LOGO
Disusun Oleh :
Aulia Silfani(20130072)
Hidayatul Hilat(20130082)
Nurul Azizah(20130091)
POKOK BAHASAN
Ada dua aturan yang digunakan atom saat berikatan untuk mencapai kestabilan, yaitu
aturan oktet dan duplet.
• Aturan Oktet yaitu jika atom cenderung memiliki delapan electron valensi. Susunan
electron valensi seperti gas mulia.
• Aturan duplet yaitu jika atom cenderung hanya memiliki dua electron valensi. Susunan
electron valensi seperti gas helium.
Jika elektron terluar berjumlah 1,2, atau 3, atom akan cenderung melepaskan elektron.
Sementara itu, jika elektron terluar berjumlah 4,5,6 atau 7, atom cenderung menangkap
elektron.
A. Ikatan Ion
Ikatan ion terbentuk akibat adanya melepas atau menerima elektron oleh atom-atom yang berikatan.
Atom-atom yang melepas elektron menjadi ion positif (kation) sedang atom-atom yang menerima
elektron menjadi ion negatif (anion). Ikatan ion biasanya disebut ikatan elektrovalen. Senyawa yang
memiliki ikatan ion disebut senyawa ionik. Senyawa ionik biasanya terbentuk antara atom-atom unsur
logam dan nonlogam. Contoh ikatan ionik adalah Natrium dan Fluorida (NaF).
Ikatan ionik hanya dapat terjadi antar unsur-unsur yang memiliki perbedaan keelektronegatifan cukup
besar. Sehingga, terjadi serah terima elektron seperti pada contoh di atas.
Ikatan logam merupakan jenis ikatan yang terbentuk karena adanya penggunaan pasangan elektron
valensi bersamaan namun pada atom logam dengan atom lainnya. Electron ini dapat bergerak bebas
sehingga dapat menghantarkan arus listrik. Ikatan yang terjadi tersebut membuat logam ketika
ditempa hanya akan mengalami pergeseran pada atom-atom penyusunnya, tapi ikatannya tetap.
Gaya London atau gaya dispersi adalah gaya tarik menarik antara molekul-molekul dalam zat yang
nonpolar. Gaya London adalah gaya dimana elektron senantiasa bergerak dalam orbital. Perpindahan
elektron dari suatu daerah ke daerah lainnya menyebabkan suatu molekul yang secara normal bersifat
nonpolar menjadi polar sesaat, membentuk dipol sesaat.
Gaya London merupakan gaya yang relatif lemah. Zat yng molekulnya bertarikan hanya berdasarkan
gaya London mempunyai titik leleh dan titik didih yang rendah dibandingkan dengan zat lain yang
massa molekulnya relatif kira-kira sama.
Kekuatan gaya London bergantung pada beberapa faktor, antara lain kerumitan molekul dan ukuran
molekul.
Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh perbedaan elektronegativitas antara atom-atom dalam
molekul tersebut. Semakin besar perbedaannya, semakin besar ikatan hidrogen yang terbentuk.
Suatu gaya antarmolekul yang relatif kuat terdapat dalam senyawa hidrogen yang mempunyai
keelektronegatifan besar, yaitu fluorin (F), oksigen (O), dan nitrogen (N).
Ikatan hidrogen memengaruhi titik didih suatu senyawa. Semakin besar ikatan hidrogennya, semakin
tinggi titik didihnya.
Interaksi antarmolekul secara kolektif disebut juga gaya van der Waals.
pembedaan yang bertujuan untuk memperjelas gaya antarmolekul dalam suatu zat berikut.
• Istilah gaya London atau gaya dispersi digunakan, jika gaya antarmolekul itulah satu-satunya,
yaitu untuk zat-zat yang nonpolar. Misalnya untuk gas mulia, hidrogen, dan nitrogen.
• Istilah gaya van der Waals digunakan untuk zat yang mempunyai dipol-dipol selain gaya dipersi,
misalnya hidrogen klorida dan aseton.