Anda di halaman 1dari 143

ADMINISTRASI

PEMBANGUNAN

Subhan Haris, ST., M.A.P.


Telp/WA 0821 9191 4567
Email subhanharis71@gmail.com
Alamat Rumah Jalan Maleo Atas No. 99 Palu
Kontrak Perkuliahan
1. Menunggu dosen maksimal 15 menit, kecuali ada pemberitahuan
sebelumnya.
2. Mahasiswa berhalangan hadir karena sakit, atau Izin menyerahkan surat
keterangan.
3. Diwajibkan membaca Paparan/Referensi yang akan dibagikan diawal
perkuliahan melalui Google Classroom
4. Pertemuan kedua dan seterusnya dilakukan Pretest sebelum perkuliahan
dimulai.
5. Pada saat perkuliahan berlangsung, dilarang menggunakan smartphone
6. Mahasiswa yang tidak ikut UTS dan UAS tidak lulus mata kuliah tersebut.
7. Wajib berpakaian yang rapi dan sopan.
8. Semua pekerjaan, termasuk makalah, PR, presentasi, dan pekerjaaan apapun
yang dipresentasikan mahasiswa harus merupakan pekerjaan mahasiswa
sendiri.
9. Mahasiswa siap untuk mengikuti Kuliah Daring menggunakan Zoom Cloud
Meeting
Pengantar
• Administrasi Pembangunan memiliki 2 sisi yaitu:
• Pembangunan Administrasi (Penyempurnaan Administrasi)
• Administrasi Pembangunan (Administrasi bagi
Pembangunan)
• Wujud Administrasi (Waldo):
• Manajemen: dinamis, menunjukkan gerakan/proses 
Administrasi Pembangunan
• Organisasi: statis, mengikuti pola tertentu
 Pembangunan Administrasi
Fungsi2 Administrasi bagi
Pembangunan
1. Perencanaan
2. Pengerahan Sumber Daya
3. Pengerahan partisipasi masyarakat
4. Penganggaran
5. Pelaksanaan pembangunan
6. Koordinasi
7. Pemantauan dan evaluasi
8. Pengawasan
9. Peran informasi
1. Perencanaan
• Merupakan pengambilan keputusan dari sejumlah
pilihan, untuk mencapai tujuan yang dikehendak[

• Merupakan tugas pokok dalam administrasi bagi


pembangunan

• Adanya ketimpangan antara sumber daya dengan


kebutuhan pembangunan  perlu perencanaan
agar tercapai efektivitas dan efisiensi
• Maraknya pembangunan berbasis pasar dengan
munculnya pandangan neo-liberalisme di berbagai
belahan dunia mengancam perencanaan

• Tetapi Friedman (1987) membantah hal tsb dengan


menunjukkan adanya perencanaan di AS
Unsur Pokok Perencanaan
Penyusunan rencana harus memiliki, mengetahui dan
memperhitungkan:
1.Tujuan akhir yang dikehendaki
2.Sasaran dan prioritas u/ mewujudkannya
3.Jangka waktu u/ mencapai sasaran tsb
4.Masalah-masalah yang dihadapi
5.Modal/sumber daya yg akan digunakan serta
pengalokasiannya
6.Kebijaksanaan-kebijaksanaan u/ melaksanakannya
7.Orang, organisasi dan badan pelaksanaannya
8.Mekanisme pemantauan, evaluasi dan pengawasan
pelaksanaannya
9.Perencanaan bersifat kontinyu
 Untuk itu diperlukan informasi yang cepat, tepat dan akurat
Kegagalan Perencanaan
1. Penyusunan perencanaan tidak tepat
 informasi kurang lengkap atau tidak realistis
2. Pelaksanaan tidak sesuai perencanaan
• aparatnya tidak siap/tidak kompeten
• Seringkali pelaksanaan terpisah dari perencanaan
3. Perencanaan mengikuti paradugma tidak sesuai dengan
kondisi dan perkembangan di negara tertentu
 kesalahan dalah falsafah/konsep dalam perencanaan
tsb
4. Perencanaan yang terlalu terpusat
 tidak adanya partisipasi
Supaya tidak gagal maka:
• Perencanaan harus dilakukan secara kontinyu
• Proses perencanaan yg kontinyu terdapat unsur-
unsur
1.Beorientasi kepada pelaksanaan
2.Mengandung unsur kontinuitas dan fleksibilitas
3.Mengusahakan agar perencanaan bersifat seoperasional
mungkin
4.Adanya sistem pengendalian pelaksanaan pembangunan
5.Perlu adanya proses penyesuaian rencana sesuai dengan
pelaksanaan
2. Pengerahan Sumber Daya
• Setelah perencanaan disusun dengan baik, langkah berikutnya
adalah pengerahan sumber daya u/ pembangunan, sumber
daya tsb bisa berupa:
• Dana
• SDM
• SDA
• Teknologi
• Organisasi/Kelembagaan
Mobilisasi Dana
Pembangunan
• Sebagaimana sudah diutarakan sebelumnya perlu ada dana u/
pembangunan
• Dana tersebut dikumpulkan dalam bentuk
• Tabungan pemerintah
• Tabungan masyarakat
• Investasi dalam negeri/asing
• Untuk itu pemerintah harus merangsang investasi melalui
berbagai instrumen dan kemudahan
Penyiapan Sumber Daya
Manusia
• Mempersiapkan SDM yg berkualitas, yakni tenaga kerja yang
• kreatif
• produktif
• memiliki disiplin dan etos kerja, serta mampu
• mengembangkan potensi dan memanfaatkan peluang
(enterprising).
• Persiapan SDM itu hampir di semua bidang pembangunan
terutama: diklat, ipteks, agama & budaya
Penguatan Kelembagaan
• Pembangunan sebagai kegiatan yang kompleks
meliputi berbagai disiplin, sektor, kepentingan, dan
kegiatan memerlukan lembaga-lembaga yang
mampu menampung, menyalurkan, dan mengatasi,
serta mensinergikan berbagai aspek tersebut.

• Lembaga-lembaga itu meliputi:


• Birokrasi
• Pasar (dunia usaha)
• Partai politik
• Lembaga hukum
• dsb
3. Menggerakkan Partisipasi
Masyarakat
• Seringkali pembangunan tidak mencapai sasaran
karena tidak melibatkan rakyat.
• Hal tsb terjadi karena:
• Pembangunan hanya menguntungkan segolongan kecil
masyarakat
• Masyarakat tidak memahami maksud pembangunan
• Pelaksanaan pembangunan tidak sesuai dengan
pemahaman masyarakat
• Pembangunan dipahami akan menguntungkan rakyat tapi
rakyat tidak dilibatkan
Menggerakkan Partisipasi
Masyarakat
• Oleh karena itu dalam administrasi pembangunan
harus:
• Melibatkan rakyat,
• Harus dipahami maksudnya oleh rakyat
• Harus mengikutsertakan rakyat dalam pelaksanaannya, dan
• dilaksanakan sesuai dengan maksudnya, secara jujur,
terbuka, dan dapat dipertanggungjawabkan.
• Kini partisipasi masy dalam pembangunan
diwujudkan dalam musyawarah perencanaan
pembangunan
4 aspek penting dalam
partisipasi
1. Terlibatnya rakyat dalam proses politik untuk arah,
strategi, dan kebijaksanaan pembangunan
2. Meningkatkan artikulasi(kemampuan) masyarakat
dalam pembangunan
3. Partisipasi masyarakat dalam kegiatan nyata yang
konsisten dengan arah, strategi dan kebijaksanaan
pembangunan.
4. Adanya perumusan dan pelaksanaan program-program
partisipatif dalam pembangunan
3 hal penting dalam
partisipasi
• Kepemimpinan
• bagaimana pemimpin menciptakan partisipasi dalam
pembangunan
• Komunikasi
• Bagaimana pemerintah mengkomunikasikan pembangunan
• Pendidikan
• Pendidikan tinggi akan mempermudah partisipasi
4. Penganggaran
• Anggaran menghubungkan tugas (tasks) yang akan
dilakukan dengan jumlah sumber daya yang
diperlukan untuk melaksanakannya (Rubin, 1992)

• Sistem penganggaran dikenalkan pertama kali di


Inggris (1822)

• Falsafah anggaran negara menunjukkan sistem


politiknya.
• Dalam sistem yang demokratis, rakyat melalui wakil-
wakilnya menentukan kebijaksanaan anggaran
4. Penganggaran
• Penyusunannya mempertimbangkan kebijakan
anggaran pemerintah apakah berimbang atau
defisit.

• Anggaran terdiri dari dua sisi yaitu Penerimaan &


Pengeluaran

• Sisi penerimaan:
• Didapat dari pajak dan bukan pajak
• Jika kurang dapat meminjam
Penganggaran
• Sisi pengeluaran:
• Anggaran rutin: anggaran yang diperlukan untuk biaya rutin
pemerintah, meliputi:
• belanja pegawai,
• belanja barang rutin,
• membayar hutang negara (jika ada)
• Anggaran pembangunan
• yakni dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan pembangunan
yang direncanakan.
• Terdiri dari dana yang bersumber dari penerimaan dalam negeri
dikurangi belanja rutin yang disebut juga sebagai tabungan
pemerintah, dan bantuan luar negeri berupa pinjaman atau hibah.
• Pinjaman luar negeri dapat berbentuk bantuan program dan
bantuan proyek.
5. Pelaksanaan Pembangunan
• Untuk melaksanakan pembangunan pemerintah biasanya
menuangkan dalam bentuk proyek-proyek

• Proyek-proyek pembangunan harus memuat dengan jelas


• tujuannya (objective),
• sasaran yang akan dicapai (target),
• cara mengukur keberhasilannya (performance evaluation),
• jangka waktu pelaksanaannya,
• tempat pelaksanaannya,
• cara melaksanakan,
• Kebijaksanaan untuk menjamin proyek itu dapat dilaksanakan,
• biaya
• tenaga yang diperlukan dan badan yang akan melaksanakannya
• Proyek biasanya menginduk ke program tertentu dari
pemerintah

• Tugas administrasi pembangunan untuk menjamin bahwa


proyek- proyek pembangunan yang secara fisik dilaksanakan
atau dibiayai oleh anggaran pemerintah, berjalan seperti yang
dikehendaki dan mencapai sasaran seperti yang direncanakan,
dengan cara yang seefisien mungkin.
6. Koordinasi
• Dengan koordinasi diupayakan agar pembangunan yang
dilaksanakan dalam berbagai sektor dan oleh berbagai badan
serta di berbagai daerah berjalan serasi dan menghasilkan
sinergi.

• Koordinasi merupakan pekerjaan yang tidak mudah, dan


merupakan tugas manajemen pembangunan untuk menjamin
bahwa segala usaha pembangunan berjalan dalam arah yang
sesuai dan menuju pada pencapaian sasaran.

• Koordinasi dengan demikian merupakan upaya untuk


menghasilkan pembangunan yang efisien dalam pemanfaatan
sumber daya untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran
secara optimal.
7. Pemantauan dan Evaluasi
• Pemantauan diperlukan pula agar pelaksanaan pembangunan
yang bergeser dari rencana dapat diketahui secara dini dan
diambil langkah-langkah yang sesuai.

• Evaluasi kinerja (performance evaluation) dapat memberikan


informasi tidak hanya menyangkut input dan output tetapi lebih
jauh lagi menyangkut hasil (result) dan manfaat (benefit),
termasuk pula Impact (dampaknya)

• Pergeseran dapat berupa:


• sasaran yang tidak tercapai
• sasaran terlampaui
• ada peralihan dari sasaran satu ke sasaran lain.
• Pergeseran tersebut terjadi karena:
• ada hambatan yang tidak diketahui atau diperhitungkan pada
waktu perencanaan,
• ada perkembangan keadaan yang tidak dapat diantisipasi
pada tahap perencanaan
• realisasi dari perkiraan yang berbeda dari perencanaan
• perencanaannya keliru.

• tugas administrasi pembangunan untuk memantau dan


mengevaluasi pelaksanaan pembangunan, serta mengambil
langkahlangkah apabila dari hasil pemantauan diperlukan
pemecahan masalah atau perubahan (revisi) pada upaya
pembangunan yang direncanakan.
• Evaluasi kinerja dapat dilakukan pada:
• Pada saat proyek sedangn berjalan (on going ev)
• Proyek selesai dibangun (terminal ev)
• Proyek sudah berfungsi ( expost ev)

• Evaluasi dilakukan dengan menetapkan indikator dan


melaksanakan studi evaluasi yang terdiri dari:
• Input : sumber daya yg tersedia
• Output : hasil keluaran dari input yang tersedia
• Outcome : hasil dari output
• Benefit : manfaat
• Impact : kontribusi outcome thd hasil yg lebih makro
8. Pengawasan Pelaksanaan
Pembangunan
• Pengawasan mirip dengan pemantauan, perbedaannya
adalah:
• Pengawasan lebih menekankan pada akuntabilitas dan
trasnparansi sektor publik
• Lebih ditekankan pada penanganan sumber dana (financial
resources)
• Terjadi pada saat proyek/program dilaksanakan untuk deteksi
dini penyimpangan
• Pengawasan akan lebih baik apabila bersifat menangkal
kerugian yang lebih besar

• Kegiatan pengawasan berfokus pada siapa, apa yang salah dan


mengapa kesalahan itu terjadi

• Sistem pengawasana dapat dibagi menjadi 2: operasional dan


organisasional
9. Sistim Informasi dalam
Adm Pembangunan
• Ketersediaan data/informasi yang lengkap dan akurat
sangat diperlukan dalam manajemen pembangunan
bahkan menjadi modal pokok dalam perencanaan

• Untuk itu diperlukan suatu Sistem Informasi agar


informasi dapat diperoleh secara cepat dan akurat

• Untuk itu perlu diimplementasikan electronic


government dalam administrasi pembangunan

• eGov mampu menjalankan administrasi pembangunan


dan pembangunan administrasi secara bersamaan.
1. Administrasi Pembangunan
2. Perencanaan dalam AP Indonesia
3. RPJPN
4. RPJMN
5. RKP
6. RENSTRA
7. Kegagalan dalam Perencanaan
8. Pengerahan sumber daya manusia (pengroganisasian)
9. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan
10. Pengorganisasin program kegiatan
11. Pelaksanaan
12. Koordinasi
13. Pemantauan dan evaluasi
14. Pengawasan
15. Sistem informasi
Bahan Diskusi
UNDANG-UNDANG

33
SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN
NASIONAL
Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
(SPPN)
SPPN adalah satu kesatuan tata cara
perencanaan pembangunan untuk menghasilkan
rencana-rencana pembangunan dalam jangka panjang,

34
jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh
unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat
Pusat dan Daerah.
SPPN – Asas
• Pembangunan Nasional diselenggarakan berdasarkan
demokrasi dengan prinsip-prinsip kebersamaan, berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, serta kemandirian
dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan
Nasional.

35
• Perencanaan pembangunan nasional disusun secara
sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap
terhadap perubahan
• SPPN diselenggarakan berdasarkan asas: (1) kepastian
hukum; (2) tertib penyelenggaraan negara; (3) kepentingan
umum; (4) keterbukaan; (5) proporsionalitas; (6)
profesionalitas; dan (7) akuntabilitas
SPPN – Tujuan
• Mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan;
• Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi
baik antarDaerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi
pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah;
• Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan

36
pengawasan;
• Mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan
• Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara
efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan
Ruang Lingkup Perencanaan
NASIONAL DAERAH
Rencana Pembangunan Jangka Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Panjang Daerah
Rencana Pembangunan Jangka Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Menengah Daerah
Rencana Strategis Rencana Strategis Satuan Kerja
Kementerian/Lembaga Perangkat Daerah
Rencana Kerja Pemerintah
Rencana Kerja Pemerintah
Daerah
Rencana Kerja Rencana Kerja Satuan Kerja 37
Kementerian/Lembaga Perangkat Daerah
Isi Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)

RPJP NASIONAL RPJP DAERAH


Penjabaran tujuan Mengacu pada RPJP
nasional ke dalam: Nasional dan memuat:
 Visi  Visi
 Misi  Misi
 Arah  Arah
Pembangunan Pembangunan
Nasional Daerah

38
Isi Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
RPJM NASIONAL RPJM DAERAH
 Penjabaran visi, misi, program  Penjabaran visi, misi, program
Presiden Kepala Daerah
 Berpedoman pada RPJP  Berpedoman pada RPJP Daerah
Nasional dan memperhatikan RPJM
Nasional
Isi: Isi:
1. Strategi Pemb. Nasional 1. Strategi Pemb. Daerah
2. Kebijakan Umum 2. Kebijakan Umum
3. Kerangka Ekonomi Makro 3. Arah Kebijakan Keuangan Daerah
4. Program kementerian, lintas 4. Program SKPD, lintas SKPD,
kementerian, kewilayahan dan kewilayahan dan lintas kewilayahan,
lintas kewilayahan, memuat memuat kegiatan dalam:
kegiatan dlm:  Kerangka Regulasi
39
 Kerangka Regulasi  Kerangka Anggaran
 Kerangka Anggaran
Isi Renstra-KL & Renstra-SKPD
Renstra-KL Renstra-SKPD
Berpedoman pada RPJM Berpedoman pada RPJM
Nasional Daerah
Isi: Isi:
1. Visi – Misi 1. Visi – Misi
2. Tujuan, strategi, dan kebijakan 2. Tujuan, strategi, dan kebijakan
3. Program – program 3. Program – program
4. Kegiatan indikatif 4. Kegiatan indikatif

40
Isi Rencana Kerja Pemerintah/Daerah
(RKP/D)
RKP RKP DAERAH
 Penjabaran RPJM Nasional  Penjabaran RPJM Daerah
 Mengacu pada RKP
Isi: Isi:
1. Prioritas Pemb. Nasional 1. Prioritas Pemb. Daerah
2. Rancangan Kerangka Ekonomi 2. Rancangan Kerangka Ekonomi
Makro Makro Daerah
3. Arah Kebijakan Fiskal 3. Arah Kebijakan Keuangan Daerah
4. Program kementerian, lintas 4. Program SKPD, lintas SKPD,
kementerian, kewilayahan dan kewilayahan dan lintas kewilayahan,
lintas kewilayahan, memuat memuat kegiatan dalam:
kegiatan dlm:  Kerangka Regulasi
41
 Kerangka Regulasi  Kerangka Anggaran
 Kerangka Anggaran
Isi Renja-KL & Renja-SKPD
Renja-KL Renja-SKPD
Penjabaran Renstra-KL Penjabaran Renstra-SKPD

Isi: Isi:
1. Kebijakan KL 1. Kebijakan SKPD
2. Program dan kegiatan 2. Program dan kegiatan
pembangunan pembangunan
 Dilaksanakan pemerintah  Dilaksanakan pemerintah
 Mendorong partisipasi daerah
masyarakat  Mendorong partisipasi
masyarakat
42
Alur Perencanaan dan
Penganggaran
Pedoman Pedoman
Renstra Renja - RKA- Rincian
KL KL KL APBN

Pusat
Pemerintah
Pedoman Diacu

Pedoman
Dijaba
Pedoman
RPJP RPJM r
kan RKP RAPBN APBN
Nasional Nasional

43
Diacu Diperhatikan Diserasikan melalui Musrenbang

Pedoman Dijaba Pedoman


RPJP RPJM RKP
rkan RAPBD APBD
Daerah Daerah Daerah

Daerah
Pemerintah
Pedoman Diacu

Pedoman Pedoman
Renstra Renja - RKA - Rincian
SKPD SKPD SKPD APBD

UU SPPN UU KN
Tahapan Perencanaan
• Penyusunan Rencana
• Rancangan Rencana Pembangunan Nasional / Daerah
• Rancangan Rencana Kerja Dep / Lembaga SKPD
• Musyawarah Perencanaan Pembangunan
• Rancangan Akhir Rencana Pembangunan

44
• Penetapan Rencana
• RPJP Nas dgn UU dan RPJP Daerah dgn Perda
• RPJM dengan Peraturan Presiden / Kepala Daerah
• RKP / RKPD dengan Peraturan Presiden / Kepala Daerah
• Pengendalian Pelaksanaan Rencana
• Evaluasi Kinerja
Penyusunan dan Penetapan
PJP
1. Rancangan Rencana  Proses Teknokratik oleh
Bappenas/Bappeda
2. Musrenbang dengan bahan Rancangan Rencana yang
melibatkan Masyarakat

45
• “masyarakat” adalah orang perseorangan, kelompok orang
termasuk masyarakat hukum adat atau badan hukum yang
berkepentingan dengan kegiatan dan hasil pembangunan
baik sebagai penanggung biaya, pelaku, penerima manfaat
maupun penanggung resiko
3. Penyusunan Rancangan Akhir
4. Penetapan Rencana (RPJP Nasional  UU, RPJP Daerah 
Perda)
Penyusunan dan Penetapan
RPJM
(1) Visi, Misi, Program
Presiden/KD Terpilih

Bappenas/da menyusun
Rancangan Awal
RPJM/D
(2) Kement/Lemb / SKPD
a) Visi,Misi Presiden/KD Menyusun

46
b) Strategi Bangnas/da Renstra-KL / Renstra SKPD
c) Kebijakan Umum (3)
d) Kerangka ekonomi makro/da Program Kement/Lembaga / SKPD

e) Program Kement/Lembaga /
SKPD (4) Bappenas/da menyelenggarakan
MUSRENBANG RPJM/D
Bappenas/da menyusun (5)
Rancangan Akhir RPJM/D
Penetapan RPJM /
a) Visi, Misi Presiden/KD RPJMD
b) Strategi Bangnas/da (6)
c) Kebijakan Umum (7)
d) Kerangka ekonomi makro/da Digunakan sebagai
e) Program Kement/Lembaga / pedoman penyusunan
SKPD Rancangan RKP/RKPD
Penyusunan dan Penetapan RKP/D
Rancangan Awal RKP/D

a) Prioritas Pembangunan
Nasional / Daerah
SEB MenPPN + Kement/Lemb / SKPD Menyusun
b) Kebijakan Umum
MenKeu Renja - KL / SKPD
c) Kerangka ekonomi makro/da 
Pagu Indikatif
Program Kement/Lembaga / SKPD
d) Program Kement/Lembaga /
SKPD

47
MUSRENBANGPUS/DA
a. Sinkronisasi Program KL/SKPD
Rancangan Akhir RKP/D
b. Harmonisasi Dekon dan TP
a) Prioritas Pembangunan
b) Kebijakan Umum
c) Kerangka ekonomi makro/da MUSRENBANG Prov Sbg
d) Program Kement/Lembaga / SKPD Wakil Pemerintah Pusat
a. Harmonisasi Dekon dan TP

Penetapan RKP/D Bappenas/da


(4) menyelenggarakan
MUSRENBANGNAS
a. Sinkronisasi Program KL/SKPD
Sebagai pedoman
b. Harmonisasi Dekon dan TP
penyusunan
Rancangan APBN
Perencanaan – Apa yang
baru?
DULU SEKARANG
Daftar Usulan - “Shopping List” Rencana Kerja - “Working Plan”
• Sebanyak-banyaknya • Input (Rp., Naker, Fasilitas, dll.)
• Seindah-indahnya • Kegiatan (Proses)
• Tidak terbatas • Output / Outcome

48
Sehingga Perencanaan
• Dimulai dengan informasi tentang ketersediaan
sumberdaya dan arah pembangunan
nasional

Critical point-nya adalah


• Menyusun hubungan optimal antara input,
proses, dan output / outcomes
Karena:
Ada Sanksi Pidana
Pasal 34 UU 17/2003
Pengendalian dan Evaluasi
• Pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan dilakukan oleh masing-
masing pimpinan kementerian/lembaga/satuan kerja perangkat daerah.
• Menteri/Kepala Bappeda menghimpun dan menganalisis hasil
pemantauan pelaksanaan rencana pembangunan dari masing-masing
pimpinan kementerian/lembaga/satuan kerja perangkat daerah sesuai

49
dengan tugas dan kewenangannya
• Pimpinan kementerian/lembaga/Kepala SKPD melakukan evaluasi kinerja
pelaksanaan rencana pembangunan kementerian/lembaga/SKPD periode
sebelumnya.
• Menteri/Kepala Bappeda menyusun evaluasi rencana pembangunan
berdasarkan hasil evaluasi pimpinan kementerian/lembaga/SKPD.
• Hasil evaluasi menjadi bahan bagi penyusunan rencana pembangunan
nasional/daerah untuk periode berikutnya
PERATURAN TERKAIT PENYELARASAN RPJMD
DENGAN RPJMN 2015-2019
SERTA DINAMIKA MONEY FOLLOW PROGRAM
PRIORITAS NASIONAL DAN NAWACITA

Kedeputian Pengembangan Regional


Kementerian PPN/BAPPENAS
PENDAHULUAN

51
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH DI ERA OTONOMI
DAERAH
• Era Otonomi Daerah Saat ini :
• Pemilihan Kepala Daerah secara langsung yang dilakukan serentak di
beberapa daerah;
• Desentralisasi asimetris (keberagaman daerah yang memiliki karakteristik
sehingga pemberlakuan kebijakan desentralisasi tidak dapat diberlakukan
sama);
• Pembagian kewenangan dan urusan kepada daerah yang semakin besar;
• Proporsi dana perimbangan (transfer daerah) yang semakin besar dan terus
meningkat;

• Permasalahan Yang Dihadapi dalam Pembangunan Daerah Saat ini:


• Pengelolaan potensi daerah yang belum optimal, disisi lain beberapa daerah
tidak memiliki keterbatasan dalam potensi daerah;
• Sumberdaya manusia baik masyarakat maupun aparatur yang rendah;
• Kapasitas fiskal yang masih rendah
• Infrastruktur yang sangat minim dan belum memadai;
• Peningkatan kesejahteraan masyarakat masih belum terwujud.
• Penyediaan pelayanan publik yang masih minim.
Agenda Prioritas Pembangunan Daerah Dalam Nawa Cita

1. Pengurangan kesenjangan antara KBI dan KTI


(Pembangunan bukan Jawa Sentris tapi Indonesia
Sentris)
2. Desentralisasi asimetris
3. Penguatan daya saing daerah
4. Peningkatan dana transfer ke pemerintah daerah
5. Peningkatan pelayanan publik
6. Peningkatan tata kelola pemerintahan
7. Peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan
daerah
53
TANTANGAN PEMBANGUNAN DAERAH

• Desentralisasi politik dan fiskal saat ini sudah berjalan cukup baik.
• Desentralisasi politik  pemilihan kepala daerah secara serentak  pemberian sebagian
kewenangan pusat kepada daerah untuk dapat melaksanakan pembangunan.
• Desentraliasi fiskal  peningkatan dana transfer ke daerah serta pengelolaan yang
diberikan kepada daerah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.
• Desentralisasi ekonomi masih belum sepenuhnya terlaksana secara baik.
• Desentralisasi ekonomi belum berjalan dengan baik.
• Pembangunan daerah tidak dapat dikelola secara business as usual. Perlu inovasi daerah
baik dari masyarakat maupun pemimipin.
• Analisis ekonomi secara baik untuk melihat potensi dan keunggulan daerah.
• Kerjasama antar Daerah
• Peran Bappeda sangat diperlukan tidak hanya sebagai penentu arah, namun
juga kecepatan dan kualitas pembangunan.
• Pembangunan tidak hanya sebatas pada pengembangan potensi daerah, namun dalam
perencanaan juga mempertimbangkan seberapa cepat suatu pembangunan dapat
dilaksanakan serta berkualitas (pembangunan inklusif yaitu menurunkan kemiskinan dan
pengangguran serta merata baik secara wilayah maupun individu).
• Memperhitungkan berbagai sumber pembangunan. Pembangunan tidak hanya bersumber
dari APBD saja, namun juga APBN, Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) serta
pembangunan oleh pihak swasta (proyek yang menguntungkan secara ekonomi, finansial
serta bisnis)
• Melakukan sinergi perencanaan pusat dan daerah untuk menjamin efektivitas pelaksanaan
pembangunan.
54
KONSEP PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
DALAM UU 25 TAHUN 2004

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata


cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana
pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan
yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat
di tingkat Pusat dan Daerah.

55
PERAN STRATEGIS DAN MANDAT KEPADA
BAPPEDA
• Menyiapkan dan menyusun
Pasal 260
rancangan awal RPJPD,
RPJMD, dan RKPD, yang Bappeda
akan menjadi pedoman mengoordinasikan,
penyusunan Renstra dan menyinergikan, dan
Renja SKPD mengharmonisasikan
• Mengkoordinasikan Rencana pembangunan
penyusunan rancangan
Daerah. Dokumen
RPJPD, RPJMD dan RKPD.
• Menyelenggarakan perencanaan
Musrenbang Jangka pembangunan Daerah
Panjang, Jangka Menengah, terdiri atas:
dan Tahunan Daerah. a. RPJPD;
• Menyusun rancangan akhir b. RPJMD; dan
RPJPD, RPJMD dan RKPD.
c. RKPD.
• Bappeda menghimpun dan
menganalisis hasil
pemantauan pelaksanaan Susuai UU 25/2004 ttg
rencana pembangunan dari SPPN bertujuan untuk
masing-masing pimpinan menjamin terciptanya
Satuan Kerja Perangkat integrasi, sinkronisasi,
Daerah sesuai dengan
dan sinergi baik
tugas dan kewenangannya.
• Bappeda menyusun antarDaerah,
evaluasi rencana antarruang, antarwaktu,
pembangunan berdasarkan antarfungsi pemerintah
hasil evaluasi pimpinan maupun antara Pusat
Satuan Kerja Perangkat dan Daerah
Daerah.
56
SINERGI PERENCANAAN PUSAT DAN DAERAH
MENURUT UU 25/2004 TENTANG SPPN

Berdasarkan UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,


mandat kepada Bappeda meliputi :
1. Memformulasikan dokumen perencanaan pembangunan di daerah jangka panjang, menengah
dan tahunan;
2. Mengoordinasikan, mengharmonisasikan dan menyinergikan perencanaan pembangunan baik
yang bersifat vertikal (antara pusat dan daerah) maupun horizontal (antar OPD);
3. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pembangunan di daerah.


Bappeda memiliki peran strategis sebagai mitra Bappenas di
daerah untuk menjaga sinergi perencanaan pembangunan pusat dan
daerah, termasuk mengoordinasikan pencapaian target-target
prioritas nasional.
DASAR HUKUM PENYELARASAN
• Pasal 5 ayat (2) UU SPPN, “RPJM Daerah merupakan penjabaran dari visi, misi,
dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP
Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan
keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum, dan program
Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan
program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka
regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. “

• Pasal 263 ayat (3) UU Pemda “RPJMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah yang
memuat tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan, pembangunan Daerah dan
keuangan Daerah, serta program Perangkat Daerah dan lintas Perangkat Daerah
yang disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu
5 (lima) tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN.”

• Pasal 272 ayat (3) UU Pemda “Pencapaian sasaran, program, dan kegiatan
pembangunan dalam rencana strategis perangkat daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diselaraskan dengan pencapaian sasaran, program,
dan kegiatan pembangunan yang ditetapkan dalam rencana strategis
kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian untuk tercapainya
sasaran pembangunan nasional.”
PENTINGNYA PENYELARASAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN
 Sasaran dan Prioritas Pembangunan Nasional adalah
alat untuk mencapai tujuan bernegara di semua tingkat
pemerintahan
 Dalam pencapaian sasaran dan prioritas
pembangunan nasional, bisa:
 Hanya dilakukan oleh Pemerintah Pusat, seperti pertahanan, NKRI
keamanan, politik luar negeri, dll.
 Dilakukan oleh semua tingkat pemerintahan sesuai dengan
RPJM
kewenangan. NASIONAL

 Pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, tingkat


kemiskinan, tingkat partisipasi sekolah, tingkat kematian RPJMD
ibu, IPM, dll yang menjadi sasaran prioritas nasional, PROVINSI

PENJABARAN SASARAN

PENCAPAIAN SASARAN
mustahil bisa dicapai dengan hanya menghandalkan SDM
dan Anggaran dari Kementerian/Lembaga di pusat saja.
RPJMD
 Partisipasi Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Kota KAB/KOTA
mutlak diperlukan.
 Dalam kerangka pencapaian tujuan bernegara tsb, maka
sasaran prioritas pembangunan nasional harus
dijabarkan ke semua tingkat pemerintahan sesuai
dengan kewenangan.
TUJUAN DAN SASARAN PENYELARASAN
Tujuan:
•Menjamin konsistensi sinergitas sasaran, dan arah kebijakan pembangunan yang
tertuang dalam RPJMN menjadi prioritas dalam RPJMD terkait;
•Meningkatkan koordinasi dan kesepahaman dalam rangka upaya pencapaian
sasaran pembangunan nasional;
•Optimalisasi penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan
berkelanjutan;
•Penyesuaian alokasi anggaran pembangunan yang berorientasi pada hasil;
•Harmonisasi hubungan pusat-daerah dan antar daerah;
•Optimalisasi potensi dan keanekaragaman daerah.

Sasaran:
•Tersusunnya butir-butir kesepakatan tentang arah kebijakan pembangunan di
dalam RPJMD yang selaras dengan RPJMN 2015-2019 yang dituangkan pada Form
Kesepakatan Penyelarasan;
•Tersusunnya butir-butir dukungan Pemerintah Daerah berupa target dan alokasi
anggaran berdasarkan penyelarasan indikator dalam Pencapaian Target Prioritas
Nasional yang dituangkan pada Form Dukungan Penyelarasan.
•Tersusunnya butir-butir dukungan Pemerintah Pusat dalam rencana pencapaian
Visi dan Misi Kepala Daerah.
Pendekatan Substansi Perencanaan
 Sasaran dan Prioritas RPJMN dan RKP adalah tujuan bernegara dalam jangka menengah
yang harus dicapai oleh semua tingkat pemerintahan sesuai dengan tingkat
kewenangannya.
 Pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, tingkat kemiskinan, tingkat partisipasi
sekolah, tingkat kematian ibu, IPM, dll yang menjadi sasaran prioritas nasional, mustahil
bisa dicapai dengan hanya menghandalkan SDM dan Anggaran dari Kementerian/Lembaga
di pusat saja. Partisipasi Pemerintah Provinsi, Kabupaten, dan Kota mutlak diperlukan.
 Dalam kerangka pencapaian tujuan bernegara tsb, maka sasaran prioritas pembangunan
nasional harus dijabarkan ke semua tingkat pemerintahan sesuai dengan kewenangan.
 Kebijakan anggaran belanja yang dilakukan tidak berdasarkan money follow function,
tetapi money follow program.
 Pendekatan perencanaan Holistik-Tematik, Integratif dan Spasial

 Pendekatan penentuan Prioritas Nasional /Daerah, Program Prioritas dan Kegiatan


Prioritas Nasional/Daerah melalui pelaksanaan multilateral meeting, bilateral meeting
atau forum SKPD.

61
MONEY FOLLOW PROGRAM SERTA HOLISTIK-TEMATIK,
INTEGRATIF DAN SPASIAL (1/2)
PENGAMANAN PRIORITAS DAN INTEGRASI KEBIJAKAN MELALUI MONEY FOLLOW PROGRAM

Mengganti pendekatan money follow Penanganan secara menyeluruh


dan terfokus pada kegiatan yang
function menjadi money follow program HOLIST
relevan dengan pencapaian tujuan
IK
program prioritas
Pendanaan langsung mengarah pada TEMATI
kegiatan, sasaran hingga lokus tertentu Kegiatan prioritas K
direncanakan berdasarkan Keterpaduan seluruh
data dan informasi yang TER
Pendanaan meliputi tidak hanya kegiatan yang saling
baik serta lokasi yang jelas SPASIAL INTEGRA memperkuat dan selaras
belanja K/L, namun juga Non K/L, sehingga memudahkan SI dalam mencapai sasaran
Transfer Daerah dan Dana Desa, proses integrasi dan prioritas nasional
Pembiayaan BUMN dan KPBU pemantauan kegiatan di
lapangan.
PROGRA KEGIATAN
SEBARAN
M PRIORITA
WILAYAH
PRIORITA S
S

62
MONEY FOLLOW PROGRAM SERTA HOLISTIK-TEMATIK,
INTEGRATIF DAN SPASIAL (2/2)
CONTOH KASUS : PEMBANGUNAN PROYEK
MONEY FOLLOW MONEY FOLLOW
URAIAN BENDUNGAN JATI GEDE
FUNCTION PROGRAM Rencana awal pembangunan (2008) melibatkan 6 K/L
sesuai dengan berdasarkan tusi dan input yang diberikan
Perencana Dimulai dari Dimulai dari
(pendekatan tusi K/L) .
an Alokasi identifikasi kebutuhan penentuan program Pembangunan mengalami keterlambatan akibat setiap
unit/K/L: prioritas untuk K/L diluar Kem PU PERA tidak melaksanakan
kegiatannya.
Pelaksanaan tusi diturunkan pada Pada tahun 2015 dilakukan perubahan rencana,
Dukungan pada unit/K/L yang terkait Kemen PU & PERA diberikan kewenangan tidak hanya
pembangunan infrastruktur waduk namun juga
prioritas
resettlement (pendekatan program)
Realokasi Kaku karena sekat Lebih mudah Proyek diresmikan tahun 2015
anggaran organisasi dengan dilakukan karena di
sasarannya masing- arahkan untuk
masing pencapaian sasaran IMPLEMETASI MONEY FOLLOW PROGRAM DI
PAGU INDIKATIF 2017
program •Terjadi realokasi antar K/L untuk
Pelaksana  Penanggung jawab  Kebijakan kebih mengamankan prioritas dan pemenuhan
an ada di masing- mudah amanat perundangan
•Dari keseluruahan 87 K/L, 20 K/L
anggaran masing unit diintegrasikan mengalami kenaikan belanja Non
 Berpotensi tidak karena kontrol Operasionalnya, sedangkan 59 K/L
terintegrasi satu pada program mengalami penurunan di banding APBN
2016
sama lainnya prioritas
(kebijakan, spasial  Dapat ditunjuk 63
KONSEKUENSI PENDEKATAN PERENCANAAN HOLISTIK-
TEMATIK, INTEGRATIF, DAN SPASIAL

Musrenbang Trilatera
PENDEKATAN PERENCANAAN l
Kab/Kota, Provinsi,
PEMBANGUNAN Meeting
Terintegrasi Spasial Nasional
- Tematik
(Dukungan sistem informasi: E-Musrenbang, SIMU, E-Proposal,dst)

PROSES PERENCANAAN PEMBANGUNAN

KONSEKUENSI PENDEKATAN
PERENCANAAN
Sasaran Arah Kebijakan Kerangka Regulasi Kerangka Kelembagaan
Pembangunan • Kebijakan menyeluruh 1. Memberikan kemudahan dan 1. Tidak ada tumpang tindih
setiap prioritas mengurangi beban masyarakat fungsi/kewenangan
• Fokus pada
nasional 2. Mendorong potensi kreatif 2. Tata kelola dan hubungan kerja yang
pencapaian
• Mainstreaming 3. Mendorong efektivitas dan efisiensi sinergis antarfungsi/kewenangan
prioritas nasional
Revolusi Mental dalam 4. Memiliki nilai tambah atau insentif 3. Tersedianya ASN yang profesional
arah kebijakan 4. Memberikan daya ungkit terhadap
prioritas nasional pencapaian hasil
Kejelasan Pelaksana Kegiatan Kerangka Kewilayahan
• Siapa berbuat apa (K/L, BUMN, Pemda,
1. Setiap kegiatan memiliki lokasi yang
Swasta)
• Memiliki indikator yang jelas dan terukur jelas (koordinat)
• Tahapan kegiatan prioritas 2. Keterkaitan lokasi dalam mencapai
Kejelasan Sumber Pembiayaan sasaran program prioritas (waduk-
irigasi-sawah, KEK-jalan-pelabuhan-
• Belanja K/L, Belanja Non-K/L, Transfer Daerah, listrik)
PMN, dan KPS 3. Distribusi kegiatan antarwilayah
• Kebijakan baru alokasi DAK

64
PENETAPAN RENCANA KERJA PEMERINTAH 2017

 RKP 2017 ditetapkan melalui Peraturan Presiden


Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2016 tentang
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2017.
 Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2017 memuat :
 Bab 1. Pendahuluan
 Bab 2. Tema dan Sasaran Pembangunan Nasional
 Bab 3. Prioritas Pembangunan Nasional
 Bab 4. Pembangunan Bidang
 Bab 5. Ekonomi Makro, Pembangunan Wilayah,
dan Pendanaan
 Bab 6. Kaidah Pelaksanaan
 Bab 7. Penutup

 RKP 2017 menjadi pedoman bagi :


 Pemeritah dalam menyusun RAPBN 2017
 Kementerian/Lembaga dalam menyusun Rencana Kerja
Kementerian/Lembaga Tahun 2017
 Pemerintah Daerah dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah
Tahun 2017.

66
KETERKAITAN RPJPN 2005-2025, RPJMN 2015-2019 dan RKP
2017
Visi Pembangunan 2005-2025
INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR
TEMA RENCANA KERJA PEMERINTAH 2017 :
“Memacu Pembangunan Infrastruktur dan Ekonomi
untuk Meningkatkan Kesempatan Kerja serta
Mengurangi Kemiskinan dan Kesenjangan
Antarwilayah”

 Berdasarkan pelaksanaan pencapaian dan sebagai


keberlanjutan dari RKP 2015 dan RKP 2016
 Kesesuaian dengan tema RPJMN-3 (2015-2019):
memantapkan pembangunan secara menyeluruh
di berbagai bidang dengan menekankan
pencapaian daya saing kompetitif
perekonomian berlandaskan keunggulan SDA
VISI PEMBANGUNAN NASIONAL 2015-2019: dan SDM berkualitas, serta kemampuan
"Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan
IPTEK yang terus meningkat.
Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong"
   Penekanan pada pertumbuhan ekonomi dan
Visi ini diwujudkan melalui 7 (tujuh) MISI PEMBANGUNAN yaitu: pembangunan infrastruktur.
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan
wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan
sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia
sebagai negara kepulauan. DIJABARKAN KE DALAM 23 PRIORITAS NASIONAL
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis Masing-masing dengan Sasaran dan Arah Kebijakan
berlandaskan negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati
diri sebagai negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju,
dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri,
maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. 67
PRIORITAS NASIONAL RKP 2017

1. Revolusi Mental 5. Kedaulatan 10. Antar 17. Reformasi 21. Perbaikan


Pangan Kelompok Regulasi, Iklim
2. Kesehatan
6. Maritim dan Pendapatan Kepastian dan Investasi dan
3. Pendidikan Penegakan Iklim Usaha
Kelautan 11. Reforma
4. Perumahan dan Agraria Hukum
7. Kedaulatan 22. Peningkatan
Permukiman 18. Stabilitas Ekspor
Energi 12. Daerah
Perbatasan Keamanan dan Nonmigas
8. Pembangunan Ketertiban
Pariwisata 13. Daerah 23. Reformasi
Tertinggal 19. Konsolidasi Fiskal
9. Percepatan Demokrasi dan
Pertumbuhan 14. Desa dan Efektivitas
Industri dan Kawasan Diplomasi
Kawasan Pedesaan
Ekonomi (KEK) 20. Reformasi
15. Perkotaan Birokrasi
16. Konektivitas

68
Dimensi Pembangunan Manusia dan Masyarakat
Arah Kebijakan Pembangunan Kesehatan

69
ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN
KESEHATAN (1/3)

70
ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN
KESEHATAN (2/3)

71
ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN
KESEHATAN (3/3)

72
Dimensi Pembangunan Manusia dan Masyarakat
Arah Kebijakan Pembangunan Pendidikan

73
ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN
PENDIDIKAN (1/2)

74
ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN
PENDIDIKAN (2/2)
Sasaran Umum

75
Dimensi Pembangunan Manusia dan Masyarakat
Arah Kebijakan Pembangunan Perumahan dan Permukiman

76
ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN (1/2)

77
ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN
PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN (2/2)

78
Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan
Arah Kebijakan Pembangunan Pariwisata

79
ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN
PARIWISATA (1/2)

80
ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN
PARIWISATA (2/2)

81
Dimensi Pemerataan dan Kewilayahan
Arah Kebijakan Antar Kelompok Pendapatan

82
ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN
ANTAR KELOMPOK PENDAPATAN (1/2)

83
ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN
ANTAR KELOMPOK PENDAPATAN (2/2)

84
Dimensi Pemerataan dan Kewilayahan
Arah Kebijakan Konektivitas

85
ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN
KONEKTIVITAS (1/2)

86
ARAH KEBIJAKAN DAN SASARAN
KONEKTIVITAS (2/2)

87
PENAJAMAN SUBSTANSI PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN

88
PENDEKATAN PENYUSUNAN RKP 2018:
PENAJAMAN SUBSTANSI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
Pendekatan Substansi Perencanaan
“HITS”

Holistik, Integratif, Tematik


dan
Spasial

89
I. INTEGRASI SUBSTANSI: Pengertian

Hulu Hilir

 Penetapan Kegiatan di setiap tahapan


 Penetapan Sasaran di setiap tahapan
 Penetapan Indikator di setiap tahapan
90
I. INTEGRASI SUBSTANSI: Contoh 1
PN: Kedaulatan Pangan, Program Prioritas: Produksi Padi dan Pangan Lainnya

Tahapan Tahapan Tahapan


Persiapan/Perencanaan : Pelaksanaan Pengembangan
Hul Hili
u r
4 7
1 2 3 5 6 8 9

Perbaikan Pengendalian Rehabilitas dan Pencetaka Bantuan Reformasi Peningkatan Teknologi


Optimasi dan
statistik konversi Perluasan Jaringan n sawah alat dan subsidi pupuk Pengetahuan peningkatan
Pemulihan
(data dan lahan padi dan Irigasi Rehabilitasi baru dan mesin dan benih serta dan Produktivitas
Kesuburan
informasi) sertifikasi DAS Hulu, Perluasan pertanian Pengembangan Ketrampilan Pertanian
Lahan
Pertanian Lahan (PRONA) -Pemanfaatan Pembangunan areal -Penyalura Desa Mandiri Pertanian -Intensifikasi
(Badan -Sertifikasi Waduk dan Embung pangan n alat Benih -Pelatihan padi
lahan -Jaringan
Pusat tanah rawa/gambut lain pertanian -Jumlah pupuk Pertanian -Penanaman
Statistik, pertanian -Pemanfaatan irigasi/drainase (Kemen. (Kemen. bersubsidi yang Perdesaan Padi organik
Kemen. -Informasi sudah dibangun Pertanian, disalurkan -Penyuluhan -Desa
lahan di
Pertanian, Geospasial atau akan dibangun Kemen Pertanian) -Desa Mandiri pertanian pertanian
bawah
dan Badan Tematik (IGT) yang selesainya LHK, Benih -SMK Organik
tegakan hutan
Informasi luas -Teknologi bersamaan dengan Pemerinta (KSP, Kemen. Pertanian (Kemen.
Geospasia baku sawah. selesainya sawah h Daerah) Keuangan (Kemen. Pertanian,
kesuburan
l) (Kemen ATR, dicetak kecuali Kemen. Pertanian, LAPAN, BPPT,
lahan.
Kemen. sawah Pertanian) Kemen BATAN, LIPI)
(Kemen.
Pertanian, BIG, tadah hujan. Diknas,
Pertanian,
Pemda) (Kementan, Pemda)
Kemen LHK,
Kemen.PU
BPPT)
dan Pera,
Hul Pemerintah
Hili
Tahapan Perencanaan Cetak Sawah Baru
Daerah)
u
a b c d r
Survey Calon Petani Pencadanga Informa Pelaksanaan
Calon Lokasi n Lahan si Iklim cetak sawah
-Calon lokasi tidak Hutan (BMKG) -pencetakan
tumpang tindih Untuk sawah baru,
dengan program/ Pertanian ditujukan
-Air untuk
proyek lain dan atau
program/proyek tersedia peningkatan
sejenis di tahun cukup produksi padi.
sebelumnya. untuk (Kemen.
-Petani ada dan menjamin Pertanian,
berdomisili di desa Pemda)
calon lokasi atau pertumbuh
berdekatan dengan an
calon lokasi serta padi
sekurang-
berkeinginan
kurangnya 91
untuk bersawah.
CONTO
PENJABARAN INTEGRASI SUBSTANSI:
HHULU-HILIR KEGIATAN PRIORITAS KEDALAM KEGIATAN KEMENTERIAN/LEMBAGA
(WHO DOING WHAT?) (1/2)

TAHAPAN PERSIAPAN/PERENCANAAN TAHAPAN PELAKSANAAN


Perbaikan Pencadangan Pengendalian Optimasi dan Informasi Iklim Rehabilitas dan Perluasan Pencetakan sawah baru
KEGIATA statistik (data Survey Calon Jaringan Irigasi Rehabilitasi
Petani Lahan Hutan konversi lahan padi Pemulihan dan Perluasan areal
N & informasi) Untuk Pertanian dan sertifikasi lahan Kesuburan
DAS Hulu, Pembangunan
pangan lain
Pertanian Calon Lokasi Waduk dan Embung
PRIORITA -PRONA Lahan
S • Badan Pusat • Kementerian • Kementerian • Kemen Agraria • Kemen. • BMKG • Kementan, Kemen.PU
Statistik, Pertanian LH dan dan Tata Ruang Pertanian, dan Pera,
Kementer Kementerian Kehutanan , Kemen. Kemen LHK, Pemerintah Daerah
ian/Lemb Pertanian dan Pertanian, BPPT)
Badan Badan
aga Informasi Informasi
Geospasial Geospasial,
• Satu referensi • Luas lahan • pemanfaatan • Pemda
Pra sertifikasi • Pemanfaatan • Informasi - Pembangunan
data dan peta potensi dan lahan tanah lahan iklim yang waduk/bendungan,
untuk cetak sawah pencadangan pertanian rawa/gambut akurat untuk embung, jaringan irigasi
Sasaran baru (Ha) sumber daya kepada petani • Pemanfaatan mendukung serta rehabilitasi jaringan
perencanaan di
bidang alam (potensi lahan di pertanian. irigasi dan irigasi tersier
Kegiatan bawah untuk mendukung
pertanian (one jasa regulator
data dan one air dan jasa tegakan hutan sasaran kedaulatan
penyimpan • Teknologi pangan
map policies)
air) kesuburan
Indikator utama Indikator Indikator utama Indikator utama : Indikator
lahan. Indikator Indikator utama :
Indikator
: utama : : •Jumlah sertifikasi utama : utama : •Pembangunan
Kegiatan •Data produksi •Jumlah •Peta Daya •Luas •Model waduk /bendungan
(penentuan
lahan pertanian
sawah dan penetapan dan Dukung Daya (ribu persil) Pemanfaatan perkiraan iklim (jumlah waduk)
indikator utama
adalah indikator pangan lainnya
per provinsi
desain lokasi
yang layak
Tampung
Lingkungan
lahan dengan
resolusi 10 km
•Rehabilitasi dan pelaksanaan
yang Indikator rawa/gambut pembangunan jaringan
mendukung
Agenda Nawa
(Ton)
•Peta potensi
untuk cetak
sawah baru
Hidup per
Provinsi (Jumlah
pendukung:
•Jumlah review
(Ha)
•Luas
(jumlah model)
•Layanan
itigasi tersier (Ha)
•Pembangunan jaringan
cetak
cetak sawah per dengan peta) informasi iklim
Cita (indikator
sasaran umum)) Provinsi. (peta pertimbangan
audit lahan (dok)
•Verifikasi luas
Pemanfaatan
lahan di bawah per provinsi
irigasi baru (Ha)
•Pembangunan embung sawah baru
Provinsi) lokasi dan baku lahan sawah tegakan hutan dengan tingkat (Ha)
adanya petani provinsi (Jumlah (Ha) akurasi 65%- •Rehabilitasi jaringan
Indikator
per Provinsi Provinsi) •Teknologi 75% (Jumlah irigasi (Ha)
Pendukung :
(Jumlah kesuburan lahan Provinsi)
•Data lainnya di
Provinsi) (Unit)
bidang pertanian
(fokus statistik
produksi,
Upaya pencapaian swasembada dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu
konsumsi, harga,
1)intensifikasi dengan peningkatan Indeks Pertanaman (IP), provitas sawah-sawah
usaha tani) eksisting; dan
2)penambahan baku lahan sawah (cetak sawah baru)
Bagian tahapan dengan background warna biru merupakan tahapan yang dilakukan apabila peningkatan produksi padi
dan pangan lainnya dilakukan melalui penambahan baku lahan sawah (cetak sawah baru).
CONTO
PENJABARAN INTEGRASI SUBSTANSI:
HHULU-HILIR KEGIATAN PRIORITAS KEDALAM KEGIATAN KEMENTERIAN/LEMBAGA
(WHO DOING WHAT?) (2/2)

TAHAPAN PELAKSANAAN TAHAPAN PENGEMBANGAN


What Next ?
Bantuan alat Reformasi subsidi pupuk Peningkatan Teknologi peningkatan
KEGIATA Pengetahuan dan
N dan mesin dan benih serta
Ketrampilan Pertanian
Produktivitas Integrasi substansi juga dilakukan dengan
pertanian Pengembangan Desa Pertanian
PRIORITA Mandiri Benih Program Prioritas lainnya di Kedaulatan
S • Kementerian• Kementerian • Kemen. Pertanian, • Kemen. Pertanian, Pangan :
pertanian keuangan, Kemen Diknas, LAPAN, BPPT,
Kementer KSP, 1.Peningkatan Mutu Pangan, Kualitas
Pemda BATAN, LIPI
ian/Lemb Kementerian Konsumsi Pangan dan Gizi Masyarakat.
Pertanian
aga {Misal : Integrasi dengan Tahap
Pengembangan}
• Tersalurkannya subsidi
2.Kelancaran Distribusi Pangan dan Akses
• Tersedianya • Meningkatnya • Penerapan
alat pertanian pupuk dan benih ketrampilan dan teknologi tepat guna Pangan Masyarakat. {Misal : Integrasi
Sasaran untuk pertanian untuk pengetahuan petani pertanian untnuk dengan Tahap Pelaksanaan}
Kegiatan mendukung mendukung di bidang pertanian meningkatkan
peningkatan produksi produktivitas
3.Penanganan Gangguan terhadap
peningkatan
produksi padi padi dan pangan pertanian. Produksi Pangan. {Misal : Integrasi
dan pangan lainnya. Penetapan
dengan Tahap secara spasial
Pengembangan}
lainnya. • Terbangunnya Desa
Mandiri Benih
(Provinsi/Kabupaten /Kota) sebagai lokasi
Indikator utama Indikator utama : Indikator utama : Indikator utama :
Indikator
: •Jumlah pupuk dan benih •Jumlah Sertifikasi
peningkatan produksi padi dan pangan
•Jumlah penanaman
Kegiatan •Jumlah alat yang tersalurkan (ton) profesi di bidang padi organik (Ha) lainnya serta sasaran utama dan sasaran
(penentuan •Jumlah Desa
pertanian yang pertanian (jumlah •Intensifikasi padi dan perkegiatan.
indikator utama
disalurkan (unit) MandiriBenih (desa) orang) pangan lainnya (Ha)
adalah indikator
•Jumlah •Jumlah desa
Contoh :
yang
mendukung Penyelenggaraan pertanian organik Kedaulatan Pangan Provinsi Sumatera
Agenda Nawa penyuluhan di bidang (desa) Selatan
Cita (indikator pertanian (Unit Badan
sasaran umum)) Penyuluhan Pertanian Sasaran Utama/Umum :
di Kecamatan) Peningkatan Produksi Padi : 12,8 juta ton
•Bantuan Praktek di
Bidang Pertanian
Pembangunan Waduk/Bendungan Waduk
untuk SMK Pertanian Komering II
(jumlah siswa) Sasaran Kegiatan :
Cetak Sawah Baru : 13,700 Ha
Tujuan Integrasi Substansi adalah untuk melihat keterpaduan dan keterhubungan dilihat sawah dari: baru
Desa Mandiri Benih : 125 desa
•Kegiatan (Keterkaitan satu kegiatan dgn kegiatan lainnya (dari hulu sampai dengan hilir)
mandiri benih
•Sasaran (Sasaran yang saling mendukung antar kegiatan. Pencapaian sasaran pada tahapan sebelumnya menjadi dasar
Bantuan praktek pertanian : 521 siswa
pelaksanaan kegiatan selanjutnya untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan). SMK Pertanian
•Indikator (Indikator yang jelas dan terukur) dan seterusnya.
II. INTEGRASI SPASIAL:
Kesiapan secara Spasial

Peta Indikasi Jasa


Ekosistem Tinggi
Ekoregion Jawa Jasa ekosistem penyedia dan penyimpan air bernilai tinggi dicirikan
dan terdistribusi pada
kondisi ekoregion yang mempunyai morfologi dataran dengan hasil
pembentukan bumi
yang dipengaruhi oleh proses bekerjanya sungai dan solusional-
karst yaitu Dataran Fluvial dan
Dataran dan Perbukitan Solusional Karst dengan tutupan kondisi
lahan adalah sawah dan hutan lahan kering

Jasa ekosistem pengatur tata air


dan pengendali
banjir bernilai tinggi dicirikan dan
terdistribusi pada
kondisi ekoregion bermorfologi
pegunungan dan
perbukitan dengan hasil
pembentukan bumi yang
dipengaruhi oleh proses
pembentukan gunungapi
yaitu Pegunungan Vulkanik dan
Perbukitan Vulkanik
dengan kondisi tutupan lahan
adalah hutan lahan kering

94
II. INTEGRASI SPASIAL:
Keterkaitan Fungsional Lokasi dari Kegiatan dan Sasaran

Provinsi DI Yogyakarta
Tujuan Integrasi Spasial Sawah yang jaringan irigasi tersiernya Sleman
dibangun/direhabilitasi 3500 Ha
• Menjabarkan sasaran nasional ke daerah Rehabilitasi Jaringan Irigasi
(Provinsi, Kabupaten dan Kota). Bidang tanah petani yang di prasertifikasi dan D.I. Kalibawang 350 Ha
pascasertifikasi 2000 Ha
• Memastikan seluruh proses tahapan yang
telah disusun dari hulu ke hilir terlaksana Review hasil audit lahan pertanian 5 Review
di setiap lokasi (khususnya daerah yang
Bantuan Alat dan Mesin Pertanian 527 Unit
menjadi lokasi cetak sawah baru).
• Jika ada satu tahapan yang terlewatkan di Pupuk Bersubsidi yang disalurkan 91850 Pupuk
daerah lokasi cetak sawah baru, maka
akan lebih mudah diketahui sehingga
beberapa permasalahan dapat dihindari, Kulon Progo
misalnya :
Rehabilitasi Jaringan Irigasi
• Dilakukannya pembangunan waduk atau
D.I. Kalibawang 350 Ha
bendungan, sementara di lokasi tersebut tidak
ada rencana pengembangan sawah (tidak
memiliki potensi jasa regulator air dan jasa
penyimpan air atau tidak ada calon petani).
• Peningkatan penyaluran alat pertanian dan
subsidi benih, sementara di lokasi tersebut
pembangunan bendungan/waduk dialihkan,
ditunda atau belumm selesai dibangun.
Sawah dan Ladang
• Sementara daerah yang bukan lokasi
cetak sawah baru hanya perlu dipastikan Pertanian Lainnya
Gunung Kidul
pelaksanaan kegiatan pada tahapan- Cetaki Sawah Baru
tahapan berikutnya. Cetak Sawah Baru 50 Ha

95
III. PEMBAGIAN KEWENANGAN
Pembagian Kewenangan: Kedaulatan Pangan, Program Prioritas Peningkatan Produksi Padi

Banyak Sasaran dalam RPJMN 2015-2019 untuk pencapaiannya melibatkan


Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kab/Kota sesuai
dengan kewenangannya.

96
III. PEMBAGIAN SUMBER PENDANAAN
(Belanja K/L, APBD, Transfer Daerah, PNM, KPS, Swasta)
Ilustrasi Usulan DAK
Target RPJMN 2015-2019: Rehabilitasi 3 juta hektar jaringan
irigasi.
Target RKP 2017: Rehabilitasi 639,700 hektar.
• Sesuai dengan Kebutuhan Rehabilitasi
Kabupaten 2017
Irigasi Kewenangan

Kewenangan akan
berimplikasi pada
sumber pendanaan.
• Kekurangan Pendanaan
bagi Daerah bisa
diusulkan melalui Dana
Transfer Daerah (DAK)
• Bisa juga dilakukan
dengan kerjasama
dengan swasta (KPS)
• Memberikan tambahan
modal ke BUMN/BUMD
Rehabilitasi Irigasi Kewenangan Kabupaten 2.343 ha = Rp.
45.665,64 juta
Kemampuan Pendanaan APBD =Rp.
Rp. 25.000,00
20.665,64
juta Dibiayai melalui DAK Penugasan
juta
DAK Penugasan
Mendanai kegiatan khusus dalam rangka pencapaian sasaran Prioritas
Nasional dengan menu terbatas dan lokus yang ditentukan 97
PENDEKATAN PENYELARASAN RPJMD
DENGAN RPJMN 2015-2019

98
PENDEKATAN PENYELARASAN PERENCANAAN
NASIONAL
DOMAIN POLITIK
VISI
(GIVEN)

MISI

NAWACITA

DIMENSI PEMBANGUNAN DOMAIN


+ Faktor Pendukung PERENCANAAN
Pertumbuhan Ekonomi

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN


MULTILATERAL
MEETING
PROGRAM PRIORITAS
MONEY
FOLLOW
PROGRAM
KEGIATAN PRIORITAS

PENYEDERHANAAN DOMAIN PROGRAM & KEGIATAN KL dan


BILATERAL MEETING NOMENKLATUR URUSAN PEMERINTAHAN SKPD
PELAKSANAAN
PENDEKATAN PENYELARASAN PERENCANAAN
DAERAH
DOMAIN POLITIK
VISI
(GIVEN)

MISI

PROGRAM KDH

TUJUAN DAN SASARAN DOMAIN PERENCANAAN

STRATEGI DAN ARAH


MULTILATERAL KEBIJAKAN
MEETING
PROGRAM PRIORITAS
MONEY
FOLLOW
PROGRAM KEGIATAN PRIORITAS

PENYEDERHANAAN Program dan Kegiatan Perangkat Daerah


NOMENKLATUR dan Lintas Perangkat Daerah
BILATERAL MEETING
DOMAIN PELAKSANAAN
PENDEKATAN PENYELARASAN PERENCANAAN
NASIONAL DAN DAERAH

DOMAIN POLITIK (GIVEN) DOMAIN POLITIK (GIVEN)


VISI VISI

MISI
MISI

NAWACITA
PROGRAM KDH

DOMAIN PERENCANAAN DIMENSI PEMBANGUNAN


Kondisi Perlu + Faktor
TUJUAN & SASARAN Pendukung Pertumbuhan
Ekonomi

STRATEGI & STRATEGI & ARAH


MULTILATERAL ARAH KEBIJAKAN KEBIJAKAN
MULTILATERAL
MEETING/FORUM
MEETING
PERANGKAT DAERAH PROGRAM PRIORITAS PROGRAM PRIORITAS
MONEY
FOLLOW
KEGIATAN PRIORITAS KEGIATAN PRIORITAS
PROGRAM

BILATERAL MEETING/ URUSAN PEMERINTAHAN


PENYEDERHANAAN PROGRAM & KEGIATAN
FORUM PERANGKAT NOMENKLATUR serta PROGRAM DAN KEGIATAN Kementerian/Lembaga BILATERAL MEETING
PERANGKAT DAERAH
DAERAH
DOMAIN PELAKSANAAN

Daerah Nasional
STRATEGI PENYELARASAN RPJMD
DENGAN RPJMN 2015-2019

102
STRATEGI PENYELARASAN RPJMD DENGAN RPJMN 2015-
2019 (1/5)

Secara substansional penyelarasan RPJMD dengan


RPJMN 2015-2019 terbagi beberapa strategi,
yaitu;
1.Penyelarasan Isu Strategis Pembangunan Daerah;
2.Penyelarasan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan
Daerah;
3.Penyelarasan Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan
Daerah;
4.Penyelarasan Program Prioritas Pembangunan Daerah;
5.Penyelarasan Kerangka Pendanaan Program Pembangunan
Daerah;
6.Penyelarasan Indikasi Lokasi Pelaksanaan Kegiatan Strategis
Nasional di Daerah.
STRATEGI PENYELARASAN RPJMD DENGAN RPJMN 2015-
2019 (2/5)
DOMAIN DAERAH (RPJMD) NASIONAL (RPJMN) STRATEGI PENYELARASAN

Isu Strategis Daerah Isu Strategis Nasional Strategi 1:


Penyelarasan Isu Strategis Pembangunan
Daerah

Domain Politik Visi Visi


Misi Misi
Program KDH Nawa Cita

Domain Perencanaan Tujuan Dimensi Pembangunan Nasional Strategi 2:


(Money Follow Program & Sasaran Sasaran Penyelarasan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran,
Pendekatan Holistik- Pembangunan Daerah
Tematik, Integratif, dan Strategi dan Arah Kebijakan Strategi dan Arah Kebijakan Strategi 3:
Spasial) Prioritas Daerah Prioritas Nasional Penyelarasan Strategi dan Arah Kebijakan
Program Prioritas Daerah Program Prioritas Nasional Pembangunan Daerah
Kegiatan Perioritas Daerah Kegiatan Perioritas Nasional

Domain Pelaksanaan Urusan dan Sub Urusan Program Kementerian/Lembaga Strategi 4:


(Penyederhanaan Program Perangkat Daerah Kegiatan Kementerian/Lembaga Penyelarasan Program Prioritas
Nomenklatur) Kegiatan Perangkat Daerah Pembangunan Daerah

Kerangka Pendanaan Daerah Kerangka Pendanaan Nasional Strategi 5:


Penyelarasan Kerangka Pendanaan Program
Daerah

Indikasi Lokasi Pembangunan Daerah Indikasi Lokasi Pembangunan Nasional Strategi 6:


Penyelarasan Indikasi Lokasi Pelaksanaan
Kegiatan Strategis Nasional di Daerah
STRATEGI PENYELARASAN RPJMD DENGAN RPJMN 2015-
2019 (3/5)

1. PENYELARASAN ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN DAERAH


Maksud: menjamin konsistensi sinergitas isu strategis yang tertuang atau yang
akan dituangkan dalam RPJMD, dengan isu strategis yang tertuang dalam
RPJMN
Tujuan: mendorong daerah dalam merumuskan isu strategis pembangunan
jangka menengah, yang selaras dengan isu strategis nasional sesuai RPJMN.

2. PENYELARASAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN PEMBANGUNAN


DAERAH
Maksud: menjamin konsistensi sinergitas antara sasaran pembangunan daerah
yang tertuang atau yang akan dituangkan dalam RPJMD dengan sasaran
pembangunan nasional dalam RPJMN.
Tujuan: agar daerah memasukkan sasaran dari visi, misi, dan tujuan
pembangunan daerah, yang selaras dengan sasaran pembangunan nasional
yang telah tertuang dalam RPJMN.
STRATEGI PENYELARASAN RPJMD DENGAN RPJMN 2015-
2019 (4/5)
3. PENYELARASAN STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
DAERAH
Maksud: menjamin konsistensi sinergitas antara strategi dan arah kebijakan
pembangunan daerah yang tertuang atau yang akan dituangkan dalam RPJMD,
sejalan dengan strategi dan arah kebijakan pembangunan nasional yang telah
tertuang dalam RPJMN.
Tujuan: agar daerah dapat merumuskan strategi dan arah kebijakan
pembangunan yang selaras dengan strategi dan arah kebijakan pembangunan
nasional yang telah tertuang dalam RPJMN.

4. PENYELARASAN PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH


Maksud: menjamin sinkronisasi dan harmonisasi program prioritas
pembangunan daerah yang tertuang atau yang akan dituangkan dalam RPJMD
dengan Kegiatan Prioritas, Program Prioritas, dan Prioritas Nasional yang
telah tertuang dalam RPJMN.
Tujuan: agar daerah dapat merumuskan program prioritas pembangunan daerah
yang selaras dengan Kegiatan Prioritas, Program Prioritas, dan Prioritas
Nasional yang telah tertuang dalam RPJMN.
STRATEGI PENYELARASAN RPJMD DENGAN RPJMN 2015-
2019 (5/5)
5. PENYELARASAN KERANGKA PENDANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN
DAERAH
Maksud: menjamin sinkronisasi dan harmonisasi Program, Indikator, Target, dan
Pendanaan Pembangunan Daerah yang mendukung prioritas nasional.
Tujuan: agar daerah dapat merumuskan Program, Indikator, Target, dan
Pendanaan Pembangunan Daerah yang selaras dengan Target dan Pendanaan
Prioritas Nasional baik dalam pencapaian Tujuan Nasional maupun dalam
Pencapaian Visi, Misi, Kepala Daerah sehingga tercapai keselarasan dan
kesinambungan pembiayaan melalui APBN, APBD Provinsi dan APBD
Kabupaten/Kota.

