Anda di halaman 1dari 39

BRONKOPNEUMONIA

DYSPLASIA
Bronkopenumonia merupakan radang dari saluran pernapasan yang
terjadi pada bronkus sampai dengan alveolus paru.
Bronkopneumonia lebih sering dijumpai pada anak kecil dan bayi,
biasanya sering disebabkan oleh bakteri streptokokus pneumonia
Pengertian dan Hemofilus influenza yang sering ditemukan pada dua pertiga
dari hasil isolasi. Berdasarkan data WHO, kejadian infeksi
Bronkopenumo pneumonia di Indonesia pada balita diperkirakan antara 10-20%
nia pertahunsdasd
Menurut American Cancer Society (2013)- 80% kasus kanker paru
disebabkan oleh rokok (perokok aktif) dan 20 % (peroko pasif).
Penyebab kanker paru lainnya adalah radiasi dan populasi udara.
Selain itu, nutrisi dan genetik terbukti juga berperan dalam
timbulnya kanker paru (Albert & Sumet, 2003)
Secara umum bronkopneumonia diakibatkan penurunan
mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme patogen.
Menurut Suriadi dan Yuliani (2016) etiologi yaitu :
• Ketidakmampuan paru untuk mengembang dan alveoli terbuka.
• Fungsi surfaktan untuk menjaga agarkantong alveoli tetap
berkembang dan berisi udara, sehingga pada bayi prematur dimana
surfaktan masih belum berkembang menyebabkan daya berkembang
Etiologi paru kurang dan bayi akan mengalami sesak nafas.
• Berat badan bayi lahir kurang dari 2500 gram.
• Adanya kelainan di dalam dan di luar paru, kelainan dalam paru yang
menunjukan sindrom ini adalah pneumothoraks/pneumomediastinum,
penyakit membran hialin
• Bayi prematur atau kurang bulan, diakibatkan oleh kurangnya
produksi surfaktan. Produksi surfaktan ini dimulai sejak kehamilan
minggu ke-22, semakin muda usiakehamilan, maka semakin besar
pula kemungkinan terjadi.
Penyebab (virus, bakteri, jamur)

Infeksi Saluran Pernafasan Atas

Kuman berlebih di Bronkus Kuman Terbawa ke Saluran Cerna Infeksi Saluran Pernafasan Bawah

Dilatasi pembuluh
Proses peradangan Infeksi Saluran Cerna Peradangan
darah
Peningkatan suhu tubuh
Akumulasi Sekret di Bronkus Peningkatan Flora Normal di Hipertermia
Usus Eksudat masuk alveoli
Hipertermia
Mobilisasi Yang Mukus di Bronkus
Kurang meningkat Gangguan difusi gas
Peristaltik Usus Meningkat
Hipoksia
Patofisiologi Batuk Tidak Bau mulut tidak
sedap Diare Analisis gas darah <
Efektif
Intoleransi Aktivitas

Anoreksia Gangguan Keseimbangan Gangguan Pertukaran


Bersihan Jalan
Cairan Tubuh Gas
Nafas Tidak

Intake menurun

Berat badan
menurun

Nutrisi Kurang dari Kebutuhan


Ada beberapa tanda dan gejala anak yang menderita penyakit
bronkopneumonia, diantaranya dapat dikenali dengan tanda serta
gejala sebagai berikut (Riyadi, 2009):
 Takipnea (nafas cepat)
Manifestasi  Saat bernapas terdengar suara ronchi

Klinis Batuk produktif



 Menggigil dan demam
 Sianosis area sirkumoral
 Gerakan dada tidak simetris
 Anoreksia h. Malaise i. Gelisah j. Fatique
Pemberian obat antibiotik penisilin 50.00 U/kg BB/hari, ditambah dengan
kloramfenikol 50-70 mg/kg BB/hari atau diberikan antibiotik yang mempunyai
spektrum luas seperti ampisilin. Pengobatan ini diteruskan sampai bebas demam 4-
5 hari. Pemberian obat kombinasi bertujuan untuk menghilangkan penyebab
infeksi yang kemungkinan lebih dari 1 jenis juga untuk menghindari resistensi
antibiotik
Koreksi gangguan asam basa dengan pemberian oksigen dan cairan intravena,
biasanya diperlukan campuran glukose 5% dan Nacl 0,9% dalam perbandingan
3:1 ditambah larutan Kcl 10 mEq/500ml/botol infus.
Penatalaksanaan Karena sebagian besar pasien jatuh ke dalam asidosis metabolik akibat kurang
makan dan hipoksia, maka dapat diberikan koreksi sesuai dengan hasil analis gas
darah arteri.
Pemberian makanan enternal bertahap melalui selang nasogastrk pada penderita
yang sudah mengalami perbaikan sesak nafasnya.
 Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan
beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier seperti pemberian terapi
nebulizer dengan flexotid dan ventolin. Selain bertujuan mempermudah
mengeluarkan dahak juga dapat meningkatan lebar lumen bronkus (Riyadi, 2009).
Pada foto toraks bronkopneumonia terdapat bercak-bercak infiltrat
pada satu atau beberapa lobus.
Laboratorium, gambaran darah tepi menunjukkan leukositosis,
dapat mencapai 15.000-40.000/mm³ dengan pergeseran ke kiri.
Pemeriksaan Kuman penyebab dapat dibiak dari usapan tenggorok, dan mungkin
juga dari darah.
Penunjang Urine biasanya berwarna lebih tua, mungkin terdapat albuminuria
ringan karena suhu yang naik dan sedikit torakhialin.
 Analisis gas darah arteri dapat menunjukkan asidosis metabolik
dengan atau tanpa ritensi CO2 (Ngastiyah, 2005).
 Bayi A (1 bulan 17 hari) dirawat diruangan PICU karena mengalami
gangguan pernapasan. Hasil engkajian didapatkan usia gestasi 36
minggu dengan BB lahir 1500 gram, panjangn bayi 36 cm, lingkar
kepala 30 cm, apgar score 5/6. Bayi A sudah dirawat diruangan
PICU selama 18 hari denagan pemasangan alat bantu pernapasan
(CPAP). Untuk pemenuhan nutrisi pada bayi diberikan melalui
selang OGT.
IDENTITAS PASIEN
Keluhan utama : Bronkopneumonia
dysplasia
 Nama Anak : By. H
Riwayat penyakit sekarang : Berat
 Tempat / Tgl Lahir : 26-07-2021 badan bayi rendah, bayi lahir tidak
 Alamat : Dusun Khaju segera menangis, respiratory distres
Baitussalam syndrom, diduga neunatal hepatitis
 Nama ayah / ibu : T. N RIWAYAT MASA LALU
 Penyakit waktu kecil : tidak ada
PENGKAJIAN  Agama : Islam
 Riwayat perawatan RS : tidak ada
 Suku bangsa : Aceh  Obat-obatan yang digunakan : tidak
 Pendidikan ayah : SMA ada
 Riwayat operasi / tindakan : tidak ada
 Pendidikan ibu : D3
 Riwayat alergi : tidak diketahui
 Jenis Kelamin : Perempuan  Kecelakaan : tidak ada
 Tanggal Pengkajian : 12-9-2021
 RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA (Beserta dengan genogram keluarga)

