Anda di halaman 1dari 59

Routing

Arief R Budiman
Definisi Routing
 Proses memindahkan data dari satu network ke
network lain dengan cara mem-forward paket
data via gateway.
 proses pengiriman informasi/data dari
pengirim di suatu jaringan ke penerima yang
berada di jaringan yang lain (melalui
interwork).
 Routing menentukan kemana datagram akan
dikirim agar mencapai tujuan yang diinginkan
Definis Routing
 Protokol routing bersifat connectionless,
proses routing sepenuhnya ditentukan oleh
jaringan.
 Pengirim tidak memiliki kendali terhadap
paket yangdikirimkannya
 Router-router pada jaringan TCP/IP-lah yang
sangat menentukan penyampaian datagram
dari penerima ke tujuan
Proses sebuah Routing….???
 Routing diperlukan jika kita memiliki beberapa
jaringan pada alamat jaringan yang berbeda yang
berkisar kepada perbedaan antar network(misal,
perbedaan kelas IP atau subnet mask)
 Proses routing dilakukan oleh sebuah router.
 Router merupakan peralatan yang termasuk di dalam
layer network Model Referensi OSI
Tanpa Router…????

172.25.88.10/255.255.255.0

C
Hub
172.25.90.2/255.255.255.0
B

172.25.88.9/255.255.255.0
Tanpa Router……!!!
 Dari ketiga host pada gambar, host A dan B
bisa langsung berkomunikasi.
 Sedangkan C tidak dapat melakukan
komunikasi baik dengan A ataupun B,
walaupun ketiganya memiliki subnet mask
sama.
 WHY ??????
karena jaringan C berbeda dengan jaringan A
dan B
Network dengan Net-Id berbeda
 Agar C dapat berkomunikasi dengan dua host
yang lain, diperlukan router yang telah
dilengkapi dengan protokol routing.
Koneksi Network ke Router
Koneksi Beberapa Network
Routing
Routing

Routing Routed
Routed Protocol
Protocol
Routing Protocols
Protocols
IP,
IP, IPX,
IPX, Apple
Apple Talk
Talk

Dynamic
Dynamic Routing
Routing Default
Default Routing
Routing Static
Static Routing
Routing

Interior
Interior Gateway
Gateway Exterior
Exterior Gateway
Gateway
Protocols
Protocols Protocols
Protocols

Distance
Distance Vector
Vector Links
Links State
State Hybrid
Hybrid Border
Border Group
Group Protocol
Protocol Exterior
Exterior Group
Group
RIP,
RIP, IGRP
IGRP OSPF, IS-IS
OSPF, IS-IS EIGRP
EIGRP (BGP)
(BGP) Protocol
Protocol (EGP)
(EGP)
Protokol Routing
 Sebuah aturan yang menentukan bagaimana router saling
berkomunikasi satu dengan yang lainnya, dan menyebarkan
informasi yang memungkinkan router untuk memilih antara dua
atau lebih node pada jaringan komputer.
 Algoritma routing menentukan rute pilihan.
 Protokol routing yang digunakan dalam suatu autonomous system
merupakan kelompok Interior Routing Protocol.
 Protokol yang digunakan untk routing antar autonomous system
termasuk dalam Exterior Routing Protocol.
*Autonomous system adalah jaringan yang dikelola oleh
administrator setempat.*
Jenis Protocol Routing
 Static Routing yaitu suatu mekanisme routing
yang tergantung dengan routing table dengan
konfigurasi manual
 dynamic routing adalah suatu mekanisme
routing dimana pertukaran routing table antar
router yang ada pada jaringan dilakukan secara
dinamis
Static Routing
 Routing statis adalah konsep yang menggambarkan salah
satu cara untuk mengkonfigurasi pemilihan path dari router
dalam jaringan komputer .
 Ini adalah jenis routing yang ditandai oleh tidak adanya
komunikasi antara router tentang arus topologi dari
jaringan . Hal ini dicapai dengan cara manual menambahkan
rute ke tabel routing.
 Kebalikan dari statis routing adalah routing dinamis ,
kadang-kadang juga disebut sebagai adaptif routing.
 Dalam sistem ini, rute melalui jaringan data dijelaskan oleh
jalan tetap (statis). Rute-rute ini biasanya dimasukkan ke
router oleh administrator sistem.
Static Routing
 Untuk mengkonfigurasi rute statis untuk jaringan 10.10.20.0/24, menunjuk
ke router hop berikutnya dengan alamat IP dari 192.168.100.1. Contoh
konfigurasi routing statis pada cisco router :
ip route 10.10.20.0 255.255.255.0 192.168.100.1
Tujuan Jaringan 10.10.20.0
Subnet 255.255.255.0
Next Hop 192.168.100.1

Network 192.168.100.0/24 Network 10.10.20.0/24

Next Hop
192.168.100.1
Keunggulan Static Routing
 Meringankan kerja processor yang terdapat di router
atau PC router.
 Tidak ada bandwidth yang digunakan untuk
pertukaran informasi (isi dari tabel routing) antar
router atau PC router.
 Tingkat keamanan lebih tinggi disbanding dengan
mekanisme lainnya
Kelemahan Static Routing
 Administrator harus mengetahui informasi tiap-tiap
router atau PC router yang terhubung dengan
jaringan.
 Jika terdapat penambahan atau perubahan topologi
jaringan, administrator harus mengubah isi tabel
routing.
 Tidak cocok untuk jaringan router atau PC router
yang besar.
Konfigurasi Static Routing Pada Mikrotik
 Peralatan yang dibutuhkan
 Routerboard
 PC Client
 Switch
Skema
192.168.10.0/24 Network 172.32.0.0/16
(router1) 172.16.0.0/24 (router2)

192.168.0.0/24(r1) 172.32.0.0/16(r2)

Network ID 192.168.10.0 Network ID 172.32.0.0


Router Router
eth0 172.16.0.1/16 eth0 172.16.0.2/16
eth1 192.168.10.1/24 eth1 172.32.0.1/16
Client Client
IP 192.168.10.2 IP 172.32.0.2
Netmask 255.255.255.0 Netmask 255.255.0.0
Gateway 192.168.10.1 Gateway 172.16.0.1
Konfigurasi network
 Setting IP Address pada Mikrotik
Router1
ip address add address=alamatIP/Prefix interface=ether1
ip address add address=alamatIP/Prefix interface=ether2
ip route add dst-address=alamatNet gateway=ipGatewayR2

Router2
ip address add address=alamatIP/Prefix interface=ether1
ip address add address=alamatIP/Prefix interface=ether2
ip route add dst-address=alamatNet gateway=ipGatewayR1
Konfigurasi network
 Setting IP Address pada client (windows)
Masukan IP Address :
192.168.0.2

Masukan Subnet Mask :


255.255.255.0

Masukan Default Gateway :


192.168.0.1
Konfigurasi network
 Test koneksi dari PC ke Router 1
Masuk ke menu command pada windows atau terminal pada linux(shell)
C:\>ping 192.168.0.1(pada windows) atau #ping 192.168.0.1 (pada linux)

Pinging 192.168.0.1 with 32 bytes of data:


Reply from 192.168.0.1: bytes=32 time=6ms TTL=254
Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time=2ms TTL=254
Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time=2ms TTL=254

Ping statistics for 192.168.1.1:


Packets: Sent = 3, Received = 3, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 2ms, Maximum = 6ms, Average = 3ms

C:\>
Konfigurasi Static Routing Pada OS Linux
 Peralatan yang dibutuhkan
 PC Router
 PC Client
 Switch
Skema
192.168.0.0/24 Network 172.32.0.0/16
(router1) 172.16.0.0/24 (router2)

eth1 eth0 eth0 eth1

192.168.0.0/24(r1) 172.32.0.0/16(r2)

Network ID 192.168.0.0 Network ID 172.32.0.0


Router Router
eth0 172.16.0.1/16 eth0 172.16.0.2/16
eth1 192.168.0.1/24 eth1 172.32.0.1/16
Client Client
IP 192.168.0.2 IP 172.32.0.2
Netmask 255.255.255.0 Netmask 255.255.0.0
Gateway 192.168.0.1 Gateway 172.16.0.1
Konfigurasi network 192.168.0.0/24
 Setting IP Address pada PC Router 1 berbasis Linux
Ketikan perintah berikut pada shell Linux

#nano /etc/network/interfaces

Masukan perintah berikut :


auto eth0
iface eth0 inet static
address 172.16.0.1
netmask 255.255.0.0

auto eth1
iface eth1 inet static
address 192.168.0.1
netmask 255.255.255.0

Kemudian simpan hasil konfigurasi diatas, setelah itu restart network

#etc/init.d/networking restart
Konfigurasi network 192.168.0.0/24
 Setting IP Address pada client (windows)
Masukan IP Address :
192.168.0.2

Masukan Subnet Mask :


255.255.255.0

Masukan Default Gateway :


192.168.0.1
Konfigurasi network 192.168.0.0/24
 Setting IP Address pada client (Linux)
Konfigurasi pada Linux harus berada sebagai root, ketikan perintah berikut pada
shell
#nano /etc/network/interfaces

Masukan perintah berikut :


auto eth0
iface eth0 inet static
address 192.168.0.2
netmask 255.255.255.0
gateway 192.168.0.1

Kemudian simpan hasil konfigurasi diatas, setelah itu restart network

#etc/init.d/networking restart
Konfigurasi network 192.168.0.0/24
 Test koneksi dari PC ke Router 1
Masuk ke menu command pada windows atau terminal pada linux(shell)
C:\>ping 192.168.0.1(pada windows) atau #ping 192.168.0.1 (pada linux)

Pinging 192.168.0.1 with 32 bytes of data:


Reply from 192.168.0.1: bytes=32 time=6ms TTL=254
Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time=2ms TTL=254
Reply from 192.168.1.1: bytes=32 time=2ms TTL=254

Ping statistics for 192.168.1.1:


Packets: Sent = 3, Received = 3, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 2ms, Maximum = 6ms, Average = 3ms

C:\>
Konfigurasi network 172.32.0.0/16
 Setting IP Address pada PC Router 2 berbasis Linux
Ketikan perintah berikut pada shell Linux

#nano /etc/network/interfaces

Masukan perintah berikut :


auto eth0
iface eth0 inet static
address 172.16.0.2
netmask 255.255.0.0

auto eth1
iface eth1 inet static
address 172.32.0.1
netmask 255.255.255.0

Kemudian simpan hasil konfigurasi diatas, setelah itu restart network

#etc/init.d/networking restart
Konfigurasi network 172.32.0.0/16
 Setting IP Address pada client (windows)
Masukan IP Address :
172.32.0.2

Masukan Subnet Mask :


255.255.0.0

Masukan Default Gateway :


172.32.0.1
Konfigurasi network 172.32.0.0/16
 Setting IP Address pada client (Linux)
Konfigurasi pada Linux harus berada sebagai root, ketikan perintah berikut pada
shell
#nano /etc/network/interfaces

Masukan perintah berikut :


auto eth0
iface eth0 inet static
address 172.32.0.2
netmask 255.255.0.0
gateway 172.32.0.1

Kemudian simpan hasil konfigurasi diatas, setelah itu restart network

#etc/init.d/networking restart
Konfigurasi network 172.32.0.0/16
 Test koneksi dari PC ke Router 2
Masuk ke menu command pada windows atau terminal pada linux(shell)
C:\>ping 172.32.0.1(pada windows) atau #ping 172.32.0.1 (pada linux)

Pinging 172.32.0.1 with 32 bytes of data:


Reply from 172.32.0.1: bytes=32 time=6ms TTL=254
Reply from 172.32.0.1: bytes=32 time=2ms TTL=254
Reply from 172.32.0.1: bytes=32 time=2ms TTL=254

Ping statistics for 172.32.0.1:


Packets: Sent = 3, Received = 3, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 2ms, Maximum = 6ms, Average = 3ms

C:\>
Perintah Dasar Routing Berbasis Linux
 Menampilkan tabel routing utama
route -n
Catatan:sebelum memanipulasi tabel routing, anda harus masuk ke super-user mode
terlebih dahulu dengan perintah "su" atau "sudo su".
Perlu diketahui bahwa tabel pada setiap mesin akan berbeda, tergantung pada
kompleksitas interface yang dikonfigurasi.
 Menambahkan static route.
Untuk menambahkan route kedalam tabel, gunakan perintah:
Linux: route add -net [alamat network tujuan] netmask [netmask] gw [ip
gateway]
Dimana alamat ip gateway adalah alamat ip router lain yang terhubung langsung
dengan interface.
 Menghapus route.
untuk menghapus route, gunakan perintah:
Linux: route del -host [alamat destinasi tujuan] dev [interface yang digunakan]
Dimana alamat destinasi tujuan adalah destinasi yang telah ada dalam tabel routing.
Konfigurasi Routing Static Pada PC Router
Berbasis Linux
 Router 1
Membuat routing static baru :
route add [-net|-host] <IP/Net> netmask <Mask> gw <Gateway IP> dev <Interfaces>
#route add -net172.32.0.0 netmask 255.255.0.0 gw 172.16.0.2 dev eth0
Router#ping 172.32.0.1
Jika muncul reply berarti koneksi ke router 2 sukses

Cek tabel routing :


#route –n

 Router 2
Membuat routing static baru :
route add [-net|-host] <IP/Net> netmask <Mask> gw <Gateway IP> dev <Interfaces>
#route add -net192.168.0.0 netmask 255.255.255.0 gw 172.16.0.1 dev eth0
Router#ping 192.168.0.1
Jika muncul reply berarti koneksi ke router 2 sukses

Cek tabel routing :


#route -n
Dynamic Routing
 menggambarkan kemampuan dari suatu sistem, di mana
rute ditandai dengan tujuan mereka, untuk mengubah
jalan yang mengambil rute melalui sistem dalam
menanggapi perubahan kondisi jaringan
 merupakan routing protocol yang digunakan untuk
menemukan network serta untuk melakukan update
routing table pada router. Routing dinamis ini lebih
mudah daripada menggunakan routing statis dan default,
akan tetapi ada yang perbedaan dalam proses-proses di
CPU router dan penggunaan bandwidth dari link jaringan
Kelebihan Dynamic Routing
 Hanya mengenalkan alamat yang terhubung langsung
dengan routernya (kaki-kakinya).
 Bila terjadi penambahan suatu network baru tidak
perlu semua router mengkonfigurasi. Hanya router-
router yang berkaitan.
 Scalability: konfigurasi dilakukan secara dinamis
apabila terdapat penambahan/pengurangan router.
 Adaptability: rute dapat berubah secara adaptif
terhadap adanya link failure.
Kelemahan Dynamic Routing
 Beban kerja router lebih berat karena selalu
memperbarui ip table pada setiap waktu tertentu.
 Kecepatan pengenalan dan kelengkapan ip table
terbilang lama karena router membroadcast ke semua
router sampai ada yang cocok sehingga setelah
konfigurasi harus menunggu beberapa saat agar setiap
router mendapat semua alamat IP yang ada.
 Router harus saling bertukar informasi routing secara
periodik
Jenis-Jenis Dynamic Routing
 Interior Gateway Protocol
 IGP menangani routing dalam sebuah sistem otonom(satu
rute domain)
 Dikembangkan untuk menghubungkan router-router yang
ada dibawah kendali administrator jaringan.
 Contoh : RIP, RIPv2, OSPF, IS-IS
 Exterior Gateway Protocol
 adalah protokol yang membawa informasi routing antar 2
buah administrative entities, dalam hal ini 2 buah AS
 Dikembangkan untuk menghubungkan router-router yang
ada dibawah kendali administrator jaringan.
 Contoh : Border Gateway Protocols
Routing Information Protocol-RIP
 Routing protocol yang sangat sederhana dan masuk kategori
Interior Gateway Protocol.
 Menggunakan algorithma routing distance vector atau routing
protocol yang hanya melihat arah dan jarak untuk menuju suatu
jaringan tujuan.
 RIP menggunakan hop count sebagai metric dan link dengan
hop count terkecil yang akan menjadi link terbaik (best path).
 Router-router yang menjalankan RIP akan saling bertukar
informasi dengan router tetangganya (neighbor).
 Informasi yang dipertukarkan adalah tabel routing miliknya,
dengan kata lain sebuah router akan mengirimkan tabel
routingnya ke neighbour router.
Routing Information Protocol-RIP
 RIPv1, routing protocol jenis classfull dan
akan mengirimkan tabel routingnya secara
broadcast
 RIPv2, routing protocol jenis classless, akan
mengirimkan tabel routingnya secara multicast
dan memiliki fitur authentication.
 RIPng (RIP Next Generation), digunakan pada
jaringan IPv6
Routing Information Protocol-RIP
 RIP menggunakan hop count sebagai metric
 hop count adalah banyaknya jaringan yang akan dilewati untuk
menuju suatu network tujuan.
 Metric sebenarnya berguna jika sebuah router memiliki
beberapa path untuk menuju satu network. Jika hal ini terjadi,
RIP akan memiliki path dengan jumlah lompatan terkecil (hop
terkecil) sebagai path utama. Sedangkan path lainnya hanya
akan berfungsi sebagai backup, ini menunjukkan RIP
mendukung teknik fail over.
 Hanya best path yang akan dimasukkan ke dalam tabel routing,
sedangkan path yang memiliki metric yang lebih besar tidak
akan terlihat pada tabel routing.
Routing Information Protocol-RIP
Routing Information Protocol-RIP
 RIPv1, jenis routing protocol classfull, yang berarti hanya
dapat bekerja pada jaringan dengan pengalamatan default
subnetmask (/8 untuk IP Address kelas A, /16 untuk kelas B
dan /24 untuk kelas C).
 RIPv1 tidak akan mengirimkan subnetmask dan
menyebabkan RIPv1 tidak dapat diterapkan pada jaringan
yang telah mengalami subnetting ataupun VLSM (Variable
Length Subnet Mask).
 RIPv1 tidak dapat dijalankan pada Discontiguous Network.
 Discontiqous Network adalah sekumpulan jaringan yang
dipisahkan oleh sebuah jaringan yang berbeda major
network addressnya.
Discontiqous Network
Simple RIPv2

 Router1
[admin@R1] > routing rip interface add interface=ether1 send=v2 receive=v2
authentication=md5 authentication-key=greyhat
[admin@R1] > routing rip network add network=192.168.10.0/24
[admin@R1] > routing rip network add network=192.168.3.0/24

 Router2
[admin@R2] > routing rip interface add interface=ether1 send=v2 receive=v2
authentication=md5 authentication-key=greyhat
[admin@R2] > routing rip network add network=192.168.20.0/24
[admin@R2] > routing rip network add network=192.168.3.0/24
OSPF
 Open Shortest Path First
 Sebuah protokol routing otomatis (Dynamic Routing) yang mampu
menjaga, mengatur dan mendistribusikan informasi routing antar
network mengikuti setiap perubahan jaringan secara dinamis.
 Autonomus System (AS) yaitu sebuah gabungan dari beberapa
jaringan yang sifatnya routing dan memiliki kesamaan metode
serta policy pengaturan network, yang semuanya dapat
dikendalikan oleh network administrator.
 OSPF termasuk di dalam kategori IGP (Interior Gateway Protocol)
yang memiliki  kemapuan Link-State dan Alogaritma Djikstra
Bagaimana?
 Setiap router membuat Link State Packet (LSP)
 Kemudian LSP didistribusikan ke semua neighbour menggunakan
Link State Advertisement (LSA) type 1 dan menentukan DR dan
BDR dalam 1 Area.
 Masing-masing router menghitung jalur terpendek (Shortest Path) ke
semua neighbour berdasarkan cost routing.
 Jika ada perbedaan atau perubahan tabel routing, router akan
mengirimkan LSP  ke DR dan BDR melalui alamat multicast
224.0.0.6
 LSP akan didistribusikan oleh DR ke router neighbour lain dalam 1
area sehingga semua router neighbour akan melakukan perhitungan
ulang jalur terpendek.
Konfigurasi?
 OPSF merupakan protokol routing yang
menggunakan konsep hirarki routing, dengan
kata lain OSPF mampu membagi-bagi jaringan
menjadi beberapa tingkatan. Tingakatan-
tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan
sistem pengelompokan yaitu area
Konfigurasi?
Konfigurasi?
 Bakcbone - Area 0 (Area ID 0.0.0.0) -> Bertanggung jawab
mendistribusikan informasi routing antara non-backbone area.
Semua sub-Area HARUS terhubung dengan backbone secara
logikal.
 Standart/Default Area -> Merupakan sub-Area dari Area 0.
Area ini menerima LSA intra-area dan inter-area dar ABR yang
terhubung dengan area 0 (Backbone area).
 Stub Area -> Area yang paling "ujung". Area ini tidak menerima
advertise external route (digantikan default area).
 Not So Stubby Area -> Stub Area yang tidak menerima external
route (digantikan default route) dari area lain tetapi masih bisa
mendapatkan external route dari router yang masih dalam 1 area.
OSPF – Mikrotik v Quagga

 Router1
[admin@R1] > routing ospf instance set 0 router-id=192.168.3.1
[admin@R1] > routing ospf network add network=192.168.3.0/24 area=backbone
[admin@R1] > routing ospf network add network=192.168.10.0/24 area=backbone

 Router2
[admin@R1] > routing ospf instance set 0 router-id=192.168.3.2
[admin@R1] > routing ospf network add network=192.168.3.0/24 area=backbone
[admin@R1] > routing ospf network add network=192.168.20.0/24 area=backbone
Quagga
 Instalasi Quagga
apt install quagga

 Konfigurasi Quagga
apt install quagga

 Konfigurasi Quagga
nano /etc/quagga/daemons
zebra=yes
bgpd=no
ospfd=yes
ospf6d=no
ripd=yes
rip6d=no

Copy kan file konfigurasi


cp /usr/share/doc/quagga/examples/zebra.conf.sample /etc/quagga/zebra.conf
cp /usr/share/doc/quagga/examples/ospfd.conf.sample /etc/quagga/ospfd.conf
Quagga
 Konfigurasi Quagga
nano /etc/quagga/daemons
zebra=yes
bgpd=no
ospfd=yes
ospf6d=no
ripd=yes
rip6d=no

Copy kan file konfigurasi


cp /usr/share/doc/quagga/examples/zebra.conf.sample /etc/quagga/zebra.conf
cp /usr/share/doc/quagga/examples/ospfd.conf.sample /etc/quagga/ospfd.conf

Ubah hak akses


chown quagga.quaggavty /etc/quagga/*.conf
chmod 640 /etc/quagga/*.conf

Restart quagga
/etc/init.d/quagga restart
Quagga
 Konfigurasi Quagga
Restart quagga
/etc/init.d/quagga restart

Vtysh  Terminal akses quagga


Copy file konfigurasi vtysh
cp /usr/share/doc/quagga/examples/vtysh.conf.sample /etc/quagga/vtysh.conf

Ubah hak akses


chown quagga.quaggavty /etc/quagga/*.conf
chmod 640 /etc/quagga/*.conf

Ubah environment
nano /etc/environment
VTYSH_PAGER=more

Reboot system
Perintah Dasar Quagga
 Memberi nama host
hostname nama_host
 Memberi Password
password password
 Mengaktifkan password
enable password password
 Menampilkan konfigurasi
write terminal
 Menyimpan hasil konfigurasi ke File
write file
 Merubah ke mode konfigurasi
configure terminal / conf t
 Keluar mode konfigurasi
exit
 Menampilkan IP Address
show interface namaInterface
 Menampilkan tabel routing
show ip router
Perintah Dasar Quagga
 Menghapus IP Address
no ip address
 Menghapus routing static
no ip route
 Menghapus routing RIP
no router rip
 Menghapus routing OSPF
no router ospf
 Akses VTSYH
vtysh
Perintah Konfigurasi
 Memberikan IP pada perangkat
conf t
router(config)#interface nama_interface
router(config-eth)#ip address ipAddress/Prefix
router(config-eth)#do wr
router(config-eth)#exit

 Routing RIP
conf t
router(config)#interface nama_interface
router(config-rip)#version 2
router(config-eth)#network eth0
router(config-eth)#network eth1
router(config-eth)#do wr
router(config-eth)#exit
Perintah Konfigurasi
 Routing OSPF
conf t
router(config)#router ospf
router(config-ospf)#network AlamatNet area 0
router(config-ospf)#network AlamatNet2 area 0
router(config-eth)#do wr
router(config-eth)#exit
 Routing Static
conf t
router(config)#ip route alamatNetwork ipGateway
router(config-eth)#do wr
router(config-eth)#exit
Simple RIPv2

 Router1  Router2
# router rip # router rip
# version 2 # version 2
# network eth0 # network eth0
# network eth1 # network eth1
# do wr # do wr
# exit # exit
Simple OSPF

 Router1  Router2
# router ospf # router ospf
# network 192.168.3.0/24 area 0 # network 192.168.3.0/24 area 0
# network 192.168.10.0/24 area 0 # network 192.168.10.0/24 area 0 #
# do wr do wr
# exit # exit

Anda mungkin juga menyukai