Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN KASUS

SIROSIS HATI
Pembimbing: dr. Ninik Haryanti, Sp.Rad
By: Syarah Mutia Dewi
1713020037
Identitas Pasien
Nama : Tn. K
Umur : 53 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Cukilan, Suruh, Salatiga
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Petani
Tanggal Masuk : 14 Januari 2018 pukul 19:00 WIB
ANAMNESA
(AUTOANAMNESA)
Keluhan Utama
◦ BAB hitam sejak 3 minggu SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RSUD Salatiga dengan keluhan BAB hitam sudah
3 minggu SMRS. Awalnya hitam pekat namun sekrang berkurang
pekatnya. BAB 3 hari 1-4 kali/ hari. Keluhan disertai nyeri ulu hati
seperti ditusuk-tusuk, lemas, mual, muntah terutama ketika perut
kosong, muntahan berisi air, darah disangkal. Serta pasien
mengeluhkan mata tampak kuning sejak 2 minggu yang lalu.
Pasien juga mengeluhkan adanya nyeri piggang dan kaki saat berjalan. BAK dengan warna
seperti teh dan kedua tungkai tampak bengkak. Riwayat maagh (-) dan perokok aktif. Pasien
mempunyai riwayat minum alcohol maupun minum jamu-jamuan.Pasien biasa mengkonsumsi
jamu mustajab sachet sudah sejak 15 tahun lamanya. Namun sudah berhenti 2 tahun yang lalu.
Riwayat makan kurang teratur.
Riwayat Penyakit Dahulu

Sebelumnya pasien pernah mengalami keluhan serupa 2 tahun yang lalu namun hilang dan 2
bulan yang lalu kambuh lagi. HT (-), DM (-) TB (-) ginjal (-).
Riwayat Penyakit Keluarga
Di keluarga tidak ada yang menderita keluhan yang sama
Riwayat Personal Sosial
Bekerja sebagai Petani dengan aktifitas sehari-hari yang cukup berat
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum:
Kesan sakit : Tampak sakit sedang
Kesadaran     : Compos mentis, GCS : E 4 – V5 –M 6
Kesan Gizi : Normal
Keadaan lain : ikterik (-), sesak (-)
Pengukuran Tanda vital :
Tekanan Darah : 132/66
Nadi  : 74 x/menit, regular
Suhu : 36,9°C
Respirasi : 20x/menit
SPO2 : 98%
Kulit: 
Warna :  Sawo matang
Ikterik : (+)
Sianosis :  (-)
Pucat :  (-)
Hemangiom :  (-)
Kelembaban :  Cukup
Kepala:
Bentuk :  Mesosefali, deformitas (-)
Mata:
Palpebra: Edema (-), tidak cekung
Alis dan bulu mata : Tidak mudah dicabut
Konjungtiva : Anemis (+/+)
Sklera : Ikterik (+/+)
Produksi air mata : Cukup
Pupil : 
Diameter :  3 mm / 3mm
Simetris :  Isokor
Reflek cahaya : +/+
Kornea :  Jernih
Telinga:
Bentuk :  Simetris
Sekret :  Tidak ada
Serumen :  Minimal
Nyeri :  Tidak ada
Hidung:
Bentuk :  Simetris
Pernafasan Cuping Hidung :  -
Epistaksis :  Tidak ada
Sekret :  Tidak ada
Mulut: 
Bentuk :  Simetris
Bibir  :  Mukosa bibir basah, warna merah muda
Gusi:  Tidak mudah berdarah
Gigi :  Tidak tumbuh
Lidah:
Bentuk :  simetris
Pucat/tidak :  Tidak pucat
Tremor/tidak:  Tidak tremor
Kotor/tidak :  Tidak kotor
Warna :  Merah muda
Leher :
Vena Jugularis :
Pulsasi :  Tidak terlihat
Tekanan :  Tidak meningkat
Pembesaran kelenjar leher :   Tidak ada
Kaku kuduk :  Tidak ada
Massa :  Tidak ada
Toraks :
Jantung :
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat, thrill (-)
Perkusi :
◦ kiri atas : SIC II linea parasternalis sinistra
◦ kiri bawah : SIC V 1 cm medial linea midclavicularis sinistra
◦ kanan atas : SIC II linea sternalis dextra
◦ kanan bawah : SIC IV linea parasternalis dextra
◦ pinggang jantung : SIC II-III lateral linea parasternalis sinistra
◦  konfigurasi jantung kesan tidak melebar

Auskultasi : HR 74x/menit, bunyi jantung I-II intensitas


normal,
regular, bising (-), gallop (-)
Pulmo :
Inspeksi :
◦ Statis : normochest, simetris kanan-kiri, sela iga tak melebar, retraksi (-), sela iga
tidak mendatar
◦ Dinamis : simetris, pengembangan dada kanan = kiri, sela iga tak melebar, retraksi (-),

Palpasi :
◦ Statis : simetris, sela iga tidak melebar, retraksi (-), tidak ada yang tertinggal
◦ Dinamis : pengembangan paru simetris, tidak ada yang tertinggal, fremitus raba kanan =
kiri

Perkusi :
◦ Kanan : sonor hingga SIC III, batas paru – hepar redup relatif di SIC VI LMCD,
batas paru – hepar redup absolut di SIC VII LMCD
◦ Kiri : sonor, sesuai batas paru jantung pada SIC VI LMCS.

Auskultasi :
◦ Kanan : suara dasar vesikuler normal, suara tambahan wheezing (-) ronki basah kasar
(-), ronki basah halus (-), krepitasi (-)
◦ Kiri : suara dasar vesikuler normal, suara tambahan wheezing (-) ronki basah kasar (-),
ronki basah halus (-), krepitasi (-)
Abdomen :
Inspeksi : 
Bentuk : simetris, tidak membesar
Palpasi :  Nyeri tekan quadran kiri atas (+), tidak teraba pembesaran limpa.
Tidak teraba pembesaran hepar.
Ginjal :  Tidak teraba
Massa :  Tidak ada
Perkusi :  Timpani/pekak : Timpani (+)
Auskultasi :  Bising Usus (+)  Normal
Ekstremitas :
Ekstremitas atas :  Akral hangat, edema (-/-) dan tidak ada parese, capillary
refill time< 2 detik
Ekstremitas bawah :  Akral hangat, edema (+/+) dan tidak ada parese, capillary
refill time< 2 detik
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hematologi  
Lekosit 3,54 (L) 4.5-11 Ribu/ul
Eritrosit 2,27 (L) 4.50-6.5 Juta/ul
Hemoglobin 4,6 (L) 13-18 g/dl
Hematokrit 15,5 (L) 40-54 Vol%
Trombosit 59 (L) 150-450 Ribu/ul
MCV 68,3 (L) 69-93 Fl
MCH 20,3 (L) 28-33 Pg
MCHC 29,7 (L) 33-36 g/dl
Golongan darah B    
Hitung Jenis
Eosinofil% 3.1 1-5 %
Basofil% 0,5 0.0-1.0 %
Limfosit% 28,4 20-70 %
Monosit% 7,8 1-11 %
Neutrofil% 60,2 17-60 %
Kimia
Ureum 33 10-50 Mg/dl
Kreatinin 1,1 1.0-1.3 Mg/dl
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hematologi  
Lekosit 5, 34 4.5-11 Ribu/ul
Eritrosit 4,14 (L) 4.50-6.5 Juta/ul
Hemoglobin 9,9 (L) 13-18 g/dl
Hematokrit 30,8 (L) 40-54 Vol%
Trombosit 51 (L) 150-450 Ribu/ul
MCV 74,3 69-93 Fl
MCH 23,9 (L) 28-33 Pg
MCHC 32,2 (L) 33-36 g/dl
Hitung Jenis
Eosinofil% 0,3 2-4 %
Basofil% 0,4 0.0-1.0 %
Limfosit% 23,3 25-60 %
Monosit% 5,4 2-8 %
Neutrofil% 70,6 50-70 %
Kimia
Ureum 33 10-50 Mg/dl
Kreatinin 1,1 1.0-1.3 Mg/dl
SGOT 29 (L) L; <37, W: <31 U/I
SGPT 28 (L) L: <42,W:<32 U/I
GDS 147 <140 Mg/dl
HbSAg reaktif    
Hasil :
Hepar :Ukuran mengecil echostruktur meningkat kasar,permukaan ireguler,
sisterna vascular tak melebar, ductus biliaris intra hepatal tampak terkompensasi,
tak tampak lesi hipo maupun hyperechoic intraparenchimal
Vesica Felea : Ukuran relative membesar dengan dinding yang menebal, tak
tampak lesi intravesical
Lien : Ukuran membesar (diameter > 130 mm) dengan echostruktur dalam batas
normal, vena lienalis dan hilus lienalis tampak melebar, tak tampak nodul
intraparenchimal
Pancreas :Tak tervisualisasi
Ren Dex : Ukuran dalam batas normal batas korteks dan medulla tegas, tak tampak
pelebaran PCS, tak tampak massa maupun batu.
Ren Sin : Ukuran mengecil batas korteks dan medulla relative tegas, tak tampak
pelebaran PCS, tak tampak massa maupun batu. Pada color Doppler tak tampak
vascularisasi intrarenal.
VU :Terisi cairan optimal dinding mukosa tak menebal, tak tampak batu dan massa.
Tampak lesi anechoic di cavum peritoneum
Kesan :
Gambaran sirosis hepatis dengan splenomegaly dan ascites disertai gambaran renal insufficiency
dd/renal failure sinistra
Tak tampak gambaran massa intrahepatal. Tak tampak gambaran cholestasis intra dan
ekstrahepatal
Tak tampak gambaran nephrolithiasis maupun hidronefrosis
DIAGNOSIS

