Anda di halaman 1dari 14

Perkembangan

Moral Anak dan


Remaja
Anggota Kelompok
MUHAMMAD GILANG RAMADHAN 1206000098
MUHAMMAD RAIS MUSLIM 1206000101
REVA SAVELA 1206000142
SYIFA UL BADRIYAH 1206000179
WIKA FITRI WALRIANI 1206000193
Peta Pengertian 01
Perkembangan Moral
Konsep
Karakteristik
Perkembangan Moral
02
Faktor yang
Mempengaruhi
03
Perkembangan Moral

Tahap Perkembangan
Moral
04
Implementasi
Perkembangan Moral
05
Pengertian
Perkembangan Moral

Moral berasal dari kata Latin yaitu mores, yang


berarti adat istiadat, kebiasaan, peraturan, atau tata
cara kehidupan. Sedangkan moralitas merupakan
kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan,
nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral.
Perkembangan moral adalah perkembangan yang
berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai apa
yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam
interaksinya dengan orang lain. Individu dapat
dikatakan bermoral jika perilakunya sesuai dengan nilai-
nilai moral yang ada dalam kelompok sosialnya.
Kolhberg (dalam Santrock, 2002:370) menekankan
bahwa perkembangan moral didasarkan terutama pada
penalaran moral dan berkembang secara bertahap. 
WHO (World Health Organization) menjelaskan
bahwa masa remaja secara global berlangsung antara
usia 10 hingga 20 tahun. Masa remaja ini merupakan
masa transisi dari anak-anak menuju dewasa membuat
remaja mengalami perubahan. Perubahan tersebut
meliputi semua aspek perkembangan seperti
perubahan fisik, perubahan emosi, perubahan sosial,
moral, dan juga kepribadian.
Karakteristik Perkembangan Moral
Menurut Teguh Waluyo (2013: 47), karakteristik perkembangan
moral pada anak dapat dibagi menjadi 7, diantaranya:

Tidak mengganggu teman yang sedang melakukan kegiatan

Meminta tolong dengan baik

Mengucap salam jika bertemu atau berpisah

Selalu bersikap ramah

Mengucap terima kasih jika memperoleh sesuatu

Melaksanakan tata tertib yang ada di sekolah

Mengikuti aturan permainan


Karakteristik Perkembangan Moral (2)
Meningkatnya pemahan dari berfikir nyata menjadi berpikir formal
terhadap objek permasalahan

Mulai mampu memecahkan masalah-masalah yang bersifat


anggapan dasar.

Mereka menuntut agar aturan-aturan yang telah ada itu


disepakati dan dipatuhi oleh semua orang.

Keyakinan moral lebih berpusat kepada apa yang benar, dan


kurang pada apa yang salah

Keadilan muncul sebagai kekuatan moral yang dominan karena


remaja telah menyadari bahwa yang disebut benar atau salah
adalah atas pertimbangan keadilan atau kebijaksanaan

Penilaian moral yang semakin kognitif mendorong remaja


untuk berani mengambil keputusan terhadap berbagai
masalah moral yang dihadapinya

Penilaian secara psikologis menjadi lebih mahal, artinya bahwa


penilaian moral menimbulkan emosi.
Faktor yang Memengaruhi
Perkembangan Moral

1. Keadaan atau situasi yang ada di dekat anak atau


hubungan dengan lingkungan sosial.

2. Konteks individu yang memiliki fitrah.

3. Konteks sosial, yaitu terdiri dari: keluarga, teman seumur


(teman sebaya), media masa, institusi pendidikan dan
masyarakat.
Tahap Perkembangan Moral
1. Tahap Moralitas Heteronom (Tahap Realisme
Moral)
2. Tahap Moralitas Otonom (Tahap Independensi
Moral)

Teori
Jean Piaget

Teori
Lawrence Kohlberg
1. Tingkat Prakonvensional
2. Tingkat Konvensional
3. Tingkat Pascakonvensional
Teori
01 02 Jean Piaget
Tahap Moralitas Tahap Moralitas
Heteronom Otonom

Tahap ini terjadi pada anak Tahap ini dimulai dari anak
usia 4 sampai 7 tahun, usia 10 tahun ke atas, dimana
dimana heteronom berarti tahap ini disebut juga sebagai
tunduk kepada aturan yang tahap moralitas kerja sama.
dibuat orang lain. Pada Pada tahap ini, aturan
tahap ini, aturan dipandang dipandang sebagai hasil dari
sebagai paksaan dari orang kesepakatan bersama. Anak-
yang lebih dewasa. Anak- anak pun mulai menilai
anak pada tahap ini menilai bahwa perilaku moral
perilaku moral berdasarkan didasarkan terhadap niat dari
konsekuensinya, bukan pelakunya, bukan lagi
intensi. Pada tahap ini, konsekuensi seperti pada
anak-anak dihadapkan tahap pertama.
dengan orang tua yang Dalam tahap ini, anak-anak
mulai memberitahu apa saja memandang hukuman
hal yang dianggap benar sebagai suatu hal yang tidak
serta hal yang dianggap serta merta dapat ditujukan
salah. kepada seseorang sebelum
mempertimbangkan niat atau
intensi dari pelaku.
Teori Lawrence Kohlberg

Tingkat Konvensional Tingkat Pascakonvensional


Tingkat Prakonvensional
Merupakan level tertinggi dari teori
Merupakan level terendah dari teori Merupakan level menengah dari teori perkembangan moral Kohlberg. Pada
Kohlberg. Pada tingkat ini, anak-anak perkembangan moral Kohlberg. Pada tahap ini, remaja menyadari bahwa
menginterpretasikan baik atau buruknya tingkat ini, anak sudah mulai menetapkan aturan dari otoritas atau lingkungan
suatu perilaku berdasarkan hadiah standar-standar tertentu, namun standar sosial bukan merupakan tujuan akhir
(reward) atau hukuman (punishment). tersebut masih ditetapkan oleh orang lain, dan tidak selamanya benar, sehingga
• Tahap Pertama : Moralitas seperti pemerintah atau orang tua. mereka berusaha untuk menentukan
Heteronom. • Tahap Ketiga : ekspektasi interpersonal
nilai dan prinsi moral yang valid
• Tahap Kedua : Individualisme, tujuan timbal-balik, relasi, dan konformitas berdasarkan kebebasan pribadi.
instrumental, dan pertukaran. interpersonal • Tahap Kelima : kontrak sosial atau
• Tahap Keempat : Moralitas sistem sosial.
kegunaan dan hak-hak individu.
• Tahap Keenam : prinsip etika
universal.
Implementasi Perkembangan Moral
 Dalam bergaul, remaja
sudah mulai selektif dalam  Remaja sudah mulai membentuk
memilih pertemanan kepribadiannya yang sesuai dengan
nilai-nilai yang diyakininya

 Remaja sudah peka terhadap


permasalahan yang terjadi di sekitarnya
dan sudah mulai mencari solusi terhadap
permasalahan tersebut

 Sudah mulai mencoba untuk


membahagiakan orang lain
 Timbul rasa kepedulian jika
melihat hal-hal yang menyentuh
hati
Simpulan
Moral berasal dari kata Latin yaitu mores, yang berarti adat istiadat, kebiasaan, peraturan, atau tata cara kehidupan. Lawrence
Kohlberg mengemukakan bahwa aspek moral adalah sesuatu yang tidak dibawa dari lahir, tapi sesuatu yang berkembang dan dapat
diperkembangkan atau dipelajari. Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai
apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain.

Setiap perkembangan tentu memiliki karakteristiknya masing-masing. Perkembangan moral pada anak dan remaja pun dipengaruhi
oleh banyak faktor, yaitu dipengaruhi oleh keadaan dan situasi di masyarakatnya, konteks hubungan sosial amal dengan berbagai
kelompok, serta dipengaruhi oleh potensi yang membuatnya memiliki karakteristik tertentu.

Perkembangan moral pada anak dan remaja memiliki tingkatannya tertentu. Dalam teori perkembangan moral Piaget, terdapat
2 tahapan penting, yakni tahap moralitas heteronom, dimana anak menilai perilaku moral berdasarkan konsekuensi bukan intensi.
Lalu yang kedua tahap moralitas otonom, dimana tahap ini anak mulai memasuki fase remaja, mereka menilai bahwa perilaku moral
didasarkan terhadap niat dari pelakunya, bukan lagi konsekuensi seperti pada tahap pertama.

Adapun dalam teori Kohlberg, ia membagi perkembangan moral ke dalam 3 tingkatan, yakni tingkat prakonvensional,
konvensional, dan pascakonvensional. Setiap tingkat terdiri dari 2 tahap, dimana pada tingkat prakonvensional anak masih
menginterpretasikan baik atau buruknya suatu perilaku berdasarkan hadiah ( reward) atau hukuman (punishment). Pada tingkat
konvensional, anak sudah mulai menetapkan standar-standar tertentu, walau standar tersebut masih ditetapkan oleh orang lain,
seperti pemerintah atau orang tua.dan pada tingkat pascakonvensional, mereka berusaha untuk menentukan nilai dan prinsi moral
yang valid berdasarkan kebebasan pribadi.
TERIMAKASIH
Referensi
Santrock, J. W. (2011). Life-span development. New York: McGraw-Hill.
Elida Prayitno, Erlamsyah. (2002). Buku Ajar Psikologi Perkembangan Remaja. Jakarta:
P2LPTK.
Gunarsa, Singgih. (2008). Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta: PT. BPK Gunung
Mulia.
Lado, I. S., Ruliati, L. P., Damayanti, Y., & Anakaka, D. L. (2019). Analisis Perkembangan
Moral Terhadap Perilaku Prososial Remaja Akhir. Journal of Health and Behavioral Science,
1(2), 112–123. https://doi.org/10.35508/jhbs.v1i2.2091
Pratiwi, M. S., & Adiyanti, M. G. (2017). Studi Pendahuluan : Emosi Moral Pada Remaja.
Jurnal Psikologi Perseptual, 2(2), 69–87. https://doi.org/10.24176/perseptual.v2i2.2672
Maharani, L. (2014). Perkembangan Moral Pada Anak. Jurnal Education, 01(2), 93–98.
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/konseli/article/download/1483/1219
Isnainia, & Na’imah. (2020). Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak Usia Dini.
Jurnal Pelita PAUD, 4(2), 197–207
Ani Nuraidah. (2012). Pengaruh Film Animasi..., Ani Nuraidah, FKIP UMP, 2017 . 4–19.
Ii, B. A. B., & Teori, A. K. (2003). digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id . 17–51.

Anda mungkin juga menyukai