Anda di halaman 1dari 30

PERKEMBANGAN MORAL & spiritual

MK. Perkembangan Peserta Didik


Oleh:
Nugraheni Warih Utami, M.Pd
Dosen Jurusan Bimbingan dan Konseling
Universitas Negeri Malang
Perkembangan Moral
Mencakup perkembangan pikiran,
perasaan dan perilaku menurut aturan dan
kebiasaan mengenai hal-hal yang
seharusnya dilakukan ketika berinteraksi
dengan orang lain.
Studi Kasus
Di suatu perempatan jalan yang sedang Anda lewati terdapat :
Mana yang harus didahulukan menurut Anda?

Apa yang Anda lakukan?


Studi Kasus
Bagaimana pendapat Anda saat melihat gambar-gambar di
bawah ini?
Tahapan Perkembangan Moral
Pemikiran mengenai moral dilalui melalui 3 tahap yaitu :

Tahap 1. Moralitas Tahap 3. Moralitas


Tahap 2. Transisi
Heteronom Otonom

Usia 4 – 7 tahun Usia 7 – 10 tahun Usia 10 tahun ke atas


Tahapan Perkembangan Moral

Dalam pikiran anak-anak, keadilan dan


aturan-aturan dibayangkan sebagai sifat-
sifat dunia yang tidak boleh berubah
dan terlepas dari kendali manusia

Tahap 1. Moralitas
Heteronom
Tahapan Perkembangan Moral

Anak-anak memperlihatkan beberapa ciri


dari tahap pertama dan ketiga

Tahap 2. Transisi
Tahapan Perkembangan Moral

Menyadari aturan-aturan dan hukum-


hukum yang diciptakan oleh manusia,
menilai suatu tindakan, dan
mempertimbangkan intensi pelaku
maupun konsekuensinya

Tahap 3. Moralitas
Otonom
Proses penguatan, hukuman, dan imitasi
menjelaskan perkembangan perilaku moral
Mengulang
Perilaku sesuai perilaku
Penghargaan hukum dan
kebiasaan sosial
Panutan Anak-anak
moral mengadopsi
tindakan
Perilaku
Perilaku tidak
cenderung
bermoral
tidak
dihukum
diulangi
Hati nurani mengacu pada regulasi standar internal tentang benar dan
salah yang melibatkan integrasi dari pemikiran moral, perasaan, dan
perilaku.
Simak video di bawah ini!
Tahap-Tahap Kohlberg
Perkembangan Perkembangan
Konvensional Pascakonvensional

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5 Tahap 6

Perkembangan
Prakonvensional
Penalaran Prakonvensional
Baik dan buruk diinterpretasikan berdasarkan hadiah dan
hukuman eksternal.

Tahap 1. Tahap 2.
Moralitas heteronom Individualisme

Baik maka orang lain akan baik


Pemikiran moral terkait
dengan hukuman dan
kepatuhan
Penalaran Konvensional
Individu menerapkan standar tertentu yang ditetapkan
oleh orang lain.

Tahap 3. Tahap 4.
Ekspektasi interpersonal timbal balik Moralitas sistem sosial

Anak mengadopsi Pemahaman keteraturan


standar moral orang sosial, hukum, keadilan
tua dan tugas
Penalaran Pascakonvensional
Individu mengenali kembali alternatif pelajaran moral,
mengeksplorasi pilihan-pilihannya, dan menentukan aturan moral
personal
Tahap 5. Tahap 6.
Kontrak sosial Prinsip etika universal

Aturan dan undang- Kebenaran ditentukan


undang yang berlaku keputusan kata hati
Komponen Kepribadian Moral

Identitas Moral
A
Karakter B C Contoh-Contoh
Moral
Moral
Perkembanga
n Spiritual & R
eligi
Spiritualitas adalah suatu kepercayaan adanya
suatu kekuatan atau suatu yang lebih agung
daripada diri sendiri.

Kecerdasan spiritual= sumber dari kebijaksanaan


dan kesadaran akan nilai dan makna hidup dalam
berhubungan dan bersatu dengan Tuhan
Tahapan Perkembangan Spiritual
Menurut Fowler

Kepercayaan Kepercayaan Kepercayaan


Intuitif-Proyektif Sintetik-Konvensional Konjungtif

Kepercayaan Kepercayaan Penguniversalan


Mitos-Harfiah Individuatif-Reflektif Keyakinan
Kepercayaan Intuitif-Proyektif
(usia 18-24 bulan)
 Memahami kekuatan yang mengendalikan
dunia, surga, dan neraka
 Imajinatif
 Tertarik dengan cerita orang dewasa bacakan
 Bersifat egosentris
 Memikirkan Tuhan dalam konteks kepatuhan
dan hukuman
Kepercayaan Mitos-Harfiah
(usia 7-12 tahun)

 Mengadopsi kepercayaan dan kegiatan keluarga


 Mengalami prinsip saling ketergantungan dalam
alam semesta
 Masih melihat kekuatan kosmik dalam bentuk
seperti yang terdapat pada manusia
 Memiliki beberapa pemikiran seperti Tuhan itu
dekat, Tuhan ada di awan, Tuhan seperti orang
Kepercayaan Sintetik-Konvensiona
l
(usia remaja dan setelahnya)
 Mengembangkan karakter keimanan terhadap kepercayaan yang
di milikinya
 Mempelajari sistem kepercayaannya dari orang lain disekitarnya
 Terbatas pada sistem kepercayaan yang sama
 Mencari identitas, hubungan personal dengan Tuhan, mencari
orang lain (teman sebaya)
 Keyakinan menyesuaikan standar komunitas.
 Sekitar 50% orang dewasa tidak bisa melampaui tahap ini.
Kepercayaan Individuatif-Reflektif
(usia 20-awal 40 tahun)

 Mengembangkan tanggung jawab pribadi & perasaannya


terhadap kepercayaan
 Memperluas pandangannya untuk mencapai jalan
kehidupannya
 Menguji keyakinan secara kritis
 Menimbang kepercayaan
Kepercayaan Konjungtif
(usia paruh baya)

 Mencapai pemahaman dan penerimaan yang


lebih mendalam
 Mengintegrasikan keyakinan mereka
sebelumnya ke dalam berbagai aspek
keyakinan mereka
Penguniversalan Keyakinan

Pencerahan manusia mengalami transendensi pada


tingkat pengalaman yang lebih tinggi sebagai dari
pemahamannya terhadap lingkungan yang konfliktual
& penuh parakdoksal
Permasalahan

ATEIS AGNOSTIK
=“IDENTITY”
MURTAD

- Ateis Praktis tak sempat mengenal Tuhan,tak mau mengenal Tuhan, tidak melakukan interaksi apapun dengan
Tuhan dalam kesehariannya, sudah beragama tetapi tidak begitu mengenal tuhannya

- Ateis Teoritis menolak konsep Tuhan


Thank You

Anda mungkin juga menyukai