Anda di halaman 1dari 40

Case Report Session

Hernia
Preseptor
dr. M. Iqbal Rivai, Sp.B-KBD

Indri Permata Rani - 1940312154


Yudha Bagus Sajiwo - 2040312005
Table of Contents

01 02
Pendahulu Tinjauan
an Pustaka

04
03 Diskusi
Laporan
Kasus
BAB 01
PENDAHULUA
N
You could enter a subtitle here if you need it
LATAR
BELAKANG

Hernia
● Hernia merupakan penonjolan isi rongga
melalui defek atau bagian lemah dari
dinding rongga bersangkutan.

● Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi


hernia

● Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas


hernia bawaan atau kongenital dan hernia
dapatan atau akuisita
Kejadian Hernia
Prevalence
Jenis Kelamin

9,1%

90,9% Sekitar 75% hernia terjadi di


lipat paha berupa hernia
inguinal direk, indirek, dan
hernia femoralis; hernia
Laki-laki Perempuan insisional 10%, hernia ventralis
10%, hernia umbilikalis 3%,
Setiap tahun, sekitar
hernia lainnya 3%. 85.000 reparasi hernia
inguinal dilakukan di
Inggris dan 750.000 kasus
di Amerika
Kejadian Hernia
Hernia yang mengalami
inkarserasi merupakan kasus
abdomen akut yang harus
ditangani segera

Insidensi hernia inkarserata


bervariasi antara 5% sampai
15% dari seluruh hernia. Angka Operasi darurat hernia
mortalitasnya cukup tinggi inkarserata merupakan operasi
yaitu 1,4–13,4% dengan angka terbanyak nomor dua setelah Hernia inkarserata
morbiditas 19–30% operasi darurat apendisitis akut merupakan penyebab
obstruksi usus nomor satu
di Indonesia
Batasan Tujuan Metode
Masalah Penulisan Penulisan

Hernia secara umum, klasifikasi, Mengetahui dan memahami Disusun berdasarkan studi
anatomi, serta pembahasan akan mengenai hernia mulai dari kepustakaan yang merujuk
difokuskan pada hernia inguinal definisi hingga tatalaksana kepada berbagai literatur,
dari definisi sampai tatalaksana. dan prognosis meliputi buku teks, jurnal,
dan makalah ilmiah
BAB 02
TINJAUAN
PUSTAKA
You could enter a subtitle here if you need it
Definisi

● Hernia merupakan penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding
rongga bersangkutan.

● Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia

● Berdasarkan terjadinya, hernia dibagi atas hernia bawaan atau kongenital dan hernia dapatan
atau akuisita

● Berdasarkan letaknya, hernia diberi nama sesuai dengan lokasi anatominya, seperti hernia
diafragma, inguinal, umbilikalis, femoralis, dll
Epidemiologi
Jenis Kelamin
Sekitar 75% hernia terjadi
di lipat paha berupa hernia
inguinal direk, indirek, dan
hernia femoralis; hernia
10x lebih
banyak insisional 10%, hernia
ventralis 10%, hernia
umbilikalis 3%, hernia
lainnya 3%.
Laki-laki Perempuan
Operasi darurat hernia
Kejadian hernia inguinal di dunia lebih sering inkarserata: operasi terbanyak
terjadi dibandingkan dengan hernia femoralis (8- nomor dua setelah operasi darurat
20x lebih sering). Sekitar 55% hernia inguinal apendisitis akut.
terjadi pada sisi kanan
Hernia inkarserata
ANATOMI

Gambar. Lokasi Hernia


ANATOMI

Gambar. Letak Anatomis Inguinalis


KLASIFIKASI
HERNIA
A. Berdasarkan Lokasi
- Inguinal - Lumbalis
- Femoralis - Littre
- Umbilikus - Spiegheli
- Paraumbilikus - Obturatoria
- Epigastrika - Perinealis
- Ventralis - Pantalon

B. Berdasarkan Sifat
- Interparietalis
- Reponibel
- Eksterna
- Irreponibel
- Interna
- Inkarserata
- Insipiens
- Sreangulata
- Sliding
- Richter
- Bilateral
04
Hernia Inguinalis
Hernia Inguinalis
• Hernia inguinalis lateralis (indirek): hernia yang muncul melalui annulus inguinalis interna
(lateral vasa epigastrica inferior) kemudian turun ke canalis inguinalis, dan keluar dari annulus
inguinalis eksternal di atas krista pubis.
• Hernia inguinalis medialis (direk): hernia yang melalui dinding inguinal di posteromedial dari
vasa epigastrika inferior.
Etiologi
• Peningkatan tekanan di dalam rongga abdomen, adanya prosesus vaginalis yang terbuka, dan
kelemahan dinding abdomen karena usia menunjang timbulnya hernia.
• Contoh penyebab peninggian tekanan intraabdomen berupa konstipasi, batuk kronis, dan
obesitas.
• Faktor kolagen: ketidakseimbangan tipe kolagen I dan III. Hal ini didukung bukti histologis dan
hubungan antara hernia dan penyakit lain yang berhubungan dengan kolagen seperti penyakit
Ehler-Danlos
Patogenesis
• Hernia terdiri dari cincin, kantong dan isi hernia.
• Isi hernia : jaringan dari rongga ekstraperitoneal pada hernia ingunalis medial atau direk,
struktur intraperitoneal (usus dan omentum)
• Pada umumnya ketika peritoneum berada dalam di bawah otot abdomen yang lemah,
tekanan memakasa peritoneum melewati defek dan masuk ke jaringan subkutan membentuk
kantong.
• Kantong ini akan membawa usus dan omentum melalui defek.
Patogenesis

Hernia
Irreponible Inkarserata Strangulata
Reponible
Bebas keluar masuk Leher kantong sempit Gangguan Passage Gangguan Vaskularisasi
Manifestasi Klinis
Klinis
• Benjolan di selangkangan
(dapat hilang timbul)
• Timbul akibat peningkatan
tekanan intra abdominal
Strangulata
• Tegang, bengkak, panas,
merah sekitar benjolan dan
tanda inflamasi
Prinsip Diagnosis
Anamnesis

• Keluhan utama: bagaimana sifat keluhan, dimana lokasi


dan kemana penjalarannya, bagaimana awal serangan
dan urutan kejadiannya, adanya faktor yang
memperberat dan memperingan keluhan, adanya
keluhan lain yang berhubungan perlu ditanyakan dalam
diagnosis.
• Pasien sering mengeluh tidak nyaman dan pegal pada
daerah inguinal, dan dapat dihilangkan dengan reposisi
manual ke dalam kavitas peritonealis, tetapi dengan
berdiri atau terutama dengan gerak badan, maka
biasanya hernia muncul lagi.
• Nyeri yang disertai mual muntah baru timbul kalau terjadi
inkarserasi karena ileus atau strangulasi karena nekrosis
atau gangren.
Prinsip Diagnosis
Palpasi
Inspeksi
• Palpasi dilakukan dalam keadaan
• Benjolan pada lipat paha, skrotum
ada benjolan hernia, diraba
atau labia dalam posisi berdiri dan
konsistensinya, dan dicoba
posisi berbaring. Pasien diminta
mendorong apakah benjolan dapat
mengedan atau batuk sehingga
direposisi.
benjolan dapat dilihat.
• Kalau pembengkakan yang terlihat
berada di atas lipatan inguinal dan Auskultasi
berjalan miring dan lateral atas
menuju ke medial bawah, maka • Bisa terdengar suara bising usus
pembengkakan tersebut adalah dan apabila pemeriksaan auskultasi
hernia inguinalis lateralis. Tetapi negatif, maka kemungkinan isi
kalau pembengkakan itu hernia berupa omentum.
kelihatannya langsung muncul ke
depan, maka itu merupakan hernia
inguinalis medialis.
Prinsip Diagnosis
Pemeriksaan Khusus Hernia

Finger Test Thumb Test Ziemann Test


Prinsip Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang

• Ultrasonografi (USG) dapat bermanfaat pada pasien tertentu. Penggunaan USG dapat
dilakukan untuk membedakan antara hidrokel dan hernia inguinal. Pada hidrokel, akan
ditemukan gambaran kantong yang terisi cairan. Namun, pada hernia inguinal inkarserata,
USG tidak lagi sensitif untuk membedakan dua kondisi tersebut.
• Herniografi juga dapat digunakan dengan cara menyuntikkan kontras larut air ke dalam kavum
peritoneum melalui injeksi infraumbilikal dengan bantuan fluoroskopi. Kontras yang
dimasukkan akan menuju ke kantung hernia dengan bantuan gravitasi. Selanjutnya, dilakukan
foto inguinal pada menit ke-5, 10, dan 45 secara serial. Herniografi dapat dilakukan untuk
memeriksa hidrokel, hernia inguinalis kontralateral, dan membedakan antara hernia inguinalis
dengan hernia femoralis.
Diagnosis Banding
Perbedaan Hernia Inguinalis Hidrocele Lipoma Orcitis

Pole atas (-) (+) (+) (+)


Benjolan Benjolan Benjolan Benjolan
Mengejan
membesar tetap membesar membesar

Warna Sewarna kulit Sewarna kulit Sewarna kulit Sewarna kulit

(+)
Fluktuasi (-) (+) (-)
pseudofluktuatif
Tatalaksana
Konservatif
• Pengobatan konservatif bukan merupakan tindakan definitif sehingga dapat kambuh lagi.
Reposisi adalah suatu usaha atau tindakan untuk memasukkan atau mengembalikan isi hernia
ke dalam cavum peritoneum atau abdomen secara hati-hati dan dengan tekanan yang lembut
dan pasti. Reposisi ini dilakukan pada hernia inguinalis yang reponibel dengan cara memakai
kedua tangan. Tangan yang satu memegang lekuk yang sesuai dengan pintunya (leher hernia
diraba secara hati-hati, pintu dilebarkan), sedangkan tangan yang lainnya memasukkan isi
hernia melalui pintu tersebut.

Operatif
• Herniotomi
• Hernioplasti
• Herniorafi
Komplikasi dan Prognosis
Komplikasi
• Perforasi yang dapat menimbulkan abses lokal, fistel atau peritonitis jika terjadi hubungan
dengan rongga perut.

Prognosis
• Tergantung dari umur penderita, ukuran hernia serta kondisi dari isi kantong hernia. Prognosis
baik jika infeksi luka, obstruksi usus segera ditangani. Penyulit pasca bedah seperti nyeri
pasca herniorafi, atrofi testis, dan rekurensi hernia umumnya dapat diatasi.
03
Ilustrasi Kasus
Anamnesis
Seorang pasien laki-laki berusia 56 tahun datang ke RSUD Prof Dr. Hanafiah, Batusangkar dengan
keluhan sebgai berikut:

Keluhan Utama
• Benjolan pada lipatan paha kiri sejak 2 bulan yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang


• Benjolan pada lipatan paha kiri sejak 2 bulan yang lalu, tidak nyeri
• Benjolan timbul saat pasien berdiri, batuk dan mengedan dan dapat hilang
• BAB tidak ada kelainan, flatus (+)
• Mual (-), Muntah (-)
• Demam (-)
• BAK tak ada keluhan
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat hipertensi disangkal.
• Riwayat DM disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga


• Tidak ada keluarga yang mengalami penyakit yang sama
seperti pasien.

Riwayat Pekerjaan
• Pasien bekerja sebagai petani.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik Umum
• Keadaan Umum : Baik
• Kesadaran : Komposmentis kooperatif
• TekananDarah : 110/60 mmHg
• Nadi : 60 kali/menit
• Nafas : 16 kali/menit
• Suhu : Afebris
Pemeriksaan Fisik
• Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
• Kulit dan kuku : Turgor kulit baik, tidak sianosis
• KGB : Tidak ditemukan pembesaran
• Kepala : Tidak ditemukan kelainan
• Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
• Hidung : Tidak ditemukan kelainan
• Telinga : Tidak ditemukan kelainan Paru
• Leher : JVP 5-2 cmH2O Inspeksi : Simetris, kiri = kanan
Palpasi : Fremitus kiri = kanan
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-

Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba 2 jari medial línea mid Abdomen
clavicula sinistra RIC V Inspeksi : Distensi (-), DC (-), DS (-)
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal Auskultasi : Bising usus (+) normal
Auskultasi : Bunyi jantung 1 dan 2 normal, murmur (-), Perkusi : Timpani
Gallop (-) Palpasi : Nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), muscle rigid(-)
Status Lokalis
Berdiri
• Inspeksi : Massa di inguinal (+), Tampak benjolan di inguinal
hingga skrotum kiri sebesar telur ayam, lonjong/memanjang
warna sama dengan kulit sekitar, tanda – tanda inflamasi (-).
• Palpasi : Pole atas (-), teraba masa bentuk lonjung dengan
ukuran 10 cm, lebar 5 cm, tebal 5 cm, didaerah inguinal
hingga skrotum kiri. Konsistensi kenyal, permukaan rata,
mobile, batas tegas, dapat di reposisi kembali.

Berbaring
• Inspeksi : Tampak sebagian benjolan kembali ke rongga
abdomen
• Palpasi : Benjolan dimanipulasi dan dapat dimasukkan
kembali, finger test teraba impuls di ujung jari.
• Perkusi : Tidak dilakukan
• Auskultsi : Bising usus (+)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium

• Hb : 12,0 gr%
• Leukosit : 6400 /mm3
• Trombosit : 267.000
• GDR : 117 mg/dl
• Ur : 18
• Cr : 0,44
• SGOT : 21
• SGPT : 27
• Lymfosit : 27,1%
• Monosit : 8,6%
• Granulosit : 64,3%
Diagnosa

Hernia Inguinalis Lateralis Reponibel Sinistra


Tatalaksana dan Prognosis
Tatalaksana

• Herniotomi dan Hernioplasty.


• Cefotaxim 2x1
• Ketorolac 2x1
04
Diskusi
Diskusi
• Telah dirawat seorang pasien laki-laki usia 56 tahun di bangsal bedah RSUD Prof Dr. Hanafiah,
Batusangkar dengan diagnosis hernia inguinalis lateralis reponibel. Diagnosis ditegakkan
berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dari hasil anamnesis ditemukan keluhan
utama benjolan pada lipatan paha kiri sejak 2 bulan yang lalu. Benjolan pada lipatan paha yang
bisa dimasukkan lagi disebut dengan hernia reponibel. Hernia menurut sifatnya bisa dibagi
menjadi dua macam, yaitu hernia reponibel bila isi hernia dapat keluar-masuk rongga perut dan
hernia irreponibel bila hernia tidak bisa direposisi lagi ke dalam rongga perut. Hernia disebut
inkarserata atau strangulata apabila isi hernia terjepit oleh cincin hernia sehingga isi kantong
terperangkap dan tidak dapat kembali ke dalam rongga perut. Akibatnya, terjadi gangguan
pasase atau vaskularisasi. Benjolan pada lipatan paha kiri dan kanan sudah ada sejak 3 bulan
yang lalu, benjolan timbul saat erdiri, batuk dan mengedan dan hilang jika pasien berbaring.
Diskusi
• Pasien tidak ada keluhan buang air besar, flatus (+) mual (-), muntah (-) demam (-), nyeri (-).
Secara klinis, istilah hernia reponible dimaksudkan untuk kasus hernia yang tidak disertai dengan
adanya gangguan pasase. Sedangkan apabila secara klinis pasien mengeluhkan nyeri, ini adalah
sebuah tanda dari hernia strangulata.
• Pada pemeriksaaan fisik, keadaan fisik umum dalam batas normal, status internus dalam batas
normal, pada regio abdomen didapatkan distensi (-), DC (-), DS (-) dan pada palpasi tidak
ditemukan muscle rigid, nyeri tekan dan nyeri lepas. Pemeriksaan status lokalis di regio
inguinalis didapatkan massa di inguinal kiri dan kanan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada nyeri
lepas dan tidak terdengar bising usus. Dari status lokalis didapatkan bahwa terdapat kelainan
pada pasien ini, yang mengindikasikan adanya sebuah benjolan di inguinal kiri dan kanan , yang
disebut dengan hernia inguinalis medial bilateral reponibel.
Diskusi
• Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien didiagnosis dengan hernia inguinalis medial
bilateral reponibel dan pasien direncanakan untuk Herniotomy dan Hernioplasty . Terapi defenitif
pada pasien hernia adalah dengan herniotomi dan hernioplasty atau gabungan keduanya.
Herniotomi adalah pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya. Kantong dibuka, dan isi
hernia dibebaskan kalau ada perlengketan, kemudian direposisi. Kantong hernia dijahit-ikat
setinggi mungkin lalu dipotong. Hernioplasti, dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis
internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai