Anda di halaman 1dari 128

ASPEK HUKUM

PELAYANAN KESEHATAN

R. FRESLEY HUTAPEA, SH, MH, MARS

1
TRILOGI RAHASIA MEDIS BIDANG KESEHATAN

ASPEK HUKUM REKAM MEDIS.


ASPEK HUKUM PERSETUJUAN TINDAKAN
PELAYANAN( INFORMED CONSENT )
ASPEK HUKUM RAHASIA MEDIS

2
KEWAJIBAN TENAGA KESEHATAN

Memberikan pelayanan sesuai SOP, Standar dan


aturan yang berlaku
Memperoleh persetujuan dari penerima pelayanan
(Informed Consent )
Menjaga kerahasiaan (Rahasia Medis )
Membuat dan menyimpan catatan atau dokumen
pemeriksaan, asuhan dan tindakan yang dilakukan (RM
)
Merujuk penerima pelayanan ke Nakes yang
mempunyai Kompetensi dan Kewenangan yang sesuai
ASPEK HUKUM REKAM MEDIS
DALAM PELAYANAN KESEHATAN

4
MATERI PEMBAHASAN

1. Pemahaman tentang Rekam Medis


 Jenis & Isi Rekam Medis
 Manfaat & Nilai Rekam Medis
2. Aspek hukum Rekam Medis
3. Kepemilikan & kerahasiaan Rekam Medis
4. Pendokumentasian Rekam Medis
5. Pembukaan & pelepasan Informasi

5
DASAR HUKUM

UU no. 29 thn. 2004 tentang Praktek Kedokteran


UU no. 36 thn. 2009 tentang Kesehatan
UU no. 44 thn. 2009 tentang Rumah Sakit
UU No. 36 thn. 2014 tentang Tenaga Kesehatan
Permenkes no. 269 thn. 2008 tentang Rekam Medis
Permenkes no. 36 thn. 2012 tentang Rahasia Kedokteran
Permenkes no. 69 thn. 2014 tentang Kewajiban Rumah
Sakit dan Pasien

6
REKAM MEDIS

Rekam Medis merupakan:


a.dokumen hukum yg bersifat permanen;
§berisi informasi yang relevan dengan layanan kesehatan
pasien
§informasi tersebut dicatat pada setiap kontak dengan pasien;
§pencatatan diteruskan selama dalam perawatan pasien;
§bisa dimanfaatkan oleh setiap anggota tim;
§semua informasi bersifat rahasia.

7
Waters & Murphy:
Rekam Medis : Kompendium yang dibuat secara runtut dan
logik tentang kondisi pasien selama perawatan penyakitnya
atau kondisi selama pemeliharaan kesehatannya.

Peraturan Menteri Kesehatan:


Berkas berisikan catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan
dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pela-
yanan kesehatan.
UU Praktik Kedokteran:
Berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan
8 dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Mengapa Rumah Sakit harus
menyelenggarakan Rekam Medis
1.Mutu layanan medik kepada pasien sangat
tergantung dari kemampuan tim dlm meng-
komunikasikan informasi melalui dokumen.
2.Tujuan dokumentasi RM adalah agar rencana
layanan pasien tidak mengalami fragmentasi,
pengulangan, keterlambatan atau kelupaan.
Atas dasar itu setiap anggota tim dituntut mampu
mendokumentasikan secara akurat, tepat waktu
dan dengan cara yang efektif.
9 (Potter and Perry, 2001)
REKAM MEDIS
( PERMENKES 269 / 2008 )

Rekam Medis : Berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang


identitas pasien pemeriksaan, pengobatan, tindakan &
pelayanan lain yg telah diberikan kepada pasien.

Catatan : Tulisan yg dibuat oleh Dr/Drg ttg segala tindakan yg dilakukan


kepada pasien dlm rangka pemberian pelayanan kesehatan
Dokumen : Catatan Dr/Drg dan / atau tenaga kesehatan tertentu, lap
hasil pemeriksaan penunjang, catatan observasi dan
pengobatan harian dan semua rekaman, baik berupa foto
radiologi, gambar pencitraan dan rekaman elektro
diagnostik.

10
RM dibedakan pada :
1. Rawat jalan.
2. Rawat inap.
3. Gawat darurat.
4. Keadaan bencana.
5. Pelayanan dalam ambunlance atau
pengobatan masal.
6. Praktek mandiri.
7. Dan lain-lain
11
1. Isi RM Pasien Rawat Jalan:
- Identitas
- Tgl dan waktu
- Hasil Anamnese
- Hasil Pemeriksaan
- Diagnosis
- Rencana Pelaksanaan
- Pengobatan dan/atau tindakan
- Pelayanan lain yg telah diberikan kpd pasien
- kasus gigi dilengkapi dgn Adontogram klinik
12 - Persetujuan tindakan
2. Isi RM Pasien Rawat Inap

- Identitas
- Tgl dan waktu
- Anamnese
- Hasil Pemeriksaan Fisik & Penj Medik
- Diagnosis
- Rencana Penatalaksanaan
- Pengobatan dan atau tindakan
- Persetujuan tindakan bila diperlukan
- Catatan Obsevasi klinis dan hasil pengobatan
- Ringkasan pulang
- Nama dan ttd dr/drg atau tenaga kes tertentu
- Pelayanan lain
- Odontogram klinik pasien kasus gigi
13
3. Isi RM Pasien Gawat Darurat:
- Identitas
- Tgl dan waktu
- Anamnese
- Hasil Pemeriksaan Fisik & Penj Medik
- Diagnosis
- Rencana Penatalaksanaan
- Pengobatan dan atau tindakan
- Persetujuan tindakan bila diperlukan
- Catatan Obsevasi klinis dan hasil pengobatan
- Ringkasan pulang
- Nama dan ttd dr/drg atau tenaga kes tertentu
- Pelayanan lain
- Odontogram klinik pasien kasus gigi
- Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkanpelayanan UGD &
rencana tindak lanjut
- Sarana transportasi yg digunakan
14
4. Isi Rekam Medis Pasien keadaan bencana :
- Jenis bencana dan lokasi pasien ditemukan
- Kategori Kegawatan & Nomor pasien bencana
masal
- Identitas yang menemukan pasien
5. Isi Rekam Medis untuk Pelayanan Dr/Drg Spesialis dpt
dikembangkan sesuai kebutuhan.
6. Isi Rekam Medis dlm Pelayanan Ambulance,
Pengobatan Masal dicatat dlm RM
15
NILAI REKAM MEDIS

A – Administrasi
L – Legal
F – Finansial
R – Riset
E – Edukasi
D – Dokumen

16
DATA PENTING DARI REKAM MEDIS

1. KOMPONEN IDENTIFIKASI (nama lengkap,tempat & tanggal lahir,


jenis kelamin,status perkawinan,pekerjaan; dan nomer tanda pengenal
(social security number).
2. KOMPONEN SOSIAL. Suku atau etnik, bangsa status dalam
keluarga,keterangan keluarga (family information) aktifitas sosial
(community activities, sikap (attitude); dan status sosial.
3. KOMPONEN MEDIKALriwayat sakit; pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratoris, pemeriksaan Rontgent, laporan
konsultasi,terapi yangdiberikan,laporan kemajuan (progress
reports),perintah dokter;informed consent;laporan anestesi, operasi
dan patologi),dokumen/catatan keperawatan; dan laporan lain-lain
selama dirawat.
4. KOMPONEN FINANSIALnama majikan atau perusahaan tempat
bekerja; nama perusahaan asuransi yang diikuti, jenis cakupan
asuransi; dancara pembayaran.

17
MANFAAT REKAM MEDIS SEBAGAI :

1. Alat komunikasi : - dokter dgn dokter lain


- dokter dgn tenaga kesehatan lainnya
1. Sumber informasi medis pasien, dokter dan saryankes
2. Dasar perencanaan pengobatan / perawatan pasien
3. Bukti tertulis atau segala tindakan pelayanan
4. Bahan analisa dan evaluasi pelayanan
5. Perlindungan hukum pasien, dokter dan RS
6. Data untuk penelitian
7. Dasar perhitungan pembiayaan
8. Bahan pelaporan
9. Bukti di Pengadilan
18
PERSYARATAN HUKUM REKAM MEDIS

- Kelengkapan (semua hrs tercatat dan terdokumentasi)


- Keakuratan (semua data hrs sesuai dg fakta yg sebenarnya
- Ketepatan waktu (dicatat pada waktu dilaksanakan, pakai tgl,
bln, th dan jam)
- Diisi / dicatat oleh dokter dan perawat, diparaf dan tanda
tangan (kalau salah di coret)
- Disimpan petugas RM dengan baik
- Pengelolaan oleh pimpinan sarana kesehatan (pengelolaan
dan penyajian)

19
19
TANGGUNG JAWAB PEREKAM MEDIS &
INFOKES

1. Pencatatan identitas pasien


2. Pencatatan registrasi pelayanan Rekam Medis
3. Penyediaan berkas rekam medis baru dan lama
4. Evaluasi konsistensi dan penelitian pelengkapan berkas
Rekam Medis
5. Pemberian kode penyakit dan operasi
6. Membuat index penyakit, operasi dan kematian
7. Penyimpanan dan penjagaan atas kerahasiaan isi Rekam
Medis
8. Melakukan Retensi berkas Rekam Medis
9. Membuat abstrak Rekam Medis
10. Penyimpanan Rekam Medis tertentu
11. Membuat laporan/informasi data Rekam Medis
12. Analisis data Rekam Medis
20
TANGGUNG JAWAB DOKTER YANG MERAWAT

1. Melengkapi data pasien yang dirawat


2. Menulis secara lengkap Rekam Medis tentang
diagnosis
3. Merahasiakan isi berkas Rekam Medis
4. Menandatangani dan penulisan nama secara jelas
5. Membuat persetujuan tindakan kedokteran
6. Membuat Resume Medis bila sudah selesai
perawatan pasien

21
TANGGUNG JAWAB PIMPINAN
FASYANKES
1. Membuat dan menyelenggarakan Rekam Medis
2. Menyediakan tempat penyimpanan Rekam Medis
3. Menetapkan pimpinan unit pelayanan Rekam Medis
4. Membina dan meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan perekam medis
5. Menyimpan berkas rekam medis
6. Melakukan pemusnahan
7. Mencegah kehilangan, pemalsuan, kerusakan dan
penggunaan yang tidak berhak

22
TATA CARA PENYELENGGARAN REKAM MEDIS

Dr/Drg wajib membuat RM


RM dibuat segera dan dilengkapi setelah pasien
menerima pelayanan
Pencatatan dan pendokumentasian RM dari hasil
pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan
pelayanan lain kepada pasien.
Dicatatat dengan membubuhi nama, waktu, dan
tanda tangan Dr atau Nakes tertentu.
Pencatatan RM dapat dikoreksi dan harus
diparaf
23
PENYIMPANAN DAN PEMUSNAHAN REKAM MEDIS

RM pasien rawat inap RS wajib disimpan 5 th


RM pasien non-RS wajib disimpan 2 th
Ringkasan Pulang dan persetujuan tindakan
kedokteran disimpan 10 tahun
Penyimpanan RM oleh pimpinan RS

Dapat dimusnahkan sesuai aturan yang berlaku

24
STANDAR AKREDITASI DI BID. REKAM MEDIS

Contoh : Standard MKI.7


• Berkas rekam medis pasien tersedia bagi pemberi asuhan untuk
memfasilitasi komunikasi informasi penting
Elemen
• Kebijakan akses pada berkas rekam medis
• Berkas rekam medis tersedia bagi semua stakeholder.
• Data berkas rekam medis up date
Pelaksanaan
• Menyiapkan kebijakan tentang hak akses pada berkas rekam
medis
• Membuat indikator jaminan ketersediaan berkas rekam medis
bagi semua
• Membuat data berkas rekam medis yang up date
25
ASPEK HUKUM REKAM MEDIS (1)

1. Tanggung jawab terhadap Rekam Medis:


- Dr /Drg yang merawat
- Nakes tertentu
- Petugas perekam medis dan Infokes
- Pimpinan Fasyankes ( Pimpinan Rumah Sakit )

2. Kepemilikan RM:
- Berkas RM milik fasyankes
- Isi RM milik pasien di buat dalam ringkasan RM
- Ringkasan RM dapat diberikan pada pasien atau kuasa
pasien (persetujuan pasien)

3. Rahasia RM:
- Informasi (Identitas, Diagnosis. Riwayat penyakit)
- Dr/ Drg (izin Pasien)
- Nakes tertentu, Petugas RM
- Pimpinan fasyankes
4. Alat bukti & PN:
- Keterangan ahli (187 KUHP)
- Surat (187 KUHP)
26
26
ASPEK HUKUM REKAM MEDIS (2)

1.Aspek hukum kepemilikan dokumen.


2.Aspek hukum data serta informasi dalam dokumen
rekam medis.
3.Aspek hukum pemanfaatan data & informasi dalam
dokumen rekam medis.

27
ASPEK PEMANFAATAN RM
Awalnya, dokumen medis dibuat untuk me-
menuhi kepentingan health care provider !!!
Namun dalam perkembangannya, juga dapat
dimanfaatkan oleh:
1. Pihak pasien.
2. Pihak ketiga (baik individu atau lembaga).
3. Pihak penegak hukum.

28
PEMANFAATAN RM OLEH PASIEN

Jika yang memanfaatkan pasien sendiri,


maka masalah hukumnya hampir tidak
ada.
Penyampaian kpd pasien dapat
dilakukan:
• Secara lisan; atau
• Secara tertulis, dalam bentuk:
a) resume medis;
b) laporan medis (medical report); atau
c) fotokopi, keseluruhan atau sebagian
sesuai permintaan pasien.
29
PEMANFAATAN RM OLEH PIHAK KETIGA

• Jika yang memanfaatkan pihak ketiga maka


harus hati-hati dengan masalah hukumnya !!!

• Penyampaian kepada pihak ketiga bisa


dilaksanakan jika memenuhi dua syarat, yaitu:
a) ada permohonan tertulis (written
request); dengan disertai
b) izin tertulis (written consent) dari
pasien.

Contoh pihak ketiga adalah asuransi.


30
PASIEN ATAU KEL
1 PASIEN YANG MENINGGAL MEDICAL REPORT

WRITTEN
REQUEST INSURANCE
COMPANY
MEDICAL REPORT

2
HEALTH CARE PROVIDER
MEMINTA
PASIEN ATAU KEL WRITTEN CONSENT
PASIEN YANG MENINGGAL

2 1
WRITTEN CONSENT

WRITTEN REQUEST INSURANCE


DISERTAI COMPANY
WRITTEN CONSENT 3

HEALTH CARE PROVIDER

4 MEDICAL REPORT
PASIEN ATAU KEL
PASIEN YANG MENINGGAL

Karena sudah ada


CONSENT yang dituangkan
dalam SURAT PERJANJIAN

WRITTEN REQUEST INSURANCE


disertai Fotokopi COMPANY
SURAT PERJANJIAN 1
(karena ada klaim)

HEALTH CARE
PROVIDER 2 MEDICAL REPORT

Setelah mencocokkan Fotokopi


SURAT PERJANJIAN dengan
SURAT PERJANJIAN yang asli
FOTOKOPI ASLI
SURAT PERJANJIAN SURAT PERJANJIAN
Sesuai aslinya
Yang bertandatangan ttd
………… Yang bertandatangan …………
…………………………………... (Petugas RS) …………………………………...
Pasal 1 Pasal 1
…………………………………... …………………………………...
…………………………………... …………………………………...
Pasal 2 Pasal 2
…………………………………... …………………………………...
…………………………………... …………………………………...
Pasal 3 Pasal 3
Saya memberikan persetujuan Saya memberikan persetujuan
kepada rumah sakit yang me- kepada rumah sakit yang me-
rawat saya untuk memberikan rawat saya untuk memberikan
data medik saya langsung ke- data medik saya langsung ke-
pada asuransi jika diperlukan. pada asuransi jika diperlukan.

Fotokopi ini DILAMPIRKAN. Surat Perjanjian yang asli hanya


DITUNJUKKAN untuk pencocokan.
PEMANFAATANOLEH PENEGAK
HUKUM
Jika yang memanfaatkan penegak hukum maka harus
dilihat jenis perkaranya, yaitu:
1.Perdata; atau
2.Pidana.
•Kasus perdata maka pasien memang berhak minta
data medis yang terdapat dalam rekam medisnya.
•Kasus pidana maka hanya hakim Ketua sidang yang
berwenang meminta dokter membuka rahasia Rekam
Medis
•Polisi, jaksa dan pengacara tidak berhak menyita
atau meminta data medis & keperawatan pasien
kecuali atas izin Pengadilan.
35
PEMANFAATAN UNTUK PENELITIAN
Rekam medis berisi data & informasi yang
dapat digunanakan untuk penelitian !!!
Data & informasi tersebut dapat ditarik:
a)beserta identitas pasien; atau
b)tanpa identitas pasien.
•Jika tanpa identitas pasien maka tidak ada
masalah hukumnya !!!
•Jika beserta identitas pasien maka harus
disertai izin pasien tertulis (written consent)
!!!
36
HAK AKSES PASIEN THD REKAM MEDIS

Kepentingan pasien untuk mengetahui Rahasia Medis


1.Kepentingan Finansial dalam biaya pelayanan kesehatan
2.Kepentingan Proses Peradilan baik pasien maupun dokter /
Rumah Sakit
3.Kepentingan pengobatan diperlukan untuk meneruskan
pengobatannya pada pemberi pelayanan lain atas dasar data-
data yang ada
4.Kepentingan yang bersangkutan dalam pengamanan yang
menyangkut data-data pribadi (privacy)

37
PROSEDUR PEMINJAMAN REKAM MEDIS

 Rekam Medis dipinjam untuk


a) Kepentingan pengobatan / perawatan pasien
b) Penyelesaian pembuatan resume medis
c) Untuk kepentingan eksternal harus izin Direksi
 Tracer bagi berkas untuk pengobatan / perawatan pasien
 Bon pinjam untuk kepentingan lain
 Atas dasar tracer atau bon pinjam  maka pengarsip mencari berkas,
mengendalikan dalam komputer
 Peng-asembling – melakukan penataan, kelengkapan identitas,
pemasangan stiker, pengkodean penyakit
 Pengarsip menyimpan kembali berkas Rekam Medis

38
PEMINJAMAN REKAM MEDIS / PELEPASAN
INFORMASI

39
PROSEDUR PERMINTAAN DATA
REKAM MEDIS / PELEPASAN INFORMASI
 Unit kerja / pemohon mengisi form Permintaan Rekam Medis
 Mengisi nama, jabatan, unit kerja dengan jelas
 Menyebutkan peruntukan peminjaman secara jelas
 Peminjaman hanya boleh membuka, membaca rekam medis di
ruangan bagian rekam medis kecuali untuk kepentingan lain atas izin
Pimpinan Rumah Sakit
 Memelihara rekam medis dengan baik selama membuka dan membaca
Rekam Medis
 Mengembalikan kepada petugas Rekam Medis supaya disimpan

40
PROSEDUR PERMINTAAN DATA / PELEPASAN
INFORMASI UNTUK KEGIATAN BAHAN ILMIAH
 Mengajukan permintaan kepada Pimpinan Rumah Sakit
 Permintaan pihak yang membutuhkan hanya untuk penelitian,
penulisan makalah / karya ilmiah, dan pembahasan kasus / studi kasus
 Mengisi form persyaratan keamanan Informasi
 Menyebutkan kebutuhan data dan kriteria
 Persyaratan bahwa data dan informasi tidak disebar luaskan
 Permintaan ditanda tangani peminta data dan informasi
a) Bila dokter, oleh dokter yang bersangkutan
b) Bila PPDS / Residen, oleh dokter Penanggung Jawab
c) Bila pihak luar melalui manajemen Rumah Sakit

41
DOKUMENTASI
Potter & Perry:
Dokumentasi adalah sesuatu yang ditulis
atau dicetak dalam sebuah catatan klinik
pasien (anything written or printed within a
patient’s record).
UU di Indonesia:
Dokumen adalah kertas atau berkas yang
berisi tulisan yang mengandung arti tentang
keadaan, kenyataan atau perbuatan.
42
TUJUAN DOKUMENTASI RM
1. Menunjang pembuatan keputusan dan
meningkatkan hasil bagi pasien;
2. Meningkatkan pengelolaan dokumentasi
kesehatan;
3. Menjamin keselamatan pasien (to ensure
patient safety);
4. Meningkatkan kinerja pelayanan; terapi &
pelayanan, tatakelola & manajemen;
5. Menunjang proses pelayanan kpd pasien.
43
MUTU DOKUMEN RM
1. Faktual:
diskriptif & objektif dari fakta yang diamati.
2. Akurat:
menggunakan ukuran yang benar dan tepat.
3. Komplit:
menggambarkan kondisi yang komprehensif.
4. Current:
tepat waktu.
5. Organized:
tersusun runtut sehingga mudah difahami.
44
REKAM MEDIS SEBAGAI DOKUMEN
Rekam medis merupakan dokumen sebab ia
berupa kertas atau berkas yang berisi tulisan
yang mengandung arti, yaitu tentang:
a. keadaan pasien selama dirawat;
b. perbuatan yang dilakukan dokter, pera-
wat, bidan dan staf laboratorium; serta
c. kenyataan menyusul tindakan klinik.
Oleh sebab itu tidak salah apabila rekam me-
dis disebut Dokumen Medis/Klinik !!!
REKAM MEDIK ELEKTRONIK
Prinsip Pelaksanaan, kerahasiaan dan kepemilikiannya.

Hal yang perlu diperhatikan secara khusus :


1. Apakah sistem dapat mencatat siapa yang mengakses
dan menulis ke catatan dalam alat elektronik ?
2. Apakah ada sebuah protokol keamanan yang ketat
tetapi tidak memakan waktu terlalu lama tapi secara
otomatis tidak aktif dan perubahan password secara
periodik ?
3. Apakah sistem dapat mencegah akses dari fitur lain ke alat
elektronik yang sedang dipakai ?
4. Adakah sistem “autolock” apabila seorang dokter terlupa
untuk keluar dari menu penulisan
5. Apakah sistem mampu untuk menunjukkan jejak setiap
orang yang mengetik pada setiap waktu?

Dengan memperhatikan pertimbangan tersebut ,dapat


memastikan Electronik Medical Record (EMR sebagai
catatan yang dapat dipertahankan secara hukum.
PERSETUJUAN TINDAKAN
PELAYANAN (INFORMED
CONSENT )

48
PERSETUJUAN TINDAKAN PELAYANAN

1.Persetujuan Tindakan Pelayanan


2.Hubungan Nakes dengan pasien
3.Aspek Hukum Persetujuan Tindakan
 Penjelasan medis
 Cara pemberian informasi
 Bentuk persetujuan

49
PENGERTIAN INFORMED CONSENT

“consent”arti: persetujuan, izin, menyetujui, memberikan izin


(persetujuan, wewenang) kepada seseorang untuk melakukan
sesuatu.
“informed consent”arti: suatu izin (consent) atau pernyataan setuju
dari pasien yang diberikan dengan bebas dan rasional, sesudah
mendapatkan informasi dari dokter dan yang sudah dimengertinya
Bentuk informed consent
a) Dengan dinyatakan (express)
Secara lisan (oral)
Secara tertulis (written)
b) Tersirat atau dianggap diberikan (implied or tacit consent)
Dalam keadaan biasa (normal or constructive consent)
Dalam keadaan gawat darurat (emergency)

50
PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN (PERMEN
KES : 290/MENKES/PER/III/2008)

- Persetujuan tindakan kedokteran : persetujuan


oleh pasien atau keluarga terdekat setelah
mendapat penjelasan secara lengkap
menyesuaikan tindakan kedokteran atau
kedokteran gigi yang akan dilakukan terhadap
pasien.
- Keluarga terdekat: suami atau istri, ayah atau ibu
kandung, saudara kandung atau pengampunya.
- Tindakan kedokteran atau tindakan kedokteran
gigi: tindakan medis berupa preventif, diagnostik,
terupetik atau rehabilitasi yang dilakukan dokter
atau dokter gigi.

51
PERSETUJUAN TINDAKAN
PELAYANAN KESEHATAN

• Persetujuan pasien atau yang sah mewakilinya atas


rencana tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang
diajukan oleh dokter atau dokter gigi, setelah menerima
informasi yang cukup untuk dapat membuat persetujuan.
• Pernyataan sepihak dari pasien dan bukan perjanjian
antara pasien dengan dokter atau dokter gigi, sehingga
dapat ditarik kembali setiap saat.
• Proses sekaligus hasil dari suatu komunikasi yang efektif
antara pasien dengan dokter atau dokter gigi, dan bukan
sekedar penandatanganan formulir persetujuan

52
GENERAL CONSENT (PERSETUJUAN UMUM)

1. Persetujuan umum adalah persetujuan oleh


pasien tentang segala sesuatu yang menyangkut
pelayanan, tata tertib, hak privasi, hak milik
pribadi selama di Rumah Sakit
2. Ruang lingkup pengobatan mana yg masuk dalam
persetujuan umum
3. Ruang Lingkup pengobatan mana memerlukan
persetujuan khusus (informed consent)
Dokumentasi Persetujuan Umum termasuk dalam
rekam medis pasien karna isinya menyangkut Identitas
dan data pribadi pasien

53
GENERAL CONSENT/PERSETUJUAN UMUM

PASIEN/ KELUHAN TENAGA


KELUARGA KESEHATAN

INFORMASI

54
KEPUTUSAN
SETUJU MENOLAK
(CONSENT) (REFUSAL)

• MENGERTI • MENGERTI
• TIDAK AKIBAT.
MENGERTI • TIDAK
MENGERTI
• TIDAK TAHU
PERSETUJUAN UMUM/ GENERAL CONSENT
Nama Pasien : No. Rekam Medis :

Jenis Kelamin : P/L Kelas Perawatan :

Tanggal Lahir : Jenis Pembayaran : Tunai/ Jaminan

…………………………………………….

Saya yang bertanda tangan di bawah ini selaku pasien/keluarga/wali pasien*


Rumah Sakit :
Nama : ……………………………………………………………………………………
Pekerjaan : ……………………………………………………………………………………
Alamat : ……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
No Telpon : ……………………………………………………………………………………

telah mendapat informasi yang cukup, telah mengerti dan memahami ketentuan-ketentuan yang berlaku
di Rumah Sakit, dengan ini saya menyatakan setuju mematuhi :

1. TATA TERTIB, HAK DAN KEWAJIBAN SEBAGAI PASIEN : yang berlaku di Rumah Sakit.

2. PELAYANAN KESEHATAN : Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit dilakukan atas indikasi


medis, meliputi preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif (a.l. pemeriksaan umum, pemeriksaan
rontgen/radiologi, pemeriksaan laboratorium, pengobatan rutin, perawatan, terapi bermain pada
anak, prosedur pemasangan infus, kateter, nasogastric tube/NGT, suntikan dan evaluasi).

3. INFORMASI DAN RAHASIA KESEHATAN PASIEN :


a. Memberi kuasa kepada setiap tenaga kesehatan yang merawat pasien untuk memeriksa dan
atau memberitahukan informasi kesehatan pasien kepada pemberi pelayanan kesehatan lain
yang turut merawat selama di Rumah Sakit.
b. Memberi kuasa kepada manajemen dan dokter Rumah Sakit dalam hal pelepasan informasi
tentang diagnosis, data penyakit, perawatan dan pengobatan dalam bentuk resume medis
selama pasien dirawat di Rumah Sakit untuk keperluan pihak ketiga sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
c. Pelepasan informasi kesehatan pasien dan resume medis kepada perusahaan penjamin
biaya /perusahaan asuransi/verifikator asuransi untuk keperluan klaim asuransi hanya dapat
dilakukan apabila perusahaan penjamin biaya/perusahaan asuransi/verifikator asuransi telah
bekerjasama dengan Rumah Sakit. Dalam hal perusahaan penjamin biaya/perusahaan
asuransi/verifikator asuransi tidak bekerjasama dengan Rumah Sakit maka informasi medis
dan resume medis dapat diberikan berdasarkan permohonan tertulis/surat kuasa dari
pasien/keluarga/wali pasien.

4. PRIVASI :
a. Pengambilan dokumentasi (foto, rekaman dan wawancara) diluar kepentingan pelayanan
kesehatan atas ijin pasien/keluarga/wali.
b. Selama pasien dirawat di Rumah Sakit tidak ingin di kunjungi oleh :
………………………………………………………………………………………………..................
...................................................................................................................................................
............ 55
1. BARANG PRIBADI :
a. Dilarang membawa barang berharga, barang berbahaya, dan/atau barang yang dapat
menimbulkan bahaya bagi pasien maupun bagi lingkungan, dan pasien/keluarga/wali
bertanggung jawab atas segala konsekuensi apabila larangan ini dilanggar.
b. Pasien/keluarga/wali wajib menjaga keamanan seluruh barang milik pribadi dan
membebaskan Rumah Sakit (manajemen dan pegawai) dari segala tuntutan atas kehilangan,
kerusakan, pencurian dan atau kejadian tidak diinginkan berkenaan dengan barang milik
pribadi yang dibawa ke Rumah Sakit.
c. Barang berharga pasien dapat dititipkan kepada pihak Rumah Sakit melalui Penanggung
Jawab Ruangan dengan bukti serah terima.

2. KELUHAN : Saran/keluhan terkait pelayanan Rumah Sakit tetap mengedepankan musyawarah


dan mencari solusi.

3. RUMAH SAKITSEBAGAI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN : Rumah Sakit merupakan rumah sakit
pendidikan dan menjadi tempat praktik klinik bagi mahasiswa kedokteran dan profesi lain, oleh
karena itu mahasiswa terlibat dalam proses pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien.

4. PEMBIAYAAN :
a. Bersedia dan sanggup membayar semua biaya pelayanan kesehatan yang telah diberikan
kepada pasien sesuai tarif dan ketentuan yang berlaku di Rumah Sakit termasuk membayar
tagihan bertahap.
b. Dalam hal pembiayaan dijamin oleh penjamin biaya :
1) Bersedia menyelesaikan semua persyaratan untuk keperluan jaminan biaya perawatan
dan pengobatan di Rumah Sakit dalam waktu paling lama 1 x 24 jam untuk pasien
jaminan perusahaan/asuransi dan 3 x 24 jam untuk pasien jaminan BPJS.
2) Memberi kuasa kepada Rumah Sakit untuk menyerahkan tagihan dan rincian biaya
kepada perusahaan penjamin biaya/perusahaan asuransi/verifikator asuransi sesuai
ketentuan yang berlaku.
3) Rumah Sakit berhak menagih langsung kepada pasien/keluarga/wali biaya perawatan
dan pengobatan yang dikecualikan/tidak ditanggung oleh asuransi/perusahaan penjamin
dan atau selisih biaya yang dijamin.
4) Pasien/keluarga/wali wajib membayar biaya pelayanan sebagaimana diatur pada butir
3) sesuai ketentuan yang berlaku di Rumah Sakit.
c. Kuitansi/Bukti Pembayaran :
1) Kuitansi/bukti pembayaran, baik pasien dengan pembayaran tunai maupun untuk
keperluan klaim asuransi BPJS/asuransi lainnya/jaminan perusahan hanya dikeluarkan 1
(satu) kali oleh Rumah Sakit dalam bentuk kuitansi/bukti pembayaran asli tanpa
salinan/fotokopi.
2) Dalam hal pasien memiliki lebih dari 1 (satu) penjamin biaya yang membutuhkan
kuitansi/bukti pembayaran, maka pasien/keluarga/wali agar menghubungi pihak
penjamin biaya utama untuk mendapatkan salinan fotokopi (Salinan/fotokopi
kuitansi/bukti pembayaran dikeluarkan oleh pihak penjamin biaya utama).

Demikian Surat Persetujuan ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh tanggung jawab tanpa ada
paksaan dari siapapun dan untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Tanda Tangan dan Nama


(wali jika psien <18 tahun) Tanggal

Tanda Tangan dan Nama


Saksi Tanggal 56
CONTOH : KOMUKASI EFEKTIF DLM GENERAL CONSENT

• Komukasi Efektif : komunikasi antara Pemberi informasi (


Petugas RS ) dengan Penerima informasi (Pasien.Keluarga
terdekat ) tentang hal-hal yg berkaitan dgn pelayanan
Kesehatan di RS meliputi :
1. Tata Tertib RS.
2. Hak dan Kewajiban,
3. Upaya kesehatan pelayanan/tindakan pelaynan
4. Informasi dan rahasia kesehatan pasien
5. barang pribadi,
6. pembiayaan dan prosedurenya
7. dan lain lain sehingga diharapkan pengisian
General Consent ( sesuai data yg sebenarnya)

57
CONTOH GENERAL CONSENT
PERSETUJUAN PELEPASAN INFORMASI

• Saya memahami informasi yang ada didalam diri saya, termasuk


Diagnosis, hasil laboratorium dan hasil tes diagnostik yang akan di
gunakan untuk perawatan medis, Rumah Sakit akan menjamin
kerahasiaannya.
• Saya memberi wewenang kepada RS untuk memberikan informasi
tentang tentang diagnosis, hasil pelayanan dan pengobatan bila
diperlukan untuk memproses klaim asuransi/ perusahaan dan atau
lembaga pemerintah
• Saya memberi wewenang kepada RS untuk memberikan informasi
tentang diagnosis, hasil pelayanan dan pengobatan saya kepada
anggota keluarga saya kepada:
• __________________
• __________________
• __________________

58
INFORMED CONSENT

(harus ada )
(diberikan)
INFORMASI
PERSETUJUAN

59
FUNGSI INFORMED CONSENT

1.PROMOSI HAK OTONOMI PASIEN


2.PERLINDUNGAN PASIEN DAN DOKTER,NAKES
3.MENCEGAH ADANYA PENIPUAN ATAU PAKSAAN
4.RANGSANAN INTROPEKSI PROFESI
5.PROMOSI KEPUTUSAN RASIONAL
6.MEMAJUKAN PRINSIP OTONOMI SEBAGAI NILAI
SOSIAL

60
PEMBERIAN INFORMASI KEPADA PASIEN

Pasal 45 UU Praktik Kedokteran  batasan minimal


informasi yang diberikan kepada pasien:
 a. Diagnosis dan tata cara tindakan medis
 b. Tujuan tindakan medis yang dilakukan
 c. Alternatif tindakan lain dan risikonya
 d. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan
 e. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
PENJELASAN TENTANG PENYAKIT PASIEN

1. Kondisi pasien
2. Usulan pengobatan
3. Nama individu yang memberikan pengobatan
4. Potensi manfaat dan kekurangannya
5. Kemungkinan alternatif
6. Kemungkinan keberhasilan
7. Kemungkinan timbulnya masalah selama masa
pemulihan
8. Kemungkinan yang terjadi apabila tidak diobati.
Bentuk Persetujuan Tindakan Kedokteran
PERSETUJUAN ≠ PERJANJIAN

- Sukarela - Kesepakatan bersama


- Kemauan Sendiri - Menjadi UU

Jadi Persetujuan tindakan dalam pelayanan


kesehatan bukanlah Perjanjian tapi Persetujuan
sepihak dari pasien

64
PENTINGNYA SECOND OPINION

• Kesalahan diagnosis dan penatalaksaan pengobatan


dokter sering terjadi di belahan dunia manapun, termasuk
di ndoesia
• Perbedaan pendapat para dokter dalam mengobati
penderita adalah hal yang biasa terjadi, dan hal ini
mungkin tidak menjadi masalah serius bila tidak
menimbulkan konsekuensi yang berbahaya dan
merugikan bagi penderita.
• Second opinion dianjurkan bila menyangkut kerugian
biaya atau dampak finansial yang besar atau ancaman
nyawa
PEMBERI INFORMASI:

• Dokter yg merawat/pemeriksaan/operator
bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
persetujuan tersebut diperoleh secara benar dan
layak

• Dokter memang dapat mendelegasikan proses


pemberian informasi dan penerimaan persetujuan
 tg-jawab tetap berada pada dokter pemberi
delegasi unt memastikan bahwa persetujuan
diperoleh secara benar dan layak
PERNYATAAN SEBELUM PELAYANAN

 Pada pasien yang kehilangan kapasitasnya untuk memberikan persetujuan tindakan


kedokteran, terutama yang disebabkan oleh penyakit yang progresif,  dokter
sebaiknya cari kemungkinan pesan tentang perlakuan kedokteran yang
diinginkannya, saat pasien masih kompeten
 a. Pernyataan dimuka/pesan tersebut  dapat berupa serangkaian petunjuk
tentang tindakan kedokteran apa yang diinginkan dan yang tidak diinginkan
dilakukan terhadap dirinya, atau berupa penunjukan seseorang lain untuk
membuat keputusan
 b. Pernyataan dimuka/pesan  harus tertulis dibuat oleh pasien kalautidak
mampu ditulis oleh salah satu keluarganya dan diperkuat dengan dua orang
saksi.
 Dokter /faskes wajib melaksanakan petunjuk pesan sepanjang:
 Tidak melanggar hukum
 Tidak terdapat bukti bahwa keinginan pasien tersebut telah berubah.
 Bila dokter ragu ragu dapat konsultasi dengan dr senior/dapat meminta
penetapan pengadilan.
PEMBERI PERSETUJUAN

Persetujuan diberikan oleh individu yang kompeten.


Usia 18 tahun atau > atau telah pernah menikah.
Anak-anak usia 16 tahun dan > 18 tahun  dapat membuat
persetujuan tindakan kedokteran tertentu yang tidak berisiko
tinggi

Landasan hukum :
Berdasarkan KUHP  umur >= 21 th atau telah menikah
dianggap sebagai orang dewasa
Berdasarkan UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak > = 18 tahun dianggap sudah bukan anak-anak.
SUATU PERSETUJUAN DIANGGAP SAH:

Pasien telah diberikan Informasi;


Pasien atau yang sah mewakilinya
dalam keadaan cakap (kompeten)
untuk memberikan
keputusan/persetujuan;
Persetujuan harus diberikan secara
sukarela;
69
PENERIMA INFORMASI DIANGGAP KOMPETEN :

Mampu memahami informasi yang telah diberikan


kepadanya dengan cara yang jelas, menggunakan
bahasa yang sederhana dan tanpa istilah yang terlalu
teknis
Mampu mempercayai informasi yang telah diberikan
dan mampu mempertahankan pemahaman informasi
tersebut untuk waktu yang cukup lama .
Mampu menganalisisnya ,menggunakannya untuk
membuat keputusan secara bebas
PENGGANTI PEMBERI PERSETUJUAN DALAM KEADAAN
PASIEN TIDAK KOMPETEN:

1. Orang tua si anak, bila si anak lahir sebagai anak dari


pasangan suami isteri yang sah.
2. Ibu si anak, bila si anak lahir dari pasangan yang tidak sah
 hubungan perdata dg si ibu.
3. Wali: orang tua angkat, atau Lembaga Pengasuh yang sah
berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang
Perlindungan Anak.
4. Orang yang secara adat/budaya dianggap sebagai wali si
anak, dalam hal tidak terdapat yang memenuhi a, b dan c.
5. Dokter tidak dibebani kewajiban untuk membuktikan hal-hal
di atas, bila ragu ragu maka dokter dapat meminta
keterangan kepada pihak-pihak yang berwenang
PENJELASAN TINDAKAN PELAYANAN
KESEHATAN

Diberikan langsung dr atau drg yang merawat.


Penjelasan diberikan kepada pasien atau keluarga
terdekat (baik diminta atau tidak)
Substansi penjelasan:
- Diagnosis dan tata cara tindakan.
- Tujuan tindakan.
- Alternatif tindakan dan resikonya
- Resiko dan komplikasi yang mungkin
terjadi.
- Perkiraan pembiyayaan
72
CARA PEMBERIAN INFORMASI KPD PASIEN

73
PERSETUJUAN TINDAKAN PELAYANAN :
- Tertulis maupun lisan.
- Ditandatangani yang berhak.
- Persetujuan lisan melalui gerakan tertentu.
- Keadaan gawat darurat, penyelamat jiwa,
pencegahan kecacatan tidak perlu ada
persetujuan.

74
BLANKED CONSENT &
PRO-FORMA CONSENT

“blanked consent” : pasien menandatangani formulir


ersetujuan ketika mendaftarkan diri untuk rawat
inap
“pro-forma consent” : Persetujuan tindakan medik
pada saat pasien masuk ke kamar bedah, tanpa
diberikan suatu informasi tentang tindakan
pembedahan tersebut

tidak mempunyai nilai yuridis, tidak dapat dipakai


sebagai bukti sudah adanya suatu informed consent.

75
PENOLAKAN TINDAKAN PELAYANAN

Penolakan oleh pasien dan/ atau keluarga terdekat.


Setelah adanya Penjelasan oleh dokter,Nakes.
Pemahaman secara tertulis.
Akibatnya tanggung jawab pasien.
Hubungan dokter dengan pasien tetap dijaga dan dipertahankan.
Penghentian / penundaan bantuan hidup harus persetujuan keluarga
terdekat pasien.
Persetujuan penghentian setelah ada Penjelasan oleh dokter,nakes
Dibuat secara tertulis.

76
RAHASIA MEDIS

77
RAHASIA MEDIS

1. Rahasia medis/kedokteran mencakup data dan informasi


mengenai:
a. identitas pasien;
b. kesehatan pasien hasil anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang, penegakan diagnosis,
pengobatan dan/atau tindakan kedokteran;
c. hal lain yang berkenaan dengan pasien.
2. Data dan dapat bersumber dari pasien, keluarga
pasien, pengantar pasien, surat keterangan konsultasi
atau rujukan, atau sumber lainnya.
RAHASIA KEDOKTERAN
(PERMENKES NO.36/2012)

Setiap dokter atau dokter gigi dalam


melaksanakan praktik kedokteran wajib
menyimpan rahasia kedokteran;
Setiap orang berhak atas rahasia kondisi
kesehatan pribadinya yang telah
dikemukakan kepada penyelenggara pelayanan
kesehatan.

7
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN

Rahasia kedokteran adalah data


dan informasi tentang kesehatan
seseorang yang diperoleh tenaga
kesehatan pada waktu menjalankan
pekerjaan atau profesinya

80
RAHASIA KEDOKTERAN MENCAKUP DATA
DAN INFORMASI MENGENAI:
a. identitas pasien;
b. kesehatan pasien meliputi hasil anamnesis, pemeriksaan
fisik,
pemeriksaan penunjang, penegakan diagnosis, pengobatan
dan/atau tindakan kedokteran; dan
c. hal lain yang berkenaan dengan pasien.
Data dan informasi sebagaimana dimaksud di atas dapat
bersumber dari pasien, keluarga pasien, pengantar pasien,
surat keterangan konsultasi atau rujukan, atau sumber lainnya.

81
SIAPA SAJA?

Semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kedokteran dan/atau


menggunakan data dan informasi tentang pasien wajib menyimpan
rahasia kedokteran
a. dokter dan dokter gigi serta tenaga kesehatan lain yang memiliki akses
terhadap data dan informasi kesehatan pasien;
b. pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan;
c. tenaga yang berkaitan dengan pembiayaan pelayanan kesehatan;
d. tenaga lainnya yang memiliki akses terhadap data dan informasi
kesehatan pasien di fasilitas pelayanan kesehatan;
e. badan hukum/korporasi dan/atau fasilitas pelayanan kesehatan;
Dan mahasiswa/siswa yang bertugas dalam pemeriksaan, pengobatan,
perawatan, dan/atau manajemen informasi di fasilitas pelayanan
kesehatan

82
RUANG LINGKUP RAHASIA KEDOKTERAN

 Rahasia kedokteran mencakup data dan informasi


mengenai:
a.identitas pasien;
b.kesehatan pasien meliputi hasil anamnesis,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
penegakan diagnosis, pengobatan dan/atau tindakan
kedokteran; dan
c.hal lain yang berkenaan dengan pasien;
 Data dan informasi tersebut dapat bersumber dari
pasien, keluarga pasien, pengantar pasien, surat
keterangan konsultasi atau rujukan, atau sumber
lainnya.

8
PIHAK YANG WAJIB MENYIMPAN
RAHASIA KEDOKTERAN

Semua pihak yang terlibat dalam pelayanan


kedokteran dan/atau menggunakan data dan
informasi tentang pasien wajib menyimpan
rahasia kedokteran;
Kewajiban menyimpan rahasia kedokteran
berlaku selamanya, walaupun pasien telah
meninggal dunia.

8
KEWAJIBAN MENYIMPAN RAHASIA MEDIS

 Semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kedokteran dan/atau menggunakan


data dan informasi tentang pasien wajib menyimpan rahasia kedokteran,
meliputi :
a.dokter dan dokter gigi serta tenaga kesehatan lain yang memiliki akses
terhadap data dan informasi kesehatan pasien
b.pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan;
c. tenaga yang berkaitan dengan pembiayaan pelayanan kesehatan;
d.tenaga lainnya yang memiliki akses terhadap data dan informasi kesehatan
pasien di fasilitas pelayanan kesehatan
e.badan hukum/korporasi dan/atau fasilitas pelayanan kesehatan
f. mahasiswa/siswa yang bertugas dalam pemeriksaan, pengobatan, perawatan,
dan/atau manajemen informasi di fasilitas pelayanan kesehatan
 Kewajiban menyimpan rahasia kedokteran berlaku selamanya, walaupun pasien
telah meninggal dunia
TANGGUNG JAWAB PASIEN

1. memberikan informasi yg akurat dan lengkap ttg keluhan sakit sekarang, riwayat medis yg lalu,
hospitalisasi, medikasi/pengobatan dan hal-hal lain yg berkaitan dgn kes pasien.
2. Mengikuti rencana pengobatan yg diadviskan oleh Dr termasuk instruksi para perawat dan profesional
kes yg lain sesuai perintah Dr
3. Memperlakukan staf RS dan pasien lain dgn bermartabat dan hormat serta tidak melakukan tindakan yg
akan mengganggu pekerjaan RS
4. Menghormati privasi orang lain dan barang milik RS
5. Tidak mbawa alkohol, obat2 yg tdk mendpt persetujuan/ senjata ke dlm RS
6. Menghormati bahwa RS adalah area bebas rokok
7. Mematuhi jam kunjungan dari RS
8. Meninggalkan barang berharga di rumah dan membawa hanya barang-barang yg penting selama
tinggal di RS
9. Memastikan bahwa kewajiban finansial atas asuhan pasien dipenuhi sebagaimana kebijakan RS
10. Bertangg-jwb atas tindakan2nya sendiri bila mereka menolak pengobatan atau advis Dr nya

86
TANGGUNG JAWAB RUMAH SAKIT TENTANG LNFORMASI
RAHASIA MEDIS

• Pasien diinformasikan tentang kerahasiaan informasi dan tentang


pembukaan dan kerahasiaan informasi mengenai pasien dalam
peraturan perundang-undangan
• Pasien diminta persetujuannya untuk membuka informasi yang tidak
tercakup dalam undang-undang dan peraturan.
• Rumah sakit menghormati kerahasiaan informasi kesehatan pasien.
• Regulasi tentang perlindungan terhadap kerahasian informasi pasien
• Penjelasan ke pasien tentang rahasia kedokteran dan proses untuk
membuka rahasia kedokteran sesuai ketentuan dalam peraturan
perundang-undangan
• Permintaan persetujuan pasien untuk membuka informasi yang bukan
merupakan rahasia kedokteran
• Upaya RS untuk menjaga kerahasiaan informasi kesehatan pasien
ASPEK HUKUM RAHASIA MEDIS (1)

1. Rahasia kedokteran mencakup data dan informasi


mengenai:
a. identitas pasien;
b. kesehatan pasien hasil anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang, penegakan diagnosis,
pengobatan dan/atau tindakan kedokteran;
c. hal lain yang berkenaan dengan pasien.
2. Data dan informasi dapat bersumber dari pasien,
keluarga pasien, pengantar pasien, surat keterangan
konsultasi atau rujukan, atau sumber lainnya.

88
ASPEK HUKUM RAHASIA MEDIS (2)

• Kewajiban Semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kedokteran dan/atau


menggunakan data dan informasi tentang pasien menyimpan rahasia kedokteran,
meliputi :
dokter dan dokter gigi serta tenaga kesehatan lain yang memiliki akses
terhadap data dan informasi kesehatan pasien
pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan;
tenaga yang berkaitan dengan pembiayaan pelayanan kesehatan;
tenaga lainnya yang memiliki akses terhadap data dan informasi kesehatan
pasien di fasilitas pelayanan kesehatan
badan hukum/korporasi dan/atau fasilitas pelayanan kesehatan
mahasiswa/siswa yang bertugas dalam pemeriksaan, pengobatan, perawatan,
dan/atau manajemen informasi di fasilitas pelayanan kesehatan
• Kewajiban menyimpan rahasia kedokteran berlaku selamanya, walaupun pasien
telah meninggal dunia

89
ASPEK HUKUM RAHASIA MEDIS (3)

Tanggung Jawab tentang lnformasi rahasia medis


•Pasien diinformasikan tentang kerahasiaan informasi dan tentang
pembukaan dan kerahasiaan informasi mengenai pasien dalam peraturan
perundang-undangan
•Pasien diminta persetujuannya untuk membuka informasi yang tidak
tercakup dalam undang-undang dan peraturan.
•Rumah sakit menghormati kerahasiaan informasi kesehatan pasien.
•Penjelasan ke pasien tentang rahasia kedokteran dan proses untuk
membuka rahasia kedokteran sesuai ketentuan dalam peraturan
perundang-undangan
•Permintaan persetujuan pasien untuk membuka informasi yang bukan
merupakan rahasia kedokteran
•Upaya RS untuk menjaga kerahasiaan informasi kesehatan pasien

90
PEMBUKAAN INFORMASI YANG TIDAK MEMERLUKAN PERSETUJUAN
PASIEN PADA KEADAAN-KEADAAN:

 Untuk kepentingan kesehatan pasien


 Memenuhi permintaan aparatur penegak
hukum dalam rangka penegakan hukum,
misalnya dalam bentuk visum et repertum
 Atas permintaan pasien sendiri
 Berdasarkan ketentuan undang-undang,
misalnya UU Wabah dan UU Karantina
PEMBUKAAN RAHASIA KEDOKTERAN (RK)

 Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk


kepentingan:
a.kesehatan pasien;
b.memenuhi permintaan aparatur penegak hukum
dalam rangka penegakan hukum;
c. permintaan pasien sendiri; atau
d.berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
 Pembukaan rahasia kedokteran dilakukan terbatas
sesuai kebutuhan;
 Pembukaan rahasia kedokteran harus didasarkan
pada data dan informasi yang benar dan dapat
dipertanggungjawabkan.

9
PEMBUKAAN RK UNTUK KEPENTINGAN
KESEHATAN PASIEN

 Pembukaan rahasia kedokteran untuk kepentingan kesehatan


pasien, meliputi:
a. kepentingan pemeliharaan kesehatan, pengobatan,
penyembuhan, dan perawatan pasien; dan
b. keperluan adminstrasi, pembayaran asuransi atau jaminan
pembiayaan kesehatan;
 Pembukaan rahasia kedokteran tersebut di atas dilakukan
dengan persetujuan pasien baik secara tertulis maupun sistem
informasi elektronik pada saat pendaftaran pasien di fasyankes.

