Anda di halaman 1dari 19

BAB III

PERSPEKTIF KRISTIANI
MENGENAI MORAL
1. Pengertian Moral.

2. Prinsip-prinsip dasar
moral berdasarkan
kesaksian Alkitab.

3. Masalah-masalah
Moralitas.

4. Pandangan Alkitab
INDIKATOR terhadap masalah-
masalah moralitas.

5. Sikap hidup
memegang prinsip
Alkitab di tengah-tengah
issue moral dewasa ini.
PENGERTIAN MORAL
Kata moral berasal dari
bahasa Latin yaitu MORES.
Kata ini dimengerti sebagai
moralitas, yaitu mengenai
kesusilaan (Mores) atau
kebiasaan baik yang berlaku
pada sesuatu kelompok
tertentu. jadi, moral atau
mores berarti perilaku yang
sesuai dengan norma-norma
moral.
Menurut Kohlberg, bahwa tahap-tahap
perkembangan moral seseorang terdiri dari:

1. Pra Konvensional 2. Konvesional 3. Pasca Konvesional


Tingkat pra-konvesional Tingkat konvesional Tahap pasca konvesional
dari penalaran moral umumnya ada pada dikenal dengan tingkatan
umumnya ada pada anak- seseorang remaja berprinsip. Pada masa ini
anak, walaupun orang atau orang dewasa. individu menciptakan sendiri
dewasa juga dapat Orang di tahap ini norma-norma dan prinsip
menunjukkan penalaran menilai moralitas dari moral sendiri tanpa
dalam tahap ini. Seseorang suatu tindakan mengaitkan dengan
yang berada dalam tingkat dengan kekuasaan kelompok
pra-konvesional menilai membadingkan nya maupun individu lain. Pada
moralitas dari suatu dengan pandangan tingkatan ini terpisahnya
tindakan berdasarkan dan harapan individu dengan masyarakat
konsekuensinya langsung. masyarakat. kelompok semakin jelas.
TAHAP ORIENTASI HUKUMAN DAN KEPATUHAN
1 Pada masa ini, individu terfokus bahwa suatu
tindakan akan memberikan dampak secara
lansung pada dirinya sendiri. Sebagai contoh,
suatu tindakan dianggap salah secara moral bila
orang yang melakukannya dihukum. Semakin
keras hukuman diberikan dianggap semakin salah
Pra Konvesional tindakan itu

dibagi menjadi 2
MENEPATI POSISI APA UNTUNG NYA BUAT SAYA
tahap
Penalaran tahap dua kurang menunjukkan
2 perhatian pada kebutuhan orang lain, hanya sampai
tahap bila kebutuhan itu juga berpengaruh
terhadap kebutuhannya sendiri, seperti “kamu
garuk punggungku, dan akan kugaruk juga
punggungmu.”[4] Dalam tahap dua perhatian kepada
oranglain tidak didasari oleh loyalitas atau faktor
yang berifat intrinsik. 
SESEORANG MEMASUKI MASYARAKAT DAN MEMILIKI
PERAN SOSIAL.

individu mau menerima persetujuan atau


ketidaksetujuan dari orang-orang lain karena hal
3 tersebut merefleksikan persetujuan masyarakat
terhadap peran yang dimilikinya. Mereka mencoba
menjadi seorang anak baik untuk memenuhi harapan
Tingkat konvensional terdiri tersebut,[4] karena telah mengetahui ada gunanya
melakukan hal tersebut. 
dari 2 tahap
PENTING UNTUK MEMATUHI HUKUM, KEPUTUSAN, DAN KONVENSI
SOSIAL KARENA BERGUNA DALAM MEMELIHARA FUNGSI DARI
MASYARAKAT.
Penalaran moral dalam tahap empat lebih dari sekadar
kebutuhan akan penerimaan individual seperti dalam tahap
tiga; kebutuhan masyarakat harus melebihi kebutuhan pribadi.
Idealisme utama sering menentukan apa yang benar dan apa

