Pelanggaran
HAM
Tragedi Wasior: Kemelut
berujung maut
Pelanggaran HAM
Apa itu Hak Asasi Manusia?
Hak Asasi Manusia atau yang disingkat HAM adalah Hak dasar yang dimiliki manusia sejak Lahir,
HAM berlaku dimanapun, Kapanpun dan kepada siapapun. Adapun contoh dari Hak dasar itu
menyangkut Hak untuk Hidup, Hak untuk tidak disiksa, Hak untuk berbebas berpendapat..
Lantas kalau dihilangkan Bagaimana? Kalau di Bunuh bagaimana? nah itu adalah salah satu bentuk
pelanggaran HAM yang dikategorikan sebagai Pelanggaran HAM Berat. Banyak kasus Pelanggaran
HAM berat yang belum diselesaikan oleh Negara. Seperti kasus Tragedi 65', Tragedi Semanggi 1 dan 2,
kerusuhan mei 98.
Tapi kali ini kita tak akan terfokus pada pelanggaran HAM Wasior, yang terjadi di Papua.
Kasus Wasior
Apa sih Tragedi Wasior itu?
Tragedi yang terjadi di Wasior, kabupaten Teluk Wondama, provinsi Papua Barat pada 2001, adalah
salah satu dari sekian banyak pelanggaran HAM di Papua dan pelanggaran HAM berat yang hingga
kini juga tidak terlihat titik terangnya. 21 tahun telah berlalu sejak Tragedi Wasior, namun, proses
peradilan berjalan stagnan dan menunjukkan bagaimana impunitas tetap dilanggengkan oleh
pemerintah Indonesia.
1. Kejahatan genosida
2. Kejahatan terhadap kemanusiaan
UU Nomor 26 tahun 2000 pasal 9 tentang Pengadilan HAM menyebut bahwa penyerangan terhadap kelompok
sipil oleh individu, kelompok, baik sipil, militer, maupun polisi yang bertanggung jawab
secara individual, termasuk atas perintah/komando dari atasan militer maupun non militer dapat
dikategorikan sebagai kejahatan yang terjadi secara sistematis, sehingga bisa disebut sebagai
kejahatan terhadap kemanusiaan.
Selain itu, kejahatan terhadap kemanusiaan juga masuk dalam kategori pelanggaran HAM berat berdasarkan
Pasal 5 Statuta Roma Mahkamah Pidana Internasional.
Kasus Wasior
Bagaimana perkembangan kasusnya saat ini?
Komnas HAM telah menyerahkan hasil penyelidikan pro justitia kepada Jaksa Agung pada 2003. Tapi,
berkas tersebut dikembalikan dan terjadi bolak-balik berkas antara Jaksa Agung dan Komnas HAM
sebanyak tiga kali dengan alasan belum melengkapi persyaratan formil dan materiil.
Dalam Sidang UPR (Universal Periodic Review) PBB di Jenewa 3 Mei 2017, Pemerintah Indonesia
mengatakan bahwa Kejaksaan Agung sedang mempersiapkan proses pengadilan untuk memproses
kasus Wasior dan Wamena.
Namun, nyatanya masih belum ada kemajuan apa pun dalam membawa kasus Wasior ke Pengadilan HAM.
Janji pemerintah untuk menyelesaikan kasus Wasior-Wamena belum dilaksanakan. Pemerintah belum
memberikan hak atas keadilan kepada korban pelanggaran HAM berat Wasior Berdarah
mengunakan mekanisme UU Nomor 26 Tahun 2000.
Kasus Wasior
Apa yang seharusnya dilakukan oleh negara?
1. Presiden harus segera membentuk pengadilan HAM di Papua sesuai amanat UU Nomor 21 Tahun
2001. Dan, pelaku Tragedi Wasior harus segera diadili sesuai mekanisme pengadilan HAM dalam
UU Nomor 26 Tahun 2000.
2. Jaksa Agung harus segera menindaklanjuti kasus dan melakukan penyidikan sesuai mekanisme
Pengadilan HAM.
3. Pemerintah harus memenuhi hak atas reparasi dan pemulihan kepada korban dan keluarga
korban.
Kesimpulan
Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia dan Rasisme masih kerap diterima hingga saat. Banyak
kasus pelanggaran HAM yang sering dilakukan oleh Militer terhadap warga sipil dari tahun 1998
hingga saat ini.
Upaya yang dilakukan pemerintah pun belum mampu menyelesaikan kasus pelanggaran HAM dan
Rasisme terhadap warga Papua. Karena penangan tak serius ini pun tak sedikit warga Papua
khususnya Wilayah Papua Barat yang ingin memisahkan diri dari Wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia karena kerap mendapatkan tindakan Rasis. Bahkan kerusuhan yang terjadi
diberbagai kota di Papua terjadi karena kasus Rasisme dan Disrkriminasi yang diterima oleh warga
Papua di pulau Jawa.
Untuk memutuskan tali Rasisme ini marilah kita sebagai Manusia mampu Memanusiakan Manusia,
kita harus menjujung tinggi kemanusiaan itu sendiri. Kita semua itu sama tanpa terkecuali, kita itu
adalah manusia bukan binatang apalagi monyet. Karena pada hakikitnya tindakan rasis merupakan
tindakan yang tak bermoral dan tak berprikemanusian.
Nama anggota :
Salsabilla syifannisa
Hafnati rahmatan
Nurnarillyana
Tiara vouna
Kamsahamnida ^^