6. PENYELARASAN INDIKASI LOKASI PELAKSANAAN KEGIATAN STRATEGIS


NASIONAL DI DAERAH
Maksud: mengetahui kontribusi kegiatan daerah beserta lokasi yang terindikasi
mendukung kegiatan strategis nasional sesuai dokumen RTRW.
Tujuan: agar daerah dapat mengidentifikasi kontribusi kegiatan daerah beserta
lokasinya yang selaras dan saling mendukung dengan kegiatan strategis
nasional berdasarkan kesesuaian dengan dokumen RTRW.
TATA CARA PENYELARASAN (1/6)

1. Penyelarasan Isu Strategis Pembangunan Daerah


Upaya penyelarasan Provinsi
Isu Strategis
dilakukan dengan No
RPJMD Provinsi Dinamika Nasional (RPJMN 2015-2019)
menelaah narasi (1) (2)
1 Kualitas dan aksesibilitas pendidikan dan kesehatan 1.3
(3)
Pendidikan
Gambaran Umum   1. putus sekolah atau tidak melanjutkan sekolah yang didominasi 1.3.1 Pelaksanaan Wajib Belajar 12
anak usia 16 – 18 tahun; Tahun yang berkualitas;
Kondisi Daerah, 2. anak usia sekolah yang bekerja;
3. aksesibilitas terhadap sekolah belum merata di beberapa wilayah; 1.3.5 Peningkatan akses dan kualitas
Gambaran Pengelolaan PAUD;
dan Proyeksi 4. ruang kelas untuk siswa SMP dan SMA di beberapa wilayah masih 1.3.2 Peningkatan kualitas
terbatas dan pembelajaran;
Keuangan Daerah, dan rusak serta ruang lainnya (laboratorium, perpustakaan); 1.3.10 Penguatan tata kelola pendidikan.
5. kualitas dan relevansi serta tata kelola pendidikan belum sesuai
Analisis Isu-isu dengan kebutuhan
dan tuntutan dalam rangka peningkatan daya saing;
Srategis yang akan Kabupaten/Kot
dituangkan dalam a
No
RPJMD Kab/Kota
Isu Strategis
RPJMD Provinsi RPJMN 2015-2019
RPJMD untuk (1)
1 Pendidikan
(2) (3)
Kualitas dan aksesibilitas pendidikan 1.3
(4)
Pendidikan
kemudian diselaraskan  
1. Wajib belajar bukan hanya
dan kesehatan
1. Putus sekolah atau tidak 1.3.1 Pelaksanaan Wajib Belajar 12 Tahun
dengan Lingkungan hingga 12 tahun tetapi hingga
15 tahun
melanjutkan sekolah yang
didominasi anak usia 16 – 18 tahun;
yang berkualitas;

Strategis, Kerangka   2. Tenaga pendidik 90 persen


2. anak usia sekolah yang bekerja;
3. kualitas dan relevansi serta tata 1.3.2 Peningkatan kualitas pembelajaran;
Ekonomi Makro, telah
bersertifikasi
kelola pendidikan belum sesuai
dengan kebutuhan dan tuntutan
1.3.10 Penguatan tata kelola pendidikan.

Kebijakan dalam rangka peningkatan daya


saing;
Pembangunan 3. Mengalokasikan anggaran
untuk beasiswa
4. biaya pendidikan menengah dan
tinggi mahal
1.3.4 Peningkatan akses, kualitas, dan
relevansi pendidikan tinggi;
Nasional, sesuai perguruan tinggi 1.3.9 Peningkatan efisiensi pembiayaan
pendidikan; 10
8
TATA CARA PENYELARASAN (2/6)

2. Penyelarasan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan


Daerah Provinsi
Upaya RPJMD Provinsi RPJMN
penyelarasan No.
Visi Misi Tujuan
Sasaran/Indikator
Sasaran/Impact
Sasaran/Indikator
Sasaran/Impact
dilakukan dengan (1)
1 Jawa
(2) (3)
Membangun
(4)
Membangun sumber daya 1)
(5)
Meningkatnya  
(6)

menelaah narasi  
Barat
Maju dan
Masyarakat
yang
manusia Jawa Barat yang
menguasai ilmu
aksesibilitas dan
kualitas pendidikan
misi, tujuan, dan Sejahtera
Untuk
Berkualitas dan
Berdaya saing
pengetahuan dan
teknologi, senantiasa
yang unggul,
terjangkau dan
sasaran sebagai Semua berkarya, kompetitif,
dengan tetap
merata;
a. Angka Melek Huruf Rata-rata angka melek aksara
penjabaran visi mempertahankan
identitasdan ciri khas
penduduk usia di atas 15 tahun
b. Angka Rata-rata Lama Rata-rata lama sekolah penduduk
pembangunan masyarakat yang santun
dan berbudaya
Sekolah usia diatas 15 Tahun
c. APK Sekolah Menengah a. Rasio APK SMP/MTs antara
daerah yang akan 20% penduduk termiskin dan

dituangkan dalam Kabupaten/Kot 20% penduduk terkaya


b. Rasio APK SMA/SMK/MA
RPJMD untuk No a RPJMD Kab/Kota RPJMD Provinsi RPJMN
antara 20% penduduk
Sasaran/Indikator Sasaran/Indikator Sasaran/Indikator
termiskin dan 20% penduduk
. Visi Misi Tujuan
Sasaran/Impact Sasaran/Impact Sasaran/Impact
diselaraskan (1) (2) (3) (4) (5)
terkaya
(6) (7)
dengan sasaran 1 Terwujudnya Kota
Cirebon Sebagai Kota
4. Meningkatkan
kualitas sumber
1. Mengoptimalk
an
1. Terbukanya
kesempatan
1) Meningkatnya
aksesibilitas dan
 

yang telah tertuang yang Religius, Aman,


Maju, Aspiratif dan
daya Kota Cirebon
dalam bidang
pemerataan
dan perluasan
yang luas bagi
masyarakat
kualitas
pendidikan yang
dalam Hijau (RAMAH) pada
Tahun 2018
pendidikan,
kesehatan, ekonomi
akses
pendidikan
untuk
mengenyam
unggul, terjangkau
dan merata;
RPJMN 2015-2019. dan sosial untuk
kesejahteraan
bagi
masyarakat
pendidikan
a. Meningkatnya a. APK Sekolah a. Rasio APK SMP/MTs
masyarakat Lama Harapan Menengah antara 20%
Sekolah pada penduduk termiskin
usia max 18 dan 20% penduduk
tahun terkaya
b. Rasio APK
SMA/SMK/MA
10
9
TATA CARA PENYELARASAN (3/6)

3. Penyelarasan Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah


Provinsi
Upaya RPJMD Provinsi RPJMN RPJMD Provinsi RPJMN
penyelarasan No
Sasaran Strategi Strategi Arah Kebijakan Arah Kebijakan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
dilakukan dengan 1 Meningkatnya 1. Menyelenggaraka a. Melaksanakan 1. Pendidikan Pemberian dukungan bagi
menelaah narasi   aksesibilitas dan kualitas
pendidikan yang unggul,
n pendidikan
dasar, menengah
Wajib Belajar 12
Tahun dengan
gratis dasar
dan menengah
anak dari keluarga kurang
mampu untuk dapat
strategi dan arah terjangkau dan merata dan tinggi dengan
biaya terjangkau
melanjutkan
upaya untuk
mengikuti Program
Indonesia Pintar
kebijakan   memenuhi hak
seluruh penduduk
pendidikan dasar sembilan
tahun melalui Kartu
pembangunan mendapatkan Indonesia Pintar
layanan 1. Peningkatan Penanganan akses
daerah yang akan pendidikan dasar akses pendidikan di daerah
dituangkan dalam Kabupaten/Kot
sembilan tahun
berkualitas
transportasi tertinggal secara lintas
sekolah daerah sektor untuk mengatasi
RPJMD untuk terpencil berbagai masalah secara

Noa
RPJMD Kab/Kota RPJMD Provinsi komprehensif seperti
RPJMN
diselaraskan . Visi Misi Tujuan
Sasaran/Indikator Sasaran/Indikator sulitnya jangkauan lokasi
Sasaran/Indikator
Sasaran/Impact Sasaran/Impact dan budaya
Sasaran/Impact
dengan strategi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
dan arah 1 Terwujudnya 4. Meningkatkan
kualitas
1. Mengoptima
lkan
1. Terbukanya
kesempatan yang
1) Meningkatnya
aksesibilitas dan
 
Kota Cirebon
kebijakan yang Sebagai Kota sumber daya
Kota Cirebon
pemerataan
dan
luas bagi masyarakat
untuk mengenyam
kualitas
pendidikan yang
yang Religius,
telah tertuang Aman, Maju, dalam bidang perluasan pendidikan unggul,
pendidikan, akses terjangkau dan
dalam RPJMN Aspiratif dan
Hijau (RAMAH) kesehatan, pendidikan merata;
2015-2019. pada Tahun 2018 ekonomi dan
sosial untuk
bagi
masyarakat
a. Meningkatnya Lama
Harapan Sekolah
a. APK Sekolah
Menengah
a. Rasio APK SMP/MTs
antara 20% penduduk
kesejahteraan pada usia max 18 termiskin dan 20%
masyarakat tahun penduduk terkaya
b. Rasio APK
SMA/SMK/MA antara
20% penduduk
termiskin dan 20% 11
penduduk terkaya 0
TATA CARA PENYELARASAN (4/6)

4. Penyelarasan Program Prioritas Pembangunan Daerah


Provinsi
• Upaya penyelarasan
dilakukan dengan menelaah RPJM Nasional
Bidang Urusan
Program dan Kegiatan Prioritas Indikator
Pemerintahan
Pembangunan Arah Kebijakan Prioritas
Perangkat Daerah yang Kode dan Program Daerah Daerah
Kinerja Daerah Program
Kegiatan Prioritas Nasiona
akan dituangkan dalam Pembangunan
(Y/T) (Outcome) Prioritas
l
Daerah
RPJMD untuk kemudian
diselaraskan dengan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Prioritas Nasional, Program 1     Urusan Wajib            
1 01   Pendidikan            
Prioritas, dan Kegiatan
1 01 01 Program wajib Ya Pendidikan gratis 1. Angka Bantuan Afirmasi Penyediaan Pendidi
Prioritas berdasarkan       belajar pendidikan dasar dan melanjutkan Penduduk Tidak Bantuan kan
pembagian urusan dan sub dasar menengah SD/MI ke Mampu/Daerah Pendidikan Yang  
SMP/MTS Khusus Efektif
urusan pemerintahan.
2. SMP terbuka, Afirmasi Sarpras Peningkatan Pendidi
Kabupaten/Kota SD SMP satu Khusus, Daerah 3T ketersediaan kan
• Penjabaran Program dan atap dan PT Luar Jawa sarana dan  
RPJMprasarana
Nasional yang
Kegiatan Prioritas ke dalam Bidang Urusan Bidang Urusan
berkualitas
Pemerintahan Prioritas Indikator Pemerintahan
Urusan dan Sub-Urusan dan Program Pembangu
nan Arah Kebijakan Kinerja dan Program
berdasarkan pembagian Kode Pembangunan
Daerah Daerah Daerah Pembangunan Kegiatan Prioritas
Program Prioritas
Daerah Prioritas Nasional
urusan dan sub urusan RPJMD (Outcome)
Daerah
(Y/T)
sebagaimana tertuang Kab/Kota RPJMD Provinsi
dalam UU Nomor 23 Tahun (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
2014 tentang Pemerintahan 1     Urusan Wajib              
1 01   Pendidikan              
daerah serta disesuaikan 1 01 16 Program Wajib Ya Meningkatkan APK SD/MI Program wajib Bantuan Penyediaan Pendidikan
dengan kewenangannya.       Belajar Penyelenggaraan belajar Afirmasi Bantuan  
Pendidikan Pendidikan 12 Tahun pendidikan Penduduk Tidak Pendidikan
Dasar Sembilan melalui BOP, dasar Mampu/Daerah Yang Efektif
Tahun Penyediaan Buku Khusus
Mata Pelajaran dan APM SD/MI Program wajib Bantuan Penyediaan Pendidikan
LKS serta sarana belajar Afirmasi Bantuan  
prasarana pendidikan pendidikan Penduduk Tidak Pendidikan
TATA CARA PENYELARASAN (5/6)

5. Penyelarasan Kerangka Pendanaan Program Pembangunan


Daerah Provinsi
Bidang Urusan
Upaya penyelarasan Pemerintahan dan Program
Status Program
Indikator Target Provinsi Target Nasional APBD Provinsi
APBN (Dana Prioritas
Nasional/KL)
APBN (DAK)
Kode Prioritas/ Satuan Satuan
dilakukan dengan Pembangunan Daerah
RPJMD Provinsi Pendukung
Kinerja
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

menelaah Pendanaan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) (30) (31)

Program dan Kegiatan Urusan Wajib

Perangkat Daerah
yang mendukung
Dst .....
prioritas nasional dan
akan dituangkan
dalam RPJMD untuk Kabupaten/Kot
dibiayai melalui APBD a Bidang Urusan Status Program Target Kabupaten/Kota Target Provinsi Target Nasional APBD Kabupaten/Kota APBD Provinsi
APBN (Dana Prioritas
APBN (DAK)
Pemerintahan dan Program Indikator
Kode Satuan Satuan Satuan Nasional/KL)
Kabupaten/Kota, Pembangunan Daerah Prio ritas/ Kinerja
Pendukung 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
APBD Provinsi dan RPJMD Kab/Kota
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) (29) (30) (31) (32) (33) (34) (35) (36) (37) (38) (39) (40) (41) (42)
APBN
Urusan Wajib

Program.. . . .

Dst . . .

11
2
TATA CARA PENYELARASAN (6/6)
6. Keselarasan Indikasi Lokasi Pelaksanaan Kegiatan Strategis Nasional Di
Daerah Provinsi
Upaya penyelasaran Pusat Kontribusi Provinsi
dilakukan berdasarkan No Kegiatan Prioritas Kegiatan Pendukung Keterkaitan dalam RTRW Provinsi
penelaahan indikasi lokasi Kegiatan Strategis Nama Loka
Nama Kegiatan Lokasi
Kegiatan si
pelaksanaan program (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
terhadap RTRW 1 Pengembangan Pengembangan Kota - - Perda 22/2010 tentang RTRW Provinsi Jawa Barat
Pelabuhan Laut pelabuhan Cirebon Cirebon 2009-2029:
Kabupaten/Kota, RTRW Cirebon di Kota sebagai pintu •Pasal 14 ayat 6 terkait Pengembangan Struktur
Provinsi, RTRW Pulau, dan Cirebon gerbang ekspor Ruang Pelabuhan Laut Internasional Cirebon
perdagangan Jawa •Pasal 56 ayat 3 terkait Wilayah Pengembangan
RTRW Nasional, dengan Barat bagian timur Infrastruktur Perhubungan Ciayumajakuning
tingkat kedalaman rencana
rinci pemafaatan ruang,
dalam pola jejaring kawasan- 2 Pengembangan Bandara Pusat Kota     Perda 22/2010 tentang RTRW Provinsi Jawa
Bandar Udara Penyebaran Tersier Cirebon Barat 2009-2029:
kawasan strategis. Kabupaten/Kot
Cakrabhuwana Cakrabhuwana •Pasal 56 ayat 3 terkait Wilayah Pengembangan
Pada kelompok penyelasaran Kab. Cirebon
Provinsi indikasi lokasi a Pusat Kontribusi Provinsi KontribusiInfrastruktur Perhubungan Ciayumajakuning
Kabupaten/Kota
Kegiatan Kegiatan
Kegiatan Prioritas Keterkaitan dalam Kegiatan Prioritas Keterkaitan dalam RTRW
pelaksanaan program No Kegiatan
Pendukung
RTRW Provinsi
Pendukung
Kabupaten/Kota
Nama
berpedoman kepada RTRW Strategis Nama
Kegiatan
Lokasi Kegiat Lokasi
Nama
Kegiatan
Lokasi
Nama
Kegiatan
Lokasi
an
Kabupaten/Kota dan RTRW (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
Propinsi. Pada kelompok 1 Pengemban Pengem Kota - - Perda 22/2010 - - - - Perda 8/2012 tentang RTRW Kota
gan bangan Cirebo tentang RTRW Cirebon 2011-2031:
penyelasaran Pusat indikasi Pelabuhan pelabuh n Provinsi Jawa •Pasal 28 ayat 1 terkait rencana
lokasi pelaksanaan program Laut
Cirebon di
an
Cirebon
Barat 2009-2029:
•Pasal 14 ayat 6
struktur ruang, sistem jaringan
transportasi laut, Pelabuhan
berpedoman kepada RTRW Kota sebagai terkait Utama Cirebon
Cirebon pintu Pengembangan •Pasal 62 ayat 3 terkait penetapan
Propinsi, RTRW Pulau, dan gerbang Struktur Ruang KSK Pelabuhan Utama Cirebon
RTRW Nasional. ekspor Pelabuhan Laut
perdaga Internasional
ngan Cirebon
Jawa •Pasal 56 ayat 3
Barat terkait Wilayah
bagian Pengembangan 1
1
MEKANISME DAN JADWAL PENYELARASAN (1/2)
MEKANISME PENYELARASAN DALAM TAHAPAN PENYUSUNAN RPJMD
WAKTU
NO. KEGIATAN Bulan Ke-1 Bulan Ke-2 Bulan Ke-3 Bulan Ke-4 Bulan Ke-5 Bulan Ke-6
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A PERSIAPAN PENYUSUNAN RPJMD
1. Pembentukan tim, Orientasi, dan Penyusunan agenda kerja RPJMD
2. Pengumpulan data dan Informasi
B PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RPJMD
Pengajuan kebijakan umum dan program pembangunan jangka menengah
1.
dan indikasi program prioritas disertai kebutuhan pendanaan
2. Pembahasan dan kesepakatan
Tahap 1: Penyelarasan Isu Strategis, Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi,
Arah Kebijakan, dan Program Prioritas
C PENYIAPAN SURAT EDARAN KDH
D PENYUSUNAN RANCANGAN RPJMD
1. Penyampaian rancangan renstra PD
2. Verifikasi rancangan Renstra PD
Tahap 2: Penyelarasan Kerangka Pendanaan Program, dan Indikasi Lokasi
Pelaksanaan Kegiatan Strategis Nasional di Daerah
E MUSRENBANG RPJMD
1. Penyiapan data dan kegiatan
2. Pelaksanaan musrenbang RPJMD
3. Perumusan hasil musrenbang RPJMD
F PENYUSUNAN RANCANGAN AKHIR RPJMD
1. Perumusan rancangan akhir RPJMD
2. Pembahasan rancangan akhir RPJMD dengan PD dan Kepala daerah
3. Penyampaian rancangan akhir RPJMD untuk persetujuan Kepala daerah
4. Konsultasi rancangan akhir RPJMD
5. Penyempurnaan rancangan akhir RPJMD berdasarkan hasil konsultasi
Tahap 3: Finalisasi Penyelarasan RPJMD dengan RPJMN (Rakortek)
G PENETAPAN PERDA RPJMD
1. Penyampaian rancangan perda tentang RPJMD kepada DPRD
2. Pembahasan rancangan perda tentang RPJMD bersama DPRD
3. Persetujuan bersama perda tentang RPJMD oleh DPRD dan Kepala daerah
Penyampaian peraturan daerah tentang RPJMD provinsi kepada menteri
H
dan peraturan daerah tentang RPJMD kabupaten/kota kepada Gubernur
MEKANISME DAN JADWAL PENYELARASAN (2/2)
KEDUDUKAN PENYELARASAN DALAM APLIKASI PENDUKUNG PERENCANAAN
PEMBANGUNAN
OTHER BAPPEDA TAPD PD
D/B
D/B Data
Data D/B
D/B Data
Data
Statistik
Statistik Dasar
Dasar Statistik
Statistik Sektor
Sektor
i-Cloud
i-Cloud
INAGEOPORTAL
INAGEOPORTAL D/B
D/B Data
Data
RTRW
RTRW Hasil
KAB/KOTA Hasil Keuangan
Keuangan Daerah
Daerah
KAB/KOTA Evaluasi
Evaluasi
Kinerja
Kinerja

ANALISA ANALISA
GAMBARAN UMUM, CAPAIAN
POTENSI DAN MASALAH
EVALUASI DAN
e-Musrenbang ANALISA MAKRO Prog Pembangunan
(SIMLARAS) EKONOMI DAERAH Urusan
SP. 1 Program Prioritas
RPJMN
RPJMN ISU - ISU Indikator Kinerja
STRATEGIS Indikasi Pendanaan

SP. 2
RPJMD
RPJMD VISI
PROV
PROV MISI
RPJPD
RPJPD 1
TUJUAN 3
SASARAN
VISI e-PLANNING
e-PLANNING 4
VISI MISI
MISI
KDH
KDH (e-SSH)
(e-SSH) e-PLANNING
Strategi Kerangka
Kerangka e-PLANNING
Arah Kebijakan Ekonomi
Ekonomi Makro
Makro (e-RenstraSKPD)
(e-RenstraSKPD) 2
Program Pembangunan
Urusan
Program Prioritas Ranc
Ranc Awal
Awal
Renstra
Renstra SKPD
SKPD
Indikator Kinerja
SP. 3 & 4 Indikasi Pendanaan Forum SKPD :
ANALISA
· Prog Pembangunan
HARGA SATUAN
· Prog, Keg, Indikator Output,
KEGIATAN
Target, Dana SKPD
DPRD
DPRD
1 2 Dokumen
Dokumen Rancangan
Rancangan SP. 5 & 6
Awal
Awal RPJMD
RPJMD
Masyarakat Forum
Masyarakat
Konsultasi Publik 3
e-PLANNING
e-PLANNING 4
(e-RPJMD)
(e-RPJMD) 6 5 Dokumen
Dokumen
Rancangan Musrenbang
Rancangan RPJMD
RPJMD
RPJMD Kab/Kota
Dokumen
Dokumen 7
RPJMD
RPJMD Kab/Kota
Kab/Kota Dokumen
Dokumen
Renstra
Renstra SKPD
SKPD
EVALUASI
RPJMD Kab/Kota
KAIDAH PELAKSANAAN, KERANGKA KELEMBAGAAN
DAN KERANGKA REGULASI

116
KAIDAH PELAKSANAAN :
Kerangka Pelaksanaan

1. Gubernur/Bupati/Walikota hasil Pemilihan Kepala Daerah atau hasil


penetapan dan dilantik pada tahun 2017 dan setelahnya,
melaksanakan penyelarasan dalam proses penyusunan RPJMD
Provinsi/Kabupaten/Kota.

2. Gubernur /Bupati/Walikota hasil Pemilihan Kepala Daerah atau hasil


penetapan dan dilantik sebelum tahun 2017 melaksanakan
penyelarasan atas dokumen RPJMD Provinsi yang telah
ditetapkan. Hasil penyelarasan tersebut menjadi bahan masukan
untuk proses Revisi RPJMD Provinsi /Kabupaten/Kota dan/atau
sebagai bahan masukan penyusunan Dokumen RKPD
Provinsi/Kabupaten/Kota setiap tahun berjalan.
KAIDAH PELAKSANAAN :
Kerangka Kelembagaan dan Kerangka Regulasi

Kerangka Kelembagaan
Kerangka kelembagaan merupakan bagian instrumen pelaksanaan
penyelarasan kebijakan pembangunan, yang ditandai dengan adanya
lembaga-lembaga yang tepat fungsi, tepat ukuran, dengan tatakelola
hubungan inter dan antarlembaga yang harmonis dan sinergis, serta
didukung oleh aparatur sipil negara yang profesional, beretika, dan
berintegritas.

Kerangka
Regulasi
Kerangka Regulasi adalah perencanaan pembentukan regulasi dalam
rangka memfasilitasi, mendorong dan mengatur perilaku masyarakat dan
penyelenggara Negara dalam rangka mencapai tujuan bernegara.
Administrasi
Pembangunan Daerah
Definisi

• Perencanaan adalah menentukan tindakan masa


depan melalui uruta pilihan, memperhitungkan sumber
daya.
• Pembangunan Nasional adalah upaya/kegiatan
mencapai tujuan bernegara.
• Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah
satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan
untuk menghasilkan rencana pembangunan jangka
panjang, jangka menengah, dan tahunan yang
dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan
masyarakat di tingkat pusat dan daerah.
Sistem Perencanaan Nasional

1. UU 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan


Nasional

2. UU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah

3. PP 08/2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,


Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah

4. Permendagri 54/2010 tentang Pelaksanaan PP 08/2008


Tujuan Sistem Perencanaan
Pembangunan Daerah (UU 25/2004)
1. Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan.
2. Menjami terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi
baik antar daerah, antar ruang, antar waktu, antar
fungsi pemerintah maupun antara pusat dan daerah.
3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan
pengawasan.
4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat
5. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya
secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
Pembangunan Daerah
• Tiga aspek penting yang harus diserasikan:
1. Economic growth ; Peningkatan stantar hidup dari
pertumbuhan ekonomi
2. Self esteem ; Pertumbuhan akan membangun kondisi sosial,
politik dan ekonomi dan meningkatkan martabat manusia.
3. Freedom ; Meningkatkan kebebasan manusia untuk mempembanyak pilihan melalui peningkatan
konsumsi
barang dan jasa.
• Karakteristik: pembangunan ekonomi daerah harus dimulai
dari, untuk dan oleh pemda, masyarakat dan bisnis daerah
(endogenous development)
Pembangunan Daerah

Tujuan :
1. Menciptakan lapangan kerja yang berkualitas
dan sesuai dengan kondisi riil masyarakat
daerah
2. Mendorong pertumbuhan dan stabilitas
ekonomi
3. Membangun basis ekonomi dan kesempatan kerja yang
lebih banyak dan variatif
PERENCANAAN
adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat,
melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang
tersedia.
PEMBANGUNAN DAERAH
adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan
kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan,
kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan
kebijakan, berdaya saing, maupun peningkatan indeks pembangunan
manusia
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang
melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna
pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah
dalam jangka waktu tertentu.
7
Prinsip Perencanaan Pembangunan Daerah:
 Satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional
 Dilakukan bersama pemangku kepentingan sesuai peran dan kewenangan
 Mengintegrasikan RTRW dgn rencana pembangunan
 Dilaksanakan berdasarkan kondisi, potensi serta dinamika daerah, nasional dan global
Pendekatan Perencanaan Pembangunan Daerah:
• Politik, (penjabaran dari agenda-agenda pembangunan yang ditawarkan KDH
terpilih)
• Teknokratik, (menggunakan metoda dan kerangka pikir ilmiah)
• Partisipatif, (melibatkan semua pemangku kepentingan)
• Top down & Bottom Up (diselaraskan melalui musyawarah nasional, provinsi,
kabupaten/ kota, kecamatan dan desa)
Pendekatan Penyusunan Program, Kegiatan & Penganggaran:
• Berdasarkan prestasi kerja (Performance Budgeting System)
• Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (Medium Term Expenditure Framework)
• Perencanaan Penganggaran terpadu (Unified Budgeting System)
• Pagu Indikaif & Prakiraan maju (Resource Envelope & Forward Estimate)
• Mengacu pada SPM, sesuai dgn kondisi nyata dan kebutuhan masyarakat dan urusan
wajib serta urusan pilihan yang menjadi tanggungjawab SKPD.
8
DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DAN STATUS
HUKUMNYA
Jangka
NO Dokumen Penetapan Amanat
Waktu

Psl 15 UU 32/2004, Psl


1 RPJPD 20 th Perda
8 PP 8/2008

Psl 150 UU 32/2004,


2 RPJMD 5 th Perda
Psl 15 PP 8/2008

Pengesahan
RENSTRA KDH dan Psl 26 PP 8/2008 dan
3 5 th
SKPD Penetapan Permendagri 54/2010
oleh SKPD

4 RKPD 1 th Perkada Psl 23 PP 8/2008

Pengesahan
KDH dan
RENJA Psl 28 PP 8/2008 dan
5 1 th Penetapan
SKPD Permendagri 54/2010
oleh Kepala
SKPD
Fungsi Tiap Dokumen
Rencana Pembangunan Daerah

RPJP Daerah berfungsi sebagai :


• Road map (peta arah) pembangunan daerah 20 tahun kedepan.
• pedoman bagi penyusunan RPJMD.
• acuan penyusunan visi dan misi calon kepala daerah.
• instrumen bagi mewujudkan pembangunan berkelanjutan dalam jangka 20 tahun.
• instrumen untuk meningkatkan keunggulan utama daerah (core competency).
RPJM Daerah berfungsi sebagai :
• pedoman pembangunan di daerah selama 5 (lima) tahun.
• Pedoman penyusunan rencana kerja tahunan (RKPD).
• alat atau instrumen pengendalian bagi satuan pengawas internal (SPI) dan Bappeda.
• instrumen mengukur tingkat pencapaian kinerja kepala SKPD
• pedoman evaluasi penyelenggaraan Pemda sebagaimana amanat PP 6/2008
RKP Daerah berfungsi sebagai :
• instrumen untuk mengoperasionalkan RPJMD.
• acuan penyusunan Rencana Kerja SKPD. pedoman
• dalam penyusunan KUA dan PPAS.

10
KONSISTENSI DAN SINKRONISASI
ANTAR DOKUMEN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH
SINKRONISASI PERENCANAAN & PENGANGGARAN PUSAT DAN DAERAH
DALAM SATU KESATUAN SITEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN
NASIONAL

20 TAHUN 5 TAHUN 1 TAHUN

PEDOMAN DIJABARKAN PEDOMAN


RPJPN RPJMN RKP RAPBN

PEDOMAN DIACU
DIPERHATIKAN
DIACU

RENSTRA PEDOMAN RENJA

DISERASIKAN
DIACU DAN
K/L K/L

RPJPD PEDOMA N
RPJMD DIJABARKAN RKPD PEDOMAN RAPBD
PROV PROV PROV PROV
PEDOMAN DIACU
DIPERHATIKAN

RENSTRA RENJA
PEDOMAN
DIACU

SKPD SKPD PROV

DISERASIKAN
PROV
DIACU DAN

PEDOMA N
P
RPJPD RPJMD DIJABARKAN RKPD PEDOMAN RAPBD
K/K K/K K/K K/K
PEDOMAN DIACU

RENSTRA PEDOMAN RENJA


SKPD K/K SKPD K/K
12
Skema Penyusunan Dokumen
Tahapan Penyusunan Dokumen
Perencanaan
1. Tahap Penyusunan Rencana, yaitu menyusun rancangan
rencana pembangunan nasional/daerah (RPJP, RPJM,
RENSTRA, RENJA) melalui beberapa proses prencanaan.
2. Tahap Penetapan Rencana, yaitu:
 RPJP Nasional (UU) dan RPJP Daerah (Perda)
 RPJM dengan peraturan Presiden/ Kepala Daerah
 RKP/RKPD dengan peraturan Presiden/Kepala Daerah.
3. Tahap Pengendalian Pelaksanaan Rencana, yaitu
melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan rencana
tersebut.
4. Tahap Evaluasi Kinerja, yaitu melakukan evaluasi pada
pelaksanaan rencana pada periode tertentu dan di akhir
periode.
Sistematika Dokumen RENBANGDA (Pasal 40 PP 8/2008)

RPJ RPJMD RENSTRA SKPD RKPD RENJA


SKPD
Pendahuluan Pendahuluan Pendahuluan Pendahuluan Pendahuluan
Evaluasi Evaluasi
Gambaran umum Gambaran umum kondisi Gambaran pelayanan Pelaksanaan RKPD Pelaksanaan
SKPD
kondisi daerah daerah tahun lalu Renja tahun lalu
Rancangan Tujuan, sasaran
Gambaran Pengelolaan kerangka aerah &
Analisa isu–isu Isu–isu strategis tugas program &
Keuangan daerah Serta ekonomi d
strategis dan fungsi SKPD kegiatan
Krangka Pendanaan pendanaan
indikator kinerja,
Visi, misi, tujuan & keluaran sasaran
Visi & misi Analisis isu–isu strategis Prioritas & sasaran
sasaran, strategi dan &Capaian Renstra
daerah pembangunan
kebijakan SKPD
Rencana program & Dana indikatif,
Visi, misi, tujuan & Rencana program &
Arah kebijakan kegiatan, indikator sumber &
sasaran kegiatan prioritas
kinerja,
& pedanaankeluaran
indikatifsasar prakiraan maju
daerah
Kaidah Indikator kinerja SKPD
Strategi & arah kebijakan mengacu ke RPJMD Sumber dana
pelaksanaan
Kebijakan Umum & Prog
Pembangunan Daerah Penutup
Indikasi Rencana
Program Prioritas Yang
Disertai Kebutuhan
Pendanaan
Penetapan Indikator
kinerja daerah
Pedoman Transisi dan
BAGAN ALIR TAHAPAN DAN TATACARA PENYUSUNAN RPJMD 16

KABUPATEN/KOTA
1
Persiapan 2
Penyusunan RPJPD Rancangan
Awal
Penelaahan RPJPD
Pengolahan RPJPN & RPJPD
data dan prov & kab/kota 3
informasi lainnya Musrenbang
Perumusan visi RPJPD
Analisis isu-isu dan misi daerah
Penelaahan strategis
RTRW kab/kota Perumusan sasaran Rancangan
& RTRW pokok dan arah Akhir RPJPD
kab/kota Lainnya kebijakan

Konsultasi
Analisis Perumusan rancangan
Gambaran Permasalahan
akhir RPJPD
umum kondisi Pembangunan Pelaksanaan dengan
daerah Daerah Forum GUBERNUR
Konsultasi Publik

4 Pembahasan
Masukan dari
Penyelarasan visi, dan
SKPD misi dan arah penetapan
kebijakan RPJPD
kab/kota Perda RPJPD
BAGAN ALIR TAHAPAN DAN TATACARA PENYUSUNAN RPJMD 17

KABUPATEN/KOTA
Persiapan 2
Penyusunan
RPJMD 1 Rancangan
Awal
RPJMD
Penelaahan
Penyusunan
RPJPD Perumusan Strategi Rancangan
Kab/Kota dan arah kebijakan Renstra
Pengolaha SKPD
ndata dan VISI, MISI
Perumusan Kebijakan
umum dan program
informasi Perumusan Rancangan
dan Program pembangunan
KDH Penjelasan daerah RPJMD
visi dan misi
Perumusan
Indikasi rencana 3
Hasil
valua
Penelaahan program Musrenbang
e si RTRW prioritas yang
capaian Kab/kota &
Penelaahan RPJMN, disertai kebutuhan RPJMD
RPJMD RTRW daerah pendanaan
lainnya RPJMD Provinsi dan
kab/kota lainnya
Penetapan
dikator
In Kine rja Rancangan
Perumusan
Daerah Akhir RPJMD
Tujuan dan
Analisis Analisis isu-isu Sasaran Pembahasan dgn
Gambaran
strategis SKPD Kab/Kota
umum kondisi Konsultasi rancangan
daerah
Pelaksanaan Forum akhir RPJMD dengan
Konsultasi Publik GUBERNUR
Analisis Perumusan
Permasalahan Pembahasan dengan
pengelolaan DPRD utk
keuangan Pembangunan
memperoleh Pembahasan dan
daerah serta Daerah ma sukan dannsara
kerangka penetapan Perda
pendanaan Penyelarasan
program priorit as RPJMD
dan kebutuhan 4
pendanaan
PENYUSUNAN RENSTRA SKPD KABUPATEN/KOTA

Rancangan
Persiapan
Persiapan
1 PENYUSUNAN
SE KDH ttg
Penyusunan RPJMD
Penyusunan RANCANGAN Rancangan
Rentra-SKPD AWAL RPJMD Renstra-SKPD
Musrenbang
RPJMD
RPJMD 3
Tdk
sesuai sesuai
Renstra-KL & Rancangan
Renstra VERIFIKASI
Akhir RPJMD
SKPD
Penelaahan Provinsi
RTRW &
Perumusan
KLHS
visi dan Perda RPJMD
Penyesuaian
misi SKPD Rancangan
Perumusan Renstra-SKPD
Isu-isu Penyempurnaan
Perumusan Perumusan rencana Rancangan
strategis Tujuan program, kegiatan, Renstra-SKPD
erdasarka
b n
tupoksi indikator
kelompok kinerja,
sasaran dan
pendanaan indikatif Rancangan Rancangan akhir
Analisis RENSTRA-SKPD RENSTRA-SKPD
Gambaran Perumusan
pelayanan sasaran 2 Tdk
SKPD
sesuai
Perumusan indikator VERIFIKASI

SPM kinerja SKPD yang


mengacu
dan sasaranpada tujuan
RPJMD

4
Perumusan Strategi
dan Kebijakan
Peneatapan
Pengolaha Renstra SKPD
n data dan
informasi RENSTRA-
SKPD
BAGAN ALIR TAHAPAN DAN TATACARA PENYUSUNAN RKPD
KAB/KOTA

1 SE
Persiapan Penyusuna
Penyusuna
n RKPD
n Renja-
SKPD Berita Acara
Musrenbang
Pengolaha Telaahan Pokok-pokok kecamatan
n data dan kebijakan pikiran DPRD 2
nasional Kab/Kota Rancangan Penyusuna
informasi
Awal RKPD n
Rancangan
Analisis Perumusan Renja SKPD
Gambaran Permasalahan kab/kota
Umum Pembangunan
Kondisi Daerah VERIFIKASI
Daerah Bappeda
Rancangan
Analisis RKPD
Ekonomi Perumusan Perumusan
Perumusan
& keuda prioritas dan program
Kerangka
Evaluasi
sasaran Ekonomi & prioritas 3 Penetapan 5
Kinerja pembanguna Kebijakan daerah Musrenbang PERBUP/PERWA
hun La n beserta beserta pagu
RKPD Keuda RKPD kab/kota L
Ta lu pagu indikatif ttg RKPD

Review
Dok RKPD Penyelarasan 4
RPJMD
kab/kota tahun
Forum Rencana Rancangan
berjalan
Konsultas program Akhir RKPD PENYUSUNAN
i Publik prioritas daerah
beserta pagu KUA & PPAS
indikatif
TELAAHAN KEBIJAKAN NASIONAL DALAM RANGKA SINKRONISASI
PRIORITAS PROGRAM DAN KEGIATAN RKP DAN RKPD
(PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD)

Dok RKPD
Review rovinsi tahu n
p
RPJMD berjalan

Analisis
Gambaran Analisis Evaluasi
Umum Kinerja
Ekonomi RKPD
Kondisi & keuda
11 PROGRAM PRIORITAS NASIONAL Daerah
Tahun Lalu

Permasalahan
DALAM RPJMN 2010-2014 Pokok-pokok
Pembangunan
pikiran DPRD
Daerah provinsi

FOKUS PROGRAM PRIORITAS NASIONAL


INPRES 3/2010
Program Pro Rakyat
Program keadilan untuk semua Perumusan
Program pencapaian Tujuan program prioritas
Pembangunan Milenium daerah beserta
pagu indikatif
BAGAN ALIR PENYUSUNAN RENJA SKPD KABUPATEN/KOTA

SE KDH
perihal penyampaian
rancangan awal RKPD
sebagai bahan
Persiapan 1 penyusunan
rancangan Renja-SKPD
Penyusunan kab/kota Per KDH
Renja SKPD Perumusan
Ranc. akhir RKPD
Sinkronisasi kab/kota
Kebijakan RKPD
Nasional dan
hasil evaluasi Telaahan Provinsi Penyesuaian
capaian Musrenbang
Pengolahan Rancangan 2 RKPD Rancangan
Renstra SKPD Rancangan Renja SKPD
data dan Awal RKPD
kab/kota Renja-SKPD kab/kota
informasi kab/kota
kab/kota Penyusunan
Rancangan Pengesahan
Perumusa RKPD Renja-SKPD
Analisis Isu-isu n Tujuan oleh KDH
Gambaran penting Penyesuaian
penyelenggar Rancangan 4 Penetapan
Pelayanan
SKPD aan tugas dan Perumusa Renja SKPD Renja-SKPD
fungsi SKPD n Sasaran kab/kota oleh Kepala
Perumusan SKPD
program dan Pembahasan
Penyempurnaan
hasil evaluasi kegiatan, Renja SKPD pada RENJA-SKPD
Rancangan Renja
pelaksanaan Renja- indikator Forum SKPD Kab/Kota
SKPD kab/kota
SKPD kab/kota kinerja, dana Kabupaten/Kota
tahun lalu indikatif 3 Musrenbang
Kecamatan
Usulan program
& kegiatan dari
masyarakat Musrenbang
Desa
PERMASALAHAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
DAERAH
1. Belum tercapainya sinergitas, sinkronisasi, keterkaitan arah kebijakan dan
capaian sasaran program antara rencana pembangunan nasional, kementerian
lembaga dengan rencana pembangunan daerah provinsi dan kabupaten/kota
2. baik jangka menengah maupun tahunan.
Pendekatan politis lebih dominan dalam perencanaan pembangunan daerah
3. dibandingkan
Perencanaan dengan pendekatan
pembangunan daerahteknokratik,
belum partisipatif,
sepenuhnyatop-down, dan pada
berbasis
bottom-up. kewenangan penyelenggaraan urusan pemerintahan.
4. Perencanaan pembangunan daerah belum sepenuhnya mengintegrasikan
dengan rencana tata ruang, memperhatikan lingkungan hidup dan berorientasi
pada kewilayahan pembangunan.
5.
Belum efektifnya pengendalian dan evaluasi terhadap proses dan pelaksanaan
6. rencana pembangunan
Perencanaan daerah.
pembangunan daerah belum berbasis pada data dan informasi
yang valid dan akurat.
7.
Belum efektifnya kebijakan alokasi dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan
serta dana alokasi khusus dalam mendukung percepatan pembangunan daerah
dan belum mempertimbangkan pada prioritas dan capaian sasaran yang
tertuang dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah. 22
PERUBAHAN RPJPD dan RPJMD
(Pasal 282 s.d Pasal 284)

Perubahan RPJPD dan RPJMD hanya dapat dilakukan apabila:


a. hasil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa proses
perumusan, tidak sesuai dengan tahapan dan tatacara
penyusunan rencana pembangunan daerah yang diatur dalam
Peraturan Menteri ini;
b. asil pengendalian dan evaluasi menunjukkan bahwa substansi
yang dirumuskan, tidak sesuai dengan Peraturan Menteri ini;
c. terjadi perubahan yang mendasar; dan/atau merugikan
d. kepentingan nasional.
RPJPD dan RPJMD perubahan ditetapkan dengan Peraturan
Daerah.
Dalam hal pelaksanaan RPJPD dan RPJMD terjadi perubahan
capaian sasaran tahunan tetapi tidak mengubah target
pencapaian sasaran akhir pembangunan jangka panjang dan
menengah, penetapan perubahan RPJPD dan RPJMD ditetapkan
dengan peraturan kepala daerah.
PERUBAHAN RKPD
(Pasal 285 s.d Pasal 286)
RKPD dapat diubah dalam hal tidak sesuai dengan
perkembangan keadaan dalam tahun berjalan, meliputi :
a. Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kerangka
ekonomi daerah dan kerangka pendanaan, prioritas dan
sasaran pembangunan, rencana program dan kegiatan
prioritas daerah;
b. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun
anggaran sebelumnya harus digunakan untuk tahun berjalan;
dan/atau
c. Keadaan darurat dan keadaan luar biasa sebagaimana
ditetapkan dalam perturan perundang-undangan.

• Perubahan RKPD ditetapkan dengan peraturan kepala daerah.

Anda mungkin juga menyukai