4 yang salah, seperti dalam kasus fundamentalisme. Bila


seseorang bisa melanggar hukum, mungkin orang lain juga
akan begitu - sehingga ada kewajiban atau tugas untuk
mematuhi hukum dan aturan. Bila seseorang melanggar
hukum, maka ia salah secara moral, sehingga celaan menjadi
faktor yang signifikan dalam tahap ini karena memisahkan yang
buruk dari yang baik.
INDIVIDU-INDIVIDU DIPANDANG SEBAGAI MEMILIKI
PENDAPAT-PENDAPAT DAN NILAI-NILAI YANG
BERBEDA, DAN ADALAH PENTING BAHWA MEREKA
DIHORMATI DAN DIHARGAI TANPA MEMIHAK
5
pasca konvensional terdiri dari
2 tahap

PENALARAN MORAL BERDASAR PADA PENALARAN


ABSTRAK MENGGUNAKAN PRINSIP ETIKA UNIVERSAL
Hukum hanya valid bila berdasar
.
pada keadilan,
dan komitmen terhadap keadilan juga
6 menyertakan keharusan untuk tidak mematuhi
hukum yang tidak adil.
PRINSIP-PRINSIP DASAR MORAL BERDASARKAN KESAKSIAN
ALKITAB
1.Bersifat terbuka (1 Yoh 1:7)
Allah memiliki sifat yang terang dan di dalam terang tersebut tidak ada yang disembunyikan.
Hal itu berlaku juga di dalam persekutuan, keterbukaan merupakan suatu hal yang harus
diutamakan untuk terjalin persekutan yang baik sesuai dengan sejarah agama kristen..
Keterbukaan yang dilakukan di dalam komunitas merupakan awal dari munculkan kejujuran dan
juga tetap adanya kepercayaan yang terjalin diantara anggota persekutuan dan menjadi tujuan
hidup orarang kristen. Dengan adanya keterbukaan maka anggota akan saling mendukung satu
sama lain dan akan munculnya keharmonisan.

2. Berani menegur (Ams 27:6)


Sahabat sejati seharusnya harus berani untuk saling menegur, bahkan harus berani
untuk “memukul” sahabatnya asalkan hal itu dimaksudkan untuk hal yang baik
mengajarkan tentang manfaat berdoa bagi orang kristen. Apabila memang teguran
yang dilakukan bisa dengan memperhatian waktu dan jarak yang tepat, maka tidak
perlu takut dan mengkhawatirkan untuk teguran tersebut akan memicu adanya jarak
diantara kalian, dengan itu tidak perlu ada kekhawatiran kembali. Melakukan teguran
untuk teman harus menggunakan cara yang baik, lalu pastikan untuk menegur
sikapnya bukan pribadinya. Terguran itu juga ada tingkatannya, mulai dengan menegur
untuk bertemu berdua langsung, dengan membawa 1-2 saksi, dan apabila jika tidak
membuahkan hasil maka tegurlah di dalam forum perkumpulan (matiud 15:15-20)
3. Memiliki hati yang besar didalam setiap teguran (Ams :18)
Dapat berbesar hati untuk menerima teguran dari orang lain. Harus mengerti bahwa
teguran yang diberikan adalah suatu wujud tanda kasih. Saat kita di tegur berarti kita
dikasihi karena kita diinginkan untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan
terhindari dari perilaku yang menyimpang dan tidak sesuai dengan ajarannya, jangan
berfikiran bahwa suatu teguran itu merupakan suatu hinaan dan membuat anda sakit
hati lalu membenci.
4. Mengampuni (Matius 18:21-35)
Disetiap persekutuan tidak jarang terjadi gesekan dan hendaknya dapat dijadikan
gesekan tersebut untuk menajamkan diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Pengampunan dan kerendah hatian adalah cara paling tepat untuk dapat menerima
perbedaan dan merupakan syarat penting untuk kita bisa bertumbuh.
5. Meminta maaf
Meminta maaf atas kesalahan kita bukanlah suatu kelemahan yang harus kita hindari,
melainkan meminta maaf merupakan cara untuk dapat memulihkan hubungan yang
retak dan dapat membuat rasa benci, amarah dan kepahitan menghilang dari diri kita
dan dapat menjalin kembali hubungan dengan baik.
6. Tidak menghakimi sendiri (mat 7:1; Gal 6:1-2)
7. Ramah dan penuh kasih (efensus 4:32)
8. Dapat membawa kedamaian (roma 14:19)
Masalah-masalah Moralitas
Persoalan-persoalan moralitas yang sering mengemuka dalam
realitas hidup masyarakat kita dewasa ini, antara lain:
1. Seks bebas
2. Narkoba dan obat-obatan terlarang.
3. Mengkomsumsi minuman keras.
4. Korupsi
5. Homoseks dll.
Pandangan Alkitab terhadap
masalah-masalah moralitas
1. Pandangan alkitab terhadap Narkoba dan obat-obatan terlarang.
Kejahatan di dunia bisa terjadi dari berbagai macam bentuk. Termasuk
salah satunya penggunaan narkoba yang juga tidak luput dari bandar atau
pengedar narkoba. Namun di dalam firman Allah, memang tidak
disebutkan secara langsung mengenai ayat Alkitab tentang pengedar
narkoba. Walaupun demikian bukan berati hal ini diperbolehkan.

1 Korintus 10:23
“Segala sesuatu diperbolehkan. Benar, tetapi bukan segala sesuatu
berguna. Segala sesuatu diperbolehkan. Benar, tetapi bukan segala
sesuatu membangun.”
Ayat di atas merupakan salah satu ayat yang paling sering terhubung
dengan segala perbuatan di jaman sekarang ini yang mana tidak sesuai
dengan kehendak Allah. Demikian halnya narkoba, karena menggunakan
narkoba apalagi mengedarkan obat terlarang adalah hal yang tidak
membangun. Sebaiknya cari dan lakukan hal yang positif yang lebih baik
sehingga menunjukkan contoh perilaku sebagai terang dan garam dunia.
2. . Pandangan alkitab terhadap Seks bebas
Alkitab memberi keterangan bahwa perilaku seks bebas adalah
suatu perbuatan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.

Keluaran 20:14 “Jangan berzinah”


Ayat tersebut merupakan salah satu dari sepuluh hukum taurat.
Perbuatan ini melanggar arti dari kesucian ikatan sebuah perkawinan
di dalam keluarga kristen. Seks bebas sendiri bisa terjadi karena
adanya niat serta kesempatan sehingga akhirnya membuahkan
perilaku yang merupakan salah satu dosa besar menurut pandangan
alkitab.
3. . Pandangan alkitab terhadap Korupsi
Menurut agama kristiani korupsi adalah perbuatan melanggar hukum,
pengingkaran kepada Tuhan yang mana memelihara umatnya dan tanda
ketamakan manusia, firman Allah yang tertulis lengkap dalam Alkitab juga
menyebutkan bahwa orang Kristen pun selain wajib taat perintahNya, juga
berlaku sama terhadap hukum yang berlaku. Ini jelas tertulis dalam roma13:3 ,
yang menyatakan jika seorang berbuat baik, ia tidak usah takut kepada
pemerintah(hukum), hanya jika ia berbuat jahat. Begitu jelasnya bahwa Agama
juga melarang korupsi.Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul
"Kristiani Menilai Korupsi", Klik untuk
baca:https://www.kompasiana.com/kianti/58b37da80e9373660ffa7383/kristiani-
menilai-korupsiKreator: Alshaura PutrikiantiKompasiana adalah platform blog,
setiap konten menjadi tanggungjawab kreator.Tulis opini Anda seputar isu terkini
di Kompasiana.com
4. Pandangan alkitab terhadap homeseks.
Alkitab jelas menyebutkan bahwa homoseksualitas adalah dosa dan kekejian di mata
Allah.

(1 Korintus 6:9-10) “Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak
akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah
berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah
dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah”

Alkitab tidak menggambarkan homoseksualitas sebagai dosa yang “lebih besar” dibanding
dosa-dosa lainnya. Semua dosa adalah kekejian dan tidak menyenangkan Tuhan.
Homoseksualitas hanyalah salah satu dari sekian banyak hal yang dicantumkan dalam 1
Korintus 6:9-10 yang menghalangi seseorang dari Kerajaan Allah. Menurut Alkitab,
pengampunan Allah tersedia bagi kaum homoseks, sama seperti bagi orang yang
berzinah, penyembah berhala, pembunuh, pencuri, dll. Allah juga menjanjikan kekuatan
untuk menang terhadap dosa, termasuk homoseksualitas, kepada setiap orang yang
percaya kepada Yesus Kristus untuk keselamatan mereka.
5. Pandangan alkitab terhadap mengkomsumsi
minuman keras

Ada hal-hal dasar yang Allah minta dari kita, salah satunya adalah kesahajaan
dalam makan dan minum. (Amsal 23:20; 1 Timotius 3:2, 3, 8) Allah tidak
senang jika kita kurang pengendalian diri. Alkitab menyatakan, ”Anggur adalah
pengejek, minuman yang memabukkan adalah ribut, dan setiap orang yang
tersesat olehnya tidak berhikmat.”—Amsal 20:1.
Penyalahgunaan alkohol bisa mencelakakan kita secara jasmani, moral, dan
rohani. Alkitab juga mengatakan bahwa pemabuk tidak akan memperoleh
kehidupan abadi.—1 Korintus 6:9, 10.
Sikap hidup memegang prinsip Alkitab di tengah-
tengah issue moral dewasa
Berdoa dalam roh dan andalkan roh kudus dalam kehidupan.
Roma 8:10 “Tetapi jika Kristus ada di dalam kamu, maka tubuh memang mati karena
dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena kebenaran.”
Siapa saja yang hidup memandang kasih karunia dari Tuhan maka akan memperoleh
kebenaran yang sejati. Sehingga dapat melakukan hal tersebut, terutama melalui
buah-buah Roh Kudus dalam hidup sehari-hari.
Memiliki kasih karunia
Mazmur 26:3 “Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam
kebenaran-Mu.”
Siapa saja yang hidup memandang kasih karunia dari Tuhan maka akan memperoleh
kebenaran yang sejati. Sehingga dapat melakukan hal tersebut, terutama melalui
buah-buah Roh Kudus dalam hidup sehari-hari.
Setia pada kebenaran
Mazmur 86:11 “Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu, ya TUHAN, supaya aku hidup
menurut kebenaran-Mu; bulatkanlah hatiku untuk takut akan nama-Mu.”
Setia pada kebenaran berarti setia dan takut akan Allah. Ada banyak firman Tuhan
yang menyatakan hal ini karena pada dasarnya kebenaran akan ditunjukkan oleh Allah
saja pada hidup kita. Dengan percaya dan beriman maka kita akan berjalan dalam
terang dan kebenaran sehingga memperoleh keselamatan melalui penyaliban Yesus.
Memiliki iman kedapa yesus kristus.
1 Peturs 2:24 “Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu
salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh
bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.”
Ayat di atas juga menunjukkan pentingnya memiliki iman kepada Tuhan Yesus.
Karena dengan demikian maka umat Kristen akan memperoleh kebenaran sejati.
Dengan demikian umat Kristen telah merdeka dari macam-macam dosa menurut
Alkitab yang berasal dari dosa nenek moyang dan memperoleh keselamatan yang
kekal dari Tuhan Yesus.
hidup kudus dan berkenan kepada Allah
Efesus 4:24 “dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut
kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.”
Dengan hidup kudus dan berkenan kepada Allah, maka kita akan dapat melakukan
dan menyatakan kebenaran dalam hidup kita. Tentunya ini adalah hal yang
penting, seperti halnya iman tanpa perbuatan. Percaya kebenaran tanpa
melaksanakan dalam hidup tentu tidak akan berarti. Oleh karena itu untuk dapat
sepenuhnya hidup dalam kebenaran, lakukan dan turuti kebenaran tersebut dalam
perbuatan kita melalui manfaat berdoa bagi orang Kristen.
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai