Anda di halaman 1dari 11

3.

KARAKTERISTIK JALAN DAN


LINGKUNGAN
3.1. Klasifikasi Jalan

Klasifikasi Fungsi Pelayanan


URBAN : Through movement excl.
 Expressway Through movement, some land access
 Arterial Through movement and land access
 Collector Land access
 Local

RURAL : Through mov, exclusively


 Interstate Through mov, some land access
 Primary Through mov, and land access
 Secondary Land access, some through movement
 Tertiary
3.2. Perencanaan Kontrol
Merupakan suatu bentuk kontrol utama atau
service pada jalan yang direncanakan.
Meliputi :
a. Traffic Volume
 Informasi traffic volume saat ini maupun
masa depan
 Diekspresikan dalam bentuk ADT dan
DHV (design hour volume)
 Distribusi arah
 ADT dan DHV dalam mixed traffic  pce
b. Karakter Lalu Lintas
Menggambarkan proporsi truk dalam lalu
lintas  prosentase dalam volume
c. Kecepatan Rencana
 Standard dasar
 Menentukan type operational yang
diharapkan
d. Derajat Kontrol Akses
 Ditunjukkan dalam : none, partial, full
 Menggambarkan batasan kebebasan
bergerak  berpengaruh pada semua
elemen jalan
3.3. Elemen Permukaan Jalan
i. Friksi  antara roda kendaraan dan
permukaan jalan menentukan kecepatan yang
aman, jarak berhenti dan berbelok,
superelevasi, tahanan gelincir, dan sebagainya.
ii. Gelincir (skid)  akibat air, lumpur, minyak
pada permukaan jalan.
iii. Slip = skid (di atas permukaan es).
iv. Kekasaran permukaan  berpengaruh pada
biaya operasional kendaraan, kenyamanan dan
keamanan.
v. Pantulan permukaan jalan  berpengaruh
pada penglihatan. Warna terang lebih bagus.
vi. Tekstur permukaan  tekstur yang kasar
mengurangi pantulan sinar (tidak silau).
vii. Kemiringan permukaan  menentukan
kemampuan mengalirkan air permukaan.
3.4. Elemen Potongan Melintang Jalan
i. Lebar Lajur  berpengaruh pada keamanan
dan kenyamanan
Satu jalur jalan = 3.8 m.
Jalan lebih dari satu lajur = 3.5 m/lajur.
Tergantung pada fungsi pelayanan jalan
tersebut
ii. Bahan Jalan
Untuk menampung kendaraan yang
berhenti, keadaan darurat, tambahan ruang
untuk manouvre.
Lebar minimum = 1.8 m.
Kebutuhan akan bahu jalan dipengaruhi
oleh tipe jalan, volume lalu lintas,
kecepatan, komposisi lalu lintas dan tipe
medan.
iii. Jumlah lajur  ditentukan oleh demand lalu
lintas dimasa datang dan kapasitas dari
berbagai lebar jalan.
iv. Hambatan Samping
Dinding penahan tanah, pagar pembatas,
kendaraan parkir, pohon  perlu jarak dari
tepi jalan.

v. Lajur pendakian  untuk bagian jalan di


daerah pegurungan  memudahkan menyiap
kendaraan yang lebih lambat pada aliran lalu
lintas yang tinggi.
3.5. Elemen dan Geometric Design dari Jalan
i. Alinyemen Horisontal
Harus konsisten dengan topografi dimana jalan
tersebut dibangun.

ii. Superelevasi
Penting untuk mencegah terlemparnya
kendaraan akibat gaya sentrifugal.
W = berat kendaraan (lb)
 = sudut kemiringan jalan
V = kecepatan (ft/sec)
e = superelevasi = tan 
F = side friction
= f w cos   f = koefisien friksi
g = 32.2 ft/sec2
R = radius lengkung horisontal (ft)
V 2
e   f
15 R
Maksimum faktor side friction yang aman : (e = 0.12)
Maksimum faktor side friction yang aman : (e
= 0.12)

Design Speed (mph) 30 40 50 60 70 80

f 0.16 0.15 0.14 0.13 0.12 0.11


iii. Pelebaran Pada Lengkung
Digunakan untuk membuat kondisi operational
pada lengkung tersebut sebanding dengan
tangen lengkung tersebut.

iv. Alinyemen vertikal


Design Speed (mph) Max Grade (%)
30 6–9
40 5–8
50 4–7
60 3–6
70 3–5
80 3–4

Anda mungkin juga menyukai