9
PEMBUKAAN RK DALAM RANGKA PENEGAKAN
HUKUM

Pembukaan rahasia kedokteran untuk


memenuhi permintaan aparatur penegak
hukum dalam rangka penegakan hukum,
dapat dilakukan pada proses penyelidikan,
penyidikan, penuntutan, dan sidang pengadilan;
bentuk pembukaan rahasia kedokteran diatas
dapat berupa pemberian data dan informasi
visum et repertum, keterangan ahli,
keterangan saksi, dan/atau ringkasan medis;

9
PEMBUKAAN RK DALAM RANGKA PENEGAKAN
HUKUM

permohonan untuk pembukaan rahasia kedokteran


diatas harus dilakukan secara tertulis dari pihak yang
berwenang —> PMK No.269/2010 ttg Rekam Medis
Psl.10 ay.(2) huruf b. menyebutkan ”atas perintah
pengadilan”;
Dalam hal pembukaan rahasia kedokteran dilakukan
atas dasar perintah pengadilan atau dalam sidang
pengadilan, maka rekam medis seluruhnya dapat
diberikan.

9
PEMBUKAAN RK ATAS DASAR PERMINTAAN PASIEN
SENDIRI

 Pembukaan rahasia kedokteran atas dasar permintaan pasien


sendiri dapat dilakukan dengan pemberian data dan informasi
kepada pasien baik secara lisan maupun tertulis;
 keluarga terdekat pasien dapat memperoleh data dan informasi
kesehatan pasien, kecuali dinyatakan sebaliknya oleh pasien
yang diberikan pada waktu penerimaan pasien.

9
PEMBUKAAN RK ATAS DASAR KETENTUAN PERATURAN
PER-UU-AN

Pembukaan rahasia kedokteran atas dasar ketentuan


peraturan per-UU-an dilakukan tanpa persetujuan
pasien dalam rangka kepentingan penegakan etik
atau disiplin, serta kepentingan umum;
Pembukaan rahasia kedokteran dalam rangka
kepentingan penegakan etik diberikan atas
permintaan tertulis Majelis Kehormatan Etik Profesi
dan kepentingan disiplin atas permintaan Majelis
Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia;

9
PEMBUKAAN RK ATAS DASAR KETENTUAN PERATURAN
PER-UU-AN

 Pembukaan rahasia kedokteran atas dasar kepentingan


umum dilakukan tanpa membuka identitas pasien;
 Kepentingan umum yang dimaksud meliputi:
 audit medis;
 ancaman kejadian luar biasa/wabah penyakit menular;
 penelitian kesehatan untuk kepentingan negara;
 pendidikan atau penggunaan informasi yang akan berguna
di masa yang akan datang; dan
 ancaman keselamatan orang lain secara individual atau
masyarakat;
a. Khusus huruf b dan e, identitas dapat dibuka kepada
institusi yang berwenang untuk ditindaklanjuti.

9
PIHAK YANG BERWENANG MEMBUKA RK

Pembukaan atau pengungkapan RK dilakukan oleh


penanggungjawab pelayanan pasien;
Dalam hal pasien ditangani/dirawat oleh tim, maka
ketua tim yang berwenang membuka RK, namun jika
berhalangan dapat dilakukan oleh salah satu anggota
tim yang ditunjuk;
Dalam hal tidak ada penanggungjawab pelayanan
pasien maka pimpinan fasyankes dapat membuka
RK.

9
PELEPASAN HAK RAHASIA KEDOKTERAN

 Pasien atau keluarga terdekat pasien yang telah meninggal


dunia yang menuntut tenaga kesehatan dan/atau fasyankes
serta menginformasikannya melalui media massa,
dianggap telah melepaskan hak rahasia kedokterannya kepada
umum;
 Penginformasian melalui media massa memberikan
kewenangan kepada tenaga kesehatan dan/atau fasyankes
untuk membuka atau mengungkap rahasia kedokteran yang
bersangkutan sebagai hak jawab;
 Dalam hal pihak pasien menggugat tenaga kesehatan
dan/atau fasyankes, maka rahasia kedokteran dapat dibuka
dalam rangka pembelaan dimuka sidang pengadilan.

1
PEREKAMAN DI
LINGKUNGAN RS

Pasal yang relevan dengan larangan


pengambilan rekaman audio, audio
visual/video dan/atau foto adalah:
1.UU No. 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran Pasal 53 huruf c;
2.UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Pasal 44 ayat (1); dan
3.Permenkes No. 69 tahun 2014 tentang
Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien
Pasal 28 huruf a.
1
UU NO. 29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTIK
KEDOKTERAN PASAL 53 HURUF C

Pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik


kedokteran, mempunyai kewajiban :
a.memberikan informasi yang lengkap dan jujur
tentang masalah kesehatannya;
b.mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter
gigi;
c.mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana
pelayanan kesehatan; dan
d.memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang
diterima.

1
UU NO. 44 TAHUN 2009 TENTANG RUMAH
SAKIT PASAL 44 AYAT (1)

Rumah Sakit dapat menolak


mengungkapkan segala informasi
kepada publik yang berkaitan dengan
rahasia kedokteran.

1
PERMENKES NO. 69 TAHUN 2014 TENTANG
KEWAJIBAN RUMAH SAKIT DAN KEWAJIBAN PASIEN
PASAL 28 HURUF A.

Dalam menerima pelayanan dari Rumah Sakit, pasien mempunyai kewajiban:


a.mematuhi peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
b.menggunakan fasilitas rumah sakit secara bertanggungjawab;
c.menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung dan hak Tenaga Kesehatan serta petugas
lainnya yang bekerja di rumah sakit;
d.memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai kemampuan dan
pengetahuannya tentang masalah kesehatannya;
e.memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan kesehatan yang
dimilikinya;
f. mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan di rumah sakit
dan disetujui oleh Pasien yang bersangkutan setelah mendapatkan penjelasan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;
g.menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak rencana terapi
yang direkomendasikan oleh Tenaga Kesehatan dan/atau tidak mematuhi petunjuk yang
diberikan oleh Tenaga Kesehatan dalam rangka penyembuhan penyakit atau masalah
kesehatannya; dan
h.memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

1
RAHASIA MEDIS
 Semua informasi kesehatan pasien harus
dirahasiakan dan hanya dibicarakan dengan tenaga
kesehatan yang terlibat dalam perawatan pasien
tersebut

• Rekam medis disimpan dengan baik


• Tidak membicarakan kasus pasien
dengan siapa pun di luar rumah sakit
105
PERLINDUNGAN, PENGGUNAAN, DAN PEMBUKAAN
INFORMASI KESEHATAN PASIEN

Aspek yang perlu diperhatikan:


Persetujuan pasien
Situasi dimana pasien tidak bisa
memberikan persetujuan (tidak
kompeten)
Situasi dimana hak konfidensialitas
pasien hilang
Hak pasien atas informasi (rekam
medis)
106
APA YANG HARUS DILAKUKAN:

Memahami pedoman etik dan aturan


legal/hukum
Memiliki SOP dan melaksanakannya
Melaksanakan persetujuan tindakan
medis
Memiliki kompetensi, sikap dan perilaku
profesional
107
PASAL 16 : RAHASIA JABATAN

Setiap dokter wajib merahasiakan


segala sesuatu yang diketahuinya
tentang seorang pasien, bahkan
juga setelah pasien itu meninggal
dunia.

Sintak/PERSI 108
(1) Seorang dokter wajib merahasiakan
apa yang dia ketahui tentang pasien yang
ia peroleh dari diri pasien tersebut dari
suatu hubungan dokter - pasien sesuai
ketentuan perundang-undangan.
(2) Seorang dokter tidak boleh
memberikan pernyataaan tentang
diagnosis dan/atau pengobatan yang
terkait diagnosis pasien kepada pihak
ketiga atau kepada masyarakat luas
tanpa persetujuan pasien.
Sintak/PERSI 109
KODE ETIK RUMAH SAKIT INDONESIA

Pasal 22
Rumah Sakit harus mengupayakan pasien mendapatkan
kebutuhan privasi dan berkewajiban menyimpan rahasia
kedokteran.
Rahasia kedokteran hanya dapat dibuka untuk
kepentingan kesehatan pasien, untuk pemenuhan
permintaan aparat penegak hukum dalam rangka
penegakan hukum, atas persetujuan pasien sendiri, atau
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sintak/PERSI 110
JIKA HENDAK MEMBUKA RAHASIA:

 Apakah pembukaan rahasia tersebut


memiliki alasan jelas/kuat dan memang
diperlukan? Pertimbangkan manfaat dan
kerugiannya.
 Tenaga kesehatan harus mampu
menjelaskan alasannya.
 Jika ragu, konsultasikan ke pihak lain

Sintak/PERSI 111
PEREKAMAN (KAMERA) DI RUMAH SAKIT

 Tujuan dan manfaat jelas


 Pendidikan, penelitian, keamanan, keselamatan pasien
 Privasi dan Kerahasiaan
 Mengikuti aturan yang berlaku (SOP perekaman)
 Pasien kompeten, memahami, dan setuju
 Disetujui oleh Komisi Etik dan Hukum rumah sakit

AMA CODE OF MEDICAL


ETHICS,
Sintak/PERSI2016 112
PENGGUNAAN DATA REKAM MEDIS UNTUK
PENDIDIKAN / PENELITIAN KESEHATAN

 Identitas pasien sudah dihilangkan atau diganti dengan kode


 Untuk penelitian, proposal/protokol penelitian sudah
mendapat persetujuan etik dari Komisi Etik Penelitian
Kesehatan

AMA CODE OF
MEDICAL ETHICS,
2016
Sintak/PERSI 113
KOMUNIKASI DENGAN MEDIA MASSA

Telah mendapat persetujuan pasien


Sampaikan sebatas yang diperlukan dan
disetujui pasien
Tanpa menyebutkan diagnosis dan prognosis
penyakit (kecuali perlu dan disampaikan oleh
pihak yang berwenang)

AMA CODE OF
MEDICAL ETHICS,
2016
Sintak/PERSI 114
PEMBUKAAN RAHASIA KEDOKTERAN (1)

A. Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk


1. kepentingan kesehatan pasien
2. memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan hukum
3. permintaan pasien sendiri, atau berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. dilakukan terbatas sesuai kebutuhan.
5. dilakukan dengan persetujuan dari pasien
6. rahasia dilakukan dengan persetujuan dari pasien baik secara tertulis maupun sistem informasi
elektronik
A. Pembukaan rahasia kedokteran untuk kepentingan kesehatan pasien, meliputi :
1. kepentingan pemeliharaan kesehatan, pengobatan, penyembuhan, dan perawatan pasien;
2. keperluan administrasi, pembayaran asuransi atau jaminan pembiayaan kesehatan
3. Persetujuan dari pasien dinyatakan telah diberikan pada saat pendaftaran pasien di fasilitas
pelayanan kesehatan.
4. Dalam hal pasien tidak cakap untuk memberikan persetujuan, persetujuan dapat diberikan
oleh keluarga terdekat atau pengampunya.

115
PEMBUKAAN RAHASIA KEDOKTERAN (2)
• Pembukaan rahasia kedokteran untuk memenuhi permintaan aparatur
penegak hukum dalam rangka penegakan hukum dapat dilakukan
pada proses penyelidikan, penyidikan, penuntutan, dan sidang pengadilan.
• Pembukaan rahasia kedokteran dapat melalui pemberian data dan
informasi berupa visum et repertum, keterangan ahli, keterangan saksi,
dan/atau ringkasan medis.
• Permohonan untuk pembukaan rahasia kedokteran harus dilakukan
secara tertulis dari pihak yang berwenang.
• Pembukaan rahasia kedokteran dilakukan atas dasar perintah
pengadilan atau dalam sidang pengadilan, maka rekam medis seluruhnya
dapat diberikan.
• Pembukaan rahasia kedokteran atas dasar permintaan pasien sendiri
dapat dilakukan dengan pemberian data dan informasi kepada pasien
baik secara lisan maupun tertulis.
• Keluarga terdekat pasien dapat memperoleh data dan informasi
kesehatan pasien, kecuali dinyatakan sebaliknya oleh pasien.
• Pernyataan pasien diberikan pada waktu penerimaan pasien.

116
INFORMASI KEPADA PASIEN TTG PENELITIAN

1. tujuan penelitian atau penapisan


2. manfaat penelitian dan penapisan
3. protokol penelitian dan penapisan, serta tindakan medis
4. keuntungan penelitian dan penapisan
5. kemungkinan ketidaknyamanan yang akan dijumpai, termasuk
risiko yang mungkin terjadi
6. hasil yang diharapkan untuk masyarakat umum dan bidang
kesehatan
7. bahwa persetujuan tidak mengikat dan subyek dapat sewaktu-
waktu mengundurkan diri.
8. bahwa penelitian tersebut telah disetujui oleh Panitia Etika
Penelitian.

Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran. Konsil Kedokteran


Indonesia. Tahun 2006
HAK AKSES (INZAGERECHT)

Hak akses dan rahasia medis adalah dua sisi dari


satu mata uang. Hak akses memastikan hak pasien
atas wewenangnya untuk melihat atau mengkopi
data-data Rekam Medis nya sendiri. Sedangkan
Rahasia Medis lebih menekankan segi
kerahasiaannya. Isi rekam medis adalah milik pasien,
sedangkan BERKASNYA adalah milik Rumah Sakit /
Fasilitas Pelayanan Kesehatan

118
HAK TOLAK UNGKAP (VERSCHONINGSRECHT)

Hak Tolak Ungkap (Verschoningsrecht) yang


menyangkut kewajiban untuk menyimpan rahasia.
Setiap orang yang memegang rahasia diwajibkan
untuk menyimpan dan tidak sembarangan
mengungkapkan rahasia tersebut kepada orang lain
tanpa izin si pemilik
Rahasia artinya sesuatu yang harus dijaga agar tidak
diketahui atau agar suatu tulisan jangan sampai
dibaca oleh orang lain. Jadi berhak menolak
memberikan Rahasia Medis

119
Kepentingan pasien untuk mengetahui Rahasia Medis
1.Kepentingan Finansial dalam biaya pelayanan kesehatan
2.Kepentingan Proses Peradilan baik pasien maupun
dokter / Rumah Sakit
3.Kepentingan pengobatan diperlukan untuk meneruskan
pengobatannya pada pemberi pelayanan lain atas dasar
data-data yang ada
4.Kepentingan yang bersangkutan dalam pengamanan yang
menyangkut data-data pribadi (privacy)
HAK TOLAK UNGKAP (VERSCHONINGSRECHT)

Hak Tolak Ungkap (Verschoningsrecht) yang


menyangkut kewajiban untuk menyimpan rahasia.
Setiap orang yang memegang rahasia diwajibkan
untuk menyimpan dan tidak sembarangan
mengungkapkan rahasia tersebut kepada orang lain
tanpa izin si pemilik
Rahasia artinya sesuatu yang harus dijaga agar tidak
diketahui atau agar suatu tulisan jangan sampai
dibaca oleh orang lain. Jadi berhak menolak
memberikan Rahasia Medis
HAK TOLAK UNGKAP
(VERSCHONINGSRECHT)
KUHP pasal 224 mewajibkan setiap orang
(termasuk juga dokter) yang dipanggil sebagai
saksi, saksi ahli atau penerjemah untuk
memberikan keterangan di Pengadilan. Pada lain
pihal pasal 322 KUHP mengancam dengan
hukuman penjara kepada meraka yang karena
jabatan atau profesinya membocorkan rahasia
yang oleh peraturan hukum diwajibkan untuk
menyimpannya
HAK TOLAK UNGKAP
(VERSCHONINGSRECHT)
Hak Tolak Ungkap maksudnya adalah kalau
dipanggil menghadap di Pengadilan sebagai saksi
atau saksi ahli, dalam arti bisa minta dibebaskan
dari kewajibannya untuk memberikan keterangan
yang dirahasiakan berdasarkan profesinya. Hal itu
terdapat di dalam berbagai peraturan :
KUH Perdata (pasal 1909)
KUH Pidana (pasal 322)
KUH Pidana (pasal 170)
124
SANKSI PERDATA

Jika dokter, perawat, bidan dan Nakes membocorkan isi


dokumen medis atau keperawatan maka selain bisa dipidana
juga bisa digugat mem-bayar ganti rugi atas terjadinya:
a.kerugian materiel (nyata); dan
b.kerugian immateriel (misalnya rasa malu atau kecewa).

125
SANKSI DISIPLIN

Khusus untuk dokter dapat diadili serta


dikenai sanksi oleh MKDKI dan Nakes lainnya
Oleh Majelis Kehormatan Displin masing
masing jika:
tidak membuat rekam medis;
tidak menyimpan rekam medis;
membocorkan isi rekam medis.

126
. KESIMPULAN
1.Tenaga Kesehatan wajib membuat RM
2.Fasyankes wajib melakukan RM dalam
Pelayanan kesehatan
3.Rekam Medis milik sarana kesehatan dan Isinya
milik pasien .
4 Persetujuan Tindakan Pelayanan harus.
ada atas semua pemeriksaan dan tindakan.
5. Informasi medis wajib dirahasiakan semua
Nakes dalam pelayanan kesehatan..

127
128

Anda mungkin juga menyukai