Sirosis Hepatis
TATALAKSANA
KAEN 3B 20 tpm
Tranfusi PRC (2 kolf)
Inj. Ranitidin 2 x 1 amp
Lansoprazole 2x 30 mg
Rebamipide 3 x 1
Domperidon 3x1
Sucralfate syr. 3x 1 cth
 
PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad malam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad malam
SIROSIS HEPATIS
DEFINISI
 tahap akhir proses difus fibrosis hati progresif yang ditandai oleh distorsi
arsitektur hati dan pembentukan nodul regeneratif.
Epidemiologi
penyebab kematian terbesar ketiga pada penderita yang berusia 45-46 tahun (setelah penyakit
kardiovaskular dan kanker).
. L : W 1,6 : 1.
Umur rata-rata penderitanya terbanyak golongan umur 30-59 tahun dengan puncaknya umur
40-49 tahun.
ETIOLOGI
Penyakit hati alkoholik Hemokromatosis herediter

Hepatitis C kronik Hepatotoksik akibat obat-obatan


atau toksin
Hepatitis B kronik dengan/atau Infeksi parasite tertentu
tanpa hepatitis D (Schistomiosis)
Steatohepatitis non alkoholik Fibrosis kistik

Kolangitis sklerosis primer Galaktosemia


Sirosis kardiak
Hepatitis autoimun
Penyakit Wilson
Sirosis bilier primer
Defisiensi alfa-1 antitripsin
Pemeriksaan fisik
Hati : perkiraan besar hati, biasa hati membesar pada awal sirosis, bila hati mengecil artinya,
prognosis kurang baik. Besar hati normal selebar telapak tangannya sendiri (7-10 cm). Pada
sirosis hati, konsistensi hati biasanya kenyal, pinggir hati biasanya tumpul dan ada sakit pada
perabaan hati.
Limpa : pembesaran limpa diukur dengan duacara : Schuffner : hati membesar ke medial dan
kebawah menuju umbilikus (SI-IV) dan dari umbilikus ke SIAS kanan (SV-VIII). Hacket : bila limpa
membesar ke arah bawah saja (HI-V).
Perut & ekstra abdomen :pada perut diperhatikan vena kolateraldan asites. Manifestasi diluar
perut : perhatikan adanya spider nevi pada tubuh bagian atas, bahu, leher, dada, pinggang,
caput medussae, dan tubuh bagian bawah. Perlu diperhatikan adanya eritema palmaris,
ginekomastia, danatrofi testis pada pria. Bisa juga dijumpai hemoroid
Penegakan Diagnosis
•Darah
•Albumin
•Pemeriksaan CHE (cholinesterase)
•Pemeriksaan kadar elektrolit penting dalam penggunaan diuretik dan pembatasan garam dalam
diet.
•Radiologi
•Esofagoskopi
•Ultrasonografi
Pada gambaran USG pasien perempuan dengan sirosis menunjukkan adanya gambaran tekstur yang
kasar disertai pembesaran lobus kiri hepar
Pada gambaran CT Scan pasien dengan sirosis menunjukkan arteri hepatika yang berliku-liku sebagai
akibat dari pembesaran lobus kiri dan lobus kaudatus
Magnetic Resonance Imaging (MRI) potongan koronal dapat menunjukkan tanda pembesaran lobus
kiri hepar pada pasien sirosis
KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat dijumpai adalah :
hipertensi portal, asites, peritonitis bacterial spontan, perdarahan varises
esofagus, sindroma hepatorenal, ensefalopati hepatikum, dan kanker
hati.
KESIMPULAN
Sirosis hepatis merupakan tahap akhir proses difus fibrosis hati progresif yang ditandai oleh
distorsi arsitektur hati dan pembentukan nodul regeneratif
Penegakan diagnosis dengan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang serta
tatalaksana yang tepat dapat sangat mengurangi penderitaan pasien.
Gambaran radiologis USG ditemukan ukuran hepar mengecil echostruktur meningkat
kasar,permukaan ireguler, sisterna vascular tak melebar, ductus biliaris intra hepatal tampak
terkompensasi, dan splenomegaly

Anda mungkin juga menyukai