M ARIEF JAMALLUDIN
14/368387/SV/06847
Alur Presentasi
` Kesimpulan dan
Pendahuluan Pengambilan Data Hasil dan Analisis
Saran
Efesiensi pengaliran air irigasi menjadi hal utama pada daerah
dengan ketersediaan air yang terbatas. Hal ini terkait dengan
besarnya kehilangan air di jaringan irigasi terjadi yang
Latar Belakang disebabkan evaporasi, perkolasi, rembesan atau kebocoran di
sepanjang saluran. Besarnya kekurangan/kelebihan air di
jaringan irigasi dapat diminimalkan dengan cara perbaikan
sistem pengelolaan air. (KP-03)
Pemantauan dan
Perencanaan Pelaksanaan
Evalusi
• Perencanaan • Rekap Provinsi • Monitoring
2 Pemeliharaan penediaan air • Pengoperasian pelaksanaan Operasi
tahunan Bangunan Pengatur • Kalibrasi Alat ukur
• Perencanaan Tata Irigasi • Monitoring kinerja
Tanam • Rekap Kabupaten Daerah Irigasi
• Rapat Komisi Irigasi per MT
untuk menyusun RTT • Pencatatan Debit
Saluran
• Laporan keadaan air
dan tanaman
3 Rehabilitasi
Upaya menjaga dan mengamankan jaringan irigasi agar selalu dapat berfungsi
1 Operasi dengan baik guna memperlancar pelaksanaan operasi jaringan irigasi dan
mempertahankan kelestariannya
1 Operasi
2 Pemeliharaan
Kegiatan
Kegiatan perbaikan
perbaikan jaringan
jaringan irigasi
irigasi guna guna
3 mengembalikan
mengembalikan fungsi
fungsi dan
dan pelayanan
pelayanan irigasi
irigasi seperti
seperti
Rehabilitasi
semula
semula
MENGAKAR KUAT , MENJULANG
KALIBRASI BANGUNAN UKUR DEBIT
Kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai
penunjukkan alat ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap
standar ukur yang mampu telusur (traceable) ke standar nasional untuk satuan
ukuran dan/atau internasional (ISO/IEC guide 17025, 2005).
PENGUKURAN SALURAN
DATA SEKUNDER
DATA SEKUNDER
DATA SEKUNDER 0,50 m 0,730 0,687 0,696 0,661 0,560 0,488 0,626 0,687 0,671
0,45 m 0,754 0,697 0,678 0,666 0,653 0,489 0,566 0,617 0,658
0,40 m 0,593 0,486 0,471 0,411 0,400 0,396 0,415 0,451 0,538
0,35 m 0,580 0,585 0,538 0,430 0,433 0,435 0,460 0,496 0,485
DATA PREMIER
Debit
H2 (m)
(𝑚3Τ𝑠)
PENGUKURAN BANGUNAN UKUR
DATA SEKUNDER
2 3 4
1 2 3 4 5
L1 : 7,92Meter
L : 1,82 Meter
L2 : 4,27 Meter
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6
d. Berdasarkan Pengukuran
Diagram Nilai Cv Sebagai Fungsi Perbandingan CdA /A1
*
Debit (m3/detik)
12.000 DEBIT TERUKUR
9.994
10.000 f(x) = 34.46 x^2.01
R² = 0.96 8.584
7.703
8.000
6.000
4.953
4.250
4.000
2.000
0.000
0.30 0.35 0.40 0.45 0.50 0.55 0.60
Ketinggian di atas Ambang (m)
Jadi nilai debit adalah Dari hasil grafik diatas didapat persamaan debit dengan=0,958
Q = 1,03 X 1,04 X 1,71 X 11 ha1.5
Q = 20,15 ha1.5
1 2 3 4 5 6
Berdasarkan
Ha (m) Berdasarkan SNI Berdasarkan Berdasarkan
persamaan
8137:2015 KP-04 pengukuran
turunan
1 2 3 4 5 6
Berdasarkan
Ha (m) Berdasarkan SNI Berdasarkan
persamaan Berdasarkan KP-04
8137:2015: Pengukuran
turunan
1 2 3 4 5 6 7
Debit 𝑚3∕𝑠)
Menurut Jalam (2014), hasil perbandingan koefisien dapat dirata – rata hingga 4.98
4.08
menjadi mewakili dari perbandingan persamaan debit 4
H (m) Debit
2
0,55 8,031
0,50 6,962 0
0.3 0.35 0.4 0.45 0.5 0.55 0.6
0,45 5,944
Ketinggian Air Di atas Ambang (m)
0,40 4,981
0,35 4,077
1 2 3 4 5 6 7
Untuk operasi pintu dan pengukuran debit air ditingkat jaringan sekunder/primer GP3A/IP3A
maupun kontraktual dengan didampingi petugas pengairan perlu memeriksa, angka “Rasio
Ha
Ha (m)
(m) Pelaksanaan Pembagian Air (RPPA) yaitu perbandingan debit yang diukur pada waktu
0.55 -4,56 -15,38 -0,13 20,07 pengecekan (Qp) dengan debit rencana (QR)
0.55 -4,56 -15,38 -0,13 20,07
0.50 -4,56 -15,38 -0,13 20,07
0.50 -4,56 -15,38 -0,13 20,07
0.45 -4,56 -15,38 -0,13 20,07
0.45 -4,56 -15,38 -0,13 20,07
0.40 -4,56 -15,38 -0,13 20,07
0.40 -4,56 -15,38 -0,13 20,07
0.35 -4,56 -15,38 -0,13 20,07
1 0.35
= Berdasarkan -4,56
Persamaan -15,38 -0,13 20,07
12
= Berdasarkan Persamaan
SNI 8137:2015
23
= Berdasarkan SNI
KP - 8137:2015
04
34
= Berdasarkan KP - 04
Pengukuran di Lapangan
4
= Berdasarkan Pengukuran di Lapangan
1 2 3 4 5 6 7
Ha (m) Debit terukur (Qp) Debit Rencana (Qr) RPPA Ha (m) Debit terukur (Qp) Debit Rencana (Qr) RPPA
0,55 9,64 7,67 1,25 0,55 8,03 7,67 1,05
0,50 8,36 6,64 1,25 0,50 6,96 6,64 1,05
0,45 7,14 5,67 1,25 0,45 5,94 5,67 1,05
0,40 5,98 4,75 1,25 0,40 4,98 4,75 1,05
0,35 4,90 3,89 1,25 0,35 4,08 3,89 1,05
Rata - Rata RPPA 1,25 Rata - Rata RPPA 1,05
Maka berdasakan Tabel di atas anatar debit terukur dengan debit Maka berdasakan Tabel di atas anatar debit rata – rata/mewakili
rencana bangunan ukur Wadaslintang Timur dalam kondisi Baik dengan debit rencana bangunan ukur Wadaslintang Timur dalam
(mendekati/sesuai rencana) kondisi Baik (mendekati/sesuai rencana)
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
MENGAKAR KUAT , MENJULANG
KESIMPULAN
a. Pada papan operasi irigasi nama/kode bangunan ukur debit adalah tipe parshall flume, f. Jika tidak adanya kalibrasi pada alat ukur debit maka air yang tak terpakai sebanyak 1.166,4
namun setelah melakukan evaluasi di lapangan tipe bangunan ukur debit adalah ambang m3/hari.
lebar dengan peralihan hilir.
b. Pengukuran debit di lapangan mengunakan current meter mendapatkan nilai persamaan
dengan =0,958
c. Nilai error untuk persamaan -4,56%, berdasarkan SNI 8137; 2015 nilai error adalah
-15,38%, berdasarkan Kriteria Perencanaan 04 nilai error adalah -0,13%, berdasarkan
pegukuran di lapangan nilai error adalah 20,07. Dimana nilai eror minimum dan maksimum
adalah ±5% - 25%, berarti persamaan dari perbandingan dapat diterima.
d. Nilai Rasio Pelaksanaan Pembagian Air (RPPA) adalah 1,25 untuk perbandingan debit
terukur dengan debit rencana. Sedangakan untuk nilai Rasio Pelakasnaan Pembagian Air
(RPPA) dengan membandingkan debit rata – rata dengan debit rencana adalah 1,05. dengan
hasil demikian bangunan ukur di Saluran Induk Wadaslintang Timur, dalam kondisi baik
(mendekati/sesuai rencana)
e. Persamaan yang didapat dari perbandingan debit teori dengan debit pengukuran adalah ,
apabila lebar saluran (b) adalah 11 meter. Maka