Anda di halaman 1dari 55

Bahan Ajar KFK I

ANALISA GUGUS FUNGSI

Oleh :
Dr. Roslinda Rasyid, M.Si, Apt

FAKULTAS FARMASI, UNIVERSITAS ANDALAS


PENDAHULUAN
 Analisa gugus fungsional senyawa organik merupakan
salah satu cara untuk mengidentifikasi senyawa organik.
 Molekul senyawa organik umumnya mempunyai
satu/lebih gugus fungsional yg dapat dikenal melalui
beberapa cara, misal :
1. Reaksi kimia
2. Spektrofotometri
3. Pembentukan senyawa-senyawa turunan
 Gugus fungsional yang
lazim dijumpai pada
molekul senyawa organik 1. Nitro
atau obat :
2. Halogen organik
1. Alkohol
3. Inti aromatik
2. Aldehid
4. Ikatan rangkap
3. Keton
5. Alkana
4. Fenol
6. dll.
5. Amina
6. Asam amino
7. Asam karboksilat
ALKOHOL
 Alkohol adalah senyawa organik yg mempunyai gugus –
OH yang terikat pada atom karbon rantai alifatis.
 Alkohol dapat dianggap sebagai turunan dari hidrokarbon
dimana 1 atom H diganti oleh gugus –OH.
 Alkohol dapat pula dianggap turunan air H 2O, dimana 1
atom H diganti dengan gugus alkil (R).
 Analisa kimia dari alkohol pada dasarnya ditentukan oleh
adanya gugus hidroksil (-OH) yang sangat polar
molekulnya. Gugus hidroksil ini mempunyai sifat dasar
lain yang penting untuk analisa, yaitu dapat membentuk
ikatan hidrogen dan pertukaran hidrogen secara kimia.
1. Reaksi dengan logam Natrium
 Logam natrium mudah bereaksi dengan gugus hidroksil dari
alkohol dengan membebaskan gas hidrogen.
2 R-OH + 2 Na 2 R-ONa + H2
Urutan reaktifitas alkohol dengan logam Na menurun dengan
semakin panjangnya rantai alkil (R) dari molekul alkohol
tersebut.
 Caranya :

 Pada 1 mL alkohol tambahkan irisan-irisan tipis logam Na

Dinginkan Amati gas H2 yang keluar


 Uji ini bisa digunakan untuk senyawa padat/cairan yang
sangat kental dengan melarutkannya terlebih dahulu dalam
pelarut inert seperti ligroin atau benzen bebas air.
2. Reaksi dengan Amonium serinitrat
 Reaksi :
 H
C OH + 2 Ce 4+ C O + 2 Ce 3+ + 2 H+

 Reagen :
a. Tambahkan 13 mL HNO3 pekat ke dalam 400 mL air suling dan
kemudian larutkan 109,6 gram amonium serinitrat (NH4)2Ce(NO3)6 ,
ke dalam larutan HNO3 ini.
b. Setelah terlarut sempurna, encerkan sampai 500 mL dengan air suling.
c. Pengujian dilakukan pada suhu kamar (20-25˚ C). Larutan panas (50-
100˚ C) dari reagen ini dapat mengoksidasi beberapa jenis senyawa
organik.
d. Reagen ini dapat disimpan selama 1 bulan.
 Caranya :
a. Untuk senyawa yang mudah larut dalam air :
 Pada 1 mL reagen di atas tambahkan 4-5 tetes sampel cair
atau 0,1-0,2 gram sampel padat Campurkan
sempurna dan amati apakan warna kuning dari reagen
berubah menjadi merah.
 Jika warna merah timbul, amati larutan hati-hati dan
perhatikan berapa lama campuran itu menjadi hilang
warnanya.
 Jika tidak terjadi perubahan warna dalam waktu 15 menit,
tutup tabung reaksi dan biarkan selama beberapa jam. Juga
amati apakah timbul gelembung gas CO 2
b.Untuk senyawa yang tidak larut dalam air :
 Tambahkan 4 mL dioksan murni ke dalam 2 mL reagen di
atas.
• Jika warna merah timbul atau jika larutan menjadi tidak
berwarna maka dioksan harus dimurnikan dulu.
• Jika campuran tetap berwarna kuning / kuning jingga
muda, maka ia bisa digunakan untuk menguji senyawa
yang tidak larut dalam air.
 Bagi larutan diatas menjadi 2 bagian, masing-masing 3 mL.
Pada 3 mL bagian pertama tambahkan 4-5 tetes sampel cair
atau 0,1-0,2 gram sampel padat. Campurkan sempurna dan
amati seperti bagian (a) di atas.
 Catatan :
Reagen di atas, yang terdiri dari larutan amonium
serinitrat berwarna kuning di dalam HNO3 encer,
membentuk senyawa kompleks berwarna merah dengan
senyawa - senyawa yang mempunyai gugus hidroksil
(alkohol). Hasil positif dari reaksi ini diberikan oleh
alkohol - alkohol primer, sekunder dan tersier yang
mengandung 10 atom C.
 Caranya :
a. Pada 1 mL aseton dalam sebuah tabung reaksi kecil,
tambahkan 1 tetes sampel cair atau kira-kira 10 mg
sampel padat Tambahkan 1 tetes reagen di atas,
perhatikan hasilnya dalam waktu 2 detik.
b. Lakukan reaksi blanko pada aseton saja dan bandingkan
hasilnya.
 Hasil yang positif untuk alkohol primer dan sekunder
ditunjukan oleh timbulnya suatu suspensi berwarna hijau
sampai biru.
 Alkohol tersier tidak memberikan reaksi dalam 2 detik, dan
larutan tetap berwarna jingga.
3. Reaksi dengan Kromium Trioksida
 Reaksi :
3 R-CH2OH + 4 CrO 3 + 6 H2SO4 3 R-COOH + 2 Cr(SO 4)3
3 R2CHOH + 2 CrO 3 + 3 H2SO4 3 R2C O + Cr 2(SO4)3 + 6 H2O
3 R-CHO + 3 CrO 3 + 3 H2SO4 3 R-COOH + Cr 2(SO4)3 + 6 H2O
 Reagen :
Suspensi 25 gram kromium trioksida dalam 25 mL H2SO4
pekat dituangkan perlahan-lahan sambil diaduk ke dalam
75 mL air Larutan berwarna merah-jingga tua
yang dihasilkan didinginkan sampai suhu kamar sebelum
dipergunakan.
4. Reaksi Lucas (HCl/ ZnCl2 )
 Reaksi ini biasa digunakan untuk pemeriksaan klasifikasi
dari alkohol, dimana reagen yang dipakai bereaksi cepat
dengan alkohol tersier, lambat dengan alkohol sekunder
dan tidak bereaksi dengan alkohol primer.

 Reagen :
136 gram ZnCl2 anhidrat dilarutkan dalam 105 gram HCl
pekat, kemudian didinginkan (a) dan HCl pekat (b).
 Caranya :
a. Pada 1 mL alkohol di dalam sebuah tabung reaksi
tambahkan 10 mL reagen (a) pada suhu 26-27˚ C
Tutup tabung reaksi dan kocok Diamkan beberapa
menit Amati waktu yang diperlukan untuk
pembentukan alkilklorida yang kelihatan sebagai emulsi
atau lapisan yang tidak larut.
b. Pada 1 mL alkohol di dalam sebuah tabung reaksi
tambahkan 6 mL HCl pekat Kocok campuran ini
dan diamkan beberapa saat Amati hati-hati
selama 2 menit pertama.
5. Reaksi dengan Asam periodat
(Reaksi untuk menentukan alkohol polivalen)
 Reaksi :
R CHOH
+ HIO4 2 RCHO + H2O + HIO3
R CHOH

R CHOH
+ HIO4 RCHO + R' COOH + HIO3
R' C O

R CHOH H 2O
+ HIO4 2RCOOH + HIO3
R C O

OH NH 2
R C C R' + HIO4 RCHO + R' CHO + NH 3 + HIO3
H H
 Reagen :
Reagen asam periodat dibuat dengan melarutkan 0,5 gram asam paraperiodat
(H5IO6) dalam 100 mL air suling.
 Caranya :
 Masukkan 2 mL reagen di atas ke dalam tabung kecil Tambahkan 1 tetes
(tidak boleh lebih) HNO3 pekat Kocok sempurna Tambahkan 1
tetes atau sedikit zat yang akan diuji Kocok sempurna selama 10-15 detik
Tambahkan 1-2 tetes larutan AgNO3 (5%) dalam air.
• Terbentuknya segera endapan putih AgIO3 menunjukkan bahwa senyawa
organik yang diuji telah teroksidasi oleh asam periodat.
• Bila tidak terbentuk endapan, atau terbentuknya endapan coklat yg larut
kembali bila dikocok menunjukan bahwa hasil uji negatif.
 Dioksan bisa ditambahkan untuk memudahkan reaksi senyawa polialkohol
yang tidak dapat larut air.
HIO3 + AgNO3 HNO3 + AgIO3 (endapan putih)
ALDEHID & KETON
 Aldehid adalah senyawa organik yg mempunyai rumus
umum R – CHO, sedangkan keton R – CO – R’.
 Gugus R dan R’ bisa alifatik atau aromatik.
 Rumus :

O
Aldehid
R C H

O
Keton
R C R'
 Baik aldehid maupun keton mempunyai gugus karbonil,
C = O, dan karena itu kedua jenis senyawa ini sering
disebut sebagai senyawa karbonil.
 Gugus karbonil ini banyak menentukan sifat kimia dari
aldehid dan keton.
 Aldehid umumnya lebih reaktif dari keton.
1. Reaksi dengan 2,4-dinitrofenilhidrazin
 Reaksi :
NO 2 NO 2
O

C H H2SO4 H
+ NO 2 N NH 2 NO 2 N N C
Alkohol

 Reagen :
3 gram 2,4-dinitrofenilhidrazin dilarutkan dalam 15 mL
H2SO4 pekat Larutan ini kemudian ditambahkan sambil
diaduk ke dalam campuran 20 mL air dan 70 mL etanol
75% Dicampur sempurna kemudian disaring.
 Caranya :
a. Tambahkan larutan 1-2 tetes senyawa yang akan diuji
dalam 2 mL etanol 75% ke dalam 3 mL reagen di atas.
b. Kocok kuat-kuat dan jika tidak terbentuk endapan
segera, biarkan larutan diam selama 15 menit.
2. Reaksi dengan hidroksilamin hidroklorida
 Reaksi :
R – CHO + H2N – OH.HCl R – CH = NOH + HCl + H 2O
R2 C = O + H2N – OH.HCl R2 C = NOH + HCl + H2O
 Reagen :
 Pada larutan 5 gram hidroksilamin hidroklorida dalam 1 liter etanol
95% ditambahkan 3 mL indikator universal Grammercy atau Bogen.
 Warna larutan tersebut diatur sampai berwarna jingga muda (pH 3,7-
3,9) dengan menambahkan larutan NaOH encer (5%) dalam etanol
tetes demi tetes.
 Reagen ini stabil selama beberapa bulan.
 Larutan indikator :
Dibuat dengan menambahkan 3 mL indikator universal Grammercy
atau Bogen ke dalam 1 liter etanol 95%.
 Caranya :
a. Untuk senyawa netral :
 1 mL reagen ditambahkan 1 tetes atau beberapa kristal zat yg akan diuji,
amati perubahan warnanya.
 Jika tidak terjadi perubahan pada suhu kamar, panaskan campuran tersebut
sampai mendidih.
 Perubahan warna dari jingga menjadi merah menunjukkan hasil yang positif.

b.Untuk senyawa asam atau basa :


 1 mL larutan indikator ditambahkan 0,2 gram zat uji dan atur warna
campuran sedemikian rupa sehingga warnanya sama dengan warna 1 mlL
reagen di atas dalam sebuah tabung reaksi terpisah yang sama ukurannya.
 Pengaturan warna dilakukan dengan menambahkan beberapa tetes larutan
HCl atau NaOH encer 1%.
 Kemudian tambahkan larutan yg dihasilkan ini ke dalam 1 mL reagen di atas
dan amati apakah timbul warna merah atau tidak.
3. Reaksi dengan NaHSO3
 Reaksi : O OH
R C H + NaHSO 3 R C SO3Na
H
 Reagen :
 Buat larutan NaHSO3 beralkohol dengan menambahkan 3 mL
etanol ke dalam 12 mL larutan NaHSO3 40% dalam air.
 Sebagian kecil NaHSO3 akan diendapkan oleh alkohol dan harus
dipisahkan dengan cara penyaringan sebelum reagen ini digunakan.
 Caranya :

Masukan 1 mL reagen diatas kedalam sebuah tabung reaksi dan


tambahkan 0,3 mL sampel Tutup tabung reaksi dan kocok kuat-
kuat Amati apakah terbentuk endapan.
4. Iodoform test
 Reaksi :
OH O
R C CH 3 + I2 + 2 NaOH R C CH 3 + 2 NaI + 2 H2O
H

O O
R C CH 3 + 3 I2 + 3 NaOH R C CI3 + 3 NaI + 3 H2O

O O
R C CI3 + NaOH R C ONa + CHI3
 Reagen :
Larutan I2 – KI dibuat dengan menambahkan 200 g KI
dan 100 g I2 ke dalam 800 mL air suling dan diaduk
sampai larut semua.
H2O
I2 + KI KI3

Larutan ini berwarna coklat tua yang disebabkan oleh


anion triiodida (I3- )
 Caranya :
a. Masukan 4 tetes sampel cair atau 0,1 g sampel padat ke dalam
sebuah tabung reaksi.
b. Tambahkan 5 mL dioksan dan kocok sampai sampel larut
semuanya.
c. Tambahkan 1 mL larutan NaOH 10%, dan kemudian tambahkan
reagen diatas sambil dikocok sampai sedikit berlebih, sehingga
larutan berwarna agak coklat.
d. Panaskan dalam tangas air pada suhu 60˚C.
e. Kelebihan reagen dihilangkan dengan penambahan beberapa tetes
NaOH 10% sambil dikocok.
f. Tambahkan sedikit air dan diamkan selama 15 menit.
g. Hasil yang positif ditunjukkan dengan terbentuknya endapan
kuning berbau busuk (iodoform).
 Catatan :
Reaksi diatas positif untuk senyawa berikut :
O
H
H3C C H H3C C R
OH
O O
H3C CH 2OH R C CH 2 C R

O OH OH
H3C C R R C CH 2 C R
H H
 Iodoform test memberikan hasil yg negatif untuk senyawa
berikut :
O O O
H3C C CH 2 C OR H3C C CH 2 NO 2

O
H3C C CH 2 CN

 Pada senyawa diatas reagen I2 – KI dapat memutus gugus


asetil dan mengubahnya menjadi asam asetat yg tahan
terhadap iodinasi.
5. Reaksi dengan reagen Tollens
 Reaksi :
O O
R C H + 2 Ag(NH3)2OH 2 Ag + R C ONH 4 + H2O + 3 NH 3

 Reagen :
 Kedalam sebuah tabung reaksi yg bersih masukan 2 mL larutan
AgNO3 5%, dan tambahkan 1 tetes larutan NaOH encer (10%)
Tambahkan latutan amonia encer (2%) tetes demi tetes sambil
dikocok sampai endapan perakoksida tepat larut.
 Agar diperoleh reagen yg peka perlu dihindarkan penambahan
ammonia berlebihan
 Reagen ini harus dibuat tepat sebelum digunakan dan tidak boleh
disimpan, karena terurai pada penyimpanan dan membentuk
endapan yg eksplosif.
 Caranya :
 Pengujian dilakukan dengan menambahkan sejumlah
kecil reagen diatas pada sampel.
 Jika tidak terjadi reaksi pada suhu kamar, maka larutan
harus dipanaskan sedikit.
6. Reaksi dengan reagen Fuchsin-aldehid (Schiff)
 Reagen :
 Larutkan 0,5 g fuchsin (p-rosanilin hidroklorida) dalam 500 mL air
suling, dan saring larutannya.
 Jenuhkan 500 mL air suling dengan SO2 , campurkan sempurna
dengan larutan fuchsin di atas, dan diamkan selama satu malam.
 Reagen ini tidak berwarna sama sekali dan sangat peka.
 Caranya :

 Masukan 2 mL reagen fuchsin dalam tabung reaksi, dan tambahkan


1 tetes sampel (aldehid). Kocok hati-hati dan amati warna yg timbul
dalam waktu 3-4 menit.
 Dalam reaksi ini reagen tidak boleh dipanaskan dan larutan sampel
tidak boleh bersifat alkalis.
 Bila reaksi ini digunakan terhadap suatu sampel, maka harus
dilakukan reaksi pembanding dengan senyawa aldehid yg diketahui.
7. Reaksi dengan larutan Benedict
 Reaksi :
O O

R C H + 2 Cu 2+ R C OH + Cu 2O

H
R C OH R C O
+ 2 Cu 2+ + Cu 2O
O R C O
R C
NH NH N N

+ 2 Cu 2+ + Cu 2

OH
NH NH 2

+ 2 Cu 2+ + + N 2 + Cu 2

C
H
+ 2 Cu 2+ Tak bereaksi
 Reagen :
Larutan benedict dibuat dengan melarutkan garam-garam berikut
dalam air suling.
 Tembaga sulfat hidrat 17,3 g
 Natrium sitrat 17,3 g
 Natrium karbonat anhidrat 100 g

a. Na sitrat dan Na karbonat dilarutkan dengan memanaskannya


dengan 800 mL air suling. Sisa air ditambahkan untuk
mencukupkan volume larutan sampai 850 mL.
b. Tembaga sulfat dilarutkan dalam 100 mL air dan larutan yg
dihasilkan dituangkan pelan-pelan sambil diaduk, ke dalam
larutan Na sitrat dan Na karbonat di atas.
c. Larutan akhir dicukupkan 1 liter dengan penambahan air suling.
 Caranya :
a. Pada larutan atau suspensi sampel dalam 5 mL air
tambahkan 5 mL larutan benedict diatas. Perhatikan
apakah terbentuk endapan kuning atau hijau-
kekuningan.
b. Kemudian panaskan campuran tersebut sampai
mendidih dan perhatikan apakah terbentuk endapan dan
apa warnanya.
FENOL
 Fenol adalah senyawa organik yg mempunyai rumus
umum Ar – OH, dimana Ar adalah fenil, fenil tersubstitusi
atau gugus asil lainnya.
 Fenol berbeda dengan alkohol karena ia mempunyai
gugus – OH yg terikat langsung pada cincin aromatik.

OH
 Sifat khas dari senyawa fenol adalah derajat keasamannya.
Sebagian besar dari senyawa fenol merupakan asam yang
lebih kuat dari air, tetapi lebih lemah dari asam karbonat.
Karena itu senyawa fenol sukar larut dalam air, tetapi larut
dalam larutan NaOH dan tidak larut dalam NaHCO 3
dalam air.
 Beberapa senyawa fenol membentuk kompleks berwarna
(hijau, biru, ungu atau merah) dengan FeCl3 .
 Senyawa fenol juga sering diidentifikasi melalui reaksi
brominasi.
1. Reaksi dengan reagen FeCl3 - Piridin
 Reaksi :
OH O
+ 3 + FeCl3 Fe + 3 + Cl3
N N+
3
 Reagen : H

 Kloroform murni bebas etanol harus digunakan sebagai pelarut dan


untuk membuat larutan FeCl 3
 Larutan FeCl3 dibuat dengan menambahkan 1 g kristal FeCl 3 anhidrat ke
dalam 100 mL kloroform murni dalam botol 150 mL.Campuran ini
dikocok sekali-sekali selama kira-kira 1 jam, dan diamkan untuk
mengendapkan zat yg tidak larut.
 Dekantasi larutannya yg berwarna kuning muda kedalam botol bertutup
yg dilengkapi dengan pipet. Piridin murni juga ditempatkan dalam botol
bertutup yg dilengkapi pipet.
 Caranya :
a. Tambahkan 30-50 mg sampel padat atau 4-5 tetes sampel
cair kedalam 2 mL kloroform murni didalam tabung reaksi
yg kering dan bersih, aduk sampai larut.
b. Jika sampel tidak larut, tambahkan lagi 2-3 mL kloroform
dan panaskan hati-hati.
c. Dinginkan sampai 25˚C dan tambahkan 2 tetes larutan FeCl 3
1% diatas dan 3 tetes piridin. Kocok sampai tercampur
sempurna dan amati warna yg timbul.
d. Hasil uji yg positif ditunjukkan oleh timbulnya warna biru,
lembayung, ungu hijau atau merah coklat. Seringkali warna-
warna tersebut berubah dalam beberapa menit.
2. Reaksi dengan air-brom
 Reaksi :
OH OH
Br Br
+ 3 Br2 + 3 HBr

Br
 Caranya :
Buat larutan 1% sampel dalam air, tambahkan air-brom
tetes demi tetes sampai warna brom tidak hilang lagi.
ASAM KARBOKSILAT
 Asam karboksilat adalah senyawa organik yg
mengandung gugus karboksil yg terikat pada gugus alkil
atau aril. O
O

C
R C OH OH

 Pada dasarnya gugus karboksil mempunyai sifat-sifat yg


sama tidak tergantung pada gugus sampingnya.
 Asam-asam karboksilat dikenal melalui keasamannya.
Senyawa ini larut dalam larutan NaOH dan larutan
NaHCO3 dalam air. Reaksinya dengan NaHCO3
melepaskan gelembung gas CO2 .
 Gugus karboksil sulit dideteksi dengan reaksi kimia. Karena
itu deteksi gugus karboksil dalam suatu senyawa organik
banyak dibantu oleh analisa spektrofotometri. Yang paling
bermanfaat adalah analisa spektrofotometri IR. Spektrum IR
dari asam karboksilat adalah khas, misalnya pita lebar yg
diamati pada daerah 3333-2500 cm-1
 Garam logam dari asam karboksilat dapat dikenal melalui
cara berikut :
a. Pada pemijaran meninggalkan sisa.
b. Pemanasan pada suhu tinggi akan terurai, bukan meleleh.
c. Pada penambahan asam mineral encer akan berubah
menjadi asam karboksilat.
 Asam-asam karboksilat yg mempunyai berat molekul rendah
dapat dikenal dengan reaksi esterifikasi :
O O
H2SO4 H2
R C OH + CH 3CH 2OH pekat R C O C CH 3

 Caranya :
Panaskan sejumlah kecil asam karboksilat dengan 2 bagian
etanol absolut dan 1 bagian H2SO4 pekat selama 2 menit
Dinginkan dan tuangkan kedalam larutan Na 2CO3 dalam air
didalam piring dan cium baunya segera.
o Asam karboksilat biasanya menghasilkan ester yg berbau
wangi seperti buah-buahan.
AMINA
 Amina adalah senyawa organik yg mempunyai rumus
umum sebagai berikut :
R NH 2 Amina primer

R NH Amina sekunder
R

R N R Amina tersier
R
R adalah gugus alkil atau asil.
 Senyawa-senyawa amina dikenal terutama dari
kebasaannya. Larutan senyawa amina dalam air dapat
membirukan lakmus merah.
 Selain itu atom nitrogen dari gugus amina yg bersifat
nukleofil biasanya sangat mudah bereaksi dengan gugus-
gugus yg bersifat elektrofil seperti asam bronsted, H + atau
dengan senyawa-senyawa klorida asam.
1. Reaksi Diazotasi
 Reaksi terhadap amin primer alifatis

0o C
R NH 2 + HONO R N N.Cl + 2 H2O

panas
H 2O

R OH + N 2 +HCl
 Caranya :
 Larutkan kira-kira 0,2 g sampel dalam 5 mL HCl 2 N,
dinginkan dalam es dan tambahkan 2 mL larutan dingin
NaNO2 10% tetes demi tetes sambil diaduk sampai
memberikan hasil positif terhadap HONO setelah didiamkan
selama 3-4 menit.
 Terbentuknya HONO dapat diuji dengan kertas kanji iodida,
warna biru pada kertas menunjukkan adanya HONO.
 Timbulnya gas N2 bila sebagian larutan diatas dipanaskan
menunjukkan adanya senyawa amina primer alifatis (R -
NH2). Jika tidak terbentuk gas N2 lanjutkan dengan reaksi
coupling.
2. Reaksi Coupling
 Reaksi terhadap amina primer aromatik.

R2N R2N HCl

+ HONO + HCl + H2O

NO
 Caranya :
 Sebagian larutan dingin metode 1(reaksi diazotasi)
ditambah dengan larutan dingin 0,4 g beta-naftol dalam
4 mL larutan NaOH 5%.
 Terjadinya zat warna azo berwarna merah-jingga
menunjukkan adanya amina primer aromatik.
3. Reaksi terhadap amina sekunder
R2NH + HONO R 2 N – N = O + H 2O
Kuning-jingga

 Caranya :
Larutkan 2 mL sampel dalam 5 mL HCl pekat
Encerkan dengan 5 mL air Dinginkan dengan es
Tambahkan larutan 1,5 g NaNO2 dalam 5 mL air
perlahan-lahan sambil diaduk Amati hasilnya
o Terbentuknya endapan atau cairan seperti minyak
berwarna kuning-jingga menunjukkan adanya amina
sekunder.
4. Reaksi terhadap amina tersier aromatik
R2N R2N HCl

+ HONO + HCl + H2O

NO

 Caranya :
 Ulangi cara pada reaksi 3 (reaksi terhadap amina sekunder)
dan amati warnanya.
 Terbentuknya larutan berwarna merah jingga tua atau
endapan kristal berwarna jingga menunjukan adanya amina
tersier aromatik.

Anda mungkin juga menyukai