• Tidak ada riwaya penyakit yang diderita keluarga

 RIWAYAT SOSIAL  KEBUTUHAN DASAR


• Yang mengasuh anak : ayah dan ibu • Makanan yang disukai/tidak disukai : tidak
• Hubungan anggota keluarga : orang tua kandung dikaji
• Hubungan dengan teman sebaya : - • Selera makan : tidak dikaji
• Pembawaan secara umum : - • Alat makan yang dipakai : OGT
• Pola makan / jam : susu neocate15cc / 2jam
• Kebiasaan sebelum tidur : tidak ada
• Aktivitas bermain : tidak ada
 PEMERIKSAAN FISIK
 KEADAAN KESEHATAN SAAT INI • Keadaan umum : compos mentis
• Diagnosa medis : bronkopneumonia • Tanda vital : (HR 156x/menit) (P 57 x/menit) (S 36,6 C)
dysplasia • TB/BB (persentile) : (TB 36 cm) (BB 1200 gram), (SpO2
• Tindakan operasi : tidak ada 92%)
• Status nutrisi : kurang • Lingkar kepala : 30 cm
• Status cairan : (IVFD DEX 10% • Mata : bersih, pupil jernih, konjungtiva tidak anemis
5,4cc/jam), (ampicillin 35mg/12jam), • Hidung : lubang hidung aten, nafas cuping hidung
(gentamicin 3,5mg/36jam) • Mulut : struktur normal, mukosa bibir lembab, refleks
• Obat-obatan : (hct 1,5 mg/24jam), menghisap lemah
( becefort 0,3 cc/24jam), (urdafalk 15 • Telinga : daun telinga normal
mg/12jam), (curcuma ½ /12jam), ( ferlin • Dada dan paru : pernafasan retraksi, suara napas bersih,
drop 0,3 cc/24jam) • Jantung : denyut nadi kuat, CRT <3 detik
• Aktivitas : gerak sedikit • Perut : lingkar perut 23cm, bentuk normal, umbilikus
• Tindakan keperawatan : pantai vital lembab dan putih mengkilat
sign, balance cairan / 6 jam, lakukan • Punggung : normal
suction jika diperlukan, manajemen • Ekstremitas : aktivitas normal, jumlah jari tangan 10, jumlah
CPAP jari kaki 10, kelainan tulang tidak ada, reflek menggengam
lemah
• Kulit : warna merah muda, sianosis tidan ada, turgor
kulit kembali segera
• Genetalia : labia dan klitoris edema, anus tidak normal
 PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• Hemoglobin : 12,5
• Hematokrit : 34%
• Erittrosit : 37
• Trombosit : 4
• Leukosit : 9
• Albumin : 3
• Kalsium : 12,6
• Ureum : 76
• Kreatinin : 0,50
• Natrium : 132
• Kalium : 2,60
• Klorida : 96
ANALISA DATA
No. Data Etiologi Problem

1 DS: tidak ada keluhan Hipersekresi jalan Ketidakefektifan


Do: napas bersihan jalan nafas
Sputum berlebih
Sesak napas
Gerak lemah
Menangis lemah
Frekuensi nafas berubah
HR: 256x/menit
RR: 44x/menit
T: 36 C
Spo2 92%
No. Data Etiologi Problem

2. DS: tidak ada keluhan imaturitas Ketidakefektifan


Do: neurologis pola nafas
Sesak napas
Gerak lemah
Menangis lemah
Pola napas abnormal
HR: 256x/menit
RR: 44x/menit
T: 36 C
Spo2 92%
No. Data Etiologi Problem

3. DS: tidak ada keluhan ketidakmampua Ketidak


Do: n mengabsorsi seimbangan
Muntah nutrien nutrisi kurang
Ketidakmampuan untuk dari dari
makan kebutuhan tubuh
Penurunan BB
BB: 1.400 gr
HR: 256x/menit
RR: 44x/menit
T: 36 C
Spo2 92%
DIAGNOSA
1. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas b.d hipersekresi jalan napas
KEPERAWATA 2. Ketidak efektifan pola nafas b.d inflamasi paru
N 3. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakmampuan mengabsorsi nutrien
No. Diagnosa Perencanaan

Tujuan dan Kriteria Intervensi


Hasil

1. Ketidak efektifan Setelah dilakukan Manajemen jalan napas


bersihan jalan perawatan bersihan jalan 1. Monitor pola nafas
nafas b.d napas meningkat dengan 2. Monitor
hipersekresi jalan kriteria hasil : sputum(jumlah,warna,
INTERVENSI napas -produksi sputum menurun aroma)
KEPERAWAT - Frekuensi napas
membaik
3. Lakukan pengisapan lendir
4. Kolaborasi pemberian terapi
AN - Pola napas membaik oksigen
Terapi oksigen
5. Monitor kecepatan aliran
oksigen
6. Monitor posisi alat terapi
oksigen
7. Bersihkan sekret pada mulut
8. Pertahankan kepatenan jalan
napas
No. Diagnosa Perencanaan

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

2. Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan perawatan pola Manajemen jalan


nafas b.d inflamasi nafas membaik dengan kriteria napas
paru hasil : 1. Monitor pola nafas
- ventilasi semenit meningkat 2. Monitor sputum
- Kapasitas vital meningkat 3. Lakukan
- Dipsnea menurun pengisapan lendir
- Frekuensi nafas membaik 4. Kolaborasi
pemberian terapi
oksigen
Pemantauan respirasi
5. Monitor frekuensi,
irama, kedalaman
dan upaya nafas
6. Monitor saturasi
oksigen
7. Auskultasi bunyi
napas
No. Diagnosa Perencanaan

Tujuan dan Kriteria Intervensi


Hasil

3. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan Manajemen nutrisi


nutrisi kurang dari perawatan status nutrisi 1. Monitor asupan makanan
dari kebutuhan tubuh bayi membaik dengan 2. Monitor berat badan
b.d ketidakmampuan kriteria hasil : 3. kolaborasi dengan ahli gizi
mengabsorsi nutrien -BB meningkat untuk menentukan jumlah
- Panjang badan kalori dan jenis nutrien
meningkat yang di butuhkan
- Kulit kuning Promosi berat badan
menurun 4. Monitor adanya mual dan
- Kesulitan makan muntah
menurun 5. Sediakan makanan yang
- Proses tumbuh tepat sesuai kondisi pasien
kembang membaik (makanan cair yang di beri
melalui ogt)
CATATAN
PERKEMBAN
GAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d hipersekresi jalan napas
DS: tidak ada keluhan
Do:
 Sputum berlebih
 Sesak napas
 Gerak lemah
Senin/ 13-09-  Menangis lemah
2021  Frekuensi nafas Irreguler
 HR: 256x/menit
 RR: 44x/menit
 T: 36 C
 Spo2 92%
A: Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
 P: Manajemen jalan napas I: - MencatatRR di lembar
pemantauan harian ruang
1. Monitor pola nafas rawat intensif/ jam
2. Monitor  mencatat sputum
sputum(jumlah,warna, (jumlah,warna, aroma)
aroma)
 Melakukan pengisapan lender
3. Lakukan pengisapan lendir  Kolaborasi memberikaan
4. Kolaborasi pemberian terapi oksigen (terpasang C-
bronkodilator PAP)
Terapi oksigen  Memonitor kecepatan aliran
5. Monitor kecepatan aliran oksigen
oksigen  Monitor posisi alat terapi
oksigen
6. Monitor posisi alat terapi
oksigen  Membersihkan sekret pada
mulut
7. Bersihkan sekret pada
mulut  Mempertahankan kepatenan
jalan napas
8. Pertahankan kepatenan
jalan napas
2. Ketidakefektifan pola nafas b.d inflamasi paru

DS: tidak ada keluhan


Do:
 Sesak napas
 Gerak lemah
 Menangis lemah
 Pola napas abnormal
 HR: 256x/menit
 RR: 44x/menit
 T: 36 C
 Spo2 92%
A : Ketidakefektifan pola nafas
 P: Manajemen jalan napas I: - mencatat RR di lembar
pemantauan harian ruang rawat
1. Monitor pola nafas intensif/ jam
2. Monitor sputum  mencatat sputum
3. Lakukan pengisapan (jumlah,warna, aroma)
lendir  Melakukan pengisapan lender
4. Kolaborasi pemberian  Kolaborasi memberikaan
bronkodilator terapi oksigen (terpasang
Pemantauan respirasi CPAP dengan FiO2 30%)

5. Monitor frekuensi,  Memonitor frekuensi, irama,


irama, kedalaman dan kedalaman dan upaya nafas
upaya nafas  Memonitor saturasi oksigen
6. Monitor saturasi oksigen  mengauskultasi bunyi napas
7. Auskultasi bunyi napas
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakmampuan mengabsorsi nutrien
DS: tidak ada keluhan
Do:
 Muntah
 Ketidakmampuan untuk makan
 Penurunan BB
 BB: 1.400 gr
 HR: 256x/menit
 RR: 44x/menit
 T: 36 C
 Spo2 92%
A: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari dari kebutuhan tubuh
 P: Manajemen nutrisi  I: Manajemen nutrisi
1.Mencatat intake dan output
1. Monitor asupan makanan di lembar di lembar
2. Monitor berat badan pemantauan harian ruang
rawat intensif
3. kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan 2.Menghitung balance cairan /
jumlah kalori dan jenis 6 jam
nutrien yang di butuhkan 3.Memonitor berat badan
Promosi berat badan 4.kolaborasi dengan ahli
gizi,diet susu neocate
4. Monitor adanya mual dan
18cc/2jam
muntah
5.Monitor adanya mual dan
5. Sediakan makanan yang muntah
tepat sesuai kondisi
pasien (makanan cair 6.Menyediakan makanan yang
yang di beri melalui ngt) tepat sesuai kondisi pasien
(makanan cair yang di beri
melalui 0gt)
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d hipersekresi jalan napas
DS: tidak ada keluhan
Do:
 Sputum masih ada keluar dari mulur seperti busa-busa
 Sesak napas
 Gerak lemah
Selasa/ 14-09-  Menangis lemah
2021  Frekuensi nafas Irreguler
 HR: 153x/menit
 RR: 42x/menit
 T: 37 C
 Spo2 90%
A: Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
 P: Manajemen jalan napas I: - MencatatRR di lembar
1. Monitor pola nafas
pemantauan harian ruang rawat
intensif/ jam
2. Monitor
 mencatat sputum
sputum(jumlah,warna, aroma)
(jumlah,warna, aroma)
3. Lakukan pengisapan lendir
 Melakukan pengisapan lender
4. Kolaborasi pemberian
bronkodilator  Kolaborasi memberikaan terapi
oksigen (terpasang C-PAP)
Terapi oksigen
 Memonitor kecepatan aliran
5. Monitor kecepatan aliran
oksigen
oksigen
 Monitor posisi alat terapi
6. Monitor posisi alat terapi
oksigen oksigen
 Membersihkan sekret pada
7. Bersihkan sekret pada mulut
mulut
8. Pertahankan kepatenan jalan
napas  Mempertahankan kepatenan
jalan napas
2. Ketidakefektifan pola nafas b.d inflamasi paru
DS: tidak ada keluhan
Do:
 Sesak napas
 Gerak lemah
 Menangis lemah
 Pola napas abnormal
 HR: 153x/menit
 RR: 42x/menit
 T: 37 C
 SpO2 90%
A: Ketidakefektifan pola nafas
 P: Manajemen jalan napas I: - mencatat RR di lembar
pemantauan harian ruang rawat
1. Monitor pola nafas intensif/ jam
2. Monitor sputum  mencatat sputum
3. Lakukan pengisapan (jumlah,warna, aroma)
lendir  Melakukan pengisapan lender
4. Kolaborasi pemberian  Kolaborasi memberikaan
bronkodilator terapi oksigen (terpasang
Pemantauan respirasi CPAP dengan FiO2 35%)

5. Monitor frekuensi,  Memonitor frekuensi, irama,


irama, kedalaman dan kedalaman dan upaya nafas
upaya nafas  Memonitor saturasi oksigen
6. Monitor saturasi oksigen  mengauskultasi bunyi napas
7. Auskultasi bunyi napas
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakmampuan mengabsorsi nutrien
DS: tidak ada keluhan
Do:
 Muntah setelah pemberian susu
 Ketidakmampuan untuk makan
 BB: 1.400 gr
 HR: 153x/menit
 RR: 42x/menit
 T: 37 C
 Spo2 90%
A: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari dari kebutuhan tubuh
 P: Manajemen nutrisi  I: Manajemen nutrisi

