Anda di halaman 1dari 80

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

MODUL I
IDENTIFIKASI ALKOHOL, ALDEHID DAN KETON

LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA I


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
Praktikum Kimia Organik Identifikasi Alkohol, Aldehid dan Keton

IDENTIFIKASI ALKOHOL, ALDEHID DAN KETON

I. Tujuan
1. Untuk mengidentifikasi adanya alkohol didalam suatu zat atau larutan.
2. Untuk mempelajari reaksi kimia aldehid dan keton serta penggunaan
aldehid dan keton untuk identifikasi senyawa.
3. Untuk mengetahui cara membuat reagen yang digunakan untuk
mengidentifikasi alcohol, aldehid dan keton

II. Dasar Teori


A. Alkohol

Acetyl Chloride test bereaksi dengan alkohol membentuk


Acetate ester dan panas yang dihasilkan mudah dideteksi (reaski
eksotermis).

Asam Kromat test didasarkan pada reduksi Chromium (IV)


dengan warna orange menjadi Chromium (III) warna hijau. Pada saat
alkohol dioksidasi dengan reagen, perubahan warna reagen dari orange
ke hijau menujukkan test (+).
Alkohol primer dioksidasi oleh reagen menjadi asam
karboksilat, alkohol sekunder dioksidasi oleh reagen menjadi keton
sedangkan alkohol tersier tidak dapat dioksidasi.

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
1
Praktikum Kimia Organik Identifikasi Alkohol, Aldehid dan Keton

B. Aldehid dan Keton


Senyawa yang mempunyai gugus karbonil (C=O),termasuk
Aldehid (RCHO) atau keton (RCOR’). Senyawa – senyawa tersebut
dapat diidentifikasi dengan mengamati reaksi dari gugus karbonil.
Aldehid mereduksi ammoniakal silver nitrate solution,
memberi endapan silver metal. Aldehid dioksidasi menjadi asam
karboksilat sedangkan keton tidak dapat dioksidasi.
RCHO + 2 Ag(NH3)2OH → 2 Ag↓ + RCOONH4+ + H2O + NH3
Cermin perak
Methyl keton memberikan hasil (+) dengan larutan iodine
membentuk endapan iodoform dan garam sodium atau garam pottasium
dan asam karboksilat.

III. METODOLOGI
A. Alat
1. Beaker glass
2. Corong kaca
3. Gelas ukur

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
2
Praktikum Kimia Organik Identifikasi Alkohol, Aldehid dan Keton

4. Kaca arloji
5. Labu ukur
6. Pipet tetes
7. Penjepit kayu
8. Spatula
9. Tabung reaksi
10. Rak tabung reaksi
11. Neraca analitik
12. Waterbath

B. Bahan
1. Acetyl chloride
2. Asam klorida
3. Seng klorida
4. Asam kromat
5. Asam sulfat
6. 2-4 dinitrophenylhidrazine
7. Kromium trioksida
8. Amonia
9. Perak nitrat
10. Natrium hidroksida
11. Kalium Iodida
12. Iodin

IV. PROSEDUR
A. Alkohol
1. Acetyl Chloride
Tambahkan 10-15 tetes acetyl chloride dengan hati – hati kedalam
tabung reaksi yang didalamnya berisi 0,5 ml alkohol. Adanya
perubahan panas dan timbulnya gas HCl dapat menunjukkan adanya
reaksi.

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
3
Praktikum Kimia Organik Identifikasi Alkohol, Aldehid dan Keton

2. Lucast Test
Masukkan 2 ml reagen lucas kedalam tabung reaksi berukuran kecil
dan kemudian tambahkan 3-4 tetes alkohol. Tutup tabung reaksi
kemudian kocok dengan kuat. Alkohol tersier, alkohol benzilic dan
alkohol allelic dapat menghasilkan alkohol yang keruh seperti alkil
halida yang tidak dapat tercampur. Dalam waktu singkat, alkil halida
yang tidak dapat tercampur tersebut akan memisah dengan
sendirinya. Alkohol sekunder akan membentuk larutan keruh yang
menyerupai awan setelah 2-5 menit. Alkohol primer akan terlarut
dalam reagen sehingga membentuk larutan yang bersih. Beberapa
alkohol sekunder harus sedikit dipanaskan agar dapat bereaksi
dengan reagen. Identifikasi ini hanya dapat dilakukan untuk alkohol
yang larut dalam reagen. Dan dapat diartikan bahwa alkohol yang
terdiri dari 6 atom karbon yang tidak dapat diidentifikasi.
Campuran yang diidentifikasi:
a) 1-butanol (n-butyl alcohol)
b) 2-butanol (sec-butyl alcohol)
c) 2-metyl-2-propanol (t-butyl alcohol)
Reagen:
Dinginkan 6 ml HCl pekat didalam beaker glass dengan
menggunakan ice bath. Selama pendinginan harus sambil dilakukan
pengadukan dan kemudian larutkan 8 gram ZnCl2

3. Asam Kromat Test


Ambil beberapa ml cairan, tambahkan beberapa tetes reagen asam
kromat dan catat perubahannya dalam waktu 2 detik. Identifikasi
yang positif (+) dari alkohol primer atau sekunder dapat
menghasilkan warna biru kehijau-hijauan. Alkohol tersier tidak
dapat memberikan hasil dalam waktu 2 detik dan larutan yang akan
dihasilkan berwarna orange.

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
4
Praktikum Kimia Organik Identifikasi Alkohol, Aldehid dan Keton

Campuran yang diidentifikasi:


a) 1-butanol (n-butyl alcohol)
b) 2-butanol (sec-butyl alcohol)
c) 2-metyl-2-propanol (t-butyl alcohol)
Reagen:
Larutkan 1 gram asam kromat dalam 1 ml asam sulfat pekat.
Kemudian campurkan dengan 3 ml aquadest secara hati-hati.
Apabila asam kromat tidak ada maka larutkan 1 gram K2CrO4 dalam
2 ml HCl. Lalu ambil 1 ml larutan tersebut dan tambahkan 1 ml asam
sulfat pekat. Kemudian tambahkan 3 ml aquadest.

B. Aldehid dan keton


1. 2-4 Dinitrophenylhidrazine
Masukkanlah 1 tetes cairan yang tersedia kedalam tabung reaksi dan
tambahkan 1 ml reagen 2-4 dinitrophenylhidrazine. Jika campuran
tersebut membentuk suatu padatan, larutkan kira–kira 10 mg
padatan dengan sedikit ethanol 95% atau bis(2-etoxyethyl) ether
sebelum ditambahkan reagen. Kocok campuran tersebut dengan
kuat. Beberapa aldehid dan keton dapat menghasilkan endapan
berwarna kuning kemerah-merahan dalam waktu yang singkat.
Akan tetapi, beberapa campuran lain baru dapat membentuk
endapan dalam waktu lebih dari 5 menit, atau dapat juga dengan
menggunakan pemanasan ringan untuk membentuk endapan.
Endapan ini menunjukkan adanya aldehid dan keton.
Campuran yang diidentifikasi:
a) Cyclohexanone
b) Benzaldehyde
c) Benzophenone
Reagen:
Larutkan 3 gram 2-4 dinitrophenylhidrazine ke dalam 15 ml asam
sulfat. Campurkan 20 ml aquadest dan 70 ml ethanol 95% kedalam

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
5
Praktikum Kimia Organik Identifikasi Alkohol, Aldehid dan Keton

beaker. Dengan pengadukan yang kuat, secara perlahan – lahan


tambahkan larutan 2-4 dinitrophenylhidrazine kedalam campuran
ethanol. Setelah tercampur sempurna,saring larutan dengan
menggunakan penyaring air suling.

2. Asam Kromat
Ambil beberapa ml cairan, tambahkan beberapa tetes reagen asam
kromat dengan cara dikocok. Untuk pembuktian dapat ditunjukkan
dengan terbentuknya endapan berwarna hijau dan warna orange dari
reagen akan menghilang. Dengan menggunakan aldehid aliphatic
(RCHO), larutan menjadi keruh dalam waktu 5 detik dan endapan
terbentuk dalam waktu 30 detik. Dengan aldehid aromatik (Ar CHO)
pada umumnya membutuhkan waktu yang lebih lama. Untuk
identifikasi yang negatif, biasanya tidak membentuk endapan.
Dalam beberapa hal dapat terbentuk endapan tetapi larutan yang
dihasilkan berwarna orange. Didalam melakukan identifikasi, kita
harus yakin apabila aceton digunakan sebagai pelarut tidak akan
dapat membuktikan adanya aldehid dan keton dengan menggunakan
reagen asam khromat. Tambahkan beberapa tetes reagen asam
khromat kedalam suatu tabung reaksi yang didalamnya terdapat
sedikit reagen aceton. Diamkan campuran tersebut selama 3-5
menit. Apabila tidak ada reaksi yang terjadi dalam waktu tersebut,
maka aceton cukup murni untuk digunakan sebagai pelarut dalam
identifikasi. Jika identifikasi terbukti, coba ke botol aceton yang lain
atau murnikan beberapa aceton dari kalium permanganat.
Campuran yang diidentifikasi:
a) Benzaldehyde
b) Butanal
c) Cyclohexanone

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
6
Praktikum Kimia Organik Identifikasi Alkohol, Aldehid dan Keton

Reagen :
Larutkan 1 gram CrO3 kedalam 1 ml H2SO4, kemudian tambahkan
dengan 3 ml aquadest secara perlahan-lahan.

3. Tollen Test
Reagen harus disediakan sebelum digunakan. Untuk menyediakan
reagen, campurkan 1 ml larutan Tollens A dengan 1 ml larutan
Tollens B (NaOH 10%). Endapan perak oksida akan terbentuk.
Tambahkan kira-kira 10% larutan amonia secara perlahan-lahan
kedalam campuran untuk melarutkan perak oksida. Reagen yang
telah disiapkan dapat digunakan seketika untuk membuktikan suatu
identifikasi. Ambil beberapa tetes cairan aldehid, tambahkan larutan
ini kedalam tabung reaksi yang berisi 2-3 ml reagen. Kemudian
kocok larutan. Jika didalam tabung reaksi terbentuk cermin perak
maka identifikasi tersebut perlu memanaskan tabung reaksi kedalam
air hangat.
Campuran yang diidentifikasi:
Benzaldehyde
Reagen :
Larutan Tollens A : Larutkan 3 gram perak nitrat kedalam 30 ml
aquadest
Larutan Tollens B : Siapkan larutan sodium hidroksida 10%

4. IODOFORM TEST
Dengan menggunakan pipet Pasteur, tambahkan 4 tetes cairan yang
tersedia kedalam tabung reaksi yang besar, 5 ml aquadest dan 1 ml
sodium hidroksida 10%. Ambil setetes demi setetes iodin dari
larutan KI kedalam larutan didalam tabung reaksi, kocok tabung
reaksi setelah penambahan larutan. Selama penambahan akan
mengakibatkan warna pelarut dari iodine hilang dengan cepat.
Dalam beberapa hal, kocoklah tabung reaksi dengan kuat hingga

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
7
Praktikum Kimia Organik Identifikasi Alkohol, Aldehid dan Keton

warna dari larutan hilang dan kemudian berubah menjadi warna


kuning muda. Selain itu perlu juga dilakukan sedikit pemanasan
terhadap larutan didalam penangas air pada suhu 60 oC. Untuk
membantu menghilangkan warna dari larutan, sekali lagi kocok
tabung reaksi dengan kuat setelah dilakukan pemanasan.
Setelah warna dari larutan hilang sempurna, kemudian tambahkan
aquadest kedalam tabung reaksi. Dan kocoklah dengan kuat.
Diaman tabung reaksi tersebut dalam waktu 5 menit. Endapan
kuning dari iodoform akan terbentuk jika cairan yang tersedia adalah
methyl keton atau campuran yang mudah teroksidasi menjadi
methyl keton juga akan mengalami hilangnya warna, tetapi tidak
akan membentuk endapan. Untuk membuktikan bahwa endapan
kuning adalah iodoform maka kita harus mengeringkan dan
menentukan titik leleh dari endapan tersebut, dimana titik leleh dari
iodoform adalah 119o-121oC.
Campuran yang diidentifikasi:
Aceton
Reagen :
Larutkan 20 gram KI dan 10 gram I2 dalam 100 ml aquadest

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
8
Praktikum Kimia Organik Identifikasi Alkohol, Aldehid dan Keton

Nama : .........................................................................................
NPM : .........................................................................................
Rombongan / Group : .........................................................................................
Hari, tanggal : .........................................................................................

LEMBAR DATA
PRAKTIKUM IDENTIFIKASI ALKOHOL, ALDEHID DAN KETON

1. Tabel Pengamatan

Perlakuan Pengamatan Kesimpulan

Menyetujui
Asisten Laboratorium

……………………….....

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
9
Praktikum Kimia Organik Identifikasi Alkohol, Aldehid dan Keton

Nama : .........................................................................................
NPM : .........................................................................................
Rombongan / Group : .........................................................................................
Hari, tanggal : .........................................................................................

2. Pertanyaan
1) Jelaskan perbedaan alkohol, aldehid dan keton!
2) Reagen apa saja yang dibuat pada percobaan saudara?
3) Apakah ada uji lain untuk mengidentifikasi alkohol, aldehid dan keton selain
dimodul? Apabila ada, jelaskan secara singkat!
4) Apa fungsi penambahan sodium hidroksida dalam uji iodoform?
5) Apa fungsi penambahan ammonia dalam uji tollen?

Menyetujui
Asisten Laboratorium

……………………….....

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
10
Praktikum Kimia Organik Identifikasi Alkohol, Aldehid dan Keton

Nama : .........................................................................................
NPM : .........................................................................................
Rombongan / Group : .........................................................................................
Hari, tanggal : .........................................................................................

Menyetujui
Asisten Laboratorium

……………………….....

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
11
Praktikum Kimia Organik Identifikasi Alkohol, Aldehid dan Keton

Nama : .........................................................................................
NPM : .........................................................................................
Rombongan / Group : .........................................................................................
Hari, tanggal : .........................................................................................

3. Perhitungan

Menyetujui
Asisten Laboratorium

……………………….....

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
12
Praktikum Kimia Organik Identifikasi Alkohol, Aldehid dan Keton

Nama : .........................................................................................
NPM : .........................................................................................
Rombongan / Group : .........................................................................................
Hari, tanggal : .........................................................................................

4. Reaksi

Menyetujui
Asisten Laboratorium

……………………….....

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
13
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
MODUL II
IDENTIFIKASI AMINA DAN ASAM KARBOKSILAT

LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA I


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
Praktikum Kimia Organik Identifikasi Amina dan Asam Karboksilat

IDENTIFIKASI AMINA DAN ASAM KARBOKSILAT

I. Tujuan
1. Untuk mengidentifikasi adanya amina dan asam karbosilat didalam
suatu zat atau larutan.
2. Untuk mempelajari reaksi kimia amina dan asam karboksilat

II. Dasar Teori


A. Amina
Kebanyakan basa-basa organik adalah amina. Amina adalah turnan dari
ammonia dimana 1H, 2H atau ke-3Hnya diganti gugus alkyl atau aryl.
Hinsberg test didasakan pada produksi monosubtitusi dan disubtitusi
sulfiamida dari amina primer dan sekunder. Amina tersier tidak bereaksi
dengan reagen ini.

B. Asam Karboksilat

Asam karboksilat dapat dideteksi dengan melarutkan dalam larutan


sodium hidroksida dan sodium bicarbonate.

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
1
Praktikum Kimia Organik Identifikasi Amina dan Asam Karboksilat

Reaksi pada sodium bicarbonate test.


RCOOH + NaHCO3  RCOO-Na+ + H2CO3 (unstable)
H2CO3  CO2 + H2O
gas/gelembung

III. METODOLOGI
A. Alat
1. Pipet tetes
2. Kertas pH
3. Tabung reaksi
4. Rak tabung reaksi
5. Neraca analitik
6. Kaca arloji
7. Beaker glass
8. Gelas ukur
9. Spatula

B. Bahan
1. Kalium Hidroksida
2. Asam Sulfat
3. Sodium Nitrat
4. Etanol
5. Sodium Hidroksida
6. Aquadest
7. Naphtal
8. Natrium Bikarbonat

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
2
Praktikum Kimia Organik Identifikasi Amina dan Asam Karboksilat

IV. PROSEDUR
A. Amina
1. Asam Nitrat Test
Larutkan 0,1 gr amina dalam 2 ml aquadest dan tambahkan 8 tetes
H2SO4. Gunakan tabugn reaksi yang berukuran besar. Dinginkan
larutan tersebut pada suhu 5℃ dalam ice bath. Lakukan pendinginan
terhadap 2 ml larutan sodium nitrat 10% dalam tabung reaksi lain.
Dalam tabung reaksi ketiga, siapkan larutan dari 0,1 gr β-naphtol
dalam 2 ml cairan sodium hidroksida dan masukkan ke dalam ice
bath untuk didingkan. Tambahkan larutan sodium nitrat setets demi
setetes sambil dikocok ke dalam larutan amina. Amati gelembung-
gelembung gas nitrogen. Lakukan dengan hati-hati sehingga tidak
menggangu proses perubahan atau hilangnya warna coklat dari gas
nitrogen. Perubahan terhadap gas yang terjadi pada suhu 5℃ dapat
menunjukkan adanya amina primer (aliphatic), RNH2.
Terbentuknya cairan yang menyerupai minyak berwarna kuning
atau endapan kuning dapat membuktikan adanya amina sekunder,
R2NH2. Amina lain yang tentunya berupa aimina tersier tidak dapat
bereaksi atau dikategorikan ke dalam golongan amina sekunder.
Apabila perubahan sebentar dan panaskan secara perlahan lahan
hingga mencapai suhu kamar, gelembung yang terbentuk pada suhu
kamar dapat menunjukkan senyawa asli yang bisa kita sebut dengan
amina primer (aromatik), ArNH2. Ambil bekas larutan tersebut dan
tambahkan setetes demi setetes larutan β-naphtol. Jika terbentuk
endapan merah maka kita dapat membuktikan bahwa cairan tersebut
adalah amina primer.

2. pH dari larutan
Jika campuran tersebut larut dalam air, siapkan larutan tersebut dan
amati pHnya dengan menggunakan kertas pH. Jika cairan tersebut
berupa amina maka dapat dibuktikan dengan pH yang tinggi.

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
3
Praktikum Kimia Organik Identifikasi Amina dan Asam Karboksilat

Apabila campuran tersebut tidak larut dalam air maka dilarutkan


terlebih dahulu dalam ethanol atau 2-dimethoxy-etane.

3. Acethyl Cloride
Amina dapat digunakan untuk membuktikan adanya acetyl chloride.
Identifikasi ini dapat diuraikan dengan percobaan alkohol. Jika
campuran ini dapat dinetralkan dengan air, maka amina primer dan
sekunder dapat menghasilkan acetamine padat, sedangkan amina
tersier tidakdapat menghasilakan padatan sama sekali.

B. Asam Karboksilat
1. pH dari larutan
Jika campuran tersebut larut dalam air, siapkan larutan tersebut dan
amati pHnya dengan menggunakan kertas pH. Jika campuran
tersebut bersifat asam maka harga pHnya kecil. Jika campuran
tersebut tidak larut dalam air, maka dapat dilarutkan terlebih dahulu
didalam ethanol atau methanol dan air. Pertama-tama tambahkan
campuran tersebut ke dalam alkohol kemudiam tambahkan aquadest
hingga larut menjadi keruh. Selanjutnya tambahkan larutan tersebut
setetes demi setetes alkohol dan amati pHnya dengan menggunakan
kertas pH.

2. Sodium Bikarbonate Test


Larutkan sedikit campuran yang tersedia ke dalam larutan sodium
bicarbonate 5%. Amati larutan tersebut, jika campuran tersebut
bersifat asam, mala akan berbentuk gelembung gelembung CO2.

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
4
Praktikum Kimia Organik Identifikasi Amina dan Asam Karboksilat

Nama : .........................................................................................
NPM : .........................................................................................
Rombongan / Group : .........................................................................................
Hari, tanggal : .........................................................................................

LEMBAR DATA
PRAKTIKUM IDENTIFIKASI AMINA DAN ASAM KARBOKSILAT

1. Tabel Pengamatan

Perlakuan Pengamatan Kesimpulan

Menyetujui
Asisten Laboratorium

……………………….....

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
5
Praktikum Kimia Organik Identifikasi Amina dan Asam Karboksilat

Nama : .........................................................................................
NPM : .........................................................................................
Rombongan / Group : .........................................................................................
Hari, tanggal : .........................................................................................

2. Pertanyaan
1. Sebutkan jenis uji asam karboksilat dan amina yang saudara ketahui?
2. Kenapa pada uji sodium bikarbonate bisa timbul gas gelembung?
3. Kenapa asam karboksilat memiliki sifat yang asam?
4. Berapakah pH yang memiliki sifat asam?
5. Kenapa ketika uji sampel amina tidak menimbulkan gas gelembung?

Menyetujui
Asisten Laboratorium

……………………….....

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
6
Praktikum Kimia Organik Identifikasi Amina dan Asam Karboksilat

Nama : .........................................................................................
NPM : .........................................................................................
Rombongan / Group : .........................................................................................
Hari, tanggal : .........................................................................................

Menyetujui
Asisten Laboratorium

……………………….....

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
7
Praktikum Kimia Organik Identifikasi Amina dan Asam Karboksilat

Nama : .........................................................................................
NPM : .........................................................................................
Rombongan / Group : .........................................................................................
Hari, tanggal : .........................................................................................

3. Perhitungan

Menyetujui
Asisten Laboratorium

……………………….....

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
8
Praktikum Kimia Organik Identifikasi Amina dan Asam Karboksilat

Nama : .........................................................................................
NPM : .........................................................................................
Rombongan / Group : .........................................................................................
Hari, tanggal : .........................................................................................

4. Reaksi

Menyetujui
Asisten Laboratorium

……………………….....

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
9
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
MODUL III
IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT

LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA I


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
Praktikum Kimia Organik Identifikasi Karbohidrat

IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT

I. Tujuan
1. Untuk memahami identifikasi karbohidrat dalam suatu zat atau larutan
2. Untuk mengetahui reaksi kimia yang menjadi karakteristik karbohidrat

II. Dasar Teori


Karbohidrat atau sakarida adalah segolongan besar senyawa organik
yang paling melimpah dibumi. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam
tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa),
cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada
hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin
pada hewan dan jamur). Pada proses fotosintesis, tumbuhan hijau mengubah
karbon dioksida menjadi karbohidrat.
Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau
polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini
bila dihidrolisis. Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai
aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Pada awalnya, istilah
karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai rumus
(CH2O)n yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi
n molekul air. Namun demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak
memiliki rumus demikian dan ada pula yang mengandung nitrogen,
fosforus, atau sulfur. Klasifikasi karbohidrat:
A. Monosakarida
Monosakarida merupakan karbohidrat paling sederhana karena
molekulnya hanya terdiri atas beberapa atom C dan tidak dapat
diuraikan dengan cara hidrolisis menjadi karbohidrat lain.
Monosakarida dibedakan menjadi aldosa dan ketosa. Contoh dari aldosa
yaitu glukosa dan galaktosa. Contoh ketosa yaitu fruktosa.

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
1
Praktikum Kimia Organik Identifikasi Karbohidrat

B. Disakarida dan Oligosakarida


Disakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari dua molekul
monosakarida yang berikatan melalui gugus –OH dengan melepaskan
molekul air. Contoh dari disakarida adalah sukrosa, laktosa, dan
maltosa.
C. Polisakarida
Polisakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari banyak
sakarida sebagai monomernya. Rumus umum polisakarida yaitu
C6(H10O5)n. Contoh polisakarida adalah selulosa, glikogen, dan
amilum.
Karbohidrat sederhana terdiri dari sukrose, glucose, dan maltose.
Karbohidrat dihidrolisa menjadi beberapa monosakarida-monosakarida.
Reaksi Molisch Test :

Reaksi Benedict Test:


Dalam test ini, gula juga aldehyde mereduksi reagen menghasilkan endapan
merah cuprous oxide.
RCHO + 2CU2+ + 2H2O RCOOH + CU2O + 4H+
Gugus biru asam merah
Karbonil karboksilat
gula

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
2
Praktikum Kimia Organik Identifikasi Karbohidrat

III. METODOLOGI
A. Alat
1. Pipet tetes
2. Labu ukur
3. Tabung Reaksi
4. Rak tabung reaksi
5. Beaker glass
6. Batang pengaduk
7. Corong kaca
8. Kaca arloji
9. Neraca analitik
10. Bunsen
11. Kawat kasa
12. Kaki tiga
B. Bahan
1. Fruktosa
2. Sukrosa
3. Glukosa
4. Pati
5. Aquadest
6. Etanol
7. Asam Sulfat
8. Asam Klorida
9. Tembaga (II) Sulfat
10. Besi (II) Klorida
11. Pentanol
12. Natrium Karbonat
13. Natrium Sitrat
14. Alfa-Naphtol
15. Orcinol
16. Resorcinol

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
3
Praktikum Kimia Organik Identifikasi Karbohidrat

IV. PROSEDUR
1. MOLISCH UNTUK KARBOHIDRAT
Masukkan masing-masing 2 ml karbohidrat : glukosa, frukstosa, sukrosa, starch
(pati). Juga tambahkan 4 ml aquadest ke dalam tabung reaksi yang lain yang
dapat digunakan sebagai control. Tambahkan 2 tetes reagen molisch pada
masing-masing tabung dan kocoklah terus menerus. Miringkan tabung reaksi
dan tambahkan 5 ml H2SO4 secara hati-hati. Cairan asam akan terbentuk pada
bagian bawah tabung. Catat dan amati warna pembatas dari kedua cairan yang
terpisah tersebut. Warna ungu yang menunjukkan adanya karbohidrat.
Reagen :
Campur 5 gr α-naphtol dalam 100 ml ethanol 95%

2. BIAL UNTUK PENTOSA


Masukkan masing-masing 3 ml karbohidrat 1% kedalam beberapa tabung reaksi
yang berisi: xylose, arabinose, glukosa, galaktosa, fruktosa, laktosa, sukrosa,
starch (kocok) dan glikogen. Juga tambahkan 2 ml aquadest kedalam tabung
reaksi lain yang dapat digunakan sebagai control. Tambahkan 2 ml reagen bial
pada masing-masing tabung. Panaskan masing-masing tabung tersebut dengan
hati-hati diatas bunsen sampai campuran tersebut mendidih. Catat masing-
masing warna yang terbentuk pada masing-masing tabung. Jika tidak ada
perubahan warna, tambahkan 5 ml aquadest dan 1 ml pentanol kedalam tabung
reaksi tersebut, setelah dikocok kemudian amati dan catat perubahan warnanya.
Reagen:
Campur 3 ml Orcinol dalam 1 liter HCl pekat dan tambahkan 3 ml larutan Ferri
Chlorida 10%.

3. SELIWANOFF UNTUK KETOHEXOSE


Siapkan waterbath. Masukkan masing-masing 1 ml karbohidrat 1% kedalam
beberapa tabung reaksi yang berisi : xylose, arabinose, glukosa, galaktosa,
fruktosa, laktosa, sukrosa, starch (kocok) dan glikogen. Juga tambahkan 1 ml
aquadest kedalam tabung reaksi lain yang dapat digunakan sebagai control.

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
4
Praktikum Kimia Organik Identifikasi Karbohidrat

Tambahkan 4 ml reagen seliwanoff pada masing-masing tabung. Masukkan 10


tabung tersebut kedalam beaker glass yang berisi air mendidih selama 60 detik.
Pindahkan dan catat hasilnya. Sebagai pengingat dari identifikasi seliwanoff,
masukkan 3-4 tabung kedalam waterbath. Amati dari masing-masing tabung
dalam interval waktu dari 1 menit hingga 5 menit. catat hasilnya hingga interval
waktu 1 menit kemudian pindahkan tabung-tabung tersebut dari waterbath
setelah 5 menit. Catat perubahan warnanya.
Reagen:
Campur 0,5 gr Resorcinol dalam 1 liter HCl encer (1 volume HCl pekat dan 2
volume aquadest).

4. BENEDICT UNTUK GULA REDUKSI


Siapkan waterbath. Masukkan masing-masing beberapa ml karbohidrat (1%)
kedalam beberapa tabung reaksi yang berisi glukosa, fruktosa, dan sukrosa.
Juga tambahkan beberapa ml aquadest dalam tabung reaksi yang lain yang dapat
digunakan sebagai control. Tambahkan 5 ml reagen benedict kedalam masing-
masing tabung, kemudian masukkan masing-masing tabung tersebut kedalam
waterbath selama 2-3 menit. Kemudian pindahkan tabung tersebut dan catat
perubahannya. Endapan warna merah, coklat, atau kuning mengidentifikasikan
yang positif. Tidak perlu mengamati perubahan warna tetapi yang perlu diamati
pembentukan endapannya.
Reagen:
Campur 173 gr Hydrated Sodium Citrate dan 100 gr Anhydrous Sodium
Carbonate dalam 800 ml aquadest panas. Saring larutan dan tambahkan 17,3 gr
CuSO4.5H2O. Campur dalam 100 ml aquadest kemudian larutkan sampai 1 liter.

5. AMILUM UNTUK UJI KARBOHIDRAT


Siapkan alat dan bahan untuk menguji karbohidrat. Teteskan reagen uji amilum
ke sampel. Amati perubahan warnanya. Jika sampel berubah warna menjadi
hitam keunguan maka sampel mengandung karbohidrat

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
5
Praktikum Kimia Organik Identifikasi Karbohidrat

Reagen:
Larutkan 1 gram Kalium Iodida dengan 100 ml aquadest untuk membuat
larutan kalium iodida.

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
6
Praktikum Kimia Organik Identifikasi Karbohidrat

Nama : .........................................................................................
NPM : .........................................................................................
Rombongan / Group : .........................................................................................
Hari, tanggal : .........................................................................................

LEMBAR DATA
PRAKTIKUM IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT

1. Tabel Pengamatan

Perlakuan Pengamatan Kesimpulan

Menyetujui
Asisten Laboratorium

……………………….....

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
7
Praktikum Kimia Organik Identifikasi Karbohidrat

Nama : .........................................................................................
NPM : .........................................................................................
Rombongan / Group : .........................................................................................
Hari, tanggal : .........................................................................................

2. Pertanyaan
1. Mengapa saat ditetesi larutan amilum sampel yang mengandung karbohidrat
brubah menjadi hitam keunguan?
2. Apa yang dimaksud dengan gula pereduksi? mengapa aldosa termasuk gula
pereduksi?
3. Tuliskan reaksi yang membentuk cincin warna ungu pada uji molisch?
4. Sebutkan dan jelaskan uji karbohidrat selain yang terdapat di modul?
5. Mengapa pada uji benedict perlu dilakukan pemanasan pada sampel?

Menyetujui
Asisten Laboratorium

……………………….....

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
8
Praktikum Kimia Organik Identifikasi Karbohidrat

Nama : .........................................................................................
NPM : .........................................................................................
Rombongan / Group : .........................................................................................
Hari, tanggal : .........................................................................................

Menyetujui
Asisten Laboratorium

……………………….....

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
9
Praktikum Kimia Organik Identifikasi Karbohidrat

Nama : .........................................................................................
NPM : .........................................................................................
Rombongan / Group : .........................................................................................
Hari, tanggal : .........................................................................................

3. Perhitungan

Menyetujui
Asisten Laboratorium

……………………….....

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
10
Praktikum Kimia Organik Identifikasi Karbohidrat

Nama : .........................................................................................
NPM : .........................................................................................
Rombongan / Group : .........................................................................................
Hari, tanggal : .........................................................................................

4. Reaksi

Menyetujui
Asisten Laboratorium

……………………….....

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
11
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
MODUL IV
PENETAPAN ANGKA ASAM DAN ANGKA PENYABUNAN

LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA I


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
Praktikum Kimia Organik Penetapan Angka Asam dan Angka Penyabunan

PENETAPAN ANGKA ASAM DAN ANGKA PENYABUNAN

I. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara penetapan angka asam dan penyabunan
2. Untuk mengetahui cara menentukan tingkat keasaman lemak

II. Dasar Teori


Lemak atau minyak adalah senyawa makromolekul berupa
trigliserida, yaitu sebuah ester yang tersusun dari asam lemak dan gliserol.
Jenis dan jumlah asam lemak penyusun suatu minyak atau lemak
menentukan karakteristik fisik dan kimiawi minyak atau lemak disebut
minyak apabila trigliserida tersebut berbentuk cair pada suhu kamar dan
disebut lemak apabila berbentuk padat pada suhu kamar. Asam lemak
berdasarkan sifat ikatan kimianya menjadi 2 :
1. Asam lemak jenuh
2. Asam lemak tidak jenuh
Sebagai zat gizi lemak atau minyak semakin baik kualitasnya jika
banyak mengandung asam lemak tidak jenuh dan sebaiknya. Minyak atau
lemak bersifat non polar sehingga tidak larut dalam pelarut polar seperti air
dan larutan asam, tetapi larut dalam pelarut organic yang bersifat non polar
seperti n-Hexane, Benzene, Chloroform, dll.
Pemilihan bahan pelarut yang paling sesuai untuk ekstraksi lipida
adalah dengan menentukan derajat polaritasnya pada dasarnya semua bahan
akan mudah larut dalam pelarut yang sama polaritasnya. Karena polaritas
lipida beda maka tidak ada bahan pelarut umum (Universal) untuk semua
macam lipida.
Bilangan asam atau angka asam adalah jumlah milligram KOH yang
dibutuhkan untuk menetralkan asam-asam lemak bebas dari satu gram
minyak atau lemak. Bilangan asam digunakanuntuk mengukur asam lemak
bebas yang terdapat dalam lemak dan minyak. Ini adalah jumlah dasar,

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
1
Praktikum Kimia Organik Penetapan Angka Asam dan Angka Penyabunan

dinyatakan dalam milligram KOH, yang diperlukan untuk menetralkan


asam konstituen dalam gram sampel.

III. METODOLOGI
A. Alat
1. Beaker glass
2. Batang pengaduk
3. Waterbath
4. Pendingin tegak
5. Kaca arloji
6. Gelas ukur
7. Corong kaca
8. Statif
9. Buret
10. Neraca analitik
11. Erlenmeyer
12. Pipet tets

B. Bahan
1. Minyak/Lemak
2. Etanol 95 %
3. KOH
4. Asam Oksalat
5. Indikator PP
6. Indikator MO
7. HCl
8. Air Demineralisasi

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
2
Praktikum Kimia Organik Penetapan Angka Asam dan Angka Penyabunan

IV. PROSEDUR
A. Penetapan Angka Asam
1. Standarisasi KOH dengan Asam Oksalat 0,5 N dengan memakai
indicator PP.
2. Timbang ± 20 gram lemak / minyak , masukkan kedalam
Erlenmeyer dan tambahkan 50cc Alkohol 95%.
3. Setelah itu disambung dengan pendingin tegak dan panaskan sampai
mendidih (± 30 menit) dan kocok kuat-kuat untuk melarutkan asam
lemak bebasnya.
4. Setelah dingin, titrasi dengan larutan KOH (Hasil Standarisasi)
dengan memakai Indikator PP.
5. Akhir titrasi tercapai bila perubahan warna menjadi merah muda.

B. Penetapan Angka Penyabunan


1. Timbang lemak / minyak 3 gram
2. Masukkan dalam Erlenmeyer 250ml
3. Kemudian tambahkan 50cc larutan KOH alkoholis.
4. Setelah itu sambung dengan pendingin tegak dan didihkan selama ±
30 menit
5. Dinginkan dan titrasi dengan HCl 0,5N dengan menggunakan
indikator MO.
6. Kemudian lakukan pula terhadap balngko dengan prosedur yang
sama.

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
3
Praktikum Kimia Organik Penetapan Angka Asam dan Angka Penyabunan

Nama : .........................................................................................
NPM : .........................................................................................
Rombongan / Group : .........................................................................................
Hari, tanggal : .........................................................................................

LEMBAR DATA
PRAKTIKUM PENETAPAN ANGKA ASAM DAN ANGKA PENYABUNAN

1. Tabel Pengamatan

Perlakuan Pengamatan Kesimpulan

Menyetujui
Asisten Laboratorium

……………………….....

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
4
Praktikum Kimia Organik Penetapan Angka Asam dan Angka Penyabunan

Nama : .........................................................................................
NPM : .........................................................................................
Rombongan / Group : .........................................................................................
Hari, tanggal : .........................................................................................

2. Pertanyaan
1. Mengapa lemak dan minyak harus dilakukan penetapan angka asam dan
penyabunan?
2. Mengapa dalam penentuan angka asam menggunakan indicator PP
sedangkan penyabunan menggunakan indikator MO?
3. Apa fungsi pendingin tegak pada penentapan angka asam dan angka
penyabunan?
4. Apa yang dimaksud dengan titrasi blanko dan jelaskan tujuannya?
5. Berapa syarat angka asam dan penyabunan yang baik untuk digunakan?

Menyetujui
Asisten Laboratorium

……………………….....

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
5
Praktikum Kimia Organik Penetapan Angka Asam dan Angka Penyabunan

Nama : .........................................................................................
NPM : .........................................................................................
Rombongan / Group : .........................................................................................
Hari, tanggal : .........................................................................................

Menyetujui
Asisten Laboratorium

……………………….....

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
6
Praktikum Kimia Organik Penetapan Angka Asam dan Angka Penyabunan

Nama : .........................................................................................
NPM : .........................................................................................
Rombongan / Group : .........................................................................................
Hari, tanggal : .........................................................................................

3. Perhitungan

Menyetujui
Asisten Laboratorium

……………………….....

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
7
Praktikum Kimia Organik Penetapan Angka Asam dan Angka Penyabunan

Nama : .........................................................................................
NPM : .........................................................................................
Rombongan / Group : .........................................................................................
Hari, tanggal : .........................................................................................

4. Reaksi

Menyetujui
Asisten Laboratorium

……………………….....

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
8
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
MODUL V
PENETAPAN KADAR GULA

LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA I


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
Praktikum Kimia Organik Penetapan Kadar Gula

PENETAPAN KADAR GULA

I. Tujuan
1. Untuk menentukan kadar gula suatu bahan uji
2. Untuk mengetahui perbedaan antara uji metode luff dan metode fehling

II. Dasar Teori


Karbohidrat telah menjadi sumber energi untuk metabolisme pada
manusia dan sarana untuk memelihara kesehatan saluran pencernaan
manusia. Karbohidrat adalah penyumbang utama dari komponen yang
membentuk produk pangan baik sebagai komponen alami maupun bahan
yang ditambahkan. Karbohidrat meliputi lebih dari 90% dari bahan kering
tanaman. Karbohidrat banyak tersedia dan murah. Penggunaan sangat luas
dan jumlah penggunannya cukup besar (Fennema 1996) baik untuk
pemanis, pengental, penstabil, gelling agents dan fat replacer (Christian dan
Vaclavik 2003). Karbohidrat dapat dimodifikasi baik secara kimia dan
biokimia dan modifikasi itu digunakan untuk memperbaiki sifat dan
memperluas penggunannya.
Karbohidrat digunakan dalam kimia untuk senyawa dengan formula
Cm(H2O)n, tetapi kini rumus molekul itu tidak secara kaku digunakan untuk
mendefinisikan karbohidrat (Kennedy dan White 1988). Sebelumnya
beberapa ahli kimia memasukkan formaldehid dan glikoaldehid sebagai
karbohidrat, namun sekarang istilah karbohidrat dalam biokimia, tidak
mengikutsertakan senyawa yang kurang dari tiga atom karbon. Southgate
(1978) menggunakan definidi karbohidrat sebagai senyawa yang tersusun
oleh polihidroksi aldehid, keton, alkohol, asam dan turunan sederhananya
serta polimernya yang memiliki ikatan polimer tipe asetal.
Menurut strukturnya karbohidrat dapat dibagi menjadi kelompok
sakarida, monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Monosakarida
adalah gula sederhana yang tidak dapat dipecah lagi menjadi molekul yang
lebih kecil dan monosakarida inilah yang menjadi unit penyusun

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
1
Praktikum Kimia Organik Penetapan Kadar Gula

oligosakarida dan polisakarida. Oligosakarida dan polisakarida tersusun


dari monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik.
A. Monosakarida
Monosakarida terdiri dari tiga sampai delapan karbon atom, tetapi
umumnya hanya lima atau enam yang biasa ditemukan. Biasanya
monosakarida digolongkan berdasarkan jumlah atom karbonnya,
misalna triosa (C3H6O3), tetrosa (C4H8O3), pentosa (C5H10O5) dan
heksosa (C6H12O6).
Dari golongan tersebut dapat dibagi lagi berdasarkan gugus fungsional
ang ada, misalnya dari golongan heksosa ada aminoheksosa
(C6H13O5N), deoksiheksosa (C6H12O5) dan asam heksuronat (C6H10O7).
Contoh monosakarida adalah glukosa dan fruktosa.
B. Oligosakarida
Oligosakarida terdiri dari beberapa monosakarida (2-10) yang saling
terikat oleh ikatan glokosidik. Tetapi ada juga ang mengklasifikasikan
sendiri karbohidrat dengan dua gugus gula sebagai disakarida. Menurut
Christian dan Vaclavick (2003) disakarida terdiri dari dua molekul
monosakarida yang bergabung dengan iktan glikosisdik. Contoh
disakarida di pangan adalah maltosa, selubiosa, dan sukrosa.
Oligoskarida yang memiliki lebih dari tiga gugus gula contohnya adalah
rafinosa dan stakiosa.
C. Polisakarida
Polisakarida merupakan polimer dari gula sederhana yang tersusun atas
lebih dari sepuluh monomer gula sederhana. Contoh polisakarida di
makanan adalah pati, pektin dan gum. Ketigana adalah polimer
karbohidrat kompleks dengan sifat yang berbeda, tergantung unit gula
penyusunnya, tipe ikatan glikosidik dan derajat percabangan molekul.

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
2
Praktikum Kimia Organik Penetapan Kadar Gula

III. METODOLOGI
A. Alat
1. Pipet tetes
2. Beaker glass
3. Labu ukur
4. Corong kaca
5. Gelas ukur
6. Gelas ukur
7. Botol reagen
8. Spatula
9. Waterbath
10. Neraca analitik
11. Penjepit kayu
12. Kaca arloji
13. Pendingin Tegak
14. Buret
15. Statif
16. Erlenmeyer
B. Bahan
1. Asam Sulfat
2. Kalium Iodida
3. Na-thiosulfat
4. Tembaga ( II ) Sulfat
5. Air Suling
6. Kalium Hidroksida
7. Kalium natrium tartiat
8. Amilum
9. Natrium Karbonat anhidrat
10. Asam sitrat
11. Aquadest

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
3
Praktikum Kimia Organik Penetapan Kadar Gula

IV. PROSEDUR
A. Metode Luff
1. Ambil 10cc sampel tambahkan 15cc aquadest dan 25cc larutan luff. Beri
batu didih, pasang pendingin tegak, tutup dengan plastik dan panaskan 10
menit (dihitung mulai mendidih)
2. Dinginkan dan tambahkan 10cc KI 30%, 25cc H2SO4 4N pelan-pelan
3. Kemudian titrasi dengan NaS2O3 (thio) 0,1N sampai warnanya kuning muda
4. Setelah ditetesi indicator amilum 3 tetes, sehingga warnanya biru, kemudian
titer lagi dengan thi 0,1 N sampai warna biru hilang
5. Tentukan jumlah thio pada peniteran I dan II
6. Lakukan blanko, seperti prosedur diatas

B. Metode Fehling
1. Ambil 10cc sampel, masukkan dalam tabung reaksi , tambahkan 2cc larutan
fehling A dan 2cc larutan fehling B
2. Beri batu didih, pasang pendingin balik dan panaskan sehingga mendidih
selama 2 menit
3. Dinginkan hingga suhu ±25 C (dapat didinginkan dengan bantuan air kran)
4. Setelah dingin tambahkan 10cc KI 30% dan 10cc H2SO4 4N
5. Titrasi dengan thi 0,1 N sampai terjadi perubahan warna
6. Beri indikator amilum 1% sebanyak 3 tetes (warna menjadi biru)
7. Titrasi lagi dengan thio 0,1N hingga warna hilang
8. Blanko : 2cc fehling A + 2cc fehling B + 30cc aquadest

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
4
Praktikum Kimia Organik Penetapan Kadar Gula

Tabel : VAN LUFF

Glucoce
cm3
Fructose Galactose Lactose Maltose
0,1
Invert Mg Mg Mg
N
Mg C6H12C16 C12H12C11 C12H12C11
Thio
C6H12C16

1 2.4 2.7 3.6 3.9


2 4.8 5.5 7.3 7.8
3 7.2 8.3 11.8 11.7
4 9.7 11.2 14.7 15.6
5 12.2 14.1 18.4 19.6
6 14.7 17.0 22.1 23.5
7 17.2 20.0 25.8 27.5
8 19.8 23.0 29.5 31.5
9 22.4 26.0 33.2 36.5
10 25.0 29.0 37.0 39.5
11 27.6 32.0 40.8 43.5
12 30.3 35.0 44.4 47.5
13 33.0 38.1 48.4 51.6
14 35.7 41.2 52.2 55.7
15 38.5 44.4 56.0 59.8
16 41.3 47.6 59.9 63.9
17 44.2 50.8 63.8 68.0
18 47.1 54.0 67.7 72.2
19 50.0 57.3 71.1 76.5
20 53.0 60.7 75.7 80.9
21 56.0 64.2 79.8 85.4

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
5
Praktikum Kimia Organik Penetapan Kadar Gula

22 59.1 67.7 88.0 94.6


23 62.2 71.3 88.0 54.6

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
6
Praktikum Kimia Organik Penetapan Kadar Gula

Tabel : VEHLING
cm 3
Gluco Fructo Inve Lacto Malto Galact Mann Arabin Xylo Rhamn
0.1 ce ce Mg rt ce ce oce oce oce ce oce
N Mg Mg Mg Mg Mg Mg Mg Mg Mg
Thi
o

1 3.2 3.2 3.2 4.4 5.7 3.5 3.1 3.0 3.1 3


2 6.3 6.4 6.4 8.7 11.4 7.0 6.3 6.0 6.5 6.5
3 9.4 9.7 9.7 13.2 17.1 10.5 9.5 9.2 9.5 9.9
4 12.6 13.0 13. 17.7 22.8 14.0 12.8 12.3 12.8 13.2
0
5 15.9 16.4 13. 22.2 28.6 17.5 16.1 15.5 16.1 16.2
4
6 19.2 20.0 19. 26.7 34.3 21.1 19.4 18.7 19.4 28.2
8
7 22.4 23.7 23. 31.4 40.1 24.7 22.8 21.9 22.8 23.7
2
8 25.6 27.4 26. 36.1 45.9 28.3 26.2 25.2 26.2 27.2
5
9 28.9 31.1 29. 40.8 51.7 32.0 29.6 28.6 29.6 30.8
9
10 32.3 34.9 33. 45.6 57.5 35.7 33.0 32.0 33.0 34.4
4
11 35.7 38.7 36. 50.3 63.3 39.4 36.5 35.4 36.5 38.0
8
12 39.0 42.4 40. 35.1 69.0 43.1 40.0 38.8 40.0 41.6
3
13 42.4 46.2 43. 59.9 74.8 46.8 43.5 42.2 43.5 45.2
8
14 45.8 50.0 47. 64.6 80.6 50.5 47.0 45.6 47.6 48.8
3
15 49.3 53.7 50. 69.4 86.4 54.3 50.6 49.0 50.6 52.4
8
16 52.8 57.5 54. 74.1 92.2 58.1 54.2 52.4 54.2 56.0
5

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
7
Praktikum Kimia Organik Penetapan Kadar Gula

17 56.3 61.2 58. 78.8 98.0 61.9 57.9 55.8 57.5 59.8
0
18 59.8 65.0 61. 83.6 103. 65.7 61.6 59.3 61.6 63.5
8 8
19 63.3 68.7 65. 26.4 109. 69.6 65.3 62.9 65.3 87.3
5 6
20 66.9 72.4 69. 93.1 115. 73.2 69.2 66.5 69.2 71.0
4 4
21 70.7 76.2 73. 97.8 121. 77.2 73.1 70.2 73.1 74.8
3 2
22 74.5 80.1 77. 102. 127. 81.2 77.0 74.0 77.0 78.6
2 6 0
23 78.5 84.0 81. 107. 132. 85.1 81.0 77.9 81.0 72.4
2 3 9
24 82.6 87.8 82. 112. 138. 89.0 85.0 81.8 85.0 96.2
5 1 7
25 86.6 91.7 89. 116. 144. 93.0 89.0 65.7 89.0 90.0
2 8 6

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
8
Praktikum Kimia Organik Penetapan Kadar Gula

Nama : .........................................................................................
NPM : .........................................................................................
Rombongan / Group : .........................................................................................
Hari, tanggal : .........................................................................................

LEMBAR DATA
PRAKTIKUM PENETAPAN KADAR GULA

1. Tabel Pengamatan

Perlakuan Pengamatan Kesimpulan

Menyetujui
Asisten Laboratorium

……………………….....

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
9
Praktikum Kimia Organik Penetapan Kadar Gula

Nama : .........................................................................................
NPM : .........................................................................................
Rombongan / Group : .........................................................................................
Hari, tanggal : .........................................................................................

2. Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud gula reduksi?
2. Sebut dan jelaskan perbedaan uji penetapan gula metode luff dan metode
fehling!
3. Sebut dan terangkan macam – macam metode penentuan kadar gula!
4. Pada praktikum Kimia Analisa semester kemarin telah diajarkan berbagai
macam titrasi, menurut kalian penetepan kadar gula ini termasuk titrasi yang
mana? Berikan alasannya!
5. Apa fungsi alat pendingin tegak dalam percobaan?

Menyetujui
Asisten Laboratorium

……………………….....

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
10
Praktikum Kimia Organik Penetapan Kadar Gula

Nama : .........................................................................................
NPM : .........................................................................................
Rombongan / Group : .........................................................................................
Hari, tanggal : .........................................................................................

Menyetujui
Asisten Laboratorium

……………………….....

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
11
Praktikum Kimia Organik Penetapan Kadar Gula

Nama : .........................................................................................
NPM : .........................................................................................
Rombongan / Group : .........................................................................................
Hari, tanggal : .........................................................................................

3. Perhitungan

Menyetujui
Asisten Laboratorium

……………………….....

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
12
Praktikum Kimia Organik Penetapan Kadar Gula

Nama : .........................................................................................
NPM : .........................................................................................
Rombongan / Group : .........................................................................................
Hari, tanggal : .........................................................................................

4. Reaksi

Menyetujui
Asisten Laboratorium

……………………….....

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
13
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
MODUL VI
EKSTRAKSI MINYAK DAN PEMURNIANNYA

LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA I


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
Praktikum Kimia Organik Ekstraksi Minyak dan Pemurniannya

EKSTRAKSI MINYAK DAN PEMURNIANNYA

I. Tujuan
1. Untuk mengetahui proses ekstraksi skala laboratorium.
2. Untuk mengetahui proses distilasi skala laboratorium.

II. Dasar Teori


A. Ekstraksi
Ekstraksi adalah pemisahan zat target dan zat yang tidak berguna
dimana teknik pemisahan berdasarkan perbedaan distribusi zat terlarut
antara dua pelarut atau lebih yang saling bercampur. Pada umumnya, zat
terlarut yang diekstrak bersifat tidak larut atau sedikit larut dalam suatu
pelarut tetapi mudah larut dengan pelarut lain.Ekstraksi dengan pelarut
dapat dilakukan dengan cara dingin dan cara panas. Jenis-jenis ekstraksi
tersebut sebagai berikut:
1. Ekstraksi secara dingin
a) Maserasi
Maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan
dengan cara merendam serbuk simplisia dalam pelarut selama
beberapa hari pada temperatur kamar dan terlindung dari
cahaya.Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia
yang mengandung komponen kimia yang mudah larut dalam
pelarut, tidak mengandung benzoin, tiraks dan lilin.Keuntungan
dari metode ini adalah peralatannya sederhana. Sedang
kerugiannya antara lain waktu yang diperlukan untuk
mengekstraksi sampel cukup lama, pelarut yang digunakan lebih
banyak, tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang
mempunyai tekstur keras seperti benzoin, tiraks dan lilin.
Metode maserasi dapat dilakukan dengan modifikasi sebagai
berikut :
- Modifikasi maserasi melingkar

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
1
Praktikum Kimia Organik Ekstraksi Minyak dan Pemurniannya

- Modifikasi maserasi digesti


- Modifikasi Maserasi Melingkar Bertingkat
- Modifikasi remaserasi
- Modifikasi dengan mesin pengaduk
b) Soxhletasi
Soxhletasi merupakan penyarian simplisia secara
berkesinambungan, cairan penyari dipanaskan sehingga
menguap, uap cairan penyari terkondensasi menjadi molekul-
molekul air oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia
dalam selongsong dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu
alas bulat setelah melewati pipa sifon.
c) Perkolasi
Perkolasi adalah cara penyarian dengan mengalirkan penyari
melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Keuntungan
metode ini adalah tidak memerlukan langkah tambahan yaitu
sampel padat (marc) telah terpisah dari ekstrak. Kerugiannya
adalah kontak antara sampel padat tidak merata atau terbatas
dibandingkan dengan metode refluks, dan pelarut menjadi
dingin selama proses perkolasi sehingga tidak melarutkan
komponen secara efisien.
2. Ekstraksi secara panas
a) Metode distilasi uap
Distilasi uap adalah metode yang popular untuk ekstraksi
minyak-minyak menguap (esensial) dari sampel tanaman.
Metode destilasi uap air diperuntukkan untuk menyari simplisia
yang mengandung minyak menguap atau mengandung
komponen kimia yang mempunyai titik didih tinggi pada
tekanan udara normal.Pelarut yang baik untuk ekstraksi adalah
pelarut yang mempunyai daya melarutkanyang tinggi terhadap
zat yang diekstraksi. Daya melarutkan yang tinggi ini
berhubungan dengan kepolaran pelarut dan kepolaran senyawa

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
2
Praktikum Kimia Organik Ekstraksi Minyak dan Pemurniannya

yang diekstraksi. Terdapat kecenderungan kuat bagi senyawa


polar larut dalam pelarut polar dan sebaliknya. Pemilihan pelarut
pada umumnya dipengaruhi oleh:
1. Selektivitas, pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang
diinginkan.
2. Kelarutan, pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan
melarutkan ekstrak yang besar.
3. Kemampuan tidak saling bercampur, pada ekstraksi cair,
pelarut tidak boleh larut dalam bahan ekstraksi.
4. Kerapatan, sedapat mungkin terdapat perbedaan kerapatan
yang besar antara pelarut dengan bahan ekstraksi.
5. Reaktivitas, pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan
secara kimia pada komponen bahan ekstraksi.
6. Titik didih, titik didh kedua bahan tidak boleh terlalu dekat
karena ekstrak dan pelarut dipisahkan dengan cara
penguapan, distilasi dan rektifikasi.
7. Kriteria lain, sedapat mungkin murah, tersedia dalam jumlah
besar, tidak beracun, tidak mudah terbakar, tidak eksplosif
bila bercampur udara, tidak korosif, viskositas rendah dan
stabil secara kimia dan fisik.
Distilasi (penyulingan) adalah suatu metode yang
banyak dipergunakan untuk memisahkan campuran berdasarkan
dari perbedaan kondisi yang dibutuhkan untuk mengubah fase
komponen campuran. Untuk memisahkan campuran cairan,
cairan bisa dipanaskan untuk memaksa komponen, yang
mempunyai titik didih berbeda ke dalam fasa gas. Gas tersebut
selanjutnya dikondensasi lagi ke dalam bentuk cair dan
dikumpulkan.Pengulangan proses pada cairan yang terkumpul
agar kemurnian produk meningkat disebut dengan distilasi
bertingkat. Walaupun istilah ini sering dipakai pada cairan,
proses sebaliknya bisa dipakai untuk memisahkan gas dengan

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
3
Praktikum Kimia Organik Ekstraksi Minyak dan Pemurniannya

mencairkan komponen dengan menggunakan perubahan


tekanan atau suhu.

B. Distilasi
1. Distilasi sederhana
Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik
didih yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatil.
Jika campuran dipanaskan, maka komponen yang titik didihnya
lebih rendah akan menguap lebih dahulu. Selain perbedaan titik
didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah
substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada tekanan
atmosfer. Aplikasi distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan
campuran air dan alkohol serta campuran garam.
2. Distilasi Fraksionasi
Fungsi distilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-
komponen cair, dua atau lebih, dari suatu larutan berdasarkan
perbedaan titik didihnya. distalasi ini juga dapat digunakan untuk
campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20 derajat
celcius. dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan
rendah. Aplikasi dari distilasi jenis ini digunakan pada industri
minyak mentah, untuk memisahkan komponen-komponen dalam
minyak mentah. Perbedaan distilasi fraksionasi dan distilasi
sederhana adalah adanya kolom fraksionasi. Di kolom ini terjadi
pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada
setiap pelatnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan untuk
pemurnian distilasi yang lebih dari pelat-pelat di bawahnya.
Semakin ke atas, semakin tidak volatil cairannya.
3. Distilasi Uap
Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang
memiliki titik didih mencapai 200 derajat celcius atau lebih. Distilasi
uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
4
Praktikum Kimia Organik Ekstraksi Minyak dan Pemurniannya

mendekati 100 derajat celcius dalam tekanan atmosfer dengan


menggunakan uap atau air mendidih. Sifat yang mendasar dari
distilasi uap adalah dapat mendistilasi campuran senyawa di bawah
titik didih dari masing-masing senyawa campurannya. Selain itu,
distilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam
air di semua temperatur, tetapi dapat didistilasi dengan air. Aplikasi
dari distilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam
seperti minyak eukaliptus dari ekualiptus, minyak sitrus dari lemon
atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan.
4. Distilasi Vakum
Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin
didistilasi tidak stabil, dengan pengertian dapat terdekomposisi
sebelum atau mendekati titik didihnya atau campuran yang memiliki
titik didih di atas 150 derajat celcius. Metode distilasi ini tidak
digunakan padda pelarut dengan titik didih yang rendah jika
kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen yang
menguap tidak dapat dikondensasi oleh air. Untuk mengurangi
tekanan digunakan pompa vakum atau aspirator. Aspirator berfungsi
sebagai penurun tekanan pada sistem distilasi ini.

III. METODOLOGI
A. Ekstraksi
1. Alat
a) Kertas saring
b) Tali/benang wol (secukupnya)
c) Kondensor allihn
d) Labu alas bulat
e) Waterbath
f) Mortar & alu
g) Selang
h) Statif & klem

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
5
Praktikum Kimia Organik Ekstraksi Minyak dan Pemurniannya

2. Bahan
a) N-hexane

B. Distilasi
1. Alat
a) Thermometer
b) Erlenmeyer
c) Kondensor Leibig
d) Labu distilasi
e) Adaptor

2. Bahan
a) Etanol
b) Minyak (sampel)

IV. PROSEDUR
A. Ekstraksi
1. Haluskan bahan yang akan diekstrak (sampel)
2. Bungkus bahan dengan kertas saring , timbang beratnya. Kemudian
ikat dengan benang
3. Masukan pelarut ke labu alas bulat
4. Rangkai alat ekstraksi soxhlet,
5. Letakkan sampel di antara soxhlet dan kondensor
6. Pasang selang pada kondensor
7. Tunggu hingga air memenuhi kondensor
8. Nyalakan waterbath
9. Lakukan ekstraksi selama 3x refluks
10. Setelah itu, matikan waterbath dan kran air
11. Timbang kembali kertas saring dan sampel setelah ekstraksi
12. Hitung kadar (%) minyak yang diperoleh, menggunakan rumus :

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
6
Praktikum Kimia Organik Ekstraksi Minyak dan Pemurniannya

Kadar minyak %=(W1-W2)W1×100%


Keterangan :
W1 = Massa sampel dan kertas saring sebelum ekstraksi
W2 = Massa sampel dan kertas saring sesudah ekstraksi

B. Distilasi
1. Masukkan sampel pada labu distilasi
2. Merangkai alat distilasi
3. Memasangkan selang pada kondensor untuk air pendingin masuk
dan keluar
4. Membuka kran dan tunggu air memenuhi kondensor, setelah penuh
nyalakan waterbath dan operasikan alat distilasi sampai minyak dan
pelarut berpisah sempurna.
5. Hitung densitas minyak, dengan rumus :
𝑊𝑊4−𝑊𝑊3
ρ=𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉

Keterangan :
W3 = berat pikno kosong
W4 = berat pikno isi

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
7
Praktikum Kimia Organik Ekstraksi Minyak dan Pemurniannya

Nama : .........................................................................................
NPM : .........................................................................................
Rombongan / Group : .........................................................................................
Hari, tanggal : .........................................................................................

LEMBAR DATA
PRAKTIKUM EKSTRAKSI MINYAK DAN PEMURNIANNYA

1. Tabel Pengamatan

Perlakuan Pengamatan Kesimpulan

Menyetujui
Asisten Laboratorium

……………………….....

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
8
Praktikum Kimia Organik Ekstraksi Minyak dan Pemurniannya

Nama : .........................................................................................
NPM : .........................................................................................
Rombongan / Group : .........................................................................................
Hari, tanggal : .........................................................................................

2. Pertanyaan
1. Jelaskan prinsip dari ekstraksi minyak dan distilasi?
2. Jelaskan apa yang dimaksud Ekstraksi Maserasi dan Ekstraksi Soxhletasi?
3. Jelaskan apa tujuan bahan yang diekstrak dihaluskan terlebih dahulu?
4. Bagaimana proses distilasi sederhana dan distilasi uap?
5. Faktor apa saja yang mempengaruhi Ekstraksi dan Distilasi? Jelaskan!

Menyetujui
Asisten Laboratorium

……………………….....

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
9
Praktikum Kimia Organik Ekstraksi Minyak dan Pemurniannya

Nama : .........................................................................................
NPM : .........................................................................................
Rombongan / Group : .........................................................................................
Hari, tanggal : .........................................................................................

Menyetujui
Asisten Laboratorium

……………………….....

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
10
Praktikum Kimia Organik Ekstraksi Minyak dan Pemurniannya

Nama : .........................................................................................
NPM : .........................................................................................
Rombongan / Group : .........................................................................................
Hari, tanggal : .........................................................................................

3. Perhitungan

Menyetujui
Asisten Laboratorium

……………………….....

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
11
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
MODUL VII
PEMBUATAN SABUN

LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA I


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
Praktikum Kimia Organik Pembuatan Sabun

PEMBUATAN SABUN

I. Tujuan
1. Untuk menunjukkan reaksi peenyabunan pada proses pembuatan sabun
2. Untuk menunjukkan beberapa sifat sabun berdasarkan percobaan

II. Dasar Teori


Reaksi antara alkohol dan asam karboksilat disebut ester. Lemak dan
minyak nabati merupakan dua tipe ester. Lemak merupakan campuran ester
yang dibuat dari alkohol dan asam karboksilat, seperti asam stearat, asam
oleat, dan asam palmitat. Minyak, seperti minyak zaitu mengandung ester
dari gliserol asam oleat. Lemak padat mengandung ester gliserol dan asam
stearat atau asam palmitat. Reaksi:

Secara umum, sabun dibuat dengan mereaksikan suatu lemak atau


minyak dengan larutan basa kuat. Hasil reaksi (sabun) adalah suatu senyawa
garam natrium dari asam lemak yang digunakan. Proses reaksi ini disebut
penyabunan. Sabun dapat juga dihasilkan dengan memanaskan lemak sapi
atau minyak kelapa ke dalam ketel berisi Natrium Hidroksida berlebih. Jika
Natrium Klorida ditambahkan ke dalam campuran, garam Natrium dari
asam lemak akan memisah sebagai dadih sabun kasar. Gliserol merupakan
hasil samping dan dapat dipisahkan dengan menguapkan lapisan air.

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
1
Praktikum Kimia Organik Pembuatan Sabun

III. METODOLOGI
A. Alat
1. Beaker glass
2. Batang pengaduk
3. Hot plate
4. Thermometer
5. Kaca arloji
6. Gelas ukur
7. Corong kaca

B. Bahan
1. Minyak goreng
2. Etanol
3. NaOH
4. NaCl
5. Asam Sitrat
6. KOH
7. Pewarna
8. Pengharum
9. Air Demineralisasi

IV. PROSEDUR
A. Pembuatan Sabun Padat
1. Ambil 500 ml minyak goreng
2. Tambahkan 500 ml etanol 95%
3. Tambahkan 200 ml NaOH 10 M
4. Panaskan pada suhu 70-80 0C sambil diaduk hingga bau alkohol
hilang

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
2
Praktikum Kimia Organik Pembuatan Sabun

5. Tambahkan 200 ml NaCl pekat, 30 ml Asam Sitrat 20%, dan 2 %


(dari jumlah sabun yang dihasilkan) pewarna ketika suhu mencapai
50°C
6. Aduk hingga merata
7. Cetak sabun ke dalam cetakan

B. Pembuatan Sabun Cair


1. Ambil 500 ml minyak goreng
2. Tambahkan 500 ml etanol 95%
3. Tambahkan 250 ml KOH 10 M
4. Panaskan pada suhu 70-80oC sambil diaduk hingga bau alkohol
hilang
5. Aduk terus hingga berubah menjadi tebal dan padat
6. Masukkan ke dalam air mendidih dengan perbandingan 1:1 (air
panas:sabun)
7. Aduk hingga homogen
8. Masukkan asam sitrat ketika sabun dalam keadaan panas (setiap 500
gram sabun dibutuhkan 23 ml asam sitrat 20%) dan 200 ml NaCl
pekat
9. Masukkan 2% pewarna dari jumlah sabun cair yang dihasilkan

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
3
Praktikum Kimia Organik Pembuatan Sabun

Nama : .........................................................................................
NPM : .........................................................................................
Rombongan / Group : .........................................................................................
Hari, tanggal : .........................................................................................

LEMBAR DATA
PRAKTIKUM PEMBUATAN SABUN

1. Tabel Pengamatan

Perlakuan Pengamatan Kesimpulan

Menyetujui
Asisten Laboratorium

……………………….....

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
4
Praktikum Kimia Organik Pembuatan Sabun

Nama : .........................................................................................
NPM : .........................................................................................
Rombongan / Group : .........................................................................................
Hari, tanggal : .........................................................................................

2. Pertanyaan
1. Bagaimana proses esterifikasi yang terjadi ?
2. Apa tujuan proses saponifikasi ?
3. Perbedaan proses saponifikasi dengan proses netralisasi ?
4. Mengapa KOH dengan NaOH apabila direaksikan dengan asam lemak yang
sama menghasilkan bentuk sabun yang berbeda?
5. Bagaimana pemanfaatan dari hasil samping berupa gliserol ?

Menyetujui
Asisten Laboratorium

……………………….....

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
5
Praktikum Kimia Organik Pembuatan Sabun

Nama : .........................................................................................
NPM : .........................................................................................
Rombongan / Group : .........................................................................................
Hari, tanggal : .........................................................................................

Menyetujui
Asisten Laboratorium

……………………….....

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
6
Praktikum Kimia Organik Pembuatan Sabun

Nama : .........................................................................................
NPM : .........................................................................................
Rombongan / Group : .........................................................................................
Hari, tanggal : .........................................................................................

3. Perhitungan

Menyetujui
Asisten Laboratorium

……………………….....

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
7
Praktikum Kimia Organik Pembuatan Sabun

Nama : .........................................................................................
NPM : .........................................................................................
Rombongan / Group : .........................................................................................
Hari, tanggal : .........................................................................................

4. Reaksi

Menyetujui
Asisten Laboratorium

……………………….....

Laboratorium PTK I – Program Studi Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur
8

Anda mungkin juga menyukai