Anda di halaman 1dari 18

PEMBENTUKAN KAWASAN

TANPA ROKOK DI MTS AL- Pembimbing


dr. Hidayati Khoirunnisa
ISLAHIYAH SUKOBENDU UNTUK
MENURUNKAN ANGKA PEROKOK Oleh
dr. Amelia Septifany
DAN MENCEGAH PEROKOK dr. Christianto Wisman
dr. Dewa Gede Darma Putra
PEMULA
LATAR BELAKANG
 Penduduk diatas umur 10 tahun yang merokok sebesar 29,2%.
 Perokok pemula usia 10-14 tahun naik 2 kali lipat dalam 10 tahun terakhir
dari 9,5% pada tahun 2001 menjadi 17,5% pada tahun 2010.
 Peningkatan prevalensi perokok pada kelompok umur 15-24 tahun dari
17,3% menjadi 18,6%.
 Rendahnya kesadaran masyarakan tentang bahaya merokok menjadi alasan
sulitnya penetapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR).
 Program Penyakit Tidak Menular (PTM) Puskesmas Mantup tahun 2019
terdapat 22 anak yang merokok pada usia 12-14 tahun di Kelurahan
Sukobendu.
RUMUSAN MASALAH

Bagaimana upaya penurunan angka perokok dan pencegahan


perokok pemula melalui pembentukan Kawasan Tanpa Rokok di
MTs. Al-Islahiyah Sukobendu.
TUJUAN
Tujuan Umum Tujuan Khusus
1. Menurunkan angka kesakitan dan/atau
menurunkan angka kematian dengan
cara mengubah perilaku masyarakan
Meningkatkan kesadaran untuk hidup sehat.
tentang bahaya merokok dan
menurunkan angka perokok 2. Mewujudkan kualitas udara yang sehat
dan bersih, bebas dari asap rokok.
pemula melalui pembentukan
Kawasan Tanpa Rokok. 3. Menurunkan angka perokok dan
mencegah perokok pemula
4. Mewujudkan generasi muda yang sehat
MANFAAT
Penetapan Kawasan Tanpa Rokok merupakan upaya
perlindungan untuk masyarakat terhadap risiko ancaman gangguan
kesehatan karena lingkungan tercemar asap rokok. Penetapan
Kawasan Tanpa Rokok ini perlu diselenggarakan di fasilitas
pelayanan kesehatan, tempat proses belajar mengajar, tempat anak
bermain, tempat ibadah, angkutan umum, dan tempat lain yang
ditetepkan.
ROKOK
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI MEROKOK
 Perilaku merokok selain disebabkan faktor-faktor dari dalam diri, juga
disebabkan faktor lingkungan dan alasan lain.
 Seperti perokok ingin mendapat pengakuan (anticipatory beliefs) untuk
menghilangkan kekecewaan (reliefing beliefs).
 Tekanan dari teman-teman adalah salah satu penyebab utama.
 70 persen anak-anak yang merokok mengaku terpengaruh oleh teman-
teman mereka yang sudah merokok lebih dulu.
 Anak-anak merasa mendapat "penghargaan sosial" ketika mereka
merokok
 Konsumsi rokok apabila dilakukan secara terus menerus dapat
menimbulkan perilaku kecanduan yang disebabkan oleh Tar dan
Nikotin yang ada di dalam rokok.
 Klinke & Meeker mengatakan bahwa motif para perokok adalah
relaksasi.
 Dengan merokok dapat mengurangi ketegangan, memudahkan
berkonsentrasi, pengalaman yang menyenangkan, dan relaksasi.
Jenis Rokok

Berdasar Berdasar Berdasar


Bahan Berdasar Isi Proses Penggunaan
Pembungkus Pembuatan Filter

Sigaret Sigaret
Rokok Rokok Rokok Non
Klobot Sigaret Rokok Putih Kretek Kretek Rokok Filter
Kretek Klembak Filter
Tangan Mesin
DAMPAK
ROKOK
BAGI
KESEHATAN
KAWASAN
TANPA
ROKOK
Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
adalah ruangan atau area yang
dinyatakan dilarang untuk kegiatan
merokok atau kegiatan
memproduksi, menjual,
mengiklankan, dan/atau
mempromosikan produk tembakau.
TUJUAN KAWASAN
TANPA ROKOK
 Mewujudkan kualitas udara yang sehat dan bersih bebas dari asap rokok.
 Merubah perilaku masyarakat untuk hidup sehat.
 Menurunkan angka perokok dan mencegah perokok pemula.
 Mewujudkan generasi muda yang sehat.
 Meningkatkan produktivitas kerja yang optimal.
 Menurunkan angka kesakitan dan/ atau angka kematian.
 Melindungi anak-anak dan bukan perokok dari risiko terhadap kesehatan.
 Mencegah rasa tidak nyaman, bau dan kotoran dari ruang rokok
METODE DAN KONSEP
 Desain dan Metode
Desain penelitian yang dipakai adalah one group pre test-post test design.
Di ukur dengan menggunakan pre test yang dilakukan sebelum diberi
perlakuan dan post test yang diberi setelah perlakuan.
Metode penelitian menggunakan eksperimen semu (Quasi experimental).
 Populasi dan Sampel
Populasi: Siswa MTs. Al-Islahiyah Sukobendu
Sampel: 50 anak, yang dipilih secara Simple Random Sampling.
 Metode Kegiatan
Metode penelitian one group pretest-postest design.
a) Tahap Pertama
Observasi ke lokasi sekolah, pertemuan dengan kepala sekolah
untuk sosialisasi penyuluhan mengenai bahaya merokok di MTs. Al
Islahiyah Sukobendu, Kecamatan Mantup.
b) Tahap Kedua
Pengujian (pre-test) tentang bahaya merokok.
c) Tahap Ketiga
Penyuluhan tentang bahaya merokok.
d)Tahap Keempat
Pengujian (post-test) tentang bahaya merokok .
e) Tahap Kelima
Pengisian kuisioner.
f) Tahap Keenam
Pembentukan Kawasan Tanpa Rokok.
HASIL KEGIATAN DAN
EVALUASI
Tingkat Pengetahuan Bahaya Merokok
Dari penilaian pre-test dan post-test
Pre-Test Post-Test
didapatkan hasil 15 dari 50 siswa dapat
menjawab pre-test dengan benar, setelah
diberikan penyuluhan mengenai bahaya 25%
merokok didapatkan hasil 45 dari 50 siswa
dapat menjawab post-test dengan benar.
Dari hasil tersebut, maka terjadi
peningkatan pengetahuan mengenai
bahaya merokok pada siswa MTs. Al 75%
Islahiyah Sukobendu.
KESIMPULAN DAN
SARAN
Kegiatan sosialisasi tentang penyuluhan serta pembentukan
Kawasan Tanpa Rokok di MTs. Al Islahiyah merupakan salah satu
usaha untuk meningkatkan kesadaran siswa-siswa tentang bahaya
rokok, menurunkan angka perokok pemula, dan mewujudkan
kualitas udara yang sehat dan bersih.
Pembentukan Kawasan Tanpa Rokok perlu dijalankan secara
baik dan kontinyu agar lingkungan sekolah tetap sehat dan bersih
serta selalu mengupayakan usaha preventif dan promotif di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai