Anda di halaman 1dari 11

PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG PEMBULUH DARAH

PROYEKSI JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH BESAR PADA DADA


Jantung umumnya diperiksa dari dada. Sebagian besar permukaan anterior
jantung terdiri dari ventrikel kanan. Ventrikel ini dengan artreri pulmonary seperti
bentuk kapak yang terletak di belakang sampai kiri sternum. Batas bawah ventrikel
kanan terletak setinggi batas antara sternum dengan proses ziphoideus. Kemudian,
ventrikel kanan memendek saat muncul dan berhubungan dengan arteri pulmonary
pada cartilage rusuk kiri ke tiga dekat dengan sternum (Gambar 22).
Ventrikel kiri membentuk sebuah bagian kecil porsi anterior jantung, yang
diletakkan ke kiri dan belakang ventrikel kanan. Sama halnya ventrikel kiri secara
klinis penting karena merupakan batas kiri dari jantung yang memplot ictus cordis.
Ictus cordis merupakan detak sistolik yang dapat terlihat pada spasi intercostal
ke liman, 7-9 cm dari line midsternal (Gambar 22).
Batas kanan jantung dibentuk oleh atrium kanan. Atrium kiri tidak dapat
diperiksa langsung, meskipun sebuah porsi kecil dari atrium ini membentuk bagian
batas kiri dari jantung kiri dengan arteri pulmonal dan ventrikel kiri.

Gambar 22. Proyeksi jantung di atas dinding dada


Sumber: Wasilah et al. Block 2, Basic Techniques of Physical Examination.
Skills Laboratory. 2005

Di atas jantung adalah arteri besar. Arteri pulmonari bercabang menjadi bagian
kiri dan kanan. Aorta membentuk kurva di atas ventrikel kiri pada sternal angel area
dan kemudian membentuk kurva lagi di belakangnya sampai ke bawah. Ke kanan,
superior vena cava memasuki atrium kanan (Gambar 23).
Meskipun tidak digambarkan di bawah, vena cava inferior juga memasuki atrium
kanan. Vena cava superior dan inferor menyediakan darah venous ke area superior
dan inferior tubuh.
Empat area auskultasi klasik ditempatkan berdasarkan pada dimana asal
munculnya setiap katup jantung yang dapat terdengar paling jelas. Area ini tidak
perlu dilibatkan dalam posisi anatomis katup dan seluruh suara yang dapat
terdengar pada area ini juga tidak dapat dihasilkan langsung oleh katup di area ini. Area
tersebut adalah sebagai berikut:
Aorta : Interspace costal kedua, ujung sternum kanan (spasi intercostalis
kedua spasi parasternalis kanan)
Pulmonal Interspace costal kedua, ujung sternum kanan (spasi intercostalis
: kedua line parasternal kiri)
Tricuspid : Kiri bawah sternum
Mitral : Apex jantung (spasi intercostalis ke lima line midclavicular kiri)

Gambar 23. Proyeksi vena di atas dinding dada


Sumber: Wasilah et al. Block 2, Basic Techniques of Physical Examination.
Skills Laboratory. 2005

Gambar 24. Lokasi auskultasi katup jantung


Sumber: Bickley L.S. dan Szilagyi P.G. Bates Guide to Physical Examination and History Taking.
9th edition. Lippicott Williams & Wilkins. 2007

INSPEKSI
Khusus untuk inspeksi jantung, amati detak jantung pada apeks, trikuspid, pulmonal dan daerah
aorta.
Gambar 25a. Palpasi ictus cordis dengan telapak tangan

PALPASI
Menggunakan ujung jari atau telapak tangan, tergantung pada sensitifitas,
merasakan apeks, trikuspid, pulmonal dan daerah aorta.
Pulsasi
Getaran yang dirasakan pada tangan pemeriksa. Ini bisa dirasakan karena
terdapat minimal tingkat suara tiupan (murmur) ketiga. Getaran systolik atau
getaran diastolik dapat dibedakan berdasarkan pada fase mana yang ada.
Hembusan yang terasa pada gelombang di tangan pemeriksa. Hal ini
berdasarkan kelebihan muatan pada ventrikel kiri, seperti pada mitral yang
tidak cukup.
Rasa terangkat yang dirasakan tekanan pada tangan pemeriksa. Hal ini
disebabkan oleh peningkatan tekanan pada ventrikel, seperti pada stenosis
mitral.
Ictus cordis yang merupakan pulsasi pada apex. Diameternya diukur, dimana
ukuran normalnya adalah 2 cm dan lokasinya dievaluasi dengan
menempatkan 2 jari medial dari line midclavicular kiri.

Gambar 25b. Palpasi iIctus cordis dengan ujung jari

PERKUSI
Teknik
Perkusi dapat menyediakan estimasi ukuran jantung pasien. Awalnya, area
penurunan resonansi atau keredupan relatif terdengar hanya pada batas sternal
kanan; yang dibandingkan dengan batas kanan liver. Pada batas sternal kiri,
keredupan menjadi absolut; area ini adalah di mana jantung lebih dekat dengan
dinding dada. Keredupan jantung absolut mengembang sekitar 3 sampai 4 cm ke
kiri dari batas sternal kiri. Perkusi pada line parasternal kiri memperkirakan batas
jantung superior. Keredupan relatif dimulai pada spasi intercotal ketiga, dan
keredupan absolut muncul pada spasi intercostal keempat. Batas jantung kiri
diperkusi pada spasi intercostal ke lima yang dimulai dari line axillar. Keredupan
relatif dimulai pada line midclavicular kiri dan menjadi absolut 2 sampai 3 cm
secara medial.
Batas jantung inferior tidak bertanggungjawab terhadap perkusi yang tepat.
Keterbatasan estimasi ukuran jantung dengan perkusi cardiac dikarenakan faktor-
faktor konstitusional (contoh, obesitas, otot besar atau jaringan dada) dan penyakit
paru-paru. Kebetulan, hal yang sama terjadi pada echocardiografi.

Gambar 26. Batas jantung


Sumber: Wasilah et al. Block 2, Basic Techniques of Physical Examination.
Skills Laboratory. 2005

Batas Jantung Kanan


Pertama-tama, titik medial garis midclavicular kanan ditentukan. Jari tangan
kanan diletakkan secara paralel terhadap rusuk. Kemudian, perkusi dilakukan mulai
dari titik medial arah cranial sampai caudal. Suara normal yang terdengar adalah
suara sonor yang berasal dari paru-paru. Perkusi dilanjutkan sampai suara redup
muncul, biasanya pada spasi intercostals kanan ke enam. Suara redup ini berasal
dari batas antara paru-paru dengan ujung liver. Ujung liver dilindungi oleh
diafragma dan masih terdapat jaringan pulmonari pada ujung liver, oleh karena itu
terdapat kombinasi dari massa padat dan sejumlah kecil udara dari paru-paru.
Setelah titik sonor-dull ditetapkan, tentukan ukuran dua jari pada posisi cranial.
Pada titik baru ini, letakkan telapak tangan dan jari-jari tangan dengan posisi paralel
terhadap rusuk. Kemudian, lakukan perkusi secara medial untuk mencari suara
alterasi dari sonor ke redup yang berada dekat batas jantung kanan dan normalnya
terletak pada garis sternum kanan. Perkusi dilakukan pada titik batas untuk
mendengar suara stony dull yang terletak pada batas jantung kanan absolut,
biasanya garis mid-sternal.
Batas Jantung Kiri
Pertama, tentukan garis aksilaris anterior kiri. Jika terdapat pembesaran jantung
ke kiri, maka perkusi dapat dimulai dari garis aksilaris medial. Kemudian jari tengah
ditempatkan pada titik tertinggi garis aksilaris anterior dengan jari-jari sejajar
terhadap rusuk. Perkusi dilakukan dari kranial ke kaudal untuk mencari perubahan
pada suara dari sonor ke timpani yang merupakan batas paru-paru dan perut, yang
biasanya terletak pada spasi intercostals kiri ke tujuh. Dari titik ini, ukur dua jari dari
arah kranial. Dari titik baru ini, kemudian lakukan perkusi lagi pada area medial
dengan jari kiri paralel terhadap rusuk sampai terdengar suara dari sonor ke redup
yang merupakan batas jantung kiri relatif dan selalu letakkan dua jari dari garis
midclavicular kiri. Perkusi dilanjutkan ke area medial sampai suara berubah dari
redup ke stony dull yang merupakan batas absolut dari jantung kiri. Saat terdapat
emphysema paru-paru, batas absolut jantung akan menciut.
Jika pasien terlalu banyak makan, suara timpani yang merupakan batas paru-
paru tidak akan muncul, oleh karena itu, teknik lain dilakukan untuk memperoleh
batas dari jantung kiri. Pertama, batas paru-paru dan liver ditentukan, kemudian
diukur dua jari (atau sekitar 4 cm) dari arah kranial. Dari titik ini, tariklah garis lurus
sejajar terhadap rusuk melalui garis aksilaris anterior kiri. Dari titik ini, perkusi
dilakukan sejajar terhadap rusuk dari arah medial untuk mencari titik dimana suara
berubah dari sonor ke redup yang merupakan batas jantung kiri.

Batas Atas Jantung


Pertama, tentukan garis sternal kiri. Dari titik tertinggi, lakukan perkusi sejajar
dari arah kaudal sampai suara berubah dari sonor ke redup. Suara normal berasal
dari spasi intercostal kiri kedua.

Batas Jantung
Pertama, tentukan garis parasternal kiri. Kemudian, lakukan perkusi dari arah
kaudal mulai dari titik teratas garis, dengan jari tengah sejajar terhadap rusuk. Cari
perubahan suara perkusi. Batas normal terletak pada spasi intercostals kiri ke tiga.
Jika board point terletak pada spasi intercostals kedua, maka batas jantung akan
hilang. Hal ini terjadi karena pembesaran ke arah atrium kiri seperti pada mitral
vitium.

Kontur Jantung
Tujuannya adalah untuk menggambarkan bentuk jantung, untuk menentukan ukuran
jantung dan mengetahui bentuk jantung.
Mulai dari spasi interkostal kanan pertama, perkusi dilakukan dari arah lateral ke medial dengan
jari tengah sejajar terhadap rusuk sampai terdapat perubahan suara dari sonor ke redup.
Kemudian, perkusi dilakukan dari spasi interkostal kanan kedua dengan metode yang sama dan
dilanjutkan dari arah kaudal. Titik batas ditentukan dan kemudian ditarik garis dari batas jantung
kanan. Hal ini juga dilakukan pada sisi kiri jantung dengan metode yang sama. Akhirnya,
gambaran garis batas jantung kiri dan kanan dapat dihasilkan.

AUSKULTASI

Dengan auskultasi, suara jantung bisa didengar dan juga suara seperti
murmur jika terdapat kelainan pada jantung dengan menggunakan stetoskop.
Penemu pertama untuk mempelajari suara jantung adalah Laennec.
Untuk mendapatkan hasil auskultasi terbaik, cara-cara berikut ini harus
dikerjakan dengan seksama: periksalah pasien dalam ruangan yang sunyi, fokuslah
untuk mendengarkan suara-suara yang lemah atau samar, sinkronisasikan denyut
nadi untuk mendapatkan suara jantung yang pertama dan kemudian sketsakan fase
sistolik dan diastolik sebagaimana juga suara jantung dan murmur. Lokasi
pemeriksaan auskultasi dapat dilihat pada gambar 24.

Tabel 5. Suara Auskultasi


Suara Jantung Petunjuk untuk Auskultasi
S1 Catat intensitasnya dan splitting yang
nampak jelas. Splitting yang normal bisa
dideteksi disepanjang batas sternal kiri
bawah.
S2 Catat intensitasnya
Split S2 Dengarkan splitting suara dari interspasi kiri
ke 2 dan ke 3. Mintalah pasien untuk
bernafas pendek-pendek dan kemudian agak
mendalam dari pernafasan normal. Lakukan
split S2 menjadi dua komponen. Apakah hal
ini bisa dilakukan dengan normal? Jika tidak,
mintalah pasien untuk (1) mengambil nafas
dengan sedikit lebih dalam atau (2) meminta
pasien untuk duduk. Dengarkan lagi! Dinding
dada yang tebal memungkinkan komponen
pulmonik S1 tidak dapat terdengar.
Lebar split. Seberapa lebarkah split-nya?
Normalnya adalah agak sempit.
Waktu split. Kapan anda mendengarkan
split dalam siklus pernafasan? Normalnya,
split terdengar dalam inspirasi terakhir.
Apakah split menghilang selama ekspirasi?
Jika tidak, lakukan lagi dengan meminta
pasien untuk duduk.
Intensitas A2 dan P2. bandingkan
intensitas antara dua komponen, A2 dan P2.
Konponen A2 biasanya terdengar lebih keras.

Untuk mengevaluasi suara jantung dengan cepat, pemeriksa harus menentukan


waktu kejadian penting dari siklus jantung. Metode yang paling sering digunakan
untuk mengetahui S1 dan S2 adalah menentukan waktu kapan suara muncul
dengan palpasi arteri carotid (Gambar 28). Saat tangan kanan pemeriksa
mengganti posisi stetoskop, tangan kiri ditempatkan pada arteri carotid pasien.
Aspek yang paling penting adalah penggunaan arteri carotid, bukan arteri radialis.
Keterlambatan S1 sampai detak radialis adalah signifikan, oleh karena itu,
kesalahan dapat terjadi dalam menentukan waktu.

Gambar 27. S2 split selama ekspirasi


Sumber: Bickley L.S. dan Szilagyi P.G. Bates Guide to Physical Examination and History Taking. 9 th
edition.
Lippicott Williams & Wilkins. 2007

Gambar 28. Auskultasi Jantung dan palpasi arteri carotid

Empat area auskultasi klasik ditempatkan berdasarkan pada dimana asal


munculnya setiap katup jantung yang dapat terdengar paling jelas. Area ini tidak
perlu dilibatkan dalam posisi anatomis katup dan seluruh suara yang dapat
terdengar pada area ini juga tidak dapat dihasilkan langsung oleh katup di area ini.
Area-area tersebut adalah:
Aort : Interspace costal kedua, ujung sternum kanan (spasi intercostalis
a kedua spasi parasternalis kanan)
Pulmonal Interspace costal kedua, ujng sternum kanan (spasi intercostalis kedua
: line parasternal kiri)
Tricuspid : Kiri bawah sternum
Mitra Apex jantung (spasi intercostalis ke lima line midclavicular kiri)
:
l

Membangun hubungan interpersonal yang baik.


Menciptakan lingkungan dan komunikasi yang baik, termasuk sopan santun.
Menjelaskan prosedur dan konsekuensinya
Memperhatikan reaksi pasien selama pemeriksaan fisik

I. Inspeksi
Apakah dinding dada kiri kanan simetris? Apakah ada pergerakan kiri belakang?
Apakah terdapat anomali kulit atau perubahan warna kulit? Apakah respirasi pasien
dibantu oleh pergerakan otot tambahan? Apakah Anda melihat Ictus Cordis?

II. Palpasi
Palpasi dinding dada dapat dilakukan pada kondisi statis dan dinamis.
1. Palpasi kondisi statis
memeriksa nodus limfe. Ekspansi nodus limfe pada area supraclavicula,
submandibula dan kedua aksila.
pemeriksaan untuk menentukan posisi mediastinum.
pemeriksaan palpasi lebih lanjut pada dada posterior menggunakan jari
untuk menentukan eksistensi kelainan dinding dada seperti tumor, rasa sakit
pada dinding dada, krepitasi dikarenakan subkutis emphysema, ictus cordis
dll.
2. Palpasi kondisi dinamis. Pada kondisi ini pemeriksaan dapat dilakukan untuk
memeriksa ekspansi paru-paru seperti pemeriksaan fremitus vocal.
Pemeriksaan Ekspansi Paru-paru.
Pengurangan fremitus taktil. Pemeriksaan ini dilakukan dengan
menempatkan kedua telapak tangan pada permukaan dinding dada, dan
meminta pasien untuk mengucapkan angka 77 atau 88 atau 99, sehingga
suara vibrasi yang dihasilkan menjadi lebih jelas. Rasakan sepenuhnya
vibrasi suara.
Pemeriksaan ini dikenal juga dengan tactil fremitus. Membandingkan
tingkatanya mulai dari paru-paru bagian atas ke paru-paru bagian bawah
baik secara anterior maupun posterior. Silangkan keuda telapak tangan saat
melakukan pemeriksaan.

III. Perkusi
Berdasarkan pada pathogenesisnya, ujung suara bisa beraneka ragam,
mahasiswa seharusnya mampu untuk membedakan suara yang dihasilkan oleh
perkusi seperti di bawah ini.
a. Sonor (resonant)
b. Hypersonor (hyperresonant)
c. Dull
d. Flat (stony dull)

Pada kondisi normal, suara sonor akan dihasilkan pada kedua paru-paru.
Pemeriksaan lainnya yang dilakukan pada pulmonary anterior adalah perkusi untuk
menentukan batas pulmonary paru-paru dan pulmonary selangka. Area axilla dapat
diperkusi dengan meminta pasien mengangkat tangannya di atas kepala. Pemeriksa
meletakkan jarinya setinggi mungkin di atas axilla pasien untuk diperkusi. Carilah batas
kiri, atas, pinggang dan kontur jantung.

IV. Auskultasi
Melakukan auskultasi sistematis. Carilah suara respiratory vasicular dasar.
Bandingkan dengan suara tracheal dan bronchial. Lakukan pemeriksaan Jantung S1
dan S2.

PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK (Jantung Paru-


paru)

Nama: NIM:
PETUNJUK : prosedur kerja dan semua hasil pemeriksaan dilaporkan secara naratif
No Aspek yang dievaluasi Tingkat
0 1
2
1. Cucilah tangan dengan alkohol berdasarkan prosedur sebelum memeriksa
2. pasien. Pastikan bahwa anda proses salam yang sesuai, menciptakan
lingkungan yang kondusif dengan sopan santun dan memeriksa kondisi
3. pasien.
Meminta kesediaan pasien untuk melakukan pemeriksaan,
4. mempersilakannya untuk menuju tempat pemeriksaan dan menjelaskan apa
yang akan dilakukan.
Meminta pasien untuk membuka pakainnyanya pada area posterior, dan
merkomunikasi dengannya untuk menyediakan informasi yang diperlukan,
5. yang dapat mengurangi anxiety, menghargai kepercayaan mereka dan
memastikan prakteknya aman. (Katakan: maaf, memanggil nama, terima
6. kasih)
INSPEKSI DADA POSTERIOR: mintalah pasien untuk duduk dalam posisi
7. tegak pada ranjang pemeriksaan, kedua tangan di atas paha atau ditekuk di
atas dada.
8. Melakukan inspeksi. Mintalah pasien untuk bernafas seperti biasa. Laporan:
postur tubuh, topografi dada dan konfigurasi.
9. PALPASI DADA POSTERIOR: Hangatkan kedua tangan. Pemeriksaan
palpasi secara sistematis : apakah sakit saat ditekan?
10. Taruh kedua telapak tangan pada dada kanan dan kiri pasien untuk
membandingkan pergerakan dinding dada. Laporan: apakah simetris?
11. Mintalah pasien untuk mengucapkan seventy seven atau ninety nine.
Bandingkan fremitus tactile kiri dan kanan (menggunakan 2 procedur).
12. PERKUSI DADA POSTERIOR: Melakukan perkusi secara sistematsi,
bandingkkan bagian kiri, kanan, atas dan bawah (cara perkusi, secara
sequen)
13. Melakukan pemeriksaan ekspansi paru-paru (selama inspirasi diafragma
akan menjadi lebih rendah 4 5 cm).
14. AUSKULTASI DADA POSTERIOR: Mintalah pasien untuk bernafas dalam-
dalam melalui mulut untuk mengidentifikasi suara nafas. Lakukan secara
sistematis (bagaimana memegang stethoskop, secara sequen, tandai suara
15. basic + tambahan).
INSPEKSI DADA ANTERIOR: Gerakan dada anterior, inspeksi, palpasi
16. seperti sebelumnya, periksa ekspansi dan fremitus.
Periksa kepala dan leher terlebih dahulu, lalu minta pasien untuk berada
pada posisi terlentang dengan kepala sedikit naik dan periksa mulai dari
17. kanan INSPEKSI dan PALPASI untuk apical impulse.
18. PALPASI DADA ANTERIOR: Lakukan evaluasi pada posisi trachea pada
incisura suprasternal menggunakan jari telunjuk kanan.
Tempatkan kedua telapak tangan pada dinding dada kanan dan kiri untuk
19. membandingkan pergerakan dinding dada. Mintalah pasien untuk bernafas
dalam-dalam. Laporan: apakah simetris?
20. Bandingkan fremitus tactile kanan dan kiri (menggunakan 2 procedur).
Rasakan ictus cordis menggunakan 4 jari tangan kanan pada RIK 4 dan 5,
21. line midclavicula. Setelah menemukannya, letakkan jari telunjuk pada ictus
cordis. Laporan apakah terasa, lokasinya dimana, diameter, getaran,
22. amplitudo.
23. PERKUSI DADA ANTERIOR: Lakukan perkusi sistemtis untuk
membandingkan bagian atas dan bawah kanan dan kiri (cara perkusi, secara
24. sequen).
25. Mintalah pasien untuk mengangkat tangan untuk perkusi daerah lateral
26. mulai dari ujung lengan.
27. Mintalah pasien untuk meluruskan kedua tangan pada kedua sisi badan.
28. Perkusi untuk menentukan batas pulmonary paru-paru pada linea mid
clavicula dan berikan tanda.
Perkusi untuk menentukan batas jantung (atas kanan kiri)
AUSKULTASI DADA ANTERIOR: Mintalah pasien untuk bernafas dalam-
dalam melalui hidung dan dikeluarkan melalui mulut secara pelan-pelan.
Lakukan auskultasi pulmonary secara sistematis sequensial.
Dengarkan inspirasi dan ekspirasi pada setiap lokasi yang diperiksa.
Lakukan auskultasi pada dada lateral kiri dan kanan.
Lakukan auskultasi jantung sistematis (4 lokasi katup; S1, S2).
Beritahu pasien bahwa pemeriksaan pada posterior dan dada telah
dilakukan; laporkan hasilnya dan berterima kasihlah pada pasien.

Penjelasan:
Skor 0= Tidak dilakukan
Skor 1= Dilakukan tetapi tidak sempurna
Skor 2= Dilakukan dengan sempurna
Skor Total
% Keterampilan = ------------------ x 100% = %
56

Yogyakarta, ........................
Instruktur, Pengamat,

(.................................) (.................................)

Anda mungkin juga menyukai