1. Monitor asupan makanan 1.Mencatat intake dan


output di lembar di lembar
2. Monitor berat badan pemantauan harian ruang
3. kolaborasi dengan ahli rawat intensif
gizi untuk menentukan 2.Menghitung balance
jumlah kalori dan jenis cairan / 6 jam
nutrien yang di butuhkan
3.kolaborasi dengan ahli
Promosi berat badan gizi diet susu neocate
4. Monitor adanya mual dan 15cc/2 jam
muntah 4.Memonitor adanya mual
5. Sediakan makanan yang dan muntah
tepat sesuai kondisi 5.Menyediakan makanan
pasien (makanan cair yang tepat sesuai kondisi
yang di beri melalui ngt) pasien (makanan cair
yang di beri melalui ogt)
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d hipersekresi jalan napas
DS: tidak ada keluhan
Do:
 Sputum masih ada keluar dari mulur seperti busa-busa
 Pergerakan dada nampak jelas
 Gerak lemah
Rabu/ 15-09-  Menangis lemah
2021  Frekuensi nafas Irreguler
 HR: 156x/menit
 RR: 40x/menit
 T: 36,7 C
 Spo2 91%
A: Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
 P: Manajemen jalan napas I: - MencatatRR di lembar
1. Monitor pola nafas pemantauan harian ruang rawat
intensif/ jam
2. Monitor
sputum(jumlah,warna,  mencatat sputum (jumlah,warna,
aroma) aroma)
3. Lakukan pengisapan lendir  Melakukan pengisapan lender
4. Kolaborasi pemberian
bronkodilator  Kolaborasi memberikaan terapi
oksigen (terpasang C-PAP)
Terapi oksigen
 Memonitor kecepatan aliran
5. Monitor kecepatan aliran
oksigen oksigen
6. Monitor posisi alat terapi  Monitor posisi alat terapi
oksigen oksigen
7. Bersihkan sekret pada  Membersihkan sekret pada
mulut
mulut
8. Pertahankan kepatenan
jalan napas  Mempertahankan kepatenan
jalan napas
2. Ketidakefektifan pola nafas b.d inflamasi paru
DS: tidak ada keluhan
Do:
 Sesak napas
 Gerak lemah
 Menangis lemah
 Pola napas abnormal
 HR: 156x/menit
 RR: 40x/menit
 T: 36,7 C
 Spo2 91%
A: Ketidakefektifan pola nafas
 P: Manajemen jalan napas I: - mencatat RR di lembar
pemantauan harian ruang rawat
1. Monitor pola nafas intensif/ jam
2. Monitor sputum  mencatat sputum
3. Lakukan pengisapan (jumlah,warna, aroma)
lendir  Melakukan pengisapan lender
4. Kolaborasi pemberian  Kolaborasi memberikaan
bronkodilator terapi oksigen (terpasang
Pemantauan respirasi CPAP dengan FiO2 35%)

5. Monitor frekuensi,  Memonitor frekuensi, irama,


irama, kedalaman dan kedalaman dan upaya nafas
upaya nafas  Memonitor saturasi oksigen
6. Monitor saturasi oksigen  mengauskultasi bunyi napas
7. Auskultasi bunyi napas
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakmampuan mengabsorsi nutrien
DS: tidak ada keluhan
Do:
 Muntah setelah pemberian susu
 Ketidakmampuan untuk makan
 BB: 1.400 gr
 HR: 156x/menit
 RR: 40x/menit
 T: 36,7 C
 Spo2 91%
A: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari dari kebutuhan tubuh
 P: Manajemen nutrisi
 I: Manajemen nutrisi
1. Monitor asupan
makanan 1.Mencatat intake dan output di lembar
di lembar pemantauan harian ruang
2. Monitor berat badan rawat intensif
3. kolaborasi dengan ahli 2.Menghitung balance cairan / 6 jam
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis 3.Memonitor berat badan
nutrien yang di
butuhkan 4.kolaborasi dengan ahli gizi diet susu
neocate 18cc/2 jam
Promosi berat badan
5.Memonitor adanya mual dan muntah
4. Monitor adanya mual
dan muntah 6.Menyediakan makanan yang tepat
sesuai kondisi pasien (makanan cair
5. Sediakan makanan yang yang di beri melalui ogt)
tepat sesuai kondisi
pasien (makanan cair
yang di beri melalui ngt)

Anda mungkin juga menyukai