO)
• Penetapan prioritas pelayanan farmasi klinik
• Kolaborasi interpersonal
• Kebutuhan pasien

2. Dispensing obat
5. Pelayanan informasi obat
• Pengkajian resep • Bentuk kegiatan PIO
• Penyiapan dan pemberian obat • Petugas PIO
• Persiapan
3. Konseling • Pelaksanaan
Umumnya diberikan untuk pasien HIV dan • Evaluasi
IMS
Contoh Form MESO
Dinas Kesehatan Kota Bandung dan Puskesmas
Contoh Form Laporan Penggunaan Obat Rasional
• Dinas Kesehatan Kota Bandung dan Puskesmas
Contoh Form Konseling Obat

• Dinas Kesehatan Kota Bandung dan Puskesmas


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai