Anda di halaman 1dari 12

DKV-3/2

Pelanggaran
HAM dan
Rasisme
terhadap Warga Papua
Pelanggaran HAM
Apa itu Hak Asasi Manusia?

Hak Asasi MAnusia atau yag dsingkat HAM adalah Hak dasar yang dimiliki manusia sejak Lahir,
HAM berlaku dimanapun, Kapanpun dan kepada siapapun. Adapun contoh dari Hak dasar itu
menyangkut Hak untuk Hidup, Hak untuk tidak disiksa, Hak untuk berbebas berpendapat..

Lantas kalau dihilangkan Bagaimana? Kalau di Bunuh bagaimana? nah itu adalah salah satu bentuk
pelanggaran HAM yang dikategorikan sebagai Pelanggaran HAM Berat. Banyak kasus Pelanggaran
HA berat yang belum diselesaikan oleh Negara. Seperti kasus Tragedi 65', Tragedi Semanggi 1 dan
2, kerusuhan mei 98.

Tapi kali ini kita tak akan terfokus pada pelanggaran HAM diatas, kita akan berfokus pada
pelanggaran HAM yang terjadi di Papua.
Pelanggaran HAM
Apa saja sih Pelanggaran HAM Berat di papua?

Kita akan bahas sesuai tahun terjadinya pelanggaran HAM tersebut:

1 kasus Biak berdarah Juli 1998.


2 kasus Wasior 2001.
3 Peristiwa Wamena, 4 April 2003.
4 Tragedi Paniai Berdarah 2014
5 Kasus Mapedeuma 2014
Pelanggaran HAM
Kasus Biak Berdarah 1998

Pada saat Timor-Timur mengadakan referendun untuk menentukan Nasib sendiri ditengah situasi
politik indonesia yang panas, Rakyat papua pun ingin menentukan nasibnya sendiri. Pergerakan
Rakyat papua untuk menentukan nasibnya sendiri berujung pada kebrutalan Aparat Negara.

banyak rakyat papua berkumpul di puskesmas dan mengibarkan bendera bintang kejora dan
menduduki itu selama seminggu. Aksi itu berlangsung damai namun pada saat Aparat datang terjadi
kerusuhan, penagkapan,pemerkosaan, penyiksaan bahkan sampai pembunuhan terhadap warga
Papua.
Pelanggaran HAM
Kasus Wasior 2001

Sementara kasus Wasior, 13 Juni 2001, terjadi di Desa Wonoboi, Distrik Wasior, Manokwari, dipicu
oleh terbunuhnya lima anggota Brimob dan seorang warga sipil.

Aparat Polres Manokwari kemudian melakukan penyisiran dan terjadi dugaan tindak kekerasan
berupa pembunuhan, perampasan kemerdekaan, dan penyiksaan di Distrik Wasior.
Pelanggaran HAM
Pristiwa Wamena 2003

Peristiwa Wamena, 4 April 2003, diawali pembobolan gudang senjata Kodim 1702 Wamena, yang
ditindaklanjuti upaya pengejaran oleh TNI terhadap terduga pelaku.

Dalam proses pengejaran, terjadi dugaan tindak kekerasan seperti penangkapan, penyiksaan,
pembunuhan terhadap penduduk sipil, dan pembakaran gedung dan poliklinik setempat.
Pelanggaran HAM
Pristiwa Paniai Berdarah 2014

Perisitwa Paniai ini diketahui berawal pada malam 7 Desember 2014 di Enarotali, Kabupaten Paniai,
Papua. Kejadian ini ditengarai diawali oleh teguran kelompok pemuda kepada anggota Tentara Nasional
Indonesia (TNI) yang membawa mobil Toyota Fortuner Hitam tanpa menyalakan lampu. Teguran itu
rupanya menyebabkan pertengkaran yang berujung penganiayaan oleh TNI.

Esok harinya, 8 Desember 2014, rombongan masyarakat Ipakiye berangkat menuju Enarotali, mendatangi
Polsek Paniai dan Koramil untuk meminta penjelasan. Masyarakat berkumpul di Lapangan
Karel Gobai yang terletak di depan Polsek dan Koramil sambil menyanyi dan menari sebagai bentuk
protes terhadap tindakan aparat sehari sebelumnya.

Merasa tak mendapat tanggapan, situasi memanas dan masyarakat mulai melempari pos polisi dan
pangkalan militer dengan batu. Aparat menanggapi aksi tersebut dengan penembakan untuk
membubarkan massa. Lima orang warga sipil tewas dalam kerusuhan ini.
Pelanggaran HAM
apa yang dilakukan Pemerintah?

Upaya yang dilakukan Pemerintah dalam menyelesaikan kasus ini bisa dibilang acap kali tidak
serius, kasus-kasus yang berkaitan dengan HAM selalu manemui jalan buntu dan berkas kasus
selalu
mandek di Kejaksaan.

Padahal berkas-berkas sering diajukan oleh Kontras dan Komnas HAM tetapi dikembalikan lagi oleh
Kejaksaan. Bahkan ada sebuah aksi rutin setiap kamis didepan Istana yaitu AKSI KAMISAN yang
terus konsisten selama 13 tahun menuntut keadilan terhadap penyelesaian kasus pelanggaran HAM
di Indonesia.
Rasisme
Apa itu Rasisme?

Berbica tentang rasis tak terlepas dari adanya perbudakan yang mempunyai keterkaitan antar
kedua nya. Tindakan rasis dan perbudakan memiliki sejarah yang panjang. Paham rasis terlahir
karena adanya perbudakan. Meskipun perbudakan sudah lama dihapuskan namun tindakan rasis
yang lahir dari perbudakan tak kunjung hilang.

Berbicara Kasus Rasisme, warga Papua kerap mendapatkan tindakan Rasis dari Saudara
sebangsanya sendiri. Kita kerap bersimpati terhadap kasus George Floyd apakah kita sudah
bersimpati
terhadap Rasisme terahdap warga Papua. Kasus rasisme yang diterima warga Papua hampir setiap
tahun ada, terlebih lagi tahun lalu yakni pada tahun 2019 dimana itu memicu kerusuhan besar di
Papua.
Rasisme
Kasus Rasisme

Rasisme sering didapatkan warga papua yang merantau ke pulau jawa. seperti yang terjadi tahun
2019 dimana seorang warga Papua dikatai Monyet oleh saudara sebangsanya sendiri. Apakah itu
tidak sakit? hal itu lah yang memicu tindakan kemarahan warga Papua sehingga terjadi kerusuhan
di berbagai kota di Papua.

efek dari pristiwa itu isu Free West Papua kembali naik lagi. akibat dari kekecewaan itu isu itu
kembali naik lagi dan isu itu pun terus diperjuangkan oleh para aktivis Free West Papua di dunia
internasional.

Lantas bagaimana seharusnya kita memustuskan tali Rasisme di indonesia ini?


Rasisme
Langkah yang diambil pemerintah?

Masyarakat Indonesia sebagai Warga Dunia dan Manusia bermartabat pasti menolak adanya
tindakan Rasis. Sayangnya kasus rasisme yang dialamai warga Papua tidak ditangani secara serius
oleh aparat Kepolisian.

Hal ini terlihat penindakan hukum yang tidak tegas dari kasus 2019, Pihak Aparat dan koordinator
Menko Pulhukam, Wiranto justru lebih agresif mengejar mahasiwa yang mekaukan demonstran
terhadap tindakan rasisme tersebut. Baru-baru ini saja Mantan Ketua BEM Universitas Cendrawasih
di dakwa melakukan tindakan Makar padahal dia melakukan aksi damai menolak tindakan Rasis
tetapi dia dituduh makar dengan ancaman 10 tahun penjara.
Kesimpulan
Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia dan Rasisme masih kerap diterima hingga saat. Banyak
kasus pelanggaran HAM yang sering dilakukan oleh Militer terhadap warga sipil dari tahun 1998
hingga saat ini.

Upaya yang dilakukan pemerintah pun belum mampu menyelesaikan kasus pelanggaran HAM dan Rasisme terhadap warga Papua.
Karena penangan tak serius ini pun tak sedikit warga Papua
khususnya Wilayah Papua Barat yang ingin memisahkan diri dari Wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia karena kerap mendapatkan tindakan Rasis. Bahkan kerusuhan yang terjadi
diberbagai kota di Papua terjadi karena kasus Rasisme dan Disrkriminasi yang diterima oleh warga
Papua di pulau Jawa.

Untuk memutuskan tali Rasisme ini marilah kita sebagai Manusia mampu Memanusiakan Manusia,
kita harus menjujung tinggi kemanusiaan itu sendiri. Kita semua itu sama tanpa terkecuali, kita itu
adalah manusia bukan binatang apalagi monyet. Karena pada hakikitnya tindakan rasis merupakan
tindakan yang tak bermoral dan tak berprikemanusian.

Anda mungkin juga menyukai